Ringkasan dokumen tersebut adalah: Dokumen tersebut membahas tentang prokrastinasi akademik, termasuk definisi, faktor-faktor penyebab, ciri-ciri, teori-teori, konsekuensi, dan penanganannya. Prokrastinasi akademik didefinisikan sebagai penundaan tugas formal yang dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang tanpa alasan yang jelas.
3. Prokrastinasi yang dalam bahasa Inggris disebut
procrastination berasal dari kata bahasa Latin
procrastinare.
Kata procrastinare merupakan dua akar kata yang
dibentuk dari awalan pro yang berarti mendorong
maju atau bergerak maju, dan akhiran crastinus
yang berarti keputusan hari esok. Jadi, secara
harfiah, prokrastinasi berarti menangguhkan atau
menunda sampai hari berikutnya (DeSimone dalam
Ferrari dkk., 1995: 4).
4. Adapun menurut istilah, dalam bahasa Inggris kata
procrastinate - kata kerja dari procrastination - berarti “to
avoid starting an activity without any reason” Artinya,
prokrastinasi adalah menghindari aktivitas tanpa alasan.
(Hornby & Ruse, 1990: 494).
Sementara itu, Solomon & Rothblum (1984: 503) mengatakan:
“Procrastination, the act of needlessly delaying tasks to the point of
experiencing subjective discomfort, is an all-too-familiar problem”.
Pernyataan ini menjelaskan bahwa suatu penundaan dikatakan
sebagai prokrastinasi apabila penundaan itu dilakukan pada tugas
yang penting, dilakukan berulang-ulang secara sengaja,
menimbulkan perasaan tidak nyaman, serta secara subyektif
dirasakan oleh seorang prokrastinator.
5. Pengertian Prokrastinasi Akademik
Bertolak dari berbagai definisi yang telah diuraikan di atas,
secara umum dapat di pahami bahwa Prokrastinasi
Akademik adalah suatu penundaan tugas formal yang
dilakukan secara sengaja dan berulang-ulang, dengan
melakukan aktivitas lain yang tidak diperlukan dalam
pengerjaan tugas akademik (lebih mengutamakan pekerjaan
rumah dari pada tugas akademik). Penundaan tersebut
bersifat disfungsional, yaitu penundaan yang dilakukan pada
tugas yang penting, penundaan tersebut tidak bertujuan,
dan bisa menimbulkan akibat yang negatif.
7. DisfunctionalProcrastination
Suatu penundaan yang tidak bertujuan dan
merugikan
FunctionalProcrastination
Suatu penundaan yang disertai alasan yang
kuat, mempunyai tujuan pasti sehingga tidak
merugikan, bahkan berguna untuk
melakukan suatu upaya konstruktif agar
suatu tugas dapat diselesaikan dengan baik.
8. 2. FAKTOR PENYEBAB PROKRASTINASI
Stell Wyk, (2004) mengemukakan empat teori prokrastinasi,
yaitu:
1. Anxiety, Fear of failure, Perfectionism
Menurut teori anxiety, fear of failure, perfectionism,
seseorang melakukan prokrastinasi terhadap tugas karena takut
dan stress. Konsekuensinya adalah seseorang yang rentan
terhadap stress cenderung mengalami proktrastinasi.
2. Self Handicapping
Menurut teori ‘Self Handicapping’, seseorang mengalami
prokrastinasi ketika menempatkan hambatan sebagai penghalang
dari kinerja terbaik. Motivasi ‘self handicapping’ adalah
untuk mempertahankan harga diri dengan mencari alasan-alasan
eksternal.
9. 3.Rebelliousness
Menurut literatur klinis, penentangan (rebelliousness),
permusuhan (hostility) dan ketikdaksetujuan
(disagreeableness) merupakan motivasi utama untuk
prokrastinasi. Seseorang orang yang memiliki ciri
kepribadian seperti ini memandang bahwa tuntutan eksternal
merupakan sesuatu yang mengancam sehingga perlu dijauhi.
4. Discounted Expectancy Theory
Berdasarkan ‘discounted expectancy theory’, seseorang akan
melakukan terlebih dahulu sesuatu yang lebih menyenangkan
atau tujuan yang lebih dekat. Konsekuensinya seseorang
cenderung prokrastinasi terhadap tugas-tugas yang sulit.
10. KNAUS (1993) MENGEMUKAKAN SEMBILAN FAKTOR
YANG MENYEBABKAN MAHASISWA MENGALAMI
PROKRASTINASI, YAITU:
1) MANAJEMEN WAKTU YANG BURUK
2) KESULITAN KONSENTRASI
3) TAKUT DAN CEMAS
4) KEYAKINAN TAK RASIONAL
5) MASALAH PRIBADI
6) KEJENUHAN
7) HARAPAN TAK REALISTIS
8) PERFEKSIONIS
9) TAKUT GAGAL
11. SOLOMON & ROTHBLUM (1984) MENGEMUKAKAN BEBERAPA FAKTOR
YANG BERKORELASI DENGAN PROKRASTINASI AKADEMIK
manajemen waktu yang buruk
lokus kendali diri
Perfeksionis
takut gagal
menghindari tugas
12. Lay, Knish, dan Zannata (1992) mengemukakan perilaku
khusus
yang berkontribusi terhadap Prokrastinasi mahasiswa yaitu :
A. Kurangnya latihan atau persiapan
B. Kurangnya usaha
C. Tidak sesuainya dengan kinerja, khususnya dalam
persiapan
13. Macam-macam prokrastinasi akademik menurut
para ahli:
Prokrastinasi akademik
Adalah penundaan pada tugas formal yang
berhubungan dengan tugas akademik secara
keseluruhan.
Prokrastinasi non akademik
Adalah penundaan tugas sehari-hari,
misalnya tugas rumah tangga, tugas sosial,
tugas kantor, dan sebagainya.
14. Prokrastinasi Akademik terdiri dari
enam unsur
Tugas mengarang
meliputi : penundaan melaksanakan tugas
menulis makalah, laporan atau tugas mengarang
lainnya
Belajar menghadapi ujian
meliputi : penundaan belajar ketika menghadapi
ujian tengah semester, akhir semester atau kuis
Membaca
meliputi : membaca buku, jurnal, referensi yang
berkaitan dengan tugas akademik
15. Tugas administratif
meliputi : menyalin catatan kuliah,
mendaftarkan diri dalam presensi, daftar
praktikum
Menghadiri pertemuan
meliputi : penundaan atau keterlambatan
menghadiri kuliah, praktikum, dan lain-lain
Kinerja akademik secara keseluruhan
meliputi : menunda kewajiban mengerjakan atau
menyelesaikan tugas-tugas akademik secara
keseluruhan
16. 4. Ciri-ciri Prokrastinasi Akademik
Menurut Burka & Yuen (1983: 16),
seorang prokrastinator memiliki
karakteristik-karakteristik tertentu, yang
disebut sebagai “kode prokrastinasi”,
yaitu :
Kurang percaya diri
Perfeksionis
Tingkah laku menghindari
17. Ferrari dkk., (1995: 16) mengatakan bahwa sebagai suatu
perilaku penundaan, prokrastinasi akademik dapat
termanifestasikan dalam indikator tertentu yang dapat diukur
dan diamati ciri-cirinya
Penundaan untuk memulai maupun
menyelesaikan kerja pada tugas yang dihadapi
Keterlambatan dalam mengerjakan tugas
Kesenjangan waktu antara rencana dan kinerja
aktual
Melakukan aktivitas lain yang lebih
menyenangkan dari pada melakukan tugas
yang harus dikerjakan
18. 5. Teori-teori tentang
Prokrastinasi Akademik
Psikodinamika
Penganut psikodinamika beranggapan bahwa pengalaman
masa kanak-kanak akan mempengaruhi perkembangan proses
kognitif seseorang ketika dewasa, terutama trauma.
Behaviorisme
Penganut aliran Behaviorisme beranggapan bahwa perilaku
prokrastinasi akademik muncul akibat proses pembelajaran
Behavioral Kognitif
Ellis dan Knaus (dalam Tuckman, 2002: 1) memberikan
penjelasan tentang prokrastinasi akademik dari sudut
pandang Cognitive-Behavioral. Menurutnya, prokrastinasi
akademik terjadi karena adanya keyakinan irrasional yang
dimiliki oleh seseorang
19. Menurut Gufron (2003), faktor-faktor yang
mempengaruhi prokrastinasi akademik, yaitu :
- Faktor eksternal, yaitu faktor dari dalam diri
individu yang meliputi kondisi fisik dan
psikologis.
- Faktor eksternal, yaitu gaya pengasuhan
orang tua dan lingkungan yang kondusif.
20. Dari literatur yang ada, konsekuensi
prokrastinasi akademik, yaitu :
prestasi rendah
tingginya tingkat ketidakhadiran
kuliah/bolos
rendahnya kehadiran dan putus sekolah
21. 7. PENANGANAN PROKRASTINASI AKADEMIK
Dengan menggunakan Terapi kognitif-
perilaku. Tujuan utama terapi kognitif-
perilaku adalah meningkatkan kesadaran
individu terhadap keyakinan irasional
menjadi keyakinan yang lebih akurat,
adaptif, dan berbasis realitas. Hasilnya
adalah berkurangnya simplifikasi
berpikiran secara berlebihan, harapan
tidak realistik, dan toleransi terhadap
frustasi.
22. Boice (1996) mengemukakan sepuluh prinsip
dasar efikasi diri untuk membantu prokrastinator,
yaitu:
Bersikap tenang dan sabar sebelum menulis,
Sebelum merasa siap menulis, kumpulkan informasi, susun dan
buat kerangka gagasan,
Rinci tugas ke dalam aktivitas harian,
Berhenti dan lakukan istirahat ketika diperlukan,
Seimbangkan antara kerangka gagasan dengan kerja actual,
Cermati pikiran dan kebiasaan negatif selama mengerjakan
tugas,
Kelola emosi selama bekerja dengan cara menghindari sikap
tergesa-gesa dan supervisial,
Hindari melibatkan emosi yang terlalu berlebihan dalam
pekerjaan,
Ijinkan orang lain mengkritisi hasil pekerjaan, dan
Hindari upaya menghamburkan energi, seperti bekerja sampai
kelelahan dan tidak toleran terhadap kritik.
23. Burka dan Yuen (1983) juga mengemukakan beberapa
saran untuk mengatasi prokrastinasi, yaitu:
1) Visualisasikan kemajuan,
2) Optimalkan potensi sukses,
3) Tetapkan batas waktu penuntasan kerja,
4) Mulailah bekerja sebelum ‘feeling in the mood’,
5) Hindari melakukan rasionalisasi,
6) Fokuskan satu kegiatan dalam satu waktu,
7) Hadapi dengan hambatan awal dalam bekerja,
8) Jika diperlukan bersikap lah fleksibel terhadap
tujuan,
9) Kurangi kebutuhan akan kesempurnaan, dan
10) Berikan penghargaan atas kemajuan yang dicapai