SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 22
PENGERTIAN LOGIKA dan
     SILOGISME
PENGERTIAN LOGIKA
 Istilah logika berasal dari kata “logos”
  (bahasa Yunani) yang berarti kata
  atau pikiran yang benar ( Bakry, 1981
  : 18).
 Dalam Kamus Filsafat, logika yang
  dalam bahasa Inggris “logic”. Latin
  “logica”, Yunani “logike” atau “logikos”
  berarti apa yang dapat dimengerti
  atau akal budi yang berfungsi baik,
  teratur, dan sistematis (Bagus, 1996:
  519).
 Dalam arti luas logika adalah sebuah
  metode dan prinsip-prinsip yang dapat
  memisahkan secara tegas antara
  penalaran     yang   benar    dengan
  penalaran yang salah (Kusumah,
  1986 : 2 ).
 Logika     sebagai cabang filsafat
  membicarakan aturan-aturan berpikir
  agar dapat mengambil kesimpulan
  yang benar. Menurut Louis O. Kattsoff
  (1986:71)
 Logika mempunyai tujuan untuk
  memperjelas isi suatu istilah.
 Fungsi logika diantaranya adalah
  untuk membedakan satu ilmu dengan
  yang lainnya jika objeknya sama dan
  menjadi dasar ilmu pada umumnya
  dan    falsafah    pada      khususnya
  (Kasmadi, dkk. 1990 : 45).
Dasar – Dasar Logika
 Konsep bentuk logis adalah inti dari
  logika.
 Konsep         itu         menyatakan
  bahwa kesahihan (validitas) sebuah
  argumen ditentukan oleh bentuk
  logisnya, bukan oleh isinya.
 Ini menununjukkan logika menjadi alat
  untuk menganalisis argumen, yakni
  hubungan antara kesimpulan dan
  bukti atau bukti-bukti yang diberikan
   Dasar – dasar logika terbagi dua, yaitu
    :
    ◦ Penalaran Induktif - logika induktif :
      penalaran    yang      berangkat     dari
      serangkaian fakta-fakta khusus untuk
      mencapai kesimpulan umum.
      Penalaran secara induktif dimulai dengan
      mengemukakan pernyataan-pernyataan
      yang mempunyai ruang lingkup yang
      khas dan terbatas dalam menyusun
      argumentasi   yang     diakhiri   dengan
      pernyataan yang bersifat umum.
Contoh :
 a)   Setiap mamalia punya sebuah
      jantung
 b)   Semua kuda adalah mamalia
      ∴ Setiap kuda punya sebuah
      jantung
◦ Penalaran Deduktif - logika deduktif :
  penalaran    yang    membangun       atau
  mengevaluasi argumen deduktif.
  Dinyatakan deduktif jika kebenaran dari
  kesimpulan ditarik atau merupakan
  konsekuensi logis dari premis-premisnya.
  Sebuah argumen deduktif dinyatakan
  valid jika dan hanya jika kesimpulannya
  merupakan konsekuensi logis dari
  premis-premisnya.
Penalaran deduktif adalah kegiatan
 berpikir yang merupakan kebalikan dari
 penalaran induktif.
Contoh :
 a) Kuda Sumba punya sebuah jantung
 b) Kuda Australia punya sebuah jantung
 c) Kuda Amerika punya sebuah jantung
 d) Kuda Inggris punya sebuah jantung
  ∴ Setiap kuda punya sebuah
jantung
Deduktif                      Induktif

                            Jika premis benar,
Jika semua premis benar
                            kesimpulan mungkin benar,
maka kesimpulan pasti benar
                            tapi tak pasti benar.


Semua informasi atau fakta Kesimpulan             memuat
pada kesimpulan sudah ada, informasi yang tak ada,
sekurangnya secara implisit, bahkan secara implisit, dalam
dalam premis.                premis.
SILOGISME
 Silogisme adalah suatu proses
  penarikan kesimpulan secara deduktif.
 Silogisme adalah proses logis yang
  terdiri dari tiga proposisi.
 Dua proposisi pertama merupakan
  premis-premis        atau    titik tolak
  penyimpulan silogistis. Sedangkan
  proposisi         ketiga      merupakan
  kesimpulan yang ditarik dari kedua
  proposisi pertama.
   Silogisme terbagi menjadi tiga, yaitu :
    ◦ Silogisme Katagorik,
    ◦ Silogisme Hipotetik , dan
    ◦ Silogisme Disyungtif.
a). Silogisme Katagorik
   Silogisme Katagorik : Silogisme
    yang semua proposisinya merupakan
    katagorik.
    Contoh :
a). Semua Tanaman membutuhkan air
  (premis mayor)
b). Akasia adalah Tanaman (premis minor)
  ∴ Akasia membutuhkan air (konklusi)
b). Silogisme Hipotetik
 Silogisme Hipotetik : argumen yang
  premis mayornya berupa proposisi
  hipotetik, sedangkan premis minornya
  adalah proposisi katagorik.
 Ada 4 (empat) macam tipe silogisme
  hipotetik:
  ◦ Silogisme     hipotetik   yang premis
    minornya         mengakui       bagian
    antecedent.
    Contoh : Jika hujan, saya naik becak.
           Sekarang hujan.
           Jadi, saya naik becak.
◦ Silogisme hipotetik yang premis minornya
  mengakui bagian konsekuennya.
Contoh : Bila hujan, bumi akan basah.
           Sekarang bumi telah basah.
           Jadi, hujan telah turun.
- Silogisme hipotetik yang premis minornya
  mengingkari antecedent.
Contoh : Jika politik pemerintah dilaksanakan
  dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul.
  Politik pemerintahan tidak dilaksanakan
  dengan paksa,
  Jadi kegelisahan tidak akan timbul.
◦ Silogisme hipotetik yang premis minornya
  mengingkari bagian konsekuennya.
Contoh :
  Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak
  penguasa akan gelisah Pihak penguasa tidak
  gelisah.
  Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.
c). Silogisme Disyungtif
 Silogisme Disyungtif : silogisme
  yang premis mayornya keputusan
  disyungtif,    sedangkan      premis
  minornya kategorik yang mengakui
  atau mengingkari salah satu alternatif
  yang disebut oleh premis mayor.
 Seperti silogisme hipotetik, istilah
  premis mayor dan premis minor
  adalah secara analog bukan yang
  semestinya.
Contoh :
Hasan di rumah atau di pasar
Ternyata tidak di rumah.
Jadi di pasar.
KESIMPULAN
 Dalam arti luas logika adalah sebuah
  metode dan prinsip-prinsip yang dapat
  memisahkan      secara      tegas  antara
  penalaran yang benar dengan penalaran
  yang salah.
 Logika     mempunyai        tujuan  untuk
  memperjelas isi suatu istilah.
 Fungsi logika diantaranya adalah untuk
  membedakan satu ilmu dengan yang
  lainnya jika objeknya sama dan menjadi
  dasar ilmu pada umumnya dan falsafah
 Dasar – dasar logika terbagi menjadi dua,
  yaitu penalaran induktif dan penalaran
  deduktif.
 Silogisme adalah suatu proses penarikan
  kesimpulan secara deduktif.
 Silogisme terbagi menjadi tiga, yaitu
  Silogisme Katagorik, Silogisme Hipotetik ,
  dan Silogisme Disyungtif.
   Silogisme hipotetik      terbagi     menjadi
    empat, yaitu :
    ◦ silogisme hipotetik yang premis    minornya
      mengakui bagian antecedent.
    ◦ Silogisme hipotetik yang premis    minornya
      mengakui bagian konsekuennya.
    ◦ Silogisme hipotetik yang premis    minornya
      mengingkari antecedent.
    ◦ Silogisme hipotetik yang premis    minornya
      mengingkari bagian konsekuennya.
Referensi
 http://www.gudangmateri.com/2011/06/ma
  cam-silogisme-dalam-logika.html
 http://id.wikipedia.org/wiki/Logika
 Suriasumantri, Jujun S. 1996. Filsafat
  Ilmu. Sebuah Pengantar Populer. Jakarta :
  Pustaka Sinar Harapan.
 Baktiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta
  : Raja Grafindo Persada.
 Surajio. 2009. Filafat ilmu dan
  perkembangannya di indonesia. Jakarta :
  Bumi Aksara.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Dasar Logika tentang Proposisi2
Dasar Logika tentang Proposisi2Dasar Logika tentang Proposisi2
Dasar Logika tentang Proposisi2Pet-pet
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianAfra Balqis
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiHosyatul Aliyah
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...YuliaKartika6
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifStevany Sinaga
 
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISI
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISIPENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISI
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISIsyoretta
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologiM fazrul
 
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaPengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaSiti Hardiyanti
 
Filsafat dan ilmu
Filsafat dan  ilmuFilsafat dan  ilmu
Filsafat dan ilmuifa lutfita
 
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemMakalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemZainal Abidin
 
Teori Dialektika Relasional
Teori Dialektika RelasionalTeori Dialektika Relasional
Teori Dialektika Relasionalmankoma2013
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanElla Feby
 
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirismePpt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirismezukhrufi17
 

La actualidad más candente (20)

Dasar Logika tentang Proposisi2
Dasar Logika tentang Proposisi2Dasar Logika tentang Proposisi2
Dasar Logika tentang Proposisi2
 
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadianPsikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
Psikoanalisis sigmund freud-psikologi kepribadian
 
Filsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : OntologiFilsafat Ilmu : Ontologi
Filsafat Ilmu : Ontologi
 
Tehnik tehnik eduksi
Tehnik tehnik eduksiTehnik tehnik eduksi
Tehnik tehnik eduksi
 
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
Tanya Jawab Materi Pengantar Filsafat Ilmu Dari Sudut Pandang Ontologi, Epist...
 
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitifContoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
Contoh dari operant conditioning, classical conditioning, dan belajar kognitif
 
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISI
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISIPENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISI
PENGERTIAN, DEFINISI, DAN PENYUSUNAN DEFINISI
 
epistemologi
epistemologiepistemologi
epistemologi
 
(13) kesalahan berpikir
(13) kesalahan berpikir(13) kesalahan berpikir
(13) kesalahan berpikir
 
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat LogikaPengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
Pengertian, Objek, Macam, Manfaat Logika
 
Filsafat dan ilmu
Filsafat dan  ilmuFilsafat dan  ilmu
Filsafat dan ilmu
 
Silogisme kategoris (9)
Silogisme kategoris (9)Silogisme kategoris (9)
Silogisme kategoris (9)
 
Dasar dasar penelitian
Dasar dasar penelitianDasar dasar penelitian
Dasar dasar penelitian
 
Isi tugas logika
Isi tugas logikaIsi tugas logika
Isi tugas logika
 
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistemMakalah pancasila sebagai suatu sistem
Makalah pancasila sebagai suatu sistem
 
Teori Dialektika Relasional
Teori Dialektika RelasionalTeori Dialektika Relasional
Teori Dialektika Relasional
 
Ppt penalaran
Ppt penalaranPpt penalaran
Ppt penalaran
 
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraanPancasila sebagai konteks ketatanegaraan
Pancasila sebagai konteks ketatanegaraan
 
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirismePpt filsafat rasionalisme vs empirisme
Ppt filsafat rasionalisme vs empirisme
 
filsafat ilmu logika
 filsafat ilmu  logika  filsafat ilmu  logika
filsafat ilmu logika
 

Similar a LOGIKA DAN SILOGISME

Jawaban filsafat
Jawaban filsafatJawaban filsafat
Jawaban filsafatRz Rachman
 
Macam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran DeduktifMacam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran DeduktifSiti Hardiyanti
 
Alvian mitha s
Alvian mitha sAlvian mitha s
Alvian mitha staufiq99
 
5. ARGUMENTASI HUKUM_Logika Hkm Br.pptx
5. ARGUMENTASI HUKUM_Logika Hkm Br.pptx5. ARGUMENTASI HUKUM_Logika Hkm Br.pptx
5. ARGUMENTASI HUKUM_Logika Hkm Br.pptxpieterpattiasina2
 
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaranLogika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaranastrianto
 
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKAPengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKARezhaMiftahulHuda
 
PENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIFPENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIFsyoretta
 
Rangkuman bab penalaran MK Bahasa Indonesia
Rangkuman bab penalaran MK Bahasa IndonesiaRangkuman bab penalaran MK Bahasa Indonesia
Rangkuman bab penalaran MK Bahasa Indonesiafitriiprit
 
Rangkuman (Metode Penelitian)
Rangkuman (Metode Penelitian) Rangkuman (Metode Penelitian)
Rangkuman (Metode Penelitian) Awang Ramadhani
 
Psikognitif Pembentukan Konsep dan reasoning).pptx
Psikognitif Pembentukan Konsep dan reasoning).pptxPsikognitif Pembentukan Konsep dan reasoning).pptx
Psikognitif Pembentukan Konsep dan reasoning).pptxwindafebriyantianwar
 
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA PAK MASRUL.pptx
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA PAK MASRUL.pptxFILSAFAT ILMU DAN LOGIKA PAK MASRUL.pptx
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA PAK MASRUL.pptxYulia Fatma Nasution
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Mentari Nita
 

Similar a LOGIKA DAN SILOGISME (20)

Penalaran deduktif 27/12/13
Penalaran deduktif 27/12/13Penalaran deduktif 27/12/13
Penalaran deduktif 27/12/13
 
FILSAFAT 1.docx
FILSAFAT 1.docxFILSAFAT 1.docx
FILSAFAT 1.docx
 
Jawaban filsafat
Jawaban filsafatJawaban filsafat
Jawaban filsafat
 
Macam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran DeduktifMacam-macam Penalaran Deduktif
Macam-macam Penalaran Deduktif
 
Alvian mitha s
Alvian mitha sAlvian mitha s
Alvian mitha s
 
Penalaran Deduktif
Penalaran DeduktifPenalaran Deduktif
Penalaran Deduktif
 
5. ARGUMENTASI HUKUM_Logika Hkm Br.pptx
5. ARGUMENTASI HUKUM_Logika Hkm Br.pptx5. ARGUMENTASI HUKUM_Logika Hkm Br.pptx
5. ARGUMENTASI HUKUM_Logika Hkm Br.pptx
 
Logika6
Logika6Logika6
Logika6
 
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaranLogika deduktif, induktif dan kebanaran
Logika deduktif, induktif dan kebanaran
 
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKAPengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
Pengantar ilmu filsafat kel 6 LOGIKA
 
Makalah logika
Makalah logikaMakalah logika
Makalah logika
 
Dwi n
Dwi nDwi n
Dwi n
 
PENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIFPENALARAN DEDUKTIF
PENALARAN DEDUKTIF
 
Silogisme
Silogisme Silogisme
Silogisme
 
Rangkuman bab penalaran MK Bahasa Indonesia
Rangkuman bab penalaran MK Bahasa IndonesiaRangkuman bab penalaran MK Bahasa Indonesia
Rangkuman bab penalaran MK Bahasa Indonesia
 
Rangkuman (Metode Penelitian)
Rangkuman (Metode Penelitian) Rangkuman (Metode Penelitian)
Rangkuman (Metode Penelitian)
 
Filsafat Iptek
Filsafat IptekFilsafat Iptek
Filsafat Iptek
 
Psikognitif Pembentukan Konsep dan reasoning).pptx
Psikognitif Pembentukan Konsep dan reasoning).pptxPsikognitif Pembentukan Konsep dan reasoning).pptx
Psikognitif Pembentukan Konsep dan reasoning).pptx
 
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA PAK MASRUL.pptx
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA PAK MASRUL.pptxFILSAFAT ILMU DAN LOGIKA PAK MASRUL.pptx
FILSAFAT ILMU DAN LOGIKA PAK MASRUL.pptx
 
Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif Penalaran induktif dan deduktif
Penalaran induktif dan deduktif
 

Más de Desi Mustopa

Pt nippon indosari corpindo tbk
Pt nippon indosari corpindo tbkPt nippon indosari corpindo tbk
Pt nippon indosari corpindo tbkDesi Mustopa
 
Pengantar manajemen dan bisnis
Pengantar manajemen dan bisnisPengantar manajemen dan bisnis
Pengantar manajemen dan bisnisDesi Mustopa
 
Management keuangan
Management keuanganManagement keuangan
Management keuanganDesi Mustopa
 

Más de Desi Mustopa (6)

Pt nippon indosari corpindo tbk
Pt nippon indosari corpindo tbkPt nippon indosari corpindo tbk
Pt nippon indosari corpindo tbk
 
Pengantar manajemen dan bisnis
Pengantar manajemen dan bisnisPengantar manajemen dan bisnis
Pengantar manajemen dan bisnis
 
Fashion
FashionFashion
Fashion
 
Management keuangan
Management keuanganManagement keuangan
Management keuangan
 
Daur ulang kertas
Daur ulang kertasDaur ulang kertas
Daur ulang kertas
 
Daur ulang kertas
Daur ulang kertasDaur ulang kertas
Daur ulang kertas
 

Último

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikThomasAntonWibowo
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptxHR MUSLIM
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarankeicapmaniez
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAAndiCoc
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatanssuser963292
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 

Último (20)

CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolikDasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
Dasar-Dasar Sakramen dalam gereja katolik
 
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ikabab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
bab 6 ancaman terhadap negara dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptxcontoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan  .pptx
contoh penulisan nomor skl pada surat kelulusan .pptx
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajarantugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
tugas karya ilmiah 1 universitas terbuka pembelajaran
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKAMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi SelatanSosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
Sosialisasi PPDB SulSel tahun 2024 di Sulawesi Selatan
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 

LOGIKA DAN SILOGISME

  • 2. PENGERTIAN LOGIKA  Istilah logika berasal dari kata “logos” (bahasa Yunani) yang berarti kata atau pikiran yang benar ( Bakry, 1981 : 18).  Dalam Kamus Filsafat, logika yang dalam bahasa Inggris “logic”. Latin “logica”, Yunani “logike” atau “logikos” berarti apa yang dapat dimengerti atau akal budi yang berfungsi baik, teratur, dan sistematis (Bagus, 1996: 519).
  • 3.  Dalam arti luas logika adalah sebuah metode dan prinsip-prinsip yang dapat memisahkan secara tegas antara penalaran yang benar dengan penalaran yang salah (Kusumah, 1986 : 2 ).  Logika sebagai cabang filsafat membicarakan aturan-aturan berpikir agar dapat mengambil kesimpulan yang benar. Menurut Louis O. Kattsoff (1986:71)
  • 4.  Logika mempunyai tujuan untuk memperjelas isi suatu istilah.  Fungsi logika diantaranya adalah untuk membedakan satu ilmu dengan yang lainnya jika objeknya sama dan menjadi dasar ilmu pada umumnya dan falsafah pada khususnya (Kasmadi, dkk. 1990 : 45).
  • 5. Dasar – Dasar Logika  Konsep bentuk logis adalah inti dari logika.  Konsep itu menyatakan bahwa kesahihan (validitas) sebuah argumen ditentukan oleh bentuk logisnya, bukan oleh isinya.  Ini menununjukkan logika menjadi alat untuk menganalisis argumen, yakni hubungan antara kesimpulan dan bukti atau bukti-bukti yang diberikan
  • 6. Dasar – dasar logika terbagi dua, yaitu : ◦ Penalaran Induktif - logika induktif : penalaran yang berangkat dari serangkaian fakta-fakta khusus untuk mencapai kesimpulan umum. Penalaran secara induktif dimulai dengan mengemukakan pernyataan-pernyataan yang mempunyai ruang lingkup yang khas dan terbatas dalam menyusun argumentasi yang diakhiri dengan pernyataan yang bersifat umum.
  • 7. Contoh : a) Setiap mamalia punya sebuah jantung b) Semua kuda adalah mamalia ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung
  • 8. ◦ Penalaran Deduktif - logika deduktif : penalaran yang membangun atau mengevaluasi argumen deduktif. Dinyatakan deduktif jika kebenaran dari kesimpulan ditarik atau merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya. Sebuah argumen deduktif dinyatakan valid jika dan hanya jika kesimpulannya merupakan konsekuensi logis dari premis-premisnya.
  • 9. Penalaran deduktif adalah kegiatan berpikir yang merupakan kebalikan dari penalaran induktif. Contoh : a) Kuda Sumba punya sebuah jantung b) Kuda Australia punya sebuah jantung c) Kuda Amerika punya sebuah jantung d) Kuda Inggris punya sebuah jantung ∴ Setiap kuda punya sebuah jantung
  • 10. Deduktif Induktif Jika premis benar, Jika semua premis benar kesimpulan mungkin benar, maka kesimpulan pasti benar tapi tak pasti benar. Semua informasi atau fakta Kesimpulan memuat pada kesimpulan sudah ada, informasi yang tak ada, sekurangnya secara implisit, bahkan secara implisit, dalam dalam premis. premis.
  • 11. SILOGISME  Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif.  Silogisme adalah proses logis yang terdiri dari tiga proposisi.  Dua proposisi pertama merupakan premis-premis atau titik tolak penyimpulan silogistis. Sedangkan proposisi ketiga merupakan kesimpulan yang ditarik dari kedua proposisi pertama.
  • 12. Silogisme terbagi menjadi tiga, yaitu : ◦ Silogisme Katagorik, ◦ Silogisme Hipotetik , dan ◦ Silogisme Disyungtif.
  • 13. a). Silogisme Katagorik  Silogisme Katagorik : Silogisme yang semua proposisinya merupakan katagorik. Contoh : a). Semua Tanaman membutuhkan air (premis mayor) b). Akasia adalah Tanaman (premis minor) ∴ Akasia membutuhkan air (konklusi)
  • 14. b). Silogisme Hipotetik  Silogisme Hipotetik : argumen yang premis mayornya berupa proposisi hipotetik, sedangkan premis minornya adalah proposisi katagorik.  Ada 4 (empat) macam tipe silogisme hipotetik: ◦ Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent. Contoh : Jika hujan, saya naik becak. Sekarang hujan. Jadi, saya naik becak.
  • 15. ◦ Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya. Contoh : Bila hujan, bumi akan basah. Sekarang bumi telah basah. Jadi, hujan telah turun. - Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent. Contoh : Jika politik pemerintah dilaksanakan dengan paksa, maka kegelisahan akan timbul. Politik pemerintahan tidak dilaksanakan dengan paksa, Jadi kegelisahan tidak akan timbul.
  • 16. ◦ Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya. Contoh : Bila mahasiswa turun ke jalanan, pihak penguasa akan gelisah Pihak penguasa tidak gelisah. Jadi mahasiswa tidak turun ke jalanan.
  • 17. c). Silogisme Disyungtif  Silogisme Disyungtif : silogisme yang premis mayornya keputusan disyungtif, sedangkan premis minornya kategorik yang mengakui atau mengingkari salah satu alternatif yang disebut oleh premis mayor.  Seperti silogisme hipotetik, istilah premis mayor dan premis minor adalah secara analog bukan yang semestinya.
  • 18. Contoh : Hasan di rumah atau di pasar Ternyata tidak di rumah. Jadi di pasar.
  • 19. KESIMPULAN  Dalam arti luas logika adalah sebuah metode dan prinsip-prinsip yang dapat memisahkan secara tegas antara penalaran yang benar dengan penalaran yang salah.  Logika mempunyai tujuan untuk memperjelas isi suatu istilah.  Fungsi logika diantaranya adalah untuk membedakan satu ilmu dengan yang lainnya jika objeknya sama dan menjadi dasar ilmu pada umumnya dan falsafah
  • 20.  Dasar – dasar logika terbagi menjadi dua, yaitu penalaran induktif dan penalaran deduktif.  Silogisme adalah suatu proses penarikan kesimpulan secara deduktif.  Silogisme terbagi menjadi tiga, yaitu Silogisme Katagorik, Silogisme Hipotetik , dan Silogisme Disyungtif.
  • 21. Silogisme hipotetik terbagi menjadi empat, yaitu : ◦ silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian antecedent. ◦ Silogisme hipotetik yang premis minornya mengakui bagian konsekuennya. ◦ Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari antecedent. ◦ Silogisme hipotetik yang premis minornya mengingkari bagian konsekuennya.
  • 22. Referensi  http://www.gudangmateri.com/2011/06/ma cam-silogisme-dalam-logika.html  http://id.wikipedia.org/wiki/Logika  Suriasumantri, Jujun S. 1996. Filsafat Ilmu. Sebuah Pengantar Populer. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.  Baktiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu. Jakarta : Raja Grafindo Persada.  Surajio. 2009. Filafat ilmu dan perkembangannya di indonesia. Jakarta : Bumi Aksara.