SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 73
Descargar para leer sin conexión
http://www.hidayatullah.com/kolom/ilahiyah-finance/11014-belajarlah-emas-walau-sampai-negeri-
china

Belajarlah Emas Walau Sampai Negeri
China
Thursday, 11 March 2010 10:34, Oleh: Muhaimin Iqbal
Menimbun emas adalah sesuatu yang sangat dilarang dalam Islam. Di disisi lain, emas
dan perak dijadikan “hakim” yang adil dalam bermuamalah. Pada dasawarsa pertama
kemerdekaan RI, negeri ini pernah memiliki cadangan emas sebesar 248 ton, tetapi
kemudian cadangan emas ini juga pernah nyaris habis tahun 1971 menjadi tinggal 1.8
ton saja. Ketika Oil Boom tahun 70-an sampai puncaknya 1981, negeri ini alhamdulillah
berhasil kembali membangun cadangan emasnya sampai mencapai sekitar 96 ton.
Sayangnya selama seperempat abad kemudian, tepatnya sampai 2006, cadangan emas
ini tidak berhasil dinaikkan dan bahkan berkurang 24%-nya pada akhir 2006 sehingga
tinggal 73 ton saja. Lihat detilnya di tulisan saya tanggal 28 Desember 2008 dengan
judul “Emas dan Kemakmuran Negeri Ini”. Mengapa sampai bangsa ini tidak
menganggap penting cadangan emas yang bisa menjadi instrumen untuk membangun
ketahanan ekonomi (Yukhsinun) selama lebih dari seperempat abad terakhir? Dugaan
saya sendiri adalah karena ekonomi kita adalah ekonomi ala IMF banget. Kita tahu
dalam sistem IMF, bahkan mereka melarang negara-negara anggotanya
menggunakan emas sebagai rujukan mata uangnya (Article IV, Section 2. B).

Akibat pelarangan ini, sampai-sampainya otoritas pasar modal kita, beberapa tahun lalu
ketika ingin mempromosikan dagangannya, menggunakan iklan yang memojokkan
emas. Dalam iklan tersebut investasi emas digambarkan sebagai investasinya ibu-ibu
yang suka pamer, yang lagi meringis menunjukkan gigi emasnya sambil mengangkat
tangannya yang dipenuhi gelang emas. Inilah gambaran betapa kita termakan oleh
propaganda anti-emas yang distimulasi oleh IMF melalui salah satu pasal di
articles of agreement tersebut. Negara-negara yang tidak termakan propaganda IMF
ini melakukan hal yang exactly sebaliknya. Kita bisa belajar dari China misalnya untuk
yang terakhir ini. Ketika kita mengurangi cadangan emas sampai 24%-nya; China
berhasil meningkatkan cadangan emasnya dari 600-an ton pada tahun 2003 sampai
mencapai 1.054 ton akhir tahun lalu. Ketika institusi resmi pasar modal kita membuat
iklan yang memojokkan orang yang berinvestasi pada emas, pemerintah China
bahkan mendorong rakyatnya agar rame-rame membeli emas melalui kampanye
besar-besaran yang disiarkan oleh China Central Television. Lebih jauh lagi
pemerintah China juga mendirikan Shanghai Gold Exchange untuk mempermudah
rakyatnya dalam berinvestasi emas.

Mengapa China melakukan hal yang berlawanan dengan resep umum IMF ini? Dugaan
saya lagi karena China tahu bahwa sesungguhnya emas itulah instrumen yang
paling efektif dalam mengamankan kekayaan negeri itu beserta kekayaan
rakyatnya. Di antara negara-negara yang paling drastis penurunan cadangan emasnya,
mayoritasnya justru negara yang penduduk mayoritasnya muslim seperti Indonesia.
Bangladesh contohnya, saat ini tinggal memiliki cadangan emas sebesar 3.5 ton saja;
Iraq tinggal 5.9 ton; dan negeri jiran kita kini hanya memiliki 36.4 ton. Padahal sebelum
krisis 1997/1998 mereka memiliki cadangan emas sekitar dua kali dari yang dimilikinya
sekarang. Mungkin Anda bertanya, lho kan memang menimbun emas adalah sesuatu
yang sangat dilarang dalam Islam? Betul, menimbun emas dan perak dan tidak
dinafkahkan di jalan Allah diancam dengan siksa yang sangat pedih. Tetapi di sisi lain,


“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                 Page: 1 of 73
emas dan perak juga dijadikan hakim/timbangan yang adil dalam bermuamalah.
Bahkan batas kewajiban orang kaya dengan hak orang miskin juga ditentukan dengan
emas ini, yaitu dalam bentuk nishab zakat yang 20 Dinar.

Artinya membangun cadangan emas, baik oleh negara maupun rakyat, tidak harus
identik dengan menimbun. Ketika kita berhasil menjadikan emas atau Dinar kita sebagai
hakim yang adil dalam menggerakkan ekonomi; maka di situlah ketahanan ekonomi
umat dan bangsa ini insya Allah akan terbangun. Misi untuk menjadikan emas/Dinar
sebagai penggerak sektor riil seperti yang pernah saya tulis tanggal 25 November 2009
lalu misalnya, adalah salah satu upaya kecil yang bisa kita lakukan untuk membangun
ketahanan ekonomi agar kita tidak mudah terjajah – dan pada saat bersamaan kita juga
terlibat langsung dalam mempercepat putaran ekonomi. Enam bulan sejak tulisan
tersebut diluncurkan, kini produk-produk solusi pembiayaan berbasis emas/Dinar benar-
benar telah dapat ditangani dengan baik oleh GeraiDinar beserta mitra-mitranya.
Semoga Allah selalu menunjuki kita jalanNya. Amin.

http://www.arthadinar.com/2010/05/gold-wars-perang-terhadap-emas-dari.html

Gold Wars: Perang Terhadap Emas Dari
Kacamata Swiss Banker... Monday, May 17, 2010
By Muhaimin Iqbal, Wednesday, 05 May 2010

Tulisan ini saya sarikan dari buku Gold Wars: The Battle Against Sound Money As
Seen From Swiss Perspective, karya Ferdinand Lips (Foundation for Advancement of
Monetary Education, 2001). Menariknya, buku ini ditulis oleh seorang warga Swiss
Banker - yang bahkan sempat mendirikan bank sendiri menggunakan namanya – yang
sangat tahu seluk-beluk permainan terhadap emas dunia. Menurut Lips, perang
terhadap emas dimulai sejak tahun 1933 ketika President Amerika (Franklin D
Roosevelt) menyita seluruh emas yang dimiliki oleh warga negaranya, dan menaikan
harga emas di negeri itu dari US$ 20.67/ounce ke US$ 35.00/Ounce. Perang ini menjadi
semakin serius sejak ditinggalkannya Breton Woods Agreement 1971 – dimana sejak
saat itu praktis tidak ada satu uang-pun di dunia yang dikaitkan dengan emas
kecuali Swiss.

Swiss merupakan negara yang bertahan mengkaitkan uangnya dengan emas sampai
tahun 1992 – itulah sebabnya sampai tahun tersebut mata uang Swiss yaitu Swiss
Franc adalah yang paling kuat di dunia. Swiss dahulu juga merupakan surga bagi warga
dunia yang ingin mengamankan asetnya. Namun sejak tahun 1992, Swiss juga menjadi
anggota IMF, dan sebagai anggota IMF mereka wajib tunduk pada aturan-aturan
IMF yang antara lain melarang anggota IMF mengkaitkan uangnya dengan emas.
Uang boleh dikaitkan dengan hasil-hasil peternakan, pertanian dan lain sebagainya atau
apapun tetapi tidak boleh dikaitkan terhadap emas.

Lantas mengapa bank-bank sentral dunia yang dalam koordinasi IMF ini memerangi
emas?. Menurut Ferdinand Lips, ini adalah karena emas merupakan barometer
standar yang dengan mudah dapat mendeteksi bila ada yang salah dalam sistem
keuangan yang ada di dunia – dan para otoritas keuangan dunia tentu tidak suka
kesalahannya mudah dibaca hanya dengan melihat harga emas. Dia mencontohkan apa
yang terjadi di Amerika pada tahun 1960-an. Awal kesalahan sistem keuangan negeri itu
terbaca dari naiknya harga emas dari US$ 35/Ounce ke US$ 40/Ounce pada masa



“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                 Page: 2 of 73
pemerintahan Kennedy. Situasi kemudian memburuk pada akhir dasawarsa 60-an
tersebut ketika Amerika terjerumus dalam perang yang tidak pernah bisa
dimenangkannya; perang Vietnam. Puncaknya tahun 1971 ketika Amerika benar-benar
tidak bisa mengendalikan sistem keuangannya dan terpaksa melepaskan kaitan antara
US$ dengan emas. Hari-hari yang mencekam dalam sistem keuangan Amerika yang
belakangan menular keseluruh dunia ini – terekam dari cerita para pelaku langsung
yang ditulis oleh Ferdinand Lips ini sebagai berikut:

“Pada tanggal 10 Agustus 1971 sekolompok bankers dan economist berkumpul
membicarakan krisis moneter yang genting di negeri itu, termasuk diantara yang hadir
adalah Paul Volker yang saat itu menjabat Under-secretary of the Treasury for Monetary
Affairs. Ada dua opsi solusi yang saat itu dibicarakan; pertama menaikkan suku bunga
atau menaikkan harga emas – namun nampaknya Paul Volker tidak mengambil salah
satunya. Dia mengambil solusi yang tidak terbayangkan waktu itu yaitu meninggalkan
emas sama sekali dari referensi uang US$ Amerika. Sepekan kemudian keputusan ini
dimumumkan oleh presiden AS saat itu Nixon yang kemudian menimbulkan kejadian
yang mengguncang dunia yang dikenal sebagai Nixon Shock 1971.”

Sejak saat itu, perang terhadap emas semakin hari semakin meningkat yang
digambarkan digambarkan oleh Lips (meninggal 2005, konon meninggal tidak wajar
karena terlalu banyak tahu!) antara lain sebagai berikut: “Dengan bantuan
pemerintahan-pemerintahan dunia, di tahun 1990-an, perang terhadap emas
memasuki fase yang sangat destruktif. Bank-bank central menjual atau meminjamkan
emasnya untuk menghancurkan harga emas...”. Bila ‘perang’ yang diungkapkan oleh
Ferdinand Lips tersebut benar adanya – kemungkinannya memang begitu karena
sebagai ‘orang dalam’ dari sistem perbankan dunia tentu apa yang ditulisnya memiliki
dasar yang kuat – maka dalam ‘perang’ ini hanya ada dua pihak, yaitu sistem uang
yang adil berbasis emas dan sistem uang yang destruktif yang berbasis uang
kertas. Hati kecil kitalah yang bisa menjawab, sistem yang mana yang seharusnya kita
bela.

http://www.arthadinar.com/2010/05/apa-yang-terjadi-bila-satu-mata-uang.html

Apa Yang Terjadi Bila Satu Mata Uang
Jatuh?
 Tuesday, May 04, 2010, by Muhaimin Iqbal, Friday, 30 April 2010

Sekitar tiga belas tahun lalu, di awal 1997, serentetan krisis dalam skala regional
bermula di Thailand. Diawali dg hengkangnya para investor karena penurunan
pertumbuhan ekonomi negeri itu, krisis kemudian diperburuk dengan ulah spekulator
mata uang sampai-sampai bank sentral Thailand harus menguras sampai 90% dari
cadangan devisanya hanya untuk mempertahankan nilai tukar uang Baht-nya.
Cilakanya, krisis ini tidak berhenti di Thailand. Negara-negara tetangganya segera
tertular dan bahkan yang terparah dan paling sulit sembuhnya adalah negeri kita. Pada
puncak krisis, nilai uang kertas kita pernah tinggal kurang lebih seperenamnya dari
nilai sebelum krisis (Akhir 1996 US$ 1 = Rp 2,350 ; Juli 1998 US$ 1 = Rp 14,000) bila
dibandingkan dengan US Dollar. Padahal di negeri dimana krisis berawal; uangnya
hanya mengalami koreksi 61% saja (akhir 1996 US$ 1 = Baht 25.50 ; Juli 1998 US$ 1 =
Baht 41.12).



“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,           Page: 3 of 73
Pelajaran pertama yang kita ambil dari krisis 1997/1998 tersebut adalah bahwa krisis
financial bersifat sangat menular karena kelemahan sistem financial global saat ini.
Pelajaran keduanya adalah negara-negara yang tertular oleh krisis finansial, bisa
menjadi korban yang bahkan lebih parah dari negara yang mengalami krisis yang
pertama. Kini tigabelas tahun kemudian, kita melihat proses penularan krisis berulang.
Belum juga dunia sembuh oleh menularnya krisis di Amerika dua tahun lalu, krisis
sejenis sekarang siap mewabah di Eropa. Yunani yang menjadi pemicu pertamanya, per
kemarin hutang pemerintahnya sudah jatuh ke nilai terendah pada tingkat Junk
(sampah). Krisis Yunani sudah menulari Portugal, Spanyol dan bisa jadi akan segera
pula menular ke negara-negara lain.

Pada setiap krisis tersebut; uang kertas selalu hancur di negara-negara yang terkena
krisis. Setiap kali pula uang kertas hancur, pelarian utama yang paling mudah bagi
masyarakat yang ingin menyelamatkan assetnya adalah ke emas. Tidak heran bila
harga emas justru melonjak pada setiap krisis terjadi; pertama karena daya beli
uang kertas yang dipakainya menurun, kedua karena dorongan naiknya
permintaan. Sebelum krisis melanda negeri ini 1997/1998; harga emas di Indonesia
pada awal 1997 hanya di kisaran Rp 23,400 / gram; di puncak krisis 1998 emas berada
pada kisaran harga Rp 147,000 / gram. Meskipun akhirnya sempat membaik ke kisaran
angka Rp 65,000-an akhir 1999 / awal 2000; perlahan namun pasti harga emas
menjulang sampai Rp 340,000 / gram kini. Harga emas saat ini sudah lebih dari 5
kalinya bila dibandingkan harga emas paska krisis, dan 14.5 kalinya dibandingkan
harga emas sebelum krisis!

Grafik yang saya sajikan diatas adalah kenaikan harga emas gradual yang terjadi dalam
kondisi normal. Bila dalam kondisi normal saja harga emas naik menjadi lebih 5 kalinya
dalam sepuluh tahun terakhir; apa jadinya bila krisis Yunani meluas? Dalam beberapa
pekan kedepan seluruh dunia finansial akan melototi bagaimana krisis Yunani ini di
handel oleh pemerintahnya dan juga pemerintah negeri-negeri yang saling terkait.
Puncaknya adalah tanggal 19 Mei 2010 dimana hutang Yunani senilai 8.5 Milyar
Euro akan jatuh tempo. Kita memang jauh dari Yunani baik secara fisik maupun
keterkaitan ekonomi, ekonomi kita juga lagi baik-baiknya, namun karena tanpa krisispun
harga emas naik seperti yang tercermin dari grafik tersebut diatas – maka penyelamatan
asset ke emas/Dinar untuk mengamankan hasil jerih payah jangka panjang selalu
advisable untuk dilakukan kapan saja. Jangan menunggu krisis menular....!

http://www.arthadinar.com/2010/05/harga-emas-akan-naik-secara.html

Harga Emas Akan Naik Secara
Eksponensial?
 Wednesday, May 05, 2010 by Muhaimin Iqbal, Monday, 03 May 2010 07:50

The Bank for International Settlements (BIS) adalah organisasi internasional yg
anggotanya bank2 sentral dari negara2 di dunia. Tujuan organisasi ini adalah untuk
meningkatkan kerjasama antar bank sentral, disamping juga berfungsi menjadi
bank-nya bank sentral dunia. Dengan anggota dan fungsinya ini, kita bisa bayangkan
betapa powerful-nya pengaruh organisasi yang bermarkas di Basel ini. Peran mereka
yang sentral dalam tata-kelola uang di dunia ini juga membuat mereka memiliki akses
informasi yang sangat comprehensive dalam setiap aspek keuangan anggotanya.



“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,            Page: 4 of 73
Dengan kekuatan tersebut, laporan hasil riset dan pernyataan dari BIS layak untuk
menjadi masukan yg serius bagi para pengambil keputusan keuangan / ekonomi di
semua negara. Di antara laporan tersebut yang menurut saya sangat perlu dipahami
adalah hasil riset bulan Maret lalu dengan judul The Future of Public Debt: Prospects
and Implications yang dapat kita unduh dari situs resmi mereka. Berikut adalah
statements inti dari laporan tersebut yang implikasinya bisa sangat serius di masa yang
akan datang. Abstrak laporan ini sudah diawali dengan: “Sejak awal krisis finansial,
hutang negara2 industri terus meningkat secara dramatis, dan sejauh yang dapat
dilihat kedepan hutang ini akan terus naik di masa mendatang”.

Kemudian, hasil riset ini menyimpulkan 4 hal sebagai berikut: [1] problem fiskal negara
industri sesungguhnya lebih serius dari laporan resmi pemerintah ybs. “Sungguh
menakutkan bahwa hutang publik mereka akan tumbuh diatas 100% dari GDP...”.
Lihat grafik diatas untuk trend-nya. [2] meningkatnya hutang publik tersebut telah
merubah persepsi selama ini bahwa hutang jangka panjang negara dlm berbagai
bentuknya yang selama ini dianggap berisiko rendah, kedepannya akan menjadi
berisiko tinggi. Hutang pemerintah Yunani misalnya, kini sudah menjadi junk yaitu
yang sangat rendah nilainya. [3] problem hutang yg terlalu tinggi akan menekan
akumulasi modal, menurunkan pertumbuhan produktifitas & menurunkan potensi
pertumbuhan jangka panjang. [4] mendung ketimpangan fiskal jangka panjang
menimbulkan risiko instabilitas moneter. Dinamika hutang yg tidak stabil akan
meningkatkan inflasi yg disebabkan oleh godaan pada para pengelola keuangan
negara untuk menurunkan tingkat hutang dengan mencetak uang dalam berbagai
bentuknya.

Puncak gunung es yang merupakan tanda2 problem yg sangat besar tersebut juga
sudah bermunculan dalam bentuk krisis di berbagai negara dalam dua tahun terakhir.
Krisis di Amerika, Inggris, Iceland, Dubai, Latvia, Yunani, Portugal, Spanyol, dan
entah negara mana lagi yang akan segera menyusul...adalah bukti2 kebenaran laporan
tersebut. Lantas apa kaitannya ini semua dengan harga emas? Emas akan semakin
penting perannya dalam memberikan perlindungan terhadap inflasi. Karena
kesadaran terhadap hal ini akan meluas, maka sangat mungkin emas akan
mengalami kenaikan harga yang eksponensial kedepan. Dua hal yang akan menjadi
pendorong kenaikan eksponensial harga emas ini yaitu: [1] penurunan nilai uang
kertas, [2] kenaikan demand. [1] ketika nilai uang kertas jatuh, harga emas akan
menjadi mahal bila dibeli dengan uang kertas. [2] harga emas yang mahal tidak akan
menurunkan minat orang untuk membeli emas, malah justru sebaliknya akan semakin
banyak orang memburunya karena dalam situasi inflasi tinggi – emas inilah jaring
penyelamatnya. Demand yang tinggi inilah yang mendorong kenaikan harga emas
berikutnya. Well, kabar baiknya adalah kenaikan ini mungkin tidak terjadi sekarang atau
dalam waktu dekat, tetapi akan seiring dengan garis-garis merah di grafik-grafik tersebut
diatas.




“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,              Page: 5 of 73
http://www.arthadinar.com/2010/05/menabung-untuk-mempersiapkan-masa-depan.html

Menabung untuk mempersiapkan masa
depan yang lebih baik
 Wednesday, May 05, 2010

Guna mempersiapkan masa depan kita & anak2 menuju kehidupan yg lebih baik &
sesuai Hadist Nabi SAW agar kita tidak meninggalkan generasi yang lemah, maka
menabung harus menjadi kebiasaan kita bersama. Ada berbagai jenis tabungan yang
ada selama ini, namun dalam tulisan ini ingin lebih memperkenalkan tabungan dengan
cara menabung dalam bentuk Dinar Emas. Apa itu Dinar Emas? Dinar Emas berbeda
dengan Dinar Irak, Dinar Emas adalah Logam Mulia yang diproduksi oleh PT
ANTAM Tbk dengan sertifikasi berat 4,25 gram, kadar 22 karat. Keunggulan Dinar
Emas dibanding dengan tabungan yang ada saat ini baik dalam bentuk Rupiah maupun
US Dollar adalah: [1] Dalam kurun 40 tahun terakhir, nilai Dinar Emas mengalami
kenaikan nilai rata-rata 26% per tahun terhadap Rupiah, dan kenaikan rata-rata
10% per-tahun terhadap US Dollar. [2] Dinar Emas tidak terkena inflasi. Contoh,
harga seekor kambing pada zaman Rasulullah SAW seharga 1 Dinar, sekarang harga
seekor kambing tetap 1 Dinar. (saat ini 1 Dinar kurang lebih bernilai Rp 1.475.000,-). Hal
ini menunjukan bahwa Dinar Emas memiliki daya beli yang stabil selama lebih dari
1.400 tahun. [3] Mudah menjualnya kembali apabila sewaktu-waktu diperlukan
rupiah (butuh uang hari itu, maka hari itu pula akan jadi uang). [4] Aman, karena
bersertifikat LM dan Anda sendiri yang menyimpannya.

Beberapa ilustrasi dapat disampaikan: Ongkos Naik Haji (ONH) pada tahun 2000 senilai
70 dinar, pada tahun 2009 ONH “hanya” tinggal kurang lebih senilai 26 dinar. Diprediksi
6 tahun lagi, ONH “hanya” tinggal 15 Dinar Emas. Dinar Emas juga sangat baik untuk
persiapan pendidikan anak-anak ke jenjang yang lebih tinggi. Contoh masuk perguruan
tinggi seperti UGM/ITB/UI pada program Mandiri dalam beberapa tahun lagi akan lebih
murah apabila dananya ditabung dalam bentuk Dinar Emas. Jadi tunggu apa lagi dan
jangan sampai hasil jerih payah kita bertahun-tahun dihanguskan oleh inflasi. Maka
bergegaslah menuju timbangan yang adil.

http://www.arthadinar.com/2010/05/ketika-asset-anda-nilainya-ditentukan.html

Ketika Asset Anda Nilainya Ditentukan
Oleh Isu...
 Monday, May 17, 2010, by Muhaimin Iqbal, Friday, 07 May 2010 07:35

Dalam tulisan yang mengenai “Gold War”, saya ungkapkan bahwa emas ‘dibenci’
pemerintah & otoritas dunia karena begitu mudah digunakan untuk membaca
masalah yang melanda sistem finansial yang ada. Melesatnya harga emas dunia
semalam yang menembus angka diatas US$ 1,200/Oz membuktikan hal ini bahwa
sistem keuangan dunia lagi sakit dan ada kemungkinan komplikasi yang parah.
Awalnya, penyakit itu berasal dari krisis yang melanda Yunani, kemudian menular ke
tetangganya yang pertahanan ‘tubuh’ ekonominya juga lemah seperti Portugal dan


“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                   Page: 6 of 73
Spanyol, kemudian seluruh Eropa terpengaruh dengan anjloknya Euro mendekati 9%
sejak awal tahun ini. Dan puncaknya semalam ketika dalam beberapa jam perdagangan
saja Index Dow Jones Industrials terpangkas hampir 1000 points. Secara umum dalam
perdagangan bursa dunia kemarin rata-rata indeks turun diatas 3%.

Dengan wabah yang ditularkan oleh Yunani ini, semua nilai Asset yang ditentukan
dengan mata uang kertas menjadi semu. US$ yang nampak relatif perkasa saja bila
dibandingkan dengan mata uang kertas lainnya setahun terakhir nilainya turun hampir
25% dibandingkan dg emas – atau per-pagi ini harga emas dalam US$ setahun terakhir
naik sekitar 32%. Apakah dampak krisis ini juga akan menjangkau kita yang ribuan miles
jauhnya dari Yunani? secara fisik memang kita berjauhan dari epicentrum krisis. Namun
secara sistem, semua saling terkait. Ketika bursa dunia berjatuhan, maka bursa kita-pun
ikut jatuh. Selain sistem yang saling terkait, komplikasi lain yang sifatnya internal kita
juga ada, yaitu pertahanan ‘tubuh’ dari sistem keuangan kita lagi rentan isu pergantian
pejabat otoritas keuangan negeri ini. Karena berbagai hal inilah nilai uang Rupiah kita
dalam sepekan terakhir turun sampai sekitar 4% bila dibandingkan dengan US$, dan
turun sekitar 8% bila dibandingkan dengan harga emas.

Karena selama ini kita menggunakan unit of account Rupiah dlm menilai asset atau
transaksi, maka ketika nilai mata uang kertas kita jatuh – nilai asset tersebut juga ikut
jatuh. Misalkan sepekan lalu Anda bernegosiasi untuk membeli rumah seharga Rp 1
Milyar – saat itu nilainya setara dengan 685 Dinar; bila Anda selesaikan transaksi
tersebut hari ini maka rumah yang harganya 1 Milyar tersebut kini cukup Anda beli
seharga 628 Dinar. Dalam Rupiah tetap, tetapi dalam Dinar rumah tersebut telah
turun nilainya sebesar 8% lebih – dalam sepekan! Proses yang sama inilah yang
membuat asset negeri ini, baik yang berasal dari BUMN maupun swasta –
berpindah tangan dari kepemilikan bangsa ini ketangan asing paska krisis
1997/1998. Ketika nilai uang kita paska krisis tinggal seperempatnya dibandingkan
dengan sebelum krisis, betapa murahnya asset bangsa ini bila dibeli dg mata uang
asing yg lebih perkasa melalui masa krisis.

Jangan heran bila Anda sempat berjalan di sepanjang jalan protokol ibu kota yaitu dari
ujung Jl. Thamrin di utara sampai ke ujung Jl. Sudirman di selatan – tengoklah kiri kanan
dan lihatlah papan nama yang menjulang indah di pencakar langit – pencakar langit
pusat bisnis kebanggaan kita tersebut, lalau bertanyalah siapa yang memiliki saham
(mayoritas) perusahaan-perusahaan tersebut? jawabannya kemungkinan besar bukan
kita lagi. Di pintu gerbang Jalan Thamrin ada perusahaan telekomunikasi kebanggaan
bangsa ini (dahulu) – kini negeri ini tinggal memiliki saham 14.29% saja; 65%-nya milik
asing dan sisanya 20.71% publik – yang bisa jadi sebagiannya juga asing. Mendekati
ujung Jalan Sudirman ada bank swasta kebanggaan kita (dahulu), bank ini didirikan oleh
para pengusaha pejuang yang sebagian besarnya saya kenal pribadi dengan sangat
baik. Bahkan waktu mereka mendirikan bank tersebut tahun 1955 – motifnya bukan
untuk mencari keuntungan, tetapi ingin mengisi kemerdekaan! Ironi sekali, karena bank
tersebut kini ultimate shareholder-nya adalah suatu group perusahaan dari negeri jiran.
Pengalaman memilukan banyak dialami temen2 yg bekerja di perusahaan yang diambil-
alih pihak asing, bukan masalah materi – tetapi lebih kepada masalah harga diri. Setelah
65 tahun merdeka, ternyata yang banyak ‘mengisi’ kemerdekaan ini bukan lagi kita –
tetapi para investor asing baik dari negeri jiran maupun dari negeri yang jauh.

Lantas bagaimana kita menghindari pengalaman yg terus terulang, baik dalam skala
pribadi maupun dalam skala bangsa? Jawabannya adalah pertahankan nilai kekayaan


“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,               Page: 7 of 73
kita dengan unit of account yang sesungguhnya, yg nilainya tidak mudah rusak
oleh isu dan tidak terpengaruh oleh wabah penyakit global seperti penyakit yang
ditularkan oleh negeri nun jauh disana – Yunani. Dinar bisa menjadi solusi yang
konkrit untuk hal ini, kalau toh di tingkat perusahaan atau negara belum bisa mengambil
Dinar ini sebagai solusi – toh kita sudah bisa mengamankan asset kita sendiri dengan
Dinar ini. Mulai yang kita bisa, mulai yang kita tahu – insyaAllah Allah akan membimbing
kita terhadap apa yang kita belum tahu..

http://www.arthadinar.com/2010/05/kali-ini-bukan-pig-flu-tetapi-piigs-flu.html

Kali Ini Bukan PIG FLU, Tetapi PIIGS ‘FLU’
Yang Mewabah...
  Monday, May 17, 2010      Written by Muhaimin Iqbal, Wednesday, 12 May 2010 06:32

Tahun lalu wabah flu babi (Swine Flu atau Pig Flu) sempat membuat panik dunia setelah
ditemukannya flu ini menjalar ke manusia di Amerika, Mexico dan Canada. Hari–hari ini
dunia kembali dibuat panik tetapi bukan oleh PIG tetapi oleh PIIGS, akronim dari
Portugal, Ireland, Italy, Greece dan Spain. ‘Flu’ di pasar uang dunia begitu terasa
dalam beberapa hari perdagangan terakhir, bahkan ketika bailout senilai 750 Milyar
Euro terhadap Yunani sudah di-commit oleh European Union dan IMF. Komitmen
raksasa untuk mengatasi kebolongan di episentrum krisis tersebut nampaknya tidak
membuat para pemain pasar lega. Hanya dua hari setelah bailout tersebut diumumkan,
para pemain pasar kembali memburu jaring penyelamat untuk investasinya – yaitu
antara lain emas. Karena permintaan yang melonjak inilah maka pagi ini – saat artikel ini
saya tulis - harga emas berada di atas US$ 1,230/Oz atau dalam US$ telah mengalami
peningkatan lebih dari 34% dibanding harga emas dunia tahun lalu. Harga ini
memecahkan rekor tertinggi sebelumnya yang berada di kisaran US$ 1,226 yang
tercapai di awal Desember tahun lalu.

Mengapa seolah pasar tidak percaya terhadap upaya–upaya negara yang dilanda krisis
tersebut untuk dapat mengatasi masalahnya? ada dua hal yang mendasar yang
menyebabkan hal ini. [1] hutang yg begitu besar yg diderita oleh negara2 yang
dilanda krisis tersebut, perhatikan grafik diatas faktanya. Yunani dan Italy bahkan
hutangnya per-akhir tahun lalu saja sudah melebihi GDP-nya. Nenek-nenek kita
dahulu juga tahu kalau problem hutang ini tidak bisa diatasi dengan hutang baru,
semua bantuan baik dari EU, IMF dlsb. tidak ada yang gratis – pada waktunya
harus dibayar. [2] selain menghadapi masalah hutang yang sangat besar, negara-
negara tersebut juga mengalami defisit pada anggaran belanjanya, [3] sekaligus
juga perekonomiannya tidak tumbuh – sebagian malah merosot seperti yang dialami
Spanyol.

Masalah deficit ini sungguh tidak mudah diatasi karena menyangkut budaya. Pegawai
pemerintah di negara tersebut misalnya tidak akan mudah bisa diturunkan
gajinya. Layanan publik juga tidak mudah diturunkan standarnya (dipotong
anggarannya). Wal hasil bailout dari EU dan IMF untuk Yunani nampaknya hanya
semacam obat untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi bukan obat untuk menyembuhkan
penyakit. PIIGS ‘FLU’ (krisis) mungkin masih akan terus kambuh, bukan hanya terhadap
Greece dan PIIGS tetapi terhadap semua negara yang memiliki ketahanan ‘tubuh’
(ekonomi) yang sama. Symptoms atau gejala-gejala ketahanan ekonomi yang lemah
ini antara lain ya tiga hal diatas yaitu [1] hutangnya banyak, [2] anggarannya defisit,


“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                     Page: 8 of 73
[3] pertumbuhan ekonominya rendah atau bahkan turun atau tidak tumbuh. Jadi
harga emas masih akan terus bergejolak karena dari waktu ke waktu orang butuh jaring
penyelamat, dan emas-lah yang terbukti dapat berperan sebagai jaring penyelamat yang
mudah diperoleh, efektif dalam mengatasi masalah inflasi dan gejolak ekonomi lainnya.

http://www.arthadinar.com/2010/05/survival-strategy-beyond-currency.html

Survival Strategy: Beyond Currency…
 Monday, May 17, 2010 Written by Muhaimin Iqbal, Sunday, 16 May 2010 12:59

Yang paling sering disalah pahami orang tentang gerakan saya menyebar-luaskan Dinar
– adalah seolah saya menafikan keberadaan uang kertas. Padahal tulisan saya yang
paling popular di web ini dengan judul “Mengelola Uang Berdasarkan Fungsinya…” yang
telah dibaca lengkap oleh lebih dari 10,000 orang, justru mengakui fungsi uang kertas
sebagai alat tukar ini. Untuk meminimise kesalah-pahaman ini, saya tidak malu untuk
menyontek komunikasi yang digunakan oleh salah satu perusahaan minyak terbesar di
dunia yang dahulu dikenal orang sebagai British Petroleum (BP). Pada tahun 2002,
ketika mereka merubah namanya menjadi BP plc.; mereka menambahkan tagline
“Beyond Petroleum” dalam corporate identity-nya.

Nampaknya, BP ingin mengkomunikasikan ke masyarakat dunia bahwa mereka tidak
hanya bergerak di bidang perminyakan; karena setelah ber-identitas baru tersebut BP
juga meluncurkan business unit baru yang disebut BP Alternative Energy. Business Unit
baru inilah yang kemudian mengembangkan energi lain di luar minyak seperti energi
surya, angin, hydrogen dlsb. Jadi meskipun business utama BP yang juga memberikan
income terbesarnya masih dari industri perminyakan, mereka sudah berpikir diluar
perminyakan – karena boleh jadi minyak tidak akan selamanya tersedia untuk mereka
explore – mereka tentu ingin tetap survive meskipun sumber energi utama kelak
berubah dari minyak ke energi-energi lain diluar minyak. Mirip dengan yang dilakukan
oleh BP tersebut diatas – inilah yang kita lakukan dengan gerakan penyebar luasan
Dinar. Kalau BP mengembangkan strateginya barangkali berdasarkan prognosis bahwa
minyak tidak akan selamanya tersedia; maka gerakan Dinar menggunakan prognosis
bahwa uang kertas tidak akan bisa bertahan dalam jangka panjang.

Prognosis terhadap uang kertas ini didukung oleh statistik yang sangat kuat, sampai-
sampai kita bisa menghitung waktu paruh daya beli uang kertas Rupiah yang hanya 4.3
tahun; US Dollar hanya 5.0 tahun dlsb. Jadi bila anak Anda lahir hari ini dan Anda mulai
menabung uang kertas Rupiah untuk masa depannya; maka daya beli uang tabungan
Anda tersebut tinggal 1/16 (1/2^4) pada saat anak Anda berulang tahun ke 17. Bila
Anda menabungnya dalam US$, maka tabungan Anda nilai daya belinya juga
tinggal 1/16 pada saat anak Anda tersebut berusia 20 tahun. Karena statistiknya
demikian – bahwa daya beli uang kertas meluruh bersamaan dengan waktu dan zat
yang meluruh pasti akhirnya habis; maka kita butuh alternatif lain dari uang kertas
ini. Alternatif lain inilah yang saya sebut beyond currency.

Bila uang kertas hanya berfungsi sebagai currency – yaitu alat tukar yang hanya
berfungsi sesaat; maka yang kita butuhkan untuk survive dalam jangka panjang adalah
uang yang sesungguhnya – beyond currency – yaitu uang yang tidak hanya
berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange atau currency, tetapi juga
berfungsi sebagai unit pencatatan / timbangan yang adil (unit of account) dan
sekaligus juga mampu mempertahankan nilai dari hasil jerih payah kita (store of


“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                 Page: 9 of 73
value). Uang yang sesungguhnya inipun tidak harus emas; benda-benda lain yang
bernilai intrinsik sampai garam sekalipun dapat menjadi uang dalam arti luas
tersebut. Kita pernah mengalami krisis 97/98 dimana saat itu uang kita tiba-tiba anjlog
daya belinya tinggal ¼-nya dalam beberapa bulan saja (padahal seharusnya daya beli
uang kita baru turun tinggal ¼-nya setelah 2 kali waktu paruh atau 8.6 tahun!), bukan
hanya daya belinya yang anjlog – saat itu barang-barang kebutuhan kita juga
menghilang di pasaran. Minyak goreng, susu bubuk dlsb. menjadi rebutan di toko-toko
yang masih memiliki stok.

Pada saat krisis, uang bisa saja menghilang atau turun daya belinya; tetapi kebutuhan
kita akan makan minum, kebutuhan anak-anak kita untuk susu dlsb. tetap perlu
dipenuhi. Jadi, uang selain uang kertas yang rentan krisis – harus juga menjadi
bagian dari survival kit kita – bila kita ingin survive dalam jangka panjang. Selain
emas atau Dinar yang praktis, kita bisa juga menggunakan ternak kambing misalnya
sebagai cadangan ‘tabungan’ kita di masa yang sangat sulit sekalipun. Juga bukan
hanya ternak kambing yang di-resep-kan dalam hadits sahih sebagai sumber
penghasilan jangka panjang yang bisa diandalkan; antisipasi krisis melalui bercocok
tanam dengan sungguh-sungguh selama tujuh tahun – bahkan resepnya ada di Al-
Qur’an.

Maka tidak heran bila daya tahan masyarakat pedesaan terhadap krisis seperti yang
kita alami tahun 1997/1998 lebih besar ketimbang masyarakat perkotaan. Sampai-
sampai ketika saya masih rajin pulang kampung di masa krismon tersebut – embok-
embok di desa suka bertanya “krismon iki opo to le?” Mereka tidak terganggu dengan
krisis moneter karena mereka memang sudah terbiasa hidup beyond currency.
Jadi mari kita rame-rame menghidupkan kehidupan desa, dengan kambing dan ternak
lainnya, dengan pohon-pohonnya, dengan sawah-sawahnya – maka bila wabah PIIGS
meluas ke seluruh dunia – Insyallah kita bisa survive. Sekarang memang kita masih
butuh uang kertas sebagai currency atau alat tukar, tetapi ketika uang kertas ini
kehilangan daya belinya seperti yang sudah-sudah – kitapun harus siap hidup beyond
currency.

http://www.arthadinar.com/2010/05/kapan-waktu-beli-emasdinar-terbaik.html

Kapan Waktu Beli Emas/Dinar Terbaik &
Kapan Waktu Jual...?
 Monday, May 17, 2010 Written by Muhaimin Iqbal, Tuesday, 18 May 2010 07:14

Hal yang paling banyak ditanyakan oleh pembaca situs ini ke saya adalah pertanyaan
seputar kapan waktu terbaik untuk membeli Dinar/Emas dan kapan waktu terbaik untuk
menjualnya. Tulisan ini untuk memberi jawaban secara umum, agar jumlah e-mail yang
saya harus jawab menurun. Untuk membeli emas atau Dinar dengan tujuan
membangun ketahanan ekonomi jangka panjang, agar anak bisa sekolah sampai tuntas,
agar ketika tua kita tidak menjadi beban orang lain, agar asset yang merupakan hasil
jerih payah kita tidak terus menurun nilainya dari waktu–ke waktu; maka membeli emas
untuk tujuan ini dapat dilakukan kapan saja. Dalam rentang waktu jangka
menengah/panjang, tidak ada istilah ketinggian untuk harga emas atau Dinar.
Ketika harga Dinar pertama kali menyentuh nilai Rp 1,000,000 / Dinar (emas di kisaran
Rp 237,000 / gram) sekitar dua setengah tahun lalu – tepatnya tanggal 27 Oktober



“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                Page: 10 of 73
2007; saat itu banyak yang berpendapat harga Dinar sudah ketinggian – lalu sementara
permintaan Dinar menurun.

Ironinya ketika 13 bulan kemudian (27/11/2008) harga Dinar menyentuh angka Rp
1,400,000 (emas di kisaran Rp 325,000/gram), permintaan Dinar justru mencapai titik
tertingginya. Kemudian 3 bulan berikutnya lagi (19/02/2009) ketika angka menyentuh Rp
1,600,000 / Dinar (emas di kisaran Rp 373,000/gram), kembali permintaan Dinar
mencapai titik tertinggi berikutnya. Dari fakta diatas, Anda akan mudah memahami
bahwa bila Anda menabung untuk tujuan proteksi nilai atau membangun ketahanan
ekonomi dalam jangka panjang – maka tidak ada waktu yang salah untuk
memindahkan asset Anda dari Asset yang berpeluang mengalami debasement
(penurunan nilai) yaitu uang kertas ke asset yang terbukti memiliki daya beli stabil
sepanjang zaman yaitu emas atau Dinar.

Apakah trend yg seperti ditunjukkan oleh angka-angka tersebut akan terus
berlangsung? dan harga emas/Dinar yang sekarang dianggap sudah benar-benar
ketinggian oleh sebagian orang – akhirnya akan turun juga? Dalam jangka pendek iya,
bisa jadi harga emas/Dinar akan turun. Namun sekali lagi dalam jangka panjangnya –
lebih banyak faktor fundamental yang mendorongnya naik ketimbang turun. Salah satu
faktor yang sangat dominan adalah realitas bahwa uang kertas dunia saat ini
dibangun dengan hutang – ketika hutang menumpuk dan tidak ada lagi yang
bisa/mau memberi hutangan baru – sedangkan hutang lama harus dibayar – maka
pasti uang kertas jatuh nilainya. Grafik di atas adalah prediksi OECD (Organisation for
Economic Co-operation and Development) untuk negara-negara yang konon paling kuat
ekonominya. Rata-rata negara anggota OECD ternyata akan memiliki hutang
(liabilities) yang melebihi GDP-nya tahun depan (2011). Dari grafik diatas, dapat kita
ambil kesimpulan sederhana bahwa seluruh mata uang negara-negara anggota
OECD akan turun significant (mengalami debasement) dalam rentang waktu yang
tidak terlalu lama – kecuali China. Ketika nilai uang kertas jatuh, apa yang terjadi
dengan harga emas dan benda riil lainnya? sederhana, harga emas dan benda riil
lainnya akan melambung!

Untuk sementara China berkemungkinan bisa bertahan paling lama dalam hal
kekuatan mata uangnya. China juga merupakan negara yang sangat pinter dalam
mendorong rakyatnya membangun ketahanan ekonomi – dengan menganjurkan
langsung dan mempermudah rakyatnya membeli emas – mumpung ekonomi
mereka kuat dan uang mereka lagi perkasa. Jadi kalau kita mau belajar sampai ke
negeri China termasuk dalam hal ketahan ekonomi ini, maka insyaAllah tidak ada
waktu yang salah untuk membeli emas atau Dinar. Membeli emas/Dinar hanya akan
salah bila tujuannya untuk spekulasi jangka pendek. Karena dalam jangka pendek harga
emas akan terus bergejolak – sehingga sangat mungkin Anda merugi karena fluktuasi
ini. Lantas kapan waktu menjualnya yang terbaik? Yang terbaik adalah ketika Anda
membutuhkannya untuk keperluan riil seperti membayar sekolah, pergi haji,
membayar rumah, membayar biaya kesehatan, memindahkan ke investasi sektor
riil dlsb. Anda tidak akan pernah menyesal mencairkan emas atau Dinar Anda
untuk keperluan yang riil tersebut.

Sebaliknya bila Anda menjual emas/Dinar hanya karena tertarik harga lagi tinggi – maka
sangat mungkin Anda bisa menyesal karena angka tertinggi saat ini – bisa saja menjadi
kelihatan sangat rendah hanya dalam belasan bulan kedepan seperti contoh angka-
angka tersebut diatas. Ringkasnya adalah membeli emas/Dinar yang terbaik adalah


“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,            Page: 11 of 73
pada saat Anda memiliki excess fund untuk keperluan jangka panjang; dan menjualnya
terbaik adalah ketika Anda membutuhkannya untuk menutup kebutuhan yang riil.
Sebaliknya membeli emas/Dinar untuk tujuan spekulasi jangka pendek selalu
berpeluang untuk rugi karena fluktuasi jangka pendek; dan demikian pula menjual
emas/Dinar hanya karena melihat harga tinggi sesaat – juga bisa menyesal – karena
rekor-rekor tertinggi harga emas akan terus bermunculan sejalan dengan debasement
mata uang kertas. Wa Allahu A’lam.

http://www.arthadinar.com/2008/07/mengenal-dinar.html

Mengenal Dinar
 Sunday, July 13, 2008

Dinar yang dimaksud disini adalah Dinar Islam, yaitu uang emas 22 karat dengan
berat 4.25 gram. Di Indonesia saat ini, Dinar hanya diproduksi oleh Logam Mulia –
PT Aneka Tambang Tbk. Saat ini Logam Mulia-lah yang secara teknologi dan
penguasaan bahan mampu memproduksi Dinar dengan kadar dan berat sesuai dengan
Standar Dinar di masa awal-awal Islam. Standar kadar dan berat inipun tidak hanya
di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga
oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu
London Bullion Market Association (LBMA). Seperti di awal Islam yang menekankan
Dinar pada berat dan kadarnya – bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keeping
– maka berat dan kadar emas untuk Dinar produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini
memenuhi syarat untuk disebut sebagai Dinar Islam zaman sekarang. Perlu diketahui
bahwa Dinar Islam tidak sama dengan Dinar Iraq. Dinar Iraq adalah uang kertas biasa.

http://www.arthadinar.com/2008/07/bagaimana-agar-dinar-anda-aman.html

Bagaimana Agar Dinar Anda Aman
 Sunday, July 13, 2008

Setelah Anda membeli Dinar, lalu mau diapakan Dinar yang sudah dimiliki tersebut?
Bagi sementara orang yang telah membeli Dinar terutama dalam jumlah besar akan
bertanya bagaimana cara menyimpan Dinar yang aman. Ada cara bagaimana
menyimpan Dinar yang aman dan tidak mengganggu pikiran Anda. Pilihan itu adalah
Anda menyimpannya sendiri misalnya disimpan di safe Deposit box di bank-bank
seperti Bank Mandiri, BCA, Niaga, dll. Untuk penyimpanan di safe Deposit Box harga
sewanya bervariasi mulai dari ukuran mini dengan ukuran 12,5cm x 12,5cm x 60cm
dengan harga sewa Rp 100.000,- per-tahun sampai dengan ukuran ekstra yang
mampu menyimpan dokumen penting Anda dalam jumlah banyak. Keuntungan
menyimpan sendiri di safe Deposit Box ini adalah pemilik Dinar memegang sendiri
Dinarnya yang dapat digunakan setiap saat kapan dibutuhkan.




“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,            Page: 12 of 73
http://www.arthadinar.com/2008/07/keuntungan-berlipat-dengan-investasi.html

Keuntungan berlipat dengan investasi
dinar
 Sunday, July 13, 2008

Paling tidak ada 4 alasan mengapa investasi Dinar menguntungkan Anda.
Investasi dinar lebih menguntungkan dari pada investasi tanah
atau rumah karena memberikan apresiasi/pertumbuhan lebih
tinggi.
Perkecualian hanya terjadi jika Anda berinvestasi tanah/rumah tepat pada pemilihan
lokasi yang sangat strategis seperti akan dibangunnya jalan toll, tetapi untuk
mendapatkan lokasi emas seperti itu tidaklah mudah karena harus berhadapan dengan
para spekulan tanah dan luas tanah/rumah yang akan dijualpun belum tentu sesuai
dengan budget Anda. Data perbandingan harga rumah baru di beberapa lokasi di
Jabodetabek tahun 2005 sampai dengan 2007 dibawah dapat memberikan ilustrasi
kenaikan/apresiasi per tahun.
  Nama Perumahan                      2005                   2007                    Apresiasi per
                         Lokasi
  / Dinar                             Tipe      Harga (Rp)   Tipe      Harga (Rp)    tahun
  Bintaro Jaya           Tangerang    107/135   483 juta     109/120   617 juta      13,9%
  Kota Wisata            Cibubur      105/220   785 juta     185/220   873 juta      5,6%
  Telaga Golf            Sawangan     190/250   725 juta     203/249   821 juta      6,6%
  BSD                    City Serpong 165/180   826 juta     153/177   891,7 juta    3,9%
  Harapan Indah          Bekasi       110/150   525 juta     110/160   624 juta      9,4%

Sumber: Tabloid Kontan 4 Juli 2005 dan Majalah HousingEstate Oktober 2007.

Apabila dibandingkan dengan harga Dinar pada tahun 2005 yaitu Rp 551.077,- per
Dinar dan harga pada tahun 2007 yaitu Rp 1.090.100,- maka Dinar mengalami
kenaikan/apresiasi sebesar 48,90% per-tahun, jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan investasi di beberapa tanah/rumah di lokasi tersebut diatas pada periode
yang sama.
Investasi dinar tahan terhadap inflasi.
Untuk mudahnya kita ambil contoh paling sederhana yaitu Ongkos Naik Haji (ONH) dari
tahun 2003 sampai dengan 2007 apabila didanai dengan Dinar adalah sebagai berikut:
  Keterangan                2003         2004           2005              2006             2007
  ONH dalam Dinar           50 Dinar     45 Dinar       40 Dinar          35 Dinar         30 Dinar

Dengan data diatas secara sederhana diprediksi Ongkos Naik Haji pada tahun 2012
cukup hanya 10 Dinar saja.
Dinar sangat liquit (Anda butuh uang pada hari itu, hari itu pula
jadi duit).
Perbedaan antara harga beli dg harga jual hanya selisih 4%. Penurunah 4% tadi insya
Allah akan tertutup apabila Anda investasi Dinar minimum 6 bulan karena investasi
Dinar merupakan investasi menengah.
Mudah dan aman mendapatkannya.



“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                            Page: 13 of 73
Berbeda dengan investasi pada tanah/rumah, Anda sulit untuk bisa membeli secara
pecahan sehingga menyulitkan pengaturan budget Anda, dan apabila dapat dibeli
secara pecahan (misalnya luas tanah 400m2 Anda hanya berminat membeli 200m2)
Anda harus merogoh saku tambahan untuk memecah sertifikat tanah, sedangkan pada
Dinar dapat dibeli sesuai dengan budget karena Anda membeli 1 Dinarpun akan
dilayani. Sekali lagi untuk menyakinkan sebelum Anda membeli Dinar, lihatlah
perkembangan harganya dari tahun ke tahun pada tabel di bawah:
  Keterangan                             Des 2005     Des 2006    Des 2007        Des 2008
  Harga Dinar (dlm Rp)                   551.077      783.632     1.090.100       1.370.030
  Kenaikan dari thn sebelumnya           17,6%        42,2%       39,1%           25,7%

Jadi tunggu apa lagi sebelum harga semakin tinggi ...

http://www.arthadinar.com/2008/07/bisnis-perdagangan-atau-investasi-dinar.html

Bisnis Perdagangan atau Investasi Dinar
 Sunday, July 13, 2008

Dalam berbisnis, pilihan utama adalah menjalankan usaha perdagangan atau membuka
usaha jasa karena akan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Tetapi untuk dapat
menjalankan usaha yang berhasil kita harus mempunyai segenap ketrampilan, mulai
dari memilih usaha yang tepat, skill manajemen yang memadai, pengalaman, disiplin,
kontrol yang ketat. Tanpa memiliki segenap ketrampilan tersebut sulit untuk dapat
berhasil karena tingginya persaingan di dunia usaha. Disamping itu untuk menjalankan
usaha perdagangan dibutuhkan kerja keras mulai dari menjalin mitra kerja untuk
mensupply bahan sampai dengan cara mendapatkan pelanggan dengan program
marketingnya. Bila tidak ulet dan dijalankan sendiri bisa-bisa rugi yang didapatkan.
Apabila Anda belum menemukani jenis usaha yang dapat diandalkan, kami memberi
solusi, salah satunya adalah investasi Dinar. Menurut statistic selama kurun waktu
40 tahun terakhir Dinar atau emas mengalami pertumbuhan nilai rata-rata 28 % per
tahun terhadap Rupiah; terhadap US$ rata-rata peningkatan nilai 10 % per tahun
dalam kurun waktu yang sama. Apresiasi ini tentu sangat jauh dibandingkan
dengan hasil deposito Rupiah (rata-rata hanya 6 – 7 % bersih per tahun) maupun
Dollar (3-4% bersih per tahun). Perhitungan investasi pada tanah maupun rumah
di beberapa lokasi di Jabodetabekpun, investasi Dinar menunjukan kenaikan nilai
yang lebih tinggi.

Memang investasi Dinar membutuhkan sedikit kesabaran, paling tidak investasi ini butuh
waktu 6 bulan lamanya agar harga naik dibandingkan bulan sebelumnya, karena bisa
jadi harga waktu Anda beli lebih tinggi dibanding setelah beberapa hari pembelian. Bila
hal ini terjadi janganlah panik dan menyalahkan penjual, tetapi bersabarlah karena
harga yang turun itu sebetulnya bukan harga yang sebenarnya, turunnya harga
tersebut bisa jadi IMF sedang menggelontorkan sebagian cadangan emasnya
untuk menutup kerugiannya atau akibat yang lain. Emas seperti halnya harga
minyak dunia bukannya semakin turun dari waktu ke waktu tetapi sebaliknya
malah semakin tinggi dari waktu ke waktu. Demikian juga halnya dengan harga
Dinar semakin tinggi karena kebutuhan lebih besar dibanding dengan kemampuan
menyediakan. Jadi silakah merenungkan, apakah Anda akan memulai usaha bisnis
ataukan mencoba investasi Dinar. Kedua-duanya memiliki keunggulan masing-masing.




“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                     Page: 14 of 73
http://www.arthadinar.com/2008/07/bagi-anda-yang-tinggal-diluar-jakarta.html

Kota-kota yang bisa dilayani untuk
pembelian Dinar Sunday, July 13, 2008
Bagi Anda yang tinggal diluar Jakarta, Anda dapat dilayani pembelian Dinar. Kami
bekerja sama dengan perusahaan logistic terkemuka RPX Holding / Federal Express,
pengiriman Dinar dapat dilakukan dengan aman, cepat dan relative murah. Adapun
kota-kota tersebut adalah Balikpapan, Bandung, Batam, Cirebon, Denpasar, Medan,
Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Solo, Surabaya, Ujung Pandang
dan Jogjakarta. Sedangkan besarnya biaya pengiriman berkisar antara Rp 65.000,-
tergantung kota tujuan. Biaya tersebut berlaku untuk pengiriman Dinar maksimal 1 kg
atau 235 Dinar namun perlindungan asuransi-nya hanya sampai senilai Rp 20 juta.
Untuk perlindungan asuransi diatas Rp 20 juta akan ada tambahan biaya sekitar 0.5%
dari nilai Dinar yang dikirim. Biaya pengiriman dan asuransi menjadi tanggung jawab
pembeli.

Prosedur pembelian dari luar kota adalah sebagai berikut :
   1) Calon pembeli menghubungi kami lewat telepon, sms, atau email ke
      nomor-nomor yang ada diblog ini dengan memberikan data nama
      lengkap, identitas diri dan alamat yang jelas.
   2) Calom pembeli menginformasikan kepada kami berapa Dinar yang akan
      dibeli dan kapan akan dilakukan pembelian. Harga Dinar hanya berlaku
      kurang lebih selama lima jam; harga pagi berlaku sampai jam 1 siang;
      harga siang berlaku sampai jam 4 sore pada hari yang sama.
   3) harga yang berlaku adalah harga pada saat transfer pembayaran.
   4) untuk ketepatan waktu disarankan membayar ke Kantor Bank Mandiri ke
      rekening kami di Bank Mandiri.
   5) karena animo masyarakat yang besar terhadap Dinar, maka kemungkinan
      stok tidak dapat dipenuhi terutama untuk pembelian partai besar. Apabila
      hal ini terjadi, kepada calon pembeli akan kami tawarkan apakah mau
      membeli secara pesanan / inden.
   6) untuk pengiriman kami akan mengirimkan melalui paket RPX dalam
      amplop standar RPX yang insya Allah aman dan terproteksi asuransi.
Dengan kemudahan ini, Insya Allah Dinar akan segera memasyarakat tidak hanya di
Jabodetabek tetapi juga di berbagai kota tersebut diatas.




“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                   Page: 15 of 73
http://geraidinar.com/index.php?option=com_content&view=article&id=76:emas-
kemakmuran&catid=1:latest-news&Itemid=50
Emas dan Kemakmuran Negeri Ini
by Muhaimin Iqbal, Tuesday, 02 December 2008 05:33




Dalam beberapa tulisan saya sebelumnya saya sering menyebutkan bahwa cadangan
emas Bank Indonesia hanya sekitar 96 ton. Angka 96 ton tersebut benar adanya ketika
saya melakukan riset untuk buku ‘Mengembalikan Kemakmuran Islam Dengan Dinar
dan Dirham’. Saya baru sempat revisit angka tersebut akhir-akhir ini ketika ada
pembaca yang menanyakan sumber data yang saya gunakan. Berdasarkan data World
Gold Council (WGC), yang kemudian saya verifikasi dengan data dari laporan tahunan
BI – ternyata ada penurunan cadangan emas BI yang cukup significant karena hampir
mencapai 24 % dari cadangan sebelumnya.
Berdasarkan data WGC tersebut, sampai tahun 2006, cadangan emas BI adalah
sebesar 96.4 ton, tetapi pada tahun 2007 lalu cadangan ini tinggal 73.1 ton atau
mengalami penurunan 23.3 ton. Emas sebesar 23.3 ton ini tentu sangat banyak; kok


“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                  Page: 16 of 73
nggak banyak dari kita – termasuk saya sendiri - yang tahu penjualan cadangan emas
ini ketika hal tersebut dilaksanakan? Jawabannya ada di laporan keuangan BI untuk
tahun buku 2006 yang keluar bulan Mei 2007. Dalam penjelasan laporan perubahan
ekuitas disebutkan bahwa pada tahun buku 2005, BI masih memiliki saldo emas
sebesar 3,087,615.7493 TOZ (96.4 ton) tetapi pada akhir tahun buku 2006 saldo emas
ini tinggal 2,347,045.9083 TOZ (73.1 ton). Sisanya berupa SSB Emas atau Gold Bond
yang diijual dalam rangka mendukung kecukupan likuiditas berkaitan dengan
percepatan pelunasan pinjaman IMF.

Jadi nampaknya, kita terpaksa menjual asset baik kita untuk membayar hutang, apa
boleh buat…Kalau kita lihat jauh kebelakang lagi sampai ke awal-awal tahun
kemerdekaan kita, ternyata kita pernah cukup kaya dalam hal cadangan emas ini.
Puncaknya tahun 1951 ketika cadangan kita mencapai 248.8 ton. Namun kita juga
pernah sangat miskin mulai pertengahan tahun 60-an sampai akhir tahun 1970-an,
puncaknya adalah tahun 1971 ketika cadangn emas kita tinggal 1.8 ton. Kemudian
selama seperempat abad sejak 1981 cadangan emas kita di BI stabil pada kisaran 96
ton, sampai akhirnya dua tahun lalu cadangan emas kita mulai berkurang kembali
karena kita butuh bayar hutang. Yang perlu kita renungkan adalah, kita tahu emas
sebagai asset memiliki nilai atau daya beli yang stabil dan riil, 1 kg emas setengah
abad lalu sama berharganya (daya belinya) dengan 1 kg emas sekarang – sama-
sama cukup untuk membeli sekitar 250 ekor kambing!

Emas tidak seperti uang kertas yang nilainya relatif terhadap waktu, Rp 1 juta
setengah abad lalu sangat berbeda dengan Rp 1 juta sekarang. Jadi kalau di awal
kemerdekaan kekayaan riil dalam wujud cadangan emas di bank sentral kita sampai
248.8 ton dan sekarang tinggal 73.1 ton (kurang dari 30%-nya!), jangan jangan kita
sebagai bangsa memang tambah miskin sekarang? Memang mengukur kekayaan
suatu negara tidak cukup hanya dengan satu indikator saja, banyak indikator lain yang
diluar tema sentral situs ini. Namun satu iindikator yang ini juga tidak bisa diabaikan
begitu saja. Bagi saudara kita yang sudah sukup umur untuk merasakan kondisi
ekonomi kita dalam enam dasa warsa sejak kemerdekaan, pasti mereka bisa bercerita
lebih banyak dari saya soal bagaimana hidup di rentang waktu dasawarsa-dasawarsa
tersebut.




“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,            Page: 17 of 73
http://geraidinar.com/index.php?option=com_content&view=article&id=82:mengelola-uang-
berdasarkan-fungsinya&catid=1:latest-news&Itemid=50




Mengelola Uang Berdasarkan Fungsinya…
Written by Muhaimin Iqbal, Friday, 05 December 2008 06:56

Dalam teori ekonomi, uang memiliki tiga fungsi yaitu sebagai: [1] Alat Tukar (Medium of
Exchange), [2] Penyimpan Nilai (Store of Value), [3] Satuan Perhitungan / Timbangan
(Unit of Account). Ketiga fungsi ini seharusnya melekat pada uang yang kita
gunakan, namun penggunaan uang kertas justru tidak dapat memenuhi ketiga
fungsi tersebut sekaligus. Uang kertas hanya berfungsi secara optimal sebagai
Alat Tukar atau Medium of Exchange. Sebagai Store of Value, nilainya tergerus
oleh inflasi dari waktu ke waktu. Karena nilainya yang terus menurun ini maka
uang kertas juga tidak bisa secara konsisten dipakai sebagai Unit of Account.



“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                Page: 18 of 73
Kalau Anda memiliki rumah yang Anda beli 10 tahun lalu senilai Rp 400 juta; tanpa
renovasi sekalipun sekarang nilainya diatas Rp 1 Milyar – maka dalam mata uang
Rupiah seolah anda untung 150%; benarkah Anda untung? darimana untungnya? lha
wong rumahnya ya tetap itu-itunya. Keuntungan semu ini terjadi karena bias Unit of
Account yang Anda gunakan yaitu Rupiah. Uang Emas/Dinar atau Perak / Dirham
yang sebenarnya sepanjang sejarah ribuan tahun bisa memerankan tiga fungsi
uang tersebut secara sempurna. Namun karena rezim pemerintahan dunia 85
tahun terakhir hanya menggunakan uang kertas – dan bahkan 27 tahun terakhir
melalui IMF melarang penggunaan emas sebagai referensi mata uang; maka
Emas/Dinar dan Perak/Dirham belum bisa kita fungsikan sebagai uang dalam
pengertian Alat Tukar atau Medium of Exchange secara optimal.

Dalam hal uang, kita yang hidup di zaman ini menghadapi situasi dilematis. Uang kita
yang resmi yaitu Rupiah, Dollar dlsb. dapat secara efektif kita gunakan sebagai alat
tukar saat ini, namun uang kertas ini tidak dapat memerankan fungsi Store of Value dan
Unit of Account. Uang kertas hanya secara efektif memerankan 1 dari tiga fungsi
uang. Di sisi lain, kita juga memiliki uang Dinar dan Dirham yang sudah terbukti
efektif memerankan ketiga fungsinya; namun secara legal tidak diakui sebagai
Alat Tukar atau Medium of Exchange. Praktis Dinar dan Dirham baru bisa
memerankan 2 dari tiga fungsi uang. Lantas mana yang kita gunakan? Tergantung
kebutuhan kita! Komposisi uang kertas dan Dinar Anda tergantung berapa banyak
yang Anda butuhkan sebagai Alat Tukar dan berapa banyak pula yang dibutuhkan
sebagai Store of Value.

Prinsip sederhananya seperti yang terlihat di grafik terbut diatas, semakin dekat
penggunaan uang Anda – semakin besar fungsi Medium of Exchange berperan.
Semakin jauh penggunaannya, semakin besar fungsi Store of Value-nya yang
dibutuhkan. Untuk jual beli saat ini, kita membutuhkan uang kertas – maka tidak
dianjurkan untuk menukar uang kertas ini dengan Dinar – apabila uang tersebut akan
Anda butuhkan dalam waktu dekat. Sebaliknya untuk kebutuhan Anda jangka panjang
seperti biaya masuk perguruan tinggi anak-anak, biaya pemeliharaan kesehatan hari
tua, biaya pergi haji dlsb. Anda membutuhkan uang yang berfungsi efektif sebagai Store
of Value – Dinar-lah jawaban praktisnya. Sebenarnya ada jawaban lain yang lebih baik;
uang Anda tidak hanya efektif sebagi Store of Value tetapi juga menjadi Growing Assets
– apabila Anda dapat berinvestasi di sector riil secara baik. Dalam hal ini ‘uang’ jangka
panjang Anda dapat berupa pohon jati yang terus tumbuh, anak-anak sapi yang
terus membesar, ayam dan itik yang semakin banyak, kebun-kebun yang semakin
menghijau dslb.dlsb.




“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,              Page: 19 of 73
http://otomotif.kompas.com/read/2009/10/14/06300288/Jumlah.Orang.Kaya.China.Naik

             Jumlah Orang Kaya China Naik
Rabu, 14 Oktober 2009 | 06:30 WIB
Pada laporan tahunan yang disebut ”Hurun Rich List” disebutkan, China memiliki 130
miliuner. Jumlah itu naik dari 101 orang tahun lalu. Jumlah miliuner AS hanya 359
orang, sedangkan Rusia 32 dan India 24. Orang-orang kaya di China bertambah kaya.
Rata-rata kekayaan mereka sebesar 571 juta dollar AS, naik hampir sepertiga dari tahun
lalu. Demikian dijelaskan oleh periset Rupert Hoogewerf. ”Dengan tergerusnya
kekayaan secara besar-besaran dan terburuk dalam kurun waktu 70 tahun terakhir ini,
kami melihat kekayaan orang China sudah naik dan berkembang pesat. Tampaknya,
kekayaan mereka akan terus berkembang,” ujar Hoogewerf. ”Mereka telah dapat
melewati impitan kredit dan melaluinya dengan baik. Kunci pendorong adalah
urbanisasi. Banyak kota yang telah dibangun dan pembangunan itu memerlukan
pengembangan properti juga produsen baja dan besi. Hal terakhir adalah penjualan
mobil yang terus meningkat,” demikian Hoogewerf melanjutkan.
Peringkat meloncat
Dalam daftar orang terkaya di China, pada urutan pertama terpampang nama Wang
Chuanfu, pemimpin perusahaan pembuat baterai dan mobil listrik BYD Co Ltd. Investor
kawakan AS, Warren Buffett, memiliki saham di perusahaan itu. Diperkirakan, Wang
memiliki kekayaan sebesar 5,1 miliar dollar AS. Dia merupakan bintang dalam daftar
tersebut, yang peringkatnya melonjak dari urutan ke-102 ke urutan pertama. Di tempat
kedua ada Zhang Yin dan keluarganya. Mereka adalah pemilik perusahaan pendaur
ulang kertas Nine Dragons Paper. Di tempat ketiga terdapat Xu Rongmao dan keluarga,
pemilik Shimao Property Holdings Ltd. Huang Guangyu, pendiri GOME Electrical
Appliances Holdings Ltd dan memiliki bisnis properti, yang belum mencatatkan
sahamnya di bursa, turun peringkat ke urutan ke-17 dari posisi puncak tahun lalu. Saat
ini bahkan dia tengah menjalani serangkaian pemeriksaan karena diduga melakukan
penyimpangan finansial.

Hoogewerf mengatakan, jumlah miliuner China sebenarnya jauh lebih besar dari jumlah
yang terpantau. ”Mungkin mereka dengan ketat menjaga rahasia atau mungkin mereka
tidak muncul ke permukaan. Walaupun demikian, saat ini transparansi mengenai
kekayaan lebih terbuka. Sekarang lebih banyak perusahaan yang mencatatkan
sahamnya di bursa,” ujar Hoogewerf lagi. Hoogewerf juga mengatakan, mungkin saja
ada orang yang seharusnya masuk dalam daftar tetapi tidak termasuk dalam daftar
karena data kekayaannya tidak diketahui dengan pasti. Dalam hal ini termasuk Liu
Chuanzhi, pimpinan produsen komputer keempat terbesar di dunia, Lenovo, dan Chen
Feng, pendiri Hainan Airlines. Satu nama tenar juga turun, yaitu Yao Ming, pemain NBA
yang cidera. Menurut laporan itu, sepertiga dari orang yang namanya termasuk
dalam daftar 1.000 orang kaya adalah anggota Partai Komunis China.




“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,              Page: 20 of 73
http://umum.kompasiana.com/2009/07/26/mengapa-orang-tionghoa-banyak-yang-jadi-
pengusaha/

Mengapa Orang Tionghoa Banyak Yang
Jadi Pengusaha?
Menjadi seorang pengusaha, tidak ada relevansinya dengan pendidikan. Belum tentu
mereka yang kuliah di fakultas Ekonomi atau di sekolah bisnis akan menjadi pengusaha.
Sebab banyak mereka yang dulu sekolah teknik justru menjadi pengusaha yang sukses.
Beberapa hari lalu saya ketemu dengan seorang anak Muda lulusan IAIN justru bergelut
dalam bidang film. Rekan bisnis saya dulu di Klaten seorang professor Sejarah di IAIN
justru menjadi pengusaha Metalorgi. Jadi hampir dibilang tidak ada relevansi antara
pendidikan dan menjadi pengusaha. Kalau mau melihat ke belakang, orang terkaya di
Indonesia adalah lulusan SD bahkan Ayah saya pendidikannya hanya sampai dengan
kelas 3 SD dan bisa menjadi pengusaha besar di Makassar pada zaman itu.
Seandainya dia kuliah maka mungkin dia bisa lebih besar lagi.
Lalu apa yang membetuk orang yang menjadi pengusaha? Seorang pengusaha
dibentuk oleh lingkungannya. Yang mana, lingkungannya mengarahkan dia untuk
menjadi pengusaha. Bisa karena ia lahir ditengah keluarga pengusaha, bisa juga ia
banyak bergaul dengan pengusaha atau keadaan yang memaksa untuk jadi pengusaha.
Nah untuk itulah mengapa orang Tionghoa memilih jalur menjadi pengusaha. Yang
pertama mereka dianggap sebagai pendatang, sehingga agak susah untuk menjadi
pegawai. Apabila pada zaman dulu, setiap warga keturunan harus mempunya surat
keterngan dan sangat susah menjadi PNS. Sehingga akhirnya untuk makan ia harus
berusaha kecil-kecilan kemudian lama lama menjadi besar. Kemudian punya anak, dari
kecilnya anak-anak orang Tionghoa sudah terbiasa dengan kehidupan Toko, lahir di
Toko, Hidup di Toko maka besarnya ia akan menjadi Ketoko-tokoan atau dalam kata
lain terbiasa dengan kehidupan toko dan dagang.
Jadi tidak benar kalau orang Tionghoa dilahirkan untuk menjadi pengusaha. Ia hanya
dibentuk oleh lingkungannya untuk menjadi pengusaha. Sama halnya dengan
orang Bugis yang banyak merantau, ini ada korelasinya dengan tingginya mahar, untuk
itu para pemuda banyak keluar kampung untuk mencari rezeki, setelah punya banyak
uang dia pulang kampung dan melamar gadis pujaannya. Jadi ia dibentuk oleh budaya
Mahar yang tinggi sehingga bekerja keras untuk bisa memenuhi hal tersebut.

http://fact4win.blogspot.com/2009/04/cara-berpikir-orang-kaya-vs-orang.html

CARA BERPIKIR ORANG KAYA Vs ORANG
MISKIN
Seringkali saya mendengar gerutuan orang- orang yang mengatakan bahwa dunia ini
tidak adil, karena yang kaya semakin kaya, dan yang miskin tetap miskin. Orang yang
miskin acapkali berkata, seandainya mereka diberi kesempatan, mereka juga bisa kaya.
Atau kalau mereka punya modal yang banyak atau pandai, mereka bisa mempunyai
perusahaan juga. Benarkah modal bisa membuat orang kaya? Banyak orang yang
menang undian berhadiah, tapi dalam sekejab pula hartanya tersebut habis karena tidak
dikelola dengan baik.

Kaya dan miskin dalam konteks disini bukan dalam arti fisik, namun dari cara
anda memandang uang. Apabila anda mempunyai rumah bak istana dengan lima
mobil, namun anda selalu merasa kekurangan uang, berarti anda adalah orang


“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                  Page: 21 of 73
miskin. Sebaliknya, seorang tukang becak yang sudah cukup puas dengan makan
tiga kali sehari, bisa dianggap orang kaya. Robert Kiyosaki pernah mengatakan
bahwa yang membedakan seseorang kaya dan miskin bukan uang, kepandaian
atau modal, tetapi CARA BERPIKIR. Nah, cara berpikir seperti apa yang membuat
orang kaya.

Pertama adalah masalah tabungan (saving). Orang miskin berpikir menabung di
tempat yang aman, orang kaya berpikir investasi di tempat yang nyaman. Tempat
menabung yang aman menurut orang miskin adalah tempat yang paling sering didengar
keberadaannya, paling banyak cabangnya, paling besar gedungnya, bunganya stabil,
dan bisa memberikan jaminan keamanan apabila terjadi sesuatu. Sedang tempat
menabung yang nyaman menurut orang kaya adalah tempat yang tidak banyak
diketahui orang, beresiko tinggi, pendapatannya naik turun setiap saat, dan perlu
keahlian khusus untuk mengelolanya. Prinsip orang miskin disini adalah “Safe Risk,
Stable Return”, sedang orang kaya adalah “High Risk, High Return”.

Kedua adalah masalah penghematan vs pendapatan. Orang miskin sangat mematuhi
aturan“ Jangan sampai besar pasak daripada tiang”. Artinya, seandainya
pendapatan kita Rp 1 juta, sedangkan pengeluaran kita 1,5 juta, maka sebisa mungkin
pengeluaran ditekan hingga Rp 800 ribu, masih sisa Rp 200 ribu untuk ditabung. Disisi
lain, orang kaya jika mempunyai pendapatan 1 juta dan pengeluarannya 1,5 juta, maka
mereka akan bekerja lebih keras sehingga pendapatannya mencapai 2 juta. Sehingga
pengeluaran 1,5 juta tertutup dan masih tersisa Rp 500 ribu untuk ditabung. Bisa kita
lihat disini, bahwa orang kayapun mematuhi aturan penghematan tersebut, tapi dari
sisi yang berbeda. Orang miskin melihatnya dari seberapa besar pendapatannya,
lalu menekan pengeluarannya, sedang orang kaya melihat dari sisi
pengeluarannya, lalu meningkatkan pendapatannya.

Ketiga adalah masalah bagaimana anda dan uang bekerja bersama. Orang miskin
bekerja keras demi uang. Orang kaya menempatkan uang mereka pada instrumen
tertentu agar bekerja keras bagi mereka. Disini semakin keras orang miskin
bekerja, mereka akan mempunyai banyak uang, tetapi mereka hampir tidak
mempunyai lagi waktu luang. Sebaliknya, semakin keras uang bekerja bagi orang
kaya, mereka semakin punya banyak uang serta waktu luang. Itulah sebabnya tidak
usah heran melihat orang kaya dengan ribuan karyawan masih sempat main golf,
sedangkan orang miskin mengatakan tidak punya waktu mengantar anak tunggalnya
jalan-2 ke mall karena sibuk bekerja.

Keempat adalah pengelolaan uang tambahan. Seringkali jika kita menerima uang
tambahan diluar gaji bulanan seperti THR, bonus, atau hasil kerja sampingan, pikiran
orang miskin akan langsung digunakan untuk membeli sesuatu, karena dianggap
duit tambahan tersebut sebagai rejeki dadakan. Orang kaya akan berpikir untuk
menempatkan uang tambahan tersebut pada investasi tertentu, dan bunganya
baru dipakai untuk membeli sesuatu. Tiga hal yang berperan disini adalah waktu,
modal awal dan bunga. Orang miskin dari segi waktu lebih cepat memperoleh
barangnya, namun modal awalnya habis dan tidak memperoleh bunga.
Sebaliknya, orang kaya lebih bisa menahan diri untuk membeli barang dalam
waktu yang lebih lama, namun modal awalnya masih ada, karena pembelian
dilakukan dengan bunga. Bagaimana cara berpikir anda, sudahkah anda berpikir
seperti orang kaya?



“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,           Page: 22 of 73
http://www.dinarislam.com/political-economy/gold-reserve-mereka-mungkin-tahu-yang-
dilakukannya-sedangkan-kita.html

Gold Reserve: Mereka Mungkin Tahu Yang
Dilakukannya, Sedangkan Kita?
Posted on17 November 2009




Saya punya 2 keponakan laki-laki yang usianya hampir sebaya; 3 dan 4 tahun yang lagi
lucu-lucunya. Tidak hanya lucu, anak-anak ini rupanya juga cerdas. Karena selisih umur
yang sangat dekat ini, mereka suka sekali berantem berebut mainan. Rupanya, si kecil
yang 3 tahun mempunyai kecerdasan yang melebihi usianya; untuk mengelabui
kakaknya yang lebih tua – agar tidak merebut mainannya – dengan idenya sendiri
si kecil suka berkata “jelek… jelek… jelek…” pada mainan yang lagi dimainkannya
dengan asyik. Maka si kakak menduga bahwa mainan tersebut memang jelek dan
akhirnya tidak tertarik untuk merebutnya. Dari memahami permainan keponakan saya
tersebut, saya tersentak dengan data cadangan emas negara-negara besar dunia.
Rupanya ‘permainan’ inilah yang dimainkan negara-negara besar Dunia terhadap
emas. Mereka melalui jalur IMF, melarang penggunaan emas sebagai referensi
mata uang dan bahkan mengawasi perdagangannya secara ketat. Mereka juga
rajin ‘mencitrakan’ emas sebagai hal yang buruk.
Saking besar pengaruh mereka ini, sampai-sampai otoritas pasar modal kita pun sempat
beberapa tahun lalu ikut-ikutan memojokkan investasi emas dengan membuat citra
buruk tentang investasi emas. Dalam iklannya mereka menggambarkan seorang ibu
yang serakah dengan tumpukan emas di gelangnya kemudian nyengir memamerkan
gigi emasnya pula. Nampaknya, negara-negara besar dunia, sedang
mempraktekkan ilmu yang sama dengan yang dimiliki keponakan saya yang 3
tahun tersebut di atas. Mereka senang mengatakan “jelek…jelek…jelek” pada
investasi emas. Padahal mereka sendiri asyik mengamankan cadangan
kekayaannya dalam bentuk emas.
Lihat grafik di atas buktinya, Top 10 negara dalam hal cadangan emas mayoritas
adalah negara-negara barat yang suka mengkampanyekan bahwa emas adalah hal
yang jelek untuk uang maupun untuk investasi. Negara yang sadar bahwa mereka
selama ini ‘tertipu’ dengan pencitraan buruk emas – pun segera mengejarnya; hal



“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                 Page: 23 of 73
ini misalnya dilakukan oleh China beberapa tahun terakhir dan India baru-baru ini.
Bukan hanya dari sisi kuantitif yang besar – karena rata-rata mereka memang negara
besar, secara persentase terhadap total reserve mereka – cadangan emas mereka
juga sangat besar. Amerika mencapai 77%, Perancis mendekati 71%, Jerman
mendekati 70%, Italy mendekati 67% dan Belanda mendekati 60%. Bila dirata-rata
dari top 10 tersebut, maka cadangan emas rata-rata mereka adalah 38.5% dari
total reserve-nya.
Lantas dimana kita dan negara-negara dengan penduduk mayoritas Islam lainnya?
Meskipun bagian dari syariat kita membutuhkan uang emas (Dinar) misalnya untuk
menentukan nishab zakat, hukum potong tangan, uang darah (diyat), dlsb; tidak
satu-pun negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim seperti Indonesia
memiliki cadangan emas yang memadai. Indonesia misalnya; di bank sentral kita –
Bank Indonesia – kita hanya memiliki cadangan emas sebesar 2,347,046.31 troy ounce
atau sekitar 73 ton emas per-akhir tahun lalu sesuai data BI di laporan tahunan tahun
buku 2008. Dengan tingkat harga saat ini US$ 1,140/oz ; maka cadangan emas kita ini
hanya bernilai US$ 2.68 Milyar, atau sekitar 4.15% dari cadangan devisa terakhir
yang berada pada kisaran 64.5 milyar. Trend cadangan emas kita di BI juga
bukannya naik, malah turun.
Setelah 1/4 abad bertengger pada posisi di kisaran 96 ton emas, sekarang tinggal 73
ton emas atau turun 24% dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini. Kemana perginya
emas kita tersebut? menurut laporan BI tahun buku 2006, sebagian emas kita
tersebut dilego untuk mempercepat pelunasan hutang kita ke IMF! Jadi sekarang
terserah kita… keponakan saya yang usia 4 tahun saja, kini tidak mempan lagi dikibuli
adiknya yang berkata “jelek…jelek…jelek” pada mainannya; masa kita tetap akan
membiarkan pasar emas dunia dikuasai mereka? Padahal mereka memojokkan citra
emas, dan mereka juga mengumpulkannya dari tangan bangsa-bangsa lain yang
lalai mengamankan asset riil-nya. Kalau toh otoritas kita tidak mengamankan asset riil
bangsa ini, masya kita sebagai pribadi juga tidak mengamankan asset kita sendiri?

http://www.dinarislam.com/political-economy/g-20-gold-reserve-siapa-yang-lebih-pintar-dalam-
permainan-ini.html

G-20 Gold Reserve: Siapa Yang Lebih
Pintar Dalam Permainan Ini?
Posted on23 April 2010




“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                   Page: 24 of 73
Melengkapi tulisan saya sebelumnya dengan judul “What To Do…” dan juga tulisan
tanggal 18/11/2009 lalu, kali ini saya ingin memperdalam sedikit tulisan yang terkait
dengan cadangan emas negara-negara di dunia. Saya ambilkan kelompok negara-
negara G-20 yang konon inilah negara-negara yang paling berpengaruh dalam ekonomi
dan sistem keuangan dunia. Data yang saya gunakan adalah data yang dikumpulkan
oleh World Gold Council terbaru sampai dengan Quarter 3 tahun lalu. Agar mudah
dipahami, data ini kemudian saya sajikan dalam 2 grafik; pertama grafik di samping
yang menggambarkan perubahan cadangan emas masing-masing negara (dalam
ton) selama 10 tahun terakhir.
Grafik pertama yang saya gunakan adalah grafik logaritmic – agar semua bisa tersaji
dalam 1 grafik meskipun rentang cadangan negara yang satu dengan yang lain sangat
jauh. Dari grafik pertama ini kita bisa melihat bahwa China dan Rusia menaikkan



“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,           Page: 25 of 73
cadangannya secara significant dalam beberapa tahun terakhir. Kita juga dapat
melihat bagaimana Argentina yang mengalami krisis 2001, berhasil me-recover posisi
cadangan emasnya bahkan menjadi lebih tinggi dari cadangan semula di tahun 2004.
Meksiko juga demikian, setelah mengalami trend penurunan sejak 2000 – akhirnya
berhasil memulihkan cadangannya dalam 2 tahun terakhir. Lha negeri kita? Malah
mengalami penurunan cadangan emasnya secara significant (sekitar 24% dari
cadangan sebelumnya) sejak akhir 2006 dan belum nampak upaya untuk
memulihkannya – setidaknya berdasarkan data yang disajikan World Gold Council
terakhir ini.
Yang perlu mendapatkan perhatian serius adalah adanya 2 trend yang berlawanan arah
di antara negara-negara G-20 tersebut seperti yang saya sajikan pada grafik ke-2.
Grafik ke-2 ini menunjukkan rasio antara Cadangan Emas terhadap Total Cadangan
dari masing-masing negara. Sekelompok negara, secara sangat jelas memiliki trend
yang rasio cadangan emasnya naik. Negara-negara tersebut adalah Amerika
Serikat, Jerman, Italia, Perancis dan negara-negara Uni Eropa secara umum.
Sementara itu negara-negara lain dalam kelompok G-20 – termasuk Indonesia memiliki
trend yang menurun atau paling banter tetap. Apa makna dari ini semua?
Negara-negara barat yang mengkampanyekan emas jangan dijadikan uang – bahkan
dalam salah satu pasal di Article of Agreement of IMF (Article IV, Section 2. B),
digunakan sebagai referensi nilai tukar saja tidak boleh – ternyata mereka malah
membangun atau setidaknya mengendalikan cadangan emasnya dari waktu ke waktu.
Sementara itu, negeri-negeri yang polos begitu saja mengikuti kampanye anti emas ini
tanpa menyadari bahwa cadangan emas mereka menurun secara kwantitas maupun
secara rasio dari waktu ke waktu. Strategi ala rebutan mainan yang dilakukan oleh
ponakan-ponakan saya, nampaknya memang juga dilakukan oleh para penguasa
keuangan dunia. Patut kita renungkan permainan ini, siapa yang lebih pintar
sesungguhnya – kita atau mereka?

http://www.dinarislam.com/political-economy/china-bersiap-memimpin-perdagangan-dunia-tanpa-
us.html

China Bersiap Memimpin Perdagangan
Dunia Tanpa US$?
Posted on01 March 2010
Kinerja US$ terus menjadi keprihatinan para pemimpin dunia, terutama negara yang
memegang US$ dalam jumlah terbesar seperti China. Di sela-sela pertemuan dengan
para petinggi Amerika tahun lalu, secara terus terang Asisten Menteri Keuangan China
Zhu Guang Yau mengungkapkan: “Pemerintah China sebagai pemerintahan yang
bertanggung jawab, pertama dan paling penting harus bertanggung jawab pada
rakyat China. Jadi tentu kami prihatin dengan keamanan aset-aset China”. Yang
dimaksud aset-aset China dalam pertemuan ini adalah aset China dalam bentuk US
Treasury Debt yang kini nilainya telah mencapai US$ 801.5 milyar.
Meskipun pertemuan ditutup dengan penuh semangat seperti yang diungkapkan oleh
Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton “kami telah meletakkan dasar-dasar yang
positif, kooperatif dan hubungan yang komprehensif abad 21”; dunia tidak menutup mata
atas upaya-upaya lain yang nampaknya juga dilakukan oleh China sebagai bentuk
tanggung jawabnya terhadap rakyat China – seperti yang diungkapkan oleh Zhu
tersebut. Ada 2 hal yang dilakukan China untuk menggantikan atau setidaknya
mengurangi ketergantungan terhadap US$ dalam perdagangan internasional.


“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                Page: 26 of 73
1. Pendekatan bottom-up untuk menggantikan US$ dengan Yuan, tidak
         melalui sistem perbankan – tetapi melalui perdagangan. Dengan negara
         terbesar di Amerika selatan – Brasil misalnya, mereka telah menyepakati
         rencana untuk menggunakan Yuan langsung sebagai pengganti US$ dalam
         perdagangan antara kedua negara ini. Setelah itu, target besar berikutnya
         adalah OPEC yang diharapkan akan segera dapat menerima Yuan untuk
         pembayaran minyak produksi mereka.
    2. Langkah yang masih misterius karena sangat dirahasiakan, kemungkinan
         besar melibatkan juga negara kuat Jerman, selain Brasil, Rusia dan India yang
         bersama China sebelumnya telah intensif bicara dalam forum BRIC.
Yang mereka sedang persiapkan secara rahasia nampaknya semacam sistem barter
yang canggih, yang tidak melibatkan uang fiat seperti US$. Hal ini sedikit bocor oleh
pernyataan salah satu konsultan mereka yang antara lain mengungkapkan: “Ketika
terjadi keambrukan (sistem finansial dunia yang didominasi US$), sistem ini tidak akan
membutuhkan reserve currencies lagi, karena 95% dari transaksi akan berupa
barter atau imbal dagang yang canggih melalui platform perdagangan yang sedang
di-design untuk siap beroperasi awal 2010. Sistem baru ini akan meniadakan peran
bank yang selama ini menjadi jalur sempit (bottleneck) dalam perdagangan secara
lokal, nasional dan internasional”.
Betapapun siapnya negara China untuk menggantikan Amerika dalam perdagangan
dunia, negara-negara yang penduduk terbesarnya Muslim seharusnya memiliki
langkah-langkah tersendiri dan tidak mengikuti atau terbawa arus oleh negara
lain, baik itu Amerika maupun China. Keduanya tidak bersahabat dengan Dunia
Islam seperti apa yang ditunjukkan Amerika di Palestina, dan apa yang dilakukan China
terhadap saudara-saudara kita Muslim Uighur. Selain karena faktor politik ini,
sebenarnya Dunia Islam telah memiliki platform perdagangan yang berbasis
Dinar, yang memang sudah mengedepankan perdagangan benda riil ke benda riil
lainnya. Dengan sistem Dinar, perdagangan tidak perlu ribet seperti dalam sistem
barter – tetapi juga tidak perlu rentan terhadap fluktuasi nilai mata uang masing-
masing negara karena nilai daya beli Dinar yang baku secara universal – tidak
terpengaruh waktu dan tempat.
Negara-negara yang mau menggunakan sistem Dinar ini juga tidak perlu re-invent the
wheel karena sistem yang mengatur perdagangan berbasis Dinar ini sudah lengkap,
utuh dan proven karena telah lebih dari 1000 tahun diterapkan Dunia Islam – itulah
Syariah. Dengan keunggulan-keunggulan sistem Dinar ini; seharusnya Dunia
Islam yang memimpin perdagangan dunia ke depan. Apalagi sumber daya alam
terbesar seperti minyak, panas bumi, gas, hutan dan lain sebagainya tersedia
dengan cukup di Dunia Islam tersebut. Namun kalau harapan ini terlalu jauh, bila
pendekatan top-down dari pemimpin-peminpin negara Islam untuk rakyatnya sulit
diharapkan; maka umat Islam yang cerdas-pun dapat memulainya dengan pola
bottom-up. Umat sendiri yang secara luas menyebarkan dan menggunakan sistem
perdagangan berbasis Dinar yang adil, maka setelah itu pemerintah-pemerintah negeri
muslim suka atau tidak suka akan mengikuti kemauan dan kepentingan rakyatnya.




“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,           Page: 27 of 73
US Treasuries




http://www.dinarislam.com/entrepreneurship/greenspan-guidotti-rule-harga-emas-dunia-peluang-
meraih-kemerdekaan-kita.html

Greenspan-Guidotti Rule: Harga Emas
Dunia & Peluang Meraih Kemerdekaan Kita
Posted on 02 December 2009.
Ketika saya mulai menyempatkan diri untuk menulis di blog 2 tahun lalu, ada tulisan
awal saya bertanggal 30 Desember 2007 yang berjudul Kehancuran Uang Kertas
Mengikuti Deret Fibonacci. Karena pembaca saya saat itu belum sebanyak sekarang,
dan orang belum melihat buktinya – maka tentu lebih banyak yang tidak percaya
daripada yang percaya – saya tentu memaklumi hal ini. Kini hampir 2 tahun kemudian
coba kita tengok kembali ke belakang. Ketika tulisan tersebut saya buat, harga Dinar
masih Rp 1,096,900 dan harga emas dunia berada pada angka US$ 833.75; Menjelang
2 tahun harga Dinar kini sudah mencapai Rp 1,597,770,- dan harga emas dunia sudah
berada pada angka US$ 1,215.70. Deret Fibonacci saya belum terbukti 100%
memang, tetapi sudah sangat dekat – tinggal sejengkal langkah lagi – untuk
terbukti.
Ini mengerikan saya sendiri yang menulisnya karena berarti kehancuran uang kertas itu
begitu dekatnya. Kalau uang kertas merepresentasikan peradaban jaman ini, mungkin
ini salah satu tafsir Al-Qur’an berikut:




“Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik. Sesungguhnya mereka memandang
siksaan itu jauh (mustahil). Sedangkan kami memandangnya dekat (pasti terjadi).” (QS.
Al Ma’aarij (70): 5 – 7)
Karena penasaran saya, kemudian saya berusaha mencari bukti ilmiah lain yang bisa
menjelaskan ke masyarakat zaman ini tentang fenomena kehancuran uang kertas ini.


“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                 Page: 28 of 73
Maka saya ambillah teori dari dedengkotnya uang kertas abad ini yaitu Alan Greenspan
(dahulunya The Federal Reserve Chairman) dan Pablo Guidotti (dahulunya Deputi
Minister of Finance – Argentina). Kedua orang ini kemudian menghasilkan apa yang
disebut Greenspan-Guidotti Rule, saya singkat saja menjadi GGR untuk kemudahan
penulisan berikutnya. Inti dari GGR ini sebenarnya sangat sederhana yaitu: “Suatu
negara harus memiliki cadangan yang minimal setara dengan hutang external
jangka pendek (jatuh tempo setahun atau kurang)”. Dengan kata lain rasio antara
reserve (cadangan) dan hutang jangka pendek minimal 1; bila kurang dari ini
maka negara dalam bahaya kebangkrutan ekonomi.
Untuk contoh, lagi-lagi saya nggak mau menggunakan negeri sendiri takut ada yang
marah. Maka saya ambil contoh negara yang sering secara misleading disebut sebagai
adi kuasa atau super power – Amerika Serikat. Alasan lain saya pilih negara ini karena
uangnya US$ selama ini dipakai untuk mengukur harga emas internasional. Bila GGR
mensyaratkan rasio minimal 1 agar negara bebas dari ancaman kebangkrutan, maka
seperti apa peluang AS untuk bangkrut dalam jangka pendek? Marilah kita lihat
cadangan dan hutang jangka pendeknya.
Untuk cadangan, saat ini AS memiliki:
    a) 8,133.5 ton emas senilai sekitar US$ 300 Milyar.
    b) Cadangan strategis berupa minyak 725 juta barrel senilai sekitar US$ 58
       Milyar.
    c) Amerika juga memiliki cadangan dalam mata uang asing sebesar US$
       136 Milyar (data IMF).
Total dari 3 cadangan utama ini hanya US$ 494 milyar, katakanlah ditambah lain-lain
kita bulatkan saja jadi US$ 500 Milyar. Mari sekarang kita lihat hutang jangka
pendeknya. Menurut US Treasury, Amerika saat ini harus me-refinance- sekitar US$ 2
trilyun hutang jangka pendek; ini diluar defisit anggaran belanjanya yang mencapai
US$ 1.5 trilyun, atau Amerika membutuhkan US$ 3.5 trilyun dalam 12 bulan
kedepan. Ambil yang US$ 2 trilyun hutang jangka pendeknya dahulu; kemudian kita
lihat kemana mereka berhutang. Ternyata sejak tahun 1985 Amerika sudah menjadi
negara yang hutangnya lebih besar ketimbang piutangnya ke negara lain (net
debtor). Sekarang sekitar 44% dari US$ 2 trilyun hutang tersebut adalah hutang
terhadap pihak luar. Artinya hutang Amerika jangka pendek yang harus segera dilunasi
ke pihak di luar Amerika saja telah mencapai US$ 880 milyar, yang jauh lebih besar dari
cadangan mereka yang hanya US$ 500 Milyar tersebut di atas. Dari sini saja jelas
Amerika akan segera menjadi negara yang GAGAL berdasarkan Greenspan-
Guidotti Rule.
Mungkin Anda akan berpikir bahwa sebagai negara besar, Amerika pasti bisa mengatasi
masalah ini. Tetapi nanti dulu, perlu diingat bahwa bukan hanya terhadap hutang jangka
pendek terhadap pihak luar yang Amerika akan gagal – untuk membiayai total hutang
yang US$ 2 trilyun dan defisit belanja yang US$ 1.5 trilyun atau total US$ 3.5 trilyun –
sampai saat ini para ahli negeri itu juga belum ketemu solusi yang berkelanjutan
(sustainable). Saving bangsa Amerika saat ini hanya di kisaran US$ 600 Milyar
pertahun; jadi kalau seluruh saving ini untuk membiayai hutang dan kebutuhan jangka
pendek-pun tidak akan memadai. Mereka masih kekurangan dana sekitar US$ 3 Trilyun
atau sekitar 40% dari GDP mereka.
Well, tentu mereka akhirnya punya solusi untuk ini – meskipun bukan solusi yang
sustainable, apa solusi itu? Mencetak uang dari awang-awang – atau dalam bahasa
awam mereka “printing money out of thin air”. Bahasa teknisnya bisa keren-keren
seperti quantitative easing, debt monetizing, dlsb. Tetapi pertanyaannya sampai kapan


“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,             Page: 29 of 73
mereka dapat melakukan ini? Kalau ada orang berhutang kepada Anda, setiap kali
ditagih terus menunda atau malah minta hutangan baru – apakah akan Anda terus
berikan? Inilah nampaknya yang mulai dilakukan China dan India dengan
mengurangi ketergantungannya pada US$ dan mulai secara serius meningkatkan
cadangan emasnya. Lantas apa hubungan ini semua dengan harga emas dunia?
Sederhana saja, kalau harga emas sekarang senilai US$ 1,215.70; apa jadinya kalau
US$ tidak lagi dipercaya orang dan nilainya terus menurun, tinggal 1/2, tinggal 1/4
(seperti yang kita alami tahun 97/98) dan seterusnya. Maka harga emas dunia bisa
berlipat ganda melebihi kelipatan yang sebelumnya saya perhitungkan dalam
Deret Fibonacci tersebut di atas.
Fibonacci bisa keliru, demikian pula dengan Greenspan dan Guidotti. Tetapi
kehancuran sistem ribawi sudah dipastikan di Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah (2): 276) jadi
100% saya percayai kebenarannya. Lantas apa solusinya bagi kita sebagai bangsa dan
pribadi? Lagi-lagi balik ke Al-Qur’an (QS. Yusuf (12): 47-48) yang kebenarannya pasti:
“….Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) secara sungguh-sungguh; maka
apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk
kamu makan…”. Ini cara Qur’ani untuk mempersiapkan diri menghadapi paceklik
panjang dimulai dari gempa financial dahsyat yang epicentrum-nya US$ tersebut di atas.
Dalam skala bangsa, kita punya seluruh sumber alam yang kita butuhkan berupa
laut, hutan, tambang, lahan-lahan yang subur… maka tidak cukupkah waktu 7
tahun ke depan untuk mengolahnya secara sungguh-sungguh dan mengelola
penggunaannya secara efisien? Kalau ini dapat kita lakukan, maka insya Allah negeri
ini akan dapat bener-bener merdeka – mumpung sistem yang penjajah kita akan segera
kalah perang (ekonomi) – ingat tahun 45 kita diberi rahmat Allah berupa kemerdekaan
(baru kemerdekaan fisik, belum kemerdekaan ekonomi, pemikiran, dlsb.) melalui
kekalahan perang negeri penjajah kita waktu itu!
Ok, bicara negara dan bangsa mungkin terlalu luas; bagaimana kalau kita mulai dari diri
kita sendiri? Bagaimana kalau kita berusaha secara maksimal untuk bisa memakmurkan
bumi tempat kita berpijak – sehingga dalam 7 tahun ke depan kita bisa benar-benar
merdeka dari segala bentuk ketergantungan terhadap sesama manusia – menjadi
semata-mata hanya mengabdi, menyembah dan bergantung hanya kepadaNya, Allah
adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (QS. Al-Ikhlas (112):2).
Insya Allah Bisa! Bagi yang ingin membuat langkah konkrit dalam hal ini, dapat
bergabung dengan para peserta Pesantren Wirausaha – yang saat ini tengah mulai
berjibaku untuk bisa belajar memakmurkan sejengkal bumi Allah yang diamanahkan ke
kita di Jonggol-Bogor. Semoga Allah permudah kita dengan amal yang diridhoiNya.

http://www.dinarislam.com/political-economy/bila-bric-membuat-uangnya-sendiri-bagaimana-
dengan-kita.html

Bila BRIC Membuat Uangnya Sendiri,
Bagaimana Dengan Kita?
Posted on28 February 2010
BRIC adalah sebutan untuk 4 negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi
tertinggi di dunia yaitu Brasil, Rusia, India dan China. Pada pertengahan tahun lalu
(Juni 2009) para pemimpin negara mereka bertemu di Yekaterinburg, wilayah
pegunungan Ural – Rusia. Yang menarik sekali kita ikuti adalah agenda pertemuan
mereka ini, yaitu membahas rencana penggantian mata uang US$ sebagai alat
transaksi Global. Ke-4 negara tersebut juga bertekad untuk membentuk sistem



“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                 Page: 30 of 73
finansial global baru, menggantikan sistem finansial yang selama ini dianut oleh
seluruh negara-negara di dunia. Entah kapan uang dan sistem finansial baru versi
BRIC ini bisa terwujud, namun pertemuan para pemimpin negara-negara BRIC tersebut
sudah selayaknya menjadi pelajaran bagi negara-negara dengan penduduk
mayoritas Muslim yang juga sering disebut MDC (Muslim Dominated Countries)
ini.
Pelajaran pertama adalah kenyataan bahwa mata uang US$ tidak akan selamanya
bisa bertahan sebagai mata uang utama dunia, sehingga harus secara serius segera
dipikirkan penggantinya – sampai melibatkan pertemuan tingkat tinggi antar pimpinan
Negara. Bersamaan dengan penggantian mata uang ini, sistem finansial dunia
yang selama ini IMF-minded juga selayaknya diganti. Pelajaran kedua adalah, kalau
pemimpin-pemimpin dunia yang sama sekali tidak memiliki kesamaan ideologis satu
sama lain saja bisa bertemu untuk mencari solusi bersama yang terkait dengan uang
dan sistem finansial; sudah selayaknya pemimpin-pemimpin Dunia Islam lebih
potensi lagi untuk bertemu mengatasi masalah uang dan sistem finansial ini.




Gross Domestic Product (GDP)

Para pemimpin-pemimpin Dunia Islam ini setidaknya memiliki kesamaan ideologis dan
memiliki kesamaan tanggung jawab terhadap rakyatnya, yaitu membebaskan rakyatnya
dari penindasan/penjajahan ekonomi yang antara lain termanifestasikan dalam bentuk
penggunaan mata uang negara lain sebagai alat transaksi antar mereka. Bagi Dunia
Islam pencarian mata uang pengganti US$ dan sistem keuangan ala IMF ini jauh
lebih mudah ketimbang negara-negara di Eropa membentuk Euro atau negara-
negara BRIC dalam melakukan pencarian mata uang barunya. Dunia Islam sudah
memiliki Dinar yang telah dipakai lebih dari 1400 tahun, dan satu-satunya mata
uang dunia yang bebas dari inflasi sepanjang sejarah.
Dari sisi ukuran-pun kalau negara-negara dengan penduduk mayoritas muslim ini
bergabung, skala ekonomi yang diukur dari total GDP-nya juga lumayan besar; lihat
grafik-grafik di atas yang menujukkan total GDP dari MDC, untuk data tahun 2008
memang baru sekitar ½ total GDP dari BRIC, dan ¼ total GDP dari EU; tetapi
potensinya tidak kalah besar dengan Negara-negara di EU maupun BRIC karena
kekayaan alam yang melimpah di MDC ini. Kendalanya memang mungkin tidak
mudah menyatukan visi 32 negara-negara MDC; tetapi lagi-lagi negara yang tidak
memiliki kesamaan ideologis seperti 27 negara-negara yang tergabung dalam




“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,         Page: 31 of 73
European Union (EU) saja bisa bersatu dalam masalah uang dan perdagangan;
masa kita tidak dapat bersatu?
Well, kalau toh pemimpin-pemimpin Dunia Islam ini belum memiliki visi untuk bersatu
seperti yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin EU dan BRIC – tidak ada salahnya
juga kita memulai sesuatu yang sudah bisa kita lakukan yang kelak insya Allah bisa
menjadi alat pemersatu umat – setidaknya dalam masalah uang dan sistem
keuangan ini. Inilah big picture dari sistem keuangan bebas Riba berbasis Dinar
yang mulai kita rintis dalam beberapa tahun terakhir. Semoga Allah memudahkan jalan
yang kita tempuh ini. Amin




http://www.dinarislam.com/financial-plan/what-to-do-ketika-rupiah-perkasa.html

What To Do Ketika Rupiah Perkasa?
Posted on20 April 2010
Hari-hari ini Rupiah mencapai angka terkuat terhadap US$ sejak 3 tahun terakhir
dengan nilai tukar di bawah Rp 9,000/US$. Rupiah memiliki nilai tukar di bawah Rp
9,000/US$ terakhir sebelumnya adalah pada bulan Juni 2007. Kekuatan Rupiah ini juga
bisa dipantau secara lebih akurat melaui Rupiah Index (RIX) yang sudah saya
perkenalkan di situs ini sejak Desember 2009 lalu. Bila pada saat saya perkenalkan RIX
berada pada angka 56.28; angka RIX tersebut kini berada pada angka 62.97 – kenaikan
yang luar biasa selama 5 bulan terakhir. Baguskah keperkasaan Rupiah ini bagi kita?
Secara umum tentu bagus karena penghasilan kita yang rata-rata dalam Rupiah
memiliki daya beli yang lebih baik. Apalagi mengingat berbagai kebutuhan kita seperti
bahan pangan, susu, pakaian, komputer, mobil, dlsb; sebagiannya masih harus diimpor.
Hanya saja Rupiah yang terlalu kuat bila berlangsung dalam jangka waktu yang
lebih lama, dapat menurunkan daya saing produk-produk ekspor kita. Jadi para
otoritas moneter dan perdagangan negeri ini kudu waspada – agar Rupiah tetap
perkasa namun tidak sampai menurunkan kemampuan kita untuk menghasilkan
devisa.
Lantas apa yang perlu kita lakukan selagi Rupiah perkasa seperti sekarang ini?
Untuk skala individu, inilah waktu yang baik untuk mengamankan jerih payah kita
dalam bentuk benda riil seperti emas/Dinar, mesin-mesin produksi, stok barang




“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                     Page: 32 of 73
dagangan, stok bibit ternak (yang sebagiannya sekarang masih impor) dan lain
sebagainya.




Gold / Total Reserves
Untuk skala negara menurut saya inilah waktu terbaik untuk mengembalikan
cadangan emas kita ke tingkat yang wajar – minimal setara dengan yang dimiliki oleh
negara-negara lain. Kita tahu bahwa Indonesia pernah memiliki cadangan emas sekitar
249 ton tahun 1951; kini cadangan tersebut hanya sekitar 73 ton saja. Bahkan 4 tahun
yang lalu kita menjual sekitar 24% cadangan emas kita untuk mempercepat
pembayaran hutang ke IMF. Bila kita berhasil mengembalikan cadangan emas kita ke
tingkat yang pernah kita miliki pada awal kemerdekaan tersebut; maka ini akan
mengangkat persentase cadangan emas kita terhadap Total Reserves ke tingkat yang
kurang lebih sama dengan rata-rata persentase cadangan emas negara lain terhadap
Total Reserves-nya masing-masing. Peningkatan cadangan emas inilah yang
dilakukan oleh negara-negara di benua Eropa sepanjang 10 tahun terakhir
(sebelum krisis), sehingga persentase cadangan emas mereka terhadap Total
Reserves-nya meningkat dari rata-rata 30% ke angka rata-rata 55%, seperti yang
ditunjukkan oleh grafik di atas yang datanya saya ambil dari data Dewan Emas Dunia
(World Gold Council).
Dari grafik yang sama tersebut selama 10 tahun terakhir ini, Indonesia memiliki
persentase cadangan emas terhadap Total Reserves yang kurang lebih hanya 1/3 dari
yang dimiliki oleh negara-negara di dunia. Bila dibandingkan dengan persentase sejenis
untuk negara-negara Eropa, maka persentase cadangan emas kita terhadap Total
Reserves turun dari sekitar 1/10 dari yang dimiliki oleh rata-rata negara-negara di Eropa
tersebut 10 tahun lalu, menjadi tinggal kurang lebih 1/18 -nya sekarang. Hal ini karena
cadangan emas negara-negara di Eropa naik sedangkan kita malah turun (akhir 2006).
Mengapa cadangan emas ini penting? Karena semakin besar cadangan emas kita
terhadap Total Reserves, semakin stabil daya beli uang kita – semakin aman dari
guncangan nilai mata uang seperti yang pernah kita alami secara berulang kali
dalam 40 tahun terakhir.
Bila hal ini dilakukan oleh negeri ini, insya Allah ini menjadi “hasil panenan yang
dipertahankan di bulirnya” seperti yang dicontohkan oleh Nabi Yusuf A.S. dalam Al-
Qur’an ketika menyiapkan rakyatnya untuk menghadapi paceklik panjang. Paceklik
panjang di zaman modern ini bisa terjadi melalui hancurnya nilai mata uang seperti yang
pernah kita alami tahun 1997/1998. Bila otoritas negeri ini tidak memandang perlu akan
hal ini; maka kita secara pribadi-pun bisa melakukan langkah-langkah antisipatif
ini – selagi Rupiah masih perkasa.




“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,              Page: 33 of 73
http://www.dinarislam.com/financial-plan/paradox-us-rupiah-harga-emas.html

Paradox US$, Rupiah & Harga Emas
Posted on03 March 2010
Melalui beberapa tulisan saya sebelumnya, saya sudah mengungkapkan ‘keperkasaan’
uang kertas US$ maupun Rupiah yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Rupiah
misalnya saat artikel ini saya tulis berada pada nilai tukar Rp 9,257/US$ ; ini angka yang
luar biasa ‘perkasa’ mengingat Rupiah sempat menyentuh angka Rp 12,000/US$ pada
puncak krisis akhir 2008. Logikanya adalah apabila Rupiah lagi perkasa, bukankah
barang-barang kebutuhan kita bisa kita beli dengan murah saat ini? Ternyata tidak
seluruhnya demikian. Untuk barang-barang yang biasa kita beli dari luar seperti
komputer, software, dlsb.; memang terasa penurunan harga barang-barang ini dalam
Rupiah.
Namun untuk barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti beras, minyak goreng, gula,
dlsb; ibu-ibu yang suka belanja lebih tahu – harga barang-barang kebutuhan seperti ini
tidak mengenal turun. Bahkan khususnya beras, saat ini lagi dirasakan mahal-mahalnya
oleh masyarakat kita. Mengapa demikian? Karena menguat atau melemahnya Rupiah
bukan diukur dari daya beli riil terhadap kebutuhan kita sehari-hari; melainkan
diukur relatif terhadap kekuatan mata uang lain. Padahal mata uang negara lain ini
baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama tidak mencerminkan daya beli riilnya
juga.




                                                Paradox kekuatan mata uang terhadap
daya beli riilnya ini lebih mudah bila dilihat dengan harga barang yang bersifat baku.
Lagi-lagi saya gunakan emas sebagai barang yang memiliki nilai daya beli baku karena
sudah terbukti lebih dari 1400 tahun 4.25 gram emas (1 Dinar) cukup untuk membeli 1
ekor kambing. Perhatikan grafik di samping untuk melihat Paradox daya beli US$ ini
secara visual. Anda bisa lihat pada umumnya harga emas turun ketika kekuatan US$
yang diukur dengan US$ Index naik, namun beberapa bulan terakhir meskipun
US$ Index naik – harga emas dalam US$ juga tetap naik. Apa maknanya ini? Inilah
tanda-tanda menurunnya daya beli secara keseluruhan dari sistem mata uang
dunia. US$ yang sedang menunjukkan keperkasaannya saja, daya belinya secara
significant menurun sampai lebih dari 50% dalam waktu kurang dari 5 tahun saja
(tepatnya sejak januari 2006). Apalagi mata uang negara lain yang pada umumnya
lemah!
Trend inilah yang saya duga juga dipahami oleh petinggi IMF, sehingga merekapun
mendorong bangsa-bangsa di dunia untuk siap-siap meninggalkan US$ – terlepas
dibalik ini sangat bisa jadi mereka juga memiliki agenda lain untuk mengantisipasi
kehancuran US$ ini. Lantas apa langkah antisipasi kita untuk terhindar dari depresiasi


“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                 Page: 34 of 73
nilai terhadap hasil jerih payah kita berpuluh tahun? Usahakan simpanan jangka
panjang Anda dalam bentuk benda-benda atau investasi yang memiliki aset riil
seperti Emas/Dinar, kebun, barang dagangan, dlsb.

http://www.dinarislam.com/dinar-prospecting/dinar-emas-di-antara-uang-kertas-yang-perkasa-
yang-lunglai.html

Dinar/Emas Di Antara Uang Kertas Yang
Perkasa & Yang Lunglai
Posted on16 February 2010




Meskipun hari-hari ini harga emas fisik di pasaran Indonesia di kisaran Rp 345 ribu/gram
tidak bisa dibilang murah, sesungguhnya relatif terhadap harga emas dunia – kita lagi
beruntung, harga emas dalam Rupiah lagi murah-murahnya bila dibandingkan
dengan harga emas setahun yang lalu. Bila dalam setahun terakhir harga emas
dunia dalam US$ mengalami kenaikan sekitar 19% dan dalam Euro mengalami
kenaikan sekitar 11%; Dengan uang Rupiah kita yang lagi perkasa – harga emas atau
Dinar dalam Rupiah turun 9%.
Kinerja Rupiah yang tidak biasa, yang keperkasaannya melebihi mata uang kuat dunia
ini di satu sisi menggembirakan karena tidak hanya kita bisa membeli emas atau Dinar
dengan relatif murah; tetapi juga inflasi terhadap barang-barang impor yang mau nggak
mau masih kita perlukan menjadi rendah. Saat ini adalah kesempatan yang baik bagi
Anda yang mau ganti komputer misalnya, karena komputer juga lagi murah, dlsb. Di sisi
lain kita juga perlu waspada karena bila situasi ini berlangsung dalam waktu yang lama,
belum tentu menguntungkan negeri ini. Konsumsi barang impor akan meningkat
sedangkan ekspor akan kurang dapat bersaing. Hal lain yang juga perlu diwaspadai
adalah ketika Rupiah kembali ke jalurnya semula, yang cenderung berkinerja lebih
lemah dari mata uang kuat lainnya di dunia – ada kemungkinan harga emas dalam
Rupiah akan melonjak.



“Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”,                  Page: 35 of 73
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations
Notes on indonesian economic / finance-related situations

Más contenido relacionado

Destacado

The fossily thingy
The fossily thingyThe fossily thingy
The fossily thingy
anggon2
 
Elementary School Teacher
Elementary School TeacherElementary School Teacher
Elementary School Teacher
Anthony A
 
The fossily thingy
The fossily thingyThe fossily thingy
The fossily thingy
anggon2
 

Destacado (7)

Disertacion tesis
Disertacion tesisDisertacion tesis
Disertacion tesis
 
The fossily thingy
The fossily thingyThe fossily thingy
The fossily thingy
 
Elementary School Teacher
Elementary School TeacherElementary School Teacher
Elementary School Teacher
 
Making the numbers count! How the Finance Function can Add Value in a Non Pro...
Making the numbers count! How the Finance Function can Add Value in a Non Pro...Making the numbers count! How the Finance Function can Add Value in a Non Pro...
Making the numbers count! How the Finance Function can Add Value in a Non Pro...
 
The fossily thingy
The fossily thingyThe fossily thingy
The fossily thingy
 
Pgce presentation 2003 Version
Pgce presentation 2003 VersionPgce presentation 2003 Version
Pgce presentation 2003 Version
 
Oi
OiOi
Oi
 

Similar a Notes on indonesian economic / finance-related situations

Tahukah anda sejarah trading forex
Tahukah anda sejarah trading forexTahukah anda sejarah trading forex
Tahukah anda sejarah trading forex
Bartolomeus Romana
 
1.1 Sistem Moneter Internasional.pptx
1.1 Sistem Moneter Internasional.pptx1.1 Sistem Moneter Internasional.pptx
1.1 Sistem Moneter Internasional.pptx
padlah1984
 
Bisnis internasional, 10, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm ...
Bisnis internasional, 10, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm ...Bisnis internasional, 10, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm ...
Bisnis internasional, 10, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm ...
ResiAviani2
 
Mengapa harus dinar dan dirham
Mengapa harus dinar dan dirhamMengapa harus dinar dan dirham
Mengapa harus dinar dan dirham
st171
 
2. sejarah perekonmian indonesia
2. sejarah perekonmian indonesia2. sejarah perekonmian indonesia
2. sejarah perekonmian indonesia
Fahmi Me
 
Pedoman investasi emas
Pedoman investasi emasPedoman investasi emas
Pedoman investasi emas
Arief Ihsan
 

Similar a Notes on indonesian economic / finance-related situations (20)

Sebab-Sebab Kegoncangan Pasar Modal menurut Hukum Islam
Sebab-Sebab Kegoncangan Pasar Modal menurut Hukum IslamSebab-Sebab Kegoncangan Pasar Modal menurut Hukum Islam
Sebab-Sebab Kegoncangan Pasar Modal menurut Hukum Islam
 
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 2
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 2Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 2
Mnd001 manajemen keuangan internasional-modul-sesi 2
 
Tahukah anda sejarah trading forex
Tahukah anda sejarah trading forexTahukah anda sejarah trading forex
Tahukah anda sejarah trading forex
 
Fitnah dajjal dalam sektor ekonomi
Fitnah dajjal dalam sektor ekonomiFitnah dajjal dalam sektor ekonomi
Fitnah dajjal dalam sektor ekonomi
 
Konspirasi pemikiran seumur hidup
Konspirasi pemikiran seumur hidupKonspirasi pemikiran seumur hidup
Konspirasi pemikiran seumur hidup
 
Konspirasi pemikiran seumur hidup, melanda-diri-anda
Konspirasi pemikiran seumur hidup, melanda-diri-andaKonspirasi pemikiran seumur hidup, melanda-diri-anda
Konspirasi pemikiran seumur hidup, melanda-diri-anda
 
1.1 Sistem Moneter Internasional.pptx
1.1 Sistem Moneter Internasional.pptx1.1 Sistem Moneter Internasional.pptx
1.1 Sistem Moneter Internasional.pptx
 
2.Sistem_Moneter_Internasional_.pptx
2.Sistem_Moneter_Internasional_.pptx2.Sistem_Moneter_Internasional_.pptx
2.Sistem_Moneter_Internasional_.pptx
 
Bahagian 5 lmcp 1552 pembangunan bandar dalam islam
Bahagian 5 lmcp 1552 pembangunan bandar dalam islamBahagian 5 lmcp 1552 pembangunan bandar dalam islam
Bahagian 5 lmcp 1552 pembangunan bandar dalam islam
 
Gold or Fiat Money
Gold or Fiat MoneyGold or Fiat Money
Gold or Fiat Money
 
1. EKONOMI_MONETER_ISLAM_txt (1).ppt
1. EKONOMI_MONETER_ISLAM_txt (1).ppt1. EKONOMI_MONETER_ISLAM_txt (1).ppt
1. EKONOMI_MONETER_ISLAM_txt (1).ppt
 
Bisnis internasional, 10, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm ...
Bisnis internasional, 10, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm ...Bisnis internasional, 10, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm ...
Bisnis internasional, 10, resi aviani, prof. dr. hapzi ali, ir, cma, mm, mpm ...
 
wang kertas adalah riba
wang kertas adalah ribawang kertas adalah riba
wang kertas adalah riba
 
Mengapa harus dinar dan dirham
Mengapa harus dinar dan dirhamMengapa harus dinar dan dirham
Mengapa harus dinar dan dirham
 
Sistem Keuangan Internasional
Sistem Keuangan InternasionalSistem Keuangan Internasional
Sistem Keuangan Internasional
 
Pertemuan 12 peran sektor moneter dalam perekonomian islam
Pertemuan 12 peran sektor moneter dalam perekonomian islamPertemuan 12 peran sektor moneter dalam perekonomian islam
Pertemuan 12 peran sektor moneter dalam perekonomian islam
 
Standar moneter internasional
Standar moneter internasionalStandar moneter internasional
Standar moneter internasional
 
2. sejarah perekonmian indonesia
2. sejarah perekonmian indonesia2. sejarah perekonmian indonesia
2. sejarah perekonmian indonesia
 
BUKU MONYET II
BUKU MONYET IIBUKU MONYET II
BUKU MONYET II
 
Pedoman investasi emas
Pedoman investasi emasPedoman investasi emas
Pedoman investasi emas
 

Último

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
saptari3
 

Último (20)

BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR IPAS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
Prakarsa Perubahan ATAP (Awal - Tantangan - Aksi - Perubahan)
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdfmengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
mengapa penguatan transisi PAUD SD penting.pdf
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 

Notes on indonesian economic / finance-related situations

  • 1. http://www.hidayatullah.com/kolom/ilahiyah-finance/11014-belajarlah-emas-walau-sampai-negeri- china Belajarlah Emas Walau Sampai Negeri China Thursday, 11 March 2010 10:34, Oleh: Muhaimin Iqbal Menimbun emas adalah sesuatu yang sangat dilarang dalam Islam. Di disisi lain, emas dan perak dijadikan “hakim” yang adil dalam bermuamalah. Pada dasawarsa pertama kemerdekaan RI, negeri ini pernah memiliki cadangan emas sebesar 248 ton, tetapi kemudian cadangan emas ini juga pernah nyaris habis tahun 1971 menjadi tinggal 1.8 ton saja. Ketika Oil Boom tahun 70-an sampai puncaknya 1981, negeri ini alhamdulillah berhasil kembali membangun cadangan emasnya sampai mencapai sekitar 96 ton. Sayangnya selama seperempat abad kemudian, tepatnya sampai 2006, cadangan emas ini tidak berhasil dinaikkan dan bahkan berkurang 24%-nya pada akhir 2006 sehingga tinggal 73 ton saja. Lihat detilnya di tulisan saya tanggal 28 Desember 2008 dengan judul “Emas dan Kemakmuran Negeri Ini”. Mengapa sampai bangsa ini tidak menganggap penting cadangan emas yang bisa menjadi instrumen untuk membangun ketahanan ekonomi (Yukhsinun) selama lebih dari seperempat abad terakhir? Dugaan saya sendiri adalah karena ekonomi kita adalah ekonomi ala IMF banget. Kita tahu dalam sistem IMF, bahkan mereka melarang negara-negara anggotanya menggunakan emas sebagai rujukan mata uangnya (Article IV, Section 2. B). Akibat pelarangan ini, sampai-sampainya otoritas pasar modal kita, beberapa tahun lalu ketika ingin mempromosikan dagangannya, menggunakan iklan yang memojokkan emas. Dalam iklan tersebut investasi emas digambarkan sebagai investasinya ibu-ibu yang suka pamer, yang lagi meringis menunjukkan gigi emasnya sambil mengangkat tangannya yang dipenuhi gelang emas. Inilah gambaran betapa kita termakan oleh propaganda anti-emas yang distimulasi oleh IMF melalui salah satu pasal di articles of agreement tersebut. Negara-negara yang tidak termakan propaganda IMF ini melakukan hal yang exactly sebaliknya. Kita bisa belajar dari China misalnya untuk yang terakhir ini. Ketika kita mengurangi cadangan emas sampai 24%-nya; China berhasil meningkatkan cadangan emasnya dari 600-an ton pada tahun 2003 sampai mencapai 1.054 ton akhir tahun lalu. Ketika institusi resmi pasar modal kita membuat iklan yang memojokkan orang yang berinvestasi pada emas, pemerintah China bahkan mendorong rakyatnya agar rame-rame membeli emas melalui kampanye besar-besaran yang disiarkan oleh China Central Television. Lebih jauh lagi pemerintah China juga mendirikan Shanghai Gold Exchange untuk mempermudah rakyatnya dalam berinvestasi emas. Mengapa China melakukan hal yang berlawanan dengan resep umum IMF ini? Dugaan saya lagi karena China tahu bahwa sesungguhnya emas itulah instrumen yang paling efektif dalam mengamankan kekayaan negeri itu beserta kekayaan rakyatnya. Di antara negara-negara yang paling drastis penurunan cadangan emasnya, mayoritasnya justru negara yang penduduk mayoritasnya muslim seperti Indonesia. Bangladesh contohnya, saat ini tinggal memiliki cadangan emas sebesar 3.5 ton saja; Iraq tinggal 5.9 ton; dan negeri jiran kita kini hanya memiliki 36.4 ton. Padahal sebelum krisis 1997/1998 mereka memiliki cadangan emas sekitar dua kali dari yang dimilikinya sekarang. Mungkin Anda bertanya, lho kan memang menimbun emas adalah sesuatu yang sangat dilarang dalam Islam? Betul, menimbun emas dan perak dan tidak dinafkahkan di jalan Allah diancam dengan siksa yang sangat pedih. Tetapi di sisi lain, “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 1 of 73
  • 2. emas dan perak juga dijadikan hakim/timbangan yang adil dalam bermuamalah. Bahkan batas kewajiban orang kaya dengan hak orang miskin juga ditentukan dengan emas ini, yaitu dalam bentuk nishab zakat yang 20 Dinar. Artinya membangun cadangan emas, baik oleh negara maupun rakyat, tidak harus identik dengan menimbun. Ketika kita berhasil menjadikan emas atau Dinar kita sebagai hakim yang adil dalam menggerakkan ekonomi; maka di situlah ketahanan ekonomi umat dan bangsa ini insya Allah akan terbangun. Misi untuk menjadikan emas/Dinar sebagai penggerak sektor riil seperti yang pernah saya tulis tanggal 25 November 2009 lalu misalnya, adalah salah satu upaya kecil yang bisa kita lakukan untuk membangun ketahanan ekonomi agar kita tidak mudah terjajah – dan pada saat bersamaan kita juga terlibat langsung dalam mempercepat putaran ekonomi. Enam bulan sejak tulisan tersebut diluncurkan, kini produk-produk solusi pembiayaan berbasis emas/Dinar benar- benar telah dapat ditangani dengan baik oleh GeraiDinar beserta mitra-mitranya. Semoga Allah selalu menunjuki kita jalanNya. Amin. http://www.arthadinar.com/2010/05/gold-wars-perang-terhadap-emas-dari.html Gold Wars: Perang Terhadap Emas Dari Kacamata Swiss Banker... Monday, May 17, 2010 By Muhaimin Iqbal, Wednesday, 05 May 2010 Tulisan ini saya sarikan dari buku Gold Wars: The Battle Against Sound Money As Seen From Swiss Perspective, karya Ferdinand Lips (Foundation for Advancement of Monetary Education, 2001). Menariknya, buku ini ditulis oleh seorang warga Swiss Banker - yang bahkan sempat mendirikan bank sendiri menggunakan namanya – yang sangat tahu seluk-beluk permainan terhadap emas dunia. Menurut Lips, perang terhadap emas dimulai sejak tahun 1933 ketika President Amerika (Franklin D Roosevelt) menyita seluruh emas yang dimiliki oleh warga negaranya, dan menaikan harga emas di negeri itu dari US$ 20.67/ounce ke US$ 35.00/Ounce. Perang ini menjadi semakin serius sejak ditinggalkannya Breton Woods Agreement 1971 – dimana sejak saat itu praktis tidak ada satu uang-pun di dunia yang dikaitkan dengan emas kecuali Swiss. Swiss merupakan negara yang bertahan mengkaitkan uangnya dengan emas sampai tahun 1992 – itulah sebabnya sampai tahun tersebut mata uang Swiss yaitu Swiss Franc adalah yang paling kuat di dunia. Swiss dahulu juga merupakan surga bagi warga dunia yang ingin mengamankan asetnya. Namun sejak tahun 1992, Swiss juga menjadi anggota IMF, dan sebagai anggota IMF mereka wajib tunduk pada aturan-aturan IMF yang antara lain melarang anggota IMF mengkaitkan uangnya dengan emas. Uang boleh dikaitkan dengan hasil-hasil peternakan, pertanian dan lain sebagainya atau apapun tetapi tidak boleh dikaitkan terhadap emas. Lantas mengapa bank-bank sentral dunia yang dalam koordinasi IMF ini memerangi emas?. Menurut Ferdinand Lips, ini adalah karena emas merupakan barometer standar yang dengan mudah dapat mendeteksi bila ada yang salah dalam sistem keuangan yang ada di dunia – dan para otoritas keuangan dunia tentu tidak suka kesalahannya mudah dibaca hanya dengan melihat harga emas. Dia mencontohkan apa yang terjadi di Amerika pada tahun 1960-an. Awal kesalahan sistem keuangan negeri itu terbaca dari naiknya harga emas dari US$ 35/Ounce ke US$ 40/Ounce pada masa “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 2 of 73
  • 3. pemerintahan Kennedy. Situasi kemudian memburuk pada akhir dasawarsa 60-an tersebut ketika Amerika terjerumus dalam perang yang tidak pernah bisa dimenangkannya; perang Vietnam. Puncaknya tahun 1971 ketika Amerika benar-benar tidak bisa mengendalikan sistem keuangannya dan terpaksa melepaskan kaitan antara US$ dengan emas. Hari-hari yang mencekam dalam sistem keuangan Amerika yang belakangan menular keseluruh dunia ini – terekam dari cerita para pelaku langsung yang ditulis oleh Ferdinand Lips ini sebagai berikut: “Pada tanggal 10 Agustus 1971 sekolompok bankers dan economist berkumpul membicarakan krisis moneter yang genting di negeri itu, termasuk diantara yang hadir adalah Paul Volker yang saat itu menjabat Under-secretary of the Treasury for Monetary Affairs. Ada dua opsi solusi yang saat itu dibicarakan; pertama menaikkan suku bunga atau menaikkan harga emas – namun nampaknya Paul Volker tidak mengambil salah satunya. Dia mengambil solusi yang tidak terbayangkan waktu itu yaitu meninggalkan emas sama sekali dari referensi uang US$ Amerika. Sepekan kemudian keputusan ini dimumumkan oleh presiden AS saat itu Nixon yang kemudian menimbulkan kejadian yang mengguncang dunia yang dikenal sebagai Nixon Shock 1971.” Sejak saat itu, perang terhadap emas semakin hari semakin meningkat yang digambarkan digambarkan oleh Lips (meninggal 2005, konon meninggal tidak wajar karena terlalu banyak tahu!) antara lain sebagai berikut: “Dengan bantuan pemerintahan-pemerintahan dunia, di tahun 1990-an, perang terhadap emas memasuki fase yang sangat destruktif. Bank-bank central menjual atau meminjamkan emasnya untuk menghancurkan harga emas...”. Bila ‘perang’ yang diungkapkan oleh Ferdinand Lips tersebut benar adanya – kemungkinannya memang begitu karena sebagai ‘orang dalam’ dari sistem perbankan dunia tentu apa yang ditulisnya memiliki dasar yang kuat – maka dalam ‘perang’ ini hanya ada dua pihak, yaitu sistem uang yang adil berbasis emas dan sistem uang yang destruktif yang berbasis uang kertas. Hati kecil kitalah yang bisa menjawab, sistem yang mana yang seharusnya kita bela. http://www.arthadinar.com/2010/05/apa-yang-terjadi-bila-satu-mata-uang.html Apa Yang Terjadi Bila Satu Mata Uang Jatuh? Tuesday, May 04, 2010, by Muhaimin Iqbal, Friday, 30 April 2010 Sekitar tiga belas tahun lalu, di awal 1997, serentetan krisis dalam skala regional bermula di Thailand. Diawali dg hengkangnya para investor karena penurunan pertumbuhan ekonomi negeri itu, krisis kemudian diperburuk dengan ulah spekulator mata uang sampai-sampai bank sentral Thailand harus menguras sampai 90% dari cadangan devisanya hanya untuk mempertahankan nilai tukar uang Baht-nya. Cilakanya, krisis ini tidak berhenti di Thailand. Negara-negara tetangganya segera tertular dan bahkan yang terparah dan paling sulit sembuhnya adalah negeri kita. Pada puncak krisis, nilai uang kertas kita pernah tinggal kurang lebih seperenamnya dari nilai sebelum krisis (Akhir 1996 US$ 1 = Rp 2,350 ; Juli 1998 US$ 1 = Rp 14,000) bila dibandingkan dengan US Dollar. Padahal di negeri dimana krisis berawal; uangnya hanya mengalami koreksi 61% saja (akhir 1996 US$ 1 = Baht 25.50 ; Juli 1998 US$ 1 = Baht 41.12). “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 3 of 73
  • 4. Pelajaran pertama yang kita ambil dari krisis 1997/1998 tersebut adalah bahwa krisis financial bersifat sangat menular karena kelemahan sistem financial global saat ini. Pelajaran keduanya adalah negara-negara yang tertular oleh krisis finansial, bisa menjadi korban yang bahkan lebih parah dari negara yang mengalami krisis yang pertama. Kini tigabelas tahun kemudian, kita melihat proses penularan krisis berulang. Belum juga dunia sembuh oleh menularnya krisis di Amerika dua tahun lalu, krisis sejenis sekarang siap mewabah di Eropa. Yunani yang menjadi pemicu pertamanya, per kemarin hutang pemerintahnya sudah jatuh ke nilai terendah pada tingkat Junk (sampah). Krisis Yunani sudah menulari Portugal, Spanyol dan bisa jadi akan segera pula menular ke negara-negara lain. Pada setiap krisis tersebut; uang kertas selalu hancur di negara-negara yang terkena krisis. Setiap kali pula uang kertas hancur, pelarian utama yang paling mudah bagi masyarakat yang ingin menyelamatkan assetnya adalah ke emas. Tidak heran bila harga emas justru melonjak pada setiap krisis terjadi; pertama karena daya beli uang kertas yang dipakainya menurun, kedua karena dorongan naiknya permintaan. Sebelum krisis melanda negeri ini 1997/1998; harga emas di Indonesia pada awal 1997 hanya di kisaran Rp 23,400 / gram; di puncak krisis 1998 emas berada pada kisaran harga Rp 147,000 / gram. Meskipun akhirnya sempat membaik ke kisaran angka Rp 65,000-an akhir 1999 / awal 2000; perlahan namun pasti harga emas menjulang sampai Rp 340,000 / gram kini. Harga emas saat ini sudah lebih dari 5 kalinya bila dibandingkan harga emas paska krisis, dan 14.5 kalinya dibandingkan harga emas sebelum krisis! Grafik yang saya sajikan diatas adalah kenaikan harga emas gradual yang terjadi dalam kondisi normal. Bila dalam kondisi normal saja harga emas naik menjadi lebih 5 kalinya dalam sepuluh tahun terakhir; apa jadinya bila krisis Yunani meluas? Dalam beberapa pekan kedepan seluruh dunia finansial akan melototi bagaimana krisis Yunani ini di handel oleh pemerintahnya dan juga pemerintah negeri-negeri yang saling terkait. Puncaknya adalah tanggal 19 Mei 2010 dimana hutang Yunani senilai 8.5 Milyar Euro akan jatuh tempo. Kita memang jauh dari Yunani baik secara fisik maupun keterkaitan ekonomi, ekonomi kita juga lagi baik-baiknya, namun karena tanpa krisispun harga emas naik seperti yang tercermin dari grafik tersebut diatas – maka penyelamatan asset ke emas/Dinar untuk mengamankan hasil jerih payah jangka panjang selalu advisable untuk dilakukan kapan saja. Jangan menunggu krisis menular....! http://www.arthadinar.com/2010/05/harga-emas-akan-naik-secara.html Harga Emas Akan Naik Secara Eksponensial? Wednesday, May 05, 2010 by Muhaimin Iqbal, Monday, 03 May 2010 07:50 The Bank for International Settlements (BIS) adalah organisasi internasional yg anggotanya bank2 sentral dari negara2 di dunia. Tujuan organisasi ini adalah untuk meningkatkan kerjasama antar bank sentral, disamping juga berfungsi menjadi bank-nya bank sentral dunia. Dengan anggota dan fungsinya ini, kita bisa bayangkan betapa powerful-nya pengaruh organisasi yang bermarkas di Basel ini. Peran mereka yang sentral dalam tata-kelola uang di dunia ini juga membuat mereka memiliki akses informasi yang sangat comprehensive dalam setiap aspek keuangan anggotanya. “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 4 of 73
  • 5. Dengan kekuatan tersebut, laporan hasil riset dan pernyataan dari BIS layak untuk menjadi masukan yg serius bagi para pengambil keputusan keuangan / ekonomi di semua negara. Di antara laporan tersebut yang menurut saya sangat perlu dipahami adalah hasil riset bulan Maret lalu dengan judul The Future of Public Debt: Prospects and Implications yang dapat kita unduh dari situs resmi mereka. Berikut adalah statements inti dari laporan tersebut yang implikasinya bisa sangat serius di masa yang akan datang. Abstrak laporan ini sudah diawali dengan: “Sejak awal krisis finansial, hutang negara2 industri terus meningkat secara dramatis, dan sejauh yang dapat dilihat kedepan hutang ini akan terus naik di masa mendatang”. Kemudian, hasil riset ini menyimpulkan 4 hal sebagai berikut: [1] problem fiskal negara industri sesungguhnya lebih serius dari laporan resmi pemerintah ybs. “Sungguh menakutkan bahwa hutang publik mereka akan tumbuh diatas 100% dari GDP...”. Lihat grafik diatas untuk trend-nya. [2] meningkatnya hutang publik tersebut telah merubah persepsi selama ini bahwa hutang jangka panjang negara dlm berbagai bentuknya yang selama ini dianggap berisiko rendah, kedepannya akan menjadi berisiko tinggi. Hutang pemerintah Yunani misalnya, kini sudah menjadi junk yaitu yang sangat rendah nilainya. [3] problem hutang yg terlalu tinggi akan menekan akumulasi modal, menurunkan pertumbuhan produktifitas & menurunkan potensi pertumbuhan jangka panjang. [4] mendung ketimpangan fiskal jangka panjang menimbulkan risiko instabilitas moneter. Dinamika hutang yg tidak stabil akan meningkatkan inflasi yg disebabkan oleh godaan pada para pengelola keuangan negara untuk menurunkan tingkat hutang dengan mencetak uang dalam berbagai bentuknya. Puncak gunung es yang merupakan tanda2 problem yg sangat besar tersebut juga sudah bermunculan dalam bentuk krisis di berbagai negara dalam dua tahun terakhir. Krisis di Amerika, Inggris, Iceland, Dubai, Latvia, Yunani, Portugal, Spanyol, dan entah negara mana lagi yang akan segera menyusul...adalah bukti2 kebenaran laporan tersebut. Lantas apa kaitannya ini semua dengan harga emas? Emas akan semakin penting perannya dalam memberikan perlindungan terhadap inflasi. Karena kesadaran terhadap hal ini akan meluas, maka sangat mungkin emas akan mengalami kenaikan harga yang eksponensial kedepan. Dua hal yang akan menjadi pendorong kenaikan eksponensial harga emas ini yaitu: [1] penurunan nilai uang kertas, [2] kenaikan demand. [1] ketika nilai uang kertas jatuh, harga emas akan menjadi mahal bila dibeli dengan uang kertas. [2] harga emas yang mahal tidak akan menurunkan minat orang untuk membeli emas, malah justru sebaliknya akan semakin banyak orang memburunya karena dalam situasi inflasi tinggi – emas inilah jaring penyelamatnya. Demand yang tinggi inilah yang mendorong kenaikan harga emas berikutnya. Well, kabar baiknya adalah kenaikan ini mungkin tidak terjadi sekarang atau dalam waktu dekat, tetapi akan seiring dengan garis-garis merah di grafik-grafik tersebut diatas. “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 5 of 73
  • 6. http://www.arthadinar.com/2010/05/menabung-untuk-mempersiapkan-masa-depan.html Menabung untuk mempersiapkan masa depan yang lebih baik Wednesday, May 05, 2010 Guna mempersiapkan masa depan kita & anak2 menuju kehidupan yg lebih baik & sesuai Hadist Nabi SAW agar kita tidak meninggalkan generasi yang lemah, maka menabung harus menjadi kebiasaan kita bersama. Ada berbagai jenis tabungan yang ada selama ini, namun dalam tulisan ini ingin lebih memperkenalkan tabungan dengan cara menabung dalam bentuk Dinar Emas. Apa itu Dinar Emas? Dinar Emas berbeda dengan Dinar Irak, Dinar Emas adalah Logam Mulia yang diproduksi oleh PT ANTAM Tbk dengan sertifikasi berat 4,25 gram, kadar 22 karat. Keunggulan Dinar Emas dibanding dengan tabungan yang ada saat ini baik dalam bentuk Rupiah maupun US Dollar adalah: [1] Dalam kurun 40 tahun terakhir, nilai Dinar Emas mengalami kenaikan nilai rata-rata 26% per tahun terhadap Rupiah, dan kenaikan rata-rata 10% per-tahun terhadap US Dollar. [2] Dinar Emas tidak terkena inflasi. Contoh, harga seekor kambing pada zaman Rasulullah SAW seharga 1 Dinar, sekarang harga seekor kambing tetap 1 Dinar. (saat ini 1 Dinar kurang lebih bernilai Rp 1.475.000,-). Hal ini menunjukan bahwa Dinar Emas memiliki daya beli yang stabil selama lebih dari 1.400 tahun. [3] Mudah menjualnya kembali apabila sewaktu-waktu diperlukan rupiah (butuh uang hari itu, maka hari itu pula akan jadi uang). [4] Aman, karena bersertifikat LM dan Anda sendiri yang menyimpannya. Beberapa ilustrasi dapat disampaikan: Ongkos Naik Haji (ONH) pada tahun 2000 senilai 70 dinar, pada tahun 2009 ONH “hanya” tinggal kurang lebih senilai 26 dinar. Diprediksi 6 tahun lagi, ONH “hanya” tinggal 15 Dinar Emas. Dinar Emas juga sangat baik untuk persiapan pendidikan anak-anak ke jenjang yang lebih tinggi. Contoh masuk perguruan tinggi seperti UGM/ITB/UI pada program Mandiri dalam beberapa tahun lagi akan lebih murah apabila dananya ditabung dalam bentuk Dinar Emas. Jadi tunggu apa lagi dan jangan sampai hasil jerih payah kita bertahun-tahun dihanguskan oleh inflasi. Maka bergegaslah menuju timbangan yang adil. http://www.arthadinar.com/2010/05/ketika-asset-anda-nilainya-ditentukan.html Ketika Asset Anda Nilainya Ditentukan Oleh Isu... Monday, May 17, 2010, by Muhaimin Iqbal, Friday, 07 May 2010 07:35 Dalam tulisan yang mengenai “Gold War”, saya ungkapkan bahwa emas ‘dibenci’ pemerintah & otoritas dunia karena begitu mudah digunakan untuk membaca masalah yang melanda sistem finansial yang ada. Melesatnya harga emas dunia semalam yang menembus angka diatas US$ 1,200/Oz membuktikan hal ini bahwa sistem keuangan dunia lagi sakit dan ada kemungkinan komplikasi yang parah. Awalnya, penyakit itu berasal dari krisis yang melanda Yunani, kemudian menular ke tetangganya yang pertahanan ‘tubuh’ ekonominya juga lemah seperti Portugal dan “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 6 of 73
  • 7. Spanyol, kemudian seluruh Eropa terpengaruh dengan anjloknya Euro mendekati 9% sejak awal tahun ini. Dan puncaknya semalam ketika dalam beberapa jam perdagangan saja Index Dow Jones Industrials terpangkas hampir 1000 points. Secara umum dalam perdagangan bursa dunia kemarin rata-rata indeks turun diatas 3%. Dengan wabah yang ditularkan oleh Yunani ini, semua nilai Asset yang ditentukan dengan mata uang kertas menjadi semu. US$ yang nampak relatif perkasa saja bila dibandingkan dengan mata uang kertas lainnya setahun terakhir nilainya turun hampir 25% dibandingkan dg emas – atau per-pagi ini harga emas dalam US$ setahun terakhir naik sekitar 32%. Apakah dampak krisis ini juga akan menjangkau kita yang ribuan miles jauhnya dari Yunani? secara fisik memang kita berjauhan dari epicentrum krisis. Namun secara sistem, semua saling terkait. Ketika bursa dunia berjatuhan, maka bursa kita-pun ikut jatuh. Selain sistem yang saling terkait, komplikasi lain yang sifatnya internal kita juga ada, yaitu pertahanan ‘tubuh’ dari sistem keuangan kita lagi rentan isu pergantian pejabat otoritas keuangan negeri ini. Karena berbagai hal inilah nilai uang Rupiah kita dalam sepekan terakhir turun sampai sekitar 4% bila dibandingkan dengan US$, dan turun sekitar 8% bila dibandingkan dengan harga emas. Karena selama ini kita menggunakan unit of account Rupiah dlm menilai asset atau transaksi, maka ketika nilai mata uang kertas kita jatuh – nilai asset tersebut juga ikut jatuh. Misalkan sepekan lalu Anda bernegosiasi untuk membeli rumah seharga Rp 1 Milyar – saat itu nilainya setara dengan 685 Dinar; bila Anda selesaikan transaksi tersebut hari ini maka rumah yang harganya 1 Milyar tersebut kini cukup Anda beli seharga 628 Dinar. Dalam Rupiah tetap, tetapi dalam Dinar rumah tersebut telah turun nilainya sebesar 8% lebih – dalam sepekan! Proses yang sama inilah yang membuat asset negeri ini, baik yang berasal dari BUMN maupun swasta – berpindah tangan dari kepemilikan bangsa ini ketangan asing paska krisis 1997/1998. Ketika nilai uang kita paska krisis tinggal seperempatnya dibandingkan dengan sebelum krisis, betapa murahnya asset bangsa ini bila dibeli dg mata uang asing yg lebih perkasa melalui masa krisis. Jangan heran bila Anda sempat berjalan di sepanjang jalan protokol ibu kota yaitu dari ujung Jl. Thamrin di utara sampai ke ujung Jl. Sudirman di selatan – tengoklah kiri kanan dan lihatlah papan nama yang menjulang indah di pencakar langit – pencakar langit pusat bisnis kebanggaan kita tersebut, lalau bertanyalah siapa yang memiliki saham (mayoritas) perusahaan-perusahaan tersebut? jawabannya kemungkinan besar bukan kita lagi. Di pintu gerbang Jalan Thamrin ada perusahaan telekomunikasi kebanggaan bangsa ini (dahulu) – kini negeri ini tinggal memiliki saham 14.29% saja; 65%-nya milik asing dan sisanya 20.71% publik – yang bisa jadi sebagiannya juga asing. Mendekati ujung Jalan Sudirman ada bank swasta kebanggaan kita (dahulu), bank ini didirikan oleh para pengusaha pejuang yang sebagian besarnya saya kenal pribadi dengan sangat baik. Bahkan waktu mereka mendirikan bank tersebut tahun 1955 – motifnya bukan untuk mencari keuntungan, tetapi ingin mengisi kemerdekaan! Ironi sekali, karena bank tersebut kini ultimate shareholder-nya adalah suatu group perusahaan dari negeri jiran. Pengalaman memilukan banyak dialami temen2 yg bekerja di perusahaan yang diambil- alih pihak asing, bukan masalah materi – tetapi lebih kepada masalah harga diri. Setelah 65 tahun merdeka, ternyata yang banyak ‘mengisi’ kemerdekaan ini bukan lagi kita – tetapi para investor asing baik dari negeri jiran maupun dari negeri yang jauh. Lantas bagaimana kita menghindari pengalaman yg terus terulang, baik dalam skala pribadi maupun dalam skala bangsa? Jawabannya adalah pertahankan nilai kekayaan “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 7 of 73
  • 8. kita dengan unit of account yang sesungguhnya, yg nilainya tidak mudah rusak oleh isu dan tidak terpengaruh oleh wabah penyakit global seperti penyakit yang ditularkan oleh negeri nun jauh disana – Yunani. Dinar bisa menjadi solusi yang konkrit untuk hal ini, kalau toh di tingkat perusahaan atau negara belum bisa mengambil Dinar ini sebagai solusi – toh kita sudah bisa mengamankan asset kita sendiri dengan Dinar ini. Mulai yang kita bisa, mulai yang kita tahu – insyaAllah Allah akan membimbing kita terhadap apa yang kita belum tahu.. http://www.arthadinar.com/2010/05/kali-ini-bukan-pig-flu-tetapi-piigs-flu.html Kali Ini Bukan PIG FLU, Tetapi PIIGS ‘FLU’ Yang Mewabah... Monday, May 17, 2010 Written by Muhaimin Iqbal, Wednesday, 12 May 2010 06:32 Tahun lalu wabah flu babi (Swine Flu atau Pig Flu) sempat membuat panik dunia setelah ditemukannya flu ini menjalar ke manusia di Amerika, Mexico dan Canada. Hari–hari ini dunia kembali dibuat panik tetapi bukan oleh PIG tetapi oleh PIIGS, akronim dari Portugal, Ireland, Italy, Greece dan Spain. ‘Flu’ di pasar uang dunia begitu terasa dalam beberapa hari perdagangan terakhir, bahkan ketika bailout senilai 750 Milyar Euro terhadap Yunani sudah di-commit oleh European Union dan IMF. Komitmen raksasa untuk mengatasi kebolongan di episentrum krisis tersebut nampaknya tidak membuat para pemain pasar lega. Hanya dua hari setelah bailout tersebut diumumkan, para pemain pasar kembali memburu jaring penyelamat untuk investasinya – yaitu antara lain emas. Karena permintaan yang melonjak inilah maka pagi ini – saat artikel ini saya tulis - harga emas berada di atas US$ 1,230/Oz atau dalam US$ telah mengalami peningkatan lebih dari 34% dibanding harga emas dunia tahun lalu. Harga ini memecahkan rekor tertinggi sebelumnya yang berada di kisaran US$ 1,226 yang tercapai di awal Desember tahun lalu. Mengapa seolah pasar tidak percaya terhadap upaya–upaya negara yang dilanda krisis tersebut untuk dapat mengatasi masalahnya? ada dua hal yang mendasar yang menyebabkan hal ini. [1] hutang yg begitu besar yg diderita oleh negara2 yang dilanda krisis tersebut, perhatikan grafik diatas faktanya. Yunani dan Italy bahkan hutangnya per-akhir tahun lalu saja sudah melebihi GDP-nya. Nenek-nenek kita dahulu juga tahu kalau problem hutang ini tidak bisa diatasi dengan hutang baru, semua bantuan baik dari EU, IMF dlsb. tidak ada yang gratis – pada waktunya harus dibayar. [2] selain menghadapi masalah hutang yang sangat besar, negara- negara tersebut juga mengalami defisit pada anggaran belanjanya, [3] sekaligus juga perekonomiannya tidak tumbuh – sebagian malah merosot seperti yang dialami Spanyol. Masalah deficit ini sungguh tidak mudah diatasi karena menyangkut budaya. Pegawai pemerintah di negara tersebut misalnya tidak akan mudah bisa diturunkan gajinya. Layanan publik juga tidak mudah diturunkan standarnya (dipotong anggarannya). Wal hasil bailout dari EU dan IMF untuk Yunani nampaknya hanya semacam obat untuk menghilangkan rasa sakit, tetapi bukan obat untuk menyembuhkan penyakit. PIIGS ‘FLU’ (krisis) mungkin masih akan terus kambuh, bukan hanya terhadap Greece dan PIIGS tetapi terhadap semua negara yang memiliki ketahanan ‘tubuh’ (ekonomi) yang sama. Symptoms atau gejala-gejala ketahanan ekonomi yang lemah ini antara lain ya tiga hal diatas yaitu [1] hutangnya banyak, [2] anggarannya defisit, “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 8 of 73
  • 9. [3] pertumbuhan ekonominya rendah atau bahkan turun atau tidak tumbuh. Jadi harga emas masih akan terus bergejolak karena dari waktu ke waktu orang butuh jaring penyelamat, dan emas-lah yang terbukti dapat berperan sebagai jaring penyelamat yang mudah diperoleh, efektif dalam mengatasi masalah inflasi dan gejolak ekonomi lainnya. http://www.arthadinar.com/2010/05/survival-strategy-beyond-currency.html Survival Strategy: Beyond Currency… Monday, May 17, 2010 Written by Muhaimin Iqbal, Sunday, 16 May 2010 12:59 Yang paling sering disalah pahami orang tentang gerakan saya menyebar-luaskan Dinar – adalah seolah saya menafikan keberadaan uang kertas. Padahal tulisan saya yang paling popular di web ini dengan judul “Mengelola Uang Berdasarkan Fungsinya…” yang telah dibaca lengkap oleh lebih dari 10,000 orang, justru mengakui fungsi uang kertas sebagai alat tukar ini. Untuk meminimise kesalah-pahaman ini, saya tidak malu untuk menyontek komunikasi yang digunakan oleh salah satu perusahaan minyak terbesar di dunia yang dahulu dikenal orang sebagai British Petroleum (BP). Pada tahun 2002, ketika mereka merubah namanya menjadi BP plc.; mereka menambahkan tagline “Beyond Petroleum” dalam corporate identity-nya. Nampaknya, BP ingin mengkomunikasikan ke masyarakat dunia bahwa mereka tidak hanya bergerak di bidang perminyakan; karena setelah ber-identitas baru tersebut BP juga meluncurkan business unit baru yang disebut BP Alternative Energy. Business Unit baru inilah yang kemudian mengembangkan energi lain di luar minyak seperti energi surya, angin, hydrogen dlsb. Jadi meskipun business utama BP yang juga memberikan income terbesarnya masih dari industri perminyakan, mereka sudah berpikir diluar perminyakan – karena boleh jadi minyak tidak akan selamanya tersedia untuk mereka explore – mereka tentu ingin tetap survive meskipun sumber energi utama kelak berubah dari minyak ke energi-energi lain diluar minyak. Mirip dengan yang dilakukan oleh BP tersebut diatas – inilah yang kita lakukan dengan gerakan penyebar luasan Dinar. Kalau BP mengembangkan strateginya barangkali berdasarkan prognosis bahwa minyak tidak akan selamanya tersedia; maka gerakan Dinar menggunakan prognosis bahwa uang kertas tidak akan bisa bertahan dalam jangka panjang. Prognosis terhadap uang kertas ini didukung oleh statistik yang sangat kuat, sampai- sampai kita bisa menghitung waktu paruh daya beli uang kertas Rupiah yang hanya 4.3 tahun; US Dollar hanya 5.0 tahun dlsb. Jadi bila anak Anda lahir hari ini dan Anda mulai menabung uang kertas Rupiah untuk masa depannya; maka daya beli uang tabungan Anda tersebut tinggal 1/16 (1/2^4) pada saat anak Anda berulang tahun ke 17. Bila Anda menabungnya dalam US$, maka tabungan Anda nilai daya belinya juga tinggal 1/16 pada saat anak Anda tersebut berusia 20 tahun. Karena statistiknya demikian – bahwa daya beli uang kertas meluruh bersamaan dengan waktu dan zat yang meluruh pasti akhirnya habis; maka kita butuh alternatif lain dari uang kertas ini. Alternatif lain inilah yang saya sebut beyond currency. Bila uang kertas hanya berfungsi sebagai currency – yaitu alat tukar yang hanya berfungsi sesaat; maka yang kita butuhkan untuk survive dalam jangka panjang adalah uang yang sesungguhnya – beyond currency – yaitu uang yang tidak hanya berfungsi sebagai alat tukar atau medium of exchange atau currency, tetapi juga berfungsi sebagai unit pencatatan / timbangan yang adil (unit of account) dan sekaligus juga mampu mempertahankan nilai dari hasil jerih payah kita (store of “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 9 of 73
  • 10. value). Uang yang sesungguhnya inipun tidak harus emas; benda-benda lain yang bernilai intrinsik sampai garam sekalipun dapat menjadi uang dalam arti luas tersebut. Kita pernah mengalami krisis 97/98 dimana saat itu uang kita tiba-tiba anjlog daya belinya tinggal ¼-nya dalam beberapa bulan saja (padahal seharusnya daya beli uang kita baru turun tinggal ¼-nya setelah 2 kali waktu paruh atau 8.6 tahun!), bukan hanya daya belinya yang anjlog – saat itu barang-barang kebutuhan kita juga menghilang di pasaran. Minyak goreng, susu bubuk dlsb. menjadi rebutan di toko-toko yang masih memiliki stok. Pada saat krisis, uang bisa saja menghilang atau turun daya belinya; tetapi kebutuhan kita akan makan minum, kebutuhan anak-anak kita untuk susu dlsb. tetap perlu dipenuhi. Jadi, uang selain uang kertas yang rentan krisis – harus juga menjadi bagian dari survival kit kita – bila kita ingin survive dalam jangka panjang. Selain emas atau Dinar yang praktis, kita bisa juga menggunakan ternak kambing misalnya sebagai cadangan ‘tabungan’ kita di masa yang sangat sulit sekalipun. Juga bukan hanya ternak kambing yang di-resep-kan dalam hadits sahih sebagai sumber penghasilan jangka panjang yang bisa diandalkan; antisipasi krisis melalui bercocok tanam dengan sungguh-sungguh selama tujuh tahun – bahkan resepnya ada di Al- Qur’an. Maka tidak heran bila daya tahan masyarakat pedesaan terhadap krisis seperti yang kita alami tahun 1997/1998 lebih besar ketimbang masyarakat perkotaan. Sampai- sampai ketika saya masih rajin pulang kampung di masa krismon tersebut – embok- embok di desa suka bertanya “krismon iki opo to le?” Mereka tidak terganggu dengan krisis moneter karena mereka memang sudah terbiasa hidup beyond currency. Jadi mari kita rame-rame menghidupkan kehidupan desa, dengan kambing dan ternak lainnya, dengan pohon-pohonnya, dengan sawah-sawahnya – maka bila wabah PIIGS meluas ke seluruh dunia – Insyallah kita bisa survive. Sekarang memang kita masih butuh uang kertas sebagai currency atau alat tukar, tetapi ketika uang kertas ini kehilangan daya belinya seperti yang sudah-sudah – kitapun harus siap hidup beyond currency. http://www.arthadinar.com/2010/05/kapan-waktu-beli-emasdinar-terbaik.html Kapan Waktu Beli Emas/Dinar Terbaik & Kapan Waktu Jual...? Monday, May 17, 2010 Written by Muhaimin Iqbal, Tuesday, 18 May 2010 07:14 Hal yang paling banyak ditanyakan oleh pembaca situs ini ke saya adalah pertanyaan seputar kapan waktu terbaik untuk membeli Dinar/Emas dan kapan waktu terbaik untuk menjualnya. Tulisan ini untuk memberi jawaban secara umum, agar jumlah e-mail yang saya harus jawab menurun. Untuk membeli emas atau Dinar dengan tujuan membangun ketahanan ekonomi jangka panjang, agar anak bisa sekolah sampai tuntas, agar ketika tua kita tidak menjadi beban orang lain, agar asset yang merupakan hasil jerih payah kita tidak terus menurun nilainya dari waktu–ke waktu; maka membeli emas untuk tujuan ini dapat dilakukan kapan saja. Dalam rentang waktu jangka menengah/panjang, tidak ada istilah ketinggian untuk harga emas atau Dinar. Ketika harga Dinar pertama kali menyentuh nilai Rp 1,000,000 / Dinar (emas di kisaran Rp 237,000 / gram) sekitar dua setengah tahun lalu – tepatnya tanggal 27 Oktober “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 10 of 73
  • 11. 2007; saat itu banyak yang berpendapat harga Dinar sudah ketinggian – lalu sementara permintaan Dinar menurun. Ironinya ketika 13 bulan kemudian (27/11/2008) harga Dinar menyentuh angka Rp 1,400,000 (emas di kisaran Rp 325,000/gram), permintaan Dinar justru mencapai titik tertingginya. Kemudian 3 bulan berikutnya lagi (19/02/2009) ketika angka menyentuh Rp 1,600,000 / Dinar (emas di kisaran Rp 373,000/gram), kembali permintaan Dinar mencapai titik tertinggi berikutnya. Dari fakta diatas, Anda akan mudah memahami bahwa bila Anda menabung untuk tujuan proteksi nilai atau membangun ketahanan ekonomi dalam jangka panjang – maka tidak ada waktu yang salah untuk memindahkan asset Anda dari Asset yang berpeluang mengalami debasement (penurunan nilai) yaitu uang kertas ke asset yang terbukti memiliki daya beli stabil sepanjang zaman yaitu emas atau Dinar. Apakah trend yg seperti ditunjukkan oleh angka-angka tersebut akan terus berlangsung? dan harga emas/Dinar yang sekarang dianggap sudah benar-benar ketinggian oleh sebagian orang – akhirnya akan turun juga? Dalam jangka pendek iya, bisa jadi harga emas/Dinar akan turun. Namun sekali lagi dalam jangka panjangnya – lebih banyak faktor fundamental yang mendorongnya naik ketimbang turun. Salah satu faktor yang sangat dominan adalah realitas bahwa uang kertas dunia saat ini dibangun dengan hutang – ketika hutang menumpuk dan tidak ada lagi yang bisa/mau memberi hutangan baru – sedangkan hutang lama harus dibayar – maka pasti uang kertas jatuh nilainya. Grafik di atas adalah prediksi OECD (Organisation for Economic Co-operation and Development) untuk negara-negara yang konon paling kuat ekonominya. Rata-rata negara anggota OECD ternyata akan memiliki hutang (liabilities) yang melebihi GDP-nya tahun depan (2011). Dari grafik diatas, dapat kita ambil kesimpulan sederhana bahwa seluruh mata uang negara-negara anggota OECD akan turun significant (mengalami debasement) dalam rentang waktu yang tidak terlalu lama – kecuali China. Ketika nilai uang kertas jatuh, apa yang terjadi dengan harga emas dan benda riil lainnya? sederhana, harga emas dan benda riil lainnya akan melambung! Untuk sementara China berkemungkinan bisa bertahan paling lama dalam hal kekuatan mata uangnya. China juga merupakan negara yang sangat pinter dalam mendorong rakyatnya membangun ketahanan ekonomi – dengan menganjurkan langsung dan mempermudah rakyatnya membeli emas – mumpung ekonomi mereka kuat dan uang mereka lagi perkasa. Jadi kalau kita mau belajar sampai ke negeri China termasuk dalam hal ketahan ekonomi ini, maka insyaAllah tidak ada waktu yang salah untuk membeli emas atau Dinar. Membeli emas/Dinar hanya akan salah bila tujuannya untuk spekulasi jangka pendek. Karena dalam jangka pendek harga emas akan terus bergejolak – sehingga sangat mungkin Anda merugi karena fluktuasi ini. Lantas kapan waktu menjualnya yang terbaik? Yang terbaik adalah ketika Anda membutuhkannya untuk keperluan riil seperti membayar sekolah, pergi haji, membayar rumah, membayar biaya kesehatan, memindahkan ke investasi sektor riil dlsb. Anda tidak akan pernah menyesal mencairkan emas atau Dinar Anda untuk keperluan yang riil tersebut. Sebaliknya bila Anda menjual emas/Dinar hanya karena tertarik harga lagi tinggi – maka sangat mungkin Anda bisa menyesal karena angka tertinggi saat ini – bisa saja menjadi kelihatan sangat rendah hanya dalam belasan bulan kedepan seperti contoh angka- angka tersebut diatas. Ringkasnya adalah membeli emas/Dinar yang terbaik adalah “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 11 of 73
  • 12. pada saat Anda memiliki excess fund untuk keperluan jangka panjang; dan menjualnya terbaik adalah ketika Anda membutuhkannya untuk menutup kebutuhan yang riil. Sebaliknya membeli emas/Dinar untuk tujuan spekulasi jangka pendek selalu berpeluang untuk rugi karena fluktuasi jangka pendek; dan demikian pula menjual emas/Dinar hanya karena melihat harga tinggi sesaat – juga bisa menyesal – karena rekor-rekor tertinggi harga emas akan terus bermunculan sejalan dengan debasement mata uang kertas. Wa Allahu A’lam. http://www.arthadinar.com/2008/07/mengenal-dinar.html Mengenal Dinar Sunday, July 13, 2008 Dinar yang dimaksud disini adalah Dinar Islam, yaitu uang emas 22 karat dengan berat 4.25 gram. Di Indonesia saat ini, Dinar hanya diproduksi oleh Logam Mulia – PT Aneka Tambang Tbk. Saat ini Logam Mulia-lah yang secara teknologi dan penguasaan bahan mampu memproduksi Dinar dengan kadar dan berat sesuai dengan Standar Dinar di masa awal-awal Islam. Standar kadar dan berat inipun tidak hanya di sertifikasi secara nasional oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), tetapi juga oleh lembaga sertifikasi logam mulia internasional yang sangat diakui yaitu London Bullion Market Association (LBMA). Seperti di awal Islam yang menekankan Dinar pada berat dan kadarnya – bukan pada tulisan atau jumlah/ukuran/bentuk keeping – maka berat dan kadar emas untuk Dinar produksi Logam Mulia di Indonesia saat ini memenuhi syarat untuk disebut sebagai Dinar Islam zaman sekarang. Perlu diketahui bahwa Dinar Islam tidak sama dengan Dinar Iraq. Dinar Iraq adalah uang kertas biasa. http://www.arthadinar.com/2008/07/bagaimana-agar-dinar-anda-aman.html Bagaimana Agar Dinar Anda Aman Sunday, July 13, 2008 Setelah Anda membeli Dinar, lalu mau diapakan Dinar yang sudah dimiliki tersebut? Bagi sementara orang yang telah membeli Dinar terutama dalam jumlah besar akan bertanya bagaimana cara menyimpan Dinar yang aman. Ada cara bagaimana menyimpan Dinar yang aman dan tidak mengganggu pikiran Anda. Pilihan itu adalah Anda menyimpannya sendiri misalnya disimpan di safe Deposit box di bank-bank seperti Bank Mandiri, BCA, Niaga, dll. Untuk penyimpanan di safe Deposit Box harga sewanya bervariasi mulai dari ukuran mini dengan ukuran 12,5cm x 12,5cm x 60cm dengan harga sewa Rp 100.000,- per-tahun sampai dengan ukuran ekstra yang mampu menyimpan dokumen penting Anda dalam jumlah banyak. Keuntungan menyimpan sendiri di safe Deposit Box ini adalah pemilik Dinar memegang sendiri Dinarnya yang dapat digunakan setiap saat kapan dibutuhkan. “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 12 of 73
  • 13. http://www.arthadinar.com/2008/07/keuntungan-berlipat-dengan-investasi.html Keuntungan berlipat dengan investasi dinar Sunday, July 13, 2008 Paling tidak ada 4 alasan mengapa investasi Dinar menguntungkan Anda. Investasi dinar lebih menguntungkan dari pada investasi tanah atau rumah karena memberikan apresiasi/pertumbuhan lebih tinggi. Perkecualian hanya terjadi jika Anda berinvestasi tanah/rumah tepat pada pemilihan lokasi yang sangat strategis seperti akan dibangunnya jalan toll, tetapi untuk mendapatkan lokasi emas seperti itu tidaklah mudah karena harus berhadapan dengan para spekulan tanah dan luas tanah/rumah yang akan dijualpun belum tentu sesuai dengan budget Anda. Data perbandingan harga rumah baru di beberapa lokasi di Jabodetabek tahun 2005 sampai dengan 2007 dibawah dapat memberikan ilustrasi kenaikan/apresiasi per tahun. Nama Perumahan 2005 2007 Apresiasi per Lokasi / Dinar Tipe Harga (Rp) Tipe Harga (Rp) tahun Bintaro Jaya Tangerang 107/135 483 juta 109/120 617 juta 13,9% Kota Wisata Cibubur 105/220 785 juta 185/220 873 juta 5,6% Telaga Golf Sawangan 190/250 725 juta 203/249 821 juta 6,6% BSD City Serpong 165/180 826 juta 153/177 891,7 juta 3,9% Harapan Indah Bekasi 110/150 525 juta 110/160 624 juta 9,4% Sumber: Tabloid Kontan 4 Juli 2005 dan Majalah HousingEstate Oktober 2007. Apabila dibandingkan dengan harga Dinar pada tahun 2005 yaitu Rp 551.077,- per Dinar dan harga pada tahun 2007 yaitu Rp 1.090.100,- maka Dinar mengalami kenaikan/apresiasi sebesar 48,90% per-tahun, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan investasi di beberapa tanah/rumah di lokasi tersebut diatas pada periode yang sama. Investasi dinar tahan terhadap inflasi. Untuk mudahnya kita ambil contoh paling sederhana yaitu Ongkos Naik Haji (ONH) dari tahun 2003 sampai dengan 2007 apabila didanai dengan Dinar adalah sebagai berikut: Keterangan 2003 2004 2005 2006 2007 ONH dalam Dinar 50 Dinar 45 Dinar 40 Dinar 35 Dinar 30 Dinar Dengan data diatas secara sederhana diprediksi Ongkos Naik Haji pada tahun 2012 cukup hanya 10 Dinar saja. Dinar sangat liquit (Anda butuh uang pada hari itu, hari itu pula jadi duit). Perbedaan antara harga beli dg harga jual hanya selisih 4%. Penurunah 4% tadi insya Allah akan tertutup apabila Anda investasi Dinar minimum 6 bulan karena investasi Dinar merupakan investasi menengah. Mudah dan aman mendapatkannya. “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 13 of 73
  • 14. Berbeda dengan investasi pada tanah/rumah, Anda sulit untuk bisa membeli secara pecahan sehingga menyulitkan pengaturan budget Anda, dan apabila dapat dibeli secara pecahan (misalnya luas tanah 400m2 Anda hanya berminat membeli 200m2) Anda harus merogoh saku tambahan untuk memecah sertifikat tanah, sedangkan pada Dinar dapat dibeli sesuai dengan budget karena Anda membeli 1 Dinarpun akan dilayani. Sekali lagi untuk menyakinkan sebelum Anda membeli Dinar, lihatlah perkembangan harganya dari tahun ke tahun pada tabel di bawah: Keterangan Des 2005 Des 2006 Des 2007 Des 2008 Harga Dinar (dlm Rp) 551.077 783.632 1.090.100 1.370.030 Kenaikan dari thn sebelumnya 17,6% 42,2% 39,1% 25,7% Jadi tunggu apa lagi sebelum harga semakin tinggi ... http://www.arthadinar.com/2008/07/bisnis-perdagangan-atau-investasi-dinar.html Bisnis Perdagangan atau Investasi Dinar Sunday, July 13, 2008 Dalam berbisnis, pilihan utama adalah menjalankan usaha perdagangan atau membuka usaha jasa karena akan menghasilkan keuntungan yang maksimal. Tetapi untuk dapat menjalankan usaha yang berhasil kita harus mempunyai segenap ketrampilan, mulai dari memilih usaha yang tepat, skill manajemen yang memadai, pengalaman, disiplin, kontrol yang ketat. Tanpa memiliki segenap ketrampilan tersebut sulit untuk dapat berhasil karena tingginya persaingan di dunia usaha. Disamping itu untuk menjalankan usaha perdagangan dibutuhkan kerja keras mulai dari menjalin mitra kerja untuk mensupply bahan sampai dengan cara mendapatkan pelanggan dengan program marketingnya. Bila tidak ulet dan dijalankan sendiri bisa-bisa rugi yang didapatkan. Apabila Anda belum menemukani jenis usaha yang dapat diandalkan, kami memberi solusi, salah satunya adalah investasi Dinar. Menurut statistic selama kurun waktu 40 tahun terakhir Dinar atau emas mengalami pertumbuhan nilai rata-rata 28 % per tahun terhadap Rupiah; terhadap US$ rata-rata peningkatan nilai 10 % per tahun dalam kurun waktu yang sama. Apresiasi ini tentu sangat jauh dibandingkan dengan hasil deposito Rupiah (rata-rata hanya 6 – 7 % bersih per tahun) maupun Dollar (3-4% bersih per tahun). Perhitungan investasi pada tanah maupun rumah di beberapa lokasi di Jabodetabekpun, investasi Dinar menunjukan kenaikan nilai yang lebih tinggi. Memang investasi Dinar membutuhkan sedikit kesabaran, paling tidak investasi ini butuh waktu 6 bulan lamanya agar harga naik dibandingkan bulan sebelumnya, karena bisa jadi harga waktu Anda beli lebih tinggi dibanding setelah beberapa hari pembelian. Bila hal ini terjadi janganlah panik dan menyalahkan penjual, tetapi bersabarlah karena harga yang turun itu sebetulnya bukan harga yang sebenarnya, turunnya harga tersebut bisa jadi IMF sedang menggelontorkan sebagian cadangan emasnya untuk menutup kerugiannya atau akibat yang lain. Emas seperti halnya harga minyak dunia bukannya semakin turun dari waktu ke waktu tetapi sebaliknya malah semakin tinggi dari waktu ke waktu. Demikian juga halnya dengan harga Dinar semakin tinggi karena kebutuhan lebih besar dibanding dengan kemampuan menyediakan. Jadi silakah merenungkan, apakah Anda akan memulai usaha bisnis ataukan mencoba investasi Dinar. Kedua-duanya memiliki keunggulan masing-masing. “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 14 of 73
  • 15. http://www.arthadinar.com/2008/07/bagi-anda-yang-tinggal-diluar-jakarta.html Kota-kota yang bisa dilayani untuk pembelian Dinar Sunday, July 13, 2008 Bagi Anda yang tinggal diluar Jakarta, Anda dapat dilayani pembelian Dinar. Kami bekerja sama dengan perusahaan logistic terkemuka RPX Holding / Federal Express, pengiriman Dinar dapat dilakukan dengan aman, cepat dan relative murah. Adapun kota-kota tersebut adalah Balikpapan, Bandung, Batam, Cirebon, Denpasar, Medan, Palembang, Pekanbaru, Pontianak, Semarang, Solo, Surabaya, Ujung Pandang dan Jogjakarta. Sedangkan besarnya biaya pengiriman berkisar antara Rp 65.000,- tergantung kota tujuan. Biaya tersebut berlaku untuk pengiriman Dinar maksimal 1 kg atau 235 Dinar namun perlindungan asuransi-nya hanya sampai senilai Rp 20 juta. Untuk perlindungan asuransi diatas Rp 20 juta akan ada tambahan biaya sekitar 0.5% dari nilai Dinar yang dikirim. Biaya pengiriman dan asuransi menjadi tanggung jawab pembeli. Prosedur pembelian dari luar kota adalah sebagai berikut : 1) Calon pembeli menghubungi kami lewat telepon, sms, atau email ke nomor-nomor yang ada diblog ini dengan memberikan data nama lengkap, identitas diri dan alamat yang jelas. 2) Calom pembeli menginformasikan kepada kami berapa Dinar yang akan dibeli dan kapan akan dilakukan pembelian. Harga Dinar hanya berlaku kurang lebih selama lima jam; harga pagi berlaku sampai jam 1 siang; harga siang berlaku sampai jam 4 sore pada hari yang sama. 3) harga yang berlaku adalah harga pada saat transfer pembayaran. 4) untuk ketepatan waktu disarankan membayar ke Kantor Bank Mandiri ke rekening kami di Bank Mandiri. 5) karena animo masyarakat yang besar terhadap Dinar, maka kemungkinan stok tidak dapat dipenuhi terutama untuk pembelian partai besar. Apabila hal ini terjadi, kepada calon pembeli akan kami tawarkan apakah mau membeli secara pesanan / inden. 6) untuk pengiriman kami akan mengirimkan melalui paket RPX dalam amplop standar RPX yang insya Allah aman dan terproteksi asuransi. Dengan kemudahan ini, Insya Allah Dinar akan segera memasyarakat tidak hanya di Jabodetabek tetapi juga di berbagai kota tersebut diatas. “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 15 of 73
  • 16. http://geraidinar.com/index.php?option=com_content&view=article&id=76:emas- kemakmuran&catid=1:latest-news&Itemid=50 Emas dan Kemakmuran Negeri Ini by Muhaimin Iqbal, Tuesday, 02 December 2008 05:33 Dalam beberapa tulisan saya sebelumnya saya sering menyebutkan bahwa cadangan emas Bank Indonesia hanya sekitar 96 ton. Angka 96 ton tersebut benar adanya ketika saya melakukan riset untuk buku ‘Mengembalikan Kemakmuran Islam Dengan Dinar dan Dirham’. Saya baru sempat revisit angka tersebut akhir-akhir ini ketika ada pembaca yang menanyakan sumber data yang saya gunakan. Berdasarkan data World Gold Council (WGC), yang kemudian saya verifikasi dengan data dari laporan tahunan BI – ternyata ada penurunan cadangan emas BI yang cukup significant karena hampir mencapai 24 % dari cadangan sebelumnya. Berdasarkan data WGC tersebut, sampai tahun 2006, cadangan emas BI adalah sebesar 96.4 ton, tetapi pada tahun 2007 lalu cadangan ini tinggal 73.1 ton atau mengalami penurunan 23.3 ton. Emas sebesar 23.3 ton ini tentu sangat banyak; kok “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 16 of 73
  • 17. nggak banyak dari kita – termasuk saya sendiri - yang tahu penjualan cadangan emas ini ketika hal tersebut dilaksanakan? Jawabannya ada di laporan keuangan BI untuk tahun buku 2006 yang keluar bulan Mei 2007. Dalam penjelasan laporan perubahan ekuitas disebutkan bahwa pada tahun buku 2005, BI masih memiliki saldo emas sebesar 3,087,615.7493 TOZ (96.4 ton) tetapi pada akhir tahun buku 2006 saldo emas ini tinggal 2,347,045.9083 TOZ (73.1 ton). Sisanya berupa SSB Emas atau Gold Bond yang diijual dalam rangka mendukung kecukupan likuiditas berkaitan dengan percepatan pelunasan pinjaman IMF. Jadi nampaknya, kita terpaksa menjual asset baik kita untuk membayar hutang, apa boleh buat…Kalau kita lihat jauh kebelakang lagi sampai ke awal-awal tahun kemerdekaan kita, ternyata kita pernah cukup kaya dalam hal cadangan emas ini. Puncaknya tahun 1951 ketika cadangan kita mencapai 248.8 ton. Namun kita juga pernah sangat miskin mulai pertengahan tahun 60-an sampai akhir tahun 1970-an, puncaknya adalah tahun 1971 ketika cadangn emas kita tinggal 1.8 ton. Kemudian selama seperempat abad sejak 1981 cadangan emas kita di BI stabil pada kisaran 96 ton, sampai akhirnya dua tahun lalu cadangan emas kita mulai berkurang kembali karena kita butuh bayar hutang. Yang perlu kita renungkan adalah, kita tahu emas sebagai asset memiliki nilai atau daya beli yang stabil dan riil, 1 kg emas setengah abad lalu sama berharganya (daya belinya) dengan 1 kg emas sekarang – sama- sama cukup untuk membeli sekitar 250 ekor kambing! Emas tidak seperti uang kertas yang nilainya relatif terhadap waktu, Rp 1 juta setengah abad lalu sangat berbeda dengan Rp 1 juta sekarang. Jadi kalau di awal kemerdekaan kekayaan riil dalam wujud cadangan emas di bank sentral kita sampai 248.8 ton dan sekarang tinggal 73.1 ton (kurang dari 30%-nya!), jangan jangan kita sebagai bangsa memang tambah miskin sekarang? Memang mengukur kekayaan suatu negara tidak cukup hanya dengan satu indikator saja, banyak indikator lain yang diluar tema sentral situs ini. Namun satu iindikator yang ini juga tidak bisa diabaikan begitu saja. Bagi saudara kita yang sudah sukup umur untuk merasakan kondisi ekonomi kita dalam enam dasa warsa sejak kemerdekaan, pasti mereka bisa bercerita lebih banyak dari saya soal bagaimana hidup di rentang waktu dasawarsa-dasawarsa tersebut. “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 17 of 73
  • 18. http://geraidinar.com/index.php?option=com_content&view=article&id=82:mengelola-uang- berdasarkan-fungsinya&catid=1:latest-news&Itemid=50 Mengelola Uang Berdasarkan Fungsinya… Written by Muhaimin Iqbal, Friday, 05 December 2008 06:56 Dalam teori ekonomi, uang memiliki tiga fungsi yaitu sebagai: [1] Alat Tukar (Medium of Exchange), [2] Penyimpan Nilai (Store of Value), [3] Satuan Perhitungan / Timbangan (Unit of Account). Ketiga fungsi ini seharusnya melekat pada uang yang kita gunakan, namun penggunaan uang kertas justru tidak dapat memenuhi ketiga fungsi tersebut sekaligus. Uang kertas hanya berfungsi secara optimal sebagai Alat Tukar atau Medium of Exchange. Sebagai Store of Value, nilainya tergerus oleh inflasi dari waktu ke waktu. Karena nilainya yang terus menurun ini maka uang kertas juga tidak bisa secara konsisten dipakai sebagai Unit of Account. “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 18 of 73
  • 19. Kalau Anda memiliki rumah yang Anda beli 10 tahun lalu senilai Rp 400 juta; tanpa renovasi sekalipun sekarang nilainya diatas Rp 1 Milyar – maka dalam mata uang Rupiah seolah anda untung 150%; benarkah Anda untung? darimana untungnya? lha wong rumahnya ya tetap itu-itunya. Keuntungan semu ini terjadi karena bias Unit of Account yang Anda gunakan yaitu Rupiah. Uang Emas/Dinar atau Perak / Dirham yang sebenarnya sepanjang sejarah ribuan tahun bisa memerankan tiga fungsi uang tersebut secara sempurna. Namun karena rezim pemerintahan dunia 85 tahun terakhir hanya menggunakan uang kertas – dan bahkan 27 tahun terakhir melalui IMF melarang penggunaan emas sebagai referensi mata uang; maka Emas/Dinar dan Perak/Dirham belum bisa kita fungsikan sebagai uang dalam pengertian Alat Tukar atau Medium of Exchange secara optimal. Dalam hal uang, kita yang hidup di zaman ini menghadapi situasi dilematis. Uang kita yang resmi yaitu Rupiah, Dollar dlsb. dapat secara efektif kita gunakan sebagai alat tukar saat ini, namun uang kertas ini tidak dapat memerankan fungsi Store of Value dan Unit of Account. Uang kertas hanya secara efektif memerankan 1 dari tiga fungsi uang. Di sisi lain, kita juga memiliki uang Dinar dan Dirham yang sudah terbukti efektif memerankan ketiga fungsinya; namun secara legal tidak diakui sebagai Alat Tukar atau Medium of Exchange. Praktis Dinar dan Dirham baru bisa memerankan 2 dari tiga fungsi uang. Lantas mana yang kita gunakan? Tergantung kebutuhan kita! Komposisi uang kertas dan Dinar Anda tergantung berapa banyak yang Anda butuhkan sebagai Alat Tukar dan berapa banyak pula yang dibutuhkan sebagai Store of Value. Prinsip sederhananya seperti yang terlihat di grafik terbut diatas, semakin dekat penggunaan uang Anda – semakin besar fungsi Medium of Exchange berperan. Semakin jauh penggunaannya, semakin besar fungsi Store of Value-nya yang dibutuhkan. Untuk jual beli saat ini, kita membutuhkan uang kertas – maka tidak dianjurkan untuk menukar uang kertas ini dengan Dinar – apabila uang tersebut akan Anda butuhkan dalam waktu dekat. Sebaliknya untuk kebutuhan Anda jangka panjang seperti biaya masuk perguruan tinggi anak-anak, biaya pemeliharaan kesehatan hari tua, biaya pergi haji dlsb. Anda membutuhkan uang yang berfungsi efektif sebagai Store of Value – Dinar-lah jawaban praktisnya. Sebenarnya ada jawaban lain yang lebih baik; uang Anda tidak hanya efektif sebagi Store of Value tetapi juga menjadi Growing Assets – apabila Anda dapat berinvestasi di sector riil secara baik. Dalam hal ini ‘uang’ jangka panjang Anda dapat berupa pohon jati yang terus tumbuh, anak-anak sapi yang terus membesar, ayam dan itik yang semakin banyak, kebun-kebun yang semakin menghijau dslb.dlsb. “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 19 of 73
  • 20. http://otomotif.kompas.com/read/2009/10/14/06300288/Jumlah.Orang.Kaya.China.Naik Jumlah Orang Kaya China Naik Rabu, 14 Oktober 2009 | 06:30 WIB Pada laporan tahunan yang disebut ”Hurun Rich List” disebutkan, China memiliki 130 miliuner. Jumlah itu naik dari 101 orang tahun lalu. Jumlah miliuner AS hanya 359 orang, sedangkan Rusia 32 dan India 24. Orang-orang kaya di China bertambah kaya. Rata-rata kekayaan mereka sebesar 571 juta dollar AS, naik hampir sepertiga dari tahun lalu. Demikian dijelaskan oleh periset Rupert Hoogewerf. ”Dengan tergerusnya kekayaan secara besar-besaran dan terburuk dalam kurun waktu 70 tahun terakhir ini, kami melihat kekayaan orang China sudah naik dan berkembang pesat. Tampaknya, kekayaan mereka akan terus berkembang,” ujar Hoogewerf. ”Mereka telah dapat melewati impitan kredit dan melaluinya dengan baik. Kunci pendorong adalah urbanisasi. Banyak kota yang telah dibangun dan pembangunan itu memerlukan pengembangan properti juga produsen baja dan besi. Hal terakhir adalah penjualan mobil yang terus meningkat,” demikian Hoogewerf melanjutkan. Peringkat meloncat Dalam daftar orang terkaya di China, pada urutan pertama terpampang nama Wang Chuanfu, pemimpin perusahaan pembuat baterai dan mobil listrik BYD Co Ltd. Investor kawakan AS, Warren Buffett, memiliki saham di perusahaan itu. Diperkirakan, Wang memiliki kekayaan sebesar 5,1 miliar dollar AS. Dia merupakan bintang dalam daftar tersebut, yang peringkatnya melonjak dari urutan ke-102 ke urutan pertama. Di tempat kedua ada Zhang Yin dan keluarganya. Mereka adalah pemilik perusahaan pendaur ulang kertas Nine Dragons Paper. Di tempat ketiga terdapat Xu Rongmao dan keluarga, pemilik Shimao Property Holdings Ltd. Huang Guangyu, pendiri GOME Electrical Appliances Holdings Ltd dan memiliki bisnis properti, yang belum mencatatkan sahamnya di bursa, turun peringkat ke urutan ke-17 dari posisi puncak tahun lalu. Saat ini bahkan dia tengah menjalani serangkaian pemeriksaan karena diduga melakukan penyimpangan finansial. Hoogewerf mengatakan, jumlah miliuner China sebenarnya jauh lebih besar dari jumlah yang terpantau. ”Mungkin mereka dengan ketat menjaga rahasia atau mungkin mereka tidak muncul ke permukaan. Walaupun demikian, saat ini transparansi mengenai kekayaan lebih terbuka. Sekarang lebih banyak perusahaan yang mencatatkan sahamnya di bursa,” ujar Hoogewerf lagi. Hoogewerf juga mengatakan, mungkin saja ada orang yang seharusnya masuk dalam daftar tetapi tidak termasuk dalam daftar karena data kekayaannya tidak diketahui dengan pasti. Dalam hal ini termasuk Liu Chuanzhi, pimpinan produsen komputer keempat terbesar di dunia, Lenovo, dan Chen Feng, pendiri Hainan Airlines. Satu nama tenar juga turun, yaitu Yao Ming, pemain NBA yang cidera. Menurut laporan itu, sepertiga dari orang yang namanya termasuk dalam daftar 1.000 orang kaya adalah anggota Partai Komunis China. “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 20 of 73
  • 21. http://umum.kompasiana.com/2009/07/26/mengapa-orang-tionghoa-banyak-yang-jadi- pengusaha/ Mengapa Orang Tionghoa Banyak Yang Jadi Pengusaha? Menjadi seorang pengusaha, tidak ada relevansinya dengan pendidikan. Belum tentu mereka yang kuliah di fakultas Ekonomi atau di sekolah bisnis akan menjadi pengusaha. Sebab banyak mereka yang dulu sekolah teknik justru menjadi pengusaha yang sukses. Beberapa hari lalu saya ketemu dengan seorang anak Muda lulusan IAIN justru bergelut dalam bidang film. Rekan bisnis saya dulu di Klaten seorang professor Sejarah di IAIN justru menjadi pengusaha Metalorgi. Jadi hampir dibilang tidak ada relevansi antara pendidikan dan menjadi pengusaha. Kalau mau melihat ke belakang, orang terkaya di Indonesia adalah lulusan SD bahkan Ayah saya pendidikannya hanya sampai dengan kelas 3 SD dan bisa menjadi pengusaha besar di Makassar pada zaman itu. Seandainya dia kuliah maka mungkin dia bisa lebih besar lagi. Lalu apa yang membetuk orang yang menjadi pengusaha? Seorang pengusaha dibentuk oleh lingkungannya. Yang mana, lingkungannya mengarahkan dia untuk menjadi pengusaha. Bisa karena ia lahir ditengah keluarga pengusaha, bisa juga ia banyak bergaul dengan pengusaha atau keadaan yang memaksa untuk jadi pengusaha. Nah untuk itulah mengapa orang Tionghoa memilih jalur menjadi pengusaha. Yang pertama mereka dianggap sebagai pendatang, sehingga agak susah untuk menjadi pegawai. Apabila pada zaman dulu, setiap warga keturunan harus mempunya surat keterngan dan sangat susah menjadi PNS. Sehingga akhirnya untuk makan ia harus berusaha kecil-kecilan kemudian lama lama menjadi besar. Kemudian punya anak, dari kecilnya anak-anak orang Tionghoa sudah terbiasa dengan kehidupan Toko, lahir di Toko, Hidup di Toko maka besarnya ia akan menjadi Ketoko-tokoan atau dalam kata lain terbiasa dengan kehidupan toko dan dagang. Jadi tidak benar kalau orang Tionghoa dilahirkan untuk menjadi pengusaha. Ia hanya dibentuk oleh lingkungannya untuk menjadi pengusaha. Sama halnya dengan orang Bugis yang banyak merantau, ini ada korelasinya dengan tingginya mahar, untuk itu para pemuda banyak keluar kampung untuk mencari rezeki, setelah punya banyak uang dia pulang kampung dan melamar gadis pujaannya. Jadi ia dibentuk oleh budaya Mahar yang tinggi sehingga bekerja keras untuk bisa memenuhi hal tersebut. http://fact4win.blogspot.com/2009/04/cara-berpikir-orang-kaya-vs-orang.html CARA BERPIKIR ORANG KAYA Vs ORANG MISKIN Seringkali saya mendengar gerutuan orang- orang yang mengatakan bahwa dunia ini tidak adil, karena yang kaya semakin kaya, dan yang miskin tetap miskin. Orang yang miskin acapkali berkata, seandainya mereka diberi kesempatan, mereka juga bisa kaya. Atau kalau mereka punya modal yang banyak atau pandai, mereka bisa mempunyai perusahaan juga. Benarkah modal bisa membuat orang kaya? Banyak orang yang menang undian berhadiah, tapi dalam sekejab pula hartanya tersebut habis karena tidak dikelola dengan baik. Kaya dan miskin dalam konteks disini bukan dalam arti fisik, namun dari cara anda memandang uang. Apabila anda mempunyai rumah bak istana dengan lima mobil, namun anda selalu merasa kekurangan uang, berarti anda adalah orang “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 21 of 73
  • 22. miskin. Sebaliknya, seorang tukang becak yang sudah cukup puas dengan makan tiga kali sehari, bisa dianggap orang kaya. Robert Kiyosaki pernah mengatakan bahwa yang membedakan seseorang kaya dan miskin bukan uang, kepandaian atau modal, tetapi CARA BERPIKIR. Nah, cara berpikir seperti apa yang membuat orang kaya. Pertama adalah masalah tabungan (saving). Orang miskin berpikir menabung di tempat yang aman, orang kaya berpikir investasi di tempat yang nyaman. Tempat menabung yang aman menurut orang miskin adalah tempat yang paling sering didengar keberadaannya, paling banyak cabangnya, paling besar gedungnya, bunganya stabil, dan bisa memberikan jaminan keamanan apabila terjadi sesuatu. Sedang tempat menabung yang nyaman menurut orang kaya adalah tempat yang tidak banyak diketahui orang, beresiko tinggi, pendapatannya naik turun setiap saat, dan perlu keahlian khusus untuk mengelolanya. Prinsip orang miskin disini adalah “Safe Risk, Stable Return”, sedang orang kaya adalah “High Risk, High Return”. Kedua adalah masalah penghematan vs pendapatan. Orang miskin sangat mematuhi aturan“ Jangan sampai besar pasak daripada tiang”. Artinya, seandainya pendapatan kita Rp 1 juta, sedangkan pengeluaran kita 1,5 juta, maka sebisa mungkin pengeluaran ditekan hingga Rp 800 ribu, masih sisa Rp 200 ribu untuk ditabung. Disisi lain, orang kaya jika mempunyai pendapatan 1 juta dan pengeluarannya 1,5 juta, maka mereka akan bekerja lebih keras sehingga pendapatannya mencapai 2 juta. Sehingga pengeluaran 1,5 juta tertutup dan masih tersisa Rp 500 ribu untuk ditabung. Bisa kita lihat disini, bahwa orang kayapun mematuhi aturan penghematan tersebut, tapi dari sisi yang berbeda. Orang miskin melihatnya dari seberapa besar pendapatannya, lalu menekan pengeluarannya, sedang orang kaya melihat dari sisi pengeluarannya, lalu meningkatkan pendapatannya. Ketiga adalah masalah bagaimana anda dan uang bekerja bersama. Orang miskin bekerja keras demi uang. Orang kaya menempatkan uang mereka pada instrumen tertentu agar bekerja keras bagi mereka. Disini semakin keras orang miskin bekerja, mereka akan mempunyai banyak uang, tetapi mereka hampir tidak mempunyai lagi waktu luang. Sebaliknya, semakin keras uang bekerja bagi orang kaya, mereka semakin punya banyak uang serta waktu luang. Itulah sebabnya tidak usah heran melihat orang kaya dengan ribuan karyawan masih sempat main golf, sedangkan orang miskin mengatakan tidak punya waktu mengantar anak tunggalnya jalan-2 ke mall karena sibuk bekerja. Keempat adalah pengelolaan uang tambahan. Seringkali jika kita menerima uang tambahan diluar gaji bulanan seperti THR, bonus, atau hasil kerja sampingan, pikiran orang miskin akan langsung digunakan untuk membeli sesuatu, karena dianggap duit tambahan tersebut sebagai rejeki dadakan. Orang kaya akan berpikir untuk menempatkan uang tambahan tersebut pada investasi tertentu, dan bunganya baru dipakai untuk membeli sesuatu. Tiga hal yang berperan disini adalah waktu, modal awal dan bunga. Orang miskin dari segi waktu lebih cepat memperoleh barangnya, namun modal awalnya habis dan tidak memperoleh bunga. Sebaliknya, orang kaya lebih bisa menahan diri untuk membeli barang dalam waktu yang lebih lama, namun modal awalnya masih ada, karena pembelian dilakukan dengan bunga. Bagaimana cara berpikir anda, sudahkah anda berpikir seperti orang kaya? “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 22 of 73
  • 23. http://www.dinarislam.com/political-economy/gold-reserve-mereka-mungkin-tahu-yang- dilakukannya-sedangkan-kita.html Gold Reserve: Mereka Mungkin Tahu Yang Dilakukannya, Sedangkan Kita? Posted on17 November 2009 Saya punya 2 keponakan laki-laki yang usianya hampir sebaya; 3 dan 4 tahun yang lagi lucu-lucunya. Tidak hanya lucu, anak-anak ini rupanya juga cerdas. Karena selisih umur yang sangat dekat ini, mereka suka sekali berantem berebut mainan. Rupanya, si kecil yang 3 tahun mempunyai kecerdasan yang melebihi usianya; untuk mengelabui kakaknya yang lebih tua – agar tidak merebut mainannya – dengan idenya sendiri si kecil suka berkata “jelek… jelek… jelek…” pada mainan yang lagi dimainkannya dengan asyik. Maka si kakak menduga bahwa mainan tersebut memang jelek dan akhirnya tidak tertarik untuk merebutnya. Dari memahami permainan keponakan saya tersebut, saya tersentak dengan data cadangan emas negara-negara besar dunia. Rupanya ‘permainan’ inilah yang dimainkan negara-negara besar Dunia terhadap emas. Mereka melalui jalur IMF, melarang penggunaan emas sebagai referensi mata uang dan bahkan mengawasi perdagangannya secara ketat. Mereka juga rajin ‘mencitrakan’ emas sebagai hal yang buruk. Saking besar pengaruh mereka ini, sampai-sampai otoritas pasar modal kita pun sempat beberapa tahun lalu ikut-ikutan memojokkan investasi emas dengan membuat citra buruk tentang investasi emas. Dalam iklannya mereka menggambarkan seorang ibu yang serakah dengan tumpukan emas di gelangnya kemudian nyengir memamerkan gigi emasnya pula. Nampaknya, negara-negara besar dunia, sedang mempraktekkan ilmu yang sama dengan yang dimiliki keponakan saya yang 3 tahun tersebut di atas. Mereka senang mengatakan “jelek…jelek…jelek” pada investasi emas. Padahal mereka sendiri asyik mengamankan cadangan kekayaannya dalam bentuk emas. Lihat grafik di atas buktinya, Top 10 negara dalam hal cadangan emas mayoritas adalah negara-negara barat yang suka mengkampanyekan bahwa emas adalah hal yang jelek untuk uang maupun untuk investasi. Negara yang sadar bahwa mereka selama ini ‘tertipu’ dengan pencitraan buruk emas – pun segera mengejarnya; hal “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 23 of 73
  • 24. ini misalnya dilakukan oleh China beberapa tahun terakhir dan India baru-baru ini. Bukan hanya dari sisi kuantitif yang besar – karena rata-rata mereka memang negara besar, secara persentase terhadap total reserve mereka – cadangan emas mereka juga sangat besar. Amerika mencapai 77%, Perancis mendekati 71%, Jerman mendekati 70%, Italy mendekati 67% dan Belanda mendekati 60%. Bila dirata-rata dari top 10 tersebut, maka cadangan emas rata-rata mereka adalah 38.5% dari total reserve-nya. Lantas dimana kita dan negara-negara dengan penduduk mayoritas Islam lainnya? Meskipun bagian dari syariat kita membutuhkan uang emas (Dinar) misalnya untuk menentukan nishab zakat, hukum potong tangan, uang darah (diyat), dlsb; tidak satu-pun negara-negara yang penduduknya mayoritas Muslim seperti Indonesia memiliki cadangan emas yang memadai. Indonesia misalnya; di bank sentral kita – Bank Indonesia – kita hanya memiliki cadangan emas sebesar 2,347,046.31 troy ounce atau sekitar 73 ton emas per-akhir tahun lalu sesuai data BI di laporan tahunan tahun buku 2008. Dengan tingkat harga saat ini US$ 1,140/oz ; maka cadangan emas kita ini hanya bernilai US$ 2.68 Milyar, atau sekitar 4.15% dari cadangan devisa terakhir yang berada pada kisaran 64.5 milyar. Trend cadangan emas kita di BI juga bukannya naik, malah turun. Setelah 1/4 abad bertengger pada posisi di kisaran 96 ton emas, sekarang tinggal 73 ton emas atau turun 24% dalam kurun waktu 2 tahun terakhir ini. Kemana perginya emas kita tersebut? menurut laporan BI tahun buku 2006, sebagian emas kita tersebut dilego untuk mempercepat pelunasan hutang kita ke IMF! Jadi sekarang terserah kita… keponakan saya yang usia 4 tahun saja, kini tidak mempan lagi dikibuli adiknya yang berkata “jelek…jelek…jelek” pada mainannya; masa kita tetap akan membiarkan pasar emas dunia dikuasai mereka? Padahal mereka memojokkan citra emas, dan mereka juga mengumpulkannya dari tangan bangsa-bangsa lain yang lalai mengamankan asset riil-nya. Kalau toh otoritas kita tidak mengamankan asset riil bangsa ini, masya kita sebagai pribadi juga tidak mengamankan asset kita sendiri? http://www.dinarislam.com/political-economy/g-20-gold-reserve-siapa-yang-lebih-pintar-dalam- permainan-ini.html G-20 Gold Reserve: Siapa Yang Lebih Pintar Dalam Permainan Ini? Posted on23 April 2010 “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 24 of 73
  • 25. Melengkapi tulisan saya sebelumnya dengan judul “What To Do…” dan juga tulisan tanggal 18/11/2009 lalu, kali ini saya ingin memperdalam sedikit tulisan yang terkait dengan cadangan emas negara-negara di dunia. Saya ambilkan kelompok negara- negara G-20 yang konon inilah negara-negara yang paling berpengaruh dalam ekonomi dan sistem keuangan dunia. Data yang saya gunakan adalah data yang dikumpulkan oleh World Gold Council terbaru sampai dengan Quarter 3 tahun lalu. Agar mudah dipahami, data ini kemudian saya sajikan dalam 2 grafik; pertama grafik di samping yang menggambarkan perubahan cadangan emas masing-masing negara (dalam ton) selama 10 tahun terakhir. Grafik pertama yang saya gunakan adalah grafik logaritmic – agar semua bisa tersaji dalam 1 grafik meskipun rentang cadangan negara yang satu dengan yang lain sangat jauh. Dari grafik pertama ini kita bisa melihat bahwa China dan Rusia menaikkan “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 25 of 73
  • 26. cadangannya secara significant dalam beberapa tahun terakhir. Kita juga dapat melihat bagaimana Argentina yang mengalami krisis 2001, berhasil me-recover posisi cadangan emasnya bahkan menjadi lebih tinggi dari cadangan semula di tahun 2004. Meksiko juga demikian, setelah mengalami trend penurunan sejak 2000 – akhirnya berhasil memulihkan cadangannya dalam 2 tahun terakhir. Lha negeri kita? Malah mengalami penurunan cadangan emasnya secara significant (sekitar 24% dari cadangan sebelumnya) sejak akhir 2006 dan belum nampak upaya untuk memulihkannya – setidaknya berdasarkan data yang disajikan World Gold Council terakhir ini. Yang perlu mendapatkan perhatian serius adalah adanya 2 trend yang berlawanan arah di antara negara-negara G-20 tersebut seperti yang saya sajikan pada grafik ke-2. Grafik ke-2 ini menunjukkan rasio antara Cadangan Emas terhadap Total Cadangan dari masing-masing negara. Sekelompok negara, secara sangat jelas memiliki trend yang rasio cadangan emasnya naik. Negara-negara tersebut adalah Amerika Serikat, Jerman, Italia, Perancis dan negara-negara Uni Eropa secara umum. Sementara itu negara-negara lain dalam kelompok G-20 – termasuk Indonesia memiliki trend yang menurun atau paling banter tetap. Apa makna dari ini semua? Negara-negara barat yang mengkampanyekan emas jangan dijadikan uang – bahkan dalam salah satu pasal di Article of Agreement of IMF (Article IV, Section 2. B), digunakan sebagai referensi nilai tukar saja tidak boleh – ternyata mereka malah membangun atau setidaknya mengendalikan cadangan emasnya dari waktu ke waktu. Sementara itu, negeri-negeri yang polos begitu saja mengikuti kampanye anti emas ini tanpa menyadari bahwa cadangan emas mereka menurun secara kwantitas maupun secara rasio dari waktu ke waktu. Strategi ala rebutan mainan yang dilakukan oleh ponakan-ponakan saya, nampaknya memang juga dilakukan oleh para penguasa keuangan dunia. Patut kita renungkan permainan ini, siapa yang lebih pintar sesungguhnya – kita atau mereka? http://www.dinarislam.com/political-economy/china-bersiap-memimpin-perdagangan-dunia-tanpa- us.html China Bersiap Memimpin Perdagangan Dunia Tanpa US$? Posted on01 March 2010 Kinerja US$ terus menjadi keprihatinan para pemimpin dunia, terutama negara yang memegang US$ dalam jumlah terbesar seperti China. Di sela-sela pertemuan dengan para petinggi Amerika tahun lalu, secara terus terang Asisten Menteri Keuangan China Zhu Guang Yau mengungkapkan: “Pemerintah China sebagai pemerintahan yang bertanggung jawab, pertama dan paling penting harus bertanggung jawab pada rakyat China. Jadi tentu kami prihatin dengan keamanan aset-aset China”. Yang dimaksud aset-aset China dalam pertemuan ini adalah aset China dalam bentuk US Treasury Debt yang kini nilainya telah mencapai US$ 801.5 milyar. Meskipun pertemuan ditutup dengan penuh semangat seperti yang diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton “kami telah meletakkan dasar-dasar yang positif, kooperatif dan hubungan yang komprehensif abad 21”; dunia tidak menutup mata atas upaya-upaya lain yang nampaknya juga dilakukan oleh China sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap rakyat China – seperti yang diungkapkan oleh Zhu tersebut. Ada 2 hal yang dilakukan China untuk menggantikan atau setidaknya mengurangi ketergantungan terhadap US$ dalam perdagangan internasional. “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 26 of 73
  • 27. 1. Pendekatan bottom-up untuk menggantikan US$ dengan Yuan, tidak melalui sistem perbankan – tetapi melalui perdagangan. Dengan negara terbesar di Amerika selatan – Brasil misalnya, mereka telah menyepakati rencana untuk menggunakan Yuan langsung sebagai pengganti US$ dalam perdagangan antara kedua negara ini. Setelah itu, target besar berikutnya adalah OPEC yang diharapkan akan segera dapat menerima Yuan untuk pembayaran minyak produksi mereka. 2. Langkah yang masih misterius karena sangat dirahasiakan, kemungkinan besar melibatkan juga negara kuat Jerman, selain Brasil, Rusia dan India yang bersama China sebelumnya telah intensif bicara dalam forum BRIC. Yang mereka sedang persiapkan secara rahasia nampaknya semacam sistem barter yang canggih, yang tidak melibatkan uang fiat seperti US$. Hal ini sedikit bocor oleh pernyataan salah satu konsultan mereka yang antara lain mengungkapkan: “Ketika terjadi keambrukan (sistem finansial dunia yang didominasi US$), sistem ini tidak akan membutuhkan reserve currencies lagi, karena 95% dari transaksi akan berupa barter atau imbal dagang yang canggih melalui platform perdagangan yang sedang di-design untuk siap beroperasi awal 2010. Sistem baru ini akan meniadakan peran bank yang selama ini menjadi jalur sempit (bottleneck) dalam perdagangan secara lokal, nasional dan internasional”. Betapapun siapnya negara China untuk menggantikan Amerika dalam perdagangan dunia, negara-negara yang penduduk terbesarnya Muslim seharusnya memiliki langkah-langkah tersendiri dan tidak mengikuti atau terbawa arus oleh negara lain, baik itu Amerika maupun China. Keduanya tidak bersahabat dengan Dunia Islam seperti apa yang ditunjukkan Amerika di Palestina, dan apa yang dilakukan China terhadap saudara-saudara kita Muslim Uighur. Selain karena faktor politik ini, sebenarnya Dunia Islam telah memiliki platform perdagangan yang berbasis Dinar, yang memang sudah mengedepankan perdagangan benda riil ke benda riil lainnya. Dengan sistem Dinar, perdagangan tidak perlu ribet seperti dalam sistem barter – tetapi juga tidak perlu rentan terhadap fluktuasi nilai mata uang masing- masing negara karena nilai daya beli Dinar yang baku secara universal – tidak terpengaruh waktu dan tempat. Negara-negara yang mau menggunakan sistem Dinar ini juga tidak perlu re-invent the wheel karena sistem yang mengatur perdagangan berbasis Dinar ini sudah lengkap, utuh dan proven karena telah lebih dari 1000 tahun diterapkan Dunia Islam – itulah Syariah. Dengan keunggulan-keunggulan sistem Dinar ini; seharusnya Dunia Islam yang memimpin perdagangan dunia ke depan. Apalagi sumber daya alam terbesar seperti minyak, panas bumi, gas, hutan dan lain sebagainya tersedia dengan cukup di Dunia Islam tersebut. Namun kalau harapan ini terlalu jauh, bila pendekatan top-down dari pemimpin-peminpin negara Islam untuk rakyatnya sulit diharapkan; maka umat Islam yang cerdas-pun dapat memulainya dengan pola bottom-up. Umat sendiri yang secara luas menyebarkan dan menggunakan sistem perdagangan berbasis Dinar yang adil, maka setelah itu pemerintah-pemerintah negeri muslim suka atau tidak suka akan mengikuti kemauan dan kepentingan rakyatnya. “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 27 of 73
  • 28. US Treasuries http://www.dinarislam.com/entrepreneurship/greenspan-guidotti-rule-harga-emas-dunia-peluang- meraih-kemerdekaan-kita.html Greenspan-Guidotti Rule: Harga Emas Dunia & Peluang Meraih Kemerdekaan Kita Posted on 02 December 2009. Ketika saya mulai menyempatkan diri untuk menulis di blog 2 tahun lalu, ada tulisan awal saya bertanggal 30 Desember 2007 yang berjudul Kehancuran Uang Kertas Mengikuti Deret Fibonacci. Karena pembaca saya saat itu belum sebanyak sekarang, dan orang belum melihat buktinya – maka tentu lebih banyak yang tidak percaya daripada yang percaya – saya tentu memaklumi hal ini. Kini hampir 2 tahun kemudian coba kita tengok kembali ke belakang. Ketika tulisan tersebut saya buat, harga Dinar masih Rp 1,096,900 dan harga emas dunia berada pada angka US$ 833.75; Menjelang 2 tahun harga Dinar kini sudah mencapai Rp 1,597,770,- dan harga emas dunia sudah berada pada angka US$ 1,215.70. Deret Fibonacci saya belum terbukti 100% memang, tetapi sudah sangat dekat – tinggal sejengkal langkah lagi – untuk terbukti. Ini mengerikan saya sendiri yang menulisnya karena berarti kehancuran uang kertas itu begitu dekatnya. Kalau uang kertas merepresentasikan peradaban jaman ini, mungkin ini salah satu tafsir Al-Qur’an berikut: “Maka bersabarlah kamu dengan sabar yang baik. Sesungguhnya mereka memandang siksaan itu jauh (mustahil). Sedangkan kami memandangnya dekat (pasti terjadi).” (QS. Al Ma’aarij (70): 5 – 7) Karena penasaran saya, kemudian saya berusaha mencari bukti ilmiah lain yang bisa menjelaskan ke masyarakat zaman ini tentang fenomena kehancuran uang kertas ini. “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 28 of 73
  • 29. Maka saya ambillah teori dari dedengkotnya uang kertas abad ini yaitu Alan Greenspan (dahulunya The Federal Reserve Chairman) dan Pablo Guidotti (dahulunya Deputi Minister of Finance – Argentina). Kedua orang ini kemudian menghasilkan apa yang disebut Greenspan-Guidotti Rule, saya singkat saja menjadi GGR untuk kemudahan penulisan berikutnya. Inti dari GGR ini sebenarnya sangat sederhana yaitu: “Suatu negara harus memiliki cadangan yang minimal setara dengan hutang external jangka pendek (jatuh tempo setahun atau kurang)”. Dengan kata lain rasio antara reserve (cadangan) dan hutang jangka pendek minimal 1; bila kurang dari ini maka negara dalam bahaya kebangkrutan ekonomi. Untuk contoh, lagi-lagi saya nggak mau menggunakan negeri sendiri takut ada yang marah. Maka saya ambil contoh negara yang sering secara misleading disebut sebagai adi kuasa atau super power – Amerika Serikat. Alasan lain saya pilih negara ini karena uangnya US$ selama ini dipakai untuk mengukur harga emas internasional. Bila GGR mensyaratkan rasio minimal 1 agar negara bebas dari ancaman kebangkrutan, maka seperti apa peluang AS untuk bangkrut dalam jangka pendek? Marilah kita lihat cadangan dan hutang jangka pendeknya. Untuk cadangan, saat ini AS memiliki: a) 8,133.5 ton emas senilai sekitar US$ 300 Milyar. b) Cadangan strategis berupa minyak 725 juta barrel senilai sekitar US$ 58 Milyar. c) Amerika juga memiliki cadangan dalam mata uang asing sebesar US$ 136 Milyar (data IMF). Total dari 3 cadangan utama ini hanya US$ 494 milyar, katakanlah ditambah lain-lain kita bulatkan saja jadi US$ 500 Milyar. Mari sekarang kita lihat hutang jangka pendeknya. Menurut US Treasury, Amerika saat ini harus me-refinance- sekitar US$ 2 trilyun hutang jangka pendek; ini diluar defisit anggaran belanjanya yang mencapai US$ 1.5 trilyun, atau Amerika membutuhkan US$ 3.5 trilyun dalam 12 bulan kedepan. Ambil yang US$ 2 trilyun hutang jangka pendeknya dahulu; kemudian kita lihat kemana mereka berhutang. Ternyata sejak tahun 1985 Amerika sudah menjadi negara yang hutangnya lebih besar ketimbang piutangnya ke negara lain (net debtor). Sekarang sekitar 44% dari US$ 2 trilyun hutang tersebut adalah hutang terhadap pihak luar. Artinya hutang Amerika jangka pendek yang harus segera dilunasi ke pihak di luar Amerika saja telah mencapai US$ 880 milyar, yang jauh lebih besar dari cadangan mereka yang hanya US$ 500 Milyar tersebut di atas. Dari sini saja jelas Amerika akan segera menjadi negara yang GAGAL berdasarkan Greenspan- Guidotti Rule. Mungkin Anda akan berpikir bahwa sebagai negara besar, Amerika pasti bisa mengatasi masalah ini. Tetapi nanti dulu, perlu diingat bahwa bukan hanya terhadap hutang jangka pendek terhadap pihak luar yang Amerika akan gagal – untuk membiayai total hutang yang US$ 2 trilyun dan defisit belanja yang US$ 1.5 trilyun atau total US$ 3.5 trilyun – sampai saat ini para ahli negeri itu juga belum ketemu solusi yang berkelanjutan (sustainable). Saving bangsa Amerika saat ini hanya di kisaran US$ 600 Milyar pertahun; jadi kalau seluruh saving ini untuk membiayai hutang dan kebutuhan jangka pendek-pun tidak akan memadai. Mereka masih kekurangan dana sekitar US$ 3 Trilyun atau sekitar 40% dari GDP mereka. Well, tentu mereka akhirnya punya solusi untuk ini – meskipun bukan solusi yang sustainable, apa solusi itu? Mencetak uang dari awang-awang – atau dalam bahasa awam mereka “printing money out of thin air”. Bahasa teknisnya bisa keren-keren seperti quantitative easing, debt monetizing, dlsb. Tetapi pertanyaannya sampai kapan “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 29 of 73
  • 30. mereka dapat melakukan ini? Kalau ada orang berhutang kepada Anda, setiap kali ditagih terus menunda atau malah minta hutangan baru – apakah akan Anda terus berikan? Inilah nampaknya yang mulai dilakukan China dan India dengan mengurangi ketergantungannya pada US$ dan mulai secara serius meningkatkan cadangan emasnya. Lantas apa hubungan ini semua dengan harga emas dunia? Sederhana saja, kalau harga emas sekarang senilai US$ 1,215.70; apa jadinya kalau US$ tidak lagi dipercaya orang dan nilainya terus menurun, tinggal 1/2, tinggal 1/4 (seperti yang kita alami tahun 97/98) dan seterusnya. Maka harga emas dunia bisa berlipat ganda melebihi kelipatan yang sebelumnya saya perhitungkan dalam Deret Fibonacci tersebut di atas. Fibonacci bisa keliru, demikian pula dengan Greenspan dan Guidotti. Tetapi kehancuran sistem ribawi sudah dipastikan di Al-Qur’an (QS. Al-Baqarah (2): 276) jadi 100% saya percayai kebenarannya. Lantas apa solusinya bagi kita sebagai bangsa dan pribadi? Lagi-lagi balik ke Al-Qur’an (QS. Yusuf (12): 47-48) yang kebenarannya pasti: “….Supaya kamu bertanam tujuh tahun (lamanya) secara sungguh-sungguh; maka apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan dibulirnya kecuali sedikit untuk kamu makan…”. Ini cara Qur’ani untuk mempersiapkan diri menghadapi paceklik panjang dimulai dari gempa financial dahsyat yang epicentrum-nya US$ tersebut di atas. Dalam skala bangsa, kita punya seluruh sumber alam yang kita butuhkan berupa laut, hutan, tambang, lahan-lahan yang subur… maka tidak cukupkah waktu 7 tahun ke depan untuk mengolahnya secara sungguh-sungguh dan mengelola penggunaannya secara efisien? Kalau ini dapat kita lakukan, maka insya Allah negeri ini akan dapat bener-bener merdeka – mumpung sistem yang penjajah kita akan segera kalah perang (ekonomi) – ingat tahun 45 kita diberi rahmat Allah berupa kemerdekaan (baru kemerdekaan fisik, belum kemerdekaan ekonomi, pemikiran, dlsb.) melalui kekalahan perang negeri penjajah kita waktu itu! Ok, bicara negara dan bangsa mungkin terlalu luas; bagaimana kalau kita mulai dari diri kita sendiri? Bagaimana kalau kita berusaha secara maksimal untuk bisa memakmurkan bumi tempat kita berpijak – sehingga dalam 7 tahun ke depan kita bisa benar-benar merdeka dari segala bentuk ketergantungan terhadap sesama manusia – menjadi semata-mata hanya mengabdi, menyembah dan bergantung hanya kepadaNya, Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu.” (QS. Al-Ikhlas (112):2). Insya Allah Bisa! Bagi yang ingin membuat langkah konkrit dalam hal ini, dapat bergabung dengan para peserta Pesantren Wirausaha – yang saat ini tengah mulai berjibaku untuk bisa belajar memakmurkan sejengkal bumi Allah yang diamanahkan ke kita di Jonggol-Bogor. Semoga Allah permudah kita dengan amal yang diridhoiNya. http://www.dinarislam.com/political-economy/bila-bric-membuat-uangnya-sendiri-bagaimana- dengan-kita.html Bila BRIC Membuat Uangnya Sendiri, Bagaimana Dengan Kita? Posted on28 February 2010 BRIC adalah sebutan untuk 4 negara berkembang dengan pertumbuhan ekonomi tertinggi di dunia yaitu Brasil, Rusia, India dan China. Pada pertengahan tahun lalu (Juni 2009) para pemimpin negara mereka bertemu di Yekaterinburg, wilayah pegunungan Ural – Rusia. Yang menarik sekali kita ikuti adalah agenda pertemuan mereka ini, yaitu membahas rencana penggantian mata uang US$ sebagai alat transaksi Global. Ke-4 negara tersebut juga bertekad untuk membentuk sistem “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 30 of 73
  • 31. finansial global baru, menggantikan sistem finansial yang selama ini dianut oleh seluruh negara-negara di dunia. Entah kapan uang dan sistem finansial baru versi BRIC ini bisa terwujud, namun pertemuan para pemimpin negara-negara BRIC tersebut sudah selayaknya menjadi pelajaran bagi negara-negara dengan penduduk mayoritas Muslim yang juga sering disebut MDC (Muslim Dominated Countries) ini. Pelajaran pertama adalah kenyataan bahwa mata uang US$ tidak akan selamanya bisa bertahan sebagai mata uang utama dunia, sehingga harus secara serius segera dipikirkan penggantinya – sampai melibatkan pertemuan tingkat tinggi antar pimpinan Negara. Bersamaan dengan penggantian mata uang ini, sistem finansial dunia yang selama ini IMF-minded juga selayaknya diganti. Pelajaran kedua adalah, kalau pemimpin-pemimpin dunia yang sama sekali tidak memiliki kesamaan ideologis satu sama lain saja bisa bertemu untuk mencari solusi bersama yang terkait dengan uang dan sistem finansial; sudah selayaknya pemimpin-pemimpin Dunia Islam lebih potensi lagi untuk bertemu mengatasi masalah uang dan sistem finansial ini. Gross Domestic Product (GDP) Para pemimpin-pemimpin Dunia Islam ini setidaknya memiliki kesamaan ideologis dan memiliki kesamaan tanggung jawab terhadap rakyatnya, yaitu membebaskan rakyatnya dari penindasan/penjajahan ekonomi yang antara lain termanifestasikan dalam bentuk penggunaan mata uang negara lain sebagai alat transaksi antar mereka. Bagi Dunia Islam pencarian mata uang pengganti US$ dan sistem keuangan ala IMF ini jauh lebih mudah ketimbang negara-negara di Eropa membentuk Euro atau negara- negara BRIC dalam melakukan pencarian mata uang barunya. Dunia Islam sudah memiliki Dinar yang telah dipakai lebih dari 1400 tahun, dan satu-satunya mata uang dunia yang bebas dari inflasi sepanjang sejarah. Dari sisi ukuran-pun kalau negara-negara dengan penduduk mayoritas muslim ini bergabung, skala ekonomi yang diukur dari total GDP-nya juga lumayan besar; lihat grafik-grafik di atas yang menujukkan total GDP dari MDC, untuk data tahun 2008 memang baru sekitar ½ total GDP dari BRIC, dan ¼ total GDP dari EU; tetapi potensinya tidak kalah besar dengan Negara-negara di EU maupun BRIC karena kekayaan alam yang melimpah di MDC ini. Kendalanya memang mungkin tidak mudah menyatukan visi 32 negara-negara MDC; tetapi lagi-lagi negara yang tidak memiliki kesamaan ideologis seperti 27 negara-negara yang tergabung dalam “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 31 of 73
  • 32. European Union (EU) saja bisa bersatu dalam masalah uang dan perdagangan; masa kita tidak dapat bersatu? Well, kalau toh pemimpin-pemimpin Dunia Islam ini belum memiliki visi untuk bersatu seperti yang dilakukan oleh pemimpin-pemimpin EU dan BRIC – tidak ada salahnya juga kita memulai sesuatu yang sudah bisa kita lakukan yang kelak insya Allah bisa menjadi alat pemersatu umat – setidaknya dalam masalah uang dan sistem keuangan ini. Inilah big picture dari sistem keuangan bebas Riba berbasis Dinar yang mulai kita rintis dalam beberapa tahun terakhir. Semoga Allah memudahkan jalan yang kita tempuh ini. Amin http://www.dinarislam.com/financial-plan/what-to-do-ketika-rupiah-perkasa.html What To Do Ketika Rupiah Perkasa? Posted on20 April 2010 Hari-hari ini Rupiah mencapai angka terkuat terhadap US$ sejak 3 tahun terakhir dengan nilai tukar di bawah Rp 9,000/US$. Rupiah memiliki nilai tukar di bawah Rp 9,000/US$ terakhir sebelumnya adalah pada bulan Juni 2007. Kekuatan Rupiah ini juga bisa dipantau secara lebih akurat melaui Rupiah Index (RIX) yang sudah saya perkenalkan di situs ini sejak Desember 2009 lalu. Bila pada saat saya perkenalkan RIX berada pada angka 56.28; angka RIX tersebut kini berada pada angka 62.97 – kenaikan yang luar biasa selama 5 bulan terakhir. Baguskah keperkasaan Rupiah ini bagi kita? Secara umum tentu bagus karena penghasilan kita yang rata-rata dalam Rupiah memiliki daya beli yang lebih baik. Apalagi mengingat berbagai kebutuhan kita seperti bahan pangan, susu, pakaian, komputer, mobil, dlsb; sebagiannya masih harus diimpor. Hanya saja Rupiah yang terlalu kuat bila berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama, dapat menurunkan daya saing produk-produk ekspor kita. Jadi para otoritas moneter dan perdagangan negeri ini kudu waspada – agar Rupiah tetap perkasa namun tidak sampai menurunkan kemampuan kita untuk menghasilkan devisa. Lantas apa yang perlu kita lakukan selagi Rupiah perkasa seperti sekarang ini? Untuk skala individu, inilah waktu yang baik untuk mengamankan jerih payah kita dalam bentuk benda riil seperti emas/Dinar, mesin-mesin produksi, stok barang “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 32 of 73
  • 33. dagangan, stok bibit ternak (yang sebagiannya sekarang masih impor) dan lain sebagainya. Gold / Total Reserves Untuk skala negara menurut saya inilah waktu terbaik untuk mengembalikan cadangan emas kita ke tingkat yang wajar – minimal setara dengan yang dimiliki oleh negara-negara lain. Kita tahu bahwa Indonesia pernah memiliki cadangan emas sekitar 249 ton tahun 1951; kini cadangan tersebut hanya sekitar 73 ton saja. Bahkan 4 tahun yang lalu kita menjual sekitar 24% cadangan emas kita untuk mempercepat pembayaran hutang ke IMF. Bila kita berhasil mengembalikan cadangan emas kita ke tingkat yang pernah kita miliki pada awal kemerdekaan tersebut; maka ini akan mengangkat persentase cadangan emas kita terhadap Total Reserves ke tingkat yang kurang lebih sama dengan rata-rata persentase cadangan emas negara lain terhadap Total Reserves-nya masing-masing. Peningkatan cadangan emas inilah yang dilakukan oleh negara-negara di benua Eropa sepanjang 10 tahun terakhir (sebelum krisis), sehingga persentase cadangan emas mereka terhadap Total Reserves-nya meningkat dari rata-rata 30% ke angka rata-rata 55%, seperti yang ditunjukkan oleh grafik di atas yang datanya saya ambil dari data Dewan Emas Dunia (World Gold Council). Dari grafik yang sama tersebut selama 10 tahun terakhir ini, Indonesia memiliki persentase cadangan emas terhadap Total Reserves yang kurang lebih hanya 1/3 dari yang dimiliki oleh negara-negara di dunia. Bila dibandingkan dengan persentase sejenis untuk negara-negara Eropa, maka persentase cadangan emas kita terhadap Total Reserves turun dari sekitar 1/10 dari yang dimiliki oleh rata-rata negara-negara di Eropa tersebut 10 tahun lalu, menjadi tinggal kurang lebih 1/18 -nya sekarang. Hal ini karena cadangan emas negara-negara di Eropa naik sedangkan kita malah turun (akhir 2006). Mengapa cadangan emas ini penting? Karena semakin besar cadangan emas kita terhadap Total Reserves, semakin stabil daya beli uang kita – semakin aman dari guncangan nilai mata uang seperti yang pernah kita alami secara berulang kali dalam 40 tahun terakhir. Bila hal ini dilakukan oleh negeri ini, insya Allah ini menjadi “hasil panenan yang dipertahankan di bulirnya” seperti yang dicontohkan oleh Nabi Yusuf A.S. dalam Al- Qur’an ketika menyiapkan rakyatnya untuk menghadapi paceklik panjang. Paceklik panjang di zaman modern ini bisa terjadi melalui hancurnya nilai mata uang seperti yang pernah kita alami tahun 1997/1998. Bila otoritas negeri ini tidak memandang perlu akan hal ini; maka kita secara pribadi-pun bisa melakukan langkah-langkah antisipatif ini – selagi Rupiah masih perkasa. “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 33 of 73
  • 34. http://www.dinarislam.com/financial-plan/paradox-us-rupiah-harga-emas.html Paradox US$, Rupiah & Harga Emas Posted on03 March 2010 Melalui beberapa tulisan saya sebelumnya, saya sudah mengungkapkan ‘keperkasaan’ uang kertas US$ maupun Rupiah yang terjadi dalam beberapa bulan terakhir. Rupiah misalnya saat artikel ini saya tulis berada pada nilai tukar Rp 9,257/US$ ; ini angka yang luar biasa ‘perkasa’ mengingat Rupiah sempat menyentuh angka Rp 12,000/US$ pada puncak krisis akhir 2008. Logikanya adalah apabila Rupiah lagi perkasa, bukankah barang-barang kebutuhan kita bisa kita beli dengan murah saat ini? Ternyata tidak seluruhnya demikian. Untuk barang-barang yang biasa kita beli dari luar seperti komputer, software, dlsb.; memang terasa penurunan harga barang-barang ini dalam Rupiah. Namun untuk barang-barang kebutuhan sehari-hari seperti beras, minyak goreng, gula, dlsb; ibu-ibu yang suka belanja lebih tahu – harga barang-barang kebutuhan seperti ini tidak mengenal turun. Bahkan khususnya beras, saat ini lagi dirasakan mahal-mahalnya oleh masyarakat kita. Mengapa demikian? Karena menguat atau melemahnya Rupiah bukan diukur dari daya beli riil terhadap kebutuhan kita sehari-hari; melainkan diukur relatif terhadap kekuatan mata uang lain. Padahal mata uang negara lain ini baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama tidak mencerminkan daya beli riilnya juga. Paradox kekuatan mata uang terhadap daya beli riilnya ini lebih mudah bila dilihat dengan harga barang yang bersifat baku. Lagi-lagi saya gunakan emas sebagai barang yang memiliki nilai daya beli baku karena sudah terbukti lebih dari 1400 tahun 4.25 gram emas (1 Dinar) cukup untuk membeli 1 ekor kambing. Perhatikan grafik di samping untuk melihat Paradox daya beli US$ ini secara visual. Anda bisa lihat pada umumnya harga emas turun ketika kekuatan US$ yang diukur dengan US$ Index naik, namun beberapa bulan terakhir meskipun US$ Index naik – harga emas dalam US$ juga tetap naik. Apa maknanya ini? Inilah tanda-tanda menurunnya daya beli secara keseluruhan dari sistem mata uang dunia. US$ yang sedang menunjukkan keperkasaannya saja, daya belinya secara significant menurun sampai lebih dari 50% dalam waktu kurang dari 5 tahun saja (tepatnya sejak januari 2006). Apalagi mata uang negara lain yang pada umumnya lemah! Trend inilah yang saya duga juga dipahami oleh petinggi IMF, sehingga merekapun mendorong bangsa-bangsa di dunia untuk siap-siap meninggalkan US$ – terlepas dibalik ini sangat bisa jadi mereka juga memiliki agenda lain untuk mengantisipasi kehancuran US$ ini. Lantas apa langkah antisipasi kita untuk terhindar dari depresiasi “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 34 of 73
  • 35. nilai terhadap hasil jerih payah kita berpuluh tahun? Usahakan simpanan jangka panjang Anda dalam bentuk benda-benda atau investasi yang memiliki aset riil seperti Emas/Dinar, kebun, barang dagangan, dlsb. http://www.dinarislam.com/dinar-prospecting/dinar-emas-di-antara-uang-kertas-yang-perkasa- yang-lunglai.html Dinar/Emas Di Antara Uang Kertas Yang Perkasa & Yang Lunglai Posted on16 February 2010 Meskipun hari-hari ini harga emas fisik di pasaran Indonesia di kisaran Rp 345 ribu/gram tidak bisa dibilang murah, sesungguhnya relatif terhadap harga emas dunia – kita lagi beruntung, harga emas dalam Rupiah lagi murah-murahnya bila dibandingkan dengan harga emas setahun yang lalu. Bila dalam setahun terakhir harga emas dunia dalam US$ mengalami kenaikan sekitar 19% dan dalam Euro mengalami kenaikan sekitar 11%; Dengan uang Rupiah kita yang lagi perkasa – harga emas atau Dinar dalam Rupiah turun 9%. Kinerja Rupiah yang tidak biasa, yang keperkasaannya melebihi mata uang kuat dunia ini di satu sisi menggembirakan karena tidak hanya kita bisa membeli emas atau Dinar dengan relatif murah; tetapi juga inflasi terhadap barang-barang impor yang mau nggak mau masih kita perlukan menjadi rendah. Saat ini adalah kesempatan yang baik bagi Anda yang mau ganti komputer misalnya, karena komputer juga lagi murah, dlsb. Di sisi lain kita juga perlu waspada karena bila situasi ini berlangsung dalam waktu yang lama, belum tentu menguntungkan negeri ini. Konsumsi barang impor akan meningkat sedangkan ekspor akan kurang dapat bersaing. Hal lain yang juga perlu diwaspadai adalah ketika Rupiah kembali ke jalurnya semula, yang cenderung berkinerja lebih lemah dari mata uang kuat lainnya di dunia – ada kemungkinan harga emas dalam Rupiah akan melonjak. “Notes on Indonesian Economic / Finance-Related Situations”, Page: 35 of 73