Secara etimologis (kebahasaan), radikalisme agama berarti, berlebih-lebihan dalam memahami konsep keagamaan sampai melewati kebenaran.
Secara terminologis, radikalisme agama berarti, prilaku keagamaan yang menyalahi syariat, yang mengambil karakter keras sekali antara dua pihak yang bertikai, yang bertujuan merealisasikan target-target tertentu, atau bertujuan merubah situasi sosial tertentu dengan cara yang menyalahi aturan agama.
Cara-cara kekerasan dan teror, adalah salah satu cara yang sering digunakan oleh kelompok radikal untuk mencapai tujuannya.
2. DEFINISI RADIKALISME AGAMA
Secara etimologis (kebahasaan), radikalisme agama
berarti, berlebih-lebihan dalam memahami konsep
keagamaan sampai melewati kebenaran.
Secara terminologis, radikalisme agama berarti, prilaku
keagamaan yang menyalahi syariat, yang mengambil
karakter keras sekali antara dua pihak yang bertikai,
yang bertujuan merealisasikan target-target tertentu, atau
bertujuan merubah situasi sosial tertentu dengan cara
yang menyalahi aturan agama.
Cara-cara kekerasan dan teror, adalah salah satu cara
yang sering digunakan oleh kelompok radikal untuk
mencapai tujuannya.
3. DEFINISI RADIKALISME AGAMA
Radikalisme agama,
sebagai sebuah
fenomena, merupakan
semacam kegelisahan
berlebih-lebihan yang
dialami seseorang,
adakalanya karena
pikiran yang hampa,
dan akalanya karena
pandangan pesimis
sebagai akibat
ketidaktahuan
terhadap hukum-
hukum agama.
4. CIRI-CIRI KAUM RADIKAL
1 Fanatik terhadap pendapatnya sendiri sampai
pada batas tidak mengakui pendapat orang
lain. Ia memandang dirinya saja yang benar,
sedangkan yang lain pasti sesat. Ia
membolehkan dirinya melakukan ijtihad dalam
masalah yang paling rumit sekali pun,
sementara orang lain, meskipun seorang ulama
atau pakar, tidak boleh berijtihad, selama hasil
ijtihadnya berbeda dengan ijtihad kaum
radikal.
5. CIRI-CIRI KAUM RADIKAL
2 Sikap keras bukan pada tempatnya, seperti
keras terhadap orang orang yang
meninggalkan perkara sunnah, seakan-akan
dianggapnya perkara fardhu atau wajib, dan
menilai orang yang meninggalkan sebagian
kewajiban syariat dengan nilai kafir dan sesat.
3 Kasar dalam berinteraksi dengan orang lain
dan keras dalam berdakwah, sehingga
membuat orang lain tidak menyukainya
6. CIRI-CIRI KAUM RADIKAL
5 Berburuk sangka kepada orang lain dan
memandang mereka dengan pandangan pesimis,
tidap melihat kebaikan mereka, tetapi
memperbesar kesalahan mereka. Prinsip utama
kaum radikal adalah menuduh dan menghakimi
orang lain.
6 Menggugurkan kemuliaan kaum Muslimin
dengan menghalalkan darah dan harta benda
mereka tanpa haq. Kaum minoritas yang radikal
tidak segan-segan mengkafirkan golongan
mayoritas yang moderat.
7. CIRI-CIRI KAUM RADIKAL
6 Tidak teliti dalam menafsirkan teks-teks al-
Qur’an, Hadits dan pandangan para ulama,
seperti mengkafirkan masyarakat Muslim
hanya karena menggunakan hukum positif
dalam mengatur negara, dengan bersandar
kepada ayat QS. 5 : 44.
7 Belajar agama bukan kepada para ulama yang
dipercaya, tetapi meremehkan para imam
mujtahid, dan mengklaim posisi mujtahid
mutlak bagi para pemimpin gerakan radikal.
8. CIRI-CIRI KAUM RADIKAL
8 Ketaatan mutlak terhadap pimpinan kelompok
dalam setiap hal, padahal pimpinannya tidak
mengetahui hukum-hukum syariat.
9 Menutup diri dari pergaulan dengan masyarakat di
luar alirannya. Sikap ini akan melahirkan dua hal.
a) Menjauhkan anggota jamaah dari hal-hal yang
mereka anggap menyimpang
b) Membentuk kelompok ekslusif dengan
menerapkan hal-hal yang mereka pandang
prinsip dalam agam
9. CIRI-CIRI KAUM RADIKAL
Fanatik terhadap pendapatnya sendiri sampai
pada batas tidak mengakui pendapat orang
lain. Ia memandang dirinya saja yang benar,
sedangkan yang lain pasti sesat. Ia
membolehkan dirinya melakukan ijtihad dalam
masalah yang paling rumit sekali pun,
sementara orang lain, meskipun seorang ulama
atau pakar, tidak boleh berijtihad, selama hasil
ijtihadnya berbeda dengan ijtihad kaum
radikal.
10. CIRI-CIRI KAUM RADIKAL
10 Ide kaum radikal biasanya berkisar seputar
ide sentral, sebuah ide yang mereka sebut
dengan “kekuasaan hanya boleh diatur oleh
Allah (hakimiyyah lillahi wahdah)”, atau dalam
istilah modern disebut dengan teokrasi.
11. SEJARAH RADIKALISME AGAMA
Ketika Rasulullah wafat, kaum Muslimin, satu
dalam ajaran ediologi, kecuali orang-orang munafiq
yang menampakkan keiamanan tetapi
menyembunyikan kemunafikan.
Kemudian setelah berita wafatnya Rasulullah
menyebar ke seluruh Jazirah Arab, muncullah fitnah
kaum Murtad dan kelompok Musailamah al-
Kadzdzab yang mengaku sebagai nabi, sehingga
mereka diperangi oleh Khalifah Abu Bakar al-Shiddiq
.
12. SEJARAH RADIKALISME AGAMA
Pada masa Khalifah Utsman bin Affan , muncul
gerakan kelompok yang melakukan demonstrasi
kepada Khalifah Utsman dengan alasan amar
ma’ruf dan nahi munkar, yang berakibat pada
terbunuhnya Khalifah Utsman di tangan mereka.
Pada masa Khalifah Ali bin Abi Thalib terjadi
pemberontakan yang mengakibatkan perang saudara
pertama dalam Islam, yaitu perang Jamal
menghadapi kelompok Sayyidah Aisyah dan perang
Shiffin menghadapi kelompok Muawiyah bin Abi
Sufyan, gubernur Syam, yang memicu lahirnya
gerakan radikalisme Khawarij.
13. SEJARAH RADIKALISME AGAMA
Radikalisme terbesar pada masa awal Islam, adalah
radikalisme aliran Khawarij yang mengkafirkan
Sayyidina Ali , Muawiyah, Abu Musa al-Asy’ari dan
Amr bin al-Ash, karena persoalan arbitrase (tahkim),
dan mengkafirkan pengikut perang Jamal (Thalhah,
Zubair dan Aisyah ) dan orang-orang yang
menerima arbitrase.
Aliran Khawarij juga mengkafirkan Muslim yang
melakukan dosa, baik dosa kecil maupun dosa besar.
Kemudian aliran ini pecah menjadi 20 aliran, masing-
masing aliran saling mengkafirkan yang lainnya.
14. SEJARAH RADIKALISME AGAMA
Aliran Khawarij akhirnya diperangi oleh Khalifah
Ali dalam pertempuran di Nahrawan.
Kemudian Khalifah Ali dibunuh oleh salah seorang
pengikut Khawarij, Abdurrahman bin Muljam al-
Muradi.
Pada masa Khalifah Ali, muncul pula aliran
Sabaiyah yang meyakini bahwa Sayyidina Ali itu
tuhan, sehingga sebagian Khalifah Ali membakar
sebagian mereka dan mendeportasi pimpinannya,
Abdullah bin Saba’ ke Madain.
15. SEJARAH RADIKALISME AGAMA
Pada abad ke-12 Hijriah, muncul gerakan radikalisme
Wahhabi yang dipimpin oleh Muhammad bin Abdul
Wahhab an-Najdi yang berhasil mendirikan kerajaan
Saudi Arabia.
Aliran Wahhabi ini mengkafirkan kaum Muslimin
yang bertawasul, istighatsah dan tabaruk,
mengharamkan ziarah kubur dan sangat radikal
dalam menyikapi persoalan-persoalan yang dianggap
bid’ah.
Aliran Wahhabi ini melakukan pembantaian besar-
besaran terhadap kaum Muslimin di Jazirah Arab
seperti di Makkah, Madinah, Thaif dan lain-lain.
16. SEJARAH RADIKALISME AGAMA
Gerakan radikalisme Wahhabi ini, telah memicu
terjadinya perang Paderi yang dipimpin tuanku Imam
Bonjol (Wahhabi) melawan kaum Muslimin
Minangkabau.
Bekalangan ini, kita sering kali menyaksikan berita
pengeboman kaum Wahhabi di Somalia terhadap
umat Islam yang sedang menggelar maulid Nabi ,
mengadakan mujahadah tarekat, tahlilan dan dzikir
bersama, menangkapi kaum Muslimin yang sedang
menonton sepak bola.
18. RADIKALISME AGAMA DI TANAH AIR
Radikalisme agama di Indonesia, telah memicu
lahirnya banyak gerakan, seperti APRA, DI TII, NII
dan lain-lain.
19. RADIKALISME AGAMA DI TANAH AIR
Radikalisme agama di Indonesia, ditandai dengan
maraknya aksi-aksi kekerasan terhadap umat Islam di
beberapa tempat.
Pelemparan batu oleh kaum Wahhabi terhadap umat
Islam yang sedang merayakan maulid Nabi di
Cirebon, dekat Makam Sunan Gunung Jati.
Perampasan berkat tahlilan di Ngawi.
Aksi pengemboman terhadap umat Islam yang sedang
menggelar sholat Jum’at di Masjid Polres Cirebon.