SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 26
1. Pengertian dasar negara
dasar negara merupakan suatu norma
dasar, yang menjadi sumber
perundangan negara. Sehingga
berfungsi sebagai norma hukum
tertinggi di negara itu. Norma dasar
yang merupakan norma hukum tertinggi
ini tidak dibentuk oleh suatu norma yang
lebih tinggi lagi, namun norma dasar ini
ditetapkan terlebih dahulu.
Menurut Hans Nawiasky, kelompok
tingkatan norma dibedakan sebagi
berikut :
 Staatsfundamental norm ( norma
fundamental negara )
 Staatsgrund gesetz ( aturan dasar atau
pokok negara )
 Formellgesetz ( undang-undang )
 Verodnung/ autonome satzung ( aturan
pelaksana dan aturan autonom )
2. Dasar negara Indonesia
Pancasila sebagai dasar negara tercantum
dalam konstitusi negara (UUD 1945) terdiri
atas sebagai berikut :
 KeTuhanan yang Maha Esa
 Kemanusiaan yang adil dan beradab
 Persatuan Indonesia
 Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat
kebijaksanaan dalam
permusyawaratan/perwakilan
 Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
Indonesia
 Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila ini memiliki keterkaitan dengan pasal 29
UUD 1945. sila pertama ini memberikan
jaminan kemerdekaan bagi rakyat
Indonesia untuk memeluk agamanya dan
beribadat sesuai agamanya.
 Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab
Dalam konstitusi, sila ini terdapat dalam pasal
34. pasal 34 menjadi landasan
konstitusional bagi berdirinya lembaga-
lembaga sosial seperti panti asuhan, panti
wreda, dll.
 Sila Persatuan Indonesia
sila ini disebut sebagai asas kebangsaan. Asas
kebangsaan dapat terlihat dalam UUD 45 pasal
26 ,dan dibuatlah UU kewarganegaraan.
 Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat
kebijaksanaan dalam permusyawaratan
/perwakilan
Dalam konstitusi, sila ini terdapat dalam pasal 1
ayat 2. makna dari sila ini adalah agar setiap
tindakan dari pemerintah harus berdasarkan
kemauan/kehendak rakyat.
 Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Dalam konstitusional. Sila ini terdapat dalam pasal
33. Pasal ini menjadi landasan konstitusional
bagi negara untuk menciptakan masyarakat
yang adil dan makmur.
1. Pengertian konstitusi juga berasal
bahasa Prancis, constituer yang berarti
membentuk. Dengan begitu, konstitusi
berarti pembentukan suatu negara atau
menyusun suatu negara.
Konstitusi biasanya disamakan dengan kata
UUD. Ada beberapa ahli yang
membedakan atau menyamakan konstitusi
dengan UUD.
I. L.J Van Apeldoorn mengemukakan
bahwa konstitusi berbeda dengan UUD.
Konstitusi adalah memuat peraturan tertulis
dan tidak tertulis, sedangkan UUD adalah
peraturan tertulis.
II. Sri Sumantri mengemukakan bahwa
konstitusi sama artinya dengan UUD.
Perkembangan selanjutnya, pengertian konstitusi
memiliki 2 makna, yaitu :
 Pengertian luas, konstitusi berarti keseluruhan
dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum
dasar (tertulis dan tidak tertulis)
 Pengertian sempit, konstitusi berarti piagam
dasar atau UUD, yaitu dokumen lengkap
mengenai peraturan-peraturan dasar negara.
Dalam semua pengertian konstitusi diatas,
semuanya memiliki tujuan. Karena konstitusi
dibuat pastilah memiliki tujuan, yaitu :
a. Memberikan pembatasan dan pengawasan
terhadap kekuasaan politik
b. Membebaskan kekuasaan mutlak penguasa,
serta menetapkan bagi penguasa tersebut
batas-batas kekuasaan mereka.
Secara umum, fungsi konstitusi adalah :
a. membatasi perilaku pemerintahan secara efektif.
b. Membagi kekuasaan dalam beberapa lembaga
negara.
c. Menentukan lembaga negara bekerja sama satu
sama lain.
d. Menentukan hubungan diantara lembaga negara.
e. Menentukan pembagian kekuasaan dalam negara.
f. Menjamin hak warga negara dan tindakan
sewenang-wenang.
g. Menjadi landasan struktural penyelenggaraan
pemerintahan
Menurut Sri Sumantri, pada hakikatnya suatu konstitusi berisi 3 hal
utama sebagai berikut:
a. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga
negara
b. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang
bersifat fundamental
c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan
yang bersifat fundamental.
Mirriam Budiharjo menyatakan bahwa setiap konstitusi (UUD)
memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Organisasi negara atau lembaga-lembaga negara. Misalnya
adanya pembagian kekuasaan antara lembaga eksekutif,
legislatif dan yudikatif; dll.
b. Jaminan HAM harus terdapat dalam konstitusi karena
munculnya konstitusi tidak lepas dari usaha perubahan dari
negara otoriter menjadi negara yanng menjamin HAM.
c. Prosedur mengubah UUD.
d. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu
dari UUD.
K.C Wheare mengemukan bahwa macam konstitusi
terdiri atas :
a. konstitusi tertulis dan tidak tertulis,
b. konstitusi fleksibel dan rigid/kaku.
c. Konstitusi derajat tinggi dan bukan derajat tinggi,
d. Konstitusi serikat dan kesatuan
e. Konstitusi sistem presidensial dan parlementer.
Konstitusi negara Indonesia termasuk konstitusi tertulis.
Perkembangan konstitusi Indonesia terjadi dalam 4
tahap :
a. Konstitusi UUD 1945
b. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS 1949)
c. Konstitusi UUDS 1950
d. Konstitusi UUD 1945 ( amandemen )
Pada tahap ini pelaksanaan aturan pokok ketatanegaraan terbagi dalam
2 periode, yaitu :
I. Periode 18 Agustus 1945 – 14 November 1945
Bentuk negara : Kesatuan
bentuk pemerintahan : Republik
bentuk kabinet : Presidensial
II. Periode 14 November 1945- 27 Desember 1949
bentuk negara : Kesatuan
bentuk pemerintahan : Republik
bentuk kabinet : Parlementer
Sistematika dari UUD 1945, yaitu :
1. Pembukaan UUD 1945 terdiri atas 4 alinea
2. Batang tubuh UUD 1945 terdiri atas 16 bab, 37 pasal
3. Penutup terdiri atas penjelasan umum dan penjelasan khusus
Konstistusi RIS disahkan melalui keputusan presiden
pada tanggal 31 Januari 1950 no.48 (LN. 50-3) dan
diundangkan pada tanggal 6 Februari 1950.
Konstitusi RIS mengatur bentuk negara, bentuk
pemerintahan, bentuk kabinet, yaitu:
a. Bentuk negara : Negara Federasi / Serikat
b. Bentuk pemerintahan: Republik
c. Bentuk kabinet : Parlementer.
Sistematika dari koonstitusi RIS tahun 1949 adalah
sebagai berikut :
1. Pembukaan ( mukaddimah ) terdiri atas 4 alinea
2. Batang tubuh UUD RIS terdiri atas 16 bab, 197 pasal
3. Tidak ada penjelasan.
Berdasakan UUD S 1950. maka bentuk negara,
pemerintahan, dan bentuk kabinet sebagai
berikut :
a. Bentuk negara : kesatuan
b. Bentuk pemerintahan : Republik
c. Bentuk kabinet : parlementer
Sistematika dari koonstitusi UUDS tahun 1950
adalah sebagai berikut :
1. Pembukaan ( mukaddimah ) terdiri atas 4
alinea
2. Batang tubuh UUD S 1950 terdiri atas 16 bab,
146 pasal
3. Tidak ada penjelasan.
Pelaksanaan UUDS 1950 tidak berjalan dengan baik,
bahkan menimbulkan kekacauan di berbagai
bidang. Akhirnya pada tanggal 5 Juli 1959 presiden
mengeluarkan dekrit yang salah satu isinya ingin
kembali menggunakan UUD 1945.
Sejak saat itulah Indonesia kembali memakai konstitusi
UUD 1945. Berdasarkan UUD 1945, bentuk negara,
bentuk pemerintahan dan kabinet sebagai berikut :
Bentuk negara : Kesatuan
Bentuk pemerintahan : Republik
Bentuk kabinet : Presidential
Sistematikanya adalah :
Pembukaan UUD 1945 terdiri atas 4 alinea
Batang tubuh UUD 1945 terdiri atas 16 bab, 37 pasal
Penutup terdiri atas penjelasan umum dan
penjelasan khusus
Setelah berakhirnya masa orde lama dan
orde baru, bangsa Indonesia memasuki
masa Reformasi. Akhirnya, UUD 1945
mengalami amandemensi (perubahan
pada beberapa pasalnya.
Amandemen UUD 1945 telah dilakukan
selama 4 kali, yaitu :
Amandemen I dilakukan pada tanggal 19
Oktober 1999
Amandemen II dilakukan pada tanggal 18
Agustus 2000
Amandemen III dilakukan pada tanggal 10
November 2001
Amandemen IV dilakukan pada tanggal 10
Agustus 2002
Sistematika UUD 1945 setelah amandemen
adalah :
Pembukaan UUD 1945 terdiri atas 4
alinea
Batang tubuh/ pasal-pasal UUD 1945
terdiri atas 20 Bab, 37 Pasal. 3 Pasal
Aturan Peralihan dan 2 Pasal Aturan
Tambahan.
Dasar negara menjadi sumber bagi pembentukan konstitusi.
Baik konstitusi maupun norma hukum dibawahnya isinya
tidak boleh bertentangan dengan norma dasar (dasar
negara).
Menurut Hamid. S Attamimi, sebagai norma hukum tertinggi
maka dasar negara memiliki fungsi regulatif dan konstitutif.
I. Fungsi Regulatif adalah tolok ukur untuk menguji apakah
norma hukum yang berlaku dibawah dasar negara
tersebut bertentangan atau tidak dan bersifat adil atau
tidak.
II. Fungsi Konstitutif adalah sebagai pembentuk hukum
bahwa tanpa adanya dasar negaratersebut, maka
norma hukum dibawahnya akan kehilangan maknanya
sebagai hukum.
Pancasila sebagai ideologi nasional memiliki
paham integralistik. Artinya memiliki arti
sebagai berikut :
1. Mengandung semangat kekeluargaan
dalam kebersamaan.
2. Memiliki semangat kerja dan gotong
royong
3. Mengutamakan musyawarah untuk
mufakat.
Paham integralistik ini dimiliki oleh paham
liberal dan paham sosialisme.
Paham liberal melihat manusia sebagai makhluk bebas.
Kebebasan manusia merupakan milik yang sangat
tinggi dengan membawa unsur-unsur penting seperti
rasionalisme, materialisme, dan individualisme.
Ajaran Liberalisme bertitik tolak dari HAM yang melekat
pada manusia sejaklahir dan tidak dapat di ganggu
gugat.Ajaran liberalisme jelas tidak sesuai dengan
Pancasila yang memandang manusia sebagai
makhluk Tuhan yang mengemban tugas sebagai
makhluk pribadi dan makhluk sosial. Oleh karena itu,
manusia harus menyelaraskan kepentingan pribadi
dengan kepentingan masyarakat.
Seperti halnya liberalisme, paham komunisme tidak
sesuai dengan Pancasila. Hal inii dikarenakan
paham komunisme tidak percaya adanya Tuhan.
1. UUD kita adalah UUD 1945. menurut Tap.MPR
No.III/2000, Undang-Undang Dasar 1945 adalah
hukum dasar Republik Indonesia yang memuat dasar
dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan
negara.
2. UUD 1945 atas Pembukaan, Batang Tubuh, dan
Penjelasan. Semuanya merupakan kesatuan yang
utuh dan tidak dapat dipisahkan.
3. Salah satu bagian UUD 1945 yang penting adalah
Pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945
merupakan sumber dari motivasi dan aspirasi
perjuangan serta tekad bangsa Indonesia untuk
mencapai tujuan. Pembukaan UUD 1945 tidak boleh
diubah oleh siapapun karena mengubah
Pembukaan UUD 1945 berarti pembubaran negara
Indonesia.
Pembukaan UUD 1945 mengandung 4 alinea yang
bermakna sebagai berikut :
1. Alinea pertama
Pada alinea pertama ini mengandung 2, yaitu :
 Dalil objektif, yaitu penjajahan tidak sesuai dengna perikemanusiaan
dan perikeadilan. Oleh karena itu, penjajahan harus dihapus agar
semua bangsa didunia mendapat hak kemerdekaan.
 Dalil subjektif, yaitu partisipasi bangsa Indonesia untuk
membebaskan diri dari penjajahan.
2. Alinea kedua
Makna dari alinea ini adalah sebagai berikut :
 Perjuangan pergerakan Indonesia telah sampai pada ssat yang
menentukan
 Saat yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk
menyatakan kemerdekaan
 Kemerdekaan bukan merupakan suatu tujuan akhir, melainkan harus
diisi dengan mewujudkan Indonesia merdeka, bersatu, adil dan
makmur
3. Alinea Ketiga
Makna dari alinea ini adalah :
 Motifasi spiritual yang luhur serta suatu pengukuhan dari
proklamasi kemerdekaan.
 Ketaqwaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan karena berkat
rida- Nya bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan
4. Alinea keempat
Makna dari alinea keempat ini adalah :
 Pungsi dan tujuan negara Indonesia, yaitu :
a) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia
b) Memajukan kesejahteraan umum
c) Mencerdaskan kehidupan bangsa
d) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan
kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosia
 Susunan dan bentuk negara adalah Republik Indonesia
 Sistem pemerintahan negara yaitu berkedaulatan rakyat
 Dasar negara yaitu Pancasila
Didalam Pembukaan UUD 1945 juga terdapat 4
pokok pikiran, yaitu :
1. negara melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah
Indonesia dengan berdasarkan atas
persatuan dengan mewujudkan keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial
bagi seluruh rakyat
3. Negara yang berkedaulatan rakyat
berdasarkan atas kerakyatan dan
permusyawaratan/perwakilan
4. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha
Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil
dan beradab.
Sekian
Terima kasih

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnFenti Anita Sari
 
Hierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganHierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganNailuredha Hermanto
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalVallen Hoven
 
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIATugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIAmeikaa
 
4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`HIMA KS FISIP UNPAD
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraNina Ruspina
 
Bentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBayu Rizky Aditya
 
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan IndonesiaPPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan Indonesiaworodyah
 
5. negara hukum dan ham
5. negara hukum dan ham5. negara hukum dan ham
5. negara hukum dan hamMardiah Ahmad
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Syifa Nadia
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenMochammad Ridwan
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Idik Saeful Bahri
 

La actualidad más candente (20)

Perbandingan UU Pemda
Perbandingan UU PemdaPerbandingan UU Pemda
Perbandingan UU Pemda
 
Bab Tata Hukum Indonesia
Bab  Tata Hukum IndonesiaBab  Tata Hukum Indonesia
Bab Tata Hukum Indonesia
 
Hukum tata negara
Hukum tata negaraHukum tata negara
Hukum tata negara
 
Partai politik
Partai politikPartai politik
Partai politik
 
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKnPengertian dan Obyek Kajian  Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
Pengertian dan Obyek Kajian Hukum Tata Negara Tri Andari Dahlan, SH.MKn
 
Hierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undanganHierarki peraturan perundang undangan
Hierarki peraturan perundang undangan
 
Pengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum InternasionalPengakuan dalam Hukum Internasional
Pengakuan dalam Hukum Internasional
 
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIATugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
Tugas Powerpoint tentang HAK ASASI MANUSIA
 
Sistem konstitusi
Sistem konstitusiSistem konstitusi
Sistem konstitusi
 
4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`4. perkembangan ham di indonesia`
4. perkembangan ham di indonesia`
 
Makalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negaraMakalah hukum administrasi negara
Makalah hukum administrasi negara
 
Bentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahanBentuk negara dan pemerintahan
Bentuk negara dan pemerintahan
 
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan IndonesiaPPT Sistem Pemerintahan Indonesia
PPT Sistem Pemerintahan Indonesia
 
5. negara hukum dan ham
5. negara hukum dan ham5. negara hukum dan ham
5. negara hukum dan ham
 
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
Esai hukum; Indonesia : "Sistem Hukum yang belum "Dewasa"
 
Ppt Demokrasi Indonesia
Ppt Demokrasi IndonesiaPpt Demokrasi Indonesia
Ppt Demokrasi Indonesia
 
Hak Asasi Manusia
Hak Asasi ManusiaHak Asasi Manusia
Hak Asasi Manusia
 
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemenSistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
Sistem pemerintahan indonesia sebelum dan sesudah amandemen
 
SANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HANSANKSI dalam HAN
SANKSI dalam HAN
 
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
Hukum perdata internasional - Menentukan titik taut dalam hukum perdata inter...
 

Similar a Power point konstitusi

PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945 PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945 Fauzan Ardana
 
Kewarganegaraan 2
Kewarganegaraan 2Kewarganegaraan 2
Kewarganegaraan 2Ady Prakoso
 
Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Iko Ishva
 
SUKRON MUZILLI.ppt
SUKRON MUZILLI.pptSUKRON MUZILLI.ppt
SUKRON MUZILLI.pptIrwnSptr
 
Hubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusiHubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusiAstrid Widhowaty
 
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma NingrumTik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrumdelliakusuma
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan IndonesiaPancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesiarezekysholikhah
 
Materi negara dan konstitusi materi.pptx
Materi negara dan konstitusi materi.pptxMateri negara dan konstitusi materi.pptx
Materi negara dan konstitusi materi.pptxAchmadHidayaht
 
Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...
Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...
Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...Nugroho Ariwibowo
 

Similar a Power point konstitusi (20)

Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Konstitusi
KonstitusiKonstitusi
Konstitusi
 
Bab 7 konstitusi
Bab 7 konstitusiBab 7 konstitusi
Bab 7 konstitusi
 
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945 PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
PPKN Pokok Pokok Pikiran UUD 1945
 
Kewarganegaraan 2
Kewarganegaraan 2Kewarganegaraan 2
Kewarganegaraan 2
 
Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945Implementasi pancasila dengan uud 1945
Implementasi pancasila dengan uud 1945
 
Rule of Law
Rule of LawRule of Law
Rule of Law
 
Pkn
PknPkn
Pkn
 
(konstitusi).ppt
(konstitusi).ppt(konstitusi).ppt
(konstitusi).ppt
 
LANJUTAN 8.pptx
LANJUTAN 8.pptxLANJUTAN 8.pptx
LANJUTAN 8.pptx
 
SUKRON MUZILLI.ppt
SUKRON MUZILLI.pptSUKRON MUZILLI.ppt
SUKRON MUZILLI.ppt
 
Negara dan konstitusi done
Negara dan konstitusi doneNegara dan konstitusi done
Negara dan konstitusi done
 
Pancasila
PancasilaPancasila
Pancasila
 
Hubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusiHubungan dasar negara dan konstitusi
Hubungan dasar negara dan konstitusi
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusi Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Negara dan konstitusi
Negara dan konstitusiNegara dan konstitusi
Negara dan konstitusi
 
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma NingrumTik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
Tik tugas ke-5 Dellia Kusuma Ningrum
 
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan IndonesiaPancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
Pancasila dalam konteks ketatanegaraan Indonesia
 
Materi negara dan konstitusi materi.pptx
Materi negara dan konstitusi materi.pptxMateri negara dan konstitusi materi.pptx
Materi negara dan konstitusi materi.pptx
 
Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...
Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...
Makalah perbandingan kedudukan dan kewenangan lembaga legislatif dan yudikati...
 

Más de byunbella

Dilema Wanita
Dilema WanitaDilema Wanita
Dilema Wanitabyunbella
 
Thanksgiving day ppt
Thanksgiving day pptThanksgiving day ppt
Thanksgiving day pptbyunbella
 
Cabang cabang ilmu biologi
Cabang cabang ilmu biologi  Cabang cabang ilmu biologi
Cabang cabang ilmu biologi byunbella
 
Tingkat organisasi kehidupan
Tingkat organisasi kehidupan Tingkat organisasi kehidupan
Tingkat organisasi kehidupan byunbella
 
Tugas Biologi
Tugas BiologiTugas Biologi
Tugas Biologibyunbella
 
Keanekaragaman Spesies
Keanekaragaman SpesiesKeanekaragaman Spesies
Keanekaragaman Spesiesbyunbella
 

Más de byunbella (6)

Dilema Wanita
Dilema WanitaDilema Wanita
Dilema Wanita
 
Thanksgiving day ppt
Thanksgiving day pptThanksgiving day ppt
Thanksgiving day ppt
 
Cabang cabang ilmu biologi
Cabang cabang ilmu biologi  Cabang cabang ilmu biologi
Cabang cabang ilmu biologi
 
Tingkat organisasi kehidupan
Tingkat organisasi kehidupan Tingkat organisasi kehidupan
Tingkat organisasi kehidupan
 
Tugas Biologi
Tugas BiologiTugas Biologi
Tugas Biologi
 
Keanekaragaman Spesies
Keanekaragaman SpesiesKeanekaragaman Spesies
Keanekaragaman Spesies
 

Último

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...Kanaidi ken
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfAkhyar33
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaharnosuharno5
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfEniNuraeni29
 

Último (20)

Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INDONESIA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 

Power point konstitusi

  • 1.
  • 2. 1. Pengertian dasar negara dasar negara merupakan suatu norma dasar, yang menjadi sumber perundangan negara. Sehingga berfungsi sebagai norma hukum tertinggi di negara itu. Norma dasar yang merupakan norma hukum tertinggi ini tidak dibentuk oleh suatu norma yang lebih tinggi lagi, namun norma dasar ini ditetapkan terlebih dahulu.
  • 3. Menurut Hans Nawiasky, kelompok tingkatan norma dibedakan sebagi berikut :  Staatsfundamental norm ( norma fundamental negara )  Staatsgrund gesetz ( aturan dasar atau pokok negara )  Formellgesetz ( undang-undang )  Verodnung/ autonome satzung ( aturan pelaksana dan aturan autonom )
  • 4. 2. Dasar negara Indonesia Pancasila sebagai dasar negara tercantum dalam konstitusi negara (UUD 1945) terdiri atas sebagai berikut :  KeTuhanan yang Maha Esa  Kemanusiaan yang adil dan beradab  Persatuan Indonesia  Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan  Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
  • 5.  Sila Ketuhanan Yang Maha Esa Sila ini memiliki keterkaitan dengan pasal 29 UUD 1945. sila pertama ini memberikan jaminan kemerdekaan bagi rakyat Indonesia untuk memeluk agamanya dan beribadat sesuai agamanya.  Sila Kemanusiaan yang adil dan beradab Dalam konstitusi, sila ini terdapat dalam pasal 34. pasal 34 menjadi landasan konstitusional bagi berdirinya lembaga- lembaga sosial seperti panti asuhan, panti wreda, dll.
  • 6.  Sila Persatuan Indonesia sila ini disebut sebagai asas kebangsaan. Asas kebangsaan dapat terlihat dalam UUD 45 pasal 26 ,dan dibuatlah UU kewarganegaraan.  Sila Kerakyatan yang dipimpin oleh khidmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan /perwakilan Dalam konstitusi, sila ini terdapat dalam pasal 1 ayat 2. makna dari sila ini adalah agar setiap tindakan dari pemerintah harus berdasarkan kemauan/kehendak rakyat.  Sila Keadilan Sosial bagi seluruh rakyat Indonesia Dalam konstitusional. Sila ini terdapat dalam pasal 33. Pasal ini menjadi landasan konstitusional bagi negara untuk menciptakan masyarakat yang adil dan makmur.
  • 7. 1. Pengertian konstitusi juga berasal bahasa Prancis, constituer yang berarti membentuk. Dengan begitu, konstitusi berarti pembentukan suatu negara atau menyusun suatu negara.
  • 8. Konstitusi biasanya disamakan dengan kata UUD. Ada beberapa ahli yang membedakan atau menyamakan konstitusi dengan UUD. I. L.J Van Apeldoorn mengemukakan bahwa konstitusi berbeda dengan UUD. Konstitusi adalah memuat peraturan tertulis dan tidak tertulis, sedangkan UUD adalah peraturan tertulis. II. Sri Sumantri mengemukakan bahwa konstitusi sama artinya dengan UUD.
  • 9. Perkembangan selanjutnya, pengertian konstitusi memiliki 2 makna, yaitu :  Pengertian luas, konstitusi berarti keseluruhan dari ketentuan-ketentuan dasar atau hukum dasar (tertulis dan tidak tertulis)  Pengertian sempit, konstitusi berarti piagam dasar atau UUD, yaitu dokumen lengkap mengenai peraturan-peraturan dasar negara. Dalam semua pengertian konstitusi diatas, semuanya memiliki tujuan. Karena konstitusi dibuat pastilah memiliki tujuan, yaitu : a. Memberikan pembatasan dan pengawasan terhadap kekuasaan politik b. Membebaskan kekuasaan mutlak penguasa, serta menetapkan bagi penguasa tersebut batas-batas kekuasaan mereka.
  • 10. Secara umum, fungsi konstitusi adalah : a. membatasi perilaku pemerintahan secara efektif. b. Membagi kekuasaan dalam beberapa lembaga negara. c. Menentukan lembaga negara bekerja sama satu sama lain. d. Menentukan hubungan diantara lembaga negara. e. Menentukan pembagian kekuasaan dalam negara. f. Menjamin hak warga negara dan tindakan sewenang-wenang. g. Menjadi landasan struktural penyelenggaraan pemerintahan
  • 11. Menurut Sri Sumantri, pada hakikatnya suatu konstitusi berisi 3 hal utama sebagai berikut: a. Adanya jaminan terhadap hak-hak asasi manusia dan warga negara b. Ditetapkannya susunan ketatanegaraan suatu negara yang bersifat fundamental c. Adanya pembagian dan pembatasan tugas ketatanegaraan yang bersifat fundamental. Mirriam Budiharjo menyatakan bahwa setiap konstitusi (UUD) memuat ketentuan-ketentuan sebagai berikut : a. Organisasi negara atau lembaga-lembaga negara. Misalnya adanya pembagian kekuasaan antara lembaga eksekutif, legislatif dan yudikatif; dll. b. Jaminan HAM harus terdapat dalam konstitusi karena munculnya konstitusi tidak lepas dari usaha perubahan dari negara otoriter menjadi negara yanng menjamin HAM. c. Prosedur mengubah UUD. d. Adakalanya memuat larangan untuk mengubah sifat tertentu dari UUD.
  • 12. K.C Wheare mengemukan bahwa macam konstitusi terdiri atas : a. konstitusi tertulis dan tidak tertulis, b. konstitusi fleksibel dan rigid/kaku. c. Konstitusi derajat tinggi dan bukan derajat tinggi, d. Konstitusi serikat dan kesatuan e. Konstitusi sistem presidensial dan parlementer. Konstitusi negara Indonesia termasuk konstitusi tertulis. Perkembangan konstitusi Indonesia terjadi dalam 4 tahap : a. Konstitusi UUD 1945 b. Konstitusi Republik Indonesia Serikat (RIS 1949) c. Konstitusi UUDS 1950 d. Konstitusi UUD 1945 ( amandemen )
  • 13. Pada tahap ini pelaksanaan aturan pokok ketatanegaraan terbagi dalam 2 periode, yaitu : I. Periode 18 Agustus 1945 – 14 November 1945 Bentuk negara : Kesatuan bentuk pemerintahan : Republik bentuk kabinet : Presidensial II. Periode 14 November 1945- 27 Desember 1949 bentuk negara : Kesatuan bentuk pemerintahan : Republik bentuk kabinet : Parlementer Sistematika dari UUD 1945, yaitu : 1. Pembukaan UUD 1945 terdiri atas 4 alinea 2. Batang tubuh UUD 1945 terdiri atas 16 bab, 37 pasal 3. Penutup terdiri atas penjelasan umum dan penjelasan khusus
  • 14. Konstistusi RIS disahkan melalui keputusan presiden pada tanggal 31 Januari 1950 no.48 (LN. 50-3) dan diundangkan pada tanggal 6 Februari 1950. Konstitusi RIS mengatur bentuk negara, bentuk pemerintahan, bentuk kabinet, yaitu: a. Bentuk negara : Negara Federasi / Serikat b. Bentuk pemerintahan: Republik c. Bentuk kabinet : Parlementer. Sistematika dari koonstitusi RIS tahun 1949 adalah sebagai berikut : 1. Pembukaan ( mukaddimah ) terdiri atas 4 alinea 2. Batang tubuh UUD RIS terdiri atas 16 bab, 197 pasal 3. Tidak ada penjelasan.
  • 15. Berdasakan UUD S 1950. maka bentuk negara, pemerintahan, dan bentuk kabinet sebagai berikut : a. Bentuk negara : kesatuan b. Bentuk pemerintahan : Republik c. Bentuk kabinet : parlementer Sistematika dari koonstitusi UUDS tahun 1950 adalah sebagai berikut : 1. Pembukaan ( mukaddimah ) terdiri atas 4 alinea 2. Batang tubuh UUD S 1950 terdiri atas 16 bab, 146 pasal 3. Tidak ada penjelasan.
  • 16. Pelaksanaan UUDS 1950 tidak berjalan dengan baik, bahkan menimbulkan kekacauan di berbagai bidang. Akhirnya pada tanggal 5 Juli 1959 presiden mengeluarkan dekrit yang salah satu isinya ingin kembali menggunakan UUD 1945. Sejak saat itulah Indonesia kembali memakai konstitusi UUD 1945. Berdasarkan UUD 1945, bentuk negara, bentuk pemerintahan dan kabinet sebagai berikut : Bentuk negara : Kesatuan Bentuk pemerintahan : Republik Bentuk kabinet : Presidential Sistematikanya adalah : Pembukaan UUD 1945 terdiri atas 4 alinea Batang tubuh UUD 1945 terdiri atas 16 bab, 37 pasal Penutup terdiri atas penjelasan umum dan penjelasan khusus
  • 17. Setelah berakhirnya masa orde lama dan orde baru, bangsa Indonesia memasuki masa Reformasi. Akhirnya, UUD 1945 mengalami amandemensi (perubahan pada beberapa pasalnya. Amandemen UUD 1945 telah dilakukan selama 4 kali, yaitu : Amandemen I dilakukan pada tanggal 19 Oktober 1999 Amandemen II dilakukan pada tanggal 18 Agustus 2000 Amandemen III dilakukan pada tanggal 10 November 2001 Amandemen IV dilakukan pada tanggal 10 Agustus 2002
  • 18. Sistematika UUD 1945 setelah amandemen adalah : Pembukaan UUD 1945 terdiri atas 4 alinea Batang tubuh/ pasal-pasal UUD 1945 terdiri atas 20 Bab, 37 Pasal. 3 Pasal Aturan Peralihan dan 2 Pasal Aturan Tambahan.
  • 19. Dasar negara menjadi sumber bagi pembentukan konstitusi. Baik konstitusi maupun norma hukum dibawahnya isinya tidak boleh bertentangan dengan norma dasar (dasar negara). Menurut Hamid. S Attamimi, sebagai norma hukum tertinggi maka dasar negara memiliki fungsi regulatif dan konstitutif. I. Fungsi Regulatif adalah tolok ukur untuk menguji apakah norma hukum yang berlaku dibawah dasar negara tersebut bertentangan atau tidak dan bersifat adil atau tidak. II. Fungsi Konstitutif adalah sebagai pembentuk hukum bahwa tanpa adanya dasar negaratersebut, maka norma hukum dibawahnya akan kehilangan maknanya sebagai hukum.
  • 20. Pancasila sebagai ideologi nasional memiliki paham integralistik. Artinya memiliki arti sebagai berikut : 1. Mengandung semangat kekeluargaan dalam kebersamaan. 2. Memiliki semangat kerja dan gotong royong 3. Mengutamakan musyawarah untuk mufakat. Paham integralistik ini dimiliki oleh paham liberal dan paham sosialisme.
  • 21. Paham liberal melihat manusia sebagai makhluk bebas. Kebebasan manusia merupakan milik yang sangat tinggi dengan membawa unsur-unsur penting seperti rasionalisme, materialisme, dan individualisme. Ajaran Liberalisme bertitik tolak dari HAM yang melekat pada manusia sejaklahir dan tidak dapat di ganggu gugat.Ajaran liberalisme jelas tidak sesuai dengan Pancasila yang memandang manusia sebagai makhluk Tuhan yang mengemban tugas sebagai makhluk pribadi dan makhluk sosial. Oleh karena itu, manusia harus menyelaraskan kepentingan pribadi dengan kepentingan masyarakat. Seperti halnya liberalisme, paham komunisme tidak sesuai dengan Pancasila. Hal inii dikarenakan paham komunisme tidak percaya adanya Tuhan.
  • 22. 1. UUD kita adalah UUD 1945. menurut Tap.MPR No.III/2000, Undang-Undang Dasar 1945 adalah hukum dasar Republik Indonesia yang memuat dasar dan garis besar hukum dalam penyelenggaraan negara. 2. UUD 1945 atas Pembukaan, Batang Tubuh, dan Penjelasan. Semuanya merupakan kesatuan yang utuh dan tidak dapat dipisahkan. 3. Salah satu bagian UUD 1945 yang penting adalah Pembukaan UUD 1945. Pembukaan UUD 1945 merupakan sumber dari motivasi dan aspirasi perjuangan serta tekad bangsa Indonesia untuk mencapai tujuan. Pembukaan UUD 1945 tidak boleh diubah oleh siapapun karena mengubah Pembukaan UUD 1945 berarti pembubaran negara Indonesia.
  • 23. Pembukaan UUD 1945 mengandung 4 alinea yang bermakna sebagai berikut : 1. Alinea pertama Pada alinea pertama ini mengandung 2, yaitu :  Dalil objektif, yaitu penjajahan tidak sesuai dengna perikemanusiaan dan perikeadilan. Oleh karena itu, penjajahan harus dihapus agar semua bangsa didunia mendapat hak kemerdekaan.  Dalil subjektif, yaitu partisipasi bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari penjajahan. 2. Alinea kedua Makna dari alinea ini adalah sebagai berikut :  Perjuangan pergerakan Indonesia telah sampai pada ssat yang menentukan  Saat yang telah dicapai tersebut harus dimanfaatkan untuk menyatakan kemerdekaan  Kemerdekaan bukan merupakan suatu tujuan akhir, melainkan harus diisi dengan mewujudkan Indonesia merdeka, bersatu, adil dan makmur
  • 24. 3. Alinea Ketiga Makna dari alinea ini adalah :  Motifasi spiritual yang luhur serta suatu pengukuhan dari proklamasi kemerdekaan.  Ketaqwaan bangsa Indonesia terhadap Tuhan karena berkat rida- Nya bangsa Indonesia mencapai kemerdekaan 4. Alinea keempat Makna dari alinea keempat ini adalah :  Pungsi dan tujuan negara Indonesia, yaitu : a) Melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia b) Memajukan kesejahteraan umum c) Mencerdaskan kehidupan bangsa d) Ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosia  Susunan dan bentuk negara adalah Republik Indonesia  Sistem pemerintahan negara yaitu berkedaulatan rakyat  Dasar negara yaitu Pancasila
  • 25. Didalam Pembukaan UUD 1945 juga terdapat 4 pokok pikiran, yaitu : 1. negara melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dengan berdasarkan atas persatuan dengan mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. 2. Negara hendak mewujudkan keadilan sosial bagi seluruh rakyat 3. Negara yang berkedaulatan rakyat berdasarkan atas kerakyatan dan permusyawaratan/perwakilan 4. Negara berdasar atas Ketuhanan Yang Maha Esa menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab.