SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 50
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI,
 HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA
       Ayu Insafi Mulyantari
         130103100028
Histerotomi
Definisi
• Histerotomi adalah pengangkatan janin
  melalui insisi abdomen menyerupai kelahiran
  cesarean mini dengan ibu di bawah anestesi
  regional atau umum. Prosedur ini dilakukan
  hanya bila tidak ada pilihan lain yang mungkin
  dilakukan, speerti pada pasein dengan janin
  terlalu besar dan mengalami kelainan bentuk
Insisi transversal
• Insisi transversal dari segmen bawah rahim
  (uterus) (Kerr,1926): insisi jenis ini paling
  sering dipakai
Insisi transversal
•   Insisi melintang segmen bawah
    uterus merupakan prosedur pilihan
    abdomen dibuka dan
    disingkapkan, lipatan vesika uterina
    peritoneum yang terlalu dekat
    sambungan segmen atas dan bawah
    uterus disayat melintang dilepaskan
    dari segmen bawah serta ditarik atas
    tidak menutupi lapangan pandangan.
•   Biasanya lipatan peritomeum yang
    agak longgar di atas batas atas
    kandung kemih dansegmen bawah
    anterior uterus dipegang dengan
    forsep di garis tengah dan diinsisi
    dengan skapel atau gunting
    (gambar1).
Insisi transversal
• Gunting dimasukkan
  diantara serosa dan
  miometrium segmen bawah
  uterus dan didorong ke
  samping dari garis tengah,
  sementara bilah secara
  intermiten dibuka, untuk
  membebaskan serosa
  selebar 2 cm yang kemudian
  diinsisi. Sewaktu batas
  lateral di masing-masing sisi
  didekatkan, gunting sedikit
  diarahkan ke kepala
  (gambar2).
Insisi transversal
Insisi vertikal (tipe segmen bawah)
• Insisi vertikal di korpus uteri (segmen atas uterus)
  atau insisi klasik (classical incision). Insisi jenis ini
  jarang dipakai
• Insisi vertical pada uterus dimulai dengan skapel
  dan dilakukan serendah mungkin, tetapi lebih
  tinggi daripada batas perlekatan kandung kemih.
  Jika ruang yang terbentuk oleh skapel sudah
  memadai, maka insisi diperluas kea rah kepala
  dengan gunting perban sampai cukup panjang
  untuk melahirkan janin
Insisi klasik (classical incision).
• Insisi longitudinal di garis tengah dibuat
  dengan skapal ke dalam dinding anterior
  uterus dan dilebarkan ke atas serta ke bawah
  dengan gunting tumpul. Insisi jenis ini jarang
  dipakai.
Aspek                     Insisi Transversal di   Insisi vertikal di Korpus
                          SB Uterus               Uteri (Klasik)
Jumlah darah yang         Lebih sedikit           Lebih banyak
terbuang
Jalannya operasi          Lebih lambat            Lebih cepat
Jalannya penutupan luka   Lebih mudah             Lebih sulit
operasi
Jalannya penutupan luka   Lebih jarang            Lebih sering
operasi
Jahitan terbuka (wound    Lebih jarang            Lebih sering
dehiscence)
Ruptura uteri pada        Lebih jarang            Lebih sering
kehamilan/persalinan
pervaginam berikutnya
Alasan memilih insisi klasik
• Insisi segmen bawah uterus sulit, misalnya
   – Vesica urinaria sulit dibebaskan/ ada perlengkatan, khususnya
     pernah mengalami seksiosesarea
   – Ada mioma yteri segmen bawah uterus
   – Servik uteri diinvasikarsinoma servik
• Janin besar & letak lintang, degan ketuban sudah pecah dan
  bahu sudah terjepit dijalan lahir. (Letak Lintang, Kasep)
• Plasenta previa dengan implantasi sbr anterior, khususnya
  plasenta percreta.
• Janin sangat kecil & letak sungsang dan segmen bawah
  uterus tebal
• Pasien obese degan lapangan segmen bawah uterus
  sempit.
Salpingektomi
Definisi
• Salpingektomi adalah bedah pengangkatan
  tabung falopi.
• Salpingektomi, meliputi pengangkatan satu
  atau kedua saluran telur/tuba falopii.
Indikasi
•   1) kehamilan ektopik terganggu
•   2) pasien tidak menginginkan fertilitas pascaoperatif,
•   3) terjadi kegagalan sterilisasi,
•   4) telah dilakukan rekonstruksi atau manipulasi tuba
    sebelumnya,
•   5) pasien meminta dilakukan sterilisasi,
•   6) perdarahan berlanjut pascasalpingotomi,
•   7) kehamilan tuba berulang,
•   8) massa gestasi berdiameter lebih dari 5 cm.
•   9) pengangkatan massa atau tumor
• salpingectomy bilateral (pengangkatan kedua
  tabung) biasanya dilakukan jika ovarium dan
  rahim juga akan diangkat. Jika saluran tuba
  dan ovarium keduanya diangkat pada saat
  yang sama, ini disebut salpingo-ooforektomi.
  Salpingo-ooforektomi biasanya dilakukan pada
  kasus kanker ovarium dan endometrium
  karena saluran tuba dan ovarium adalah situs
  yang paling umum untuk kanker yang dapat
  menyebar.
Perawatan Post Operasi
• Aftercare sangat bervariasi tergantung pada
  salpingektomi dilakukan melalui laparoskopi
  atau laparotomi. Pada laparotomi, sebagian
  besar wanita dari tempat tidur dan berjalan-
  jalan dalam waktu tiga hari. Dalam satu atau
  dua bulan, seorang wanita perlahan-lahan
  dapat kembali ke aktivitas normal seperti
  mengemudi, berolahraga, dan bekerja.
Risiko
• Semua operasi, terutama di bawah anestesi
  umum, membawa risiko tertentu, seperti
  risiko bekas luka, pendarahan, infeksi, dan
  reaksi terhadap anestesi. Operasi panggul juga
  bisa menyebabkan jaringan parut internal
  yang yang dapat menyebabkan
  ketidaknyamanan tahun sesudahnya
Salpingektomi
Histerorapi
• Histerorapi adalah
  penjahitan uterus. Insisi
  uterus ditutup dengan
  satu atau dua lapisan
  jahitan kontinu
  menggunakan benang
  ukuran 0 atau #1 yang
  dapat diserap. Biasanya
  digunakan benang
  kromik.
Seksio Sesaria
Pengertian
• Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan
  janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi)
  dan dinding uterus (histerektomi).(William, 2001)
• Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan
  janin dengan membuka dinding perut dan dinding
  uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk
  melahirkan janin dari dalam rahim.
• Sectio cesarea adalah suatu tindakan bantuan
  persalinan di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi
  pada dinding
Jenis – Jenis Operasi Sectio Caesarea
• Sectio caesarea transperitonealis
• Sectio caesarea ekstra peritonealis
• sectio cesarea yang dilanjutkan dengan
  histerektomi (cesarean hysterectomy)
• sectio cesarea transvaginal
Sectio caesarea transperitonealis
• SC klasik atau corporal : Dengan insisi memanjang pada
  corpus uteri. Dilakukan dengan membuat sayatan
  memanjang pada korpus uteri kira-kira 10 cm. Dilakukan
  pada keadaan yang tidak memungkinkan insisi di segmen
  bawah uterus misalnya akibat perlekatan pasca operasi
  sebelumnya atau pasca infeksi, atau ada tumor di segmen
  bawah uterus, atau janin besar dalam letak lintang, atau
  plasenta previa dengan insersi di dinding depan segmen
  bawah uterus.
• SC ismika atau profundal : Low servical dengan insisi pada
  segmen bawah rahim. Dilakukan dengan melakukan
  sayatan melintang konkat pada segmen bawah rahim (low
  servical transversal) kira-kira 10 cm.
SC klasik atau corporal
Kelebihan                     Kekurangan
• Mengeluarkan janin dengan   • Infeksi mudah menyebar
  cepat.                        secara intra abdominal
• Tidak mengakibatkan           karena tidak ada
  komplikasi kandung kemih      reperitonealis yang baik.
  tertarik.                   • Untuk persalinan yang
• Sayatan bisa diperpanjang     berikutnya lebih sering
  proksimal atau distal.        terjadi rupture uteri
                                spontan.
SC ismika atau profundal
            •   General procedures of a deep-
                transperitoneal cesarean-section delivery : A.
                vertical midline incision of the skin between
                the umbilicus and the pubic
                symphisis, followed with layer-by-layer
                separation of the subcutaneous
                fat, muscle, fascia and peritoneum of the
                abdominal wall. B. After the gravid uterus is
                exposed, the peritoneal sheet between the
                anterior wall of the uterus and the upper /
                posterior wall of the urinary bladder is
                identified and cut, and then separated. The
                lower midline region of the anterior uterine
                wall is then cut with a small sharp incision. C.
                Through the small incision, the uterine wall is
                divided further laterally using the operator’s
                fingers. The amniotic membrane is then cut
                to gain access to the uterine cavity. D.
                Delivery of the baby and the placenta. E & F.
                Closing repair of the uterine wall, using
                double / two-layer sutures recommended.
                The bleeding in the uterine cavity must be
                controlled first
SC ismika atau profundal
kelebihan                          kekurangan
• Penjahitan luka lebih mudah.     • Luka dapat melebar
• Penutupan luka dengan              kekiri, kanan, dan bawah
  reperitonealisasi yang baik.
• Tumpang tindih dari peritoneal     sehingga dapat
  flap baik sekali untuk menahan     menyebabkan uteri uterine
  penyebaran isi uterus ke           pecah sehingga
  rongga peritoneum.
                                     mengakibatkan perdarahan
• Perdarahan tidak begitu
  banyak.                            banyak.
• Kemungkinan rupture uteri        • Keluhan pada kandung
  spontan berkurang atau lebih       kemih post operasi tinggi.
  kecil
Syarat
• Uterus dalam keadaan utuh (karena pada
  sectio cesarea, uterus akan diinsisi). Jika
  terjadi ruptura uteri, maka operasi yang
  dilakukan adalah laparotomi, dan tidak
  disebut sebagai sectio cesarea, meskipun
  pengeluaran janin juga dilakukan per
  abdominam.
• Berat janin di atas 500 gram.
Indikasi
•   Plasenta previa
•   Vasa previa
•   CPD/FPD
•   Panggul patologik
•   Presentasi abnormal
•   Kelainan letak : letak lintang, letak bokong, presentasi
    dahi, presentasi rangkap
•   Posterm dengan skor pelvik rendah
•   2 kali seksio
•   Penyembuhan luka operasi yang lalu buruk
•   Operasi yang lalu kolporal/klasik
Medika mentosa
• Antibiotik
• Analgetik
• Ultrotonik
Risiko
Komplikasi ibu          Komplikasi janin
• perdarahan banyak,    • depresi susunan
  infeksi, perlekatan     saraf pusat janin
  organ-organ pelvis      akibat penggunaan
  pascaoperasi.           obat-obatan
                          anestesia (fetal
                          narcosis).
Pre Operatif
•   Keadaan umum pasien
•   Hasil laboratorium normal
•   Hasil photo rontgent normal
•   Hasl EKG normalTanda vital normal
Persiapan Instrumen
          • Scalp Blade & Handle
            (1buah) :
          • 7 handle with 15 blade
            (deep knife) – digunakan
            untuk cut deep, delicate
            tissue.
          • 3 handle with 10 blade
            (inside knife) – digunakan
            untuk superficial tissue.
          • 4 handle with 20 blade
            (skin knife) – digunakan
            untuk memotong kulit
Surgical Scissors
         • Straight Mayo scissors –
           disebut juga Suture
           scissors.
         • Curved Mayo scissors –
           digunakan untuk
           menggunting jaringan
           berat (fascia, otot,
           uterus, breast).
         • Metzenbaum scissors –
           digunakan untuk
           mendilatasi jaringan.
Clamping and Occluding Instruments
Delicate Hemostatic Forceps
Kocher
                              • Hemostat digunakan untuk
                                menjepit pembuluh darah
                                atau jahitan. Rahangnya
                                bisa lurus atau melengkung.
                                Nama lain: Crile, snap atau
                                stat.
Klem Mosquito (6 buah)
           • Digunakan untuk
             menjepit pembuluh
             darah kecil. Rahangnya
             bisa lurus atau
             melengkung
Grasiping and Holding Instruments
                             Polypus and Ovum Forceps 6
Dissecting Forcep (3 buah)   buah
Retracting and Exposing Instruments

Deaver Retractor (2 buah)
                            • digunakan untuk menarik
                              kembali sayatan dalam
                              perut atau dada
Alat penjahitan
        • Plain Gut : Menyerap
          dalam 5-10 hari.
          kegunaan: jahitan
          subcue, knot amandel
        • Chromic : Menyerap
          dalam 14-21 hari;
          kegunaan: peritoneum,
          organ internal
needle holders
Persiapan Pasien
•   Puasa
•   Menanggalkan semua perhiasan dan gigi palsu
•   Personal hygiene
•   Informet consent
•   Persiapan psikologi
Prosedur
• Tim bedah cuci tangan
• Tim memakai jas operasi, sarung tangan
• Perawat mengatur posisi klien terlentang
• Berikan antiseptik untuk desinfeksi
• Pasang draping untuk mempersempit area
  pembedahan
• Pasang slang suction, kabel diathermiPerawat
  siap membacakan identitas, diagnosa tindakan
  yang akan dilakukan.
Prosedur
• Berikan handlemess no: 3 dan mess:20 untuk insisi kulit
  sampai lemak.
• Berikan arteri vanpean dan kabel diatermi untu merawat
  perdarahan.
• Berikan handlemess no: 3 dan mess:20 ke operator dan 2
  cokker untuk asisten untuk insisi vasia.
• Berikan gunting metzenboum pada operator dan pinset
  cirurrgi, berikan richardson kepada asisten untuk
  memperluas insisi vasia.
• Berikan pinset anatomis ke operator untuk membuka otot
  secara tumpul
• Berikan pinset anatomis dan gunting metzenbourm untuk
  membuka peritoneum
Prosedur
• Berikan 4 peritoneum klem untuk memegang
  atas,bawah, kanan, kiri peritoneum.
• Berikan deaver retractor untuk membuka rongga perut.
• Berikan kassa besar untuk melindungi usus
• Berikan metzenboum dan pinset anatomis pada
  operator untuk membuka segmen bawah rahim.
• Berikan arteri klem vanpean untuk memegang blader
  flap
• Berikan handlemess no:3 dan mess No:20 untuk insisi
  segmen bawah rahim.(Bayi keluar )
Prosedur
• Berikan suction untuk menyedot perdarahan
• Berikan 2 arteri klem vanpean dan gunting untuk
  memotong tali pusat.
• Berkan 4 ring klem untuk memegang insisi segmen bawah
  rahim
• Berikan bengkok untk tempat plasenta
• Berikan kassa besar untuk membersihkan uterus dari sisa-
  sisa plasenta
• Berikan hacting set dengan benang cromic no:2 untuk
  menjahit sudut kanan dan kiri insisi uterus.
• Berikan arteri klem vanpean untuk memegang benang
Prosedur
• Berikan hacting set dengan benang cromic no:2 atau
  vicril no:0 untuk menjahit vasia
• Berikan hacting set dengan benang plain no:000 atau
  no:00 untuk menjahit lemak
• Berikan hacting set dengan benang zeide no:000 atau
  no:00 atau prolin no:000 untuk menjahit kulit
• Berikan kasa basah kepada asisten untuk
  membersihkan darah dan sisa antiseptic
• Berikan kasa steril dan desinfektan untuk menutup luka
  operasi.
• Operasi selesai
Prosedur
• Berikan hacting set dengan benang cromic no:2 untuk
  menjahit endometrium dan myometri.
• Berikan hacting set dengan benang plain no:00 untuk
  menjahit perimetrium.
• (Evaluasi perdarahan), jika masih terjadi perdarahan
  perawat menyiapkan jahitan.
• Menghitung dan mengeluarkan kassa besar.
• Berikan cairan NaCl 0,9 % (bila perlu) untuk mencuci intra
  abdoment.
• Berikan hacting set dengan benang plain no:1 untuk
  menjahit peritoneum
• Berikan hacting set dengan benang plain no:00 untuk
  menjahit otot
Prosedur
Post SC
• Dianjurkan jangan hamil selama lebih kurang satu
  tahun, dengan memakai kontrasepsi.
• Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengan
  antenatal yang baik.
• Yang dianut adalah “once a cesarean not always a
  cesarean” kecuali pada panggul sempit atau
  disproporsi sevalo pelviks.
• Pada prinsipnya dalam merawat luka dibutuhkan
  sterilitas mengingat luka sangat rentan terhadap
  masuknya mikroorganisme dan adanya disintegritas,
  dalam melakukan perawatan luka.
HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (20)

Presentasi muka
Presentasi mukaPresentasi muka
Presentasi muka
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Ikterus Neonatorum
Ikterus NeonatorumIkterus Neonatorum
Ikterus Neonatorum
 
VAKUM & FORCEP
VAKUM & FORCEPVAKUM & FORCEP
VAKUM & FORCEP
 
Distosia Bahu final
Distosia Bahu finalDistosia Bahu final
Distosia Bahu final
 
Rumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack ConvertedRumus Johnson Toshack Converted
Rumus Johnson Toshack Converted
 
RETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTARETENSIO PLASENTA
RETENSIO PLASENTA
 
Kehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik tergangguKehamilan ektopik terganggu
Kehamilan ektopik terganggu
 
LESI PRA KANKER
LESI PRA KANKERLESI PRA KANKER
LESI PRA KANKER
 
Malpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisiMalpresentasi dan malposisi
Malpresentasi dan malposisi
 
Pemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggulPemeriksaan panggul
Pemeriksaan panggul
 
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosisMola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
Mola hidatidosa dan Koriokarsinoma, endometriosis
 
Perdarahan ante partum
Perdarahan ante partumPerdarahan ante partum
Perdarahan ante partum
 
Ktg abnormal
Ktg abnormalKtg abnormal
Ktg abnormal
 
Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)Obat tokolitik (1)
Obat tokolitik (1)
 
Perubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP fPerubahan persalinan, 3 pP f
Perubahan persalinan, 3 pP f
 
Ppt plasenta previa
Ppt plasenta previaPpt plasenta previa
Ppt plasenta previa
 
Partus Lama final
Partus Lama finalPartus Lama final
Partus Lama final
 
Kardiotokografi
KardiotokografiKardiotokografi
Kardiotokografi
 
Modul 2 kb 4
Modul 2 kb 4Modul 2 kb 4
Modul 2 kb 4
 

Destacado

Salpingectomy
SalpingectomySalpingectomy
Salpingectomyrudzkaka
 
Prinsip prinsip pembedahan ginekologi
Prinsip prinsip pembedahan ginekologiPrinsip prinsip pembedahan ginekologi
Prinsip prinsip pembedahan ginekologiArinsahara
 
Surgicalincisions 150519180458-lva1-app6892
Surgicalincisions 150519180458-lva1-app6892Surgicalincisions 150519180458-lva1-app6892
Surgicalincisions 150519180458-lva1-app6892Mahar852
 
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014JudiEndjun Ultrasound
 
LEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPAR
LEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPARLEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPAR
LEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPARArmando Gaspar
 
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)Citra pharmacist
 
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahitDafid Rozi
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaowik15
 
Caesarean section - indications and types
Caesarean section -  indications and typesCaesarean section -  indications and types
Caesarean section - indications and typesVishnu Ambareesh
 

Destacado (12)

Salpingectomy
SalpingectomySalpingectomy
Salpingectomy
 
Prinsip prinsip pembedahan ginekologi
Prinsip prinsip pembedahan ginekologiPrinsip prinsip pembedahan ginekologi
Prinsip prinsip pembedahan ginekologi
 
Surgicalincisions 150519180458-lva1-app6892
Surgicalincisions 150519180458-lva1-app6892Surgicalincisions 150519180458-lva1-app6892
Surgicalincisions 150519180458-lva1-app6892
 
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
Tatalaksana emergensi kehamilan ektopik bagi dokter umum, RSPAD, 2014
 
LEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPAR
LEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPARLEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPAR
LEAFLET TENTANG MIOMA UTERY::ARMANDO GASPAR
 
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
Jarum bedah (SUTURE NEEDLE)
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
222312121 cara-menjahit-luka-jenis-benang-dan-jarum-jahit
 
Table jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis locheaTable jenis-jenis lochea
Table jenis-jenis lochea
 
Laparotomy
LaparotomyLaparotomy
Laparotomy
 
Caesarean section - indications and types
Caesarean section -  indications and typesCaesarean section -  indications and types
Caesarean section - indications and types
 
Caesarean section
Caesarean sectionCaesarean section
Caesarean section
 

Similar a HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA

Kerusakan jalan lahir
Kerusakan jalan lahirKerusakan jalan lahir
Kerusakan jalan lahirNova Ci Necis
 
Perdarahan Post Partum
Perdarahan Post PartumPerdarahan Post Partum
Perdarahan Post PartumIsma Nur'aini
 
Laporan pendahuluan sc
Laporan pendahuluan scLaporan pendahuluan sc
Laporan pendahuluan scnurulrachma0
 
Distosia kelainan alat kandungan poltekkes surakarta
Distosia kelainan alat kandungan poltekkes surakartaDistosia kelainan alat kandungan poltekkes surakarta
Distosia kelainan alat kandungan poltekkes surakartaYunita Dipra
 
FISIOTERAPI PADA BEDAH KEBIDANAN Fisioterapi Kesehatan Wanita 20221031 0927...
FISIOTERAPI PADA BEDAH KEBIDANAN   Fisioterapi Kesehatan Wanita 20221031 0927...FISIOTERAPI PADA BEDAH KEBIDANAN   Fisioterapi Kesehatan Wanita 20221031 0927...
FISIOTERAPI PADA BEDAH KEBIDANAN Fisioterapi Kesehatan Wanita 20221031 0927...ssuserafb1be
 
PR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptxPR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptxBonySimbolon
 
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)Menanti Senja
 
Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea panggul sempit
Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempitTinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit
Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea panggul sempitOperator Warnet Vast Raha
 
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOVeranica Widi
 
HEMORARGIA POST PARTUM.pptx
HEMORARGIA  POST  PARTUM.pptxHEMORARGIA  POST  PARTUM.pptx
HEMORARGIA POST PARTUM.pptxrahmiayuda
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uterineng elis
 
04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinanJoni Iswanto
 

Similar a HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA (20)

Kerusakan jalan lahir
Kerusakan jalan lahirKerusakan jalan lahir
Kerusakan jalan lahir
 
Perdarahan Post Partum
Perdarahan Post PartumPerdarahan Post Partum
Perdarahan Post Partum
 
Askep ruptur uteri
Askep ruptur uteriAskep ruptur uteri
Askep ruptur uteri
 
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
 
Laporan pendahuluan sc
Laporan pendahuluan scLaporan pendahuluan sc
Laporan pendahuluan sc
 
Beranda
BerandaBeranda
Beranda
 
Distosia kelainan alat kandungan poltekkes surakarta
Distosia kelainan alat kandungan poltekkes surakartaDistosia kelainan alat kandungan poltekkes surakarta
Distosia kelainan alat kandungan poltekkes surakarta
 
FISIOTERAPI PADA BEDAH KEBIDANAN Fisioterapi Kesehatan Wanita 20221031 0927...
FISIOTERAPI PADA BEDAH KEBIDANAN   Fisioterapi Kesehatan Wanita 20221031 0927...FISIOTERAPI PADA BEDAH KEBIDANAN   Fisioterapi Kesehatan Wanita 20221031 0927...
FISIOTERAPI PADA BEDAH KEBIDANAN Fisioterapi Kesehatan Wanita 20221031 0927...
 
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNAPlasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
Plasenta previa AKPER PEMKAB MUNA
 
PR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptxPR Presentasi.pptx
PR Presentasi.pptx
 
91946697 askep-serotinus-sc
91946697 askep-serotinus-sc91946697 askep-serotinus-sc
91946697 askep-serotinus-sc
 
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
LAPORAN PENDAHULUAN SC (SECTIO CAESARIA)
 
Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea panggul sempit
Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempitTinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea  panggul sempit
Tinjauan teoritis asuhan keperawatan post op sectio caesarea panggul sempit
 
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGOASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
ASKEB Ruptur Uteri AKBID HAFSHAWATY ZAINUL HASAN GENGGONG PROBOLINGGO
 
Perdarahan pada Kehamilan.pdf
Perdarahan pada Kehamilan.pdfPerdarahan pada Kehamilan.pdf
Perdarahan pada Kehamilan.pdf
 
HEMORARGIA POST PARTUM.pptx
HEMORARGIA  POST  PARTUM.pptxHEMORARGIA  POST  PARTUM.pptx
HEMORARGIA POST PARTUM.pptx
 
Atonia uteri
Atonia uteriAtonia uteri
Atonia uteri
 
04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan04 perdarahan pasca persalinan
04 perdarahan pasca persalinan
 
Retensio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Retensio plasenta AKPER PEMKAB MUNA Retensio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Retensio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
 
Retensio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Retensio plasenta AKPER PEMKAB MUNARetensio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
Retensio plasenta AKPER PEMKAB MUNA
 

HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA

  • 1. HISTEROTOMI, SALPINGEKTOMI, HISTERORAPI, SEKSIO SESAREA Ayu Insafi Mulyantari 130103100028
  • 3. Definisi • Histerotomi adalah pengangkatan janin melalui insisi abdomen menyerupai kelahiran cesarean mini dengan ibu di bawah anestesi regional atau umum. Prosedur ini dilakukan hanya bila tidak ada pilihan lain yang mungkin dilakukan, speerti pada pasein dengan janin terlalu besar dan mengalami kelainan bentuk
  • 4. Insisi transversal • Insisi transversal dari segmen bawah rahim (uterus) (Kerr,1926): insisi jenis ini paling sering dipakai
  • 5. Insisi transversal • Insisi melintang segmen bawah uterus merupakan prosedur pilihan abdomen dibuka dan disingkapkan, lipatan vesika uterina peritoneum yang terlalu dekat sambungan segmen atas dan bawah uterus disayat melintang dilepaskan dari segmen bawah serta ditarik atas tidak menutupi lapangan pandangan. • Biasanya lipatan peritomeum yang agak longgar di atas batas atas kandung kemih dansegmen bawah anterior uterus dipegang dengan forsep di garis tengah dan diinsisi dengan skapel atau gunting (gambar1).
  • 6. Insisi transversal • Gunting dimasukkan diantara serosa dan miometrium segmen bawah uterus dan didorong ke samping dari garis tengah, sementara bilah secara intermiten dibuka, untuk membebaskan serosa selebar 2 cm yang kemudian diinsisi. Sewaktu batas lateral di masing-masing sisi didekatkan, gunting sedikit diarahkan ke kepala (gambar2).
  • 8. Insisi vertikal (tipe segmen bawah) • Insisi vertikal di korpus uteri (segmen atas uterus) atau insisi klasik (classical incision). Insisi jenis ini jarang dipakai • Insisi vertical pada uterus dimulai dengan skapel dan dilakukan serendah mungkin, tetapi lebih tinggi daripada batas perlekatan kandung kemih. Jika ruang yang terbentuk oleh skapel sudah memadai, maka insisi diperluas kea rah kepala dengan gunting perban sampai cukup panjang untuk melahirkan janin
  • 9. Insisi klasik (classical incision). • Insisi longitudinal di garis tengah dibuat dengan skapal ke dalam dinding anterior uterus dan dilebarkan ke atas serta ke bawah dengan gunting tumpul. Insisi jenis ini jarang dipakai.
  • 10. Aspek Insisi Transversal di Insisi vertikal di Korpus SB Uterus Uteri (Klasik) Jumlah darah yang Lebih sedikit Lebih banyak terbuang Jalannya operasi Lebih lambat Lebih cepat Jalannya penutupan luka Lebih mudah Lebih sulit operasi Jalannya penutupan luka Lebih jarang Lebih sering operasi Jahitan terbuka (wound Lebih jarang Lebih sering dehiscence) Ruptura uteri pada Lebih jarang Lebih sering kehamilan/persalinan pervaginam berikutnya
  • 11. Alasan memilih insisi klasik • Insisi segmen bawah uterus sulit, misalnya – Vesica urinaria sulit dibebaskan/ ada perlengkatan, khususnya pernah mengalami seksiosesarea – Ada mioma yteri segmen bawah uterus – Servik uteri diinvasikarsinoma servik • Janin besar & letak lintang, degan ketuban sudah pecah dan bahu sudah terjepit dijalan lahir. (Letak Lintang, Kasep) • Plasenta previa dengan implantasi sbr anterior, khususnya plasenta percreta. • Janin sangat kecil & letak sungsang dan segmen bawah uterus tebal • Pasien obese degan lapangan segmen bawah uterus sempit.
  • 13. Definisi • Salpingektomi adalah bedah pengangkatan tabung falopi. • Salpingektomi, meliputi pengangkatan satu atau kedua saluran telur/tuba falopii.
  • 14. Indikasi • 1) kehamilan ektopik terganggu • 2) pasien tidak menginginkan fertilitas pascaoperatif, • 3) terjadi kegagalan sterilisasi, • 4) telah dilakukan rekonstruksi atau manipulasi tuba sebelumnya, • 5) pasien meminta dilakukan sterilisasi, • 6) perdarahan berlanjut pascasalpingotomi, • 7) kehamilan tuba berulang, • 8) massa gestasi berdiameter lebih dari 5 cm. • 9) pengangkatan massa atau tumor
  • 15. • salpingectomy bilateral (pengangkatan kedua tabung) biasanya dilakukan jika ovarium dan rahim juga akan diangkat. Jika saluran tuba dan ovarium keduanya diangkat pada saat yang sama, ini disebut salpingo-ooforektomi. Salpingo-ooforektomi biasanya dilakukan pada kasus kanker ovarium dan endometrium karena saluran tuba dan ovarium adalah situs yang paling umum untuk kanker yang dapat menyebar.
  • 16. Perawatan Post Operasi • Aftercare sangat bervariasi tergantung pada salpingektomi dilakukan melalui laparoskopi atau laparotomi. Pada laparotomi, sebagian besar wanita dari tempat tidur dan berjalan- jalan dalam waktu tiga hari. Dalam satu atau dua bulan, seorang wanita perlahan-lahan dapat kembali ke aktivitas normal seperti mengemudi, berolahraga, dan bekerja.
  • 17. Risiko • Semua operasi, terutama di bawah anestesi umum, membawa risiko tertentu, seperti risiko bekas luka, pendarahan, infeksi, dan reaksi terhadap anestesi. Operasi panggul juga bisa menyebabkan jaringan parut internal yang yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan tahun sesudahnya
  • 19. Histerorapi • Histerorapi adalah penjahitan uterus. Insisi uterus ditutup dengan satu atau dua lapisan jahitan kontinu menggunakan benang ukuran 0 atau #1 yang dapat diserap. Biasanya digunakan benang kromik.
  • 20.
  • 22. Pengertian • Persalinan sectio caesaria adalah proses melahirkan janin melalui insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi).(William, 2001) • Sectio caesarea adalah pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding perut dan dinding uterus atau vagina atau suatu histerotomi untuk melahirkan janin dari dalam rahim. • Sectio cesarea adalah suatu tindakan bantuan persalinan di mana janin dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding
  • 23. Jenis – Jenis Operasi Sectio Caesarea • Sectio caesarea transperitonealis • Sectio caesarea ekstra peritonealis • sectio cesarea yang dilanjutkan dengan histerektomi (cesarean hysterectomy) • sectio cesarea transvaginal
  • 24. Sectio caesarea transperitonealis • SC klasik atau corporal : Dengan insisi memanjang pada corpus uteri. Dilakukan dengan membuat sayatan memanjang pada korpus uteri kira-kira 10 cm. Dilakukan pada keadaan yang tidak memungkinkan insisi di segmen bawah uterus misalnya akibat perlekatan pasca operasi sebelumnya atau pasca infeksi, atau ada tumor di segmen bawah uterus, atau janin besar dalam letak lintang, atau plasenta previa dengan insersi di dinding depan segmen bawah uterus. • SC ismika atau profundal : Low servical dengan insisi pada segmen bawah rahim. Dilakukan dengan melakukan sayatan melintang konkat pada segmen bawah rahim (low servical transversal) kira-kira 10 cm.
  • 25. SC klasik atau corporal Kelebihan Kekurangan • Mengeluarkan janin dengan • Infeksi mudah menyebar cepat. secara intra abdominal • Tidak mengakibatkan karena tidak ada komplikasi kandung kemih reperitonealis yang baik. tertarik. • Untuk persalinan yang • Sayatan bisa diperpanjang berikutnya lebih sering proksimal atau distal. terjadi rupture uteri spontan.
  • 26. SC ismika atau profundal • General procedures of a deep- transperitoneal cesarean-section delivery : A. vertical midline incision of the skin between the umbilicus and the pubic symphisis, followed with layer-by-layer separation of the subcutaneous fat, muscle, fascia and peritoneum of the abdominal wall. B. After the gravid uterus is exposed, the peritoneal sheet between the anterior wall of the uterus and the upper / posterior wall of the urinary bladder is identified and cut, and then separated. The lower midline region of the anterior uterine wall is then cut with a small sharp incision. C. Through the small incision, the uterine wall is divided further laterally using the operator’s fingers. The amniotic membrane is then cut to gain access to the uterine cavity. D. Delivery of the baby and the placenta. E & F. Closing repair of the uterine wall, using double / two-layer sutures recommended. The bleeding in the uterine cavity must be controlled first
  • 27. SC ismika atau profundal kelebihan kekurangan • Penjahitan luka lebih mudah. • Luka dapat melebar • Penutupan luka dengan kekiri, kanan, dan bawah reperitonealisasi yang baik. • Tumpang tindih dari peritoneal sehingga dapat flap baik sekali untuk menahan menyebabkan uteri uterine penyebaran isi uterus ke pecah sehingga rongga peritoneum. mengakibatkan perdarahan • Perdarahan tidak begitu banyak. banyak. • Kemungkinan rupture uteri • Keluhan pada kandung spontan berkurang atau lebih kemih post operasi tinggi. kecil
  • 28. Syarat • Uterus dalam keadaan utuh (karena pada sectio cesarea, uterus akan diinsisi). Jika terjadi ruptura uteri, maka operasi yang dilakukan adalah laparotomi, dan tidak disebut sebagai sectio cesarea, meskipun pengeluaran janin juga dilakukan per abdominam. • Berat janin di atas 500 gram.
  • 29. Indikasi • Plasenta previa • Vasa previa • CPD/FPD • Panggul patologik • Presentasi abnormal • Kelainan letak : letak lintang, letak bokong, presentasi dahi, presentasi rangkap • Posterm dengan skor pelvik rendah • 2 kali seksio • Penyembuhan luka operasi yang lalu buruk • Operasi yang lalu kolporal/klasik
  • 30. Medika mentosa • Antibiotik • Analgetik • Ultrotonik
  • 31. Risiko Komplikasi ibu Komplikasi janin • perdarahan banyak, • depresi susunan infeksi, perlekatan saraf pusat janin organ-organ pelvis akibat penggunaan pascaoperasi. obat-obatan anestesia (fetal narcosis).
  • 32. Pre Operatif • Keadaan umum pasien • Hasil laboratorium normal • Hasil photo rontgent normal • Hasl EKG normalTanda vital normal
  • 33. Persiapan Instrumen • Scalp Blade & Handle (1buah) : • 7 handle with 15 blade (deep knife) – digunakan untuk cut deep, delicate tissue. • 3 handle with 10 blade (inside knife) – digunakan untuk superficial tissue. • 4 handle with 20 blade (skin knife) – digunakan untuk memotong kulit
  • 34. Surgical Scissors • Straight Mayo scissors – disebut juga Suture scissors. • Curved Mayo scissors – digunakan untuk menggunting jaringan berat (fascia, otot, uterus, breast). • Metzenbaum scissors – digunakan untuk mendilatasi jaringan.
  • 35. Clamping and Occluding Instruments Delicate Hemostatic Forceps Kocher • Hemostat digunakan untuk menjepit pembuluh darah atau jahitan. Rahangnya bisa lurus atau melengkung. Nama lain: Crile, snap atau stat.
  • 36. Klem Mosquito (6 buah) • Digunakan untuk menjepit pembuluh darah kecil. Rahangnya bisa lurus atau melengkung
  • 37. Grasiping and Holding Instruments Polypus and Ovum Forceps 6 Dissecting Forcep (3 buah) buah
  • 38. Retracting and Exposing Instruments Deaver Retractor (2 buah) • digunakan untuk menarik kembali sayatan dalam perut atau dada
  • 39. Alat penjahitan • Plain Gut : Menyerap dalam 5-10 hari. kegunaan: jahitan subcue, knot amandel • Chromic : Menyerap dalam 14-21 hari; kegunaan: peritoneum, organ internal
  • 41. Persiapan Pasien • Puasa • Menanggalkan semua perhiasan dan gigi palsu • Personal hygiene • Informet consent • Persiapan psikologi
  • 42. Prosedur • Tim bedah cuci tangan • Tim memakai jas operasi, sarung tangan • Perawat mengatur posisi klien terlentang • Berikan antiseptik untuk desinfeksi • Pasang draping untuk mempersempit area pembedahan • Pasang slang suction, kabel diathermiPerawat siap membacakan identitas, diagnosa tindakan yang akan dilakukan.
  • 43. Prosedur • Berikan handlemess no: 3 dan mess:20 untuk insisi kulit sampai lemak. • Berikan arteri vanpean dan kabel diatermi untu merawat perdarahan. • Berikan handlemess no: 3 dan mess:20 ke operator dan 2 cokker untuk asisten untuk insisi vasia. • Berikan gunting metzenboum pada operator dan pinset cirurrgi, berikan richardson kepada asisten untuk memperluas insisi vasia. • Berikan pinset anatomis ke operator untuk membuka otot secara tumpul • Berikan pinset anatomis dan gunting metzenbourm untuk membuka peritoneum
  • 44. Prosedur • Berikan 4 peritoneum klem untuk memegang atas,bawah, kanan, kiri peritoneum. • Berikan deaver retractor untuk membuka rongga perut. • Berikan kassa besar untuk melindungi usus • Berikan metzenboum dan pinset anatomis pada operator untuk membuka segmen bawah rahim. • Berikan arteri klem vanpean untuk memegang blader flap • Berikan handlemess no:3 dan mess No:20 untuk insisi segmen bawah rahim.(Bayi keluar )
  • 45. Prosedur • Berikan suction untuk menyedot perdarahan • Berikan 2 arteri klem vanpean dan gunting untuk memotong tali pusat. • Berkan 4 ring klem untuk memegang insisi segmen bawah rahim • Berikan bengkok untk tempat plasenta • Berikan kassa besar untuk membersihkan uterus dari sisa- sisa plasenta • Berikan hacting set dengan benang cromic no:2 untuk menjahit sudut kanan dan kiri insisi uterus. • Berikan arteri klem vanpean untuk memegang benang
  • 46. Prosedur • Berikan hacting set dengan benang cromic no:2 atau vicril no:0 untuk menjahit vasia • Berikan hacting set dengan benang plain no:000 atau no:00 untuk menjahit lemak • Berikan hacting set dengan benang zeide no:000 atau no:00 atau prolin no:000 untuk menjahit kulit • Berikan kasa basah kepada asisten untuk membersihkan darah dan sisa antiseptic • Berikan kasa steril dan desinfektan untuk menutup luka operasi. • Operasi selesai
  • 47. Prosedur • Berikan hacting set dengan benang cromic no:2 untuk menjahit endometrium dan myometri. • Berikan hacting set dengan benang plain no:00 untuk menjahit perimetrium. • (Evaluasi perdarahan), jika masih terjadi perdarahan perawat menyiapkan jahitan. • Menghitung dan mengeluarkan kassa besar. • Berikan cairan NaCl 0,9 % (bila perlu) untuk mencuci intra abdoment. • Berikan hacting set dengan benang plain no:1 untuk menjahit peritoneum • Berikan hacting set dengan benang plain no:00 untuk menjahit otot
  • 49. Post SC • Dianjurkan jangan hamil selama lebih kurang satu tahun, dengan memakai kontrasepsi. • Kehamilan berikutnya hendaknya diawasi dengan antenatal yang baik. • Yang dianut adalah “once a cesarean not always a cesarean” kecuali pada panggul sempit atau disproporsi sevalo pelviks. • Pada prinsipnya dalam merawat luka dibutuhkan sterilitas mengingat luka sangat rentan terhadap masuknya mikroorganisme dan adanya disintegritas, dalam melakukan perawatan luka.