2. LANSKAP
INTERNET
Sejak
internet
masuk
ke
Indonesia
pada
20
tahun
lalu
(’90-‐an),
ne<zen
Indonesia
sudah
menggunakan
internet
untuk
1. Mencari
informasi
terkait
proses
pendidikan,
2. Meningkatkan
pendapatan,
3. Belanja,
4. Mi<gasi
bencana,
5. Filantropi,
6. Menyebarkan
agenda
poli<k,
7. Memonitor
pemilu.
Ak<vitas
ini
didukung
oleh
infrastuktur
yang
dibangun
oleh
internet
service
providers
(ISP),
yang
telah
menunjukkan
angka
kecepatan
dan
penetrasi
yang
meningkat
dari
tahun
ke
tahun.
3. INTERNET
CEPAT
Laporan
terbaru
dari
Akamai
memperlihatkan
rata-‐rata
kecepatan
internet
Indonesia
telah
mencapai
4,5
Mbps
atau
naik
110%
dari
tahun
sebelumnya:
3,7
Mbps.
Sumber:
hSps://www.akamai.com/us/en/mul<media/
documents/state-‐of-‐the-‐internet/akamai-‐state-‐of-‐the-‐
internet-‐report-‐q1-‐2016.pdf
4. GAYA
HIDUP
GENERASI
The
Nielsen
Global
Genera<onal
Lifestyles
Survey
dilakukan
tahun
2015
dengan
melibatkan
30.000
responden
dari
60
negara
untuk
memahami
sen<men
konsumen
secara
global
lintas
generasi.
Untuk
keperluan
survei,
responden
dibagi
dalam
5
klasifikasi
umur:
§ Generasi
Z
(usia
15-‐20)
§ Millennial
(usia
21-‐34)
§ Generasi
X
(usia
35-‐49)
§ Baby
Boomers
(usia
50-‐64)
§ Generasi
Senyap
(usia
>
65)
Hasilnya
memperlihatkan
bagaimana
konsumen
di
seluruh
dunia
hidup,
makan,
bermain
dan
menabung.
5.
6. AKTIVITAS
SAAT
SENGGANG
Menonton
TV
adalah
kegiatan
senggang
yang
disukai
hampir
semua
generasi,
tapi
bagi
Generasi
Z
mereka
lebih
memilih
membaca
daripada
menonton
TV.
Bahkan
secara
persentase,
mereka
lebih
banyak
main
games
dan
nonton
video
atau
medsos.
Sumber:
hSp://www.nielsen.com/us/en/insights/reports/2015/global-‐genera<onal-‐lifestyles.html
7.
8. MEDSOS
ITU
ZEITGEIST
Medsos
itu
elan
vital,
bagian
tak
terpisahkan.
Daya
KriBs
Masyarakat
Meningkat:
Jika
dulu
orang
takut
bicara,
kini
orang
berlomba-‐lomba
untuk
kri<s.
Media
muncul
di
mana-‐mana
dan
berkat
media
sosial
se<ap
orang
bisa
menjadi
juru
bicara
persoalan
masyarakat.
Masyarakat
Ingin
Semakin
Terlibat:
Jika
dulu
masyarakat
pasrah
hidupnya
diatur
oleh
negara,
kini
masyarakat
ingin
terlibat
dalam
proses
pengambilan
keputusan
di
<ngkat
desa
sampai
<ngkat
nasional.
9. PERAN
INTERNET
Internet
menjadi
instrumen
paling
kuat
dalam
abad
ke-‐21
untuk
meningkatkan
transparansi
dalam
mengawasi
pemerintahan,
memberi
akses
pada
informasi,
dan
juga
memfasilitasi
warga
untuk
berpar<sipasi
dalam
membangun
masyarakat
yang
demokra<s.
Internet
bukan
hanya
memampukan
seseorang
untuk
menggunakan
hak
untuk
berpendapat
secara
bebas,
tetapi
juga
menyuarakan
hak
asasi
manusia
dan
mendorong
kemajuan
masyarakat
ke
arah
yang
lebih
baik.
FRANK
LA
RUE
Pelapor
Khusus
PBB
untuk
Kemerdekaan
Ekspresi
2008-‐2014
Laporan
Frank
La
Rue
16
Mei
2011
hSp://donnybu.com/wp-‐content/uploads/2013/12/G1113201.pdf
10. SKEPTISISME
Internet
juga
berperan
untuk
memenuhi
hak
atas
kebenaran.
Tanpa
akses
ke
informasi
yang
memadai
maka
gagasan
akan
transparansi,
akuntabilitas
pejabat
publik,
pemberantasan
korupsi
ataupun
par<sipasi
publik
dalam
proses
penyusunan
kebijakan,
<dak
akan
pernah
terwujud.
Namun
kemajuan
peran
internet
telah
membuat
pemerintah
di
banyak
negara
risau.
Kerisauan
pemerintah
ditunjukkan
dengan
berbagai
<ndakan
untuk
memblokir
konten,
memata-‐matai
(surveillance)
ne<zen
dan
mengiden<fikasi
ak<vis
dan
mengkriminalisasi
pendapat/ekspresi
yang
sah.
FRANK
LA
RUE
Pelapor
Khusus
PBB
untuk
Kemerdekaan
Ekspresi
2008-‐2014
Laporan
Frank
La
Rue
4
September
2013
hSp://donnybu.com/wp-‐content/uploads/2013/12/G1113201.pdf
11. MEDSOS
ADALAH
HAK
Berbicara
untuk
mengemukakan
pendapat,
baik
di
dunia
nyata
maupun
dunia
maya,
adalah
hak
yang
dilindungi
oleh
negara
dan
hukum
internasional.
§ Pasal
28
E:
§ (2)
Se<ap
orang
atas
kebebasan
meyakini
kepercayaan,
menyatakan
pikiran
dan
sikap,
sesuai
dengan
ha<
nuraninya.
§ (3)
Se<ap
orang
berhak
atas
kebebasan
berserikat,
berkumpul,
dan
mengeluarkan
pendapat.
§ Pasal
28
F:
Se<ap
orang
berhak
untuk
berkomunikasi
dan
memperoleh
informasi
untuk
mengembangkan
pribadi
dan
lingkungan
sosialnya,
serta
berhak
untuk
mencari,
memperoleh,
memiliki,
menyimpan,
mengolah,
dan
menyampaikan
informasi
dengan
menggunakan
segala
jenis
saluran
yang
tersedia.
§ Ayat
19
Kovenan
Sipil
PBB:
Se<ap
orang
berhak
untuk
berpendapat
dan
merdeka
untuk
berekspresi
serta
mencari,
menerima,
dan
mendapatkan
informasi.
12. BATASAN
DI
MEDSOS
Sama
seper<
di
dunia
nyata,
di
dunia
maya
kemerdekaan
berbicara
pun
ada
batasannya.
ArBkel
20
Kovenan
Sipil
PBB:
Kebebasan
dalam
berekspresi
dan
berpendapat
terikat
pada
tanggungjawab
dan
beban
khusus.
Oleh
karena
itu
ia
dibatasi
oleh
hukum:
1. Untuk
menghargai
hak-‐hak
dan
reputasi
orang
lain
2. Untuk
melindungi
keamanan
nasional
dan
keter<ban
sipil,
moral
publik
Rumusan
singkat:
1. Tidak
untuk
mengobarkan
perang
2. Tidak
untuk
menyebarkan
kebencian
yang
mengarah
pada
rasisme
3. Tidak
mengganggu
keamanan
nasional
13. ATURAN
HUKUM
Internet
dan
medsos
di
Indonesia
diatur
dalam
UU
No.
11
Tahun
2008
tentang
informasi
dan
transaksi
elektronik.
Selain
mengatur
mengenai
bisnis
dan
sistem
informasi
online,
juga
memuat
hal-‐hal
yang
dipandang
ilegal
(cybercrime):
§ konten
ilegal
seper<:
pornografi,
perjudian,
penghinaan/
pencemaran
nama
baik,
penodaan
agama,
pengancaman
(Pasal
27,
28,
29
UU
ITE);
§ akses
ilegal
(Pasal
30);
§ intersepsi
ilegal
(Pasal
31);
§ gangguan
terhadap
data
(Pasal
32
UU
ITE);
§ gangguan
terhadap
sistem
(Pasal
33
UU
ITE);
§ penyalahgunaan
alat
dan
perangkat
(Pasal
34
UU
ITE);
14. PENCEMARAN
NAMA
Pasal
27
ayat
3
UU
ITE
“Se-ap
Orang
dengan
sengaja
dan
tanpa
hak
mendistribusikan
dan/atau
mentransmisikan
dan/atau
membuat
dapat
diaksesnya
Informasi
Elektronik
dan/atau
Dokumen
Elektronik
yang
memiliki
muatan
penghinaan
dan/atau
pencemaran
nama
baik.”
Persoalan
• Definisi
mendistribusikan
terlalu
luas;
<dak
membedakan
mana
komunikasi
privat
dan
mana
komunikasi
publik,
semua
disamaratakan.
• Kata
mentransmisikan
itu
berar<
melibatkan
pihak
telco
dan
pengembang
• Tidak
semua
penghinaan
dan/atau
pencemaran
nama
baik
menjadi
urusan
negara
lewat
pidana
(pasal
310
KUHP
ada
6
macam
penghinaan)
• Terjadi
duplikasi
hukum
dengan
pasal
310
dan
311
KUHP
sehingga
muncul
ke<dakpas<an
hukum.
15. PENODAAN
AGAMA
Pasal
28
ayat
2
UU
ITE
"Se<ap
Orang
dengan
sengaja
dan
tanpa
hak
menyebarkan
informasi
yang
ditujukan
untuk
menimbulkan
rasa
kebencian
atau
permusuhan
individu
dan/atau
kelompok
masyarakat
tertentu
berdasarkan
atas
suku,
agama,
ras,
dan
antargolongan
(SARA)."
Persoalan
• Definisi
informasi
terlalu
luas;
harusnya
bisa
dirinci
lewat
media
pamflet,
berita,
pidato
ataupun
siaran
yang
berisi
kebencian.
• Duplikasi
hukum
dengan
pasal
156
KUHP
dan
UU
No.
40
Tahun
2008
tentang
Penghapusan
Diskriminasi
Ras
dan
Etnis.
• Pasal
ini
malah
digunakan
untuk
menjerat
orang
yang
berbeda
keyakinan
dan
agama
dengan
anggapan
pernyataannya
merupakan
kebencian
kepada
agama
tertentu.
16. PENGANCAMAN
Pasal
29
UU
ITE
“Se<ap
Orang
dengan
sengaja
dan
tanpa
hak
mengirimkan
Informasi
Elektronik
dan/atau
Dokumen
Elektronik
yang
berisi
ancaman
kekerasan
atau
menakut-‐naku<
yang
ditujukan
secara
pribadi.”
Persoalan
Sifat
subyek<f
tafsiran
dari
ancaman
kekerasan
dan
menakut-‐naku<
yang
bisa
menimbulkan
ke<dakpas<an
hukum.
17. ANCAMAN
PIDANA
Pasal
45
UU
ITE
“se<ap
orang
yang
memenuhi
unsur
sebagaimana
dimaksud
dapat
dipidana
penjara
paling
lama
6
(enam)
tahun
dan/atau
denda
paling
banyak
Rp
1.000.000.000,00
(satu
milyar
rupiah)”
Persoalan
• Tidak
hadirnya
pengacara
saat
pemeriksaan,
padahal
seseorang
yang
diancam
pidana
di
atas
5
tahun
penjara,
wajib
mendapat
bantuan
hukum.
• Karena
ancaman
pidana
di
atas
5
tahun
penjara,
maka
sesuai
Pasal
1
angka
21
KUHAP
seorang
tersangka
bisa
ditahan
karena
memenuhi
syarat
obyek<f
dan
syarat
subjek<f;
ditahan
bisa
mencapai
100
hari.
• Ancaman
pidana
dan
denda
KUHP
karena
pencemaran
diancam
dengan
pidana
penjara
paling
lama
sembilan
bulan
atau
pidana
denda
paling
banyak
empat
ribu
lima
ratus
rupiah.
18. DEMOKRASI
KEBABLASAN?
Banyaknya
yang
terjerat
bukan
berar<
demokrasi
kebablasan.
Namun
memperlihatkan
sekarang
ini
masyarakat
sedang
menggunakan
internet
untuk
melakukan
counter-‐power,
kontestasi
kekuasaan
dengan
negara,
agama,
dan
oligark.
Kekuasaan,
dalam
pandangan
Manuel
Castells
(2012),
diejawantahkan
melalui
kekuatan
paksa
atau
alat
koersi
berupa
monopoli
kekerasan
melalui
kontrol
negara
dan
melalui
konstruksi
makna
dalam
pikiran
masyarakat
melalui
manipulasi
simbolik.
Internet
secara
langsung
mempengaruhi
konstruksi
makna
dan
produksi
relasi-‐relasi
kekuasaan.
Dengan
internet
terjadi
“mass
self-‐communica<on”
–
penggunaan
Internet
dan
jaringan
wireless
sebagai
plaoorm
dari
komunikasi
digital
–
sehingga
produksi
pesan
dilakukan
secara
otonom
dan
sulit
dikontrol
oleh
pemerintah
atau
korporasi.
19. DEMOKRASI
DIGITAL
Karena
media
massa
dikontrol
oleh
pemerintah
dan
korporasi
media,
dalam
masyarakat
jejaring
(network
society)
komunikasi
otonom
terjadi
dalam
jaringan
Internet
(Internet
network)
dan
dalam
plaoorm-‐plaoorm
komunikasi
wireless.
Terjadi
perluasan
ruang
publik-‐sosial
poli<k
ke
cyberspace
(dari
wilayah
offline
meluas
ke
wilayah
online)
Internet
memberikan
kesempatan
setara
bagi
warga
untuk
terlibat
dan
berpar<sipasi.
Ada
<ga
dimensi
keterlibatan
warga:
1. pengetahuan
poli<k
2. kepercayaan
poli<k
3. par<sipasi
poli<k
20. AKIBAT
MEDSOS
Jumlah
ne<zen
yang
terjerat
UU
ITE
s/d
Juni
2016:
178
orang
2
2
1
3
7
20
41
62
0
10
20
30
40
50
60
70
2008
2009
2010
2011
2012
2013
2014
2015
Jumlah
24. NUR
ARAFAH
Nur
Arafah
adalah
seorang
pelajar
SMA
di
Bogor
yang
lantaran
marah
karena
cemburu
mempos<ng
cacian
di
Facebook
Felly
Fandini
yang
dianggap
telah
berupaya
merebut
kekasihnya
Ujang
Firmansyah.
Akibat
pos<ngan
tersebut,
dilaporkan
ke
polisi
dan
Farah
diputuskan
bersalah
2,5
bulan
dengan
percobaan
5
bulan
oleh
Pengadilan
Negeri
Bogor.
25. HILDA
PUSPITA
Akibat
mengubah
status
facebook
menjadi
"married
to"
pacar
baru
Tommy
Virginanda,
mantan
suami
Hilda
Puspita,
Drs.
Yana
Karyana
melaporkan
Hilda
ke
polisi
dengan
tuduhan
pencemaran
nama.
Hilda
diputus
bersalah
3
bulan
dan
7
hari
penjara.
Tommy
diputus
pidana
penjara
2
bulan
dan
denda
Rp
1
juta
/
1
bulan
kurungan
26. DONNY
ISWANDONO
Awal
September
2013,
Donny
Iswandono
dituntut
oleh
Bupa<
Nias
Idealisman
Dachi
karena
menulis
ar<kel
berjudul
»Segera!
Periksa,
Tangkap
dan
Adili
Bupa<
Nias
Selatan”.
Menurut
Donny,
NBC
sudah
mencoba
dan
berusaha
mengkonfirmasi
ke
Bupa<
Nias
Selatan
atas
adanya
aksi
unjuk
rasa
yang
dilakukan
di
KPK,
tetapi
<dak
mendapatkan
respon.
Menurut
Donny,
pihak
Nias
Bangkit
juga
sudah
berupaya
meminta
konfirmasi
kepada
Bupa<,
tetapi
tak
pernah
mendapat
tanggapan.
“Permintaan
kami
untuk
wawancara
selalu
ditolak.
Bupa<
lebih
memilih
mengadu
ke
polisi.”
Hingga
kini
kasusnya
<dak
jelas
penyelesaiannya.
27. Y
PANGONANAN
Pemilik
akun
twiSer
@ypaonganan,
Yulian
Pangonanan
atau
Ongen
ditangkap
Bareskrim,
17
Desember
2015
karena
mengunggah
gambar
yang
diduga
mengandung
unsur
pornografi,
dituduh
melanggar
pasal
27
ayat
1
UU
ITE.
Dalam
gambar
tersebut
terdapat
Presiden
Joko
Widodo
dengan
ar<s
Nikita
Mirzani
yang
bersamaan
dengan
hashtag
#PapaDoyanLonte
Ia
ditahan
selama
lebih
dari
4
bulan
setelah
kemudian
ditangguhkan
penahanannya
oleh
PN
Jaksel
karena
berkas
dikembalikan
ke
Kejaksaan.
28. KRIMINALISASI
Yang
diadukan:
Ar<s,
Ak<vis,
Pegawai
Negeri
Sipil,
Ibu
Rumah
Tangga,
Mo<vator,
Mahasiswa,
Advokat,
Budayawan,
Sosiolog,
Karyawan,
Poli<si,
Penulis,
Sastrawan,
Perawat,
Wartawan,
Ustad,
Tukang
Sate,
Pengamat,
Jurnalis
Yang
mengadu:
1. Pejabat
publik
(Kepala
daerah,
kepala
instansi
/
departemen)
2. Kalangan
profesi
(dokter,
jaksa,
poli<si)
3. Kalangan
berpunya
(pemilik
perusahaan,
pimpinan/
manajer)
4. Sesama
warga
(statusnya
setara)
29. DAMPAK
LUAS
Efek
Jeri
Siapapun
yang
pernah
merasakan
terjerat
UU
ITE
akan
mengalami
efek
jeri/chilling
effect
yang
berakibat
dirinya
merasa
takut
untuk
mengungkapkan
pendapatnya
lagi.
Krisis
Narasumber
KriBs
Di
Makassar
sejak
2013
terindikasi
krisis
yang
melanda
narasumber
kri<s
karena
mereka
memilih
menolak
bicara
di
media
lagi.
Penutupan
Media
Di
Aceh
awal
tahun
2015,
media
tandingan
memilih
untuk
menghen<kan
kegiatannya
setelah
dituntut
oleh
gubernurnya
sendiri.
30. PENJARA
SEBAGAI
TUJUAN?
Dalam
pendalaman
kasus
di
mana
<dak
ada
pencemaran
nama,
penistaan
agama,
dan
pengancaman,
SAFENET
menemukan
pola
pemidanaan.
§ Kasus
UU
ITE
Sebagai
Balas
Dendam
§ Kasus
UU
ITE
Sebagai
Barter
Kasus
§ Kasus
UU
ITE
Sebagai
Membungkam
Kri<k
§ Kasus
UU
ITE
Sebagai
Shock
Therapy
32. UPDATE
PEMBAHASAN
Perkembangan
terakhir
yang
bisa
dilaporkan:
Januari
2015:
Revisi
UU
ITE
masuk
dalam
agenda
Prolegnas
2015
Desember
2015:
Naskah
Revisi
UU
ITE
dari
Kominfo
masuk
ke
dalam
Baleg
DPR.
Januari
-‐
Juni
2016:
Pembahasan
di
Komisi
I
mengenai
Revisi
UU
ITE
Juli/Agustus
2016:
Keputusan
DPR
mengenai
Revisi
UU
ITE
36. KABAR
DARI
PANJA
• Rumusan
pasal
27
ayat
3,
pasal
28
ayat
2,
pasal
29
<dak
berubah
dan
<dak
diperjelas
• Pidana
penjara
tetap
ada,
tetapi
jumlah
penjara
dikurangi
• Ditambahkan
soal
delik
aduan
sehingga
rujukannya
adalah
pasal
310-‐311
KUHP
• Proses
pembahasan
di
Panja
Komisi
1
berlangsung
tertutup
37. TERIMA
KASIH
Damar
Juniarto
Regional
Coordinator
SAFENET
HP/WA
0899006600
TwiSer
@DamarJuniarto
FB
/damarjuniarto
E-‐mail:
damar@safenetvoice.org
Southeast
Asia
Freedom
of
Expression
Network
Jaringan
penggerak
kebebasan
berekspresi
online
se-‐Asia
Tenggara,
baik
organisasi
maupun
individu,
dalam
konteks
perlindungan
Hak
Asasi
Manusia
untuk
bebas
berpendapat.
hDp://id.safenetvoice.org