SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 23
Descargar para leer sin conexión
PEMBERDAYAAN DAN
KELEMBAGAAN MASYARAKAT
PESISIR
Sugeng Budiharsono
KONSEPSI PEMBERDAYAAN
• Hulme dan Turner (1990) menyatakan pemberdayaan
mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang
memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak berdaya
untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik
secara lokal, regional maupun nasional.
• Pemberdayaan sifatnya individual, kolektif organisasional dan
sekaligus sistemeik. Pemberdayaan juga merupakan suatu
proses yang menyangkut hubungan-hubungan kekuasaan
(kekuatan) yang berubah antara individu, kelompok, dan
lembaga-lembaga sosial.
• Paul (1987) bahwa pemberdayaan adalah pembagian
kekuasaan yang adil (equitable sharing of power) sehingga
meningkatkan kesadaran politis dan kekuasaan kelompok
yang lemah serta memperbesar pengaruh mereka terhadap
“proses dan hasil-hasil pembangunan”.
KONSEPSI PEMBERDAYAAN
(lanjutan)
• Kartasasmita (1995) mengemukakan bahwa upaya
memberdayakan rakyat harus dilakukan melalui tiga
cara:
– Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang
memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang.
– Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh
rakyat dengan menerapkan langkah-langkah nyata,
menampung berbagai masukan, menyediakan prasarana
dan sarana baik fisik (irigasi, jalan dan linstrik), maupun
sosial (sekolah dan fasilitas pelayanan kesehatan) yang
dapat diakses oleh masyarakat lapisan paling bawah.
– Ketiga, memberdayakan rakyat dalam arti melindungi dan
membela kepentingan masyarakat lemah.
KONSEPSI PEMBERDAYAAN
(lanjutan)
• Secara konseptual pemberdayaan atau empowerment
berasal dari kata power (kekuasaan atau
keberdayaan). Karenanya ide utama pemberdayaan
bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan.
• Keberhasilan proses pemberdayaan tergantung pada
dua hal: (1) kekuasaan dapat berubah. Jika
kekuasaan tidak dapat berubah, pemberdayaan tidak
mungkin terjadi dengan cara apapun. (2) Kekuasaan
dapat diperluas.
KONSEPSI PEMBERDAYAAN
(lanjutan)
• Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan
orang-orang yang lemah atau tidak beruntung
• Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali
kekuasaan melalui perubahan struktur sosial.
• Pemberdayaan adalah suatu cara agar rakyat, komunitas dan
organisasi diarahkan agar mampu menguasai (berkuasa atas)
kehidupannya.
• Pemberdayaan adalah sebuah proses agar orang menjadi
cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai bidang
pengontrolan atas dan mempengaruhi terhadap kejadian serta
lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. (5)
Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya
kelompok rentan dan lemah, untuk: (a) memiliki akses
terhadap sumber-sumber produktif yang memungkinkan
mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh
barang-barang dan jasa yang mereka perlukan; (b)
berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan yang
mempengaruhi mereka.
INDIKATOR PEMBERDAYAAN
• Kebebasan mobilitas,
• Kemampuan membeli komoditas kecil-kebutuhan keluarga
sehari-hari (beras, minyak tanah, minyak goreng dan bumbu),
kebtuhan dirinya (sabun mandi, besak dan sampo),
• Kemampuan membeli komoditas besar, kemampuan membeli
barang sekunder atau tersier,
• Terlibat dalam pembuatan keputusan rumah tangga, mampu
membuat keputusan secara mandiri maupun bersama suami
isteri,
• Kebebasan relatif dari dominasi keluarga,
• Kesadaran hukum dan politik, mengetahui hak dan
kewajibannya sebagai warga negara,
• Keterlibatan dlam kompanya dan protes dan
• Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga (memiliki
rumah, tanah dan aset produktif).
INDIKATOR PEMBERDAYAAN
• keberhasilan pemberdayaan masyarakat dan keluarga
miskin dapat dilihat dari keberdayaan mereka yang
menyangkut ekonomi, kemampuan mengakses manfaat
kesejahteraan dan kemampuan kultural dan politis.
• Ketiga aspek tersebut dikaitkan dengan empat dimenasi
kekuasaan yaitu: kekuasaan di dalam (power wihin),
kekuasaan untuk (power to), kekuasaan atas (power over)
dan kekuasaan dengan (power with).
• Suatu masyarakat dikatakan berdaya apabila mereka dapat
tampil sebagai pelaku utama dalam memecahkan masalah
dan memenuhi kebutuhannya.
• Masyarakat yang bergantung kepada pihak lain dalam
memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya adalah
masyarakat yang tidak berdaya. Dengan demikian,
pemberdayaan harus diartikan sebagai pelaku utama bagi
pemecahan masalah dan pemenuhan kebutuhannya.
TUJUAN PROSES PEMBERDAYAAN
• Meningkatkan kegiatan produksi dan pendapatan kaum
miskin dengan tidak akan merubah status quo,
• Memampukan kaum miskin yang bergelut dengan
kebutuhan dasar dan selama ini tidak terwakili dalam
struktur perwakilan,
• Memampukan kaum miskin yang tidak percaya diri di
dalam menghadapi kelompok yang berkuasa,
• Meningkatkan pendidikan dan kemampuan teknologi bagi
kaum miskin, dan
• Memberikan akses informasi yang relevan pada (yang
diberdayakan)
CARA PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT
• Pemberdayaan masyarakat dilakukan secara
terpadu yang meliputi sumber daya manusia,
sumber daya alam, lingkungan, dan usaha.
Pemberdayaan tersebut dilaksanakan (strategi)
dengan Catur Bina Pemberdayaan, yaitu:
– (1) Bina Manusia,
– (2) Bina Sumber Daya,
– (3) Bina Lingkungan, dan
– (4) Bina Usaha,
• melalui pelibatan stakeholder kunci secara
partisipatoris (participatory approach).
CATUR BINA PEMBERDAYAAN
STRATEGI BINA MANUSIA
• Meningkatkan kreatifitas
• Investasi pada modal manusia (human capital) yaitu
dalam bidang pendidikan dan kesehatan,
• Peningkatan kapasitas organisasi dan kelompok baik
formal maupun informal sebagai suatu cara untuk
mensinergikan dan memadukan kekuatan individu,
• Memperluas dan mengeintegrasikan mandat
organisasi dan kelompok sehingga efisiensi bisa
tercapai,
• Memperbaiki budaya kerja, kerja keras, tanggung
jawab, dan hemat, dan
• Menghilangkan sifat dan mental negatif, boros,
konsumtif yang memasung produktivitas dan
menghambat pembangunan.
STRATEGI BINA LINGKUNGAN
• Meningkatkan peran masyarakat dalam mengelola
dan menata lingkungan hidup, baik tempat tinggal
mereka maupun habitat atau kawasan tempat
kegiatan ekonomi produktif dijalankan,
• Membangun infrastruktur terutama yang
menyangkut dengan kebutuhan-kebutuhan
masyarakat dalam melaksanakan kegiatan ekonomi,
• Meningkatkan perencanaan dan pembangunan
secara spasial dan daya dukung lingkungannya,
• Meningkatkan kualitas lingkungan hidup melalui
konservasi, rehabilitasi, reboisasi dan lain
sebagainya.
STRATEGI BINA SUMBER DAYA
• Memberikan konsepsi pengelolaan dan pemanfaatan
sumber daya alam dan buatan,
• Menghidupkan kembali hak ulayat dan hak
masyarakat lokal,
• Menerapkan pemantauan pengelolaan sumber daya
dengan prinsip partisipasi masyarakat lokal,
• Menerapkan teknologi ramah lingkungan,
mendorong pengembangan teknologi asli (indigenous
technology),
• Membangun kesadaran akan pentingnya nilai strategi
sumberdaya bagi generasi kini dan yang akan datang,
dan
• Merehabilitasi habitat, dan memperkaya
sumberdaya.
BINA SUMBER DAYA (lanjutan)
• Penerapan Community-Based Resource Management
(CBRM).
• Dengan diberlakukannya CBRM diharapkan bahwa
tujuan-tujuan pemanfaatan dan pengelolaan sumber
daya alam dapat dicapai.
• Tiga tujuan utama pengelolaan sumber daya alam
adalah:
– peningkatan efisiensi dan produktivitas (economic
efficiency objective),
– pemerataan hasil dan kesejahteraan secara proporsional
(social equity objective), dan
– pencapaian keberlanjutan sumberdaya (ecological
sustainability objective).
STRATEGI BINA USAHA
• Meningkatkan keterampilan usaha, pengelolaan
bisnis skala kecil dan pengusaha teknologi,
• Meningkatkan dan mempermudah akses terhadap
teknologi, modal, pasar dan informasi
pembangunan,
• Membangun kemitraan mutualistis diantara
sesama pelaku ekonomi rakyat dan melalui
kerjasama perusahaan usaha besar,
• Membangun sistem insentif administrasi serta
pendanaan formal dan informal, dan
• Menyediakan peraturan perundangan yang
menjamin berjalannya proses pengentasan
kemiskinan.
KONSEP KELEMBAGAAN
• Konsep kelembagaan berkembang dalam dua perspektif, yakni
(1) kelembagaan sebagai nilai, norma, aturan perilaku dan
aturan main dan (2) kelembagaan sebagai institusi/organisasi
atau struktur.
• Ruttan (1985) mendefinisikan kelembagaan sebagai aturan
main, aturan perilaku yang menentukan pola-pola tindakan
dan hubungan sosial, himpunan aturan mengenai tata
hubungan di antara orang-orang, di mana ditentukan hak-hak
mereka, perlindungan atas hak-hak, hak-hak istimewa dan
tanggungjawab.
• Hayami dan Kikuchi mendefinisikan kelembagaan sebagai
pranata/aturan-aturan yang dikukuhkan dengan sanksi oleh
para anggota komunitas.
• Giddens dalam Scot (2008) mengartikan kelembagaan sebagai
aturan yang memberikan kedamaian dalam kehidupan sosial
dan memberikan dukungan bagi sistem sosial dalam ruang dan
waktunya.
KONSEP KELEMBAGAAN (lanj.)
• Pada intinya kelembagaan merupakan seperangkat
pengaturan formal dan non-formal yang mengatur
perilaku (behavioral rules) dan dapat memfasilitasi
terjadinya koordinasi atau mengatur hubungan
interaksi antar individu-individu.
• Kelembagaan dapat diartikan:
– Aturan main (rules of the games);
– Organisasi yang melaksanakan rules of the games atau
sebagai the player of the games;
– Aturan main yang telah mengalami keseimbangan
(equilibrium rules of the games).
KONSEP KELEMBAGAAN (lanj.)
• Kelembagaan yang hidup pada masyarakat bersifat
kompleks dan fungsional. Kompleksitas dan
fungsionalitas dari kelembagan komunitas bersifat
lokalitas dan spesifik.
• Soekanto (1990) mengidentifikasi fungsi kelembagaan
yang hidup dalam masyarakat untuk:
– memenuhi kebutuhan pokok manusia,
– memberi pedoman pada anggota masyarakat
bagaimana mereka bersikap dan bertingkah laku
dalam menghadapi masalah-masalah dalam
masyarakat, terutama yang menyangkut
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusia,
– menjaga keutuhan masyarakat, dan
– memberi pegangan kepada masyarakat untuk
mengadakan kontrol sosial (social control).
KONSEP KELEMBAGAAN (lanj.)
• Koentjaraningrat (1986) membedakan kelembagaan
dalam masyarakat atas:
• Kelembagaan kekerabatan/domestik,
• Kelembagaan ekonomi (mata pencaharian, produksi,
menimbun dan distribusi kekayaan),
• Kelembagaan pendidikan,
• Kelembagaan ilmiah,
• Kelembagaan politik (mengatur kehidupan
kelompok besar atau kehidupan negara),
• Kelembagaan keagamaan (untuk mengatur
hubungan manusia dengan Tuhan),
• Kelembagaan estetika dan rekreasi (untuk
menyatakan rasa keindahannya dan rekreasi) dan
• Kelembagaan somatik (jasmaniah manusia).
PENINGKATAN KAPASITAS
• Istilah capacity building seringkali oleh para pakar
dan praktisi pemakaiannya dipertukarkan dengan
istilah capacity development. Namun pada
beberapa tahun terakhir ini, para ahli lebih menyukai
istilah capacity development, yang merupakan istilah
yang lebih baru. Hal ini dikarenakan istilah capacity
development, lebih menekankan kepada suatu
proses yang sedang berjalan dari peningkatan
kapasitas, daripada memfokuskan kepada
membangun kepasitas baru.
• Peningkatan kapasitas yaitu suatu proses dimana
individu, kelompok, organisasi, kelembagaan dan
masyarakat dapat lebih meningkatkan kemampuan
mereka untuk mengidentifikasi dan memenuhi
kebutuhan pembangunan mereka dalam konteks luas
dan berkelanjutan (CIDA, 1996 dan UNDP, 1997).
KOMPONEN PENINGKATAN KAPASITAS
PENINGKATAN KAPASITAS MELALUI
DIKLAT
Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYANPPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYANMOH AFIFI A. JAMI'
 
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIFMENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIFriyanto apri
 
Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalPembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalSri Wahyuni
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesDadang Solihin
 
Demografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanDemografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanHIMA KS FISIP UNPAD
 
Partisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakatPartisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakatabu hanafie
 
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3Syawalina Soerbakti
 
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan LingkunganPembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan LingkunganYuni Yolanda
 
3. green and blue economy
3. green and blue economy3. green and blue economy
3. green and blue economyRahma0207
 
Pengembangan ekonomi kreatif indonesia
Pengembangan ekonomi kreatif indonesiaPengembangan ekonomi kreatif indonesia
Pengembangan ekonomi kreatif indonesiaTogar Simatupang
 
Materi 2 Potensi Daerah
Materi 2 Potensi DaerahMateri 2 Potensi Daerah
Materi 2 Potensi Daerahsuparmono
 
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...Sugeng Budiharsono
 
Program Pemerintah Terhadap Pengelolaan Lingkungan
Program Pemerintah Terhadap Pengelolaan LingkunganProgram Pemerintah Terhadap Pengelolaan Lingkungan
Program Pemerintah Terhadap Pengelolaan LingkunganRahaden Lingga Bhumi
 
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananKarakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananafdal muhammad
 

La actualidad más candente (20)

PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYANPPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
PPT PEMBERDAYAAN MASYARAKAT NELAYAN
 
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIFMENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN  PARTISIPATIF
MENGENAL METODE DAN TEHNIK (RRA) & (PRA) SEBAGAI PENDEKATAN PARTISIPATIF
 
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan  sosialPertemuan ke 3 - perencanaan  sosial
Pertemuan ke 3 - perencanaan sosial
 
Pembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi LokalPembangunan Ekonomi Lokal
Pembangunan Ekonomi Lokal
 
Analisis wilayah
Analisis wilayahAnalisis wilayah
Analisis wilayah
 
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan ProsesPerencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
Perencanaan Pembangunan Daerah: Konsep, Strategi, Tahapan, dan Proses
 
Paradigma Pembangunan
Paradigma PembangunanParadigma Pembangunan
Paradigma Pembangunan
 
Demografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukanDemografi dan studi kependudukan
Demografi dan studi kependudukan
 
Klaster industri dan aglomerasi
Klaster industri dan aglomerasiKlaster industri dan aglomerasi
Klaster industri dan aglomerasi
 
Partisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakatPartisipasi masyarakat
Partisipasi masyarakat
 
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3
Penyuluhan perikanan & kelautan (ppk) minggu ke 2 dan 3
 
Teori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regionalTeori teori ekonomi regional
Teori teori ekonomi regional
 
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan LingkunganPembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan
Pembangunan Berkelanjutan Berwawasan Lingkungan
 
3. green and blue economy
3. green and blue economy3. green and blue economy
3. green and blue economy
 
Pengembangan ekonomi kreatif indonesia
Pengembangan ekonomi kreatif indonesiaPengembangan ekonomi kreatif indonesia
Pengembangan ekonomi kreatif indonesia
 
Sistem perikanan
Sistem perikananSistem perikanan
Sistem perikanan
 
Materi 2 Potensi Daerah
Materi 2 Potensi DaerahMateri 2 Potensi Daerah
Materi 2 Potensi Daerah
 
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing  daerah di era revol...
Pengembangan ekonomi lokal untuk meningkatkan daya saing daerah di era revol...
 
Program Pemerintah Terhadap Pengelolaan Lingkungan
Program Pemerintah Terhadap Pengelolaan LingkunganProgram Pemerintah Terhadap Pengelolaan Lingkungan
Program Pemerintah Terhadap Pengelolaan Lingkungan
 
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikananKarakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
Karakterisitik manajemen sumberdaya perikanan
 

Similar a Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir

Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desaSugeng Budiharsono
 
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desariyanto apri
 
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desariyanto apri
 
KELEMBAGAAN DI BIDANG PERTANIAN RIANTIN.pptx
KELEMBAGAAN DI BIDANG PERTANIAN RIANTIN.pptxKELEMBAGAAN DI BIDANG PERTANIAN RIANTIN.pptx
KELEMBAGAAN DI BIDANG PERTANIAN RIANTIN.pptxriantinhikmah
 
materikuliahpemberdayaan masyarakat.pptx
materikuliahpemberdayaan masyarakat.pptxmaterikuliahpemberdayaan masyarakat.pptx
materikuliahpemberdayaan masyarakat.pptxStikesMucis1
 
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatModul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatpjj_kemenkes
 
Tugas promosi kesehatan
Tugas promosi kesehatanTugas promosi kesehatan
Tugas promosi kesehatanNurSabillaMony
 
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptxAlimMaulana2
 
ABCD (Asset Based Comunity Development)
ABCD (Asset Based Comunity Development)ABCD (Asset Based Comunity Development)
ABCD (Asset Based Comunity Development)Jean Tambunan
 
Amalan Terbaik (Best Practice) Dalam Kesejahtaraan Sosial.pdf
Amalan Terbaik (Best Practice) Dalam Kesejahtaraan Sosial.pdfAmalan Terbaik (Best Practice) Dalam Kesejahtaraan Sosial.pdf
Amalan Terbaik (Best Practice) Dalam Kesejahtaraan Sosial.pdfMardhiah19
 
Pertemuan_1_PPM.ppt
Pertemuan_1_PPM.pptPertemuan_1_PPM.ppt
Pertemuan_1_PPM.pptHarisAja2
 
Menggerakkan Civil Society
Menggerakkan Civil SocietyMenggerakkan Civil Society
Menggerakkan Civil Societyhakim jayli
 
005 konsepsi pemberdayaan
005 konsepsi pemberdayaan005 konsepsi pemberdayaan
005 konsepsi pemberdayaanfadilah rahmi
 
Materi Pemberdayaan Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan  Masyarakat.pptMateri Pemberdayaan  Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan Masyarakat.pptrois04880
 
Bimtek psekp 2 kelembagaan (yuti)
Bimtek psekp 2   kelembagaan (yuti)Bimtek psekp 2   kelembagaan (yuti)
Bimtek psekp 2 kelembagaan (yuti)Syahyuti Si-Buyuang
 
2. pendidikan kewarganegaraan dan cita cita menuju masyarakat madani
2. pendidikan kewarganegaraan dan cita   cita menuju masyarakat madani2. pendidikan kewarganegaraan dan cita   cita menuju masyarakat madani
2. pendidikan kewarganegaraan dan cita cita menuju masyarakat madaniHaidar Bashofi
 
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan ManusiaPartisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan ManusiaMunawwarah Nasir
 
Pertemuan 3 lingkup Pemberdayaan Masyarakat.pptx
Pertemuan 3 lingkup Pemberdayaan Masyarakat.pptxPertemuan 3 lingkup Pemberdayaan Masyarakat.pptx
Pertemuan 3 lingkup Pemberdayaan Masyarakat.pptxmuntahamardhatillah
 
Memperkasakan orang asli
Memperkasakan orang asliMemperkasakan orang asli
Memperkasakan orang asliBe Susantyo
 

Similar a Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir (20)

Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pngembangan bum desa
 
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
 
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desaPemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
Pemberdayaan masyarakat dan pengembangan bum desa
 
KELEMBAGAAN DI BIDANG PERTANIAN RIANTIN.pptx
KELEMBAGAAN DI BIDANG PERTANIAN RIANTIN.pptxKELEMBAGAAN DI BIDANG PERTANIAN RIANTIN.pptx
KELEMBAGAAN DI BIDANG PERTANIAN RIANTIN.pptx
 
materikuliahpemberdayaan masyarakat.pptx
materikuliahpemberdayaan masyarakat.pptxmaterikuliahpemberdayaan masyarakat.pptx
materikuliahpemberdayaan masyarakat.pptx
 
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakatModul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
Modul iii kb3 gerakan pemberdayaan masyarakat
 
Tugas promosi kesehatan
Tugas promosi kesehatanTugas promosi kesehatan
Tugas promosi kesehatan
 
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
6. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan.pptx
 
ABCD (Asset Based Comunity Development)
ABCD (Asset Based Comunity Development)ABCD (Asset Based Comunity Development)
ABCD (Asset Based Comunity Development)
 
Amalan Terbaik (Best Practice) Dalam Kesejahtaraan Sosial.pdf
Amalan Terbaik (Best Practice) Dalam Kesejahtaraan Sosial.pdfAmalan Terbaik (Best Practice) Dalam Kesejahtaraan Sosial.pdf
Amalan Terbaik (Best Practice) Dalam Kesejahtaraan Sosial.pdf
 
Pertemuan_1_PPM.ppt
Pertemuan_1_PPM.pptPertemuan_1_PPM.ppt
Pertemuan_1_PPM.ppt
 
Menggerakkan Civil Society
Menggerakkan Civil SocietyMenggerakkan Civil Society
Menggerakkan Civil Society
 
005 konsepsi pemberdayaan
005 konsepsi pemberdayaan005 konsepsi pemberdayaan
005 konsepsi pemberdayaan
 
Ekdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 aEkdes 12 & 13 a
Ekdes 12 & 13 a
 
Materi Pemberdayaan Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan  Masyarakat.pptMateri Pemberdayaan  Masyarakat.ppt
Materi Pemberdayaan Masyarakat.ppt
 
Bimtek psekp 2 kelembagaan (yuti)
Bimtek psekp 2   kelembagaan (yuti)Bimtek psekp 2   kelembagaan (yuti)
Bimtek psekp 2 kelembagaan (yuti)
 
2. pendidikan kewarganegaraan dan cita cita menuju masyarakat madani
2. pendidikan kewarganegaraan dan cita   cita menuju masyarakat madani2. pendidikan kewarganegaraan dan cita   cita menuju masyarakat madani
2. pendidikan kewarganegaraan dan cita cita menuju masyarakat madani
 
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan ManusiaPartisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
Partisipasi Masyarakat dalam Pemberdayaan Manusia
 
Pertemuan 3 lingkup Pemberdayaan Masyarakat.pptx
Pertemuan 3 lingkup Pemberdayaan Masyarakat.pptxPertemuan 3 lingkup Pemberdayaan Masyarakat.pptx
Pertemuan 3 lingkup Pemberdayaan Masyarakat.pptx
 
Memperkasakan orang asli
Memperkasakan orang asliMemperkasakan orang asli
Memperkasakan orang asli
 

Más de Sugeng Budiharsono

PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN  29-30 MARET 2022.pdfPENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN  29-30 MARET 2022.pdf
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
 
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdfPENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
 
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdf
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdfPENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdf
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
 
PENENTUAN PRODUK UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENENTUAN PRODUK  UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdfPENENTUAN PRODUK  UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENENTUAN PRODUK UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
 
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdfDARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdfSugeng Budiharsono
 
Paradigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanParadigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanSugeng Budiharsono
 
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaanPemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaanSugeng Budiharsono
 
Daya saing perdesaan suatu keniscayaan
Daya saing perdesaan suatu keniscayaanDaya saing perdesaan suatu keniscayaan
Daya saing perdesaan suatu keniscayaanSugeng Budiharsono
 
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Sugeng Budiharsono
 
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in IndonesiaCorruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in IndonesiaSugeng Budiharsono
 
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021
Kearifan lokal dan  kemandirian pangan di aras desa 101112021Kearifan lokal dan  kemandirian pangan di aras desa 101112021
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021Sugeng Budiharsono
 
Prinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovationPrinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovationSugeng Budiharsono
 
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIAPANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIASugeng Budiharsono
 
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018Sugeng Budiharsono
 
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakatKelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakatSugeng Budiharsono
 
Perkembangan investasi di indonesia
Perkembangan investasi di indonesiaPerkembangan investasi di indonesia
Perkembangan investasi di indonesiaSugeng Budiharsono
 
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region brandingOtonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region brandingSugeng Budiharsono
 
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahOtonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahSugeng Budiharsono
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasiSugeng Budiharsono
 
Kebijakan investasi di indonesia
Kebijakan  investasi di indonesiaKebijakan  investasi di indonesia
Kebijakan investasi di indonesiaSugeng Budiharsono
 

Más de Sugeng Budiharsono (20)

PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN  29-30 MARET 2022.pdfPENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN  29-30 MARET 2022.pdf
PENYUSUNAN RENCANA KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
 
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdfPENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENGUKURAN PERKEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN 29-30 MARET 2022.pdf
 
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdf
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdfPENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdf
PENGEMBANGAN KAWASAN PERDESAAN BERBASIS KLASTER 29-30 MARET 2022.pdf
 
PENENTUAN PRODUK UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENENTUAN PRODUK  UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdfPENENTUAN PRODUK  UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
PENENTUAN PRODUK UNGGULAN 29-30 MARET 2022.pdf
 
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdfDARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
DARI KEUNGGULAN DAYA SAING MENJADI KEUNGGULAN KOLABORATIF 29-30 MARET 2022.pdf
 
Paradigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaanParadigma baru pembangunan perdesaan
Paradigma baru pembangunan perdesaan
 
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaanPemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
Pemulihan ekonomi melalui pembangunan perdesaan
 
Daya saing perdesaan suatu keniscayaan
Daya saing perdesaan suatu keniscayaanDaya saing perdesaan suatu keniscayaan
Daya saing perdesaan suatu keniscayaan
 
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
 
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in IndonesiaCorruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
Corruption, Climate Change Adaptation and Poverty in Indonesia
 
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021
Kearifan lokal dan  kemandirian pangan di aras desa 101112021Kearifan lokal dan  kemandirian pangan di aras desa 101112021
Kearifan lokal dan kemandirian pangan di aras desa 101112021
 
Prinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovationPrinsip helix of innovation dan eco innovation
Prinsip helix of innovation dan eco innovation
 
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIAPANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
PANDEMI COVID-19 DAN KETAHANAN PANGAN DI INDONESIA
 
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
Menggambar masa depan daerah tertinggal17022018
 
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakatKelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
Kelembagaan pengelolaan sampah di masyarakat
 
Perkembangan investasi di indonesia
Perkembangan investasi di indonesiaPerkembangan investasi di indonesia
Perkembangan investasi di indonesia
 
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region brandingOtonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
Otonomi daerah, pembangunan daerah, investasi dan region branding
 
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerahOtonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
Otonomi daerah dan penciptaan iklim investasi di daerah
 
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan  investasiKebijakan fiskal. moneter dan  investasi
Kebijakan fiskal. moneter dan investasi
 
Kebijakan investasi di indonesia
Kebijakan  investasi di indonesiaKebijakan  investasi di indonesia
Kebijakan investasi di indonesia
 

Pemberdayaan dan Kelembagaan Masyarakat Pesisir

  • 2. KONSEPSI PEMBERDAYAAN • Hulme dan Turner (1990) menyatakan pemberdayaan mendorong terjadinya suatu proses perubahan sosial yang memungkinkan orang-orang pinggiran yang tidak berdaya untuk memberikan pengaruh yang lebih besar di arena politik secara lokal, regional maupun nasional. • Pemberdayaan sifatnya individual, kolektif organisasional dan sekaligus sistemeik. Pemberdayaan juga merupakan suatu proses yang menyangkut hubungan-hubungan kekuasaan (kekuatan) yang berubah antara individu, kelompok, dan lembaga-lembaga sosial. • Paul (1987) bahwa pemberdayaan adalah pembagian kekuasaan yang adil (equitable sharing of power) sehingga meningkatkan kesadaran politis dan kekuasaan kelompok yang lemah serta memperbesar pengaruh mereka terhadap “proses dan hasil-hasil pembangunan”.
  • 3. KONSEPSI PEMBERDAYAAN (lanjutan) • Kartasasmita (1995) mengemukakan bahwa upaya memberdayakan rakyat harus dilakukan melalui tiga cara: – Pertama, menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat untuk berkembang. – Kedua, memperkuat potensi atau daya yang dimiliki oleh rakyat dengan menerapkan langkah-langkah nyata, menampung berbagai masukan, menyediakan prasarana dan sarana baik fisik (irigasi, jalan dan linstrik), maupun sosial (sekolah dan fasilitas pelayanan kesehatan) yang dapat diakses oleh masyarakat lapisan paling bawah. – Ketiga, memberdayakan rakyat dalam arti melindungi dan membela kepentingan masyarakat lemah.
  • 4. KONSEPSI PEMBERDAYAAN (lanjutan) • Secara konseptual pemberdayaan atau empowerment berasal dari kata power (kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya ide utama pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. • Keberhasilan proses pemberdayaan tergantung pada dua hal: (1) kekuasaan dapat berubah. Jika kekuasaan tidak dapat berubah, pemberdayaan tidak mungkin terjadi dengan cara apapun. (2) Kekuasaan dapat diperluas.
  • 5. KONSEPSI PEMBERDAYAAN (lanjutan) • Pemberdayaan bertujuan untuk meningkatkan kekuasaan orang-orang yang lemah atau tidak beruntung • Pemberdayaan menunjuk pada usaha pengalokasian kembali kekuasaan melalui perubahan struktur sosial. • Pemberdayaan adalah suatu cara agar rakyat, komunitas dan organisasi diarahkan agar mampu menguasai (berkuasa atas) kehidupannya. • Pemberdayaan adalah sebuah proses agar orang menjadi cukup kuat untuk berpartisipasi dalam berbagai bidang pengontrolan atas dan mempengaruhi terhadap kejadian serta lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. (5) Pemberdayaan menunjuk pada kemampuan orang, khususnya kelompok rentan dan lemah, untuk: (a) memiliki akses terhadap sumber-sumber produktif yang memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang-barang dan jasa yang mereka perlukan; (b) berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan yang mempengaruhi mereka.
  • 6. INDIKATOR PEMBERDAYAAN • Kebebasan mobilitas, • Kemampuan membeli komoditas kecil-kebutuhan keluarga sehari-hari (beras, minyak tanah, minyak goreng dan bumbu), kebtuhan dirinya (sabun mandi, besak dan sampo), • Kemampuan membeli komoditas besar, kemampuan membeli barang sekunder atau tersier, • Terlibat dalam pembuatan keputusan rumah tangga, mampu membuat keputusan secara mandiri maupun bersama suami isteri, • Kebebasan relatif dari dominasi keluarga, • Kesadaran hukum dan politik, mengetahui hak dan kewajibannya sebagai warga negara, • Keterlibatan dlam kompanya dan protes dan • Jaminan ekonomi dan kontribusi terhadap keluarga (memiliki rumah, tanah dan aset produktif).
  • 7. INDIKATOR PEMBERDAYAAN • keberhasilan pemberdayaan masyarakat dan keluarga miskin dapat dilihat dari keberdayaan mereka yang menyangkut ekonomi, kemampuan mengakses manfaat kesejahteraan dan kemampuan kultural dan politis. • Ketiga aspek tersebut dikaitkan dengan empat dimenasi kekuasaan yaitu: kekuasaan di dalam (power wihin), kekuasaan untuk (power to), kekuasaan atas (power over) dan kekuasaan dengan (power with). • Suatu masyarakat dikatakan berdaya apabila mereka dapat tampil sebagai pelaku utama dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya. • Masyarakat yang bergantung kepada pihak lain dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhannya adalah masyarakat yang tidak berdaya. Dengan demikian, pemberdayaan harus diartikan sebagai pelaku utama bagi pemecahan masalah dan pemenuhan kebutuhannya.
  • 8. TUJUAN PROSES PEMBERDAYAAN • Meningkatkan kegiatan produksi dan pendapatan kaum miskin dengan tidak akan merubah status quo, • Memampukan kaum miskin yang bergelut dengan kebutuhan dasar dan selama ini tidak terwakili dalam struktur perwakilan, • Memampukan kaum miskin yang tidak percaya diri di dalam menghadapi kelompok yang berkuasa, • Meningkatkan pendidikan dan kemampuan teknologi bagi kaum miskin, dan • Memberikan akses informasi yang relevan pada (yang diberdayakan)
  • 9. CARA PEMBERDAYAAN MASYARAKAT • Pemberdayaan masyarakat dilakukan secara terpadu yang meliputi sumber daya manusia, sumber daya alam, lingkungan, dan usaha. Pemberdayaan tersebut dilaksanakan (strategi) dengan Catur Bina Pemberdayaan, yaitu: – (1) Bina Manusia, – (2) Bina Sumber Daya, – (3) Bina Lingkungan, dan – (4) Bina Usaha, • melalui pelibatan stakeholder kunci secara partisipatoris (participatory approach).
  • 11. STRATEGI BINA MANUSIA • Meningkatkan kreatifitas • Investasi pada modal manusia (human capital) yaitu dalam bidang pendidikan dan kesehatan, • Peningkatan kapasitas organisasi dan kelompok baik formal maupun informal sebagai suatu cara untuk mensinergikan dan memadukan kekuatan individu, • Memperluas dan mengeintegrasikan mandat organisasi dan kelompok sehingga efisiensi bisa tercapai, • Memperbaiki budaya kerja, kerja keras, tanggung jawab, dan hemat, dan • Menghilangkan sifat dan mental negatif, boros, konsumtif yang memasung produktivitas dan menghambat pembangunan.
  • 12. STRATEGI BINA LINGKUNGAN • Meningkatkan peran masyarakat dalam mengelola dan menata lingkungan hidup, baik tempat tinggal mereka maupun habitat atau kawasan tempat kegiatan ekonomi produktif dijalankan, • Membangun infrastruktur terutama yang menyangkut dengan kebutuhan-kebutuhan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan ekonomi, • Meningkatkan perencanaan dan pembangunan secara spasial dan daya dukung lingkungannya, • Meningkatkan kualitas lingkungan hidup melalui konservasi, rehabilitasi, reboisasi dan lain sebagainya.
  • 13. STRATEGI BINA SUMBER DAYA • Memberikan konsepsi pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya alam dan buatan, • Menghidupkan kembali hak ulayat dan hak masyarakat lokal, • Menerapkan pemantauan pengelolaan sumber daya dengan prinsip partisipasi masyarakat lokal, • Menerapkan teknologi ramah lingkungan, mendorong pengembangan teknologi asli (indigenous technology), • Membangun kesadaran akan pentingnya nilai strategi sumberdaya bagi generasi kini dan yang akan datang, dan • Merehabilitasi habitat, dan memperkaya sumberdaya.
  • 14. BINA SUMBER DAYA (lanjutan) • Penerapan Community-Based Resource Management (CBRM). • Dengan diberlakukannya CBRM diharapkan bahwa tujuan-tujuan pemanfaatan dan pengelolaan sumber daya alam dapat dicapai. • Tiga tujuan utama pengelolaan sumber daya alam adalah: – peningkatan efisiensi dan produktivitas (economic efficiency objective), – pemerataan hasil dan kesejahteraan secara proporsional (social equity objective), dan – pencapaian keberlanjutan sumberdaya (ecological sustainability objective).
  • 15. STRATEGI BINA USAHA • Meningkatkan keterampilan usaha, pengelolaan bisnis skala kecil dan pengusaha teknologi, • Meningkatkan dan mempermudah akses terhadap teknologi, modal, pasar dan informasi pembangunan, • Membangun kemitraan mutualistis diantara sesama pelaku ekonomi rakyat dan melalui kerjasama perusahaan usaha besar, • Membangun sistem insentif administrasi serta pendanaan formal dan informal, dan • Menyediakan peraturan perundangan yang menjamin berjalannya proses pengentasan kemiskinan.
  • 16. KONSEP KELEMBAGAAN • Konsep kelembagaan berkembang dalam dua perspektif, yakni (1) kelembagaan sebagai nilai, norma, aturan perilaku dan aturan main dan (2) kelembagaan sebagai institusi/organisasi atau struktur. • Ruttan (1985) mendefinisikan kelembagaan sebagai aturan main, aturan perilaku yang menentukan pola-pola tindakan dan hubungan sosial, himpunan aturan mengenai tata hubungan di antara orang-orang, di mana ditentukan hak-hak mereka, perlindungan atas hak-hak, hak-hak istimewa dan tanggungjawab. • Hayami dan Kikuchi mendefinisikan kelembagaan sebagai pranata/aturan-aturan yang dikukuhkan dengan sanksi oleh para anggota komunitas. • Giddens dalam Scot (2008) mengartikan kelembagaan sebagai aturan yang memberikan kedamaian dalam kehidupan sosial dan memberikan dukungan bagi sistem sosial dalam ruang dan waktunya.
  • 17. KONSEP KELEMBAGAAN (lanj.) • Pada intinya kelembagaan merupakan seperangkat pengaturan formal dan non-formal yang mengatur perilaku (behavioral rules) dan dapat memfasilitasi terjadinya koordinasi atau mengatur hubungan interaksi antar individu-individu. • Kelembagaan dapat diartikan: – Aturan main (rules of the games); – Organisasi yang melaksanakan rules of the games atau sebagai the player of the games; – Aturan main yang telah mengalami keseimbangan (equilibrium rules of the games).
  • 18. KONSEP KELEMBAGAAN (lanj.) • Kelembagaan yang hidup pada masyarakat bersifat kompleks dan fungsional. Kompleksitas dan fungsionalitas dari kelembagan komunitas bersifat lokalitas dan spesifik. • Soekanto (1990) mengidentifikasi fungsi kelembagaan yang hidup dalam masyarakat untuk: – memenuhi kebutuhan pokok manusia, – memberi pedoman pada anggota masyarakat bagaimana mereka bersikap dan bertingkah laku dalam menghadapi masalah-masalah dalam masyarakat, terutama yang menyangkut pemenuhan kebutuhan-kebutuhan manusia, – menjaga keutuhan masyarakat, dan – memberi pegangan kepada masyarakat untuk mengadakan kontrol sosial (social control).
  • 19. KONSEP KELEMBAGAAN (lanj.) • Koentjaraningrat (1986) membedakan kelembagaan dalam masyarakat atas: • Kelembagaan kekerabatan/domestik, • Kelembagaan ekonomi (mata pencaharian, produksi, menimbun dan distribusi kekayaan), • Kelembagaan pendidikan, • Kelembagaan ilmiah, • Kelembagaan politik (mengatur kehidupan kelompok besar atau kehidupan negara), • Kelembagaan keagamaan (untuk mengatur hubungan manusia dengan Tuhan), • Kelembagaan estetika dan rekreasi (untuk menyatakan rasa keindahannya dan rekreasi) dan • Kelembagaan somatik (jasmaniah manusia).
  • 20. PENINGKATAN KAPASITAS • Istilah capacity building seringkali oleh para pakar dan praktisi pemakaiannya dipertukarkan dengan istilah capacity development. Namun pada beberapa tahun terakhir ini, para ahli lebih menyukai istilah capacity development, yang merupakan istilah yang lebih baru. Hal ini dikarenakan istilah capacity development, lebih menekankan kepada suatu proses yang sedang berjalan dari peningkatan kapasitas, daripada memfokuskan kepada membangun kepasitas baru. • Peningkatan kapasitas yaitu suatu proses dimana individu, kelompok, organisasi, kelembagaan dan masyarakat dapat lebih meningkatkan kemampuan mereka untuk mengidentifikasi dan memenuhi kebutuhan pembangunan mereka dalam konteks luas dan berkelanjutan (CIDA, 1996 dan UNDP, 1997).