SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 40
Alat Musik Melayu Timur
Dra. Siti Sahara
Diksi
dalam Kalimat
.
Pengertian Diksi
 Diksi atau pilihan kata adalah hasil dari upaya
memilih kata yang tepat untuk dipakai dalam
suatu tuturan bahasa.
 Diksi juga untuk menentukan kata yang cocok
digunakan dalam kalimat yang maknanya tidak
bertentangan dengan nilai-nilai yang diakui
masyarakat. Contohnya:
- kata mati, yang bermakna meninggal,
wafat, kembali ke haribaan Allah.
.
Kata Umum & Kata Khusus
 Kata umum adalah kata yang cakupan makna
lebih luas atau disebut hipernim.
 Kata khusus adalah kata yang cakupan makna
lebih sempit atau terbatas atau disebut hiponim.
Contoh:
- kata umum : melihat
- kata khusus: menyaksikan, meneliti, memeriksa,
menonton, melirik, dan melotot.
.
Jargon & Slang
 Jargon adalah kata-kata yang digunakan secara
terbatas dalam bidang ilmu, profesi, atau kelompok.
Contoh: sikon (situasi dan kondisi), dok (dokter), dsb.
 Slang adalah kata-kata yang tidak baku yang
dibentuk secara khas sebagai cetusan keinginan
untuk tampil beda, jika telah usang akan muncul
kata-kata baru Contoh: asoi, mana tahan,
meneketehe, dsb.
.
Syarat-Syarat Diksi
1) Menggunakan ragam baku dan tidak mencampur
adukan dengan kata tidak baku. Contoh:
- hakikat (baku) hakekat (tidak baku).
2) Menggunakan kata dengan cermat yang berhubungan
dengan nilai sosial. Contoh:
- kencing (tidak sopan) buang air kecil
(lebih sopan).
3) Menggunakan kata berpasangan dan berlawanan
makna dengan cermat. Contoh:
- sesuai bagi (salah) sesuai dengan (benar).
.
Lanjut
4) Menggunakan kata suasana tertentu. Contoh:
- berjalan lambat, mengesot, dan merangkak.
5) Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karya
ilmiah dan komunikasi non ilmiah menggunakan kata
populer. Contoh:
- argumentasi (ilmiah) pembuktian (populer)
6) Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan)
dalam bahasa tulis. Contoh:
- tulis, baca, kerja (bahasa lisan)
- menulis, membaca, mengerjakan (bhs tulis)
Diksi atau Pilihan kata
1. Relasi Makna
2. Perubahan Makna
3. Kaidah Makna
4. Definisi
.
1. Relasi Makna
1) Sinonim dan Antonim
2) Denotasi dan Konotasi
3) Homograf dan Homofon
4) Polisemi
5) Superordina dan Hiponim
.
1) Sinonim & Antonim
 Sinonim adalah kata-kata yang mempunyai
makna yang sama atau mirip Contoh:
- muka: paras, wajah, tampang.
- bunga: kembang
- temperatur: suhu
- akselerasi: percepatan
 Antonimi adalah dua buah kata yang
maknanya dianggab berlawanan. Contoh:
- kering x basah - panjang x pendek
- Siang x malam - panas x dingin
.
2) Denotasi & Konotasi
.
 Denotatif adalah makna sebenarnya atau makna
wajar yang sesuai dengan apa adanya. Contoh:
- kamar kecil mengacu pada kamar yang kecil.
- Putra membeli kambing hitam kemarin.
 Konotatif adalah makna tidak sebenarnya pada
kata atau kelompok kata (makna kias). Contoh:
- kamar kecil berarti jamban (WC).
- Putra menjadi kambing hitam dalam kasus
tersebut.
.
3) Homograf & Homofon
 Homograf adalah kelompok kata yang
memepunyai kesamaan huruf tetapi
pengucapannya berbeda dan meknanya
berbeda Contoh: Teras (inti –e keras) dan
Teras (beranda rumah –e lemah)
 Homofon adalah kelompok kata yang
mempunyai kesamaan bunyi, tetapi tulisan
berbeda dan maknanya pun berbeda Contoh:
Bank (tempat menyimpan uang), Bang (kakak)
.
4) Polisemi
 Polisemi adalah istilah yang mempunyai
makna yang berbeda-beda karena terjadi
pergeseran makna atau tafsiran. Contoh:
- Makanan harus dikunyah di dalam mulut
(organ tubuh) hingga halus.
- Tim penyelamat telah sampai di mulut
(ujung) gua.
.
5) Superordinat & Hiponim
 Superordinat adalah makna yang lebih luas.
Contoh: buah, bunga, ikan
 Hiponim adalah cakupan-cakupan makna dalam sebuah
makna yang lain. Contoh:
- mangga, pisang, jeruk, apel, salak (hiponim)  (buah))
- melati, mawar, kenanga, cempaka (hiponim)  (bunga)
- bandang, lelek, patin, gurame, (hiponim)  (ikan)
.
2. Perubahan Makna
1) Generalisasi
2) Spesialisasi
3) Ameliorasi
4) Peyorasi
5) Asosiasi
6 Sinestesia
.
1) Generalisasi
 Generalisasi (Perluasan) makna kata adalah
gejalah yang terjadi pada sebuah kata yang
pada mulanya hanya memiliki sebuah makna,
tetapi kemudian karena berbagai faktor menjadi
memiliki makna-makna lain. Contoh: -
kakak, bapak, ibu, dsb
- kakak: bermakna saudara sekandung yang
lebuh tua.
 Kemudian meluas siapa saja yang pantas
dianggap lebih tua begitu juga seterusnya
dengan kata „bapak‟ dan „ibu‟.
.
2) Spesialisasi
 Spesialisasi (penyempitan) yaitu cakupan
makna masa kini yang lebih sempit daripada masa
lalu. Contoh:
- Kata sarjana dulu mengucapkan pada orang-
orang cerdik, pandai, dan berilmu tinngi. Saat ini
maknanya menyenpit khusus menjadi lulusan
jenjang pendidi- kan S1 pada bidang ilmu
tertentu saja.
.
3) Ameliorasi  4) Peyorasi
3) Ameliorasi adalah suatu perubahan baru yang
dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilainya dari
makna yang lama. Contoh:
- „Tunarungu‟ dirasakan lebih baik dan lebih
sopan dari kata „tuli‟.
4) Peyorasi adalah perubahan makna yang membuat
makna kata baru dirasakan lebih rendah nilainnya
dari makna yang lama. Contoh: „Pelacur‟
dirasakan lebih kasar dari
- kata „tunasusia‟.
.
5) Asosiasi  6) Sinestesia
5) Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi sebagai
akibat persamaan sifat. Misalnya: kata „amplop‟ berarti
secari „kertas‟ untuk menyimpan surat. Berdasarkan sifat ini,
kata amplop dipakai untuk menyatakan makna suap, uang
sogokan atau uang pelicin.
6) Sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi sebagai
akibat pertukaran tanggapan dua indra yang berbedah.
Contoh: Suara penyanyi baru itu „sedap‟ didengar. Kata
„sedap‟ lazimnya dipakai dengan indera pencicip/perasa
yaitu lidah, tetapi pada kalimat di atas kata „sedap‟ dikaitkan
dengan indra pendengaran „telinga‟
.
3. Kaidah Makna
1) Kata Abstrak dan
Kata Konkret
2) Kata Populer dan
Kata Kajian
3) Kata Serapan dan
Kata Asing
.
1) Kata Abstrak & Konkret
.
 Abstrak ialah kata tidak mudah diserap pancaindra
dan mempunyai refren berupa konsep:
* kebijakan, usulan, khayalan, impian. Contoh:
- kebaikan (kata abstrak)
- seseorang kepada orang lain (bersifat abstrak).
- (tidak berwjud atau tidak berbentuk).
- kebenaran (kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu
tampak
 Konkret ialah kata mudah diserap oleh panca indra
dan mempunyai refren berupa objek yang dapat dilihat,
didengar, diraba, dan dirasakan.
* lemari, kursi, mobil, tampan. Contoh:
- Pegawai Negeri RI mendapatkan kenaikan
sepuluh persen (kata konkrit).
.
2. Kata Populer & Kajian
 Kata populer ialah kata-kata yang dipergunakan pada
berbagai kesempatan berkomunikasi sehari- hari dikalangan
semua lapisan masyarakat luas. seperti kata besar,
pindah, kecil, batu, waktu, isi, bagian, harga dll.
 Kata kajian ialah kata-kata yang digunakan dalam
lingkuan ilmwan membuat makalah, sekripsi, dan
desertasi dengan menggunakan kata seperti makro,
populer, transfer, minor, batuan, momendum, faktor,
volume.
.
Contoh Kata Populer & Kajian
Populer Kajian
1) besar makro
2) sejajar paralel
3) isi volume
4) bagian suku cadang, unsur
5) air H2O
6) hijau daun klorofil
7) batasan definisi
8) arang karbon
9) sempurna tuntas
10) berbahaya rawan, kritis
11) wajar natural, lugu
12) tetap tepat asas, konsisten
13) bermakna siknifikan
14) tahap stadium
.
3) Kata Serapan & Kata Asing
 Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa
asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa
dan diterima pemakaiannya secara umum, kata serapan
dalam bahasa Indonesia ialah:
1) tetapi (dari bahasa Sansekerta tathâpi: namun
itulah)
2) mungkin (dari bahasa Arab mumkinun: ?)
3) meski (dari bahasa Portugis mas que: walau)
 Penyerapan kata dari bahasa Cina sampai sekarang
masih terjadi di bidang pariboga termasuk bahasa
Jepang yang agaknya juga potensial menjadi
sumber penyerapan.
.
4. Definisi
* Jenis definisi
1. Nominal
2. Formal
3. Operasional
4. Luas
.
1. Definisi Nominal
a) Sinonim/sama atau padanan
b) Terjemahan
c) Etimologi
 Contoh definisi Nasional
(1) Badut ialah pelawak.
(2) Kesenjangan ialah gap.
(3) Kemampuan fisik ialah kesanggupan badani.
(4) Bahasa berasal dari kata bhasa (S) yang
diturunkan dari akar kata bhas. S
(5) Kelapa ialah yang di dalam bahasa latin
disebut Cocos nucifera LINN.
.
2. Definisi Formal
1. kelas
2. genus
3. ciri-ciri sesuatu
danPembeda
(deferensial)
.
Lanjut
 Definisi formal atau definisi logis ialah suatu istilah
dikeluarkan dari genus dan spesiesnya upaya untuk
dapat membuat definisi formal.
 Definisi formal harus memiliki pengertian dan prinsip-
prinsip klasifikasi kompleks (Gorys Keraf )
 Definisi formal terdiri dari dua ruas (bagian), yaitu bagian
yang didefinisikan disebut definiendum, dan bagian yang
mendefinisikan disebut definiens.
 Menurut peraturan, tempat kedua suku tersebut harus
dapat dipertukarkan tanpa mengubah arti.
Jika X = Y merupakan definisi formal, maka harus dapat
diubah menjadi Y = X; sama saja dengan 4 + 5 = 9 dapat
diubah menjadi 9 = 4 + 5.
- Contoh: 
.
Contoh: Definisi Formal
1) Kiper adalah pemain bola yang bertugas menjaga
gawang.
2) Kueskiorkor ialah penyakit yang disebabkan oleh
kekurangan protein pada anak-anak.
3) Selat ialah laut sempit yang terletak di antara dua
pulau.
4) SPG ialah lembaga pendidikan kejuruan yang mendidik
calon guru SD.
5) Bambu ialah sejenis rumput yang batangnya berkayu.
.
3. Definisi Operasional
1. Apa yang dihitung
atau diukur
2. Bagaimana
3. Sifat-sifat statis
.
 Definisi operasional menunjukkan apa
yang harus dilakukan dan bagaimana
melakukannya, apa yang akan
diukur dan bagaimana mengukurnya
1. Apa yang dihitung atau diukur
.
1) Kepadatan penduduk ialah jumlah rata-rata penduduk
perkilometer persegi.
2) Kecepatan kapal laut ialah rata-rata jumlah knot
yang dapat ditempuh kapal laut dalam satu jam.
3) Daya angkut mobil sampah ialah jumlah sampah
dalam meter kubik yang dapat dimuatkan dalam
bak mobil.
4) Hasil belajar mahasiswa ialah indeks prestasi yang
dicapai pada akhir smester.
5) Kecepatan membaca ialah rata-rata jumlah kata
yang dapat dibaca dalam satu menit.
Contoh definisi Operasional
.
4. Definisi luas
1. Rumit, abstrak
2. Tidak cukup satu kalimat
3. Dalam ensiklopedi menjelas
nama orang, tempat, agama dll
.
Lanjut
 Definisi merupakan uraian panjang lebar; mungkin satu
paragraf, satu bab, bahkan meliputi seluruh karangan.
 Definisi diperlukan jika berhadapan dengan suatu
konsep yang rumit, yang tidak mungkin dijelaskan
dengan kalimat pendek. Konsep “ketahanan nasional”
misalnya, tidak akan jelas jika hanya didefinisikan
sebagai “kemampuan dinamik suatu bangsa yang dapat
dihimpun menjadi kekuatan nasional untuk mengatasi
tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang datang
dari dalam maupun dari luar”. Oleh karena itu, konsep
tersebut diberi definisi luas. Dari definisi itu dapat mengetahui
perkembangan konsep, unsur-unsur, di dalam semua aspek
kehidupan bangsa.
.
Contoh: Definisi luas
 Manusia selain memerlukan makanan, air dan
vitamin, juga memerlukan macam-macam mineral.
Apakah mineral itu? Mineral adalah unsur-unsur zat
yang terdapat di dalam tanah. Zat-zat ini berwujud
sebagai persenyawaan kimia yang disebut garam. Kira-
kira empat persen dari tubuh manusia terdiri dari
bermacam-macam mineral, yaitu kalsium, fosfor,
belerang, khlor, natrium, magnesium, besi, mangan,
tembaga, dan yodium. Unsur yang terbanyak adalah
kalsium dan fosfor, y aitu antara 2,3 dan 3,4 persen dari
berat tubuh atau antara 57 dan 85 persen dari seluruh
mineral yang ada di dalam tubuh.
.
Contoh: Definisi luas
.
Tugas mineral di dalam tubuh ialah:
1. Membangun jaringan tubuh.
2. Mengatur tekanan osmose/keseimbangan
cairan di dalam tubuh.
3. Memberikan elektrolit untuk otot-otot
dan syaraf.
4. Membuat berbagai enzim
Kebutuhan manusia akan mineral dapat
dipenuhi antara lain dengan makan buah-
buahan dan sayur-sayuran.
Latihan Yuk!
Diksi atau Pilihan Kata
Uji Kompetensi 2
.
Latihan: Soal
Gabungkanlah kelompok „A‟ dan „B‟ yang cocok setelah itu tentukan jenis
definisi: Nominal, Formal, Operasional, dan Luas!
Kelompok A difiniendum Kelompok B definiens
1. pasar
2. perestasi olahragawan
3. energi geotermis
4. kekayaan pribadi
5. kuasiorkor
6. tingkat kemakmuran
penduduk
7. kapasitas
8. bobot mati kapal
9. transmigrasi
10. luas lingkaran
a. penyakit, protein , anak-anak
b. pendapatan perkapita
c. 22/7 r2
d. piala
e. panas bumi
f. tempat jual beli
g. nilai jual harta yang dimiliki,
gaji/pendapatan
h. ton, tanpa muata
i. daya tampung
j. kebijaksanaan, persebaran,
penduduk, sumber
transmigrasi
.
Latihan: Soal
Gabungkanlah kelompok „A‟ dan „B‟ yang cocok setelah itu tentukan jenis
definisi: Nominal, Formal, Operasional, dan Luas!
Kelompok A difiniendum Kelompok B definiens
1. pasar (f = formal)
2. perestasi olahragawan
(d = operasiona)
3. energi geotermis (e = nominal)
4. kekayaan pribadi
(g = operasional)
5. kuasiorkor (a = formal)
6. tingkat kemakmuran penduduk
(b = operasional)
7. kapasitas (i = nominal)
8. bobot mati kapal
(h = operasional)
9. transmigrasi (j = luas)
10. luas lingkaran
(c = operasional)
a. penyakit, protein , anak-anak
b. pendapatan perkapita
c. 22/7 r2
d. piala
e. panas bumi
f. tempat jual beli
g. nilai jual harta yang dimiliki,
gaji/pendapatan
h. ton, tanpa muata
i. daya tampung
j. kebijaksanaan, persebaran,
penduduk, sumber
transmigrasi
Buku Sumber
 A. Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA.
Gemar Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK
Press, 2010.
 Akhadiah, Sabarti dan Sakura Ridwan.
Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa
Indonesia. Jakarta: Erlangga, 1999.
 Henry, Guntur Tarigan. Pengajaran Semantik.
Bandung: Angkasa 1983.
 Keraf, Gorys. Komposisi. Ende, Flores: Nusa
Indah, 1995.
 Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan
Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa
Indonesia. Balai Pustaka: Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan 1990.
.
5. diksi dalam kalimat

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

KONSEP DASAR MONITORING DAN EVALUASI PPT.pptx
KONSEP DASAR MONITORING DAN EVALUASI PPT.pptxKONSEP DASAR MONITORING DAN EVALUASI PPT.pptx
KONSEP DASAR MONITORING DAN EVALUASI PPT.pptx
heddypetra1
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Warnet Raha
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikan
ImaaELF
 

La actualidad más candente (20)

KONSEP DASAR MONITORING DAN EVALUASI PPT.pptx
KONSEP DASAR MONITORING DAN EVALUASI PPT.pptxKONSEP DASAR MONITORING DAN EVALUASI PPT.pptx
KONSEP DASAR MONITORING DAN EVALUASI PPT.pptx
 
Inovasi Kurikulum
Inovasi KurikulumInovasi Kurikulum
Inovasi Kurikulum
 
Pengembangan paragraf
Pengembangan paragrafPengembangan paragraf
Pengembangan paragraf
 
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moralPertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
Pertemuan 3 Hubungan nilai, norma dan moral
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektifMakalah bahasa indonesia kalimat efektif
Makalah bahasa indonesia kalimat efektif
 
RESOLUSI KONFLIK
RESOLUSI KONFLIKRESOLUSI KONFLIK
RESOLUSI KONFLIK
 
Jurnal lengkap
Jurnal lengkapJurnal lengkap
Jurnal lengkap
 
Hakikat belajar dan pembelajaran ppt
Hakikat belajar dan pembelajaran pptHakikat belajar dan pembelajaran ppt
Hakikat belajar dan pembelajaran ppt
 
Makalah kebudayaan
Makalah kebudayaanMakalah kebudayaan
Makalah kebudayaan
 
Taksonomi bloom
Taksonomi bloomTaksonomi bloom
Taksonomi bloom
 
Ppt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikanPpt supervisi pendidikan
Ppt supervisi pendidikan
 
Psikologi pendidikan tentang bakat
Psikologi pendidikan tentang bakatPsikologi pendidikan tentang bakat
Psikologi pendidikan tentang bakat
 
140224 faktor-faktor dan karakteristik filsafat
140224 faktor-faktor dan karakteristik filsafat140224 faktor-faktor dan karakteristik filsafat
140224 faktor-faktor dan karakteristik filsafat
 
Contoh jurnal
Contoh jurnalContoh jurnal
Contoh jurnal
 
Kelompok 3 logika
Kelompok 3 logikaKelompok 3 logika
Kelompok 3 logika
 
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
Motivasi dalam Belajar dan Pembelajaran (Makalah BDP)
 
Proses morfologi 3
Proses morfologi 3Proses morfologi 3
Proses morfologi 3
 
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an
ulumul Qur`an Fungsi hadis terhadap al-Qur`an
 

Destacado

6. kalimat efektif
6. kalimat efektif6. kalimat efektif
6. kalimat efektif
busitisahara
 
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
busitisahara
 
Definisi operasional ppt
Definisi operasional pptDefinisi operasional ppt
Definisi operasional ppt
Age Hadi
 
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
busitisahara
 
Kata kajian-dan-kata-populer
Kata kajian-dan-kata-populerKata kajian-dan-kata-populer
Kata kajian-dan-kata-populer
Kholid Hamdun
 

Destacado (20)

Makalah bahasa indonesia kata kajian, kata populer, kata denotasi
Makalah bahasa indonesia kata kajian, kata populer, kata denotasi Makalah bahasa indonesia kata kajian, kata populer, kata denotasi
Makalah bahasa indonesia kata kajian, kata populer, kata denotasi
 
Gejala Bahasa Indonesia
Gejala Bahasa IndonesiaGejala Bahasa Indonesia
Gejala Bahasa Indonesia
 
6. kalimat efektif
6. kalimat efektif6. kalimat efektif
6. kalimat efektif
 
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
 
Definisi operasional ppt
Definisi operasional pptDefinisi operasional ppt
Definisi operasional ppt
 
Ragam Bahasa Ilmiah
Ragam Bahasa IlmiahRagam Bahasa Ilmiah
Ragam Bahasa Ilmiah
 
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
1. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
 
Terampil menulis kalimat efektif
Terampil menulis kalimat efektif Terampil menulis kalimat efektif
Terampil menulis kalimat efektif
 
Kata kajian-dan-kata-populer
Kata kajian-dan-kata-populerKata kajian-dan-kata-populer
Kata kajian-dan-kata-populer
 
Proposisi
ProposisiProposisi
Proposisi
 
Pedoman Umum Pembentukan Istilah Bahasa Indonesia
Pedoman Umum Pembentukan Istilah Bahasa IndonesiaPedoman Umum Pembentukan Istilah Bahasa Indonesia
Pedoman Umum Pembentukan Istilah Bahasa Indonesia
 
Bahasa Indonesia SMA Kelas X Semester 1 - Kalimat Deskripsi, Definisi, Penjel...
Bahasa Indonesia SMA Kelas X Semester 1 - Kalimat Deskripsi, Definisi, Penjel...Bahasa Indonesia SMA Kelas X Semester 1 - Kalimat Deskripsi, Definisi, Penjel...
Bahasa Indonesia SMA Kelas X Semester 1 - Kalimat Deskripsi, Definisi, Penjel...
 
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa IndonesiaEjaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
Ejaan, Diksi, Kalimat, dan Paragraf Bahasa Indonesia
 
Makalah variabel dan definisi operasional
Makalah variabel dan definisi operasionalMakalah variabel dan definisi operasional
Makalah variabel dan definisi operasional
 
Kata ilmiah
Kata ilmiahKata ilmiah
Kata ilmiah
 
Ragam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiahRagam bahasa ilmiah
Ragam bahasa ilmiah
 
Kata kajian-dan-kata-populer
Kata kajian-dan-kata-populerKata kajian-dan-kata-populer
Kata kajian-dan-kata-populer
 
Kata kajian-dan-kata-populer
Kata kajian-dan-kata-populerKata kajian-dan-kata-populer
Kata kajian-dan-kata-populer
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
ASHOK THIRUVEEDULA-V3 (1)
ASHOK THIRUVEEDULA-V3 (1)ASHOK THIRUVEEDULA-V3 (1)
ASHOK THIRUVEEDULA-V3 (1)
 

Similar a 5. diksi dalam kalimat

Buku penghubung 2018
Buku penghubung 2018Buku penghubung 2018
Buku penghubung 2018
Vania Aqil
 
Bidiksi 120206062134-phpapp01
Bidiksi 120206062134-phpapp01Bidiksi 120206062134-phpapp01
Bidiksi 120206062134-phpapp01
Putra Fauzan
 

Similar a 5. diksi dalam kalimat (20)

Diksi dan arti
Diksi dan artiDiksi dan arti
Diksi dan arti
 
Presentasi_Diksi_atau_Pilihan_Kata.pptx
Presentasi_Diksi_atau_Pilihan_Kata.pptxPresentasi_Diksi_atau_Pilihan_Kata.pptx
Presentasi_Diksi_atau_Pilihan_Kata.pptx
 
Presentasi Diksi
Presentasi DiksiPresentasi Diksi
Presentasi Diksi
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
KATA BAKU ISTILAH DALAM BAHASA INDONESIA.pptx
KATA BAKU ISTILAH DALAM BAHASA INDONESIA.pptxKATA BAKU ISTILAH DALAM BAHASA INDONESIA.pptx
KATA BAKU ISTILAH DALAM BAHASA INDONESIA.pptx
 
Tata Bahasa Indonesia [Mindmapping dan Landasan Teori]
Tata Bahasa Indonesia [Mindmapping dan Landasan Teori]Tata Bahasa Indonesia [Mindmapping dan Landasan Teori]
Tata Bahasa Indonesia [Mindmapping dan Landasan Teori]
 
ppt kel 3.pptx
ppt kel 3.pptxppt kel 3.pptx
ppt kel 3.pptx
 
Struktur bahasa indonesia ragam ilmiah
Struktur bahasa indonesia ragam ilmiahStruktur bahasa indonesia ragam ilmiah
Struktur bahasa indonesia ragam ilmiah
 
Semantik bahasa indonesia
Semantik bahasa indonesiaSemantik bahasa indonesia
Semantik bahasa indonesia
 
Materi 3 Pengertian, Kata, Term.pptx
Materi 3 Pengertian, Kata, Term.pptxMateri 3 Pengertian, Kata, Term.pptx
Materi 3 Pengertian, Kata, Term.pptx
 
Buku penghubung 2018
Buku penghubung 2018Buku penghubung 2018
Buku penghubung 2018
 
Bahan mentah
Bahan mentahBahan mentah
Bahan mentah
 
Bahasa indonesia, Pilihan Kata dan Definisi
Bahasa indonesia, Pilihan Kata dan DefinisiBahasa indonesia, Pilihan Kata dan Definisi
Bahasa indonesia, Pilihan Kata dan Definisi
 
Diksi
DiksiDiksi
Diksi
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdfJenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata .pdf
 
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docxJenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
Jenis Kata dan Klasifikasi Kata.docx
 
Bidiksi 120206062134-phpapp01
Bidiksi 120206062134-phpapp01Bidiksi 120206062134-phpapp01
Bidiksi 120206062134-phpapp01
 
7 kelas kata bahasa indonesia
7 kelas kata bahasa indonesia7 kelas kata bahasa indonesia
7 kelas kata bahasa indonesia
 
Diksi persentation
Diksi persentationDiksi persentation
Diksi persentation
 
Bentuk-dan-Makna.ppt
Bentuk-dan-Makna.pptBentuk-dan-Makna.ppt
Bentuk-dan-Makna.ppt
 

Más de busitisahara

11. teknik penulisan karya ilmiah
11. teknik penulisan karya ilmiah11. teknik penulisan karya ilmiah
11. teknik penulisan karya ilmiah
busitisahara
 
9. penalaran dalam karangan
9. penalaran dalam karangan9. penalaran dalam karangan
9. penalaran dalam karangan
busitisahara
 
8. perencanaan karangan
8. perencanaan karangan8. perencanaan karangan
8. perencanaan karangan
busitisahara
 
7. paragraf dan pengembangannya
7. paragraf dan pengembangannya7. paragraf dan pengembangannya
7. paragraf dan pengembangannya
busitisahara
 
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
busitisahara
 
3. penerapan kaidah ejaan
3. penerapan kaidah ejaan3. penerapan kaidah ejaan
3. penerapan kaidah ejaan
busitisahara
 
2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
busitisahara
 
10. sistematika penulisan karya ilmiah
10. sistematika penulisan karya ilmiah10. sistematika penulisan karya ilmiah
10. sistematika penulisan karya ilmiah
busitisahara
 
11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah
11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah
11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah
busitisahara
 
10. penalaran dalam karangan
10. penalaran dalam karangan10. penalaran dalam karangan
10. penalaran dalam karangan
busitisahara
 
9. perencanaan karangan
9. perencanaan karangan9. perencanaan karangan
9. perencanaan karangan
busitisahara
 
8. paragraf dan pengembangannya
8. paragraf dan pengembangannya8. paragraf dan pengembangannya
8. paragraf dan pengembangannya
busitisahara
 
7. kalimat efektif
7. kalimat efektif 7. kalimat efektif
7. kalimat efektif
busitisahara
 
6. diksi dalam kalimat
6. diksi dalam kalimat6. diksi dalam kalimat
6. diksi dalam kalimat
busitisahara
 
5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat
5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat
5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat
busitisahara
 
4. penerapan kaidah ejaan
4. penerapan kaidah ejaan 4. penerapan kaidah ejaan
4. penerapan kaidah ejaan
busitisahara
 
3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
busitisahara
 
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
busitisahara
 
1. kuliah pengantar dan kontrak belajar
1. kuliah pengantar dan kontrak belajar1. kuliah pengantar dan kontrak belajar
1. kuliah pengantar dan kontrak belajar
busitisahara
 
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
busitisahara
 

Más de busitisahara (20)

11. teknik penulisan karya ilmiah
11. teknik penulisan karya ilmiah11. teknik penulisan karya ilmiah
11. teknik penulisan karya ilmiah
 
9. penalaran dalam karangan
9. penalaran dalam karangan9. penalaran dalam karangan
9. penalaran dalam karangan
 
8. perencanaan karangan
8. perencanaan karangan8. perencanaan karangan
8. perencanaan karangan
 
7. paragraf dan pengembangannya
7. paragraf dan pengembangannya7. paragraf dan pengembangannya
7. paragraf dan pengembangannya
 
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
4. kata, frase, dan klausa, dalam kalimat
 
3. penerapan kaidah ejaan
3. penerapan kaidah ejaan3. penerapan kaidah ejaan
3. penerapan kaidah ejaan
 
2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
2. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
 
10. sistematika penulisan karya ilmiah
10. sistematika penulisan karya ilmiah10. sistematika penulisan karya ilmiah
10. sistematika penulisan karya ilmiah
 
11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah
11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah
11. sistematika dan teknik penulisan karya ilmiah
 
10. penalaran dalam karangan
10. penalaran dalam karangan10. penalaran dalam karangan
10. penalaran dalam karangan
 
9. perencanaan karangan
9. perencanaan karangan9. perencanaan karangan
9. perencanaan karangan
 
8. paragraf dan pengembangannya
8. paragraf dan pengembangannya8. paragraf dan pengembangannya
8. paragraf dan pengembangannya
 
7. kalimat efektif
7. kalimat efektif 7. kalimat efektif
7. kalimat efektif
 
6. diksi dalam kalimat
6. diksi dalam kalimat6. diksi dalam kalimat
6. diksi dalam kalimat
 
5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat
5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat
5. kata, frase, dan klausa dalam kalimat
 
4. penerapan kaidah ejaan
4. penerapan kaidah ejaan 4. penerapan kaidah ejaan
4. penerapan kaidah ejaan
 
3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
3. arti, fungsi, dan ragam bahasa indonesia
 
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
2. sejarah dan perkembangan bahasa indonesia
 
1. kuliah pengantar dan kontrak belajar
1. kuliah pengantar dan kontrak belajar1. kuliah pengantar dan kontrak belajar
1. kuliah pengantar dan kontrak belajar
 
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
12. pratik penulisan karya ilmiah; resensi, proposal, dan laporan
 

5. diksi dalam kalimat

  • 1. Alat Musik Melayu Timur Dra. Siti Sahara Diksi dalam Kalimat
  • 2. . Pengertian Diksi  Diksi atau pilihan kata adalah hasil dari upaya memilih kata yang tepat untuk dipakai dalam suatu tuturan bahasa.  Diksi juga untuk menentukan kata yang cocok digunakan dalam kalimat yang maknanya tidak bertentangan dengan nilai-nilai yang diakui masyarakat. Contohnya: - kata mati, yang bermakna meninggal, wafat, kembali ke haribaan Allah.
  • 3. . Kata Umum & Kata Khusus  Kata umum adalah kata yang cakupan makna lebih luas atau disebut hipernim.  Kata khusus adalah kata yang cakupan makna lebih sempit atau terbatas atau disebut hiponim. Contoh: - kata umum : melihat - kata khusus: menyaksikan, meneliti, memeriksa, menonton, melirik, dan melotot.
  • 4. . Jargon & Slang  Jargon adalah kata-kata yang digunakan secara terbatas dalam bidang ilmu, profesi, atau kelompok. Contoh: sikon (situasi dan kondisi), dok (dokter), dsb.  Slang adalah kata-kata yang tidak baku yang dibentuk secara khas sebagai cetusan keinginan untuk tampil beda, jika telah usang akan muncul kata-kata baru Contoh: asoi, mana tahan, meneketehe, dsb.
  • 5. . Syarat-Syarat Diksi 1) Menggunakan ragam baku dan tidak mencampur adukan dengan kata tidak baku. Contoh: - hakikat (baku) hakekat (tidak baku). 2) Menggunakan kata dengan cermat yang berhubungan dengan nilai sosial. Contoh: - kencing (tidak sopan) buang air kecil (lebih sopan). 3) Menggunakan kata berpasangan dan berlawanan makna dengan cermat. Contoh: - sesuai bagi (salah) sesuai dengan (benar).
  • 6. . Lanjut 4) Menggunakan kata suasana tertentu. Contoh: - berjalan lambat, mengesot, dan merangkak. 5) Menggunakan kata ilmiah untuk penulisan karya ilmiah dan komunikasi non ilmiah menggunakan kata populer. Contoh: - argumentasi (ilmiah) pembuktian (populer) 6) Menghindarkan penggunaan ragam lisan (pergaulan) dalam bahasa tulis. Contoh: - tulis, baca, kerja (bahasa lisan) - menulis, membaca, mengerjakan (bhs tulis)
  • 7. Diksi atau Pilihan kata 1. Relasi Makna 2. Perubahan Makna 3. Kaidah Makna 4. Definisi
  • 8. . 1. Relasi Makna 1) Sinonim dan Antonim 2) Denotasi dan Konotasi 3) Homograf dan Homofon 4) Polisemi 5) Superordina dan Hiponim
  • 9. . 1) Sinonim & Antonim  Sinonim adalah kata-kata yang mempunyai makna yang sama atau mirip Contoh: - muka: paras, wajah, tampang. - bunga: kembang - temperatur: suhu - akselerasi: percepatan  Antonimi adalah dua buah kata yang maknanya dianggab berlawanan. Contoh: - kering x basah - panjang x pendek - Siang x malam - panas x dingin
  • 10. . 2) Denotasi & Konotasi .  Denotatif adalah makna sebenarnya atau makna wajar yang sesuai dengan apa adanya. Contoh: - kamar kecil mengacu pada kamar yang kecil. - Putra membeli kambing hitam kemarin.  Konotatif adalah makna tidak sebenarnya pada kata atau kelompok kata (makna kias). Contoh: - kamar kecil berarti jamban (WC). - Putra menjadi kambing hitam dalam kasus tersebut.
  • 11. . 3) Homograf & Homofon  Homograf adalah kelompok kata yang memepunyai kesamaan huruf tetapi pengucapannya berbeda dan meknanya berbeda Contoh: Teras (inti –e keras) dan Teras (beranda rumah –e lemah)  Homofon adalah kelompok kata yang mempunyai kesamaan bunyi, tetapi tulisan berbeda dan maknanya pun berbeda Contoh: Bank (tempat menyimpan uang), Bang (kakak)
  • 12. . 4) Polisemi  Polisemi adalah istilah yang mempunyai makna yang berbeda-beda karena terjadi pergeseran makna atau tafsiran. Contoh: - Makanan harus dikunyah di dalam mulut (organ tubuh) hingga halus. - Tim penyelamat telah sampai di mulut (ujung) gua.
  • 13. . 5) Superordinat & Hiponim  Superordinat adalah makna yang lebih luas. Contoh: buah, bunga, ikan  Hiponim adalah cakupan-cakupan makna dalam sebuah makna yang lain. Contoh: - mangga, pisang, jeruk, apel, salak (hiponim)  (buah)) - melati, mawar, kenanga, cempaka (hiponim)  (bunga) - bandang, lelek, patin, gurame, (hiponim)  (ikan)
  • 14. . 2. Perubahan Makna 1) Generalisasi 2) Spesialisasi 3) Ameliorasi 4) Peyorasi 5) Asosiasi 6 Sinestesia
  • 15. . 1) Generalisasi  Generalisasi (Perluasan) makna kata adalah gejalah yang terjadi pada sebuah kata yang pada mulanya hanya memiliki sebuah makna, tetapi kemudian karena berbagai faktor menjadi memiliki makna-makna lain. Contoh: - kakak, bapak, ibu, dsb - kakak: bermakna saudara sekandung yang lebuh tua.  Kemudian meluas siapa saja yang pantas dianggap lebih tua begitu juga seterusnya dengan kata „bapak‟ dan „ibu‟.
  • 16. . 2) Spesialisasi  Spesialisasi (penyempitan) yaitu cakupan makna masa kini yang lebih sempit daripada masa lalu. Contoh: - Kata sarjana dulu mengucapkan pada orang- orang cerdik, pandai, dan berilmu tinngi. Saat ini maknanya menyenpit khusus menjadi lulusan jenjang pendidi- kan S1 pada bidang ilmu tertentu saja.
  • 17. . 3) Ameliorasi  4) Peyorasi 3) Ameliorasi adalah suatu perubahan baru yang dirasakan lebih tinggi atau lebih baik nilainya dari makna yang lama. Contoh: - „Tunarungu‟ dirasakan lebih baik dan lebih sopan dari kata „tuli‟. 4) Peyorasi adalah perubahan makna yang membuat makna kata baru dirasakan lebih rendah nilainnya dari makna yang lama. Contoh: „Pelacur‟ dirasakan lebih kasar dari - kata „tunasusia‟.
  • 18. . 5) Asosiasi  6) Sinestesia 5) Asosiasi adalah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat persamaan sifat. Misalnya: kata „amplop‟ berarti secari „kertas‟ untuk menyimpan surat. Berdasarkan sifat ini, kata amplop dipakai untuk menyatakan makna suap, uang sogokan atau uang pelicin. 6) Sinestesia adalah perubahan makna yang terjadi sebagai akibat pertukaran tanggapan dua indra yang berbedah. Contoh: Suara penyanyi baru itu „sedap‟ didengar. Kata „sedap‟ lazimnya dipakai dengan indera pencicip/perasa yaitu lidah, tetapi pada kalimat di atas kata „sedap‟ dikaitkan dengan indra pendengaran „telinga‟
  • 19. . 3. Kaidah Makna 1) Kata Abstrak dan Kata Konkret 2) Kata Populer dan Kata Kajian 3) Kata Serapan dan Kata Asing
  • 20. . 1) Kata Abstrak & Konkret .  Abstrak ialah kata tidak mudah diserap pancaindra dan mempunyai refren berupa konsep: * kebijakan, usulan, khayalan, impian. Contoh: - kebaikan (kata abstrak) - seseorang kepada orang lain (bersifat abstrak). - (tidak berwjud atau tidak berbentuk). - kebenaran (kata abstrak) pendapat itu tidak terlalu tampak  Konkret ialah kata mudah diserap oleh panca indra dan mempunyai refren berupa objek yang dapat dilihat, didengar, diraba, dan dirasakan. * lemari, kursi, mobil, tampan. Contoh: - Pegawai Negeri RI mendapatkan kenaikan sepuluh persen (kata konkrit).
  • 21. . 2. Kata Populer & Kajian  Kata populer ialah kata-kata yang dipergunakan pada berbagai kesempatan berkomunikasi sehari- hari dikalangan semua lapisan masyarakat luas. seperti kata besar, pindah, kecil, batu, waktu, isi, bagian, harga dll.  Kata kajian ialah kata-kata yang digunakan dalam lingkuan ilmwan membuat makalah, sekripsi, dan desertasi dengan menggunakan kata seperti makro, populer, transfer, minor, batuan, momendum, faktor, volume.
  • 22. . Contoh Kata Populer & Kajian Populer Kajian 1) besar makro 2) sejajar paralel 3) isi volume 4) bagian suku cadang, unsur 5) air H2O 6) hijau daun klorofil 7) batasan definisi 8) arang karbon 9) sempurna tuntas 10) berbahaya rawan, kritis 11) wajar natural, lugu 12) tetap tepat asas, konsisten 13) bermakna siknifikan 14) tahap stadium
  • 23. . 3) Kata Serapan & Kata Asing  Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara umum, kata serapan dalam bahasa Indonesia ialah: 1) tetapi (dari bahasa Sansekerta tathâpi: namun itulah) 2) mungkin (dari bahasa Arab mumkinun: ?) 3) meski (dari bahasa Portugis mas que: walau)  Penyerapan kata dari bahasa Cina sampai sekarang masih terjadi di bidang pariboga termasuk bahasa Jepang yang agaknya juga potensial menjadi sumber penyerapan.
  • 24. . 4. Definisi * Jenis definisi 1. Nominal 2. Formal 3. Operasional 4. Luas
  • 25. . 1. Definisi Nominal a) Sinonim/sama atau padanan b) Terjemahan c) Etimologi  Contoh definisi Nasional (1) Badut ialah pelawak. (2) Kesenjangan ialah gap. (3) Kemampuan fisik ialah kesanggupan badani. (4) Bahasa berasal dari kata bhasa (S) yang diturunkan dari akar kata bhas. S (5) Kelapa ialah yang di dalam bahasa latin disebut Cocos nucifera LINN.
  • 26. . 2. Definisi Formal 1. kelas 2. genus 3. ciri-ciri sesuatu danPembeda (deferensial)
  • 27. . Lanjut  Definisi formal atau definisi logis ialah suatu istilah dikeluarkan dari genus dan spesiesnya upaya untuk dapat membuat definisi formal.  Definisi formal harus memiliki pengertian dan prinsip- prinsip klasifikasi kompleks (Gorys Keraf )  Definisi formal terdiri dari dua ruas (bagian), yaitu bagian yang didefinisikan disebut definiendum, dan bagian yang mendefinisikan disebut definiens.  Menurut peraturan, tempat kedua suku tersebut harus dapat dipertukarkan tanpa mengubah arti. Jika X = Y merupakan definisi formal, maka harus dapat diubah menjadi Y = X; sama saja dengan 4 + 5 = 9 dapat diubah menjadi 9 = 4 + 5. - Contoh: 
  • 28. . Contoh: Definisi Formal 1) Kiper adalah pemain bola yang bertugas menjaga gawang. 2) Kueskiorkor ialah penyakit yang disebabkan oleh kekurangan protein pada anak-anak. 3) Selat ialah laut sempit yang terletak di antara dua pulau. 4) SPG ialah lembaga pendidikan kejuruan yang mendidik calon guru SD. 5) Bambu ialah sejenis rumput yang batangnya berkayu.
  • 29. . 3. Definisi Operasional 1. Apa yang dihitung atau diukur 2. Bagaimana 3. Sifat-sifat statis
  • 30. .  Definisi operasional menunjukkan apa yang harus dilakukan dan bagaimana melakukannya, apa yang akan diukur dan bagaimana mengukurnya 1. Apa yang dihitung atau diukur
  • 31. . 1) Kepadatan penduduk ialah jumlah rata-rata penduduk perkilometer persegi. 2) Kecepatan kapal laut ialah rata-rata jumlah knot yang dapat ditempuh kapal laut dalam satu jam. 3) Daya angkut mobil sampah ialah jumlah sampah dalam meter kubik yang dapat dimuatkan dalam bak mobil. 4) Hasil belajar mahasiswa ialah indeks prestasi yang dicapai pada akhir smester. 5) Kecepatan membaca ialah rata-rata jumlah kata yang dapat dibaca dalam satu menit. Contoh definisi Operasional
  • 32. . 4. Definisi luas 1. Rumit, abstrak 2. Tidak cukup satu kalimat 3. Dalam ensiklopedi menjelas nama orang, tempat, agama dll
  • 33. . Lanjut  Definisi merupakan uraian panjang lebar; mungkin satu paragraf, satu bab, bahkan meliputi seluruh karangan.  Definisi diperlukan jika berhadapan dengan suatu konsep yang rumit, yang tidak mungkin dijelaskan dengan kalimat pendek. Konsep “ketahanan nasional” misalnya, tidak akan jelas jika hanya didefinisikan sebagai “kemampuan dinamik suatu bangsa yang dapat dihimpun menjadi kekuatan nasional untuk mengatasi tantangan, hambatan, dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun dari luar”. Oleh karena itu, konsep tersebut diberi definisi luas. Dari definisi itu dapat mengetahui perkembangan konsep, unsur-unsur, di dalam semua aspek kehidupan bangsa.
  • 34. . Contoh: Definisi luas  Manusia selain memerlukan makanan, air dan vitamin, juga memerlukan macam-macam mineral. Apakah mineral itu? Mineral adalah unsur-unsur zat yang terdapat di dalam tanah. Zat-zat ini berwujud sebagai persenyawaan kimia yang disebut garam. Kira- kira empat persen dari tubuh manusia terdiri dari bermacam-macam mineral, yaitu kalsium, fosfor, belerang, khlor, natrium, magnesium, besi, mangan, tembaga, dan yodium. Unsur yang terbanyak adalah kalsium dan fosfor, y aitu antara 2,3 dan 3,4 persen dari berat tubuh atau antara 57 dan 85 persen dari seluruh mineral yang ada di dalam tubuh.
  • 35. . Contoh: Definisi luas . Tugas mineral di dalam tubuh ialah: 1. Membangun jaringan tubuh. 2. Mengatur tekanan osmose/keseimbangan cairan di dalam tubuh. 3. Memberikan elektrolit untuk otot-otot dan syaraf. 4. Membuat berbagai enzim Kebutuhan manusia akan mineral dapat dipenuhi antara lain dengan makan buah- buahan dan sayur-sayuran.
  • 36. Latihan Yuk! Diksi atau Pilihan Kata Uji Kompetensi 2
  • 37. . Latihan: Soal Gabungkanlah kelompok „A‟ dan „B‟ yang cocok setelah itu tentukan jenis definisi: Nominal, Formal, Operasional, dan Luas! Kelompok A difiniendum Kelompok B definiens 1. pasar 2. perestasi olahragawan 3. energi geotermis 4. kekayaan pribadi 5. kuasiorkor 6. tingkat kemakmuran penduduk 7. kapasitas 8. bobot mati kapal 9. transmigrasi 10. luas lingkaran a. penyakit, protein , anak-anak b. pendapatan perkapita c. 22/7 r2 d. piala e. panas bumi f. tempat jual beli g. nilai jual harta yang dimiliki, gaji/pendapatan h. ton, tanpa muata i. daya tampung j. kebijaksanaan, persebaran, penduduk, sumber transmigrasi
  • 38. . Latihan: Soal Gabungkanlah kelompok „A‟ dan „B‟ yang cocok setelah itu tentukan jenis definisi: Nominal, Formal, Operasional, dan Luas! Kelompok A difiniendum Kelompok B definiens 1. pasar (f = formal) 2. perestasi olahragawan (d = operasiona) 3. energi geotermis (e = nominal) 4. kekayaan pribadi (g = operasional) 5. kuasiorkor (a = formal) 6. tingkat kemakmuran penduduk (b = operasional) 7. kapasitas (i = nominal) 8. bobot mati kapal (h = operasional) 9. transmigrasi (j = luas) 10. luas lingkaran (c = operasional) a. penyakit, protein , anak-anak b. pendapatan perkapita c. 22/7 r2 d. piala e. panas bumi f. tempat jual beli g. nilai jual harta yang dimiliki, gaji/pendapatan h. ton, tanpa muata i. daya tampung j. kebijaksanaan, persebaran, penduduk, sumber transmigrasi
  • 39. Buku Sumber  A. Gani, Ramlan dan Mahmudah Fitriyah ZA. Gemar Berbahasa Indonesia. Jakarta: FITK Press, 2010.  Akhadiah, Sabarti dan Sakura Ridwan. Pembinaan Kemampuan Menulis Bahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga, 1999.  Henry, Guntur Tarigan. Pengajaran Semantik. Bandung: Angkasa 1983.  Keraf, Gorys. Komposisi. Ende, Flores: Nusa Indah, 1995.  Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 1990. .