Dokumen tersebut merangkum perjalanan Paulus sejak pertobatannya di jalan Damaskus hingga perjalanan misinya yang pertama, termasuk peristiwa-peristiwa penting seperti bertobat, berkhotbah di Damaskus dan Yerusalem, serta dibantu Barnabas ke Antiokhia."
1. Kisah Para Rasul 9:15
"Pergilah, sebab orang ini adalah alat pilihan bagi-Ku untuk
memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja
dan orang-orang Israel.”
Pelajaran 5 untuk 04 Agustus 2018
Diadaptasi dari www.fustero.es
www.gmahktanjungpinang.org
2. Setelah merajam Stefanus, Sanhedrin
mengizinkan Saulus dari Tarsus (Paulus)
untuk menganiaya pengikut YESUS dari
Nazaret. Saulus menjadi “rasul” bagi
Sanhedrin untuk membinasakan aliran
yang disebut “Jalan TUHAN.”
Tetapi Yesus campur tangan untuk
menempatkan dia di bawah komando-
Nya. Dia memiliki tempat bagi Paulus
dalam barisan-barisannya sebagai rasul
kepada orang yang bukan Yahudi.
Sebagai Rasul Sanhedrin.
Menganiaya Gereja. Kisah 9:1-2
Di Jalan ke Damaskus. Kisah 9:3-9
Sebagai Rasul YESUS.
Pertobatan Paulus. Kisah 9:10-18
Paulus di Damaskus. Kisah 9:19-25
Paulus di Yerusalem. Kisah 9:26-31
3. Kisah 9:1-2MENGANIAYA GEREJA
“Sementara itu berkobar-kobar hati Saulus untuk mengancam dan
membunuh murid-murid Tuhan. Ia menghadap Imam Besar, dan meminta
surat kuasa dari padanya untuk dibawa kepada majelis-majelis Yahudi di
Damsyik, supaya, jika ia menemukan laki-laki atau perempuan yang
mengikuti Jalan Tuhan, ia menangkap mereka dan membawa mereka ke
Yerusalem.” (Kisah 9:1-2)
Saulus menjelaskan bahwa dia dengan tulus percaya
bahwa tugasnya adalah menganiaya orang-orang yang
percaya kepada Yesus Kristus (Kisah 26:9-11)
Seseorang yang mati tergantung di pohon dikutuk oleh
TUHAN, jadi dia tidak dapat menerima bahwa Mesias
mati dengan seperti itu. (Ulangan 21:22-23)
Sanhedrin memberikannya otoritas, jadi ia menjadi
shalia mereka, seorang pembawa pesan resmi. Kata B.
Yunani untuk shalia adalah apóstolos (rasul). Saulus
adalah rasul dari Sanhedrin.
Ia pergi ke utara sejauh 135 mil menuju Damaskus. Ia
berniat menangkap para pengikut “Jalan TUHAN” dan
membawa mereka ke Yerusalem untuk dihakimi
dengan alasan bidaah.
4. DI JALAN
KE DAMASKUS
“Jawab Saulus: "Siapakah Engkau,
Tuhan?" Kata-Nya: "Akulah Yesus yang
kauaniaya itu.’” (Kisah 9:5)
Semua orang yang mengadakan perjalanan bersama
Saulus itu melihat cahaya dan jatuh ke tanah, tetapi
hanya Saulus yang menjadi buta, dan hanya Saulus
yang mengerti apa yang dikatakan suara itu karena
ini adalah penglihatan yang dipersiapkan baginya.
Saulus sedang menganiaya Gereja, tetapi YESUS
mengatakan bahwa Saulus menganiaya Dia. “sebab
siapa yang menjamah kamu, berarti menjamah biji
mata-Nya .” (Zakharia 2:8)
Sebuah tongkat penghalau hewan adalah tongkat
panjang dengan ujung besi yang tajam. Petani
menggunakannya untuk memecut atau memandu
ternak. Menendangnya hanya menyebabkan bahaya.
Saulus sedang menendang “tongkat” hati
nuraninya, karena ia meragukan bahwa YESUS Adalah
Mesias sejati. Ketika ia melihat wajah YESUS Yang
dibangkitkan, hatinya berkecamuk.
Kisah 9:3-9
5. PERTOBATAN
PAULUS
“Dan seketika itu juga seolah-olah selaput
gugur dari matanya, sehingga ia dapat
melihat lagi. Ia bangun lalu dibaptis.”
(Kisah 9:18)
Paulus bersedia untuk mengikuti Yesus
dan bertanya kepada-Nya, “Apa yang
Engkau ingin aku lakukan?” Kemudian,
ia menjadi buta selama tiga hari.
Paulus meninggalkan posisinya sebagai
rasul dari Sanhedrin dan menjadi rasul
Yesus.
Ananias dipanggil untuk tujuan itu. Keraguannya beralasan, tetapi
akhirnya dia bertemu dengan Paulus. Dia memulihkan
penglihatannya dan menegaskan panggilan ilahinya. Ananias
mendorong Paulus untuk dibaptis dan menjadi bagian dari Gereja.
Dia harus bertemu
Gereja dan menjadi
bagian darinya.
Kemudian dia dapat
bekerja bersama
dengan Gereja.
Kisah 9:10-18
6. PAULUS di DAMASKUS
“Ketika itu juga ia memberitakan Yesus di rumah-rumah ibadat, dan mengatakan
bahwa Yesus adalah Anak Allah. […] Beberapa hari kemudian orang Yahudi
merundingkan suatu rencana untuk membunuh Saulus.” (Kisah 9:20, 23)
Orang yang sama yang dulunyadatang
untuk menangkap para pengikut
"mesias palsu" , sekarang membela
mereka di sinagog.
Dia juga membuktikan dengan kitab suci
bahwa Yesus adalah Mesias yang sejati.
Orang-orang Yahudi menjadi berwaspada dan mencari
dukungan dari otoritas sipil untuk menangkap Paulus (2 Kor.
11:32-33)
Orang-orang percaya membantu
Paulus dan menurunkannya melalui
tembok dalam keranjang besar.
Kejadian ini tidak mematahkan
semangat rasul baru itu, karena dia
sudah diperingatkan bahwa dia akan
menderita untuk Gurunya (Kisah
9:16)
Kisah 9:19-25
7. PAULUS di YERUSALEM
“Setibanya di Yerusalem Saulus mencoba menggabungkan
diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut
kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia
juga seorang murid.” (Kisah 9:26)
Gereja di Yerusalem tidak percaya akan pertobatan
penganiaya yang kejam itu adalah benar, meskipun Paulus
telah bertobat tiga tahun sebelumnya.
TUHAN menggunakan Barnabas untuk mematahkan
prasangka itu.
Paulus melanjutkan pekerjaan Stefanus di Yerusalem;
pekerjaan yang sama yang pernah dia tentang sebelumnya.
Khotbahnya ditolak seperti Stefanus. Kehidupan Paulus
berada dalam bahaya.
Suatu penglihatan diberikan kepadanya agar ia
meninggalkan Yerusalem (Kisah 22:17-21). Ia ditolong
untuk melarikan diri kembali oleh saudara-saudaranya.
Kisah 9:26-31
8. Pertobatan
Saulus di
Damaskus
(Kisah 9:1-18)
Berkhotbah di
Damaskus
(Kisah 9:19-22)
Tinggal di Arab
(Galatia 1:17)
Kembali ke Damaskus
dan melarikan diri
turun dari tembok kota
(Kisah 9:23-25)
Mengunjungi
Yerusalem setelah 3
tahun pertobatannya
(Galatia 1:18)
Berkhotbah di
daerah Syria
dan Sisilia
(Galatia 1:21)
Barnabas
membawa Paulus
ke Antiokhia
(Kisah 11:25-26)
Ia dikirim sebagai
misionaris bersama
Barnabas
(Kisah 13:1-3)
Kitab Kisah Para Rasul dan
Galatia menceritakan
perjalanan Paulus sejak
pertobatannya hingga
perjalanan misionaris
pertamanya.
9. “TUHAN selalu memberikan tugas kepada agen
manusia. Ini adalah kerjasama ilahi dan manusiawi.
Ada orang yang bekerja dalam ketaatan terhadap
cahaya ilahi yang diberikan kepadanya. Seandainya
Saulus berkata, TUHAN, aku sama sekali tidak mau
mengikuti petunjuk Engkau yang ditentukan untuk
mengerjakan keselamatanku sendiri, maka
seandainya TUHAN telah membiarkan sepuluh kali
cahaya menyinari Saul, hal itu tidak akan ada
gunanya.
Adalah tugas manusia untuk bekerja sama dengan
Ilahi. Dan hal ini adalah konflik yang paling keras
yang datang dengan tujuan dan waktu dari
ketetapan dan keputusan besar manusia untuk
mencondongkan kemauan dan jalan menuju
kehendak TUHAN dan jalan TUHAN, bergantung
pada pengaruh-pengaruh ramah yang menyertainya
sepanjang hidupnya. […] Mengikuti dan mematuhi
tuntunan Roh Kudus.”
E.G.W. (Mind, Character, and Personality, vol. 2, cp. 84, p. 757)