[Ringkasan]
1. Gerakan Nasional Cinta Museum bertujuan meningkatkan minat masyarakat terhadap museum melalui berbagai program.
2. Meskipun telah direvitalisasi, museum dianggap kurang menarik karena kurangnya promosi dan kerjasama dengan pengelola museum.
3. Diperlukan kampanye sosial untuk mengedukasi anak-anak dan orang tua akan pentingnya museum sebagai tempat belajar dan hiburan.
Modul 2 - Bagaimana membangun lingkungan belajar yang mendukung transisi PAUD...
PETAKUMU
1.
2. 2
Tentang Kami
Gerakan Nasional Cinta Museum merupakan upaya penggalangan kebersamaan antar
pemangku kepentingan dan pemilik kepentingan dalam rangka pencapaian fungsionalisasi
museum guna memperkuat apresiasi masyarakat terhadap nilai kesejarahan dan kebudayaan
bangsa. Gerakan Nasional Cinta Museum ini sendiri merupakan bagian dari program Tahun
Kunjungan Museum yang resmi dicanangkan oleh Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata
pada tanggal 30 Desember 2009 di Jakarta. Gerakan Nasional Cinta Museum merupakan
momentum awal dari Tahun Kunjungan Museum 2010. Program Gerakan Nasional Cinta
Museum akan dilaksanakan selama lima tahun (2010‐2014). Pada tanggal 1 Desember 2011,
Gerakan Nasional Cinta Museum mencanangkan program pemilihan duta museum yaitu Sigi
Wimala dan juga melakukan revitalisasi museum yang dilakukan secara tahunan yang
dilakukan oleh pemerintah.
Di sini kami bergerak sebagai staf divisi yang khusus dibentuk oleh Kementerian Kebudayaan
dan Pariwisata yang bergerak di bagian event dari Gerakan Nasional Cinta Museum. Kami
memfokuskan diri kepada anak‐anak sebagai agen perubahan yang masih mudah untuk
dipengaruhi dengan pengaruh‐pengaruh positif. Anak‐anak inilah yang nantinya akan
menjadi generasi penerus oleh karena itu perubahan perilaku mereka yang lebih baik juga
akan membawa perubahan yang baik bagi Indonesia nantinya. Kami bergerak seiringan
4. 4
Tujuan 1.
2.
Mengubah perilaku anak‐anak menjadi suka dan
ingin datang ke Museum.
Membuat orangtua dan pihak sekolah menjadikan
Museum sebagai salah satu destinasi yang menarik
untuk dikunjungi bersama anak‐anak (sarana
edukasi sekaligus rekreasi).
Strategi Strategi yang akan dilakukan adalah melakukan pemasaran sosial
dengan cara kampanye di berbagai media, produksi buku
pendukung, dan pelaksanaan program khusus untuk kunjungan
museum.
Khalayak Sasaran 1.
2.
3.
Anak usia SD (6‐12 tahun) laki‐laki dan perempuan
yang tinggal di Jakarta dengan golongan A B C
[primer].
Orang tua sang anak dengan golongan A B C dan
tinggal di Jakarta [sekunder]
Guru‐guru sekolah.
Pesan Kunci Museum sebagai tempat menyenangkan untuk belajar selama
liburan
Kompetitor 1.
Mal‐mal besar di Jakarta, seperti:
- Grand Indonesia
5. 5
2.
- EX
- Mall Kelapa Gading
- Pondok Indah Mall
- Mall Taman Anggrek
Buku anak‐anak:
- Buku cerita bergambar
- Majalah anak
- Komik
Program 1.
2.
Roadshow (simulasi dan penyebaran proposal
kegiatan)
Kampanye melalui beberapa media
a. Penyebaran printed material (poster)
b. Penayangan iklan layanan masyarakat di televisi
(TVC).
c. Publikasi melalui blog dan Twitter.
d. Promosi terintegrasi dengan website‐website
tentang museum seperti museumindonesia.com
dan cinta‐museum.blogspot.com.
e. Ambience yang ditempatkan di tempat‐tempat
strategis.
Kampanye melalui program khusus (study tour).
6. 6
Jadwal Kegiatan Kampanye akan berlangsung dari bulan Maret hingga Juni 2012,
kemudian main event dilaksanakan pada Desember 2012.
Evaluasi 1.
2.
3.
pengukuran input
pengukuraninput akan diadakan melalui rapat koordinasi
setiap dua hari sekali terhitung sejak awal bulan Februari
2012.
pengukuran output
a. media monitoring
b. media content analysis
c. observasi langsung
d. daftar peserta
pengukuran outcome
• observasi langsung ke masyarakat
• observasi langsung ke museum (peningkatan jumlah
pengunjung)
media monitoring
Anggaran
7. 7
I. Latar Belakang
Museum adalah salah satu tempat pendidikan yang harus dilestarikan, tempat berharga yang
harus dijaga karena bisa dijadikan sebagai tempat untuk menikmati hasil kebudayaan,
mempelajari sejarah, dan memahami orang‐orang yang tinggal disuatu tempat. Dengan
adanya museum, tingkat pengetahuan serta wawasan masyarakat dapat ditingkatkan. Hal ini
selanjutnya berpengaruh terhadap kualitas sumber daya manusia. Selain itu, jumlah
pengunjung museum dapat dijadikan indikator seberapa ingin tahunya masyarakat
(curiousity) dengan pengetahuan yang ada.1
Indonesia sendiri memiliki 281 museum dan 50 di antaranya berada di Jakarta2
. Sayangnya,
yang terjadi di Jakarta, masyarakat Jakarta lebih memilih pergi ke mall daripada pergi ke
museum di saat senggang. Museum dianggap sebagai tempat yang membosankan dan
kurang atraktif. Citra museum Indonesia yang seperti ini mengakibatkan jumlah pengunjung
museum secara keseluruhan di Indonesia mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada
1
Macdonald, Sharon.(2006). A companion to museum studies. Oxford: Blackwell Publishing.
2
http://museumku.wordpress.com/2010/12/16/museum‐menarik‐tetapi‐tak‐banyak‐dilirik/ (28 Maret
2011)
8. 8
tahun 2006 terdapat 4,56juta pengunjung, di tahun 2007 turun menjadi 4,20 juta
pengunjung, dan turun lagi pada menjadi 4,17 juta pengunjung di tahun 2008.3
Padahal, saat ini museum di Jakarta sudah direvitalisasi dan mengalami peningkatan
performa. Bahkan, telah dibuatkan rencana jangka pendek untuk revitalisasi museum. Pada
tahun 2010 ditargetkan ada enam (6) revitalisasi museum. Tahun 2011, revitalisasi 30
museum. Revitalisasi sepuluh (10) museum di tahun 2012. Tahun 2013, sebanyak 15
museum dan pada tahun 2014 sebanyak 20 museum yang direvitalisasi. Gerakan revitalisasi
ini adalah bagian dari kegiatan "Gerakan Nasional Cinta Museum " periode 2010‐2014
dengan diawali peluncuran Tahun Kunjung Museum (Visit Museum Year) 2010. Gerakan ini
diluncurkan oleh Menteri Kebudayaan dan Pariwisata (Menbudpar) Ir. Jero Wacik.4
"Gerakan Nasional Cinta Museum" memang memiliki beberapa program untuk
mebangkitkan museum, namun untuk kerjasama dengan pihak pengelola museumnya
sendiri, seperti bagaimana pelayanan terhadap pengunjung dan sbegaiamnya masih kurang.
Hal ini disebabkan karena pihak pengelola museum dianggap kurang kreatif dalam
pengelolaan museum5
. Sehingga bisa dikatakan, belum ada komunikasi efektif yang cukup
untuk mengajak masyarakat berkunjung ke museum di waktu senggangnya. Padahal
3
http://kppo.bappenas.go.id/files/‐3‐Jumlah%20Pengunjung%20Museum%20di%20Indonesia.pdf (28
Maret 2011)
4
http://www.citydirectory.co.id/news/item/revitalizing‐museums‐ (28 Maret 2011)
5
http://museumku.wordpress.com/2010/08/15/transformasi‐pengelolaan‐museum/ (28 Maret 2011)
11. 11
1.1 Kondisi Eksternal
1.1.1 Analisis Target Adopter
Hubungan Anak dan Sekolah
Pada periode awal kampanye, event yang akan diadakan pertama kali akan bekerja sama
dengan sekolah‐sekolah yang telah ditentukan. Di sini, sekolah memiliki peran sebagai pihak
yang memiliki “kekuatan memaksa” terhadap para siswa (anak), dalam artian ketika program
ini telah disetujui oleh sekolah‐sekolah tersebut, maka program ini secara otomatis akan
bersifat wajib untuk diikuti para siswa. Hal ini akan sangat membantu kesuksesan dan
kelancaran program program. Selain itu, para guru juga berperan dalam mengedukasi dan
menyampaikan pesan dari program ini kepada anak‐anak di sekolah. Para guru juga
membantu mengontrol anak‐anak ketika diadakan simulasi di sekolahnya tentang event awal
(study tour) yang akan dilakukan.
Hubungan Anak dan Orang Tua
Kemudian kami juga menjadikan orang tua anak sebagai target sekunder kami karena di
akhir kegiatan pada akhirnya yang diharapkan adalah sang anak dapat menjadi penggerak
bagi keluarganya atau orang tuanya untuk pergi ke museum. Setelah mengikuti event awal di
sekolahnya masing‐masing, anak akan mendapatkan pengalaman menyenangkan tentang
12. 12
museum. Dari situ diharapkan sang anak memiliki minat untuk datang lagi ke museum‐
museum lainnya dan akan mengajak orang tuanya.
Pada tahap tersebut, event puncak yang kami adakan berperan sebagai event yang
mewadahi anak‐anak beserta keluarganya yang akan datang ke museum secara bersama‐
sama. Event puncak ini juga tidak hanya ditujukan bagi anak‐anak yang mengikuti event awal,
tetapi juga untuk masyakarat umum yang memang tertarik untuk datang. Di sini, masyarakat
umum juga menjadi target sekunder dari program.
Dalam hidupnya, seorang anak mengalami perkembangan yang cukup pesat, perkembangan
anak ini bisa berbeda‐beda di tiap individunya, namun secara garis besar sama berdasarkan
umurnya. Kami memfokuskan diri kepada anak usia sekolah dasar yang sudah memiliki
kemampuan yang cukup untuk menulis dan membaca. Rata‐rata secara garis besar siswa SD
dalam kemampuannya, dibagi menjadi dua bagian yakni usia 6‐9 tahun dan 10‐12 tahun.
Berikut adalah table perkembangan anak pada usia SD yakni 6‐12 tahun dari Xiramedia
disertai dengan prospect dalam museum yang sesuai dengan perkembangannya.
13. 13
Tabel 1. Karakteristik anak berdasarkan usia
Kategori 6‐9 tahun 10‐12 tahun
motorik
aktivitas fisik mulai terarah pada hobi,
menari sesuai irama,
perubahan fisik perempuan lebih cepat
dari laki‐laki
mengerti dan bisa menggunakan alat,
senang berlatih
bermain
mainan dengan aturan (monopoli, gobak
sodor)
mengenal olahraga, mulai memilih
minat
senang menari, teater, musik, bisa
memainkan beberapa karakter
sosial
butuh pembenaran diri, senang berbagi
dengan teman,
mulai perhatian dengan lawan jenis,
pengembangan harga diri
pemecahan masalah sendiri, bisa curang
berteman dengan yang interest sama,
menjauh dari orang tua, puber
bahasa bisa kali dan bagi, berpikir logis
senang menulis cerita, mulai
berargumen (mepertanyakan otoritas),
kurang lebih 3000 kata, per hari bisa 20 kata
baru
mengerti konsekuensi dan antisipasi
mulai berbicara kasar
kebutuhan
observasi alam, rasa tanggung jawab,
pengenalan puber
sexual education, adult role model,
pembentukan konsep diri
kehidupan bermasyarakat
moralitas ketaatan berdasar pada imbalan
sisi unik
teman sebaya paling penting, suka koleksi
barang
senang diperlakukan dewasa, segan
pada guru
keyword
teman sebaya, berbagai karakter, hobi,
koleksi
gender, harga diri, puber, menulis, role
model
14. 14
Hubungan Anak dan Buku
Dilihat dari tabel di atas dapat terlihat bahwa anak sedang mengalami masa penyerapan
informasi yang pesat dan untuk memenuhinya dibuatlah buku untuk kegiatan ini.
Karakteristik anak umur 6‐9 tahun adalah pentingnya peran teman sebaya sebagai pengaruh
pengambilan keputuan. Banyaknya teman tentunya mempengaruhi keberagaman karakter
yang dapat dilihat oleh anak. Selain itu, karena pengaruh teman juga lah akhirnya muncul
hobi untuk mengoleksi sesuatu. Hal ini dikarenakan adanya keinginan untuk terlihat lebih
dibanding teman sebayanya. Melihat karakteristik yang seperti itu, buku yang dinilai cocok
untuk anak usia 6‐9 tahun adalah buku berhadiah yang bisa dikoleksi ataupun buku yang
memiliki banyak seri untuk dikoleksi.
Karakteristik anak usia 10‐12 tahun sebenarnya tidak jauh berbeda dengan anak usia 6‐9
tahun. Perbedaan yang mencolok adalah adanya pembentukan identitas diri yang lebih
matang setelah melihat keberadaaan teman sebayanya. Mereka mulai tertarik dengan peran
gender sehingga mulai menaikan harga diri dengan melihat role model tertentu dan juga
adanya pubertas. Untuk hubungan anak usia 10‐12 tahun, mereka senang menulis sebagai
salah satu cara pembentukan diri. Oleh karena itu, buku yang mereka perlukan adalah buku
yang bisa memperkuat pembentukan identitas diri dengan melibatkan mereka turut menulis
di dalam buku tersebut.
15. 15
Tabel 2. Bentuk buku untuk anak usia 6‐12 tahun
Usia 6‐12 tahun
Isi
horor, ensiklopedia, novel, fiksi, biografi (ensiklopedia, novel)
tell about imperfect world, real daily life, less picture, humor
Bentuk chapter book,hardcover
Halaman ± 100‐200 halaman
Kata ± 3000 kata
Ilustrasi mulai realistis, bisa abstrak, kompleks
1.1.2 Analisis Kompetitor
Sesuai dengan permasalahan yang dihadapi di sini, bahwa masyarakat di Jakarta lebih
memilih pergi ke mall atau tempat‐tempat hiburan modern ketimbang museum. Oleh karena
itu yang menjadi kompetitor di sini adalah mall di Jakarta seperti Grand Indonesia, EX, Mall
Kelapa Gading, Pondok Indah Mall, Mall Taman Anggrek, dan mall besar lainnya dengan rata‐
rata pengunjung per harinya sekitar 20.000‐30.000 orang. Namun kekurangan dari para
kompetitor adalah tidak adanya unsur pendidikan di dalamnya. Unsur pendidikan yang ada
dalam museum bisa menjadi nilai tambah yang bisa membuat museum lebih unggul di
banding kompetitornya. Karena itu buku kegiatan yang menjadi alat bantu dalam kampanye
17. 17
yaitu menggunakan bentuk sosialisasi dan kampanye pada masyarakat sebagai bagian dari
stakeholder. Tujuan terpenting yang menjadi harapan adalah adanya perubahan perilaku
masyarakat agar senang pergi mengunjungi Museum. Salah satu program dari aspek
eksternal ini adalah Tahun Kunjung Museum 2010 yang dicanangkan pada tanggal 30
Desember 2009 oleh Bapak Ir. Jero Wacik, SE selaku Menteri Kebudayaan dan Pariwisata
Republik Indonesia
Gerakan Cinta Museum Indonesia yang merupakan bagian dari gerakan yang dilakukan oleh
Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata sebagai lanjutan dari program tahun kunjungan
Museum 2009 telah melakukan beberapa program yang akan dilaksanakan selama lima
tahun ke depan (2011‐2014). Program tersebut diantaranya, yaitu mengkampanyekan GNCM
itu sendiri, dengan beberapa program didalamnya, yaitu sebagai berikut:
• Pemilihan Sigi Wimala sebagai duta museum pada 1 Desember 2011
• Program revitalisasi museum‐museum yang ada di Indonesia
• Workshop GNCM dengan tema “Museum dan Masyarakat”
Namun, program‐program ini kurang terdengar oleh seluruh masyarkat Indonesia, terlihat
bahwa promosi yang dilakukan kurang gencar dan heboh, maka dari itu, program PETAKUMU
ini dimaksudkan untuk menanggulangi masalah promosi, namun dengan kemasan yang lebih
menarik dan menjadikan anak‐anak sebagai target khalayak utamanya.
18. 18
1.2.2 Analisis Produk
Indonesia sendiri memiliki 281 museum dan 50 di antaranya berada di Jakarta6
. Namun
kondisi museum‐museum di Indonesia, bahkan di ibu kota pun sangat memprihatinkan,
kondisi yang tidak terawatt ini ditambah pula pandangan sebelah mata dari masyarakat
terhadap museum yang dianggap sebagai tempat yang membosankan dan kurang menarik,
tertutup, serta terkesan suram.7
Berkebalikan dengan museum‐museum luar negeri yang
sudah lebih modern, sudah menjadi area publik, dan tempat yang menyenangkan untuk
melakukan berbagai aktivitas kreatif.
Berikut ini data tentang beberapa museum yang ada di Jakarta:
a) Museum Indonesia
Museum ini dibangun atas prakarsa Ibu Tien Soeharto dan didirikan di TMII dengan
luas tanah 20.100 meter persegi dan luas bangunan 7.000 meter persegi. Diresmikan
oleh Presiden Soeharto pada tanggal 20 April 1980. Menampilkan gaya arsitektur Bali
yang dikembangkan dimana secara keseluruhan memperlihatkan wajah budaya
Indonesia.
6
http://museumku.wordpress.com/2010/12/16/museum‐menarik‐tetapi‐tak‐banyak‐dilirik/ (28 Maret
2011)
7
http://nationalgeographic.co.id/lihat/berita/2361/
19. 19
b) Museum Sejarah Jakarta
Museum ini terletak di Jalan Taman Fatahillah No.1, Jakarta Barat. Pada mulanya
digunakan sebagai gedung Balaikota (Stadhuis) dan pengadilan. Merupakan gedung
Balaikota kedua yang dibangun pada masa pemerintahan VOC di Batavia. Pada tahun
1968 diserahkan kepada Pemda DKI Jakarta dan kemudian dijadikan sebagai
Museum pada tahun 1974. Menonjolkan peninggalan‐peninggalan Belanda yang
bermukim di Batavia sejak awal abad XVI. Koleksi tersebut terdiri dari mebel,
perabot rumah tangga, senjata, keramik, peta, dan buku‐buku.
c) Museum Sejarah Nasional (Monas)
Museum yang terletak di Jalan Silang Monas ini dibangun untuk mengenang dan
melestarikan kebesaran perjuangan bangsa Indonesia yang dikenal dengan Revolusi
Kemerdekaan Rakyat Indonesia 17 Agustus 1945. Bagian‐bagian utama tugu Monas
yaitu Ruang Museum Sejarah, Ruang Kemerdekaan, Pelataran Puncak, dan Lidah Api
Kemerdekaan.
d) Museum Mandiri
Museum ini Terletak di Jl. Lapangan Stasiun no.1, seberang Stasiun Kota. Pada
mulanya adalah kantor Nederlandsch Handel‐Maatschappij (NHM) atau Netherlands
Trading Corporation alias Maskapai Dagang Belanda. Museum ini memiliki tiga lantai
yang terdiri dari Ruang Treasury (Kas Afdeeling), Ruang Pembukuan, Ruang Kasir
China, Ruang Perlengkapan Bank, Ruang Kearsipan dan Komunikasi, serta Ruang
ATM.
20. 20
e) Museum Taman Prasasti
Museum ini terletak di Jl. Tanah Abang I no.1, Jakarta Pusat. Awalnya merupakan
pemakaman pada masa penjajahan Belanda. Terdapat lonceng perunggu di halaman
belakangnya yang akan dibunyikan ketika ada upacara pemakaman.
f) Museum Seni Rupa dan Keramik
Awalnya merupakan gedung Lembaga Peradilan tertinggi Belanda (Raad van Justitie).
Museum ini terletak di Jalan Pos Kota no.2, Jakarta Barat. Museum ini memiliki 500‐
an karya seni rupa seperti patung, totem kayu, grafis, sketsa, dan batik lukis. Selain
itu terdapat juga koleksi keramik lokal dan keramik asing.
g) Museum Prangko Indonesia
Museum ini diresmikan pada tanggal 29 September 1983 atas gagasan Ibu Tien
Soeharto (Ibu Negara) dan dibangun sebagai sarana edukasi yang mampu
merefleksikan sejarah bangsa dan keelokan budaya Indonesia. Museum ini memiliki
ribuan koleksi prangko serta diorama yang menceritakan tentang aktivitas perjalanan
penerbitan dan pencetakan prangko.
h) Museum M.H. Thamrin
Museum ini terletak di Jl. Kenari II no.15, Jakarta. Museum ini mengoleksi foto‐foto
reproduksi kiprah perjuangan Mohammad Husni Thamrin dan pergerakan nasional
Indonesia serta suasana kota Jakarta zaman itu, lukisan tentang M.H. Thamrin, radio
yang digunakan untuk mendengarkan siaran dari NIROM maupun dari luar negeri,
bale‐bale tempat pembaringan terakhir jenazah M.H. Thamrin, lemari pakaian
21. 21
peninggalan M.H. Thamrin, kursi, piring hias, blangkon, serta kepustakaan yang
meliputi buku‐buku naskah tentang M.H. Thamrin dan pidata‐pidatonya di
Volksraad.
i) Museum Perumusan Naskah Proklamasi
Museum ini terletak di Jl. Imam Bonjol no. 1, Jakarta. Awalnya merupakan kediaman
Laksamana Muda Tadashi Maeda, Kepala Kantor Penghubung antara Angkatan Laut
dengan Angkatan Darat. Ruang pameran terdiri dari Ruang Pra‐Proklamasi Naskah
Proklamasi, Ruang Perumusan Naskah Proklamasi, Ruang
Pengesahan/Penandatanganan Naskah Proklamasi, dan Ruang Pengetikan Teks
Proklamasi.
Rata‐rata kondisi benda‐benda peninggalan sejarah dalam museum sangat memprihatinkan,
dimana kurangnya perawatan dan pelestarian terhadap benda‐benda peninggalan sejarah.
Hal ini dikhawatirkan menjadi salah satu penyebab masyarakat semakin kekurangan minat
untuk mengunjungi museum karena kondisi benda‐benda didalamnya kurang terawat, selain
itu, hal lain yang dikhawatirkan akan mengurangi minat masyarakat, terutama anak‐anak
adalah tempat yang terkesan suram dan kurang dapat dijadikan sebagai objek wisata.
23. 23
1.2.4 Analisis Tempat dan Promosi
Sebelum GNCM terbentuk, pada tahun 2009, Kementrian Kebudayaan dan Pariwisata telah
melakukan program Visit Indonesia Year yang meningkatkan kepariwisataan Indonesia. Oleh
karena itu, untuk GNCM itu sendiri baru dimulai sejak 2010, dan hal‐hal yang sudah
dilakukan antara lain, revitalisasi museum sejak tahun 2010, dimana telah berhasil
merevitalisasi 6 museum di Indonesia, dan tahun 2011, sudah merevitalisasi 36 museum.8
Program lainnnya, yaitu pemilihan duta museum, yaitu Sigi Wamala pada awal Desember
2011, dimana duta Museum ini akan menjalani tugasnya berdasarkan program Direktorat
Permuseuman, kemudian ada Workshop Gerakan Nasional Cinta Museum dengan tema
“Museum dan Masyarakat”. Program‐program yang sudah dilakukan ini lebih kepada
internalnya (perbaikan museum dan organisasinya saja) yang daapat dikatakan sudah cukup
baik, dimana diharapkan mampu membangun kembali museum. Oleh karena itu, kali ini akan
dibuatnya program yang langsung turun kepada masyarakat, dengan memfokuskan kepada
anak‐anak sebagai target khalayak untuk agen perubahan sikap dan perilakunya.
8
http://travel.okezone.com/read/2011/12/02/407/537045/87‐museum‐akan‐direvitalisasi
24. 24
1.3 Riset Pendahuluan
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan, ditemukan bahwa pengunjung museum
terus‐menerus mengalami penurunan.Oleh karena itu sebelum memulai merumuskan
program ide sosial, kami melakukan riset pendahuluan dengan menyebarkan kuesioner ke
beberapa sekolah dasar di DKI Jakarta yang juga akan menjadi target adopter dari ide
pemasaran sosial yang kami lakukan. Sekolah‐sekolah yang menjadi objek riset pendahuluan
kami antara lain adalah SDN 05 Pagi Pegangsaan Dua, SD Riccie, SDN 08 Kalisari, SD Don
Bosco II Pulomas, SDN 22 Pagi Pasar Minggu, Madrasah Diniyah Pejaten Timur, SDN
Bidaracina 05, SDN Batu Ampar 03 Pagi, SDI Al‐Bayyinah Jakarta, SDN Cakung Barat 16, dan
SDN Percontohan Kebon Jeruk 11 Pagi.
Kuesioner yang kami sebarkan berjumlah 40 buah dan disebarkan ke beberapa sekolah dasar
di DKI Jakarta dan target dari kuesioner ini adalah kelas tiga sampai kelas enam sekolah
dasar.Kuesioner mencakup enam pertanyaan penting yang nantinya menjadi pedoman bagi
kami untuk menarik hipotesis awal dari penelitian ini. Pertanyaan tersebut antara lain
pernahkah kamu pergi ke museum, berapa kali dalam setahun kamu mengunjungi museum,
museum apa yang kamu kunjungi, bersama siapa kamu pergi ke museum, apa yang kamu
sukai dari museum, dan apa yang tidak kamu sukai dari museum.
26. 26
Dari diagram diatas dilihat bahwa 77% responden mengunjungi museum sebanyak satu
sampai dua kali dalam setahun, 19% responden menyatakan tidak pergi (0 kali) ke museum
dalam setahun, dan 4% responden pergi ke museum sebanyak 3‐4 kali dalam setahun.
27. 27
Pertanyaan selanjutnya adalah museum apa yang pernah dikunjungi oleh responden dan
hasil yang ditemukan adalah sebanyak 52% responden pernah mengunjungi Museum Sejarah
Jakarta (Taman Fatahillah), 19% responden mengunjungi Museum Pancasila Sakti, 10%
responden mengunjungi Monumen Nasional (Monas) , 6% responden mengunjungi Museum
Lubang Buaya , dan 10% responden menjawab lain‐lain.
28. 28
Kemudian berdasarkan hasil riset pendahuluan ditemukan pula bahwa sebanyak 61% dari
responden pergi ke museum karena acara sekolah dan 39% responden menyatakan bahwa
mereka pergi ke museum bersama dengan keluarganya.
31. 31
1.4 SWOT Pemasaran Sosial Museum
• Kekuatan (Strengths)
1. Jumlah museum di kota Jakarta terbilang cukup banyak (sebanyak 39
museum dan 16 museum di TMII)9
2. Adanya sarana transportasi di Jakarta yang memadai untuk mencapai
museum‐museum
3. Harga tiket masuk museum yang relatif murah
4. Sedang berlangsungnya revitalisasi pada 85 museum di Indonesia oleh
pemerintah yang diharapkan mampu memperbaiki citra museum di mata
masyarakat.10
• Kelemahan (Weaknesses)
1. Kurang memadainya kegiatan pemasaran dan promosi, baik mengenai
museum‐museum itu sendiri maupun revitalisasi yang sedang dilakukan di
dalamnya
2. Suasana museum yang selama ini sangat monoton
9
http://id.wikipedia.org/wiki/Daftar_museum_di_Jakarta
10
http://www.jpnn.com/read/2011/12/02/109859/2014,‐Revitalisasi‐85‐Museum‐Tuntas‐
32. 32
• Peluang (Opportunities)
1. Adanya program study tour ke museum‐museum yang dilakukan beberapa
sekolah dasar di Jakarta
2. Minat anak‐anak yang cukup besar terhadap benda‐benda unik dan sejarah
di Indonesia
3. Adanya perkembangan media yang luas untuk melakukan pemasaran sosial,
konvensional maupun internet
• Ancaman (Threats)
1. Kunjungan ke museum merupakan sesuatu yang hanya dilakukan sekali
untuk mendapatkan informasi tentang sejarah (tidak berulang), berbeda
dengan tempat wisata lainnya sehingga masyarakat lebih memilih
menghabiskan liburannya ke tempat wisata yang menawarkan hiburan‐
hiburan. Contohnya; Dunia Fantasia atau mall.
2. Banyak masyarakat yang masih belum mengetahui akan revitalisasi museum
yang sedang dilakukan
3. Perkembangan teknologi yang memungkinkan masyarakat untuk mencari
informasi mengenai sejarah tanpa harus mengunjungi museum.
33. 33
II. Tujuan
2.1 Rincian Masalah
Pada dasarnya museum merupakan tempat yang seharusnya dilestarikan berkaitan dengan
fungsinya di bidang pendidikan. Museum menyimpan berbagai serpihan dari sejarah dan
ilmu pengetahuan yang tentunya akan sangat bermanfaat bagi anak‐anak yang mengunjungi
tempat ini sehingga dapat berpengaruh dengan kualitas sumber daya manusia di generasi
depan.
Namun sangat disayangkan dalam perkembangannya, tempat ini kurang mendapat
perhatian khusus dari pemerintah dalam hal perawatan dan penjagaannya. Setelah
dibangun, museum dibiarkan tanpa promosi lebih lanjut bahkan ada di antaranya yang
mengalami kerusakan. Di mata masyarakat pun museum hanya tempat yang dikunjungi
sekali saja seumur hidupnya untuk mendapatkan informasi tentang sejarah, bukan untuk
melepas penat, karena dianggap membosankan oleh sebagian orang. Akibatnya jumlah
pengunjung museum menunjukkan angka yang mengkhawatirkan.
Kehadiran obyek‐obyek wisata yang menawarkan hiburan‐hiburan seperti Dunia Fantasi dan
berbagai pasar malam juga menjadi faktor minimnya pengunjung museum saat ini.
34. 34
Masyarakat, terutama apabila berkeluarga, tentunya akan lebih memilih untuk
menghabiskan waktu liburannya ke tempat‐tempat tersebut untuk melepas kepenatan.
2.2 Solusi Masalah
Dengan berdasarkan pada masalah‐masalah yang ada terkait minimnya pengunjung museum
dewasa ini, kami menemukan suatu solusi yang akan dapat dikembangkan kemudian. Untuk
menanggulangi rasa bosan masyarakat bila mengunjungi museum dan persaingan tempat ini
dengan obyek wisata hiburan, kami bermaksud menyusun kampanye yang dapat
memberikan pengalaman yang menyenangkan di museum.
Kampanye ini akan ditujukan langsung ke siswa‐siswi sekolah dasar dengan bekerja sama
dengan pihak sekolah melalui kegiatan study tour berkelanjutan yang kemudian akan diakhiri
oleh suatu event yang akan lekat dalam ingatan anak‐anak dan pada efek jangka panjangnya
mengakibatkan bertambahnya minat mereka untuk selalu mengunjungi museum secara
rutin.
2.3 Tujuan
Dari masalah dan solusi tersebut kami memfokuskan dua poin yang menjadi tujuan dari
kampanye yang akan kami lanjutkan, yakni;
35. 35
1. Mengubah perilaku anak‐anak menjadi suka dan ingin datang ke Museum.
2. Membuat orangtua dan pihak sekolah menjadikan Museum sebagai salah satu
destinasi yang menarik untuk dikunjungi bersama anak‐anak (sebagai sarana
edukasi sekaligus rekreasi).
III. Strategi
Permasalahan utama yang diangkat adalah bagaimana mengubah museum yang
membosankan menjadi menyenangkan. Anak SD yang menjadi sasaran dalam permasalahan
ini, sedang dalam tahap aktif menyerap ilmu dan sudah memiliki kemampuan yang cukup
untuk sekedar membaca dan menulis. Ada berbagai macama cara untuk menyelesaikan
permasalahan ini, misalnya dengan menambah fasilitas di dalam museum itu sendiri,
penyuluhan ke sekolah‐sekolah akan pentingnya museum, pendekatan kepada keluarga,
penggunaan aplikasi tertentu dan sebagainya.
Fokus kami lebih kepada target bukan kepada perkembangan fasilitas di dalam museum itu
sendiri, karena dari program lainnya sudah ada revitalisasi dari dalam museum itu sendiri.
Disini kami memfokuskan permasalahan lebih realistis kepada bagaimana anak bisa merasa
senang dengan keadaaan museum yang sama.
Untuk mencapai tujuan itu diperlukan pihak ketiga untuk menghubungkan anak dengan
museum. Disini kami menggunaan buku sebagai alat untuk menyambungkan anak dan
37. 37
nasional, museum gajah dan museum bank Indonesia. Kedepannya diharapkan museum‐
museum lain dapat dijadikan tempat kegiatan.
3.3 Price
Barang tangible yang digunakan dalam kegiatan ini adalah buku catatan perjalanan. Harga
buku ini adalah Rp. 15.000,00. Buku hanya dijual selama PETAKUMU Festival berlangsung.
Selama kegiatan study tour, buku sudah termasuk ke dalam anggaran yang dibayar.
3.4 Personel
Orang‐orang yang akan mempresentasikan selama study tour ini adalah tour guide dari pihak
museum dan LSM. Dari pihak sekolah sendiri, kami bekerja sama dengan para guru untuk
mengkomunikasikan mengenai kegiatan ini.
3.5 Presentation
Produk yang digunakan dalam kegiatan ini adalah sebuah buku kegiatan bagi anak‐anak yang
akan mereka bawa ketika mereka ke museum. Buku kegiatan ini merupakan agenda kegiatan
yang akan mereka isi tiap kali mereka mengunjungi musem. Buku kegiatan ini akan
diproduksi berseri sesuai dengan museum‐museum yang ada. Konten dari buku ini antara
38. 38
lain biodata dari pemilik buku, tips‐tips ketika akan bepergian, bagian‐bagian museum
(sesuai dengan seri museum), beberapa objek museum yang dipilih untuk dicari oleh anak
pemilik buku, halaman khusus untuk menuliskan pengalaman dan pelajaran apa saja yang
telah didapat setelah mengunjungi museum tersebut. Bahasa dalam buku ini dibuat
interaktif agar lebih mudah dimengerti dan anak tidak bosan membacanya. Kemudian
dgunakan juga banyak gambar agar tidak terkesan kaku.
3.6 Process
Alur kegiatan dari kampanye ini dimulai dengan kegiatan promosi. Promosi yang akan kami
lakukan mencakup roadshow ke sekolah‐sekolah, pemasangan ambience di kantor‐kantor
tempat orangtua target bekerja dan fasilitas, penayangan iklan di televisi, serta promosi via
internet seperti twitter, blog, dan artikel website. Setelah promosi, kami memulai masa
kampanye dengan melakukan study tour ke museum‐museum terpilih secara berkala.
Setelah melakukan study tour selama beberapa kali, rangkaian kegiatan kampanye diakhiri
dengan event besar yang dilakukan di tiga museum Jakarta pada masa liburan anak.
3.7 Policy
Dasar hukum yang menjadi landasan kegiatan ini adalah:
1. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 1995 tentang Pemeliharaan dan
Pemanfaatan BCB di Museum
39. 39
2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2009 tentang NPSK Museum.
3. Peraturan Pemerintah (PP) tentang Museum sebagai acuan pelaksanaan UU No 11
tahun 2010 tentang Cagar Budaya.
3.8Promotion
3.8.1 Roadshow
Roadshow dari PETAKUMU ini akan dilakukan sepanjang bulan Maret hingga Juni 2012 untuk
100 Sekolah Dasar yang tersebar di Jakarta. Dalam roadshow ini akan ada simulasi untuk
sekolah‐sekolah yang dikunjungi tentang apa yang akan dilakukan jika mengikuti study tour
dan penyebaran proposal studi tour kepada pihak‐pihak sekolah yang dikunjungi. Namun
untuk, sekolah‐sekolah dengan game simulasi hanya akan dipilih 20 sekolah saja. Adapun
daftar sekolahnya adalah sebagai berikut:
1. SDN Menteng 01 Pagi* 2. SDN Cakung Timur 06 Pagi
3. SD LB Abdi Pratama 4. SDN Cakung Timur 07 Petang
5. SDN Kayumanis 02 6. SDN Cakung Timur 08 Petang
7. SDN Bidaracina 05 8. SDN Cakung Timur 09 Pagi
9. SDN Cipinang Besar Selatan 07 10. SDN Cakung Timur 10 Pagi
11. SDN Kebon Manggis 01 12. SDN Cawang 01 Pagi
40. 40
13. SDN Kebon Manggis 14 14. SDN Cawang 02 Petang*
15. SDN Kebon Pala 01 Pagi* 16. SDN Meruya Utara 01 Pagi
17. SDN Palmeriam 01 18. SDN Cipinang Melayu 01 Pagi
19. SDN Utan Kayu Selatan 01 Pagi* 20. SDN Cipinang Melayu 02 Pagi
21. SDN Cipinang Besar Selatan 01 Pagi 22. SDN Cipinang Melayu 03 Pagi
23. SDN Kayu Putih 09 Pag*i 24. SDN Cipinang Melayu 12 Petang
25. SDN Ujung Menteng 04 Pagi* 26. SDN Pondok Bambu 01*
27. SDN Balekambang 03 Pagi 28. SDN Pondok Bambu 02
29. SDN Balimester 01 Pagi 30. SDN Pondok Bambu 03
31. SDN Balimester 07 Petang 32. SDN Pondok Bambu 04 Pagi
33. SDN Bambu Apus 01 Pagi 34. SDN Pondok Bambu 05
35. SDN Bambu Apus 06 Pagi 36. SDN Pondok Bambu 06 Pagi
37. SDN Baru 01 38. SDN Pondok Bambu 07 Pagi
39. SDN Baru 08 40. SDN Pondok Bambu 08 Pagi
41. SDN Batu Ampar 03 Pagi 42. SDN Pondok Bambu 11
43. SDN Batu Ampar 09 44. SDN Pondok Bambu 17
45. SDN Batu Ampar 10 Pagi 46. SDN Pondok Bambu 18
47. SDN Batu Ampar 11 Pagi 48. SDN Pondok Kelapa 01*
49. SDN Batu Ampar 12 50. SDN Pondok Kelapa 03 Pagi
41. 41
51. SDN Batu Ampar 13 Pagi 52. SDN Pondok Kelapa 04 Pagi
53. SDN Bidara Cina 01 Jatinegara* 54. SDN Pondok Kelapa 11 Petang
55. SDN Cakung Barat 01 Pagi 56. SDN Pondok Kelapa 12 Petang
57. SDN Cakung Barat 02 Pagi 58. SD Islam Al‐Azhar 1 Kebayoran Baru*
59. SDN Cakung Barat 03 Pagi 60. SD Islam Al‐Azhar 13 Rawamangun*
61. SDN Cakung Barat 04 Pagi 62. SD Islam Al‐Azhar 20 Cibubur*
63. SDN Cakung Barat 05 Pagi 64. SD Muhammadiyah 06 Tebet*
65. SDN Cakung Barat 06 Pagi 66. Madrasah Ibtidaiyah Saadatuddarain
67. SDN Cakung Barat 07 Pagi 68. Madrasah Ibtidaiyah Al Falah
69. SDN Cakung Barat 08 Pagi* 70. SDIT Al‐Azhar
71. SDN Cakung Barat 09 Pagi 72. SD Santa Theresia*
73. SDN Cakung Barat 10 Petang 74. SD Chandra Kusuma
75. SDN Cakung Barat 11 Petang 76. SD Tarsius 2
77. SDN Cakung Barat 13 Pagi 78. SD Santa Maria Jakarta
79. SDN Cakung Barat 14 Pagi 80. SD Dian Harapan
81. SDN Cakung Barat 15 Pagi 82. SD Charitas
83. SDN Cakung Barat 16 84. SD Pangudi Luhur*
85. SDN Cakung Barat 17 Pagi 86. SD Strada Bina Mulia 1*
87. SDN Cakung Barat 18 Petang 88. SD Strada Bhakti Utama
42. 42
89. SDN Cakung Barat 22 Pagi 90. SD Charitas
91. SDN Cakung Timur 01 Pagi 92. SD Strada Santo Fransiskus Xaverius
93. SDN Cakung Timur 02 Pagi 94. SDK 5 BPK Penabur*
95. SDN Cakung Timur 03 Pagi 96. SDK 6 BPK Penabur Kelapa Gading
97. SDN Cakung Timur 04 Pagi* 98. SDK 7 BPK Penabur Bintaro
99. SDN Cakung Timur 05 Pagi 100.SDK 8 BPK Penabur Cawang*
Keterangan: *sekolah‐sekolah yang akan diadakan simulasi saat roadshow
3.8.2 Promosi Melalui Berbagai Media
3.8.2.1 Internet
Promosi lainnya yang akan dilakukan adalah memposting dan mempromosikan program
yang akan dilaksanakan melalui saluran internet yaitu websites‐websites, seperti websites
museumindonesia.com, cinta‐museum.blogspot.com dan lain‐lain.
3.8.2.2 Buzzer
Selain memposting artikel promosi di websites formal, pemasaran sosial ini pun akan
menggunakan beberapa buzzer untuk promosi di blog ddan twitter.
Daftar Buzzer yang akan diajak kerjasama, yaitu sebagai berikut:
Ka seto @IDcerita @IndoHistoria @theurbanmama
@motivakid @bincangedukasi @infobudaya @SekolahCikal
43. 43
@ayobercerita @dongeng10twit @sobatbudaya @kompasdotcom
@GNFI @InfoSejarah @mommiesdaily @detikcom
3.8.2.3 Ambience
Ambience yang akan digunakan berupa beberapa benda‐benda yang menyerupai benda‐
benda yang ada diberbagai museum di Jakarta yang rencananya akan disebar dibeberapa
tempat seperti halte, sekolah‐sekolah, di daerah perkantoran yang dimaksudkan untuk
memicu rasa penasaran masyarakat dan kemudian menjadi topik yang hangat tentang
keanehan mengapa ada benda‐benda museum di jalanan dengan kekuatan ”world of
mouth”. (contoh ambience terlampir)
3.8.2.4 Poster
Poster ini akan disebar di beberapa tempat seperti di sekolah, halte dan daerah perkantoran
guna mengingatkan bahwa di liburan akhir tahun akan ada event PETAKUMU carnival. Jadi
poster ini akan menggambarkan bagaiamana PETAKUMU Carnival dan masih
berkesinambungan dengan TVC‐nya nanti.
3.8.2.5 Iklan TVC
Iklan TVC ini akan ditayangkan dua minggu menjelang pelaksanaan PETAKUMU Karnival.
Adapun penempatan iklan TVC ini, yaitu di Stasiun TVRI, SCTV, Global TV, TransTV, dan b‐
Channel.
44. 44
IV. Khalayak Sasaran
4.1 Primer
Secara primer, khalayak dari pemasaran sosial ini adalah anak‐anak, laki‐laki dan perempuan,
berumur 6‐12 tahun dan tinggal di Jakarta. Anak‐anak dipilih sebagai target primer karena
anak‐anak masih bisa dimasuki dengan nilai‐nilai yang positif dimana Museum merupakan
tempat yang asik untuk bermain dan belajar.
4.2 Sekunder
Dalam hidup anak terdapat dua saluran komunikasi yang penting, yakni keluarga dan
sekolah. Karena itu kami juga menyasar kepada orang tua dan sekolah sebagai target
sekunder dari kampanye sosial ini. Dilihat dari harga masuk museum yang sangat murah,
kami membatasi lebih kepada SES A‐B‐C dengan karakteristik sangat memperhatikan
pendidikan anak. Biasanya mereka memiliki waktu luang di akhir pekan dan menghabiskan
waktunya bersama keluarga untuk sekadar bersantai di rumah ataupun rekreasi ke suatu
tempat.
45. 45
V. Pesan Kunci
Pesan utama yang ingin disampaikan adalah museum bisa jadi menyenangkan apabila tahu
caranya. Cara yang dimaksud salah satunya adalah dengan penggunaan buku sebagai
penghubung antara museum dan anak.
VI. Program
6.1 PETAKUMU Study Tour
Menurut survey yang kita lakukan, didapatkan data bahwa kebanyakan anak‐anak merasa
bosan dengan keadaan museum karena tidak ada permainan. Konfirmasi dari pihak museum
sendiri mengatakan sudah melakukan revitalisasi. Tantangan bagi kami adalah bagaimana
mengemas keadaan museum yang sama dengan gaya baru. Bagaimana menghubungkan
antara benda di museum dengan anak‐anak. Disini kami bekerja sama dengan pihak sekolah
sebagai tour guide untuk menerangkan mengenai museum melalui study tour dengan gaya
baru.
Study tour sendiri dipilih karena mempunyai kekuatan ‘memaksa’ anak untuk pergi ke
museum. Perbedaan study tour ini dengan study tour lainnya adalah terdapat buku sebagai
panduan untuk menghubungkan objek dalam museum dengan anak. Buku dikemas
46. 46
sedemikian rupa sehingga tidak berkesan seperti tugas dan bersifat menyenangkan. Buku
dipilih sebagai media, karena berdasarkan data yang di dapat dari Xiramedia bahwa anak
usia sekolah dasar menyukai kegiatan menulis sebagai cara pembentukan diri.
Anak‐anak diajak untuk berburu benda‐benda yang ada di dalam museum berdasarkan apa
yang ada di buku. Misalnya untuk di museum gajah, setelah menemukan benda‐benda
berupa patung‐patung, anak‐anak akan disuruh untuk mengikuti gerakan patung sambil
menyebutkan namanya. Hal ini dilakukan untuk mengingatkan nama patung kepada anak.
Setelahnya, anak akan mendapatkan gelang, dimana setiap gelang bernilai satu poin. Dengan
begitu diharapkan anak‐anak akan menyukai museum dan berharap dapat kembali ke
museum untuk mencoba semua gerakan patung.
6.1.1 Buku
Merupakan agenda perjalanan anak yang dikemas secara tidak kaku sehingga tidak
menimbulkan tekanan bahwa buku ini adalah tugas. Buku berisi mulai dari sebelum
berangkat sampai kembali pulang lagi. Selain untuk study tour, buku ini juga dijual bebas ke
orang tua‐orang tua sebagai bekal liburan.
6.1.2 Gelang
Gelang berupa ukiran yang bisa ditukar dengan hadiah berupa buku ensiklopedia apabila
telah mencapai poin tertentu.
47. 47
6.2 PETAKUMU Karnival
PETAKUMU Karnival merupakan event besar sebagai event puncak akan diselenggarakan
saat masa‐masa liburan akhir tahun. Dimana pesan kunci dari event ini adalah menanamkan
nilai kepada anak‐anak beserta orang tuanya bahwa museum adalah tempat yang
menyenangkan yang dapat dijadikan salah satu tempat kunjungan keluarga diakhir pekan.
Hal ini berdasarkan penelitian kami bahwa anak‐anak mendapatkan kesan “membosankan”
dari museum, dan kami ingin merubah kesan/citra museum menjadi “menyenangkan”
layaknya taman/tempat hiburan lainnya yang biasa dijadikan tempat kunjungan oleh
keluarga di akhir Pekan atau masa‐masa liburan.
Seperti kampanye melalui program PETAKUMU Study Tour, event inipun menggunakan
pendekatan bermain sambil belajar, karena dianggap pendekatan ini akan menarik minat
anak‐anak untuk mengikuti kegiatan ini, dan mendorong minat orang tuanya untuk
mengikutsertakan diri dan anak‐anaknya dalam event ini.
Adapun teknis untuk event ini, yaitu dilaksanakan saat liburan akhir tahun di bulan
Desember, dilaksanakan sebanyak tiga kali dalam tiga minggu di museum yang berbeda yang
ada di Jakarta. Adapun detailnya sebagai berikut:
48. 48
Lokasi Tanggal Pelaksanaan
Museum Arsip Nasional Sabtu, 14 Desember 2012
Museum Gajah Sabtu, 21 Desember 2012
Museum Bank Indonesia Sabtu, 28 Desember 2012
Format acara dari event ini adalah “temukan sejarah dalam harta karunmu” dimana dalam
event ini akan dibuatnya suatu permainan seperti permainan menemukan harta karun yang
akan dikemas semenarik mungkin. Permainan ini diikuti oleh anak‐anak dimana dibeberapa
spot permainannya akan dibantu oleh orang tua masing‐masing, sehingga acara ini lebih
kepada event untuk keluarga karena seperti yang diungkapkan sebelumnya, event besar ini
dimaksudkan untuk menaikkan citra museum sebagai tempat yang menyenangkan yang
diharapkan dapat dijadikan kunjungan dan rekreasi keluarga di akhir pekan.
Dalam event besar ini, disetiap lokasi event akan di‐setting sebagai tempat pencarian harta
karun yang setiap benda di museum akan dijadikan sebagai petunjuk dalam menemukan
harta karun, Selain itu, diluar museum pun akan diadakan semacam karnival yang diisi oleh
hal‐hal yang berhubungan dengan benda‐benda museum yang ada di museum‐museum di
Jakarta, misalnya akanada pantomin dari tokoh‐tokoh pahlawan Indonesia yang menrujuk
kepada Museum Tokoh Indonesia, ada pula hiasan laying‐layang dan laying‐layang lainnya
yang bisa digunakan oleh anak‐anak beserta orang tuanya yang merujuk pada museum
layang‐layang, dan hal‐hal lainnya yang berhubungan dengan museum lainnya. Ini semua
49. 49
dimaksudkan untuk memperkenalkan museum‐museum lainnya yang ada di Jakarta. Oleh
sebab itu, event besar ini disebut sebagai PETAKUMU Karnival karena format kegiatannya
pun mengacu kepada hiburan, namun ada pembelajaran didalamnya atau dengan kata lain
lebih mendidik.
50. 50
VIII. Pengukuran
8.1 Pengukuran Input
Pengukuran input dalam pelaksanaan program kampanye pemasaran sosial ini akan
diadakan melalui rapat koordinasi yang akan dilaksanakan setiap dua hari sekali terhitung
sejak awal bulan Februari 2012.
Kegiatan Tolak Ukur Instrumen
Serangkaian program
kampanye “PETAKUMU”
Hasil dari pelaksanaan
kegiatan, sejauh mana
perkembangan kegiatan
sesuai dengan hasil ynag
direncanakan
Progress report
51. 51
8.2 Pengukuran Output
Pengukuran output serangkaian kampanye sosial ini menggunakan:
Kegiatan Tolak Ukur Instrumen
1. Kampanye melalui
roadshow (ke 100
Sekolah Dasar) dan
kampanye melalui
media
• Pengetahuan dan
pemahaman khalayak
sasaran mengenai
kampanye dan
produk sosial
• Media monitoring
• Media content
analysis
• Jumlah pengunjung
Museum setelah
roadshow dan
setelah kampanye
melalui media
2. Kampanye melalui
program PETAKUMU
Study Tour
• Pemahaman khalayak
sasaran (anak‐anak
SD) mengenai
museum bukan
tempat yang
membosankan
• Pemahaman khalayak
• Observasi langsung
• Daftar peserta
PETAKUMU Study
Tour
• Media monitoring
• Jumlah pengunjung
Museum setelah
52. 52
sasaran (anak‐anak
SD) mengenai
museum merupakan
tempat yang dapat
dijadikan tempat
belajar dan bermain
• Sambutan antusias
dari sekolah‐sekolah
SD terhadap
pelaksanaan
kampanye
• Jumlah Sekolah SD
yang menjadi peserta
PETAKUMU Study
Tour
hari pelaksanaan
3. Kampanye melalui
special event
(PETAKUMU
Carnival))
• Pemahaman khalayak
sasaran (anak beserta
orangtuanya)
mengenai museum
• Observasi langsung
• Daftar peserta
• Media monitoring
• Jumlah pengunjung
53. 53
sebagai tempat yang
tidak membosankan
• Pemahaman kepada
khalayak sasaran
(anak beserta
orangtuanya)
mengenai museum
yang dapat dijadikan
tempat belajar dan
bermain
• Pemahaman kepada
khlayak sasaran (anak
beserta orangtuanya)
mengenai museum
yang dapat dijadikan
tempat kunjungan
dan rekreasi di akhir
pekan
• Sambutan antusias
dari anak‐anak dan
Museum setelah
hari pelaksanaan
54. 54
orangtuanya
terhadap pelaksanaan
kampanye
• Jumlah keluarga yang
menjadi peserta dan
jumlah keluarga yang
hadir di special event
PETAKUMU Carnival
8.3 Pengukuran Outcome
Untuk pengukuran Outcome terhadap serangkaian kampanye social ini akan
berlangsung selama satu tahun ke depan, yaitu terhitung dari bulan Januari 2012 sampai
dengan Desember 2012. Pengukuran Outcome ini akan menggunakan:
Kegiatan Tolak Ukur Instrumen
Serangkaian program
kampanye PETAKUMU
• Perubahan sikap dan
perilaku anak‐anak SD
yang tidak lagi
menganggap museum
• Observasi langsung ke
masyarakat
• Observasi langsung ke
museum
55. 55
adalah tempat yang
membosankan
• Perubahan sikap dan
perilaku anak‐anak
beserta orang tuanya
yang mulai
menjadikan museum
sebagai tempat
kunjungan (rekreasi)
di akhir pekan
• Media Monitoring
56. 56
IX. Anggaran
9.1 Persiapan Awal
No. Nama Kegiatan Frk Unit Harga (Rp) Total (Rp)
1 Sewa Base Camp 1 1 5,000,000 5,000,000
2 Silaturahmi
a. Transportasi 2 5 75,000 750,000
3 Musyawarah
a. Transportasi 2 5 75,000 750,000
b. Konsumsi 1 20 5,000 150,000
4 Menghubungi relawan 1 40 2,000 80,000
5 Pembentukan panitia
a. Konsumsi 2 50 5,000 500,000
6 Pembuatan kaos dan name tag panitia
a. Desain 1 1 5,000,000 5,000,000
b. Pemesanan kaos 1 50 25,000 1,250,000
c. Pemesanan name tag 1 50 3,000 150,000
7 Survey
a. Transportasi 2 10 75,000 1,500,000
57. 57
b. Konsumsi 7 20 5,000 700,000
8 Rapat perumusan konsep keseluruhan acara
a. Konsumsi 1 50 5,000.00 250,000
9 Pembuatan proposal sponsorship
a. Konsumsi 1 50 5,000 250,000
b. Penggandaan 1 20 150,000 3,000,000
c. Pengiriman 1 18 15,000 270,000
10 Pensponsoran
a. menyampaikan proposal 1 15 10,000 150,000
b. Follow up 1 15 10,000 150,000.00
11 Pembuatan Proposal kegiatan PETAKUMU
a. Konsumsi 1 50 5,000 250,000
b. Penggandaan 1 45 10,000 450,000.00
12 Pembuatan Buku PETAKUMU
a. Desain 1 1 5,000,000 5,000,000
b. Penggandaan 1 3000 10,000 30,000,000
13 Pembuatan Gelang PETAKUMU
a. Desain 1 1 2,000,000 2,000,
b. Penggandaan 1 3000 5,000,000 15,000,000.
14 Perizinan untuk keseluruhan 1 1 7,500,000 7,500,000
58. 58
kampanye
15 Rapat Koordinasi
a. Konsumsi 1 50 5,000 2,500,000
16 Briefingrelawan
a. Konsumsi 1 40 5,000 200,000
Sub Total 82,800,000
59. 59
9.2 Kampanye Melalui Roadshow dan Media
9.2.1. Persiapan
No. Nama Kegiatan Frk Unit Harga (Rp) Total (Rp)
1 Pembuatan printed materials
a. Desain 1 1 7,500,000 750,000
b. Poster 1 200 7,500 1,500,000
2 Pembuatan embience
a. embience simulasi harta karun 1 10 250,000 2,500,000
b. embience benda‐benda museum 1 10 2,500,000 25,000,000
3 Perizinan penempatan embience 1 10 2,000,000 20,000,000
4
Pembuatan iklan TVC PETAKUMU
Carnival 1 1 120,000,000.00 120,000,000
Sub Total 169,750,000
60. 60
9.2.2 Pelaksanaan
No. Kegiatan Frk Unit Harga (Rp) Total (Rp)
1 Roadshow
a. Transportasi 8 10 100,000 8,000,000
b. Konsumsi 8 20 10,000 1,600,000
2 Penyebaran poster
a. Transportasi 8 5 75,000 3,000,000
b. Konsumsi 16 20 7,500 2,400,000
3 Penyebaran dan pemasangan embience
a. Transportasi 4 3 100,000 700,000
b. Konsumsi 4 10 7,500 300,000
4 Pemasangan iklan TVC PETAKUMU Carnival
a. SCTV 4 1 7,500,000 30,000,000
b. TVRI 6 1 3,000,000 18,000,000
c. b‐Channel 4 1 3,500,000 14,000,000
d. TransTv 4 1 15,000,000 60,000,000
e. Global Tv 4 1 15,000,000 60,000,000
Sub Total 198,000,000
61. 61
9.3. Kampanye PETAKUMU Study Tour
9.3.1. Persiapan
No. Nama Kegiatan Frk Unit Harga (Rp) Total (Rp)
1
Pembuatan permainan harta karun
PETAKUMU Study Tour 4 10 2,500,000 100,000,000
2
Pemasangan arena PETAKUMU Study
Tour 2 10
500,000 10,000,000
a. Transportasi 2 5 75,000 750,000
b. Konsumsi 2 20 5,000 200,000
3 Pelatihan para relawan sebagai tour guides
a. Konsumsi 3 25 7,500 562,500
Sub Total 111,512,500
62. 62
9.3.2. Pelaksanaan
No. Nama Kegiatan Frk Unit Harga (Rp) Total (Rp)
1 Tour guides
a. Konsumsi 25 25 10,000.00 6,250,000.00
2 Bongkar pasang arena permainan 100 10 10,000.00 10,000,000.00
Sub Total 16,250,000
9.3.3. Evaluasi Pasca PETAKUMU Study Tour
No. Nama Kegiatan Frk Unit Harga (Rp) Total (Rp)
1 Evaluasi kerja para tour guidesselama sekitar 6 bulan
a. Konsumsi 10 25 5,000 1,250,000
2
Evaluasi/pemeriksaan arena
permainan 10 10 25,000 2,500,000
Sub Total 3,750,000
63. 63
9.4 Kampanye PETAKUMU Carnival
9.4.1 Persiapan
No. Nama Kegiatan Frk Unit Harga (Rp) Total (Rp)
1 Dekorasi Museum 1 3 10,000,000 30,000,000
2 Sewa alat‐alat sound 3 1 25,000,000 75,000,000
3
Pembuatan replica benda‐benda
museum 1 100 500,000 50,000,000
4 Menyewa para pelaku pantonim 3 20 3,000,000 180,000,000
5 Keamanan 3 1 5,000,000 15,000,000
6 Petugas Kebersihan 3 30 200,000 18,000,000
7 Bayaran para Buzzer 4 5 5,000,000 100,000,000
8 Bintang Tamu 3 2 75,000,000 45,000,000
Sub Total 513,000,000
64. 64
9.4.2. Pelaksanaan
No. Nama Kegiatan Frk Unit Harga (Rp) Total (Rp)
1 Konsumsi
a. Panitia 3 50 15,000 2,250,000
b. Bintang Tamu 3 10 20,000 600,000
c. Para Pemain Pantonim 3 20 15,000 900,000
d. Para petugas Keamanan 3 30 15,000 1,350,000
e. Para petugas kebersihan 3 30 15,000 1,350,000
2 Pemberian hadiah 3 3 1,000,000 9,000,000
Sub Total 15,450,000
9.4.3. Evaluasi Pasca Kampanye PETAKUMU Carnival
No. Nama Kegiatan Frk Unit Harga (Rp) Total (Rp)
1 Evaluasi kepanitiaan
a. Konsumsi 3 50 10,000.00 1,500,000.00
Sub Total 1,500,000
Ket: untuk event PETAKUMU Carnival diadakan sebanyak tiga kali dalam waktu tiga minggu
65. 65
9.5 Pasca Keseluruhan Event dan Evaluasi
No. Nama Kegiatan Frk Unit Harga (Rp) Total (Rp)
1 Pembuatan press release
a. Penggandaan 1 5
500,000.00 250,000.00
2 Mengirim ucapan terima kasih
a. Penggandaan piagam kerjasama 1 15 20,000.00 300,000.00
b. Jasa pos 1 15 5,000.00 75,000.00
3 Media monitoring
b. Pembuatan kliping 1 1 100,000.00 100,000.00
4 Rapat Evaluasi
a. Konsumsi 1 50 10,000.00 500,000.00
b. Pembuatan LPJ 1 1 15,000.00 15,000.00
c. Penggandaan 1 15 15,000.00 225,000.00
Sub Total 1,465,000
66. 66
9.5 Rekapitulasi Keseluruhan Anggaran
No. Nama Kegiatan Sub Total
1 Persiapan awal Rp 82,800,000.00
2 Kampanye melalui roadshow dan media
a. Persiapan Rp 196,750,000.00
b. Pelaksanaan Rp 198,000,000.00
3 Kampanye PETAKUMU Study Tour
a. Persiapan Rp 111,512,500.00
b. Pelaksanaan Rp 16,250,000.00
c. Evaluasi Rp 3,750,000.00
4 Kampanye PETAKUMU Carnival
a. Persiapan Rp 513,000,000.00
b. Pelaksanaan Rp 15,450,000.00
c. Evaluasi Rp 1,500,000.00
5 Pasca keseluruhan event dan evaluasi Rp 1,465,000.00
Grand Total Rp1,140,477,500.00