SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
1. Permintaan dan Penawaran Agregat
Dalam teori makroekonomi klasik, jumlah output bergantung pada kemampuan
perekonomian menawarkan barang dan jasa, yang sebalikya bergantung pada suplai
modal dan tenaga kerja serta pada ketersediaan teknologi produksi. Ini adalah esensi
dari model klasik dasar. Harga fleksibel adalah asumsi penting dari teori klasik. Teori
klasik menyatakan, yang kadang-kadang secara emplisit, bahwa harga disesuaikan
untuk menjamin bahwa kuantitas output yang diinginkan sama dengan kuantitas yang
ditawarkan.
Perekonomian bekerja cukup berbeda apabila harga bersifat kaku. Dalam hal ini,
sebagaimana kita lihat, output juga bergantung pada permintaan terhadap barang dan
jasa. Sedangkan permintaan dipengaruhi oleh pandangan konsumen tentang prospek
ekonomi, pandangan perusahaan tentang keuntungan dari investasi baru serta
kebijakan moneter dan fiskal. Karena kebijakan moneter dan fiskal dapat
mempengaruhi output perekonomian selama horison waktu ketika harga bersifat
kaku, kekuatan harga menyediakan dasar pemikiran mengapa kebijkan moneter dan
fiskal berguna untuk menstabilkan perekonomian jangka pendek.
Penawaran dan permintaan adalah pandangan yang paling sederhana dalam
teori ekonomi, penawaran dan permintaan untuk setiap barang yang menentukan
harga barang serta jumlah yang dijual, dan bagaimana penawaran dan permintaan ini
mempengaruhi harga serta jumlahnya. Tetapi kali ini penawaran dan permintaan
dilihat dari ukuran ekonomi yang jauh lebih besar. Model makroekonomi ini membuat
kita bisa mempelajari bagaimana tingkat harga agregat dan jumlah output agregat
ditentukan dalam jangka pendek. Model ini juga memberikan cara membedakan
bagaimana kinerja perekonomian dalam jangka panjang dalam jangka pendek.
Meskipun model permintaan agregat dan penawaran agregat menyerupai model
penawaran dan permintaan untuk barang tunggal, namun analogi ini tidaklah sama
persis. Model penawaran dan permintaan untuk barang tunggal hanya memperhatikan
satu barang dalam perokonomian yang besar. Sebaliknya, penawaran dan permintaan
agregat adalah model canggih yang yang melibatkan interaksi di antara banyak pasar.
Permintaan Agregat
Permintaan agregat/ aggregate demand (AD) adalah hubungan antara tingkat
harga agregat dengan jumlah ouput yang diminta. Dengan kata lain, kurva permintaan
agregat menyatakan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli orang pada setiap tingkat
harga.

Persamaan Kuantitas sebagai Permintaan Agregat
Teori kuantitas menyatakan MV=PY, di mana M adalah jumlah uang yang
beredar, V adalah perputaran uang, P adalah tingkat harga, dan Y adalah jumlah
output. Jika perputaran uang adalah konstan, maka persamaan ini menyatakan bahwa
jumlah uang yang beredar menentukan nilai nominal output, yang pada akhirnya
merupakan produk dari tingkat harga dan jumlah output.
Persamaan kuantitas bisa di tulis kembali dalam bentuk penawaran dan
permintaan untuk keseimbangan uang riil M/P sama dengan permintaan (M/P) d dan
bahwa permintaan adalah proporsional terhadap output Y. Perputaran uang V adalah
sisi lain dari parameter permintaan uang K. Asumsi perutaran uang konstan sama
dengan asumsi bahwa permintaan untuk keseimbangan uang riil untuk tiap satuan
output adalah konstan.
Diasumsikan untuk setiap jumlah uang yang beredar M dan perputaran V tetap,
persamaan kuantitas menghasilkan hubungan negatif antara tingkat harga P dan
Output Y. Gambar di bawah ini menunjukkan kombinasi P dan Y yang memenuhi
persamaan kuantitas yang mempertahankan M dan V konstan. Kurva menurun dari
dari kiri atas ke kanan bawah ini di sebut kurva permintaan agregat.

Tingkat
Harga (P)

Permintaan agregat (AD)

Pendapatan, output, Y
Kurva permintaan agregat (AD) menunjukkan hubungan antara tingkat harga P
dan jumlah barang dan jasa yang diminta Y. Kurva itu digambarkan untuk nilai jumlah
uang yang beredar M tertentu. Kurva permintaan agregat miring kebawah, semakin
tinggi tingkat harga P, maka semakin rendah tingkat keseimbangan riil M/P, dan karena
itu semakin rendah jumlah barang dan jasa yang diminta.

Pergeseran Kurva Permintaan Agregat
Kurva permintaan agregat dibuat untuk nilai dari jumlah uang yang beredar yang
tetap. Dengan kata lain, kurva tersebut menyatakan kombinasi yang memungkinkan
dari P dan Y untuk nilai M tertentu. Jika jumlah uang yang beredar berubah, maka
kombinasi yang mungkin dari P dan Y berubah, yang berarti kurva permintaan agregat
bergeser.
Sebagai contoh, jika uang yang beredar berkurang. Persamaan kuantitas, MV=PY,
menyatakan bahwa pengurangan jumlah uang yang beredar menyebabkan
pengangguran proporsional dalam nilai nominal output PY. Untuk setiap tingkat harga,
jumlah output adalah lebih rendah, dan untuk jumlah output apapun, tingkat harga
adalah lebih rendah. Kurva permintaan akan bergeser ke kiri.

Tingkat
Harga P

AD1
AD2
Pendapatan,output, Y
Hal sebaliknya jika uang yang beredar meningkat. Persamaan kuantitas
menyatakan bahwa kenaikan dalam M menyebabkan kenaikan dalam PY. Untuk setiap
tingkat harga, jumlah output adalah lebih tinggi, dan untuk jumlah output berapapun,
tingkat harga adalah lebih tinggi. Kurva permintaan akan bergeser ke kanan.

Meskipun teori kuantitas memberikan dasar yang sangat sederhana untuk
Tingkat

Harga P
memahami kurva permintaan agregat, kenyataan sesungguhnya jauh lebih rumit.

Fluktuasi dalam jumlah uang beredar bukanlah satu-satunya fluktuasi permintaan
agregat. Meskipun jumlah uang yang beredar tetap konstan, kurva permintaan agregat
AD2
juga bisa bergeser jika beberapa hal menyebabkan perubahan perputaran uang.
AD

Penawaran Agregat

1

Pendapatan,output, Y
Penawaran agregat/ aggregate supply (AS) adalah hubungan antara tingkat harga
dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Karena perusahaan yang
menawarkan barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tetapi
harga kaku dalam jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang berbeda; kurva
penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supply) LRAS dan kurva
penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply) SRAS. Dua faktor yang
menentukan penawaran agregat, yaitu keseimbangan di pasar tenaga kerja dan fungsi
produksi. Keseimbangan di pasar tenaga kerja akan menentukan jumlah tenaga kerja
yang digunakan dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Dan kemampuan dari
tenaga kerja ini menghasilkan produksi nasional tergantung kepada fungsi produksi
yang menerangkan hubungan diantara jumlah tenaga kerja dan faktor-faktor produksi
lain untuk mewujudkan produksi nasional.

Yang Memindahkan Kurva AD
Perubahan – perubahan di pasar barang atau perubahan di pasar uang akan
memindahkan kurva AD. Perubahan – perubahan dalam perbelanjaan agregat, yang
akan berlaku sebagai akibat perubahan dalam komponen-komponennya, seperti
tabungan dan konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan pajak, dan eksporimpor akan memindahkan AD ke kanan atau ke kiri. Begitu pula kedudukan AD akan
berubah sebagai akibat perubahan permintaan dan penawaran uang.

Bentuk – Bentuk Kurva Penawaran Agregat
Kurva penawaran agregat yang berlainan disebabkan oleh pandangan ahli-ahli
ekonomi yang berbeda mengenai adakah ekonomi yang telah mencapai kesempatan
kerja penuh dan implikasi pertambahan pendapatan nasional dan kesempatan kerja ke
atas tingkat harga serta cirri-ciri pasran tenaga kerja.
Menurut pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik perekonomian akan selalu mencapai
kesempatan kerja penuh. Dengan demikian pendapatan nasional akan selalu mencapai
tingkat yang paling maksimum yaitu pendapatan nasional pada kesempatan kerja
penuh Yf. Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara pada tahun
tertentu yang digambarkan oleh Yf’ tergantung kepada faktor – faktor produksi yang
tersedia. Jumlah faktor-faktor produksi inilah yang akan menentukan kedudukan Y f.
Dalam grafik (a) dari gambar 2.3 perpindahan AS 0 dan Yf menjadi AS1 dan Y1f
menggambarkan bahwa jumlah faktor-faktor produksi yang sudah semakin banyak dan
memungkinkannya untuk menaikkan produksi negara dari Yf menjadi Y1f.
Kurva penawaran agregat yang dikaitkan dengan pendapat golongan Keynesian
perlu dibedakan pada dua bentuk : yang digunakan dalam analisis Keynesian
sederhana dan pandangan yang telah mempertimbangkan keadaan di pasaran tenaga
kerja.Grafik (b) pada hakikatnya menggambarkan bahwa tingkat harga tidak akan
mengalami perubahan sebelum tingkat kesempatan kerja penuh dicapai. Tingkat harga
tidak akan mengalami perubahan dan dalam grafik tingkat harga tersebut adalah P 0.
Pada tingkat kesempatan kerja penuh keadaan sebaliknya akan berlaku, yaitu apabila
ekspansi dalam perbelanjaan agregat masih terus berlaku, pendapatan nasional tidak
dapat ditambah tetapi harga-harga akan meningkat. Penggunaan tenaga kerja yang
semakin banyak akan menambah pendapatan nasional. Dengan demikian peningkatan
harga akan menambah pendapatan nasional riil. Sifat dari hubungan ini digambarkan
oleh kurva penawaran agregat AS di grafik (c) dan kurva ini dikembangkan oleh
golongan Keynesian baru.
Dalam analisis penawaran agregat yang dihubungkan dengan pendapat golongan
Ekspektasi Rasional atau Klasik baru perlu dibedakan diantara penawaran agregat
jangka pendek (short run aggregate supply atau SRAS) dengan penawaran agregat
jangka panjang (long run aggregate supply atau LRAS). Yang dimaksudkan dengan
“jangka pendek” dalam konsep diatas adalah jangka waktu dimana hanya harga-harga
barang dan harga bahan mentah (seperti minyak) yang akan mengalami perubahan.
Sedangkan dalam “jangka panjang” perubahan bukan saja berlaku ke atas tingkat
harga barang-barang tetapi juga ke atas harga-harga input (bahan mentah dan faktorfaktor produksi) yang digunakan dalam proses produksi.
(a) Klasik

P

(b) Keynesian sederhana

AS

Yf

P

AS1

Yf1

Yo

(c) Keynesian Bar

P

Yo

Yf

(d) Monetaris dan Ekspektasi Rasional

P

AS

LRAS

Yo

SRAS

Yf

Yo
Inflasi
Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga
secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang
dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang
meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan
spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. [1]
Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara
kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat
harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi.
Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika
proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruhmemengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan
persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada
banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah
CPI dan GDP Deflator.
Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang,
berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah
angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%—
100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan
harga berada di atas 100% setahun.
Pengaruh inflasi terhadap permintaan dan penawaran agregat adalah:
•

Inflasi akan menyebabkan suku bunga meningkat. Kenaikan suku bunga ini
pertama-tama menyebabkan investasi turun yang selanjutnya akan
menurunkan permintaan agregat dan pendapatan nasional.

•

Inflasi menyebabkan kemerosotan ekspor dan kenaikan impor yang juga akan
menyebabkan pengurangan ke atas permintaan agregat dan pendapatan
nasional
Penentuan keseimbangan dalam perekonomian
Dalam analisis AD-AS keseimbangan dalam perekonomian dicapai pada keadaan
dimana permintaan agregat sama dengan penawaran agregat. Dalam model Klasik
pencapaian

keseimbangan

ini

ditunjukkan

dalam

gambar.

Grafik

tersebut

memperlihatkan penentuan keseimbangan berdasarkan kepada permintaan agregat
Ado dan penawaran agregat AS0. Menurut Klasik perekonomian akan mencapai
keseimbangan pada titik E0. Ini berarti dalam perekonomian pendapatan nasional riil
akan mencapai Y0 dan ini merupakan pendapatan nasional pada kesempatan kerja
penuh karena pada pendapatan nasional ini permintaan tenaga kerja sama dengan
penawaran tenaga kerja. Pada tingkat keseimbangan ini tingkat harga adalah P 0.
Keadaan yang digambarkan oleh titik A adalah: pendapatan nasional riil
mencapai Y1 dan tingkat harga adalah P1. Keadaan ini menggambarkan bahwa
perekonomian mengalami pengangguran dan berarti penawaran agregat melebihi
permintaan agregat dan penawaran tenaga kerja melebihi permintaan tenaga kerja.
Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik ketidakseimbangan ini akan menimbulkan
penyesuaian di pasaran tenaga kerja dan dipasaran barang. Di pasaran tenaga kerja
kelebihan penawaran akan menimbulkan pengurangan ke atas tingkat riil. Penurunan
upah riil ini akan menambah permintaan tenaga kerja dan pada waktu yang sama
penawaran tenaga kerja menurun. Pada akhirnya keseimbangan diantara permintaan
dan penawaran tenaga kerja akan berlaku kembali dan tingkat kesempatan kerja
penuh tercapai.Titik B menunjukkan permintaan agregat sebanyak Y 2 adalah melebihi
pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh (Y 0). Kekurangan penawaran ini
menyebabkan tingkat harga meningkat. Proses harga ini mengurangi permintaan
agregat dan pada akhirnya ia seimbang dengan penawaran agregat.
Tingkat
Harga

Kelebihan AS
A

E0
B
AD0
Kelebihan AD
Y1

Y0

Y2

Pendapatan Nasional Riil
Keseimbangan AD-AS Tanpa Perubahan Harga: Pandangan Keynes
Keyakinan

Keynes

bahwa

perekonomian

selalu

menghadapi

masalah

pengangguran dan pertambahan uang tidak akan menimbulkan kenaikan harga selama
kesempatan kerja penuh belum tercapai, sangat mempengaruhi pandangan Keynes
yang berkeyakinan bahwa pertambahan permintaan agregat hanya akan menimbulkan
kenaikan dalam pendapatan nasional. Berdasarkan kepada keyakinan ini, dalam
analisis Keynesian yang mula-mula berkembang, penentuan keseimbangan permintaan
dan penawaran agregat adalah seperti yang ditunjukkan dalam gambar.
Dari sudut analisis Keynesian yang asal, keseimbangan AD-AS dan perubahanperubahannya dapat ditunjukkan dengan bantuan gambar 2.5. Misalkan pada mulanya
keseimbangan hanya dapat mencapai titik E 0’ yang disebabkan karena permintaan
agregat yang relatif rendah, yaitu sebanyak AD 0. Pendapatan nasional adalah Y0 dan
berada dibawah pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh Y f. Jurang
diantara Yf dengan Y0 akan menimbulkan pengangguran. Berbeda dengan pandangan
Klasik, pengangguran ini akan menimbulkan penyesuaian seperti yang diterangkan
dalam analisis ahli-ahli ekonomi Klasik. Harga tidak akan berubah dan tidak akan
mewujudkan keseimbangan diantara permintaan agregat dan penawaran agregat pada
kesempatan kerja penuh. Begitu pula, tingkat upah tidak akan merosot untuk
menyeimbangkan permintaan dan penawaran tenaga kerja. Tanpa perubahan dalam
permintaan agregat keseimbangan akan kekal pada E0.
Oleh karena Keynes berkeyakinan bahwa tanpa perubahan permintaan agregat
keseimbangan akan kekal pada tingkat dibawah kesempatan kerja penuh, Keynes
menekankan tentang pentingnya peranan pemerintah untuk meningkatkan kegiatan
perekonomian kea rah tingkat kesempatan kerja penuh. Kebijakan pemerintah
tersebut perlu ditumpukan kepada usaha menggeser kurva AD 0 ke kanan yaitu AD1 dan
yang lebih ideal lagi apabila dapat mencapat AD 2. Perubahan sehingga ke tingkat AD 3
perlu dihindari karena akan menimbulkan inflasi. Perubahan AD tersebut akan dapat
mengurangi pengangguran dan apabila cukup efektif akan mewujudkan pula tingkat
kesempatan kerja penuh. Kebijakan pemerintah yang ditekankan dalam pemikiran
Keynesian adalah bersifat kebijakan mempengaruhi permintaan agregat atau demand
management policy.
Keseimbangan AD-AS Dalam Analisis Keynes.

Keseimbangan Makroekonomi Jangka Panjang
Kedudukan LRAS dapat ditentukan dengan melihat kepada: pada tingkat mana
penggunaan tenaga kerja pada kesempatan kerja penuh tercapai, dan kemampuan
tenaga kerja tersebut menciptakan produksi nasional dalam keadaan dimana teknologi
dan faktor produksi lain adalah konstan. Kurva LRAS menggambarkan hubungan
pendapatan nasional riil dan tingkat harga dalam jangka panjang berbentuk tegak lurus
di atas tingkat pendapatan nasional riil pada kesempatan kerja penuh.
Yang menentukan kedudukan LRAS adalah faktor-faktor produksi yang tersedia
dan digunakan dalam perekonomian. Ini berarti keseimbangan AD-AS dalam jangka
panjang sangat tergantung pada kurva AD. Kedudukan kurva AD merupakan faktor
yang menentukan kedudukan keseimbangan yang berlaku.

Perubahan keseimbangan Makroekonomi Jangka Pendek
Dalam jangka pendek permintaan agregat AD maupun penawaran agregat AS
dapat mengalami perubahan.Dalam bagian ini akan diperhatikan : faktor-faktor yang
menimbulkan perubahan tersebut dan implikasi dari perubahan tersebut ke atas
keseimbangan makroekonomi jangka pendek. Berdasarkan kepada faktor yang
menimbulkannya, perubahankeseimbangan jangka pendek yang berlaku dapat
dibedakan kepada faktor-faktor yang berikut :
a. Pertambahan dalam permintaan agregat
b. Kemerosotan dalam permintaan agregat
c. Kenaikan dalam biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan
mentah.
(Sumber: http://www.slideshare.net/rizkisandi/permintaan-dan-penawaran-agregat)
2. Teori Ekonomi Moneter
A. Bank (Teori Perbankan)
Menurut Hasibuan (2008:2), Bank ialah lembaga keuangan, pencipta uang,
pengumpul dana dan penyalur kredit, pelaksana lalu lintas pembayaran, statibilitas
moneter, serta dinamisator pertumbuhan perekonomian. Dalam dunia modern
sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara
sangatlah besar. Begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa
bank merupakan "nyawa" untuk menggerakkan roda perekonomian.
Secara umum bank mempunyai fungsi sebagai lembaga perantara antara
kepentingan kreditur dengan debitur dengan pengumpulan dana dan penyaluran
kredit, dan juga sebagai lembaga penggerak sistem pembayaran transaksi keuangan
melalui fasilitas pembayaran yang tersedia seperti uang giral dan transfer uang.
Perbankan dapat dibagi menjadi 3 kelompok bank, yakni Bank Sentral, Bank Umum,
dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).

Bank Sentral
Bank Sentral ialah Bank yang hanya ada satu dalam suatu Negara yang bertugas
untuk mengendalikan stabilitas keuangan Negara serta mengatur dan mengawasi
kegiatan badan-badan keuangan untuk menjamin bahwa badan-badan keuangan itu
akan menciptakann kemajuan ekonomi yang tinggi dan stabil.
Adapun fungsi bank sentral dalam perekonomian ialah sebagai pengawas
kegiatan bank umum dan lembaga keuangan non-bank, mengawasi keseimbangan
kegiatan perdagangan luar negeri, serta mempunyai hak monopoli (Hak Otoroi) untuk
mencetak uang kartal yang diperlukan untuk melancarkan kegiatan produksi dan
perdagangan.
Peranan Bank Sentral dengan Bank Umum dalam perputaran uang di
masyarakat. Berikut perbedaan antara Bank Sentral dan Bank Umum:
1. Bank Sentral hanya satu di setiap Negara, sedangkan bank umum dapat
berkembang sebanyak mungkin.
2. Bank Sentral tidak melayani masyarakat secara langsung dalam menghimpun
dana dan menyalurkan kembali ke masyarakat, tetapi justru bertugas mengatur
dan mengawasi kegiatan operasional dari bank umum.
3. Tujuan utama bank umum adalah mencari keuntungan, sedangkan tujuan
utama bank sentral adalah mengatur iklim moneter yang kondusif agar proses
pertumbuhan ekonomi nasional dapat berjalan lancar dan stabil.
4. Bank Sentral hak monopoli (Hak Otoroi) untuk mencetak uang kartal yang
diperlukan untuk melancarkan kegiatan produksi dan perdagangan, sedangkan
bank umum hanya mengedarkannya.

Bank Umum
Bank Umum ialah bank yang telah mendapatkan izin dari bank sentral sebagai
lembaga keuangan yang bergerak dalam menghimpun dana, memberikan kredit, dan
aktif dalam lalu lintas pembayaran uang dalam masyarakat. Bank Umum dapat dibagi
menjadi 2 macam, yakni bank konvensional dan bank syari’ah. Bank Konvensional
memperoleh keuntungan dari selisih bunga yang diberikan penyimpan (bunga
simpanan) dengan bunga yang diterima dari peminjam (bunga kredit). Keuntungan
yang didapat dari selisih bunga ini disebut spread based. Sedangkan Bank Syari’ah
memperoleh keuntungan dari bagi hasil atau yang disebut profit sharing.
Selain mengedarkan uang kartal dan menyalurkannya melalui kredit, bank umum
juga memberikan jasa lainnya, seperti pengiriman uang (Transfer), penagihan suratsurat berharga yang berasal dari dalam kota (Clearing), penagihan surat berharga yang
berasal dari luar kota (inkaso), Letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garans,
bank notes, travelers cheque, dan jasa lainnya.
Bank Perkreditan rakyat
Bank Umum ialah bank yang telah mendapatkan izin dari bank sentral sebagai
lembaga keuangan yang bergerak dalam menghimpun dana, memberikan kredit, dan
TIDAK aktif dalam lalu lintas pembayaran uang dalam masyarakat. Secara umum Bank
Perkreditan Rakyat sama dengan Bank Umum, hanya saja yang membedakan ialah
Bank Perkreditan Rakyat TIDAK aktif dalam lalu lintas pembayaran uang dalam
masyarakat.

B. Kebijakan Moneter
Moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk
mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih
sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman,
"margin

requirement", kapitalisasi untuk bank atau

bahkan

bertindak

sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan
pemerintah lain.
Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan
untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas
harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca
pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi
ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca
pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan
perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan
(tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh
sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil.
Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi
yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga.
Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha
mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar
inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam
pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu
namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib
minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank
untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas.

Jenis-Jenis Kebijakan Moneter
Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara
menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat
digolongkan menjadi dua, yaitu:
1. Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar.
Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya
beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami
resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy
money policy)
2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy)
Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar.
Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut
juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy)
Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan
moneter, yaitu antara lain :
 Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation)
Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan
menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika
ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat
berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang,
maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada
masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau
singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat
Berharga Pasar Uang.
 Fasilitas Diskonto (Discount Rate)
Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan
memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadangkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank
sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan
tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi
membuat uang yang beredar berkurang.
 Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio)
Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan
memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada
pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio
cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah
menaikkan rasio.
 Imbauan Moral (Moral Persuasion)
Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang
beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya
seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam
mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau
agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah
uang beredar pada perekonomian.
Selain kebijakan di atas ada beberapa kebijakan moneter yang dapat dilakukan
pemerintah seperti:
a. Devaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menurunkan nilai rupiah terhadap
mata uang asing.
b. Revaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menaikkan nilai mata uang dalam
negeri terhadap mata uang asing.
c. Sanering adalah kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral dengan cara
pengguntingan (pemotongan) uang. Hal ini dilakukan untuk menyehatkan kembali
nilai uang yang sudah jatuh. Pemerintah Indonesia pernah melakukan kebijakan
sanering pada tahun 1950an.
Tujuan Kebijakan Moneter
a.

Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dalam
perekonomian.

b. Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian dan
stabilitas tingkat harga.
c.

Distribusi likuiditas yang optimal dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi
yang diinginkan pada berbagai sektor ekonomi.

d. Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat terealisasi
melalui sumber penerimaan yang normal.
e.

Menjaga kestabilan Ekonomi. Artinya pertumbuhan arus barang dan jasa
seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia.

f.

Menjaga kestabilan Harga. Harga suatu barang merupakan hasil interaksi antara
jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang tersedia di pasar.

g.

Meningkatkan kesempatan kerja. Pada saat perekonomian stabil pengusaha akan
mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang dan jasa sehingga adanya
investasi akan membuka lapangan kerja baru sehingga memperluas kesempatan
kerja masyarakat.

h. Memperbaiki neraca Perdagangan Kerja Masyarakat. Dengan jalan meningkatkan
ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri atau
sebaliknya.

C. Kuantitas Uang
Sukirno (2011:267) menjelaskan pengertian uang merupakan benda-benda yang
disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantaraan untuk mengadakan tukar-menukar
atau perdagangan. Pada awalnya sistem tukar pembayaran memakai barang dengan
barang atau yang disebut dengan sistem barter, kemudian akibat kurang efisiennya
sistem barter ini maka dikembangkanlah sistem pembayaran uang yang terbuat dari
logam dan kertas.
Fungsi uang dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yakni fungsi asli dan
fungsi turunan. Fungsi asli uang ini diartikan bahwa uang sebagai satuan alat hitung
dan alat tukar, sedangkan fungsi turunan uang diartikan sebagai alat pembayaran dan
pemindah kekayaan.
Dalam perkembangan teori uang berkembang pula berbagai teori-teori
mengenai nilai uang tersebut. Teori nilai uang ini dapat dikelompokkan menjadi dua
kelompok teori, yakni Teori Uang Statis dan Teori Uang Dinamis.
Teori uang statis terdiri dari:
1. Teori Metalis, yakni uang bernilai dari bahan metal yang bernilai.
2. Teori Konvensi, yakni uang yang bernilai atas dasar kesepakatan masyarakat.
3. Teori Nominalisme, yakni uang bernilai karena mempunyai daya beli atas
barang dan jasa.
4. Teori Negara, yakni uang bernilai karena Negara menetapkan sebagai alat
pembayaran yang sah.
Teori uang dinamis terdiri dari:
1. Teori kuantitas David Ricardo, yakni tinggi rendahnya nilai riil mata uang
ditentukan oleh jumlah uang yang beredar.
2. Teori Kunatitas Irving Fisher, yakni tinggi rendahnya nilai riil mata uang
ditentukan oleh jumlah dan kecepatan uang yang beredar, serta dipengurhi
jumlah transaksi keuangan. Teori ini dapat dirumuskan secara matematis yakni
M.V = P.T
3. Teori Ongkos Produksi, yakni uang yang beredar nilainya sama dengan biaya
produksinya.
Dalam Perekonomian uang diciptakan dengan tujuan untuk melancarkan kegiatan
perdagangan atau tukar menukar baik antar pelaku perekonomian maupun antar
negara. Selain itu juga uang dapat berperan mengenai masalah inflasi, permintaan dan
penawaran uang, tingkat bunga bank, serta nilai tukar terhadap mata uang asing. Agar
masyarakat menyetujui penggunaan barang sebagai uang yang berlaku haruslah
memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu
2. Mudah dibawa dan disimpan
3. Tahan lama
4. Jumlahnya terbatas
5. Bendanya memiliki mutu yang sama
Berdasarkan syarat-syarat diatas maka saat ini uang tidak hanya berbentuk logam dan
kertas (uang kartal), tapi juga berbentuk uang giral, yakni seperti Cek dan giro bilyet.
Uang giral merupakan alat pembayaran dan pertukaran yang dikeluarkan oleh
perbankan dan hanya berlaku di kalangan tertentu. Dalam perkembangannya
permintaan terhadap uang banyak digunakan untuk berbagai motif keperluan, yakni:
1. Motif transaksi (Transaction Motive), yakni permintaan terhadap uang tunai
untuk keperluan transaksi barang dan jasa.
2. Motif antisipasi (Precautionary Motive), yakni permintaan terhadap uang tunai
untuk keperluan berjaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang diluar perkiraan.
3. Motif spekulasi (Speculative Motive), yakni permintaan terhadap uang untuk
menghasilkan keuntungan dari uang tersebut melalui sistem bunga atau bagi
hasil.
(Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter,
http://lisdianti.blogspot.com/2013/05/kebijakan-moneter.html ,
http://ikubarunovryan.blogspot.com/2013/05/teori-moneter.html)
1. Sadono Sukirno.2000.Makro Ekonomi Modern.Jakarta.PT Raja Grafindo Persada.
2. Sadono Sukirno.2004.Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.Jakarta.PT Raja Grafindo
Persada.
3. Mankiw N. Gregory.2007. Makroekonomi. Jakarta.PT. Gelora aksara pratama,2007

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Kristalina Dewi
 
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Yusron Blacklist
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Aditya Panim
 

La actualidad más candente (20)

Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
Contoh Soal Pengantar Ekonomi https://www.masterfair.xyz/
 
keseimbangan IS-LM
keseimbangan IS-LMkeseimbangan IS-LM
keseimbangan IS-LM
 
elastisitas silang dan elastisitas pendapatan
elastisitas silang dan elastisitas pendapatanelastisitas silang dan elastisitas pendapatan
elastisitas silang dan elastisitas pendapatan
 
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiwResume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
Resume makro ekonomi bab 1-19 mankiw
 
kebijakan harga pemerintah
kebijakan harga pemerintahkebijakan harga pemerintah
kebijakan harga pemerintah
 
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
Teori Permintaan akan Uang Klasik dan Keynes (Ekonomi Moneter - BAB 4)
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
Perekonomian Terbuka
Perekonomian TerbukaPerekonomian Terbuka
Perekonomian Terbuka
 
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
 
Teori produksi
Teori produksiTeori produksi
Teori produksi
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
 
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
Makalah Ekonomi Mikro II (Resume)
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
 
Keseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektorKeseimbangan 4 sektor
Keseimbangan 4 sektor
 
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
Keseimbangan pasar tenaga_kerja (2)
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka PendekBiaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
Biaya Produksi Jangka Panjang dan Jangka Pendek
 
Pasar Persaingan Sempurna
Pasar Persaingan SempurnaPasar Persaingan Sempurna
Pasar Persaingan Sempurna
 
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUILatihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
Latihan + jawaban mikro 1 (uts) - FEUI
 
Permintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaranPermintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaran
 

Similar a Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

Makalah cob web
Makalah cob webMakalah cob web
Makalah cob web
afifauliya
 
Makalah pertumbuhan uang dan inflasi
Makalah pertumbuhan uang dan inflasiMakalah pertumbuhan uang dan inflasi
Makalah pertumbuhan uang dan inflasi
Ajeng Faiza
 
makalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makromakalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makro
teuku1234567
 
Jbptunikompp gdl-elviraazis-18603-3-keseimba-
Jbptunikompp gdl-elviraazis-18603-3-keseimba-Jbptunikompp gdl-elviraazis-18603-3-keseimba-
Jbptunikompp gdl-elviraazis-18603-3-keseimba-
Wahyu Saputra
 

Similar a Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro (20)

ringkasan materi permintaan dan penawaran.pptx
ringkasan materi permintaan dan penawaran.pptxringkasan materi permintaan dan penawaran.pptx
ringkasan materi permintaan dan penawaran.pptx
 
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potxTugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
Tugas Akhir Pengantar Mikro Kel 9, Prodi Akuntansi, Kelas U.potx
 
Makalah cob web
Makalah cob webMakalah cob web
Makalah cob web
 
Pengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Pengantar Fluktuasi Ekonomi MankiwPengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
Pengantar Fluktuasi Ekonomi Mankiw
 
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
Materi Pengantar Ekonomi Mikro_Kelompok 5
 
TUGAS EKO 12 ,ALYA ALEVIA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017
TUGAS EKO 12 ,ALYA ALEVIA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017TUGAS EKO 12 ,ALYA ALEVIA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017
TUGAS EKO 12 ,ALYA ALEVIA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017
 
TUGAS EKO 12,BERLIANA AYU PRAMUDITA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017
TUGAS EKO 12,BERLIANA AYU PRAMUDITA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017TUGAS EKO 12,BERLIANA AYU PRAMUDITA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017
TUGAS EKO 12,BERLIANA AYU PRAMUDITA,RANTI PUSRIANA,HARGA PASAR,SMAN 12,2017
 
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptxPPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
PPT MATERI 1-8 KELOMPOK 4.pptx
 
Makalah pertumbuhan uang dan inflasi
Makalah pertumbuhan uang dan inflasiMakalah pertumbuhan uang dan inflasi
Makalah pertumbuhan uang dan inflasi
 
BAB 9 MAKRO KELAS A MANAJEMEN.pdf
BAB 9 MAKRO KELAS A MANAJEMEN.pdfBAB 9 MAKRO KELAS A MANAJEMEN.pdf
BAB 9 MAKRO KELAS A MANAJEMEN.pdf
 
Pengantar ekonomi ii
Pengantar ekonomi iiPengantar ekonomi ii
Pengantar ekonomi ii
 
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.pptBuilding ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
Building ISLM Model, presented by Prof Mankiw 6Mankiw10.ppt
 
Permintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregatPermintaan dan penawaran agregat
Permintaan dan penawaran agregat
 
makalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makromakalah ekonomi mikroe and makro
makalah ekonomi mikroe and makro
 
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptxTugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptx
Tugas Akhir Pengantar Ekonomi Mikro.pptx
 
Jbptunikompp gdl-elviraazis-18603-3-keseimba-
Jbptunikompp gdl-elviraazis-18603-3-keseimba-Jbptunikompp gdl-elviraazis-18603-3-keseimba-
Jbptunikompp gdl-elviraazis-18603-3-keseimba-
 
Permintaan dan penawaran
Permintaan dan penawaranPermintaan dan penawaran
Permintaan dan penawaran
 
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KEL 12.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KEL 12.pptxTUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KEL 12.pptx
TUGAS MEMBUAT SLIDE PENGANTAR EKONOMI MIKRO KEL 12.pptx
 
03 ekonomi mikro permintaan dan penawaran
03 ekonomi mikro     permintaan dan penawaran03 ekonomi mikro     permintaan dan penawaran
03 ekonomi mikro permintaan dan penawaran
 
Supply and dmand
Supply and dmandSupply and dmand
Supply and dmand
 

Más de audi15Ar

Pemanasan Global
Pemanasan GlobalPemanasan Global
Pemanasan Global
audi15Ar
 
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran LingkunganPencemaran Lingkungan
Pencemaran Lingkungan
audi15Ar
 
BAB 8. Informasi dalam Praktik
BAB 8. Informasi dalam Praktik BAB 8. Informasi dalam Praktik
BAB 8. Informasi dalam Praktik
audi15Ar
 
BAB 6. Sistem Manajemen Basis Data
BAB 6. Sistem Manajemen Basis Data BAB 6. Sistem Manajemen Basis Data
BAB 6. Sistem Manajemen Basis Data
audi15Ar
 
BAB 2. Sistem Informasi untuk Keunggulan Kompetitif
BAB 2. Sistem Informasi untuk Keunggulan KompetitifBAB 2. Sistem Informasi untuk Keunggulan Kompetitif
BAB 2. Sistem Informasi untuk Keunggulan Kompetitif
audi15Ar
 
BAB 3. Mengggunakan Teknologi Informasi dalam Menjalankan Perdagangan Eletron...
BAB 3. Mengggunakan Teknologi Informasi dalam Menjalankan Perdagangan Eletron...BAB 3. Mengggunakan Teknologi Informasi dalam Menjalankan Perdagangan Eletron...
BAB 3. Mengggunakan Teknologi Informasi dalam Menjalankan Perdagangan Eletron...
audi15Ar
 
BAB 1. Pengantar Sistem Informasi
BAB 1. Pengantar Sistem Informasi BAB 1. Pengantar Sistem Informasi
BAB 1. Pengantar Sistem Informasi
audi15Ar
 
BAB 9. Keamanan Informasi
BAB 9. Keamanan Informasi BAB 9. Keamanan Informasi
BAB 9. Keamanan Informasi
audi15Ar
 
BAB 5. Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi
BAB 5. Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi BAB 5. Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi
BAB 5. Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi
audi15Ar
 
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiBab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
audi15Ar
 
BAB 7. Pengembangan Sistem
BAB 7. Pengembangan Sistem BAB 7. Pengembangan Sistem
BAB 7. Pengembangan Sistem
audi15Ar
 
BAB 4. Pengguna dan Pengembang Sistem
BAB 4. Pengguna dan Pengembang SistemBAB 4. Pengguna dan Pengembang Sistem
BAB 4. Pengguna dan Pengembang Sistem
audi15Ar
 

Más de audi15Ar (12)

Pemanasan Global
Pemanasan GlobalPemanasan Global
Pemanasan Global
 
Pencemaran Lingkungan
Pencemaran LingkunganPencemaran Lingkungan
Pencemaran Lingkungan
 
BAB 8. Informasi dalam Praktik
BAB 8. Informasi dalam Praktik BAB 8. Informasi dalam Praktik
BAB 8. Informasi dalam Praktik
 
BAB 6. Sistem Manajemen Basis Data
BAB 6. Sistem Manajemen Basis Data BAB 6. Sistem Manajemen Basis Data
BAB 6. Sistem Manajemen Basis Data
 
BAB 2. Sistem Informasi untuk Keunggulan Kompetitif
BAB 2. Sistem Informasi untuk Keunggulan KompetitifBAB 2. Sistem Informasi untuk Keunggulan Kompetitif
BAB 2. Sistem Informasi untuk Keunggulan Kompetitif
 
BAB 3. Mengggunakan Teknologi Informasi dalam Menjalankan Perdagangan Eletron...
BAB 3. Mengggunakan Teknologi Informasi dalam Menjalankan Perdagangan Eletron...BAB 3. Mengggunakan Teknologi Informasi dalam Menjalankan Perdagangan Eletron...
BAB 3. Mengggunakan Teknologi Informasi dalam Menjalankan Perdagangan Eletron...
 
BAB 1. Pengantar Sistem Informasi
BAB 1. Pengantar Sistem Informasi BAB 1. Pengantar Sistem Informasi
BAB 1. Pengantar Sistem Informasi
 
BAB 9. Keamanan Informasi
BAB 9. Keamanan Informasi BAB 9. Keamanan Informasi
BAB 9. Keamanan Informasi
 
BAB 5. Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi
BAB 5. Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi BAB 5. Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi
BAB 5. Sumber Daya Komputasi dan Komunikasi
 
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasiBab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
Bab 10 implikasi etis dari teknologi informasi
 
BAB 7. Pengembangan Sistem
BAB 7. Pengembangan Sistem BAB 7. Pengembangan Sistem
BAB 7. Pengembangan Sistem
 
BAB 4. Pengguna dan Pengembang Sistem
BAB 4. Pengguna dan Pengembang SistemBAB 4. Pengguna dan Pengembang Sistem
BAB 4. Pengguna dan Pengembang Sistem
 

Último

.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
MaskuratulMunawaroh
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Último (20)

Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru PenggerakSkenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
Skenario Lokakarya 2 Pendidikan Guru Penggerak
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptxPPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
PPT SOSIALISASI PENGELOLAAN KINERJA GURU DAN KS 2024.pptx
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMMPenyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
Penyebaran Pemahaman Merdeka Belajar Aksi Nyata PMM
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Penawaran Agregat dan Teori Ekonomi makro

  • 1. 1. Permintaan dan Penawaran Agregat Dalam teori makroekonomi klasik, jumlah output bergantung pada kemampuan perekonomian menawarkan barang dan jasa, yang sebalikya bergantung pada suplai modal dan tenaga kerja serta pada ketersediaan teknologi produksi. Ini adalah esensi dari model klasik dasar. Harga fleksibel adalah asumsi penting dari teori klasik. Teori klasik menyatakan, yang kadang-kadang secara emplisit, bahwa harga disesuaikan untuk menjamin bahwa kuantitas output yang diinginkan sama dengan kuantitas yang ditawarkan. Perekonomian bekerja cukup berbeda apabila harga bersifat kaku. Dalam hal ini, sebagaimana kita lihat, output juga bergantung pada permintaan terhadap barang dan jasa. Sedangkan permintaan dipengaruhi oleh pandangan konsumen tentang prospek ekonomi, pandangan perusahaan tentang keuntungan dari investasi baru serta kebijakan moneter dan fiskal. Karena kebijakan moneter dan fiskal dapat mempengaruhi output perekonomian selama horison waktu ketika harga bersifat kaku, kekuatan harga menyediakan dasar pemikiran mengapa kebijkan moneter dan fiskal berguna untuk menstabilkan perekonomian jangka pendek. Penawaran dan permintaan adalah pandangan yang paling sederhana dalam teori ekonomi, penawaran dan permintaan untuk setiap barang yang menentukan harga barang serta jumlah yang dijual, dan bagaimana penawaran dan permintaan ini mempengaruhi harga serta jumlahnya. Tetapi kali ini penawaran dan permintaan dilihat dari ukuran ekonomi yang jauh lebih besar. Model makroekonomi ini membuat kita bisa mempelajari bagaimana tingkat harga agregat dan jumlah output agregat ditentukan dalam jangka pendek. Model ini juga memberikan cara membedakan bagaimana kinerja perekonomian dalam jangka panjang dalam jangka pendek. Meskipun model permintaan agregat dan penawaran agregat menyerupai model penawaran dan permintaan untuk barang tunggal, namun analogi ini tidaklah sama persis. Model penawaran dan permintaan untuk barang tunggal hanya memperhatikan satu barang dalam perokonomian yang besar. Sebaliknya, penawaran dan permintaan agregat adalah model canggih yang yang melibatkan interaksi di antara banyak pasar.
  • 2. Permintaan Agregat Permintaan agregat/ aggregate demand (AD) adalah hubungan antara tingkat harga agregat dengan jumlah ouput yang diminta. Dengan kata lain, kurva permintaan agregat menyatakan jumlah barang dan jasa yang ingin dibeli orang pada setiap tingkat harga. Persamaan Kuantitas sebagai Permintaan Agregat Teori kuantitas menyatakan MV=PY, di mana M adalah jumlah uang yang beredar, V adalah perputaran uang, P adalah tingkat harga, dan Y adalah jumlah output. Jika perputaran uang adalah konstan, maka persamaan ini menyatakan bahwa jumlah uang yang beredar menentukan nilai nominal output, yang pada akhirnya merupakan produk dari tingkat harga dan jumlah output. Persamaan kuantitas bisa di tulis kembali dalam bentuk penawaran dan permintaan untuk keseimbangan uang riil M/P sama dengan permintaan (M/P) d dan bahwa permintaan adalah proporsional terhadap output Y. Perputaran uang V adalah sisi lain dari parameter permintaan uang K. Asumsi perutaran uang konstan sama dengan asumsi bahwa permintaan untuk keseimbangan uang riil untuk tiap satuan output adalah konstan. Diasumsikan untuk setiap jumlah uang yang beredar M dan perputaran V tetap, persamaan kuantitas menghasilkan hubungan negatif antara tingkat harga P dan Output Y. Gambar di bawah ini menunjukkan kombinasi P dan Y yang memenuhi persamaan kuantitas yang mempertahankan M dan V konstan. Kurva menurun dari dari kiri atas ke kanan bawah ini di sebut kurva permintaan agregat. Tingkat Harga (P) Permintaan agregat (AD) Pendapatan, output, Y
  • 3. Kurva permintaan agregat (AD) menunjukkan hubungan antara tingkat harga P dan jumlah barang dan jasa yang diminta Y. Kurva itu digambarkan untuk nilai jumlah uang yang beredar M tertentu. Kurva permintaan agregat miring kebawah, semakin tinggi tingkat harga P, maka semakin rendah tingkat keseimbangan riil M/P, dan karena itu semakin rendah jumlah barang dan jasa yang diminta. Pergeseran Kurva Permintaan Agregat Kurva permintaan agregat dibuat untuk nilai dari jumlah uang yang beredar yang tetap. Dengan kata lain, kurva tersebut menyatakan kombinasi yang memungkinkan dari P dan Y untuk nilai M tertentu. Jika jumlah uang yang beredar berubah, maka kombinasi yang mungkin dari P dan Y berubah, yang berarti kurva permintaan agregat bergeser. Sebagai contoh, jika uang yang beredar berkurang. Persamaan kuantitas, MV=PY, menyatakan bahwa pengurangan jumlah uang yang beredar menyebabkan pengangguran proporsional dalam nilai nominal output PY. Untuk setiap tingkat harga, jumlah output adalah lebih rendah, dan untuk jumlah output apapun, tingkat harga adalah lebih rendah. Kurva permintaan akan bergeser ke kiri. Tingkat Harga P AD1 AD2 Pendapatan,output, Y
  • 4. Hal sebaliknya jika uang yang beredar meningkat. Persamaan kuantitas menyatakan bahwa kenaikan dalam M menyebabkan kenaikan dalam PY. Untuk setiap tingkat harga, jumlah output adalah lebih tinggi, dan untuk jumlah output berapapun, tingkat harga adalah lebih tinggi. Kurva permintaan akan bergeser ke kanan. Meskipun teori kuantitas memberikan dasar yang sangat sederhana untuk Tingkat Harga P memahami kurva permintaan agregat, kenyataan sesungguhnya jauh lebih rumit. Fluktuasi dalam jumlah uang beredar bukanlah satu-satunya fluktuasi permintaan agregat. Meskipun jumlah uang yang beredar tetap konstan, kurva permintaan agregat AD2 juga bisa bergeser jika beberapa hal menyebabkan perubahan perputaran uang. AD Penawaran Agregat 1 Pendapatan,output, Y Penawaran agregat/ aggregate supply (AS) adalah hubungan antara tingkat harga dengan jumlah barang dan jasa yang ditawarkan. Karena perusahaan yang menawarkan barang dan jasa memiliki harga fleksibel dalam jangka panjang tetapi harga kaku dalam jangka pendek, hubungan penawaran agregat yang berbeda; kurva penawaran agregat jangka panjang (long-run aggregate supply) LRAS dan kurva penawaran agregat jangka pendek (short-run aggregate supply) SRAS. Dua faktor yang menentukan penawaran agregat, yaitu keseimbangan di pasar tenaga kerja dan fungsi produksi. Keseimbangan di pasar tenaga kerja akan menentukan jumlah tenaga kerja yang digunakan dalam kegiatan memproduksi barang dan jasa. Dan kemampuan dari
  • 5. tenaga kerja ini menghasilkan produksi nasional tergantung kepada fungsi produksi yang menerangkan hubungan diantara jumlah tenaga kerja dan faktor-faktor produksi lain untuk mewujudkan produksi nasional. Yang Memindahkan Kurva AD Perubahan – perubahan di pasar barang atau perubahan di pasar uang akan memindahkan kurva AD. Perubahan – perubahan dalam perbelanjaan agregat, yang akan berlaku sebagai akibat perubahan dalam komponen-komponennya, seperti tabungan dan konsumsi, investasi, pengeluaran pemerintah dan pajak, dan eksporimpor akan memindahkan AD ke kanan atau ke kiri. Begitu pula kedudukan AD akan berubah sebagai akibat perubahan permintaan dan penawaran uang. Bentuk – Bentuk Kurva Penawaran Agregat Kurva penawaran agregat yang berlainan disebabkan oleh pandangan ahli-ahli ekonomi yang berbeda mengenai adakah ekonomi yang telah mencapai kesempatan kerja penuh dan implikasi pertambahan pendapatan nasional dan kesempatan kerja ke atas tingkat harga serta cirri-ciri pasran tenaga kerja. Menurut pendapat ahli-ahli ekonomi Klasik perekonomian akan selalu mencapai kesempatan kerja penuh. Dengan demikian pendapatan nasional akan selalu mencapai tingkat yang paling maksimum yaitu pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh Yf. Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan dalam suatu negara pada tahun tertentu yang digambarkan oleh Yf’ tergantung kepada faktor – faktor produksi yang tersedia. Jumlah faktor-faktor produksi inilah yang akan menentukan kedudukan Y f. Dalam grafik (a) dari gambar 2.3 perpindahan AS 0 dan Yf menjadi AS1 dan Y1f menggambarkan bahwa jumlah faktor-faktor produksi yang sudah semakin banyak dan memungkinkannya untuk menaikkan produksi negara dari Yf menjadi Y1f. Kurva penawaran agregat yang dikaitkan dengan pendapat golongan Keynesian perlu dibedakan pada dua bentuk : yang digunakan dalam analisis Keynesian sederhana dan pandangan yang telah mempertimbangkan keadaan di pasaran tenaga kerja.Grafik (b) pada hakikatnya menggambarkan bahwa tingkat harga tidak akan
  • 6. mengalami perubahan sebelum tingkat kesempatan kerja penuh dicapai. Tingkat harga tidak akan mengalami perubahan dan dalam grafik tingkat harga tersebut adalah P 0. Pada tingkat kesempatan kerja penuh keadaan sebaliknya akan berlaku, yaitu apabila ekspansi dalam perbelanjaan agregat masih terus berlaku, pendapatan nasional tidak dapat ditambah tetapi harga-harga akan meningkat. Penggunaan tenaga kerja yang semakin banyak akan menambah pendapatan nasional. Dengan demikian peningkatan harga akan menambah pendapatan nasional riil. Sifat dari hubungan ini digambarkan oleh kurva penawaran agregat AS di grafik (c) dan kurva ini dikembangkan oleh golongan Keynesian baru. Dalam analisis penawaran agregat yang dihubungkan dengan pendapat golongan Ekspektasi Rasional atau Klasik baru perlu dibedakan diantara penawaran agregat jangka pendek (short run aggregate supply atau SRAS) dengan penawaran agregat jangka panjang (long run aggregate supply atau LRAS). Yang dimaksudkan dengan “jangka pendek” dalam konsep diatas adalah jangka waktu dimana hanya harga-harga barang dan harga bahan mentah (seperti minyak) yang akan mengalami perubahan. Sedangkan dalam “jangka panjang” perubahan bukan saja berlaku ke atas tingkat harga barang-barang tetapi juga ke atas harga-harga input (bahan mentah dan faktorfaktor produksi) yang digunakan dalam proses produksi. (a) Klasik P (b) Keynesian sederhana AS Yf P AS1 Yf1 Yo (c) Keynesian Bar P Yo Yf (d) Monetaris dan Ekspektasi Rasional P AS LRAS Yo SRAS Yf Yo
  • 7. Inflasi Dalam ilmu ekonomi, inflasi adalah suatu proses meningkatnya harga-harga secara umum dan terus-menerus (kontinu) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain, konsumsi masyarakat yang meningkat, berlebihnya likuiditas di pasar yang memicu konsumsi atau bahkan spekulasi, sampai termasuk juga akibat adanya ketidaklancaran distribusi barang. [1] Dengan kata lain, inflasi juga merupakan proses menurunnya nilai mata uang secara kontinu. Inflasi adalah proses dari suatu peristiwa, bukan tinggi-rendahnya tingkat harga. Artinya, tingkat harga yang dianggap tinggi belum tentu menunjukan inflasi. Inflasi adalah indikator untuk melihat tingkat perubahan, dan dianggap terjadi jika proses kenaikan harga berlangsung secara terus-menerus dan saling pengaruhmemengaruhi. Istilah inflasi juga digunakan untuk mengartikan peningkatan persediaan uang yang kadangkala dilihat sebagai penyebab meningkatnya harga. Ada banyak cara untuk mengukur tingkat inflasi, dua yang paling sering digunakan adalah CPI dan GDP Deflator. Inflasi dapat digolongkan menjadi empat golongan, yaitu inflasi ringan, sedang, berat, dan hiperinflasi. Inflasi ringan terjadi apabila kenaikan harga berada di bawah angka 10% setahun; inflasi sedang antara 10%—30% setahun; berat antara 30%— 100% setahun; dan hiperinflasi atau inflasi tak terkendali terjadi apabila kenaikan harga berada di atas 100% setahun. Pengaruh inflasi terhadap permintaan dan penawaran agregat adalah: • Inflasi akan menyebabkan suku bunga meningkat. Kenaikan suku bunga ini pertama-tama menyebabkan investasi turun yang selanjutnya akan menurunkan permintaan agregat dan pendapatan nasional. • Inflasi menyebabkan kemerosotan ekspor dan kenaikan impor yang juga akan menyebabkan pengurangan ke atas permintaan agregat dan pendapatan nasional
  • 8. Penentuan keseimbangan dalam perekonomian Dalam analisis AD-AS keseimbangan dalam perekonomian dicapai pada keadaan dimana permintaan agregat sama dengan penawaran agregat. Dalam model Klasik pencapaian keseimbangan ini ditunjukkan dalam gambar. Grafik tersebut memperlihatkan penentuan keseimbangan berdasarkan kepada permintaan agregat Ado dan penawaran agregat AS0. Menurut Klasik perekonomian akan mencapai keseimbangan pada titik E0. Ini berarti dalam perekonomian pendapatan nasional riil akan mencapai Y0 dan ini merupakan pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh karena pada pendapatan nasional ini permintaan tenaga kerja sama dengan penawaran tenaga kerja. Pada tingkat keseimbangan ini tingkat harga adalah P 0. Keadaan yang digambarkan oleh titik A adalah: pendapatan nasional riil mencapai Y1 dan tingkat harga adalah P1. Keadaan ini menggambarkan bahwa perekonomian mengalami pengangguran dan berarti penawaran agregat melebihi permintaan agregat dan penawaran tenaga kerja melebihi permintaan tenaga kerja. Menurut ahli-ahli ekonomi Klasik ketidakseimbangan ini akan menimbulkan penyesuaian di pasaran tenaga kerja dan dipasaran barang. Di pasaran tenaga kerja kelebihan penawaran akan menimbulkan pengurangan ke atas tingkat riil. Penurunan upah riil ini akan menambah permintaan tenaga kerja dan pada waktu yang sama penawaran tenaga kerja menurun. Pada akhirnya keseimbangan diantara permintaan dan penawaran tenaga kerja akan berlaku kembali dan tingkat kesempatan kerja penuh tercapai.Titik B menunjukkan permintaan agregat sebanyak Y 2 adalah melebihi pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh (Y 0). Kekurangan penawaran ini menyebabkan tingkat harga meningkat. Proses harga ini mengurangi permintaan agregat dan pada akhirnya ia seimbang dengan penawaran agregat. Tingkat Harga Kelebihan AS A E0 B AD0 Kelebihan AD Y1 Y0 Y2 Pendapatan Nasional Riil
  • 9. Keseimbangan AD-AS Tanpa Perubahan Harga: Pandangan Keynes Keyakinan Keynes bahwa perekonomian selalu menghadapi masalah pengangguran dan pertambahan uang tidak akan menimbulkan kenaikan harga selama kesempatan kerja penuh belum tercapai, sangat mempengaruhi pandangan Keynes yang berkeyakinan bahwa pertambahan permintaan agregat hanya akan menimbulkan kenaikan dalam pendapatan nasional. Berdasarkan kepada keyakinan ini, dalam analisis Keynesian yang mula-mula berkembang, penentuan keseimbangan permintaan dan penawaran agregat adalah seperti yang ditunjukkan dalam gambar. Dari sudut analisis Keynesian yang asal, keseimbangan AD-AS dan perubahanperubahannya dapat ditunjukkan dengan bantuan gambar 2.5. Misalkan pada mulanya keseimbangan hanya dapat mencapai titik E 0’ yang disebabkan karena permintaan agregat yang relatif rendah, yaitu sebanyak AD 0. Pendapatan nasional adalah Y0 dan berada dibawah pendapatan nasional pada kesempatan kerja penuh Y f. Jurang diantara Yf dengan Y0 akan menimbulkan pengangguran. Berbeda dengan pandangan Klasik, pengangguran ini akan menimbulkan penyesuaian seperti yang diterangkan dalam analisis ahli-ahli ekonomi Klasik. Harga tidak akan berubah dan tidak akan mewujudkan keseimbangan diantara permintaan agregat dan penawaran agregat pada kesempatan kerja penuh. Begitu pula, tingkat upah tidak akan merosot untuk menyeimbangkan permintaan dan penawaran tenaga kerja. Tanpa perubahan dalam permintaan agregat keseimbangan akan kekal pada E0. Oleh karena Keynes berkeyakinan bahwa tanpa perubahan permintaan agregat keseimbangan akan kekal pada tingkat dibawah kesempatan kerja penuh, Keynes menekankan tentang pentingnya peranan pemerintah untuk meningkatkan kegiatan perekonomian kea rah tingkat kesempatan kerja penuh. Kebijakan pemerintah tersebut perlu ditumpukan kepada usaha menggeser kurva AD 0 ke kanan yaitu AD1 dan yang lebih ideal lagi apabila dapat mencapat AD 2. Perubahan sehingga ke tingkat AD 3 perlu dihindari karena akan menimbulkan inflasi. Perubahan AD tersebut akan dapat mengurangi pengangguran dan apabila cukup efektif akan mewujudkan pula tingkat kesempatan kerja penuh. Kebijakan pemerintah yang ditekankan dalam pemikiran
  • 10. Keynesian adalah bersifat kebijakan mempengaruhi permintaan agregat atau demand management policy. Keseimbangan AD-AS Dalam Analisis Keynes. Keseimbangan Makroekonomi Jangka Panjang Kedudukan LRAS dapat ditentukan dengan melihat kepada: pada tingkat mana penggunaan tenaga kerja pada kesempatan kerja penuh tercapai, dan kemampuan tenaga kerja tersebut menciptakan produksi nasional dalam keadaan dimana teknologi dan faktor produksi lain adalah konstan. Kurva LRAS menggambarkan hubungan pendapatan nasional riil dan tingkat harga dalam jangka panjang berbentuk tegak lurus di atas tingkat pendapatan nasional riil pada kesempatan kerja penuh. Yang menentukan kedudukan LRAS adalah faktor-faktor produksi yang tersedia dan digunakan dalam perekonomian. Ini berarti keseimbangan AD-AS dalam jangka panjang sangat tergantung pada kurva AD. Kedudukan kurva AD merupakan faktor yang menentukan kedudukan keseimbangan yang berlaku. Perubahan keseimbangan Makroekonomi Jangka Pendek Dalam jangka pendek permintaan agregat AD maupun penawaran agregat AS dapat mengalami perubahan.Dalam bagian ini akan diperhatikan : faktor-faktor yang menimbulkan perubahan tersebut dan implikasi dari perubahan tersebut ke atas
  • 11. keseimbangan makroekonomi jangka pendek. Berdasarkan kepada faktor yang menimbulkannya, perubahankeseimbangan jangka pendek yang berlaku dapat dibedakan kepada faktor-faktor yang berikut : a. Pertambahan dalam permintaan agregat b. Kemerosotan dalam permintaan agregat c. Kenaikan dalam biaya produksi yang disebabkan oleh kenaikan harga bahan mentah. (Sumber: http://www.slideshare.net/rizkisandi/permintaan-dan-penawaran-agregat)
  • 12. 2. Teori Ekonomi Moneter A. Bank (Teori Perbankan) Menurut Hasibuan (2008:2), Bank ialah lembaga keuangan, pencipta uang, pengumpul dana dan penyalur kredit, pelaksana lalu lintas pembayaran, statibilitas moneter, serta dinamisator pertumbuhan perekonomian. Dalam dunia modern sekarang ini, peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan "nyawa" untuk menggerakkan roda perekonomian. Secara umum bank mempunyai fungsi sebagai lembaga perantara antara kepentingan kreditur dengan debitur dengan pengumpulan dana dan penyaluran kredit, dan juga sebagai lembaga penggerak sistem pembayaran transaksi keuangan melalui fasilitas pembayaran yang tersedia seperti uang giral dan transfer uang. Perbankan dapat dibagi menjadi 3 kelompok bank, yakni Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR). Bank Sentral Bank Sentral ialah Bank yang hanya ada satu dalam suatu Negara yang bertugas untuk mengendalikan stabilitas keuangan Negara serta mengatur dan mengawasi kegiatan badan-badan keuangan untuk menjamin bahwa badan-badan keuangan itu akan menciptakann kemajuan ekonomi yang tinggi dan stabil. Adapun fungsi bank sentral dalam perekonomian ialah sebagai pengawas kegiatan bank umum dan lembaga keuangan non-bank, mengawasi keseimbangan kegiatan perdagangan luar negeri, serta mempunyai hak monopoli (Hak Otoroi) untuk mencetak uang kartal yang diperlukan untuk melancarkan kegiatan produksi dan perdagangan. Peranan Bank Sentral dengan Bank Umum dalam perputaran uang di masyarakat. Berikut perbedaan antara Bank Sentral dan Bank Umum:
  • 13. 1. Bank Sentral hanya satu di setiap Negara, sedangkan bank umum dapat berkembang sebanyak mungkin. 2. Bank Sentral tidak melayani masyarakat secara langsung dalam menghimpun dana dan menyalurkan kembali ke masyarakat, tetapi justru bertugas mengatur dan mengawasi kegiatan operasional dari bank umum. 3. Tujuan utama bank umum adalah mencari keuntungan, sedangkan tujuan utama bank sentral adalah mengatur iklim moneter yang kondusif agar proses pertumbuhan ekonomi nasional dapat berjalan lancar dan stabil. 4. Bank Sentral hak monopoli (Hak Otoroi) untuk mencetak uang kartal yang diperlukan untuk melancarkan kegiatan produksi dan perdagangan, sedangkan bank umum hanya mengedarkannya. Bank Umum Bank Umum ialah bank yang telah mendapatkan izin dari bank sentral sebagai lembaga keuangan yang bergerak dalam menghimpun dana, memberikan kredit, dan aktif dalam lalu lintas pembayaran uang dalam masyarakat. Bank Umum dapat dibagi menjadi 2 macam, yakni bank konvensional dan bank syari’ah. Bank Konvensional memperoleh keuntungan dari selisih bunga yang diberikan penyimpan (bunga simpanan) dengan bunga yang diterima dari peminjam (bunga kredit). Keuntungan yang didapat dari selisih bunga ini disebut spread based. Sedangkan Bank Syari’ah memperoleh keuntungan dari bagi hasil atau yang disebut profit sharing. Selain mengedarkan uang kartal dan menyalurkannya melalui kredit, bank umum juga memberikan jasa lainnya, seperti pengiriman uang (Transfer), penagihan suratsurat berharga yang berasal dari dalam kota (Clearing), penagihan surat berharga yang berasal dari luar kota (inkaso), Letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garans, bank notes, travelers cheque, dan jasa lainnya.
  • 14. Bank Perkreditan rakyat Bank Umum ialah bank yang telah mendapatkan izin dari bank sentral sebagai lembaga keuangan yang bergerak dalam menghimpun dana, memberikan kredit, dan TIDAK aktif dalam lalu lintas pembayaran uang dalam masyarakat. Secara umum Bank Perkreditan Rakyat sama dengan Bank Umum, hanya saja yang membedakan ialah Bank Perkreditan Rakyat TIDAK aktif dalam lalu lintas pembayaran uang dalam masyarakat. B. Kebijakan Moneter Moneter adalah proses mengatur persediaan uang sebuah negara untuk mencapai tujuan tertentu; seperti menahan inflasi, mencapai pekerja penuh atau lebih sejahtera. Kebijakan moneter dapat melibatkan mengeset standar bunga pinjaman, "margin requirement", kapitalisasi untuk bank atau bahkan bertindak sebagai peminjam usaha terakhir atau melalui persetujuan melalui negosiasi dengan pemerintah lain. Kebijakan moneter pada dasarnya merupakan suatu kebijakan yang bertujuan untuk mencapai keseimbangan internal (pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan pembangunan) dan keseimbangan eksternal (keseimbangan neraca pembayaran) serta tercapainya tujuan ekonomi makro, yakni menjaga stabilisasi ekonomi yang dapat diukur dengan kesempatan kerja, kestabilan harga serta neraca pembayaran internasional yang seimbang. Apabila kestabilan dalam kegiatan perekonomian terganggu, maka kebijakan moneter dapat dipakai untuk memulihkan (tindakan stabilisasi). Pengaruh kebijakan moneter pertama kali akan dirasakan oleh sektor perbankan, yang kemudian ditransfer pada sektor riil. Kebijakan moneter adalah upaya untuk mencapai tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi secara berkelanjutan dengan tetap mempertahankan kestabilan harga. Untuk mencapai tujuan tersebut Bank Sentral atau Otoritas Moneter berusaha mengatur keseimbangan antara persediaan uang dengan persediaan barang agar inflasi dapat terkendali, tercapai kesempatan kerja penuh dan kelancaran dalam pasokan/distribusi barang.Kebijakan moneter dilakukan antara lain dengan salah satu
  • 15. namun tidak terbatas pada instrumen sebagai berikut yaitu suku bunga, giro wajib minimum, intervensi dipasar valuta asing dan sebagai tempat terakhir bagi bank-bank untuk meminjam uang apabila mengalami kesulitan likuiditas. Jenis-Jenis Kebijakan Moneter Pengaturan jumlah uang yang beredar pada masyarakat diatur dengan cara menambah atau mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan moneter dapat digolongkan menjadi dua, yaitu: 1. Kebijakan moneter ekspansif (Monetary expansive policy) Adalah suatu kebijakan dalam rangka menambah jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan untuk mengatasi pengangguran dan meningkatkan daya beli masyarakat (permintaan masyarakat) pada saat perekonomian mengalami resesi atau depresi. Kebijakan ini disebut juga kebijakan moneter longgar (easy money policy) 2. Kebijakan Moneter Kontraktif (Monetary contractive policy) Adalah suatu kebijakan dalam rangka mengurangi jumlah uang yang beredar. Kebijakan ini dilakukan pada saat perekonomian mengalami inflasi. Disebut juga dengan kebijakan uang ketat (tight money policy) Kebijakan moneter dapat dilakukan dengan menjalankan instrumen kebijakan moneter, yaitu antara lain :  Operasi Pasar Terbuka (Open Market Operation) Operasi pasar terbuka adalah cara mengendalikan uang yang beredar dengan menjual atau membeli surat berharga pemerintah (government securities). Jika ingin menambah jumlah uang beredar, pemerintah akan membeli surat berharga pemerintah. Namun, bila ingin jumlah uang yang beredar berkurang, maka pemerintah akan menjual surat berharga pemerintah kepada masyarakat. Surat berharga pemerintah antara lain diantaranya adalah SBI atau singkatan dari Sertifikat Bank Indonesia dan SBPU atau singkatan atas Surat Berharga Pasar Uang.
  • 16.  Fasilitas Diskonto (Discount Rate) Fasilitas diskonto adalah pengaturan jumlah uang yang beredar dengan memainkan tingkat bunga bank sentral pada bank umum. Bank umum kadangkadang mengalami kekurangan uang sehingga harus meminjam ke bank sentral. Untuk membuat jumlah uang bertambah, pemerintah menurunkan tingkat bunga bank sentral, serta sebaliknya menaikkan tingkat bunga demi membuat uang yang beredar berkurang.  Rasio Cadangan Wajib (Reserve Requirement Ratio) Rasio cadangan wajib adalah mengatur jumlah uang yang beredar dengan memainkan jumlah dana cadangan perbankan yang harus disimpan pada pemerintah. Untuk menambah jumlah uang, pemerintah menurunkan rasio cadangan wajib. Untuk menurunkan jumlah uang beredar, pemerintah menaikkan rasio.  Imbauan Moral (Moral Persuasion) Himbauan moral adalah kebijakan moneter untuk mengatur jumlah uang beredar dengan jalan memberi imbauan kepada pelaku ekonomi. Contohnya seperti menghimbau perbankan pemberi kredit untuk berhati-hati dalam mengeluarkan kredit untuk mengurangi jumlah uang beredar dan menghimbau agar bank meminjam uang lebih ke bank sentral untuk memperbanyak jumlah uang beredar pada perekonomian. Selain kebijakan di atas ada beberapa kebijakan moneter yang dapat dilakukan pemerintah seperti: a. Devaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menurunkan nilai rupiah terhadap mata uang asing. b. Revaluasi adalah kebijakan bank sentral untuk menaikkan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang asing. c. Sanering adalah kebijakan moneter yang dilakukan oleh bank sentral dengan cara pengguntingan (pemotongan) uang. Hal ini dilakukan untuk menyehatkan kembali nilai uang yang sudah jatuh. Pemerintah Indonesia pernah melakukan kebijakan sanering pada tahun 1950an.
  • 17. Tujuan Kebijakan Moneter a. Mengedarkan mata uang sebagai alat pertukaran (medium of exchange) dalam perekonomian. b. Mempertahankan keseimbangan antara kebutuhan likuiditas perekonomian dan stabilitas tingkat harga. c. Distribusi likuiditas yang optimal dalam rangka mencapai pertumbuhan ekonomi yang diinginkan pada berbagai sektor ekonomi. d. Membantu pemerintah melaksanakan kewajibannya yang tidak dapat terealisasi melalui sumber penerimaan yang normal. e. Menjaga kestabilan Ekonomi. Artinya pertumbuhan arus barang dan jasa seimbang dengan pertumbuhan arus barang dan jasa yang tersedia. f. Menjaga kestabilan Harga. Harga suatu barang merupakan hasil interaksi antara jumlah uang yang beredar dengan jumlah uang yang tersedia di pasar. g. Meningkatkan kesempatan kerja. Pada saat perekonomian stabil pengusaha akan mengadakan investasi untuk menambah jumlah barang dan jasa sehingga adanya investasi akan membuka lapangan kerja baru sehingga memperluas kesempatan kerja masyarakat. h. Memperbaiki neraca Perdagangan Kerja Masyarakat. Dengan jalan meningkatkan ekspor dan mengurangi impor dari luar negeri yang masuk ke dalam negeri atau sebaliknya. C. Kuantitas Uang Sukirno (2011:267) menjelaskan pengertian uang merupakan benda-benda yang disetujui oleh masyarakat sebagai alat perantaraan untuk mengadakan tukar-menukar atau perdagangan. Pada awalnya sistem tukar pembayaran memakai barang dengan barang atau yang disebut dengan sistem barter, kemudian akibat kurang efisiennya sistem barter ini maka dikembangkanlah sistem pembayaran uang yang terbuat dari logam dan kertas.
  • 18. Fungsi uang dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yakni fungsi asli dan fungsi turunan. Fungsi asli uang ini diartikan bahwa uang sebagai satuan alat hitung dan alat tukar, sedangkan fungsi turunan uang diartikan sebagai alat pembayaran dan pemindah kekayaan. Dalam perkembangan teori uang berkembang pula berbagai teori-teori mengenai nilai uang tersebut. Teori nilai uang ini dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok teori, yakni Teori Uang Statis dan Teori Uang Dinamis. Teori uang statis terdiri dari: 1. Teori Metalis, yakni uang bernilai dari bahan metal yang bernilai. 2. Teori Konvensi, yakni uang yang bernilai atas dasar kesepakatan masyarakat. 3. Teori Nominalisme, yakni uang bernilai karena mempunyai daya beli atas barang dan jasa. 4. Teori Negara, yakni uang bernilai karena Negara menetapkan sebagai alat pembayaran yang sah. Teori uang dinamis terdiri dari: 1. Teori kuantitas David Ricardo, yakni tinggi rendahnya nilai riil mata uang ditentukan oleh jumlah uang yang beredar. 2. Teori Kunatitas Irving Fisher, yakni tinggi rendahnya nilai riil mata uang ditentukan oleh jumlah dan kecepatan uang yang beredar, serta dipengurhi jumlah transaksi keuangan. Teori ini dapat dirumuskan secara matematis yakni M.V = P.T 3. Teori Ongkos Produksi, yakni uang yang beredar nilainya sama dengan biaya produksinya. Dalam Perekonomian uang diciptakan dengan tujuan untuk melancarkan kegiatan perdagangan atau tukar menukar baik antar pelaku perekonomian maupun antar negara. Selain itu juga uang dapat berperan mengenai masalah inflasi, permintaan dan penawaran uang, tingkat bunga bank, serta nilai tukar terhadap mata uang asing. Agar masyarakat menyetujui penggunaan barang sebagai uang yang berlaku haruslah memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
  • 19. 1. Nilainya tidak mengalami perubahan dari waktu ke waktu 2. Mudah dibawa dan disimpan 3. Tahan lama 4. Jumlahnya terbatas 5. Bendanya memiliki mutu yang sama Berdasarkan syarat-syarat diatas maka saat ini uang tidak hanya berbentuk logam dan kertas (uang kartal), tapi juga berbentuk uang giral, yakni seperti Cek dan giro bilyet. Uang giral merupakan alat pembayaran dan pertukaran yang dikeluarkan oleh perbankan dan hanya berlaku di kalangan tertentu. Dalam perkembangannya permintaan terhadap uang banyak digunakan untuk berbagai motif keperluan, yakni: 1. Motif transaksi (Transaction Motive), yakni permintaan terhadap uang tunai untuk keperluan transaksi barang dan jasa. 2. Motif antisipasi (Precautionary Motive), yakni permintaan terhadap uang tunai untuk keperluan berjaga-jaga apabila terjadi sesuatu yang diluar perkiraan. 3. Motif spekulasi (Speculative Motive), yakni permintaan terhadap uang untuk menghasilkan keuntungan dari uang tersebut melalui sistem bunga atau bagi hasil. (Sumber : http://id.wikipedia.org/wiki/Kebijakan_moneter, http://lisdianti.blogspot.com/2013/05/kebijakan-moneter.html , http://ikubarunovryan.blogspot.com/2013/05/teori-moneter.html) 1. Sadono Sukirno.2000.Makro Ekonomi Modern.Jakarta.PT Raja Grafindo Persada. 2. Sadono Sukirno.2004.Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga.Jakarta.PT Raja Grafindo Persada. 3. Mankiw N. Gregory.2007. Makroekonomi. Jakarta.PT. Gelora aksara pratama,2007