SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 89
Descargar para leer sin conexión
Modul 2
Tata Surat Dinas

Diklat Teknis
Administrasi Umum
(General Administration)




                   Eselon IV



                       i
SAMBUTAN DEPUTI BIDANG PEMBINAAN DIKLAT APARATUR
               LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA


       Selaku Instansi Pembina Diklat PNS, Lembaga Administrasi Negara
senantiasa melakukan penyempurnaan berbagai produk kebijakan Diklat yang
telah dikeluarkan sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 101
Tahun 2000 tentang Diklat Jabatan PNS. Wujud pembinaan yang dilakukan di
bidang diklat aparatur ini adalah penyusunan pedoman diklat, bimbingan dalam
pengembangan kurikulum diklat, bimbingan dalam penyelenggaraan diklat,
standarisasi, akreditasi Diklat dan Widyaiswara, pengembangan sistem
informasi Diklat, pengawasan terhadap program dan penyelenggaraan Diklat,
pemberian bantuan teknis melalui perkonsultasian, bimbingan di tempat kerja,
kerjasama dalam pengembangan, penyelenggaraan dan evaluasi Diklat.

      Sejalan dengan hal tersebut, melalui kerjasama dengan Departemen
Dalam Negeri yang didukung program peningkatan kapasitas berkelanjutan
(SCBDP), telah disusun berbagai kebijakan guna lebih memberdayakan
daerah seperti peningkatan kapasitas institusi, pengelolaan dan peningkatan
SDM melalui penyelenggaraan Diklat teknis, pengembangan sistem keuangan,
perencanaan berkelanjutan dan sebagainya.

        Dalam hal kegiatan penyusunan kurikulum diklat teknis dan modul
diklatnya melalui program SCBDP telah disusun sebanyak 24 (dua puluh
empat) modul jenis diklat yang didasarkan kepada prinsip competency based
training. Penyusunan kurikulum dan modul diklat ini telah melewati proses yang
cukup panjang melalui dari penelaahan data dan informasi awal yang diambil
dari berbagai sumber seperti Capacity Building Action Plan (CBAP) daerah
yang menjadi percontohan kegiatan SCBDP, berbagai publikasi dari berbagai
media, bahan training yang telah dikembangkan baik oleh lembaga donor,
perguruan tinggi, NGO maupun saran dan masukan dari berbagai pakar dan
tenaga ahli dari berbagai bidang dan disiplin ilmu, khususnya yang tergabung
dalam anggota Technical Review Panel (TRP).

       Disamping itu untuk lebih memantapkan kurikulum dan modul diklat ini
telah pula dilakukan lokakarya dan uji coba/pilot testing yang dihadiri oleh para
pejabat daerah maupun para calon fasilitator/trainer.

       Dengan proses penyusunan kurukulum yang cukup panjang ini kami
percaya bahwa kurikulum, modul diklatnya berikut Panduan Fasilitator serta
Pedoman Umum Diklat Teknis ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
pelatihan di daerah masing-masing.




                                        i
Harapan kami melalui prosedur pembelajaran dengan menggunakan
modul diklat ini dan dibimbing oleh tenaga fasilitator yang berpengalaman dan
bersertifikat dari lembaga Diklat yang terakreditasi para peserta yang
merupakan para pejabat di daerah akan merasakan manfaat langsung dari
diklat yang diikutinya serta pada gilirannya nanti mereka dapat menunaikan
tugas dengan lebih baik lagi, lebih efektif dan efisien dalam mengelola berbagai
sumber daya di daerahnya masing-masing.

      Penyempurnaan selalu diperlukan mengingat dinamika yang sedemikian
cepat dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Dengan dilakukannya
evaluasi dan saran membangun dari berbagai pihak tentunya akan lebih
menyempurnakan modul dalam program peningkatan kapasitas daerah secara
berkelanjutan.

       Semoga dengan adanya modul atau bahan pelatihan ini tujuan
kebijakan nasional utamanya tentang pemberian layanan yang lebih baik
kepada masyarakat dapat terwujud secara nyata.




                                       ii
KATA PENGANTAR
             DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH



Setelah diberlakukannya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah, yang kemudian diganti dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, telah terjadi
perubahan paradigma dalam pemerintahan daerah, yang semula lebih
berorientasi sentralistik menjadi desentralistik dan menjalankan otonomi
seluas-luasnya. Salah satu aspek penting kebijakan otonomi daerah dan
desentralisasi adalah peningkatan pelayanan umum dalam rangka mewujudkan
kesejahteraan masyarakat, dan meningkatkan daya saing daerah.

Berdasarkan pengalaman penyelenggaraan pemerintahan di banyak negara,
salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan otonomi daerah
adalah kapasitas atau kemampuan daerah dalam berbagai bidang yang
relevan. Dengan demikian, dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada
masyarakat dan peningkatan daya saing daerah diperlukan kemampuan atau
kapasitas Pemerintah Daerah yang memadai.

Dalam rangka peningkatan kapasitas untuk mendukung pelaksanaan
desentralisasi dan otonomi daerah, pada tahun 2002 Pemerintah telah
menetapkan Kerangka Nasional Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas
Dalam Mendukung Desentralisasi melalui Keputusan Bersama Menteri Dalam
Negeri dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala
Bappenas. Peningkatan kapasitas tersebut meliputi sistem, kelembagaan, dan
individu, yang dalam pelaksanaannya menganut prinsip-prinsip multi dimensi
dan berorientasi jangka panjang, menengah, dan pendek, serta mencakup
multistakeholder, bersifat demand driven yaitu berorientasi pada kebutuhan
masing-masing daerah, dan mengacu pada kebijakan nasional.

Dalam rangka pelaksanaan peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah,
Departemen Dalam Negeri, dengan Direktorat Jenderal Otonomi Daerah
sebagai Lembaga Pelaksana (Executing Agency) telah menginisiasi program
peningkatan kapasitas melalui Proyek Peningkatan Kapasitas yang
Berkelanjutan untuk Desentralisasi (Sustainable Capacity Building Project for
Decentralization/ SCBD Project) bagi 37 daerah di 10 Provinsi dengan
pembiayaan bersama dari Pemerintah Belanda, Bank Pembangunan Asia
(ADB), dan dari Pemerintah RI sendiri melalui Departemen Dalam Negeri dan
kontribusi masing-masing daerah. Proyek SCBD ini secara umum memiliki
tujuan untuk meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah dalam aspek sistem,
kelembagaan dan individu SDM aparatur Pemerintah Daerah melalui
penyusunan dan implementasi Rencana Tindak Peningkatan Kapasitas
(Capacity Building Action Plan/CBAP).


                                     iii
Salah satu komponen peningkatan kapasitas di daerah adalah Pengembangan
SDM atau Diklat bagi pejabat struktural di daerah. Dalam memenuhi kurikulum
serta materi diklat tersebut telah dikembangkan sejumlah modul-modul diklat
oleh Tim Konsultan yang secara khusus direkrut untuk keperluan tersebut yang
dalam pelaksanaannya disupervisi dan ditempatkan di Lembaga Administrasi
Negara (LAN) selaku Pembina Diklat PNS.

Dalam rangka memperoleh kurikulum dan materi diklat yang akuntabel dan
sesuai dengan kebutuhan daerah, dalam tahapan proses pengembangannya
telah memperoleh masukan dari para pejabat daerah dan telah diujicoba (pilot
test), juga melibatkan pejabat daerah, agar diperoleh kesesuaian/ relevansi
dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh para pejabat daerah itu sendiri.
Pejabat daerah merupakan narasumber yang penting dan strategis karena
merupakan pemanfaat atau pengguna kurikulum dan materi diklat tersebut
dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Kurikulum dan meteri diklat yang dihasilkan melalui Proyek SCBD ini, selain
untuk digunakan di lingkungan Proyek SCBD sendiri, dapat juga digunakan di
daerah lainnya karena dalam pengembangannya telah memperhatikan aspek-
aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah.
Selain itu juga dalam setiap tahapan proses pengembangannya telah
melibatkan pejabat daerah sebagai narasumber.

Dengan telah tersedianya kurikulum dan materi diklat, maka pelaksanaan
peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah, khususnya untuk peningkatan
kapasitas individu SDM aparatur daerah, telah siap untuk dilaksanakan.
Diharapkan bahwa dengan terlatihnya para pejabat daerah maka kompetensi
mereka diharapkan semakin meningkat sehingga pelayanan kepada
masyarakat semakin meningkat pula, yang pada akhirnya kesejahteraan
masyarakat dapat segera tercapai dengan lebih baik lagi.




                                     iv
DAFTAR ISI




Sambutan Deputy IV - LAN ......................................................................................... i
Kata Pengantar Dirjen Otonomi Daerah - Depdagri ...............................................iii
Daftar Isi ....................................................................................................................... v


BAB I          PENDAHULUAN ......................................................................................... 1
               A.       Deskripsi Singkat .................................................................................. 1
               B.       Hasil Belajar.......................................................................................... 2
               C.       Indikator Hasil Belajar .......................................................................... 2
               D.       Pokok Bahasan ...................................................................................... 2


BAB II PENGERTIAN, FUNGSI, PEDOMAN UMUM DAN............................. 4
               FORMAT SURAT DINAS........................................................................... 4
               A.       Pengerian, Tujuan, dan Fungsi Surat .................................................... 5
               B.       Kriteria Surat yang Efektif dan Efisien, Syarat Dasar Penulis
                        Surat, dan Langkah-langkah Penulisan Surat....................................... 7
               C.       Pedoman Umum.................................................................................... 9
               D.       Ketentuan Surat-menyurat................................................................... 11
               E.       Format Surat Dinas.............................................................................. 15
               F.       Latihan................................................................................................. 24
               G.       Rangkuman.......................................................................................... 24


BAB III BAGIAN-BAGIAN SURAT, PENGGUNAAN BAHASA, ..................... 25
               DAN MEDIA SURAT DINAS................................................................... 25
               A.       Bagian-bagian Surat ............................................................................ 25
               B.       Media/Sarana Surat Menyurat............................................................. 53
               C.       Penanganan Surat ................................................................................ 56
               D.       Latihan................................................................................................. 63
               E.       Rangkuman.......................................................................................... 63




                                                                 v
BAB IV PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA, LOGO, DAN CAP
       DINAS .......................................................................................................... 65
              A.      Penggunaan Lambang Negara............................................................. 65
              B.      Penggunaan Logo................................................................................ 66
              C.      Penggunaan Lambang Negara dan Logo dalam Kerja Sama.............. 66
              D.      Penggunaan Cap Dinas ....................................................................... 66
              E.      Pengawasan ......................................................................................... 68
              F.      Latihan................................................................................................. 68
              G.      Rangkuman.......................................................................................... 68


Daftar Pustaka
Lampiran




                                                              vi
BAB I
                            PENDAHULUAN


A. Deskripsi Singkat

   Ketatalaksanaan pemerintah merupakan pengaturan cara melaksanakan tugas
   dan fungsi berbagai bidang kegiatan pemerintahan dan pembangunan di
   lingkungan instansi pemerintah, seperti sekretariat lembaga tinggi negara,
   kementerian, dan lembaga pemerintah nondepartemen serta lembaga
   pemerintah lainnya di pusat dan daerah.

   Salah satu komponen penting dalam ketatalaksanaan pemerintah adalah
   administrasi umum. Ruang lingkup administrasi umum berdasarkan surat
   Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/M.PAN/2/2002, tanggal
   8 Februari 2002 tentang Pokok-pokok Materi Tata Laksana Administrasi
   Umum di Lingkungan Aparatur Negara, Keputusan Menteri Pendayagunaan
   Aparatur Negara Nomor 72/KEP/M.PAN/07/2003 meliputi tata naskah dinas
   (tata persuratan, distribusi, formulir, dan media), penamaan lembaga,
   singkatan dan akronim, tata kearsipan, dan tata ruang perkantoran.

   Tata persuratan dinas, yang merupakan bagian dari tata naskah dinas adalah
   sebagai salah satu unsur administrasi umum mencakup tentang jenis,
   penyusunan, penggunaan lambang negara, logo dan cap dinas, penggunaan
   bahasa Indonesia yang baik dan benar, perubahan, pencabutan, pembatalan
   produk hukum, ralat.

   Selama ini, penyelenggaraan tata naskah dinas, antara lain adalah tata
   persuratan dinas di lingkungan instansi pemerintah baik di pusat maupun di
   daerah belum memperoleh kesamaan pengertian, bahasa dan penafsiran.
   Keterpaduan tata naskah dinas di berbagai instansi pemerintah sangat
   diperlukan untuk menunjang kelancaran komunikasi tulis instansi pemerintah
   pusat dan daeah dalam menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan
   pembangunan secara berdayaguna dan berhasil guna. Untuk itu, mengingat
   pentingnya peranan penyampaian informasi untuk meningkatkan kapasitas
   pemda, dalam rangka peningkatan efisiensi dan perwujudan administrasi
   penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, serta pelayanan publik
   inilah yang menjadi dasar pertimbangan diselenggarakannya Diklat Teknis
   Administrasi Umum sebagai bagian dari sejumlah Diklat lainnya dalam Paket
   C.1 (Curriculum Development, Training of Trainers, and Training of
   Training Managers). Paket C.1 merupakan salah satu kegiatan dari
   serangkaian kegiatan dengan menggunakan dana loan dari Asian
   Development Bank (ADB) dengan Loan No. 1964-IN, yang ditujukan guna
   membiayai proyek Membangun Kapasitas yang Berkelanjutan untuk Projek
   Desentralisasi atau Sustainable Capacity Building for Decentralization
   Project (SCB-DP).


                                     1
2



    Diklat Administrasi Umum untuk Eselon III dan IV ini, dimaksudkan untuk
    meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap para pejabat Eselon IV
    tentang tata persuratan dinas, yang mencakup pengertian, fungsi, pedoman
    penulisan surat dinas, bentuk surat-menyurat, cara penyusunannya dengan
    menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, media/sarana surat-
    menyurat, penggunaan lambang negara, logo, dan cap dinas. Untuk
    melengkapi modul ini, dilampirkan pula Daftar Ejaan Kata dan Istilah Bahasa
    Indonesia.


B. Hasil Belajar

    Setelah pembelajaran selesai, peserta diharapkan mampu membuat berbagai
    bentuk surat-menyurat, dengan menggunakan media/sarana secara
    berdayaguna dan berhasilguna, dan menggunakan lambang, logo dan cap
    dinas secara tepat.


C. Indikator Hasil Belajar

    Setelah pembelajaran selesai, peserta diharapkan dapat:

    1.   Menjelaskan pengertian, fungsi, pedoman umum, dan ketentuan surat
         menyurat;
    2.   Menjelaskan berbagai bentuk surat-menyurat dengan baik dan benar;
    3.   Membuat surat dengan berbagai bentuknya dengan susunan bagian-
         bagian surat secara tepat serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik
         dan benar;
    4.   Menggunakan sarana/media surat-menyurat secara berdaya guna dan
         berhasilguna;
    5.   Menggunakan logo, lambang, dan cap dinas secara tepat.


D. Pokok Bahasan

    1.   Pengertian, fungsi, pedoman umum dan ketentuan surat-menyurat;
    2.   Bentuk surat-menyurat dinas, media, susunan bagian-bagian surat, serta
         menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar
    3.   Lambang negara, logo dan cap dinas.
3



Catatan: Petunjuk Belajar

Anda sebagai pembelajar, dan agar dalam proses pembelajaran mata Diklat
”Tata Persuratan Dinas” dapat berjalan lebih lancar, dan indikator hasil
belajar tercapai secara baik, Anda kami sarankan mengikuti langkah-langkah
sebagai berikut:

1.   Bacalah secara cermat, dan pahami indikator hasil belajar (tujuan
     pembelajaran) yang tertulis pada setiap awal bab.
2.   Pelajari setiap bab secara berurutan, mulai dari Bab I Pendahuluan
     sampai dengan Bab IV.
3.   Laksanakan secara sungguh-sungguh dan tuntas setiap tugas pada setiap
     akhir bab.
4.   Keberhasilan proses pembelajaran dalam mata Diklat ini tergantung
     pada kesungguhan Anda. Untuk itu, belajarlah baik secara mandiri
     maupun berkelompok secara seksama. Untuk belajar mandiri, Anda
     dapat melakukan seorang diri, berdua atau berkelompok dengan lain
     yang memiliki paradigma yang sama, atau berbeda dengan Anda dalam
     hal pemeritah daerah.
5.   Anda disarankan mempelajari bahan-bahan dari sumber lain, seperti
     yang tertera pada Daftar Pustaka pada akhir modul ini, dan jangan
     segan-segan bertanya kepada kepada siapa saja yang mempunyai
     kompetensi dalam pemerintahan daerah.
BAB II
            PENGERTIAN, FUNGSI, PEDOMAN UMUM DAN
                     FORMAT SURAT DINAS


             Setelah mempelajari Bab II ini, peserta diharapkan mampu
             menjelaskan pengertian, tujuan dan fungsi surat, pedoman umum,
             dan ketentuan-ketentuan surat-menyura, dan format surat dinas.




Dalam kehidupan sehari-hari, Anda sebagai pegawai pemerintah daerah baik di
kabupaten maupun kota, pasti bergaul dengan siapa saja. Dalam kedudukan Anda
sebagai pegawai, Anda bergaul dengan pegawai yang lain, dan dengan pemimpin
Anda. Dalam kedudukan Anda sebagai anggota masyarakat, Anda akan bergaul
dengan tetangga Anda, dengan ketua RT, dengan ketua RW, lurah dan
sebagainya. Dalam kedudukannya sebagai anggota suatu keluarga, Anda akan
bergaul dengan saudara-saudara dan kedua orangtua Anda. Demikian pula, dalam
rangka menjamin lancarnya suatu pemerintahan, suatu instansi atau departemen
akan berhubungnan atau berkomunikasi dengan instansi atau departemen yang
lain karena kedua belah pihak saling memerlukan. Dalam dunia bisnis dan dunia
ekonomi terjadi peristiwa yang sama. Berbagai perusahaan akan saling mengisi
dan saling memesan barang yang diproduksi perusahaan lain dan sebagainya.

Komunikasi itu selain dapat dilakukan secara lisan, dapat pula dilakukan secara
tertulis. Komunikasi yang dilakukan secara lisan menuntut adanya pembicara dan
lawan bicara, pembicara dan lawan bicara hadir bersama pada suatu tempat,
misalnya di ruang kerja, di rumah, kampus. Sementara itu, komunikasi yang
dilakukan melalui telepon, radio, atau televisi merupakan jenis komunikasi lisan
yang bersifat tidak langsung. Selanjutnya, komunikasi secara tertulis terjadi jika
pemberi informasi tidak mungkin dapat berhadap-hadapan dengan penerima
informasi dan tidak mungkin menggunakan media seperti tertera di atas.

Dewasa ini, dalam kehidupan yang penuh kesibukan, suatu komunikasi tidak
selalu dapat dilakukan secara lisan. Dalam hal ini, jika tidak dapat dilakukan
secara lisan, komunikasi itu dapat secara tertulis. Salah satu sarana komunikasi
tertulis yang umum dikenal adalah surat. Dengan demikian, surat pada dasarnya
merupakan salah satu sarana komunikasi yang dilakukan secara tertulis dari satu
pihak kepada pihak lain.

Sebagai sarana komunikasi tertulis, surat paling tidak melibatkan dua pihak, yaitu
pihak pertama pengirim surat, dan pihak kedua, penerima surat. Pihak pertama
atau pengirim surat dapat berupa perseorangan atau instansi dan demikian pula
halnya dengan pihak kedua atau penerima surat. Dalam hubungan itu, surat dapat
juga dipanding sebagai wakil dari penulisnya. Oleh karena itu, segala sesuatu
yang ditulis di dalam surat dapat dinilai sebagai cermin pribadi, organisasi, atau
instansi pengirimnya. Atas dasar itu, sebaiknya dibuat semenarik mungkin, baik
                                          4
5



dalam segi bentuk maupun isinya, agar dapat memberikan citra yang baik kepada
peribadi penulis atau instansinya.


A. Pengerian, Tujuan, dan Fungsi Surat

    1.   Pengertian Tata Persuaratan Dinas

         Korespondensi dalam kegiatan perkantoran diartikan sebagai teknik
         membuat surat dan berkomunikasi dengan surat. Sebagaimana Anda
         ketahui, bahwa komunikasi yang diartikan sebagai proses penyampaian
         warta atau transfer informasi dari satu pihak kepada pihak lain yang
         dapat dilakukan dengan lisan, tulisan, gambar, lambang, isyarat atau
         tanda-tanda lain. Cara-cara tersebut bisa digunakan secara gabungan dua
         atau lebih dari cara yang ada.

         Dari uraian singkat di atas mudah Anda mengerti dan rumuskan apa
         yang disebut dengan surat. E. Zaenal Arifin (1996: 2) memberi batasan :
         surat adalah salah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan
         pesan dari satu pihak (orang, instansi, atau organisasi) kepada pihak lain
         (orang, instansi, atau organisasi).

         Rumusan lain mengenai pengertian surat bisa saja kita jumpai, misalnya
         surat diartikan sebagai sehelai kertas yang memuat bahan komunikasi
         tertulis dari seseorang ditujukan kepada orang lain atau pihak lain.

         Rumusan lain misalnya, surat adalah kertas tertulis dalam bentuk
         tertentu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari satu pihak
         kepada pihak lain.

         Rumusan-rumusan lain mengenai pengertian surat tentu saja masih
         banyak, dan dalam hal ini tentu saja menguntungkan bagi siapa pun yang
         mendalami korespondensi, karena masing-masing pengertian itu akan
         saling melengkapi. Namun demikian, kiranya perlu Anda cermati bahwa
         masa sekarang dan mungkin juga di masa-masa yang akan datang, surat
         tidak selalu tertulis di kertas. Kecenderungannya bahkan kegiatan
         perkantoran mengarah ke proses “paperless office”. Istilah “paperless”
         di sini tentu saja bukan berarti tidak menggunakan kertas sama sekali.

         Apabila surat dari satu pihak kepada pihak lain itu berisi informasi yang
         menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan instansi yang bersangkutan,
         surat semacam itu disebut surat dinas atau surat resmi. Sesudah Anda
         memahami pengertian umum mengenai surat, baiklah Anda sekarang
         mempelajari tentang pengertian Tata Persuratan Dinas.

         Tata Persuratan Dinas, mengacu pada Pedoman Umum Tata Naskah
         Dinas yang dimuat dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
6



     Negara Nomor: 72/KEP/M.PAN/07/2003 tentang Pedoman Umum Tata
     Naskah Dinas Bab IVa menyatakan bahwa : Tata Persuratan Dinas
     adalah pengaturan ketatalaksanaan penyelenggaraan surat menyurat
     dinas yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah dalam rangka
     pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan.

2.   Surat Dinas

     Surat Dinas adalah naskah dinas pelaksanaan tugas pejabat/pegawai
     dalam menyampaikan informasi kedinasan berupa pemberitahuan,
     pernyataan, permintaan atau penyampaian naskah dinas atau barang
     kepada pihak lain di luar instansi/organisasi yang bersangkutan.

     Surat-menyurat dinas merupakan kegiatan yang sangat penting untuk
     mendukung terselenggaranya tugas pokok organisasi. Jika
     pelaksanaannya tidak diatur dengan cermat dan teliti, akan memakan
     banyak waktu dan biaya. Tata Persuratan Dinas yang baik akan
     meningkatkan dayaguna dan hasilguna instansi pemerintah.

3.   Tujuan Umum Surat

     Dalam setiap proses komunikasi, pasti pengirim pesan atau informasi
     selalu mengharap informasi yang dikirimkannya dapat sampai ke
     penerima, dan mengharap si penerima mengerti atau memahami. Bila
     dikehendaki oleh si pengirim selanjutnya diharapkan penerima akan
     melakukan langkah tertentu sesuai dengan yang dikehendaki. Dengan
     kata lain, tujuan umum setiap surat yang ditulis oleh pengirimnya adalah
     mengharap reaksi yang timbul dari pembacanya tepat seperti yang
     diharapkan.

4.   Fungsi Surat Dinas

     Secara umum fungsi surat adalah sebagaimana tercermin dalam rumusan
     pengertiannya yaitu sebagai alat komunikasi tertulis untuk
     menyampaikan pesan atau informasi. Informasi dapat berupa
     pemberitahuan, tugas, perintah, permintaan, teguran, penghargaan,
     panggilan, perjanjian, laporan, penawaran, pesanan, pengantar, putusan,
     dan sebagainya. Dalam kaitan itu, surat-antara lain-mempunyai fungsi
     sebagai berikut :

     a.   Surat dinas sebagai duta atau wakil penulis/instansi pengirimnya
          untuk berhadapan dengan lawan bicaranya. Oleh karena itu, isi surat
          merupakan gambaran mentalitas pengirimnya;
     b.   surat dinas sebagai alat pengingat, karena surat dapat diarsipkan
          dan dapat dilihat lagi jika diperlukan;
7



         c.   surat dinas sebagai pedoman kerja, seperti surat keputusan atau
              surat instruksi atau juklak;
         d.   surat dinas sebagai bukti tertulis hitam di atas putih, misalnya surat-
              surat perjanjian;
         e.   surat dinas sebagai alat bukti tentang yang dikomunikasikan, yang
              selanjutnya sebagai bukti sejarah, seperti pada surat-surat tentang
              perubahan dan perkembangan suatu instansi, yuridis dan
              administratif;
         f.   Surat dinas sebagai jaminan keamanan, misalnya surat jalan.

         Di samping itu, jika dibandingkan dengan sarana komunikasi yang lain,
         surat juga memiliki kelebihan, yaitu:

         a.   merupakan bukti tertulis yang sah secara hukum;
         b.   biayanya relatif murah
         c.   dapat menjangkau seluruh pelosok dunia;
         d.   dapat disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama;
         e.   dapat menghindari terjadinya kesalahpahaman.


B. Kriteria Surat yang Efektif dan Efisien, Syarat Dasar Penulis Surat,
   dan Langkah-langkah Penulisan Surat

    1.   Kriteria Surat yang Efektif dan Efisien

         Sebagai sarana komunikasi, surat harus dapat menyampaikan informasi
         secara tepat sesuai dengan maksud dikehendaki oleh penulis atau
         pengirim surat. Untuk itu, Anda seyogianya memperhatikan beberapa
         kriteria berikut ini yang dapat dipertimbangkan dalam penyusunan surat
         agar surat yang disusun dapat menjadi lebih efektif dan efisien.

         a.   Surat sebaiknya ditulis dalam bentuk dan isi yang menarik serta
              disusun secara sistematis sesuai dengan aturan yang berlaku dalam
              penyusunan surat. Untuk itu, Anda sebagai pengonsep surat
              hendaknya mempunyai pengetahuan dasar tentang surat-menyurat,
              memahami prosedur surat menyurat, dan memiliki keterampilan
              tentang teknik penyusunan surat.

         b.   Surat sebaiknya Anda susun secara sederhana, dan tidak terlalu
              panjang karena surat yang panjang dan bertele-tele dapat
              menjemukan pembacanya. Oleh karen itu, pengonsep surat perlu
              memahami masalah-masalah yang menjadi pokok surat.

         c.   Surat sebaiknya disusun secara jelas, lugas dan komunikatif agar
              dapat dipahami secara tepat sesuai dengan maksud yang
              dikehendaki oleh penulis. Surat dikatakan jelas, jika isi atau
              informasi yang disampaikan di dalam surat mudah dipahami dan
8



          unsur-unsurnya pun dinyatakan secara tegas atau eksplisit. Surat
          dikatakan lugas jika bahasa yang digunakan langsung
          mengungkapkan pokok persoalan yang akan disampaikan, tidak
          berbunga-bunga atau basa-basi. Untuk itu, pengonsep surat harus
          mempunyai wawasan dan kemampuan berbahasa Indoesia dengan
          baik dan benar serta mampu menggunakannya secara tepat.

     d.   Surat sebaiknya mencerminkan sikap yang adab dan sopan. Artinya,
          pernyataan yang digunakan sopan, simpatik, serta tidak
          menyinggung perasaan penerima surat.

     e.   Surat sebaiknya bersih dan rapi. Untuk itu, kertas yang digunakan
          harus pula bersih, diketik rapi. Selain itu surat harus bersih dan
          necis. Khusus untuk surat-surat dinas, harus ada ciri-ciri formal atau
          ciri-ciri kedinasan, dan harus ada keseragaman pola bentuk

2.   Syarat Dasar Penulis Surat

     Untuk dapat membuat surat yang bisa digolongkan sebagai surat yang
     baik, dan dapat berfungsi baik secara umum maupun secara khusus
     seperti tersebut di atas, Anda sebagai penulis surat perlu memiliki
     kemampuan-kemampuan sebagai syarat dasar sebagai berikut:

     a.   Penguasaan materi yang akan dikomunikasikan atau dibahas dalam
          surat;
     b.   Penguasaan bahasa, terutama bahasa tulisan;
     c.   Penguasaan pikiran dan perasaan si penerima;
     d.   Pengetahuan mengenai posisi dalam hubungan kerja antara penulis
          dan pembaca;
     e.   Pengetahuan tentang teknik korespondensi;

     Tentu saja, akan lebih menguntungkan apabila Anda sebagai penulis
     surat dalam hal-hal tertentu; mempunyai pengetahuan tentang pandangan
     atau pola pikir dari pembacanya.

3. Langkah-langkah Menulis Surat

     Setiap penulis surat pasti tidak menghendaki sampai terjadi adanya
     informasi yang terlewat, tertinggal atau lalai tidak termuat dalam surat
     yang ditulisnya. Sebaliknya, tentu penulis surat juga tidak menghendaki
     di dalam suratnya termuat informasi yang mestinya tidak atau belum
     perlu disampaikan. Oleh karena itu apabila pertimbangan telah
     diputuskan bahwa komunikasi melalui surat adalah yang paling tepat,
     maka langkah teknis yang berikutnya adalah:
9



        a.   Penegasan tujuan pokok penulisan surat;
        b.   Pengumpulan data/informasi;
        c.   Perkiraan tentang pembaca;
        d.   Penyusunan draf atau konsep;
        e.   Penyelesaian.


        Semakin sering menulis surat, seseorang semakin terbiasa dengan
        langkah-langkah tersebut di atas, bahkan tidak terasa lagi melalui
        langkah-langkah itu.

        Untuk hal-hal yang sifatnya rutin dan setiap kali surat yang ditulis
        mengandung informasi yang relatif sama berulang kali, biasanya dibuat
        formulir atau surat isian. Agar Anda dalam kegiatan menyelenggarakan
        surat-surat dinas secara berdayaguna dan berhasilguna, maka Anda perlu
        mengacu pada pedoman umum sebagaimana yang akan diuraikan dalam
        penjelasan berikut.


C. Pedoman Umum

   Pedoman umum ini perlu Anda pegang teguh dalam menyelenggarakan tata
   persuratan dinas :

   1.   Penyelenggaraan urusan kedinasan melalui surat-menyurat dinas harus
        dilaksanakan secara cermat dan teliti, agar tidak menimbulkan salah
        penafsiran.

   2.   Koordinasi antarpejabat sebaiknya dilakukan dengan mengutamakan
        metode yang paling cepat dan tepat, misalanya diskusi, kunjungan
        pribadi, dan jaringan telepon lokal. Jika dalam penyusunan surat dinas
        diperlukan koordinnasi, pejabat yang bersangkutan melakukannya mulai
        dengan penyusunan draf, sehingga perbaikan pada konsep final dapat
        dihindari.

   3.   Urusan kedinasan yang dilakukan dengan menggunakan tata cara dan
        prosedur surat-menyurat harus menggunakan sarana komunikasi resmi.
   4.   Jawaban terhadap surat masuk

        a.   Instansi pengirim harus segera mengkonfirmasikan kepada
             penerima suarat atas keterlambatan jawaban dalam suatu proses
             komunikasi tanpa keterangan yang jelas.
        b.   Instansi penerima harus memberikan jawaban terhadap konfirmasi
             yang dilakukan oleh instansi pengirim

   5.   Batas waktu jawaban surat
10



     Jawaban surat disesuaikan dengan sifat pengiriman surat yang
     bersangkutan:
     a.   Amat segera/kilat, dengan batas waktu 24 jam setelah surat
          diterima;
     b.   Segera, dengan batas waktu 2x24 jam setelah surat diterima;
     c.   Biasa, dengan batas waktu maksimum 5 hari

6.   Waktu penandatangan surat
     Waktu penandatanganan surat dinas harus memperhatikan jadwal
     pengiriman surat yang berlaku di instansi masing-masing, dan segera
     dikirim setelah ditandatangani
7.   Penggandaan/Kopi surat
     Kopi surat hanya diberikan kepada yang berhak dan memerlukan,
     dinyatakan dengan memberikan alamat yang dimaksud dalam
     “tembusan”. Kopi surat dibuat terbatas, hanya untuk kebutuhan sebagai
     berikut:
     a.   Kopi tembusan
          Kopi surat yang disampaikan kepada pejabat yang secara fungsional
          terkait;
     b.   Kopi laporan
          Kopi surat yang disampaikan kepada pejabat yang berwenang; dan
     c.   Kopi untuk arsip
          Kopi surat yang disimpan untuk kepentingan pemberkasan arsip.
8.   Lampiran
     Tembusan surat disampaikan kepada unit kerja terkait, sedangkan
     lampiran hanya disampaikan kepada unit yang bertanggung jawab.
9.   Tingkat keamanan
     a. Sangat Rahasia disingkat (SR), tingkat keamanan isi surat dinas
         yang tertinggi, sangat erat hubungannya dengan keamanan dan
         keselamatan negara. Jika disiarkan secara tidak sah atau jatuh ke
         tangan yang tidak berhak, akan membahayakan keamanan dan
         keselamatan negara
     b. Rahasia disingkat (R), tingkat keamanan isi surat dinas yang
         berhubungan dengan keamanan dan keselamatan negara. Jika
         disiarkan secara tidak sah atau jatuh ke tangan yang tidak berhak
         akan merugikan negara.
     c. Konfidensial disingat (K), tingkat keamanan isi surat dinas yang
         berhubungan dengan keamanan dan keselamatan negara. Jika
         disiarkan secara tidak sah atau jatuh ke tangan yang tidak berhak
         akan merugikan negara. Termasuk dalam tingkat konfidensial
         adalah Rahasia Jabatan dan Terbatas.
     d. Biasa disingkat (B) tingkat keamanan suatu surat dinas yang tidak
         termasuk dalam butir a sampai dengan c, namun tidak berarti
11



           bahwa ini surat dinas tersebut dapat disampaikan kepada yang tidak
           berhak mengetahuinya.
   10. Kecepatan penyampaian
       a. Amat Segera/Kilat, surat dinas harus diselesaikan /dikirim
           /disampaikan pada hari yang sama dengan batas waktu 24 jam.
       b. Segera, surat dinas harus diselesaikan/dikirim/disampaikan dalam
           waktu 2x24 jam; dan
       c. Biasa, surat dinas harus diselesaikan/dikirim/disampaikan menurut
           urutan yang diterima oleh bagian pengiriman, sesuai dengan jadwal
           perjalanan caraka/kurir, batas waktu 5 hari.


D. Ketentuan Surat-menyurat

   1.   Komunikasi Langsung

        Surat dinas dikirim langsung kepada individu (pejabat formal). Jika surat
        tersebut untuk pejabat yang bukan kepada instansi, untuk mempercepat
        penyampaian surat kepada pejabat yang dituju, surat tetap ditujukan
        kepada kepala instansi, tetapi dicantumkan ungkapan u.p. (untuk
        perhatian) pejabat yang berangkutan.

   2.   Alur Surat-menyurat

        Alur surat-menyurat harus melalui hierarki dari tingkat pimpinan
        tertinggi instansi hingga ke pejabat struktural terendah yang berwenang,
        sehingga dapat dilakukan pengendalian penyelesaian.

        Surat-menyurat yang bersifat operasional teknis diatur lebih lanjut oleh
        masing-masing instansi.

   3.   Kewenangan Penandatanganan

        a.   Kewenangan untuk melaksanakan dan menandatangani surat-
             menyurat dinas antar/ke luar instansi pemerintah yang bersifat
             kebijakan/keputusan/arahan berada pada pejabat pimpinan tertinggi
             instansi pemerintah.
        b.   Kewenangan       untuk melaksanakan dan menandatangi surat-
             menyurat yang tidak bersifat kebijakan/keputusan/arahan dapat
             diserahkan/dilimpahkan kepada pimpnan organisasi di setiap tingkat
             eselon atau pejabat lain yang diberi kewenangan untuk
             menandatangani; dan
        c.   Penyerahan/pelimpahan      wewenang       dan     penandatangan
             korespondensi kepada penjabat/pimpinan dilaksanakan sebagai
             berikut:
12



          1) Sekretaris Jenderal/Sekretaris Menteri/Sekretaris        Utama
             LPND/Pimpinan Sekretariat Lembaga Tinggi, Sekretaris
             Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dan lembaga lainnya dapat
             memperoleh pelimpahan kewenangan dan penandatanganan
             surat-menyurat tentang supervisi, arahan mengenai rencana
             strategis dan operasional termasuk kegiatan lain yang
             dilaksanakan oleh organsasi lini di instansi masing-masing.
          2) Pimpinan Organisiasi Lini pada masing-masing jajaran instansi
             pemerintah, dapat memperoleh penyerahan/pelimaphan
             kewenangan dan penandatangan surat-menyurat yang berkaitan
             dengan pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai dengan bidang
             masing-masing.

4.   Rujukan

     a.   Surat dinas yang memerlukan rujukan, naskah rujukan ditulis pada
          alinea pembuka, diikuti substansi surat yang bersangkutan. Dalam
          hal rujukan lebih dari satu naskah, rujukan harus ditulis secara
          kronologis.
     b.   Cara menulis rujukan
          1) Rujukan berupa naskah

               Penulisan rujukan berupa naskah mencakup informasi singkat
               tentang naskkah yang menjadi rujukan, dengan urutan sebagai
               berikut: jenis naskah dinas, jabatan penandatangan naskah
               dinas, nomor naskah dinas, tanggal penetapan dan subjek
               naskah dinas.

          2) Rujukan berupa surat dinas

               Penulisan rujukan berupa surat dinas mencakup informasi
               singkat tentang surat dinas yang menjadi rujukan, dengan
               urutan sebagai berikut: jenis surat, jabatan penandatanganan,
               nomor surat, tanggal penandatanganan.

          3.   Rujukan berupa rujukan elektronis

               Penulisan rujukan berupa surat dinas elektronis (surat yang
               dikirimkan melalui sarana elektronis), diatur tersendiri.

     c.   Rujukan surat kepada instansi nonpemerintah

          Rujukan tidak harus dicantumkan pada surat dinas yang diajukan
          kepada instansi nonpemerintah.
13



5.   Disposisi

     Disposisi adalah petunjuk tertulis mengenai tindak lanjut pengelolaan
     surat, ditulis secara jelas pada lembar disposisi, tidak pada naskah asli.
     Lembar disposisi merupakan satu kesatuan dengan naskah surat
     menyurat yang bersangkutan.

         Format Disposisi, lihat Contoh 2.1.

6.   Penanganan Surat dengan Tingkat Kemanan Tertentu

     Surat-menyurat yang mengandung materi dengan tingkat pengamanan
     tertentu (Sangat Rahasia, Rahasia, Konfidensial/Terbatas) harus dijaga
     keamanannya dalam rangka keselamatan negara. Tanda tingkat
     keamanan ditulis dengan cap (tidak diketik), berwarna merah pada
     bagian atas dan bawah setiap halaman surat dinas. Jika surat dinas
     tersebut dikopi, cap tingkat keamanan pada kopi harus dengan warna
     yang sama dengan warna pada surat asli.
14



                                             Contoh 2.1.
                                        Format Disposisi

                                          NAMA INSTANSI
                   ..............................................................................
                   ................................Unit Kerja ............................
                  ...................................alamat ..................................


                                       LEMBAR DISPOSISI


Agno                     :                                  Tkt. Keamanan :                    SR / R / K / B


Tanggal Penerimaan :                                        Tgl. Penyelesian :


        Tanggal dan Nomor Surat : .............................................................................
        Dari                                    : .............................................................................
        Ringkasan Isi                           : .............................................................................
                                                  .............................................................................
                                                  .............................................................................
        Lampiran                               : .............................................................................


               DISPOSISI                                          Diteruskan Kepada                              Paraf




                                                            1.........................................
                                                            2. .......................................
                                                            3. .......................................
                                                            4. .......................................
                                                            5. .......................................
                                                            6. .......................................
                                                            7. .......................................
                                                            8. .......................................
                                                            9. .......................................
15



E. Format Surat Dinas

   Salah satu hal yang menentukan baik atau kurang baiknya suatu surat adalah
   formatnya. Yang dimaksud dengan format surat dinas adalah tata letak atau
   posisi bagian-bagian surat dinas. Termasuk di dalamnya penempatan tanggal,
   nomor, salam pembuka, salam penutup, tembusan, dan lain-lain.

   Dalam kegiatan surat-menyurat dalam masyarakat, Anda dapat mencermati
   bahwa adanya berbagai macam format surat dinas yang digunakan oleh
   instansi yang berbeda. Misalnya, instansi yang satu menempatkan alamat
   yang dituju di sebelah kanan, sedangkan instansi yang lain menempatkan
   alamat itu di sebelah kiri. Demikian juga, ada instansi yang surat-suratnya
   yang tidak menggunakan salam pembuka. Modul ini menggunakan format
   sebagaimana ditetapkan dalam Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
   Nomor: 72/KEP/M.PAN/07/2003, Tentang Pedoman Umum Tata Naskah,
   sebagaimana dimuat dalam Contoh 3.1. Format ini disebut juga Format
   setengah lurus b atau Format Surat Resmi Indonesia Versi b. Namun
   demikian, guna menambah wawasan Anda, berikut akan disajikan beberapa
   format surat dinas yang lain selain sebagimana diputuskan dalam Kep
   MENPAN.

   1.   Format Lurus Penuh (Full Block Style)
   2.   Format Lurus (Block Style/Modified Block Style)
   3.   Format Sederhana (Simplified Style)
   4.   Format Surat Setengah Lurus/ Resmi Indonesia Versi Lama (Semi
        Block Style)
   5.   Format Surat Setengah Lurus/ Resmi Indonesia Versi Baru (Semi Block
        Style)
   6.   Format Takuk atau Format Bergerigi ( Idented Style )
   7.   Format Paragraf Menggantung (Hanging Paragraph)

   Untuk jelasnya, Anda dapat mengamati Gambar dari ketujuh format atau
   gaya (style) surat di bawah ini.
16



                                                                                                                        Logo,
                                                                                                                        dan
                                           KEPALA SURAT                                                                 nama
                                                                                                                        instansi
                                                                                                                        Tempat
 Nomor : ...........                                                                                                    dan
                                                                                                                        tanggal
 Tanggal dan tahun
                                                                                                                        pembuatan

                                                                                                                        Alamat
 Yth. .........................................                                .
                                                                                                                        tujuan
 .................................................
 .................................................

 Hal : ...........................................                                                                       Hal


 Salam pembuka,                                                                                                         Salam
 ....................................................................................................................   Pembuka
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................   Paragraf
 ....................................................................................................................   Isi
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................   Paragraf
 ....................................................................................................................   Penutup
 .
 Salam Penutup,
 Tanda Tangan
 Nama Pananda Tangan
 Nama Jabatan
 Tembusan
 ............................
 Inisial                                                    Gambar 2.1.



                       Gambar 2.1. Format LurusPenuh (Full Block Style)

Keterangan:

Pengetikan semua bagian surat dimulai dari pasak garis pinggir kiri.
17




                                           KEPALA SURAT




 Nomor                  :                                        Tanggal, .............
 Lampiran               :
 Hal                    :

                                                                   Yth. .........................................       Alamat
                                                                   .................................................    yang
 .                                                                  ................................................    Dituju


 Salam pembuka,
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................   Paragraf
 ....................................................................................................................   Pembuka
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................   Paragraf
 ....................................................................................................................   Isi
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
                                                                                                                        Paragraf
 ....................................................................................................................
                                                                                                                        Penutup
 .

                                                                             Salam Penutup,
                                                                             Tanda Tangan
                                                                             Nama Pananda Tangan
                                                                              Nama Jabatan
 Tembusan
 ............................
 Inisial

                                                            Gambar 2.1.


            Gambar 2.2. Format Lurus ( Block Style/Modified Block Style)

Keterangan:

Semua bagian surat, kecuali tanggal dan salam penutup, diketik mulai dari
pasak pinggir kiri yang sama. Tanggal dan salam penutup diketik di sebelah
kanan. Pengetikan alinea, sama seperti bentuk lurus penuh.
18




                                          KEPALA SURAT




 Tanggal               :
 Nomor                  :
 Lampiran               :
 Hal                    :

 Yth. .........................................                                                                         Alamat
 .................................................                                                                      yang
 .................................................                                                                      Dituju


 Salam pembuka,
 ....................................................................................................................   Salam
 ....................................................................................................................   Pembuka
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
                                                                                                                        Paragraf
 ....................................................................................................................   Isi
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................   Paragraf
 ....................................................................................................................   Penutup
 .
 Salam Penutup,
 Tanda Tangan
 Nama Pananda Tangan
 Nama Jabatan
 Tembusan
 ............................
 Inisial

                                                            Gambar 2.1.


                           Gambar 2.3. Format Sederhana (Simplified Style)

Keterangan:

Pengetikan semua bagian surat dimulai dari pasak garis pinggi kiri.
19




                                            KEPALA SURAT




                                                                                    Tanggal
  Nomor                  :
  Lampiran               :
  Hal                    :

                                                                                                                         Alamat
                                                                    Yth. .........................................       yang
                                                                     .... ..........................................     Dituju
                                                                      ..............................................


                                                                                                                         Salam
                                                                                                                         Pembuka
  Salam pembuka,
        .............................................................................................................
  ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
        ..............................................................................................................
                                                                                                                         Paragraf
  ....................................................................................................................
                                                                                                                         Isi
  ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
       ...............................................................................................................
  ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................   Paragraf
  ....................................................................................................................   Penutup
         .............................................................................................................
  ....................................................................................................................
  .
                                                                              Salam Penutup,
                                                                              Tanda Tangan
                                                                               Nama Pananda Tangan
                                                                               Nama Jabatan
  Tembusan
  ............................                               Gambar 2.1.
  Inisial




Gambar 2.4 Format Setengah Lurus Indonesia Versi Lama/Resmi Versi Lama
           (Semi Block Style/Official Style a.)
20




                                            KEPALA SURAT




  Nomor                  :                                             Tanggal ,........
  Lampiran               :
  Hal                    :

  Yth. .........................................                                                                         Alamat
  .................................................                                                                      yang
  .................................................                                                                      Dituju


  Salam pembuka,                                                                                                         Salam
  ....................................................................................................................   Pembuka
  ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
                                                                                                                         Paragraf
  ....................................................................................................................   Isi
  ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
                                                                                                                         Paragraf
  ....................................................................................................................
                                                                                                                         Penutup
  .
  Salam Penutup,
  Tanda Tangan
  Nama Pananda Tangan
  Nama Jabatan
  Tembusan
  ............................
  Inisial

                                                             Gambar 2.1.


Gambar 2.5 Format Setengah Lurus Indonesia Versi Baru/Resmi Versi Baru
           (Semi Block Style/Official Style. b)

Keterangan:

Pengetikan semua bagian surat dimulai dari pasak garis pinggir kiri
21




                                           KEPALA SURAT



 Nomor                  :                                                                      Tanggal
 Lampiran               :
 Hal                    :

                                                                      Yth. ......................................
                                                                                                                        Alamat
                                                                          .......................................
                                                                                                                        yang
                                                                              ....................................
                                                                                                                        Dituju

 Salam pembuka,                                                                                                         Salam
          ...........................................................................................................   Pembuka
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................   Paragraf
                                                                                                                        Pembuka
         ............................................................................................................
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................   Paragraf
         ............................................................................................................   Isi
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
         ............................................................................................................   Paragraf
 ....................................................................................................................   Penutup
 .
                                                            Salam Penutup,
                                                                 Tanda Tangan
                                                                      Nama Pananda Tangan
                                                                           Nama Jabatan
 Tembusan
 ............................
     ........................
          ......................
 Inisial




                               Gambar 2.6. Format Takuk (Idented Style)

. Keterangan:

Pengetikan semua bagian surat dimulai dengan menjorok ke dalam lima
ketukan
22




                                              KEPALA SURAT


  Tanggal               :
  Nomor                  :
  Lampiran               :
  Hal                    :
                                                                                                                          Alamat
  Yth. .........................................
                                                                                                                          yang
           ............................................
                                                                                                                          Dituju
  .         ..........................................


  Salam pembuka,                                                                                                          Salam
  ....................................................................................................................    Pembuka
  . .............................................................................................................         Paragraf
          ............................................................................................................    Pembuka
  ....................................................................................................................
          ............................................................................................................
                                                                                                                          Paragraf
  .       ............................................................................................................
          ............................................................................................................    Isi

  ....................................................................................................................
           ...........................................................................................................
            ..........................................................................................................
           ...........................................................................................................
  ....................................................................................................................   Paragraf
           ...........................................................................................................   Penutup
  .
                                                                               Salam Penutup,
                                                                               Tanda Tangan
                                                                               Nama Pananda Tangan
                                                                               Nama Jabatan
  Tembusan
  ............................
  Inisial




             Gambar 2.7 Format Menggantung (Hanging Paragraph Style)
Keterangan:
Pengetikan semua bagian surat dimulai dari pasak garis pinggir kiri, kemudian
kalimat kedua dan selanjutnya, dimulai dari ketukan ke tujuah
23




                                                                                                                          Logo dan
      L
     Logo                                                                                                                 nama
    Logo
     Logo                                         NAMA INSTAANSI
                                                NAMA INSTAANSI
                                                  NAMA INSTAANSI                                                          instansi
                                          .................................................
                                         .................................................
                                          .................................................                               telah dicetak


 Nomor : :
  Nomor                                                                .........., tanggal ...........
                                                                        .........., tanggal ...........                  Tempat dan
 Lampiran : :
  Lampiran                                                                                                               tangal
 Hal
  Hal      ::                                                                                                            pembuatan
                                                                                                                         surat

 Kepada
  Kepada                                                                                                                 Alamat
 ...............................
  ...............................                                                                                        tujuan ditulis
 ..............................
  ..............................                                                                                         di bagian
 ...............................
  ...............................                                                                                        kiri


       ....................................(alinea pembuka).............................................
        ....................................(alinea pembuka).............................................
 ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
       .....................................(alinea Isi).......................................................
        .....................................(alinea Isi).......................................................
 ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
      ...............................................................................................................
       ...............................................................................................................
 ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
 ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
        .......................................(alinea penutup)............................................
         .......................................(alinea penutup)............................................
 ....................................................................................................................
  ....................................................................................................................
 ..
                                                                                                                         Nama Jabatan
                                                                                                                         dan nama
                                                               .............Nama jabatan ................
                                                                .............Nama jabatan ................
                                                                                                                         lengkap ditulis
                                                               (Tanda tangan dan cap instansi)
                                                                (Tanda tangan dan cap instansi)
                                                                                                                         dengan huruf
                                                                            Nama Lengkap
                                                                             Nama Lengkap
                                                                                                                         awal kapital
 Tembusan
  Tembusan
 1. ........................
  1. ........................
 2. ........................
                                                             Gambar 2.1.
  2. ........................
 3. ......................
  3. ......................



Gambar 2.8 Format Surat Dinas yang Sesuai dengan Keputusan Menteri
           Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor.
           72/KEP/M.PAN/07/2003 Tentang Pedoman Umum Tata Naskah
           Dinas.
24



F.   Latihan

     1.  Apa yang Anda ketahui tentang korespondensi?
     2.  Apa tujuan penulisan surat?
     3.  Jelaskan fungsi surat!
     4.  Uraikan secara singkat pedoman dan ketentuan-ketentuan dalam menulis
         surat dinas!
     5. Jelaskan persyaratan seorang penulis surat yang baik.
     6. Buatlah format surat dinas sesuai dengan Keputusan Menpan No. 72
         tahun 2003.
     7. Apa saja persyaratan yang harus Anda penuhi dalam menulis surat dinas
         agar efisien dan efektif?
     8. Uraikan bagaimana langkah-langkah menulis sepucuk surat secara
         efektif.
     9. Ambil sepucuk surat, kemudian sebutkan bagian-bagian surat, kemudian
         jelaskan masing-masing bagian surat tersebut.
     10. Gambarkan format/gaya surat dari instansi Anda yang ditujukan ke
         instansi lain! Dengan memperhatikan hal-hal yang telah Anda pelajari
         dalam Bab II, coba berikan Anda komentar tentang format surat yang
         Anda gambar tadi!


G. Rangkuman

     1.   Pemberian informasi secara tertulis terjadi jika pemberi informasi tidak
          dapat berhadap-hadapan dengan penerima informasi. Kegiatan tersebut
          disebut korespondensi dan berkomunikasi dengan surat.
     2.   Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari
          saling memberikan informasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
     3.   Tujuan umum surat yang ditulis oleh pengirimnya adalah mengharap
          reaksi yang timbul dari pembacanya tepat seperti yang diharapkan. Jadi
          surat sebagai alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan atau
          informasi
     4.   Penulis surat harus memenuhi syarat, baik dalam teknik penulisan,
          maupun dalam langkah-langkah dalam menulis surat.
     5.   Surat mempunyai bagian-bagian surat. Tata letak bagian-bagian surat
          disebut dengan format.
     6.   Menulis surat terdapat berbagai macam pilihan format, style, gaya.
     7.   Berbagai macam format, gaya, style dalam menulis surat, yaitu full
          block, modified block, semi block, simplified,official, idented dan
          hanging paragraph.
BAB III
          BAGIAN-BAGIAN SURAT, PENGGUNAAN BAHASA,
                   DAN MEDIA SURAT DINAS



                  Indikator keberhasilan: setelah mempelajari bab ini,
                    peserta dapat menjelaskan bagian-bagian surat,
                    menyusun berbagai surat dinas dengan susunan
                   yang tepat dengan menggunakan bahasa Indonesia
                   yang baik dan benar, media dan menangani surat
                                         dinas.




Selamat! Anda telah berhasil mempelajari Bab II dengan berhasil. Baiklah kalau
begitu Anda meneruskan mempeljari Bab III tentang bentuk, media/sarana,
susunan bagian-bagian surat menyusuan suarat dinas dengan menggunakan
bahasa Indonesia yang baik dan benar. Marilah mulai dengan mempelajari
bentuk-bentuk surat dinas, susunan dan bahasa surat dinas. Anda sudah siap?
Baiklah kalau sudah siap. Marilah pertama-tama mempelajari bentuk surat
menyurat.


A. Bagian-bagian Surat

    Bentuk surat-menyurat    dinas     instansi pemerintah sesuai dengan
    kegunaannya, ada beberapa bentuk, yaitu : Surat Dinas, Nota Dinas,
    Memorandum, Surat Pengantar, dan Surat Undangan.

    1.   Surat Dinas

         a.   Pengertian

              Surat Dinas adalah naskah dinas pelaksanaan tugas pejabat/pegawai
              dalam menyampaikan informasi kedinasan berupa pemberitahuan,
              pernyataan, permintaan atau penyampaian naskah dinas atau barang
              kepada pihak lain di luar instansi/organisasi yang bersangkutan.

         b.   Pembuatan

              Surat Dinas dibuat oleh pejabat/pegawai sesuai dengan lingkup
              tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya.

         c.   Susunan /Format Surat Dinas

              Surat dinas dibuat oleh pejabat/pegawai sesuai dengan lingkup
              tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya. Salah satu hal

                                          25
26



yang ikut menentukan baik atau kurang baiknya suatu surat adalah
susunan/formatnya. Yang dimaksud dengan susunan/format surat
dinas adalah tata letak atau posisi bagian-bagian surat dinas. Anda
tentu telah memahami bahwa surat terdiri atas bagian-bagian surat.
Berbagai cara pembagian untuk menyebutkan bagian-bagian surat
ini. Salah satu pembagian misalnya dengan menyebutkan: bagian
kepala, bagian tubuh dan kaki surat. Masing-masing bagian itu
terdiri atas subbagian-subbagian.

Bagian yang amat penting di dalam surat adalah pesan atau
informasi yang akan disampaikan kepada penerima surat. Dalam
hubungan itu, agar pesan atau informasi tersebut mudah dipahami,
surat hendaknya ditulis dengnan menggunakan bahasa efektif.
Bahasa yang efektif adalah bahasa yang sederhana, lugas, dan dapat
mengungkapkan pesan secara tepat sesuai dengan maksud yang
ingin Anda kemukakan. Kesederhanaan itu ditandai dengan
penggunaan kata-kata lazim, mudah dipahami, dan tidak berlebihan,
sedangkan kelugasan yang dimaksud ditandai dengan penggunaan
kata-kata yang tidak mengandung makna ganda atau makna
tambahan. Sementara itu, ketepatan yang dimaksud berkaitan
dengan penggunaan kata-kata yang dapat mewakili pikiran penulis
secara tepat dan mampu menimbulkan pemahaman yang sama pada
pikiran pembacanya.

Sehubungan dengan hal tersebut, penggunaan bahasa yang efektif
di dalam surat dinas akan dibahas secara terintegrasi dengan
pembicaraan tentang bagian-bagian surat. Hal itu dilakukan karena
keefektifan penggunaan bahasa tersebut, antara lain, tampak pada
bagian-bagian surat, seperti yang dapat Anda cermati lebih lanjut
di bawah ini.

Susunan bagian-bagian surat adalah sebagai berikut:

1) Kepala surat
   a) Kepala surat lazim disebut kop surat. Di dalamnya
       terdapat hal-hal sebagai berikut.
      (1) Nama instansi
      (2) Alamat instansi
      (3) Nomor telepon dan faksimil
      (4) Nomor Kotak pos
      (5) Nomor kode pos
      (6) Alamat pos-el (e-mail) dan alamat (web site, kalau ada)
      (7) Lambang atau logo instansi

        Kepala surat semacam ini berfungsi untuk memberikan
        informasi kepada penerima surat mengenai nama, alamat,
        nomor telepon, faksimil, dan keterangan lain yang
27



                  berkaitan dengan instansi pengirim surat. Di samping itu,
                  kepala surat sekaligus berfungsi pula sebagai sarana untuk
                  memperkenalkan atau mempromosikan instansi pengirim
                  surat. Nama instansi dan unsur alamat yang ditulis ke
                  samping dipisahkan dengan tanda koma, bukan tanda
                  penghubung. Selain itu, kata jalan tidak disingkat menjadi
                  JL. Atau Jln., dan kata telepon pun ditulis lengkap tidak
                  disingkat menjadi Telp. Atau Tlp.

                  Contoh:
             DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN
                       SEKRETARIAT JENDERAL
                 Jalan Merdeka Timur No. 20, Jakarta, 10110
Telepon (021) 3519070 (Hunting), Faks (021) 3520351, Pos-el :setjen@dkp.go.id
                       Kotak Pos 4130 Jakarta, 10041


          a) Jika kop surat surat menggunakan nama instansi,
             ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, sedangkan jika
             menggunakan nama jabatan ditandatangani oleh pejabat yang
             bersangkutan
          b) Tempat dan tanggal pembuatan surat di sebelah kanan atas
              (1) Tanggal surat perlu dicantumkan pada setiap surat dinas.
                  Fungsinya adalah untuk memberitahukan kepada
                  penerima surat tentang waktu penulisan surat itu. Dalam
                  penulisannya, tanggal surat, bulan, dan tahun
                  dicantumkan secara lengkap, tidak disingkat. Namun,
                  kata tanggal, bulan, dan tahun tidak perlu dicantumkan.
              (2) Tanggal ditulis dengan huruf Arab
              (3) Tahun ditulis lengkap empat digit dengan angka Arab
              (4) Selain itu, dalam kepala surat dinas biasanya sudah
                  tercantum nama kota tempat instansi itu berada. Oleh
                  karena itu, nama kota tersebut tidak perlu lagi
                  dicantumkan di depan tanggal.
                 Contoh yang tidak tepat:
                           Tanggal 25 Bulan Juni 2007
                           Semarang, 31-04-2007
                           24 Des ‘07
                 Contoh yang tepat:
                           25 Juni 2007
28



                31 April 2007
                24 Desember 2007
c) Nomor, sifat, lampiran, dan hal di sebelah kiri di bawah nama
   instansi/jabatan;
   (1) Nomor Surat
        Nomor surat selalu dicantumkan pada setiap surat dinas
        yang keluar. Dalam hubungan itu, nomor surat berfungsi
        untuk mengetahui jenis kegiatan yang berhubungan
        dengan surat, mempermudah pengarsipan, dan
        menemukannya kembali jika sewaktu-waktu diperlukan.
        Kecuali itu, nomor surat juga berfungsi sebagai:
            alat petunjuk bagi petugas arsip;
            alat untuk mengetahui unit asal surat;
            alat pengukur kegiatan instansi yang berkaitan
            dengan surat-surat pada periode tertentu;
            alat referensi;
        Dalam penulisannya, nomor surat tidak diikuti dengan
        tanda titik atau pun tanda titik dua dan tanda kurung.
        Misalnya:
                  Nomor :3546/F8/C.11/2007
        bukan
                  Nomor:3546/F8/C.11/2007.
                  Nomor:3546/F8/C.11/2007.-
   (2) Lampiran
        Kata lampiran digunakan untuk memberitahukan kepada
        penerima surat bahwa ada sesuatu yang disertakan
        bersama surat. Oleh karena itu, jika memang tidak ada
        sesuatu yang disertakan, kata lampiran tidak perlu
        dicantumkan.
        Contoh penulisan yang tidak tepat:
                Lampiran: 5 (lima) lembar
                Lampiran: Satu (1) berkas
                Lampiran: -
        Contoh penulisan yang tepat
                Lampiran: Lima lembar
                Lampiran: Satu berkas
29



   (3) Hal Surat
        Hal surat atau pokok surat berfungsi untuk
        memberitahukan kepada penerima surat tentang pokok
        masalah yang ditulis di dalam surat. Agar efektif, hal
        surat sebaiknya tidak ditulis terlalu panjang, tetapi jelas
        dan dapat mencakup seluruh isi surat.
        Contoh penulisan yang tidak tepat:
        Hal: Undangan untuk menghadiri Rakernas tanggal 5 Juli
             2007
        Contoh penulisan yang tepat:
        Hal: Undangan
d) Alamat yang Dituju
   Alamat yang dituju berfungsi sebagai petunjuk langsung
   mengenai pihak yang harus menerima surat. Untuk itu, unsur-
   unsur alamat yang digunakan hendaknya ditulis lengkap, tidak
   disingkat.


   Contoh penulisan yang tidak tepat
           Yth. Bapak Kepala Pusat Bahasa
           Jl.Daksinapati Barat IV
           Rawamangun
           JAKARTA
   Contoh penulisan yang tepat
           Yth. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
           Jalan Jenderal Sudirman Kav. 69
           Jakarta 12190
e) Penggunaan Untuk Perhatian ( u.p)
   Alamat surat dengan menggunakan istilah u.p. (untuk
   perhatian) digunakan untuk keperluan berikut:
   (1) Untuk mempercepat penyelesaian surat yang
       diperkirakan cukup dilakukan oleh pejabat atau staf
       tertentu di lingkungan Intansi Pemerintah;
   (2) Untuk mempermudah penyampaian oleh sekretariat
       penerima surat kepada pejabat yang dituju, dan untuk
       mempercepat penyelesaiannya sesuai dengan maksud
       surat; dan
30



    (3) Untuk mempercepat penyelesaian surat, karena tidak
        harus menunggu kebijakan langsung pimpinan instansi
         Contoh:
              Yth. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
              u.p. Deputi Men.PAN Bidang Tatalaksana
              Jalan Jenderal Sudirman Kav. 69
              Jakarta 12190
2) Batang Tubuh

   Bagian batang tubuh terdiri atas kalimat pembuka, isi dan
   penutup.

   a)   Kalimat Pembuka

        Bagian isi surat ditulis sesuai dengan kaidah penulisan
        yang berlaku yakni dengan memakai huruf besar, huruf
        kecil, serta tanda-tanda baca sesuai dengan aturan yang
        berlaku. Biasanya ada kalimat-kalimat tertentu yang
        umum digunakan sebagai kalimat pembuka.

        Yang perlu diperhatikan di sini ialah beberapa kalimat
        rancu yang sering dipakai orang dalam memulai suratnya,
        sehingga tidak lagi terasa kesalahannya.

        Contoh:

        (1) Bersama ini kami kabarkan kepada Ibu bahwa
             ……………………..

           Ungkapan bersama ini artinya ‘bersama-sama dengan
           ini’ atau ‘seiring dengan ini’. Jadi, tidak dapat
           dikatakan seiring dengan surat ini kami kabarkan
           …….. sebab, kabar itu tidak diseiringkan dengan surat,
           melainkan dituliskan di dalam surat itu. Sebenarnya
           ungkapan bersama ini biasanya digunakan pada surat
           pengantar sebab dalam surat pengantar itu dituliskan
           apa yang dikirimkan seiring dengan surat pengantar
           itu.

           Hendaknya dituliskan :

           Dengan surat ini kami kabarkan ……………..

           atau : kami beritahukan…………………..
31



 1) Kalimat pertama surat biasanya kita mulai antarta lain
    dengan Surat Anda tanggal … telah saya terima; kadang-
    kadang orang menulis bukan tanggal melainkan
    bertanggal atau tertanggal, Tanggal biasanya
    disingkatnya menjadi tgl.,           dan tertanggal
    disingkatkan menjadi ttgl.

 2) Menurut makna yang terkandung pada awalan ber dan ter,
    bentuk bertanggal dapat diterima sebab bertanggal artinya
    ‘memakai tanggal’, sedangkan tertanggal mengandung arti
    makna ‘sudah ditanggali’ atau ‘sudah diberi tanggal’

 3) Surat Saudara bertanggal 10 Januari 2001, artinya ‘surat
    Saudara yang dibubuhi tanggal 10 Januari 2001’,
    sedangkan surat Saudara tertanggal 10 Mei 2001 artinya
    ‘surat Saudara sudah dibubuhi tanggal 10 Januari 2001’.
    Untuk apa ditekankan kata “sudah” karena itu memang
    sudah jelas berdasarkan situasinya. Bentuk tertanggal
    rupanya lahir karena pengaruh bahasa Belanda
    “gedatteerd” (bentuk kata lampau). Jadi, bentuk ini
    sebaiknya dilupakan saja. Boleh menggunakan bentuk
    tanggal… atau bertanggal … .

b)   Isi Surat

     Pemakaian alinea/paragraf harus diperhatikan. Ini sering
     dilupakan. Tidak setiap kalimat harus dimulai dengan
     alinea/baris baru; sebaiknya tiap alinea memuat satu hal
     supaya penerima surat dengan mudah menangkap isi surat.
     Harus pula dijaga agar alinea-alinea itu tidak menjadi
     terlalu panjang.

     (1) Penyusunan Kalimat

        Kalimat yang digunakan dalam surat dinas hendaknya
        berupa kalimat efektif, yaitu kalimat yang sesuai
        dengan kaidah bahasa, singkat, dan enak dibaca.
        Kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa adalah
        kalimat yang tidak menyimpang dari kaidah yang
        berlaku. Kalimat itu sekurang-kurangnya memiliki
        subjek dan predikat. Selanjutnya, kalimat yang
        digunakan adalah kalimat yang tidak bertele-tele atau
        tidak berbelit-belit. Namun, tidak berarti bahwa unsur-
        unsur yang wajib ada dalam sebuah kalimat itu boleh
        dihilangkan. Kemudian, kalimat yang enak dibaca
        adalah yang sopan dan simpatik, tidak bernada
        menghina atau meremehkan pembaca.
32



(2) Penyusunan Paragraf

   Paragraf adalah sekelompok pernyataan yang
   berkaitan satu sama lain yang merupakan satu
   kesatuan. Fungsi paragraf untuk mempermudah
   pemahaman      penerima,    memisahkan        atau
   menghubungkan pemikiran dalam komunikasi tertulis.

   Gagasan Anda sebagai penulis yang dituangkan dalam
   surat hendaknya ditata dan diatur sedemikian rupa
   dalam paragraf-paragraf sehingga gagasan itu mudah
   dipahami oleh penerima surat. Setiap gagasan disusun
   dalam satu paragraf yang utuh, yakni paragraf yang
   memenuhi syarat adanya kesatuan dan kepaduan.
   Dengan kata lain, gagasan yang sama tidak dituangkan
   dalam beberapa paragraf. Sebaliknya, beberapa
   gagasan yang berbeda tidak dituangkan dalam sebuah
   paragraf yang sama.

   Sebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan jika
   paragraf itu betul-betul hanya berbicara satu masalah.
   Selanjutnya, paragraf dikatakan memiliki kepaduan
   jika kalimat-kalimat yang Anda susun saling
   berhubungan, dan saling berkaitan. Kalimat-kalimat
   dalam sebuah paragraf akan saling berhubungan dan
   akan saling berkaitan jika diikat dengan pengait
   paragraf, yang berupa ungkapan penghubung
   antarkalimat, seperti           selanjutnya, selain itu,
   sebaliknya, namun, dan oleh sebab itu, diikat dengan
   kata ganti, seperti itu, ini, nya, dan tersebut, atau diikat
   dengan pengulangan kata yang dipentingkan

   Marilah kita bandingkan paragraf yang tidak memiliki
   syarat kesatuan dan kepaduan dengan paragraf yang
   memiliki dua syarat dengan baik.

   Laporan tentang hasil penelitian kiriman Bapak telah
   saya terima dengan baik.

   Di dalamnya ada satu judul penelitian yang sebenarnya
   tidak saya pesan. Hasil penelitian yang saya minta
   ternyata tidak ada dalam kiriman itu. Laporan Hasil
   penelitian itu tertukar.

   Bersama ini saya kembalikan Laporan Hasil Penelitian
   yang tidak saya butuhkan, dan saya mohon Bapak
   segera mengirimkan hasil laporan yang saya pesan,
33



   yaitu Laporan Hasil Penelitian Sistem Penggajian
   Pegawai Negeri Sipil.

   Paragraf ini hanya berisi satu gagasan, yakni tentang
   kiriman buku tentang hasil penelitian. Walaupun dalam
   papragraf ini terdapat pernyataan tentang adanya
   kekeliruan pengiriman, yaitu tertukarnya hasil
   penelitian yang dipesan dengan hasil penelitian yang
   tidak dipesan, pernyataan-pernyataan tersebut hanyalah
   merupakan kalimat penjelas yang memperterang
   kalimat utama. Jadi, semua kalimat harus disusun
   dalam satu paragraf. Di samping itu, agar kalimat-
   kalimat itu saling berkaitan, hendaklah digunakan
   pengait paragraf, yang berupa ungkapan penghubung
   antarkalimat.

   Sebaiknya kalimat-kalimat itu disusun dalam satu
   paragraf, sebagai berikut.

   Laporan tentang hasil penelitian yang Bapak kirim
   telah saya terima dengan baik. Namun, di dalamnya
   ada satu judul penelitian yang sebenarnya tidak saya
   pesan. Sebaliknya, hasil penelitian yang saya minta
   ternyata tidak ada dalam kiriman itu. Mungkin laporan
   hasil penelitian itu tertukar ketika staf Bapak
   mengepaknya. Oleh sebab itu, bersama ini saya
   kembalikan laporan hasil penelitian yang tidak saya
   butuhkan, dan saya mohon Bapak segera mengirimkan
   hasil laporan yang saya pesan, yaitu Laporan Hasil
   Penelitian Sistem Penggajian Pegawai Negeri Sipil.

(3) Pilihan Kata

   Surat-surat yang resmi perlu dipilihkan kata-kata yang
   memenuhi syarat baik dan baku, lazim, dan cermat. Di
   samping itu, pemakaian ungkapan idiomik, ungkapan
   penghubung, atau ungkapan yang bersinonim harus
   dituliskan dengan benar.

(4) Kata yang Baik dan Baku

   Penggunaan kata-kata dialek yang belum diakui
   kebakuannya tidak dibenarkan. Penggunaan kata-kata
   gimana, ngapain, entar, kasih, bikin, betulin, kagak dan
   cuman termasuk tidak baik. Padanan kata-kata tersebut
   yang dianggap baku adalah bagaimana, mengapa,
34



   nanti, beri, membuat, memperbaiki, tidak, dan hanya.
   Sebagian kata yang baku dapat dilihat di bawah ini.



      KATA BAKU               KATA TIDAK BAKU


 Februari                    Pebruari
 November                    Nopember
 Senin                       Senen
 Jumat                       Jum’at
 Mengubah                    Merubah
 Kuitansi                    Kwitansi
 Teladan                     Tauladan
 Formal                      Formil
 Persen                      Prosen
 Sistem                      Sistim
 Pertanggungjawaban          Pertanggung jawab
 Pikir                       Fikir
 Paham                       Faham
Catatan :

Daftar Ejaan kata dan Istillah Bahasa Indonesia dapat
dibaca pada Lampiran 1.

(5) Kata yang Lazim

   Surat resmi hendaklah dipilihkan kata-kata yang lazim
   dalam masyarakat, yaitu kata-kata yang sudah dikenal.
   Hidarkanlah     perasaan     ingin    memperlihatkan
   keintelektualan atau kesarjanaan Anda dengan
   menggunakan kata atau istilah asing. Sedapat-dapatnya
   menggunakan istilah bahasa Indonesia. Gunakan kata
   masukan bukan input, peringkat bukan ranking, patau
   bukan monitor.

(6) Kata yang Cermat

   Penggunaan sapaan Bapak, Ibu, Saudara, dan Anda
   hendaknya tepat pula sesuai dengan kedudukan orang
   yang dikirimi surat tersebut, apakah penerima surat itu
   lebih tinggi pangkat dan kedudukannya, ataukah
   penerima surat itu sederajat kedudukannya dengan
   pengirim surat.
35



(7) Ungkapan Idiomatik

   Unsur-unsur dalam ungkapan idiomatik sudah tetap
   dan senyawa. Oleh karena itu, unsur-unsur tersebut
   tidak boleh ditambahi, dikurangi, atau dipertukarkan.
   Yang termasuk ungkapan idiomatik itu, antara lain,

   Sesuai dengan
   Bertemu dengan
   Berhubung dengan
   Sehubungan dengan
   Bertalian dengan
   Bersamaan dengan
   Tidak ubahnya seperti
   Berbicara tentang
   Berkenaan dengan
   Disediakan untuk
   Terbuat dari
   Terjadi dari
   Luput dari
   Terdiri atas
   Tidak berbeda dengan
   Disebabkan oleh

(8) Ungkapan Penghubung Kata-kata yang Bermiripan

   Ungkapan penguhubung dalam bahasa Indoensia ada
   dua, yaitu ungkapan penghubung intrakalimat dan
   ungkapan penghubung antarkalimat. Ungkapan
   penghubung intrakalimat berfungsi menghubungkan
   unsur-unsur dalam suatu kalimat. Yang termasuk
   ungkapan penghubung intrakalimat adalah antara lain,
   baik ..........

   Maupun..............., antara .................dan, seperti dan
   misalnya, serta demikian dan sebagai berikut.

    (a) baik ........... maupun
    (b) antara .......... dan
    (c) seperti dan misalnya

   Ungkapan seperti merujuk kepada uraian selanjutnya,
   sedangkan misalnya merujuk kepada uraian
   sebelumnya. Dalam hal ini, kedua kata tersebut tidak
   dapat dipertukarkan.

   Contoh:
36



   Tidak baku

   Kami mohon dikirimi bahan-bahan bangunan
   misalnya map, kertas A 4, spidol, pensil, tinta printer.

   Baku

   Kami mohon dikirimi bahan-bahan bangunan seperti
   map, kertas A 4, spidol, pensil, tinta printer.

   demikian dan sebagai berikut

   Ungkapan demikian merujuk ke uraian sebelumnya,
   sedangkan ungkapan sebagai berikut merujuk ke uraian
   selanjutnya.

(9) Ungkapan yng Bersinonim

   Ungkapan-ungkapan       bersinonim     berikut    tidak
   digunakan sekaligus karena pengunaan dua kata yang
   berarti sama merupakan penulisan mubazir. Penulis
   surat dinas harus menentukan salah satu di antaranya.

   Contoh:

   Sejak dan dari (tidak digunakan dalam satu kalimat)

   Adalah dan merupakan (tidak digunakan sekaligus)

   Seperti dan     lain   sebagainya   (tidak    digunakan
   sekaligus)

   Agar dan supaya (tidak digunakan sekaligus)

(10) Kata-kata yang Bermiripan

   Dalam bahasa Indonsia terdapat kata-kata bermiripan,
   baik dari segi bentuk maupun dari segi makna. Bahkan,
   dari segi makna dapat dikatakan bahwa kata-kata
   tersebut bersinonim. Yang termasuk kata-kata yang
   bermiripan, antara lain, suatu dan sesuatu, masing-
   masing dan tiap-tiap, jam dan pukul, serta dari dan
   daripada.

   (a) Kata suatu dan sesuatu
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum
Modul 2 eselon 4 administrasi umum

Más contenido relacionado

Similar a Modul 2 eselon 4 administrasi umum

Modul 1 eselon 3 manajemen proyek
Modul 1 eselon 3 manajemen proyekModul 1 eselon 3 manajemen proyek
Modul 1 eselon 3 manajemen proyek
Dhiangga Jauhary
 
35 dk-2014 data dan informasi program psmk
35 dk-2014 data dan informasi program psmk35 dk-2014 data dan informasi program psmk
35 dk-2014 data dan informasi program psmk
Winarto Winartoap
 
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Maha Rudi
 
33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un
33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un
33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un
Winarto Winartoap
 
33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un
33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un
33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un
Winarto Winartoap
 
30 dk-2014 pemantauan dan evaluasi program smk 2014
30 dk-2014 pemantauan dan evaluasi program smk 201430 dk-2014 pemantauan dan evaluasi program smk 2014
30 dk-2014 pemantauan dan evaluasi program smk 2014
Winarto Winartoap
 
LUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdf
LUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdfLUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdf
LUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdf
ilusiDigulSelatan
 
Pedoman diklat pasca uka
Pedoman diklat pasca ukaPedoman diklat pasca uka
Pedoman diklat pasca uka
Oom Rohman
 
Pedoman diklat pasca uka
Pedoman diklat pasca ukaPedoman diklat pasca uka
Pedoman diklat pasca uka
sugainanaf
 
31 dk-2014 penyebaran informasi kebijakan smk tahun 2014
31 dk-2014 penyebaran informasi kebijakan smk tahun 201431 dk-2014 penyebaran informasi kebijakan smk tahun 2014
31 dk-2014 penyebaran informasi kebijakan smk tahun 2014
Winarto Winartoap
 

Similar a Modul 2 eselon 4 administrasi umum (20)

Modul 1 eselon 3 manajemen proyek
Modul 1 eselon 3 manajemen proyekModul 1 eselon 3 manajemen proyek
Modul 1 eselon 3 manajemen proyek
 
20 materi
20 materi20 materi
20 materi
 
35 dk-2014 data dan informasi program psmk
35 dk-2014 data dan informasi program psmk35 dk-2014 data dan informasi program psmk
35 dk-2014 data dan informasi program psmk
 
Mempersiapkan akreditasi
Mempersiapkan akreditasiMempersiapkan akreditasi
Mempersiapkan akreditasi
 
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
Pedoman fasilitasi penyusunan_mpss_ppsp2012_feb2012
 
33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un
33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un
33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un
 
33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un
33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un
33 dk-2014 penggandaan dan pengiriman naskah un
 
Juknis pkw 2016
Juknis pkw 2016Juknis pkw 2016
Juknis pkw 2016
 
KTSP 2008
KTSP 2008KTSP 2008
KTSP 2008
 
Pkw 2016
Pkw 2016Pkw 2016
Pkw 2016
 
pkw-2016-210416235902.pdf
pkw-2016-210416235902.pdfpkw-2016-210416235902.pdf
pkw-2016-210416235902.pdf
 
30 dk-2014 pemantauan dan evaluasi program smk 2014
30 dk-2014 pemantauan dan evaluasi program smk 201430 dk-2014 pemantauan dan evaluasi program smk 2014
30 dk-2014 pemantauan dan evaluasi program smk 2014
 
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3TPedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
Pedoman Diklat Berjenjang Bagi Guru PAUD di Daerah 3T
 
LUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdf
LUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdfLUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdf
LUSIARTI - PENGELOLAAN_KEUANGAN_DAERAH.pdf
 
Pedoman diklat pasca uka
Pedoman diklat pasca ukaPedoman diklat pasca uka
Pedoman diklat pasca uka
 
Pedoman diklat pasca uka
Pedoman diklat pasca ukaPedoman diklat pasca uka
Pedoman diklat pasca uka
 
Ippmi skkni fasilitator pemberdayaan
Ippmi   skkni fasilitator pemberdayaanIppmi   skkni fasilitator pemberdayaan
Ippmi skkni fasilitator pemberdayaan
 
Panduan penilaian rapor sd ara - 24 june 2015
Panduan penilaian   rapor sd ara - 24 june 2015Panduan penilaian   rapor sd ara - 24 june 2015
Panduan penilaian rapor sd ara - 24 june 2015
 
31 dk-2014 penyebaran informasi kebijakan smk tahun 2014
31 dk-2014 penyebaran informasi kebijakan smk tahun 201431 dk-2014 penyebaran informasi kebijakan smk tahun 2014
31 dk-2014 penyebaran informasi kebijakan smk tahun 2014
 
Modul 2-perkembangan-individu
Modul 2-perkembangan-individuModul 2-perkembangan-individu
Modul 2-perkembangan-individu
 

Modul 2 eselon 4 administrasi umum

  • 1. Modul 2 Tata Surat Dinas Diklat Teknis Administrasi Umum (General Administration) Eselon IV i
  • 2. SAMBUTAN DEPUTI BIDANG PEMBINAAN DIKLAT APARATUR LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA Selaku Instansi Pembina Diklat PNS, Lembaga Administrasi Negara senantiasa melakukan penyempurnaan berbagai produk kebijakan Diklat yang telah dikeluarkan sebagai tindak lanjut Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2000 tentang Diklat Jabatan PNS. Wujud pembinaan yang dilakukan di bidang diklat aparatur ini adalah penyusunan pedoman diklat, bimbingan dalam pengembangan kurikulum diklat, bimbingan dalam penyelenggaraan diklat, standarisasi, akreditasi Diklat dan Widyaiswara, pengembangan sistem informasi Diklat, pengawasan terhadap program dan penyelenggaraan Diklat, pemberian bantuan teknis melalui perkonsultasian, bimbingan di tempat kerja, kerjasama dalam pengembangan, penyelenggaraan dan evaluasi Diklat. Sejalan dengan hal tersebut, melalui kerjasama dengan Departemen Dalam Negeri yang didukung program peningkatan kapasitas berkelanjutan (SCBDP), telah disusun berbagai kebijakan guna lebih memberdayakan daerah seperti peningkatan kapasitas institusi, pengelolaan dan peningkatan SDM melalui penyelenggaraan Diklat teknis, pengembangan sistem keuangan, perencanaan berkelanjutan dan sebagainya. Dalam hal kegiatan penyusunan kurikulum diklat teknis dan modul diklatnya melalui program SCBDP telah disusun sebanyak 24 (dua puluh empat) modul jenis diklat yang didasarkan kepada prinsip competency based training. Penyusunan kurikulum dan modul diklat ini telah melewati proses yang cukup panjang melalui dari penelaahan data dan informasi awal yang diambil dari berbagai sumber seperti Capacity Building Action Plan (CBAP) daerah yang menjadi percontohan kegiatan SCBDP, berbagai publikasi dari berbagai media, bahan training yang telah dikembangkan baik oleh lembaga donor, perguruan tinggi, NGO maupun saran dan masukan dari berbagai pakar dan tenaga ahli dari berbagai bidang dan disiplin ilmu, khususnya yang tergabung dalam anggota Technical Review Panel (TRP). Disamping itu untuk lebih memantapkan kurikulum dan modul diklat ini telah pula dilakukan lokakarya dan uji coba/pilot testing yang dihadiri oleh para pejabat daerah maupun para calon fasilitator/trainer. Dengan proses penyusunan kurukulum yang cukup panjang ini kami percaya bahwa kurikulum, modul diklatnya berikut Panduan Fasilitator serta Pedoman Umum Diklat Teknis ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pelatihan di daerah masing-masing. i
  • 3. Harapan kami melalui prosedur pembelajaran dengan menggunakan modul diklat ini dan dibimbing oleh tenaga fasilitator yang berpengalaman dan bersertifikat dari lembaga Diklat yang terakreditasi para peserta yang merupakan para pejabat di daerah akan merasakan manfaat langsung dari diklat yang diikutinya serta pada gilirannya nanti mereka dapat menunaikan tugas dengan lebih baik lagi, lebih efektif dan efisien dalam mengelola berbagai sumber daya di daerahnya masing-masing. Penyempurnaan selalu diperlukan mengingat dinamika yang sedemikian cepat dalam penyelenggaraan pemerintahan negara. Dengan dilakukannya evaluasi dan saran membangun dari berbagai pihak tentunya akan lebih menyempurnakan modul dalam program peningkatan kapasitas daerah secara berkelanjutan. Semoga dengan adanya modul atau bahan pelatihan ini tujuan kebijakan nasional utamanya tentang pemberian layanan yang lebih baik kepada masyarakat dapat terwujud secara nyata. ii
  • 4. KATA PENGANTAR DIREKTUR JENDERAL OTONOMI DAERAH Setelah diberlakukannya UU Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah, yang kemudian diganti dengan UU Nomor 32 Tahun 2004, telah terjadi perubahan paradigma dalam pemerintahan daerah, yang semula lebih berorientasi sentralistik menjadi desentralistik dan menjalankan otonomi seluas-luasnya. Salah satu aspek penting kebijakan otonomi daerah dan desentralisasi adalah peningkatan pelayanan umum dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat, dan meningkatkan daya saing daerah. Berdasarkan pengalaman penyelenggaraan pemerintahan di banyak negara, salah satu faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan otonomi daerah adalah kapasitas atau kemampuan daerah dalam berbagai bidang yang relevan. Dengan demikian, dalam rangka penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat dan peningkatan daya saing daerah diperlukan kemampuan atau kapasitas Pemerintah Daerah yang memadai. Dalam rangka peningkatan kapasitas untuk mendukung pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah, pada tahun 2002 Pemerintah telah menetapkan Kerangka Nasional Pengembangan dan Peningkatan Kapasitas Dalam Mendukung Desentralisasi melalui Keputusan Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Bappenas. Peningkatan kapasitas tersebut meliputi sistem, kelembagaan, dan individu, yang dalam pelaksanaannya menganut prinsip-prinsip multi dimensi dan berorientasi jangka panjang, menengah, dan pendek, serta mencakup multistakeholder, bersifat demand driven yaitu berorientasi pada kebutuhan masing-masing daerah, dan mengacu pada kebijakan nasional. Dalam rangka pelaksanaan peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah, Departemen Dalam Negeri, dengan Direktorat Jenderal Otonomi Daerah sebagai Lembaga Pelaksana (Executing Agency) telah menginisiasi program peningkatan kapasitas melalui Proyek Peningkatan Kapasitas yang Berkelanjutan untuk Desentralisasi (Sustainable Capacity Building Project for Decentralization/ SCBD Project) bagi 37 daerah di 10 Provinsi dengan pembiayaan bersama dari Pemerintah Belanda, Bank Pembangunan Asia (ADB), dan dari Pemerintah RI sendiri melalui Departemen Dalam Negeri dan kontribusi masing-masing daerah. Proyek SCBD ini secara umum memiliki tujuan untuk meningkatkan kapasitas Pemerintah Daerah dalam aspek sistem, kelembagaan dan individu SDM aparatur Pemerintah Daerah melalui penyusunan dan implementasi Rencana Tindak Peningkatan Kapasitas (Capacity Building Action Plan/CBAP). iii
  • 5. Salah satu komponen peningkatan kapasitas di daerah adalah Pengembangan SDM atau Diklat bagi pejabat struktural di daerah. Dalam memenuhi kurikulum serta materi diklat tersebut telah dikembangkan sejumlah modul-modul diklat oleh Tim Konsultan yang secara khusus direkrut untuk keperluan tersebut yang dalam pelaksanaannya disupervisi dan ditempatkan di Lembaga Administrasi Negara (LAN) selaku Pembina Diklat PNS. Dalam rangka memperoleh kurikulum dan materi diklat yang akuntabel dan sesuai dengan kebutuhan daerah, dalam tahapan proses pengembangannya telah memperoleh masukan dari para pejabat daerah dan telah diujicoba (pilot test), juga melibatkan pejabat daerah, agar diperoleh kesesuaian/ relevansi dengan kompetensi yang harus dimiliki oleh para pejabat daerah itu sendiri. Pejabat daerah merupakan narasumber yang penting dan strategis karena merupakan pemanfaat atau pengguna kurikulum dan materi diklat tersebut dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat. Kurikulum dan meteri diklat yang dihasilkan melalui Proyek SCBD ini, selain untuk digunakan di lingkungan Proyek SCBD sendiri, dapat juga digunakan di daerah lainnya karena dalam pengembangannya telah memperhatikan aspek- aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan desentralisasi dan otonomi daerah. Selain itu juga dalam setiap tahapan proses pengembangannya telah melibatkan pejabat daerah sebagai narasumber. Dengan telah tersedianya kurikulum dan materi diklat, maka pelaksanaan peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah, khususnya untuk peningkatan kapasitas individu SDM aparatur daerah, telah siap untuk dilaksanakan. Diharapkan bahwa dengan terlatihnya para pejabat daerah maka kompetensi mereka diharapkan semakin meningkat sehingga pelayanan kepada masyarakat semakin meningkat pula, yang pada akhirnya kesejahteraan masyarakat dapat segera tercapai dengan lebih baik lagi. iv
  • 6. DAFTAR ISI Sambutan Deputy IV - LAN ......................................................................................... i Kata Pengantar Dirjen Otonomi Daerah - Depdagri ...............................................iii Daftar Isi ....................................................................................................................... v BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1 A. Deskripsi Singkat .................................................................................. 1 B. Hasil Belajar.......................................................................................... 2 C. Indikator Hasil Belajar .......................................................................... 2 D. Pokok Bahasan ...................................................................................... 2 BAB II PENGERTIAN, FUNGSI, PEDOMAN UMUM DAN............................. 4 FORMAT SURAT DINAS........................................................................... 4 A. Pengerian, Tujuan, dan Fungsi Surat .................................................... 5 B. Kriteria Surat yang Efektif dan Efisien, Syarat Dasar Penulis Surat, dan Langkah-langkah Penulisan Surat....................................... 7 C. Pedoman Umum.................................................................................... 9 D. Ketentuan Surat-menyurat................................................................... 11 E. Format Surat Dinas.............................................................................. 15 F. Latihan................................................................................................. 24 G. Rangkuman.......................................................................................... 24 BAB III BAGIAN-BAGIAN SURAT, PENGGUNAAN BAHASA, ..................... 25 DAN MEDIA SURAT DINAS................................................................... 25 A. Bagian-bagian Surat ............................................................................ 25 B. Media/Sarana Surat Menyurat............................................................. 53 C. Penanganan Surat ................................................................................ 56 D. Latihan................................................................................................. 63 E. Rangkuman.......................................................................................... 63 v
  • 7. BAB IV PENGGUNAAN LAMBANG NEGARA, LOGO, DAN CAP DINAS .......................................................................................................... 65 A. Penggunaan Lambang Negara............................................................. 65 B. Penggunaan Logo................................................................................ 66 C. Penggunaan Lambang Negara dan Logo dalam Kerja Sama.............. 66 D. Penggunaan Cap Dinas ....................................................................... 66 E. Pengawasan ......................................................................................... 68 F. Latihan................................................................................................. 68 G. Rangkuman.......................................................................................... 68 Daftar Pustaka Lampiran vi
  • 8. BAB I PENDAHULUAN A. Deskripsi Singkat Ketatalaksanaan pemerintah merupakan pengaturan cara melaksanakan tugas dan fungsi berbagai bidang kegiatan pemerintahan dan pembangunan di lingkungan instansi pemerintah, seperti sekretariat lembaga tinggi negara, kementerian, dan lembaga pemerintah nondepartemen serta lembaga pemerintah lainnya di pusat dan daerah. Salah satu komponen penting dalam ketatalaksanaan pemerintah adalah administrasi umum. Ruang lingkup administrasi umum berdasarkan surat Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 36/M.PAN/2/2002, tanggal 8 Februari 2002 tentang Pokok-pokok Materi Tata Laksana Administrasi Umum di Lingkungan Aparatur Negara, Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 72/KEP/M.PAN/07/2003 meliputi tata naskah dinas (tata persuratan, distribusi, formulir, dan media), penamaan lembaga, singkatan dan akronim, tata kearsipan, dan tata ruang perkantoran. Tata persuratan dinas, yang merupakan bagian dari tata naskah dinas adalah sebagai salah satu unsur administrasi umum mencakup tentang jenis, penyusunan, penggunaan lambang negara, logo dan cap dinas, penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar, perubahan, pencabutan, pembatalan produk hukum, ralat. Selama ini, penyelenggaraan tata naskah dinas, antara lain adalah tata persuratan dinas di lingkungan instansi pemerintah baik di pusat maupun di daerah belum memperoleh kesamaan pengertian, bahasa dan penafsiran. Keterpaduan tata naskah dinas di berbagai instansi pemerintah sangat diperlukan untuk menunjang kelancaran komunikasi tulis instansi pemerintah pusat dan daeah dalam menyelenggarakan tugas umum pemerintahan dan pembangunan secara berdayaguna dan berhasil guna. Untuk itu, mengingat pentingnya peranan penyampaian informasi untuk meningkatkan kapasitas pemda, dalam rangka peningkatan efisiensi dan perwujudan administrasi penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan, serta pelayanan publik inilah yang menjadi dasar pertimbangan diselenggarakannya Diklat Teknis Administrasi Umum sebagai bagian dari sejumlah Diklat lainnya dalam Paket C.1 (Curriculum Development, Training of Trainers, and Training of Training Managers). Paket C.1 merupakan salah satu kegiatan dari serangkaian kegiatan dengan menggunakan dana loan dari Asian Development Bank (ADB) dengan Loan No. 1964-IN, yang ditujukan guna membiayai proyek Membangun Kapasitas yang Berkelanjutan untuk Projek Desentralisasi atau Sustainable Capacity Building for Decentralization Project (SCB-DP). 1
  • 9. 2 Diklat Administrasi Umum untuk Eselon III dan IV ini, dimaksudkan untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan sikap para pejabat Eselon IV tentang tata persuratan dinas, yang mencakup pengertian, fungsi, pedoman penulisan surat dinas, bentuk surat-menyurat, cara penyusunannya dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, media/sarana surat- menyurat, penggunaan lambang negara, logo, dan cap dinas. Untuk melengkapi modul ini, dilampirkan pula Daftar Ejaan Kata dan Istilah Bahasa Indonesia. B. Hasil Belajar Setelah pembelajaran selesai, peserta diharapkan mampu membuat berbagai bentuk surat-menyurat, dengan menggunakan media/sarana secara berdayaguna dan berhasilguna, dan menggunakan lambang, logo dan cap dinas secara tepat. C. Indikator Hasil Belajar Setelah pembelajaran selesai, peserta diharapkan dapat: 1. Menjelaskan pengertian, fungsi, pedoman umum, dan ketentuan surat menyurat; 2. Menjelaskan berbagai bentuk surat-menyurat dengan baik dan benar; 3. Membuat surat dengan berbagai bentuknya dengan susunan bagian- bagian surat secara tepat serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar; 4. Menggunakan sarana/media surat-menyurat secara berdaya guna dan berhasilguna; 5. Menggunakan logo, lambang, dan cap dinas secara tepat. D. Pokok Bahasan 1. Pengertian, fungsi, pedoman umum dan ketentuan surat-menyurat; 2. Bentuk surat-menyurat dinas, media, susunan bagian-bagian surat, serta menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar 3. Lambang negara, logo dan cap dinas.
  • 10. 3 Catatan: Petunjuk Belajar Anda sebagai pembelajar, dan agar dalam proses pembelajaran mata Diklat ”Tata Persuratan Dinas” dapat berjalan lebih lancar, dan indikator hasil belajar tercapai secara baik, Anda kami sarankan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut: 1. Bacalah secara cermat, dan pahami indikator hasil belajar (tujuan pembelajaran) yang tertulis pada setiap awal bab. 2. Pelajari setiap bab secara berurutan, mulai dari Bab I Pendahuluan sampai dengan Bab IV. 3. Laksanakan secara sungguh-sungguh dan tuntas setiap tugas pada setiap akhir bab. 4. Keberhasilan proses pembelajaran dalam mata Diklat ini tergantung pada kesungguhan Anda. Untuk itu, belajarlah baik secara mandiri maupun berkelompok secara seksama. Untuk belajar mandiri, Anda dapat melakukan seorang diri, berdua atau berkelompok dengan lain yang memiliki paradigma yang sama, atau berbeda dengan Anda dalam hal pemeritah daerah. 5. Anda disarankan mempelajari bahan-bahan dari sumber lain, seperti yang tertera pada Daftar Pustaka pada akhir modul ini, dan jangan segan-segan bertanya kepada kepada siapa saja yang mempunyai kompetensi dalam pemerintahan daerah.
  • 11. BAB II PENGERTIAN, FUNGSI, PEDOMAN UMUM DAN FORMAT SURAT DINAS Setelah mempelajari Bab II ini, peserta diharapkan mampu menjelaskan pengertian, tujuan dan fungsi surat, pedoman umum, dan ketentuan-ketentuan surat-menyura, dan format surat dinas. Dalam kehidupan sehari-hari, Anda sebagai pegawai pemerintah daerah baik di kabupaten maupun kota, pasti bergaul dengan siapa saja. Dalam kedudukan Anda sebagai pegawai, Anda bergaul dengan pegawai yang lain, dan dengan pemimpin Anda. Dalam kedudukan Anda sebagai anggota masyarakat, Anda akan bergaul dengan tetangga Anda, dengan ketua RT, dengan ketua RW, lurah dan sebagainya. Dalam kedudukannya sebagai anggota suatu keluarga, Anda akan bergaul dengan saudara-saudara dan kedua orangtua Anda. Demikian pula, dalam rangka menjamin lancarnya suatu pemerintahan, suatu instansi atau departemen akan berhubungnan atau berkomunikasi dengan instansi atau departemen yang lain karena kedua belah pihak saling memerlukan. Dalam dunia bisnis dan dunia ekonomi terjadi peristiwa yang sama. Berbagai perusahaan akan saling mengisi dan saling memesan barang yang diproduksi perusahaan lain dan sebagainya. Komunikasi itu selain dapat dilakukan secara lisan, dapat pula dilakukan secara tertulis. Komunikasi yang dilakukan secara lisan menuntut adanya pembicara dan lawan bicara, pembicara dan lawan bicara hadir bersama pada suatu tempat, misalnya di ruang kerja, di rumah, kampus. Sementara itu, komunikasi yang dilakukan melalui telepon, radio, atau televisi merupakan jenis komunikasi lisan yang bersifat tidak langsung. Selanjutnya, komunikasi secara tertulis terjadi jika pemberi informasi tidak mungkin dapat berhadap-hadapan dengan penerima informasi dan tidak mungkin menggunakan media seperti tertera di atas. Dewasa ini, dalam kehidupan yang penuh kesibukan, suatu komunikasi tidak selalu dapat dilakukan secara lisan. Dalam hal ini, jika tidak dapat dilakukan secara lisan, komunikasi itu dapat secara tertulis. Salah satu sarana komunikasi tertulis yang umum dikenal adalah surat. Dengan demikian, surat pada dasarnya merupakan salah satu sarana komunikasi yang dilakukan secara tertulis dari satu pihak kepada pihak lain. Sebagai sarana komunikasi tertulis, surat paling tidak melibatkan dua pihak, yaitu pihak pertama pengirim surat, dan pihak kedua, penerima surat. Pihak pertama atau pengirim surat dapat berupa perseorangan atau instansi dan demikian pula halnya dengan pihak kedua atau penerima surat. Dalam hubungan itu, surat dapat juga dipanding sebagai wakil dari penulisnya. Oleh karena itu, segala sesuatu yang ditulis di dalam surat dapat dinilai sebagai cermin pribadi, organisasi, atau instansi pengirimnya. Atas dasar itu, sebaiknya dibuat semenarik mungkin, baik 4
  • 12. 5 dalam segi bentuk maupun isinya, agar dapat memberikan citra yang baik kepada peribadi penulis atau instansinya. A. Pengerian, Tujuan, dan Fungsi Surat 1. Pengertian Tata Persuaratan Dinas Korespondensi dalam kegiatan perkantoran diartikan sebagai teknik membuat surat dan berkomunikasi dengan surat. Sebagaimana Anda ketahui, bahwa komunikasi yang diartikan sebagai proses penyampaian warta atau transfer informasi dari satu pihak kepada pihak lain yang dapat dilakukan dengan lisan, tulisan, gambar, lambang, isyarat atau tanda-tanda lain. Cara-cara tersebut bisa digunakan secara gabungan dua atau lebih dari cara yang ada. Dari uraian singkat di atas mudah Anda mengerti dan rumuskan apa yang disebut dengan surat. E. Zaenal Arifin (1996: 2) memberi batasan : surat adalah salah satu sarana komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan dari satu pihak (orang, instansi, atau organisasi) kepada pihak lain (orang, instansi, atau organisasi). Rumusan lain mengenai pengertian surat bisa saja kita jumpai, misalnya surat diartikan sebagai sehelai kertas yang memuat bahan komunikasi tertulis dari seseorang ditujukan kepada orang lain atau pihak lain. Rumusan lain misalnya, surat adalah kertas tertulis dalam bentuk tertentu yang digunakan untuk menyampaikan pesan dari satu pihak kepada pihak lain. Rumusan-rumusan lain mengenai pengertian surat tentu saja masih banyak, dan dalam hal ini tentu saja menguntungkan bagi siapa pun yang mendalami korespondensi, karena masing-masing pengertian itu akan saling melengkapi. Namun demikian, kiranya perlu Anda cermati bahwa masa sekarang dan mungkin juga di masa-masa yang akan datang, surat tidak selalu tertulis di kertas. Kecenderungannya bahkan kegiatan perkantoran mengarah ke proses “paperless office”. Istilah “paperless” di sini tentu saja bukan berarti tidak menggunakan kertas sama sekali. Apabila surat dari satu pihak kepada pihak lain itu berisi informasi yang menyangkut kepentingan tugas dan kegiatan instansi yang bersangkutan, surat semacam itu disebut surat dinas atau surat resmi. Sesudah Anda memahami pengertian umum mengenai surat, baiklah Anda sekarang mempelajari tentang pengertian Tata Persuratan Dinas. Tata Persuratan Dinas, mengacu pada Pedoman Umum Tata Naskah Dinas yang dimuat dalam Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur
  • 13. 6 Negara Nomor: 72/KEP/M.PAN/07/2003 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas Bab IVa menyatakan bahwa : Tata Persuratan Dinas adalah pengaturan ketatalaksanaan penyelenggaraan surat menyurat dinas yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah dalam rangka pelaksanaan tugas umum pemerintahan dan pembangunan. 2. Surat Dinas Surat Dinas adalah naskah dinas pelaksanaan tugas pejabat/pegawai dalam menyampaikan informasi kedinasan berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan atau penyampaian naskah dinas atau barang kepada pihak lain di luar instansi/organisasi yang bersangkutan. Surat-menyurat dinas merupakan kegiatan yang sangat penting untuk mendukung terselenggaranya tugas pokok organisasi. Jika pelaksanaannya tidak diatur dengan cermat dan teliti, akan memakan banyak waktu dan biaya. Tata Persuratan Dinas yang baik akan meningkatkan dayaguna dan hasilguna instansi pemerintah. 3. Tujuan Umum Surat Dalam setiap proses komunikasi, pasti pengirim pesan atau informasi selalu mengharap informasi yang dikirimkannya dapat sampai ke penerima, dan mengharap si penerima mengerti atau memahami. Bila dikehendaki oleh si pengirim selanjutnya diharapkan penerima akan melakukan langkah tertentu sesuai dengan yang dikehendaki. Dengan kata lain, tujuan umum setiap surat yang ditulis oleh pengirimnya adalah mengharap reaksi yang timbul dari pembacanya tepat seperti yang diharapkan. 4. Fungsi Surat Dinas Secara umum fungsi surat adalah sebagaimana tercermin dalam rumusan pengertiannya yaitu sebagai alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan atau informasi. Informasi dapat berupa pemberitahuan, tugas, perintah, permintaan, teguran, penghargaan, panggilan, perjanjian, laporan, penawaran, pesanan, pengantar, putusan, dan sebagainya. Dalam kaitan itu, surat-antara lain-mempunyai fungsi sebagai berikut : a. Surat dinas sebagai duta atau wakil penulis/instansi pengirimnya untuk berhadapan dengan lawan bicaranya. Oleh karena itu, isi surat merupakan gambaran mentalitas pengirimnya; b. surat dinas sebagai alat pengingat, karena surat dapat diarsipkan dan dapat dilihat lagi jika diperlukan;
  • 14. 7 c. surat dinas sebagai pedoman kerja, seperti surat keputusan atau surat instruksi atau juklak; d. surat dinas sebagai bukti tertulis hitam di atas putih, misalnya surat- surat perjanjian; e. surat dinas sebagai alat bukti tentang yang dikomunikasikan, yang selanjutnya sebagai bukti sejarah, seperti pada surat-surat tentang perubahan dan perkembangan suatu instansi, yuridis dan administratif; f. Surat dinas sebagai jaminan keamanan, misalnya surat jalan. Di samping itu, jika dibandingkan dengan sarana komunikasi yang lain, surat juga memiliki kelebihan, yaitu: a. merupakan bukti tertulis yang sah secara hukum; b. biayanya relatif murah c. dapat menjangkau seluruh pelosok dunia; d. dapat disimpan dalam jangka waktu yang relatif lama; e. dapat menghindari terjadinya kesalahpahaman. B. Kriteria Surat yang Efektif dan Efisien, Syarat Dasar Penulis Surat, dan Langkah-langkah Penulisan Surat 1. Kriteria Surat yang Efektif dan Efisien Sebagai sarana komunikasi, surat harus dapat menyampaikan informasi secara tepat sesuai dengan maksud dikehendaki oleh penulis atau pengirim surat. Untuk itu, Anda seyogianya memperhatikan beberapa kriteria berikut ini yang dapat dipertimbangkan dalam penyusunan surat agar surat yang disusun dapat menjadi lebih efektif dan efisien. a. Surat sebaiknya ditulis dalam bentuk dan isi yang menarik serta disusun secara sistematis sesuai dengan aturan yang berlaku dalam penyusunan surat. Untuk itu, Anda sebagai pengonsep surat hendaknya mempunyai pengetahuan dasar tentang surat-menyurat, memahami prosedur surat menyurat, dan memiliki keterampilan tentang teknik penyusunan surat. b. Surat sebaiknya Anda susun secara sederhana, dan tidak terlalu panjang karena surat yang panjang dan bertele-tele dapat menjemukan pembacanya. Oleh karen itu, pengonsep surat perlu memahami masalah-masalah yang menjadi pokok surat. c. Surat sebaiknya disusun secara jelas, lugas dan komunikatif agar dapat dipahami secara tepat sesuai dengan maksud yang dikehendaki oleh penulis. Surat dikatakan jelas, jika isi atau informasi yang disampaikan di dalam surat mudah dipahami dan
  • 15. 8 unsur-unsurnya pun dinyatakan secara tegas atau eksplisit. Surat dikatakan lugas jika bahasa yang digunakan langsung mengungkapkan pokok persoalan yang akan disampaikan, tidak berbunga-bunga atau basa-basi. Untuk itu, pengonsep surat harus mempunyai wawasan dan kemampuan berbahasa Indoesia dengan baik dan benar serta mampu menggunakannya secara tepat. d. Surat sebaiknya mencerminkan sikap yang adab dan sopan. Artinya, pernyataan yang digunakan sopan, simpatik, serta tidak menyinggung perasaan penerima surat. e. Surat sebaiknya bersih dan rapi. Untuk itu, kertas yang digunakan harus pula bersih, diketik rapi. Selain itu surat harus bersih dan necis. Khusus untuk surat-surat dinas, harus ada ciri-ciri formal atau ciri-ciri kedinasan, dan harus ada keseragaman pola bentuk 2. Syarat Dasar Penulis Surat Untuk dapat membuat surat yang bisa digolongkan sebagai surat yang baik, dan dapat berfungsi baik secara umum maupun secara khusus seperti tersebut di atas, Anda sebagai penulis surat perlu memiliki kemampuan-kemampuan sebagai syarat dasar sebagai berikut: a. Penguasaan materi yang akan dikomunikasikan atau dibahas dalam surat; b. Penguasaan bahasa, terutama bahasa tulisan; c. Penguasaan pikiran dan perasaan si penerima; d. Pengetahuan mengenai posisi dalam hubungan kerja antara penulis dan pembaca; e. Pengetahuan tentang teknik korespondensi; Tentu saja, akan lebih menguntungkan apabila Anda sebagai penulis surat dalam hal-hal tertentu; mempunyai pengetahuan tentang pandangan atau pola pikir dari pembacanya. 3. Langkah-langkah Menulis Surat Setiap penulis surat pasti tidak menghendaki sampai terjadi adanya informasi yang terlewat, tertinggal atau lalai tidak termuat dalam surat yang ditulisnya. Sebaliknya, tentu penulis surat juga tidak menghendaki di dalam suratnya termuat informasi yang mestinya tidak atau belum perlu disampaikan. Oleh karena itu apabila pertimbangan telah diputuskan bahwa komunikasi melalui surat adalah yang paling tepat, maka langkah teknis yang berikutnya adalah:
  • 16. 9 a. Penegasan tujuan pokok penulisan surat; b. Pengumpulan data/informasi; c. Perkiraan tentang pembaca; d. Penyusunan draf atau konsep; e. Penyelesaian. Semakin sering menulis surat, seseorang semakin terbiasa dengan langkah-langkah tersebut di atas, bahkan tidak terasa lagi melalui langkah-langkah itu. Untuk hal-hal yang sifatnya rutin dan setiap kali surat yang ditulis mengandung informasi yang relatif sama berulang kali, biasanya dibuat formulir atau surat isian. Agar Anda dalam kegiatan menyelenggarakan surat-surat dinas secara berdayaguna dan berhasilguna, maka Anda perlu mengacu pada pedoman umum sebagaimana yang akan diuraikan dalam penjelasan berikut. C. Pedoman Umum Pedoman umum ini perlu Anda pegang teguh dalam menyelenggarakan tata persuratan dinas : 1. Penyelenggaraan urusan kedinasan melalui surat-menyurat dinas harus dilaksanakan secara cermat dan teliti, agar tidak menimbulkan salah penafsiran. 2. Koordinasi antarpejabat sebaiknya dilakukan dengan mengutamakan metode yang paling cepat dan tepat, misalanya diskusi, kunjungan pribadi, dan jaringan telepon lokal. Jika dalam penyusunan surat dinas diperlukan koordinnasi, pejabat yang bersangkutan melakukannya mulai dengan penyusunan draf, sehingga perbaikan pada konsep final dapat dihindari. 3. Urusan kedinasan yang dilakukan dengan menggunakan tata cara dan prosedur surat-menyurat harus menggunakan sarana komunikasi resmi. 4. Jawaban terhadap surat masuk a. Instansi pengirim harus segera mengkonfirmasikan kepada penerima suarat atas keterlambatan jawaban dalam suatu proses komunikasi tanpa keterangan yang jelas. b. Instansi penerima harus memberikan jawaban terhadap konfirmasi yang dilakukan oleh instansi pengirim 5. Batas waktu jawaban surat
  • 17. 10 Jawaban surat disesuaikan dengan sifat pengiriman surat yang bersangkutan: a. Amat segera/kilat, dengan batas waktu 24 jam setelah surat diterima; b. Segera, dengan batas waktu 2x24 jam setelah surat diterima; c. Biasa, dengan batas waktu maksimum 5 hari 6. Waktu penandatangan surat Waktu penandatanganan surat dinas harus memperhatikan jadwal pengiriman surat yang berlaku di instansi masing-masing, dan segera dikirim setelah ditandatangani 7. Penggandaan/Kopi surat Kopi surat hanya diberikan kepada yang berhak dan memerlukan, dinyatakan dengan memberikan alamat yang dimaksud dalam “tembusan”. Kopi surat dibuat terbatas, hanya untuk kebutuhan sebagai berikut: a. Kopi tembusan Kopi surat yang disampaikan kepada pejabat yang secara fungsional terkait; b. Kopi laporan Kopi surat yang disampaikan kepada pejabat yang berwenang; dan c. Kopi untuk arsip Kopi surat yang disimpan untuk kepentingan pemberkasan arsip. 8. Lampiran Tembusan surat disampaikan kepada unit kerja terkait, sedangkan lampiran hanya disampaikan kepada unit yang bertanggung jawab. 9. Tingkat keamanan a. Sangat Rahasia disingkat (SR), tingkat keamanan isi surat dinas yang tertinggi, sangat erat hubungannya dengan keamanan dan keselamatan negara. Jika disiarkan secara tidak sah atau jatuh ke tangan yang tidak berhak, akan membahayakan keamanan dan keselamatan negara b. Rahasia disingkat (R), tingkat keamanan isi surat dinas yang berhubungan dengan keamanan dan keselamatan negara. Jika disiarkan secara tidak sah atau jatuh ke tangan yang tidak berhak akan merugikan negara. c. Konfidensial disingat (K), tingkat keamanan isi surat dinas yang berhubungan dengan keamanan dan keselamatan negara. Jika disiarkan secara tidak sah atau jatuh ke tangan yang tidak berhak akan merugikan negara. Termasuk dalam tingkat konfidensial adalah Rahasia Jabatan dan Terbatas. d. Biasa disingkat (B) tingkat keamanan suatu surat dinas yang tidak termasuk dalam butir a sampai dengan c, namun tidak berarti
  • 18. 11 bahwa ini surat dinas tersebut dapat disampaikan kepada yang tidak berhak mengetahuinya. 10. Kecepatan penyampaian a. Amat Segera/Kilat, surat dinas harus diselesaikan /dikirim /disampaikan pada hari yang sama dengan batas waktu 24 jam. b. Segera, surat dinas harus diselesaikan/dikirim/disampaikan dalam waktu 2x24 jam; dan c. Biasa, surat dinas harus diselesaikan/dikirim/disampaikan menurut urutan yang diterima oleh bagian pengiriman, sesuai dengan jadwal perjalanan caraka/kurir, batas waktu 5 hari. D. Ketentuan Surat-menyurat 1. Komunikasi Langsung Surat dinas dikirim langsung kepada individu (pejabat formal). Jika surat tersebut untuk pejabat yang bukan kepada instansi, untuk mempercepat penyampaian surat kepada pejabat yang dituju, surat tetap ditujukan kepada kepala instansi, tetapi dicantumkan ungkapan u.p. (untuk perhatian) pejabat yang berangkutan. 2. Alur Surat-menyurat Alur surat-menyurat harus melalui hierarki dari tingkat pimpinan tertinggi instansi hingga ke pejabat struktural terendah yang berwenang, sehingga dapat dilakukan pengendalian penyelesaian. Surat-menyurat yang bersifat operasional teknis diatur lebih lanjut oleh masing-masing instansi. 3. Kewenangan Penandatanganan a. Kewenangan untuk melaksanakan dan menandatangani surat- menyurat dinas antar/ke luar instansi pemerintah yang bersifat kebijakan/keputusan/arahan berada pada pejabat pimpinan tertinggi instansi pemerintah. b. Kewenangan untuk melaksanakan dan menandatangi surat- menyurat yang tidak bersifat kebijakan/keputusan/arahan dapat diserahkan/dilimpahkan kepada pimpnan organisasi di setiap tingkat eselon atau pejabat lain yang diberi kewenangan untuk menandatangani; dan c. Penyerahan/pelimpahan wewenang dan penandatangan korespondensi kepada penjabat/pimpinan dilaksanakan sebagai berikut:
  • 19. 12 1) Sekretaris Jenderal/Sekretaris Menteri/Sekretaris Utama LPND/Pimpinan Sekretariat Lembaga Tinggi, Sekretaris Daerah Provinsi, Kabupaten/Kota dan lembaga lainnya dapat memperoleh pelimpahan kewenangan dan penandatanganan surat-menyurat tentang supervisi, arahan mengenai rencana strategis dan operasional termasuk kegiatan lain yang dilaksanakan oleh organsasi lini di instansi masing-masing. 2) Pimpinan Organisiasi Lini pada masing-masing jajaran instansi pemerintah, dapat memperoleh penyerahan/pelimaphan kewenangan dan penandatangan surat-menyurat yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi sesuai dengan bidang masing-masing. 4. Rujukan a. Surat dinas yang memerlukan rujukan, naskah rujukan ditulis pada alinea pembuka, diikuti substansi surat yang bersangkutan. Dalam hal rujukan lebih dari satu naskah, rujukan harus ditulis secara kronologis. b. Cara menulis rujukan 1) Rujukan berupa naskah Penulisan rujukan berupa naskah mencakup informasi singkat tentang naskkah yang menjadi rujukan, dengan urutan sebagai berikut: jenis naskah dinas, jabatan penandatangan naskah dinas, nomor naskah dinas, tanggal penetapan dan subjek naskah dinas. 2) Rujukan berupa surat dinas Penulisan rujukan berupa surat dinas mencakup informasi singkat tentang surat dinas yang menjadi rujukan, dengan urutan sebagai berikut: jenis surat, jabatan penandatanganan, nomor surat, tanggal penandatanganan. 3. Rujukan berupa rujukan elektronis Penulisan rujukan berupa surat dinas elektronis (surat yang dikirimkan melalui sarana elektronis), diatur tersendiri. c. Rujukan surat kepada instansi nonpemerintah Rujukan tidak harus dicantumkan pada surat dinas yang diajukan kepada instansi nonpemerintah.
  • 20. 13 5. Disposisi Disposisi adalah petunjuk tertulis mengenai tindak lanjut pengelolaan surat, ditulis secara jelas pada lembar disposisi, tidak pada naskah asli. Lembar disposisi merupakan satu kesatuan dengan naskah surat menyurat yang bersangkutan. Format Disposisi, lihat Contoh 2.1. 6. Penanganan Surat dengan Tingkat Kemanan Tertentu Surat-menyurat yang mengandung materi dengan tingkat pengamanan tertentu (Sangat Rahasia, Rahasia, Konfidensial/Terbatas) harus dijaga keamanannya dalam rangka keselamatan negara. Tanda tingkat keamanan ditulis dengan cap (tidak diketik), berwarna merah pada bagian atas dan bawah setiap halaman surat dinas. Jika surat dinas tersebut dikopi, cap tingkat keamanan pada kopi harus dengan warna yang sama dengan warna pada surat asli.
  • 21. 14 Contoh 2.1. Format Disposisi NAMA INSTANSI .............................................................................. ................................Unit Kerja ............................ ...................................alamat .................................. LEMBAR DISPOSISI Agno : Tkt. Keamanan : SR / R / K / B Tanggal Penerimaan : Tgl. Penyelesian : Tanggal dan Nomor Surat : ............................................................................. Dari : ............................................................................. Ringkasan Isi : ............................................................................. ............................................................................. ............................................................................. Lampiran : ............................................................................. DISPOSISI Diteruskan Kepada Paraf 1......................................... 2. ....................................... 3. ....................................... 4. ....................................... 5. ....................................... 6. ....................................... 7. ....................................... 8. ....................................... 9. .......................................
  • 22. 15 E. Format Surat Dinas Salah satu hal yang menentukan baik atau kurang baiknya suatu surat adalah formatnya. Yang dimaksud dengan format surat dinas adalah tata letak atau posisi bagian-bagian surat dinas. Termasuk di dalamnya penempatan tanggal, nomor, salam pembuka, salam penutup, tembusan, dan lain-lain. Dalam kegiatan surat-menyurat dalam masyarakat, Anda dapat mencermati bahwa adanya berbagai macam format surat dinas yang digunakan oleh instansi yang berbeda. Misalnya, instansi yang satu menempatkan alamat yang dituju di sebelah kanan, sedangkan instansi yang lain menempatkan alamat itu di sebelah kiri. Demikian juga, ada instansi yang surat-suratnya yang tidak menggunakan salam pembuka. Modul ini menggunakan format sebagaimana ditetapkan dalam Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor: 72/KEP/M.PAN/07/2003, Tentang Pedoman Umum Tata Naskah, sebagaimana dimuat dalam Contoh 3.1. Format ini disebut juga Format setengah lurus b atau Format Surat Resmi Indonesia Versi b. Namun demikian, guna menambah wawasan Anda, berikut akan disajikan beberapa format surat dinas yang lain selain sebagimana diputuskan dalam Kep MENPAN. 1. Format Lurus Penuh (Full Block Style) 2. Format Lurus (Block Style/Modified Block Style) 3. Format Sederhana (Simplified Style) 4. Format Surat Setengah Lurus/ Resmi Indonesia Versi Lama (Semi Block Style) 5. Format Surat Setengah Lurus/ Resmi Indonesia Versi Baru (Semi Block Style) 6. Format Takuk atau Format Bergerigi ( Idented Style ) 7. Format Paragraf Menggantung (Hanging Paragraph) Untuk jelasnya, Anda dapat mengamati Gambar dari ketujuh format atau gaya (style) surat di bawah ini.
  • 23. 16 Logo, dan KEPALA SURAT nama instansi Tempat Nomor : ........... dan tanggal Tanggal dan tahun pembuatan Alamat Yth. ......................................... . tujuan ................................................. ................................................. Hal : ........................................... Hal Salam pembuka, Salam .................................................................................................................... Pembuka .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... Paragraf .................................................................................................................... Isi .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... Paragraf .................................................................................................................... Penutup . Salam Penutup, Tanda Tangan Nama Pananda Tangan Nama Jabatan Tembusan ............................ Inisial Gambar 2.1. Gambar 2.1. Format LurusPenuh (Full Block Style) Keterangan: Pengetikan semua bagian surat dimulai dari pasak garis pinggir kiri.
  • 24. 17 KEPALA SURAT Nomor : Tanggal, ............. Lampiran : Hal : Yth. ......................................... Alamat ................................................. yang . ................................................ Dituju Salam pembuka, .................................................................................................................... .................................................................................................................... Paragraf .................................................................................................................... Pembuka .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... Paragraf .................................................................................................................... Isi .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... Paragraf .................................................................................................................... Penutup . Salam Penutup, Tanda Tangan Nama Pananda Tangan Nama Jabatan Tembusan ............................ Inisial Gambar 2.1. Gambar 2.2. Format Lurus ( Block Style/Modified Block Style) Keterangan: Semua bagian surat, kecuali tanggal dan salam penutup, diketik mulai dari pasak pinggir kiri yang sama. Tanggal dan salam penutup diketik di sebelah kanan. Pengetikan alinea, sama seperti bentuk lurus penuh.
  • 25. 18 KEPALA SURAT Tanggal : Nomor : Lampiran : Hal : Yth. ......................................... Alamat ................................................. yang ................................................. Dituju Salam pembuka, .................................................................................................................... Salam .................................................................................................................... Pembuka .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... Paragraf .................................................................................................................... Isi .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... Paragraf .................................................................................................................... Penutup . Salam Penutup, Tanda Tangan Nama Pananda Tangan Nama Jabatan Tembusan ............................ Inisial Gambar 2.1. Gambar 2.3. Format Sederhana (Simplified Style) Keterangan: Pengetikan semua bagian surat dimulai dari pasak garis pinggi kiri.
  • 26. 19 KEPALA SURAT Tanggal Nomor : Lampiran : Hal : Alamat Yth. ......................................... yang .... .......................................... Dituju .............................................. Salam Pembuka Salam pembuka, ............................................................................................................. .................................................................................................................... .................................................................................................................... .............................................................................................................. Paragraf .................................................................................................................... Isi .................................................................................................................... .................................................................................................................... ............................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... Paragraf .................................................................................................................... Penutup ............................................................................................................. .................................................................................................................... . Salam Penutup, Tanda Tangan Nama Pananda Tangan Nama Jabatan Tembusan ............................ Gambar 2.1. Inisial Gambar 2.4 Format Setengah Lurus Indonesia Versi Lama/Resmi Versi Lama (Semi Block Style/Official Style a.)
  • 27. 20 KEPALA SURAT Nomor : Tanggal ,........ Lampiran : Hal : Yth. ......................................... Alamat ................................................. yang ................................................. Dituju Salam pembuka, Salam .................................................................................................................... Pembuka .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... Paragraf .................................................................................................................... Isi .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... Paragraf .................................................................................................................... Penutup . Salam Penutup, Tanda Tangan Nama Pananda Tangan Nama Jabatan Tembusan ............................ Inisial Gambar 2.1. Gambar 2.5 Format Setengah Lurus Indonesia Versi Baru/Resmi Versi Baru (Semi Block Style/Official Style. b) Keterangan: Pengetikan semua bagian surat dimulai dari pasak garis pinggir kiri
  • 28. 21 KEPALA SURAT Nomor : Tanggal Lampiran : Hal : Yth. ...................................... Alamat ....................................... yang .................................... Dituju Salam pembuka, Salam ........................................................................................................... Pembuka .................................................................................................................... .................................................................................................................... Paragraf Pembuka ............................................................................................................ .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... Paragraf ............................................................................................................ Isi .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... ............................................................................................................ Paragraf .................................................................................................................... Penutup . Salam Penutup, Tanda Tangan Nama Pananda Tangan Nama Jabatan Tembusan ............................ ........................ ...................... Inisial Gambar 2.6. Format Takuk (Idented Style) . Keterangan: Pengetikan semua bagian surat dimulai dengan menjorok ke dalam lima ketukan
  • 29. 22 KEPALA SURAT Tanggal : Nomor : Lampiran : Hal : Alamat Yth. ......................................... yang ............................................ Dituju . .......................................... Salam pembuka, Salam .................................................................................................................... Pembuka . ............................................................................................................. Paragraf ............................................................................................................ Pembuka .................................................................................................................... ............................................................................................................ Paragraf . ............................................................................................................ ............................................................................................................ Isi .................................................................................................................... ........................................................................................................... .......................................................................................................... ........................................................................................................... .................................................................................................................... Paragraf ........................................................................................................... Penutup . Salam Penutup, Tanda Tangan Nama Pananda Tangan Nama Jabatan Tembusan ............................ Inisial Gambar 2.7 Format Menggantung (Hanging Paragraph Style) Keterangan: Pengetikan semua bagian surat dimulai dari pasak garis pinggir kiri, kemudian kalimat kedua dan selanjutnya, dimulai dari ketukan ke tujuah
  • 30. 23 Logo dan L Logo nama Logo Logo NAMA INSTAANSI NAMA INSTAANSI NAMA INSTAANSI instansi ................................................. ................................................. ................................................. telah dicetak Nomor : : Nomor .........., tanggal ........... .........., tanggal ........... Tempat dan Lampiran : : Lampiran tangal Hal Hal :: pembuatan surat Kepada Kepada Alamat ............................... ............................... tujuan ditulis .............................. .............................. di bagian ............................... ............................... kiri ....................................(alinea pembuka)............................................. ....................................(alinea pembuka)............................................. .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .....................................(alinea Isi)....................................................... .....................................(alinea Isi)....................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... ............................................................................................................... ............................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .................................................................................................................... .......................................(alinea penutup)............................................ .......................................(alinea penutup)............................................ .................................................................................................................... .................................................................................................................... .. Nama Jabatan dan nama .............Nama jabatan ................ .............Nama jabatan ................ lengkap ditulis (Tanda tangan dan cap instansi) (Tanda tangan dan cap instansi) dengan huruf Nama Lengkap Nama Lengkap awal kapital Tembusan Tembusan 1. ........................ 1. ........................ 2. ........................ Gambar 2.1. 2. ........................ 3. ...................... 3. ...................... Gambar 2.8 Format Surat Dinas yang Sesuai dengan Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor. 72/KEP/M.PAN/07/2003 Tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas.
  • 31. 24 F. Latihan 1. Apa yang Anda ketahui tentang korespondensi? 2. Apa tujuan penulisan surat? 3. Jelaskan fungsi surat! 4. Uraikan secara singkat pedoman dan ketentuan-ketentuan dalam menulis surat dinas! 5. Jelaskan persyaratan seorang penulis surat yang baik. 6. Buatlah format surat dinas sesuai dengan Keputusan Menpan No. 72 tahun 2003. 7. Apa saja persyaratan yang harus Anda penuhi dalam menulis surat dinas agar efisien dan efektif? 8. Uraikan bagaimana langkah-langkah menulis sepucuk surat secara efektif. 9. Ambil sepucuk surat, kemudian sebutkan bagian-bagian surat, kemudian jelaskan masing-masing bagian surat tersebut. 10. Gambarkan format/gaya surat dari instansi Anda yang ditujukan ke instansi lain! Dengan memperhatikan hal-hal yang telah Anda pelajari dalam Bab II, coba berikan Anda komentar tentang format surat yang Anda gambar tadi! G. Rangkuman 1. Pemberian informasi secara tertulis terjadi jika pemberi informasi tidak dapat berhadap-hadapan dengan penerima informasi. Kegiatan tersebut disebut korespondensi dan berkomunikasi dengan surat. 2. Dalam kehidupan dan pergaulan sehari-hari, manusia tidak terlepas dari saling memberikan informasi baik secara lisan maupun secara tertulis. 3. Tujuan umum surat yang ditulis oleh pengirimnya adalah mengharap reaksi yang timbul dari pembacanya tepat seperti yang diharapkan. Jadi surat sebagai alat komunikasi tertulis untuk menyampaikan pesan atau informasi 4. Penulis surat harus memenuhi syarat, baik dalam teknik penulisan, maupun dalam langkah-langkah dalam menulis surat. 5. Surat mempunyai bagian-bagian surat. Tata letak bagian-bagian surat disebut dengan format. 6. Menulis surat terdapat berbagai macam pilihan format, style, gaya. 7. Berbagai macam format, gaya, style dalam menulis surat, yaitu full block, modified block, semi block, simplified,official, idented dan hanging paragraph.
  • 32. BAB III BAGIAN-BAGIAN SURAT, PENGGUNAAN BAHASA, DAN MEDIA SURAT DINAS Indikator keberhasilan: setelah mempelajari bab ini, peserta dapat menjelaskan bagian-bagian surat, menyusun berbagai surat dinas dengan susunan yang tepat dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, media dan menangani surat dinas. Selamat! Anda telah berhasil mempelajari Bab II dengan berhasil. Baiklah kalau begitu Anda meneruskan mempeljari Bab III tentang bentuk, media/sarana, susunan bagian-bagian surat menyusuan suarat dinas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar. Marilah mulai dengan mempelajari bentuk-bentuk surat dinas, susunan dan bahasa surat dinas. Anda sudah siap? Baiklah kalau sudah siap. Marilah pertama-tama mempelajari bentuk surat menyurat. A. Bagian-bagian Surat Bentuk surat-menyurat dinas instansi pemerintah sesuai dengan kegunaannya, ada beberapa bentuk, yaitu : Surat Dinas, Nota Dinas, Memorandum, Surat Pengantar, dan Surat Undangan. 1. Surat Dinas a. Pengertian Surat Dinas adalah naskah dinas pelaksanaan tugas pejabat/pegawai dalam menyampaikan informasi kedinasan berupa pemberitahuan, pernyataan, permintaan atau penyampaian naskah dinas atau barang kepada pihak lain di luar instansi/organisasi yang bersangkutan. b. Pembuatan Surat Dinas dibuat oleh pejabat/pegawai sesuai dengan lingkup tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya. c. Susunan /Format Surat Dinas Surat dinas dibuat oleh pejabat/pegawai sesuai dengan lingkup tugas, fungsi, wewenang, dan tanggung jawabnya. Salah satu hal 25
  • 33. 26 yang ikut menentukan baik atau kurang baiknya suatu surat adalah susunan/formatnya. Yang dimaksud dengan susunan/format surat dinas adalah tata letak atau posisi bagian-bagian surat dinas. Anda tentu telah memahami bahwa surat terdiri atas bagian-bagian surat. Berbagai cara pembagian untuk menyebutkan bagian-bagian surat ini. Salah satu pembagian misalnya dengan menyebutkan: bagian kepala, bagian tubuh dan kaki surat. Masing-masing bagian itu terdiri atas subbagian-subbagian. Bagian yang amat penting di dalam surat adalah pesan atau informasi yang akan disampaikan kepada penerima surat. Dalam hubungan itu, agar pesan atau informasi tersebut mudah dipahami, surat hendaknya ditulis dengnan menggunakan bahasa efektif. Bahasa yang efektif adalah bahasa yang sederhana, lugas, dan dapat mengungkapkan pesan secara tepat sesuai dengan maksud yang ingin Anda kemukakan. Kesederhanaan itu ditandai dengan penggunaan kata-kata lazim, mudah dipahami, dan tidak berlebihan, sedangkan kelugasan yang dimaksud ditandai dengan penggunaan kata-kata yang tidak mengandung makna ganda atau makna tambahan. Sementara itu, ketepatan yang dimaksud berkaitan dengan penggunaan kata-kata yang dapat mewakili pikiran penulis secara tepat dan mampu menimbulkan pemahaman yang sama pada pikiran pembacanya. Sehubungan dengan hal tersebut, penggunaan bahasa yang efektif di dalam surat dinas akan dibahas secara terintegrasi dengan pembicaraan tentang bagian-bagian surat. Hal itu dilakukan karena keefektifan penggunaan bahasa tersebut, antara lain, tampak pada bagian-bagian surat, seperti yang dapat Anda cermati lebih lanjut di bawah ini. Susunan bagian-bagian surat adalah sebagai berikut: 1) Kepala surat a) Kepala surat lazim disebut kop surat. Di dalamnya terdapat hal-hal sebagai berikut. (1) Nama instansi (2) Alamat instansi (3) Nomor telepon dan faksimil (4) Nomor Kotak pos (5) Nomor kode pos (6) Alamat pos-el (e-mail) dan alamat (web site, kalau ada) (7) Lambang atau logo instansi Kepala surat semacam ini berfungsi untuk memberikan informasi kepada penerima surat mengenai nama, alamat, nomor telepon, faksimil, dan keterangan lain yang
  • 34. 27 berkaitan dengan instansi pengirim surat. Di samping itu, kepala surat sekaligus berfungsi pula sebagai sarana untuk memperkenalkan atau mempromosikan instansi pengirim surat. Nama instansi dan unsur alamat yang ditulis ke samping dipisahkan dengan tanda koma, bukan tanda penghubung. Selain itu, kata jalan tidak disingkat menjadi JL. Atau Jln., dan kata telepon pun ditulis lengkap tidak disingkat menjadi Telp. Atau Tlp. Contoh: DEPARTEMEN KELAUTAN DAN PERIKANAN SEKRETARIAT JENDERAL Jalan Merdeka Timur No. 20, Jakarta, 10110 Telepon (021) 3519070 (Hunting), Faks (021) 3520351, Pos-el :setjen@dkp.go.id Kotak Pos 4130 Jakarta, 10041 a) Jika kop surat surat menggunakan nama instansi, ditandatangani oleh pejabat yang berwenang, sedangkan jika menggunakan nama jabatan ditandatangani oleh pejabat yang bersangkutan b) Tempat dan tanggal pembuatan surat di sebelah kanan atas (1) Tanggal surat perlu dicantumkan pada setiap surat dinas. Fungsinya adalah untuk memberitahukan kepada penerima surat tentang waktu penulisan surat itu. Dalam penulisannya, tanggal surat, bulan, dan tahun dicantumkan secara lengkap, tidak disingkat. Namun, kata tanggal, bulan, dan tahun tidak perlu dicantumkan. (2) Tanggal ditulis dengan huruf Arab (3) Tahun ditulis lengkap empat digit dengan angka Arab (4) Selain itu, dalam kepala surat dinas biasanya sudah tercantum nama kota tempat instansi itu berada. Oleh karena itu, nama kota tersebut tidak perlu lagi dicantumkan di depan tanggal. Contoh yang tidak tepat: Tanggal 25 Bulan Juni 2007 Semarang, 31-04-2007 24 Des ‘07 Contoh yang tepat: 25 Juni 2007
  • 35. 28 31 April 2007 24 Desember 2007 c) Nomor, sifat, lampiran, dan hal di sebelah kiri di bawah nama instansi/jabatan; (1) Nomor Surat Nomor surat selalu dicantumkan pada setiap surat dinas yang keluar. Dalam hubungan itu, nomor surat berfungsi untuk mengetahui jenis kegiatan yang berhubungan dengan surat, mempermudah pengarsipan, dan menemukannya kembali jika sewaktu-waktu diperlukan. Kecuali itu, nomor surat juga berfungsi sebagai: alat petunjuk bagi petugas arsip; alat untuk mengetahui unit asal surat; alat pengukur kegiatan instansi yang berkaitan dengan surat-surat pada periode tertentu; alat referensi; Dalam penulisannya, nomor surat tidak diikuti dengan tanda titik atau pun tanda titik dua dan tanda kurung. Misalnya: Nomor :3546/F8/C.11/2007 bukan Nomor:3546/F8/C.11/2007. Nomor:3546/F8/C.11/2007.- (2) Lampiran Kata lampiran digunakan untuk memberitahukan kepada penerima surat bahwa ada sesuatu yang disertakan bersama surat. Oleh karena itu, jika memang tidak ada sesuatu yang disertakan, kata lampiran tidak perlu dicantumkan. Contoh penulisan yang tidak tepat: Lampiran: 5 (lima) lembar Lampiran: Satu (1) berkas Lampiran: - Contoh penulisan yang tepat Lampiran: Lima lembar Lampiran: Satu berkas
  • 36. 29 (3) Hal Surat Hal surat atau pokok surat berfungsi untuk memberitahukan kepada penerima surat tentang pokok masalah yang ditulis di dalam surat. Agar efektif, hal surat sebaiknya tidak ditulis terlalu panjang, tetapi jelas dan dapat mencakup seluruh isi surat. Contoh penulisan yang tidak tepat: Hal: Undangan untuk menghadiri Rakernas tanggal 5 Juli 2007 Contoh penulisan yang tepat: Hal: Undangan d) Alamat yang Dituju Alamat yang dituju berfungsi sebagai petunjuk langsung mengenai pihak yang harus menerima surat. Untuk itu, unsur- unsur alamat yang digunakan hendaknya ditulis lengkap, tidak disingkat. Contoh penulisan yang tidak tepat Yth. Bapak Kepala Pusat Bahasa Jl.Daksinapati Barat IV Rawamangun JAKARTA Contoh penulisan yang tepat Yth. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Jalan Jenderal Sudirman Kav. 69 Jakarta 12190 e) Penggunaan Untuk Perhatian ( u.p) Alamat surat dengan menggunakan istilah u.p. (untuk perhatian) digunakan untuk keperluan berikut: (1) Untuk mempercepat penyelesaian surat yang diperkirakan cukup dilakukan oleh pejabat atau staf tertentu di lingkungan Intansi Pemerintah; (2) Untuk mempermudah penyampaian oleh sekretariat penerima surat kepada pejabat yang dituju, dan untuk mempercepat penyelesaiannya sesuai dengan maksud surat; dan
  • 37. 30 (3) Untuk mempercepat penyelesaian surat, karena tidak harus menunggu kebijakan langsung pimpinan instansi Contoh: Yth. Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara u.p. Deputi Men.PAN Bidang Tatalaksana Jalan Jenderal Sudirman Kav. 69 Jakarta 12190 2) Batang Tubuh Bagian batang tubuh terdiri atas kalimat pembuka, isi dan penutup. a) Kalimat Pembuka Bagian isi surat ditulis sesuai dengan kaidah penulisan yang berlaku yakni dengan memakai huruf besar, huruf kecil, serta tanda-tanda baca sesuai dengan aturan yang berlaku. Biasanya ada kalimat-kalimat tertentu yang umum digunakan sebagai kalimat pembuka. Yang perlu diperhatikan di sini ialah beberapa kalimat rancu yang sering dipakai orang dalam memulai suratnya, sehingga tidak lagi terasa kesalahannya. Contoh: (1) Bersama ini kami kabarkan kepada Ibu bahwa …………………….. Ungkapan bersama ini artinya ‘bersama-sama dengan ini’ atau ‘seiring dengan ini’. Jadi, tidak dapat dikatakan seiring dengan surat ini kami kabarkan …….. sebab, kabar itu tidak diseiringkan dengan surat, melainkan dituliskan di dalam surat itu. Sebenarnya ungkapan bersama ini biasanya digunakan pada surat pengantar sebab dalam surat pengantar itu dituliskan apa yang dikirimkan seiring dengan surat pengantar itu. Hendaknya dituliskan : Dengan surat ini kami kabarkan …………….. atau : kami beritahukan…………………..
  • 38. 31 1) Kalimat pertama surat biasanya kita mulai antarta lain dengan Surat Anda tanggal … telah saya terima; kadang- kadang orang menulis bukan tanggal melainkan bertanggal atau tertanggal, Tanggal biasanya disingkatnya menjadi tgl., dan tertanggal disingkatkan menjadi ttgl. 2) Menurut makna yang terkandung pada awalan ber dan ter, bentuk bertanggal dapat diterima sebab bertanggal artinya ‘memakai tanggal’, sedangkan tertanggal mengandung arti makna ‘sudah ditanggali’ atau ‘sudah diberi tanggal’ 3) Surat Saudara bertanggal 10 Januari 2001, artinya ‘surat Saudara yang dibubuhi tanggal 10 Januari 2001’, sedangkan surat Saudara tertanggal 10 Mei 2001 artinya ‘surat Saudara sudah dibubuhi tanggal 10 Januari 2001’. Untuk apa ditekankan kata “sudah” karena itu memang sudah jelas berdasarkan situasinya. Bentuk tertanggal rupanya lahir karena pengaruh bahasa Belanda “gedatteerd” (bentuk kata lampau). Jadi, bentuk ini sebaiknya dilupakan saja. Boleh menggunakan bentuk tanggal… atau bertanggal … . b) Isi Surat Pemakaian alinea/paragraf harus diperhatikan. Ini sering dilupakan. Tidak setiap kalimat harus dimulai dengan alinea/baris baru; sebaiknya tiap alinea memuat satu hal supaya penerima surat dengan mudah menangkap isi surat. Harus pula dijaga agar alinea-alinea itu tidak menjadi terlalu panjang. (1) Penyusunan Kalimat Kalimat yang digunakan dalam surat dinas hendaknya berupa kalimat efektif, yaitu kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa, singkat, dan enak dibaca. Kalimat yang sesuai dengan kaidah bahasa adalah kalimat yang tidak menyimpang dari kaidah yang berlaku. Kalimat itu sekurang-kurangnya memiliki subjek dan predikat. Selanjutnya, kalimat yang digunakan adalah kalimat yang tidak bertele-tele atau tidak berbelit-belit. Namun, tidak berarti bahwa unsur- unsur yang wajib ada dalam sebuah kalimat itu boleh dihilangkan. Kemudian, kalimat yang enak dibaca adalah yang sopan dan simpatik, tidak bernada menghina atau meremehkan pembaca.
  • 39. 32 (2) Penyusunan Paragraf Paragraf adalah sekelompok pernyataan yang berkaitan satu sama lain yang merupakan satu kesatuan. Fungsi paragraf untuk mempermudah pemahaman penerima, memisahkan atau menghubungkan pemikiran dalam komunikasi tertulis. Gagasan Anda sebagai penulis yang dituangkan dalam surat hendaknya ditata dan diatur sedemikian rupa dalam paragraf-paragraf sehingga gagasan itu mudah dipahami oleh penerima surat. Setiap gagasan disusun dalam satu paragraf yang utuh, yakni paragraf yang memenuhi syarat adanya kesatuan dan kepaduan. Dengan kata lain, gagasan yang sama tidak dituangkan dalam beberapa paragraf. Sebaliknya, beberapa gagasan yang berbeda tidak dituangkan dalam sebuah paragraf yang sama. Sebuah paragraf dikatakan memiliki kesatuan jika paragraf itu betul-betul hanya berbicara satu masalah. Selanjutnya, paragraf dikatakan memiliki kepaduan jika kalimat-kalimat yang Anda susun saling berhubungan, dan saling berkaitan. Kalimat-kalimat dalam sebuah paragraf akan saling berhubungan dan akan saling berkaitan jika diikat dengan pengait paragraf, yang berupa ungkapan penghubung antarkalimat, seperti selanjutnya, selain itu, sebaliknya, namun, dan oleh sebab itu, diikat dengan kata ganti, seperti itu, ini, nya, dan tersebut, atau diikat dengan pengulangan kata yang dipentingkan Marilah kita bandingkan paragraf yang tidak memiliki syarat kesatuan dan kepaduan dengan paragraf yang memiliki dua syarat dengan baik. Laporan tentang hasil penelitian kiriman Bapak telah saya terima dengan baik. Di dalamnya ada satu judul penelitian yang sebenarnya tidak saya pesan. Hasil penelitian yang saya minta ternyata tidak ada dalam kiriman itu. Laporan Hasil penelitian itu tertukar. Bersama ini saya kembalikan Laporan Hasil Penelitian yang tidak saya butuhkan, dan saya mohon Bapak segera mengirimkan hasil laporan yang saya pesan,
  • 40. 33 yaitu Laporan Hasil Penelitian Sistem Penggajian Pegawai Negeri Sipil. Paragraf ini hanya berisi satu gagasan, yakni tentang kiriman buku tentang hasil penelitian. Walaupun dalam papragraf ini terdapat pernyataan tentang adanya kekeliruan pengiriman, yaitu tertukarnya hasil penelitian yang dipesan dengan hasil penelitian yang tidak dipesan, pernyataan-pernyataan tersebut hanyalah merupakan kalimat penjelas yang memperterang kalimat utama. Jadi, semua kalimat harus disusun dalam satu paragraf. Di samping itu, agar kalimat- kalimat itu saling berkaitan, hendaklah digunakan pengait paragraf, yang berupa ungkapan penghubung antarkalimat. Sebaiknya kalimat-kalimat itu disusun dalam satu paragraf, sebagai berikut. Laporan tentang hasil penelitian yang Bapak kirim telah saya terima dengan baik. Namun, di dalamnya ada satu judul penelitian yang sebenarnya tidak saya pesan. Sebaliknya, hasil penelitian yang saya minta ternyata tidak ada dalam kiriman itu. Mungkin laporan hasil penelitian itu tertukar ketika staf Bapak mengepaknya. Oleh sebab itu, bersama ini saya kembalikan laporan hasil penelitian yang tidak saya butuhkan, dan saya mohon Bapak segera mengirimkan hasil laporan yang saya pesan, yaitu Laporan Hasil Penelitian Sistem Penggajian Pegawai Negeri Sipil. (3) Pilihan Kata Surat-surat yang resmi perlu dipilihkan kata-kata yang memenuhi syarat baik dan baku, lazim, dan cermat. Di samping itu, pemakaian ungkapan idiomik, ungkapan penghubung, atau ungkapan yang bersinonim harus dituliskan dengan benar. (4) Kata yang Baik dan Baku Penggunaan kata-kata dialek yang belum diakui kebakuannya tidak dibenarkan. Penggunaan kata-kata gimana, ngapain, entar, kasih, bikin, betulin, kagak dan cuman termasuk tidak baik. Padanan kata-kata tersebut yang dianggap baku adalah bagaimana, mengapa,
  • 41. 34 nanti, beri, membuat, memperbaiki, tidak, dan hanya. Sebagian kata yang baku dapat dilihat di bawah ini. KATA BAKU KATA TIDAK BAKU Februari Pebruari November Nopember Senin Senen Jumat Jum’at Mengubah Merubah Kuitansi Kwitansi Teladan Tauladan Formal Formil Persen Prosen Sistem Sistim Pertanggungjawaban Pertanggung jawab Pikir Fikir Paham Faham Catatan : Daftar Ejaan kata dan Istillah Bahasa Indonesia dapat dibaca pada Lampiran 1. (5) Kata yang Lazim Surat resmi hendaklah dipilihkan kata-kata yang lazim dalam masyarakat, yaitu kata-kata yang sudah dikenal. Hidarkanlah perasaan ingin memperlihatkan keintelektualan atau kesarjanaan Anda dengan menggunakan kata atau istilah asing. Sedapat-dapatnya menggunakan istilah bahasa Indonesia. Gunakan kata masukan bukan input, peringkat bukan ranking, patau bukan monitor. (6) Kata yang Cermat Penggunaan sapaan Bapak, Ibu, Saudara, dan Anda hendaknya tepat pula sesuai dengan kedudukan orang yang dikirimi surat tersebut, apakah penerima surat itu lebih tinggi pangkat dan kedudukannya, ataukah penerima surat itu sederajat kedudukannya dengan pengirim surat.
  • 42. 35 (7) Ungkapan Idiomatik Unsur-unsur dalam ungkapan idiomatik sudah tetap dan senyawa. Oleh karena itu, unsur-unsur tersebut tidak boleh ditambahi, dikurangi, atau dipertukarkan. Yang termasuk ungkapan idiomatik itu, antara lain, Sesuai dengan Bertemu dengan Berhubung dengan Sehubungan dengan Bertalian dengan Bersamaan dengan Tidak ubahnya seperti Berbicara tentang Berkenaan dengan Disediakan untuk Terbuat dari Terjadi dari Luput dari Terdiri atas Tidak berbeda dengan Disebabkan oleh (8) Ungkapan Penghubung Kata-kata yang Bermiripan Ungkapan penguhubung dalam bahasa Indoensia ada dua, yaitu ungkapan penghubung intrakalimat dan ungkapan penghubung antarkalimat. Ungkapan penghubung intrakalimat berfungsi menghubungkan unsur-unsur dalam suatu kalimat. Yang termasuk ungkapan penghubung intrakalimat adalah antara lain, baik .......... Maupun..............., antara .................dan, seperti dan misalnya, serta demikian dan sebagai berikut. (a) baik ........... maupun (b) antara .......... dan (c) seperti dan misalnya Ungkapan seperti merujuk kepada uraian selanjutnya, sedangkan misalnya merujuk kepada uraian sebelumnya. Dalam hal ini, kedua kata tersebut tidak dapat dipertukarkan. Contoh:
  • 43. 36 Tidak baku Kami mohon dikirimi bahan-bahan bangunan misalnya map, kertas A 4, spidol, pensil, tinta printer. Baku Kami mohon dikirimi bahan-bahan bangunan seperti map, kertas A 4, spidol, pensil, tinta printer. demikian dan sebagai berikut Ungkapan demikian merujuk ke uraian sebelumnya, sedangkan ungkapan sebagai berikut merujuk ke uraian selanjutnya. (9) Ungkapan yng Bersinonim Ungkapan-ungkapan bersinonim berikut tidak digunakan sekaligus karena pengunaan dua kata yang berarti sama merupakan penulisan mubazir. Penulis surat dinas harus menentukan salah satu di antaranya. Contoh: Sejak dan dari (tidak digunakan dalam satu kalimat) Adalah dan merupakan (tidak digunakan sekaligus) Seperti dan lain sebagainya (tidak digunakan sekaligus) Agar dan supaya (tidak digunakan sekaligus) (10) Kata-kata yang Bermiripan Dalam bahasa Indonsia terdapat kata-kata bermiripan, baik dari segi bentuk maupun dari segi makna. Bahkan, dari segi makna dapat dikatakan bahwa kata-kata tersebut bersinonim. Yang termasuk kata-kata yang bermiripan, antara lain, suatu dan sesuatu, masing- masing dan tiap-tiap, jam dan pukul, serta dari dan daripada. (a) Kata suatu dan sesuatu