SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
PENCEGAHAN DAN
PENCEGAHAN DAN
PEMBERANTASAN PENYAKIT
PEMBERANTASAN PENYAKIT
REPRODUKSI PADA TERNAK
REPRODUKSI PADA TERNAK

OLEH:
BIDANG KESEHATAN HEWAN
Disanpaikan Pada Pelatihan Petugas Inseminator tahun 2013
Hotel Mataram Squer, 4 November 2013

DINAS PETERNAKAN DAN KESWAN PROVINSI NTB
SUMBAWA
SISTEM LAR/SO
(MINI RANCH)

BLUE PRINT
NTB BSS

PIN

SAPTA USAHA BSS
• Menyediakan Induk Sapi
• Menyediakan
kebutuhan pakan
• Mengembangkan sistem
Lar/So & KK
• Membasmi Penyakit
Sapi
• Merawat Kesehatan
Sapi
• Mengatur Tata Niaga
• Menyediakan Sarana &
Prasarana

LOMBOK

SISTEM KANDANG
KOLEKTIF

• Populasi Sapi Meningkat
• Pendapatan Meningkat
• Mutu Lingkungan Meningkat
STRATEGI PENINGKATAN
POPULASI DAN PRODUKTIVITAS
Peningkatan
induk Produktif
37%  45%

Pemerintah

Penurunan
pemotongan
Betina
produktif
20 %  10 %

Pengendalian
Export bibit
14 rb  6 rb ekor

Peternak
546.114 ekor (2008)
1.032.507 ekor (2013)

Pengusaha
Pengusaha

Penurunan
Kematian
Pedet
20 %  10 %

Basis Budidaya
Lar/So (84 lokasi),
Silvopastura
(7 lokasi)
Kandang Kolektif
(849 unit)

Memperpendek
Jarak beranak
17 bln  14 bln
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
REPRODUKSI : Proses perkembang biakan mahluk
hidup
Sejak bersatunya sel telur + sperma
Mahluk hidup baru (zygot)
bunting
Lahir

Tujuan:
Tujuan:
Efisiensi
Efisiensi
Reproduksi
Reproduksi

Hambatan:
Hambatan:
Gangguan
Gangguan
Reproduksi
Reproduksi

Kerugian:
Kerugian:
1. Biaya
1. Biaya
pemeliharaan
pemeliharaan
(pakan)
(pakan)
2. Produktifitas
2. Produktifitas
menurun
menurun
GANGGUAN REPRODUKSI
A. Cacat Anatomi Saluran Reproduksi:
1. Cacat Congenital
(Bawaan lahir)

2. Cacat Perolehan

- Hipoplasia Ovarium
- Agenesis Indung telur
(Indung telur tidak terbentuk)
- Freemartin (Abnormalitas kembar
jantan dan betina)
- Atresia Vulva (Pengecilan vulva)

- Ovarian Hemorhagie
- Salphingitis
GANGGUAN REPRODUKSI
B. Gangguan Fungsional:
(Organ Reproduksi tidak berfungsi dengan Baik)

*Sista

Ovarium
*Subestrus & Birahi tenang
*Anestrus
*Ovulasi tertunda

Gambar. Sista Ovarium
Anestrus
Anestrus

Anestrus Normal: produksi GnRH
Ovarium tidak respon terhadap
GnRH
Anestrus Karena Gangguan Hormon:
Kadar progesteron
Kurang GnRH
Anestrus Karena Genetik:
Hipoplasia Ovari/Agenesis Ovari
Anestrus karena Kekurangan Nutrisi:
Ovarium Tidak Aktif
GANGGUAN REPRODUKSI
C. Kesalahan Managemen:

1. Erat Hubungannya dengan faktor Pakan/Nutrisi
2. Tubuh kurang nutrisi dalam jangka waktu Yang lama
menyebabkan gangguan reproduksi antara lain:

-Produksi Hormon
-Birahi tenang
-Gagal konsepsi
-Kematian EMberio dini

Ovarium tidak Berkembang
GANGGUAN REPRODUKSI

D. Infeksi Organ Reproduksi:
- Endometritis (Radang Uterus)
1. Infeksi Non Spesifik

- Pyometra (Radang Uterus
Bernanah)
- Vaginitis (Radang Vagina)
GANGGUAN REPRODUKSI
D. Infeksi Organ Reproduksi:
2. Infeksi Spesifik

a. Bakterial: Brucellosis
Leptosperosis
Vibrosis
Tuberkulosis
b. Virus:

c. Protozoa : Trikomoniasis
Toxoplasma

IBR- IPV
BVD – MD
EBA

d. Jamur : Aspergillus Fumigatus
Mucorales
GANGGUAN REPRODUKSI

D. Infeksi Organ Reproduksi:

3. Masalah Reproduksi
Lainnya

- Prolaps Uteri (dobolen)
- Distokia
- Retensi Plasenta
- Maserasi Fetus
- Mumifikasi Fetus
- Hernia Uterina
PENANGGULANGAN GANGGUAN REPRODUKSI
Penyebab Gangguan Reproduksi
A. Cacat anatomi sal reproduksi
B. Gangguan fungsional (sebelum ternak bunting)
1. a. Cysta ovaria, T/ pgf2 ά jika hewan tidak bunting
b. Cystic folikel , T/ injeksi HCG/ LH
c. Cystic luteal, PGH IM, PRID/CIDR IU 12 hr
2. Sub estrus/ birahi tenang
Etiologi: Estrogen rendah, bila ada Cl dg pgf2 ά , GNRH
3. An estrus,
Terapi perbaikan pakan agar kondisi meningkat
Dirangsang aktifitas ovaria(GNRH)
PRID/ CIDR dan estrogen
4. Ovulasi tertunda
Etiologi: Rendahnya LH dalam darah
Gejala : Kawin berulang
Terapi : injeksi GNRH saat IB
C. Mis Manajemen: Kurang pakan, produktifitas rendah
D. Infeksi organ reproduksi
1. Infeksi non spesifik
A.Endometritis
Gejala leleren jernih/ purulen, uterus membesar,
menurunkan kesuburan CI dan S/C naik, sterilitas
Terapi: AB, pgf2 ά , irigasi antiseptik intra uterin
B. Pyometra
Gejalaa: leleran purulen, sapi an estrus,
Terapi: AB (Anti Biotik), pgf2 ά
C. Vaginitis
Gejala: leleran lendir keruh, hyperemi mukosa s/d
nekrosa, perejanan terus, septisemi
Terapi: Anastesi Epidural, koreksi operatik , AB (Anti
Biotik), sistemik
1. Bakteri : Brucella, leptospira, vibriosis,
tuberkulsis 
 Skrining tes (RBPT )
 Identifikasi mikroskopis
 Konformasi ke BBV
2. Viral : IBR,-IPV, BVD, EBA,
 Konformasi ke BBV
3. Protozoa; trikomoniasis, toxoplasma,
 Identifikasi mikroskopis
 Konformasi ke BBV
 Tr.foetus ( Tr.I )
 Tok gondii (aburtus)
1. Prolapsus uteri (Post P)
4. Maserasi fetus( Sewaktu Bt)
¤ reposisi
¤ pgf2 ά
¤ irigasi antiseptik
¤ dijual/ pertimbangan
¤ injeksi antibiotik
ekonomis
2. Distocia ( Sewaktu Bt)
5. Mumifikasi fetus( Sewaktu
¤ mutasi
Bt)
¤ tarik paksa
¤ pgf2 ά
¤ fetotomi
¤ stilbesterol
¤ seciocaesaria
6. Hernia Uteria
3. Retensi placenta( Post P)
¤ fixasi
¤ pelepasan manual
¤ seciocaesaria
¤ antibiotik
ANTISIPASI
GANGGUAN
REPRODUKSI
 Seleksi genetik
 Manajemen pakan untuk kesuburan
reproduksi
 Manajemen keswan untuk kebersihan
kandang & lingkungan
 Vaksinasi & pengobatan
 Penanganan yg baik → faktor predisposisi
1. Keterbatasan Alat, Obat dan Bahan
2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk
melakukan pencegahan dan penanganan
dini
3. Lemahnya koordinasi antar Pemerintah
Prov. , Kab/Kota dan Petugas Lapangan.

1. Pemenuhan kebutuhan akan Alat, Obat dan
Bahan.
2. Mengintensifkan penuluhan pada masyarakat
3. Meningkatkan koordinasi antar petugas
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN DAN SARAN
Gangguan reproduksi dapat diantisipasi dengan memperhatikan
beberapa faktor diantaranya :
1. Seleksi genetik.
2. Manajemen pakan yang baik sehingga mendukung kesuburan
saluran reproduksi.
3. Manajemen kesehatan yang baik meliputi kesehatan sapi,
program pengobatan dan vaksinasi , kebersihan kandang dan
lingkungan (sanitasi dan desinfeksi) sehingga dapat
meminimalisasi agen patogen (bakteri, virus, jamur, protozoa)
yang dapat mengaggu kesehatan sapi.
4. Penanganan masalah reproduksi dengan prosedur yang baik
dan benar sehingga mengurangi kejadian trauma fisik yang
akan menjadi factor predisposisi gangguan reproduksi
PENYAKIT REPRODUKSI TERNAK

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Tata Naipospos
 
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Tata Naipospos
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
ariindrawati2
 
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
Tata Naipospos
 
Inseminasi buatan pada sapi
Inseminasi buatan pada sapiInseminasi buatan pada sapi
Inseminasi buatan pada sapi
udayana
 
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Tata Naipospos
 
Resistensi Antimikroba pada Peternakan Unggas dan Ancamannya Terhadap Kesehat...
Resistensi Antimikroba pada Peternakan Unggas dan Ancamannya Terhadap Kesehat...Resistensi Antimikroba pada Peternakan Unggas dan Ancamannya Terhadap Kesehat...
Resistensi Antimikroba pada Peternakan Unggas dan Ancamannya Terhadap Kesehat...
Tata Naipospos
 
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
Tata Naipospos
 
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamukMorfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
riski albughari
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
kutarni
 

La actualidad más candente (20)

Entomologi kedokteran
Entomologi kedokteranEntomologi kedokteran
Entomologi kedokteran
 
IDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUKIDENTIFIKASI NYAMUK
IDENTIFIKASI NYAMUK
 
Mengenal apa itu Zoonosis
Mengenal apa itu Zoonosis Mengenal apa itu Zoonosis
Mengenal apa itu Zoonosis
 
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
Epidemiologi, Vaksin dan Vaksinasi PMK - Direktorat Kesehatan Hewan, 8-9 Agus...
 
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
Peran Veteriner Dalam Pengendalian Zoonosis Berbasis One Health - Sekolah Keb...
 
Ayam unggul balitbangtan dan perbibitan 31 juli 2018
Ayam  unggul balitbangtan dan  perbibitan 31 juli 2018Ayam  unggul balitbangtan dan  perbibitan 31 juli 2018
Ayam unggul balitbangtan dan perbibitan 31 juli 2018
 
Handling (penanganan) Domba kel. 7
Handling (penanganan) Domba kel. 7Handling (penanganan) Domba kel. 7
Handling (penanganan) Domba kel. 7
 
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosinTeknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
Teknik pembuatan preparat histologi dengan pewarnaan hematoksilin eosin
 
Biosecurity breeding
Biosecurity breedingBiosecurity breeding
Biosecurity breeding
 
Parasitologi
ParasitologiParasitologi
Parasitologi
 
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
One Health Roadmap Eliminasi Rabies 2030 - Kemenko PMK-Pandemic Preparedness ...
 
Inseminasi buatan pada sapi
Inseminasi buatan pada sapiInseminasi buatan pada sapi
Inseminasi buatan pada sapi
 
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
Kompetensi Biosekuriti dan Kompartemen Bebas Penyakit di Balai Pembibitan Ter...
 
Resistensi Antimikroba pada Peternakan Unggas dan Ancamannya Terhadap Kesehat...
Resistensi Antimikroba pada Peternakan Unggas dan Ancamannya Terhadap Kesehat...Resistensi Antimikroba pada Peternakan Unggas dan Ancamannya Terhadap Kesehat...
Resistensi Antimikroba pada Peternakan Unggas dan Ancamannya Terhadap Kesehat...
 
Dasar Dasar Kesehatan Ternak
Dasar Dasar Kesehatan TernakDasar Dasar Kesehatan Ternak
Dasar Dasar Kesehatan Ternak
 
Inseminasi Buatan
Inseminasi BuatanInseminasi Buatan
Inseminasi Buatan
 
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
Implementasi Standar Kesehatan Hewan Akuatik OIE - BUSKPIM, KKP, 12 Juni 2014
 
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamukMorfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
Morfologi, daur hidup, perilaku nyamuk
 
Lap. parasitologi ii nyamuk
Lap. parasitologi ii nyamukLap. parasitologi ii nyamuk
Lap. parasitologi ii nyamuk
 
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
27705 sni 3141.1-2011-susu-segar-bag.1-sapi
 

Destacado

Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksiGangguan reproduksi
Gangguan reproduksi
Mukti Ali
 
Kegagalan reproduksi hewan jantan
Kegagalan reproduksi hewan jantanKegagalan reproduksi hewan jantan
Kegagalan reproduksi hewan jantan
Silil Inayrus
 

Destacado (16)

Eb Bunting Lahir 65
Eb Bunting Lahir 65Eb Bunting Lahir 65
Eb Bunting Lahir 65
 
Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2
 
Macam Penyakit Pada Ternak Unggas
Macam Penyakit Pada Ternak UnggasMacam Penyakit Pada Ternak Unggas
Macam Penyakit Pada Ternak Unggas
 
Gangguan reproduksi
Gangguan reproduksiGangguan reproduksi
Gangguan reproduksi
 
Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015
Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015
Penyakit Penyakit pada Ternak di Indonesia 2015
 
Buku penyakit ternak
Buku penyakit ternakBuku penyakit ternak
Buku penyakit ternak
 
Kegagalan reproduksi hewan jantan
Kegagalan reproduksi hewan jantanKegagalan reproduksi hewan jantan
Kegagalan reproduksi hewan jantan
 
Siklus reproduksi
Siklus reproduksiSiklus reproduksi
Siklus reproduksi
 
Ketersediaan pangan kelompok 2
Ketersediaan pangan kelompok 2Ketersediaan pangan kelompok 2
Ketersediaan pangan kelompok 2
 
Ilmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggasIlmu penyakit unggas
Ilmu penyakit unggas
 
ILMU REPRODUKSI TERNAK
ILMU REPRODUKSI TERNAK ILMU REPRODUKSI TERNAK
ILMU REPRODUKSI TERNAK
 
Hormon hormon reproduksi 2010
Hormon hormon reproduksi 2010Hormon hormon reproduksi 2010
Hormon hormon reproduksi 2010
 
Teknologi Reproduksi Hewan
Teknologi Reproduksi HewanTeknologi Reproduksi Hewan
Teknologi Reproduksi Hewan
 
Reproduksi Hewan 2
Reproduksi Hewan 2Reproduksi Hewan 2
Reproduksi Hewan 2
 
Reproduksi Hewan 1
Reproduksi Hewan 1Reproduksi Hewan 1
Reproduksi Hewan 1
 
Anatomi hewan
Anatomi hewanAnatomi hewan
Anatomi hewan
 

Similar a PENYAKIT REPRODUKSI TERNAK

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).pptx
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).pptxProgram Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).pptx
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).pptx
ssuser4a05cf
 
Bioteknologi kelas 3
Bioteknologi kelas 3Bioteknologi kelas 3
Bioteknologi kelas 3
Widuri Aja
 
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPT
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPTKehamilan dengan HIV/AIDS PPT
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPT
qurratuakyun
 
Pengantar MK Biologi Terapan.pptx
Pengantar MK Biologi Terapan.pptxPengantar MK Biologi Terapan.pptx
Pengantar MK Biologi Terapan.pptx
SatrianiTanti
 

Similar a PENYAKIT REPRODUKSI TERNAK (20)

Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).pptx
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).pptxProgram Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).pptx
Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K).pptx
 
Manajemen Kesehatan Hewan untuk Paramedik Veteriner.ppt
Manajemen Kesehatan Hewan untuk Paramedik Veteriner.pptManajemen Kesehatan Hewan untuk Paramedik Veteriner.ppt
Manajemen Kesehatan Hewan untuk Paramedik Veteriner.ppt
 
Kuliah pendahuluan bioo teknologi pertanian
Kuliah pendahuluan bioo teknologi pertanianKuliah pendahuluan bioo teknologi pertanian
Kuliah pendahuluan bioo teknologi pertanian
 
Sistem reproduksi
Sistem reproduksiSistem reproduksi
Sistem reproduksi
 
Epidemiologi
Epidemiologi Epidemiologi
Epidemiologi
 
Kompetensi Bidan
Kompetensi BidanKompetensi Bidan
Kompetensi Bidan
 
Bulai.pdf
Bulai.pdfBulai.pdf
Bulai.pdf
 
Nota ringkas tingkatan 5 kbsm by cg hazlina binti hashim
Nota ringkas tingkatan 5 kbsm by cg hazlina binti hashimNota ringkas tingkatan 5 kbsm by cg hazlina binti hashim
Nota ringkas tingkatan 5 kbsm by cg hazlina binti hashim
 
Bioteknologi kelas 3
Bioteknologi kelas 3Bioteknologi kelas 3
Bioteknologi kelas 3
 
Peran mikrobiota pada berbagai tingkat usia
Peran mikrobiota pada berbagai tingkat usiaPeran mikrobiota pada berbagai tingkat usia
Peran mikrobiota pada berbagai tingkat usia
 
Sosialisasi imun masyarakat
Sosialisasi imun masyarakatSosialisasi imun masyarakat
Sosialisasi imun masyarakat
 
11. BIOTEKNOLOGI KU.pptx
11. BIOTEKNOLOGI KU.pptx11. BIOTEKNOLOGI KU.pptx
11. BIOTEKNOLOGI KU.pptx
 
a3bfc3eabaa55ad0b529b8cfa81831d1.pptx
a3bfc3eabaa55ad0b529b8cfa81831d1.pptxa3bfc3eabaa55ad0b529b8cfa81831d1.pptx
a3bfc3eabaa55ad0b529b8cfa81831d1.pptx
 
Dr. ade - situasi pelayanan kebidanan di indonesia-rev1
Dr. ade  - situasi pelayanan kebidanan di indonesia-rev1Dr. ade  - situasi pelayanan kebidanan di indonesia-rev1
Dr. ade - situasi pelayanan kebidanan di indonesia-rev1
 
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPT
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPTKehamilan dengan HIV/AIDS PPT
Kehamilan dengan HIV/AIDS PPT
 
PPT KIE Pranikah Puskesmas Koto Panjang Ikua Koto
PPT KIE Pranikah Puskesmas Koto Panjang Ikua KotoPPT KIE Pranikah Puskesmas Koto Panjang Ikua Koto
PPT KIE Pranikah Puskesmas Koto Panjang Ikua Koto
 
Pengantar MK Biologi Terapan.pptx
Pengantar MK Biologi Terapan.pptxPengantar MK Biologi Terapan.pptx
Pengantar MK Biologi Terapan.pptx
 
PPT PERANAN BIOLOGI DALAM KEHIDUPAN X SMA/MA.pptx
PPT PERANAN BIOLOGI DALAM KEHIDUPAN X SMA/MA.pptxPPT PERANAN BIOLOGI DALAM KEHIDUPAN X SMA/MA.pptx
PPT PERANAN BIOLOGI DALAM KEHIDUPAN X SMA/MA.pptx
 
Kerusakan Pangan
Kerusakan  PanganKerusakan  Pangan
Kerusakan Pangan
 
Bioteknologi
BioteknologiBioteknologi
Bioteknologi
 

Último

bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
AtiAnggiSupriyati
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 

Último (20)

RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
algoritma dan pemrograman komputer, tugas kelas 10
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.pptStoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
Stoikiometri kelas 10 kurikulum Merdeka.ppt
 
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.pptLingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
Lingkungan bawah airLingkungan bawah air.ppt
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdfModul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
Modul Ajar Bahasa Inggris - HOME SWEET HOME (Chapter 3) - Fase D.pdf
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 

PENYAKIT REPRODUKSI TERNAK

  • 1. PENCEGAHAN DAN PENCEGAHAN DAN PEMBERANTASAN PENYAKIT PEMBERANTASAN PENYAKIT REPRODUKSI PADA TERNAK REPRODUKSI PADA TERNAK OLEH: BIDANG KESEHATAN HEWAN Disanpaikan Pada Pelatihan Petugas Inseminator tahun 2013 Hotel Mataram Squer, 4 November 2013 DINAS PETERNAKAN DAN KESWAN PROVINSI NTB
  • 2. SUMBAWA SISTEM LAR/SO (MINI RANCH) BLUE PRINT NTB BSS PIN SAPTA USAHA BSS • Menyediakan Induk Sapi • Menyediakan kebutuhan pakan • Mengembangkan sistem Lar/So & KK • Membasmi Penyakit Sapi • Merawat Kesehatan Sapi • Mengatur Tata Niaga • Menyediakan Sarana & Prasarana LOMBOK SISTEM KANDANG KOLEKTIF • Populasi Sapi Meningkat • Pendapatan Meningkat • Mutu Lingkungan Meningkat
  • 3. STRATEGI PENINGKATAN POPULASI DAN PRODUKTIVITAS Peningkatan induk Produktif 37%  45% Pemerintah Penurunan pemotongan Betina produktif 20 %  10 % Pengendalian Export bibit 14 rb  6 rb ekor Peternak 546.114 ekor (2008) 1.032.507 ekor (2013) Pengusaha Pengusaha Penurunan Kematian Pedet 20 %  10 % Basis Budidaya Lar/So (84 lokasi), Silvopastura (7 lokasi) Kandang Kolektif (849 unit) Memperpendek Jarak beranak 17 bln  14 bln
  • 4. PENDAHULUAN PENDAHULUAN REPRODUKSI : Proses perkembang biakan mahluk hidup Sejak bersatunya sel telur + sperma Mahluk hidup baru (zygot) bunting Lahir Tujuan: Tujuan: Efisiensi Efisiensi Reproduksi Reproduksi Hambatan: Hambatan: Gangguan Gangguan Reproduksi Reproduksi Kerugian: Kerugian: 1. Biaya 1. Biaya pemeliharaan pemeliharaan (pakan) (pakan) 2. Produktifitas 2. Produktifitas menurun menurun
  • 5. GANGGUAN REPRODUKSI A. Cacat Anatomi Saluran Reproduksi: 1. Cacat Congenital (Bawaan lahir) 2. Cacat Perolehan - Hipoplasia Ovarium - Agenesis Indung telur (Indung telur tidak terbentuk) - Freemartin (Abnormalitas kembar jantan dan betina) - Atresia Vulva (Pengecilan vulva) - Ovarian Hemorhagie - Salphingitis
  • 6. GANGGUAN REPRODUKSI B. Gangguan Fungsional: (Organ Reproduksi tidak berfungsi dengan Baik) *Sista Ovarium *Subestrus & Birahi tenang *Anestrus *Ovulasi tertunda Gambar. Sista Ovarium
  • 7. Anestrus Anestrus Anestrus Normal: produksi GnRH Ovarium tidak respon terhadap GnRH Anestrus Karena Gangguan Hormon: Kadar progesteron Kurang GnRH Anestrus Karena Genetik: Hipoplasia Ovari/Agenesis Ovari Anestrus karena Kekurangan Nutrisi: Ovarium Tidak Aktif
  • 8. GANGGUAN REPRODUKSI C. Kesalahan Managemen: 1. Erat Hubungannya dengan faktor Pakan/Nutrisi 2. Tubuh kurang nutrisi dalam jangka waktu Yang lama menyebabkan gangguan reproduksi antara lain: -Produksi Hormon -Birahi tenang -Gagal konsepsi -Kematian EMberio dini Ovarium tidak Berkembang
  • 9. GANGGUAN REPRODUKSI D. Infeksi Organ Reproduksi: - Endometritis (Radang Uterus) 1. Infeksi Non Spesifik - Pyometra (Radang Uterus Bernanah) - Vaginitis (Radang Vagina)
  • 10. GANGGUAN REPRODUKSI D. Infeksi Organ Reproduksi: 2. Infeksi Spesifik a. Bakterial: Brucellosis Leptosperosis Vibrosis Tuberkulosis b. Virus: c. Protozoa : Trikomoniasis Toxoplasma IBR- IPV BVD – MD EBA d. Jamur : Aspergillus Fumigatus Mucorales
  • 11. GANGGUAN REPRODUKSI D. Infeksi Organ Reproduksi: 3. Masalah Reproduksi Lainnya - Prolaps Uteri (dobolen) - Distokia - Retensi Plasenta - Maserasi Fetus - Mumifikasi Fetus - Hernia Uterina
  • 12. PENANGGULANGAN GANGGUAN REPRODUKSI Penyebab Gangguan Reproduksi A. Cacat anatomi sal reproduksi B. Gangguan fungsional (sebelum ternak bunting) 1. a. Cysta ovaria, T/ pgf2 ά jika hewan tidak bunting b. Cystic folikel , T/ injeksi HCG/ LH c. Cystic luteal, PGH IM, PRID/CIDR IU 12 hr 2. Sub estrus/ birahi tenang Etiologi: Estrogen rendah, bila ada Cl dg pgf2 ά , GNRH 3. An estrus, Terapi perbaikan pakan agar kondisi meningkat Dirangsang aktifitas ovaria(GNRH) PRID/ CIDR dan estrogen 4. Ovulasi tertunda Etiologi: Rendahnya LH dalam darah Gejala : Kawin berulang Terapi : injeksi GNRH saat IB
  • 13. C. Mis Manajemen: Kurang pakan, produktifitas rendah D. Infeksi organ reproduksi 1. Infeksi non spesifik A.Endometritis Gejala leleren jernih/ purulen, uterus membesar, menurunkan kesuburan CI dan S/C naik, sterilitas Terapi: AB, pgf2 ά , irigasi antiseptik intra uterin B. Pyometra Gejalaa: leleran purulen, sapi an estrus, Terapi: AB (Anti Biotik), pgf2 ά C. Vaginitis Gejala: leleran lendir keruh, hyperemi mukosa s/d nekrosa, perejanan terus, septisemi Terapi: Anastesi Epidural, koreksi operatik , AB (Anti Biotik), sistemik
  • 14. 1. Bakteri : Brucella, leptospira, vibriosis, tuberkulsis   Skrining tes (RBPT )  Identifikasi mikroskopis  Konformasi ke BBV 2. Viral : IBR,-IPV, BVD, EBA,  Konformasi ke BBV 3. Protozoa; trikomoniasis, toxoplasma,  Identifikasi mikroskopis  Konformasi ke BBV  Tr.foetus ( Tr.I )  Tok gondii (aburtus)
  • 15. 1. Prolapsus uteri (Post P) 4. Maserasi fetus( Sewaktu Bt) ¤ reposisi ¤ pgf2 ά ¤ irigasi antiseptik ¤ dijual/ pertimbangan ¤ injeksi antibiotik ekonomis 2. Distocia ( Sewaktu Bt) 5. Mumifikasi fetus( Sewaktu ¤ mutasi Bt) ¤ tarik paksa ¤ pgf2 ά ¤ fetotomi ¤ stilbesterol ¤ seciocaesaria 6. Hernia Uteria 3. Retensi placenta( Post P) ¤ fixasi ¤ pelepasan manual ¤ seciocaesaria ¤ antibiotik
  • 16. ANTISIPASI GANGGUAN REPRODUKSI  Seleksi genetik  Manajemen pakan untuk kesuburan reproduksi  Manajemen keswan untuk kebersihan kandang & lingkungan  Vaksinasi & pengobatan  Penanganan yg baik → faktor predisposisi
  • 17. 1. Keterbatasan Alat, Obat dan Bahan 2. Kurangnya kesadaran masyarakat untuk melakukan pencegahan dan penanganan dini 3. Lemahnya koordinasi antar Pemerintah Prov. , Kab/Kota dan Petugas Lapangan. 1. Pemenuhan kebutuhan akan Alat, Obat dan Bahan. 2. Mengintensifkan penuluhan pada masyarakat 3. Meningkatkan koordinasi antar petugas
  • 18. KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN DAN SARAN Gangguan reproduksi dapat diantisipasi dengan memperhatikan beberapa faktor diantaranya : 1. Seleksi genetik. 2. Manajemen pakan yang baik sehingga mendukung kesuburan saluran reproduksi. 3. Manajemen kesehatan yang baik meliputi kesehatan sapi, program pengobatan dan vaksinasi , kebersihan kandang dan lingkungan (sanitasi dan desinfeksi) sehingga dapat meminimalisasi agen patogen (bakteri, virus, jamur, protozoa) yang dapat mengaggu kesehatan sapi. 4. Penanganan masalah reproduksi dengan prosedur yang baik dan benar sehingga mengurangi kejadian trauma fisik yang akan menjadi factor predisposisi gangguan reproduksi