SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 28
SOSIOLOGI 
Konsekuensi Stratifikasi sosial
A. PENYEBAB STRATIFIKASI SOSIAL 
• Perbedaan tingkat pendidikan, kekayaan, status atau 
perbedaan kelas sosial tidak cuma mempengaruhi 
perbedaan dalam hal gaya hidup atau tindakan, tetapi 
seperti ditulis Horton dan Hunt (1987)– juga 
menimbulkan sejumlah perbedaan dalam berbagai 
aspek kehidupan manusia, seperti peluang hidup dan 
kesehatan, peluang bekerja dan berusaha, respons 
terhadap perubahan, pola sosialisasi dalam keluarga, 
dan perilaku politik sebagai konsekuensi dari 
stratifikasi sosial.
B. DAMPAK POSITIF STRATIFIKASI 
SOSIAL 
Adapun dampak postif dari stratifikasi ini adalah : 
• Adanya kemauan dari setiap individu di dalam masyarakt untuk bersaing untuk 
berpindah kasta, sehingga mendorong setiap individu untuk berprestasi, bekerja 
keras. 
• Meningkatnya pemerataan pembangunan setiap daerah, baik atas usulan 
masyarakata di wilayah tersebut atau pemerintah guna menghilangakan 
kesenjangan sosial.
C. DAMPAK NEGATIF STRATIFIKASI 
SOSIAL 
• Konflik Antar Kelas 
Dalam masyarakat terdapat lapisan sosial karena ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan 
pendidikan. Kelompok dalam lapisan sosial tadi disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan 
kepentingan antar kelas sosial maka akan muncul konflik antarkelas. Contohnya demonstrasi 
buruh yang menuntut kenaikan upah. 
• Konflik Antar Kelompok Sosial 
Masyarakat yang beranekaragam dan majemuk menajadikan timbulnya kelompok sosial. 
Diantaranya kelompok sosial berdasarkan ideology, profesi, agama, suku dan ras. Akibatnya 
akan muncul usaha untuk menguasai kelompok lain dengan pemakasaan dan akibatnya 
muncullah konflik. Contohnya, tawuran pelajar, konflik antar suku. 
• Konflik Antar Generasi 
Konflik ini terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai, kondisi atau adat lama 
dengan generasi muda yang ingin mengadakan perubahan. Contohnya sistem musayawarh 
yang mulai luntur, sopan santun yang sudah berkurang.
D. KONSEKUENSI STRATIFIKASI SOSIAL DARI 
BERBAGAI BIDANG 
1.Gaya hidup 
(life style) yang ditampilkan antara kelas sosial satu dengan kelas sosial yang lain dalam banyak 
hal tidaklah sama, bahkan ada kecenderungan masing-masing kelas mencoba 
mengembangkan gaya hidup ekslusif untuk membedakan dirinya dengan kelas sosial yang 
lain. Berbeda dengan kelas sosial rendah yang umumnya bersikap konservatif di bidang agama, 
moralitas, selera pakaian, selera makanan, cara baru perawatan kesehatan, cara mendidik anak, 
dan hal-hal lainya, gaya hidup dan penampilan kelas sosial menengah dan atas umumnya lebih 
atraktif dan eksklusif (Dickson, 1968). Mulai dari tutur kata, cara berpakaian, pilihan hiburan, 
pemanfaatan waktu luang, pola berlibur, dan sebagainya, antar kelas yang satu dengan yang 
lainnya umumnya tidak sama. Gaya hidup lain yang tidak sama antara kelas sosial satu dengan 
lainnya adalah dalam hal berpakaian. Atribut-atribut yang sifatnya massal dan dianggap 
berselera rendahan –pakaian kodian, misalnya– biasanya selalu dihindari oleh orang-orang 
yang secara ekonomi mapan atau berada. Bagi mereka, atribut yang dikenakan adalah simbol 
status yang mencerminkan dan membedakan statusnya dari kelas sosial lain yang lebih rendah.
Sebagai orang kelas sosial bawah, memang terkadang mereka mencoba meniru-niru atribut yang 
dikenakan sebagai gaya hidup kelas di atasnya. Dalam pemilihan pakaian, sepatu, atau jam 
tangan, misalnya, banyak orang-orang dari kelas rendah mencoba menirunya dengan cara 
membeli barang-barang tiruan yang biasa dikenakan kelas menengah ke atas. Salah satu ciri dari 
kelas sosial bawah adalah mereka acapkali mengapresiasi dan sejauh mungkin ingin tampil 
seperti kelas sosial di atasnya. Jika orang-orang dari kelas atas memakai kaos merek Hammer 
atau sepatu merek Nike, maka orang-orang dari kelas bawah akan memakai dengan merek yang 
sama tetapi tiruan. Demikian ketika orang-orang dari kelas atas memakai tas merk Braun Buffel, 
Etienne Eigner, dan sejenisnya, maka sebagian orang-orang dari kelas bawah akan menirunya 
dengan membeli tas “tembakan” buatan Korea atau China. Bagi orang-0rang yang belum 
berpengalaman dan dipandang sepintas kilas mereknya akan terlihat sama. Selera kalangan 
bawah yang umumnya lebih menyukai pakaian denngan warna-warna mencolok dalam banyak 
hal juga semakin mengukuhkan adanya perbedaan penampilan mereka dengan kelas di atasnya.
PERBANDINGAN SEPATU CONVERSE
2. Peluang Hidup dan Kesehatan 
Berbagai kajian yang dilakukan ahli sosiologi dan kependudukan telah banyak menemukan 
kaitan antara stratifikasi sosial dengan peluang hidup dan derajat kesehatan keluarga. Studi 
yang dilakukan oleh Robert Chambers (1987), misalnya, menemukan bahwa di lingkungan 
keluarga miskin, tidak berpendidikan, dan rentan, mereka umumnya lemah jasmani dan mudah 
terserang penyakit. Sementara itu, studi yang dilakukan oleh Brooks (1975) menemukan bahwa 
kecenderungan terjadinya kematian bayi ternyata dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya kelas 
sosial orangtua. Semakin tinggi kelas sosial orangtua, semakin kecil kemungkinan terjadinya 
kematian bayi. Di kalangan kaum ibu yang kurang berpendidikan, terjadinya kematian bayi 
relatif lebih tinggi karena tinggi-rendahnya tingkat pendidikan ibu erat kaitannya dengan 
tingkat pengertiannya terhadap perawatan kesehatan, hygiene, perlunya pemeriksaan kehamilan 
dan pasca persalinan, serta kesadarannya terhadap kesehatan anak-anak dan keluarganya 
(Utomo, 1985). seperti yang diungkapkan oleh Weber, bahwa semakin tinggi posisi seseorang 
atau kelompok dalam struktur sosial peluang hidupnya akan semakin baik.
PERBANDINGAN HARAPAN HIDUP 
60% 
40% 
Kelas Atas atau menengah Kelas Bawah
3. Respon terhadap perubahan. 
Berbeda dengan orang-orang yang datang dari kelas sosial atas, orang-orang dari kelas sosial 
bawah merupakan kelompok yang paling terlambat menerapkan kecenderungan-kecenderungan 
baru, khususnya dalam hal cara mengambil keputusan. Memang, setiap kali terjadi perubahan, 
tentu membutuhkan proses adaptasi, dan bahkan respons yang tepat dari warga masyarakat. 
Orang-orang dari kelas sisial bawah umumnya ragu-ragu untuk menerima pemikiran dan cara-cara 
baru serta curiga terhadap para pembaharu (pencipta hal-hal baru). Studi yang dilakukan 
oleh IB Wirawan (1972) mengenai perilaku ber-KB masyarakat desa menunjukkan bahwa KB 
mandiri lebih banyak dilakukan oleh orang-orang dari kelas sosial atas daripada bawah. Ragu 
dan curiga terhadap hal baru barangkali merupakan ciri yang relatif tetap pada kelas bawah
AKIBAT DARI KETERLAMBATAN 
RESPONS
• Terbatasnya pendidikan, kebiasaan membaca, dan pergaulan mengakibatkan kebanyakan 
orang-orang dari kelas sosial bawah itu tidak mampu mengetahui latar belakang pemikiran 
yang mendasari berbagai program perubahan yang ditawarkan (Horton dan Hunt, 1987). 
• Kelas sosial atas -di mana sebagian besar berpendidikan relatif memadai– cenderung lebih 
responsif terhadap ide-ide baru, sehingga acapkali mereka lebih sering bisa memetik manfaat 
dengan cepat atas program-program baru atau inovasi-inovasi yang diketahuinya. 
• James Scout menyatakan bahwa salah satu ciri masyarakat desa miskin di Asia Tenggara adalah 
keengganan untuk menempuh resiko atau lebih dikenal dengan istilah prinsip safety first 
(dahulukan selamat). Petani-petani kecil yang merasa lebih baik menunggu daripada segera 
merespon perubahan atau tawaran program baru, karena bagi mereka kelangsungan hidup 
lebih penting daripada melakukan langkah-langkah terobosan yang menurut mereka belum 
tentu jelas hasilnya.
4. Peluang bekerja dan berusaha. 
• Peluang bekerja dan berusaha antara kelas sosial rendah dengan kelas sosial di atasnya umumnya jauh 
berbeda. Dengan koneksi, kekuasaan, tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan uang yang dimiliki, 
kelas sosial atas relatif lebih mudah membuka usaha atau mencari pekerjaan yang sesuai dengan 
minatnya. Seseorang yang sejak kecil telah disertakan dalam kursus Bahasa Iggris oleh orangtuanya 
yang kaya, tentu kemungkinan mereka bersekolah di luar negeri lebih terbuka. Dengan menyandang 
gelar MBA atau MA dari luar negeri, jelas kesempatan mereka untuk bekerja di perusahaan besar lebih 
besar. 
• Sementara itu, untuk kelas sosial rendah, akibat belitan atau perangkap kemiskinan dan pendidikannya 
yang rendah, mereka umumnya rentan, tidak berdaya dan kecil kemungkinan untuk bisa memperoleh 
pekerjaan yang memadai atau kemungkinan melakukan diversivikasi okupasi. 
• Keluarga-keluarga yang dibelit perangkap kemiskinan acapkali tidak bisa ikut meramaikan hasil 
pertumbuhan ekonomi, rapuh, dan sulit meningkatkan kualitas hidupnya. Walaupun orang-orang dari 
kelas bawah telah sering memperoleh bantuan permodalan dari KUD, KUT, BRI UNIT DESA, Pegadaian, 
BLT, dst. tetapi acapkali bantuan-bantuan ekonomi itu tidak dapat menyelsaikan masalah kemiskinan 
secara tuntas.
5. Kebahagiaan dan sosialisasi keluarga 
• Horton dan Hunt (1984) menyatakan bahwa orang-orang kaya umumnya lebih mampu untuk 
memenuhi kebutuhan hidup mereka, sehingga lebih berkemungkinan untuk merasa bahagia 
daripada orang-orang yang kurang berada. Fenomena child abuse atau tindak kekerasan 
dalam keluarga cenderung lebih sering terjadi dan dialami oleh keluarga-keluarga yang secara 
sosial-ekonomi tergolong miskin. 
• Keluarga-keluara dari kalangan bawah cenderung mengalami kegagalan dalam melaksanakan 
fungsi-fungsi dasar keluarga, khususnya fungsi afeksi dan sosialisasi, karena setiap harinya 
mereka masih harus dipusingkan oleh kebutuhan perut yang tidak bisa ditunda-tunda lagi.
KEBAHAGIAAN DAN SOSIALISASI 
KELUARGA
6. Perilaku politik 
• Berbagai studi memperlihatkan bahwa kelas sosial mempengaruhi perilaku politik orang. Studi 
yang dilakukan oleh Erbe (1964), Hansen (1975), dan lain-lain menyimpulkan bahwa semakin 
tinggi kelas sosial semakin cenderung aktif dalam kehidupan politik, seperti mendaftarkan diri 
sebagai pemilih, memberikan suara dalam pemilu, tertarik pada pembahasan politik, dan 
berusaha mempengaruhi pandangan politik orang lain. 
• Di lingkungan orang-orang yang berpendidikan di kalangan kelas menengah, ditengarai 
tingkat partisipasi politiknya tinggi daripada orang-orang yang kurang berpendidikan karena 
ada kaitannya dengan semakin tumbuhnya sikap kritis mereka. Akses mereka terhadap 
informasi merupakan salah satu faktor penyebabnya. Kelas menengah bahkan diharapkan 
berperan sebagai motor penggerak perubahan, kendati justru tidak jarang dijumpai orang-orang 
dari kalangan kelas menengah yang justru menjadi pendukung status quo.
7. Pakaian 
Kelas-kelas sosial yang berbeda mempengaruhi cara berpakaian tiap kelompok masyarakat. 
Kelompok masyarakat dari kelas atas umumnya meniru gaya berpakaian para model 
terkenal di dunia. Bahan-bahan yang digunakakan pun adalah bahan yang berkualitas 
tinggi. Kelompok masyarakat dari kelas sosial menengah cenderung berpakaian sesuai 
dengan karya-karya perancang model dari dalam negeri. Bahan-bahan yang digunakan 
umumnya yang berkualitas sedang. Sementara kelompok masyarakat dari kelas bawah 
umumnya menggunakan desain yang telah dibuat oleh perusahaan-perusahaan pakaian. 
Pakaian-pakaian ini umumnya dijual di pasar-pasar tradisional dengan kualitas bahan yang 
rendah. Selain model pakaian, perbedaan juga dapat dilihat dari perlengkapan-perlengkapan 
busana lainnya seperti merek jam tangan, merek tas, dan merek sendal atau 
sepatu.
8. Rumah dan Perabot 
Dari segi rumah tinggal atau pemukiman, kelompok masyarakat kelas atas umumnya 
membangun rumah bertipe besar dan mewah. Mereka menempati sebuah kawasan 
tertentu yang dilengkapi fasilitas keamanan yang memadai. 
Selain tipe rumah dan pemukiman, perbedaan juga dapat kita lihat dari jenis kendaraan 
dan perabot rumah tangganya. Kelompok masyarakat kelas atas umumnya memiliki mobil 
impor dan perabot rumah tangga yang bermacam-macam bahkan barang impor. Mereka 
juga umumnya memperkerjakan orang lain untuk mengurus rumah dan anak-anaknya, 
seperti baby sister. Kelompok masyarakat kelas menengah umumnya memiliki mobil atau 
motor buatan dala negeri dan perabot rumah tangga yang sebagian besar buatan dalam 
negeri. Mereka juga umumnya mempekerjakan satua atau dua orang lain untuk mengurus 
rumah dan anak-anaknya. Sementara itu, kelompok masyarakat kelas bawah umumnya 
memiliki perabot rumah tangga yang sederhana dan tidak mempekerjakan orang lain.
PERBANDINGAN RUMAH DALAM 
MASYARAKAT
9. Bahasa dan Gaya Bicara 
Ketika berbicara, kelompok masyarakat kelas menengah ke atas umumnya sering 
menyelipkan istilah atau kata-kata asing. Tutur kata mereka juga cenderung sopan, tidak 
menyebutkan kata-kata kasar. Mereka juga sering kali terlihat berbicara menggunakan 
telepon selulernya. Sebaliknya, kelompok masyarakat dari kelas bawah umumnya ketika 
berbicara tidak terlalu mempertimbangkan etika. Umumnya mereka juga tidak segan-segan 
mengucapkan kata-kata kasar.
10. Makanan 
Selera dan jenis makanan juga dapat menjadi tanda status sosial seseorang. 
Kelompok masyarakat kelas atas umumnya makan di restoran-restoran terkenal 
dengan menu-menu yang berasal dari luar negeri. Kelompok kelas menengah 
umumnya makan di restoran-restoran dalam negeri yang yang cukup terkenal. 
Kelompok kelas bawah umumnya mengkonsumsi makanan dalam negeri hasil olahan 
sendiri.
11. Gelar, Pangkat, atau Jabatan 
Gelar, pangkat, atau jabatan juga sering 
menjadi tanda kelas social sesorang. 
Kelompok masyarakat kelas menengah 
ke atas umumnya memiliki sejumlah 
gelar atau pangkat yang mengikuti 
penulisan namanya, baik pada kartu 
nama atau pada surat-surat.
12. Hobi dan Kegemaran 
Pada masa liburan, kelompok masyarakat kelas atas umumnya berlibur ke tempat-tempat 
rekreasi di luar negeri. Kelompok masyarakat kelas menengah umumnya 
berlibur ke berbagai tempat pariwisata di dalam negeri. Sementara, masyarakat kelas 
bawah umumnya berekreasi tidak jauh dari lingkungan pemukimannya. 
Dalam hal olahraga, kelompok masyarakat kelas atas umumnya memilih olahraga 
seperti golf, balap mobil dan tenis. Sementara masyarakat kelas bawah umumnya 
memilih olahraga seperti bola kaki.
KESIMPULAN 
Setiap sesuatu di dunia memiliki 2 akibat yaitu akibat buruk dan akibat baik. 
Akibat baik dari stratifikasi sosial ialah menjadikan individu sosok akan berusaha demi 
menjadikan dirinya menjadi sosok yang baik. 
Dan akibat buruknya menjadikan setiap individu ataupun setiap kelompok memiliki 
jurang pemisah yang tak jarang menimbulkan konflik
SARAN

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

PPT Peran dan Status Sosial
PPT Peran dan Status Sosial PPT Peran dan Status Sosial
PPT Peran dan Status Sosial Lutfi Imansari
 
Pendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang di IndonesiaPendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang di Indonesiaaswansetiawan
 
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi SosialStratifikasi Sosial
Stratifikasi Sosialleohggi
 
PPT Sosiologi Kelas XII Bab 1
PPT Sosiologi Kelas XII Bab 1PPT Sosiologi Kelas XII Bab 1
PPT Sosiologi Kelas XII Bab 1RezaWahyuni5
 
Bab 1.c. karakteristik atau partikularisme dan eksklusifisme kelompok
Bab 1.c. karakteristik atau partikularisme dan eksklusifisme kelompokBab 1.c. karakteristik atau partikularisme dan eksklusifisme kelompok
Bab 1.c. karakteristik atau partikularisme dan eksklusifisme kelompokBudionoDrs
 
Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)
Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)
Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)Nurul Khairani Firnia
 
Perubahan sosial budaya kd3.1
Perubahan sosial budaya kd3.1Perubahan sosial budaya kd3.1
Perubahan sosial budaya kd3.1Eko Sudarmi
 
PKN Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
PKN Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa IndonesiaPKN Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
PKN Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa IndonesiaBellaNindaThania
 
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAbida Muttaqiena
 
Tabel Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1KEJAYAN
Tabel Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1KEJAYANTabel Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1KEJAYAN
Tabel Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1KEJAYANIlham Iman
 
Perkembangan Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi - Militer)
Perkembangan Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi - Militer)Perkembangan Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi - Militer)
Perkembangan Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi - Militer)irfi bifadlillah
 
Bab 2 b. partikularisme kelompok dan dilemba pembentukan kepentingan publik
Bab 2 b. partikularisme kelompok dan dilemba pembentukan kepentingan publikBab 2 b. partikularisme kelompok dan dilemba pembentukan kepentingan publik
Bab 2 b. partikularisme kelompok dan dilemba pembentukan kepentingan publikBudionoDrs
 
PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...
PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...
PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...tian973918
 
Kelompok 2 identitas nasional
Kelompok 2   identitas nasionalKelompok 2   identitas nasional
Kelompok 2 identitas nasionaldayurikaperdana19
 
Pengaruh kemajuan iptek terhadap negara kesatuan republik indonesia
Pengaruh kemajuan iptek terhadap negara kesatuan republik indonesiaPengaruh kemajuan iptek terhadap negara kesatuan republik indonesia
Pengaruh kemajuan iptek terhadap negara kesatuan republik indonesiaafifahdhaniyah
 
Faktor faktor penyebab perubahan sosial
Faktor faktor penyebab perubahan sosialFaktor faktor penyebab perubahan sosial
Faktor faktor penyebab perubahan sosialAgewen Stifford
 
sosiologi "integrasi dan reintegrasi"
sosiologi "integrasi dan reintegrasi"sosiologi "integrasi dan reintegrasi"
sosiologi "integrasi dan reintegrasi"Dedi Saputra
 
Bab 5 integrasi dan reintegrasi sosial std fix
Bab 5 integrasi dan reintegrasi sosial std fixBab 5 integrasi dan reintegrasi sosial std fix
Bab 5 integrasi dan reintegrasi sosial std fixRezaWahyuni5
 

La actualidad más candente (20)

PPT Peran dan Status Sosial
PPT Peran dan Status Sosial PPT Peran dan Status Sosial
PPT Peran dan Status Sosial
 
Pendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang di IndonesiaPendudukan Jepang di Indonesia
Pendudukan Jepang di Indonesia
 
Stratifikasi Sosial
Stratifikasi SosialStratifikasi Sosial
Stratifikasi Sosial
 
Mobilitas sosial
Mobilitas sosialMobilitas sosial
Mobilitas sosial
 
PPT Sosiologi Kelas XII Bab 1
PPT Sosiologi Kelas XII Bab 1PPT Sosiologi Kelas XII Bab 1
PPT Sosiologi Kelas XII Bab 1
 
Bab 1.c. karakteristik atau partikularisme dan eksklusifisme kelompok
Bab 1.c. karakteristik atau partikularisme dan eksklusifisme kelompokBab 1.c. karakteristik atau partikularisme dan eksklusifisme kelompok
Bab 1.c. karakteristik atau partikularisme dan eksklusifisme kelompok
 
Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)
Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)
Dinamika kelompok sosial (XI IPS kurikulum 2013)
 
Perubahan sosial budaya kd3.1
Perubahan sosial budaya kd3.1Perubahan sosial budaya kd3.1
Perubahan sosial budaya kd3.1
 
PKN Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
PKN Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa IndonesiaPKN Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
PKN Dinamika Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia
 
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di KampusAktualisasi Pancasila Di Kampus
Aktualisasi Pancasila Di Kampus
 
Tabel Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1KEJAYAN
Tabel Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1KEJAYANTabel Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1KEJAYAN
Tabel Organisasi Pergerakan Nasional Indonesia_SMAN1KEJAYAN
 
Kelompok nyata (Sosiologi)
Kelompok nyata (Sosiologi)Kelompok nyata (Sosiologi)
Kelompok nyata (Sosiologi)
 
Perkembangan Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi - Militer)
Perkembangan Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi - Militer)Perkembangan Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi - Militer)
Perkembangan Organisasi Bentukan Jepang (Militer dan Semi - Militer)
 
Bab 2 b. partikularisme kelompok dan dilemba pembentukan kepentingan publik
Bab 2 b. partikularisme kelompok dan dilemba pembentukan kepentingan publikBab 2 b. partikularisme kelompok dan dilemba pembentukan kepentingan publik
Bab 2 b. partikularisme kelompok dan dilemba pembentukan kepentingan publik
 
PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...
PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...
PPT Materi Sosiologi Kelas XII Bab 4. Pemberdayaan Komunitas (Kurikulum 2013 ...
 
Kelompok 2 identitas nasional
Kelompok 2   identitas nasionalKelompok 2   identitas nasional
Kelompok 2 identitas nasional
 
Pengaruh kemajuan iptek terhadap negara kesatuan republik indonesia
Pengaruh kemajuan iptek terhadap negara kesatuan republik indonesiaPengaruh kemajuan iptek terhadap negara kesatuan republik indonesia
Pengaruh kemajuan iptek terhadap negara kesatuan republik indonesia
 
Faktor faktor penyebab perubahan sosial
Faktor faktor penyebab perubahan sosialFaktor faktor penyebab perubahan sosial
Faktor faktor penyebab perubahan sosial
 
sosiologi "integrasi dan reintegrasi"
sosiologi "integrasi dan reintegrasi"sosiologi "integrasi dan reintegrasi"
sosiologi "integrasi dan reintegrasi"
 
Bab 5 integrasi dan reintegrasi sosial std fix
Bab 5 integrasi dan reintegrasi sosial std fixBab 5 integrasi dan reintegrasi sosial std fix
Bab 5 integrasi dan reintegrasi sosial std fix
 

Destacado

Stratifikasi Sosial
Stratifikasi SosialStratifikasi Sosial
Stratifikasi Sosialomcivics
 
Definisi kelompok sosial
Definisi kelompok sosialDefinisi kelompok sosial
Definisi kelompok sosialcops777
 
Struktur sosial
Struktur sosialStruktur sosial
Struktur sosialinapelupa
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosialCHANIIE
 
Sosiologi XI IPS Konflik sosial
Sosiologi XI IPS Konflik sosialSosiologi XI IPS Konflik sosial
Sosiologi XI IPS Konflik sosialLisma Linda
 
Struktur sosial
Struktur sosialStruktur sosial
Struktur sosialAprillia P
 
Lapisan lapisan struktur-sosial
Lapisan lapisan struktur-sosialLapisan lapisan struktur-sosial
Lapisan lapisan struktur-sosialKania Jatnika
 
Masyarakat Multikultural
Masyarakat MultikulturalMasyarakat Multikultural
Masyarakat MultikulturalDimas Ariyanto
 
Stratifikasi sosial
Stratifikasi sosialStratifikasi sosial
Stratifikasi sosialcik noorlyda
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosialEl Ibrahimy
 
STRATIFIKASI SOSIAL
STRATIFIKASI SOSIALSTRATIFIKASI SOSIAL
STRATIFIKASI SOSIALIntan Sari
 
Sosiologi. interaksi sosial
Sosiologi. interaksi sosialSosiologi. interaksi sosial
Sosiologi. interaksi sosialPoltekes TNI AU
 
Bab 1 struktur sosial
Bab 1 struktur sosialBab 1 struktur sosial
Bab 1 struktur sosialmirna hiroshi
 
Masyarakat multikultural
Masyarakat multikulturalMasyarakat multikultural
Masyarakat multikulturaljust Aray
 
Bentuk–bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat
Bentuk–bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakatBentuk–bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat
Bentuk–bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakatLaras Kinanti Mutiara Putri
 
Konflik Sosial
Konflik SosialKonflik Sosial
Konflik SosialWestprog
 

Destacado (20)

Stratifikasi Sosial
Stratifikasi SosialStratifikasi Sosial
Stratifikasi Sosial
 
Definisi kelompok sosial
Definisi kelompok sosialDefinisi kelompok sosial
Definisi kelompok sosial
 
Struktur sosial
Struktur sosialStruktur sosial
Struktur sosial
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosial
 
Sosiologi XI IPS Konflik sosial
Sosiologi XI IPS Konflik sosialSosiologi XI IPS Konflik sosial
Sosiologi XI IPS Konflik sosial
 
Struktur sosial
Struktur sosialStruktur sosial
Struktur sosial
 
Struktur sosial
Struktur sosialStruktur sosial
Struktur sosial
 
Lapisan lapisan struktur-sosial
Lapisan lapisan struktur-sosialLapisan lapisan struktur-sosial
Lapisan lapisan struktur-sosial
 
Masyarakat Multikultural
Masyarakat MultikulturalMasyarakat Multikultural
Masyarakat Multikultural
 
Konflik Sosial
Konflik SosialKonflik Sosial
Konflik Sosial
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosial
 
Stratifikasi sosial
Stratifikasi sosialStratifikasi sosial
Stratifikasi sosial
 
Interaksi sosial
Interaksi sosialInteraksi sosial
Interaksi sosial
 
STRATIFIKASI SOSIAL
STRATIFIKASI SOSIALSTRATIFIKASI SOSIAL
STRATIFIKASI SOSIAL
 
Sosiologi. interaksi sosial
Sosiologi. interaksi sosialSosiologi. interaksi sosial
Sosiologi. interaksi sosial
 
Bab 1 struktur sosial
Bab 1 struktur sosialBab 1 struktur sosial
Bab 1 struktur sosial
 
Stratifikasi sosial
Stratifikasi sosialStratifikasi sosial
Stratifikasi sosial
 
Masyarakat multikultural
Masyarakat multikulturalMasyarakat multikultural
Masyarakat multikultural
 
Bentuk–bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat
Bentuk–bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakatBentuk–bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat
Bentuk–bentuk interaksi sosial dalam kehidupan masyarakat
 
Konflik Sosial
Konflik SosialKonflik Sosial
Konflik Sosial
 

Similar a Sosiologi Konsekuensi "Stratifikasi Sosial"

Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptxHarmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptxFaisalAkbar680461
 
Bab 2 c. berbagai jenis permasalahan di ranah publik
Bab 2 c. berbagai jenis permasalahan di ranah publikBab 2 c. berbagai jenis permasalahan di ranah publik
Bab 2 c. berbagai jenis permasalahan di ranah publikBudionoDrs
 
Pend Klg Komp 1.pptx
Pend Klg Komp 1.pptxPend Klg Komp 1.pptx
Pend Klg Komp 1.pptxsepryanus
 
jurnal nilam.docx
jurnal nilam.docxjurnal nilam.docx
jurnal nilam.docxanditurnip
 
presentasi sosial dasar.pptx
presentasi sosial dasar.pptxpresentasi sosial dasar.pptx
presentasi sosial dasar.pptxfikri926454
 
Universitas Djuanda
Universitas DjuandaUniversitas Djuanda
Universitas DjuandaWira Lesmana
 
Masyarakat community dan masalahnya
Masyarakat community dan masalahnyaMasyarakat community dan masalahnya
Masyarakat community dan masalahnyaUFDK
 
Pengaruh struktur sosial terhadap kehidupan sehari hari ( SMA 11 (XI) )
Pengaruh struktur sosial terhadap kehidupan sehari hari ( SMA 11 (XI) )Pengaruh struktur sosial terhadap kehidupan sehari hari ( SMA 11 (XI) )
Pengaruh struktur sosial terhadap kehidupan sehari hari ( SMA 11 (XI) )wah yuni
 
Presentation1 Sosiologi.pptx
Presentation1 Sosiologi.pptxPresentation1 Sosiologi.pptx
Presentation1 Sosiologi.pptxAldiArdiansyah12
 
stratifikasi dan mobilitas sosial
stratifikasi dan mobilitas sosialstratifikasi dan mobilitas sosial
stratifikasi dan mobilitas sosialsuher lambang
 
Bab1 Konsep Asas Hubungan Etnik
Bab1 Konsep Asas Hubungan EtnikBab1 Konsep Asas Hubungan Etnik
Bab1 Konsep Asas Hubungan Etnikkita1malaysia
 
Teori modal budaya
Teori modal budayaTeori modal budaya
Teori modal budayasmk changlun
 
Presentation KTI MAWAPRES
Presentation  KTI MAWAPRESPresentation  KTI MAWAPRES
Presentation KTI MAWAPRESIan March
 

Similar a Sosiologi Konsekuensi "Stratifikasi Sosial" (20)

Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptxHarmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
Harmoni Keberagaman Masyarakat Indonesia (1).pptx
 
Pk pertemuan 3
Pk pertemuan 3Pk pertemuan 3
Pk pertemuan 3
 
Bab 2 c. berbagai jenis permasalahan di ranah publik
Bab 2 c. berbagai jenis permasalahan di ranah publikBab 2 c. berbagai jenis permasalahan di ranah publik
Bab 2 c. berbagai jenis permasalahan di ranah publik
 
Hbef 1103 topik 1
Hbef 1103 topik 1Hbef 1103 topik 1
Hbef 1103 topik 1
 
Hubungan Etnik
Hubungan EtnikHubungan Etnik
Hubungan Etnik
 
Pend Klg Komp 1.pptx
Pend Klg Komp 1.pptxPend Klg Komp 1.pptx
Pend Klg Komp 1.pptx
 
jurnal nilam.docx
jurnal nilam.docxjurnal nilam.docx
jurnal nilam.docx
 
presentasi sosial dasar.pptx
presentasi sosial dasar.pptxpresentasi sosial dasar.pptx
presentasi sosial dasar.pptx
 
Universitas Djuanda
Universitas DjuandaUniversitas Djuanda
Universitas Djuanda
 
Sosiologi
SosiologiSosiologi
Sosiologi
 
Masyarakat community dan masalahnya
Masyarakat community dan masalahnyaMasyarakat community dan masalahnya
Masyarakat community dan masalahnya
 
Pengaruh struktur sosial terhadap kehidupan sehari hari ( SMA 11 (XI) )
Pengaruh struktur sosial terhadap kehidupan sehari hari ( SMA 11 (XI) )Pengaruh struktur sosial terhadap kehidupan sehari hari ( SMA 11 (XI) )
Pengaruh struktur sosial terhadap kehidupan sehari hari ( SMA 11 (XI) )
 
Paper pendidikan
Paper pendidikanPaper pendidikan
Paper pendidikan
 
Sosialisasi
SosialisasiSosialisasi
Sosialisasi
 
Ips sosiologi
Ips sosiologiIps sosiologi
Ips sosiologi
 
Presentation1 Sosiologi.pptx
Presentation1 Sosiologi.pptxPresentation1 Sosiologi.pptx
Presentation1 Sosiologi.pptx
 
stratifikasi dan mobilitas sosial
stratifikasi dan mobilitas sosialstratifikasi dan mobilitas sosial
stratifikasi dan mobilitas sosial
 
Bab1 Konsep Asas Hubungan Etnik
Bab1 Konsep Asas Hubungan EtnikBab1 Konsep Asas Hubungan Etnik
Bab1 Konsep Asas Hubungan Etnik
 
Teori modal budaya
Teori modal budayaTeori modal budaya
Teori modal budaya
 
Presentation KTI MAWAPRES
Presentation  KTI MAWAPRESPresentation  KTI MAWAPRES
Presentation KTI MAWAPRES
 

Más de Dedi Saputra

sosiologi "konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaian"
sosiologi "konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaian"sosiologi "konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaian"
sosiologi "konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaian"Dedi Saputra
 
sosoiologi "perbedaan, kesetaraan, dan harmoni sosial"
sosoiologi "perbedaan, kesetaraan, dan harmoni sosial"sosoiologi "perbedaan, kesetaraan, dan harmoni sosial"
sosoiologi "perbedaan, kesetaraan, dan harmoni sosial"Dedi Saputra
 
sosiologi "permasalahan sosial"
sosiologi "permasalahan sosial"sosiologi "permasalahan sosial"
sosiologi "permasalahan sosial"Dedi Saputra
 
sosiologi "kelompok sosial"
sosiologi "kelompok sosial"sosiologi "kelompok sosial"
sosiologi "kelompok sosial"Dedi Saputra
 
Pendidikan Kewarganegaraan "Hubungan Internasional"
Pendidikan Kewarganegaraan "Hubungan Internasional"Pendidikan Kewarganegaraan "Hubungan Internasional"
Pendidikan Kewarganegaraan "Hubungan Internasional"Dedi Saputra
 
Sosiologi-masalah sosal "minuman keras"
Sosiologi-masalah sosal "minuman keras"Sosiologi-masalah sosal "minuman keras"
Sosiologi-masalah sosal "minuman keras"Dedi Saputra
 
Pendidikan Kewarganegaraan "Asas kewarganegaraan"
Pendidikan Kewarganegaraan "Asas kewarganegaraan"Pendidikan Kewarganegaraan "Asas kewarganegaraan"
Pendidikan Kewarganegaraan "Asas kewarganegaraan"Dedi Saputra
 
Sosiologi "diferensiasi sosial" "klan"
Sosiologi "diferensiasi sosial" "klan"Sosiologi "diferensiasi sosial" "klan"
Sosiologi "diferensiasi sosial" "klan"Dedi Saputra
 

Más de Dedi Saputra (8)

sosiologi "konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaian"
sosiologi "konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaian"sosiologi "konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaian"
sosiologi "konflik, kekerasan, dan upaya penyelesaian"
 
sosoiologi "perbedaan, kesetaraan, dan harmoni sosial"
sosoiologi "perbedaan, kesetaraan, dan harmoni sosial"sosoiologi "perbedaan, kesetaraan, dan harmoni sosial"
sosoiologi "perbedaan, kesetaraan, dan harmoni sosial"
 
sosiologi "permasalahan sosial"
sosiologi "permasalahan sosial"sosiologi "permasalahan sosial"
sosiologi "permasalahan sosial"
 
sosiologi "kelompok sosial"
sosiologi "kelompok sosial"sosiologi "kelompok sosial"
sosiologi "kelompok sosial"
 
Pendidikan Kewarganegaraan "Hubungan Internasional"
Pendidikan Kewarganegaraan "Hubungan Internasional"Pendidikan Kewarganegaraan "Hubungan Internasional"
Pendidikan Kewarganegaraan "Hubungan Internasional"
 
Sosiologi-masalah sosal "minuman keras"
Sosiologi-masalah sosal "minuman keras"Sosiologi-masalah sosal "minuman keras"
Sosiologi-masalah sosal "minuman keras"
 
Pendidikan Kewarganegaraan "Asas kewarganegaraan"
Pendidikan Kewarganegaraan "Asas kewarganegaraan"Pendidikan Kewarganegaraan "Asas kewarganegaraan"
Pendidikan Kewarganegaraan "Asas kewarganegaraan"
 
Sosiologi "diferensiasi sosial" "klan"
Sosiologi "diferensiasi sosial" "klan"Sosiologi "diferensiasi sosial" "klan"
Sosiologi "diferensiasi sosial" "klan"
 

Último

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...Kanaidi ken
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...Kanaidi ken
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...asepsaefudin2009
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSdheaprs
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasarrenihartanti
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 

Último (20)

PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING M...
 
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
Materi Sosiologi Kelas X Bab 1. Ragam Gejala Sosial dalam Masyarakat (Kurikul...
 
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNSLatsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
Latsol TWK Nasionalisme untuk masuk CPNS
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah DasarPPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
PPT Penjumlahan Bersusun Kelas 1 Sekolah Dasar
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 

Sosiologi Konsekuensi "Stratifikasi Sosial"

  • 2. A. PENYEBAB STRATIFIKASI SOSIAL • Perbedaan tingkat pendidikan, kekayaan, status atau perbedaan kelas sosial tidak cuma mempengaruhi perbedaan dalam hal gaya hidup atau tindakan, tetapi seperti ditulis Horton dan Hunt (1987)– juga menimbulkan sejumlah perbedaan dalam berbagai aspek kehidupan manusia, seperti peluang hidup dan kesehatan, peluang bekerja dan berusaha, respons terhadap perubahan, pola sosialisasi dalam keluarga, dan perilaku politik sebagai konsekuensi dari stratifikasi sosial.
  • 3. B. DAMPAK POSITIF STRATIFIKASI SOSIAL Adapun dampak postif dari stratifikasi ini adalah : • Adanya kemauan dari setiap individu di dalam masyarakt untuk bersaing untuk berpindah kasta, sehingga mendorong setiap individu untuk berprestasi, bekerja keras. • Meningkatnya pemerataan pembangunan setiap daerah, baik atas usulan masyarakata di wilayah tersebut atau pemerintah guna menghilangakan kesenjangan sosial.
  • 4. C. DAMPAK NEGATIF STRATIFIKASI SOSIAL • Konflik Antar Kelas Dalam masyarakat terdapat lapisan sosial karena ukuran seperti kekayaan, kekuasaan, dan pendidikan. Kelompok dalam lapisan sosial tadi disebut kelas sosial. Apabila terjadi perbedaan kepentingan antar kelas sosial maka akan muncul konflik antarkelas. Contohnya demonstrasi buruh yang menuntut kenaikan upah. • Konflik Antar Kelompok Sosial Masyarakat yang beranekaragam dan majemuk menajadikan timbulnya kelompok sosial. Diantaranya kelompok sosial berdasarkan ideology, profesi, agama, suku dan ras. Akibatnya akan muncul usaha untuk menguasai kelompok lain dengan pemakasaan dan akibatnya muncullah konflik. Contohnya, tawuran pelajar, konflik antar suku. • Konflik Antar Generasi Konflik ini terjadi antara generasi tua yang mempertahankan nilai, kondisi atau adat lama dengan generasi muda yang ingin mengadakan perubahan. Contohnya sistem musayawarh yang mulai luntur, sopan santun yang sudah berkurang.
  • 5. D. KONSEKUENSI STRATIFIKASI SOSIAL DARI BERBAGAI BIDANG 1.Gaya hidup (life style) yang ditampilkan antara kelas sosial satu dengan kelas sosial yang lain dalam banyak hal tidaklah sama, bahkan ada kecenderungan masing-masing kelas mencoba mengembangkan gaya hidup ekslusif untuk membedakan dirinya dengan kelas sosial yang lain. Berbeda dengan kelas sosial rendah yang umumnya bersikap konservatif di bidang agama, moralitas, selera pakaian, selera makanan, cara baru perawatan kesehatan, cara mendidik anak, dan hal-hal lainya, gaya hidup dan penampilan kelas sosial menengah dan atas umumnya lebih atraktif dan eksklusif (Dickson, 1968). Mulai dari tutur kata, cara berpakaian, pilihan hiburan, pemanfaatan waktu luang, pola berlibur, dan sebagainya, antar kelas yang satu dengan yang lainnya umumnya tidak sama. Gaya hidup lain yang tidak sama antara kelas sosial satu dengan lainnya adalah dalam hal berpakaian. Atribut-atribut yang sifatnya massal dan dianggap berselera rendahan –pakaian kodian, misalnya– biasanya selalu dihindari oleh orang-orang yang secara ekonomi mapan atau berada. Bagi mereka, atribut yang dikenakan adalah simbol status yang mencerminkan dan membedakan statusnya dari kelas sosial lain yang lebih rendah.
  • 6. Sebagai orang kelas sosial bawah, memang terkadang mereka mencoba meniru-niru atribut yang dikenakan sebagai gaya hidup kelas di atasnya. Dalam pemilihan pakaian, sepatu, atau jam tangan, misalnya, banyak orang-orang dari kelas rendah mencoba menirunya dengan cara membeli barang-barang tiruan yang biasa dikenakan kelas menengah ke atas. Salah satu ciri dari kelas sosial bawah adalah mereka acapkali mengapresiasi dan sejauh mungkin ingin tampil seperti kelas sosial di atasnya. Jika orang-orang dari kelas atas memakai kaos merek Hammer atau sepatu merek Nike, maka orang-orang dari kelas bawah akan memakai dengan merek yang sama tetapi tiruan. Demikian ketika orang-orang dari kelas atas memakai tas merk Braun Buffel, Etienne Eigner, dan sejenisnya, maka sebagian orang-orang dari kelas bawah akan menirunya dengan membeli tas “tembakan” buatan Korea atau China. Bagi orang-0rang yang belum berpengalaman dan dipandang sepintas kilas mereknya akan terlihat sama. Selera kalangan bawah yang umumnya lebih menyukai pakaian denngan warna-warna mencolok dalam banyak hal juga semakin mengukuhkan adanya perbedaan penampilan mereka dengan kelas di atasnya.
  • 8. 2. Peluang Hidup dan Kesehatan Berbagai kajian yang dilakukan ahli sosiologi dan kependudukan telah banyak menemukan kaitan antara stratifikasi sosial dengan peluang hidup dan derajat kesehatan keluarga. Studi yang dilakukan oleh Robert Chambers (1987), misalnya, menemukan bahwa di lingkungan keluarga miskin, tidak berpendidikan, dan rentan, mereka umumnya lemah jasmani dan mudah terserang penyakit. Sementara itu, studi yang dilakukan oleh Brooks (1975) menemukan bahwa kecenderungan terjadinya kematian bayi ternyata dipengaruhi oleh tinggi-rendahnya kelas sosial orangtua. Semakin tinggi kelas sosial orangtua, semakin kecil kemungkinan terjadinya kematian bayi. Di kalangan kaum ibu yang kurang berpendidikan, terjadinya kematian bayi relatif lebih tinggi karena tinggi-rendahnya tingkat pendidikan ibu erat kaitannya dengan tingkat pengertiannya terhadap perawatan kesehatan, hygiene, perlunya pemeriksaan kehamilan dan pasca persalinan, serta kesadarannya terhadap kesehatan anak-anak dan keluarganya (Utomo, 1985). seperti yang diungkapkan oleh Weber, bahwa semakin tinggi posisi seseorang atau kelompok dalam struktur sosial peluang hidupnya akan semakin baik.
  • 9. PERBANDINGAN HARAPAN HIDUP 60% 40% Kelas Atas atau menengah Kelas Bawah
  • 10. 3. Respon terhadap perubahan. Berbeda dengan orang-orang yang datang dari kelas sosial atas, orang-orang dari kelas sosial bawah merupakan kelompok yang paling terlambat menerapkan kecenderungan-kecenderungan baru, khususnya dalam hal cara mengambil keputusan. Memang, setiap kali terjadi perubahan, tentu membutuhkan proses adaptasi, dan bahkan respons yang tepat dari warga masyarakat. Orang-orang dari kelas sisial bawah umumnya ragu-ragu untuk menerima pemikiran dan cara-cara baru serta curiga terhadap para pembaharu (pencipta hal-hal baru). Studi yang dilakukan oleh IB Wirawan (1972) mengenai perilaku ber-KB masyarakat desa menunjukkan bahwa KB mandiri lebih banyak dilakukan oleh orang-orang dari kelas sosial atas daripada bawah. Ragu dan curiga terhadap hal baru barangkali merupakan ciri yang relatif tetap pada kelas bawah
  • 12. • Terbatasnya pendidikan, kebiasaan membaca, dan pergaulan mengakibatkan kebanyakan orang-orang dari kelas sosial bawah itu tidak mampu mengetahui latar belakang pemikiran yang mendasari berbagai program perubahan yang ditawarkan (Horton dan Hunt, 1987). • Kelas sosial atas -di mana sebagian besar berpendidikan relatif memadai– cenderung lebih responsif terhadap ide-ide baru, sehingga acapkali mereka lebih sering bisa memetik manfaat dengan cepat atas program-program baru atau inovasi-inovasi yang diketahuinya. • James Scout menyatakan bahwa salah satu ciri masyarakat desa miskin di Asia Tenggara adalah keengganan untuk menempuh resiko atau lebih dikenal dengan istilah prinsip safety first (dahulukan selamat). Petani-petani kecil yang merasa lebih baik menunggu daripada segera merespon perubahan atau tawaran program baru, karena bagi mereka kelangsungan hidup lebih penting daripada melakukan langkah-langkah terobosan yang menurut mereka belum tentu jelas hasilnya.
  • 13. 4. Peluang bekerja dan berusaha. • Peluang bekerja dan berusaha antara kelas sosial rendah dengan kelas sosial di atasnya umumnya jauh berbeda. Dengan koneksi, kekuasaan, tingkat pendidikan yang lebih tinggi, dan uang yang dimiliki, kelas sosial atas relatif lebih mudah membuka usaha atau mencari pekerjaan yang sesuai dengan minatnya. Seseorang yang sejak kecil telah disertakan dalam kursus Bahasa Iggris oleh orangtuanya yang kaya, tentu kemungkinan mereka bersekolah di luar negeri lebih terbuka. Dengan menyandang gelar MBA atau MA dari luar negeri, jelas kesempatan mereka untuk bekerja di perusahaan besar lebih besar. • Sementara itu, untuk kelas sosial rendah, akibat belitan atau perangkap kemiskinan dan pendidikannya yang rendah, mereka umumnya rentan, tidak berdaya dan kecil kemungkinan untuk bisa memperoleh pekerjaan yang memadai atau kemungkinan melakukan diversivikasi okupasi. • Keluarga-keluarga yang dibelit perangkap kemiskinan acapkali tidak bisa ikut meramaikan hasil pertumbuhan ekonomi, rapuh, dan sulit meningkatkan kualitas hidupnya. Walaupun orang-orang dari kelas bawah telah sering memperoleh bantuan permodalan dari KUD, KUT, BRI UNIT DESA, Pegadaian, BLT, dst. tetapi acapkali bantuan-bantuan ekonomi itu tidak dapat menyelsaikan masalah kemiskinan secara tuntas.
  • 14. 5. Kebahagiaan dan sosialisasi keluarga • Horton dan Hunt (1984) menyatakan bahwa orang-orang kaya umumnya lebih mampu untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka, sehingga lebih berkemungkinan untuk merasa bahagia daripada orang-orang yang kurang berada. Fenomena child abuse atau tindak kekerasan dalam keluarga cenderung lebih sering terjadi dan dialami oleh keluarga-keluarga yang secara sosial-ekonomi tergolong miskin. • Keluarga-keluara dari kalangan bawah cenderung mengalami kegagalan dalam melaksanakan fungsi-fungsi dasar keluarga, khususnya fungsi afeksi dan sosialisasi, karena setiap harinya mereka masih harus dipusingkan oleh kebutuhan perut yang tidak bisa ditunda-tunda lagi.
  • 16. 6. Perilaku politik • Berbagai studi memperlihatkan bahwa kelas sosial mempengaruhi perilaku politik orang. Studi yang dilakukan oleh Erbe (1964), Hansen (1975), dan lain-lain menyimpulkan bahwa semakin tinggi kelas sosial semakin cenderung aktif dalam kehidupan politik, seperti mendaftarkan diri sebagai pemilih, memberikan suara dalam pemilu, tertarik pada pembahasan politik, dan berusaha mempengaruhi pandangan politik orang lain. • Di lingkungan orang-orang yang berpendidikan di kalangan kelas menengah, ditengarai tingkat partisipasi politiknya tinggi daripada orang-orang yang kurang berpendidikan karena ada kaitannya dengan semakin tumbuhnya sikap kritis mereka. Akses mereka terhadap informasi merupakan salah satu faktor penyebabnya. Kelas menengah bahkan diharapkan berperan sebagai motor penggerak perubahan, kendati justru tidak jarang dijumpai orang-orang dari kalangan kelas menengah yang justru menjadi pendukung status quo.
  • 17. 7. Pakaian Kelas-kelas sosial yang berbeda mempengaruhi cara berpakaian tiap kelompok masyarakat. Kelompok masyarakat dari kelas atas umumnya meniru gaya berpakaian para model terkenal di dunia. Bahan-bahan yang digunakakan pun adalah bahan yang berkualitas tinggi. Kelompok masyarakat dari kelas sosial menengah cenderung berpakaian sesuai dengan karya-karya perancang model dari dalam negeri. Bahan-bahan yang digunakan umumnya yang berkualitas sedang. Sementara kelompok masyarakat dari kelas bawah umumnya menggunakan desain yang telah dibuat oleh perusahaan-perusahaan pakaian. Pakaian-pakaian ini umumnya dijual di pasar-pasar tradisional dengan kualitas bahan yang rendah. Selain model pakaian, perbedaan juga dapat dilihat dari perlengkapan-perlengkapan busana lainnya seperti merek jam tangan, merek tas, dan merek sendal atau sepatu.
  • 18.
  • 19. 8. Rumah dan Perabot Dari segi rumah tinggal atau pemukiman, kelompok masyarakat kelas atas umumnya membangun rumah bertipe besar dan mewah. Mereka menempati sebuah kawasan tertentu yang dilengkapi fasilitas keamanan yang memadai. Selain tipe rumah dan pemukiman, perbedaan juga dapat kita lihat dari jenis kendaraan dan perabot rumah tangganya. Kelompok masyarakat kelas atas umumnya memiliki mobil impor dan perabot rumah tangga yang bermacam-macam bahkan barang impor. Mereka juga umumnya memperkerjakan orang lain untuk mengurus rumah dan anak-anaknya, seperti baby sister. Kelompok masyarakat kelas menengah umumnya memiliki mobil atau motor buatan dala negeri dan perabot rumah tangga yang sebagian besar buatan dalam negeri. Mereka juga umumnya mempekerjakan satua atau dua orang lain untuk mengurus rumah dan anak-anaknya. Sementara itu, kelompok masyarakat kelas bawah umumnya memiliki perabot rumah tangga yang sederhana dan tidak mempekerjakan orang lain.
  • 21. 9. Bahasa dan Gaya Bicara Ketika berbicara, kelompok masyarakat kelas menengah ke atas umumnya sering menyelipkan istilah atau kata-kata asing. Tutur kata mereka juga cenderung sopan, tidak menyebutkan kata-kata kasar. Mereka juga sering kali terlihat berbicara menggunakan telepon selulernya. Sebaliknya, kelompok masyarakat dari kelas bawah umumnya ketika berbicara tidak terlalu mempertimbangkan etika. Umumnya mereka juga tidak segan-segan mengucapkan kata-kata kasar.
  • 22. 10. Makanan Selera dan jenis makanan juga dapat menjadi tanda status sosial seseorang. Kelompok masyarakat kelas atas umumnya makan di restoran-restoran terkenal dengan menu-menu yang berasal dari luar negeri. Kelompok kelas menengah umumnya makan di restoran-restoran dalam negeri yang yang cukup terkenal. Kelompok kelas bawah umumnya mengkonsumsi makanan dalam negeri hasil olahan sendiri.
  • 23.
  • 24. 11. Gelar, Pangkat, atau Jabatan Gelar, pangkat, atau jabatan juga sering menjadi tanda kelas social sesorang. Kelompok masyarakat kelas menengah ke atas umumnya memiliki sejumlah gelar atau pangkat yang mengikuti penulisan namanya, baik pada kartu nama atau pada surat-surat.
  • 25. 12. Hobi dan Kegemaran Pada masa liburan, kelompok masyarakat kelas atas umumnya berlibur ke tempat-tempat rekreasi di luar negeri. Kelompok masyarakat kelas menengah umumnya berlibur ke berbagai tempat pariwisata di dalam negeri. Sementara, masyarakat kelas bawah umumnya berekreasi tidak jauh dari lingkungan pemukimannya. Dalam hal olahraga, kelompok masyarakat kelas atas umumnya memilih olahraga seperti golf, balap mobil dan tenis. Sementara masyarakat kelas bawah umumnya memilih olahraga seperti bola kaki.
  • 26.
  • 27. KESIMPULAN Setiap sesuatu di dunia memiliki 2 akibat yaitu akibat buruk dan akibat baik. Akibat baik dari stratifikasi sosial ialah menjadikan individu sosok akan berusaha demi menjadikan dirinya menjadi sosok yang baik. Dan akibat buruknya menjadikan setiap individu ataupun setiap kelompok memiliki jurang pemisah yang tak jarang menimbulkan konflik
  • 28. SARAN