4. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi
Inteligensi
Genetika
• Pengaruh genetika terhadap kecerdasan meningkat dari periode
anak anak hingga dewasa. Dari sebesar 35% saat anak-anak hingga
mencapai 75% di saat dewasa. Hal ini dikarenakan seiring
bertambahnya usia, manusia bisa lebih memilih lingkungan yang
memungkinkan munculnya kecenderungan genetika yang telah
diturunkan pada diri kita (Neisser, et al, 1996).
Lingkungan
• Lingkungan juga dapat mempengaruhi kecerdasan. Karena pada
kenyataannya, memperkaya lingkungan dapat meningkatkan
prestasi di sekolah dan keterampilan yang dibutuhkan untuk
mendapatkan pekerjaan. Dan perkembangan potensi anak
mencapai aktualisasi optimal bukan hanya dipengaruhi oleh faktor
bakat (bawaan), melainkan faktor lingkungan yang membimbing
dan membentuk kecerdasan anak secara signifikan.
6. 1. Teori Faktor
Spearman
Kemampuan Umum
Kemampuan Khusus
Cettel
Kapabillitas Umum
Kemampuan
Provinsial
Kemampuan Agensi
7. 2. Teori Struktur Intelektual
• Menurut teori SOI (structure of Intellect) ini, inteligensi
didefinisikan sebagai suatu kumpulan yang sistematik
mengenai kemampuan-kemampuan atau fungsi-fungsi
intelektual untuk memproses informasi yang beraneka
macam di dalam berbagai bentuk.
• Istilah kemampuan ini digunakan di dalam konteks
perbedaan-perbedaan individu dan fungsi-fungsi bagi
perilaku individu.
• Masing-masing kemampuan dasar diidentifikasi
melalui konjugasi tiga variabel atau facets.
• Tiap-tiap kemampuan memiliki jenis keunikan
tersendiri di dalam aktivitas mental atau pikiran
(operation), isi informasi (contents), dan hasil
informasi (product)
9. Operations
Cognition
Memory
Divergent
Production
Covergent
Production
Evaluation
Content
Visual
Auditory
Symbolic
Semantic
Behavioral
Product
Unit
Class
Relation
System
Transformation
Implication
10. 3. Teori Kognitif
• STERNBERG (1958) menggunakan teori
komponen berdasarkan alur proses-proses
kognitif yang terlibat di dalamnya. Teori
komponen ini sering disebut pemrosesan
informasi. Menurut teori Sternberg inteligensi
dapat dianalisis ke dalam lima komponen :
metakomponen, komponen kinerja,
komponen performansi, komponen akuisisi,
dan komponen transfer. Komponen-komponen
ini merupakan langkah-langkah
yang harus ditempuh seseorang agar ia dapat
memcahkan suatu masalah.
11. Metakomponen
• Proses pengendalian yang terletak pada urutan lebih tinggi
yang digunakan untuk melaksanakan rencana, memonitor,
dan mengevaluasi kinerja di dalam suatu tugas.
• Rekognisi - mengenali hakekat masalah – mengurutkan
dari yang rendah - memilih strategi -
mengkombinasikan komponen-komponen - memilih
salah satu atau lebih mengenai representasi mental
tentang informasi – pengambilan keputusan -
memonitor atau memantau - memahami umpan balik -
mengetahui bagaimana tindakan atas umpan balik yang
diterima – pengimplementasian umpan balik.
12. Komponen Kinerja
• Proses-proses pada urutan lebih rendah yang
digunakan untuk melaksanakan berbagai
strategi bagi kinerja dalam tugas.
• Tiga contoh komponen-komponen ini adalah
1) encoding terhadap suatu stimulus, 2)
inferring (penarikan kesimpulan) mengenai
hubugan antara dua stimulus yang serupa
pada bagian-bagian tertentu dan berbeda pada
pada bagian lainnya, dan 3) applying
(penerapan) kesimpulan itu terhadap situasi
baru.
13. Komponen Perolehan Informasi
• Proses-proses yang terlibat di dalam
mempelajari informasi baru dan
penyimpanannya di dalam ingatan.
• Komponen ini meliputi :
– 1. Selective Encoding
– 2. Selective Combination
– 3. Selective Comparison
14. 4. Teori Inteligensi Majemuk
• Teori inteligensi majemuk dikembangkan oleh
Howard Gadner pada awal tahun 1980-an.
• Sebelum mengembangkan teorinya, Gardner
(2003) telah melakukan serangkaian
penelitian dan pengamatann terhadap orang-orang
normal maupun tidak normal.
• Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan
yang dilakukan, kemudian ia mengembangkan
teori inteligensi yang disebut inteligensi
majemuk (banyak) atau multiple intelligences.
15. 7 Jenis Intelligensi Alamiah Manusia
• Inteligensi bahasa (verbal or linguistic
intelligences)
• Inteligensi matematika – logika
(mathematical – logial intellegences)
• Inteligensi ruang (spatial intelligences)
• Inteligensi musik (musical intelligences)
• Inteligensi gerak tubuh (bodily – kinesthetic
intelligences)
• Inteligensi intrapersonal
• Inteligensi interpersonal
18. 1. Test Standford – Binet
• Binet mengembangkan konsep usia mental
(mental age-MA) yang merupakan tingkat
perkembangan mental seseorang
dibandingkan dengan orang lain.
• William Stern (1912) merumuskan bahwa IQ
merupakan pembagian antara usia mental
seseorang dengan usia kronologisnya yang
dikalikan dengan 100.
• IQ = (MA/CA) x 100
19. 2. Wechsler Intelligence Scale
• Alat tes ini dikembangkan menurut Factor
theory of intelligence yang merupakan reaksi
atas tes Stanford-Binet yang dinilai terlalu
umum.
• Tes ini dibagi dalam beberapa kategori, yaitu:
– Wechsler Preschool and Primary Scale of Intelligence (WPPS)
untuk anak usia 4 hingga 6 ½ tahun.
– Wechsler intelligence scale for children (WISC) untuk anak- anak
dan remaja usia 6 hingga 16 tahun.
– Wechsler adult intelligence scale (WAIS) untuk orang dewasa.
20. Cara Pengukuran lain :
• Brightness test atau tes Mosselon, yaitu tes Three words (tes 3
kata).
• Telegram test, yaitu tes membuat berita dalam bentuk telegram.
• Definite, yaitu tes mendefinisikan sesuatu.
• Wiggly test, yaitu tes menyusun kembali balok-balok kecil yang
semula disusun menjadi satu.
• Stenguest test, yaitu tes mengamati suatu benda sebaik-baiknya
lalu dirusak kemudian diminta membentuknya kembali.
• Absurdity test, yaitu tes mencari keanehan yang terdapat dalam
suatu bentuk cerita.
• Medallion test, yaitu tes menyelesaikan gambar yang belum jadi
atau baru sebagian.
• Educational test (scholastik test), yaitu tes yang biasanya diberikan
disekolah-sekolah.
21. Kriteria IQ
Klasifikasi skala
weschler
• 128 keatas : Very Superior
• 120-127 : Superior
• 111-119 : Bright Normal
(High Average)
• 91-110 : Average
• 80-90 : Dul Normal
(Low Average)
• 66-79 : Borderline-
Defective
• 65 kebawah : Mentally
Defective
Klasifikasi Skala
Stanford-Binet
• 140-169 : Very Superior
• 120-139 : Superior
• 110-119 : Bright Normal
(High Average)
• 90-109 : Average
• 80-89 : Dul Normal
(Low Average)
• 70-79 : Borderline-
Defective
• 69 kebawah : Mentally
Defective
Klasifikasi IQ Anak
(Simon)
• >140 :Gefsted/genius
• 130 : Superior
• 120 : Cerdas
• 90-110 : Normal
• 60-79 : Debil
• 40-55 : Embisil
• 30/25 : Idiot