SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
71
Pembuatan Perencanaan Pengajaran Mata Diklat MenerapkanKonsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika Komputer Pada
Kompetensi Dasar Menjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boole Dalam Elektronika Digital Di SMK Negeri 39 Jakarta (Januardi)
PembuatanPerencanaanPengajaran Mata DiklatMenerapkankonsep
Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika
KomputerPadaKompetensiDasarMenjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan
Aljabar Boole DalamElektronika Digital Di Smk Negeri 39 Jakarta.
Januardi
Alumni2012 (096)Universitas Negeri Jakarta ProgramStudiPendidikanTeknikElektronika
YuliatriSastrawijaya
DosenPembimbingUniversitas Negeri Jakarta Program Studi
Pendidikan Teknik Elektronika
Abdullah Hajis
MahasiswaUniversitas Negeri Jakarta
ProgramStudiPendidikanTeknikElektronika Angkatan 2012
(5215122638)
Abstract
This teaching plan can be implemented in the second semester at SMK Negeri 39
Jakarta. In presenting the theory, methods educators use the Learning Cooperative
learning (CL), where the Learning Cooperative learning is a group learning
activity organized by the principle that learning should be based on changes in
social information among groups of learners in which each learner is responsible
for own learning and are encouraged to enhance the learning of other members.At
the end of the article described on criteria for graduation and the manner of
assessment. Where the judgment is taken from the cognitive, affective, and
psychomotor.Minimal completeness criteria (KKM) for the assessment of
completeness on the basis of competency describes the basic principles of logic
and Boolean algebra in digital elektonika is 72.5. Increased level of thoroughness
that is better than each indicator.
KataKunci:Cooperative Learning, CL, Boole, Elektronika Digital
72
HAELKA, Vol. 097, No. 8, Juni 2012 : 71-81
Latar Belakang Masalah
Mutu pendidikan merupakan
masalah yang dijadikan agenda
utama untuk diatasi dalam kebijakan
pembangunan pendidikan, karena
hanya dengan pendidikan yang
bermutu akan diperoleh lulusan
bermutu yang mampu membangun
diri, keluarga, masyarakat, bangsa
dan negara. Standar Nasional
Pendidikan yang ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005, dan merupakan penjabaran
lebih lanjut dari Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional, telah
menggariskan ketentuan minimum
bagi satuan pendidikan formal agar
dapat memenuhi mutu pendidikan.
Pada
dasarnyapembelajaranmerupakanhasi
lsinergidaritigakomponenpembelajar
anutamayaknisiswa, kompetensiguru,
dan fasilitaspembelajaran.
Pada setiappembelajaran,
setiapsiswamemasukikelasdenganpe
ngetahuan, kemampuan, dan
motivasi yang beragam.
Setiapsiswamempunyaikecepatanbel
ajar yang berbeda,pemberiantindakan
yang sama
dalampembelajarandengankarakterist
iksiswasepertiiniakanmerugikansisw
a.
Siswadengankecepatanbelajarcepata
kanbanyakmembuang-
buangwaktukarenaharusmenunggusis
wadengankecepatanbelajar
yanglebihlambat.
Sedangkansiswadengankecepatanbel
ajarlambatakanmendapatkankesulita
nselamapembelajarankarenaharusme
ngikutisiswadengankecepatanbelajar
cepat. Tujuan penulisan makalah
komprehensif yang berjudul
Pembuatan Perencanaan
Pengajaran Mata Diklat
Menerapkan Konsep Elektronika
Digital dan Rangkaian Elektronika
Komputer Pada Kompetensi Dasar
menjelaskan prinsip dasar logika
dan aljabar boole dalam elektonika
digital di SMK N 39 Jakarta adalah
untuk memberikan masukan kepada
guru mata diklat Menerapkan
Konsep Elektronika Digital dan
Rangkaian Elektronika
Komputerdengan menggunakan
metode pengajaran kooperatif tipe
TAI agar proses pembelajaran
disekolah dapat berjalan dengan baik
dan prestasi siswa meningkat.
Kajian Teoritis
A. Definisi Perencanaan
Cunningham mengemukakan bahwa
perencanaan ialah menyeleksi dan
menghubungkan pengetahuan, fakta,
imajinasi, dan asumsi untuk masa
yang akan datang dengan tujuan
memvisualisasi dan memformulasi
hasil yang diinginkan, urutan
kegiatan yang diperlukan, dan
perilaku dalam batas-batas yang
dapat diterima yang akan datang
serta usaha untuk mencapainya.
Definisi yang lainnya
mengemukakan bahwa perencanaan
adalah hubungan apa yang ada
sekarang (what is) dengan
bagaimana seharusnya (what should
be) yang bertalian dengan kebutuhan,
penentuan tujuan, prioritas, program
dan alokasi sumber.
73
Pembuatan Perencanaan Pengajaran Mata Diklat MenerapkanKonsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika Komputer Pada
Kompetensi Dasar Menjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boole Dalam Elektronika Digital Di SMK Negeri 39 Jakarta (Januardi)
B. PengertianPerencanaan
Pembelajaran
Pembelajaran atau pengejaran
menurut Gedeng adalah upaya untuk
membelajarkan siswa. Dalam
pengertian ini secara implisit dalam
pelajaran terdapat memilih,
menetapkan, mengembangkan
metode untuk mencapai hasil
pengajaran yang diinginkan. Dalam
hal ini pembelajaran memiliki
hakikat perencanaan atau
perancangan (desain) sebagai upaya
untuk membelajarkan siswa. Itulah
sebabnya dalam belajar, siswa tidak
hanya berinteraksi dengan guru
sebagai salah satu sumber belajar
(yang dipakai oleh siswa, baik
sendiri-sendiri maupun bersama-
sama dengan peserta didik lain,
untuk memudahkan belajar), tetapi
berinteraksi dengan keseluruhan
sumber belajar yang dipakai untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang
diinginkan. Pembelajaran yang akan
direncanakan memerlukan berbagai
teori untuk merancangnya agar
rencana pembelajaran yang disusun
benar-benar dapat melalui tahapan
dan tujuan pembelajaran.
merancangnya agar rencana
pembelajaran yang disusun benar-
benar dapat melalui tahapan dan
C. Dasar perlunya perencanaan
pembelajaran
Upaya perbaikan pembelajaran ini
dilakukan dengan asumsi sebagai
berikut:
1.Untuk memperbaiki kualitas
pembelajaran perlu diawali
dengan perencanaan pembelajaran
yang diwujudkan dengan adanya
desain pembelajaran;
2. Untuk merancang suatu
pembelajaranperlu menggunakan
pendekatan sistem;
3. Perencanaan desain pembelajaran
diacukan pada bagaimana
seseorang belajar;
4.Untuk merencanakan suatu desain
pembelajaran diacukan pada
siswa secara perorangan;
5. Sasaran akhir dari perencanaan
desain pembelajaran adalah
mudahnya siswa untuk belajar.
Langkah-langkah desain
pembelajaran menurut Dick dan
Carrey sebagai berikut:
1.Mengeidentifikasi tujuan
umumpengajaran;
2. Melaksanakan analisis pengajaran;
3. Mengidentifikasi tingkah laku
masukan dan karakteristik siswa;
4.Merumuskan tujuan performasi;
5. Mengembangkan butir-butir tes
acuan patokan;
6. Mengembangkan strategi
pengajaran;
7. Mengembangkan dan memilih
material pengajaran;
8. Mendesain dan melaksanakan
evaluasi formatif;
9. Merevisi bahan pengajaran;
Mendesain dan melaksanakan
evaluasi sumatif.
D. Arti dan taksonomi tujuan
Pembelajaran
Menurut Robert F. Mager (1962),
tujuan pembelajaran sebagai perilaku
yang hendak dicapai atau yang dapat
dikerjakan oleh siswa pada kondisi
dan tingkat kompetensi tertentu.
Edwar L. Dejnozka dan David E.
Kapel (1981), memandang bahwa
tujuan pembelajaran adalah suatu
pernyataan yang spesifik yang
dinyatakan dalam perilaku dan
penampilan yang diwujudkan dalam
74
HAELKA, Vol. 097, No. 8, Juni 2012 : 71-81
bentuk tulisan untuk
menggambarkan hasil belajar yang
diharapkan. Taksonomi tujuan
pembelajaran biasanya diarahkan
pada salah satu kawasan dari
taksonomi. Benyamin S. Bloom dan
D. Krathwohl (1964) memilah
taksonomi pembelajaran dalam tiga
kawasan, yakni kawasan kognitif
(mental/pengetahuan), afektif (Sikap
dan perilaku), dan psikomotor.
E. Hakikat materi pembelajaran
Bahan atau materi pembelajaran
(learning materialsi) adalah sesuatu
yang menjadi isi kurikulum yang
harus dikuasai oleh siswa sesuai
dengan kompetensi dasar dalam
rangka mencapai standar kompetensi
setiap mata pelajaran dalam satuan
pendidikan tententu. Materi pelajaran
merupakan bagian terpenting dalam
proses pembelajaran, bahkan dalam
pengajaran yang berpusat pada
materi pelajaran (subject-centered
teaching), materi pelajaran
merupakan inti dari kegiatan
pembelajaran. Menurut Subject-
centered teaching keberhasilan suatu
proses pembelajaran ditentukan oleh
seberapa banyak siswa dapat
menguasai materi kurikulum.
Materi pelajaran dapat dibedakan
menjadi: pengetahuan (knowledge),
keterampilan (skill), dan sikap
(attitude). Pengetahuan menunjuk
pada informasi yang disimpan dalam
pikiran (mind) siswa, dengan
demikian pengetahuan berhubungan
dengan berbagai informasi yang
harus dihafalkan dan dikuasai oleh
siswa, sehingga manakala diperlukan
siswa dapaat mengungkapkan
kembali. Keterampilan (skill),
menunjuk pada tindakan-tindakan
(fisik dan nonfisik) yang dilakukan
seseorang dengan cara yang
kompeten untuk mencapai tujuan
tertentu. Sikap menunjuk pada
kecendrungan seseorang untuk
bertindak sesuai dengan nilai dan
norma yang diyakini kebenarannya
oleh siswa.
F. Dasar pemilihan bahan
Pengajaran
Bahan pelajaran atau materi
pelajaran adalah gabungan antara
pengetahuan (fakta, informasi yang
terperinci), keterampilan (langkah,
prosedur, keadaan dan syarat
syarat) dan faktor sikap. Dasar yang
dipakai dalam memilih bahan atau
materi pelajaran menurut A. Samana
terdiri dari:
1.Tujuan instruksional umum
2.Tingkat pengembangan dan
intelektual anak
3. Pengalaman anak dan
4. Alokasi waktu
Sementara itu Suharsimi Arikunto
mengemukakan dasar pemilihan
materi pelajaran sebagai berikut:
1.Tujuan
2.Keadaan siswa
3.Situasi setempat
4.Tersedianya waktu dan fasilitas
Dari kedua pendapat diatas, dapat
disimpulkan bahwa dasar pemilihan
materi adalah sebagai berikut:
1.Tujuan instruksional umum
2.Tingkat pengembangan siswa
3.Pengalaman siswa
4.Tersedianya waktu dan fasilitas.
G. Pembelajaran Kooperatif
(Cooperative Learning)
Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 tahun 2003
menyatakan bahwa pembelajaran
adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar
pada suatu lingkungan belajar.
75
Pembuatan Perencanaan Pengajaran Mata Diklat MenerapkanKonsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika Komputer Pada
Kompetensi Dasar Menjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boole Dalam Elektronika Digital Di SMK Negeri 39 Jakarta (Januardi)
Dalam pembelajaran, guru harus
memahami hakikat materi pelajaran
yang diajarkannya dan memahami
berbagai model pembelajaran yang
dapat merangsang kemampuan siswa
untuk belajar dengan perencanaan
pengajaran yang matang oleh
guru.Model pembelajaran kooperatif
merupakan salah satu model
pembelajaran yang mendukung
pembelajaran kontekstual.
Sistem pembelajaran kooperatif
dapat didefinisikan sebagai sistem
kerja/ belajar kelompok yang
terstruktur. Yang termasuk di dalam
struktur ini adalah lima unsur pokok
(Johnson & Johnson, 1993), yaitu
saling ketergantungan positif,
tanggung jawab individual, interaksi
personal, keahlian bekerja sama, dan
proses kelompok. Falsafah yang
mendasari pembelajaran kooperatif
(pembelajaran gotong royong) dalam
pendidikan adalah “homo homini
socius” yang menekankan bahwa
manusia adalah makhluk
sosial.Pembelajaran
kooperatif adalah suatu strategi
belajar mengajar yang menekankan
pada sikap atau perilaku bersama
dalam bekerja atau membantu di
antara sesama dalam struktur
kerjasama yang teratur dalam
kelompok, yang terdiri dari dua
orang atau lebih.Pembelajaran
kooperatif adalah salah satu bentuk
pembelajaran yang berdasarkan
faham konstruktivis. Pembelajaran
kooperatif merupakan strategi belajar
dengan sejumlah siswa sebagai
anggota kelompok kecil yang tingkat
kemampuannya berbeda. Dalam
menyelesaikan tugas kelompoknya,
setiap siswa anggota kelompok harus
saling bekerja sama dan saling
membantu untuk memahami materi
pelajaran.
Menurut Anita Lie dalam bukunya
“Cooperative Learning”, bahwa
model pembelajaran kooperatif tidak
sama dengan sekedar belajar
kelompok, tetapi ada unsur-unsur
dasar yang membedakannya dengan
pembagian kelompok yang dilakukan
asal-asalan. Roger dan David
Johnson mengatakan bahwa tidak
semua kerja kelompok bisa dianggap
pembelajaran kooperatif, untuk itu
harus diterapkan lima unsur model
pembelajaran gotong royong yaitu :
1. Saling ketergantungan positif.
Keberhasilan suatu karya sangat
bergantung pada usaha setiap
anggotanya. Untuk menciptakan
kelompok kerja yang efektif,
pengajar perlu menyusun tugas
sedemikian rupa sehingga setiap
anggota kelompok harus
menyelesaikan tugasnya sendiri agar
yang lain dapat mencapai tujuan
mereka.
2.Tanggung jawab perseorangan.
Jika tugas dan pola penilaian dibuat
menurut prosedur model
pembelajaran kooperatif, setiap
siswa akan merasa bertanggung
jawab untuk melakukan yang terbaik.
Pengajar yang efektif dalam
model pembelajaran kooperatif
membuat persiapan dan menyusun
tugas sedemikian rupa sehingga
masing-masing anggota kelompok
harus melaksanakan tanggung
jawabnya sendiri agar tugas
selanjutnya dalam kelompok bisa
dilaksanakan.
3.Tatap muka.
Dalam pembelajaran kooperatif
setiap kelompok harus diberikan
76
HAELKA, Vol. 097, No. 8, Juni 2012 : 71-81
kesempatan untuk bertatap muka dan
berdiskusi. Kegiatan interaksi ini
akan memberikan para pembelajar
untuk membentuk sinergi yang
menguntungkan semua anggota. Inti
dari sinergi ini adalah menghargai
perbedaan, memanfaatkan kelebihan,
dan mengisi kekurangan.
4. Komunikasi antar anggota.
Unsur ini menghendaki agar para
pembelajar dibekali dengan berbagai
keterampilan berkomunikasi, karena
keberhasilan suatu kelompok juga
bergantung pada kesediaan para
anggotanya untuk saling
mendengarkan dan kemampuan
mereka untuk mengutarakan
pendapat mereka. Keterampilan
berkomunikasi dalam kelompok juga
merupakan proses panjang. Namun,
proses ini merupakan proses yang
sangat bermanfaat dan perlu
ditempuh untuk memperkaya
pengalaman belajar dan pembinaan
perkembangan mental dan emosional
para siswa.
5. Evaluasi proses kelompok.
Pengajar perlu menjadwalkan waktu
khusus bagi kelompok untuk
mengevaluasi proses kerja kelompok
dan hasil kerja sama mereka agar
selanjutnya bisa bekerja sama
dengan lebih efektif.
Urutan langkah-langkah perilaku
guru menurut model pembelajaran
kooperatif yang diuraikan oleh
Arends (1997) adalah sebagaimana
terlihat pada table berikut ini:
Tabel Sintaks Pembelajaran
Kooperatif
B. Tujuan Pembelajaran
Kooperatif
Tujuan pembelajaran kooperatif
berbeda dengan kelompok
konvensional yang menerapkan
sistem kompetisi, di mana
keberhasilan individu diorientasikan
pada kegagalan orang lain.
Sedangkan tujuan dari pembelajaran
kooperatif adalah menciptakan
situasi di mana keberhasilan individu
ditentukan atau dipengaruhi oleh
keberhasilan kelompoknya (Slavin,
1994).
Model pembelajaran kooperatif
dikembangkan untuk mencapai
setidak-tidaknya tiga tujuan
pembelajaran penting yang
dirangkum oleh Ibrahim, et al.
(2000), yaitu:
1. Hasil belajar akademik
Dalam belajar kooperatif meskipun
mencakup beragam tujuan sosial,
juga memperbaiki prestasi siswa atau
tugas-tugas akademis penting
lainnya. Beberapa ahli berpendapat
bahwa model ini unggul dalam
membantu siswa memahami konsep-
konsep sulit. Para pengembang
77
Pembuatan Perencanaan Pengajaran Mata Diklat MenerapkanKonsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika Komputer Pada
Kompetensi Dasar Menjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boole Dalam Elektronika Digital Di SMK Negeri 39 Jakarta (Januardi)
model ini telah menunjukkan bahwa
model struktur penghargaan
kooperatif telah dapat meningkatkan
nilai siswa pada belajar akademik
dan perubahan norma yang
berhubungan dengan hasil belajar. Di
samping mengubah norma yang
berhubungan dengan hasil belajar,
pembelajaran kooperatif dapat
memberi keuntungan baik pada
siswa kelompok bawah maupun
kelompok atas yang bekerja bersama
menyelesaikan tugas-tugas
akademik.
2. Penerimaan terhadap
perbedaan individu
Tujuan lain model pembelajaran
kooperatif adalah penerimaan secara
luas dari orang-orang yang berbeda
berdasarkan ras, budaya, kelas sosial,
kemampuan, dan
ketidakmampuannya. Pembelajaran
kooperatif memberi peluang bagi
siswa dari berbagai latar belakang
dan kondisi untuk bekerja dengan
saling bergantung pada tugas-tugas
akademik dan melalui struktur
penghargaan kooperatif akan belajar
saling menghargai satu sama lain.
3. Pengembangan keterampilan
sosial
Tujuan penting ketiga pembelajaran
kooperatif adalah, mengajarkan
kepada siswa keterampilan bekerja
sama dan kolaborasi. Keterampilan-
keterampilan sosial, penting dimiliki
oleh siswa sebab saat ini banyak
anak muda masih kurang dalam
keterampilan sosial.
Metodologi Penelitian
PenulismemilihSMK Negeri
39Jakarta sebagai tempat yang akan
di jadikan tempat dalam penulisan
makalah ini,
karenamenurutpengalaman yang
penulislihat pada
saatmelaksanakanProgramPengalam
anLapangan (PPL) di SMK Negeri
39 Jakartapembelajaran pada
pelajaranProduktif yang berjalan di
SMKtersebutmasihterpusat pada
guru. Pembelajarandimulaidari fase
persiapan, demonstrasi,
pelatihanterbimbing, umpanbalik,
dan pelatihanlanjut (mandiri).
Meskipuntidaksinonimdengancerama
h dan resitasi, namunlangkah-
langkahtersebutmasihberpusat pada
gurusehinggadikhawatirkansiswaaka
ncepat bosan dan
kurangaktifdalambelajar.
Hasilbelajar yang
diperolehdenganpembelajaransepertii
niternyatakurangoptimal.
Pembelajarankooperatifmenjadisalah
satumodelpembelajaran yang selalu
di sarankanolehhampirsemua
penelitipedagogis.
Merekabahkansudahmenunjukkansu
perioritas dan
efektivitasdibandingkandenganpemb
elajarankompetitif dan
individualistik. Tidakhanyaitu,
nyarissemuapenulisan yang
membandingkanketigamodelpembela
jaranini dan
pengaruhnyaterhadapprestasibelajars
iswamelaporkanbahwapembelajaran
kooperatifcenderungmemberikanhasi
lbelajar yang lebihbaik. Dan
pembelajarankooperatifinimemilikib
eberapametode yang
78
HAELKA, Vol. 097, No. 8, Juni 2012 : 71-81
digunakandiantaranyaJIGSAW,
TeamAssistedIndividualization(TAI)
dan juga StudentTeam-
AchievementDivision (STAD), dll
yang masing-masingmemiliki cara
pelaksanaan yang
berbedadalamprosesbelajarmengajar.
Pembahasan
Pembelajarankooperatiftipe TAI
inidikembangkanolehSlavin.
Tipeinimengkombinasikankeunggula
npembelajarankooperatifdanpembela
jaran
individual.Tipeinidirancanguntukme
ngatasikesulitanbelajarsiswasecara
individual.Olehkarenaitu,kegiatanpe
mbelajarannyalebihbanyakdigunakan
untukpemecahanmasalah,
cirikhaspadatipe TAI
iniadalahsetiapsiswasecara individual
belajarmateripembelajaran yang
sudahdipersiapkanoleh guru.
Hasilbelajar individual
dibawakekelompok-
kelompokuntukdidiskusikandansalin
gdibahasolehanggotakelompok,
dansemuaanggotakelompokbertangg
ungjawabataskeseluruhanjawabanseb
agaitanggungjawabbersama.Langkah
-langkah pembelajarankooperatiftipe
TAI sebagaiberikut:
a.Gurumemberikantugaskepad
asiswauntukmempelajarimat
eripembelajaransecara
individual yang
sudahdipersiapkanoleh
guru.
b. Guru memberikankuissecara
individual
kepadasiswauntukmendapat
kanskordasaratauskorawal.
c. Guru
membentukbeberapakelomp
ok.
Setiapkelompokterdiridari 4
– 5
siswadengankemampuan
yang berbeda-
bedabaiktingkatkemampuan
(tinggi, sedangdanrendah)
Jikamungkinanggotakelomp
okberasaldariras, budaya,
suku yang
berbedasertakesetaraanjende
r.
d.
Hasilbelajarsiswasecaraindi
vidual
didiskusikandalamkelompo
k. Dalamdiskusikelompok,
setiapanggotakelompoksalin
gmemeriksajawabantemans
atukelompok.
e.Gurumemfasilitasisiswadala
mmembuatrangkuman,
mengarahkan,
danmemberikanpenegasanp
adamateripembelajaran
yang telahdipelajari.
f.
Gurumemberikankuiskepad
asiswasecara individual.
g. Guru member
penghargaanpadakelompok
berdasarkanperolehannilaip
eningkatanhasilbelajar
individual
dariskordasarkeskorkuisberi
kutnya (terkini).
Hasil Penelitian
79
Pembuatan Perencanaan Pengajaran Mata Diklat MenerapkanKonsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika Komputer Pada
Kompetensi Dasar Menjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boole Dalam Elektronika Digital Di SMK Negeri 39 Jakarta (Januardi)
Salah satu pengguanan hasil evaluasi
adalah laporan. Laporan yang
dimaksudkan untuk memberikan
feedback kepada semua pihak yang
terlibat dalam pembelajaran, baik
secara langsung maupun tidak
langsung. Secara umum terdapat
lima penggunaan hasil evaluasi
untuk keperluan sebagai berikut:
1. Laporan
Pertanggungjawaban, dengan
asumsi banyak pihak yang
berkepentingan terhadap hasil
evaluasi, oleh karena itu
laporan ke berbagai pihak
sebagai bentuk akuntabilitas
publik;
2. Seleksi, dengan asumsi setiap
awal dan akhir tahun terdapat
peserta didik yang masuk
sekolah dan menamatkan
sekolah pada jenjang
pendidikan tertentu dimana
hasil evaluasi dapat
digunakan untuk menyeleksi
baik ketika masuk
sekolah/jenjang atau jenis
pendidikan tertentu, selama
mengikuti program
pendidikan, pada saat mau
menyelesaikan jenjang
pendidikan, maupun ketika
masuk dunia kerja;
3. Promosi, dengan asumsi
prestasi yang diperoleh akan
diberikan ijazah atau
sertifikat sebagai bukti fisik
setelah dilakukan kegiatan
evaluasi dengan kriteria
tertentu baik aspek
ketercapaian kompetensi
dasar, perilaku dan kinerja
peserta didik;
4. Diagnosis, dengan asumsi
hasil evaluasi menunjukkan
ada peserta didik yang kurang
mampu menguasai
kompetensi sesuai dengan
kriteria yang yang telah
ditetapkan maka perlu
dilakukan diagnosis untuk
mencari faktor-faktor
penyebab bagi peserta didik
yang kurang mampu dalam
menguasai komptensi tertentu
sehingga diberikan
bimbingan atau pembelajaran
remedial. Bagi yang telah
menguasai kompetensi lebih
cepat dari peserta didik yang
lain, mereka juga berhak
mendapatkan pelayanan
tindak lanjut untuk
5. Memprediksi Masa Depan
Peserta Didik, tujuannya
adalah untuk mengetahui
sikap, bakat, minat dan
aspek-aspek kepribadian
lainnya dari peserta didik,
serta dalam hal apa peserta
didik diangap paling
menonjol sesuai dengan
indikator keunggulan, agar
dapat dianalisis dan dijadikan
dasar untuk pengembangan
peserta didik dalam memilih
jenjang pendidikan atau
karier pada masa yang akan
datang.
Kesimpulan
Pada
80
HAELKA, Vol. 097, No. 8, Juni 2012 : 71-81
dasarnyapembelajaranmerupakanhasi
lsinergidaritigakomponenpembelajar
anutamayaknisiswa, kompetensiguru,
dan
fasilitaspembelajaran.Pembelajarank
ooperatifmenjadisalahsatumodelpem
belajaran yang selalu di
sarankanolehhampirsemua
penelitipedagogis.
Merekabahkansudahmenunjukkan
superioritas dan
efektivitasdibandingkandenganpemb
elajarankompetitif dan
mengoptimalkan laju perkembangan
mereka;individualistik.
Tidakhanyaitu,
nyarissemuapenulisan yang
membandingkanketigamodelpembela
jaranini dan
pengaruhnyaterhadapprestasibelajars
iswamelaporkanbahwapembelajaran
kooperatifcenderungmemberikanhasi
lbelajar yang lebihbaik. Dan
pembelajarankooperatifinimemilikib
eberapametode yang
digunakandiantaranyaJIGSAW,
TeamAssistedIndividualization (TAI)
dan juga StudentTeam-
AchievementDivision (STAD), dll
yang masing-masingmemiliki cara
pelaksanaan yang
berbedadalamprosesbelajarmengajar.
Untuk meningkatkan prestasi belajar
siswa adalah seorang guru
memberikan perhatian penuh kepada
siswanya, bagaimanapun guru harus
membuat metode pembelajaran yang
menarik, agar siswa tidak bosan
dengan materi yang diajarkan.
Berikut beberapa yang sebaiknya
dilakukan guru:
1. Selalu berperilaku baik
2. Setiap pertemuan, seorang
guru sebaiknya selalu
memberikan hal baru kepada
siswa-siswanya.
3. Memberikan kuis kepada
peserta didik tentang mata
pelajaran yang telah
dipelajari.
4. Memberikan penghargaan
bagi siswa yang mampu
menjawab kuis.
5. Mengajar dengan
menggunakan metode
Cooperative Learning.
Saran
Sudah saatnya para pengajar
mengevaluasi cara mengajarnya dan
menyadari dampaknya terhadap anak
didik. Untuk menghasilkan manusia
yang bisa berdamai dan bekerja sama
dengan sesamanya dalam
pembelajaran di sekolah,
model pembelajaran kooperatif perlu
lebih sering digunakan karena
suasana positif yang timbul akan
memberikan kesempatan kepada
siswa untuk mencintai pelajaran dan
sekolah/guru. Selain itu, siswa akan
merasa lebih terdorong untuk belajar
dan berpikir.
81
Pembuatan Perencanaan Pengajaran Mata Diklat MenerapkanKonsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika Komputer Pada
Kompetensi Dasar Menjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boole Dalam Elektronika Digital Di SMK Negeri 39 Jakarta (Januardi)
Daftar Pustaka
B Uno Hamzah.2008.Perencanaan
Pembelajaran. Bumi Aksara.
Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia. 2006.
Undang Undang Republik
Indonesia No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan
Nasional. Jakarta.
Departemen Pendidikan Nasional
Republik Indonesia. 2007. Materi
Sosialisasi dan Pelatihan
Kirikulum Tingkat Satuan
Pendidikan SMK. Jakarta.
Huda, Miftahul. 2011. Cooperative
Learning. Metode, Teknik,
Struktur dan Model Terapan.
Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Isjoni. 2007. Cooperative Learning,
Mengembangkan Kemampuan
Belajar Berkelompok. Alfabeta.
Bandung.
Mulyasa. 2009. Kurikulum Berbasis
Kompetensi, Konsep,
Karakteristik, dan Implementasi.
Rosdakarya. Bandung.
Mulyasa. 2009. Implementasi
Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Kemandirian Guru
dan Kepala Sekolah. Bumi
Aksara. Jakarta.
http://akhmadsudrajat.wordpress.co
m/2008/07/31/cooperative-
learning-teknik-jigsaw/
http://www.totosimandja.com/2013/0
3/makalah-perencanaan-
pembelajaran.html

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)
Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)
Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)Muhamad_Marzuki
 
Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)
Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)
Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)Muhamad_Marzuki
 
Model pembelajaran terpadu
Model pembelajaran terpaduModel pembelajaran terpadu
Model pembelajaran terpaduMia Nurul Aida
 
Rangkuman materi pp teknologi pendidikan
Rangkuman materi pp teknologi pendidikanRangkuman materi pp teknologi pendidikan
Rangkuman materi pp teknologi pendidikanfery_antini
 
Bahan bacaan 1.1 rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
Bahan bacaan 1.1 rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulumBahan bacaan 1.1 rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
Bahan bacaan 1.1 rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulumÄkäñx Këyñå
 
Kurikulum 2013 materi pelatihan
Kurikulum 2013 materi pelatihanKurikulum 2013 materi pelatihan
Kurikulum 2013 materi pelatihanBudhi Emha
 
Kemahiran bernilai tambah
Kemahiran bernilai tambahKemahiran bernilai tambah
Kemahiran bernilai tambahhallen77
 
Anotasi Bibliografi 10 Buku 10 Jurnal
Anotasi Bibliografi 10 Buku 10 JurnalAnotasi Bibliografi 10 Buku 10 Jurnal
Anotasi Bibliografi 10 Buku 10 JurnalDedy Wiranto
 
Tugas proposal ptk metode penelitian
Tugas proposal ptk metode penelitianTugas proposal ptk metode penelitian
Tugas proposal ptk metode penelitianHaryadi Vj
 
Bahan bacaan 1.2 pengalaman belajar peserta didik sekolah dasar
Bahan bacaan 1.2  pengalaman  belajar  peserta didik sekolah dasarBahan bacaan 1.2  pengalaman  belajar  peserta didik sekolah dasar
Bahan bacaan 1.2 pengalaman belajar peserta didik sekolah dasarÄkäñx Këyñå
 
PPt Teknologi Pendidikan
PPt Teknologi PendidikanPPt Teknologi Pendidikan
PPt Teknologi PendidikanYahrif Yahrif
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajarananisaaprilia732
 
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranPeta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranIlham Setiawan
 

La actualidad más candente (20)

Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)
Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)
Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)
 
Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)
Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)
Tugas proposal ptk (muhamad marzuki 5215083425)
 
Model pembelajaran terpadu
Model pembelajaran terpaduModel pembelajaran terpadu
Model pembelajaran terpadu
 
Proposal tesis model assure
Proposal tesis model assureProposal tesis model assure
Proposal tesis model assure
 
Rangkuman materi pp teknologi pendidikan
Rangkuman materi pp teknologi pendidikanRangkuman materi pp teknologi pendidikan
Rangkuman materi pp teknologi pendidikan
 
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
3.konsep dasar desain_pembelajarandffs
 
Bahan bacaan 1.1 rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
Bahan bacaan 1.1 rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulumBahan bacaan 1.1 rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
Bahan bacaan 1.1 rasional pengembangan dan pelaksanaan kurikulum
 
Pbl jurnal 1
Pbl jurnal 1Pbl jurnal 1
Pbl jurnal 1
 
Artikel mastery learning
Artikel mastery learningArtikel mastery learning
Artikel mastery learning
 
Kurikulum berbasis kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensiKurikulum berbasis kompetensi
Kurikulum berbasis kompetensi
 
Kurikulum 2013 materi pelatihan
Kurikulum 2013 materi pelatihanKurikulum 2013 materi pelatihan
Kurikulum 2013 materi pelatihan
 
Kemahiran bernilai tambah
Kemahiran bernilai tambahKemahiran bernilai tambah
Kemahiran bernilai tambah
 
Anotasi Bibliografi 10 Buku 10 Jurnal
Anotasi Bibliografi 10 Buku 10 JurnalAnotasi Bibliografi 10 Buku 10 Jurnal
Anotasi Bibliografi 10 Buku 10 Jurnal
 
Tugas proposal ptk metode penelitian
Tugas proposal ptk metode penelitianTugas proposal ptk metode penelitian
Tugas proposal ptk metode penelitian
 
Bahan bacaan 1.2 pengalaman belajar peserta didik sekolah dasar
Bahan bacaan 1.2  pengalaman  belajar  peserta didik sekolah dasarBahan bacaan 1.2  pengalaman  belajar  peserta didik sekolah dasar
Bahan bacaan 1.2 pengalaman belajar peserta didik sekolah dasar
 
PPt Teknologi Pendidikan
PPt Teknologi PendidikanPPt Teknologi Pendidikan
PPt Teknologi Pendidikan
 
Kurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaranKurikulum dan pembelajaran
Kurikulum dan pembelajaran
 
385 1342-1-p bx
385 1342-1-p bx385 1342-1-p bx
385 1342-1-p bx
 
Analogi dalam Sains
Analogi dalam SainsAnalogi dalam Sains
Analogi dalam Sains
 
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaranPeta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
Peta konsep buku kurikulum dan pembelajaran
 

Similar a Jurnal HAELKA 096

PERMENDIKBUD NO 65 TH 2013
PERMENDIKBUD NO 65 TH 2013PERMENDIKBUD NO 65 TH 2013
PERMENDIKBUD NO 65 TH 2013arvinefriani
 
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar prosesArfa Mantoeng
 
Lampiran permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
Lampiran permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-prosesLampiran permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
Lampiran permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-prosesAlvin Cg
 
07. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
07. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses07. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses
07. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar prosesAmrizal Ahmad
 
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar prosesSofyan Nardi Saputra
 
03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-prosesDwitri Pilendia
 
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses halam...
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses halam...03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses halam...
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses halam...ISTAFIANI AMBARWATI
 
Lampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Lampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar ProsesLampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Lampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Prosesalvinnoor
 
03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-prosesHendrijanto Mazhend
 
03. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-65-th-2013-ttg-standar-proses
03. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-65-th-2013-ttg-standar-proses03. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-65-th-2013-ttg-standar-proses
03. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-65-th-2013-ttg-standar-prosesdimas hartono
 
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar prosesIrma Muthiara Sari
 
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar prosesMadrasah Aliyah Citra Cendekia
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)Sofyan Saputra
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budayaSofyan Saputra
 
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptxSUHAILA28
 
Buku Panduan Pendekatan Bertema.pdf
Buku Panduan Pendekatan Bertema.pdfBuku Panduan Pendekatan Bertema.pdf
Buku Panduan Pendekatan Bertema.pdfMUHAMMADFARISBINAHMA
 

Similar a Jurnal HAELKA 096 (20)

PERMENDIKBUD NO 65 TH 2013
PERMENDIKBUD NO 65 TH 2013PERMENDIKBUD NO 65 TH 2013
PERMENDIKBUD NO 65 TH 2013
 
03 b-salinan
03 b-salinan03 b-salinan
03 b-salinan
 
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
 
Lampiran permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
Lampiran permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-prosesLampiran permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
Lampiran permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
 
07. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
07. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses07. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses
07. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
 
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
 
03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
 
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses halam...
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses halam...03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses halam...
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses halam...
 
Lampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Lampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar ProsesLampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
Lampiran Permendikbud Nomor 65 tahun 2013 tentang Standar Proses
 
03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
03 b-salinan-lampiran-permendikbud-no-65-th-2013-ttg-standar-proses
 
03. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-65-th-2013-ttg-standar-proses
03. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-65-th-2013-ttg-standar-proses03. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-65-th-2013-ttg-standar-proses
03. b.-salinan-lampiran-permendikbud-no.-65-th-2013-ttg-standar-proses
 
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013  ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
 
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
03. b. salinan lampiran permendikbud no. 65 th 2013 ttg standar proses
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya (1)
 
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
16 model-pembelajaran-saintifik-mp-seni-budaya
 
Jurnal ka januardi
Jurnal ka januardiJurnal ka januardi
Jurnal ka januardi
 
MODUL 2 KB 3
MODUL 2 KB 3MODUL 2 KB 3
MODUL 2 KB 3
 
Lamp. permendikbud no. 65 tahun 2013
Lamp. permendikbud no. 65  tahun 2013Lamp. permendikbud no. 65  tahun 2013
Lamp. permendikbud no. 65 tahun 2013
 
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
1 Buku Panduan Pendekatan Bertema (2).pptx
 
Buku Panduan Pendekatan Bertema.pdf
Buku Panduan Pendekatan Bertema.pdfBuku Panduan Pendekatan Bertema.pdf
Buku Panduan Pendekatan Bertema.pdf
 

Último

OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxMOHDAZLANBINALIMoe
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxrizalhabib4
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxfitriaoskar
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024RahmadLalu1
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxriscacriswanda
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024editwebsitesubdit
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...pipinafindraputri1
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfIwanSumantri7
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxDEAAYUANGGREANI
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXIksanSaputra6
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 

Último (20)

OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptxBab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
Bab 4 Persatuan dan Kesatuan di Lingkup Wilayah Kabupaten dan Kota.pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptxPANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
PANDUAN PENGEMBANGAN KSP SMA SUMBAR TAHUN 2024 (1).pptx
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR SENI RUPA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat  UI 2024
Tim Yang Lolos Pendanaan Hibah Kepedulian pada Masyarakat UI 2024
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdfProv.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
Prov.Jabar_1504_Pengumuman Seleksi Tahap 2_CGP A11 (2).pdf
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptxPPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
PPT Mean Median Modus data tunggal .pptx
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 

Jurnal HAELKA 096

  • 1. 71 Pembuatan Perencanaan Pengajaran Mata Diklat MenerapkanKonsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika Komputer Pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boole Dalam Elektronika Digital Di SMK Negeri 39 Jakarta (Januardi) PembuatanPerencanaanPengajaran Mata DiklatMenerapkankonsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika KomputerPadaKompetensiDasarMenjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boole DalamElektronika Digital Di Smk Negeri 39 Jakarta. Januardi Alumni2012 (096)Universitas Negeri Jakarta ProgramStudiPendidikanTeknikElektronika YuliatriSastrawijaya DosenPembimbingUniversitas Negeri Jakarta Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika Abdullah Hajis MahasiswaUniversitas Negeri Jakarta ProgramStudiPendidikanTeknikElektronika Angkatan 2012 (5215122638) Abstract This teaching plan can be implemented in the second semester at SMK Negeri 39 Jakarta. In presenting the theory, methods educators use the Learning Cooperative learning (CL), where the Learning Cooperative learning is a group learning activity organized by the principle that learning should be based on changes in social information among groups of learners in which each learner is responsible for own learning and are encouraged to enhance the learning of other members.At the end of the article described on criteria for graduation and the manner of assessment. Where the judgment is taken from the cognitive, affective, and psychomotor.Minimal completeness criteria (KKM) for the assessment of completeness on the basis of competency describes the basic principles of logic and Boolean algebra in digital elektonika is 72.5. Increased level of thoroughness that is better than each indicator. KataKunci:Cooperative Learning, CL, Boole, Elektronika Digital
  • 2. 72 HAELKA, Vol. 097, No. 8, Juni 2012 : 71-81 Latar Belakang Masalah Mutu pendidikan merupakan masalah yang dijadikan agenda utama untuk diatasi dalam kebijakan pembangunan pendidikan, karena hanya dengan pendidikan yang bermutu akan diperoleh lulusan bermutu yang mampu membangun diri, keluarga, masyarakat, bangsa dan negara. Standar Nasional Pendidikan yang ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005, dan merupakan penjabaran lebih lanjut dari Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, telah menggariskan ketentuan minimum bagi satuan pendidikan formal agar dapat memenuhi mutu pendidikan. Pada dasarnyapembelajaranmerupakanhasi lsinergidaritigakomponenpembelajar anutamayaknisiswa, kompetensiguru, dan fasilitaspembelajaran. Pada setiappembelajaran, setiapsiswamemasukikelasdenganpe ngetahuan, kemampuan, dan motivasi yang beragam. Setiapsiswamempunyaikecepatanbel ajar yang berbeda,pemberiantindakan yang sama dalampembelajarandengankarakterist iksiswasepertiiniakanmerugikansisw a. Siswadengankecepatanbelajarcepata kanbanyakmembuang- buangwaktukarenaharusmenunggusis wadengankecepatanbelajar yanglebihlambat. Sedangkansiswadengankecepatanbel ajarlambatakanmendapatkankesulita nselamapembelajarankarenaharusme ngikutisiswadengankecepatanbelajar cepat. Tujuan penulisan makalah komprehensif yang berjudul Pembuatan Perencanaan Pengajaran Mata Diklat Menerapkan Konsep Elektronika Digital dan Rangkaian Elektronika Komputer Pada Kompetensi Dasar menjelaskan prinsip dasar logika dan aljabar boole dalam elektonika digital di SMK N 39 Jakarta adalah untuk memberikan masukan kepada guru mata diklat Menerapkan Konsep Elektronika Digital dan Rangkaian Elektronika Komputerdengan menggunakan metode pengajaran kooperatif tipe TAI agar proses pembelajaran disekolah dapat berjalan dengan baik dan prestasi siswa meningkat. Kajian Teoritis A. Definisi Perencanaan Cunningham mengemukakan bahwa perencanaan ialah menyeleksi dan menghubungkan pengetahuan, fakta, imajinasi, dan asumsi untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam batas-batas yang dapat diterima yang akan datang serta usaha untuk mencapainya. Definisi yang lainnya mengemukakan bahwa perencanaan adalah hubungan apa yang ada sekarang (what is) dengan bagaimana seharusnya (what should be) yang bertalian dengan kebutuhan, penentuan tujuan, prioritas, program dan alokasi sumber.
  • 3. 73 Pembuatan Perencanaan Pengajaran Mata Diklat MenerapkanKonsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika Komputer Pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boole Dalam Elektronika Digital Di SMK Negeri 39 Jakarta (Januardi) B. PengertianPerencanaan Pembelajaran Pembelajaran atau pengejaran menurut Gedeng adalah upaya untuk membelajarkan siswa. Dalam pengertian ini secara implisit dalam pelajaran terdapat memilih, menetapkan, mengembangkan metode untuk mencapai hasil pengajaran yang diinginkan. Dalam hal ini pembelajaran memiliki hakikat perencanaan atau perancangan (desain) sebagai upaya untuk membelajarkan siswa. Itulah sebabnya dalam belajar, siswa tidak hanya berinteraksi dengan guru sebagai salah satu sumber belajar (yang dipakai oleh siswa, baik sendiri-sendiri maupun bersama- sama dengan peserta didik lain, untuk memudahkan belajar), tetapi berinteraksi dengan keseluruhan sumber belajar yang dipakai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Pembelajaran yang akan direncanakan memerlukan berbagai teori untuk merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar-benar dapat melalui tahapan dan tujuan pembelajaran. merancangnya agar rencana pembelajaran yang disusun benar- benar dapat melalui tahapan dan C. Dasar perlunya perencanaan pembelajaran Upaya perbaikan pembelajaran ini dilakukan dengan asumsi sebagai berikut: 1.Untuk memperbaiki kualitas pembelajaran perlu diawali dengan perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan adanya desain pembelajaran; 2. Untuk merancang suatu pembelajaranperlu menggunakan pendekatan sistem; 3. Perencanaan desain pembelajaran diacukan pada bagaimana seseorang belajar; 4.Untuk merencanakan suatu desain pembelajaran diacukan pada siswa secara perorangan; 5. Sasaran akhir dari perencanaan desain pembelajaran adalah mudahnya siswa untuk belajar. Langkah-langkah desain pembelajaran menurut Dick dan Carrey sebagai berikut: 1.Mengeidentifikasi tujuan umumpengajaran; 2. Melaksanakan analisis pengajaran; 3. Mengidentifikasi tingkah laku masukan dan karakteristik siswa; 4.Merumuskan tujuan performasi; 5. Mengembangkan butir-butir tes acuan patokan; 6. Mengembangkan strategi pengajaran; 7. Mengembangkan dan memilih material pengajaran; 8. Mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif; 9. Merevisi bahan pengajaran; Mendesain dan melaksanakan evaluasi sumatif. D. Arti dan taksonomi tujuan Pembelajaran Menurut Robert F. Mager (1962), tujuan pembelajaran sebagai perilaku yang hendak dicapai atau yang dapat dikerjakan oleh siswa pada kondisi dan tingkat kompetensi tertentu. Edwar L. Dejnozka dan David E. Kapel (1981), memandang bahwa tujuan pembelajaran adalah suatu pernyataan yang spesifik yang dinyatakan dalam perilaku dan penampilan yang diwujudkan dalam
  • 4. 74 HAELKA, Vol. 097, No. 8, Juni 2012 : 71-81 bentuk tulisan untuk menggambarkan hasil belajar yang diharapkan. Taksonomi tujuan pembelajaran biasanya diarahkan pada salah satu kawasan dari taksonomi. Benyamin S. Bloom dan D. Krathwohl (1964) memilah taksonomi pembelajaran dalam tiga kawasan, yakni kawasan kognitif (mental/pengetahuan), afektif (Sikap dan perilaku), dan psikomotor. E. Hakikat materi pembelajaran Bahan atau materi pembelajaran (learning materialsi) adalah sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan kompetensi dasar dalam rangka mencapai standar kompetensi setiap mata pelajaran dalam satuan pendidikan tententu. Materi pelajaran merupakan bagian terpenting dalam proses pembelajaran, bahkan dalam pengajaran yang berpusat pada materi pelajaran (subject-centered teaching), materi pelajaran merupakan inti dari kegiatan pembelajaran. Menurut Subject- centered teaching keberhasilan suatu proses pembelajaran ditentukan oleh seberapa banyak siswa dapat menguasai materi kurikulum. Materi pelajaran dapat dibedakan menjadi: pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), dan sikap (attitude). Pengetahuan menunjuk pada informasi yang disimpan dalam pikiran (mind) siswa, dengan demikian pengetahuan berhubungan dengan berbagai informasi yang harus dihafalkan dan dikuasai oleh siswa, sehingga manakala diperlukan siswa dapaat mengungkapkan kembali. Keterampilan (skill), menunjuk pada tindakan-tindakan (fisik dan nonfisik) yang dilakukan seseorang dengan cara yang kompeten untuk mencapai tujuan tertentu. Sikap menunjuk pada kecendrungan seseorang untuk bertindak sesuai dengan nilai dan norma yang diyakini kebenarannya oleh siswa. F. Dasar pemilihan bahan Pengajaran Bahan pelajaran atau materi pelajaran adalah gabungan antara pengetahuan (fakta, informasi yang terperinci), keterampilan (langkah, prosedur, keadaan dan syarat syarat) dan faktor sikap. Dasar yang dipakai dalam memilih bahan atau materi pelajaran menurut A. Samana terdiri dari: 1.Tujuan instruksional umum 2.Tingkat pengembangan dan intelektual anak 3. Pengalaman anak dan 4. Alokasi waktu Sementara itu Suharsimi Arikunto mengemukakan dasar pemilihan materi pelajaran sebagai berikut: 1.Tujuan 2.Keadaan siswa 3.Situasi setempat 4.Tersedianya waktu dan fasilitas Dari kedua pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa dasar pemilihan materi adalah sebagai berikut: 1.Tujuan instruksional umum 2.Tingkat pengembangan siswa 3.Pengalaman siswa 4.Tersedianya waktu dan fasilitas. G. Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 menyatakan bahwa pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
  • 5. 75 Pembuatan Perencanaan Pengajaran Mata Diklat MenerapkanKonsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika Komputer Pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boole Dalam Elektronika Digital Di SMK Negeri 39 Jakarta (Januardi) Dalam pembelajaran, guru harus memahami hakikat materi pelajaran yang diajarkannya dan memahami berbagai model pembelajaran yang dapat merangsang kemampuan siswa untuk belajar dengan perencanaan pengajaran yang matang oleh guru.Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran yang mendukung pembelajaran kontekstual. Sistem pembelajaran kooperatif dapat didefinisikan sebagai sistem kerja/ belajar kelompok yang terstruktur. Yang termasuk di dalam struktur ini adalah lima unsur pokok (Johnson & Johnson, 1993), yaitu saling ketergantungan positif, tanggung jawab individual, interaksi personal, keahlian bekerja sama, dan proses kelompok. Falsafah yang mendasari pembelajaran kooperatif (pembelajaran gotong royong) dalam pendidikan adalah “homo homini socius” yang menekankan bahwa manusia adalah makhluk sosial.Pembelajaran kooperatif adalah suatu strategi belajar mengajar yang menekankan pada sikap atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam struktur kerjasama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau lebih.Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang berdasarkan faham konstruktivis. Pembelajaran kooperatif merupakan strategi belajar dengan sejumlah siswa sebagai anggota kelompok kecil yang tingkat kemampuannya berbeda. Dalam menyelesaikan tugas kelompoknya, setiap siswa anggota kelompok harus saling bekerja sama dan saling membantu untuk memahami materi pelajaran. Menurut Anita Lie dalam bukunya “Cooperative Learning”, bahwa model pembelajaran kooperatif tidak sama dengan sekedar belajar kelompok, tetapi ada unsur-unsur dasar yang membedakannya dengan pembagian kelompok yang dilakukan asal-asalan. Roger dan David Johnson mengatakan bahwa tidak semua kerja kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif, untuk itu harus diterapkan lima unsur model pembelajaran gotong royong yaitu : 1. Saling ketergantungan positif. Keberhasilan suatu karya sangat bergantung pada usaha setiap anggotanya. Untuk menciptakan kelompok kerja yang efektif, pengajar perlu menyusun tugas sedemikian rupa sehingga setiap anggota kelompok harus menyelesaikan tugasnya sendiri agar yang lain dapat mencapai tujuan mereka. 2.Tanggung jawab perseorangan. Jika tugas dan pola penilaian dibuat menurut prosedur model pembelajaran kooperatif, setiap siswa akan merasa bertanggung jawab untuk melakukan yang terbaik. Pengajar yang efektif dalam model pembelajaran kooperatif membuat persiapan dan menyusun tugas sedemikian rupa sehingga masing-masing anggota kelompok harus melaksanakan tanggung jawabnya sendiri agar tugas selanjutnya dalam kelompok bisa dilaksanakan. 3.Tatap muka. Dalam pembelajaran kooperatif setiap kelompok harus diberikan
  • 6. 76 HAELKA, Vol. 097, No. 8, Juni 2012 : 71-81 kesempatan untuk bertatap muka dan berdiskusi. Kegiatan interaksi ini akan memberikan para pembelajar untuk membentuk sinergi yang menguntungkan semua anggota. Inti dari sinergi ini adalah menghargai perbedaan, memanfaatkan kelebihan, dan mengisi kekurangan. 4. Komunikasi antar anggota. Unsur ini menghendaki agar para pembelajar dibekali dengan berbagai keterampilan berkomunikasi, karena keberhasilan suatu kelompok juga bergantung pada kesediaan para anggotanya untuk saling mendengarkan dan kemampuan mereka untuk mengutarakan pendapat mereka. Keterampilan berkomunikasi dalam kelompok juga merupakan proses panjang. Namun, proses ini merupakan proses yang sangat bermanfaat dan perlu ditempuh untuk memperkaya pengalaman belajar dan pembinaan perkembangan mental dan emosional para siswa. 5. Evaluasi proses kelompok. Pengajar perlu menjadwalkan waktu khusus bagi kelompok untuk mengevaluasi proses kerja kelompok dan hasil kerja sama mereka agar selanjutnya bisa bekerja sama dengan lebih efektif. Urutan langkah-langkah perilaku guru menurut model pembelajaran kooperatif yang diuraikan oleh Arends (1997) adalah sebagaimana terlihat pada table berikut ini: Tabel Sintaks Pembelajaran Kooperatif B. Tujuan Pembelajaran Kooperatif Tujuan pembelajaran kooperatif berbeda dengan kelompok konvensional yang menerapkan sistem kompetisi, di mana keberhasilan individu diorientasikan pada kegagalan orang lain. Sedangkan tujuan dari pembelajaran kooperatif adalah menciptakan situasi di mana keberhasilan individu ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya (Slavin, 1994). Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak-tidaknya tiga tujuan pembelajaran penting yang dirangkum oleh Ibrahim, et al. (2000), yaitu: 1. Hasil belajar akademik Dalam belajar kooperatif meskipun mencakup beragam tujuan sosial, juga memperbaiki prestasi siswa atau tugas-tugas akademis penting lainnya. Beberapa ahli berpendapat bahwa model ini unggul dalam membantu siswa memahami konsep- konsep sulit. Para pengembang
  • 7. 77 Pembuatan Perencanaan Pengajaran Mata Diklat MenerapkanKonsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika Komputer Pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boole Dalam Elektronika Digital Di SMK Negeri 39 Jakarta (Januardi) model ini telah menunjukkan bahwa model struktur penghargaan kooperatif telah dapat meningkatkan nilai siswa pada belajar akademik dan perubahan norma yang berhubungan dengan hasil belajar. Di samping mengubah norma yang berhubungan dengan hasil belajar, pembelajaran kooperatif dapat memberi keuntungan baik pada siswa kelompok bawah maupun kelompok atas yang bekerja bersama menyelesaikan tugas-tugas akademik. 2. Penerimaan terhadap perbedaan individu Tujuan lain model pembelajaran kooperatif adalah penerimaan secara luas dari orang-orang yang berbeda berdasarkan ras, budaya, kelas sosial, kemampuan, dan ketidakmampuannya. Pembelajaran kooperatif memberi peluang bagi siswa dari berbagai latar belakang dan kondisi untuk bekerja dengan saling bergantung pada tugas-tugas akademik dan melalui struktur penghargaan kooperatif akan belajar saling menghargai satu sama lain. 3. Pengembangan keterampilan sosial Tujuan penting ketiga pembelajaran kooperatif adalah, mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerja sama dan kolaborasi. Keterampilan- keterampilan sosial, penting dimiliki oleh siswa sebab saat ini banyak anak muda masih kurang dalam keterampilan sosial. Metodologi Penelitian PenulismemilihSMK Negeri 39Jakarta sebagai tempat yang akan di jadikan tempat dalam penulisan makalah ini, karenamenurutpengalaman yang penulislihat pada saatmelaksanakanProgramPengalam anLapangan (PPL) di SMK Negeri 39 Jakartapembelajaran pada pelajaranProduktif yang berjalan di SMKtersebutmasihterpusat pada guru. Pembelajarandimulaidari fase persiapan, demonstrasi, pelatihanterbimbing, umpanbalik, dan pelatihanlanjut (mandiri). Meskipuntidaksinonimdengancerama h dan resitasi, namunlangkah- langkahtersebutmasihberpusat pada gurusehinggadikhawatirkansiswaaka ncepat bosan dan kurangaktifdalambelajar. Hasilbelajar yang diperolehdenganpembelajaransepertii niternyatakurangoptimal. Pembelajarankooperatifmenjadisalah satumodelpembelajaran yang selalu di sarankanolehhampirsemua penelitipedagogis. Merekabahkansudahmenunjukkansu perioritas dan efektivitasdibandingkandenganpemb elajarankompetitif dan individualistik. Tidakhanyaitu, nyarissemuapenulisan yang membandingkanketigamodelpembela jaranini dan pengaruhnyaterhadapprestasibelajars iswamelaporkanbahwapembelajaran kooperatifcenderungmemberikanhasi lbelajar yang lebihbaik. Dan pembelajarankooperatifinimemilikib eberapametode yang
  • 8. 78 HAELKA, Vol. 097, No. 8, Juni 2012 : 71-81 digunakandiantaranyaJIGSAW, TeamAssistedIndividualization(TAI) dan juga StudentTeam- AchievementDivision (STAD), dll yang masing-masingmemiliki cara pelaksanaan yang berbedadalamprosesbelajarmengajar. Pembahasan Pembelajarankooperatiftipe TAI inidikembangkanolehSlavin. Tipeinimengkombinasikankeunggula npembelajarankooperatifdanpembela jaran individual.Tipeinidirancanguntukme ngatasikesulitanbelajarsiswasecara individual.Olehkarenaitu,kegiatanpe mbelajarannyalebihbanyakdigunakan untukpemecahanmasalah, cirikhaspadatipe TAI iniadalahsetiapsiswasecara individual belajarmateripembelajaran yang sudahdipersiapkanoleh guru. Hasilbelajar individual dibawakekelompok- kelompokuntukdidiskusikandansalin gdibahasolehanggotakelompok, dansemuaanggotakelompokbertangg ungjawabataskeseluruhanjawabanseb agaitanggungjawabbersama.Langkah -langkah pembelajarankooperatiftipe TAI sebagaiberikut: a.Gurumemberikantugaskepad asiswauntukmempelajarimat eripembelajaransecara individual yang sudahdipersiapkanoleh guru. b. Guru memberikankuissecara individual kepadasiswauntukmendapat kanskordasaratauskorawal. c. Guru membentukbeberapakelomp ok. Setiapkelompokterdiridari 4 – 5 siswadengankemampuan yang berbeda- bedabaiktingkatkemampuan (tinggi, sedangdanrendah) Jikamungkinanggotakelomp okberasaldariras, budaya, suku yang berbedasertakesetaraanjende r. d. Hasilbelajarsiswasecaraindi vidual didiskusikandalamkelompo k. Dalamdiskusikelompok, setiapanggotakelompoksalin gmemeriksajawabantemans atukelompok. e.Gurumemfasilitasisiswadala mmembuatrangkuman, mengarahkan, danmemberikanpenegasanp adamateripembelajaran yang telahdipelajari. f. Gurumemberikankuiskepad asiswasecara individual. g. Guru member penghargaanpadakelompok berdasarkanperolehannilaip eningkatanhasilbelajar individual dariskordasarkeskorkuisberi kutnya (terkini). Hasil Penelitian
  • 9. 79 Pembuatan Perencanaan Pengajaran Mata Diklat MenerapkanKonsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika Komputer Pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boole Dalam Elektronika Digital Di SMK Negeri 39 Jakarta (Januardi) Salah satu pengguanan hasil evaluasi adalah laporan. Laporan yang dimaksudkan untuk memberikan feedback kepada semua pihak yang terlibat dalam pembelajaran, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara umum terdapat lima penggunaan hasil evaluasi untuk keperluan sebagai berikut: 1. Laporan Pertanggungjawaban, dengan asumsi banyak pihak yang berkepentingan terhadap hasil evaluasi, oleh karena itu laporan ke berbagai pihak sebagai bentuk akuntabilitas publik; 2. Seleksi, dengan asumsi setiap awal dan akhir tahun terdapat peserta didik yang masuk sekolah dan menamatkan sekolah pada jenjang pendidikan tertentu dimana hasil evaluasi dapat digunakan untuk menyeleksi baik ketika masuk sekolah/jenjang atau jenis pendidikan tertentu, selama mengikuti program pendidikan, pada saat mau menyelesaikan jenjang pendidikan, maupun ketika masuk dunia kerja; 3. Promosi, dengan asumsi prestasi yang diperoleh akan diberikan ijazah atau sertifikat sebagai bukti fisik setelah dilakukan kegiatan evaluasi dengan kriteria tertentu baik aspek ketercapaian kompetensi dasar, perilaku dan kinerja peserta didik; 4. Diagnosis, dengan asumsi hasil evaluasi menunjukkan ada peserta didik yang kurang mampu menguasai kompetensi sesuai dengan kriteria yang yang telah ditetapkan maka perlu dilakukan diagnosis untuk mencari faktor-faktor penyebab bagi peserta didik yang kurang mampu dalam menguasai komptensi tertentu sehingga diberikan bimbingan atau pembelajaran remedial. Bagi yang telah menguasai kompetensi lebih cepat dari peserta didik yang lain, mereka juga berhak mendapatkan pelayanan tindak lanjut untuk 5. Memprediksi Masa Depan Peserta Didik, tujuannya adalah untuk mengetahui sikap, bakat, minat dan aspek-aspek kepribadian lainnya dari peserta didik, serta dalam hal apa peserta didik diangap paling menonjol sesuai dengan indikator keunggulan, agar dapat dianalisis dan dijadikan dasar untuk pengembangan peserta didik dalam memilih jenjang pendidikan atau karier pada masa yang akan datang. Kesimpulan Pada
  • 10. 80 HAELKA, Vol. 097, No. 8, Juni 2012 : 71-81 dasarnyapembelajaranmerupakanhasi lsinergidaritigakomponenpembelajar anutamayaknisiswa, kompetensiguru, dan fasilitaspembelajaran.Pembelajarank ooperatifmenjadisalahsatumodelpem belajaran yang selalu di sarankanolehhampirsemua penelitipedagogis. Merekabahkansudahmenunjukkan superioritas dan efektivitasdibandingkandenganpemb elajarankompetitif dan mengoptimalkan laju perkembangan mereka;individualistik. Tidakhanyaitu, nyarissemuapenulisan yang membandingkanketigamodelpembela jaranini dan pengaruhnyaterhadapprestasibelajars iswamelaporkanbahwapembelajaran kooperatifcenderungmemberikanhasi lbelajar yang lebihbaik. Dan pembelajarankooperatifinimemilikib eberapametode yang digunakandiantaranyaJIGSAW, TeamAssistedIndividualization (TAI) dan juga StudentTeam- AchievementDivision (STAD), dll yang masing-masingmemiliki cara pelaksanaan yang berbedadalamprosesbelajarmengajar. Untuk meningkatkan prestasi belajar siswa adalah seorang guru memberikan perhatian penuh kepada siswanya, bagaimanapun guru harus membuat metode pembelajaran yang menarik, agar siswa tidak bosan dengan materi yang diajarkan. Berikut beberapa yang sebaiknya dilakukan guru: 1. Selalu berperilaku baik 2. Setiap pertemuan, seorang guru sebaiknya selalu memberikan hal baru kepada siswa-siswanya. 3. Memberikan kuis kepada peserta didik tentang mata pelajaran yang telah dipelajari. 4. Memberikan penghargaan bagi siswa yang mampu menjawab kuis. 5. Mengajar dengan menggunakan metode Cooperative Learning. Saran Sudah saatnya para pengajar mengevaluasi cara mengajarnya dan menyadari dampaknya terhadap anak didik. Untuk menghasilkan manusia yang bisa berdamai dan bekerja sama dengan sesamanya dalam pembelajaran di sekolah, model pembelajaran kooperatif perlu lebih sering digunakan karena suasana positif yang timbul akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencintai pelajaran dan sekolah/guru. Selain itu, siswa akan merasa lebih terdorong untuk belajar dan berpikir.
  • 11. 81 Pembuatan Perencanaan Pengajaran Mata Diklat MenerapkanKonsep Elektronika Digital Dan Rangkaian Elektronika Komputer Pada Kompetensi Dasar Menjelaskan Prinsip Dasar Logika Dan Aljabar Boole Dalam Elektronika Digital Di SMK Negeri 39 Jakarta (Januardi) Daftar Pustaka B Uno Hamzah.2008.Perencanaan Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2006. Undang Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta. Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. 2007. Materi Sosialisasi dan Pelatihan Kirikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK. Jakarta. Huda, Miftahul. 2011. Cooperative Learning. Metode, Teknik, Struktur dan Model Terapan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta. Isjoni. 2007. Cooperative Learning, Mengembangkan Kemampuan Belajar Berkelompok. Alfabeta. Bandung. Mulyasa. 2009. Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik, dan Implementasi. Rosdakarya. Bandung. Mulyasa. 2009. Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Kemandirian Guru dan Kepala Sekolah. Bumi Aksara. Jakarta. http://akhmadsudrajat.wordpress.co m/2008/07/31/cooperative- learning-teknik-jigsaw/ http://www.totosimandja.com/2013/0 3/makalah-perencanaan- pembelajaran.html