SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 26
INFERTILITAS
OLEH
DR.dr.H.ASHAR KIMAN,SpOG
DFM,PIA.
BAG. OBGYN
FAK.KEDOKTERAN UNBRAH
PADANG 2013
,
• Sterilitas adalah seseorang yang mutlak tidak
mungkin mendapatkan keturunan. Mis, pada
wanita dg Aplasia genitalis atau pada pria tanpa
testis.
• Fertilitas ialah kemampuan seorang istri untuk
menjadi Hamil & Melahirkan anak hidup oleh
suami yg mampu meng-hamilkannya. Umur lebih
35 tahun fertiltas menurun.
• Infertilitas menyatakan kesuburan yang
berkurang
• Suatu pasangan disebut Infertil kalau sang Isteri
tidak Hamil dalam waktu 1 (satu ) tahun
• Setelah kawin tanpa mempraktekkan kontrasepsi
( disengaja ).
Jalan keluar bantuan Teknologi:
tertolong 50 % spt Bayi tabung, Inseminasi
buatan donor ,atau membesarkan janin di
Rahim Wanita lain
Atau menempuh jalan
meng Adopsi anak, Poligami ,Bercerai
Menurut Guttmacher :
Wanita diantara umur:
16-20 th : 4,5 % infertile
35-40 th : 31,3 % infertile
>40 th : 70,0 % infertile.
• Sebab infertilitas :
1. Infertilitas disengaja.
a.  oleh suami ;
• coitus interruptus.
• Condom.
• Sterilisasi. (vasektomi ).
b. oleh isteri ;
• irigasi air garam jenuh.
• Istibra berkala.
• Kimiawi pakai salep atau tablet.
• Mekanis pessarium occlusivum.
• I U D.
• Oral pill.
• Injectables.
• Sterilisasi.
2. Infertilitas tidak disengaja .
a. sebab2 pd suami : 35 % - 40 %
• gangguan spermatogenesis al : aspermia,
hypospermia,necro spermia. ini ditemui pada
penyakit testis,kelainan endokrin
• kelainan mekanis sehingga sperma tidak
dapat dikeluarkan ke dalam puncak vagina
seperti: impotensi, ejaculatio praecox,
penutupan ductus deferens, hypospadia,
phymosis.
• b. Sebab2 pd isteri : 40-50 % Sedang
10 – 20 % sebabnya tdk jelas.
– gangguan ovulasi mis kelainan ovarium
atau gangguan hormonal.
– Kelainan mekanis yg menghalangi
pembuahan spt :
- Kelainan tuba.
- Endometriosis.
- Stenosis canalis cervicalis atau
hymen.
- Fluor albus.
PEMERIKSAAN YANG UTAMA .
Pemeriksaan Ovulasi.
Pemeriksaan sperma.
Pemeriksaan lendir servix.
Pemeriksaan tuba.
Pemeriksaan endometrium.
1. PEMERIKSAAN OVULASI.
Terjadinya ovulasi dpt diketahui ;
- Pencatatan suhu basal dlm suatu curve :
kalau siklus ovulatoar , maka suhu basal
bersifat bifasis’.Sesudah ovulasi suhu basal
naik ini disebabkan pengaruh Prpgesteron.
- Pemeriksaan vaginal smear: pembentukan
progesterone menimbulkan perubahan2
sel2 superfisial.
- Pemeriksaan lendir servix ; adanya
Progesteron menimbulkan perubahan sifat
lendir cervix menjadi lebih kental.
Gambaran FERN ( daun pakis ) yang
terlihat pada lendir yang telah dikeringkan hilang
- Pemeriksaan endometrium ; kuretase pd hari I
haid atau pd fase premenstrual menghasilkan
endometrium dlm stadium Sekresi dg gambaran
histologis KHAS.
Sebab Sebab gangguan Ovulasi.
1. Faktor S S P : tumor, dysfungsi
hypothalamus. Factor psikogen, dysfungsi
hypfise
2. Faktor Intermidiate : gizi, peny kronis, peny
metabolis.
3. Factor ovarial ; tumor, dysfungsi, Turner
Syndrom
PENGOBATAN .
Tergantung etiologi dpt spt ; Diet, Hor Thyroid,
Operasi
Kalau terdpt dysfungsi hypofise dpt
diusahakan :
A. Rebound phenomen mis dg oral pills. Al;
aethynyloestradiol 3 X 0,02 mg selama 21 hari
dan utk 3 kuur.
B. Subsitusi terapi; - pemberian FSH dan LH
Chorionic gonadotrofin ( LH )
C. Merangsang hypofise utk membuat FSH dan
LH dg pemberian Clomiphen.
Teori nya:
1. Clomiphen merupakan estrogen inhibitor shg
menambah produksi Gonadotropin.
2. Clomiphen merangsang hypothalamus shg
dikeluarkan FSH & LH Releasing factors.
3. Clomiphen mempunyai efek langsung pd ovarium.
Dosis ; 50 mg sehari selama 5 hari mulai pd hari
kelima dari siklus.
2. PEMERIKSAAN SPERMA
Sperma dinilai dengan pemeriksaan atas : Jumlah – Bentuk –
Pergerakkan Sperma.
Pemeriksaan sebaiknya:3 hari tidak melakukan coitus,
1 jam setelah bahan keluar/diambil.
Sifat Eyaculat normal: - Volume : 2-5 cc
- Jlh spermatozoa : 100-120 / cc.
- Pergerakkan : 60 % dari
spermatozoa masih bergerak post 4
jam setelah dikeluarkan.
- Bentuk Abnormal : 25 %.
Pria yg Fertil Spermatozoanya : 60 juta per cc atau
lebih.
Subfertil Spermatozoanya : 20 – 60 juta per cc
Steril Spermatozoanya : 20 juta per cc atau
kurang.
 
1.SEBAB2 KEMANDULAN PD PRIA :
Gizi
Kelainan peny metabolis.
Keracunan’
Dysfungsi Hypofise.
Kelainan trac Genitalis ( vas deferens, testis pd
Klinefelter Syndrom )
.
PEMERIKSAAN LANJUT :
17 Ketosteroid, Gonadotrofin Urine, Biopsi Testis.
TERAPI
1.Umum: hygene, kurangi merokok & minum alcohol,
istirahat, hilangkan stress, Obati peny2 kronis & metabolis.
2.Hormonal:
a.Testosteron berguna merangsang kel acesoir alat kelamin
pria( diharapkan rebound phenomen ).
b. Gestyltesto ialah kombinasi gestyl yg bersifat
gonadotrofin &Testosteron.
c. Humegon ( Human Menopausal Gonadotropin ) yg
khasiatnya spt FSH mis diberikan 200 U, 2 x seminggu
selama 6 minggu.
3. Operatif ; Memperbaiki penutupan ductus deferens.
4. Cara lain ;Centrifuge Sperma
3. PEM LENDIR CERVIX .
Keadaan dan sifat Lendir Cervix sangat
mempengaruhi keadaan Spermatozoa.
a. Kentalnya lendir Cervix ; mis lendir cervix cair lebih
mudah dilalui Sperma.
Pd stadium proliferasi lendir cervix agak cair akibat
pengaruh Estrogen
Pd stadium sekresi lendir cervix lebih kental.akibat
pengaruh Progesteron
b. pH lendir cervix , sifat alkalis pH 9 spermatozoa dpt
hidup agak lama
Ingat pada Cervisitis suasana akan menjadi Asam
c. Enzym proteolytik spt trypsin & chemotrypsin
mempengaruhi viscositas lendir cervix
d. Immunoglobulin dlm lendir cervix dpt
menimbulkan aglutinasi dari spermatozoa.
e. Kuman2 dlm lendir cervix dpt membunuh
spermatozoa.
Cara Pemeriksaan Lendir Cervix:
-SIMS HUHNER TEST
-KURZROK MILLER TEST
Ad.1 Sims Huhner Test :
Saat periksa yaitu post coitus sekitar ovulasi.
Hasil baik kalau terdapat 5 spermatozoa motil per high
powerfield.
Sims Huhner baik menandakan :
a. Teknik coitus baik.
b. Lendir cervix normal.
c. Estrogen Ovarial cukup.
d. Sperma cukup baik.
Ad. 2 Kurzrok Miller Test :
Saat periksa pertengahan siklus,bila hasil
Sims Huhner Test kurang baik.
Cara 1 tetes lendir cervix diletakkan
berdampingan dg tetes sperma pd obyek glas
,
Hasil dilihat apa ada penetrasi spermatozoa,
bila TDK ADA maka Lendir Cervix Kurang.
baik.
Therapy; Hor Estrogen atau Antibiotika
4. PEMERIKSAAN TUBA.
Untuk mengetahui keadaan tuba dpt
dilakukan
a. Pertubasi ( Insuflasi ) sering disebut
Rubin Test.
b. Hysterosalpingografi.
c. Kuldoskopi.
Ad. a. PERTUBASI ( INSUFLASI ) SECARA RUBIN
TEST
Guna untuk mengetahui Utuh atau Tidak Tuba.
Caranya CO 2 dimasukkan kedalam cavum uteri
dan tuba maka gas akan keluar dari ujung tuba.
Hasil diketahui dg stetoskop ada bunyi khas &
pasien merasa nyeri di bahu.
Kalau di Rontgent terlihat gel udara dibawah
diapragma.
Bila memakai Kymogram dilihat hasil:
-. Tuba Paten kalau tek tdk melewati 180 mm
Hg.
-. Tuba penutupan partiel ; tek mencapai 180 –
200 mmHg
-. Tuba ada Obstruksi ; bila tek melebihi 200 mm
Hg.
-. Peristaltik tuba terlihat gelombang dg amplitudo
10 – 30 mm Hg
Ad.b. HYSTEROSALPINGOGRAFI.
Guna untuk mengetahui :
- bentuk cavum uteri.
- bentuk liang tuba, bila ada sumbatan, maka
Tempat Sumbatan tampak jelas
Cara :
- suntikan cairan Contras mis ; Lipiodol, Urografin,
atau Pyelocyl. bahan yang baik adalah yg larut air ,
karena yg larut lemak bisa menyebabkan emboli
dan granuloma tuba.
Ad. c KULDOSKOPI:
 
Cara melihat langsung tuba dan ovarium.
 
 
Ad. d. LAPARASKOPI:
 
Melihat Genitalia Interna  dan sektarnya.
 
a.5. PEMERIKSAAN ENDOMETRIUM
 
Cara : Dilakukan Mikrokuret  pd hari I haid, atau pd 
stadium Premenstrual.
Hasil :Endometrium normal terlihat gbr histologik Khas  
untuk stadium Sekresi.
Kalau tidak ditemukan stadium sekresi maka:
a. Endometrium tidak bereaksi terhadap progesterone.
b. Produksi Progesteron berkurang.
 
Therapy :  - Progesteron
                 - Bila ada tanda2 infeksi beri Antibiotika.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Abortus
AbortusAbortus
Abortus
afisya
 
Penyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasentaPenyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasenta
Nova Ci Necis
 

La actualidad más candente (20)

Infertilitas
InfertilitasInfertilitas
Infertilitas
 
Prinsip Induksi Ovulasi
Prinsip Induksi OvulasiPrinsip Induksi Ovulasi
Prinsip Induksi Ovulasi
 
Infertilitas new
Infertilitas newInfertilitas new
Infertilitas new
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
GMO - Bayi tabung
GMO - Bayi tabungGMO - Bayi tabung
GMO - Bayi tabung
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Penyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasentaPenyakit serta kelainan plasenta
Penyakit serta kelainan plasenta
 
Bayi tabung
Bayi tabungBayi tabung
Bayi tabung
 
Bayi Tabung
Bayi TabungBayi Tabung
Bayi Tabung
 
Abortus
AbortusAbortus
Abortus
 
Makalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dinaMakalah abortus bu dina
Makalah abortus bu dina
 
Gestation
GestationGestation
Gestation
 
Power point abortus
Power point abortusPower point abortus
Power point abortus
 
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)Fertilisasi in vitro (bayi tabung)
Fertilisasi in vitro (bayi tabung)
 
Makalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplitMakalah abortus inkomplit
Makalah abortus inkomplit
 
2. gangguan haid
2. gangguan haid2. gangguan haid
2. gangguan haid
 
Bayi tabung (invitro fertilization)
Bayi tabung (invitro fertilization)Bayi tabung (invitro fertilization)
Bayi tabung (invitro fertilization)
 
Bayi tabung (2013) PROCESS
Bayi tabung (2013) PROCESSBayi tabung (2013) PROCESS
Bayi tabung (2013) PROCESS
 
Power point abortus AKPER PEMKAB MUNA
Power point abortus AKPER PEMKAB MUNA Power point abortus AKPER PEMKAB MUNA
Power point abortus AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep abortus imminens
Askep abortus imminensAskep abortus imminens
Askep abortus imminens
 

Destacado

Simpati (modul empati dan motivasi)
Simpati (modul empati dan motivasi)Simpati (modul empati dan motivasi)
Simpati (modul empati dan motivasi)
fikri asyura
 
perubahan pada kulit yang bersifat progresif (modul kulit dan jaringan penunj...
perubahan pada kulit yang bersifat progresif (modul kulit dan jaringan penunj...perubahan pada kulit yang bersifat progresif (modul kulit dan jaringan penunj...
perubahan pada kulit yang bersifat progresif (modul kulit dan jaringan penunj...
fikri asyura
 

Destacado (20)

Infertilitas
InfertilitasInfertilitas
Infertilitas
 
Fktl io
Fktl ioFktl io
Fktl io
 
KB 1 Kenali Gangguan Menstruasi
KB 1 Kenali Gangguan MenstruasiKB 1 Kenali Gangguan Menstruasi
KB 1 Kenali Gangguan Menstruasi
 
Virologi
VirologiVirologi
Virologi
 
Perubahan anatomik fisiologik pada wanita hamil[hj d]
Perubahan anatomik fisiologik pada wanita hamil[hj d]Perubahan anatomik fisiologik pada wanita hamil[hj d]
Perubahan anatomik fisiologik pada wanita hamil[hj d]
 
Hormon 2
Hormon 2Hormon 2
Hormon 2
 
Proses kehidupan
Proses kehidupanProses kehidupan
Proses kehidupan
 
Simpati (modul empati dan motivasi)
Simpati (modul empati dan motivasi)Simpati (modul empati dan motivasi)
Simpati (modul empati dan motivasi)
 
Metabolisme protein 3
Metabolisme protein 3Metabolisme protein 3
Metabolisme protein 3
 
Mikologi slide new
Mikologi slide newMikologi slide new
Mikologi slide new
 
Motivasi (modul empati dan motivasi)
Motivasi (modul empati dan motivasi)Motivasi (modul empati dan motivasi)
Motivasi (modul empati dan motivasi)
 
hemoglobin dan mioglobin (modul biologi molekular)
hemoglobin dan mioglobin (modul biologi molekular)hemoglobin dan mioglobin (modul biologi molekular)
hemoglobin dan mioglobin (modul biologi molekular)
 
Kepemimpinan & motivasi (modul empati dan motivasi)
Kepemimpinan & motivasi (modul empati dan motivasi)Kepemimpinan & motivasi (modul empati dan motivasi)
Kepemimpinan & motivasi (modul empati dan motivasi)
 
perubahan pada kulit yang bersifat progresif (modul kulit dan jaringan penunj...
perubahan pada kulit yang bersifat progresif (modul kulit dan jaringan penunj...perubahan pada kulit yang bersifat progresif (modul kulit dan jaringan penunj...
perubahan pada kulit yang bersifat progresif (modul kulit dan jaringan penunj...
 
Trauma hidung
Trauma hidungTrauma hidung
Trauma hidung
 
Proliferasi (modul sel dan genetika)
Proliferasi (modul sel dan genetika)Proliferasi (modul sel dan genetika)
Proliferasi (modul sel dan genetika)
 
2. penyakit kelainan faring
2. penyakit kelainan faring2. penyakit kelainan faring
2. penyakit kelainan faring
 
13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin13. p emantauan kesehatan janin
13. p emantauan kesehatan janin
 
Aborsi
AborsiAborsi
Aborsi
 
Pembuahan, nidasi dan plasentasi
Pembuahan, nidasi dan plasentasiPembuahan, nidasi dan plasentasi
Pembuahan, nidasi dan plasentasi
 

Similar a Infertilitas pak ,ak

Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)
Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)
Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)
Fitria Ningsih Taea
 
Perkembangan kb wiwit
Perkembangan kb wiwitPerkembangan kb wiwit
Perkembangan kb wiwit
MJM Networks
 
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
FatimahNur28
 
Isi laporan tutorial fighting!!! bikinan akuuuu...^^
Isi laporan tutorial fighting!!! bikinan akuuuu...^^Isi laporan tutorial fighting!!! bikinan akuuuu...^^
Isi laporan tutorial fighting!!! bikinan akuuuu...^^
Lidya NazirH
 
Fisiologi Haid.pptx
Fisiologi Haid.pptxFisiologi Haid.pptx
Fisiologi Haid.pptx
memmuse95
 
Laporan Kasus 1_Abortus Spontan Inkomplit_Yusra Faisal Hamid.pptx
Laporan Kasus 1_Abortus Spontan Inkomplit_Yusra Faisal Hamid.pptxLaporan Kasus 1_Abortus Spontan Inkomplit_Yusra Faisal Hamid.pptx
Laporan Kasus 1_Abortus Spontan Inkomplit_Yusra Faisal Hamid.pptx
TiffanieAlmas
 

Similar a Infertilitas pak ,ak (20)

Infertilitas
InfertilitasInfertilitas
Infertilitas
 
INFERTILITAS(1).pptx
INFERTILITAS(1).pptxINFERTILITAS(1).pptx
INFERTILITAS(1).pptx
 
Referat PK Naufal Rabbany.pptx
Referat PK Naufal Rabbany.pptxReferat PK Naufal Rabbany.pptx
Referat PK Naufal Rabbany.pptx
 
PPT amenorea.pptx
PPT amenorea.pptxPPT amenorea.pptx
PPT amenorea.pptx
 
Referat amenorea sekunder
Referat amenorea sekunderReferat amenorea sekunder
Referat amenorea sekunder
 
Endrokrinologi kelompok 6.pptx
Endrokrinologi kelompok 6.pptxEndrokrinologi kelompok 6.pptx
Endrokrinologi kelompok 6.pptx
 
Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2Diagnosa kebuntingan A 1.2
Diagnosa kebuntingan A 1.2
 
Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)
Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)
Sistem reproduksi manusia part 5 (newest)
 
INFERTILITAS.pptx
INFERTILITAS.pptxINFERTILITAS.pptx
INFERTILITAS.pptx
 
Perkembangan kb wiwit
Perkembangan kb wiwitPerkembangan kb wiwit
Perkembangan kb wiwit
 
Askep infertilitas
Askep infertilitasAskep infertilitas
Askep infertilitas
 
Referat infertilitas
Referat infertilitasReferat infertilitas
Referat infertilitas
 
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptxPPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
PPT MATA KULIAH KEBIDANAN TENTANG ABORTUS.pptx
 
Isi laporan tutorial fighting!!! bikinan akuuuu...^^
Isi laporan tutorial fighting!!! bikinan akuuuu...^^Isi laporan tutorial fighting!!! bikinan akuuuu...^^
Isi laporan tutorial fighting!!! bikinan akuuuu...^^
 
Fisiologi Haid.pptx
Fisiologi Haid.pptxFisiologi Haid.pptx
Fisiologi Haid.pptx
 
Menopause new
Menopause newMenopause new
Menopause new
 
Laporan Kasus 1_Abortus Spontan Inkomplit_Yusra Faisal Hamid.pptx
Laporan Kasus 1_Abortus Spontan Inkomplit_Yusra Faisal Hamid.pptxLaporan Kasus 1_Abortus Spontan Inkomplit_Yusra Faisal Hamid.pptx
Laporan Kasus 1_Abortus Spontan Inkomplit_Yusra Faisal Hamid.pptx
 
klimakterium dan menopause
klimakterium dan menopauseklimakterium dan menopause
klimakterium dan menopause
 
Infertilitas
 Infertilitas Infertilitas
Infertilitas
 
Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Kehamilan
Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi KehamilanPerubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Kehamilan
Perubahan Anatomi dan Adaptasi Fisiologi Kehamilan
 

Más de fikri asyura (20)

Angina pectoris stabil
Angina pectoris stabilAngina pectoris stabil
Angina pectoris stabil
 
Pneumonia
PneumoniaPneumonia
Pneumonia
 
Tb
TbTb
Tb
 
Transfusi darah
Transfusi darahTransfusi darah
Transfusi darah
 
Toksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 aToksoplasmosis 3 a
Toksoplasmosis 3 a
 
Sistosomiasis
SistosomiasisSistosomiasis
Sistosomiasis
 
Reaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitasReaksi hipersensitivitas
Reaksi hipersensitivitas
 
Rabies
RabiesRabies
Rabies
 
Lupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemikLupus eritematosus sistemik
Lupus eritematosus sistemik
 
Filariasis
FilariasisFilariasis
Filariasis
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Askariasis
AskariasisAskariasis
Askariasis
 
Artritis reumatoid
Artritis reumatoidArtritis reumatoid
Artritis reumatoid
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
Ankilostomiasis
AnkilostomiasisAnkilostomiasis
Ankilostomiasis
 
Anemia
AnemiaAnemia
Anemia
 
P petri dbd
P petri dbdP petri dbd
P petri dbd
 
P petri tifoid
P petri tifoidP petri tifoid
P petri tifoid
 
P petri sepsis
P petri sepsisP petri sepsis
P petri sepsis
 
P petri malaria
P petri malariaP petri malaria
P petri malaria
 

Último

kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
cindyrenatasaleleuba
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
RekhaDP2
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
srirezeki99
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
MuhammadAlfiannur2
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
Acephasan2
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
NezaPurna
 

Último (20)

karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosikarbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
karbohidrat dalam bidang ilmu farmakognosi
 
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdfMODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
MODUL Keperawatan Keluarga pny riyani.pdf
 
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdnkel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
kel 8 TB PARU.pptxyahahbhbbsnncndncndncndncbdncbdncdn
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pd Lansia.pptx
 
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.pptpengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
pengertian mengenai BAKTERI dan segala bentuk bakteri.ppt
 
Presentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensiPresentasi farmakologi materi hipertensi
Presentasi farmakologi materi hipertensi
 
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdfAnatomi pada perineum serta anorektal.pdf
Anatomi pada perineum serta anorektal.pdf
 
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATIPPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
PPT KAWASAN TANPA ROKOK SESUAI PERATURAN BUPATI
 
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdfPpt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
Ppt Inflamasi, mekanisme, obat, penyebab, pdf
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
one minute preceptor ( pembelajaran dalam satu menit)
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasanasuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
asuhan keperawatan jiwa dengan diagnosa keperawatan resiko perilaku kekerasan
 
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptxFarmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
Farmakologi_Pengelolaan Obat pada Anak.pptx
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptxFRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
FRAKTUR CALVARIA FOTO WATERS PERBEDAAN OA RA.pptx
 
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasiBLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
BLC PD3I, Surveilans Penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi
 
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
FARMASETIKA dasar menjelaskan teori farmasetika, sejarah farmasi, bahasa kati...
 
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutikaPresentasi materi antibiotik kemoterapeutika
Presentasi materi antibiotik kemoterapeutika
 

Infertilitas pak ,ak

  • 2. • Sterilitas adalah seseorang yang mutlak tidak mungkin mendapatkan keturunan. Mis, pada wanita dg Aplasia genitalis atau pada pria tanpa testis. • Fertilitas ialah kemampuan seorang istri untuk menjadi Hamil & Melahirkan anak hidup oleh suami yg mampu meng-hamilkannya. Umur lebih 35 tahun fertiltas menurun. • Infertilitas menyatakan kesuburan yang berkurang • Suatu pasangan disebut Infertil kalau sang Isteri tidak Hamil dalam waktu 1 (satu ) tahun • Setelah kawin tanpa mempraktekkan kontrasepsi ( disengaja ).
  • 3. Jalan keluar bantuan Teknologi: tertolong 50 % spt Bayi tabung, Inseminasi buatan donor ,atau membesarkan janin di Rahim Wanita lain Atau menempuh jalan meng Adopsi anak, Poligami ,Bercerai Menurut Guttmacher : Wanita diantara umur: 16-20 th : 4,5 % infertile 35-40 th : 31,3 % infertile >40 th : 70,0 % infertile.
  • 4. • Sebab infertilitas : 1. Infertilitas disengaja. a.  oleh suami ; • coitus interruptus. • Condom. • Sterilisasi. (vasektomi ). b. oleh isteri ; • irigasi air garam jenuh. • Istibra berkala. • Kimiawi pakai salep atau tablet. • Mekanis pessarium occlusivum. • I U D. • Oral pill. • Injectables. • Sterilisasi.
  • 5. 2. Infertilitas tidak disengaja . a. sebab2 pd suami : 35 % - 40 % • gangguan spermatogenesis al : aspermia, hypospermia,necro spermia. ini ditemui pada penyakit testis,kelainan endokrin • kelainan mekanis sehingga sperma tidak dapat dikeluarkan ke dalam puncak vagina seperti: impotensi, ejaculatio praecox, penutupan ductus deferens, hypospadia, phymosis.
  • 6. • b. Sebab2 pd isteri : 40-50 % Sedang 10 – 20 % sebabnya tdk jelas. – gangguan ovulasi mis kelainan ovarium atau gangguan hormonal. – Kelainan mekanis yg menghalangi pembuahan spt : - Kelainan tuba. - Endometriosis. - Stenosis canalis cervicalis atau hymen. - Fluor albus.
  • 7. PEMERIKSAAN YANG UTAMA . Pemeriksaan Ovulasi. Pemeriksaan sperma. Pemeriksaan lendir servix. Pemeriksaan tuba. Pemeriksaan endometrium.
  • 8. 1. PEMERIKSAAN OVULASI. Terjadinya ovulasi dpt diketahui ; - Pencatatan suhu basal dlm suatu curve : kalau siklus ovulatoar , maka suhu basal bersifat bifasis’.Sesudah ovulasi suhu basal naik ini disebabkan pengaruh Prpgesteron. - Pemeriksaan vaginal smear: pembentukan progesterone menimbulkan perubahan2 sel2 superfisial.
  • 9. - Pemeriksaan lendir servix ; adanya Progesteron menimbulkan perubahan sifat lendir cervix menjadi lebih kental. Gambaran FERN ( daun pakis ) yang terlihat pada lendir yang telah dikeringkan hilang - Pemeriksaan endometrium ; kuretase pd hari I haid atau pd fase premenstrual menghasilkan endometrium dlm stadium Sekresi dg gambaran histologis KHAS.
  • 10. Sebab Sebab gangguan Ovulasi. 1. Faktor S S P : tumor, dysfungsi hypothalamus. Factor psikogen, dysfungsi hypfise 2. Faktor Intermidiate : gizi, peny kronis, peny metabolis. 3. Factor ovarial ; tumor, dysfungsi, Turner Syndrom
  • 11. PENGOBATAN . Tergantung etiologi dpt spt ; Diet, Hor Thyroid, Operasi Kalau terdpt dysfungsi hypofise dpt diusahakan : A. Rebound phenomen mis dg oral pills. Al; aethynyloestradiol 3 X 0,02 mg selama 21 hari dan utk 3 kuur. B. Subsitusi terapi; - pemberian FSH dan LH Chorionic gonadotrofin ( LH ) C. Merangsang hypofise utk membuat FSH dan LH dg pemberian Clomiphen.
  • 12. Teori nya: 1. Clomiphen merupakan estrogen inhibitor shg menambah produksi Gonadotropin. 2. Clomiphen merangsang hypothalamus shg dikeluarkan FSH & LH Releasing factors. 3. Clomiphen mempunyai efek langsung pd ovarium. Dosis ; 50 mg sehari selama 5 hari mulai pd hari kelima dari siklus.
  • 13. 2. PEMERIKSAAN SPERMA Sperma dinilai dengan pemeriksaan atas : Jumlah – Bentuk – Pergerakkan Sperma. Pemeriksaan sebaiknya:3 hari tidak melakukan coitus, 1 jam setelah bahan keluar/diambil. Sifat Eyaculat normal: - Volume : 2-5 cc - Jlh spermatozoa : 100-120 / cc. - Pergerakkan : 60 % dari spermatozoa masih bergerak post 4 jam setelah dikeluarkan. - Bentuk Abnormal : 25 %.
  • 14. Pria yg Fertil Spermatozoanya : 60 juta per cc atau lebih. Subfertil Spermatozoanya : 20 – 60 juta per cc Steril Spermatozoanya : 20 juta per cc atau kurang.
  • 15.   1.SEBAB2 KEMANDULAN PD PRIA : Gizi Kelainan peny metabolis. Keracunan’ Dysfungsi Hypofise. Kelainan trac Genitalis ( vas deferens, testis pd Klinefelter Syndrom ) . PEMERIKSAAN LANJUT : 17 Ketosteroid, Gonadotrofin Urine, Biopsi Testis.
  • 16. TERAPI 1.Umum: hygene, kurangi merokok & minum alcohol, istirahat, hilangkan stress, Obati peny2 kronis & metabolis. 2.Hormonal: a.Testosteron berguna merangsang kel acesoir alat kelamin pria( diharapkan rebound phenomen ). b. Gestyltesto ialah kombinasi gestyl yg bersifat gonadotrofin &Testosteron. c. Humegon ( Human Menopausal Gonadotropin ) yg khasiatnya spt FSH mis diberikan 200 U, 2 x seminggu selama 6 minggu. 3. Operatif ; Memperbaiki penutupan ductus deferens. 4. Cara lain ;Centrifuge Sperma
  • 17. 3. PEM LENDIR CERVIX . Keadaan dan sifat Lendir Cervix sangat mempengaruhi keadaan Spermatozoa. a. Kentalnya lendir Cervix ; mis lendir cervix cair lebih mudah dilalui Sperma. Pd stadium proliferasi lendir cervix agak cair akibat pengaruh Estrogen Pd stadium sekresi lendir cervix lebih kental.akibat pengaruh Progesteron b. pH lendir cervix , sifat alkalis pH 9 spermatozoa dpt hidup agak lama Ingat pada Cervisitis suasana akan menjadi Asam
  • 18. c. Enzym proteolytik spt trypsin & chemotrypsin mempengaruhi viscositas lendir cervix d. Immunoglobulin dlm lendir cervix dpt menimbulkan aglutinasi dari spermatozoa. e. Kuman2 dlm lendir cervix dpt membunuh spermatozoa.
  • 19. Cara Pemeriksaan Lendir Cervix: -SIMS HUHNER TEST -KURZROK MILLER TEST Ad.1 Sims Huhner Test : Saat periksa yaitu post coitus sekitar ovulasi. Hasil baik kalau terdapat 5 spermatozoa motil per high powerfield. Sims Huhner baik menandakan : a. Teknik coitus baik. b. Lendir cervix normal. c. Estrogen Ovarial cukup. d. Sperma cukup baik.
  • 20. Ad. 2 Kurzrok Miller Test : Saat periksa pertengahan siklus,bila hasil Sims Huhner Test kurang baik. Cara 1 tetes lendir cervix diletakkan berdampingan dg tetes sperma pd obyek glas , Hasil dilihat apa ada penetrasi spermatozoa, bila TDK ADA maka Lendir Cervix Kurang. baik. Therapy; Hor Estrogen atau Antibiotika
  • 21. 4. PEMERIKSAAN TUBA. Untuk mengetahui keadaan tuba dpt dilakukan a. Pertubasi ( Insuflasi ) sering disebut Rubin Test. b. Hysterosalpingografi. c. Kuldoskopi.
  • 22. Ad. a. PERTUBASI ( INSUFLASI ) SECARA RUBIN TEST Guna untuk mengetahui Utuh atau Tidak Tuba. Caranya CO 2 dimasukkan kedalam cavum uteri dan tuba maka gas akan keluar dari ujung tuba. Hasil diketahui dg stetoskop ada bunyi khas & pasien merasa nyeri di bahu. Kalau di Rontgent terlihat gel udara dibawah diapragma.
  • 23. Bila memakai Kymogram dilihat hasil: -. Tuba Paten kalau tek tdk melewati 180 mm Hg. -. Tuba penutupan partiel ; tek mencapai 180 – 200 mmHg -. Tuba ada Obstruksi ; bila tek melebihi 200 mm Hg. -. Peristaltik tuba terlihat gelombang dg amplitudo 10 – 30 mm Hg
  • 24. Ad.b. HYSTEROSALPINGOGRAFI. Guna untuk mengetahui : - bentuk cavum uteri. - bentuk liang tuba, bila ada sumbatan, maka Tempat Sumbatan tampak jelas Cara : - suntikan cairan Contras mis ; Lipiodol, Urografin, atau Pyelocyl. bahan yang baik adalah yg larut air , karena yg larut lemak bisa menyebabkan emboli dan granuloma tuba.
  • 25. Ad. c KULDOSKOPI:   Cara melihat langsung tuba dan ovarium.     Ad. d. LAPARASKOPI:   Melihat Genitalia Interna  dan sektarnya.