SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
NOTULENSI RAPAT
KOMITE KOORDINASI KESADARAN PUBLIK ACEH
JAM 10:00 – 13:30
31 Agustus 2009

Ringkasan Pertemuan

Pembukaan oleh pak Usman Budiman.

Pak Usman membuka pertemuan dengan mengutarakan bahwa di bawah project DRR-A
pemerintah Aceh bermaksud membuat sebuah forum untuk penyadaran publik guna
mensosialisasikan dan perubahan sikap masyarakat terhadap bencana dengan benar.
Pemerintah berharap bahwa semua organisasi akan berbagi dan belajar satu sama lain untuk
membentuk penyadaran public yang strategis dan sistematis guna mempromosikan budaya
selamat sesuai dengan capaian ke empat dari proyek tersebut.
Catatan dari presentasi IRC:

   1. IRC menerapkan program komunikasi dua arah
   2. Program tersebut memungkinkan para penerima manfaat menggunakan media tersebut
      untuk memperkuat masyarakat agar mampu mengadvokasi atau menyuarakan
      kepentingan mereka.
   3. Advokasi merupakan unit utama program dengan menggnakan media bahkan
      menggunakan pendekatan individu seperti komunikasi SMS.
   4. Dari program ini ada mekanisme pengaduan atau keluhan lintas sektor mulai dari
      perumahan, sanitasi, layanan publik dll.
   5. Program ini menggunakan satelit dan jejaring stasiun radio.
   6. Saat ini melalui program ini ada 40,000 eksemplar tabloid “Rumoh PMI” didistribusikan
      secara regular.
   7. Distribusi tabloid tersebut disalurkan melalui baik itu jalur formal dan informal.
   8. Program TVRI ditujukan untuk menutup kesenjangan yang mereka temui.

Bapak Susil Perera dari IFRC:

   1. Telah banyak diskusi dan lokakarya tentang penyadaran publik dilakukan oleh berbagai
      palang merah.
   2. Melalui PMI, IFRC bekerja di 300 desa target yang saat ini mencapai 2000 penerima
      manfaat.
   3. Melalui program ICDRR, ada 630 tenaga sukarelawan telah dilatih.

Bapak Taherul Islam Khan, Palang Merah Amerika:

    1. Bersama PMI, Palang Merah Amerika bekerja di 100 desa dari empat kabupaten.
    2. Dengan dukungan ini, tim komite di setiap desa telah terbentuk. Program ini juga
        melibatkan sekolah membangun contingency plan.
    3. Advokasi/menyuarakan kepada pemerintah lokal melalui perjanjian kesepahaman antara
        Palang Merah Amerika/PMI dan TDMRC.
    4. Ada pendanaan CCF yang dialokasikan bagi tanggap darurat.
    5. Setiap komite di setiap desa memiliki sirene untuk sistim peringatan dini. Demikian pula
        peta bahaya dan kalender musim telah dibuat di setiap 100 desa tersebut.
Melalui pertemuan ini pak Usman mengundang sekali lagi kepada hadirin untuk ikut serta dalam
pertemuan berikutnya untuk Indian Ocean Wave (IOWave09) jam 2 di tempat yang sama.

Bapak Hendra dari CWS:

   1. CWS bekerja di 15 desa di Aceh Besar, Aceh Jaya dan Nagan Raya untuk pendidikan
      PRB.


                                              1
2. Untuk pendidikan PRB CWS bekerja baik itu pada struktur dan non struktur dengan
      menggunakan modul yang dibuat oleh PMI dan bekerja dengan komite lokal yang sudah
      ada demikian pula disertakan dengan kredit simpan pinjam.
   3. Untuk Aceh Besar, CWS bekerja di 8 desa yang selalu berkoordinasi dengan PMI, jika
      sudah ada komite PRB di sebuah desa, CWS tidak akan membuat komite baru namun
      memberdayakan dan memperkuat yang sudah ada sebelumnya.

Palang Merah Amerika:

   1. Beberapa pertemuan telah dilakukan dengan walikota, bupati yang berupaya
      mengkaitkan pendanaan dari pemerintah untuk inisiasi PRB di tingkat masyarakat.
   2. Banyak sekali hal yang telah dilakukan oleh LSM, apa yang dibutuhkan adalah
      bagaimana pemerintah mengkoordinasikan semua ini untuk kemaslahatan semua
      pemangku kepentingan dalam mengerjakan PRB di Aceh.

Bapak Usman Budiman:

   1. Forum ini diharapkan mendukung Indian Ocean Wave 2009 (IOWave09) untuk
      mensosialisasikan perhelatan ini ke masyarakat.
   2. Draft APACC ini diharapkan mendapakan tanggapan dan hadirin memberikan masukan
      serta menyepakatinya.
   3. Forum ini untuk membantu kita memahami siapa melakukan apa dimana, bagaimana,
      kapan dan untuk berapa lama.

Bapak Man B. Thapa dari UNDP:

Melalui forum ini kita akan mengetahui berapa organisasi yang bekerja pada penyadaran publik.
Kita juga bisa menghindari tumpang tindih dan mengulangi kesalahan. Sebagai contoh dua puluh
tahun yang lalu di Nepal ada jejaring lembaga-lembaga yang bekerja pada penyadaran publik
akan PRB, salah kegiatan yang bermanfaat kepada masyarakat adalah menterjemahkan banyak
dokumen dan informasi ke dalam bahasa Nepal yang merubah pola fikir masyarakat. Demikian
pula forum ini bisa mengidentifikasi keterkaitan yang hilang dalam penyadaran public dan
menyediakan pelatihan bagi para anggota.

Bapak Usman Budiman:

   1. Kita sangat membutuhkan forum ini, dari presentasi IRC; banyak dari kita telah
      melakukan banyak kegiatan, melalui forum ini kita akan mengerti yang kemudian
      memungkin pemerintah memberikan rekomendasi area mana dan aspek apa yang perlu
      dikerjakan.
   2. Forum ini seharusnya sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu selama masa
      pemulihan dan rehabilitasi guna mengkomunikasikan semua isu pemulihan.
   3. Pemerintah memerlukan sebuah forum untuk mengkomunikasikan dan mengemukakan
      isu-isu pembangunannya, diakui bahwa pemerintah menerima keluhan yang terkait
      dengan perannya dalam masa rehabilitasi dan rekonstruksi karena tidak adanya forum
      semacam ini.

Bapak Susil Perera dari IFRC:

IFRC bekerja di lima desa di setiap kabupaten menemukan bahwa pemerintah kabupaten tidak
memiliki database untuk memilih masyarakat yang tepat untuk menjadi mitra kerja. Akhirnya
IFRC memutuskan berdasarkan data sejarah yang ada saja, jika pemerintah memiliki database
akan sangat mudah memilih masyarakat yang tepat menjadi mitra.
Bapak Usman Budiman




                                             2
1. Jika ada dana kita harus memutuskan daerah mana yang tepat untuk bekerja, namun
       diakui bahwa saat ini belum ada peta. Maka diharapkan bahwa melalui proyek DRR-A
       pemerintah akan mengerjakan pemetaan risiko.
    2. Apa yang telah dilakukan oleh PMI sudah bagus. SOP di desa seharusnya dikaitkan
       dengan tingkat kabupaten/Kota dan provinsi agar menjadi terintegrasi.

Bapak Susil Ferera dari IFRC:

Agar mempertimbangkan sumber-sumber yang dimiliki Aceh saat ini, sejak empat tahun terakhir
IFRC telah melatih banyak orang. Seharusnya tidak memerlukan tenaga dari luar lagi jika kita
ingin memberdayakan orang-orang yang sudah terlatih tersebut. Pemerintah, UNDP dan PMI
seharusnya menghubungkan orang-orang yang terlatih tersebut, karena mereka merupakan
asset Indonesia.

Bapak Taherul Khan Islam, Palang Merah Amerika:

    1. Agar membuat matrik siapa melakukan apa dan di mana.
    2. Inventarisasi dan mengumpulkan semua modul-modul pelatihan.
    3. Disepakati bahwa dengan proyek DRR-A, data yang terkait denga PRB akan
       dikumpulkan.

Bapak Man B. Thapa:

Mengingat kebanyakan organisasi akan meninggalkan Aceh segera pada Desember tahun ini,
TDMRC akan mengumpulkan data dari semua organisasi, untuk itu harap dimaklumi bahwa
TDMRC akan mengunjungi semua organisasi. Sumdaya lokal menjadi prioritas sebelum mencari
dari luar.

Pak Usman Budiman:

Dia setuju untuk menggunakan sumberdaya lokal dan percaya bahwa sumberdaya lokal yang
terlatih diberdayakan, mereka akan menyampaikan pesan yang sama secara konsisten kepada
masyarakat. Forum seperti ini seharusnya sudah dilakukan dari dulu, namun BRR sudah penuh
dengan kegiatan dan kurangnya orang yang mengangkat isu ini. Apakah kita sepakat untuk
membentuk forum ini?, tentu kita setuju. Kita membutuhkan forum ini.
Kesepakatan:

Forum sepakat untuk membentuk forum ini. IRC siap mendukung dengan menggunakan mendia
mereka serta program penyadaran public yang mereka jalankan. IFRC telah lama menunggu
forum semacam ini sejak dari awal. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan; seberapa
cakupan kegiatan penyadaran publik ini, ada 1,6 juta penerima manfaat potensial,
kesinambungan dan bagaimana ini semua masuk ke dalam mekanisme PRB.
Bapak Susil Perera dari IFRC

Mengusulkan untuk pertemuan regular ini berpindah-pindah tempat di antara para anggota
demikian pula pimpinan rapat digilir untuk memastikan rasa kepemilikan dan kebersamaan.

T. Amiruddin dari Dinas Syariat Islam:

    1. Sangat mendukung pendirian forum ini, secara pribadi berterima kasih kepada semua
       pihak yang telah membantu Aceh.
    2. Mengingat Aceh adalah masyarakat religious, ada saran untuk mengkaitkannya dengan
       kegiatan-kegiatan keagamaan.

Pak A. Aziz dari DISHUBINFOKOMTEL:




                                             3
1. Untuk mencapai masyarakat akar rumput secara efektif, ada tiga komponen yang harus
      dipertimbangkan; pertama, struktur untuk memastikan sampai ke tingkat masyarakat,
      kedua, fasilitas dan ketiga sumberdaya manusia.
   2. Dengan adanya pemberian otonomi penuh kepada pemerintah provinsi, peran sektor
      publik berkurang, phenomena ini meningkat ego sektoral, maka tantangannya adalah
      mengharmonikan semua sektor.
   3. Ada bukti bahwa kegiatan penyadaran public cenderung berhasil jika menggunakan
      media tatap muka dibandingkan menggunakan teknologi yang kurang efektif. Contohnya
      dengan meniru tukang jual obat, metode ini lebih menarik dan efektif.
   4. Saat ini ada program USU dari kantornya. Program ini menyediakan telepon umum di
      setiap desa seluruh Indonesia dengan bekerjasama dengan Telkomsel, lalu semua desa
      akan memiliki akses internet pada tahun 2010. Kita harus mempertimbangkan fasilitas
      ini.

Pak Man B. Thapa:

   1. Penilaian risiko sedang dilakukan oleh TDMRC. Saat ini sedang dalam penyeleksian 10
      kabupaten/kota yang paling rawan bahaya, begitu sepuluh kabupaten/kota tersebut
      divalidasi, akan diinformasikan kepada semua.
   2. Matik WWW, ini tidak hanya terbatas pada penyadaran publik namun juga bagi kegiatan
      PRB lainnya. Dengan matrik ini kita dapat membuat presentasi untuk masukan di masa
      mendatang.




Ibu Veronica dari UNHABITAT:

   1. Ada dua metode penyebaran informasi; pertama, Above the line, metode ini
      menggunakan radio, TV, surat kabar dll; kedua, Below line, metode ini menggunakan
      pelatihan dan kegiatan tatap muka lainnya.
   2. Kita harus focus pada bagaimana menyampaikan informasi dasar, contohnya bagaimana
      bertindak ketika tsunami terjadi. Karena hingga sekarang kebanyakan penerima
      pelatihan dari kalangan ibu rumah tangga. Demikian pula kita butuh penilaian untuk
      menemukan apa yang paling disukai masyarakat.
   3. Evaluasi sejauh mana keefektifan metode penyebaran informasi tersebut.

Ibu Helena Rea/bapak Will Rogers:

   1. Tertarik dengan model pendekatan penjual obat. Jika pemerintah komit untuk
      melanjutkan, kita dapat menentukan goal kita karena target kita adalah perubahan sikap
      secara berkesinambungan yang dirubah dengan menggunakan komunikasi perubahan
      sikap (BCC). Dan pemahaman mereka akan bencana menjadi berakar.
   2. Sangat penting untuk membuat sebuah model sebagai rujukan.
   3. IRC melakukan evaluasi, ada tingkatan kebiasaan seperti menonton TV 100% di
      pedesaan, tabloid lalu radio. Di antaranya, masyarakat juga menggunakan tokoh desa
      sebagai sumber informasinya.

Pak Usman Budiman:

   1. Komite koordinasi penyadaran public Aceh ini dibutuhkan dan harus didirikan.

   2. Langkah berikutnya UNDP akan membuat TOR yang kemudian akan didiskusikan lagi
      dalam waktu dekat untuk menyempurnakan TOR tersebut.
   3. Kita bisa menyepakati tempat pertemuan berikutnya.


                                             4
4. Agar mempertimbangkan pendekatan gender dalam menerapkan kegiatan ini dan terima
      kasih kepada semua masukan dan keikutsertaan semuanya dalam pertemuan ini.
Aga mempertimbangkan dukungan dari forum ini bagi kegiatan Indian Ocean Wave 2009
(IOWave09).




                                          5
NOTULENSI RAPAT
KOMITE KOORDINASI KESADARAN PUBLIK ACEH
17 November 2009
TDMRC Building

Summary of the meeting

Pak Usman Budiman, menyambut semua peserta dan secara resmi membuka pertemuan.
beliau menegaskan bahwa inisiatif ini dimulai oleh Pemerintah Aceh untuk membawa semua
lembaga yang bekerja dalam Kesadaran Publik (PA) untuk berkerja bersama-sama. beliau juga
menyebutkan bahwa pertemuan terakhir yang diadakan pada tanggal 31 Agustus sepakat untuk
membentuk Aceh Komite Koordinasi Kesadaran Publik (APA CC), yang dihadiri oleh sekitar 35
lembaga. Pak Usman juga menyoroti bahwa beberapa kegiatan PA telah diprakarsai oleh
lembaga yang berbeda. Namun, masih ada banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan
kesadaran masyarakat terhadap bencana khususnya penargetan segmen tertentu dari
masyarakat seperti lansia, wanita, anak-anak dll. Oleh karena itu, katanya, berdasarkan
pengalaman masa lalu, kita perlu bekerja secara terkoordinasi agar kita dapat mencakup daerah
yang lebih luas dan mencapai hasil yang nyata bahkan dengan sumber daya dan waktu yang
terbatas waktu. Beliau juga akan menjelaskan proses pembentukan BPBD / A.

 Beliau menyebutkan bahwa, sekali BPBA sepenuhnya didirikan dan fungsional, APACC akan
menjadi bagian dari BPBD A. Dia menekankan bahwa setelah pembentukan APACC, maka akan
mudah bagi semua lembaga untuk mengidentifikasi prioritas kegiatan dan menjangkau
masyarakat miskin dan kelompok melalui koordinasi yang lebih baik dan saling berbagi informasi.

Pak Fahmi Yunus pengarahan tujuan pertemuan, yaitu:
   1. Forum mekanisme
   2. Untuk mengembangkan KKPA / kapasitas APACC

Dia juga sempat membagi draft acuan dari APACC dan menekankan bahwa:
    •    PA berkaitan dengan kegiatan lPRB di Aceh seperti Rencana Aksi Daerah.
    •     Database pada PA dan preferensi media dari komunitas tertentu sebagai informasi
        dasar yang diperlukan untuk merancang dan melaksanakan kegiatan PA.
    •    Menangani secara khusus masyarakat yang lebih rentan / minoritas.
    •    Wartawan memiliki peran unik dan spesifik untuk berkiprah di APACC.
    •    pertemuan ini juga bertujuan untuk memperoleh kesepakatan mengenai sekretariat dan
        langkah berikutnya.
    •    Minta semua peserta / lembaga untuk memberikan informasi kegiatan PA yang sedang
        berjalan untuk mengidentifikasi kesenjangan dan menghindari duplikasi intervensi.

Setelah presentasi Pak Fahmi dilakukan diskusi secara terbuka.:
  Ayub Dinas Syariat Islam: mengusulkan untuk memasukkan KesbanglinmasI dan menyarankan
bahwa Sekretariat berada di Dinas KOMINTEL
    1. KOMINTEL: Setuju untuk menjadi tuan rumah Sekretariat dan ini akan memungkinkan
       untuk memiliki kegiatan yang komprehensif dan terkoordinasi. Untuk ini perlu dibentuk
       (APACC).      Sejauh ini koordinasi kita tidak bersinergi.  Kita harus menghindari
       kelembagaan yang mengetengahkan ego pribadi. Museum tsunami masih belum benar
       fungsional / digunakan. PMI ingin menggunakan museum tapi tetap tidak menemukan
       kewenangan hak untuk mendapatkan kekuasaan.
    2. Rukayyah, PMI Prov. Aceh. Menanyakan siapa yang akan menjadi anggota APACC;
       organisasi atau individu? Sekretariat APACC harus dekat dengan semua organisasi dan
       terkait satu sama lain.
    3.   Furkan, PMI prov.Aceh: Persetujuan memiliki sekretariat di Museum Tsunami.
       sekretariat harus mempunyai tim kecil. PMI memiliki bagian yang disebut Badan


                                              6
Penanggulangan Bencana. Badan ini telah melakukan berbagai kegiatan PA dan kami
       melaksanakan kegiatan ini dan harus menjadi salah satu anggota APACC.

Man B. Thapa: sedikit menjelaskan latar belakang pada APACC. Dia menyebutkan bahwa pada
awal 2009, PRB-tim A dikunjungi banyak lembaga yang bekerja di PA-DRR dan dibahas tentang
kegiatan yang sedang berlangsung, tantangan dan rencana masa depan. Banyak lembaga yang
dikunjungi, menyoroti perlunya sebuah forum koordinasi di tingkat provinsi untuk berbagi tentang
kegiatan yang sedang berlangsung, rencana masa depan dan tantangan untuk menghindari
duplikasi dan menjangkau orang-orang/kelompok miskin.

Berdasarkan diskusi dan saran dari lembaga yang berbeda termasuk Pemerintah, pertemuan
awal diselenggarakan pada tanggal 31 Agustus 2009 untuk mendiskusikan kemungkinan untuk
membentuk komite koordinasi. Pertemuan ini dihadiri oleh 35 perwakilan dan semua peserta
sepakat untuk membentuk komite koordinasi formal tentang PA pada tingkat propinsi. Hari ini,
kita harus bergerak maju berdasarkan perjanjian sebelumnya. Fahmi hanya mempresentasikan
rancangan ToR APACC untuk bahan diskusi. Dia juga menyebutkan bahwa UNDP DRR-A
proyek dengan sumber daya terbatas akan mencoba yang terbaik untuk mendukung
pembentukan dan penguatan APACC. Namun, DRR-A proyek sendiri mungkin tidak dapat
memulai dan menerapkan semua kegiatan yang diperlukan untuk memperkuat APACC. Oleh
karena itu, ada kebutuhan bagi kita semua untuk bekerja sama dan berbagi tanggung jawab dan
sumber daya.

Dr Khairuddin TDMRC
 Anda dapat menulis TDMRC dan tidak perlu menulis Universitas Syiah Kuala. Sekretariat
memerlukan biaya operasional, mengapa tidak kita gunakan kantor-kantor pemerintah yang ada
untuk mengurangi biaya. Selain itu, sekretariat tidak akan mampu memobilisasi semua Dinas,
untuk contoh, surat undangan harus ditandatangani oleh Gubernur atau pejabat tinggi
Pemerintah. Jadi sekretariat ini harus menjadi bagian BPBD / A untuk menjamin keberlanjutan
dan koordinasi yang lebih baik.

 M. Idris Kanwil Depag Aceh: Setuju usul Dr.Khairduddin tentang sekretariat. Pemerintah daerah
harus bertanggung jawab atas sekretariat untuk menjamin keberlanjutan. Nama APACC tidak
penting, yang penting adalah peran dan tanggung jawab. Demikian juga, bagaimana dengan
status anggaran? Saya pikir kita perlu mengkristal masalah ini.

Isnandar Dinsos: Dinsos diusulkan untuk menjadi bagian dari KKPPA karena Dinsos memiliki unit
untuk menghadapi bencana. Dinsos juga telah mempunyai TAGANA atau Taruna Siaga
Bencana. Saya setuju bahwa sekretariat yang melekat pada kantor pemerintah / kantor
gubernur. Karena kita tidak perlu berdebat yang penting adalah sustainability-nya.

 Ferry MPBI: Mengapa kita tidak menunjuk lembaga yang relevan seperti SATKORLAK atau
Kesbanglinmas sebagai Sekretariat? Seperti untuk koordinasi, banyak organisasi bekerja hanya
di Banda Aceh. Suatu organisasi yang bekerja di kabupaten tanpa kantor di tingkat provinsi
diabaikan atau tidak tertampung dalam forum koordinasi.            Kita harus memastikan
kesinambungan sehingga lembaga atau mekanismenya akan tetap ada bahkan setelah UNDP
menghentikan kegiatan di Banda Aceh.

 Alvin Hidayat, American Red Cross
 Pertama disarankan untuk mengidentifikasi masalah, sekretariat adalah hal yang kedua. Juga
tentang anggaran misalnya karena partisipasi adalah macan ompong tanpa anggaran. Perlu
dibuat matrix tentang siapa yang melakukan apa, seperti yang telah dilakukan pada tahun 2007.
Kita dapat mulai dari anggaran. PMI meliputi seluruh bagian Aceh. Jika sekretariat harus
didirikan, silakan memilih lembaga yang relevan untuk menyimpannya. Adapun strategi dan
ToR, kami akan melakukannya di waktu berikutnya. Mari kita fokus pertemuan berikutnya untuk
menyelesaikan ToR, strategi dan sekretariat.




                                               7
Fahmi: Seperti kita semua tahu bahwa, BPBD belum didirikan, jadi kita harus berpikir
lembaga/dinas yang tepat untuk tuan rumah Sekretariat APACC.

Dr Khairuddin: Pak Usman harus menunjuk seseorang atas nama BPBA untuk mengikuti proses
ini. Untuk menjaga agar mereka menyadari kegiatan ini. Hal ini untuk menghindari rantai yang
hilang dan agar mempunyai rasa memiliki.

 Presentasi:
 Ismed dari YPA / Yayasan Permakultur, membuat judul presentasi "". Presentasi Nya
difokuskan pada kegiatan kesadaran masyarakat dalam PRB dan permaculture.

 Ajiz, menekankan bahwa museum tsunami harus segera dikelola. Kita dapat menetapkan
sekretariat APACC di museum, ini untuk jangka panjang untuk mengakomodasi kegiatan
mendatang dari kabupaten misalnya. Saya ingin meminta UNDP untuk memfasilitasi untuk
mendirikan sekretariat di Museum Tsunami. Tidak ada SK untuk mengelola museum yang
berada di dinas Pariwisata.

 Neni: Ada wacana bahwa APACC harus terletak / berlokasi di gedung baru di kompleks kantor
Gubernur.. Dia juga meminta semua peserta untuk menghadiri forum ini secara teratur ini dan
hasilnya akan dikirim melalui email.

Man B. Thapa: mengatakan bahwa lokasi Sekretariat akan dibahas dengan pejabat Pemerintah.
Setelah BPBD / A didirikan APACC akan menjadi bagian BPBD / A .

Alvin: Prioritas kami adalah untuk memiliki gambaran besar dari APACC, kita akan
membahasnya pada pertemuan berikutnya. Mari kita rencanakan pertemuan berikutnya segera.

Dr Khairuddin menyarankan untuk membentuk kelompok kecil untuk menyelesaikan ToR nya,
mengembangkan rencana kerja selanjutnya.

Pertemuan itu mengusulkan untuk menugaskan:
   1. Ferry (MPBI)
   2. Alvin (AMCROSS)
   3. ISMED (YPA)
   4. PMI
   5. CWS
   6. TDMRC

 Akhirnya, Man Thapa mengucapkan terima kasih kepada semua peserta untuk partisipasi aktif
dan nasihat / saran untuk membuat forum APACC untuk koordinasi yang lebih baik.

Pertemuan itu akhiri dengan keputusan bahwa Satuan Tugas akan bertemu pada 23/11/2009 di
ruang pertemuan UNDP pukul 9 pagi dan menyelesaikan ToR, rencana kerja, sekretariat, dll




                                             8
NOTULENSI RAPAT
KOMITE KOORDINASI KESADARAN PUBLIK ACEH (PACC)

Tempat :

GARUDA PLAZA HOTEL
Jl. Sisingamangaraja No. 18 Medan


Work Shop “Peran Koordinasi Penyadaran Publik untuk Pengurangan Resiko Bencana”

Medan, 17 Maret 2010
Jam 09.00 s.d 12.30 WIB


     Pak Aziz
   - Merupakan forum kordinasi dari organisasi yang di fasilitasi oleh UNDP
   - Forum yang mempunyai hubungan emosional untuk ditindaklanjuti dan merupakan
     Forum Koordinasi Lintas Sector

        ♦ Dilajutkan oleh Fasilisator Pak Feri
   -    Tujuan Diskusi tindaklanjut dari komite Penyadaran Publik
   -    Kita di daerah menggadopsi apa yang dilakukan oleh masyarakat seperti pembentukan
        lembaga
   -    Ini merupakan forum penyadaran publik
   -    Adanya komite penyadaran publik penanggulangan bencana

     Dari RAPI
   -  Posko Informasi Bencana merupakan kegiatan rutin yang menempatkan petugas dengan
      sekretaris informasi RAPI di menasah manyang sejak tahun 2007
   - Seharusnya Rapi di bawah Dishub namun koodinasi sekarang lebih banyak ke Dinas
      Sosial
   - Sakorlak Manajemen masih lemah
   Mencakup :
   Mengaruh --- Kesiasiagaan dan tanggap darurat

     Muktaruddin Yakob ( AJI )
   - Anggota 50 orang x 2 tempat ± 100 orang
   - Sangat optimis PRB ini
   - Untuk memberikan pemecahan kepada masyarakat tentang PRB.
   - Kampanye tidak nyambung kalau tidak ada media perlu ada silaturrahmi ke media
   - Buat semacam Ipen
   Mempengaruhi --- tanggap darurat

     M. Yusuf ( KPID )
   - ini merupakan struktur awal perlu ada pedoman dan ide di mana perlu membentuk
     komite bersama (KBPRB)
   - belum ada suatu penanganan koordinasi dengan Dinas terutama dengan Dishub
     Komintel

        Pak Helmi ( WALHI )
   -    merupakan sebuah lembaga yang peduli terhadap lingkungan
   -    Pembagian level dengan 2 level
                          1. Pemerintah / Kebijakan
                          2. Masyarakat ----- Perlu adanya kesadaran


                                             9
-    Walhi mempunyai data daerah potensi Bencana

     Respon Peserta
-    Lebih mengaruh → Pencegahan ( mitigasi )

     Ibu Aminah ( Dinas Pendidikan )
-    Memasukan kurikulum untuk dibuatkan bahan ajar untuk anak –anak seperti simulasi
-    Sekarang ini sedang dilakukan

     Respon → Peserta
-    Kelompok Mitigasi dan pencegahan

     Ibu Yuni ( SPIN Sejahtera )
-    Bergerak dibidang sosialisasi kepada semua kelompok terutama media Radio untuk
     dapat di komunikasikan agar mudah dilaksanakan oleh komunikator dan diterima oleh
     masyarakat.
-    Sehingga semua Informasi yang disampaikan dengan mudah dapat dilaksanakan
-    Lagi mengerjakan Proyek Pegurang Resiko Bencana → Lusia, Anak – anak, Perempuan,
     Kelompok cacat yang merupakan kelompok Rentum
-    Arca → Krueng Raya, Sibreh, Darussalam
-    Kontra SPIN → Hundicap, Plower

     Radio Jati
-    Kelompok → Pencegahan

     Ismet
-    Program lebih pertanian Organik
-    Yang telah melaksanakan beribu orang yang menerima program ini dengan Multi cuture
-    Pertanian, berkebun dan beternak
-    Penanggulangan bencana dengan berbasis masyarakat
-    Bagaimana masyarakat tahan terhadap Bencana dengan melatih anak –anak sekolah
-    Programnya mebuat film dengan menayangkan di Aceh TV dan melalui Layar Tancap
-    Koordinasi dengan /instansi terkait untuk mendapatkan Rekomendasi
-    Kelompok → Rehap / Rekon dan mitigasi

     Pak Yusuf → PWI
-    Mempunyai perwakilan yang agak merata
-    PWI tidak ada wadah media tapi koordinasi dengan wadah –wadah media
-    PWI melakukan sesuatu rencana umum
-    Kelompok → Rehap / Rekon

     ORARI
-    sebagai sarana Radio Penyampaian Informasi
-    melaksanakan pemasangan dan perbaikan Stasiun – stasiun Radio untuk memperluas
     jangkauan
-    Koordinasi dengan Dishub Komintel
-    Digunakan juga digunakan masyarakat luas
-    Orari sangat fokus kepada komunitas orari
-    Infrastruktur Orari cukup untuk mendukung program ini
-    Kelompok → kesesiagaan dan tanggap darurat

     Dinas Sosial
-    Kegiatan 2019 banyak sebagai penanggulangan persiapan bencana
-    Mitra tokoh masyarakat dan elemen Publik yang melakukan PRB
-    Tupoksi logistik



                                          10
-    Tagana PRB berbasis masyarakat perpanjangan tangan Disos di lapangan. 1114 orang
     diseluruh Aceh. WWW. TAGANA ACEH.go.id
-    Kelompok → Tanggap darurat dan kesesiagaan

     M. Yusuf → KPID
-    Lebih mengarah kepengurusan isi siaran
-    Memafaatkan monitoring
-    Masukan dari pak aziz untuk memfasilitasi perizinan Radio – radio

     Ibu Hera → UNDP
    Ada beberapa program pokok yang dilakukan UNDP
    I. 1. Sharing nya: menjadikan Aceh lebih aman merupakan program utama UNDP
        2. PRB berbasis masyarakat
        3. PAAC → penyedaran publik
        4. Membuat Qanun bencana (Pembentukan BPB Aceh)
    II.     Menyeleksi 10 Kab/Kota untuk pekerjaan PRB

  Herianto → Sakorlak
- sebelum 2003 lebih peran kepada janda dan anak- anak
- Dalam penyadaran publik kurang terdapat tindak lanjut dari informasi yang ada di
  lapangan
- Kelompok → tanggap darurat

  Asriani → Dishub Komintel
- Sosialisasi peraturan daerah
- Kegiatan unggulan kesenian daerah dan pertunjukan rakyat
- Punya Anggaran khusus yang selain yang merupakan rutinitas punya juga Anggaran
  yang dapat dimasukan program bebas untuk penyebarluasan Informasi pemerintah
  Daerah melalui media elektronik
- Kelompok → pencegahan

     Badan Meterologi → BMKG
-    5 unit yang dimiliki (BMKG )
-    Mata Ie
-    Blang
-    Indrapuri
-    Lhokseumawe dan Meulaboh
-    Penelitian lebih lanjut karena gempa pengaruh ke atmosfir
-    Peringanan dini cuaca ektrim → SOP
-    Kelompok → mitigasi dan kesesiagaan

  PMI
- Bermacam bidang salah satunya Radio Rumah PMI
- PMI tidak langsung menanggulangi pembangunan kecuali ada donor
- Kelompok → Mitigasi, kesesiagaan dan tanggap darurat

     Zulkarnen BP3A → Badan Pemberdayaan Perempuan
-    Bencana sosial yang lebih fokus
-    KDRT → Rumah Sakit Bayangkara selanjutnya ke RSU di rujuk udah parah
-    Trafiking

     Pak Muklis → Dishub Komintel Kota
-    Siaran keliling yang dilakukan rutinitas
-    Merupakan kegiatan yang sangat efektif ke desa – desa
-    Dialog Publik baik TV maupun Radio


                                            11
-    Program di kegiatan di Taman Sari :
        - Bahaya AIDS
        - Narkoba
   -    Web www.PerhubunganBandaAceh.go.id
   -    Kelompok → pencegahan

      MAA
   -   Potensi yang ada program kota Banda Aceh uji coba
      Sytem manajemen kalbu, ruang lingkup Akper, majelis taklim, MAN
   - Lebih banyak kesikap fisik yang diberikan bantuan oleh NGO dan LSM dll, sehingga
       kurang masalah hati mulai komplik dan Tsunami
    - Kelompok → Pencegahan
   Kedepan udah TUU Tupoksi dri masing –masing komite untuk Forum ke depan

        Pak Syukri → Dinas Syariat Islam
   -    lebih kepada sosialisasi, penyuluhan dan pembinaan yang berdekatan dengan Depag
   -    lebih efektif dengan Agama dalam melakukan pencegahan bencana
   -    ada keterkaitan Agama dab Adat Aceh
   -    Mengarah nilai Agama menjadi nilai Adat
   -    Perlu koordinasi dengan Dinas Syariat Islam dengan adanya program – program
        Sosialisasi pertahun melalui Dai-dai dan Khatib - khatib dll
   -    Memasukan Resiko Bencana ada dalam hati mereka
   -        Kelompok → Pencegahan

Lanjutan Diskusi
    1. Level koordinasi
    2. Level merancang ada
       Disini sudah ada
        1. Sekretariat
        2. Dana


Pemerintah Aceh
Draft Kerangka Acuan/ Concept Note

Komite Koordinasi Kesadaran Publik Aceh (APACC)
Aceh Public Awareness Coordination Committee (APACC)

Latar Belakang
Provinsi Aceh sudah lama menjadi korban bencana dan keterbelakangan, baik secara politik
maupun pisik, beberapa diantaranya dipublikasikan secara luas. Risiko kembalinya komplik
politik saat ini kelihatan semakin berkurang. Perjanjian perdamaian Agustus 2005 telah berjalan
tanpa ada pelanggaran yang serius dan komitmen sejak dilaksanakan secara luas. Perundang-
undangan yang baru telah memenuhi tuntutan-tuntutan mendasar bagi perluasan otonomi di
provinsi Aceh yang pada akhirnya mengarahkan kepada situasi politik yang lebih stabil.
Berdasarkan sejarah, Indonesia demikian pula Aceh, mengurangi kerawanan masyarakat kepada
risiko-risiko bencana yang merupakan bagian normal dari pemikiran sehari-hari yang terefleksi
dari rancangan bangunan, perencanaan penggunaan lahan atau yang paling sederhana
keputusan keluarga atau masyarakat tentang pembangunan sebuah rumah, rancangan mesjid
yang baru atau perluasan desa. Sayangnya, praktek-praktek ini diabaikan oleh praktek bisnis
yang tidak mengindahkan moral, pertumbuhan penduduk, pencarian lahan yang murah,
ketidaktepatan penerapan teknologi baru untuk konstruksi dan produksi pertanian. Yang
menguntungkan adalah peralihan sedang terjadi ke arah pemulihan kembali pemikiran tersebut
dalam proses pembangunan masa depan Aceh.




                                              12
Selama tiga atau empat tahun, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa langkah-
langkah ekstrim yang penting untuk menciptakan lingkungan kebijakan-kebijakan dan peraturan
yang diperlukan yang mulai membentuk pondasi mendorong masyarakat berinvestasi untuk
keselamatan mereka sendiri dengan mengurangi risiko bencana yang merusak. Ini dimulai
dengan disahkannya undang-undang (pengurangan risiko) manajemen bencana nasional yang
melihat ke depan yang sekarang diberlakukan (UU No 24/2007). Pemerintah juga telah
menginisiasi sebuah dialog antar pemerintah, public/suwasta untuk menerapkan Rencana Aksi
Nasional untuk Pengurangan Risiko Bencana (RAN-PRB) berdasarkan Strategi Pengurangan
Bencana Internasional PBB yang telah disepakati secara internasional (ISDR), Kerangka Aksi
Hyogo untuk Pengurangan Risiko Bencana (HFA-PRB). Aceh yang rawan gempa, Jawa Tengah
dan Yogyakarta telah melompat ke depan dari pemerintah lainnya di seluruh dunia dengan
mempersiapkan Rencana Aksi Daerah mereka untuk Pengurangan Risiko Bencana (RAD-PRB).
Dan dalam dua tahun terakhir, Rencana Kerja Tahunan Pemerintah nasional telah memasukkan
anggaran substansial untuk pengurangan risiko sebelum bencana.
Di Aceh, Pemerintah Aceh yang baru terpilih juga mengambil langkah-langkah inisiasi segera
setelah pelantikannya pada bulan Februari 2007. Sejak dari awal, pemerintah telah berjanji pada
dirinya sendiri dan jajarannya untuk menciptakan reformasi fundamental terhadap pemerintah
provinsi dan kabupaten. Reformasi ini termasuk pengurangan risiko bencana (PRB) sebagai
salah satu dari prioritas-prioritas kunci pembangunan provinsi. Komitmen ini terejawantahkan
dalam susunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) provinsi untuk tahun
2007-2012. RPJM secara resmi menjadikan pengurangan risiko bencana (DRR) salah satu dari
Sembilan strategi pembangunan provinsi Aceh. pemerintah provinsi juga telah menginisiasi dan
memimpin Kelompok kerja PRB Aceh melalui sebuah proses untuk menentukan siapa sedang
melakukan apa tentang kegiatan PRB dan di mana di Aceh. analisa ini mewakili struktur
penyusunan RAD-PRB yang dapat membantu provinsi Aceh sebagai alat untuk mengkoordinir
pekerjaan PRB lebih baik dan mengidentifikasi kesenjangan dan kebutuhan. Ini dimaksudkan
bahwa pemerintah Aceh dan Kelompok Kerja PRBnya akan berevolusi menjadi Komite
Koordinasi Penyadaran Publik yang dipimpin oleh pemerintah yang akan memimpin penilaian
kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, diskusi dan merancang kegiatan-kegiatan di masa
mendatang dan mengidentifikasi kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada kegiatan-kegiatan
penyadaran public di provinsi Aceh.

Komite Koordinasi Penyadaran Publik Aceh (A-PACC):
Latar belakang di atas jelas sekali menyampaikan situasi bencana provinsi dan inisiatif-inisiatif
yang sedang berlangsung baik di tingkat nasional maupun provinsi. Dalam kontek ini, untuk
mendukung pemerintah Aceh secara efektif merancang dan menerapkan kegiatan penyadaran
publik tentang pengurangan risiko bencana yang terkoordinasi, itu dirasakan oleh organisasi
yang bekerja pada bidang penyadaran public tentang PRB bahwa ada kebutuhan untuk
membangun sebuah komite koordinasi pada tingkat tertinggi (tingkat provinsi).
Inisiatif ini dibangun berdasarkan pertemuan convergence tahun lalu yang telah diselenggarakan
oleh Pemerintah Aceh tentang PRB demikian pula para wartawan pada bulan September 2007.
Begitu berdiri dan berfungsi secara penuh, BPBD akan berfungsi sebagai Sekretariat A-PACC.
Di bawah kepemimpinan Wakil Gubernur, Pemerintah Aceh A-PACC akan mengadakan
pertemuan reguler (sekali sebulan) dan A-PACC akan:
     • Berfungsi sebagai mekanisme tingkat provinsi di mana provinsi Aceh dapat
           mengutarakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan penyadaran publik (PA) tentang
           PRB;
     • Mendukung identifikasi kebutuhan-kebutuhan kritis dalam bidang penyadaran public
           tentang PRB, pada prioritas dasar, memobilisasi/alokasi sumber-sumber, table rencana
           aksi, dan monitoring serta review implementasi kegiatan-kegiatan PA;
     • Menfasilitasi penggunaan sumber-sumber yang lebih baik, upaya PA PRB yang efektif
           dan terintegrasi di kalangan para pemangku kepentingan baik itu provinsi, nasional,
           regional dan internasional sementara menyediakan kerangka kerja bagi berfikir
           sistematis dan komitmen terhadap prioritas tindakan lintas sektor dan teritori;
     • Berfungsi sebagai katalisator bagi konsultasi tingkat provinsi dan membangun
           consensus, demikian pula untuk identifikasi prioritas PA serta membantu dalam kegiatan


                                               13
merancang, implementasi dan monitoring kegiatan-kegiatan PA. penekanan sebaiknya
                   pada penerapan dan tatalaksana kegiatan PA daripada memproduksi sebuah “Rencana
                   Aksi” sebagai produk akhir; dan
              •    Menyediakan panduan yang mengkaitkan kegiatan PA dengan semua kegiatan-kegiatan
                   PRB di tingkat provinsi.

         Kegiatan Permulaan:
            • Membuat basis dasar informasi untuk kegiatan PA, para pelaku dan tantangannya;
            • Mengidentifikasi kelompok target, kesenjangan, perhatian khusus, dll. Dan membuat
                prioritas-prioritas PA yang dapat diterima;
            • Mengadvokasikan kebutuhan mendesak bagi pembangunan sebuah kegiatan PA yang
                efektif dan komprehensif;
            • Pengukuran perkembangan yang dibuat dalam mempromosikan kegiatan PA dan
                keterkaitannya dengan kegiatan-kegiatan PRB lainnya;
            • Menyusun rencana kerja berorientasi hasil bagi Komite Koordinasi PA Aceh untuk
                mengkoordinir kegiatan PA tersebut terkait dengan kebutuhan provinsi;
            • Mengkoorinir upaya bersama di kalangan para anggota Komite Koordinasi PA Aceh
                untuk mempromosikan budaya selamat di semua tingkatan dan lintas segmen
                masyarakat.
            • Merancang dan mengimplementasikan kegiatan PA yang focus pada perempuan
                khususnya dan yang lain pada umumnya;
            • Monitoring, pencatatan dan pelaporan kegiatan PA di tingkat provinsi dan kabupaten
                terkait dengan kegiatan-kegiatan prioritas pemerintah Aceh dalam PRB;
            • Mendokumentasikan pembelajaran dan praktek terbaikm dan berbagi temuan di tingkat
                provinsi dan kabupaten/kota;
            • Bekerja atas integrasi PA yang lebih baik ke dalam rencana dan program provinsi dalam
                pembangunan serta bantuan kemanusiaan; dan
            • Menfalitasi berbagi informasi, sumber daya, kontak dan jejaring kerja di berbagai
                tingkatan.
            • Membentuk konsorsium wartawan untuk penyadaran PRB.


         Peserta:

NO   Nama                    Institusi         Jabatan        Handphone          Email
1    Muhammad Hamzah         AJI Banda Aceh                   0813604869??       mhpembaruan@yahoo.com
2                            AJI Kota Banda
     Yayan                                                    0651637708         yayan_z@yahoo.com
                             Aceh
3                            American Red      DM
     Taherul Islam Khan                                       0812-6989383       taherul@amredcross.org
                             Cross             Delegate
4    Desi                    ANTARA                           0813-60681208      Decee_dec@yahoo.com
5                                                                                teukuzulkifli@gmail.com,
                                               DM
     TEUKU ZULKIFLI          BELGIAN RC                       0812-6998220       teuku.zulkifli@crb-
                                               Officer
                                                                                 indonesia.org
6                            KaBiro Hukum
     B. Hamid,
                             dan Hubungan
        SH,M.Hum
                             Masyarakat
7                                              Kep STA
     Syahnan                 BMKG NAD                         816340827          stageobsi@yahoo.co.id
                                               Geofisika
8                            Canadian Red      DRR
     Shesh Kafle                                                                 shesh.kafle@redcross.ca
                             Cross             Delegate
9                                                             junike@cwsindone
     Junike                  CWS Indonesia     Sr.PO                             '0813-39407671
                                                              sia.or.id
10   Prof.Dr.Ir.Yuwaldi      Dinas             Kepala         0813-60159210      yuwaldi@gmai.com



                                                         14
Away                   Hubkomintel
11                          Kepala Dinas
     Dr. T.M.Thaib,
                            Kesehatan
     Sp.A,M.Kes
                            Prov.Aceh
12   Drs.Irhamuddin         DIKNAS
13                          Kepala Dinas
     Drs. Ridwan
                            Sosial
     Sulaiman
                            Prov.Aceh
14                          Kepala Dinas
     H.Zainuddin Ahmad,
                            Syariat Islam
     S.Ag
                            Prov.Aceh
15   Herry                  Djati FM                           081269865708        herry@djatifm.com
16   Shelly W.M             HIVOS              PO. DM          0813-18819273       smarliane@hivos.or.id
17                                             DM
     Susil Perera           IFRC                                                   susil.perera@ifrc.org
                                               Delegate
18                                             Consultan
     Will Rogers            Irish Red Cross                    0812-6991832        irc05@cbn.net.id
                                               t COP
19                          Japan Red          JRCS
     Fumiko Yasuda                                             0812-6995081        fumiko-yasuda@mob.jrc.or.jp
                            Cross Society      Delegate
20                          Kanwil             Kabid.Pon
     Zulhelmi A.Rahman                                         0812-6908698
                            Dept.Agama         tren
21   Ismul Huda             ORARI NAD          Sekretaris      0811-684843         ismulhuda@gmail.com
22   Bustari                PMI-NAD                            081362487550        bustari.pminad@yahoo.com
23                          Ketua RAPI
     T.Feriansyah                                              0811-688400         team@rapiaceh.com
                            Aceh
24                                             Manager
     Djafar Djuned          SATKORLAK          Rupusdal        0852-75631767
                                               ops
25                          TDMRC (Pusat
                            Riset Tsunami
     M Dirhamsyah           dan Mitigasi       Direktur        08126983182         mdirham@yahoo.com
                            Bencana -
                            UNSYIAH)
26                                                                                 veronica@unhabitat-
     Veronica Wijaya        UNHABITAT                          0812-69988642
                                                                                   indonesia.org
27   Nelwan                 TVRI
28                                                                                 bungong_nanggroe_83@yaho
     Deviyani               Aceh TV                            085260605886
                                                                                   o.com
29   Boy Nasruddin.A        Harian Aceh                        0852-60193797       boy_detak@yahoo.co.id
30                                                             061-4157678,        mhd@kompas.com,
     Mahdi Muhammad         KOMPAS                             4553353, 62-21      redaksikcm@kompas.co.id
                                                               5350377 / 5350388   redaksikcm@kompas.com
31                          Serambi
     Mursal                                                    0852-77507001       mursal_ilm@yahoo.co.id
                            Indonesia



         Fungsi – fungsi / tugas apa yang perlu dilakukan
            - melakukan pemerintahan untuk melaksanakan PRB

         Rancangan fungsi koordinasi efektif
            1. LITBANG
            2. Publikasi
            3. Monitoring dan evaluasi


                                                          15
4. Atvokasi
   5. Gender / Kelompok marginal

Harapan dari komite untuk 6 bulan ke depan udah ada LOE dan pihak Dishub Komintel akan
bergerak untuk melaksanakan kegiatan dengan apa yang menjadi perjanjian dalam LOE

Penjelasan latar belakang PACC Bapak Fahmi
Pada tanggal 21 Agustus 2009 awal pertemuan usulan pembentukan komite antara UNDP dan
Dihub Komintel pada saat itu belim ada LOE, setelah adanya usulan yang diputuskan dalam hal
ini ditetapkan Dishub Komintel menjadi kedepan dalam melaksanakan kegiatan dimaksud ini
merupakan awal komite untuk bergerak kedepan.
Kesepakatan hari ini bisa untuk BPBA kedepan, dalam hal ini juga udah terbentuk hubungan
emisional yang akan mengisi adalah peserta.

Penutup. Pak Aziz

Menjelaskan duduk persoalan pembentukan PACC dimana LOA yang telah ditanda tangani
antara pihak UNDP dengan Dishub Komintel dan sekarang ini telah terbentuk Sekretariat .
Jadi dalam kesempatan kegiatan work shop yang kita laksanakan hari ini kita saling sharing
antara komunikator baik dari media, NGO, LSM dan Dinas dengan potensi yang dimiliki, sekian
terima kasih
Ditutup dengan Doa yang dibacakan oleh Bapak Syukri Yusuf




                                             16
AGENDA RAPAT TIM “KECIL” PEMBENTUKAN KOMITE KOORDINASI
23 November 2009

AGENDA RAPAT TIM “KECIL” PEMBENTUKAN KOMITE KOORDINASI (23/11/2009)
  1. Agenda PACC
     - Tugas, fungsi dan tanggungjawab (Fungsi koordinasi dan Implementasi)
     - Apa yang harus dilakukan: Sebelum, Saat, dan Sesudah bencana?- (ke dalam
        aktifitas; focus PACC)
     - Budget (besaran, pilihan mekanisme seperti budget sharing etc)
     - Tenggat waktu (dari dan sampai kapan PACC itu ada, kalau ada proposal kapan
        tenggat waktunya)
     - Rencana Tindak Lanjut (LFA, rencana detil)

       •   Tugas utama: meningkatkan kapasitas, penyadaran, dll

   2. Merumuskan keanggotaan KKPPA/PACC.
       -   Keterwakilan anggota baik secara lembaga/individu (syarat keanggotaan, dll) called
           to be member termasuk instansi pemerintah yang relevance
       -   SK keanggotaan (siapa yang merelease/Gov-UNDP)
       -   Sekretariat

   3. Koordinasi dan komunikasi dengan forum, lembaga lain
      - Mekanisme koordinasi dengan forum, lembaga lain

   4. Keberlanjutan KKPPA pasca UNDP DRR-A (exit strategy).



KEANGGOTAAN:
     - Lembaga (pemerintah, NGO, swasta, masyarakat sipil, Perguruan Tinggi, Media, dll),
         dan orang-orang tertentu (public figure, tokoh)
     Lembaga:
     1. Dinas Pendidikan
     2. Dishubkomintel
     3. Dinas Syariat Islam
     4. MAA
     5. Kesbanglinmas
     6. JKMA
     7. Unsyiah/TDMRC, IAIN, PT lain
     8. PMI (semua Palang Merah)
     9. MPBI
     10. YPA
     11. CWS
     12. UNDP
     13. SPIN
     14. Oxfam
     15. World Vision
     16. Media massa cetak dan elektronik (organisasi jurnalis)
     17. Walhi
     18. Flower
     19. Unifem
     20. Forum Lansia Kesuma Bangsa
     21. Handicap
     22. Child Fund


                                             17
23.   SeFA
       24.   KAB
       25.   LBH Anak
       26.   Yakita
       27.   Yayasan Lamjabat
       28.   DBE (Usaid)
       29.   PNPM
       30.   Caritas Czech
       31.   Dll

       SEKRETARIAT:
       1. Kantor: TDMRC sebagai sekretariat awal (sekretariat sementara). Perlu surat dari
          pemerintah daerah (wagub) untuk penggunaan ruang TDMRC.
       2. Alternatif ke dua: Sultan Selim; PMI?
       3. Struktur Sekretariat:


Draft:
Lampiran 1.
   • Keanggotaan: KKPPA berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Wakil
       Gubernur Aceh.
   • KKPPA terdiri dari: Pelaksana? Pengarah? Perwakilan?
   • Struktur organisasi
   • Tugas dan wewenang?

TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB:
Dibawah kepemimpinan Wakil Gubernur Aceh, KKPPA akan melakukan pertemuan rutin, dan
komite ini akan:
    • Bertindak sebagai suatu mekanisme tingkat propinsi dimana propinsi Aceh dapat
        melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penyadaran publik dalam PRB.
    • Mendukung pengidentifikasian kebutuhan-kebutuhan penting dalam ranah penyadaran
        publik, berdasarkan suatu prioritas, memobilisasi/ mengalokasi sumber daya-sumber
        daya, menawarkan agenda kegiatan dan memonitor serta mereview pelaksanakan
        kegiatan penyadaran publik.
    • Memfasilitasi penggunaan sumber daya yang lebih baik, efektif dan mengintegrasikan
        penyadaran publik dalam kegiatan PRB pada stakeholder tingkat propinsi, nasional,
        regional dan internasional serta menawarkan suatu kerangka kerja bagi proses berfikir
        yang sistematis dan komitmen untuk memprioritaskan tindakan-tindakan lintas sektor dan
        teritori.
    • Sebagai katalisator bagi konsultasi tingkat propinsi dan membangun konsensus. Juga
        sebagai identifikasi prioritas kegiatan penyadaran publik dan membantu dalam
        mendesain, mengimplementasikan, dan memonitor kegiatan-kegiatan penyadaran publik.
        Ini lebih menekankan kepada implementasi dan pengelolaan kegiatan-kegiatan
        penyadaran publik daripada memproduksi sebuah “Rencana Aksi” sebagai produk akhir;
        dan
    • Memberikan petunjuk dalam menghubungkan kegiatan-kegiatan penyadaran publik
        dengan kegiatan PRB lain di tingkat propinsi.


Kegiatan Utama/ TUPOKSI:
   • Membangun informasi dasar untuk kegiatan penyadaran publik, para pelaku dan
       tantangannya.
   • Mengidentifikasikan kelompok target, kesenjangan, perhatian, dll, serta menentukan area
       prioritas dalam penyadaran publik.




                                             18
•   Mengadvokasi kebutuhan mendesak dalam mengembangkan suatu kegiatan
    penyadaran publik yang komprehensif dan efektif.
•   Melakukan benchmark terhadap kemajuan yang dicapai dalam mempromosikan
    penyadaran publik dan jaringannya dengan kegiatan PRB lain.
•   Mengembangkan rencana kerja berorientasikan hasil bagi KKPPA untuk
    mengkoordinasikan kegiatan penyadaran publik sejalan dengan kebutuhan propinsi
    Aceh.
•    Mengkoordinasikan upaya-upaya bersama diantara anggota KKPPA untuk mendukung
    budaya keselamatan pada semua tingkatan dan saling berkaitan pada semua elemen
    masyarakat.
•   Merancang dan mengimplementasikan penyadaran publik yang terfokus untuk wanita
    khususnya dan lainnya secara umum.
•   Memonitor, merekam dan melaporkan kegiatan-kegiatan penyadaran publik pada
    tingkatan propinsi dan kabupaten yang sejalan dengan kegiatan prioritas pemerintah
    Aceh dalam PRB.
•   Mendokumentasikan pembelajaran terbaik (lesson learned) dan saling berbagi hal
    tersebut pada tingakatan propinsi dan kabupaten.
•   Bekerja untuk integrasi penyadaran publik yang lebih baik bagi perencanaan dan
    program tingkat propinsi dalam pembangunan dan bantuan kemanusiaan.
•   Memfasilitasi tukar-menukar informasi, sumber daya, jaringan pada tingkatan yang
    berbeda.




                                        19

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BERDASARKAN UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ...
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA  BERDASARKAN UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ...PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA  BERDASARKAN UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ...
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BERDASARKAN UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ...
Siti Sahati
 
Sk pokjanal posyandu
Sk pokjanal posyanduSk pokjanal posyandu
Sk pokjanal posyandu
Abdul Kohar
 
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkkContoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
Hambali Nasuka
 
Laporan pelaksanaan kegiatan sosialisasi narkoba
Laporan pelaksanaan kegiatan sosialisasi narkobaLaporan pelaksanaan kegiatan sosialisasi narkoba
Laporan pelaksanaan kegiatan sosialisasi narkoba
Arif Siswadi
 
TELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASN
TELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASNTELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASN
TELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASN
NOPIAN ANDUSTI, S.E.,M.T
 
02 sk-desa-siaga-aktif
02 sk-desa-siaga-aktif02 sk-desa-siaga-aktif
02 sk-desa-siaga-aktif
Atha Koroh
 
Sk kader posyandu
Sk kader posyanduSk kader posyandu
Sk kader posyandu
Abdul Kohar
 

La actualidad más candente (20)

Aktualisasi nilai asn
Aktualisasi nilai asnAktualisasi nilai asn
Aktualisasi nilai asn
 
1 sk. kader posyandu
1 sk. kader posyandu1 sk. kader posyandu
1 sk. kader posyandu
 
Proposal air minum
Proposal air minumProposal air minum
Proposal air minum
 
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BERDASARKAN UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ...
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA  BERDASARKAN UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ...PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA  BERDASARKAN UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ...
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DESA BERDASARKAN UU NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG ...
 
Contoh rancangan aktualisasi
Contoh rancangan aktualisasiContoh rancangan aktualisasi
Contoh rancangan aktualisasi
 
Ppt seminar rancangan aktualisasi final Uswatun Coachee
Ppt seminar rancangan aktualisasi final Uswatun CoacheePpt seminar rancangan aktualisasi final Uswatun Coachee
Ppt seminar rancangan aktualisasi final Uswatun Coachee
 
Sk pokjanal posyandu
Sk pokjanal posyanduSk pokjanal posyandu
Sk pokjanal posyandu
 
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkkContoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
Contoh laporan pelaksanaan kegiatan 10 program pokok pkk
 
Laporan pelaksanaan kegiatan sosialisasi narkoba
Laporan pelaksanaan kegiatan sosialisasi narkobaLaporan pelaksanaan kegiatan sosialisasi narkoba
Laporan pelaksanaan kegiatan sosialisasi narkoba
 
SK ORGANISASI PERSATUAN PEMUDA BARIMTA
SK ORGANISASI PERSATUAN PEMUDA BARIMTASK ORGANISASI PERSATUAN PEMUDA BARIMTA
SK ORGANISASI PERSATUAN PEMUDA BARIMTA
 
TELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASN
TELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASNTELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASN
TELAAHAN STAF UNTUK SELEKSI TERBUKA PENGISIAN JABATAN ASN
 
Program Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
Program Pengembangan  Penghidupan Berkelanjutan (P2B)Program Pengembangan  Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
Program Pengembangan Penghidupan Berkelanjutan (P2B)
 
23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil
23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil 23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil
23 juni, sambutan bupati pembukaan bumdes kapulogo kepil
 
02 sk-desa-siaga-aktif
02 sk-desa-siaga-aktif02 sk-desa-siaga-aktif
02 sk-desa-siaga-aktif
 
Laporan tahunan pkk
Laporan tahunan pkkLaporan tahunan pkk
Laporan tahunan pkk
 
Sk tim perencanaan
Sk tim perencanaanSk tim perencanaan
Sk tim perencanaan
 
Sambutan bupati sosialisasi peraturan cukai
Sambutan bupati sosialisasi peraturan cukaiSambutan bupati sosialisasi peraturan cukai
Sambutan bupati sosialisasi peraturan cukai
 
Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019
Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019
Notulensi pelatihan kampung kb hotel anggraeni 2019
 
Sk kader posyandu
Sk kader posyanduSk kader posyandu
Sk kader posyandu
 
BAB 1 KMP.pdf
BAB 1 KMP.pdfBAB 1 KMP.pdf
BAB 1 KMP.pdf
 

Similar a Notulensi rapat pembentukan pacc

a4148a781419e9aecb32727444df7298.pdf
a4148a781419e9aecb32727444df7298.pdfa4148a781419e9aecb32727444df7298.pdf
a4148a781419e9aecb32727444df7298.pdf
IntanDelvyM
 
Laporan Magang kabau.docx
Laporan Magang kabau.docxLaporan Magang kabau.docx
Laporan Magang kabau.docx
Ir. Soekarno
 
Refleksi dan hasil pembelajaran opkim
Refleksi dan hasil pembelajaran opkimRefleksi dan hasil pembelajaran opkim
Refleksi dan hasil pembelajaran opkim
iffahroslan
 
Kep068 pedomancore
Kep068 pedomancoreKep068 pedomancore
Kep068 pedomancore
Agus Hariadi
 

Similar a Notulensi rapat pembentukan pacc (20)

Tugas mira
Tugas miraTugas mira
Tugas mira
 
Kakanwil ranham2011
Kakanwil   ranham2011Kakanwil   ranham2011
Kakanwil ranham2011
 
a4148a781419e9aecb32727444df7298.pdf
a4148a781419e9aecb32727444df7298.pdfa4148a781419e9aecb32727444df7298.pdf
a4148a781419e9aecb32727444df7298.pdf
 
Makalah posyandu dan kms
Makalah posyandu dan kmsMakalah posyandu dan kms
Makalah posyandu dan kms
 
Bulan februari 2015
Bulan februari 2015Bulan februari 2015
Bulan februari 2015
 
Makalah posyandu AKBID YKN CABANG RAHA
Makalah posyandu AKBID YKN CABANG RAHA Makalah posyandu AKBID YKN CABANG RAHA
Makalah posyandu AKBID YKN CABANG RAHA
 
Laporan Magang kabau.docx
Laporan Magang kabau.docxLaporan Magang kabau.docx
Laporan Magang kabau.docx
 
Job des dompet dhuafa
Job des dompet dhuafaJob des dompet dhuafa
Job des dompet dhuafa
 
Refleksi dan hasil pembelajaran opkim
Refleksi dan hasil pembelajaran opkimRefleksi dan hasil pembelajaran opkim
Refleksi dan hasil pembelajaran opkim
 
Kerabat digital-marketing sistym-informasi-desa
Kerabat digital-marketing sistym-informasi-desaKerabat digital-marketing sistym-informasi-desa
Kerabat digital-marketing sistym-informasi-desa
 
Bab i AKBID YKN CABANG RAHA
Bab i AKBID YKN CABANG RAHA Bab i AKBID YKN CABANG RAHA
Bab i AKBID YKN CABANG RAHA
 
Lima rekom munas rev07
Lima rekom munas rev07Lima rekom munas rev07
Lima rekom munas rev07
 
Local Community Development Model
Local Community Development ModelLocal Community Development Model
Local Community Development Model
 
PROPOSAL DIKDAS PIK-R FIKS (1).pdf
PROPOSAL DIKDAS PIK-R FIKS (1).pdfPROPOSAL DIKDAS PIK-R FIKS (1).pdf
PROPOSAL DIKDAS PIK-R FIKS (1).pdf
 
Bekerja sebagai Tim
Bekerja sebagai TimBekerja sebagai Tim
Bekerja sebagai Tim
 
Kep068 pedomancore
Kep068 pedomancoreKep068 pedomancore
Kep068 pedomancore
 
Prop pontren
Prop pontrenProp pontren
Prop pontren
 
Paparan standar asdep untuk fgd
Paparan standar asdep untuk fgdPaparan standar asdep untuk fgd
Paparan standar asdep untuk fgd
 
PIPP: Radio Pemuda Pertanian (RPP)
PIPP: Radio Pemuda Pertanian (RPP)PIPP: Radio Pemuda Pertanian (RPP)
PIPP: Radio Pemuda Pertanian (RPP)
 
Hasil ti india 2
Hasil ti india 2Hasil ti india 2
Hasil ti india 2
 

Más de awakmila

Peran media dalam penyadaran publik terhadap pengurangan resiko
Peran media dalam penyadaran publik terhadap pengurangan resikoPeran media dalam penyadaran publik terhadap pengurangan resiko
Peran media dalam penyadaran publik terhadap pengurangan resiko
awakmila
 
Perempuan dalam bencana
Perempuan dalam bencanaPerempuan dalam bencana
Perempuan dalam bencana
awakmila
 
Tor penilaian kebutuhan pacc aceh may 2010
Tor penilaian kebutuhan pacc aceh may 2010Tor penilaian kebutuhan pacc aceh may 2010
Tor penilaian kebutuhan pacc aceh may 2010
awakmila
 
Topik diskusi kelompok pacc
Topik diskusi kelompok paccTopik diskusi kelompok pacc
Topik diskusi kelompok pacc
awakmila
 
Questionnaires needs assessment pacc members
Questionnaires needs assessment pacc membersQuestionnaires needs assessment pacc members
Questionnaires needs assessment pacc members
awakmila
 
Pp needs assessment pacc
Pp needs assessment paccPp needs assessment pacc
Pp needs assessment pacc
awakmila
 
Pacc kel 2
Pacc kel 2Pacc kel 2
Pacc kel 2
awakmila
 
Rapi prov aceh
Rapi prov acehRapi prov aceh
Rapi prov aceh
awakmila
 
Yayasan permakultur aceh
Yayasan permakultur acehYayasan permakultur aceh
Yayasan permakultur aceh
awakmila
 
Walhi aceh
Walhi acehWalhi aceh
Walhi aceh
awakmila
 
Matrix kegiatan penyadaraan publik dalam pengurangan risiko bencana
Matrix kegiatan penyadaraan publik dalam pengurangan risiko bencanaMatrix kegiatan penyadaraan publik dalam pengurangan risiko bencana
Matrix kegiatan penyadaraan publik dalam pengurangan risiko bencana
awakmila
 
Aji banda aceh
Aji banda acehAji banda aceh
Aji banda aceh
awakmila
 
Dishub komintel aceh
Dishub komintel acehDishub komintel aceh
Dishub komintel aceh
awakmila
 

Más de awakmila (20)

Peran media dalam penyadaran publik terhadap pengurangan resiko
Peran media dalam penyadaran publik terhadap pengurangan resikoPeran media dalam penyadaran publik terhadap pengurangan resiko
Peran media dalam penyadaran publik terhadap pengurangan resiko
 
Perempuan dalam bencana
Perempuan dalam bencanaPerempuan dalam bencana
Perempuan dalam bencana
 
Tor penilaian kebutuhan pacc aceh may 2010
Tor penilaian kebutuhan pacc aceh may 2010Tor penilaian kebutuhan pacc aceh may 2010
Tor penilaian kebutuhan pacc aceh may 2010
 
Topik diskusi kelompok pacc
Topik diskusi kelompok paccTopik diskusi kelompok pacc
Topik diskusi kelompok pacc
 
Questionnaires needs assessment pacc members
Questionnaires needs assessment pacc membersQuestionnaires needs assessment pacc members
Questionnaires needs assessment pacc members
 
Pp needs assessment pacc
Pp needs assessment paccPp needs assessment pacc
Pp needs assessment pacc
 
Kel iv
Kel ivKel iv
Kel iv
 
Kel iii
Kel iiiKel iii
Kel iii
 
Kel ii
Kel iiKel ii
Kel ii
 
Kel i
Kel iKel i
Kel i
 
Pacc kel 2
Pacc kel 2Pacc kel 2
Pacc kel 2
 
Rapi prov aceh
Rapi prov acehRapi prov aceh
Rapi prov aceh
 
Yayasan permakultur aceh
Yayasan permakultur acehYayasan permakultur aceh
Yayasan permakultur aceh
 
Walhi aceh
Walhi acehWalhi aceh
Walhi aceh
 
Matrix kegiatan penyadaraan publik dalam pengurangan risiko bencana
Matrix kegiatan penyadaraan publik dalam pengurangan risiko bencanaMatrix kegiatan penyadaraan publik dalam pengurangan risiko bencana
Matrix kegiatan penyadaraan publik dalam pengurangan risiko bencana
 
Sakorlak
SakorlakSakorlak
Sakorlak
 
Orari
OrariOrari
Orari
 
Dsi
DsiDsi
Dsi
 
Aji banda aceh
Aji banda acehAji banda aceh
Aji banda aceh
 
Dishub komintel aceh
Dishub komintel acehDishub komintel aceh
Dishub komintel aceh
 

Notulensi rapat pembentukan pacc

  • 1. NOTULENSI RAPAT KOMITE KOORDINASI KESADARAN PUBLIK ACEH JAM 10:00 – 13:30 31 Agustus 2009 Ringkasan Pertemuan Pembukaan oleh pak Usman Budiman. Pak Usman membuka pertemuan dengan mengutarakan bahwa di bawah project DRR-A pemerintah Aceh bermaksud membuat sebuah forum untuk penyadaran publik guna mensosialisasikan dan perubahan sikap masyarakat terhadap bencana dengan benar. Pemerintah berharap bahwa semua organisasi akan berbagi dan belajar satu sama lain untuk membentuk penyadaran public yang strategis dan sistematis guna mempromosikan budaya selamat sesuai dengan capaian ke empat dari proyek tersebut. Catatan dari presentasi IRC: 1. IRC menerapkan program komunikasi dua arah 2. Program tersebut memungkinkan para penerima manfaat menggunakan media tersebut untuk memperkuat masyarakat agar mampu mengadvokasi atau menyuarakan kepentingan mereka. 3. Advokasi merupakan unit utama program dengan menggnakan media bahkan menggunakan pendekatan individu seperti komunikasi SMS. 4. Dari program ini ada mekanisme pengaduan atau keluhan lintas sektor mulai dari perumahan, sanitasi, layanan publik dll. 5. Program ini menggunakan satelit dan jejaring stasiun radio. 6. Saat ini melalui program ini ada 40,000 eksemplar tabloid “Rumoh PMI” didistribusikan secara regular. 7. Distribusi tabloid tersebut disalurkan melalui baik itu jalur formal dan informal. 8. Program TVRI ditujukan untuk menutup kesenjangan yang mereka temui. Bapak Susil Perera dari IFRC: 1. Telah banyak diskusi dan lokakarya tentang penyadaran publik dilakukan oleh berbagai palang merah. 2. Melalui PMI, IFRC bekerja di 300 desa target yang saat ini mencapai 2000 penerima manfaat. 3. Melalui program ICDRR, ada 630 tenaga sukarelawan telah dilatih. Bapak Taherul Islam Khan, Palang Merah Amerika: 1. Bersama PMI, Palang Merah Amerika bekerja di 100 desa dari empat kabupaten. 2. Dengan dukungan ini, tim komite di setiap desa telah terbentuk. Program ini juga melibatkan sekolah membangun contingency plan. 3. Advokasi/menyuarakan kepada pemerintah lokal melalui perjanjian kesepahaman antara Palang Merah Amerika/PMI dan TDMRC. 4. Ada pendanaan CCF yang dialokasikan bagi tanggap darurat. 5. Setiap komite di setiap desa memiliki sirene untuk sistim peringatan dini. Demikian pula peta bahaya dan kalender musim telah dibuat di setiap 100 desa tersebut. Melalui pertemuan ini pak Usman mengundang sekali lagi kepada hadirin untuk ikut serta dalam pertemuan berikutnya untuk Indian Ocean Wave (IOWave09) jam 2 di tempat yang sama. Bapak Hendra dari CWS: 1. CWS bekerja di 15 desa di Aceh Besar, Aceh Jaya dan Nagan Raya untuk pendidikan PRB. 1
  • 2. 2. Untuk pendidikan PRB CWS bekerja baik itu pada struktur dan non struktur dengan menggunakan modul yang dibuat oleh PMI dan bekerja dengan komite lokal yang sudah ada demikian pula disertakan dengan kredit simpan pinjam. 3. Untuk Aceh Besar, CWS bekerja di 8 desa yang selalu berkoordinasi dengan PMI, jika sudah ada komite PRB di sebuah desa, CWS tidak akan membuat komite baru namun memberdayakan dan memperkuat yang sudah ada sebelumnya. Palang Merah Amerika: 1. Beberapa pertemuan telah dilakukan dengan walikota, bupati yang berupaya mengkaitkan pendanaan dari pemerintah untuk inisiasi PRB di tingkat masyarakat. 2. Banyak sekali hal yang telah dilakukan oleh LSM, apa yang dibutuhkan adalah bagaimana pemerintah mengkoordinasikan semua ini untuk kemaslahatan semua pemangku kepentingan dalam mengerjakan PRB di Aceh. Bapak Usman Budiman: 1. Forum ini diharapkan mendukung Indian Ocean Wave 2009 (IOWave09) untuk mensosialisasikan perhelatan ini ke masyarakat. 2. Draft APACC ini diharapkan mendapakan tanggapan dan hadirin memberikan masukan serta menyepakatinya. 3. Forum ini untuk membantu kita memahami siapa melakukan apa dimana, bagaimana, kapan dan untuk berapa lama. Bapak Man B. Thapa dari UNDP: Melalui forum ini kita akan mengetahui berapa organisasi yang bekerja pada penyadaran publik. Kita juga bisa menghindari tumpang tindih dan mengulangi kesalahan. Sebagai contoh dua puluh tahun yang lalu di Nepal ada jejaring lembaga-lembaga yang bekerja pada penyadaran publik akan PRB, salah kegiatan yang bermanfaat kepada masyarakat adalah menterjemahkan banyak dokumen dan informasi ke dalam bahasa Nepal yang merubah pola fikir masyarakat. Demikian pula forum ini bisa mengidentifikasi keterkaitan yang hilang dalam penyadaran public dan menyediakan pelatihan bagi para anggota. Bapak Usman Budiman: 1. Kita sangat membutuhkan forum ini, dari presentasi IRC; banyak dari kita telah melakukan banyak kegiatan, melalui forum ini kita akan mengerti yang kemudian memungkin pemerintah memberikan rekomendasi area mana dan aspek apa yang perlu dikerjakan. 2. Forum ini seharusnya sudah ada sejak beberapa tahun yang lalu selama masa pemulihan dan rehabilitasi guna mengkomunikasikan semua isu pemulihan. 3. Pemerintah memerlukan sebuah forum untuk mengkomunikasikan dan mengemukakan isu-isu pembangunannya, diakui bahwa pemerintah menerima keluhan yang terkait dengan perannya dalam masa rehabilitasi dan rekonstruksi karena tidak adanya forum semacam ini. Bapak Susil Perera dari IFRC: IFRC bekerja di lima desa di setiap kabupaten menemukan bahwa pemerintah kabupaten tidak memiliki database untuk memilih masyarakat yang tepat untuk menjadi mitra kerja. Akhirnya IFRC memutuskan berdasarkan data sejarah yang ada saja, jika pemerintah memiliki database akan sangat mudah memilih masyarakat yang tepat menjadi mitra. Bapak Usman Budiman 2
  • 3. 1. Jika ada dana kita harus memutuskan daerah mana yang tepat untuk bekerja, namun diakui bahwa saat ini belum ada peta. Maka diharapkan bahwa melalui proyek DRR-A pemerintah akan mengerjakan pemetaan risiko. 2. Apa yang telah dilakukan oleh PMI sudah bagus. SOP di desa seharusnya dikaitkan dengan tingkat kabupaten/Kota dan provinsi agar menjadi terintegrasi. Bapak Susil Ferera dari IFRC: Agar mempertimbangkan sumber-sumber yang dimiliki Aceh saat ini, sejak empat tahun terakhir IFRC telah melatih banyak orang. Seharusnya tidak memerlukan tenaga dari luar lagi jika kita ingin memberdayakan orang-orang yang sudah terlatih tersebut. Pemerintah, UNDP dan PMI seharusnya menghubungkan orang-orang yang terlatih tersebut, karena mereka merupakan asset Indonesia. Bapak Taherul Khan Islam, Palang Merah Amerika: 1. Agar membuat matrik siapa melakukan apa dan di mana. 2. Inventarisasi dan mengumpulkan semua modul-modul pelatihan. 3. Disepakati bahwa dengan proyek DRR-A, data yang terkait denga PRB akan dikumpulkan. Bapak Man B. Thapa: Mengingat kebanyakan organisasi akan meninggalkan Aceh segera pada Desember tahun ini, TDMRC akan mengumpulkan data dari semua organisasi, untuk itu harap dimaklumi bahwa TDMRC akan mengunjungi semua organisasi. Sumdaya lokal menjadi prioritas sebelum mencari dari luar. Pak Usman Budiman: Dia setuju untuk menggunakan sumberdaya lokal dan percaya bahwa sumberdaya lokal yang terlatih diberdayakan, mereka akan menyampaikan pesan yang sama secara konsisten kepada masyarakat. Forum seperti ini seharusnya sudah dilakukan dari dulu, namun BRR sudah penuh dengan kegiatan dan kurangnya orang yang mengangkat isu ini. Apakah kita sepakat untuk membentuk forum ini?, tentu kita setuju. Kita membutuhkan forum ini. Kesepakatan: Forum sepakat untuk membentuk forum ini. IRC siap mendukung dengan menggunakan mendia mereka serta program penyadaran public yang mereka jalankan. IFRC telah lama menunggu forum semacam ini sejak dari awal. Beberapa hal yang harus dipertimbangkan; seberapa cakupan kegiatan penyadaran publik ini, ada 1,6 juta penerima manfaat potensial, kesinambungan dan bagaimana ini semua masuk ke dalam mekanisme PRB. Bapak Susil Perera dari IFRC Mengusulkan untuk pertemuan regular ini berpindah-pindah tempat di antara para anggota demikian pula pimpinan rapat digilir untuk memastikan rasa kepemilikan dan kebersamaan. T. Amiruddin dari Dinas Syariat Islam: 1. Sangat mendukung pendirian forum ini, secara pribadi berterima kasih kepada semua pihak yang telah membantu Aceh. 2. Mengingat Aceh adalah masyarakat religious, ada saran untuk mengkaitkannya dengan kegiatan-kegiatan keagamaan. Pak A. Aziz dari DISHUBINFOKOMTEL: 3
  • 4. 1. Untuk mencapai masyarakat akar rumput secara efektif, ada tiga komponen yang harus dipertimbangkan; pertama, struktur untuk memastikan sampai ke tingkat masyarakat, kedua, fasilitas dan ketiga sumberdaya manusia. 2. Dengan adanya pemberian otonomi penuh kepada pemerintah provinsi, peran sektor publik berkurang, phenomena ini meningkat ego sektoral, maka tantangannya adalah mengharmonikan semua sektor. 3. Ada bukti bahwa kegiatan penyadaran public cenderung berhasil jika menggunakan media tatap muka dibandingkan menggunakan teknologi yang kurang efektif. Contohnya dengan meniru tukang jual obat, metode ini lebih menarik dan efektif. 4. Saat ini ada program USU dari kantornya. Program ini menyediakan telepon umum di setiap desa seluruh Indonesia dengan bekerjasama dengan Telkomsel, lalu semua desa akan memiliki akses internet pada tahun 2010. Kita harus mempertimbangkan fasilitas ini. Pak Man B. Thapa: 1. Penilaian risiko sedang dilakukan oleh TDMRC. Saat ini sedang dalam penyeleksian 10 kabupaten/kota yang paling rawan bahaya, begitu sepuluh kabupaten/kota tersebut divalidasi, akan diinformasikan kepada semua. 2. Matik WWW, ini tidak hanya terbatas pada penyadaran publik namun juga bagi kegiatan PRB lainnya. Dengan matrik ini kita dapat membuat presentasi untuk masukan di masa mendatang. Ibu Veronica dari UNHABITAT: 1. Ada dua metode penyebaran informasi; pertama, Above the line, metode ini menggunakan radio, TV, surat kabar dll; kedua, Below line, metode ini menggunakan pelatihan dan kegiatan tatap muka lainnya. 2. Kita harus focus pada bagaimana menyampaikan informasi dasar, contohnya bagaimana bertindak ketika tsunami terjadi. Karena hingga sekarang kebanyakan penerima pelatihan dari kalangan ibu rumah tangga. Demikian pula kita butuh penilaian untuk menemukan apa yang paling disukai masyarakat. 3. Evaluasi sejauh mana keefektifan metode penyebaran informasi tersebut. Ibu Helena Rea/bapak Will Rogers: 1. Tertarik dengan model pendekatan penjual obat. Jika pemerintah komit untuk melanjutkan, kita dapat menentukan goal kita karena target kita adalah perubahan sikap secara berkesinambungan yang dirubah dengan menggunakan komunikasi perubahan sikap (BCC). Dan pemahaman mereka akan bencana menjadi berakar. 2. Sangat penting untuk membuat sebuah model sebagai rujukan. 3. IRC melakukan evaluasi, ada tingkatan kebiasaan seperti menonton TV 100% di pedesaan, tabloid lalu radio. Di antaranya, masyarakat juga menggunakan tokoh desa sebagai sumber informasinya. Pak Usman Budiman: 1. Komite koordinasi penyadaran public Aceh ini dibutuhkan dan harus didirikan. 2. Langkah berikutnya UNDP akan membuat TOR yang kemudian akan didiskusikan lagi dalam waktu dekat untuk menyempurnakan TOR tersebut. 3. Kita bisa menyepakati tempat pertemuan berikutnya. 4
  • 5. 4. Agar mempertimbangkan pendekatan gender dalam menerapkan kegiatan ini dan terima kasih kepada semua masukan dan keikutsertaan semuanya dalam pertemuan ini. Aga mempertimbangkan dukungan dari forum ini bagi kegiatan Indian Ocean Wave 2009 (IOWave09). 5
  • 6. NOTULENSI RAPAT KOMITE KOORDINASI KESADARAN PUBLIK ACEH 17 November 2009 TDMRC Building Summary of the meeting Pak Usman Budiman, menyambut semua peserta dan secara resmi membuka pertemuan. beliau menegaskan bahwa inisiatif ini dimulai oleh Pemerintah Aceh untuk membawa semua lembaga yang bekerja dalam Kesadaran Publik (PA) untuk berkerja bersama-sama. beliau juga menyebutkan bahwa pertemuan terakhir yang diadakan pada tanggal 31 Agustus sepakat untuk membentuk Aceh Komite Koordinasi Kesadaran Publik (APA CC), yang dihadiri oleh sekitar 35 lembaga. Pak Usman juga menyoroti bahwa beberapa kegiatan PA telah diprakarsai oleh lembaga yang berbeda. Namun, masih ada banyak yang harus dilakukan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap bencana khususnya penargetan segmen tertentu dari masyarakat seperti lansia, wanita, anak-anak dll. Oleh karena itu, katanya, berdasarkan pengalaman masa lalu, kita perlu bekerja secara terkoordinasi agar kita dapat mencakup daerah yang lebih luas dan mencapai hasil yang nyata bahkan dengan sumber daya dan waktu yang terbatas waktu. Beliau juga akan menjelaskan proses pembentukan BPBD / A. Beliau menyebutkan bahwa, sekali BPBA sepenuhnya didirikan dan fungsional, APACC akan menjadi bagian dari BPBD A. Dia menekankan bahwa setelah pembentukan APACC, maka akan mudah bagi semua lembaga untuk mengidentifikasi prioritas kegiatan dan menjangkau masyarakat miskin dan kelompok melalui koordinasi yang lebih baik dan saling berbagi informasi. Pak Fahmi Yunus pengarahan tujuan pertemuan, yaitu: 1. Forum mekanisme 2. Untuk mengembangkan KKPA / kapasitas APACC Dia juga sempat membagi draft acuan dari APACC dan menekankan bahwa: • PA berkaitan dengan kegiatan lPRB di Aceh seperti Rencana Aksi Daerah. • Database pada PA dan preferensi media dari komunitas tertentu sebagai informasi dasar yang diperlukan untuk merancang dan melaksanakan kegiatan PA. • Menangani secara khusus masyarakat yang lebih rentan / minoritas. • Wartawan memiliki peran unik dan spesifik untuk berkiprah di APACC. • pertemuan ini juga bertujuan untuk memperoleh kesepakatan mengenai sekretariat dan langkah berikutnya. • Minta semua peserta / lembaga untuk memberikan informasi kegiatan PA yang sedang berjalan untuk mengidentifikasi kesenjangan dan menghindari duplikasi intervensi. Setelah presentasi Pak Fahmi dilakukan diskusi secara terbuka.: Ayub Dinas Syariat Islam: mengusulkan untuk memasukkan KesbanglinmasI dan menyarankan bahwa Sekretariat berada di Dinas KOMINTEL 1. KOMINTEL: Setuju untuk menjadi tuan rumah Sekretariat dan ini akan memungkinkan untuk memiliki kegiatan yang komprehensif dan terkoordinasi. Untuk ini perlu dibentuk (APACC). Sejauh ini koordinasi kita tidak bersinergi. Kita harus menghindari kelembagaan yang mengetengahkan ego pribadi. Museum tsunami masih belum benar fungsional / digunakan. PMI ingin menggunakan museum tapi tetap tidak menemukan kewenangan hak untuk mendapatkan kekuasaan. 2. Rukayyah, PMI Prov. Aceh. Menanyakan siapa yang akan menjadi anggota APACC; organisasi atau individu? Sekretariat APACC harus dekat dengan semua organisasi dan terkait satu sama lain. 3. Furkan, PMI prov.Aceh: Persetujuan memiliki sekretariat di Museum Tsunami. sekretariat harus mempunyai tim kecil. PMI memiliki bagian yang disebut Badan 6
  • 7. Penanggulangan Bencana. Badan ini telah melakukan berbagai kegiatan PA dan kami melaksanakan kegiatan ini dan harus menjadi salah satu anggota APACC. Man B. Thapa: sedikit menjelaskan latar belakang pada APACC. Dia menyebutkan bahwa pada awal 2009, PRB-tim A dikunjungi banyak lembaga yang bekerja di PA-DRR dan dibahas tentang kegiatan yang sedang berlangsung, tantangan dan rencana masa depan. Banyak lembaga yang dikunjungi, menyoroti perlunya sebuah forum koordinasi di tingkat provinsi untuk berbagi tentang kegiatan yang sedang berlangsung, rencana masa depan dan tantangan untuk menghindari duplikasi dan menjangkau orang-orang/kelompok miskin. Berdasarkan diskusi dan saran dari lembaga yang berbeda termasuk Pemerintah, pertemuan awal diselenggarakan pada tanggal 31 Agustus 2009 untuk mendiskusikan kemungkinan untuk membentuk komite koordinasi. Pertemuan ini dihadiri oleh 35 perwakilan dan semua peserta sepakat untuk membentuk komite koordinasi formal tentang PA pada tingkat propinsi. Hari ini, kita harus bergerak maju berdasarkan perjanjian sebelumnya. Fahmi hanya mempresentasikan rancangan ToR APACC untuk bahan diskusi. Dia juga menyebutkan bahwa UNDP DRR-A proyek dengan sumber daya terbatas akan mencoba yang terbaik untuk mendukung pembentukan dan penguatan APACC. Namun, DRR-A proyek sendiri mungkin tidak dapat memulai dan menerapkan semua kegiatan yang diperlukan untuk memperkuat APACC. Oleh karena itu, ada kebutuhan bagi kita semua untuk bekerja sama dan berbagi tanggung jawab dan sumber daya. Dr Khairuddin TDMRC Anda dapat menulis TDMRC dan tidak perlu menulis Universitas Syiah Kuala. Sekretariat memerlukan biaya operasional, mengapa tidak kita gunakan kantor-kantor pemerintah yang ada untuk mengurangi biaya. Selain itu, sekretariat tidak akan mampu memobilisasi semua Dinas, untuk contoh, surat undangan harus ditandatangani oleh Gubernur atau pejabat tinggi Pemerintah. Jadi sekretariat ini harus menjadi bagian BPBD / A untuk menjamin keberlanjutan dan koordinasi yang lebih baik. M. Idris Kanwil Depag Aceh: Setuju usul Dr.Khairduddin tentang sekretariat. Pemerintah daerah harus bertanggung jawab atas sekretariat untuk menjamin keberlanjutan. Nama APACC tidak penting, yang penting adalah peran dan tanggung jawab. Demikian juga, bagaimana dengan status anggaran? Saya pikir kita perlu mengkristal masalah ini. Isnandar Dinsos: Dinsos diusulkan untuk menjadi bagian dari KKPPA karena Dinsos memiliki unit untuk menghadapi bencana. Dinsos juga telah mempunyai TAGANA atau Taruna Siaga Bencana. Saya setuju bahwa sekretariat yang melekat pada kantor pemerintah / kantor gubernur. Karena kita tidak perlu berdebat yang penting adalah sustainability-nya. Ferry MPBI: Mengapa kita tidak menunjuk lembaga yang relevan seperti SATKORLAK atau Kesbanglinmas sebagai Sekretariat? Seperti untuk koordinasi, banyak organisasi bekerja hanya di Banda Aceh. Suatu organisasi yang bekerja di kabupaten tanpa kantor di tingkat provinsi diabaikan atau tidak tertampung dalam forum koordinasi. Kita harus memastikan kesinambungan sehingga lembaga atau mekanismenya akan tetap ada bahkan setelah UNDP menghentikan kegiatan di Banda Aceh. Alvin Hidayat, American Red Cross Pertama disarankan untuk mengidentifikasi masalah, sekretariat adalah hal yang kedua. Juga tentang anggaran misalnya karena partisipasi adalah macan ompong tanpa anggaran. Perlu dibuat matrix tentang siapa yang melakukan apa, seperti yang telah dilakukan pada tahun 2007. Kita dapat mulai dari anggaran. PMI meliputi seluruh bagian Aceh. Jika sekretariat harus didirikan, silakan memilih lembaga yang relevan untuk menyimpannya. Adapun strategi dan ToR, kami akan melakukannya di waktu berikutnya. Mari kita fokus pertemuan berikutnya untuk menyelesaikan ToR, strategi dan sekretariat. 7
  • 8. Fahmi: Seperti kita semua tahu bahwa, BPBD belum didirikan, jadi kita harus berpikir lembaga/dinas yang tepat untuk tuan rumah Sekretariat APACC. Dr Khairuddin: Pak Usman harus menunjuk seseorang atas nama BPBA untuk mengikuti proses ini. Untuk menjaga agar mereka menyadari kegiatan ini. Hal ini untuk menghindari rantai yang hilang dan agar mempunyai rasa memiliki. Presentasi: Ismed dari YPA / Yayasan Permakultur, membuat judul presentasi "". Presentasi Nya difokuskan pada kegiatan kesadaran masyarakat dalam PRB dan permaculture. Ajiz, menekankan bahwa museum tsunami harus segera dikelola. Kita dapat menetapkan sekretariat APACC di museum, ini untuk jangka panjang untuk mengakomodasi kegiatan mendatang dari kabupaten misalnya. Saya ingin meminta UNDP untuk memfasilitasi untuk mendirikan sekretariat di Museum Tsunami. Tidak ada SK untuk mengelola museum yang berada di dinas Pariwisata. Neni: Ada wacana bahwa APACC harus terletak / berlokasi di gedung baru di kompleks kantor Gubernur.. Dia juga meminta semua peserta untuk menghadiri forum ini secara teratur ini dan hasilnya akan dikirim melalui email. Man B. Thapa: mengatakan bahwa lokasi Sekretariat akan dibahas dengan pejabat Pemerintah. Setelah BPBD / A didirikan APACC akan menjadi bagian BPBD / A . Alvin: Prioritas kami adalah untuk memiliki gambaran besar dari APACC, kita akan membahasnya pada pertemuan berikutnya. Mari kita rencanakan pertemuan berikutnya segera. Dr Khairuddin menyarankan untuk membentuk kelompok kecil untuk menyelesaikan ToR nya, mengembangkan rencana kerja selanjutnya. Pertemuan itu mengusulkan untuk menugaskan: 1. Ferry (MPBI) 2. Alvin (AMCROSS) 3. ISMED (YPA) 4. PMI 5. CWS 6. TDMRC Akhirnya, Man Thapa mengucapkan terima kasih kepada semua peserta untuk partisipasi aktif dan nasihat / saran untuk membuat forum APACC untuk koordinasi yang lebih baik. Pertemuan itu akhiri dengan keputusan bahwa Satuan Tugas akan bertemu pada 23/11/2009 di ruang pertemuan UNDP pukul 9 pagi dan menyelesaikan ToR, rencana kerja, sekretariat, dll 8
  • 9. NOTULENSI RAPAT KOMITE KOORDINASI KESADARAN PUBLIK ACEH (PACC) Tempat : GARUDA PLAZA HOTEL Jl. Sisingamangaraja No. 18 Medan Work Shop “Peran Koordinasi Penyadaran Publik untuk Pengurangan Resiko Bencana” Medan, 17 Maret 2010 Jam 09.00 s.d 12.30 WIB  Pak Aziz - Merupakan forum kordinasi dari organisasi yang di fasilitasi oleh UNDP - Forum yang mempunyai hubungan emosional untuk ditindaklanjuti dan merupakan Forum Koordinasi Lintas Sector ♦ Dilajutkan oleh Fasilisator Pak Feri - Tujuan Diskusi tindaklanjut dari komite Penyadaran Publik - Kita di daerah menggadopsi apa yang dilakukan oleh masyarakat seperti pembentukan lembaga - Ini merupakan forum penyadaran publik - Adanya komite penyadaran publik penanggulangan bencana  Dari RAPI - Posko Informasi Bencana merupakan kegiatan rutin yang menempatkan petugas dengan sekretaris informasi RAPI di menasah manyang sejak tahun 2007 - Seharusnya Rapi di bawah Dishub namun koodinasi sekarang lebih banyak ke Dinas Sosial - Sakorlak Manajemen masih lemah Mencakup : Mengaruh --- Kesiasiagaan dan tanggap darurat  Muktaruddin Yakob ( AJI ) - Anggota 50 orang x 2 tempat ± 100 orang - Sangat optimis PRB ini - Untuk memberikan pemecahan kepada masyarakat tentang PRB. - Kampanye tidak nyambung kalau tidak ada media perlu ada silaturrahmi ke media - Buat semacam Ipen Mempengaruhi --- tanggap darurat  M. Yusuf ( KPID ) - ini merupakan struktur awal perlu ada pedoman dan ide di mana perlu membentuk komite bersama (KBPRB) - belum ada suatu penanganan koordinasi dengan Dinas terutama dengan Dishub Komintel  Pak Helmi ( WALHI ) - merupakan sebuah lembaga yang peduli terhadap lingkungan - Pembagian level dengan 2 level 1. Pemerintah / Kebijakan 2. Masyarakat ----- Perlu adanya kesadaran 9
  • 10. - Walhi mempunyai data daerah potensi Bencana  Respon Peserta - Lebih mengaruh → Pencegahan ( mitigasi )  Ibu Aminah ( Dinas Pendidikan ) - Memasukan kurikulum untuk dibuatkan bahan ajar untuk anak –anak seperti simulasi - Sekarang ini sedang dilakukan  Respon → Peserta - Kelompok Mitigasi dan pencegahan  Ibu Yuni ( SPIN Sejahtera ) - Bergerak dibidang sosialisasi kepada semua kelompok terutama media Radio untuk dapat di komunikasikan agar mudah dilaksanakan oleh komunikator dan diterima oleh masyarakat. - Sehingga semua Informasi yang disampaikan dengan mudah dapat dilaksanakan - Lagi mengerjakan Proyek Pegurang Resiko Bencana → Lusia, Anak – anak, Perempuan, Kelompok cacat yang merupakan kelompok Rentum - Arca → Krueng Raya, Sibreh, Darussalam - Kontra SPIN → Hundicap, Plower  Radio Jati - Kelompok → Pencegahan  Ismet - Program lebih pertanian Organik - Yang telah melaksanakan beribu orang yang menerima program ini dengan Multi cuture - Pertanian, berkebun dan beternak - Penanggulangan bencana dengan berbasis masyarakat - Bagaimana masyarakat tahan terhadap Bencana dengan melatih anak –anak sekolah - Programnya mebuat film dengan menayangkan di Aceh TV dan melalui Layar Tancap - Koordinasi dengan /instansi terkait untuk mendapatkan Rekomendasi - Kelompok → Rehap / Rekon dan mitigasi  Pak Yusuf → PWI - Mempunyai perwakilan yang agak merata - PWI tidak ada wadah media tapi koordinasi dengan wadah –wadah media - PWI melakukan sesuatu rencana umum - Kelompok → Rehap / Rekon  ORARI - sebagai sarana Radio Penyampaian Informasi - melaksanakan pemasangan dan perbaikan Stasiun – stasiun Radio untuk memperluas jangkauan - Koordinasi dengan Dishub Komintel - Digunakan juga digunakan masyarakat luas - Orari sangat fokus kepada komunitas orari - Infrastruktur Orari cukup untuk mendukung program ini - Kelompok → kesesiagaan dan tanggap darurat  Dinas Sosial - Kegiatan 2019 banyak sebagai penanggulangan persiapan bencana - Mitra tokoh masyarakat dan elemen Publik yang melakukan PRB - Tupoksi logistik 10
  • 11. - Tagana PRB berbasis masyarakat perpanjangan tangan Disos di lapangan. 1114 orang diseluruh Aceh. WWW. TAGANA ACEH.go.id - Kelompok → Tanggap darurat dan kesesiagaan  M. Yusuf → KPID - Lebih mengarah kepengurusan isi siaran - Memafaatkan monitoring - Masukan dari pak aziz untuk memfasilitasi perizinan Radio – radio  Ibu Hera → UNDP Ada beberapa program pokok yang dilakukan UNDP I. 1. Sharing nya: menjadikan Aceh lebih aman merupakan program utama UNDP 2. PRB berbasis masyarakat 3. PAAC → penyedaran publik 4. Membuat Qanun bencana (Pembentukan BPB Aceh) II. Menyeleksi 10 Kab/Kota untuk pekerjaan PRB  Herianto → Sakorlak - sebelum 2003 lebih peran kepada janda dan anak- anak - Dalam penyadaran publik kurang terdapat tindak lanjut dari informasi yang ada di lapangan - Kelompok → tanggap darurat  Asriani → Dishub Komintel - Sosialisasi peraturan daerah - Kegiatan unggulan kesenian daerah dan pertunjukan rakyat - Punya Anggaran khusus yang selain yang merupakan rutinitas punya juga Anggaran yang dapat dimasukan program bebas untuk penyebarluasan Informasi pemerintah Daerah melalui media elektronik - Kelompok → pencegahan  Badan Meterologi → BMKG - 5 unit yang dimiliki (BMKG ) - Mata Ie - Blang - Indrapuri - Lhokseumawe dan Meulaboh - Penelitian lebih lanjut karena gempa pengaruh ke atmosfir - Peringanan dini cuaca ektrim → SOP - Kelompok → mitigasi dan kesesiagaan  PMI - Bermacam bidang salah satunya Radio Rumah PMI - PMI tidak langsung menanggulangi pembangunan kecuali ada donor - Kelompok → Mitigasi, kesesiagaan dan tanggap darurat  Zulkarnen BP3A → Badan Pemberdayaan Perempuan - Bencana sosial yang lebih fokus - KDRT → Rumah Sakit Bayangkara selanjutnya ke RSU di rujuk udah parah - Trafiking  Pak Muklis → Dishub Komintel Kota - Siaran keliling yang dilakukan rutinitas - Merupakan kegiatan yang sangat efektif ke desa – desa - Dialog Publik baik TV maupun Radio 11
  • 12. - Program di kegiatan di Taman Sari : - Bahaya AIDS - Narkoba - Web www.PerhubunganBandaAceh.go.id - Kelompok → pencegahan  MAA - Potensi yang ada program kota Banda Aceh uji coba Sytem manajemen kalbu, ruang lingkup Akper, majelis taklim, MAN - Lebih banyak kesikap fisik yang diberikan bantuan oleh NGO dan LSM dll, sehingga kurang masalah hati mulai komplik dan Tsunami - Kelompok → Pencegahan Kedepan udah TUU Tupoksi dri masing –masing komite untuk Forum ke depan  Pak Syukri → Dinas Syariat Islam - lebih kepada sosialisasi, penyuluhan dan pembinaan yang berdekatan dengan Depag - lebih efektif dengan Agama dalam melakukan pencegahan bencana - ada keterkaitan Agama dab Adat Aceh - Mengarah nilai Agama menjadi nilai Adat - Perlu koordinasi dengan Dinas Syariat Islam dengan adanya program – program Sosialisasi pertahun melalui Dai-dai dan Khatib - khatib dll - Memasukan Resiko Bencana ada dalam hati mereka - Kelompok → Pencegahan Lanjutan Diskusi 1. Level koordinasi 2. Level merancang ada Disini sudah ada 1. Sekretariat 2. Dana Pemerintah Aceh Draft Kerangka Acuan/ Concept Note Komite Koordinasi Kesadaran Publik Aceh (APACC) Aceh Public Awareness Coordination Committee (APACC) Latar Belakang Provinsi Aceh sudah lama menjadi korban bencana dan keterbelakangan, baik secara politik maupun pisik, beberapa diantaranya dipublikasikan secara luas. Risiko kembalinya komplik politik saat ini kelihatan semakin berkurang. Perjanjian perdamaian Agustus 2005 telah berjalan tanpa ada pelanggaran yang serius dan komitmen sejak dilaksanakan secara luas. Perundang- undangan yang baru telah memenuhi tuntutan-tuntutan mendasar bagi perluasan otonomi di provinsi Aceh yang pada akhirnya mengarahkan kepada situasi politik yang lebih stabil. Berdasarkan sejarah, Indonesia demikian pula Aceh, mengurangi kerawanan masyarakat kepada risiko-risiko bencana yang merupakan bagian normal dari pemikiran sehari-hari yang terefleksi dari rancangan bangunan, perencanaan penggunaan lahan atau yang paling sederhana keputusan keluarga atau masyarakat tentang pembangunan sebuah rumah, rancangan mesjid yang baru atau perluasan desa. Sayangnya, praktek-praktek ini diabaikan oleh praktek bisnis yang tidak mengindahkan moral, pertumbuhan penduduk, pencarian lahan yang murah, ketidaktepatan penerapan teknologi baru untuk konstruksi dan produksi pertanian. Yang menguntungkan adalah peralihan sedang terjadi ke arah pemulihan kembali pemikiran tersebut dalam proses pembangunan masa depan Aceh. 12
  • 13. Selama tiga atau empat tahun, pemerintah Indonesia telah mengambil beberapa langkah- langkah ekstrim yang penting untuk menciptakan lingkungan kebijakan-kebijakan dan peraturan yang diperlukan yang mulai membentuk pondasi mendorong masyarakat berinvestasi untuk keselamatan mereka sendiri dengan mengurangi risiko bencana yang merusak. Ini dimulai dengan disahkannya undang-undang (pengurangan risiko) manajemen bencana nasional yang melihat ke depan yang sekarang diberlakukan (UU No 24/2007). Pemerintah juga telah menginisiasi sebuah dialog antar pemerintah, public/suwasta untuk menerapkan Rencana Aksi Nasional untuk Pengurangan Risiko Bencana (RAN-PRB) berdasarkan Strategi Pengurangan Bencana Internasional PBB yang telah disepakati secara internasional (ISDR), Kerangka Aksi Hyogo untuk Pengurangan Risiko Bencana (HFA-PRB). Aceh yang rawan gempa, Jawa Tengah dan Yogyakarta telah melompat ke depan dari pemerintah lainnya di seluruh dunia dengan mempersiapkan Rencana Aksi Daerah mereka untuk Pengurangan Risiko Bencana (RAD-PRB). Dan dalam dua tahun terakhir, Rencana Kerja Tahunan Pemerintah nasional telah memasukkan anggaran substansial untuk pengurangan risiko sebelum bencana. Di Aceh, Pemerintah Aceh yang baru terpilih juga mengambil langkah-langkah inisiasi segera setelah pelantikannya pada bulan Februari 2007. Sejak dari awal, pemerintah telah berjanji pada dirinya sendiri dan jajarannya untuk menciptakan reformasi fundamental terhadap pemerintah provinsi dan kabupaten. Reformasi ini termasuk pengurangan risiko bencana (PRB) sebagai salah satu dari prioritas-prioritas kunci pembangunan provinsi. Komitmen ini terejawantahkan dalam susunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) provinsi untuk tahun 2007-2012. RPJM secara resmi menjadikan pengurangan risiko bencana (DRR) salah satu dari Sembilan strategi pembangunan provinsi Aceh. pemerintah provinsi juga telah menginisiasi dan memimpin Kelompok kerja PRB Aceh melalui sebuah proses untuk menentukan siapa sedang melakukan apa tentang kegiatan PRB dan di mana di Aceh. analisa ini mewakili struktur penyusunan RAD-PRB yang dapat membantu provinsi Aceh sebagai alat untuk mengkoordinir pekerjaan PRB lebih baik dan mengidentifikasi kesenjangan dan kebutuhan. Ini dimaksudkan bahwa pemerintah Aceh dan Kelompok Kerja PRBnya akan berevolusi menjadi Komite Koordinasi Penyadaran Publik yang dipimpin oleh pemerintah yang akan memimpin penilaian kegiatan-kegiatan yang sedang berlangsung, diskusi dan merancang kegiatan-kegiatan di masa mendatang dan mengidentifikasi kesenjangan-kesenjangan yang terjadi pada kegiatan-kegiatan penyadaran public di provinsi Aceh. Komite Koordinasi Penyadaran Publik Aceh (A-PACC): Latar belakang di atas jelas sekali menyampaikan situasi bencana provinsi dan inisiatif-inisiatif yang sedang berlangsung baik di tingkat nasional maupun provinsi. Dalam kontek ini, untuk mendukung pemerintah Aceh secara efektif merancang dan menerapkan kegiatan penyadaran publik tentang pengurangan risiko bencana yang terkoordinasi, itu dirasakan oleh organisasi yang bekerja pada bidang penyadaran public tentang PRB bahwa ada kebutuhan untuk membangun sebuah komite koordinasi pada tingkat tertinggi (tingkat provinsi). Inisiatif ini dibangun berdasarkan pertemuan convergence tahun lalu yang telah diselenggarakan oleh Pemerintah Aceh tentang PRB demikian pula para wartawan pada bulan September 2007. Begitu berdiri dan berfungsi secara penuh, BPBD akan berfungsi sebagai Sekretariat A-PACC. Di bawah kepemimpinan Wakil Gubernur, Pemerintah Aceh A-PACC akan mengadakan pertemuan reguler (sekali sebulan) dan A-PACC akan: • Berfungsi sebagai mekanisme tingkat provinsi di mana provinsi Aceh dapat mengutarakan kegiatan-kegiatan yang terkait dengan penyadaran publik (PA) tentang PRB; • Mendukung identifikasi kebutuhan-kebutuhan kritis dalam bidang penyadaran public tentang PRB, pada prioritas dasar, memobilisasi/alokasi sumber-sumber, table rencana aksi, dan monitoring serta review implementasi kegiatan-kegiatan PA; • Menfasilitasi penggunaan sumber-sumber yang lebih baik, upaya PA PRB yang efektif dan terintegrasi di kalangan para pemangku kepentingan baik itu provinsi, nasional, regional dan internasional sementara menyediakan kerangka kerja bagi berfikir sistematis dan komitmen terhadap prioritas tindakan lintas sektor dan teritori; • Berfungsi sebagai katalisator bagi konsultasi tingkat provinsi dan membangun consensus, demikian pula untuk identifikasi prioritas PA serta membantu dalam kegiatan 13
  • 14. merancang, implementasi dan monitoring kegiatan-kegiatan PA. penekanan sebaiknya pada penerapan dan tatalaksana kegiatan PA daripada memproduksi sebuah “Rencana Aksi” sebagai produk akhir; dan • Menyediakan panduan yang mengkaitkan kegiatan PA dengan semua kegiatan-kegiatan PRB di tingkat provinsi. Kegiatan Permulaan: • Membuat basis dasar informasi untuk kegiatan PA, para pelaku dan tantangannya; • Mengidentifikasi kelompok target, kesenjangan, perhatian khusus, dll. Dan membuat prioritas-prioritas PA yang dapat diterima; • Mengadvokasikan kebutuhan mendesak bagi pembangunan sebuah kegiatan PA yang efektif dan komprehensif; • Pengukuran perkembangan yang dibuat dalam mempromosikan kegiatan PA dan keterkaitannya dengan kegiatan-kegiatan PRB lainnya; • Menyusun rencana kerja berorientasi hasil bagi Komite Koordinasi PA Aceh untuk mengkoordinir kegiatan PA tersebut terkait dengan kebutuhan provinsi; • Mengkoorinir upaya bersama di kalangan para anggota Komite Koordinasi PA Aceh untuk mempromosikan budaya selamat di semua tingkatan dan lintas segmen masyarakat. • Merancang dan mengimplementasikan kegiatan PA yang focus pada perempuan khususnya dan yang lain pada umumnya; • Monitoring, pencatatan dan pelaporan kegiatan PA di tingkat provinsi dan kabupaten terkait dengan kegiatan-kegiatan prioritas pemerintah Aceh dalam PRB; • Mendokumentasikan pembelajaran dan praktek terbaikm dan berbagi temuan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota; • Bekerja atas integrasi PA yang lebih baik ke dalam rencana dan program provinsi dalam pembangunan serta bantuan kemanusiaan; dan • Menfalitasi berbagi informasi, sumber daya, kontak dan jejaring kerja di berbagai tingkatan. • Membentuk konsorsium wartawan untuk penyadaran PRB. Peserta: NO Nama Institusi Jabatan Handphone Email 1 Muhammad Hamzah AJI Banda Aceh 0813604869?? mhpembaruan@yahoo.com 2 AJI Kota Banda Yayan 0651637708 yayan_z@yahoo.com Aceh 3 American Red DM Taherul Islam Khan 0812-6989383 taherul@amredcross.org Cross Delegate 4 Desi ANTARA 0813-60681208 Decee_dec@yahoo.com 5 teukuzulkifli@gmail.com, DM TEUKU ZULKIFLI BELGIAN RC 0812-6998220 teuku.zulkifli@crb- Officer indonesia.org 6 KaBiro Hukum B. Hamid, dan Hubungan SH,M.Hum Masyarakat 7 Kep STA Syahnan BMKG NAD 816340827 stageobsi@yahoo.co.id Geofisika 8 Canadian Red DRR Shesh Kafle shesh.kafle@redcross.ca Cross Delegate 9 junike@cwsindone Junike CWS Indonesia Sr.PO '0813-39407671 sia.or.id 10 Prof.Dr.Ir.Yuwaldi Dinas Kepala 0813-60159210 yuwaldi@gmai.com 14
  • 15. Away Hubkomintel 11 Kepala Dinas Dr. T.M.Thaib, Kesehatan Sp.A,M.Kes Prov.Aceh 12 Drs.Irhamuddin DIKNAS 13 Kepala Dinas Drs. Ridwan Sosial Sulaiman Prov.Aceh 14 Kepala Dinas H.Zainuddin Ahmad, Syariat Islam S.Ag Prov.Aceh 15 Herry Djati FM 081269865708 herry@djatifm.com 16 Shelly W.M HIVOS PO. DM 0813-18819273 smarliane@hivos.or.id 17 DM Susil Perera IFRC susil.perera@ifrc.org Delegate 18 Consultan Will Rogers Irish Red Cross 0812-6991832 irc05@cbn.net.id t COP 19 Japan Red JRCS Fumiko Yasuda 0812-6995081 fumiko-yasuda@mob.jrc.or.jp Cross Society Delegate 20 Kanwil Kabid.Pon Zulhelmi A.Rahman 0812-6908698 Dept.Agama tren 21 Ismul Huda ORARI NAD Sekretaris 0811-684843 ismulhuda@gmail.com 22 Bustari PMI-NAD 081362487550 bustari.pminad@yahoo.com 23 Ketua RAPI T.Feriansyah 0811-688400 team@rapiaceh.com Aceh 24 Manager Djafar Djuned SATKORLAK Rupusdal 0852-75631767 ops 25 TDMRC (Pusat Riset Tsunami M Dirhamsyah dan Mitigasi Direktur 08126983182 mdirham@yahoo.com Bencana - UNSYIAH) 26 veronica@unhabitat- Veronica Wijaya UNHABITAT 0812-69988642 indonesia.org 27 Nelwan TVRI 28 bungong_nanggroe_83@yaho Deviyani Aceh TV 085260605886 o.com 29 Boy Nasruddin.A Harian Aceh 0852-60193797 boy_detak@yahoo.co.id 30 061-4157678, mhd@kompas.com, Mahdi Muhammad KOMPAS 4553353, 62-21 redaksikcm@kompas.co.id 5350377 / 5350388 redaksikcm@kompas.com 31 Serambi Mursal 0852-77507001 mursal_ilm@yahoo.co.id Indonesia Fungsi – fungsi / tugas apa yang perlu dilakukan - melakukan pemerintahan untuk melaksanakan PRB Rancangan fungsi koordinasi efektif 1. LITBANG 2. Publikasi 3. Monitoring dan evaluasi 15
  • 16. 4. Atvokasi 5. Gender / Kelompok marginal Harapan dari komite untuk 6 bulan ke depan udah ada LOE dan pihak Dishub Komintel akan bergerak untuk melaksanakan kegiatan dengan apa yang menjadi perjanjian dalam LOE Penjelasan latar belakang PACC Bapak Fahmi Pada tanggal 21 Agustus 2009 awal pertemuan usulan pembentukan komite antara UNDP dan Dihub Komintel pada saat itu belim ada LOE, setelah adanya usulan yang diputuskan dalam hal ini ditetapkan Dishub Komintel menjadi kedepan dalam melaksanakan kegiatan dimaksud ini merupakan awal komite untuk bergerak kedepan. Kesepakatan hari ini bisa untuk BPBA kedepan, dalam hal ini juga udah terbentuk hubungan emisional yang akan mengisi adalah peserta. Penutup. Pak Aziz Menjelaskan duduk persoalan pembentukan PACC dimana LOA yang telah ditanda tangani antara pihak UNDP dengan Dishub Komintel dan sekarang ini telah terbentuk Sekretariat . Jadi dalam kesempatan kegiatan work shop yang kita laksanakan hari ini kita saling sharing antara komunikator baik dari media, NGO, LSM dan Dinas dengan potensi yang dimiliki, sekian terima kasih Ditutup dengan Doa yang dibacakan oleh Bapak Syukri Yusuf 16
  • 17. AGENDA RAPAT TIM “KECIL” PEMBENTUKAN KOMITE KOORDINASI 23 November 2009 AGENDA RAPAT TIM “KECIL” PEMBENTUKAN KOMITE KOORDINASI (23/11/2009) 1. Agenda PACC - Tugas, fungsi dan tanggungjawab (Fungsi koordinasi dan Implementasi) - Apa yang harus dilakukan: Sebelum, Saat, dan Sesudah bencana?- (ke dalam aktifitas; focus PACC) - Budget (besaran, pilihan mekanisme seperti budget sharing etc) - Tenggat waktu (dari dan sampai kapan PACC itu ada, kalau ada proposal kapan tenggat waktunya) - Rencana Tindak Lanjut (LFA, rencana detil) • Tugas utama: meningkatkan kapasitas, penyadaran, dll 2. Merumuskan keanggotaan KKPPA/PACC. - Keterwakilan anggota baik secara lembaga/individu (syarat keanggotaan, dll) called to be member termasuk instansi pemerintah yang relevance - SK keanggotaan (siapa yang merelease/Gov-UNDP) - Sekretariat 3. Koordinasi dan komunikasi dengan forum, lembaga lain - Mekanisme koordinasi dengan forum, lembaga lain 4. Keberlanjutan KKPPA pasca UNDP DRR-A (exit strategy). KEANGGOTAAN: - Lembaga (pemerintah, NGO, swasta, masyarakat sipil, Perguruan Tinggi, Media, dll), dan orang-orang tertentu (public figure, tokoh) Lembaga: 1. Dinas Pendidikan 2. Dishubkomintel 3. Dinas Syariat Islam 4. MAA 5. Kesbanglinmas 6. JKMA 7. Unsyiah/TDMRC, IAIN, PT lain 8. PMI (semua Palang Merah) 9. MPBI 10. YPA 11. CWS 12. UNDP 13. SPIN 14. Oxfam 15. World Vision 16. Media massa cetak dan elektronik (organisasi jurnalis) 17. Walhi 18. Flower 19. Unifem 20. Forum Lansia Kesuma Bangsa 21. Handicap 22. Child Fund 17
  • 18. 23. SeFA 24. KAB 25. LBH Anak 26. Yakita 27. Yayasan Lamjabat 28. DBE (Usaid) 29. PNPM 30. Caritas Czech 31. Dll SEKRETARIAT: 1. Kantor: TDMRC sebagai sekretariat awal (sekretariat sementara). Perlu surat dari pemerintah daerah (wagub) untuk penggunaan ruang TDMRC. 2. Alternatif ke dua: Sultan Selim; PMI? 3. Struktur Sekretariat: Draft: Lampiran 1. • Keanggotaan: KKPPA berada di bawah dan bertanggungjawab langsung kepada Wakil Gubernur Aceh. • KKPPA terdiri dari: Pelaksana? Pengarah? Perwakilan? • Struktur organisasi • Tugas dan wewenang? TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB: Dibawah kepemimpinan Wakil Gubernur Aceh, KKPPA akan melakukan pertemuan rutin, dan komite ini akan: • Bertindak sebagai suatu mekanisme tingkat propinsi dimana propinsi Aceh dapat melakukan kegiatan yang berkaitan dengan penyadaran publik dalam PRB. • Mendukung pengidentifikasian kebutuhan-kebutuhan penting dalam ranah penyadaran publik, berdasarkan suatu prioritas, memobilisasi/ mengalokasi sumber daya-sumber daya, menawarkan agenda kegiatan dan memonitor serta mereview pelaksanakan kegiatan penyadaran publik. • Memfasilitasi penggunaan sumber daya yang lebih baik, efektif dan mengintegrasikan penyadaran publik dalam kegiatan PRB pada stakeholder tingkat propinsi, nasional, regional dan internasional serta menawarkan suatu kerangka kerja bagi proses berfikir yang sistematis dan komitmen untuk memprioritaskan tindakan-tindakan lintas sektor dan teritori. • Sebagai katalisator bagi konsultasi tingkat propinsi dan membangun konsensus. Juga sebagai identifikasi prioritas kegiatan penyadaran publik dan membantu dalam mendesain, mengimplementasikan, dan memonitor kegiatan-kegiatan penyadaran publik. Ini lebih menekankan kepada implementasi dan pengelolaan kegiatan-kegiatan penyadaran publik daripada memproduksi sebuah “Rencana Aksi” sebagai produk akhir; dan • Memberikan petunjuk dalam menghubungkan kegiatan-kegiatan penyadaran publik dengan kegiatan PRB lain di tingkat propinsi. Kegiatan Utama/ TUPOKSI: • Membangun informasi dasar untuk kegiatan penyadaran publik, para pelaku dan tantangannya. • Mengidentifikasikan kelompok target, kesenjangan, perhatian, dll, serta menentukan area prioritas dalam penyadaran publik. 18
  • 19. Mengadvokasi kebutuhan mendesak dalam mengembangkan suatu kegiatan penyadaran publik yang komprehensif dan efektif. • Melakukan benchmark terhadap kemajuan yang dicapai dalam mempromosikan penyadaran publik dan jaringannya dengan kegiatan PRB lain. • Mengembangkan rencana kerja berorientasikan hasil bagi KKPPA untuk mengkoordinasikan kegiatan penyadaran publik sejalan dengan kebutuhan propinsi Aceh. • Mengkoordinasikan upaya-upaya bersama diantara anggota KKPPA untuk mendukung budaya keselamatan pada semua tingkatan dan saling berkaitan pada semua elemen masyarakat. • Merancang dan mengimplementasikan penyadaran publik yang terfokus untuk wanita khususnya dan lainnya secara umum. • Memonitor, merekam dan melaporkan kegiatan-kegiatan penyadaran publik pada tingkatan propinsi dan kabupaten yang sejalan dengan kegiatan prioritas pemerintah Aceh dalam PRB. • Mendokumentasikan pembelajaran terbaik (lesson learned) dan saling berbagi hal tersebut pada tingakatan propinsi dan kabupaten. • Bekerja untuk integrasi penyadaran publik yang lebih baik bagi perencanaan dan program tingkat propinsi dalam pembangunan dan bantuan kemanusiaan. • Memfasilitasi tukar-menukar informasi, sumber daya, jaringan pada tingkatan yang berbeda. 19