Tiga dokumen tersebut membahas tentang tahapan perioperatif yang terdiri dari pra-operasi, intra-operasi, dan pasca-operasi; pengertian pneumotoraks sebagai penumpukan udara di rongga pleura yang dapat menyebabkan kolaps paru; serta periode perioperatif yang meliputi tahap pra-operatif, intra-operasi, dan pasca-operasi beserta aktivitas keperawatan pada masing-masing tahap.
1. A. Tindakan Kolaboratif
Preoperasi merupakan tahapan dalam proses pembedahan yang dimulai
prabedah (preoperasi), bedah (intraoperasi), dan pascabedah (postoperasi).
1. Prabedah (preoperasi) merupakan masa sebelum dilakukannya pembedahan,
dimulai sejak persiapan pembedahan dan berakhir sampai pasien di meja
bedah.
2. Bedah (intraoperasi) merupakan masa pembedahan yang dimulai sejak
ditransfer ke meja bedah dan berakhir saat pasien di bawa ke ruang pemulihan.
3. Pascabedah (postoperasi) merupakan masa setelah dilakukan pembedahan
yang dimulai sejak pasien memasuki ruang pemulihan dan berakhir sampai
evaluasi selanjutnya.
B. Pengertian Pneuomotoraks
Pneumotoraks merupakan penumpukan udara dalam rongga pleura sehingga
timbul kolaps parsial atau total paru-paru. Kalau udara di antara pleura parietalis
dan viseralis berkumpul dan menumpuk maka peningkatan udara dalam rongga
pleura dapat menyebabkan kolaps paru yang berlangsung progresif. Udara akan
terperangkap di dalam rongga pleura dan menentukan derajat kolaps paru. Darah
vena yang kembali ke jantung (venous return) dapat terhalang sehingga timbul
keadaan yang dinamakan tension pneumothorax. Keadaan ini mengamcam hidup
pasien. Tipe pneumotoraks yang paling sering ditemukan adalah pneumotoraks
terbuka, tertutup, dan tension pneumothorax.
C. Periode Perioperatif
1. Fase praoperaatif
Dimulai saat keputusan untuk melakukan pembedahan dibuat danberakhir
ketika klien dipindahkan ke meja operasi. Aktivitas keperawatan yang
termasuk dalam fase ini antara lain:
2. a. Mengkaji klien
Pengkajian praoperatif mencakup mengumpulkan dan menilai data-data
klien yang spesifik untuk menentukan kebutuhan klien pra dan pasca
operasi. Kebutuhan fisik, psikologik, dan social ditentukan selama
pengkajian.
1) Riwayat keperawatan
Riwayat keperawatan yang dilakukan sebelum pembedahan
memberikan data mengenai klien yang membantu perawat
merencanakan asuhan keperawatan praoperatif dan pascaoperatif.
a) Status kesehatan saat ini. Informasi penting mencakup status
kesehatan umum dan adanya penyakit kronis, seperti diabetes atau
asma yang dapat mempengaruhi respons klien terhadap
pembedahan atau anastesia.
b)
b. Mengidentifikasi masalah keperawatan yang potensial atau actual,
c. Merencanakan asuhan keperawatan berdasarkan kebutuhan individu,
d. Dan memberikan penyuluhan praoperatif untuk klien dan orang terdekat.
2. Perawatan Preoperatif
Beberapa hal yang dapat dikaji dalam tahap prabedah adalah pengetahuan
tentang persiapan pembedahan, pengalaman masa lalu, dan kesiapan
psikologis. Pemeriksaan lainnya yang dianjurkan sebelum pelaksanaan
operasi adalah radiografi toraks, kapasitas vital, fungsi paru-paru, analisis gas
darah pada pemantauan sistem respirasi, dan elektrokardograf, pemeriksaan
darah seperti leukosit,eritrosit, hematokrit, elektrolit dan lain-lain. Ada pun
rencana tindakan pada proses ini adalah :
a. Pemberian pendidikan kesehatan prabedah
b. Persiapan diet
c. Persiapan kulit
d. Latihan bernafas dan latihan batuk
3. e. Latihan kaki.
f. Latihan mobilitas
g. Pencegahan cedera
Tindakal kolaboratif pre operatif
1) Pemeriksaan Penunjang
a) Pneumotoraks Tertutup
Pada foto PA baru berupa ruang kosong di antara paru yang sakit yang
di bungkus pleura viseralis dan dinding toraks tempat melekatnya
pleura parietalis. Kalau ada kolaps paru, akan tampak suatu gumpalan
radio-opak di daerah hilus yang bersangkutan dan ruang kosong
sampai ke dinding toraks.
b) Pneumotoraks dengan mekanisme ventil atau tension pneumotoraksb
Pada pneumotoraks dengan mekanisme ventil, selalu akan di temukan
kolaps paru (lihat di atas) yang di sertai dengan pendorongan jantung
dan mediastinum kesisi sehat. Bila kebetulan terjadi di hemi-toraks
kiri, sepintas pneumotoraks ini dapat di sangka sebagai suatu
dekstrokardia.
c) Pemeriksaan Faal Paru
Bila di lakukan pemeriksaan faal paru dengan spirometer, akan dapat
terlihat adanya suatu gangguan restriksi dengan kekurangan kapasitas
vital lebih dari 20% dari yang di prediksi. semakin parah keadaan
penderita, tentunya kemunduran ini akan semakin besar pula. bila di
periksa dengan peak flow meter, tentunya akan ada pula kemunduran
peak-flow-rate.
2) Pemeriksaan fisik pada pneumothorax
4. Beberapa pemeriksaan fisik pada seseorang yang menderita
pneumothorax untuk mendiagnosis dengan pasti penyakit pneumothorax
antara lain sebagai berikut :
a) Pada pemeriksaan inspeksi dengan melihat: adanya pencembungan
dan waktu bernafas ada sisi yang tertinggal pada sisi yang sakit. Trakea
terdorong ke sisi yang sehat.
b) Pada pemeriksaan palpasi dengan perabaan : denyut apeks jantung atau
ictus jantung terdorong ke sisi yang sehat. Fremitus (suara getaran)
melemah atau menghilang.
c) Pada pemeriksaan perkusi atau dengan ketukan jari : batas jantung
terdorong ke thorax yang sehatbila dengan tekanan yang tinggi. Suara
ketok: Hipersonor pada sisi paru yang sakit.
d) Pada pemeriksaan auskultasi atau dengan mendengarkan baik secara
langsung maupun alat bantu dengar dengan stetoskop dan lain-lain
ditemukan : suara nafas melemah atau hilang. Nafas terdengar seperti
meniup botol apabila terdapat fistula bronchopleural (lubang antara
bronchus danpleura).
Tanda-tanda vital gangguan pneumothorax
a) Respiratory rate atau jumlah pernafasan dalam satu menit 30 sampai
40 kali per menit
b) Hipotensi atau tekanan darah menurun. Hal ini diakibatkan karena
desakan dari pencembungan sehingga jantung terdesak
dan bekerja lebih lambat.
c) Denyut nadi bisa lebih dari 100 kali per menit. Hal ini berhubungan
tanda vital pneumothorax poin kedua yaitu hipotensi.
d) Suhu tubuh pada umumnya normal yang mengindikasikan tidak terjadi
infeksi.
3. Perawatan Intraoperasi
5. Perawatan intraoperatif merupakan bagian dari tahapan perawatan
perioperatif. Aktivitas yang dilakukan pada tahap ini adalah segala macam
aktivitas yang dilakukan oleh perawatdi ruang operasi. Berikut adalah
beberapa rencana tindakan yang akan dilakukan oleh seorang perawat pada
proses ini :
a. Penggunaan baju seragam bedah
b. Mencuci tangan sebelum pembedahan
c. Menerima pasien di daerah bedah
d. Pengiriman dan pengaturan posisi ke kamar bedah
e. Pembersihan dan persiapan kulit
f. Penutupan daerah steril
g. Pelaksanaan anesthesia
h. Pelaksanaan pembedahan
4. Perawatan Postoperasi
Post operasi adalah masa yang dimulai ketika masuknya pasien ke ruang
pemulihan dan berakhir dengan evaluasi tindak lanjut pada tatanan klinik atau
di rumah.
Pembedahan pada dasarnya merupakan trauma yang akan menimbulkan
perubahan faal, sebagai respon terhadap trauma. Asuhan postoperasi harus
dilakukan di ruang pemulihan tempat adanya akses yang cepat ke oksigen,
pengisap peralatan resusitasi, monitor, bel panggil emergensi, dan staf
terampil dalam jumlah dan jenis yang memadai. Asupan paska operatif
meliputi :
a. Mempertahankan respirasi yang sempurna dengan latihan napas, tarik
napas yang dalam dengan mulut terbuka, lalu tahan napas selama 3 detik
dan hembuskan.
b. Mempertahankan sirkulasi, dengan stoking pada pasien yang beresiko
tromboflebitis atau pasien dilatih agar tidah duduk terlalu lama.
6. c. Mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, dengan
memberikan cairan sesuai kebutuhan pasien.
d. Mempertahankan eliminasi, dengan mempertahankan asupandan output,
dengan mencegah terjadinya retensi urine.
e. Mengurangi kecemasan dengan melakukan komunikasi secara terapeutik.
Berikut ini hal-hal yang harus dipantau secara faktuil, singkat, jelas, dan
lengkap, dan dituliskan setiap harinya dalam periode yang berlangsung tepat
sesudah pembedahan:
1) Uraian secara umum: kesiapan mental, kesadaran, toleransi terhadap rasa
sakit dll
a) Tanda-tanda vital
b) Respirasi kepatenan jalan nafas, kedalaman, frekuensi, sifat dan bunyi
nafas
c) Neurologi: tingkat respon klien
d) Drainase: kondisi balutan ( adanya drainase atau tidak )
e) Kenyamanan: tipe dan lokasi nyeri, mual dan muntah,
perubahan posisi yang diperlukan
f) Psikologi: kebutuhan akan istirahat dan tidur, sifat dan pertanyaan
pasien
g) Keselamatan: kebutuhan akan pagar tempat tidur, drainase selang tidak
tersumbat.
h) Diet ( misalnya toleransi terhadap cairan dan makanan )
i) Tes diagnostik
DAFTAR PUSTAKA
Doenges, M.E. 2000. Rencana Asuhan keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan
Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta: EGC
https://id.wikipedia.org/wiki/Pneumotoraks