Dokumen ini membahas upaya meningkatkan semangat belajar guru melalui komunitas Guru Belajar yang diinisiasi Kampus Guru Cikal. Komunitas ini hadir di 18 daerah dan meyakini bahwa guru belajar lewat kolaborasi. Mereka mengadakan Temu Pendidik Nusantara untuk berbagi pengalaman antar guru dari berbagai latar belakang agar dapat memperkaya pandangan mereka. Acara ini diharapkan dapat menyala sem
Paparan Refleksi Lokakarya program sekolah penggerak.pptx
MENYALAKAN SEMANGAT
1. Siaran Pers
Menyalakan Semangat Guru Belajar
Penyakit kronis pendidikan Indonesia bukan buruknya kualitas guru, tapi
berhentinya guru belajar. Ada beberapa faktor penyebabnya, pertama, buruknya
kualitas pelatihan guru, yang masif, satu arah, dan miskin praktek. Banyaknya
beban kerja administratif yang membuat guru kehabisan waktu luang untuk belajar.
Lebih ironis lagi, mekanisme Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) guru
dinilai tidak efektif. Riset yang dilakukan Nurkolis dan Yuliejantiningsih (2015) di
Demak dan Pemalang menunjukkan 73% guru menilai tidak efektif PKB di tingkat
KKG (Kelompok Kerja Guru) dan MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Faktor
terbesar yang membuat PKB tidak efektif adalah ketergantungan narasumber ahli
dari pusat serta hambatan dan keengganan melakukan pembelajaran kolaboratif
antar guru. Terhambatnya pembelajaran kolaboratif seolah menyiratkan kegagapan
dalam menghadapi keragaman.
Lebih jauh lagi, berhentinya semangat guru belajar berakar pada salah kaprah
guru belajar. Najelaa Shihab, penggagas komunitas Guru Belajar menyampaikan
bahwa ada 3 salah kaprah yang menghambat guru belajar. Pertama, guru malas
belajar kecuali bila ada insentif eksternal dalam bentuk tunjangan atau hadiah.
Kenyataannya, guru secara alami mempunyai kebutuhan internal untuk belajar.
Kedua, guru hanya perlu tahu cara melakukan sesuatu, tidak perlu dan tidak
bisa paham mengapa melakukan sesuatu. Padahal, kesadaran mengapa
melakukan sesuatu bisa menjadi motivasi yang luar biasa bagi guru belajar. Ketiga,
kompetensi guru adalah kompetensi yang bisa diukur, diinterpretasi dan
ditingkatkan secara individual tanpa mempertimbangkan konteks ekosistem.
Kenyataannya, pembelajaran guru bersifat sosial, iklim yang positif dibutuhkan guru
belajar.
Semangat guru belajar memang berasal dari motivasi internal yang ada dalam diri
guru. “Proses guru belajar, bagi saya, semacam menjalani berbagai petualangan,
termasuk petualangan menyelami diri sebagai pendidik, mencoba keluar dari
jebakan, berupa rasa puas, perasaan 'sudah-mengerti', dan perasaan 'tidak-boleh-
salah', ujar Diana Dwi Jayanti, penggerak Komunitas Guru Belajar Tuban. Semangat
guru belajar juga bermanfaat terhadap guru sendiri, sebagaimana diakui oleh Hesti
Wulandari, guru PAUD sekaligus Penggerak Komunitas Guru Belajar Soroako,
Sulawesi Selatan bahwa “Hanya dengan belajarlah pekerjaan sebagai guru itu tetap
menyenangkan”.
Semangat guru belajar berdampak pada murid dan suasana kelas. Penggerak
Komunitas Guru Belajar Timika sekaligus Guru SD, Lany R.H., menegaskan bahwa
“pengaruh guru belajar pada murid, secara tidak langsung akan membawa atmosfer
belajar yang semakin positif, bahkan menginspirasi murid untuk ikut terus belajar”.
Pendapat itu dibenarkan oleh Rizqy Rahmat Hani, guru SMA Negeri, yang semangat
kampusguru@cikal.co.id | @KampusGuruCikal
2. menjadi Penggerak Guru Belajar Pekalongan, “Menjadi guru belajar membuat siswa
menjadi lebih antusias belajar, siswa lebih tertantang belajar, siswa lebih cinta
belajar, ada rasa KASMARAN belajar di sana”.
Merasakan semangat guru belajar di berbagai daerah, Kampus Guru Cikal
mengadakan Temu Pendidik Nusantara pada Sabtu, 21 Nopember 2015 di Sekolah
Cikal, Cilandak sebagai ajang berbagi pengalaman dan saling belajar antar guru.
Kegiatan yang bertema Merajut Keragaman, Mewujudkan Pembelajar Sepanjang
Hayat akan dibuka Menteri Anies Baswedan. Sebelumnya, Menteri Anies akan
sarapan pagi bersama penggerak Guru Belajar sebagai bentuk apresiasi dan
dukungan pentingnya semangat guru belajar. “Menjadi guru harus bisa menjadi
sumber inspirasi buat murid maupun buat guru yang lain,” tukas Anies Baswedan.
Guru Belajar yang diinisiai oleh Kampus Guru Cikal adalah sebuah komunitas
pendidik untuk berbagi praktik cerdas pengajaran dan pendidikan, yang telah
hadir di 18 daerah mulai dari Lampung di barat dan Timika di timur. Komunitas
ini meyakini bahwa guru belajar lewat kolaborasi yang beragam. Keragaman bentuk
kolaborasi terwujud pada Temu Pendidik di setiap daerah, Temu Pendidik Nusantara
yang memberi kesempatan guru belajar dari sesama guru maupun dari non-guru,
dan peluncuran buku “Diferensiasi, Memahami Pelajar untuk Belajar yang
Menyenangkan dan Bermakna” yang ditulis secara gotong royong oleh para guru.
Buku Diferensiasi diharapkan dapat membekali guru untuk mengajar dan
mendidik dengan beragam teknik serta memenuhi kebutuhan dan profil belajar
murid yang beragam.
Temu Pendidik Nusantara akan menghadirkan pula Badroni Yuzirman, Lucy
Wiryono, Clara Ng, dan Melly Goeslaw. Kehadiran narasumber dari beragam profesi
tersebut diharapkan dapat memperkaya cara pandang guru. Selain itu, ada 8 kelas
lokakarya yang melibatkan KPK RI, Balitbang Kemdikbud RI, Taman Gagasan Anak,
IniBudi.org, KeluargaKita.com, Komunitas Guru Belajar, Living Quran dan Science
Factory.
Temu Pendidik Nusantara adalah perayaan keragaman sekaligus penyala
semangat guru belajar. Perayaan bahwa keragaman merupakan kekuatan dan
potensi, baik dalam konteks berbangsa maupun dalam penerapannya pada praktik
belajar mengajar di kelas. Penyala semangat guru belajar yang telah ada dalam diri
guru. Tantangan untuk menyalakan semangat guru belajar adalah bagaimana
mewujudkan ekosistem pendidikan yang mendukung perwujudan semangat guru
belajar menjadi dampak positif pada pembelajaran dan anak-anak Indonesia.
kampusguru@cikal.co.id | @KampusGuruCikal