Makalah ini membahas tentang akhlak dan ruang lingkupnya. Ia menjelaskan pengertian akhlak secara bahasa dan istilah, serta sumber-sumber ajaran akhlak seperti Al-Quran dan hadis Nabi. Makalah ini juga membahas ruang lingkup akhlak yang mencakup akhlak terhadap diri sendiri, terhadap tuhan, terhadap sesama, dan terhadap makhluk lain. Ia menjelaskan pentingnya memiliki akhl
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
1. 1
AKHLAK DAN RUANG LINGKUPNYA
KELOMPOK : 2 (B.2)
1. MUKHSINUDIN
2. MUTIARA CHAIRUNNISA
3. JEYNISCAPERMATA SARI
4. DEWINTA SUSANTI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
TANGERANG
Jln. Perintis Kemerdekaan 1/33 Cikokol – Tangerang
Telp./Fax : (021) 5573 6926
2. 2
Kata
Pengantar……………………………………………………………......……....…..........i
Daftar
Isi…………………………………………………………………………......................ii
BAB I Pendahuluan
a. Latar Belakang
.….…………….…...............................………........................…...............1
b. Tujuan Penulisan ......................................................................................2
c. Sistematika ........................…………………………………………….....2
BAB II Pembahasan
a. Pengertian
Akhlak......................................................................................................3
b. Sumber-Sumber Ajaran Akhlak ...........................................................4
c. Ruang Lingkup Pembahasan Akhlak …..……………...............……..4
d. Tujuan Pembinaan Akhlak ....................................................................8
e. Pokok-Pokok Akhlak ..............................................................................9
f. Pembagian Akhlak .................................................................................10
BAB III Penutup
a. Kesimpulan..............................................................................................13
b. Saran……....……............…………………….....……....……....…….....13
Daftar Pustaka
3. 3
BAB I
PENDAHULUAN
Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan karunia-Nya kepada kita. Shalawat
dan salam semoga tercurah kepada Nabi Muhammad SAW, keluargana, shahabatnya, dan
semua pengikutnya hingga akhir zaman.
Kedudukan akhlak dalam kehidupan manusia menempati tempat yang penting,sebagai
individu maupun masyarakat dan bangsa,sebab jatuh bangunya suatu masyarakat tergantung
kepada bagaimana akhlaknya.Apabila akhlaknya baik,maka sejahteralah lahir dan
batinnya,apabila alkhlaknya rusak, maka rusaklah lahir dan batinnya.
Kejayaan seseorang terletak pada akhlaknya yang baik,akhlaknya yangbaikselalu
membuat seseorang menjadi aman,tenang,dan tidak adanya perbuatan yang tercela.Seseorang
yang berakhlak mulia selalu melaksanakan kewajiban-kewajibannya.Dia melakukan
kewajiban terhadap dirinya sendiri yang menjadi hak dirinya,terhadap tuhan yang menjadi
hak tuhannya,terhadap makhluk lain,dan terhadap sesama manusia.
Manusia terdiri dari unsur jasmaniah dan rohaniah,di dalam kehidupannya ada
masalah material(lahiriah),spiritual(batiniah),dan akhlak.Apabila seseorang tidak mempunyai
rohani maka orang itu mati,sebaliknya apabilatidak mempunyai jasmani maka tidak di sebut
manusia.Sejalan denagan kehidupantersebut ,problema yang bersifat material tidak
tetap.Contohnya keinginan manusia terhadap sesuatu yang bersifat material,tidak pernah
puas-puasnya..jika sudah mendapaykam sesuatu,ia ingin mendapatkan yang lainnya,sesudah
mendapatkannya,ia ingin berikutnya.Hal ini wajar, namun dapat di netralisir jika dasar
kehidupannya kembali kepada spiritual,sebab jiwalah yang mempunyai kebahagiaan hakiki.
A. LATAR BELAKANG
Seperti kita ketahui bersama bahwa akhlak merupakan salah satu unsur yang tanpa
kita sadari harus melekat pada setiap pribadi manusia yang hidup di dunia ini. Akhlak
mempunyai peranan penting dalam menuntut kita bagaimana cara bersikap. Sejalan dengan
penulisan makalah ini kita akan bersama-sama membahas pengertian akhlak secara
menyeluruh dan segala sesuatu yang memilki korelasi akhlak dan kehidupan dalam makalah
ini kita akan menjabarkan kata demi kata yang akan menuju kepada penjabaran akhlak secara
mendetail.
Oleh karena itu, dengan adanya makalah ini kami akan berusaha menjelaskan
pengertian tentang akhlak dan ruang lingkupnya.
4. 4
B. TUJUAN PENULISAN
Penulisan ini bertujuan agar kita dapat lebih dekat dan mengenal dengan seksama ayat
atau surah yang terdapat pada Al-Qur’an. Karena dengan pendekatan atau yang sering disebut
dengan Munasabah itulah kita dapat mengetahui apa arti dan isi kandungan ayat atau surah
tersebut.
C. SISTEMATIKA
Dalam sistem penulisan ini, kami menggunakan metode pengumpulan data yang
berbentuk dalam makalah. Hal ini bertujuan untuk memperinci dan mempermudah kita dalam
membaca.
5. 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN AKHLAk
Secara bahasa akhlak berasal dari kata قلخا – لق خ –ي ,iagnarep aynitra ا اخالق
kebiasaan, watak, peradaban yang baik, agama. Kata akhlak sama dengan kata khuluq.
Dasarnya adalah:
1. QS. Al- Qalam: 4: كناو ىلعل قلخ ميظع
2. QS. Asy-Syu’ara: 137: نا اذه الا قلخ نيلوالا
3. Hadis :امنا تثعب ممتال مراكم قالخالا
Atau secara ( etimologi ) perkataan akhlaq ialah bentuk jamak dari khuluq ( khuluqun
) yang berarti budi pekerti , perangai , tingkah laku , atau tabi’at . Akhlak disamakan dengan
kesusilaan , sopan santun. Khuluq merupakan gambaran sifat batin manusia , gambaran
bentuk lahiriah manusia , seperti raut wajah , gerak angggota badan dan seluruh tubuh. Dalam
bahasa Yunani pengertian khuluq ini disamakan dengan kata ethicos atau etchos , artinya
adab kebiasaan , perasaan batin, kecenderungan hati untuk melakukan perbuatan. Ethicos
kemudian berubah menjadi etika.
Dalam kamus Al-Munjid , khuluq berarti budi pekerti , perangai, tingkah laku atau
tabiat. Akhlak diartikan sebagai ilmu tata karma , ilmu yang berusaha mengenai tingkah laku
manusia, kemudian memberi nilai kepada perbuatan baik atau buruk sesuai dengan norma-
norma dan tata susila.
Dilihat dari sudut istilah ( terminologi ), para ahli berbeda pendapat , namun intinya
sama yaitu tentang perilaku manusia. Pendapat-pendapat ahli tersebut dihimpun sebagai
berikut :
1. Abdul Hamid mengatakan akhlak ialah ilmu tentang keutamaan yang harus dilakukan
dengan cara mengikutinya sehingga jiwanya terisi dengan kebaikan, dan tentang
keburukan yang harus dihindarinya sehingga jiwanya kosong (bersih) dari segala
bentuk keburukan.
2. Ibrahim Anis mengatakan akhlak ialah ilmu yang objeknya membahas nilai-nilai yang
berkaitan dengan perbuatan manusia, dapat disifatkan dengan baik buruknya.
3. Ahmad Amin mengatakan bahwa akhlak ialah kebiasaan baik dan buruk. Contohnya
apabila kebiasaan memberi sesuatu yang baik, maka disebut Akhlaqul Karimah dan
bila perbuatan itu tidak baik disebut Akhlaqul Madzmumah.
4. Soegarda Poerbakawatja mengatakan akhlak ialah budi pekerti, watak, kesusilaan,
dan kelakuan baik yang merupakan akibat dari sikap jiwa yang benar terhadap
khaliknya dan terhadap sesama manusia.
5. Hamzah Ya’qub mengemukakan pengertian akhlak sebagai berikut.
a. Akhlak ialah ilmu yang menentukan batas antara baik dan buruk , antara terpuji
dan tercela, tentang perkataan atau perbuatan manusia lahir dan batin.
b. Akhlak ialah ilmu pengetahuan yang memberikan tentang baik dan buruk, ilmu
yang mengajarkan pergaulan manusia dan menyatakan tujuan mereka terakhir dari
seluruh usaha dan pekerjaan mereka.
6. 6
B. SUMBER – SUMBER AJARAN AKHLAK
Sumber ajaran akhlak ialah Al-quran dan hadis. Tingkah laku Nabi Muhammad
merupakan contoh suri teladan bagi umat manusia semua. Ini ditegaskan oleh Allah dalam
Al-quran :
(Q.S Al-Ahzab 33:21)
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu)
bagi orang yang mengharapkan rahmat Allah dan kedatangan hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah.
Tentang akhlak pribadi Rasullah dijelaskan pula oleh ‘Aisyah ra.Diriwayatkan oleh
Imam Muslim. Dari ‘Aisyah ra. Berkata : Sesungguhnya akhlak RAsullah itu adalah Alquran.
(HR.Muslim). Hadis Rasullah meliputi perkataan dan tingkah laku beliau, merupakan sumber
akhlak yang kedua setelah Alquran. Segala ucapan dan perilaku beliau senantiasa
mendapatkan bimbingan dari Allah. Allah berfirman :
Dan tiadalah ucapan itu (Al-qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya. Ucapannya itu
tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya). (Q.S An-Najm (53): 3-4).
Jika telah jelas bahwa Alquran dan hadis Rasul adalah pedoman hidup yang menjadi
asas bagi setiap muslim, maka teranglah keduanya merupakan sumber Akhlaqul Karimah
dalam ajaran Islam. Alquran dan Sunnah Rasul adalah ajaran yang paling mulia dari segala
ajaran manapun hasil renungan dan ciptaan manusia. Sehingga telah menjadi keyakinan
(akidah) Islam bahwa akal dan naluri manusia harus tunduk mengikuti petunjuk dan
pengarahan Alquran Dan As-Sunah. Dari pedoman itulah diketahui criteria mana perbuatan
yang baik dan mana yang buruk. Nabi bersabda : Aku tinggalkan untukmu dua perkara, kamu
tidak akan sesat selamanya jika kamu berpegang teguh kepada keduanya, yaitu Alquran dan
sunnahku. (HR.Al-Bukhari)
C. RUANG LINGKUP PEMBAHASAN AKHLAK
a) Akhlak Terhadap Diri Sendiri
Yang dimaksud dengan akhlak terhadap diri sendiri adalah sikap seseorang terhadap
diri pribadinya baik itu jasmani sifatnya atau ruhani. Kita harus adil dalam memperlakukan
diri kita, dan jangan pernah memaksa diri kita untuk melakukan sesuatu yang tidak baik atau
bahkan membahayakan jiwa.
Sesuatu yang membahayakan jiwa bisa bersifat fisik atau psikis. Misalnya kita
melakukan hal-hal yang bisa membuat tubuh kita menderita. Seperti; terlalu banyak
bergadang, sehingga daya tahan tubuh berkurang, merokok, yang dapat menyebabkan paru-
paru kita rusak, mengkonsumsi obat terlarang dan minuman keras yang dapat membahyakan
jantung dan otak kita. Untuk itu kita harus bisa bersikap atau beraklak baik terhadap tubuh
kita.
Selain itu sesuatu yang dapat membahayakan diri kita itu bisa bersifat psikis.
Misalkan iri, dengki , munafik dan lain sebagainya. Hal itu semua dapat membahayakan jiwa
kita (red- bukan nyawa) semua itu merupaan penyakit hati yang harus kita hindari. Hati yang
berpenyakit seperti iri dengki munafiq dan lain sebagainya akan sulit sekali menerima
7. 7
kebenaran, karena hati tidak hanya menjadi tempat kebenaran, dan iman, tetapi hati juga bisa
berubah menjadi tempat kejahatan dan kekufuran.
Untuk menghindari hal tersebut di atas maka kita dituntut untuk mengenali berbagai
macam penyakit hati yang dapat merubah hati kita, yang tadinya merupakan tempat kebaikan
dan keimanan menjadi tempat keburukan dan kekufuran.
Seperti yang telah dikatakan bahwa diantara penyakit hati adalah iri dengki dan
munafik. Maka kita harus mengenali penyakit hati tersebut.
Dengki. Orang pendeki adalah orang yang paling rugi. Ia tidak mendapatkan apapun
dari sifat buruknya itu. Bahkan pahala kebaikan yang dimilikinya akan terhapus.
Islam tidak membenarkan kedengkian. Rasulullah bersabda: "Abu Hurairah r.a.
meriwayatkan bahwa Rasulullah Saw. Bersabda, "hati-hatilah pada kedengkian
kaerena kedengkian menghapuskan kebajikan, seperti api yang melahap minyak."
(H.R. Abu Dawud)
Munafiq. Orang munafiq adalah orang yang berpura-pura atau ingkar. Apa yang
mereka ucapkan tidak sama dengan apa yang ada di hati dan tindakannya. Adapun
tanda-tanda orang munafiq ada tiga. Hal ini dijelaskan dalam hadits, yaitu:
ذب ك حدث إذا ,الث ث ين ق ناف م ال ات أي " .عم ل ص هللا سول ر ال ق :ال ق نه ع هللا ضي ر رة هري ى أب عن
خان من اؤت وإذا ,لف أخ وعد وإذا
Dari Abu hurairoh r.a. Rasulullah berkata: " tanda-tanda orang munafiq ada tiga, jika ia
berbicara ia berdusta, jika berjanji ia mengingkari, dan jika diberi amanat ia berkhianat."
(H.R. Bukhari, Muslim, Tirmidzi dan an-Nisa'i)
b) Akhlak terhadap Allah SWT. antara lain :
a. Al-Hubb, yaitu mencintai Allah SWT. melebihi cinta kepada apa dan siapapun juga
dengan mempergunakan firman-Nya dalam Al-Qur’an sebagai pedoman hidup dan
kehidupan; Kecintaan kita kepada Allah SWT. diwujudkan dengan cara melaksanakan
segala perintah dan menjauhi segala larangan-Nya.
b. Al-Raja, yaitu mengharapkan karunia dan berusaha memperoleh keridhaan Allah
SWT.
c. As-Syukr, yaitu mensyukuri nikmat dan karunia Allah SWT.
d. Qana’ah, yaitu menerima dengna ikhlas semua qadha dan qadhar Allah SWT. setelah
berikhtiar maksimal (sebanyak-banyaknya, hingga batas tertinggi).
e. Memohon ampun hanya kepada Allah SWT.
f. At-Taubat, yaitu bertaubat hanya kepada Allah SWT. Taubat yang paling tinggi adalah
taubat nasuha yaitu taubat benar-benar taubat, tidak lagi melakukan perbuatan sama
yang dilarang Allah SWT. dan dengan tertib melaksanakan semua perintah dan
menjauhi segala larangan-Nya.
g. Tawakal berserah diri kepada Allah SWT.
Akhlak terhadap Makhluk, dibagi dua yakni :
a. Akhlak terhadap Rasulullah SWT, diantaranya:
Mencintai Rasulullah SAW secara tulus dengan mengikuti semua sunnahnya.
Menjadikan Rasulullah SAW sebagai idola,suri tauladandalam hidup dan
kehidupan
8. 8
Menjalankan apa yang disuruh-Nya,tidakmelakukan apa yang dilarang-Nya.
b. Akhlak Terhadap Orang Tua (Birrul Walidain).
Mengapa kita harus menghormati orangtua kita? Karena kedua orang tua kita adalah
orang yang paling berjasa terhadap kita tanpa adanya mereka tidak mungkin lahirlah kita.
Karena kelahiran kita sangat merepotkan bagi mereka apalagi seorang ibu dijelaskan dalam
Al-Quran surat Luqman ayat 14 :
Artinya :
Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-
bapanya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan
menyapihnya dalam dua tahun[1180]. Bersyukurlah kepadaKu dan kepada dua orang ibu
bapakmu, hanya kepada-Kulah kembalimu.
Seorang ayah pun tidak kalah susah dan payahnya dengan ibu karena ayah banting
tulang mencari nafkah, memeras keringat mencari nafkah untuk membiayai hidup dan
kehidupan keluarga. Dengan demikian kita tidak bolehmerendahkan terhadap mereka
jangankan kita memukulnya berkata kasarpun kita tidak boleh terhadap mereka dijelaskan
didalam surat Al-Qur’an surat Al-Isra ayat 23 :
Artinya :
Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan
hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang
di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka
sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu
membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.
Sehingga ada sepuluh kewajiban bagi seorang anak terhadap kedua orang tuanya :
1. Memberi makan apabila keduanya membutuhkan
2. Menghadapi (melayani) kebutuhan mereka bila mereka membutuhkan
3. Memenuhi panggilan bila ia memanggil atau menjawab bila disapa mereka
4. Menaati perintahnya selain dari perintah bermaksiat kepada Allah SWT
5. Berbicaralah dengan lembut jangan menyentaknya
6. Memberi pakaian apabila mereka membutuhkan jika seorang anak itu mampu untuk
membelikannya
7. Dan berjalanlah di belakangnya
8. Senangi mereka sebagaimana kamu menyenangi dirimu
9. Jangan membenci mereka, seperti kamu tidak membenci dirimu dan
10. Berdoalah memintakan ampunan bagimereka sebagai mana kamu berdoa meminta
ampun untuk dirimu
Itulah kewajiban seorang anak terhadap kedua orang tua berbaktilah kepada orang
tuamu baik keadaan orang tua masih muda maupun keadaan orang tua sudah renta baik masih
kuat maupun sudah lemah, baik masih kaya maupun sudah miskin, baik keadaan sehat
maupun sakit, baik masih hidup maupun sudah meninggal, berdoalah untuk kedua orang
tuamu setiap selesai solat lima waktu.
9. 9
Semoga kamu menjadi anak yang soleh dan solehah yang diridhoi Allah SWT.
Karena Allah SWT tidak akan ridho kepadamu kalau kedua orang tuamu tidak meridhoi
kamu, Nabi Muhammad SAW menerangkan dalam hadistnya “ Ridho Allah SWT tergantung
ridhonya kedua orang tua “
Nah kalau kamu sudah di ridhoi Allah SWT dan di ridhi kedua orang tuamu akan
masuk surga. Nabi Muhammad menjelaskan dalam hadistnya “ Surga itu ada ditelapak kaki
ibu “
Hormatilah kedua orang tuamu dan senangkan hati mereka dengan cara :
1. Bersalaman dan cium tangan bila kamu akan bepergian atau pulang bepergian
2. Minta ijin atau berpamitan bila kamu aka pergi keluar rumah
3. Mintalah do’a restu bil kamu bepergian
4. Mintalah pendapat atau nasehat bila kamu akan berbuat atau melakukan sesuatu
perbuatan yang kiranya sulit menurut kamu
5. Sering seringlah bersilahturahmi dengan mereka bila keadaan kamu di tempat yang
terpisah
Janganlah merasa puas berjasa kepada orang tua karena jasa orangtua tak akan terbalas
atau terbayar walaupun dunia dan isinya dipersembahkan kepada mereka.Semoga
hidupmu bahagia dan selamat didunia dan aakhirat amin ya Allah ya robal alamin
c. Akhlak Terhadap keluarga,diantaranya :
Saling membina rasa cinta dan kasih saynag dalam kehidupan keluarga
Saling menunaikan kewajiban untuk memperoleh hak.
Berbakti kepada bapak-ibu
Mendidik anak-anak dengan kasih sayang.
Memelihara hubungan silahturahmi dan melanjutkan silahturahmiyang dibina orang
tua yang telah meninggal dunia.
d. Akhlak Terhadap Saudara
1. Peranan berbuat baik kepada saudara
Saudara yang dimaksud adalah orang-orang yang mempunyai hubungan darah atau
kerabat dengan kita, seprti : adik, kakak, paman, bibi, saudara sepupu dan seterusnya.
Islam mengajarkan kita untuk berbuat baik kepada saudara. Karena merekalah
orangorang yang terdekat dengan kita setelah kedua orang tua kita.
2. Cara berbuat baik kepada saudara
Berbuat baik dengan saudara itu dilakukan dengan cara memelihara hubungan
silahturahmi dengan mereka. Banyak cara yang dapat kita lakukan untuk memelihara
hubungan silahturahni, antara lain : salig mengunjungi, saling membantu, saling
menolong, bermusyawarah jika terjadi masalah, dan saling memahami keadaan masing-
masing.
Mengenai tata cara bergaul yang baik di antara keluarga atau saudara, agama islam
telah mengajarkan yaitu pihak yang lebih tua hendaknya lebih menyayangi pihak yang
10. 10
lebih muda. Sebaliknya pihak yang lebih muda hendaknya menghormati pihak yang lebih
tua. Dalam hal ini Rasulullah SAW bersabda :
Mengenai hak bagi saudara yang lebih tua, Rasulullah bersabda :
Artinya :
“ hak saudara yang lebih tua terhadap saudaranya yang lebih muda adalah `
sama dengan hak seorang bapak atas anaknya “. ( HR. Baihaqi )
e. Akhlak Terhadap Tetangga, diantaranya :
Saling mengunjungi
Saling bantu diwaktu senang,lebih-lebih tatkala susah.
Saling beri-memberi,saling hormat-menghormati
Saling menghindari pertengkaran dan permusuhan
f. Akhlak terhadap Masyarakat, diantaranya :
o Memuliakan tamu.
o Menghormati nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat bersangkutan.
o Saling menolong dalam melakukn kebajikan dan taqwa.
o Menganjurkan anggota masyarakat termasuk diri sendiri berbuat baik dan mencegah
diri sendiri dan orang lain melakukan perbuatan jahat (mungkar).
o Memberi makan fakir miskin dan berusaha melapangkan hidup dan kehidupannya.
o Bermusyawarah dalam segala urusan mengenai kepentingan bersama.
o Mentaati putusan yang telah diambil.
o Menunaikan amanah dengan jalan melaksanakan kepercayaan yang diberikan
seseorang atau masyarakat kepada kita.
o Menepati janji.
Akhlak terhadap Bukan Manusia (Lingkungan Hidup), diantaranya :
a. Sadar dan memelihara kelestarian lingkungan hidup.
b. Menjaga dan memanfaatkan alam terutama hewani dan nabati, flora dan fauna
yang sengaja diciptakan Allah SWT. untuk kepentingan manusia dan makhluk
lainnya.
c. Sayang pada sesama makhluk.
D. TUJUAN PEMBINAAN AKHLAK.
Tujuan ialah sesuatu yang dikehendaki, baik individu maupun kelompok. Tujuan
akhlak yan dimaksud ialah melakukan sesuatu atau tidak dapat melakukannya yang dikenal
dengan istilah AL-Ghayah, dalam bahasa Inggris disebut The high goal, dalam bahasa
indonesia lazim disebut dengan ketinggian akhlak.
Ketinggian akhlak diartikan sebagai meletakkan kebahagiaan pada pemuasan nafsu
nafsu makan, minum, dan syahwat ( seks ) dengan cara yang halal. Ada pula yang
meletakkan ketinggian akhlak itu pada kedudukan ( prestise)dan tindakan ke araah pemikiran
atau kebijaksaan ( wisdom ) atau hikmah. Aristoteles menyebutkan bahwa kebahagiaan yang
sempurna apabila ia telah melakukan kebaikan, seperti kebijaksanaan yang bersifat penalaran
dan kebijaksanaan yang bersifat kerja. Dengan kebijaksanaan nalar dapat diperoleh
11. 11
pandangan pandangan yang sehat dan dengan kerja dapat memperoleh keadaan utama yang
menimbulkan perbuatan-perbuatan yang baik.
L.Klinovitch ( sosiolog komunis ) mengatakan the happiness of man is not in god,
patriotic, justice, family, but happiness of man in to satisfy passion,because man and sex are
identical ( kebahagiaan seseorang tidak karena percaya kepada tuhan, tidak karena sifat
patriot, tidak karena kecantikan,keluarga,persaudaraan,pekerjaan,tetapi kemuliaan itu terletak
pada pemuasan nafsu sebab antara orang dan nafsu sangat identik ).
Al-Ghazali menyebutkan bahwa ketinggian akhlak merupakan kebaikan tertinggi.
Kebaikan-kebaikan dalam kehidupan semunya bersumber pada empat macam :
1. Kebaikan jiwa, yaitu pkok-pokok keutamaan yang sudah berulang kali disebutkan,
yaitu ilmu, bijaksana, suci diri, berani dan adil
2. Kebaikan dan keutamaan badan. Ada empat macam yakni sehat, kuat, tampan,
dan usia panjang.
3. Kebaikan eksternal, seluruhnya ada empat macam juga, yaitu harta, keluarga,
pangkat dan nama baik ( kehormatan )
4. Kebaikan bimbingan ( taufik- hidayah ) juga ada empat macam, yaitu petunjuk
Allah, bimbingan Allah, pelurusan dan penguatannya.
Jadi, tujuan akhlak ialah diharapkan untuk mencapai kebahagiaan dunia dan khirat
bagi pelakunya sesuai ajaran agama Alquran dan hadis. Ketinggian akhlak terletak pada hati
yang sejahtera ( qalbun salim ) dan pada ketentraman hati ( rahatul qalbi )
E. POKOK – POKOK PEMBAHASAN AKHLAK
pokok pembahasan akhlak ialah tingkah laku manusia untuk menetapkan nilainya, yaitu
baik atau buruk. J.H. Muirhead menyebutkan bahwa pokok pembahasan (subjeject
matter)ilmi akhlak adalah ilmu yang menyelidiki tentang tingkah laku dan sifat manusia. Al-
Ghazali mengatakan bahwa pokok-pokok pembahasan ilmu akhlak meliputi seluruh aspek
kehidupan manusia, baik secara individu (perseorangan) maupun kelompok (masyarakat).
Dilihat dari seluruh aspek kehidupan manusia, maka, perbuatan manusia dapat dikategorikn
menjadi dua yaitu :
1. Perbuatan yang lahir dengan kehendak dan disengaja
2. Perbuatan yang lahir tanpa kehendak dan tidak disengaja
12. 12
F. PEMBAGIAN AKHLAK
Ada dua jenis akhlak dalam islam, yaitu akhlaqul karimah (akhlak terpuji) ialah akhlak
yang baik dan benar menurut syariat islam, dan akhlaqul madzmumah (akhlak tercela) ialah
akhlak yang tidak baik dan tidak benar menurut islam.
1. akhlaqul karimah (akhlak terpuji)
Adapun jenis-jenis akhlaqul karimah (akhlak terpuji) ialah sebagai berikut :
a) Al-Amanah (sifat jujur dan dapat dipercaya)
b) Al-Alifah (sifat yang disenangi)
c) Al-afwu (sifat pemaaf)
d) Anie Satun ( sifat manis muka )
e) Al-Khairu (kebaikan atau berbuat baik)
f) Al-Khusyu’ (tekun bekerja sambil menundukan diri (berdzikir kepada-Nya))
2. akhlaqul madzmumah (akhlak tercela)
Adapunjenis-jenis akhlaqul madzmumah (akhlak tercela) yaitu sebagai berikut :
a. Ananiyah ( sifat egoistis )
b. Al-baghyu ( suka obral diri dari lawan jenis yang tidak hak(melacur)
c. Al-bukhlu(sifat bakhil,kikir,kedekut(terlalu cinta harta)
d. Al-Kadzab(sifat pendusta atau pembohong)
e. Al-Khamru(Gemar minum minuman yang mengandung alkohol(Al-Khamar)
f. Al-kyiyanah(sifat penghianat)
g. Azh-Zhulmum(sifat Aniaya)
h. Al-Jubnu(sifat pengecut)
13. 13
LITTLE NOTE :
Akhlak Kepada Kedua Orang Tua
- Al Israa’ : 23-24
- ىَقَقَو َُّبب َر َّلَأ عوادعُدعَت َّلَإ عهَايَإ َدنيَدَلاَودالَب َو ِاحاََحدَإ اَمَإ ََنلعلدَُي ََكددنَع َرَََُدال اَمعهعدَحَأ دوَأ اَمعه َالَك َالَف دقعقَت اَمعمَل ُف عأ َّلَو اَمعه درَمدنَت دقعقَو َلاَمعم ِّل دوَق
اِمي َرَك (23)
داَْداخَو اَمعمَل َنَانََ َفلُّالذ َنَم َرَمحدَالر دقعقَو َبف َر اَمعمدمَح دار اَمَك يَحاَيَب َر اِيرَلَص
Artinya: “Dan Tuhanmu menetapkan bahwa janganlah kamu menyembah melainkan kepadaNya, dan
berbuat baiklah kepada ibu bapak. Jika sampai salah seorang mereka itu atau keduanya telah tua
dalam pemeliharaanmu (berusia lanjut), maka janganlah engkau katakan kepada keduanya “ah”, dan
janganlah engkau bentak keduanya, dan berkatalah kepada keduanya perkataan yang mulia.” (23)
“Dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang, dan ucapkanlah, “Hai
Tuhanku, kasihanilah keduanya, sebagaimana mereka telah memeliharaku waktu kecil”. (24)
Uraian: Sebagai makhluk yang diciptakan oleh Allah, kita diharuskan untuk menyembah hanya
kepadaNya. Kita dilarang berbuat yang tidak baik kepada orang tua, bahkan untuk berkata “ah” saja
kita dilarang. Saat orang tua kita sudah berusia lanjut, mereka membutuhkan kita (sebagai anak) untuk
merawat mereka dengan penuh kasih sayang seperti mereka saat merawat kita dari kecil hingga
sekarang. Diwajibkan bagi kita untuk berdoa kepada Allah SWT dan meminta kepadaNya untuk
kebahagian mereka di dunia maupun di akhirat.
- Al Ahqaaf : 15
- َانديَص َوَو َانََدح َ د ا َهديَدَلاَوَب ِاحاََحدَإ عهدََلَمَح عهُّمعأ ِاه درعك عهدََعَض َوَو ِاه درعك عهعلدمَحَو عهعلاَاَفَو َونعث َالَث اِردَما ىَََح اَذَإ َلَلَب عهَدعاَأ َلَلَب َو َينَعَب درَأ ِرَنَس َلاَق
َبف َر يَندع َع دوَأ دنَأ َرعَداَأ َبَََمدعَح َََّيال ََّ دمَعدحَأ َيَلَع ىَلَعَو َيَدَلاَو دنَأَو َقَمدعَأ اِاَلاَص عهاَض درَت أدَلدصَأَو يَل يَف يَََي َفرعذ يَفحَإ دَّعُعت َدبيَلَإ يَفحَإَو َنَم
َينَمَلدَعمدال
Artinya: “Dan Kami telah perintahkan manusia untuk berbuat baik kepada ibu-bapaknya. Ibunya telah
mengandungnya dengan kepayahan dan melahirkannya dengan kepayahan (pula). Dia
mengandungnya sampai masa menyapihnya tiga puluh bulan, sehingga apabila anak itu mencapai
dewasa dan mencapai usia empat puluh tahun, dia berkata, “Ya Tuhanku, berilah aku petunjuk supaya
aku mensyukuri nikmatMu yang Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya
aku dapat mengerjakan amal saleh yang Engkau meridhainya, dan berilah kebaikan kepadaku (juga)
pada keturunanku. Sesungguhnya aku taubat kepada-Mu dan sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang berserah diri (muslim)”.
Uraian: Ayat ini menyuruh kita untuk berbuat baik kepada orang tua, karena suatu hari nanti kita pun
akan menjadi orang tua yang mana akan memiliki keturunan, maka hendaknya kita bertaubat dan
mensyukuri atas apa yang dianugerahkan Allah SWT pada kita dan selalu mengerjakan amal sholeh
seperti yang telah di perintahkan Allah SWT. Serta tak lupa juga kita berdoa kepada-Nya, agar kita
dan keturunan-keturunan kita selalu diberi kebaikan oleh Allah.
Akhlak Kepada Sesama Manusia
- Adh Dhuhaa : 9-11
- (9) اَمَمَف َيمَََيدال َالَف درَمدقَت
- اَمَأَو َقَاَاَال َالَف درَمدنَت (10)
- اَمَأَو َرَمدعَنَب َبَفب َر دثَفدَاَف (11)
Artinya: “Maka ada pun terhadap anak yatim, maka janganlah engkau hinakan.” (9) “Dan terhadap
orang yang minta (bertanya) maka janganlah engkau hardik.” (10) “Dan dapun nikmat Tuhanmu,
maka beritakanlah.” (11)
Uraian: Kita sebagai sesama manusia janganlah saling menghina dan mengolok-olok karena kita
semua adalah ciptaan Allah SWT dan bila kita mendapat suatu nikmat dari Allah, hendaknya kita
berbagi kepada yang lain.
- Al Balad : 12-16
- اَمَو َاكَردكَأ اَم عرََُقَعدال (12)
- ُّبَف ُرََُقَر (13)
14. 14
- دوَأ ِماَعدمَإ يَف ُم دوَي يَذ ُرََُلدََم (14)
- اِميَََي اَذ ُرَب َردقَم (15)
- دوَأ ِانيََدََم اَذ ُرَب َردََم (16)
Artinya: “Dan tahukah engkau apa jalan yang mendaki itu?” (12) “Melepaskan perbudakan.”
(13) “atau memberi makan pada hari kelaparan” (14) “terhadap anak yatim yang sekerabat” (15) “atau
orang miskin yang kepayahan.” (16)
Uraikan: Maksud dari ayat tersebut menjelaskan bahwa jalan mendaki adalah jalan yang
merajuk pada perbuatan yang baik atau terpuji, atau dijalan yang baik dijalan Allah. Perbuatan konsep
“mendaki” dalam ayat ini membebaskan perbudakan (hamba sahaya), memberi makan pada hari
kelaparan (dimana seseorang atau suatu kaum tengah kekurangan dalam segi pangan dalam waktu
yang singkat atau panjang), terhadap anak yatim yang sekerabat (mengasuh/memelihara anak yatim
dan tidak menghardiknya, serta merawat mereka dengan penuh keikhlasan didasari pada ridha illahi),
atau orang miskin yang kepayahan (memberi bantuan pada orang yang tidak mampu dalam segi
finansial). Bisa ditarik kesimpulan mendaki disini adalah sesuatu yang membantu dalam jalur
kebaikan yang merangkul orang-orang yang dalam belenggu kesusahan.
- Al Insaan : 8-11
- َونعمَعدُعي َو َامَعَُال ىَلَع َهَفُعح ِانيََدََم اِميَََي َو اِيرَسَأَو
- اَمَحَإ دمعَعمَعدُعح َه َدَوَل َ َاه َّل عدي َعرح دمعَدنَم ِزاَءََ َّلَو اِورعَعا
- اَحَإ ع َاخَح دنَم َنَفب َار اِم دوَي اِسوعَُع اِير َرَُ دمَق
ععمهاَقَوَف ع َاه ََرا َبَلَذ َم دوَيدال دمعهاَقَلَو ِةَرَقدح اِورعرعسَو
Artinya: “Mereka (di dunia) memberi makan yang dikasihinya kepada orang miskin, anak
yatim, dan orang-orang tawanan.” (8) “(Mereka berkata), “Hanyasanya kami memberi makan kepada
kamu karena mengharap keridhaan Allah, kami tidak menghendaki balasan dan tidak (pula) terima
kasih dari kamu.” (9) “Sesungguhnya kami takut kepada Tuhan kami pada hari yang sangat bermasam
muka.”” (10) “Maka Allah melindungi mereka (orang-orang mukmin) dari kesusahan di hari itu dan
memberikan kepada mereka kesegaran dan kegembiraan.” (11)
Uraian: Dalam ayat ini telah dijelaskan bahwa dalam memberikan pertolongan terhadap orang
dalam kesulitan harus didasari ridha Allah SWT dan tidak menharapkan balasan orang lain atau ria
terhadap apa yang telah kita perbuat hanya untuk menarik simpati khalayak. Kita harus takut akan
Allah memberikan balasannya dihari akhir bagi orang-orang yang ria terhadap perbuatannya.
Sesungguhnya Allah akan memberikan suatu kemudahan bagi orang-orang mukmin dijalan kebaikan.
Akhlak Bertetangga
- An Nisaa’ : 36-37
- عوادعُدعاَو َ َاه َّلَو واعك َردُعت َهَب اِيديَا َدنيَدَلاَودالَب َو ِاحاََحدَإ يَذَب َو ىَب درعقدال ىَماَََيدالَو َينَكاَََمدالَو َارَجدالَو يَذ ىَب درعقدال َارَجدالَو َْعنعجدال َْ َاحَاالَو
َْدنَجدالَب َدنباَو َقيَََُال اَمَو دََََّلَم دمعَعحاَمديَأ َنَإ َ َاه َّل ُّْ َاعي دنَم َانَك ِاّلََ دخعم اِعورخَف (36)
- َينَذَال َونعلَخدَُي َونعرعمدمَي َو َانَنال َق دخعُدالَب َونعمعَدََي َو اَم ععمهاَتَُ ع َاه دنَم َهَلقدَف َاحددََدعَأَو َين َرَفاََدلَل اِباَذَع ِانيَمعم (37)
Artinya: “Dan sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun, dan
berbuat baiklah untuk ibu bapak, kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat
dan tetangga yang jauh, teman sejawat, orang-orang yang sedang dalam perjalanan dan budak-budak
kamu. Sesungguhnya Allah tidak suka kepada orang-orang yang sombong lagi membangga-
banggakan diri.” (36) “(yaitu) orang-orang yang kikir dan menyuruh orang lain berlaku kikir, dan
menyembunyikan apa yang diberikan Allah kepadanya dari karunia-Nya. Dan kami menyediakan
bagi orang-orang kafir azab yang menghinakan.” (37)
Uraikan: Kita dilarang mempersekutukan Allah terhadap apapun, Tuhan hanya satu yaitu Allah.
Sebagai makhluk sosial yang diciptakan Allah, hendaknya kita menjalin tali silahturahmi dengan baik
kepada keluarga, teman, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga, musafir dan budak-budak.
Saat bersosialisasi itu kita tidak boleh ria terhadap mereka karena apa yang kita dapat semua itu dari
datangnya dari Allah SWT.
15. 15
BAB III
PENUTUP
Alhamdulillah kami ucapkan kepada Allah SWT yang menciptakan langit dan bumi
beserta isinya.Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang sehingga atas rahmat, hidayah dan
izin-Nya lah kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Tak lupa pula yaitu ungkapan rasa terimakasih kepada para pihak yang telah
membantu menyusun makalah ini hingga dapat terselesaikan tepat pada waktunya. Kami
berharap makalah yang telah kami sajikan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga
saja dengan adanya makalah ini dapat membantu kami khususnya para pembaca tidak hanya
sebatas mengetahui saja melainkan memahami dan memperdalam tentang Akhlak dab Ruang
Lingkupnya yang telah kami bahas dalam makalah ini.
KESIMPULAN
Dari berbagai penyajian materi yang telah kita bahas kini tiba pada pembahasan garis
besar dari materi tesebut. Dari materi tersebut kita dapat menyimpulkan bahwa akhlak
merupakan salah satu bagian dari unsur jiwa manusia yang berfungsi untuk mengarahkan
manusia tersebut kedalam bertindak dan bersikap terhadap sesama.akhlak mempunyai
cakupan yang luas yang terdiri dari akhlak terhadap diri sendiri, akhlak terhadap sesama,
akhlak kepada sang pencipta.
SARAN
Tiada yang sempurna di dunia ini begitu pun dengan makalah yang telah kami buat.
Maka dari itu kritik dan saran (masukan) yang membangun sangatlah kami harapkan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin. Wass. .
16. 16
DAFTAR PUSTAKA
Damhuri, S.Pd.I Tafaqur Fi Ramadhan kementeran agama,Tangerang,2012
Abdullah M.Yatimin, Drs.M.A Studi Akhlak dalam perspektif Alquran,Jakarta 2006