1. "PENGELOLAAN LINGKUNGAN PERTAMBANGAN"
1.PENDAHULUAN
UNTUK MENGERTI DAN MEMAHAMI MASALAH LINGKUNGAN DALAM PEMBANGUNAN PERTAMBANGAN
ENERGI, CARA PENGELOLAANNYA, KECELAKAAN DI PERTAMBANGAN, PENYEHATAN LINGKUNGAN
PERTAMBANGAN, SERTA PENCEMARAN DAN PENYAKIT-PENYAKIT YANG TIMBUL.
2. Latar belakang
Secara geologi Indonesia memiliki potensi sumber daya mineral dan energi yang
cukup besar dan belum semuanya dimanfatkan secara optimal.
Kegiatan operasi energi dan mineral terbukti telah membuka keterisolasian suatu
wilayah karena pada umumnya sumber daya energi dan mineral terdapat di daerah
terpencil.
Pertumbuhan ekonomi sebesar rata-rata 6% pertahun, kebutuhan energi dan
kebutuhan industri akan sumber energi dan mineral akan semakin besar.
Tingkat pertumbuhan dan kemajuan industri pertambangan Indonesia sangat
dipengaruhi inkonsistensi kebijaksanaan ekonomi
Pemerintah yang kurang memahami hakekat dan sifat khas usaha pertambangan
(lokasi tertentu, investasi jangka panjang, risiko tinggi).
2. KARAKTERISTIK KEGIATAN PERTAMBANGAN
1. Berada di bawah tanah
2. Keterdapatan di muka bumi tidak dapat memilih tempat
3. Tahapan harus dilalui :
Penyelidikan Umum
Eksplorasi
Eksploitasi
Pasca tambang
4. Sumberdaya tak terbarukan (non renewable)
5. Padat modal dan teknologi
6. Dapat difungsikan sebagai penggerak pembangunan
7. Dapat memberikan efek ganda yang besar
8. Risiko finansial sangat besar
3. KONSEP INDUSTRI PERTAMBANGAN
DALAM PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN
Potensi Sumber Daya Alam Energi dan mineral batubara panas bumi di
Indonesia diyakini sangat besar, namun hanya dapat diketahui apabila
dilakukan Eksplorasi terus menerus.
SDA energi & minerbapabum tidak akan memberi manfaat apabila tidak
diolah dan dikembangkan.
Masyarakat dan daerah di sekitar industri harus mendapatkan manfaat
yang lebih dari kehadiran industri energi dan mineral, karena terkena
langsung dampak keberadaan tambang.
Industri pertambangan dalam pembangunan berkelanjutan bertumpu pada
tiga pilar: ekonomi, sosial dan lingkungan.
Sumber daya energi dan mineral yang tidak terbarukan harus diperlakukan
sebagai MODAL PEMBANGUNAN. Harus dapat ditransformasi menjadi
sumberdaya manusia dan potensi ekonomi lain secara berkelanjutan.
4. TEKNIS PERLINDUNGAN LINGKUNGAN
1. Air Asam Tambang (ARD, AMD)
2. Pengendalian Erosi dan Sedimentasi
3. Tailing
4. Kestabilan Lereng
INTERNALISASI UPAYA PERLINDUNGAN LINGKUNGAN KE DALAM KEGIATAN
PERTAMBANGAN !!!
Artinya :
Mengutamakan pendekatan teknis pengelolaan kegiatan pertambangan agar berdampak
minimal terhadap lingkungan dan masih dapat dikendalikan
PENGELOLAAN PERTAMBANGAN YANG BAIK DAN BENAR
Ketentuan keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan
Keselamatan operasi pertambangan
Pengelolaan dan pemantauan lingkungan pertambangan, termasuk kegiatan reklamasi dan
revgetasi
Upaya konservasi sumber daya mineral dan batubara
Pengelolaan sisa tambang dari suatu kegiatan usaha pertambangan dalam bentuk
padat, cair, atau gas sampai memenuhi standar baku mutu lingkungan sebelum dilepas ke
media lingkungan
5. AIR ASAM TAMBANG (AAT)
Pengertian: proses lindian, rembesan, atau aliran akibat adanya oksidasi mineral sulfida
pada kegiatan pertambangan.
Prinsip pencegahan dan penanggulangan: hilangkan salah satu atau lebih unsur pembentuk
AAT, yaitu mineral sulfida, oksigen atau air
PENGENDALIAN EROSI DAN SEDIMENTASI
PRINSIP UMUM PENGENDALIAN EROSI
1. Menyesuaikan kegiatan pembangunan dengan kodisi topografi dan tanah di daerah
kegiatan
- Lakukan penilaian terhadap karakteristik fisik lapangan yaitu topografi, tanah dan
penyaliran.
- Manfaatkan kondisi topografi yang ada.
- Manfaatkan pola drainase alamiah.
2. Membuat rencana kendali erosi dan sedimentasi sebelum dilakukan kegiatan yang dapat
mengganggu tanah
- Dibuat oleh atau dengan bantuan tenaga ahli yang mampu mengidentifikasi daerah-daerah
yang akan mengalami masalah erosi dan sedimentasi
- Harus dilaksanakan sesuai dengan rencana
3. Sedapat mungkin menmpertahankan tumbuhan alami
- Pertahankan dan lindungi sampai pada saat kegiatan penebasan benar-benar akan
dilaksanakan
- Buat daerah penyangga di sekitar lokasi kegiatan
4. Meminimalkan luas dan lamanya tanah terbuka
Buat jadwal pengupasan dan pembentyukan lereng untuk mengurangi luas daerah
terganggu sampai pada tingkat yang paling minimum
5. Berupaya untuk menahan sedimen di lokasi/sumbernya
6. Lanjutan nya nih....
6. Mengalirkan air limpasan menjauh dari daerah yang terganggu
- Saluran pengelak harus digunakan untuk memotong air larian dan mengalihkannya menjauhi
daerah kegiatan
- Saluran pengelak harus disiapkan sebelum dilakukannya kegiatan
7. Meminimalkan panjang dan kemiringan lereng
- Lereng berteras, saluran dan penahan sedimen harus digunakan untuk memotong aliran air pada
lereng yang curam dan panjang.
- Harus diterapkan upaya untuk memperlambat kecepatan air larian.
8. Menstabilkan daerah terganggu sesegera mungkin
- Melakukan upaya stabilisasi seperti penanaman tumbuhan penambatan, mulsa, kolam sedimen,
anyaman pengendali erosi, dll.
- Perbaikan dan pemeliharaan
9. Berupaya memperlambat kecepatan air limpasan yang keluar dari lokasi kegiatan
- Mengurangi kecepatan air limpasan dengan menjaga keberadaan tumbuhan penutup
- Membuang luapan air limpasan ke saluran alami
10. Melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan terhadap sarana kendali erosi secara berkala
- Menugaskan seseorang yang bertanggung jawab untuk melakukan pemeriksaan dan pemeliharaan
harian
- Melakukan pemeriksaan setelah terjadi banjir
- Melakukan perbaikan segera