Dokumen tersebut membahas tentang komplikasi dan penanganan masa nifas. Masa nifas merupakan masa sesudah persalinan yang berlangsung kira-kira 6 minggu. Dokumen menjelaskan berbagai komplikasi seperti infeksi nifas, endometritis, peritonitis, bendungan asi, infeksi payudara, dan trombophlebitis beserta gejala dan penanganannya.
1. Komplikasi Dan Penyulit Dalam
Masa Nifas Serta Penanganannya
ERIA CHYNTIAPURI WAHYONO (12111137)
FIQIH FUJI LESTARI (12111140)
KIKY RULINA (12111142)
LAILATUL EMAIRA (12111144)
MEGA WAHYU ESTI KARTIKA (12111177)
NISHFATUL MUSTAFIDAH (12111180)
OGY RATNA (121111 )
RISTYOWATI (12111151)
2. Masa nifas (puerperium) adalah masa sesudah
persalinan yang dimulai setelah plasenta lahir dan
berakhir ketika alat-alat kandungan kembali
seperti keadaan sebelum hamil yang berlangusng
kira-kira 6 minggu
• Infeksi nifas adalah infeksi pada dan melalui
traktus genitalis setelah persalinan
3. Etiologi
• Infeksi nifas dapat disebabkan oleh
masuknya kuman kedalam organ kandungan
maupun kuman dari luar yang sering
menyebabkan infeksi. Berdasarkan
masuknya kuman kedalam organ
kandungan terbagi menjadi:
• 1. Ektogen (kuman datangdariluar)
• 2. Autogen (kuman daritempat lain)
• 3. Endogen (kuman dari jalanlahir sendiri)
•
4. • Selain itu, infeksi nifas dapat disebabkan oleh:
• 1. Streptococcus Haemolyticus Aerobic
• Streptococcus Haemolyticus Aerobic merupakanpenyebab infeksi yang
paling berat. Infeksi inibersifateksogen (misaldaripenderitalain, alat
yang tidaksteril, tanganpenolong, infeksi tenggorokan orang lain).
•
• 2. Staphylococcus Aerus
• Cara masuk Staphylococcus Aerus secaraeksogen,
merupakanpenyebab infeksi sedang. Seringditemukan di
rumah sakit dandalamtenggorokan orang-orang yang nampaksehat.
•
• 3. Escheria Coli
• Escheria Coli berasaldari kandung kemih atau rektum. Escheria
Coli dapatmenyebabkan infeksiterbataspada perineum, vulva dan endo
metrium. Kuman inimerupakanpenyebabdari infeksi traktusurinarius.
•
• 4. Clostridium Welchii
• Clostridium
Welchii bersifatanaerobdanjarangditemukanakantetapisangatberbahay
a. Infeksi inilebihseringterjadipada abortus kriminalisdan persalinan di
tolongdukun.
•
5. Menurut Saiffudin (2006) , dan Helen
Varney (2008) faktor predisposisi dari
infeksi nifas, antara lain :
• 1. Kurang gizi atau malnutrisi
• 2. Anemia
• 3. Higiene
• 4. Kelelahan
• 5. Proses persalinan bermasalah, yaitu :
▫ a. Partus lama (macet)
▫ b. Persalinan lama khususnya dengan pecah ketuban
▫ c. Manipulasi intra uteri
▫ d. Trauma jaringan yang luas seperti laserasi yang tidak diperbaiki
▫ e. Hematoma
▫ f. Hemoragi
▫ g. Korioamnionitis
▫ h. Persalinan traumatik
▫ i. Retensi sisa plasenta
▫ j. Teknik aseptik tidak sempurna
6. • 2.4 Tanda dan Gejala Infeksi nifas
• 1. Peningkatan suhu tubuh (38ºC atau lebih)
yang terjadi antara hari ke 2-10 postpartum
• 2. Tachicardia
• 3. Malaise umum
• 4. Nyeri
• 5. Lochea berbau tidak sedap
• (Helen Varney, 2008)
8. • 1. ENDOMETRITIS
• Endometritis adalah infeksi pada endometrium
(lapisan dalam dari rahim). (Manuaba, I.B. G.,
1998). Endometritis adalah suatu infeksi yag
terjadi di endometrium, merupakan
komplikasi pascapartum, biasanya terjadi 48
sampai 72 jam setelah melahirkan.
10. ENDROMETRITIS AKUT
• Endometritis post partum regenerasi selesai
pada hari ke 9, sehingga enDometritis pada
umumnya terjadi pada hari ke 9. Pada
endometritis akut biasanya endometrium
mengalami edema dan hiperemi dan pada
pemeriksaan mikroskopik terdapat hiperemi,
edema dan infiltrasi leukosit berinti polimorf
yang banyak serta pendarahan interstitial. Sebab
yang paling penting adalah infeksi gonorea dan
infeksi pada abortus dan partus.
11. Endometritis Kronik
• biasa terjadi pada wanita yang masih
menstruasi. Dimana radang dapat terjadi pada
lapisan basalis yang tidak terbuang pada waktu
menstruasi.
• Endometritis kronik primaria dapat terjadi pada
masa menopauese, dimana radang tetap tinggal
dan meluas sampai ke bagian endometrium
lain..
• Gejala endometritis kronis berupa noda darah
yang kotor dan keluhan sakit perut bagian
bawah, leukorea.
12. Jenis Endometritis
Gejala dan Terapi
Gejala Terapi
Endometritis Akut Gejalanya :
Demam
Lochea berbau : pada endometritis
post abortum kadang keluar
lochea purulent
Lochea lama berdarah malahan
terjai metrorrhagi
Kalau radang tidak menjalar ke
parametrium atau parametrium
tidak nyeri
Terapi :
Uterotonika
Istirahat, letak fowler
Antibiotika
Endometritis senilis perlu
dikuret untuk
menyampingkan corpus
carsinoma. Dapat diberi
estrogen.
Endometritis Kronik Gejalanya :
Flour albus yang keluar dari
ostium
Kelainan haid seperti metrorrhagi
dan menorrhagi
Terapi :
Perlu dilakukan kuretase
13. PERITONITIS
Terjadinya radang pada peritonium.Infeksi nifas dapat menyebar
melalui pembuluh di dalam uterus langsung mencapai peritonium dan
menyebabkan peritonitis, atau melalui jaringan di antara kedua
lembar ligamnetum latum yang menyebabkan parametritis.
•
• Tanda-tanda peritonitis :
• Peningkatan suhu tubuh,
• Nadi cepat dan kecil,
• Perut kembung dan nyeri, dan ada defense musculaire.
• Muka yang semula kemerah-merahan menjadi pucat,
• Mata cekung,
• Kulit muka dingin,
• Terdapat fasies hippocratica.
• Pada peritonitis yang terbatas didaerah pelvis, gejala
tidak seberat peritonitis umum
14. • Penanganan yang dapat dilakukan :
• nasogastritik suction, berikan infus( Nacl atau
Ringer Laktat),
• antiobiotik sehingga bebas panas selama 24 jam (
ampisilin 2 gr IV, kemudian 1 gr setiap 6 jam,
ditambah gentamisin 5 mg/kg BB IV dosis
tunggal/hari dan metronidazole 500 mg IV setiap 8
jam).
• Laparatomi dilakukan pembersihan perut
(peritoneal lavage).
15. BENDUNGAN ASI
Adalah pembendungan ASI karena penyempitan duktus laktiferi atau
karena pengosongan yang tidak sempurna atau karena kelainan
putting.( Mochtar, 1998).
• 3. Penyebab bendungan ASI
• a. Bayi belum bisa menyusui sempurna/sedikit
• b. Ibu tidak mau menyusui bayinya
• c. Ibu tidak tahu perawatan payudara
•
• Tanda – tanda bendungan ASI
• a. Payudara bengkak dan keras
• b. Payudara terasa panas dan nyeri
• c. Putting lebih datar
• d. Kulit payudara merah mengkilat
• e. Areola lebih menonjol
• f. Ibu merasa tidak nyaman
•
• Pencegahan dapat dilakukan dengan cara :
• 1. Payudara sering disusukan
• 2. Gunakan BH yang menyangga
• 3. Kompres hangat / diperas seblm disusukan
• 4. Tehnik menyusui yang baik
16. • Penatalaksanaan bendungan ASI
• a. Bila ibu menyusui :
• 1) Susukan sesering mungkin ke2 payudara
• 2) Berikan tehnik menyusui yg benar
• 3) Untuk mengurangi rasa nyeri sebelum menyusui dikompres
panas dan dingin secara bergantian dan ASI diperas dulu serta
membasahi putting dengan ASI sebelum menyusui
• 4) Untuk mengurangi nyeri setelah menyusui :
• gunakan BH yg menyangga
• keluarkan sisa ASI
• kompres dingin
• berikan paracetamol 500mg s/ 4 jam
• Lakukan evaluasi setelah 3 hari
• b. Bila ibu tidak menyusui:
• 1) Sangga payudara dg BH ketat
• 2) Kompres dingin pd payudara
• 3) Hindari pijat dan kompres hangat
• 4) Berikan paracetamol 500mg
• 5) Berikan lynoral atau stilbistrol 3 x 1 selama 3 hari ( kalau perlu
)
17. 4. INFEKSI PAYUDARA
Dalam masa nifas dapat terjadi infeksi dan peradangan pada mammae terutama pada
primipara.Tanda-tanda adanya infeksi adalah rasa panas dingin disertai dengan
kenaikan suhu, penderita merasa lesu dan tidak ada nafsu makan. Penyebab infeksi
adalah staphilococcus aureus. Mamae membesar dan nyeri dan pada suatu tempat,
kulit merah, membengkak sedikit, dan nyeri pada perabaan. Jika tidak ada pengobatan
bisa terjadi abses.
• Berdasarkan tempatnya infeksi dibedakan menjadi :
• a. Mastitis yang menyebabkan abses dibawah areola mamae.
• b. Mastitis ditengah-tengah mammae yang menyebabkan abses ditempat itu.
• c. Mastitis pada jaringan dibawah dorsal dari kelenjar-kelenjar yang menyebabkan abses
antara mammae dan otot-otot dibawahnya.
• Pencegahan
• Perawatan putting susu pada laktasi merupakan usaha penting untuk mencegah
mastitis. Perawatan terdiri atas membersihkan putting susu dengan minyak
baby oil sebelum dan sesudah menyusui untuk menghilangkan kerak dan susu
yang sudah mengering. Selain itu juga memberi pertolongan kepada ibu
menyusui bayinya harus bebas infeksi dengan stafilococus. Bila ada luka atau
retak pada putting sebaiknya bayi jangan menyusu pada mammae yang
bersangkutan, dan air susu dapat dikeluarkan dengan pijitan.
18. • Pengobatan
• Segera setelah mastitis ditemukan pemberian susu pada bayi dihentikan dan diberikan pengobatan sebagai
berikut :
• Berikan kloksasilin 500 mg setiap 6 jam selama 10 hari.
• Sangga payudara
• Kompres dingin
• Bila diperlukan berikan parasetamol 500 mg per oral setiap 4 jam.
• Ikuti perkembangan 3 hari setelah pemberian pengobatan
• Bila ada abses, nanah perlu dikeluarkan dengan sayatan sedikit mungkin pada abses, dan nanah dikeluarkan
sesudah itu dipasang pipa ketengah abses, agar nanah bisa keluar.Untuk mencegah kerusakan pada duktus
laktiferus sayatan dibuat sejajar dengan jalannya duktus-duktus. Atau jika terdapat masa padat, mengeras
dibawah kulit yang kemerahan :
• Berikan antibiotik kloksasilin 500 mg per oral 4 kali sehari selama 10 hari atau eritromisin 250 mg per oral 3 kali
sehari selama 10 hari
• Drain abses :
• o Anestesi umum dianjurkan
• o Lakukan insisi radial dari batas puting ke lateral untuk menghindari cidera atau duktus
• o Gunakan sarung tangan steril
• o Tampon longgar dengan kasa
• o Lepaskan tampon 24 jam ganti dengan tampon kecil
• Jika masih banyak pus tetap berikan tampon dalam lubang dan buka tepinya
• Yakinkan ibu tetap menggunakan kutang
• Berikan paracetamol 500 mg bila perlu
• Evaluasi 3 hari
19. 5. THROMBOPHLEBITIS
Penjalaran infeksi melalui vena. Sering terjadi dan menyebabkan
kematian. Dua golongan vena yg memegang peranan yaitu:
Vena-vena dinding rahim lig. Latum (vena ovarica, vena uterina, dan
vena hipogastrika) atau disebut tromboplebitis pelvic
Vena-vena tungkai (vena femoralis, poplitea, dan saphena) atau
disebut tromboplebitis femoralis
•
• Tromboplebitis pelvic
• Yg paling sering meradang adalah vena ovarica, karena pd vena ini
mengalirkan darah dr luka bekas plasenta.
• Penjalarannya yaitu dr vena ovarica kiri ke vena renalis, vena ovarica kanan
ke cava inferior
• Ciri – ciri dari pelviotromboflebitis, antara lain :
• Nyeri terdapat pada perut bagian bawah dan atau perut bagian samping
• Timbul pada hari ke 2-3 masa nifas dengan atau tanpa panas.
20. • Tromboplebitis femoralis
• Dari trombophelebitis vena saphena magna atau peradangan vena
femoralis sndr
• Penjalaran thrombophebitis vena terin
• Akibat parametritis : thrombophlebitis pd vena femoralis mgkn tjd krn
aliran darah lambat didaerah lipat paha krn vena tertekan lig.inguinale.
• Thrombophlebitis femoralis tjd oedem tungkai yg mulai pd jari kaki dan
naik ke kaki, betis, dan paha. Biasanya hanya 1 kaki yg bengkak tapi kadagn
keduanya.
• Penyakit ini dikenal dgn nama phlegmasia alba dolens(radang yg putih
& nyeri)
• Ciri – ciri dari tromboflebitis femoralis, antara lain :
• Keadaan umum tetap baik
• Suhu badan subfebris selama 7-10 hari
• Suhu mendadak naik kira-kira pada hari 10-20 dan disertai dengan
menggigil dan nyeri sekali
•
21. • 6. LUKA PERINEUM
• Luka akan menjadi nyeri, merah dan bengkak akhirnya luka terbuka dan
mengeluarkan getah bernanah.Fase –
fasepenyembuhanlukamenurutSmeltzer (2002 : 490)
adalahsebagaiberikut:
• FaseInflamasi, berlangsungselama 1 sampai 4 hari.
• Respons vascular
danselularterjadiketikajaringanteropongataumengalamicidera.
Vasokonstriksipembuluhdarahterjadidanbekuanfibrinoplateletterbentukdal
amupayauntukmengontrolperdarahan. Reaksiiniberlangsung 5
menitsampai 10 menitdandiikutiolehvasodilatasivanula.
Mikrosirkulasikehilangankemampuanvasokonstriksinyakarenanorepinepri
ndirusakolehenzimintraselular. Juga histamine dilepaskan yang
meningkatkanpermeabelitaskapilerketikamikrosirkulasimengalamikerusak
an, elemendarahseperti antibody, plasma protein, elektrolit, komlemendan
air menembusspasium vascular selama 2 sampai 3 harimenyebabkan
edema terabahangat, kemerahandannyeri.
•
22. • FaseProliferatif, berlangsung 5 sampai 20 hari.
• Fibroblasmemperbanyakdiridanmembentukjaring-jaringuntuksel-sel yang bermigrasi. Sel-
sel epitel membentukkuncuppadapinggiranluka; kuncupiniberkembangmenjadikapiler,
yang merupakansumbernutrisibagijaringangranulasi yang baru.Setelah 2 minggu,
lukahanyamemiliki 3 % sampai 5% darikekuatanaslinya. Sampaiakhirbulan, hanya 35%
sampai 59% kekuatanlukatercapai. Tidakakanlebihdari 70% sampai 80%
kekuatandicapaikembali. Banyak vitamin, terutama vitamin C, membantudalam proses
metabolisme yang terlibatdalampenyembuhanluka.
•
• Fase Maturasi, berlangsung 21 hari sampai sebulan atau bahkan tahunan. Sekitar 3 minggu
setelah cedera, fibroblast mulai meninggalkan luka. Jaringan parut tampak
besar, sampai fibril kolagen menyusun kedalam posisi yang lebih padat. Hal ini, sejalan
dengan dehidrasi, mengurangi jaringan parut tetapi meningkatkan kekuatannya. Maturasi
jaringan seperti ini terus berlanjut dan mencapai kekuatan maksimum dalam 10 atau 12
minggu, tetapi tidak pernah mencapai kekuatan asalnya dari jaringan sebelum luka.
•
23. • Robekan perineum dapatdibagiatas 4 derajat:
• Derajat I:mukosa vagina, komisura posterior, kulit pireneum
• Derajar II:mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum.
• Derajat III:mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum, otot
sfingter ani.
• Derajar IV:mukosa vagina, komisura posterior, kulit perineum, otot perineum, otot sfingter
ani, dinding depan rektum. (Sulistyawati & Nugraheny, 2010;h.18).
•
•
• Penjahitan laserasi perineum
• Tujuan dari dilakukanya penjahitan pada laserasi pereneum adalah menyatukan kembali
jaringan tubuh dan mencegah kehilangan darah yang tidak perlu. Setiap dilakukan
penusukan jarum saat menjahit, kita sama saja membuat suatu luka baru pada jaringan,
oleh karna itu upaya penjahitan sesedikit mungkin namun dengan hasil perapatan jaringan
semaksimal mungkin. Jika episotomi sudah dilakukan, lakukan penilaian dengan hati-hati
untuk memastikan lukanya tidak meluas. Sebisa mungkin gunakan teknik jahitan
jelujur. Jika ada sayatan yang terlalu dalam hingga mencapai lapisan otot, mungkin
diperlukan penjahitan terputus untuk merapatkan jaringan. (Sulistyawati & Nugraheny,
2010; h. 185-192)
24. • Penanganan
• Perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk
menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan
anus pada ibu yang dalam masa antara kelahiran plasenta
sampai dengan kembalinya organ genetik seperti pada waktu
sebelum hamil.(Rukiyah dkk, 2011; h.125).
•
• Tujuanperawatan perineum
• Tujuan perawatan perineum menurut Hamilton adalah
mancegah terjadinya infeksi sehubungan dengan
penyembuhan jaringan. (Rukiyah dkk, 2011; h.125).
•
• Lingkupperawatan perineum
• Lingkupperawatan perineum
adalahmencegahkontaminasidari rectum,
menanganidenganlembutpadajaringan yang terkena trauma,
bersihkansemuakeluaran yang menjadisumberbakteridanbau.
(Rukiyah, 2011; h. 125).
25. • Waktu perawatan perineum
• Menurut feerer perawatan perineum adalah:
• a. Saatmandi: pada saat mandi ibu post partum pasti melepas
pembalut ,setelah terbukamaka adak emungkinant erjadi kontaminasi
bakteri pada cairan yang tertampung pada pembalut, demikian pula
pada perineum ibu, untuk itu diperluka pembersihan perineum.
(Rukiyah dkk, 2011; h.125).
• b. Setelah buang air kecil: pada saatbuang air kecil kemungkinanb
esar terjadikontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu
pertumbuhan bakteri pada perineum untuki tu diperlukan
pembersihan perineum.
• (Rukiyah dkk, 2011; h.126).
• c. Setelah buang air besar: pada saat buang air besar, diperlukan
pembersihan sisa-sisa kotoran di sekitar anus ke perineum yang
letaknya besebelahan maka diperlukan proses pembersihan anus dan
perineum secara keseluruhan. (Rukiyah dkk, 2011; h. 126)
•
•
•
•
26. • 4) Faktor yang mempengaruhiperawatan perineum
• a. Gizi: faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi
terhadap proses penyembuhan luka pada perineum karna penggantian
jaringan sangat membutuhkan protein.
• b. Obat-obatan: Steroid: dapat menyamarkan adanya infeksi dengan
mengganggu respon inflamasi normal; antikoagulan: dapat menyebabkan
hemoragi, Antibiotik spektrum luas/spesifik: efek bila diberikan segera
sebelum pembedahan untuk patologi spesifik atau kontaminasi bakteri.
Jika diberikan setelah luka ditutup, tidak efektif karna koagulasi
intrvaskular.
• c. Keturunan: sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan
dirinya dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang
mempengaruhi penyembuhan luka adalah kemampuan dalam sekresi
insulin dapat dihambat, sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat.
Dapat terjadi penipisan protein-kalori.
• d. Sarana prasarana: kemampuan ibu dalam menyediakan sarana dan
prasarana dalam perawatan perineum akan sangat mempengaruhi
penyembuhan perineum, misalnya kemampuan ibu dalam menyediakan
antiseptik.
• e. Budaya dan keyakinan: budaya dan keyakinan akan mempengaruhi
penyembuhan perineum, misalnya kebiasaan terak telur, ikan dan daging
ayam, akan mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat
mempengaruhi penyembuhan luka.
• (Rukiyah & Yulianti, 2010; h. 362-363)
27. • 5) Dampakperawatanluka perineum
yang tidakbenar
• 1. Infeksi : Kondisi perineum yangterkena lokia dan
lembab akan sangat menunjang perkembangbiakan bakteri
yang dapat menyebabkan timbulnya infeksi pada perineum.
• 2. Komplikasi: Munculnya infeksi perineum dapat
merambat pada saluran kandung kemih ataupun pada jalan
lahir yang dapat berakibat pada munculnya kompikasi infeksi
kandung kemih maupun infeksi pada jalan lahir.
• 3. Kematianibupost partum :Penanganankomplikasi yang
lambatdapatmenyebabkanterjadinyakematianibupadapost
partummengingatkondisifisikibupost
partummasihlemah. (Rukiyah & Yulianti, 2010; h. 363).