SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 43
Laporan Praktikum

Hari,Tanggal

: Selasa, 07 Januari 2013

M.K. Manajemen Strategi

Dosen

: Sanitianing

ANALIS SWOT FRENCHISE PECEL LELE LELA
“Frenchise Lele Lela”
Jln. Sudirman No.22 Bogor

Disusun oleh:
Kelompok 1

1. Desty Dwi Anandya

J3J111130

2. Dian Anggita

J3J111188

3. Maria Fransisca Saragih

J3J211244

4. M. Rusydi Hasibuan

J3J111021

5. Mandala syaputra

J3J111034

PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
PRAKARTA
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dan atas segala
Rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada
waktunya. laporan ini dimaksudkan untuk mempermudah memahami tentang
“Analis Swot Frenchise Pecel Lele Lela”. Kelompok kami mengucapkan terima
kasih kepada dosen Manajemen Strategi yang telah membantu dalam
pembelajaran, sehingga pengerjaan laporan ini dapat terselesaikan.
Dalam penyusunan laporan ini, tentu kami masih terdapat kekurangan dan
kesalahan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun dari para pembaca demi tercapai kesempurnaan dalam laporan ini.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan
dan membacanya dalam kegiatan belajar mengajar guna peningkatan ilmu
pengetahuan terutama dalam mata kuliah Manajemen Strategi.

ii
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Tujuan ............................................................................................................ 1
1.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2
2.1 Profil Frenchise Pecel Lele Lela Sudirman................................................... 2
2.2 Lingkungan Ekstrenal Dan Internal............................................................... 3
2.3 Penentuan Eksternal Dan Internal Pecel Lele Lela Sudirman ........................ 22

iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan
untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang
(opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi
bisnis.

Keempat

faktor

itulah

yang

membentuk

akronim

SWOT

(strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan
penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan
mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak
dalam mencapai tujuan tersebut.
Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah
berbagai

hal

yang

mempengaruhi

keempat

faktornya,

kemudian

menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah
bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage)
dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan
(weaknesses)

yang

mencegah

keuntungan

(advantage)

dari

peluang

(opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu
menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara
mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats)
menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru.
1.2 Tujuan
1. Mahasiswa mampu memahami variabel dan deskriptor yang
mempengaruhi pada setiap kasus yang ada.
2. Mahasiswa mampu merumuskan formulasi strategi pada suatu kasus
perusahaan.
1.3 Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan sekunder,
Data primer berupa wawancara dengan melakukan penyebaran kuesioner
kepada praktisi dan akademisi dengan menggunakan teknik Delphi.
Sedangkan data sekunder untuk melengkapi laporan, berupa teori yang
diperoleh dari handout Manajemen Strategi.

iii
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Profil Frenchise Pecel Lele Lela Sudirman
1. Sejarah Pendirian
Bentuk kepemilikan pecel lele lela secara keseluruhan adalah PT Lele
Lela Internasional yang berada di Jakarta. Dalam pengembangan usahanya
pendiri pecel lele lela mencari owner yang bersedia membeli franchise
miliknya untuk dapat mengembangkannya menjadi cabang pecel lele lela
di berbagai daerah.
Pembentukan cabang Pecel lele lela Jln Sudirman Bogor berawal dari
franchise yang dibeli oleh owner dari pendiri pecel lele lela pusat yaitu
Rangga Umara pada tahun 2009. Merek, resep menu utama, desain resto,
SOP pelaksanaan diperoleh langsung dari pendiri pecel lele lela.
Pemilik/ownerfranchise pecel lele lela membentuk struktur organisasi
untuk menjalankan kegiatan usahanya agar berjalan dengan lancar.Pemilik
membentuk manajer, yang dipilih sesuai dengan syarat yang telah
ditentukan. Pemilik melakukan training kepada manajer, dimana training
dilakukan langsung oleh pecel lele lela yang ada dipusat di Jakarta.
Kemudian

manajer

membentuk

karyawan

sesuai

dengan

syarat

penerimaan yang telah ditentukan dan di training langsung ditempat resto
pecel lele lela Jln Sudirman no.22 Bogor.
2. Bentuk Organisasi
Bentuk organisasi pecel lele lela sudirman adalah organisasi garis/lini.
Organisasi lini adalah organisasi yang semata-mata memiliki hubungan
wewenang lini dalam organisasinya. Dimana;
-

Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung
melalui suatu garis wewenang

-

Jumlah karyawan tidak terlalu banyak

-

Pucuk pimpinannya adalah pemilik usaha

3. Struktur Organisasi
Dari ukuran yang belum terlalu besar maka struktur organisasi
Pecel Lele Lela di Jln Sudirman No 22 Bogor hanya meliputi 2
owner/pemilik, manajer, dan satu level dibawahnya yaitu karyawan yang
terdiri dari koki, pelayan, dan kasir.

Owner/Pemilik

Manajer
Restoran

delivery Crew

Waiters/waiterss

cashier

(staf Pengantar)

chef (koki)

(pelayan)

(kasir)

Bagan 1 struktur organisasi

4. Visi dan Misi
Visi


Menjadi Brand Nasional dan Pemimpin pasar usaha pecel lele
modern di Indonesia



Menjadi Brand Nasional kebanggaan Indonesia, dan memberikaan
manfaat yang seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat, mitra usaha
dan karyawan



Membawa makanan tradisional khas Indonesia pada dunia
internasional

Misi


Menyediakan berbagai variasi produk hidangan lele yang enak dan
unik



Memberikan kualitas pelayanan yang sangat baik, dengan
mengutamakan QSV = Quality, Service & Value



Senantiasa berinovasi dan meningkatkan kualitas pelayanan untuk
memaksimalkan kepuasan pelanggan dan mitra usaha.

2.2 Lingkungan Ekstrenal Dan Internal
2.2.1 Lingkungan Eksternal
Analisis lingkungan eksternal mencakup pemahaman berbagai faktor
di luar perusahaan yang mengarah pada munculnya kesempatan bisnis/
bahkan ancaman bagi perusahaan. Di dalam analisis lingkungan eksternal
berupaya memilah permasalahan global yang dihadapi perusahaan dalam
iii
bentuk, fungsi dan keterkaitan antar bagian. Bagi pengembangan strategi,
analisis ini di butuhkan tidak hanya terbatas pada rincian analisis
kesempatan dan ancaman saja tetapi juga untuk menentukan dari mana dan
untuk apa hasil analisis itu di pergunakan. Oleh karena itu manajer puncak
membutuhkan diagnosis lebih lanjut atas hasil analisis lingkungan eksternal.
Istilah lingkungan bisnis memiliki yang luas karena menunjukkan
seluruh

pengaruh

eksternal

terhadap

organisasi

(Kuncoro,

2006).

Lingkungan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan sifatnya tidak dapat
diprediksi dengan tetap dan cepat sekali mengalami perubahan. Ada banyak
faktor eksternal yang mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu
perusahaan dan pada akhirnya struktur organisasi serta proses internalnya.
Menurut Jauch dan Gluech (1999), analisis lingkungan eksternal
adalah suatu proses yang digunakan perencana dalam menentukan peluang
ancaman terhadap perusahaan.
Analisis Faktor Eksternal Pecel Lele Lela Sudirman
1. Lingkungan Mikro
Bahan baku lele, ayam, beras dan es batu dipasok oleh pemasok
langganan dengan standar mutu dan harga yang telah disepakati. Untuk
sayur, bahan-bahan minuman dan

bumbu utama masakan dibelanjakan

sendiri di pasar. Rata-rata kebutuhan lele hidup per hari sebanyak 250 ekor
ditampung dalam bak penampungan ukuran panjang 1,5 m x Lebar 0,5 m x
Tinggi 1 m. Lele yang dipergunakan dengan ukuran rata-rata 2 ons per ekor.
Selama ini belum pernah terjadi keterlambatan pengiriman maupun pasokan
terputus. Sasaran pelanggan adalah golongan pendapatan kelas menengah
keatas, karena suasana tempat dan mutu produk yang berkualitas baik.
Konsumen yang berkunjung pun mengatakan tidak mempermasalahkan
harga, yang penting mutu produk dan Kenya-manan tempat dipertahankan
atau ditingkatkan lagi.
Pesaing ketat yaitu restoran sejenis seperti pedagang pecel lele tenda
yang berjualan di

pinggir jalan sekitar lokasi dan restoran-restoran di

sekitar lokasi Sudirman yang menawarkan produk berbeda dan unik untuk
menarik minat konsumen.

4
2. Lingkungan Makro
Tingginya tingkat inflasi dan kenaikan harga BBM di Indonesia,
menyebabkan kenaikan harga bahan baku berdampak pada naiknya biaya
produksi. Kondisi perekonomian di Indonesia dapat mempengaruhi perkembangan restoran, khususnya di Jakarta. Perkembangan teknologi yang telah
dilakukan antara lain di bidang komunikasi, yaitu penggunaan telepon.
Telepon dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan dalam melakukan
transaksi khususnya untuk pembeli-an dan penjualan. Pembelian dikaitkan
dengan transaksi terhadap pemasok sementara pen-jualan dikaitkan dengan
konsumen yang melakukan pembelian melalui pesan antar (delivery order
atau DO). Perkembangan teknologi lainnya yang telah dilakukan restoran
dalam hal keuangan adalah dengan menggunakan laptop untuk mencatat
dan menghitung aliran kas masuk maupun keluar. Pemanfaatan teknologi
dalam produksi antara lain dengan menggunakan mixer (mesin pengaduk
adonan),

blender (penghancur dan pengaduk makanan) danlain-lain.

Diharapkan dengan adanya beberapa alat tersebut dapat mempermudah dan
mempercepat dalam proses produksi.

Pecel Lele Lela telah mendapat

sertifikasi halal dari LP POM MUI, sehingga dengan demikian semua
produk yang dihasilkan dijamin kehalalannya. Dalam melaksanakan
usahanya, restoran ini telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu
telah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), memiliki akta notaris,
Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), memperoleh izin dari Instansi terkait.
Gaya hidup masyarakat modern cenderung konsumtif dan sering
beraktivitas di luar rumah menyebabkan peningkatan

permintaan akan

produk makanan jadi. Peningkatan permintaan makanan ini juga diiringi
dengan perubahan orientasi terhadap makanan yang semula hanya bersifat
sebagai pemuas kebutuhan konsumsi menjadi bersifat peningkatan harga
diri (prestige).
3. Lingkungan Industri
Kemampuan pendatang baru, baik dari segi keuangan, format bisnis
maupun teknologi banyak yang lebih baik. Hal ini menimbulkan persepsi
konsumen mengenai mutu produk pendatang baru sangat baik dan dapat

iii
menjadi ancaman bagi restoran.

Adanya inovasi, diferensiasi dan

diversifikasi produk, serta didukung dengan kualitas dan kuantitas produk,
serta pelayanan yang baik,mutlaksangat

diperlukan untuk membedakan

Restoran Pecel Lele Lela Cabang Sudirman, dengan restoran lainnya.
Hidangan lele yang menjadi produk andalan dapat digantikan dengan
produk lainnya yang dianggap lebih sehat dan prestisius. Dengan adanya isu
mengenai cara budidaya lele yang jorok dan makanan kelas rendah dapat
mengakibatkan persepsi negatif konsumen tentang hidangan pecel lele,
sehingga dengan mudah konsumen berpindah ke restoran lain yang
menawarkan produk dengan mutu dan harga lebih bersaing.
Kekuatan tawar menawar pemasok di Restoran Pecel Lele Lela ini
lemah dibandingkan pihak restoran. Restoran menggunakan bahan baku
yang mudah diperoleh dari pemasok lokal di wilayah Bogor, sehingga
restoran dapat mencari pemasok lainnya, jika mutu bahan baku yang
diberikan pemasok menurun atau memberikan harga

tinggi. Hubungan

dengan pemasok terjalin baik, karena tidak pernah terjadi permasalahan
dalam hal mutu produk, man bahan baku.
Hubungan yang baik juga akan menguntungkan pemasok, karena
dalam suatu sistem agribisnis ikan lele, terjaminnya pasokan dan kepastian
pemasaran dari produk yang dihasilkan merupakan salah satu kunci yang
sangat berperan dalam menjamin kesuksesan dan kesinambungan usaha
(Nugroho, 2007).
Kekuatan tawar menawar pembeli yang kuat akan mengakibatkan
adanya persaingan usaha restoran di Jakarta meningkat, sehingga konsumen
memiliki banyak alternatif dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Hal ini
akan berpengaruh pada

kinerja restoran dalam menghasilkan laba.

Berdasarkan kenyataan yang ada,

maka

diferensiasi dan diversifikasi

produk merupakan salah satu hal penting yang harus dilaksanakan.
Keberagaman jenis masakan dan keunikan cita rasa sebagai alternatif
konsumen dalam memilih menu makanan, sehingga konsumen tidak pindah
ke restoran lain. Strategi produk dan harga yang dibuat oleh pihak restoran
memiliki pengaruh yang besar dalam persaingan antar industri sejenis. Pada

6
dasarnya konsumen ingin mendapatkan produk bermutu, tetapi dengan
harga terjangkau. Pihak restoran dalam mengatasi perma-salahan ini, dapat
melakukan pengembangan produk untuk mencegah kejenuhan konsumen
yangada dan juga untuk meraih pangsa pasar yang baru.
Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Pecel Lele Sudirman
1. Faktor Ekonomi

Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi
iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi,
semakin buruk pula iklim berbisnis. Oleh karena itu, pemerintah dan
seluruh lapisan masyarakat hendaknya bersama-sama mempertahankan
bahkan meningkatkan kondisi ekonomi daerahnya menjadi lebih baik
lagi agar perusahaan dapat bergerak maju dalam usahanya. Beberapa
faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kondisi
ekonomi suatu daerah atau Negara adalah siklus bisnis, ketersediaan
energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa,
pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita.
Ancaman
a. Inflasi
Inflasi yang menyebabkan kenaikan harga barang, artinya kenaikan
harga barang akan mempengaruhi usaha pecel lele lela. Misalnya bahan
pokok seperti beras dan bahan lain juga akan ikut naik dan tentu akan
berpengaruh terhadap usaha lele lela dimana menyebabkan produsen
mau tidak mau harus menaikan harga produk yang dijual atau memilih
mengurangi porsi makanan yang dijual.
a. Perubahan nilai tukar (melemahnya nilai rupiah)
Berdasarkan data Setneg (2008-2012), Pelemahan nilai tukar
rupiah yang semakin berlanjut pada awal tahun 2013 hingga mendekati
Rp.10.000/US$ di satu sisi membuat harga produk ekspor Indonesia
bertambah kompetitif dan di sisi lain dapat menahan pembelian
domestik terhadap produk impor yang harganya semakin tinggi. Namun
nilai tukar rupiah harus dijaga agar tidak menembus angka psikologis
tersebut mengingat kondisi perekonomian ke depan masih dibayang-

iii
bayangi dengan ancaman kenaikan harga minyak dunia. Melemahnya
nilai tukar tersebut akan berpengaruh terhadap usaha lele lela.
b. Pengaruh harga barang
Perekonomian yang mengancam kenaikan harga BBM, akan
mengakibatkan harga barang lain juga ikut meningkat, sehingga hal ini
akan mempengaruhi biaya variable usaha lela menjadi meningkat.
Peluang
c. Pendapatan perkapita
Berdasarkan data setnag (2008-2012), Peningkatan pendapatan per
kapita menjadi US$ 3.660 membuat Indonesia masuk ke dalam kategori
negara berpendapatan menengah, hal ini dapat menjadi peluang bagi
usaha lela, karena pendapatan menigkat menjadi menengah ke atas,
kemungkinan akan meningkatkan permintaan pecel lele lela juga.
d. Supply tenaga kerja
Adanya Peningkatan pendapatan per kapita mengharuskan untuk
mampu menghasilkan produktivitas

yang lebih tinggi dengan

memanfaatkan modal fisik dan sumber daya manusia terampil, hal ini
juga akan menyebabkan Meningkatnya persaingan di dunia pekerjaan,
namun ini dapat menjadi peluang bagi usaha lela, untuk lebih mudah
mendapakan tenaga kerja yang terampil.
e. Pertumbuhan Ekonomi
Berdasarkan dari data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2012
mengalami peningkatan sebesar 6,5 % disbanding tahun sebelumnya.
Hal ini akan menjadi peluang bagi usaha lela untuk dapat
mengembangkan usahanya.
2. Faktor Politik
Peluang
a. Kestabilan pemerintahan
Kestabilan pemerintah merupakan faktor yang berpengaruh, karena
kestabilan pemerintah merupakan ukuran mutlak terhadap indikator
indikator lain dalam suatu negara. Kestabilan bisa berpengaruh dalam

8
hal ekonomi, dalam hal politik, maupun hal lain yang turut berpengaruh
dalam suatu usaha termasuk usaha pecel lele lela ini.
b. Kebijakan perkreditan
Kebijakan perkreditan berpengaruh disaat usaha lele lela
membutuhkan modal tambahan, dan salah satu yang bisa dilakukan
adalah dengan melakukan pengkreditan dengan bank. Dimana dalam
permintaan kredit tentu saja ada hal-hal yang harus diperhatikan sesuai
dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
c. Kebijakan lingkungan hidup
Limbah yang dihasilkan usaha lele berupa limbah minyak yang
berasal dari sisa penggorengan, limbah yang dihasilkan menjadi
peluang usaha lela karena limbah dijual kembali sebagai bahan bakar
pada bus trans pakuan.
Ancaman
d. Kebijakan mengenai upah
Kebijakan upah misalnya saja seperti kebijakan pemerintah dalam
menentukan upah minimum kota/upah minimum regional. Tinggi
rendahnya upah otomatis akan mempengaruhi pembelian/permintaan
konsumen, begitupun dengan permintaan terhadap lele lela. Hal ini
menjadi ancaman bagi usaha lela, mengingat upah yang diberikan
masih berada di bawah dari UMR yaitu Rp 850.000,- /bulanya.
e. Kebijakan Penyesuaian Harga
Berdasarkan data setnag, Penyesuaian harga BBM yang dilakukan
secara seksama, baik waktu, tahapan dan besarannya mengingat akan
diikuti

oleh

kenaikan

berbagai

harga

secara

luas.

Di

sisi

lain administered inflation sudah pasti akan meningkat akibat kebijakan
kenaikan harga listrik sebesar 15% (secara bertahap/triwulan) dan
kenaikan upah minimum provinsi (UMP). ini dapat menjadi ancaman
bagi usaha lela, karena dapat meningkatkan biaya operasional usaha
lela.
3. Faktor Teknologi

iii
Kemajuan teknologi yang pesat tidak hanya mencakup penemuanpenemuan baru, tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau
metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan, artinya
bahwa ia memberikan suatu gambaran yang luas, meliputi mendesain,
menghasilkan, dan mendistribusikan. Setiap kegiatan usaha yang
diinginkan untuk berjalan terus menerus harus selalu mengikuti
perkembangan-perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada
produk atau jasa yang dihasilkan atau cara operasinya.
Peluang
a. Teknologi di bidang produksi
Penggunaan teknologi yang sesuai dengan produksi menjadi peluang
bagi usaha lele lela untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan
kepuasan konsumen. Penggunaan exhaust yang berfungsi sebagai
penghisap asap hasil produksi.
b. Temuan-temuan baru
Adanya teknologi baru menjadi peluang bagi usaha lele lela untuk
dapat meningkatkan produktivitas.
c. Perkembangan teknologi informasi
Berkembangnya teknologi informasi, mempermudah usaha lele lela
dalam memasarkan produknya. Lele lela dapat memasarkan produk
nya dengan mudah melalui media social dengan menggunakan biaya
yang murah.
Ancaman
d. Adanya teknologi baru
Adanya teknologi baru yang meningkatkan produktivitas pesaing
menjadi acaman bagi usaha lele lela.
4. Faktor Sosial/Budaya
Peluang
a. Gaya hidup
Gaya hidup seseorang biasanya mempengaruhi permintaan dan
konsumsi orang tersebut. Gaya hidup sendiri dipengaruhi oleh
misalnya

saja

kekayaan

atau

pendapatan

seseorang.

Adanya

10
peningkatan gaya hidup masyarakat menjadi mengah ke atas
merupakan peluang usaha lele lela untuk memperluas dalam
memperoleh pelanggannya.
b. Konsumerisme
Tingkat konsumerisme juga mempengaruhi usaha ini, karena jika
konsumerisme meningkat permintaan juga akan ikut meningkat,
begitupun sebaliknya.Berdasarkan data Republika.co.id (2011) Ratarata permintaan pecel lele 100 ton perhari dengan tingkat penawaran
yang masih krang dari 100 ton. ini menunjukkan adanya peluang
usaha lele lela untuk dapat meningkatkan produktivitasnya.
c. Memiliki citra merek yang kuat
Citra merek pecel lele lela dapat menjadi peluang bagi usaha lele lela,
di bandingkan dengan usaha pecel lele sejenis lainnya.
d. Mobilitas sosial
jika mobilitas yang terjadi adalah mobilitas ke atas, misalnya saja
dengan kenaikan jabatan, kenaikan gaju atu hal lain yang sifatnya
positif tantu akan berpengaruh baik dengan usaha karena permintaan
akan meningkat.
Ancaman
e. Mobilitas sosial
Namun jika yang terjadi mobilitas ke bawah, seperti penurunan
jabatan, bangkrut, pemecatan dan hal negatif lain tentu akan menjadi
ancaman bagi usaha karen permintaan konsumen yang menurun.
f. Pesaing baru
Munculnya pesaing baru yang lebih unggul dapat menjadi ancaman
bagi usaha lele lela.
2.2.2 Lingkungan Internal
Analisa lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui tingkat daya
saing perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan. Faktor internal
perusahaan spenuhnya dapat dikendalikan sehingga kelemahan yang
diketahuinya dapat diperbaiki.

iii
Menurut Porter; Analisa internal dikenal dengan rantai nilai yang
memposisikan perusahaan pada matriks strategi generik dan menemukan
keunggulan bersaing perusahaan melalui analisa kompetensi inti. Rantai
nilai ini mensyaratkan bahwa untuk mencapai suatu margin, perusahaan
harus didukung oleh kegiatan utama dan penunjang.
Analisis Faktor Internal Pecel Lele Lela Sudirman
1. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM)
a. Jumlah Pekerja/Karyawan
Jumlah karyawan mempengaruhi faktor internal perushaam. Restoran
Pecel Lele Lela ini memiliki 14 orang jumlah karyawan, terdiri dari;
-

1 orang manajer,

-

1 orang Asisten Manajer,

-

1 orang kepala dan asisten kepala dapur

-

4 orang juru masak

-

1 orang kepala dan asisten kepala frontline

-

6 orang anggota frontline.

Jumlah pekerja yang ada, masih mampu untuk menjalankan kegiatan
operasional dengan lancar pada restoran pecel lele lela sudirman.
b. Job Description
Pada restoring pecel lele lela sudirman, masing-masing pekerja
sudah mempunyai deskripsi pekerjaan sesuai tugas dan tanggung
jawabnya. Deskripsi pekerjaan ini dilakukan untuk memudahkan
dalam melakukan pekerjaan, efektivitas dan juga optimalisasi dalam
melakukan pekerjaan.
Tugasdan fungsi dari masing-masing bagian pada struktur
organisasi Pecel Lele Lela di Bogor adalah sebagai berikut:
 Pemilik /owner
Pemilik pecel lele lela Jln Sudirman No. 22 merupakan orang
yang memiliki resto pecel lele lela. pemilik membeli franchisee dari
pendiri pecel lele lela yaitu Rangga Umara. Pemilik memiliki hak yang
kuat atas restoran Pecel Lele Lela di Jln Sudirman No 22.
Tugas dan tanggung jawab pemilik;

12
-

Melakukan pemeriksaan pembukuan keuangan

-

Melakukan pemeriksaan tindakan yang dijalankan oleh manajer restoran

-

Bertanggungjawab dalam melakukan pembayaran PBB, izin usaha dan
pembayaran hutang pada bank (Bank NISP).

-

Pemilik tidak diwajibkan selalu ada setiap hari pada restoran Pecel Lele
Lela di Jln Sudirman dikarenakan kesibukannya mengurus bisnis yang
lainnya.

 Manajer Restoran
Manajer dari pecel lele lela ini merupakan orang yang diangkat
langsung oleh pemilik dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dan
menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan SOP yang telah
ditentukan oleh pusat pecel lele lela.
Tugas dan tanggung awab
-

Manajer restoran bertanggung jawab atas kelancaran administrasi dan
operasional

-

Mengkoordinir segala keselarasan kegiatan di unit restoran dan dapur
dari segala aspek operasionalnya, termasuk juga terhadap pengontrolan
pembiayaan dari target hasil usaha yang selaras dengan tujuan
perusahaan.

-

Manajer bertanggung jawab dalam memberikan gaji dan bonus kepada
karyawan sesuai dengan SOP yang telah disepakati antara pemilik dan
manajer.

-

Manajer juga bertanggung jawab dalam menerima kritik dan saran yang
diberikan konsumen terhadap pelayanan, produk dan kinerja karyawan.

 Chef (Koki)
Koki merupakan orang yang diangkat manajer yang telah memenuhi
syarat yang telah ditentukan dan melakukan tugas dan tanggung
jawabnya di dapur sesuai dengan SOP yang telah ditentukan.
Tugas dan tanggung jawab
-

Chefbertanggung jawab atas persediaan bahan baku untuk mengolah
makanan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan menu, berdasarkan
resep standar dan biaya pembuatan makanan yang telah ditentukan.

iii
-

Chef bertanggung jawab dalam menyediakan (memasak) makanan sesuai
dengan pesanan konsumen yang terdapat pada menu yang telah
disediakan.

-

Chef bertanggung jawab dalam mempertahankan kualitas rasa dan
kebersihan makanan sesuai dengan SOP resep standar yang telah
ditentukan.

-

Chef bertanggung jawab dalam merawat peralatan dan menjaga
kebersihan dapur.

 Waiter/waiteress (Pelayan)
Pelayan adalah orang yang diangkat oleh manajer yang telah
memenuhi syarat yang telah ditentukan dan melaksanakan tugas dan
tanggung jawab sesuai dengan SOP yang telah ditentukan.
Tugas dan tanggung jawab
-

Pelayan bertanggung jawab atas tugasnya dalam menyiapkan susunan
meja yang rapih.

-

Pelayan bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan resto, meja dan
kursi.

-

Pelayan bertanggung jawab dalam membersihkan peralatan makan
setelah digunakan oleh konsumen.

-

Pelayan bertanggung jawab memberikan pelayanan dalam penghidangan
makanan dan minuman secara ramah, sopan dan efisien terhadap
konsumen yang datang ke

restoran sesuai standar pesanan dari

konsumen.
 Delivery Crew (Staf Pengantar)
Delivery

dikerjakan oleh pelayan yang merangkap sebagai Delivery

Crew.
Tugas dan tanggung jawab
-

Delivery crew bertugas mempersiapkan perlengkapan delivery dan
kondisi motor dalam keadaan baik.

-

Delivery crew bertugas memastikan bahwa makanan yang dibawa sesuai
pesanan konsumen, dan menyampaikan laporan keluhan konsumen.

 Kasir

14
Kasir di pecel lele lela dikerjakan oleh pelayan yang merangkap sebagai
petugas kasir.
Tugas dan tanggung jawab
Tugas dan tanggung jawab kasir yaitu memberikan bill kepada konsumen
serta bertanggung jawab untuk menerima pembayaran.
c. Tingkat Pendidikan Pekerja/Karyawan
Jenjang pendidikan yang dimiliki pada pekerja pecel lele lela
sudirman tergolang menengah. Latar belakang pendidikan karyawan
paling rendah tingkat SMP dan paling tinggi tingkat Sarjana (Strata 1).
Namun, untuk meningkatkan kualitas pekerjanya, pecel lele lela
sudirman terlebih dahulu melakukan training sebelum penerimaan
karyawan-karyawannya. Semua karyawan baru juga diberikan waktu
untuk di training selama 10 hari untuk teori di pusat Pecel Lele Lela dan
enam hari praktek di tempat kerja.
d. Sistem Gaji
Sistem penggajian yang diterima oleh seluruh karyawan secara bulanan.
Setiap karyawan diberikan gaji pokok, uang transportasi, uang makan,
seragam, bantuan kesehatan, bonus, bantuan pinjaman untuk Down
Payment (DP) kendaraan bermotor, pemberian THR (Tunjangan Hari
Raya) satu kali gaji serta pemberian parsel pada hari raya.
2. Aspek Pemasaran
a. Market-share Pecel Lele Lela
Market-Share adalah presentase (share) yang dapat kita capai dari
jumlah keseluruhan konsumen (market) yang bisa memakai/atau
membeli produk kita pada suatu wilayah tertentu.
Sedangkan untuk permintaan pecel lele didaerah bogor diperoleh daridata
Jabodetabek =

(Republika.co.id,2011)

Maka, untuk permintaan pecel lele di daerah Bogor (jumlah penduduk
3,39%
sebesar

dari

jumlah

jabodetabek)

dapat

diasumsikan

3390kg/hari.Sedangkan pada pecel lele lela

yang berada di Jln. Sudirman No. 22, mampu menyediakan pecel lele

iii
sebesar 53 kg/ hari. Maka untuk market-share pecel lele lela tersebut
untuk daerah bogor, dapat diperoleh sekitar
Diperoleh dari:

Sales
1.56%

98.44%

lele lela

permintaan
pecel lele kota
bogor

Kesimpulannya bahwa Pecel Lele Lela cabang Jl. Sudirman no.22 Bogor
mampu menyediakan 1,56% dari permintaan total Pecel lele di Kota
Bogor.
1. Segmentasi Pasar Pecel Lele Lela
Beberapa aspek utama untuk mensegmentasi pasar adalah:
Aspek demografi
Pecel lele lela dapat dikonsumsi oleh semua umur. Selain memiliki
cita rasa yang enak dan lezat juga terdapat kandungan gizi yang
mendukung peningkatan kesehatan masyarakat. Pecellele lela juga
menempatkan dirinya untuk kalangan menengah keatas.
2. Menetapkan pasar Sasaran (targeting)
Setelah segmen-segmen diketahui,selanjutnya perusahaan perlu
mengevaluasi dan dilanjutkan dengan memutuskan beberapa segmen pasar
yang akan dicakup, lalu memilih segmen mana yang akan dilayani.
Target pasar pecel lele lela pada umumnya anak-anak muda yang
mengadakan perkumpulan, mengadakan diskusi-diskusi kecil, keluarga,
perkumpulan arisan, orang-orang perkantoran. Mereka yang merasa bahwa
restoran pecel lele lela tepat untuk berkumpul sambil menikmati kelezatan
pecel lele lela.
3. Menentukan Posisi Pasar (positioning)

16
Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar yang akan dimasuki,
selanjutnya harus diputuskan pula posisi mana yang ingin ditempati dalam
segmen tersebut.
Pecel lele lela menempatkan atau memposisikan pasar yaitu dengan
memfokuskan bahwa pecel lele lela memiliki kandungan gizi yang
mendukung peningkatan kesehatan masyarakat dan produk yang
dimilikinya mempunyai sesuatu nilai yang lebih dari produk sejenis
lainnya, sesuai dengan visinya adalah “Menjadi Brand Nasional
kebanggaan Indonesia, dan memberikaan manfaat yang seluas-luasnya
bagi seluruh masyarakat, mitra usaha dan karyawan serta membawa
makanan tradisional khas Indonesia pada dunia internasional”.
Bauran Pemasaran
Dalam komunikasi pemasaran diperlukan suatu pendekatan yang
mudah dan fleksibel yang terdapat pada bauran pemasaran (marketing
mix).Bauran pemasaran adalah strategi produk, promosi, dan penentuan
harga yang bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran
yang saling menguntungkan dengan pasar yang dituju.Namun kini hal
tersebut semakin berkembang tidak hanya dalam hal product, promotion,
dan price.Namun juga mengenai place, people, process, dan physical
evidence.
Berikut uraian strategi bauran pemasaran yang dilakukan pada Restoran
Pecel Lele Lela.
a. Produk (product)
Menurut Philip Kotler, produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan
ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau
dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan.
Penentuan Logo dan moto
Logo merupakan ciri khas suatu produk, sedangkan moto merupakan
serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi perusahaan dalam
melayani masyarakat. logo dan moto harus dirancang dengan benar
(Kasmar dan Jakfar, 2003).

iii
Pada resto pecel lele lela Sudirman logo dan moto ditentukan oleh
pecel lele lela pusat. Logo pada pecel lele lela bergambar kartun lele
dengan tulisahan “pecel lele lela” dibawahnya, seperti pada (Gambar 1.)

Gambar 1. Logo Pecel Lele Lela
Sedangkan moto pada pecel lele lela, “Bersama Kami PECEL LELE
AKAN MENDUNIA”.
Merek
Merek pecel lele lela ditentukan oleh pusat pecel lele lela yang
kemudian berlaku pada resto pecel lele lela sudirman. Merek pecel lele lela
merupakan singkatan dari pecel lele lebih laku. Untuk menarik perhatian,
merek pecel lele lela di dkaitkan dengan pengunjung yang bernama Lela
(tanpa sambungan apapun) bisa “makan gratis seumur hidup” di pecel lele
lela. tidak hanya pemilik nama lela, pengunjung yang sedang berulang
tahun juga bisa “makan gratis” di pecel lele lela hanya dengan
menunjukkan KTP atau tanda pengenal lainnya.
Di restoran Pecel Lele Lela tersedia berbagai macam produk olahan
yang berbahan baku ikan lele. Produk olahan dari ikan lele ini sangat
diminati oleh konsumen, menu yang disajikan di pecel lele lela sangat
beragam (Lampiran 1.) mulai dari lele original, lele siram saus (lele yang
digoreng kering dan di siram beragam pilihan saus), lele goreng tepung,
sampai lele fillet (lele tanpa tulang, kepala, dan buntut yang disajikan
dengan beragam pilihan sambal/saus/kuah).
b. Harga (price)
Harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing
mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan,

18
mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknyya produk
yang ditawarkan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal
terhadap produk yang ditawarkan dan berakibat tidak berlakunya produk
tersebut di pasar.
Pecel lele lela Jln. Sudirman dalam menentukan harga produk
olahannya berdasarkan pusat pecel lele lela, yaitu dengan penetapan harga
berdasarkan biaya dengan markup sebesar 49,83%.
c. Tempat (place)
Untuk dapat menikmati hidangan yang tersedia pada menu pecel lele lela,
konsumen dapat mengunjungi berbagai resto pecel lele lela termasuk resto
pecel lele lela yang berada dijalan Sudirman No.22 Bogor dengan luas
Selain pada resto pecel lele lela, konsumen juga dapat
menikmati menu pecel lele lela melalui delivery order, yaitu dengan
layanan pemesanan antar. Hanya dengan menelepon ke resto (02519706060) akses dari jam 09.30 sampai dengan jam 21.00 WIB. Konsumen
dapat memesan menu apa saja yang tersedia di pecel lele lela, dengan
kondisi;
- Pemesanan maksimum 5 km dari pecel lele lela sudirman
- Tanpa minimum pemesanan
d. Promosi (promotion)
Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam
aplikasinya menggunakan teknik, dibawah pengendalian penjual/produsen,
yang dapat mengkomunikasikan informasi persuasif yang menarik tentang
produk yang ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung
maupun melalui pihak yang dapat mempengaruhi pembelian.
Pecel lele lela jalan Sudirman No.22 Bogor mempromosikan
usahanya pada masyarakat luas melalui papan nama yang berada pada
resto pecel lele lela sudirman. pecel lele lela juga melakukan promosinya
melalui media social (facebook dan twitter), namun promosi ini dilakukan
oleh pihak pusat untuk memperkenalkan setiap cabang pecel lele lela
termasuk pecel lele lela Sudirman,Bogor.
e. Orang (people)

iii
People merupakan aset utama dalam Restoran Pecel Lele Lela,
terlebih lagi people yang merupakan karyawan dengan performance tinggi.
Kebutuhan konsumen
menyebabkan

terhadap karyawan

konsumen

puas

dan

berkinerja tinggi

loyal.

akan

Kemampuan,knowledge

(pengetahuan) yang baik, akan menjadi kompetensi dasar dalam internal
perusahaan dan pencitraan yang baik di luar.
Dalam pelayanannya, pecel lele lela sudirman menjalankan SOP
sesuai dengan yang diterapkan pada pecel lele lela pusat kepada pegawai
dalam bentuk memberikan kata sapaan kepada setiap pelanggan yang
berkunjung ke pecel lele lela.Seperti;”selamat pagi, selamat datang di
pecel lele lela”. Selalu pagi di lele lela, adalah kesan yang timbul saat
menikmati pecel lele lela. Hal ini meruapakan bagian untuk membangun
semangat kepada para pelanggan maupun pegawai pecel lele lela sendiri.
Selain itu pegawai pecel lele lela juga menggunakan seragam (kaos)
sebagai penunjang dalam melayani konsumen.
f. Bukti Fisik (physical evidence)
Bangunan merupakan bagian dari bukti fisik, karakteristik yang
menjadi persyaratan yang bernilai tambah bagi konsumen.Perhatian
terhadap interior, perlengkapan bangunan, termasuk lighting system, dan
tata

ruang

yang

lapang

menjadi

perhatian

penting

dan

dapat

mempengaruhi mood pengunjung.
Dekorasi yang terdapat pada pecel lele lela sudirman mengikuti
SOP yang ditentukan oleh pecel lele lela pusat. Yaitu dengan dekorasi
warna ruangan yang merupakan perpaduan antara warna hijau, kuning dan
putih. Warna yang ditentukan merupakan pencitraan pada pecel lele lela
untuk menciptakan suasan fresh dan meningkatkan mood pengunjung.
Selain itu, pecel lele lela sudirman juga menyediakan tempat yang
nyaman, dengan fasilitas seperti wastafel, toilet, mushola, tv, kipas angin,
serta tempat parkir yang luas.
g. Proses (process)
Dalam proses penyediaan pesanan makanan dari pelanggan, pecel
lele lela melakukan proses produksi/pembuatan pada tempat/ruangan

20
dapur tertutup, sedangkan pada proses penyediaan pesanan minuman dari
pelanggan, pecel lele lela sudirman melakukan proses produksi/pembuatan
pada ruangan yang terbuka seperti yang terlihat pada layout(Lampiran).
Kesimpulan bahwa dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, pecel Lele Lela
dikatakan layak untuk menjalani usahanya karena sudah memenuhi kriteria
aspek pasar dan pemasarannya.
3. Aspek Keuangan
-

Modal usaha pecel lele lela memakai uang pribadi owner dan pinjaman
kepada BPR.

-

Pencatatan keuangan dalam restoran ini dilakukan dengan baik oleh
manajer yang bertugas mencatat dan bertanggung jawab dalam aktivitas
keuangan.

-

Pencatatan dilakukan pada setiap kegiatan seperti produksi, pemasaran,
penjualan, pembelian bahan baku dan lain-lain. Pencatatan ini dilakukan
setiap hari dan akan dilaporkan pada manajer setiap harinya. Sistem
pencatatan keuangan dilakukan menggunakan komputer dan tulis tangan,
untuk sistem pembayaran menggunakan mesin hitung.

4. Aspek Produksi dan Operasi
-

Melakukan kontrol kualitas mulai dari pengadaan bahan baku proses
pengolahan sampai denga penyajian ke meja konsumen dilakukan untuk
menjaga kualitas produk.

-

Sistempenggunaan bahan baku oleh bagian pengolahan masakan
menggunakan pola firstin first out (FIFO) sesuai tanggal produksi yang
tercantum pada bahan baku sehingga diharapkan tidak ada bahan baku
yang habis masa umur pakainya.

-

Untuk efisiensi dan kelancaran tugas memasak, seluruh personil yang
bertugas di dapur bisa memasak menu yang ditawarkan restoran. Setelah
konsumen melakukan order pada waiter/waitress, pesanan diteruskan
pada bagian dapur, kasir dan bartender.Setelah makanan selesai dibuat,
waiter/ waitress akan melakukan pemeriksaan terakhirterhadap daftar
makanan/minuman yang dipesan agar tidak ada kesalahan kemudian akan
mengantarkan kepada pemesannya.

iii
2.3 Penentuan Eksternal Dan Internal Pecel Lele Lela Sudirman
2.3.1 Penentuan Variabel Faktor Eksternal
a) Variabel dan Deskriptor Eksternal
1. Variabel politik, deksriptornya;
-

Kestabilan pemerintahan

-

Kebijakan perkreditan

-

Kebijakan lingkungan hidup

-

Kebijakan mengenai upah

-

Kebijakan penyesuaian harga

-

Kebijakan mengenai keamanan makanan

-

Kebijakan pajak dan tarif

-

Kebijakan mengenai izin usaha

-

Kebijakan mengenai keamanan berusaha

2. Variabel ekonomi, deksriptornya;
-

Pertumbuhan ekonomi

-

Kemudahan mendapatkan dana dan kredit

-

Nilai tukar mata uang

-

Supply tenaga kerja

-

Tingkat Inflasi

-

Pengaruh harga barang

-

Pendapatan perkapitan dan pertumbuhannya

3. Variabel sosial/budaya dan demografi, deksriptornya;
-

Gaya hidup

-

Tingkat konsumerisme

-

Citra merek yang kuat

-

Munculnya pesaing

-

Sikap terhadap kualitas/mutu produk

4. Variabel teknologi, deksriptornya;
-

Kecepatan dalam mengakses informasi

-

Perkembangan teknologi dibidang produksi

-

Ketepatan penggunaan teknologi

-

Perkembangan teknologi dibidang pemasaran

22
-

Temuan teknologi baru

b) Penentuan Variabel Faktor Eksternal
Penentuan variabel faktor eksternal dilakukan berdasarkan teknik
Delphi. Teknik Delphi merupakan Suatu tahapan analisis data yg
dikembangkan oleh Rand Corporation tahun 1950-an
“Delphi technique is forecasting aid based on concensus of a panel
expert”, dimana Teknik Delphi mengembangkan pendapat para ahli
mengenai suatu permasalahan tertentu sampai akhirnya didapat suatu
konsensus mengenai permasalahan tersebut.
c) Klasifikasi Ekspert (Pakar)
Dalam penentuan variabel faktor eksternal dengan menggunakan
teknik delphi, memerlukan beberapa dari Ekspert (pakar). Klasifikasi
ekpert terdiri dari praktisi dan akademisi.
a. Praktisi
Menduduki posisi manajerial di perusahaan danmempunyai wewenang
membuat keputusan strategis.Praktisi yang berperan dalam pengisian
kuesioner yang dilakukan oleh kelompok 1 mengenai pengaruh faktor
eksternal pada resto Pecel Lele Lela berjumlah 5 orang, yang terdiri dari;
-

Manajer Pecel lele lela

-

Penanggung jawab usaha sejenis yaitu; owner pecel lele Malabar,
supervisor resto Dapur Geulis,owner Rumah Makan Malabar, owner
Rumah Makan Djogja.

b. Akademisi
Peneliti, pengamat, konsultanyang memberikan kontribusi penting
kepada organisasi.
Akademisi yang berperan dalam pengisian kuesioner yang dilakukan
oleh kelompok 1 mengenai faktor pengaruh eksternal pada resto pecel
lele lela berjumlah 6 orang. Akademisi yang berperan adalah dosen
Diploma IPB yang terdiri dari;
-

Firman Muhammad Basar (dosen program keahlian gizi)

-

Eddy Setyo M (dosen program keahlian gizi)

-

Elah Nurlaela (dosen program keahlian gizi)

iii
-

Tita Nopitawati, M.Si (dosen program keahlian perikanan)

-

Purana Indrawan (dosen manajemen agribisnis)

-

Rahmat Saleh (dosen akuntansi)

d) Ringkasan Data Dari Kuesioner
Ringkasan data dari kuesioner berisi rata-rata, median atau kuartil
dari jawaban para ahli yang disesuaikan dengan kondisi dan teori untuk
faktor eksternalpada resto Pecel Lele Lela.
Dengan ketentuan Pembobotan nilai jawaban :
Sangat Penting

=5

Penting

=4

Sedang/tidak penting = 3
e) Responden Pakar
Kasus

; resto pecel lele lela sudirman

Wawancara

; 11 orang pakar bidang makanan yang berhasil ditemui

Peneliti

; kelompok 1

1.
2.

Firman Muhammad
Basar
Tita Nopitawati, M.Si

Dosen Diploma IPB Progam Keahlian Gizi

3.

Purana Indrawan

Dosen Diploma IPB Program Keahlian
Perikanan
Dosen Diploma IPB Program Keahlian MAB

4.

Eddy Setyo M

Dosen Diploma IPB Progam Keahlian Gizi

5.

Elah Nurlaela

Dosen Diploma IPB Progam Keahlian Gizi

6.

Rahmat Saleh

7.

Tedy

Dosen Diploma IPB Program Keahlian
Akuntansi
Praktisi manajer Pecel Lele Lela Sudirman

8.

Murti

Praktisi Owner Rumah Makan Malabar

9.

Iwan

PraktisiOwner Rumah Makan Djogja

10. Putri Ferayanti

Praktisi supervisor Resto Dapur Geulis

11. Sudarsono

Praktisi Owner Pecel Lele Malabar

24
Hasil Analisis Gabungan (Setelah Pembobotan)
Variabel dan Deskriptornya
Skor

Kepentingan

a. Kestabilan pemerintahan

4

Penting

b. Kebijakan perkreditan

4

Penting

c. Kebijakan lingkungan hidup

4

Penting

d. Kebijakan mengenai upah

4,5

Sangat Penting

e. Kebijakan penyesuaian harga

4,2

Penting

f. Kebijakan mengenai keamanan makanan

4,7

Sangat Penting

g. Kebijakan pajak dan tarif

4,4

Penting

h. Kebijakan mengenai izin usaha

4,5

Sangat Penting

i. Kebijakan mengenai keamanan berusaha

4,7

Sangat penting

Rata – Rata Skor

4,33

Penting

Variabel dan Deskriptornya

Skor

Kepentingan

a. Pendapatan perkapitan dan pertumbuhannya

4,3

Penting

b. Pengaruh harga barang

4,8

Sangat Penting

c. Tingkat Inflasi

4,4

Penting

d. Supply tenaga kerja

4,3

Penting

e. Nilai tukar mata uang

4,1

Penting

f. Kemudahan mendapatkan dana dan kredit

4,1

Penting

g. Pertumbuhan ekonomi

4,3

Penting

Rata - Rata Skor

4,32

Penting

Variabel dan Deskriptornya

Skor

Kepentingan

a. Kecepatan dalam mengakses informasi

4.3

Penting

b. Perkembangan teknologi dibidang produksi

4,5

Sangat Penting

1. Politik

2. Ekonomi

3. Teknologi

iii
c. Ketepatan penggunaan teknologi

4,2

Penting

d. Perkembangan teknologi dibidang pemasaran

4,5

Sangat penting

e. Temuan teknologi baru

4,2

Penting

4,34

Penting

Skor

Kepentingan

4

Penting

b. Tingkat konsumerisme

4,4

Penting

c. Citra merek yang kuat

4,4

Penting

d. Munculnya pesaing

4,6

Sangat Penting

e. Sikap terhadap kualitas/mutu produk

4,6

Sangat Penting

4

Penting

4,33

Penting

Rata – Rata Skor
Variabel dan Deskriptornya
4. Sosial/Budaya dan Demografi
a. Gaya hidup

f. Trend yang berkembang di masyarakat
Rata – Rata Skor

Skor Tiap Aspek
Masing – masing skor pada setiap aspek di tabel hasil analisis
gabungan di jumlah dan dibagi dengan jumlah keseluruhan skor dan hasil
yang di dapat di hitung dalam bentuk presentase.
Aspek

Skor

Bobot (%)

Politik

4,32

(4.32/17.3) = 24.9

Ekonomi

4,33

(4.33/17.3) = 25

Teknologi

4,34

(4.34/17.3) = 25

Sosial/Budaya&demografi

4,33

(4.33/17.3) = 24.9

Jumlah

17,3

100 %

26
2.3.2 Formulasi Strategi Pecel Lele Lela
1) Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman)
Penentuan eksternal pada pecel lele lela di dasarkan pada teknik
Delphi yang telah dilakukan sebelumnya, berdasarkan pandangan dari
praktisi dan akademisi yang telah berpengalaman dibidangnya. Deskriptor
yang yang terdapat pada eksternal (peluang dan ancaman) di peroleh dari
skor tertinggi dengan tingkat kepentingan “sangat penting” pada masingmasing variabel yang berkaitan dengan keadaan eksternal pecel lele lela
Sudirman saat ini.
a. Peluang (Opportunity)
Variabel sosial/budaya dan demografi
1. (Tingkat konsumerisme dan sikap kualitas mutu)
Meningkatnya kesadaran konsumen tentang manfaat lele bagi kesehatan
2. (Gaya hidup)
Peralihan gaya hidup masyarakat yang cenderung makan diluar
Variabel ekonomi
3. (Supply tenaga kerja)
Tersedianya tenaga kerja
Variabel Teknologi
4. (Perkembangan teknologi dibidang pemasaran)
Kemajuan teknologi dalam informasi, pemanfaatan teknologi informasi
dalam kegiatan pemasaran/promosi.
5. (Perkembangan teknologi dibidang produksi)
Akses teknologi berdampak pada Bahan baku yang mudah didapat.
6. (Kebijakan mengenai keamanan makanan)
Produk aman dan halal dikonsumsi, dan memiliki sertifikat halal.
b. Ancaman (Threat)
Variabel sosial/budaya dan demografi
1. (Munculnya pesaing)
Persaingan usaha sejenis
2. (Trend yang berkembang di masyarakat)
Perubahan selera konsumen

iii
Variabel ekonomi
3. (Pengaruh harga barang)
Kenaikan harga bahan baku
4. (Pertumbuhan ekonomi)
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi, menyebabkan menjamurnya usaha
makanan.
Variabel Lingkungan
5. (Kebijakan lingkungan hidup)
Adanya isu pencemaran lingkungan
6. (Kebijakan mengenai izin usaha)
Tinggi nya biaya perizinan usaha
Variabel Politik
Kenaikan tarif BBM, listrik dan telepon
2) Internal
Penentuan internal pada pecel lele lela di dasarkan pada hasil
wawancara kepada manajer pecel lele lela sudirman pada beberapa aspek
(finansial, manajemen, SDM, produksi serta pasar dan pemasaran) yang
dapat mempengaruhi keadaan internal pecel lele lela sudirman saat ini.
a. Kekuatan (Strenght)
1. Brand Image
2. Tenaga terlatih
Pegawai yang ada di pecel lele lela sudirman sudah terlatih, karena
sebelum masuk menjadi pegawai, dilakukan

training terlebih dahulu,

untuk mendidik para calon pegawai agar lebih terlatih dan siap bekerja
dengan baik.
3. Kelezatan dan cita/varian rasa rasa
4. Kebersihan dan kenyamanan tempat
5. Memiliki lokasi yang strategis
6. Keramahan dan kesopanan karyawan
b. Kelemahan (Weakness)
1. Kegiatan Promosi kurang gencar
2. Pengorganisasian kerja kurang teratur

28
Hal ini disebabkan karena masih ada pekerja yang bertugas merangkap,
pelayan sekaligus menjadi kasir.
3. Tidak ada paket-paket makanan dan diskon khusus
4. Tempat parkir terbatas
Hal ini disebabkan karena frenchise pecel lele lela Sudirman terletak pada
ruko-ruko sehingga penggunaan parkir untuk umum.
5. Kurang menerapkan kemajuan teknologi
Teknologi yang digunakan dalam pengolahan produksi masih tergolong
sederhana/semi modern.
2.3.3Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dan Internal
(external strategic factors analysis summary: EFAS)
Penyusunan matriks EFE
Identifikasi faktor-faktor yang merupakan peluang dan ancaman
-

Pembobotan

terhadap

masing-masing

faktor

berkaitan

dengan

pengaruhnya terhadap faktor strategis, mulai dari 1,00 (sangat penting)
sampai dengan 0,00 (tidak penting). Skor jumlah bobot untuk
keseluruhan faktor adalah 1,00.
-

Penentuan rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruhnya
terhadap kondisi sistem. Nilai rating mulai dari 4 (outstanding) sampai
dengan 1 (poor).

-

Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif (semakin
besarpeluang semakinbesar pula nilai rating yang diberikan), sedangkan
untuk ancaman dilakukan sebaliknya (semakin besar ancaman semakin
kecil nilai rating).

-

Selanjutnya

dilakukan

perkalian

bobot

dengan

rating,

untuk

menentukan skor terbobot untuk masing-masing faktor. Jumlah skor
terbobot menentukan kondisi eksternal sistem. Jika total skor terbobot
≥ 2,5 berarti sistem mampu merespon kondisi eksternal yang ada.
Identifikasifaktor-faktor yang merupakan kekuatan dan kelemahan
-

Pembobotan terhadap masing-masing faktor, mulai dari 1,00 (sangat
penting) sampai dengan 0,00 (tidak penting). Skor jumlah bobot untuk
keseluruhan faktor adalah 1,00.

iii
-

Penentuan rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruhnya
terhadap permasalahan. Nilai rating mulai dari 4 (outstanding) sampai
dengan 1 (poor).

-

Pemberian nilai rating untuk kekuatan bersifat positif (semakin besar
kekuatan semakin besar pula nilai rating yang diberikan), sedangkan
untuk kelemahan dilakukan sebaliknya.

-

Selanjutnya

dilakukan

perkalian

bobot

dengan

rating,

untuk

menentukan skor terbobot untuk masing-masing faktor.
-

Jumlah dari skor terbobot menentukan kondisi internal sistem. Jika
nilai total skor terbobot ≥2,5 berarti kondisi internal sistem memiliki
kekuatan untuk mengatasi situasi.
Penentuan Nilai Bobot Dengan Menggunakan Metode AHP
Penentuan nilai bobot Pecel Lele Lela Sudirman dilakukan dengan
menggunakan matriks banding berpasangan metode AHP (lampiran)
Metode ini digunakan agar nilai bobot yang diperoleh dapat
mengurangi tingkat subjektivitas sehingga hasilnya menjadi lebih objektif.
Tingkat

objektivitas

nilai

bobot

dapat

dilihat

dari

nilai

rasio

inkonsistensinya.
Faktor-faktor Internal Kunci

Bobot

Rating

Nilai
terbobot

Kekuatan :
Brand Image

0.10

4

0.40

Tenaga Terlatih

0.13

3.5

0.45

Kelezatan dan Cita Rasa

0.09

4

0.36

Lokasi Strategis
Kebersihan dan Kenyamanan Tempat

0.05
0.18

4
3

0.19
0.54

Keramahan dan Kesopanan Karyawan

0.18

3.5

0.62

Kegiatan Promosi Kurang Gencar

0.07

1

0.07

Pengorganisasian Kurang teratur

0.07

2

0.15

Tidak Ada Paket Makanan dan Diskon Khusus

0.06

2

0.12

Tempat Parkir Terbatas

0.02

1

0.02

Kurang Menerapkan Kemajuan Teknologi

0.06

1.5

0.09

Kelemahan :

30
Jumlah

1.00

Faktor-Faktor Eksternal Kunci

3.00

Bobot

Rating

Nilai
Terbobot

0.04

3

0.12

0.05

3.5

0.16

0.08
0.04

3
3.5

0.24
0.15

0.06

3

0.18

0.13

4

0.53

0.09
0.01
0.10
0.12

1.5
3
3
2

0.13
0.04
0.31
0.24

0.07
0.07
0.17
1.04

1.5
1.5
2

0.11
0.10
0.35
2.66

Peluang:
Meningkatnya kesadaran konsumen tentang
manfaat lele bagi kesehatan
Peralihan gaya hidup masyarakat yang
cenderung makan diluar
Tersedianya tenaga kerja
Kemajuan teknologi dalam informasi,
pemanfaatan teknologi informasi dalam
kegiatan pemasaran/promosi.
Akses teknologi berdampak pada Bahan baku
yang mudah didapat.
Produk aman dan halal dikonsumsi, dan
memiliki sertifikat halal.
Ancaman:
Kenaikan tarif BBM, listrik dan telepon
Tinggi nya biaya perizinan usaha
Adanya isu pencemaran lingkungan
Meningkatnya pertumbuhan ekonomi,
menyebabkan menjamurnya usaha makanan.
Perubahan selera konsumen
Persaingan usaha sejenis
Kenaikan harga bahan baku
Jumlah

Bagan 2 Formulasi Strategi

iii
BAB III
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil perhitungan EFAS dan IFAS, koordinat dari faktor
internal dan ekstrnal terdapat pada titik (3,00 ; 2,66) yaitu pertumbuhan melalui
integrasi horizontal yang artinya strategi berfokus pada produk. strategi yang
sebaiknya dilakukan oleh Pecel Lele Lela Sudirman adalah dengan menciptakan
varian menu baru, membuat paket paket menu baru dengan diskon khusus. Selain
itu, Pecel Lele Lela Sudirman bisa juga menjalin hubungan kemitraan dengan
usaha makanan atau minuman lainnya untuk memperbanyak varian menu,
sehingga konsumen tidak merasa bosan.

32
LAMPIRAN
Metode AHP
1. Matriks Banding Berpasangan Faktor Internal

Tempat
Parkir
Terbatas

Kurang
Menerapkan
Kemajuan
Teknologi
dalam
pengolahan
produksi

Bobot

Brand
Image

Tenaga
Terlatih

Kelezatan
dan Cita
Rasa

Lokasi
Strategis

Kebersihan
dan
Kenyamanan
Tempat

Keramahan
dan
Kesopanan
Karyawan

Kegiatan
Promosi
Kurang
Gencar

Pengorganisasian
Kurang teratur

Tidak Ada
Paket
Makanan dan
Diskon
Khusus

Brand Image

1

1/3

1/3

3

1/5

1/9

7

3

3

5

2

0.10

Tenaga Terlatih

3

1

3

1/5

1/5

1/7

7

9

5

1

3

0.13

Kelezatan dan Cita Rasa

3

1/3

1

3

1/5

1/5

3

3

3

3

3

0.09

Lokasi Strategis

1/3

5

1/3

1

1/5

1

1/5

1/3

1/3

3

1/3

0.05

Kebersihan dan Kenyamanan
Tempat

5

5

5

5

1

1

1

9

5

5

3

Keramahan dan Kesopanan
Karyawan

9

7

5

1

1

1

1

1/7

7

7

5

1/7

1/7

1/3

5

1

1

1

3

1

2

3

1/3

1/9

1/3

3

1/9

7

1/3

1

4

2

1/5

Tidak Ada Paket Makanan dan
Diskon Khusus

1/3

1/5

1/3

3

1/5

1/7

1

1/4

1

3

5

Tempat Parkir Terbatas

1/5

1

1/3

1/3

1/5

1/7

1/2

1/2

1/3

1

1/3

Kurang Menerapkan Kemajuan
Teknologi dalam pengolahan
produksi

½

1/3

1/3

3

1/3

1/5

1/3

5

1/5

3

1

Kegiatan Promosi Kurang
Gencar
Pengorganisasian Kurang
Teratur

0.18
0.18
0.07
0.07
0.06
0.02
0.06

Total

1.00

iii
2. Matrik Banding Berpasangan Faktor Eksternal

Komponen

Meningkatnya
kesadaran
konsumen tentang
manfaat lele bagi
kesehatan
Peralihan gaya
hidup masyarakat
yang cenderung
makan diluar
Tersedianya
tenaga kerja
Kemajuan
teknologi dalam
informasi
Akses teknologi
berdampak pada
Bahan baku yang
mudah didapat
Produk aman dan
halal dikonsumsi,
dan memiliki
sertifikat halal
Kenaikan tarif
BBM, listrik dan
telepon
Tinggi nya biaya
perizinan usaha
Adanya isu
pencemaran
lingkungan

Kemajuan
teknologi
dalam
informasi

Akses
teknologi
berdampak
pada Bahan
baku yang
mudah didapat

Produk
aman dan
halal
dikonsumsi,
dan
memiliki
sertifikat
halal

Kenaikan
tarif BBM,
listrik dan
telepon

Tinggi nya
biaya
perizinan
usaha

1/3

2

1/3

1/5

1/5

1

1/5

1/5

5

1/7

3

5

1

3

1/2

½

5

1/3

1

3

1/5

2

5

7

5

Meningkatnya
kesadaran
konsumen tentang
manfaat lele bagi
kesehatan

Peralihan gaya
hidup
masyarakat
yang
cenderung
makan diluar

Adanya isu
pencemaran
lingkungan

Meningkatnya
pertumbuhan
ekonomi,
menyebabkan
menjamurnya
usaha makanan

Perubahan
selera
konsumen

Persaingan
usaha
sejenis

Kenaikan
harga
bahan
baku

Bobot

1

3

3

1/3

1/4

3

1/4

1/5

0.04

1/3

1/3

3

1/5

5

1/4

1/3

1/7

0.05

1/3

1/2

5

1/3

3

1/3

5

1/3

0.08

1/2

1/3

1/3

3

1/5

3

1/3

1/2

1/5

0.04

2

1

1

5

3

1/7

3

1/3

1/3

1/4

0.06

3

3

1

1

4

3

1/3

5

5

3

5

0.13

3

2

3

1/5

1/4

1

9

5

1/3

1/5

1/3

1/9

0.09

1/3

1/3

1/5

1/3

1/3

1/3

1/9

1

1/5

1/3

1/3

1/7

1/9

0.01

3

5

3

5

7

3

1/5

5

1

3

1/2

1/4

1/5

0.10

Tersedianya
tenaga kerja

34
Meningkatnya
pertumbuhan
ekonomi,
menyebabkan
menjamurnya
usaha makanan
Perubahan selera
konsumen
Persaingan usaha
sejenis
Kenaikan harga
bahan baku

4

1/5

1/3

1/3

1/3

1/5

3

1/3

1/3

1

1/5

1/3

1/7

0.03

1/3

4

3

3

3

1/5

5

1/3

2

5

1

5

9

0.12

4

3

1/5

2

3

1/3

3

1/7

4

3

1/5

1

1/5

5

7

3

5

4

1/5

9

9

5

7

1/9

5

1

Total

0.07
0.17
1.00

iii
Tabel Matriks SWOT
Setelah menganalisis aspek internal eksternal, dan melihat juga dari hasil IFAS dan EFAS maka strategi yang bisa dilakukan adalah
sebagai berikut :
Strength (S)
1. Brand Image

1. Kegiatan Promosi kurang gencar

2. Tenaga terlatih

2. Pengorganisasian kerja kurang teratur

3. Kelezatan dan cita/varian rasa rasa

INTERNAL

Weaknesses (W)

3. Tidak ada paket-paket makanan dan

4. Kebersihan dan kenyamanan tempat
EKSTERNAL

5. Memiliki lokasi yang strategis
6.Keramahan

dan

diskon khusus
4. Tempat parkir terbatas

kesopanan 5. Kurang

karyawan

menerapkan

kemajuan

teknologi

Oppurtunities (O)

Strategi SO

Strategi WO

1. Konsumerisme

a.Menciptakan variasi menu baru

a. Melakukan promosi sendiri melalui

2. Gaya hidup

b. Memanfaatkan teknologi untuk internet, penyebaran leaflet, dan radio

3. Supply tenaga kerja)

meningkatkan

mutu

layanan

dan lokal

4. Meningkatnyakesadaran konsumen keamanan pangan

b. Membuat paket hemat dan pemberian

tentang manfaat lele bagi kesehatan

diskon

c. Meningkatkan layanan

5. Peralihan gaya hidup masyarakat
yang cenderung makan diluar
6. Tersedianya tenaga kerja

36
7. Kemajuan teknologi dalam
informasi,
pemanfaatan teknologi
informasi
dalam
kegiatan
pemasaran/promosi.
8. Akses teknologi berdampak pada
Bahan baku yang mudah didapat.
9. Produk aman dan halal dikonsumsi,
dan memiliki sertifikat halal.

Threats (T)

Strategi ST

Strategi WT

1. Tinggi nya biaya perizinan usaha
2. Kenaikan tarif BBM, listrik dan
telepon
3. Adanya isu pencemaran lingkungan
4. Meningkatnya pertumbuhan
ekonomi, menyebabkan menjamurnya
usaha makanan.
5. Perubahan selera konsumen
6. Persaingan usaha sejenis
7. Kenaikan harga bahan baku

a. Menjaga brand image

a. Memanfaatkan kemajuan teknologi

b.

Konsisten

mempertahankan untuk efisiensi dan peningkatan mutu

kelezatan dan cita rasa

produk dan pelayanan.

c. Mengoptimalkan layanan kepada b. Mrningkatkan koordinasi kerja antar
konsumen

karyawan.
c.

Menjalin

hubungan

baik

dengan

lingkungan

iii
38
iii

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalContoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Lailiya NR
 
Proposal studi kelayakan_bisnis_cafe
Proposal studi kelayakan_bisnis_cafeProposal studi kelayakan_bisnis_cafe
Proposal studi kelayakan_bisnis_cafe
20risman
 

La actualidad más candente (20)

Peramalan Forecasting
Peramalan ForecastingPeramalan Forecasting
Peramalan Forecasting
 
Manajemen Strategis - Grand strategy matrix
Manajemen Strategis - Grand strategy matrixManajemen Strategis - Grand strategy matrix
Manajemen Strategis - Grand strategy matrix
 
Contoh rantai pasok
Contoh rantai pasokContoh rantai pasok
Contoh rantai pasok
 
IFAS dan EFAS.doc
IFAS dan EFAS.docIFAS dan EFAS.doc
IFAS dan EFAS.doc
 
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlalContoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
Contoh perusahaan nasional, internasional, multinasional, globlal
 
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
Studi Kelayakan Bisnis (Kedai Kopi Bang Ben)
 
Manajemen Strategis Internasional
Manajemen Strategis InternasionalManajemen Strategis Internasional
Manajemen Strategis Internasional
 
Analisis SWOT and Matrix Space PT Indofood
Analisis SWOT and Matrix Space PT IndofoodAnalisis SWOT and Matrix Space PT Indofood
Analisis SWOT and Matrix Space PT Indofood
 
SALURAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
SALURAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN RANTAI PASOKANSALURAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
SALURAN PEMASARAN DAN MANAJEMEN RANTAI PASOKAN
 
Proposal studi kelayakan_bisnis_cafe
Proposal studi kelayakan_bisnis_cafeProposal studi kelayakan_bisnis_cafe
Proposal studi kelayakan_bisnis_cafe
 
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyekCPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
CPM (Network Planning CPM) - Manajemen proyek
 
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen MutuSejarah Perkembangan Manajemen Mutu
Sejarah Perkembangan Manajemen Mutu
 
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isiKata pengantar, abstrak dan daftar isi
Kata pengantar, abstrak dan daftar isi
 
Teori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasiTeori pendugaan statistik presentasi
Teori pendugaan statistik presentasi
 
Proposal Business Plan - business
Proposal Business Plan - businessProposal Business Plan - business
Proposal Business Plan - business
 
Penerapan decision support system dalam perusahaan
Penerapan decision support system dalam perusahaanPenerapan decision support system dalam perusahaan
Penerapan decision support system dalam perusahaan
 
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSSPanduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
Panduan Lengkap Analisis Statistika dengan Aplikasi SPSS
 
Contoh Review Jurnal
Contoh Review JurnalContoh Review Jurnal
Contoh Review Jurnal
 
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurnaPerbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
Perbedaan pasar monopoli dan pasar persingan sempurna
 
Modul kuliah manajemen strategi
Modul kuliah manajemen strategiModul kuliah manajemen strategi
Modul kuliah manajemen strategi
 

Similar a Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

Tugas UAS Manajemen Strategi Lela
Tugas UAS Manajemen Strategi LelaTugas UAS Manajemen Strategi Lela
Tugas UAS Manajemen Strategi Lela
lela monika
 
Konsep-MANAJEMEN-dlm-AGRIBISNIS-Perikanan samb..pptx
Konsep-MANAJEMEN-dlm-AGRIBISNIS-Perikanan samb..pptxKonsep-MANAJEMEN-dlm-AGRIBISNIS-Perikanan samb..pptx
Konsep-MANAJEMEN-dlm-AGRIBISNIS-Perikanan samb..pptx
ssuser27c05a
 
Sm,winarsih,hapzi ali,analisis lingkungan eksternal,universitas mercu buana,2...
Sm,winarsih,hapzi ali,analisis lingkungan eksternal,universitas mercu buana,2...Sm,winarsih,hapzi ali,analisis lingkungan eksternal,universitas mercu buana,2...
Sm,winarsih,hapzi ali,analisis lingkungan eksternal,universitas mercu buana,2...
Wina Winarsih
 
Program pelatihan kewirausahaan
Program pelatihan kewirausahaanProgram pelatihan kewirausahaan
Program pelatihan kewirausahaan
patuari
 

Similar a Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS) (20)

MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA
MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMAMANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA
MANAJEMEN STRATEGIK UNIVERSITAS NAROTAMA
 
Proposal cemilan olos
Proposal cemilan olosProposal cemilan olos
Proposal cemilan olos
 
Proposal Kewirausahaan
Proposal KewirausahaanProposal Kewirausahaan
Proposal Kewirausahaan
 
Tugas UAS Manajemen Strategi Lela
Tugas UAS Manajemen Strategi LelaTugas UAS Manajemen Strategi Lela
Tugas UAS Manajemen Strategi Lela
 
Konsep-MANAJEMEN-dlm-AGRIBISNIS-Perikanan samb..pptx
Konsep-MANAJEMEN-dlm-AGRIBISNIS-Perikanan samb..pptxKonsep-MANAJEMEN-dlm-AGRIBISNIS-Perikanan samb..pptx
Konsep-MANAJEMEN-dlm-AGRIBISNIS-Perikanan samb..pptx
 
01, sm, achmad fajriansyah, prof. dr. hapzi ali, ir, mm, cma, mpm, strategic ...
01, sm, achmad fajriansyah, prof. dr. hapzi ali, ir, mm, cma, mpm, strategic ...01, sm, achmad fajriansyah, prof. dr. hapzi ali, ir, mm, cma, mpm, strategic ...
01, sm, achmad fajriansyah, prof. dr. hapzi ali, ir, mm, cma, mpm, strategic ...
 
KELOMPOK 3_MANAJEMEN EKSPOR IMPOR ekonomi.docx
KELOMPOK 3_MANAJEMEN EKSPOR IMPOR ekonomi.docxKELOMPOK 3_MANAJEMEN EKSPOR IMPOR ekonomi.docx
KELOMPOK 3_MANAJEMEN EKSPOR IMPOR ekonomi.docx
 
Proposal bisnispedangtelur
Proposal bisnispedangtelurProposal bisnispedangtelur
Proposal bisnispedangtelur
 
Sm,winarsih,hapzi ali,analisis lingkungan eksternal,universitas mercu buana,2...
Sm,winarsih,hapzi ali,analisis lingkungan eksternal,universitas mercu buana,2...Sm,winarsih,hapzi ali,analisis lingkungan eksternal,universitas mercu buana,2...
Sm,winarsih,hapzi ali,analisis lingkungan eksternal,universitas mercu buana,2...
 
Fungsi Management Industri
Fungsi Management IndustriFungsi Management Industri
Fungsi Management Industri
 
Identifikasi lingkungan bisnis ppt
Identifikasi lingkungan bisnis pptIdentifikasi lingkungan bisnis ppt
Identifikasi lingkungan bisnis ppt
 
Laporan role model komplit adiza
Laporan role model komplit adizaLaporan role model komplit adiza
Laporan role model komplit adiza
 
Pasca Panen Udang
Pasca Panen UdangPasca Panen Udang
Pasca Panen Udang
 
7 usaha, mayriana, hapzi ali, proposal bisnis, universitas mercu buana, 2018
7 usaha, mayriana, hapzi ali, proposal bisnis, universitas mercu buana, 20187 usaha, mayriana, hapzi ali, proposal bisnis, universitas mercu buana, 2018
7 usaha, mayriana, hapzi ali, proposal bisnis, universitas mercu buana, 2018
 
Training Pelayanan Prima
Training Pelayanan Prima Training Pelayanan Prima
Training Pelayanan Prima
 
Program pelatihan kewirausahaan
Program pelatihan kewirausahaanProgram pelatihan kewirausahaan
Program pelatihan kewirausahaan
 
Bab vi mengelola perusahaan bisnis oleh stephanie tepp
Bab vi mengelola perusahaan bisnis oleh stephanie teppBab vi mengelola perusahaan bisnis oleh stephanie tepp
Bab vi mengelola perusahaan bisnis oleh stephanie tepp
 
Pengelolaan Kualitas Makalah Indonesia
Pengelolaan Kualitas Makalah IndonesiaPengelolaan Kualitas Makalah Indonesia
Pengelolaan Kualitas Makalah Indonesia
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Proposal Usaha Angkringan
Proposal Usaha AngkringanProposal Usaha Angkringan
Proposal Usaha Angkringan
 

Más de Dian Anggita

Perencanaan Bisnis Keripik Ubi
Perencanaan Bisnis Keripik UbiPerencanaan Bisnis Keripik Ubi
Perencanaan Bisnis Keripik Ubi
Dian Anggita
 
“Analisi Proses Keputusan Pembelian Terhadap Produk Mie Instan”
“Analisi Proses Keputusan Pembelian Terhadap Produk Mie Instan”“Analisi Proses Keputusan Pembelian Terhadap Produk Mie Instan”
“Analisi Proses Keputusan Pembelian Terhadap Produk Mie Instan”
Dian Anggita
 
Bab vii rencana pembiayaan (financial plan)
Bab vii rencana pembiayaan (financial plan)Bab vii rencana pembiayaan (financial plan)
Bab vii rencana pembiayaan (financial plan)
Dian Anggita
 
Bab vi perencanaan organisasi bisnis
Bab vi perencanaan organisasi bisnisBab vi perencanaan organisasi bisnis
Bab vi perencanaan organisasi bisnis
Dian Anggita
 
Bab v rencana produksi
Bab v rencana produksiBab v rencana produksi
Bab v rencana produksi
Dian Anggita
 
Bab IV rencana pemasaran
Bab IV rencana pemasaranBab IV rencana pemasaran
Bab IV rencana pemasaran
Dian Anggita
 
Bab III analisis kondisi perusahaan
Bab III analisis kondisi perusahaanBab III analisis kondisi perusahaan
Bab III analisis kondisi perusahaan
Dian Anggita
 

Más de Dian Anggita (8)

Perencanaan Bisnis Keripik Ubi
Perencanaan Bisnis Keripik UbiPerencanaan Bisnis Keripik Ubi
Perencanaan Bisnis Keripik Ubi
 
“Analisi Proses Keputusan Pembelian Terhadap Produk Mie Instan”
“Analisi Proses Keputusan Pembelian Terhadap Produk Mie Instan”“Analisi Proses Keputusan Pembelian Terhadap Produk Mie Instan”
“Analisi Proses Keputusan Pembelian Terhadap Produk Mie Instan”
 
Bab vii rencana pembiayaan (financial plan)
Bab vii rencana pembiayaan (financial plan)Bab vii rencana pembiayaan (financial plan)
Bab vii rencana pembiayaan (financial plan)
 
Bab vi perencanaan organisasi bisnis
Bab vi perencanaan organisasi bisnisBab vi perencanaan organisasi bisnis
Bab vi perencanaan organisasi bisnis
 
Bab v rencana produksi
Bab v rencana produksiBab v rencana produksi
Bab v rencana produksi
 
Bab IV rencana pemasaran
Bab IV rencana pemasaranBab IV rencana pemasaran
Bab IV rencana pemasaran
 
Bab III analisis kondisi perusahaan
Bab III analisis kondisi perusahaanBab III analisis kondisi perusahaan
Bab III analisis kondisi perusahaan
 
Pengaruh keluarga terhadap perilaku konsumen
Pengaruh keluarga terhadap perilaku konsumenPengaruh keluarga terhadap perilaku konsumen
Pengaruh keluarga terhadap perilaku konsumen
 

Último

.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 

Último (20)

PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptxPPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
PPT PENDIDIKAN KELAS RANGKAP MODUL 3 KELOMPOK 3.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
RENCANA & Link2 Materi Pelatihan_ "Teknik Perhitungan TKDN, BMP, Preferensi H...
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptxPrakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
Prakarsa Perubahan dan kanvas ATAP (1).pptx
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptxPPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
PPT MODUL 6 DAN 7 PDGK4105 KELOMPOK.pptx
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 

Analisis SWOT Pecel Lele Lela (EFAS dan IFAS)

  • 1. Laporan Praktikum Hari,Tanggal : Selasa, 07 Januari 2013 M.K. Manajemen Strategi Dosen : Sanitianing ANALIS SWOT FRENCHISE PECEL LELE LELA “Frenchise Lele Lela” Jln. Sudirman No.22 Bogor Disusun oleh: Kelompok 1 1. Desty Dwi Anandya J3J111130 2. Dian Anggita J3J111188 3. Maria Fransisca Saragih J3J211244 4. M. Rusydi Hasibuan J3J111021 5. Mandala syaputra J3J111034 PROGRAM KEAHLIAN MANAJEMEN AGRIBISNIS PROGRAM DIPLOMA INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2013
  • 2. PRAKARTA Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, dan atas segala Rahmat dan Karunia-Nya, kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya. laporan ini dimaksudkan untuk mempermudah memahami tentang “Analis Swot Frenchise Pecel Lele Lela”. Kelompok kami mengucapkan terima kasih kepada dosen Manajemen Strategi yang telah membantu dalam pembelajaran, sehingga pengerjaan laporan ini dapat terselesaikan. Dalam penyusunan laporan ini, tentu kami masih terdapat kekurangan dan kesalahan, oleh sebab itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi tercapai kesempurnaan dalam laporan ini. Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan dan membacanya dalam kegiatan belajar mengajar guna peningkatan ilmu pengetahuan terutama dalam mata kuliah Manajemen Strategi. ii
  • 3. DAFTAR ISI DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1 1.2 Tujuan ............................................................................................................ 1 1.3 Metode Pengumpulan Data ........................................................................... 1 BAB II PEMBAHASAN ........................................................................................ 2 2.1 Profil Frenchise Pecel Lele Lela Sudirman................................................... 2 2.2 Lingkungan Ekstrenal Dan Internal............................................................... 3 2.3 Penentuan Eksternal Dan Internal Pecel Lele Lela Sudirman ........................ 22 iii
  • 4.
  • 5. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities), dan ancaman (threats) dalam suatu proyek atau suatu spekulasi bisnis. Keempat faktor itulah yang membentuk akronim SWOT (strengths, weaknesses, opportunities, dan threats). Proses ini melibatkan penentuan tujuan yang spesifik dari spekulasi bisnis atau proyek dan mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang mendukung dan yang tidak dalam mencapai tujuan tersebut. Analisis SWOT dapat diterapkan dengan cara menganalisis dan memilah berbagai hal yang mempengaruhi keempat faktornya, kemudian menerapkannya dalam gambar matrik SWOT, dimana aplikasinya adalah bagaimana kekuatan (strengths) mampu mengambil keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities) yang ada, bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mencegah keuntungan (advantage) dari peluang (opportunities)yang ada, selanjutnya bagaimana kekuatan (strengths) mampu menghadapi ancaman (threats) yang ada, dan terakhir adalah bagaimana cara mengatasi kelemahan (weaknesses) yang mampu membuat ancaman (threats) menjadi nyata atau menciptakan sebuah ancaman baru. 1.2 Tujuan 1. Mahasiswa mampu memahami variabel dan deskriptor yang mempengaruhi pada setiap kasus yang ada. 2. Mahasiswa mampu merumuskan formulasi strategi pada suatu kasus perusahaan. 1.3 Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data diperoleh dari data primer dan sekunder, Data primer berupa wawancara dengan melakukan penyebaran kuesioner kepada praktisi dan akademisi dengan menggunakan teknik Delphi. Sedangkan data sekunder untuk melengkapi laporan, berupa teori yang diperoleh dari handout Manajemen Strategi. iii
  • 6. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Profil Frenchise Pecel Lele Lela Sudirman 1. Sejarah Pendirian Bentuk kepemilikan pecel lele lela secara keseluruhan adalah PT Lele Lela Internasional yang berada di Jakarta. Dalam pengembangan usahanya pendiri pecel lele lela mencari owner yang bersedia membeli franchise miliknya untuk dapat mengembangkannya menjadi cabang pecel lele lela di berbagai daerah. Pembentukan cabang Pecel lele lela Jln Sudirman Bogor berawal dari franchise yang dibeli oleh owner dari pendiri pecel lele lela pusat yaitu Rangga Umara pada tahun 2009. Merek, resep menu utama, desain resto, SOP pelaksanaan diperoleh langsung dari pendiri pecel lele lela. Pemilik/ownerfranchise pecel lele lela membentuk struktur organisasi untuk menjalankan kegiatan usahanya agar berjalan dengan lancar.Pemilik membentuk manajer, yang dipilih sesuai dengan syarat yang telah ditentukan. Pemilik melakukan training kepada manajer, dimana training dilakukan langsung oleh pecel lele lela yang ada dipusat di Jakarta. Kemudian manajer membentuk karyawan sesuai dengan syarat penerimaan yang telah ditentukan dan di training langsung ditempat resto pecel lele lela Jln Sudirman no.22 Bogor. 2. Bentuk Organisasi Bentuk organisasi pecel lele lela sudirman adalah organisasi garis/lini. Organisasi lini adalah organisasi yang semata-mata memiliki hubungan wewenang lini dalam organisasinya. Dimana; - Hubungan antara atasan dan bawahan masih bersifat langsung melalui suatu garis wewenang - Jumlah karyawan tidak terlalu banyak - Pucuk pimpinannya adalah pemilik usaha 3. Struktur Organisasi Dari ukuran yang belum terlalu besar maka struktur organisasi Pecel Lele Lela di Jln Sudirman No 22 Bogor hanya meliputi 2
  • 7. owner/pemilik, manajer, dan satu level dibawahnya yaitu karyawan yang terdiri dari koki, pelayan, dan kasir. Owner/Pemilik Manajer Restoran delivery Crew Waiters/waiterss cashier (staf Pengantar) chef (koki) (pelayan) (kasir) Bagan 1 struktur organisasi 4. Visi dan Misi Visi  Menjadi Brand Nasional dan Pemimpin pasar usaha pecel lele modern di Indonesia  Menjadi Brand Nasional kebanggaan Indonesia, dan memberikaan manfaat yang seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat, mitra usaha dan karyawan  Membawa makanan tradisional khas Indonesia pada dunia internasional Misi  Menyediakan berbagai variasi produk hidangan lele yang enak dan unik  Memberikan kualitas pelayanan yang sangat baik, dengan mengutamakan QSV = Quality, Service & Value  Senantiasa berinovasi dan meningkatkan kualitas pelayanan untuk memaksimalkan kepuasan pelanggan dan mitra usaha. 2.2 Lingkungan Ekstrenal Dan Internal 2.2.1 Lingkungan Eksternal Analisis lingkungan eksternal mencakup pemahaman berbagai faktor di luar perusahaan yang mengarah pada munculnya kesempatan bisnis/ bahkan ancaman bagi perusahaan. Di dalam analisis lingkungan eksternal berupaya memilah permasalahan global yang dihadapi perusahaan dalam iii
  • 8. bentuk, fungsi dan keterkaitan antar bagian. Bagi pengembangan strategi, analisis ini di butuhkan tidak hanya terbatas pada rincian analisis kesempatan dan ancaman saja tetapi juga untuk menentukan dari mana dan untuk apa hasil analisis itu di pergunakan. Oleh karena itu manajer puncak membutuhkan diagnosis lebih lanjut atas hasil analisis lingkungan eksternal. Istilah lingkungan bisnis memiliki yang luas karena menunjukkan seluruh pengaruh eksternal terhadap organisasi (Kuncoro, 2006). Lingkungan eksternal yang dihadapi oleh perusahaan sifatnya tidak dapat diprediksi dengan tetap dan cepat sekali mengalami perubahan. Ada banyak faktor eksternal yang mempengaruhi pilihan arah dan tindakan suatu perusahaan dan pada akhirnya struktur organisasi serta proses internalnya. Menurut Jauch dan Gluech (1999), analisis lingkungan eksternal adalah suatu proses yang digunakan perencana dalam menentukan peluang ancaman terhadap perusahaan. Analisis Faktor Eksternal Pecel Lele Lela Sudirman 1. Lingkungan Mikro Bahan baku lele, ayam, beras dan es batu dipasok oleh pemasok langganan dengan standar mutu dan harga yang telah disepakati. Untuk sayur, bahan-bahan minuman dan bumbu utama masakan dibelanjakan sendiri di pasar. Rata-rata kebutuhan lele hidup per hari sebanyak 250 ekor ditampung dalam bak penampungan ukuran panjang 1,5 m x Lebar 0,5 m x Tinggi 1 m. Lele yang dipergunakan dengan ukuran rata-rata 2 ons per ekor. Selama ini belum pernah terjadi keterlambatan pengiriman maupun pasokan terputus. Sasaran pelanggan adalah golongan pendapatan kelas menengah keatas, karena suasana tempat dan mutu produk yang berkualitas baik. Konsumen yang berkunjung pun mengatakan tidak mempermasalahkan harga, yang penting mutu produk dan Kenya-manan tempat dipertahankan atau ditingkatkan lagi. Pesaing ketat yaitu restoran sejenis seperti pedagang pecel lele tenda yang berjualan di pinggir jalan sekitar lokasi dan restoran-restoran di sekitar lokasi Sudirman yang menawarkan produk berbeda dan unik untuk menarik minat konsumen. 4
  • 9. 2. Lingkungan Makro Tingginya tingkat inflasi dan kenaikan harga BBM di Indonesia, menyebabkan kenaikan harga bahan baku berdampak pada naiknya biaya produksi. Kondisi perekonomian di Indonesia dapat mempengaruhi perkembangan restoran, khususnya di Jakarta. Perkembangan teknologi yang telah dilakukan antara lain di bidang komunikasi, yaitu penggunaan telepon. Telepon dimanfaatkan dengan baik oleh perusahaan dalam melakukan transaksi khususnya untuk pembeli-an dan penjualan. Pembelian dikaitkan dengan transaksi terhadap pemasok sementara pen-jualan dikaitkan dengan konsumen yang melakukan pembelian melalui pesan antar (delivery order atau DO). Perkembangan teknologi lainnya yang telah dilakukan restoran dalam hal keuangan adalah dengan menggunakan laptop untuk mencatat dan menghitung aliran kas masuk maupun keluar. Pemanfaatan teknologi dalam produksi antara lain dengan menggunakan mixer (mesin pengaduk adonan), blender (penghancur dan pengaduk makanan) danlain-lain. Diharapkan dengan adanya beberapa alat tersebut dapat mempermudah dan mempercepat dalam proses produksi. Pecel Lele Lela telah mendapat sertifikasi halal dari LP POM MUI, sehingga dengan demikian semua produk yang dihasilkan dijamin kehalalannya. Dalam melaksanakan usahanya, restoran ini telah memenuhi persyaratan yang ditetapkan yaitu telah memiliki Surat Izin Usaha Perdagangan (SIUP), memiliki akta notaris, Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), memperoleh izin dari Instansi terkait. Gaya hidup masyarakat modern cenderung konsumtif dan sering beraktivitas di luar rumah menyebabkan peningkatan permintaan akan produk makanan jadi. Peningkatan permintaan makanan ini juga diiringi dengan perubahan orientasi terhadap makanan yang semula hanya bersifat sebagai pemuas kebutuhan konsumsi menjadi bersifat peningkatan harga diri (prestige). 3. Lingkungan Industri Kemampuan pendatang baru, baik dari segi keuangan, format bisnis maupun teknologi banyak yang lebih baik. Hal ini menimbulkan persepsi konsumen mengenai mutu produk pendatang baru sangat baik dan dapat iii
  • 10. menjadi ancaman bagi restoran. Adanya inovasi, diferensiasi dan diversifikasi produk, serta didukung dengan kualitas dan kuantitas produk, serta pelayanan yang baik,mutlaksangat diperlukan untuk membedakan Restoran Pecel Lele Lela Cabang Sudirman, dengan restoran lainnya. Hidangan lele yang menjadi produk andalan dapat digantikan dengan produk lainnya yang dianggap lebih sehat dan prestisius. Dengan adanya isu mengenai cara budidaya lele yang jorok dan makanan kelas rendah dapat mengakibatkan persepsi negatif konsumen tentang hidangan pecel lele, sehingga dengan mudah konsumen berpindah ke restoran lain yang menawarkan produk dengan mutu dan harga lebih bersaing. Kekuatan tawar menawar pemasok di Restoran Pecel Lele Lela ini lemah dibandingkan pihak restoran. Restoran menggunakan bahan baku yang mudah diperoleh dari pemasok lokal di wilayah Bogor, sehingga restoran dapat mencari pemasok lainnya, jika mutu bahan baku yang diberikan pemasok menurun atau memberikan harga tinggi. Hubungan dengan pemasok terjalin baik, karena tidak pernah terjadi permasalahan dalam hal mutu produk, man bahan baku. Hubungan yang baik juga akan menguntungkan pemasok, karena dalam suatu sistem agribisnis ikan lele, terjaminnya pasokan dan kepastian pemasaran dari produk yang dihasilkan merupakan salah satu kunci yang sangat berperan dalam menjamin kesuksesan dan kesinambungan usaha (Nugroho, 2007). Kekuatan tawar menawar pembeli yang kuat akan mengakibatkan adanya persaingan usaha restoran di Jakarta meningkat, sehingga konsumen memiliki banyak alternatif dalam pemenuhan kebutuhan pangan. Hal ini akan berpengaruh pada kinerja restoran dalam menghasilkan laba. Berdasarkan kenyataan yang ada, maka diferensiasi dan diversifikasi produk merupakan salah satu hal penting yang harus dilaksanakan. Keberagaman jenis masakan dan keunikan cita rasa sebagai alternatif konsumen dalam memilih menu makanan, sehingga konsumen tidak pindah ke restoran lain. Strategi produk dan harga yang dibuat oleh pihak restoran memiliki pengaruh yang besar dalam persaingan antar industri sejenis. Pada 6
  • 11. dasarnya konsumen ingin mendapatkan produk bermutu, tetapi dengan harga terjangkau. Pihak restoran dalam mengatasi perma-salahan ini, dapat melakukan pengembangan produk untuk mencegah kejenuhan konsumen yangada dan juga untuk meraih pangsa pasar yang baru. Faktor Eksternal Yang Mempengaruhi Pecel Lele Sudirman 1. Faktor Ekonomi Kondisi ekonomi suatu daerah atau negara dapat mempengaruhi iklim berbisnis suatu perusahaan. Semakin buruk kondisi ekonomi, semakin buruk pula iklim berbisnis. Oleh karena itu, pemerintah dan seluruh lapisan masyarakat hendaknya bersama-sama mempertahankan bahkan meningkatkan kondisi ekonomi daerahnya menjadi lebih baik lagi agar perusahaan dapat bergerak maju dalam usahanya. Beberapa faktor kunci yang perlu diperhatikan dalam menganalisis kondisi ekonomi suatu daerah atau Negara adalah siklus bisnis, ketersediaan energi, inflasi, suku bunga, investasi, harga-harga produk dan jasa, pertumbuhan ekonomi, pendapatan perkapita. Ancaman a. Inflasi Inflasi yang menyebabkan kenaikan harga barang, artinya kenaikan harga barang akan mempengaruhi usaha pecel lele lela. Misalnya bahan pokok seperti beras dan bahan lain juga akan ikut naik dan tentu akan berpengaruh terhadap usaha lele lela dimana menyebabkan produsen mau tidak mau harus menaikan harga produk yang dijual atau memilih mengurangi porsi makanan yang dijual. a. Perubahan nilai tukar (melemahnya nilai rupiah) Berdasarkan data Setneg (2008-2012), Pelemahan nilai tukar rupiah yang semakin berlanjut pada awal tahun 2013 hingga mendekati Rp.10.000/US$ di satu sisi membuat harga produk ekspor Indonesia bertambah kompetitif dan di sisi lain dapat menahan pembelian domestik terhadap produk impor yang harganya semakin tinggi. Namun nilai tukar rupiah harus dijaga agar tidak menembus angka psikologis tersebut mengingat kondisi perekonomian ke depan masih dibayang- iii
  • 12. bayangi dengan ancaman kenaikan harga minyak dunia. Melemahnya nilai tukar tersebut akan berpengaruh terhadap usaha lele lela. b. Pengaruh harga barang Perekonomian yang mengancam kenaikan harga BBM, akan mengakibatkan harga barang lain juga ikut meningkat, sehingga hal ini akan mempengaruhi biaya variable usaha lela menjadi meningkat. Peluang c. Pendapatan perkapita Berdasarkan data setnag (2008-2012), Peningkatan pendapatan per kapita menjadi US$ 3.660 membuat Indonesia masuk ke dalam kategori negara berpendapatan menengah, hal ini dapat menjadi peluang bagi usaha lela, karena pendapatan menigkat menjadi menengah ke atas, kemungkinan akan meningkatkan permintaan pecel lele lela juga. d. Supply tenaga kerja Adanya Peningkatan pendapatan per kapita mengharuskan untuk mampu menghasilkan produktivitas yang lebih tinggi dengan memanfaatkan modal fisik dan sumber daya manusia terampil, hal ini juga akan menyebabkan Meningkatnya persaingan di dunia pekerjaan, namun ini dapat menjadi peluang bagi usaha lela, untuk lebih mudah mendapakan tenaga kerja yang terampil. e. Pertumbuhan Ekonomi Berdasarkan dari data BPS, pertumbuhan ekonomi Indonesia 2012 mengalami peningkatan sebesar 6,5 % disbanding tahun sebelumnya. Hal ini akan menjadi peluang bagi usaha lela untuk dapat mengembangkan usahanya. 2. Faktor Politik Peluang a. Kestabilan pemerintahan Kestabilan pemerintah merupakan faktor yang berpengaruh, karena kestabilan pemerintah merupakan ukuran mutlak terhadap indikator indikator lain dalam suatu negara. Kestabilan bisa berpengaruh dalam 8
  • 13. hal ekonomi, dalam hal politik, maupun hal lain yang turut berpengaruh dalam suatu usaha termasuk usaha pecel lele lela ini. b. Kebijakan perkreditan Kebijakan perkreditan berpengaruh disaat usaha lele lela membutuhkan modal tambahan, dan salah satu yang bisa dilakukan adalah dengan melakukan pengkreditan dengan bank. Dimana dalam permintaan kredit tentu saja ada hal-hal yang harus diperhatikan sesuai dengan kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. c. Kebijakan lingkungan hidup Limbah yang dihasilkan usaha lele berupa limbah minyak yang berasal dari sisa penggorengan, limbah yang dihasilkan menjadi peluang usaha lela karena limbah dijual kembali sebagai bahan bakar pada bus trans pakuan. Ancaman d. Kebijakan mengenai upah Kebijakan upah misalnya saja seperti kebijakan pemerintah dalam menentukan upah minimum kota/upah minimum regional. Tinggi rendahnya upah otomatis akan mempengaruhi pembelian/permintaan konsumen, begitupun dengan permintaan terhadap lele lela. Hal ini menjadi ancaman bagi usaha lela, mengingat upah yang diberikan masih berada di bawah dari UMR yaitu Rp 850.000,- /bulanya. e. Kebijakan Penyesuaian Harga Berdasarkan data setnag, Penyesuaian harga BBM yang dilakukan secara seksama, baik waktu, tahapan dan besarannya mengingat akan diikuti oleh kenaikan berbagai harga secara luas. Di sisi lain administered inflation sudah pasti akan meningkat akibat kebijakan kenaikan harga listrik sebesar 15% (secara bertahap/triwulan) dan kenaikan upah minimum provinsi (UMP). ini dapat menjadi ancaman bagi usaha lela, karena dapat meningkatkan biaya operasional usaha lela. 3. Faktor Teknologi iii
  • 14. Kemajuan teknologi yang pesat tidak hanya mencakup penemuanpenemuan baru, tetapi juga meliputi cara-cara pelaksanaan atau metode-metode baru dalam mengerjakan suatu pekerjaan, artinya bahwa ia memberikan suatu gambaran yang luas, meliputi mendesain, menghasilkan, dan mendistribusikan. Setiap kegiatan usaha yang diinginkan untuk berjalan terus menerus harus selalu mengikuti perkembangan-perkembangan teknologi yang dapat diterapkan pada produk atau jasa yang dihasilkan atau cara operasinya. Peluang a. Teknologi di bidang produksi Penggunaan teknologi yang sesuai dengan produksi menjadi peluang bagi usaha lele lela untuk menghasilkan produk yang sesuai dengan kepuasan konsumen. Penggunaan exhaust yang berfungsi sebagai penghisap asap hasil produksi. b. Temuan-temuan baru Adanya teknologi baru menjadi peluang bagi usaha lele lela untuk dapat meningkatkan produktivitas. c. Perkembangan teknologi informasi Berkembangnya teknologi informasi, mempermudah usaha lele lela dalam memasarkan produknya. Lele lela dapat memasarkan produk nya dengan mudah melalui media social dengan menggunakan biaya yang murah. Ancaman d. Adanya teknologi baru Adanya teknologi baru yang meningkatkan produktivitas pesaing menjadi acaman bagi usaha lele lela. 4. Faktor Sosial/Budaya Peluang a. Gaya hidup Gaya hidup seseorang biasanya mempengaruhi permintaan dan konsumsi orang tersebut. Gaya hidup sendiri dipengaruhi oleh misalnya saja kekayaan atau pendapatan seseorang. Adanya 10
  • 15. peningkatan gaya hidup masyarakat menjadi mengah ke atas merupakan peluang usaha lele lela untuk memperluas dalam memperoleh pelanggannya. b. Konsumerisme Tingkat konsumerisme juga mempengaruhi usaha ini, karena jika konsumerisme meningkat permintaan juga akan ikut meningkat, begitupun sebaliknya.Berdasarkan data Republika.co.id (2011) Ratarata permintaan pecel lele 100 ton perhari dengan tingkat penawaran yang masih krang dari 100 ton. ini menunjukkan adanya peluang usaha lele lela untuk dapat meningkatkan produktivitasnya. c. Memiliki citra merek yang kuat Citra merek pecel lele lela dapat menjadi peluang bagi usaha lele lela, di bandingkan dengan usaha pecel lele sejenis lainnya. d. Mobilitas sosial jika mobilitas yang terjadi adalah mobilitas ke atas, misalnya saja dengan kenaikan jabatan, kenaikan gaju atu hal lain yang sifatnya positif tantu akan berpengaruh baik dengan usaha karena permintaan akan meningkat. Ancaman e. Mobilitas sosial Namun jika yang terjadi mobilitas ke bawah, seperti penurunan jabatan, bangkrut, pemecatan dan hal negatif lain tentu akan menjadi ancaman bagi usaha karen permintaan konsumen yang menurun. f. Pesaing baru Munculnya pesaing baru yang lebih unggul dapat menjadi ancaman bagi usaha lele lela. 2.2.2 Lingkungan Internal Analisa lingkungan internal dilakukan untuk mengetahui tingkat daya saing perusahaan berdasarkan kondisi internal perusahaan. Faktor internal perusahaan spenuhnya dapat dikendalikan sehingga kelemahan yang diketahuinya dapat diperbaiki. iii
  • 16. Menurut Porter; Analisa internal dikenal dengan rantai nilai yang memposisikan perusahaan pada matriks strategi generik dan menemukan keunggulan bersaing perusahaan melalui analisa kompetensi inti. Rantai nilai ini mensyaratkan bahwa untuk mencapai suatu margin, perusahaan harus didukung oleh kegiatan utama dan penunjang. Analisis Faktor Internal Pecel Lele Lela Sudirman 1. Aspek Sumber Daya Manusia (SDM) a. Jumlah Pekerja/Karyawan Jumlah karyawan mempengaruhi faktor internal perushaam. Restoran Pecel Lele Lela ini memiliki 14 orang jumlah karyawan, terdiri dari; - 1 orang manajer, - 1 orang Asisten Manajer, - 1 orang kepala dan asisten kepala dapur - 4 orang juru masak - 1 orang kepala dan asisten kepala frontline - 6 orang anggota frontline. Jumlah pekerja yang ada, masih mampu untuk menjalankan kegiatan operasional dengan lancar pada restoran pecel lele lela sudirman. b. Job Description Pada restoring pecel lele lela sudirman, masing-masing pekerja sudah mempunyai deskripsi pekerjaan sesuai tugas dan tanggung jawabnya. Deskripsi pekerjaan ini dilakukan untuk memudahkan dalam melakukan pekerjaan, efektivitas dan juga optimalisasi dalam melakukan pekerjaan. Tugasdan fungsi dari masing-masing bagian pada struktur organisasi Pecel Lele Lela di Bogor adalah sebagai berikut:  Pemilik /owner Pemilik pecel lele lela Jln Sudirman No. 22 merupakan orang yang memiliki resto pecel lele lela. pemilik membeli franchisee dari pendiri pecel lele lela yaitu Rangga Umara. Pemilik memiliki hak yang kuat atas restoran Pecel Lele Lela di Jln Sudirman No 22. Tugas dan tanggung jawab pemilik; 12
  • 17. - Melakukan pemeriksaan pembukuan keuangan - Melakukan pemeriksaan tindakan yang dijalankan oleh manajer restoran - Bertanggungjawab dalam melakukan pembayaran PBB, izin usaha dan pembayaran hutang pada bank (Bank NISP). - Pemilik tidak diwajibkan selalu ada setiap hari pada restoran Pecel Lele Lela di Jln Sudirman dikarenakan kesibukannya mengurus bisnis yang lainnya.  Manajer Restoran Manajer dari pecel lele lela ini merupakan orang yang diangkat langsung oleh pemilik dengan syarat-syarat yang telah ditentukan dan menjalankan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan SOP yang telah ditentukan oleh pusat pecel lele lela. Tugas dan tanggung awab - Manajer restoran bertanggung jawab atas kelancaran administrasi dan operasional - Mengkoordinir segala keselarasan kegiatan di unit restoran dan dapur dari segala aspek operasionalnya, termasuk juga terhadap pengontrolan pembiayaan dari target hasil usaha yang selaras dengan tujuan perusahaan. - Manajer bertanggung jawab dalam memberikan gaji dan bonus kepada karyawan sesuai dengan SOP yang telah disepakati antara pemilik dan manajer. - Manajer juga bertanggung jawab dalam menerima kritik dan saran yang diberikan konsumen terhadap pelayanan, produk dan kinerja karyawan.  Chef (Koki) Koki merupakan orang yang diangkat manajer yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan dan melakukan tugas dan tanggung jawabnya di dapur sesuai dengan SOP yang telah ditentukan. Tugas dan tanggung jawab - Chefbertanggung jawab atas persediaan bahan baku untuk mengolah makanan sesuai dengan kebutuhan dan keinginan menu, berdasarkan resep standar dan biaya pembuatan makanan yang telah ditentukan. iii
  • 18. - Chef bertanggung jawab dalam menyediakan (memasak) makanan sesuai dengan pesanan konsumen yang terdapat pada menu yang telah disediakan. - Chef bertanggung jawab dalam mempertahankan kualitas rasa dan kebersihan makanan sesuai dengan SOP resep standar yang telah ditentukan. - Chef bertanggung jawab dalam merawat peralatan dan menjaga kebersihan dapur.  Waiter/waiteress (Pelayan) Pelayan adalah orang yang diangkat oleh manajer yang telah memenuhi syarat yang telah ditentukan dan melaksanakan tugas dan tanggung jawab sesuai dengan SOP yang telah ditentukan. Tugas dan tanggung jawab - Pelayan bertanggung jawab atas tugasnya dalam menyiapkan susunan meja yang rapih. - Pelayan bertanggung jawab dalam menjaga kebersihan resto, meja dan kursi. - Pelayan bertanggung jawab dalam membersihkan peralatan makan setelah digunakan oleh konsumen. - Pelayan bertanggung jawab memberikan pelayanan dalam penghidangan makanan dan minuman secara ramah, sopan dan efisien terhadap konsumen yang datang ke restoran sesuai standar pesanan dari konsumen.  Delivery Crew (Staf Pengantar) Delivery dikerjakan oleh pelayan yang merangkap sebagai Delivery Crew. Tugas dan tanggung jawab - Delivery crew bertugas mempersiapkan perlengkapan delivery dan kondisi motor dalam keadaan baik. - Delivery crew bertugas memastikan bahwa makanan yang dibawa sesuai pesanan konsumen, dan menyampaikan laporan keluhan konsumen.  Kasir 14
  • 19. Kasir di pecel lele lela dikerjakan oleh pelayan yang merangkap sebagai petugas kasir. Tugas dan tanggung jawab Tugas dan tanggung jawab kasir yaitu memberikan bill kepada konsumen serta bertanggung jawab untuk menerima pembayaran. c. Tingkat Pendidikan Pekerja/Karyawan Jenjang pendidikan yang dimiliki pada pekerja pecel lele lela sudirman tergolang menengah. Latar belakang pendidikan karyawan paling rendah tingkat SMP dan paling tinggi tingkat Sarjana (Strata 1). Namun, untuk meningkatkan kualitas pekerjanya, pecel lele lela sudirman terlebih dahulu melakukan training sebelum penerimaan karyawan-karyawannya. Semua karyawan baru juga diberikan waktu untuk di training selama 10 hari untuk teori di pusat Pecel Lele Lela dan enam hari praktek di tempat kerja. d. Sistem Gaji Sistem penggajian yang diterima oleh seluruh karyawan secara bulanan. Setiap karyawan diberikan gaji pokok, uang transportasi, uang makan, seragam, bantuan kesehatan, bonus, bantuan pinjaman untuk Down Payment (DP) kendaraan bermotor, pemberian THR (Tunjangan Hari Raya) satu kali gaji serta pemberian parsel pada hari raya. 2. Aspek Pemasaran a. Market-share Pecel Lele Lela Market-Share adalah presentase (share) yang dapat kita capai dari jumlah keseluruhan konsumen (market) yang bisa memakai/atau membeli produk kita pada suatu wilayah tertentu. Sedangkan untuk permintaan pecel lele didaerah bogor diperoleh daridata Jabodetabek = (Republika.co.id,2011) Maka, untuk permintaan pecel lele di daerah Bogor (jumlah penduduk 3,39% sebesar dari jumlah jabodetabek) dapat diasumsikan 3390kg/hari.Sedangkan pada pecel lele lela yang berada di Jln. Sudirman No. 22, mampu menyediakan pecel lele iii
  • 20. sebesar 53 kg/ hari. Maka untuk market-share pecel lele lela tersebut untuk daerah bogor, dapat diperoleh sekitar Diperoleh dari: Sales 1.56% 98.44% lele lela permintaan pecel lele kota bogor Kesimpulannya bahwa Pecel Lele Lela cabang Jl. Sudirman no.22 Bogor mampu menyediakan 1,56% dari permintaan total Pecel lele di Kota Bogor. 1. Segmentasi Pasar Pecel Lele Lela Beberapa aspek utama untuk mensegmentasi pasar adalah: Aspek demografi Pecel lele lela dapat dikonsumsi oleh semua umur. Selain memiliki cita rasa yang enak dan lezat juga terdapat kandungan gizi yang mendukung peningkatan kesehatan masyarakat. Pecellele lela juga menempatkan dirinya untuk kalangan menengah keatas. 2. Menetapkan pasar Sasaran (targeting) Setelah segmen-segmen diketahui,selanjutnya perusahaan perlu mengevaluasi dan dilanjutkan dengan memutuskan beberapa segmen pasar yang akan dicakup, lalu memilih segmen mana yang akan dilayani. Target pasar pecel lele lela pada umumnya anak-anak muda yang mengadakan perkumpulan, mengadakan diskusi-diskusi kecil, keluarga, perkumpulan arisan, orang-orang perkantoran. Mereka yang merasa bahwa restoran pecel lele lela tepat untuk berkumpul sambil menikmati kelezatan pecel lele lela. 3. Menentukan Posisi Pasar (positioning) 16
  • 21. Setelah perusahaan memutuskan segmen pasar yang akan dimasuki, selanjutnya harus diputuskan pula posisi mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut. Pecel lele lela menempatkan atau memposisikan pasar yaitu dengan memfokuskan bahwa pecel lele lela memiliki kandungan gizi yang mendukung peningkatan kesehatan masyarakat dan produk yang dimilikinya mempunyai sesuatu nilai yang lebih dari produk sejenis lainnya, sesuai dengan visinya adalah “Menjadi Brand Nasional kebanggaan Indonesia, dan memberikaan manfaat yang seluas-luasnya bagi seluruh masyarakat, mitra usaha dan karyawan serta membawa makanan tradisional khas Indonesia pada dunia internasional”. Bauran Pemasaran Dalam komunikasi pemasaran diperlukan suatu pendekatan yang mudah dan fleksibel yang terdapat pada bauran pemasaran (marketing mix).Bauran pemasaran adalah strategi produk, promosi, dan penentuan harga yang bersifat unik serta dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling menguntungkan dengan pasar yang dituju.Namun kini hal tersebut semakin berkembang tidak hanya dalam hal product, promotion, dan price.Namun juga mengenai place, people, process, dan physical evidence. Berikut uraian strategi bauran pemasaran yang dilakukan pada Restoran Pecel Lele Lela. a. Produk (product) Menurut Philip Kotler, produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan ke pasar untuk mendapatkan perhatian untuk dibeli, untuk digunakan atau dikonsumsi yang dapat memenuhi keinginan dan kebutuhan. Penentuan Logo dan moto Logo merupakan ciri khas suatu produk, sedangkan moto merupakan serangkaian kata-kata yang berisikan misi dan visi perusahaan dalam melayani masyarakat. logo dan moto harus dirancang dengan benar (Kasmar dan Jakfar, 2003). iii
  • 22. Pada resto pecel lele lela Sudirman logo dan moto ditentukan oleh pecel lele lela pusat. Logo pada pecel lele lela bergambar kartun lele dengan tulisahan “pecel lele lela” dibawahnya, seperti pada (Gambar 1.) Gambar 1. Logo Pecel Lele Lela Sedangkan moto pada pecel lele lela, “Bersama Kami PECEL LELE AKAN MENDUNIA”. Merek Merek pecel lele lela ditentukan oleh pusat pecel lele lela yang kemudian berlaku pada resto pecel lele lela sudirman. Merek pecel lele lela merupakan singkatan dari pecel lele lebih laku. Untuk menarik perhatian, merek pecel lele lela di dkaitkan dengan pengunjung yang bernama Lela (tanpa sambungan apapun) bisa “makan gratis seumur hidup” di pecel lele lela. tidak hanya pemilik nama lela, pengunjung yang sedang berulang tahun juga bisa “makan gratis” di pecel lele lela hanya dengan menunjukkan KTP atau tanda pengenal lainnya. Di restoran Pecel Lele Lela tersedia berbagai macam produk olahan yang berbahan baku ikan lele. Produk olahan dari ikan lele ini sangat diminati oleh konsumen, menu yang disajikan di pecel lele lela sangat beragam (Lampiran 1.) mulai dari lele original, lele siram saus (lele yang digoreng kering dan di siram beragam pilihan saus), lele goreng tepung, sampai lele fillet (lele tanpa tulang, kepala, dan buntut yang disajikan dengan beragam pilihan sambal/saus/kuah). b. Harga (price) Harga merupakan salah satu aspek penting dalam kegiatan marketing mix. Penentuan harga menjadi sangat penting untuk diperhatikan, 18
  • 23. mengingat harga merupakan salah satu penyebab laku tidaknyya produk yang ditawarkan. Salah dalam menentukan harga akan berakibat fatal terhadap produk yang ditawarkan dan berakibat tidak berlakunya produk tersebut di pasar. Pecel lele lela Jln. Sudirman dalam menentukan harga produk olahannya berdasarkan pusat pecel lele lela, yaitu dengan penetapan harga berdasarkan biaya dengan markup sebesar 49,83%. c. Tempat (place) Untuk dapat menikmati hidangan yang tersedia pada menu pecel lele lela, konsumen dapat mengunjungi berbagai resto pecel lele lela termasuk resto pecel lele lela yang berada dijalan Sudirman No.22 Bogor dengan luas Selain pada resto pecel lele lela, konsumen juga dapat menikmati menu pecel lele lela melalui delivery order, yaitu dengan layanan pemesanan antar. Hanya dengan menelepon ke resto (02519706060) akses dari jam 09.30 sampai dengan jam 21.00 WIB. Konsumen dapat memesan menu apa saja yang tersedia di pecel lele lela, dengan kondisi; - Pemesanan maksimum 5 km dari pecel lele lela sudirman - Tanpa minimum pemesanan d. Promosi (promotion) Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya menggunakan teknik, dibawah pengendalian penjual/produsen, yang dapat mengkomunikasikan informasi persuasif yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh penjual/produsen, baik secara langsung maupun melalui pihak yang dapat mempengaruhi pembelian. Pecel lele lela jalan Sudirman No.22 Bogor mempromosikan usahanya pada masyarakat luas melalui papan nama yang berada pada resto pecel lele lela sudirman. pecel lele lela juga melakukan promosinya melalui media social (facebook dan twitter), namun promosi ini dilakukan oleh pihak pusat untuk memperkenalkan setiap cabang pecel lele lela termasuk pecel lele lela Sudirman,Bogor. e. Orang (people) iii
  • 24. People merupakan aset utama dalam Restoran Pecel Lele Lela, terlebih lagi people yang merupakan karyawan dengan performance tinggi. Kebutuhan konsumen menyebabkan terhadap karyawan konsumen puas dan berkinerja tinggi loyal. akan Kemampuan,knowledge (pengetahuan) yang baik, akan menjadi kompetensi dasar dalam internal perusahaan dan pencitraan yang baik di luar. Dalam pelayanannya, pecel lele lela sudirman menjalankan SOP sesuai dengan yang diterapkan pada pecel lele lela pusat kepada pegawai dalam bentuk memberikan kata sapaan kepada setiap pelanggan yang berkunjung ke pecel lele lela.Seperti;”selamat pagi, selamat datang di pecel lele lela”. Selalu pagi di lele lela, adalah kesan yang timbul saat menikmati pecel lele lela. Hal ini meruapakan bagian untuk membangun semangat kepada para pelanggan maupun pegawai pecel lele lela sendiri. Selain itu pegawai pecel lele lela juga menggunakan seragam (kaos) sebagai penunjang dalam melayani konsumen. f. Bukti Fisik (physical evidence) Bangunan merupakan bagian dari bukti fisik, karakteristik yang menjadi persyaratan yang bernilai tambah bagi konsumen.Perhatian terhadap interior, perlengkapan bangunan, termasuk lighting system, dan tata ruang yang lapang menjadi perhatian penting dan dapat mempengaruhi mood pengunjung. Dekorasi yang terdapat pada pecel lele lela sudirman mengikuti SOP yang ditentukan oleh pecel lele lela pusat. Yaitu dengan dekorasi warna ruangan yang merupakan perpaduan antara warna hijau, kuning dan putih. Warna yang ditentukan merupakan pencitraan pada pecel lele lela untuk menciptakan suasan fresh dan meningkatkan mood pengunjung. Selain itu, pecel lele lela sudirman juga menyediakan tempat yang nyaman, dengan fasilitas seperti wastafel, toilet, mushola, tv, kipas angin, serta tempat parkir yang luas. g. Proses (process) Dalam proses penyediaan pesanan makanan dari pelanggan, pecel lele lela melakukan proses produksi/pembuatan pada tempat/ruangan 20
  • 25. dapur tertutup, sedangkan pada proses penyediaan pesanan minuman dari pelanggan, pecel lele lela sudirman melakukan proses produksi/pembuatan pada ruangan yang terbuka seperti yang terlihat pada layout(Lampiran). Kesimpulan bahwa dilihat dari aspek pasar dan pemasaran, pecel Lele Lela dikatakan layak untuk menjalani usahanya karena sudah memenuhi kriteria aspek pasar dan pemasarannya. 3. Aspek Keuangan - Modal usaha pecel lele lela memakai uang pribadi owner dan pinjaman kepada BPR. - Pencatatan keuangan dalam restoran ini dilakukan dengan baik oleh manajer yang bertugas mencatat dan bertanggung jawab dalam aktivitas keuangan. - Pencatatan dilakukan pada setiap kegiatan seperti produksi, pemasaran, penjualan, pembelian bahan baku dan lain-lain. Pencatatan ini dilakukan setiap hari dan akan dilaporkan pada manajer setiap harinya. Sistem pencatatan keuangan dilakukan menggunakan komputer dan tulis tangan, untuk sistem pembayaran menggunakan mesin hitung. 4. Aspek Produksi dan Operasi - Melakukan kontrol kualitas mulai dari pengadaan bahan baku proses pengolahan sampai denga penyajian ke meja konsumen dilakukan untuk menjaga kualitas produk. - Sistempenggunaan bahan baku oleh bagian pengolahan masakan menggunakan pola firstin first out (FIFO) sesuai tanggal produksi yang tercantum pada bahan baku sehingga diharapkan tidak ada bahan baku yang habis masa umur pakainya. - Untuk efisiensi dan kelancaran tugas memasak, seluruh personil yang bertugas di dapur bisa memasak menu yang ditawarkan restoran. Setelah konsumen melakukan order pada waiter/waitress, pesanan diteruskan pada bagian dapur, kasir dan bartender.Setelah makanan selesai dibuat, waiter/ waitress akan melakukan pemeriksaan terakhirterhadap daftar makanan/minuman yang dipesan agar tidak ada kesalahan kemudian akan mengantarkan kepada pemesannya. iii
  • 26. 2.3 Penentuan Eksternal Dan Internal Pecel Lele Lela Sudirman 2.3.1 Penentuan Variabel Faktor Eksternal a) Variabel dan Deskriptor Eksternal 1. Variabel politik, deksriptornya; - Kestabilan pemerintahan - Kebijakan perkreditan - Kebijakan lingkungan hidup - Kebijakan mengenai upah - Kebijakan penyesuaian harga - Kebijakan mengenai keamanan makanan - Kebijakan pajak dan tarif - Kebijakan mengenai izin usaha - Kebijakan mengenai keamanan berusaha 2. Variabel ekonomi, deksriptornya; - Pertumbuhan ekonomi - Kemudahan mendapatkan dana dan kredit - Nilai tukar mata uang - Supply tenaga kerja - Tingkat Inflasi - Pengaruh harga barang - Pendapatan perkapitan dan pertumbuhannya 3. Variabel sosial/budaya dan demografi, deksriptornya; - Gaya hidup - Tingkat konsumerisme - Citra merek yang kuat - Munculnya pesaing - Sikap terhadap kualitas/mutu produk 4. Variabel teknologi, deksriptornya; - Kecepatan dalam mengakses informasi - Perkembangan teknologi dibidang produksi - Ketepatan penggunaan teknologi - Perkembangan teknologi dibidang pemasaran 22
  • 27. - Temuan teknologi baru b) Penentuan Variabel Faktor Eksternal Penentuan variabel faktor eksternal dilakukan berdasarkan teknik Delphi. Teknik Delphi merupakan Suatu tahapan analisis data yg dikembangkan oleh Rand Corporation tahun 1950-an “Delphi technique is forecasting aid based on concensus of a panel expert”, dimana Teknik Delphi mengembangkan pendapat para ahli mengenai suatu permasalahan tertentu sampai akhirnya didapat suatu konsensus mengenai permasalahan tersebut. c) Klasifikasi Ekspert (Pakar) Dalam penentuan variabel faktor eksternal dengan menggunakan teknik delphi, memerlukan beberapa dari Ekspert (pakar). Klasifikasi ekpert terdiri dari praktisi dan akademisi. a. Praktisi Menduduki posisi manajerial di perusahaan danmempunyai wewenang membuat keputusan strategis.Praktisi yang berperan dalam pengisian kuesioner yang dilakukan oleh kelompok 1 mengenai pengaruh faktor eksternal pada resto Pecel Lele Lela berjumlah 5 orang, yang terdiri dari; - Manajer Pecel lele lela - Penanggung jawab usaha sejenis yaitu; owner pecel lele Malabar, supervisor resto Dapur Geulis,owner Rumah Makan Malabar, owner Rumah Makan Djogja. b. Akademisi Peneliti, pengamat, konsultanyang memberikan kontribusi penting kepada organisasi. Akademisi yang berperan dalam pengisian kuesioner yang dilakukan oleh kelompok 1 mengenai faktor pengaruh eksternal pada resto pecel lele lela berjumlah 6 orang. Akademisi yang berperan adalah dosen Diploma IPB yang terdiri dari; - Firman Muhammad Basar (dosen program keahlian gizi) - Eddy Setyo M (dosen program keahlian gizi) - Elah Nurlaela (dosen program keahlian gizi) iii
  • 28. - Tita Nopitawati, M.Si (dosen program keahlian perikanan) - Purana Indrawan (dosen manajemen agribisnis) - Rahmat Saleh (dosen akuntansi) d) Ringkasan Data Dari Kuesioner Ringkasan data dari kuesioner berisi rata-rata, median atau kuartil dari jawaban para ahli yang disesuaikan dengan kondisi dan teori untuk faktor eksternalpada resto Pecel Lele Lela. Dengan ketentuan Pembobotan nilai jawaban : Sangat Penting =5 Penting =4 Sedang/tidak penting = 3 e) Responden Pakar Kasus ; resto pecel lele lela sudirman Wawancara ; 11 orang pakar bidang makanan yang berhasil ditemui Peneliti ; kelompok 1 1. 2. Firman Muhammad Basar Tita Nopitawati, M.Si Dosen Diploma IPB Progam Keahlian Gizi 3. Purana Indrawan Dosen Diploma IPB Program Keahlian Perikanan Dosen Diploma IPB Program Keahlian MAB 4. Eddy Setyo M Dosen Diploma IPB Progam Keahlian Gizi 5. Elah Nurlaela Dosen Diploma IPB Progam Keahlian Gizi 6. Rahmat Saleh 7. Tedy Dosen Diploma IPB Program Keahlian Akuntansi Praktisi manajer Pecel Lele Lela Sudirman 8. Murti Praktisi Owner Rumah Makan Malabar 9. Iwan PraktisiOwner Rumah Makan Djogja 10. Putri Ferayanti Praktisi supervisor Resto Dapur Geulis 11. Sudarsono Praktisi Owner Pecel Lele Malabar 24
  • 29. Hasil Analisis Gabungan (Setelah Pembobotan) Variabel dan Deskriptornya Skor Kepentingan a. Kestabilan pemerintahan 4 Penting b. Kebijakan perkreditan 4 Penting c. Kebijakan lingkungan hidup 4 Penting d. Kebijakan mengenai upah 4,5 Sangat Penting e. Kebijakan penyesuaian harga 4,2 Penting f. Kebijakan mengenai keamanan makanan 4,7 Sangat Penting g. Kebijakan pajak dan tarif 4,4 Penting h. Kebijakan mengenai izin usaha 4,5 Sangat Penting i. Kebijakan mengenai keamanan berusaha 4,7 Sangat penting Rata – Rata Skor 4,33 Penting Variabel dan Deskriptornya Skor Kepentingan a. Pendapatan perkapitan dan pertumbuhannya 4,3 Penting b. Pengaruh harga barang 4,8 Sangat Penting c. Tingkat Inflasi 4,4 Penting d. Supply tenaga kerja 4,3 Penting e. Nilai tukar mata uang 4,1 Penting f. Kemudahan mendapatkan dana dan kredit 4,1 Penting g. Pertumbuhan ekonomi 4,3 Penting Rata - Rata Skor 4,32 Penting Variabel dan Deskriptornya Skor Kepentingan a. Kecepatan dalam mengakses informasi 4.3 Penting b. Perkembangan teknologi dibidang produksi 4,5 Sangat Penting 1. Politik 2. Ekonomi 3. Teknologi iii
  • 30. c. Ketepatan penggunaan teknologi 4,2 Penting d. Perkembangan teknologi dibidang pemasaran 4,5 Sangat penting e. Temuan teknologi baru 4,2 Penting 4,34 Penting Skor Kepentingan 4 Penting b. Tingkat konsumerisme 4,4 Penting c. Citra merek yang kuat 4,4 Penting d. Munculnya pesaing 4,6 Sangat Penting e. Sikap terhadap kualitas/mutu produk 4,6 Sangat Penting 4 Penting 4,33 Penting Rata – Rata Skor Variabel dan Deskriptornya 4. Sosial/Budaya dan Demografi a. Gaya hidup f. Trend yang berkembang di masyarakat Rata – Rata Skor Skor Tiap Aspek Masing – masing skor pada setiap aspek di tabel hasil analisis gabungan di jumlah dan dibagi dengan jumlah keseluruhan skor dan hasil yang di dapat di hitung dalam bentuk presentase. Aspek Skor Bobot (%) Politik 4,32 (4.32/17.3) = 24.9 Ekonomi 4,33 (4.33/17.3) = 25 Teknologi 4,34 (4.34/17.3) = 25 Sosial/Budaya&demografi 4,33 (4.33/17.3) = 24.9 Jumlah 17,3 100 % 26
  • 31. 2.3.2 Formulasi Strategi Pecel Lele Lela 1) Faktor Eksternal (Peluang dan Ancaman) Penentuan eksternal pada pecel lele lela di dasarkan pada teknik Delphi yang telah dilakukan sebelumnya, berdasarkan pandangan dari praktisi dan akademisi yang telah berpengalaman dibidangnya. Deskriptor yang yang terdapat pada eksternal (peluang dan ancaman) di peroleh dari skor tertinggi dengan tingkat kepentingan “sangat penting” pada masingmasing variabel yang berkaitan dengan keadaan eksternal pecel lele lela Sudirman saat ini. a. Peluang (Opportunity) Variabel sosial/budaya dan demografi 1. (Tingkat konsumerisme dan sikap kualitas mutu) Meningkatnya kesadaran konsumen tentang manfaat lele bagi kesehatan 2. (Gaya hidup) Peralihan gaya hidup masyarakat yang cenderung makan diluar Variabel ekonomi 3. (Supply tenaga kerja) Tersedianya tenaga kerja Variabel Teknologi 4. (Perkembangan teknologi dibidang pemasaran) Kemajuan teknologi dalam informasi, pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pemasaran/promosi. 5. (Perkembangan teknologi dibidang produksi) Akses teknologi berdampak pada Bahan baku yang mudah didapat. 6. (Kebijakan mengenai keamanan makanan) Produk aman dan halal dikonsumsi, dan memiliki sertifikat halal. b. Ancaman (Threat) Variabel sosial/budaya dan demografi 1. (Munculnya pesaing) Persaingan usaha sejenis 2. (Trend yang berkembang di masyarakat) Perubahan selera konsumen iii
  • 32. Variabel ekonomi 3. (Pengaruh harga barang) Kenaikan harga bahan baku 4. (Pertumbuhan ekonomi) Meningkatnya pertumbuhan ekonomi, menyebabkan menjamurnya usaha makanan. Variabel Lingkungan 5. (Kebijakan lingkungan hidup) Adanya isu pencemaran lingkungan 6. (Kebijakan mengenai izin usaha) Tinggi nya biaya perizinan usaha Variabel Politik Kenaikan tarif BBM, listrik dan telepon 2) Internal Penentuan internal pada pecel lele lela di dasarkan pada hasil wawancara kepada manajer pecel lele lela sudirman pada beberapa aspek (finansial, manajemen, SDM, produksi serta pasar dan pemasaran) yang dapat mempengaruhi keadaan internal pecel lele lela sudirman saat ini. a. Kekuatan (Strenght) 1. Brand Image 2. Tenaga terlatih Pegawai yang ada di pecel lele lela sudirman sudah terlatih, karena sebelum masuk menjadi pegawai, dilakukan training terlebih dahulu, untuk mendidik para calon pegawai agar lebih terlatih dan siap bekerja dengan baik. 3. Kelezatan dan cita/varian rasa rasa 4. Kebersihan dan kenyamanan tempat 5. Memiliki lokasi yang strategis 6. Keramahan dan kesopanan karyawan b. Kelemahan (Weakness) 1. Kegiatan Promosi kurang gencar 2. Pengorganisasian kerja kurang teratur 28
  • 33. Hal ini disebabkan karena masih ada pekerja yang bertugas merangkap, pelayan sekaligus menjadi kasir. 3. Tidak ada paket-paket makanan dan diskon khusus 4. Tempat parkir terbatas Hal ini disebabkan karena frenchise pecel lele lela Sudirman terletak pada ruko-ruko sehingga penggunaan parkir untuk umum. 5. Kurang menerapkan kemajuan teknologi Teknologi yang digunakan dalam pengolahan produksi masih tergolong sederhana/semi modern. 2.3.3Matriks Evaluasi Faktor Eksternal dan Internal (external strategic factors analysis summary: EFAS) Penyusunan matriks EFE Identifikasi faktor-faktor yang merupakan peluang dan ancaman - Pembobotan terhadap masing-masing faktor berkaitan dengan pengaruhnya terhadap faktor strategis, mulai dari 1,00 (sangat penting) sampai dengan 0,00 (tidak penting). Skor jumlah bobot untuk keseluruhan faktor adalah 1,00. - Penentuan rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruhnya terhadap kondisi sistem. Nilai rating mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor). - Pemberian nilai rating untuk peluang bersifat positif (semakin besarpeluang semakinbesar pula nilai rating yang diberikan), sedangkan untuk ancaman dilakukan sebaliknya (semakin besar ancaman semakin kecil nilai rating). - Selanjutnya dilakukan perkalian bobot dengan rating, untuk menentukan skor terbobot untuk masing-masing faktor. Jumlah skor terbobot menentukan kondisi eksternal sistem. Jika total skor terbobot ≥ 2,5 berarti sistem mampu merespon kondisi eksternal yang ada. Identifikasifaktor-faktor yang merupakan kekuatan dan kelemahan - Pembobotan terhadap masing-masing faktor, mulai dari 1,00 (sangat penting) sampai dengan 0,00 (tidak penting). Skor jumlah bobot untuk keseluruhan faktor adalah 1,00. iii
  • 34. - Penentuan rating untuk masing-masing faktor berdasarkan pengaruhnya terhadap permasalahan. Nilai rating mulai dari 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor). - Pemberian nilai rating untuk kekuatan bersifat positif (semakin besar kekuatan semakin besar pula nilai rating yang diberikan), sedangkan untuk kelemahan dilakukan sebaliknya. - Selanjutnya dilakukan perkalian bobot dengan rating, untuk menentukan skor terbobot untuk masing-masing faktor. - Jumlah dari skor terbobot menentukan kondisi internal sistem. Jika nilai total skor terbobot ≥2,5 berarti kondisi internal sistem memiliki kekuatan untuk mengatasi situasi. Penentuan Nilai Bobot Dengan Menggunakan Metode AHP Penentuan nilai bobot Pecel Lele Lela Sudirman dilakukan dengan menggunakan matriks banding berpasangan metode AHP (lampiran) Metode ini digunakan agar nilai bobot yang diperoleh dapat mengurangi tingkat subjektivitas sehingga hasilnya menjadi lebih objektif. Tingkat objektivitas nilai bobot dapat dilihat dari nilai rasio inkonsistensinya. Faktor-faktor Internal Kunci Bobot Rating Nilai terbobot Kekuatan : Brand Image 0.10 4 0.40 Tenaga Terlatih 0.13 3.5 0.45 Kelezatan dan Cita Rasa 0.09 4 0.36 Lokasi Strategis Kebersihan dan Kenyamanan Tempat 0.05 0.18 4 3 0.19 0.54 Keramahan dan Kesopanan Karyawan 0.18 3.5 0.62 Kegiatan Promosi Kurang Gencar 0.07 1 0.07 Pengorganisasian Kurang teratur 0.07 2 0.15 Tidak Ada Paket Makanan dan Diskon Khusus 0.06 2 0.12 Tempat Parkir Terbatas 0.02 1 0.02 Kurang Menerapkan Kemajuan Teknologi 0.06 1.5 0.09 Kelemahan : 30
  • 35. Jumlah 1.00 Faktor-Faktor Eksternal Kunci 3.00 Bobot Rating Nilai Terbobot 0.04 3 0.12 0.05 3.5 0.16 0.08 0.04 3 3.5 0.24 0.15 0.06 3 0.18 0.13 4 0.53 0.09 0.01 0.10 0.12 1.5 3 3 2 0.13 0.04 0.31 0.24 0.07 0.07 0.17 1.04 1.5 1.5 2 0.11 0.10 0.35 2.66 Peluang: Meningkatnya kesadaran konsumen tentang manfaat lele bagi kesehatan Peralihan gaya hidup masyarakat yang cenderung makan diluar Tersedianya tenaga kerja Kemajuan teknologi dalam informasi, pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pemasaran/promosi. Akses teknologi berdampak pada Bahan baku yang mudah didapat. Produk aman dan halal dikonsumsi, dan memiliki sertifikat halal. Ancaman: Kenaikan tarif BBM, listrik dan telepon Tinggi nya biaya perizinan usaha Adanya isu pencemaran lingkungan Meningkatnya pertumbuhan ekonomi, menyebabkan menjamurnya usaha makanan. Perubahan selera konsumen Persaingan usaha sejenis Kenaikan harga bahan baku Jumlah Bagan 2 Formulasi Strategi iii
  • 36. BAB III KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan EFAS dan IFAS, koordinat dari faktor internal dan ekstrnal terdapat pada titik (3,00 ; 2,66) yaitu pertumbuhan melalui integrasi horizontal yang artinya strategi berfokus pada produk. strategi yang sebaiknya dilakukan oleh Pecel Lele Lela Sudirman adalah dengan menciptakan varian menu baru, membuat paket paket menu baru dengan diskon khusus. Selain itu, Pecel Lele Lela Sudirman bisa juga menjalin hubungan kemitraan dengan usaha makanan atau minuman lainnya untuk memperbanyak varian menu, sehingga konsumen tidak merasa bosan. 32
  • 37. LAMPIRAN Metode AHP 1. Matriks Banding Berpasangan Faktor Internal Tempat Parkir Terbatas Kurang Menerapkan Kemajuan Teknologi dalam pengolahan produksi Bobot Brand Image Tenaga Terlatih Kelezatan dan Cita Rasa Lokasi Strategis Kebersihan dan Kenyamanan Tempat Keramahan dan Kesopanan Karyawan Kegiatan Promosi Kurang Gencar Pengorganisasian Kurang teratur Tidak Ada Paket Makanan dan Diskon Khusus Brand Image 1 1/3 1/3 3 1/5 1/9 7 3 3 5 2 0.10 Tenaga Terlatih 3 1 3 1/5 1/5 1/7 7 9 5 1 3 0.13 Kelezatan dan Cita Rasa 3 1/3 1 3 1/5 1/5 3 3 3 3 3 0.09 Lokasi Strategis 1/3 5 1/3 1 1/5 1 1/5 1/3 1/3 3 1/3 0.05 Kebersihan dan Kenyamanan Tempat 5 5 5 5 1 1 1 9 5 5 3 Keramahan dan Kesopanan Karyawan 9 7 5 1 1 1 1 1/7 7 7 5 1/7 1/7 1/3 5 1 1 1 3 1 2 3 1/3 1/9 1/3 3 1/9 7 1/3 1 4 2 1/5 Tidak Ada Paket Makanan dan Diskon Khusus 1/3 1/5 1/3 3 1/5 1/7 1 1/4 1 3 5 Tempat Parkir Terbatas 1/5 1 1/3 1/3 1/5 1/7 1/2 1/2 1/3 1 1/3 Kurang Menerapkan Kemajuan Teknologi dalam pengolahan produksi ½ 1/3 1/3 3 1/3 1/5 1/3 5 1/5 3 1 Kegiatan Promosi Kurang Gencar Pengorganisasian Kurang Teratur 0.18 0.18 0.07 0.07 0.06 0.02 0.06 Total 1.00 iii
  • 38. 2. Matrik Banding Berpasangan Faktor Eksternal Komponen Meningkatnya kesadaran konsumen tentang manfaat lele bagi kesehatan Peralihan gaya hidup masyarakat yang cenderung makan diluar Tersedianya tenaga kerja Kemajuan teknologi dalam informasi Akses teknologi berdampak pada Bahan baku yang mudah didapat Produk aman dan halal dikonsumsi, dan memiliki sertifikat halal Kenaikan tarif BBM, listrik dan telepon Tinggi nya biaya perizinan usaha Adanya isu pencemaran lingkungan Kemajuan teknologi dalam informasi Akses teknologi berdampak pada Bahan baku yang mudah didapat Produk aman dan halal dikonsumsi, dan memiliki sertifikat halal Kenaikan tarif BBM, listrik dan telepon Tinggi nya biaya perizinan usaha 1/3 2 1/3 1/5 1/5 1 1/5 1/5 5 1/7 3 5 1 3 1/2 ½ 5 1/3 1 3 1/5 2 5 7 5 Meningkatnya kesadaran konsumen tentang manfaat lele bagi kesehatan Peralihan gaya hidup masyarakat yang cenderung makan diluar Adanya isu pencemaran lingkungan Meningkatnya pertumbuhan ekonomi, menyebabkan menjamurnya usaha makanan Perubahan selera konsumen Persaingan usaha sejenis Kenaikan harga bahan baku Bobot 1 3 3 1/3 1/4 3 1/4 1/5 0.04 1/3 1/3 3 1/5 5 1/4 1/3 1/7 0.05 1/3 1/2 5 1/3 3 1/3 5 1/3 0.08 1/2 1/3 1/3 3 1/5 3 1/3 1/2 1/5 0.04 2 1 1 5 3 1/7 3 1/3 1/3 1/4 0.06 3 3 1 1 4 3 1/3 5 5 3 5 0.13 3 2 3 1/5 1/4 1 9 5 1/3 1/5 1/3 1/9 0.09 1/3 1/3 1/5 1/3 1/3 1/3 1/9 1 1/5 1/3 1/3 1/7 1/9 0.01 3 5 3 5 7 3 1/5 5 1 3 1/2 1/4 1/5 0.10 Tersedianya tenaga kerja 34
  • 39. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi, menyebabkan menjamurnya usaha makanan Perubahan selera konsumen Persaingan usaha sejenis Kenaikan harga bahan baku 4 1/5 1/3 1/3 1/3 1/5 3 1/3 1/3 1 1/5 1/3 1/7 0.03 1/3 4 3 3 3 1/5 5 1/3 2 5 1 5 9 0.12 4 3 1/5 2 3 1/3 3 1/7 4 3 1/5 1 1/5 5 7 3 5 4 1/5 9 9 5 7 1/9 5 1 Total 0.07 0.17 1.00 iii
  • 40. Tabel Matriks SWOT Setelah menganalisis aspek internal eksternal, dan melihat juga dari hasil IFAS dan EFAS maka strategi yang bisa dilakukan adalah sebagai berikut : Strength (S) 1. Brand Image 1. Kegiatan Promosi kurang gencar 2. Tenaga terlatih 2. Pengorganisasian kerja kurang teratur 3. Kelezatan dan cita/varian rasa rasa INTERNAL Weaknesses (W) 3. Tidak ada paket-paket makanan dan 4. Kebersihan dan kenyamanan tempat EKSTERNAL 5. Memiliki lokasi yang strategis 6.Keramahan dan diskon khusus 4. Tempat parkir terbatas kesopanan 5. Kurang karyawan menerapkan kemajuan teknologi Oppurtunities (O) Strategi SO Strategi WO 1. Konsumerisme a.Menciptakan variasi menu baru a. Melakukan promosi sendiri melalui 2. Gaya hidup b. Memanfaatkan teknologi untuk internet, penyebaran leaflet, dan radio 3. Supply tenaga kerja) meningkatkan mutu layanan dan lokal 4. Meningkatnyakesadaran konsumen keamanan pangan b. Membuat paket hemat dan pemberian tentang manfaat lele bagi kesehatan diskon c. Meningkatkan layanan 5. Peralihan gaya hidup masyarakat yang cenderung makan diluar 6. Tersedianya tenaga kerja 36
  • 41. 7. Kemajuan teknologi dalam informasi, pemanfaatan teknologi informasi dalam kegiatan pemasaran/promosi. 8. Akses teknologi berdampak pada Bahan baku yang mudah didapat. 9. Produk aman dan halal dikonsumsi, dan memiliki sertifikat halal. Threats (T) Strategi ST Strategi WT 1. Tinggi nya biaya perizinan usaha 2. Kenaikan tarif BBM, listrik dan telepon 3. Adanya isu pencemaran lingkungan 4. Meningkatnya pertumbuhan ekonomi, menyebabkan menjamurnya usaha makanan. 5. Perubahan selera konsumen 6. Persaingan usaha sejenis 7. Kenaikan harga bahan baku a. Menjaga brand image a. Memanfaatkan kemajuan teknologi b. Konsisten mempertahankan untuk efisiensi dan peningkatan mutu kelezatan dan cita rasa produk dan pelayanan. c. Mengoptimalkan layanan kepada b. Mrningkatkan koordinasi kerja antar konsumen karyawan. c. Menjalin hubungan baik dengan lingkungan iii
  • 42. 38
  • 43. iii