1. Dokumen tersebut membahas berbagai aliran sastra dan contoh karyanya, termasuk realisme, surrealisme, absurdisme, psikologisme, romantisme, ekspresionisme, melankolisme, ironisme, nihilisme, naturalisme, simbolisme, idealisme, heroisme, religiusisme, transendentalisme, komedialisme.
1. ALIRAN-ALIRAN SEJARAH SASTRA DAN CONTOH KARYANYA
REALISME
Aliran ini mengutamakan realitas kehidupan. Sastra realis merupakan kutub seberang
dari sastra imajis. Apa yang diungkapkan para pengarang realis adalah hal-hal yang nyata,
yang pernah terjadi, bukan imajinatif belaka. Biografi, otobiografi, true-story, album kisah
nyata, roman sejarah, bisa kita masukkan ke sini. Sastra realis juga berbeda dengan berita
surat kabar atau laporan kejadian, karena ia tidak semata-mata realistik. Sebagai karya sastra,
ia pun dihidupkan oleh pijar imajinasi dan plastis bahasa yang memikat.
Contoh:
Novel :
-“Fatimah“ karya Titie Said,
-“Rindu Ibu adalah Rinduku” karya Motinggo Boesye,
- “Bilik-bilik Muhammad” karya A.R.Baswedan, skenario
-“Arie Anggara“ karya Arswendo Atmowiloto,
SURREALISME
Aliran yang terlalu mengagungkan kebebasan kreatif dan berimajinasi sehingga hasil
yang dicapai menjadi antilogika dan antirealitas. Bisa jadi apa yang terungkap itu pada
mulanya berangkat dari kenyataan sekitar, tetapi karena desain imajinasinya itu sudah
demikian sarat, kuat dan jauh, ia terasa ekstrim dan radikal. Ada semacam keadaan trans
(hanyut/kesurupan) di sana, sesuatu yang tidak kita temukan dalam realisme maupun
naturalisme.Surrealisme lebih dekat terhadap absurdisme daripada terhadap realisme.
Contoh:
Sajak Rendra:
- “ Khotbah “
-“ Nyanyian Angsa “
- “ Mencari Bapa “,
2. cerpen-cerpen karya Danarto:
- “ Godlob “
-“ Kecubung Pengasihan “
- “ Rintrik “
ABSURDISME
Aliran dalam kesusastraan yang menonjolkan hal-hal yang di luar jalur logika, satu
kehidupan dan bentang peristiwa imajinatif, dari alam bawah sadar, suasan trans. Pengarang
aliran ini punya kesan mengada-ada, sengaja menyimpang dari konvensi kehidupan dan pola
penulisan, tetapi pada super starnya, nampak kuat kebaruan dan kesegaran kreativitas mereka,
bahkan kegeniusan mereka. Umumnya, mereka ini pernah pula sukses sebagai pengarang
konvensional, sebagaimana para pelukis abstrak yang sempat meroket dan malang melintang
di langit dunia mereka, bukan sunyi dari penciptaan lukisan-lukisan naturalis. Dramawan
kontemporer/absurd yang tersohor, misalnya Putu Wijaya, N. Riantiarno dan Arifin C. Noer,
juga punya seabrek karya konvensional.
Contoh:
karya-karya Iwan Simatupang di dasawarsa 60 an
a).Drama:
-“ Petang di Sebuah Taman “
-“ RT 0 RW 0 “
b).Cerpen:
-“ Tegak Lurus dengan Langit “
c).Novel:
-„‟Kering”
-“Merahnya Merah”
-“Ziarah”
-“Koooong”
karya-karya Putu Wijaya
a). Drama:
-“Anu”
3. -“Dag Dig Dug”
-“Aduh”
b). Puisi:
-“Telegram”
-“Sobat”
-“keok”
PSIKOLOGISME
Aliran yang mengutamakan pembahasan masalah kejiwaan dalam kaitannya dengan
berbagai peristiwa dalam cerita.
Contoh:
Novel:
- “ Belenggu” Armijn Pane
- “ Atheis “ Achdiat Kartamiharja
- “ Royan Revolusi “ dan “ Kemelut hidup “ Ramadhan K.H.
-“ Damai dalam Badai “ dan “ Cintaku Selalu Padamu “ Motenggo Boesye
-“ Bila Malam Bertambah Malam “ Putu Wijaya
novel-novel N.H. Dini, Titie Said, La Rose, Ike Supomo, Marga T., Ashadi Siregar,
Ahmad Tohari, bisa disebut sebagai novel psikologi.
ALIRAN ROMANTIK
Sastra romantik ditandai dengan ciri-ciri : keinginan untuk kembali ke tengah alam,
kembali kepada sifat-sifat yang asli, alam yang belum tersentuh dan terjamah tangan-tangan
manusia. Istilah ini juga mencakup ciri-ciri adanya : keterpencilan, kesedihan, kemurungan,
dan kegelisahan yang hebat. Romantisme, aliran yang mementingkan curahan perasaan yang
indah dan menggetarkan yang diungkapkan dalam estetika diksi dan gaya bahasa yang
mendayu-dayu membuai sukma.
Contoh :
puisi-puisi Amir Hamzah:
4. - “ Buah Rindu“
-“ Karena Kasihmu “
- “ Memuji Dikau “
- “ Mengawan “
- “ Do‟a “
Novel karya-karya Hamka:
- “ Tenggelamnya Kapal Van der Wijk “
- “ Di Bawah Lindungan Ka‟bah “
- “ Di dalam Lembah Kehidupan”
kumpulan sanjak:
- “ Nyanyian Ibadah “ nya Korrie Layun Rampan
- “ Romance Perjalanan “ Kirjomulyo
EKSPRESIONISME DAN IMPRESIONISME
M.H. Abrams menyatakan bahwa ekspresionisme adalah gerakan dalam sastra dan
seni di Jerman yang mencapai puncaknya pada periode 1910 – 1952. Para pelopornya
seniman dan pengarang yang dengan bermacam cara menyimpang dari penggambaran yang
realistik tentang kehidupan dan dunia. Mereka mengekspresikan pandangan seni mereka atau
emosi secara kuat. Ekspresionisme tidak pernah merupakan suatu gerakan yang dirancang
secara baik. Dapat dikatakan bahwa ciri utama ekspresionisme adalah pemberontakan
melawan tradisi realisme dalam bidang sastra dan seni, baik dalam hal pokok persoalannya
(subyect matter) maupun gayanya (style).
Contoh:
Novel :
*Merari Siregar:
-Azab dan Sengsara (1920)
-Binasa kerna Gadis Priangan (1931)
-Cinta dan Hawa Nafsu
5. *Marah Roesli
-Siti Nurbaya (1922)
-La Hami (1924)
-Anak dan Kemenakan (1956))
*Nur Sutan Iskandar:
-Apa Dayaku karena Aku Seorang Perempuan (1923)
-Cinta yang Membawa Maut (1926)
-Salah Pilih (1928)
-Karena Mentua (1932)
-Tuba Dibalas dengan Susu (1933)
-Hulubalang Raja (1934)
-Katak Hendak Menjadi Lembu (1935)
MELANKHOLISME
Aliran dengan karya-karya penuh warna muram, sendu, kehidupan yang getir dan
tragis, sarat ratapan dan rintihan. Kisah cinta klasik, drama-drama dalam film India, cerita-
cerita dengan tema kemiskinan, kemalangan hidup dan penderitaan termasuk melankholisme.
Contoh:
Novel:
-“ Di dalam Lembah Kehidupan “ Hamka
- “ Tenggelamnya Kapal Van der Wijk “ Hamka
- “ Di bawah Lindungan Ka‟bah “Hamka
Puisi:
- “ Buah Rindu “ Amir Hmzah
-“Nyanyian Sunyi” Amir Hmzah
Drama:
6. -“Ratna” Armyn Pane
-“Lukisan Masa” Armyn Pane
-Djinak-djinak Merpati” Armyn PanE
IRONISME
Aliran yang mementingkan nada mengejek, kadang terus terang, kadang melalui
sindiran-sindiran. Bisa juga, karya itu sebenarnya merupakan kritik tajam terhadap kondisi
sosial atau perilaku tokoh tertentu.
Contoh :
Novel:
- “ Melaut Benciku “ Amal Hamzah
- “ Kisah Sebuah Celana Pendek “ Idrus,
cerpen :
- “ Sumpah WTS “ Hamsad
- “ Catatan Harian Seorang Koruptor “ F. Rahardi
NIHILISME
Aliran yang mengekspos peristiwa atau pemikiran-pemikiran, bisa saja sampai tingkat
filsafat, tanpa landasan moral kemanusiaan, apalagi Keilahian. Cerita-cerita yang ateistik,
komunistik, sekuleristik, chauvinistik bisa dimasukkan ke dalam fiksi nihilis. Ada memang,
cerita yang menghadirkan paham-paham penafian Tuhan, pemasabodohan agama dan
penghalalan segala cara untuk mencapai tujuan, misalnya
Contoh:
Novel:
-“ Atheis “Achdiat Kartamihardja
NATURALISME
7. Aliran yang mementingkan pengungkapan secara terus-terang, tanpa mempedulikan
baik buruk dan akibat negatif. Pengarang naturalis dengan tenangnya menulis tentang skandal
para penguasa atau siapapun, dengan bahasa yang bebas dan tajam. Pornografi, karya mereka
jatuh menjadi picisan, bukan tabu bagi mereka. Biasanya, hal ini benar-benar mereka sadari,
bahkan mereka pun sempat membanggakan naturalisme ini sebagai gaya mereka.
Contoh:
Kumpulan sanjak F. Rahardi, “ Catatan Harian Sang Koruptor “ dan “ Sumpah WTS
“,
sanjak Rendra “ Bersatulah Pelacur-pelacur Kota Jakarta “, “ Rick dari Corona “, “
Sajak Gadis dan Majikan “,
SIMBOLISME
`Pengungkapan simbolis tidak secara harfiah, melainkan dengan simbol-simbol.
Sebuah simbol berarti sesuatu yang bermakna sesuatu yang lain. Bunga mawar sebagai
simbol dari kecantikan. Simbolisme merupakan aliran dalam sastra yang mencoba
mengungkapkan ide-ide dan emosi lebih dengan sugesti-sugesti daripada menggunakan
ekspresi langsung, melalui objek-objek, kata-kata dan bunyi. Aliran ini merupakan reaksi
terhadap realisme dan naturalisme yang hanya berpijak pada kenyataan semata. Sastra
simbolik banyak menggunakan simbol atau lambang dalam mengungkapkan pemikiran,
emosi, secara samar-samar dan misterius.
Contoh :
fabel :
-“Serial Kancil”
-“Hikayat Kalilah dan Daminah”
8. - “ Dengar Keluhan Pohon Mangga “, karya Maria Amin
-“ Musyawarah Burung “ karya Fariduddin Attar
sanjak:
-“ Kucing “ sanjak Sutardji Q.B
- “ Ikan-ikan Hiu, Ido, Homa “ karya Y.B. Mangunwijaya
- “Ular dan Kabut“Ayip Rosidi
puisi:
-“Sebuah Lok Hitam“Hartoyo Andangjaya
IDEALISME
Aliran dalam kesusastraan yang mengungkapkan hal-hal yang ideal, pengarangnya penuh
perasaan dan cita-cita. Mereka berpendapat, sastra punya peran untuk suatu perubahan sosial
ke arah yang positif. Sastra bertenden, sebutan untuk karya-karya pengarang idealis,
diharapkan mampu mengubah sikap hidup masyarakat atau pembaca dari yang kurang baik
menjadi baik, dari yang statis menjadi dinamis, dari yang malas menjadi rajin, dan
seterusnya.
Contoh :
Novel:
-“Habis Gelap Terbitlah Terang“ karya R.A. Kartini;
-“Layar Terkembang“ karya Sutan Takdir Alisjahbana
-“Kemarau“ karya A.A. Navis, cerpen “Kadis“ karya Muhammad Diponegoro.
Cerpen:
- “Sisifus” karya Muhammad Fudoli Zaini
9. HEROISME
Aliran yang mencuatkan nilai-nilai kepahlawanan, kecintaan terhadap tanah air dan figur
teladan bangsa, serta semangat membela tanah air.
Contoh:
Novel:
-“Bende Mataram“ karya Muhammad Yamin,
Puisi:
-“Diponegoro“ karya Chairil Anwar,
-“Tanah Tumpah Darah“ karya Sitor Situmorang,
Cerpen:
- “Di Medan Perang“Trisno Yuwono
- “Laki-laki dan Mesiu“Trisno Yuwono
RELIGIUSISME
Religiusme, aliran yang mementingkan nilai-nilai keagamaan atau renungan tentang Tuhan
dan manusia di hadapan-Nya. Sastra religius dimiliki oleh setiap agama, juga oleh sastrawan
yang punya penghayatan personal terhadap Tuhan.
Contoh :
Novel :
-“Gitanyali“ karya Rabindranath Tagore
- “Rindu Dendam“ karya Y.E. Tatengkeng,
“Kata Hati“ karya Samadi,
sanjak Rendra dalam:
- “Sajak-sajak Sepatu Tua“
- “Balai-balai“
- “Sajadah Panjang”
10. TRANSENDENTALISME
Aliran yang mengetengahkan nilai-nilai transendental, renungan-renungan hidup yang
mendalam, yang metafisis (di atas hal-hal yang fisik/nampak). Kalau sastra sufi merupakan
katarsisme, maka sastra aliran ini kebanyakan bersifat kontemplatif.
Contoh :
Sanjak-sanjak Afrizal Malna dalam:
- “Abad yang Berlari”
-“Isyarat“
cerpen-cerpen Danarto dan Hamid Jabba
KOMEDIALISME
Penuh suasana ceria, kocak, menganggap hidup penuh optimisme dan rasa humor, berbeda
dengan determinisme dan melankolisme yang pessimistis. Tetapi ia tidak identik dengan
lawak.
Contoh :
Drama:
- “Tuan Kondektur”
- “Pinangan“
- “Orang-orang Kasar“ karya Anton Chekov,
-“Kejarlah Daku kau Kutangkap“ karya Asrul Sani,
Novel:
- “Dari Hari ke Hari“ karya Mahbub Junaidi
- “Arjuna Mencari Cinta“
-“Yudhistira Duda“ oleh Yudhistira Ardi Noegraha