SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
Oleh
Pramono D,Fewidarto
Pertambahan nilai suatu barang (komoditas
pertanian) sebagai hasil pemberian perlakuan
(pasca panen), proses, atau pengubahan
bentuk




Kelapa Sawit      CPO dan PKO      Minyak Goreng
Komoditas                    Produk Pasca panen &
   Primer                       Olahan
                  proses konversi



                       rendemen =
    persentase dari produk yang dikehendaki (setelah
dipisahkan dari yang tidak dikehendaki dan adanya susut)

                Misal :
                Berat komoditas awal (100 kg)
                Berat setelah perlakuan (78 kg)
                Rendemen = 78 %, atau faktor konversi 78 %
:

(1) Perlakuan (treatment)  Pasca Panen atau
    pengolahan hasil : sortasi, grading, pengeringan,
    ekstraksi dll
(2) Konversi  Rendemen
    >Daun nilam (daun basah)  dikeringkan 
    disuling  minyak nilam (A)  dimurnikan
    minyak nilam (B)  ditampung diperdagangkan.

     > Buah Kelapa Sawit  CPO  minyak goreng

(3) Biaya-biaya  perlakuan
                 konversi
                 dll (transportasi. bongkar muat)
Bentuk awal  Nilai awal + Perlakuan  +
Biaya Bentuk baru  Nilai baru (tangible &
intangible)

Nilai tambah per unit bahan=
(Harga x faktor konversi) – biaya perlakuan dan
 lain – (harga bahan)
atau
Nilai tambah per unit produk=
(Harga)– biaya perlakuan dan lain – (nilai awal
/faktor konversi)
Nilai Baru = Harga produk per unit x faktor
 konversi

Nilai awal = jumlah kebutuhan bahan awal x
 harga bahan awal
Biaya Perlakuan : sewa; tenaga kerja; bahan
  tambahan; energi; penyusutan alsin (dll)

Persentase nilai tambah per unit produk =
(nilai tambah /nilai awal bahan) x 100 %
Bahan dan produk :
 Daun nilam panen (NP): 100 % ; Rp 750,-/kg
 Daun nilam kering (NK):   40 % ; Rp 2.500,-/kg
 Minyak nilam kasar (MNK) : 2,5 % ; Rp 250.000/kg
 Minyak nilam murni (MNM) : 90 % ; Rp 400.000/kg
Biaya :
 Pengeringan daun (tenaga kerja, karung) ;
  Rp 25,-/kg bahan (NP)
 Penyulingan (tenaga kerja, energi, kemasan) ;
  Rp1.500/kg bahan (NK)
 Penyulingan/pemurnian (solvent/pelarut, energi,
  tenaga kerja) Rp 50.000,- /kg bahan (MNK)
 Penyusutan tidak ada (asumsi)
Pengeringan            Penyulingan            Pemurnian

Nilam                 Nilam                  Minyak               Minyak
Panen                 Kering                 Nilam                Nilam
                                             Kasar                Murni
          40 %                   2,5 %                  90 %




               ?
Hitung nilai tambah :
- Dalam Rp / unit produk jadi
- Dalam Rp/ unit produk awal
- Dalam % produk awal


(1) Nilai tambah mengolah 1 kg Nilam Panen (NP) menjadi
    Nilam Kering (NK) ?
(2) Nilai tambah mengolah 1 kg NK menjadi MNK ?
    (a) dan (b) Masing-masing dg Persentase Nilai Tambah ?
(3) Nilai tambah mengolah 1 kg NP menjadi MNM?
(4) Nilai tambah menghasilkan 1 kg Minyak Nilam Murni
    (MNM) dari NP ?
    (3) dan (4) Masing-masing dg Persentase Nilai Tambah ?
Jawab (1) :
1 kg NP  NK ; Faktor konversi/rendemen 40%

Harga NP = Rp 750/kg NP
Harga NK = Rp 2.500 /kg NK
Dari 1 kg NP diperoleh : 1 x 40% = 0,4 kg NK
Nilai Baru = 0,4 x Rp 2.500 = Rp 1.000

Biaya :
Bahan Baku = 1 kg x Rp 750 = Rp 750/kg NP
Proses      = 1 kg x Rp 25 = Rp 25/kg NP
Lain-lain = Rp 0 (asumsi)
Total Biaya = Rp 775/kg NP

Nilai Tambah = Nilai Baru – Biaya2 = Rp 1.000 – Rp 775
  = Rp 225/kg
Persentase Nilai Tambah =(Rp 225/Rp 750) x 100% =33 %
Jawab (2) :
1kg NK MNK ; Faktor konversi/rendemen 2,5 %

Harga NK = Rp    2.500 /kg NK
Harga MNK = Rp 250.000 /kg MNK
Dari 1 kg NK diperoleh : 1kg x 2,5% =0,025 kg MNK
Nilai Baru = 0,025 x Rp 250.000 = Rp 6.250

Biaya :
Bahan Baku = 1 kg x Rp 2.500 = Rp 2.500/kg NP
Proses      = 1 kg x Rp 1.500= Rp 1.500/kg NP
Lain-lain = Rp 200/kg NP (asumsi penyusutan)
Total Biaya = Rp 4.200/kg NP

Nilai Tambah = Nilai Baru – Biaya2 = Rp 6.250 – Rp 4.200
  = Rp 2.050/kg
Persentase Nilai Tambah =(Rp 2.050/Rp 2.500) x 100%
  = 82 %      Nilai tambah meningkat tajam
                  dibandingkan sebelumnya
Jawab (3)
1kg NP  (?) MNM

Harga 1 kg MNM = Rp 400.000
Dari 1 kg NP diperoleh : 1kgx40%x2,5%x90% = 0.009 kg MNM
Nilai Baru = Rp 400.000x 0.009= Rp 3.600

Biaya-Biaya
Biaya bahan baku = 1 kg x Rp 750 = Rp 750
Biaya Proses
  NPNK          = 1 kg x Rp 25 = Rp 25
  NK  MNK = 1 kg x 40%         = 0,4 x Rp 1.500 = Rp 600
  MNK  MNM = 0,4 kg x 2,5% = 0,01 x Rp 50.000 = Rp 500
Total Biaya Proses = Rp 1.125
Nilai Tambah = Rp 3.600 – Rp 750- Rp 1.125 ≈ Rp 1.725 /kg NP
Persentase Nilai Tambah = (Rp 1.725/Rp 750) x 100 % = 230 %
Jawab (4)
NP (?)  1kg MNM

Harga 1 kg MNM = Rp 400.000

Biaya-Biaya
Kebutuhan Bahan Baku (NP) = 1 kg : (90% x 2,5% x 40%) =
  111,111 kg NP
Biaya bahan baku = 111,111 x Rp 750 = Rp 83.333
Biaya Proses
  MNK MNM = 1 kg/90% =1,111 x Rp 50.000 = Rp 55.556
  NK  MNK = 1,111/2,5% = 44,444 x Rp 1.500 = Rp 66.667
  NP  NK      = 44,444/40% = 111.111 x Rp 25 = Rp 2778
Total Biaya Proses = Rp 125.001/kg MNM

Nilai Tambah = Rp 400.000 – Rp 83.333 - Rp125.001 ≈ Rp
  191.666/kg MNM
Persentase Nilai Tambah = (Rp 191.666/Rp 83.333) x 100 % =
  230 %  perhitungan dengan arah berlawanan
            menghasilkan nilai tambah yang sama

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

02 nilai tambah komoditas pertanian
02   nilai tambah komoditas pertanian02   nilai tambah komoditas pertanian
02 nilai tambah komoditas pertanianoncomdeky
 
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Sugeng Budiharsono
 
Agroindustri_Nilai Tambah.pdf
Agroindustri_Nilai Tambah.pdfAgroindustri_Nilai Tambah.pdf
Agroindustri_Nilai Tambah.pdfAnaFNisa
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasiHafiza .h
 
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajakKeseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajakAnzilina Nisa
 
Permintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaranPermintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaranHaidar Bashofi
 
Tantangan kewirausahaan dalam konteks global
Tantangan kewirausahaan dalam konteks globalTantangan kewirausahaan dalam konteks global
Tantangan kewirausahaan dalam konteks globalmisbahulkausar
 
Metode valuasi-ekonomi-ekosistem-lahan-pertanian (1)
Metode valuasi-ekonomi-ekosistem-lahan-pertanian (1)Metode valuasi-ekonomi-ekosistem-lahan-pertanian (1)
Metode valuasi-ekonomi-ekosistem-lahan-pertanian (1)Bhakti Priatmojo
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Kristalina Dewi
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapAditya Panim
 
Presentasi Seminar hasil
Presentasi Seminar hasil Presentasi Seminar hasil
Presentasi Seminar hasil Porda Gusnedy
 
PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)Indra Jaya
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi TTabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi TTrisnadi Wijaya
 

La actualidad más candente (20)

02 nilai tambah komoditas pertanian
02   nilai tambah komoditas pertanian02   nilai tambah komoditas pertanian
02 nilai tambah komoditas pertanian
 
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
Pertanian berkelanjutan di era society 5.0
 
5. proses thermal
5. proses thermal5. proses thermal
5. proses thermal
 
Ppt kewirausahaan
Ppt kewirausahaanPpt kewirausahaan
Ppt kewirausahaan
 
Agroindustri_Nilai Tambah.pdf
Agroindustri_Nilai Tambah.pdfAgroindustri_Nilai Tambah.pdf
Agroindustri_Nilai Tambah.pdf
 
13.analisa korelasi
13.analisa korelasi13.analisa korelasi
13.analisa korelasi
 
Ppt pkm k
Ppt pkm kPpt pkm k
Ppt pkm k
 
Tabel f-0-05
Tabel f-0-05Tabel f-0-05
Tabel f-0-05
 
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajakKeseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
Keseimbangan pasar sebelum dan sesudah pajak
 
AGRO INDUSTRI
AGRO INDUSTRIAGRO INDUSTRI
AGRO INDUSTRI
 
Permintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaranPermintaan dan-penawaran
Permintaan dan-penawaran
 
Tantangan kewirausahaan dalam konteks global
Tantangan kewirausahaan dalam konteks globalTantangan kewirausahaan dalam konteks global
Tantangan kewirausahaan dalam konteks global
 
Metode valuasi-ekonomi-ekosistem-lahan-pertanian (1)
Metode valuasi-ekonomi-ekosistem-lahan-pertanian (1)Metode valuasi-ekonomi-ekosistem-lahan-pertanian (1)
Metode valuasi-ekonomi-ekosistem-lahan-pertanian (1)
 
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
Matematika ekonomi (Keuntungan Maksimum)
 
Analisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LMAnalisa kurva IS-LM
Analisa kurva IS-LM
 
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi TerlengkapBab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
Bab VI Teori Produksi dan Biaya Produksi Terlengkap
 
Ppt teori biaya
Ppt teori biayaPpt teori biaya
Ppt teori biaya
 
Presentasi Seminar hasil
Presentasi Seminar hasil Presentasi Seminar hasil
Presentasi Seminar hasil
 
PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)PPT MIKRO (Teori Produksi)
PPT MIKRO (Teori Produksi)
 
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi TTabel Nilai Kritis Distribusi T
Tabel Nilai Kritis Distribusi T
 

Destacado

KB pohon industri-19
KB pohon industri-19KB pohon industri-19
KB pohon industri-19PUPUK
 
pohon industri tanaman di indonesia
pohon industri tanaman di indonesiapohon industri tanaman di indonesia
pohon industri tanaman di indonesiaLinda Fitri
 
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015IAARD/Bogor, Indonesia
 
Pohon industri jagung
Pohon industri jagungPohon industri jagung
Pohon industri jagungAhya Alamsyah
 
Pengolahan pasca panen pada buah jeruk
Pengolahan pasca panen pada buah jerukPengolahan pasca panen pada buah jeruk
Pengolahan pasca panen pada buah jerukuniversitas jember
 
Roadmap Pengembangan Kawasan Agribisnis Terpadu Lingkar Wilis Kabupaten Nganjuk
Roadmap Pengembangan Kawasan Agribisnis Terpadu Lingkar Wilis Kabupaten NganjukRoadmap Pengembangan Kawasan Agribisnis Terpadu Lingkar Wilis Kabupaten Nganjuk
Roadmap Pengembangan Kawasan Agribisnis Terpadu Lingkar Wilis Kabupaten Nganjukamri sanjaya
 
ITP UNS SEMESTER 2 Manajemen agribisnis
ITP UNS SEMESTER 2 Manajemen agribisnisITP UNS SEMESTER 2 Manajemen agribisnis
ITP UNS SEMESTER 2 Manajemen agribisnisFransiska Puteri
 
KB Pohon Industri-20
KB Pohon Industri-20KB Pohon Industri-20
KB Pohon Industri-20PUPUK
 
Produk Paten Biperforasi (1 dari 3)
Produk Paten Biperforasi (1 dari 3)Produk Paten Biperforasi (1 dari 3)
Produk Paten Biperforasi (1 dari 3)Bio Perforasi
 

Destacado (10)

KB pohon industri-19
KB pohon industri-19KB pohon industri-19
KB pohon industri-19
 
pohon industri tanaman di indonesia
pohon industri tanaman di indonesiapohon industri tanaman di indonesia
pohon industri tanaman di indonesia
 
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015Perspektif  pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
Perspektif pengembangan pertanian bioindustri 7 april 2015
 
Pohon industri jagung
Pohon industri jagungPohon industri jagung
Pohon industri jagung
 
Agroindustri
AgroindustriAgroindustri
Agroindustri
 
Pengolahan pasca panen pada buah jeruk
Pengolahan pasca panen pada buah jerukPengolahan pasca panen pada buah jeruk
Pengolahan pasca panen pada buah jeruk
 
Roadmap Pengembangan Kawasan Agribisnis Terpadu Lingkar Wilis Kabupaten Nganjuk
Roadmap Pengembangan Kawasan Agribisnis Terpadu Lingkar Wilis Kabupaten NganjukRoadmap Pengembangan Kawasan Agribisnis Terpadu Lingkar Wilis Kabupaten Nganjuk
Roadmap Pengembangan Kawasan Agribisnis Terpadu Lingkar Wilis Kabupaten Nganjuk
 
ITP UNS SEMESTER 2 Manajemen agribisnis
ITP UNS SEMESTER 2 Manajemen agribisnisITP UNS SEMESTER 2 Manajemen agribisnis
ITP UNS SEMESTER 2 Manajemen agribisnis
 
KB Pohon Industri-20
KB Pohon Industri-20KB Pohon Industri-20
KB Pohon Industri-20
 
Produk Paten Biperforasi (1 dari 3)
Produk Paten Biperforasi (1 dari 3)Produk Paten Biperforasi (1 dari 3)
Produk Paten Biperforasi (1 dari 3)
 

Similar a Agroindustri - Nilai Tambah Komoditas Pertanian

Similar a Agroindustri - Nilai Tambah Komoditas Pertanian (9)

Akrilik polimer
Akrilik polimerAkrilik polimer
Akrilik polimer
 
Jurnal metode harga pokok proses
Jurnal metode harga pokok prosesJurnal metode harga pokok proses
Jurnal metode harga pokok proses
 
Harga pokok proses 3.ppt
Harga pokok proses 3.pptHarga pokok proses 3.ppt
Harga pokok proses 3.ppt
 
Harga pokok proses lanjutan adnan rosadi situmorang
Harga pokok proses lanjutan adnan rosadi situmorangHarga pokok proses lanjutan adnan rosadi situmorang
Harga pokok proses lanjutan adnan rosadi situmorang
 
Harga pokok proses lanjutan 1
Harga pokok proses lanjutan 1Harga pokok proses lanjutan 1
Harga pokok proses lanjutan 1
 
Bab8 evaluasi up
Bab8 evaluasi upBab8 evaluasi up
Bab8 evaluasi up
 
Analisa usaha- chitin-chitosan
Analisa usaha- chitin-chitosanAnalisa usaha- chitin-chitosan
Analisa usaha- chitin-chitosan
 
donat ubi ungu
donat ubi ungudonat ubi ungu
donat ubi ungu
 
Bab+6+analisis+finansial
Bab+6+analisis+finansialBab+6+analisis+finansial
Bab+6+analisis+finansial
 

Más de Ceria Agnantria

Más de Ceria Agnantria (16)

Jaringan Komputer - IP Adreess
Jaringan Komputer - IP Adreess Jaringan Komputer - IP Adreess
Jaringan Komputer - IP Adreess
 
Jaringan Komputer - Sistem Bilangan
Jaringan Komputer - Sistem BilanganJaringan Komputer - Sistem Bilangan
Jaringan Komputer - Sistem Bilangan
 
Matdis-Himpunan
Matdis-HimpunanMatdis-Himpunan
Matdis-Himpunan
 
Matdis-Relasi Fungsi
Matdis-Relasi FungsiMatdis-Relasi Fungsi
Matdis-Relasi Fungsi
 
Matdis-fungsi pembangkit
Matdis-fungsi pembangkitMatdis-fungsi pembangkit
Matdis-fungsi pembangkit
 
Matdis-graph
Matdis-graphMatdis-graph
Matdis-graph
 
Matdis-Induksi Matematika
Matdis-Induksi MatematikaMatdis-Induksi Matematika
Matdis-Induksi Matematika
 
Matdis-logika matematika
Matdis-logika matematikaMatdis-logika matematika
Matdis-logika matematika
 
Matdis-optimisasi
Matdis-optimisasiMatdis-optimisasi
Matdis-optimisasi
 
Matdis-rekursif
Matdis-rekursif Matdis-rekursif
Matdis-rekursif
 
Matdis-Kombinatorika
Matdis-KombinatorikaMatdis-Kombinatorika
Matdis-Kombinatorika
 
variabel random dan distribusi peluang
variabel random dan distribusi peluangvariabel random dan distribusi peluang
variabel random dan distribusi peluang
 
Probabilitas lanjutan
Probabilitas lanjutanProbabilitas lanjutan
Probabilitas lanjutan
 
Ch3
Ch3Ch3
Ch3
 
Probabilitas 2
Probabilitas 2Probabilitas 2
Probabilitas 2
 
Probabilitas 1
Probabilitas 1Probabilitas 1
Probabilitas 1
 

Agroindustri - Nilai Tambah Komoditas Pertanian

  • 2. Pertambahan nilai suatu barang (komoditas pertanian) sebagai hasil pemberian perlakuan (pasca panen), proses, atau pengubahan bentuk Kelapa Sawit CPO dan PKO Minyak Goreng
  • 3. Komoditas Produk Pasca panen & Primer Olahan proses konversi rendemen = persentase dari produk yang dikehendaki (setelah dipisahkan dari yang tidak dikehendaki dan adanya susut) Misal : Berat komoditas awal (100 kg) Berat setelah perlakuan (78 kg) Rendemen = 78 %, atau faktor konversi 78 %
  • 4. : (1) Perlakuan (treatment)  Pasca Panen atau pengolahan hasil : sortasi, grading, pengeringan, ekstraksi dll (2) Konversi  Rendemen >Daun nilam (daun basah)  dikeringkan  disuling  minyak nilam (A)  dimurnikan minyak nilam (B)  ditampung diperdagangkan. > Buah Kelapa Sawit  CPO  minyak goreng (3) Biaya-biaya  perlakuan  konversi  dll (transportasi. bongkar muat)
  • 5. Bentuk awal  Nilai awal + Perlakuan  + Biaya Bentuk baru  Nilai baru (tangible & intangible) Nilai tambah per unit bahan= (Harga x faktor konversi) – biaya perlakuan dan lain – (harga bahan) atau Nilai tambah per unit produk= (Harga)– biaya perlakuan dan lain – (nilai awal /faktor konversi)
  • 6. Nilai Baru = Harga produk per unit x faktor konversi Nilai awal = jumlah kebutuhan bahan awal x harga bahan awal Biaya Perlakuan : sewa; tenaga kerja; bahan tambahan; energi; penyusutan alsin (dll) Persentase nilai tambah per unit produk = (nilai tambah /nilai awal bahan) x 100 %
  • 7. Bahan dan produk :  Daun nilam panen (NP): 100 % ; Rp 750,-/kg  Daun nilam kering (NK): 40 % ; Rp 2.500,-/kg  Minyak nilam kasar (MNK) : 2,5 % ; Rp 250.000/kg  Minyak nilam murni (MNM) : 90 % ; Rp 400.000/kg Biaya :  Pengeringan daun (tenaga kerja, karung) ; Rp 25,-/kg bahan (NP)  Penyulingan (tenaga kerja, energi, kemasan) ; Rp1.500/kg bahan (NK)  Penyulingan/pemurnian (solvent/pelarut, energi, tenaga kerja) Rp 50.000,- /kg bahan (MNK)  Penyusutan tidak ada (asumsi)
  • 8. Pengeringan Penyulingan Pemurnian Nilam Nilam Minyak Minyak Panen Kering Nilam Nilam Kasar Murni 40 % 2,5 % 90 % ?
  • 9. Hitung nilai tambah : - Dalam Rp / unit produk jadi - Dalam Rp/ unit produk awal - Dalam % produk awal (1) Nilai tambah mengolah 1 kg Nilam Panen (NP) menjadi Nilam Kering (NK) ? (2) Nilai tambah mengolah 1 kg NK menjadi MNK ? (a) dan (b) Masing-masing dg Persentase Nilai Tambah ? (3) Nilai tambah mengolah 1 kg NP menjadi MNM? (4) Nilai tambah menghasilkan 1 kg Minyak Nilam Murni (MNM) dari NP ? (3) dan (4) Masing-masing dg Persentase Nilai Tambah ?
  • 10. Jawab (1) : 1 kg NP  NK ; Faktor konversi/rendemen 40% Harga NP = Rp 750/kg NP Harga NK = Rp 2.500 /kg NK Dari 1 kg NP diperoleh : 1 x 40% = 0,4 kg NK Nilai Baru = 0,4 x Rp 2.500 = Rp 1.000 Biaya : Bahan Baku = 1 kg x Rp 750 = Rp 750/kg NP Proses = 1 kg x Rp 25 = Rp 25/kg NP Lain-lain = Rp 0 (asumsi) Total Biaya = Rp 775/kg NP Nilai Tambah = Nilai Baru – Biaya2 = Rp 1.000 – Rp 775 = Rp 225/kg Persentase Nilai Tambah =(Rp 225/Rp 750) x 100% =33 %
  • 11. Jawab (2) : 1kg NK MNK ; Faktor konversi/rendemen 2,5 % Harga NK = Rp 2.500 /kg NK Harga MNK = Rp 250.000 /kg MNK Dari 1 kg NK diperoleh : 1kg x 2,5% =0,025 kg MNK Nilai Baru = 0,025 x Rp 250.000 = Rp 6.250 Biaya : Bahan Baku = 1 kg x Rp 2.500 = Rp 2.500/kg NP Proses = 1 kg x Rp 1.500= Rp 1.500/kg NP Lain-lain = Rp 200/kg NP (asumsi penyusutan) Total Biaya = Rp 4.200/kg NP Nilai Tambah = Nilai Baru – Biaya2 = Rp 6.250 – Rp 4.200 = Rp 2.050/kg Persentase Nilai Tambah =(Rp 2.050/Rp 2.500) x 100% = 82 %  Nilai tambah meningkat tajam dibandingkan sebelumnya
  • 12. Jawab (3) 1kg NP  (?) MNM Harga 1 kg MNM = Rp 400.000 Dari 1 kg NP diperoleh : 1kgx40%x2,5%x90% = 0.009 kg MNM Nilai Baru = Rp 400.000x 0.009= Rp 3.600 Biaya-Biaya Biaya bahan baku = 1 kg x Rp 750 = Rp 750 Biaya Proses NPNK = 1 kg x Rp 25 = Rp 25 NK  MNK = 1 kg x 40% = 0,4 x Rp 1.500 = Rp 600 MNK  MNM = 0,4 kg x 2,5% = 0,01 x Rp 50.000 = Rp 500 Total Biaya Proses = Rp 1.125 Nilai Tambah = Rp 3.600 – Rp 750- Rp 1.125 ≈ Rp 1.725 /kg NP Persentase Nilai Tambah = (Rp 1.725/Rp 750) x 100 % = 230 %
  • 13. Jawab (4) NP (?)  1kg MNM Harga 1 kg MNM = Rp 400.000 Biaya-Biaya Kebutuhan Bahan Baku (NP) = 1 kg : (90% x 2,5% x 40%) = 111,111 kg NP Biaya bahan baku = 111,111 x Rp 750 = Rp 83.333 Biaya Proses MNK MNM = 1 kg/90% =1,111 x Rp 50.000 = Rp 55.556 NK  MNK = 1,111/2,5% = 44,444 x Rp 1.500 = Rp 66.667 NP  NK = 44,444/40% = 111.111 x Rp 25 = Rp 2778 Total Biaya Proses = Rp 125.001/kg MNM Nilai Tambah = Rp 400.000 – Rp 83.333 - Rp125.001 ≈ Rp 191.666/kg MNM Persentase Nilai Tambah = (Rp 191.666/Rp 83.333) x 100 % = 230 %  perhitungan dengan arah berlawanan menghasilkan nilai tambah yang sama