SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 28
Wie - PPAK (Pelarut organik) 1
PELARUT
ORGANIK
Oleh
Dewi S. Soemarko
Wie - PPAK (Pelarut organik) 2
DEFINISI
• Pelarut :
suatu substansi (biasanya cair
pada suhu ruangan) yang
melarutkan substansi lain
sehingga menjadi suatu
larutan yang homogen
Wie - PPAK (Pelarut organik) 3
KLASIFIKASI
• Aqueous (berbasis air)
• Organik (berbasis hidrokarbon) –
terbanyak dalam industri
• Pada saat ini : Pelarut organik
Wie - PPAK (Pelarut organik) 4
PEMAKAIAN Pelaut organik
• Pemakaian di Industri terbanyak sebagai :
- pembersih , penghilang minyak,
tinner dan ekstraksi
- bahan kimia intermedia dalam
produksi suatu bahan kimia tertentu
• Saat ini ada 30 ribuan jenis pelarut
digunakan di industri
Wie - PPAK (Pelarut organik) 5
SIFAT FISIK DAN KIMIA
Bentuk : cairan tak berwarna, kecuali isophorone
• DAYA LARUT :
daya melarutkan dalam lemak – sifat
utama sbg pelarut  pengaruh
kesehatan
• Potensi pelarut sbg anestesi umum dan agent
defatting berhub sec proposional dengan daya
larutnya
Wie - PPAK (Pelarut organik) 6
SIFAT FISIK DAN KIMIA ………..
• Daya absorbsi melalui kulit berhub dg daya
larut lipid maupun air
• Daya pembakaran dan daya ledak
- beberapa pelarut organik sangat
mudah terbakar  bahan bakar
- beberapa pelarut organik sangat sulit
terbakar (hidrokarbon halogen)
pemadam kebakaran
Wie - PPAK (Pelarut organik) 7
SIFAT FISIK DAN KIMIA…….
• Daya menguap
pelarut organik mudah menguap.
makin besar daya menguap  makin
tinggi kadar di udara  kemungkinan
terinhalasi makin besar
Wie - PPAK (Pelarut organik) 8
ABSORBSI
• Semua pelarut organik, pada umumnya
diabsorbsi melalui inhalasi (pernapasan)
- up take / retensi paru :
40%-80% pada keadaan istirahat,
bila bekerja maka meningkat 2-3 kali
• Sebagian besar , absorbsi melalui kulit:
– Paling mudah bila sifat pelarut larut dalam
lemak dan air
– Daya menguap tinggi, maka abs. pada kulit
rendah (lebih mudah terhirup)
Wie - PPAK (Pelarut organik) 9
METABOLISME
• Distribusi ke jaringan lemak, sistim saraf
dan hati.
• Organ yg punya pembuluh darah besar :
otot jantung dan otot rangka
• Menembus sawar darah plasenta dan
masuk ke ASI
• Makin banyak jaringan lemak  makin
tinggi akumulasi
Wie - PPAK (Pelarut organik) 10
METABOLISME …..
• Metabolisme bervariasi dan mempengaruhi
toksisitas dan pengobatan toksisitasnya
• Ekskresi  bila abs inhalasi, dalam bentuk
tak berubah, dikeluarkan melalui urin
(kecuali Metanol: as.formit.
Toluen : as. Hipurat)
Wie - PPAK (Pelarut organik) 11
PELARUT ORGANIK
• Acetone
• N buthyl alcohol
• B ethyl cellosolve
• Cellosove acetate
• Ethyl acetate
• Hexane
• Isophorone
• Methanol
• Methyl ethyl ketone
• Methyl isobutl ketone
• Toluene
• Trichloro ethylene
• xylene
Wie - PPAK (Pelarut organik) 12
PEMBAGIAN PELARUT ORGANIK
• Gol Alifatik : n-hexane
anestetik> iritan, neuropati perifer
• Gol Aromatik : anestesi > iritan
Benzene  A.Aplastik, lekemia
Toluene  asidosis tub renal, disfungsi otak kecil
• Gol Alkohol : iritan > anestesi
Metil alkohol  asidosis, neuropati optik
Etil alkohol  Fetal alcohol Syndr
n-buti alkohol  injury N vestibuler, auditory
• Gol. Glikol : ekstrim : low volatyl
etilin glikol  asidosis, gagal ginjal
Wie - PPAK (Pelarut organik) 13
PEMBAGIAN PELARUT ORGANIK ……..
• Gol. Fenol : iritan > anestesi, sitotoksik,
korosif
Fenol  Abs kulit dari uap
• Gol. Keton : iritan, strong odor > anestesi
aseton, metil etil keton,
diaseton alkohol
• Gol Ester : iritan , strong odor > anestesi
metil format  neuropati optic (dari as. Format)
metil asetat  neuropati optic ( dari metanol)
Wie - PPAK (Pelarut organik) 14
PEMBAGIAN PELARUT ORGANIK ……….
• Gol. Glikol eter: abs kulit tanpa iritasi
2-metoksi etanol  gangg. Sist. Reproduksi
2-butoksietanol  anemia
• Gol. Asam : iritan > anestesi
as, formic, as. Asetat, as, propionic
• Gol Amine : iritan > anestesi, edema kornea, visual halo
Wie - PPAK (Pelarut organik) 15
PEMBAGIAN PELARUT ORGANIK ……..
• Gol Chlorinated hydrocarbon: efek hepar, renal, jantung
trikloro etilen alkohol intolerance, degreasing flush
carbon tetrakorida  sirosis hepar, ca hepar
Chloroform  kanker pada manusia
• Terpentin : iritan > anestesi, dermatitis kontak alergi
• Dimetilsulfoksida: hepatoroksik > anestesi, abs kulit
• Tetra hidrofuran: anestesi, iritan
Wie - PPAK (Pelarut organik) 16
KASUS
• Tuan F, 30 tahun, datang dengan
keluhan sesak dan batuk-batuk 3
minggu yl
• Rasa sesak dirasa menghilang bila
pagi hari, tapi akan terasa lagi pada
sore hari
• Dalam keluarga dikatakan semua
saudara kandungnya tdk ada yg
menderita sesak. Ia mengaku juga
tidak merokok
• Tuan F bekerja sbg tukang cat
(spray painter) pada sebuah
perusahaan karoseri sejak 3 tahun
yang lalu. Cat yang digunakan
sebagian ada yang mengandung
metil isosianat, dan ada juga yang
harus diencerkan dengan larutan
semacam aseton
Wie - PPAK (Pelarut organik) 17
KASUS……..
• Tn F mengatakan bahwa ia sering
menggunakan cat , dari 40 jam kerja
mungkin sekitar 15 jam waktu
digunakan untuk melakukan spray cat
mobil
• Selama ia bekerja ia hanya
mengandalkan insting saja. Ia tak
pernah menggunakan masker,tapi
kadang-kadang bila dirasakan bau cat
sangat mengganggu, maka ia
menggunakan sapu tangan sebagai
penutup hidung
• Tempat kerja tuan F adalah sebuah
bangunan gudang berukuran 20 x 30
m2
Wie - PPAK (Pelarut organik) 18
KASUS…………..
PERTANYAAN :
1. Apa masalah tuan F ?
2. Bahaya potensial apa saja
yang ada di tempat kerjanya ?
Wie - PPAK (Pelarut organik) 19
JAWABAN
1. Masalah tuan F :
sesak dan batuk-batuk
menggunakan cat lama
tanpa masker
2. Bahaya Potensial yang ada:
metil isosianat, aseton
ventilasi kurang (panas??)
Wie - PPAK (Pelarut organik) 20
Langkah diagnosis okupasi (7 langkah)
1. D/ klinis : suspect asma
DD/ : pharingitis akut,
influenza
2. Pajanan di tempat kerja :
metil isosianat, aseton
3. Apakah pajanan dapat
menyebabkan penyakit ?
metil isosianat  asma ???
aseton  asma ???
4. Jumlah pajanan besar ??
Wie - PPAK (Pelarut organik) 21
Langkah diagnosis okupasi (7 langkah)……….
5. Apa ada faktor individu ?
riw. Keluarga asma ?
6. Apa ada kemungkinan
lain, mis diluar tempat
kerja ?
tuan F tidak merokok
7. D/ okupasi : asma kerja
e.c metil isosianat
Wie - PPAK (Pelarut organik) 22
DIAGNOSIS
• Kenali tanda-tanda INTOKSIKASI
inhalasi : iritasi mata, hidung, tenggorokan
gangguan SSP (efek narkose)
kulit : dermatitis kontak
• Lakukan pemeriksaan:
- anamnesis : riw penyakit, riw penyakit dlm keluarga,
riw. Pekerjaan , pajanan yg ada
- Pemeriksaan fisik:
- Pemeriksaan penunjang : sesuai indikasi
 terutama utk pernapasan , SSP, EMG, glukosa darah, dll
(lihat sifat pajanan)
- Pemeriksaan lingkungan kerja ;
nilai ambang batas zat di lingkungan
( lebih dari NAB ??)
Wie - PPAK (Pelarut organik) 23
DETEKSI DINI
• Kenali sifat zat kimia yg ada di tempat kerja
(identifikasi bahaya potensial)
• Kenali cara absorbsinya (inhalasi , kulit)
• Kenali gejala-gejala awal – tergant. Zat
kimianya
• Dengan kuesioner Swedish Q 16  untuk tahu
intoksikasi larutan organik kronik
• Lakukan pemeriksaan kesehatan berkala 
perhatikan : kelainan paru, kulit, ginjal,
hati, SSP
Wie - PPAK (Pelarut organik) 24
DETEKSI DINI ………….
• Monitoring biologis tidak dapat dilakukan utk
semua zat pelarut organik, yang ada hanya :
metanol  as. Formit
toluen  as. Hipurat
Mengapa ??
1. absorbsi dan ekskresi cepat
2. pajanan jangka pendek kadang-kadang
lebih menyebabkan gang. Kesehatan
3. harus tahu waktu yg tepat utk ambil sampel
Wie - PPAK (Pelarut organik) 25
PENATALAKSANAAN
• Jauhkan dari pajanan
• Bilas mata dengan air , segera !!
• BIlas kulit dengan air, segera !!
• Bila ada gangguan dermatitis  th/
dermatitis
• Bila ada gejala gangg SSP  th/
simptomatik
• Bila keadaan memburuk  rujuk RS,
observasi 72 jam (oedem paru)
Wie - PPAK (Pelarut organik) 26
RETURN TO WORK
• Utk kasus dermatitis  perlu pertimbangan
apa ada alergi pada pekerja , bila ada ,
sebaiknya hindari kontak dg
pajanan
• Utk pekerja yg sdh ada kelainan SSP – perlu
dievaluasi antara kemampuan fisik/psikis dg
beban kerja/tugas yg harus dilakukan
• Prinsipnya bila tak ada kelainan  ok !
Wie - PPAK (Pelarut organik) 27
KESIMPULAN
• Umumnya pelarut organik adalah gol
hidrokarbon (cair, tak berwarna, daya larut dlm
lemak tinggi)
• Abs terbanyak : inhalasi, kulit
• Klinis : iritasi mata, hidung, tenggorokan
dermatitis
• Monitoring biologis : sebag. Besar tdk spesifik,
hanya metanol dan toluen
• Kuesioner Swedish Q16
• Terapi : supportif dan simptomatik
• Prinsip : kenalilah zat pelarut tsb utk tindakan
preventif dan penatalaksanaannya
Wie - PPAK (Pelarut organik) 28

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

ppt metabolisme obat kelompok 6 (1).pptx
ppt metabolisme obat kelompok 6 (1).pptxppt metabolisme obat kelompok 6 (1).pptx
ppt metabolisme obat kelompok 6 (1).pptx
RajapfKorsel
 
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologisPengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
dimaswp
 

La actualidad más candente (20)

Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme KarbohidratPenyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
Penyakit Akibat Gangguan Metabolisme Karbohidrat
 
Sediaan Suspensi
Sediaan SuspensiSediaan Suspensi
Sediaan Suspensi
 
EKSTRAKSI
EKSTRAKSIEKSTRAKSI
EKSTRAKSI
 
ppt metabolisme obat kelompok 6 (1).pptx
ppt metabolisme obat kelompok 6 (1).pptxppt metabolisme obat kelompok 6 (1).pptx
ppt metabolisme obat kelompok 6 (1).pptx
 
keuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasikeuntungan kerugian sediaan farmasi
keuntungan kerugian sediaan farmasi
 
Resume emulsi harsya
Resume emulsi harsyaResume emulsi harsya
Resume emulsi harsya
 
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologisPengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
Pengantar hubungan struktur & aktivitas biologis
 
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)
ppt food addictive (Bahan Tambahan Mkanan)
 
Glukoneogenesis p4
Glukoneogenesis p4Glukoneogenesis p4
Glukoneogenesis p4
 
Emulsifikasi
EmulsifikasiEmulsifikasi
Emulsifikasi
 
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan SterilTeknologi Formulasi Sediaan Steril
Teknologi Formulasi Sediaan Steril
 
Laporan Resmi Uji Difusi
Laporan Resmi Uji DifusiLaporan Resmi Uji Difusi
Laporan Resmi Uji Difusi
 
transdermal farmasi
transdermal farmasitransdermal farmasi
transdermal farmasi
 
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASIFORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
FORMULA PEMBUATAN EMULSI FARMASI
 
Fisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaanFisiologi sistem pencernaan
Fisiologi sistem pencernaan
 
Mikroemulsi dan nanoemulsi
Mikroemulsi dan nanoemulsiMikroemulsi dan nanoemulsi
Mikroemulsi dan nanoemulsi
 
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
Biofarmasi perkutan (STIFI BP Palembang)
 
Makalah gastritis
Makalah gastritisMakalah gastritis
Makalah gastritis
 
Prinsip kerja Obat
Prinsip kerja ObatPrinsip kerja Obat
Prinsip kerja Obat
 
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-pptPresentasi spektroskopi-inframerah-ppt
Presentasi spektroskopi-inframerah-ppt
 

Destacado (12)

Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
 
Pelarut bukan air
Pelarut bukan airPelarut bukan air
Pelarut bukan air
 
Pengantar statistik
Pengantar statistikPengantar statistik
Pengantar statistik
 
Statistika ppt
Statistika pptStatistika ppt
Statistika ppt
 
PPT benzena
PPT benzenaPPT benzena
PPT benzena
 
2. Rataan Hitung ( Mean )
2. Rataan Hitung ( Mean )2. Rataan Hitung ( Mean )
2. Rataan Hitung ( Mean )
 
Bentoss
BentossBentoss
Bentoss
 
Pengantar statistik
Pengantar statistikPengantar statistik
Pengantar statistik
 
1. Penyajian Data Statistik
1. Penyajian Data Statistik1. Penyajian Data Statistik
1. Penyajian Data Statistik
 
Pp agama
Pp agamaPp agama
Pp agama
 
Ppt tugas senyawa turunan alkana
Ppt tugas senyawa turunan alkanaPpt tugas senyawa turunan alkana
Ppt tugas senyawa turunan alkana
 
Protein
ProteinProtein
Protein
 

Similar a K3 pelarut organik (pak depkes2005) b

Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
RoniAlfaqih2
 
TOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdf
TOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdfTOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdf
TOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdf
aprianamoom
 
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptxPertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
mariakristina9
 
Saluran pencernaan d3
Saluran pencernaan d3Saluran pencernaan d3
Saluran pencernaan d3
rismawulanda
 
Bijaksana menggunakan insektisida 2011
Bijaksana menggunakan insektisida  2011Bijaksana menggunakan insektisida  2011
Bijaksana menggunakan insektisida 2011
yanaariana
 
Final sop methanol intoksikasi updated protocol launch
Final sop methanol intoksikasi updated protocol launchFinal sop methanol intoksikasi updated protocol launch
Final sop methanol intoksikasi updated protocol launch
Made Supadma
 
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Fendi Pradana
 
230042 laporan modul 3 penyakit akibat kerja
230042 laporan modul 3 penyakit akibat kerja230042 laporan modul 3 penyakit akibat kerja
230042 laporan modul 3 penyakit akibat kerja
zimansuf
 

Similar a K3 pelarut organik (pak depkes2005) b (20)

Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.pptMateri  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
 
TM_3_AGENT_KIMIA_SEBAGAI_PENYEBAB_PENYAKIT.pptx
TM_3_AGENT_KIMIA_SEBAGAI_PENYEBAB_PENYAKIT.pptxTM_3_AGENT_KIMIA_SEBAGAI_PENYEBAB_PENYAKIT.pptx
TM_3_AGENT_KIMIA_SEBAGAI_PENYEBAB_PENYAKIT.pptx
 
Antidotum.pptx
Antidotum.pptxAntidotum.pptx
Antidotum.pptx
 
Bpk Haryoto.pptx
Bpk Haryoto.pptxBpk Haryoto.pptx
Bpk Haryoto.pptx
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
Identifikasi peran kimia dalam kehidupan
Identifikasi peran kimia dalam kehidupanIdentifikasi peran kimia dalam kehidupan
Identifikasi peran kimia dalam kehidupan
 
TOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdf
TOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdfTOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdf
TOKSIKOLOGI Metabolit Sekunder (1).pdf
 
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptxPertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
Pertemuan ke-10 Toksin dan antinutrisi bahan pakan 3.pptx
 
Saluran pencernaan d3
Saluran pencernaan d3Saluran pencernaan d3
Saluran pencernaan d3
 
Bijaksana menggunakan insektisida 2011
Bijaksana menggunakan insektisida  2011Bijaksana menggunakan insektisida  2011
Bijaksana menggunakan insektisida 2011
 
Final sop methanol intoksikasi updated protocol launch
Final sop methanol intoksikasi updated protocol launchFinal sop methanol intoksikasi updated protocol launch
Final sop methanol intoksikasi updated protocol launch
 
Laporan biokimia ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
Laporan biokimia   ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisiLaporan biokimia   ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
Laporan biokimia ekstraksi dan pemisahan lipid kompleks revisi
 
Msds aseton
Msds asetonMsds aseton
Msds aseton
 
Safety Data Sheets
Safety Data SheetsSafety Data Sheets
Safety Data Sheets
 
12. Toksikologi Industri.pdf
12. Toksikologi Industri.pdf12. Toksikologi Industri.pdf
12. Toksikologi Industri.pdf
 
Ppt larutan pencuci luka
Ppt larutan pencuci lukaPpt larutan pencuci luka
Ppt larutan pencuci luka
 
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
Bab vi aktivitas antioksidan antosianin...
 
230042 laporan modul 3 penyakit akibat kerja
230042 laporan modul 3 penyakit akibat kerja230042 laporan modul 3 penyakit akibat kerja
230042 laporan modul 3 penyakit akibat kerja
 
Keracunan Ethanol & Methanol
Keracunan Ethanol & MethanolKeracunan Ethanol & Methanol
Keracunan Ethanol & Methanol
 
Laporan Praktek Fermentasi
Laporan Praktek FermentasiLaporan Praktek Fermentasi
Laporan Praktek Fermentasi
 

K3 pelarut organik (pak depkes2005) b

  • 1. Wie - PPAK (Pelarut organik) 1 PELARUT ORGANIK Oleh Dewi S. Soemarko
  • 2. Wie - PPAK (Pelarut organik) 2 DEFINISI • Pelarut : suatu substansi (biasanya cair pada suhu ruangan) yang melarutkan substansi lain sehingga menjadi suatu larutan yang homogen
  • 3. Wie - PPAK (Pelarut organik) 3 KLASIFIKASI • Aqueous (berbasis air) • Organik (berbasis hidrokarbon) – terbanyak dalam industri • Pada saat ini : Pelarut organik
  • 4. Wie - PPAK (Pelarut organik) 4 PEMAKAIAN Pelaut organik • Pemakaian di Industri terbanyak sebagai : - pembersih , penghilang minyak, tinner dan ekstraksi - bahan kimia intermedia dalam produksi suatu bahan kimia tertentu • Saat ini ada 30 ribuan jenis pelarut digunakan di industri
  • 5. Wie - PPAK (Pelarut organik) 5 SIFAT FISIK DAN KIMIA Bentuk : cairan tak berwarna, kecuali isophorone • DAYA LARUT : daya melarutkan dalam lemak – sifat utama sbg pelarut  pengaruh kesehatan • Potensi pelarut sbg anestesi umum dan agent defatting berhub sec proposional dengan daya larutnya
  • 6. Wie - PPAK (Pelarut organik) 6 SIFAT FISIK DAN KIMIA ……….. • Daya absorbsi melalui kulit berhub dg daya larut lipid maupun air • Daya pembakaran dan daya ledak - beberapa pelarut organik sangat mudah terbakar  bahan bakar - beberapa pelarut organik sangat sulit terbakar (hidrokarbon halogen) pemadam kebakaran
  • 7. Wie - PPAK (Pelarut organik) 7 SIFAT FISIK DAN KIMIA……. • Daya menguap pelarut organik mudah menguap. makin besar daya menguap  makin tinggi kadar di udara  kemungkinan terinhalasi makin besar
  • 8. Wie - PPAK (Pelarut organik) 8 ABSORBSI • Semua pelarut organik, pada umumnya diabsorbsi melalui inhalasi (pernapasan) - up take / retensi paru : 40%-80% pada keadaan istirahat, bila bekerja maka meningkat 2-3 kali • Sebagian besar , absorbsi melalui kulit: – Paling mudah bila sifat pelarut larut dalam lemak dan air – Daya menguap tinggi, maka abs. pada kulit rendah (lebih mudah terhirup)
  • 9. Wie - PPAK (Pelarut organik) 9 METABOLISME • Distribusi ke jaringan lemak, sistim saraf dan hati. • Organ yg punya pembuluh darah besar : otot jantung dan otot rangka • Menembus sawar darah plasenta dan masuk ke ASI • Makin banyak jaringan lemak  makin tinggi akumulasi
  • 10. Wie - PPAK (Pelarut organik) 10 METABOLISME ….. • Metabolisme bervariasi dan mempengaruhi toksisitas dan pengobatan toksisitasnya • Ekskresi  bila abs inhalasi, dalam bentuk tak berubah, dikeluarkan melalui urin (kecuali Metanol: as.formit. Toluen : as. Hipurat)
  • 11. Wie - PPAK (Pelarut organik) 11 PELARUT ORGANIK • Acetone • N buthyl alcohol • B ethyl cellosolve • Cellosove acetate • Ethyl acetate • Hexane • Isophorone • Methanol • Methyl ethyl ketone • Methyl isobutl ketone • Toluene • Trichloro ethylene • xylene
  • 12. Wie - PPAK (Pelarut organik) 12 PEMBAGIAN PELARUT ORGANIK • Gol Alifatik : n-hexane anestetik> iritan, neuropati perifer • Gol Aromatik : anestesi > iritan Benzene  A.Aplastik, lekemia Toluene  asidosis tub renal, disfungsi otak kecil • Gol Alkohol : iritan > anestesi Metil alkohol  asidosis, neuropati optik Etil alkohol  Fetal alcohol Syndr n-buti alkohol  injury N vestibuler, auditory • Gol. Glikol : ekstrim : low volatyl etilin glikol  asidosis, gagal ginjal
  • 13. Wie - PPAK (Pelarut organik) 13 PEMBAGIAN PELARUT ORGANIK …….. • Gol. Fenol : iritan > anestesi, sitotoksik, korosif Fenol  Abs kulit dari uap • Gol. Keton : iritan, strong odor > anestesi aseton, metil etil keton, diaseton alkohol • Gol Ester : iritan , strong odor > anestesi metil format  neuropati optic (dari as. Format) metil asetat  neuropati optic ( dari metanol)
  • 14. Wie - PPAK (Pelarut organik) 14 PEMBAGIAN PELARUT ORGANIK ………. • Gol. Glikol eter: abs kulit tanpa iritasi 2-metoksi etanol  gangg. Sist. Reproduksi 2-butoksietanol  anemia • Gol. Asam : iritan > anestesi as, formic, as. Asetat, as, propionic • Gol Amine : iritan > anestesi, edema kornea, visual halo
  • 15. Wie - PPAK (Pelarut organik) 15 PEMBAGIAN PELARUT ORGANIK …….. • Gol Chlorinated hydrocarbon: efek hepar, renal, jantung trikloro etilen alkohol intolerance, degreasing flush carbon tetrakorida  sirosis hepar, ca hepar Chloroform  kanker pada manusia • Terpentin : iritan > anestesi, dermatitis kontak alergi • Dimetilsulfoksida: hepatoroksik > anestesi, abs kulit • Tetra hidrofuran: anestesi, iritan
  • 16. Wie - PPAK (Pelarut organik) 16 KASUS • Tuan F, 30 tahun, datang dengan keluhan sesak dan batuk-batuk 3 minggu yl • Rasa sesak dirasa menghilang bila pagi hari, tapi akan terasa lagi pada sore hari • Dalam keluarga dikatakan semua saudara kandungnya tdk ada yg menderita sesak. Ia mengaku juga tidak merokok • Tuan F bekerja sbg tukang cat (spray painter) pada sebuah perusahaan karoseri sejak 3 tahun yang lalu. Cat yang digunakan sebagian ada yang mengandung metil isosianat, dan ada juga yang harus diencerkan dengan larutan semacam aseton
  • 17. Wie - PPAK (Pelarut organik) 17 KASUS…….. • Tn F mengatakan bahwa ia sering menggunakan cat , dari 40 jam kerja mungkin sekitar 15 jam waktu digunakan untuk melakukan spray cat mobil • Selama ia bekerja ia hanya mengandalkan insting saja. Ia tak pernah menggunakan masker,tapi kadang-kadang bila dirasakan bau cat sangat mengganggu, maka ia menggunakan sapu tangan sebagai penutup hidung • Tempat kerja tuan F adalah sebuah bangunan gudang berukuran 20 x 30 m2
  • 18. Wie - PPAK (Pelarut organik) 18 KASUS………….. PERTANYAAN : 1. Apa masalah tuan F ? 2. Bahaya potensial apa saja yang ada di tempat kerjanya ?
  • 19. Wie - PPAK (Pelarut organik) 19 JAWABAN 1. Masalah tuan F : sesak dan batuk-batuk menggunakan cat lama tanpa masker 2. Bahaya Potensial yang ada: metil isosianat, aseton ventilasi kurang (panas??)
  • 20. Wie - PPAK (Pelarut organik) 20 Langkah diagnosis okupasi (7 langkah) 1. D/ klinis : suspect asma DD/ : pharingitis akut, influenza 2. Pajanan di tempat kerja : metil isosianat, aseton 3. Apakah pajanan dapat menyebabkan penyakit ? metil isosianat  asma ??? aseton  asma ??? 4. Jumlah pajanan besar ??
  • 21. Wie - PPAK (Pelarut organik) 21 Langkah diagnosis okupasi (7 langkah)………. 5. Apa ada faktor individu ? riw. Keluarga asma ? 6. Apa ada kemungkinan lain, mis diluar tempat kerja ? tuan F tidak merokok 7. D/ okupasi : asma kerja e.c metil isosianat
  • 22. Wie - PPAK (Pelarut organik) 22 DIAGNOSIS • Kenali tanda-tanda INTOKSIKASI inhalasi : iritasi mata, hidung, tenggorokan gangguan SSP (efek narkose) kulit : dermatitis kontak • Lakukan pemeriksaan: - anamnesis : riw penyakit, riw penyakit dlm keluarga, riw. Pekerjaan , pajanan yg ada - Pemeriksaan fisik: - Pemeriksaan penunjang : sesuai indikasi  terutama utk pernapasan , SSP, EMG, glukosa darah, dll (lihat sifat pajanan) - Pemeriksaan lingkungan kerja ; nilai ambang batas zat di lingkungan ( lebih dari NAB ??)
  • 23. Wie - PPAK (Pelarut organik) 23 DETEKSI DINI • Kenali sifat zat kimia yg ada di tempat kerja (identifikasi bahaya potensial) • Kenali cara absorbsinya (inhalasi , kulit) • Kenali gejala-gejala awal – tergant. Zat kimianya • Dengan kuesioner Swedish Q 16  untuk tahu intoksikasi larutan organik kronik • Lakukan pemeriksaan kesehatan berkala  perhatikan : kelainan paru, kulit, ginjal, hati, SSP
  • 24. Wie - PPAK (Pelarut organik) 24 DETEKSI DINI …………. • Monitoring biologis tidak dapat dilakukan utk semua zat pelarut organik, yang ada hanya : metanol  as. Formit toluen  as. Hipurat Mengapa ?? 1. absorbsi dan ekskresi cepat 2. pajanan jangka pendek kadang-kadang lebih menyebabkan gang. Kesehatan 3. harus tahu waktu yg tepat utk ambil sampel
  • 25. Wie - PPAK (Pelarut organik) 25 PENATALAKSANAAN • Jauhkan dari pajanan • Bilas mata dengan air , segera !! • BIlas kulit dengan air, segera !! • Bila ada gangguan dermatitis  th/ dermatitis • Bila ada gejala gangg SSP  th/ simptomatik • Bila keadaan memburuk  rujuk RS, observasi 72 jam (oedem paru)
  • 26. Wie - PPAK (Pelarut organik) 26 RETURN TO WORK • Utk kasus dermatitis  perlu pertimbangan apa ada alergi pada pekerja , bila ada , sebaiknya hindari kontak dg pajanan • Utk pekerja yg sdh ada kelainan SSP – perlu dievaluasi antara kemampuan fisik/psikis dg beban kerja/tugas yg harus dilakukan • Prinsipnya bila tak ada kelainan  ok !
  • 27. Wie - PPAK (Pelarut organik) 27 KESIMPULAN • Umumnya pelarut organik adalah gol hidrokarbon (cair, tak berwarna, daya larut dlm lemak tinggi) • Abs terbanyak : inhalasi, kulit • Klinis : iritasi mata, hidung, tenggorokan dermatitis • Monitoring biologis : sebag. Besar tdk spesifik, hanya metanol dan toluen • Kuesioner Swedish Q16 • Terapi : supportif dan simptomatik • Prinsip : kenalilah zat pelarut tsb utk tindakan preventif dan penatalaksanaannya
  • 28. Wie - PPAK (Pelarut organik) 28