SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
PENGARUH KELUARGA BROKEN HOME
  TERHADAP PENDIDIKAN ANAK

                        REMAJA

  (Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan)

                    Bapak Slamet Triyadi,S.pd

                          MAKALAH

                          Disusun Oleh:

                      Dian Mantika

                         1141172105099

                               1C




      FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN

                       Pend. Matematika

    UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA
                       KARAWANG

                            2011/2012
KATA PENGANTAR




       Yang dimaksud kasus broken home dapat dilihat dari dua aspek yaitu
keluarga itu terpecah karena strukturnya tidak utuh sebab salah datu dari kepala
keluarga itu meninggalkan dunia atau telah bercerai, dan orang tua tidak bercerai
akan tetapi struktur keluarga itu tidak utuh lagi karena ayah dan ibu sering tidak
dirumah, atau tidak memperlihatkan kasih sayang lagi.

       Dari keluarga yang digambarkan di atas tadi, akan lahir anak-anak yang
mengalami krisis kepribadian sehingga perilakunya sering tidak sesuai. Mereka
mengalami gangguan emosional bahkan neorotik. Kasus keluarga broken home ini
sering kita temui di sekolah dengan penyesuaian diri yang kurang baik.

       Tidak dapat dipungkiri, jika dasar pendidikan yang menjadi landasan dan
tongkat estafet pendidikan anak selanjutnya adalah pendidikan keluarga. Apabila
pondasi pendidikan dibangun dengan kuat maka pembangunan pendidikan
selanjutnya akan mudah dan berhasil dengan baik, sebaliknya jika pondasi
pendidikan lemah dan berantakan, sulit kiranya membangun pendidikan
selanjutnya.

       Saya sepenuhnya menyadari makalah ini tidak terlepas dari kekurangan.
Untuk itu, saya mengharapkan saran dan tanggapan agar saya dapat
menyempurnakan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi kita semua.




                                             Karawang, Nopember 2011




                                                    Penyusun



Filsafat Pendidikan                                                              i
DAFTAR ISI




KATA PENGANTAR ................................................................................                i

DAFTAR ISI .......................................................................................             ii

BAB I

PENDAHULUAN .......................................................................................            1

1.1 Latar Belakang ................................................................................            1
1.2 Tujuan Penyusunan Makalah .............................................................                    2
1.3 Perumusan Masalah ..........................................................................               2
1.4 Batasan Masalah ..............................................................................             2
1.5 Sistematika Penyusunan Makalah ......................................................                      3

BAB II

PEMBAHASAN ..................................................................................                  5

2.1 Pengertian Remaja ..........................................................................               5
2.2 Pengertian Broken Home .................................................................                   6
2.3 Dampak Broken Home dan Pengembangan Remaja ............................                                    6
        2.3.1        Perkembangan Emosi ......................................................                 6
        2.3.2        Perkembangan Sosial Remaja ...........................................                    7
        2.3.3        Perkembangan Kepribadian ..............................................                   8
        2.3.4        Dampak Positif Akibat Broken Home ..................................                      8
2.4 Realita Remaja yang Mengalami Broken Home ..................................                               9
2.5 Solusi         Meminimalisir              Dampak           Negatif          Terhadap           Remaja   Broken
     Home..............................................................................................        10
     A. Berbasis Pendidikan Formal ........................................................                    10
     B. Berbasis Masyarakat atau Sosial ...................................................                    10



Filsafat Pendidikan                                                                                                 ii
2.6 Faktor-faktor Penyebab Broken Home ...............................................                     11
        2.6.1        Terjadinya Perceraian ......................................................          11
        2.6.2        Ketidakdewasaan Sikap Orang Tua ...................................                   11
        2.6.3        Orang Tua yang Kurang Memiliki Rasa Tanggungjawab .....                               11
        2.6.4        Jauh dari Tuhan ...............................................................       12
        2.6.5        Adanya Masalah Ekonomi ................................................               12
        2.6.6        Kehilangan Kehangatan Didalam Keluarga Antara Orang Tua dan
                     Anak...............................................................................   12
        2.6.7        Adanya Masalah Pendidikan .............................................               13

BAB III

PENUTUP ..........................................................................................         14

3.1 Kesimpulan .....................................................................................       14

3.2 Rekomendasi ..................................................................................         14

DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................                 15




Filsafat Pendidikan                                                                                        iii
BAB I

                                PENDAHULUAN




1.1 Latar Belakang
       Sebagai makhluk sosial, mungkin tak jarang kita temui sebagai anak
   remaja yang frustasi atau depresi karena beragam masalah yang muncul
   dengan alasan, faktor utama adalah orang tua. Sebagai remaja, tentunya kita
   tak asing lagi dengan kata “Broken Home” atau keluarga yang tidak
   harmonis. Kata inilah yang biasanya menyelimuti rasa takut para remaja saat
   ini, ketika kedua orang tua mereka sedang berbeda pendapat atau berselisih
   paham.
       Maka remaja merupakan masa dimana seorang sedang mengalami saat
   kritis sebab ia akan menginjak ke masa dewasa. Remaja berada dalam masa
   peralihan. Dalam masa peralihan itu pula remaja sedang mencari
   identitasnya. Dalam proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa
   membingungkan dirinya, remaja membutuhkan perhatian dan bantuandari
   orang yang dicintai dan dekat dengannya terutama orang tua atau
   keluarganya. Seperti yang telah diketahui bahwa fungsi keluarga adalah
   memberi pengayoman sehingga menjamin rasa aman maka dalam masa
   kritisnya remaja sungguh-sungguh membutuhkan realisasi fungsi tersebut.
       Menurut WHO remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang
   dari menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai mencapai
   kematangan       seksual,   mengalami   perkembangan     psikologis   danpola
   identifikasi   dari   anak-anak   menjadi   dewasa,    serta   peralihan   dari
   ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative
   lebih mandiri.




Filsafat Pendidikan                                                                  1
1.2 Tujuan Penyusunan Makalah
      Didalam penulisan makalah ini bertujuan supaya orang tua lebih
   memperhatikan perkembangan anak dan tidak hanya mementingkan egonya
   masing-masing seperti berpisah atau bercerai, karena sikap orang tua itu
   sangat berpengaruh pada perkembangan anak terutama remaja. Dan setiap
   anak akan selalu membutuhkan dukungan dari kedua orangtuanya dan ingin
   lengkap mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya langsung.
   Menurut Kartini Kartono, “Sikap dan perilaku orang tua dalam hubungan
   dengan anak-anak mempengaruhi setiap pertumbuhan dan perkembangan”.
      Tujuan utama dari penulisan makalh ini adalah untuk memenuhi tugas
   mata kuliah Filsafat Pendidikan yang ditugaskan oleh Bapak Slamet
   Triyadi,S.pd.


1.3 Perumusan Masalah
      Perumusan masalahnya meliputi:
   1. Apa itu remaja?
   2. Apa itu Broken Home?
   3. Dampak kejiwaan seperti apa akibat Broken Home?
   4. Bagaimana realita remaja yang mengalami Broken Home?
   5. Bagaimana untuk meminimalisir dampak negatif terhadap remaja Broken
      Home?
   6. Apa saja faktor-faktor penyebab Broken Home?


1.4 Batasan Masalah
      Pembahasan masalah pada Pengaruh Keluarga Broken Home Terhadap
   Anak Remaja meliputi:
      Pengertian Remaja
      Pengertian Broken Home
      Dampak Broken Home dan Perkembangan Remaja
      Realita Remaja yang Mengalami Broken Home
      Solusi Meminimalisir Dampak Negatif Terhadap Remaja Broken Home


Filsafat Pendidikan                                                           2
Faktor-faktor Penyebab Broken Home


1.5 Sistematika Penyusunan Makalah
      Sistematika yang terdapat dalam penyusunan makalah ini adalah:
   KATA PENGANTAR
   DAFTAR ISI
   BAB I PENDAHULUAN
   1.1 Latar Belakang
   1.2 Tujuan Penyusunan Makalah
   1.3 Perumusan Masalah
   1.4 Batasan Masalah
   1.5 Sistematika Penyusunan Makalah
   BAB II PEMBAHASAN
   2.1 Pengertian Remaja
   2.2 Pengertian Broken Home
   2.3 Dampak Broken Home dan Perkembangan Remaja
      2.3.1   Perkembangan Emosi
      2.3.2   Perkembangan Sosial Remaja
      2.3.3   Perkembangan Kepribadian
      2.3.4   Dampak Positif Akibat Broken Home
   2.4 Realita Remaja yang Mengalami Broken Home
   2.5 Solusi Meminimalisir Dampak Negatif Terhadap Remaja Broken Home
   2.6 Faktor-faktor Penyebab Broken Home
      2.6.1   Terjadinya Perceraian
      2.6.2   Ketidakdewasaan Sikap Orang Tua
      2.6.3   Orang Tua yang Kurang Memiliki Rasa Tanggungjawab
      2.6.4   Jauh Dari Tuhan
      2.6.5   Adanya Masalah Ekonomi
      2.6.6   Kehilangan Kehangatan Didalam Keluarga Antara Orang Tua dan
              Anak
      2.6.7   Adanya Masalah Pendidikan


Filsafat Pendidikan                                                         3
BAB II PENUTUP
   3.1 Kesimpulan
   3.2 Rekomendasi
   DAFTAR PUSTAKA




Filsafat Pendidikan   4
BAB II
                                PEMBAHASAN




   2.1 Pengertian Remaja
              Kata remaja berasal dari kata latin yaitu adolescere yang berarti
      to grow atau to maturity. Definisi dari remaja adalah periode
      perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa.
      Perkembangan ini meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan
      dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi pada perubahan
      dalam hubungannya dengan orang tua dan cita-cita mereka. Remaja
      merupakan masa yang labil, dimana mereka sedang mencari jatidiri
      mereka, dan merekalah yang menentukan mau ke arah mana mereka esok
      hari.
              Istilah remaja mengandung arti yang cukup luas, menurut Piaget
      (dalam Muhammad Ali dan M. Astori, mengatakan bahwa:
      Remaja masih suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam
      masyarakat dewasa dan suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa
      dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa
      sama atau paling tidak sejajar. Masa remaja merupakan masa transisi
      yang menginginkan sesuatu yang baru.
              Sedangkan menurut Sarlito Wirawan Sarwono, “Remaja adalah
      periode peralihan kemasa dewasa” dimana mereka seyogyanya mulai
      mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa.
              Jadi remaja adalah individu yang berumur 12 sampai 21 tahun
      dimana seorang mengalami saat kritis sebab akan menginjak masa
      dewasa, remaja berada dalam masa peralihan dari anak-anak kemasa
      dewasa. Peningkatan emosional remaja yang terjadi secara cepat pada
      masa remaja awal yang dikenal sebagai masa storm dan stress.




Filsafat Pendidikan                                                               5
2.2 Pengertian Broken Home
              Istilah    “Broken   Home”      biasanya     digunakan     untuk
      menggambarkan keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan
      layaknya keluarga yang rukun dan sejahtera akibat sering terjadi konflik
      yang menyebabkan pada pertengkaran yang bahkan dapat berujung pada
      perceraian. Hal iniakan berdampak besar terhadap suasana rumah yang
      tidak lagi kondusif, orang tua tidak lagi perhatian terhadap anak-anaknya
      sehingga berdampak pada perkembangan anak khususnya anak remaja.
              Orang tua adalah panutan dan teladan bagi perkembangan remaja
      terutama pada perkembangan psikis dan emosi, orang tua adalah
      pembentukan karakter yang terdekat. Jika remaja diharapkan pada
      kondisi “broken home” dimana orang tua mereka tidak lagi menjadi
      panutan bagi dirinya maka akan berdampak besar pada perkembangan
      dirinya. Dampak psikis yang dialami oleh remaja yang mengalami
      broken home, remaja menjadi lebih pendiam, pemalu, bahkan despresi
      berkepanjangan.
              Faktor lingkungan tempat remaja bergaul adalah sarana lain jika
      orang tua sudah sibuk dengan urusannya sendiri. Jika remaja berada di
      lingkungan pergaulan yang negatif, karena keadaannya labil maka tidak
      menutup kemungkinan remaja akan tercebur dalam lembah pergaulan
      yang tidak baik.


   2.3 Dampak Broken Home dan Perkembangan Remaja
      2.3.1   Perkembangan Emosi
              Emosi merupakan situasi psikologi yang merupakan pengalaman
          subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh. Perceraian
          adalah suatu hal yang harus dihindari, agar emosi anak tidak menjadi
          terganggu. Perceraian adalah suatu penderitaan atau pengalaman
          tramatis bagi anak.
              Adapun dampak pandangan keluarga broken home terhadap
          perkembangan emosi remaja:


Filsafat Pendidikan                                                               6
 Perceraian orang tua membuat tempramen anak terpengaruh,
                 pengaruh yang tampak secara jelas dalam perkembangan
                 emosi itu membuat anak menjadi pemurung, pemalas
                 (menjadi agresif) yang ingin mencari perhatian orang tua /
                 orang lain. Mencari jati diri dalam suasana rumah tangga
                 yang tumpang dan kurang serasi.
               Peristiwa perceraian itu menimbulkan ketidakstabilan emosi.
               Ketidakberartian pada diri remaja akan mudah timbul,
                 sehingga dalam menjalani kehidupan remaja merasa bahwa
                 dirinya adalah pihak yang tidak diharapkan dalam kehidupan
                 ini.
               Remaja yang kebutuhannya kurang dipenuhi oleh orang tua,
                 emosi marahnya akan mudah terpancing.


      2.3.2   Perkembangan Sosial Remaja
              Tingkah laku sosial kelompok yang memungkinkan seseorang
          berpartisipasi secara efektif dalam kelompok atau masyarakat.
              Dampak keluarga Broken Home terhadap perkembangan sosial
          remaja adalah:
               Perceraian orang tua menyebabkan ketidakpercayaan diri
                 terhadap kemampuan dan kedudukannya, dia merasa rendah
                 diri menjadi takut untuk keluar dan bergaul dengan teman-
                 teman.
               Anak sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan. Anak yang
                 dibesarkan dikeluarga pincang, cenderung sulit menyesuaikan
                 diri dengan lingkungan, kesulitan itu datang secara alamiah
                 dari diri anak tersebut.
               Dampak bagi remaja putri yang tidak mempunyai ayah
                 berperilaku dengan salah satu cara yang ekstrim terhadap
                 laki-laki, mereka sangat menarik diri pasif dan minder
                 kemungkinan yang kedua terlalu aktif, agresif dan genit.


Filsafat Pendidikan                                                            7
2.3.3   Perkembangan Kepribadian
              Perceraian ternyata memberikan dampak kurang baik terhadap
          perkembangan kepribadian remaja. Remaja yang orang tuannya
          bercerai cenderung menunjukan ciri-ciri:
               Berperilaku nakal
               Mengalami depresi
               Melakukan hubungan seksual secara aktif
               Kecenderungan pada obat-obat terlarang
              Keadaan keluarga yang tidak harmonis tidak stabil atau
          berantakan (broken home) merupakan faktor penentu               bagi
          perkembangan kepribadian remaja yang tidak sehat.


      2.3.4   Dampak Positif Akibat Broken Home
              Dalam hubungan nikah yang sudah sangat jelek, yang
          pertengkarannya sudah sangat parah, kebanyakan anak-anak akan
          memilih supaya mereka bercerai. Demi kesehatan jiwa anak-anak
          akan lebih tentram sewaktu dilepaskan dari suasana seperti itu. Pada
          waktu orang tua tidak tinggal bersama-sama dengan mereka rasanya
          lebih tenang karena tidak harus menyaksikan pertengkatan. Akhirnya,
          mereka lebih mantap, lebih damai hidupnya, dan lebih bisa
          berhubungan dengan orang tuanya sacara lebih sehat.
              Ada sisi positif dari anak korban perceraian, misalnya anak cepat
          dewasa, punya rasa tanggungjawab yang baik, bisa membantu
          ibunya. Memang ada anak yang bisa jadi nakal luar biasa, tapi ada
          yang kebalikannya justru menjadi anak yang sangat baik dan
          bertanggungjawab.
              Anak-anak ini akhirnya didorong kuat untuk mengambil alih
          peran orang tua yang tidak ada lagi dalam keluarganya. Secara luar
          kita melihat sepertinya baik menjadi dewasa, tapi sebetulnya secara




Filsafat Pendidikan                                                               8
kedewasaan tidak terlalu baik karena dia belum siap untuk
             mengambil alih peran orang tuanya itu.


   2.4 Realita Remaja yang Mengalami broken Home
                Beberapa penyebab broken home yang paling sering terjadi
      adalah kurangnya komunikasi antar keluarga sehingga menyebabkan
      adanya jarak dianatara mereka. Jarak tersebut semakin terasa ketika rasa
      ketidakpercayaan dan komitmen awal pernikahan mulai terkikis. Seiring
      berjalannya waktu, hal ini berkembang menjadi sebuah perselisihan dan
      ketidakharmonisan yang memuncak.
                Penyebab kedua yang sering menyebabkan terjadinya broken
      home adalah masalah ekonomi yang berujung pada kekerasan dalam
      rumah tangga (KDRT). Kedua penyebab tersebut paling banyak
      menghasilkan keluarga-keluarga broken home yang berakhir pada
      perceraian atau pertengkaran tanpa akhir.
                Sebagai korban, tentunya anak-anak akan merasakan hal-hal yang
      tidak mengenakan. Perasaan ini timbul dan berkembang dalam diri si
      anak hingga ia beranjak dewasa. Pada fase remaja, dimana jiwa remaja
      sedang bergelora, perasaan ini bercampur aduk menjadi satu baik
      depresi, malu, sedih, kecewa, kesal, sakit hati, bingung, merasa terbuang,
      dll.
                Cara para remaja menghilangkan kepenatan tersebut baik ke arah
      positif atau negatif ternyata bersifat relatif. Hal ini tergantung pada sikap
      dan perilaku remaja tersebut. Jika dia bisa mengarahkan ke arah positif,
      berarti dia berhasil mengurangi bahkan menghilangkan perasaan
      tersebut. Bila sebaliknya, berarti dia gagal. Cara-cara yang dilakukan
      untuk menghilangkan kepenatan tersebut pastinya akan melahirkan
      perubahan sikap dalam diri remaja yang mengalami broken home.
      Sebuah perubahan yang akan membawa mereka merasa lebih baik dari
      sebelumnya, sementara atau selamanya.




Filsafat Pendidikan                                                                   9
2.5 Solusi Meminimalisir Dampak Negatif Terhadap Remaja Broken
      Home
             Agar para remaja yang sedang mencari jati diri tidak semakin
      terjerumus, tentunya diperlukan peranan orang tua. Selain itu, dibutuhkan
      pengawasan ketat dari pihaksekolah dan itu menjadi kunci keberhasilan
      pencegahan kenakalan remaja baik sebagai akibat broken home maupun
      akibat hal lainnya. Peran orang tua dirumah dan peran sekolah menjadi
      kunci keberhasilan pencegahan moral remaja akibat pengaruh pergaulan
      bebas. Kasih sayang dan perhatian orang tua adalah langkah pertama.
      A. Berbasis Pendidikan Formal
             Ruang kedua bagi anak/remaja adalah pendidikan formal. Disini
          mereka bergelut dengan waktu, menumpahkan sebagian besar
          energinya untuk mendalami berbagai ilmu pengetahuan, bekalnya di
          kemudian hari ketika terjun di masyarakat. Institusi pendidikan juga
          memiliki peran penting melanjutkan estapet orang tua dalam
          mendidik dan membimbing anak-anaknya. Karena itulah, pendidikan
          formal harus berjalan maksimal.


      B. Berbasis Masyarakat atau Sosial
             Masyarakat adalah tempat dimana orang-orang dengan berbagai
          latar belakang membentuk sebuah sistem. Mereka hidup bersama
          dalam satu komunitas yang teratur. Dimana sebagian besar interaksi
          adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok
          tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan
          hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah
          komunitas yang saling tergantung satu sama lain. Pencerahan
          berbasis masyarakat ini diharapkan dapat menggugah, mendorong
          dan menggerakkan masyarakat untuk sadar, peduli, dan aktif
          terhadap remaja yang mengalami broken home.




Filsafat Pendidikan                                                          10
2.6 Faktor-faktor Penyebab Broken Home
      Adapun faktor-faktor yang menyebabkan broken home adalah:
      2.6.1   Terjadinya Perceraian
                      Faktor yang menjadi penyebab perceraian adalah pertama
              adanya disorientasi tujuan suami istri dalam membangun
              mahligai rumah tangga; dan faktor kedewasaan yang mencakup
              intelektualitas, emosionalitas, kedua, kemampuan mengelola dan
              mengatasi     berbagai   masalah   keluarga:   ketiga,   pengaruh
              perubahan dan norma yang berkembang di masyarakat.


      2.6.2   Ketidakdewasaan Sikap Orang Tua
                      Ketidakdewasaan sikap orang tua salah satunya dilihat
              dari sikap egoisme dan egosentrisme. Egoisme adalah suatu sifat
              buruk manusia yang mementingkan dirinya sendiri. Sedangkan
              egosentrisme adalah sikap yang menjadikan dirinya pusat
              perhatian yang diusahakan oleh seseorang dengan segala cara.
              Egoisme orang tua akan berdampak kepada anaknya, yaitu timbul
              sifat membandel, sulit di suruh dan suka bertengkar dengan
              saudaranya.
                      Adapun sikap membandel adalah aplikasi dari rasa marah
              terhadap orang tua yang egosentrisme. Seharusnya orang tua
              memberi contoh yang baik seperti suka bekerjasama, saling
              membantu, bersahabat dan ramah. Sifat-sifat ini adalah lawan
              dari egoisme dan egosentrisme.


      2.6.3   Orang Tua yang Kurang Memiliki Rasa Tanggungjawab
                      Tidak bertanggungjawabnya ornag tua salah satunya
              masalah kesibukan. Kesibukan adalah satu kata yang telah
              melekat pada masyarakat modern di kota-kota. Kesibukannya
              terfokus pada pencarian materi yaitu harta dan uang. Mengapa
              demikian? Karena filsafat hidup mereka mengatakan uang adalah


Filsafat Pendidikan                                                           11
harga diri, dan waktu adalah uang. Jika telah kaya berarti suatu
              keberhasilan, suatu kesuksesan. Di samping itu kesuksesan lain
              adalah jabatan tinggi.


      2.6.4   Jauh dari Tuhan
                      Segala sesuatu perilaku manusia disebabkan karena dia
              jauh dari Tuhan. Sebab, Tuhan mengajarkan agar manusia
              berbuat baik. Jika keluarga jauh dari Tuhan dan mengutamakan
              materi dunia semata maka kehancuran dalam keluarga itu akan
              terjadi. Karena dari keluarga tersebut akan lahir anak-anak yang
              tidak taat kepada Tuhan dan kedua orang tuanya.


      2.6.5   Adanya Masalah Ekonomi
                      Dalam suatu keluarga mengalami kesulitan dalam
              memenuhi kebutuhan rumah tangga. Istri banyak menuntut hal-
              hal diluar makan dan minum. Padahal dengan penghasilan suami
              sebagai buruh lepas, hanya dapat memberikan makan dan rumah
              petak tempat berlindung yang sewanya terjangkau. Karena suami
              tidak sanggup memenuhi tuntutan istri dan anak-anaknya akan
              kebutuhan-kebutuhan yang disebutkan tadi, maka timbullah
              pertengkaran suami-istri yang sering menjurus ke arah perceraian.


      2.6.6   Kehilangan Kehangatan Didalam Keluarga Antara Orang
              Tua dan Anak
                      Kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga
              menyebabkan hilangnya kehangatan di dalam keluarga antara
              orang tua dan anak. Faktor kesibukan biasanya sering dianggap
              penyebab utama dari kurangnya komunikasi. Dimana ayah dan
              ibu bekerja dari pagi hingga sore hari, mereka tidak punya waktu
              untuk makan siang bersama, shalat berjamaah di rumah dimana
              ayah menjadi imam, sedang anggota yang lain menjadi jamaah.


Filsafat Pendidikan                                                           12
Dan   anak-anak   akan    mengungkapkan     pengalaman
              perasaan dan pemikiran-pemikiran tentang kebaikan keluarga
              termasuk kritik terhadap orang tua mereka. Yang sering terjadi
              adalah kedua orang tua pulang hampir malam karena jalanan
              macet, badan capek, sampai di rumah mata mengantuk dan
              tertidur. Tentu orang tidak mempunyai kesempatan untuk
              berdiskusi dengan anak-anaknya.


      2.6.7   Adanya Masalah Pendidikan
                      Masalah pendidikan sering menjadi penyebab terjadinya
              broken home. Jika pendidikan agak lumayan pada suami istri
              maka wawasan tentang kehidupan keluarga dapat dipahami oleh
              mereka. Sebaliknya pada suami istri yang pendidikannya rendah
              sering tidak dapat memahami lika-liku keluarga. Karena itu
              sering salah menyalahkan bila terjadi persoalan di keluarga.
              Akibatnya selalu terjadi pertengkaran yang mungkin akan
              menimbulkan perceraian. Jika pendidikan agama ada atau
              lumayan mungkin sekali kelemahan dibanding pendidikan akan
              di atasi. Artinya suami istri akan dapat mengekang nafsu masing-
              masing sehingga pertengkaran dapat dihindari.




Filsafat Pendidikan                                                         13
BAB III
                                 PENUTUP




  3.1 Kesimpulan
              Dampaknya, banyak orang tua yang merasa dirinya paling berjasa
      karena telah melahirkan dan membesarkannya, berbuat tiran, tidak segan-
      segan menghakimi berbagai persoalan dan permasalahan yang dihadapu
      atau dilakukan anak. Bahkan, tidak jarang orang tua hanya berfungsi
      reproduksi, setelah itu proses pendidikan dan bimbingan dikuasakan
      kepada pembantu rumah tangga. Ini banyak terjadi pada keluarga-
      keluarga di kota besar yang sibuk di perbudak pekerjaan sehingga hak-
      hak anak atas kasih sayang, pendidikan, dan bimbingan terabaikan.
      Muncullah istilah Broken Home, dimana anak mencari tempat pelarian
      yang mereka tidak dapatkan dari orang tuanya.


  3.2 Rekomendasi
              Bagi para orang tua, renungkanlah bunyi frase “Anakmu bukan
      anakmu”. Anakmu adalah amanah Allah SWT kepada kedua orang
      tuanya. Artinya, suatu saat pasti akan diminta dan kembali kepada-Nya
      sebagai Sang Pemilik Sejati. Orang tua berkewajiban mendidik dan
      membimbingnya. Mereka dilahirkan dalam keadaan fitrah, dan orang
      tuanyalah yang akan mengarahkannya menjdai nashrani, yahudi, majusi
      atau muslim sejati, yang tentu akan dimintai pertanggungjawabab kelak
      di akherat nanti.




Filsafat Pendidikan                                                        14
DAFTAR PUSTAKA




      http://yogie-civil.blogspot.com/2010/11/broken-home.html


      Gunarsa,Singgih D.2004. Psikologi Praktis: Anak Remaja dan Keluarga.
      Jakarta: BPK Gunung Mulia


      Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga


      Wirawan, Sarlito. 1989. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
      Jakarta: Raja Grafindo Persada


      Syansu, Yusuf LN. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja.
      Bandung: Remaja Rosda Karya




Filsafat Pendidikan                                                      15

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Bab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivBab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivAlfan Fatoni
 
PKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial HumanioraPKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial HumanioraYulia Fauzi
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaRiska Yuliatiningsih
 
Buku SIswa PPKn Kelas XI EDISI REVISI 2017
Buku SIswa PPKn Kelas XI EDISI REVISI 2017Buku SIswa PPKn Kelas XI EDISI REVISI 2017
Buku SIswa PPKn Kelas XI EDISI REVISI 2017Muhamad Yogi
 
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaMakalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaWarnet Raha
 
Daftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranDaftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranRezza Adzmi
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuPutriAgilya
 
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)atone_lotus
 
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan IlmuPancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmudayurikaperdana19
 
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsan
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsanMakalah pendidikan agama islam iman islam ihsan
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsanElsashania26
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaaneryeryey
 
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa IndonesiaAlasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa IndonesiaNadia Eva
 
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018Muhamad Yogi
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaAdrian Ekstrada
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamNovita Widianingsih
 
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)Meda Aji Saputro
 
Essay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM ParadigmaEssay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM ParadigmaKhoerul Anwar Abdulloh
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMujid Rical
 

La actualidad más candente (20)

Makalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikanMakalah filsafat pendidikan
Makalah filsafat pendidikan
 
Bab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babivBab i, bab ii, babiii, babiv
Bab i, bab ii, babiii, babiv
 
PKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial HumanioraPKM Penelitian Sosial Humaniora
PKM Penelitian Sosial Humaniora
 
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa IndonesiaPancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
Pancasila dalam Kajian Sejarah Bangsa Indonesia
 
Buku SIswa PPKn Kelas XI EDISI REVISI 2017
Buku SIswa PPKn Kelas XI EDISI REVISI 2017Buku SIswa PPKn Kelas XI EDISI REVISI 2017
Buku SIswa PPKn Kelas XI EDISI REVISI 2017
 
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsaMakalah pancasila dalam sejarah bangsa
Makalah pancasila dalam sejarah bangsa
 
Daftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiranDaftar isi dan lampiran
Daftar isi dan lampiran
 
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmuKumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
Kumpulan pertanyaan & jawaban mata kuliah filsafat ilmu
 
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
Tahap - Tahap Perkembangan Moral (Psikologi Perkembangan)
 
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan IlmuPancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
Pancasila Sebagai Dasar Nilai Pengembangan Ilmu
 
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsan
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsanMakalah pendidikan agama islam iman islam ihsan
Makalah pendidikan agama islam iman islam ihsan
 
Pengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaanPengertian keimanan dan ketakwaan
Pengertian keimanan dan ketakwaan
 
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa IndonesiaAlasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
Alasan Bahasa Melayu Diangkat Menjadi Bahasa Indonesia
 
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
BUKU SISWA PPKn KELAS XII EDISI REVISI 2018
 
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnyaPerbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
Perbandingan pancasila dengan ideologi ideologi lainnya
 
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam IslamAkhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
Akhlak, Moral, dan Etika dalam Islam
 
Kalimat efektif ppt
Kalimat efektif pptKalimat efektif ppt
Kalimat efektif ppt
 
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
CONTOH PROPOSAL PKM-GAGASAN TERTULIS (PKM-GT) (DIDANAI DIKTI 2017)
 
Essay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM ParadigmaEssay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
Essay Nasional, Lomba Essay LPM Paradigma
 
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafatMakalah pancasila sebagai sistem filsafat
Makalah pancasila sebagai sistem filsafat
 

Similar a Makalah Pengaruh Keluarga Broken Home |Diean Mantikha

Makalah pengembangan diri
Makalah pengembangan diriMakalah pengembangan diri
Makalah pengembangan diriDede Irawan
 
Studi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionisStudi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionisBoyolali
 
Pengaruh sosialisasi terhadap pembentukan kepribaddian
Pengaruh sosialisasi terhadap pembentukan kepribaddianPengaruh sosialisasi terhadap pembentukan kepribaddian
Pengaruh sosialisasi terhadap pembentukan kepribaddianOperator Warnet Vast Raha
 
Pengaruh sosialisasi terhadap pembentukan kepribaddian
Pengaruh sosialisasi terhadap pembentukan kepribaddianPengaruh sosialisasi terhadap pembentukan kepribaddian
Pengaruh sosialisasi terhadap pembentukan kepribaddianOperator Warnet Vast Raha
 
SD-MI kelas02 ips tri dakir
SD-MI kelas02 ips tri dakirSD-MI kelas02 ips tri dakir
SD-MI kelas02 ips tri dakirsekolah maya
 
Seni Mendengarkan Yang Hilang Bedah Buku
Seni Mendengarkan Yang Hilang   Bedah BukuSeni Mendengarkan Yang Hilang   Bedah Buku
Seni Mendengarkan Yang Hilang Bedah BukuSerenity 101
 
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1JsHomeIndustry
 
Makalah kewarganegaraan
Makalah kewarganegaraanMakalah kewarganegaraan
Makalah kewarganegaraanfendi_94
 
Makalah kenakalan remaha
Makalah kenakalan remahaMakalah kenakalan remaha
Makalah kenakalan remahaNandar Mdk
 
BUKU AJAR ALI DAUD HASIBUAN.pdf
BUKU AJAR ALI DAUD HASIBUAN.pdfBUKU AJAR ALI DAUD HASIBUAN.pdf
BUKU AJAR ALI DAUD HASIBUAN.pdfRahyuli
 
Ilmu pengetahuan sosial
Ilmu pengetahuan sosialIlmu pengetahuan sosial
Ilmu pengetahuan sosialjoy_purnama
 
Ilmu pengetahuan sosial kls2
Ilmu pengetahuan sosial kls2Ilmu pengetahuan sosial kls2
Ilmu pengetahuan sosial kls2Mif Tah
 
Ilmu pengetahuan sosial
Ilmu pengetahuan sosialIlmu pengetahuan sosial
Ilmu pengetahuan sosiallombkTBK
 
Kata pengantar dan daftar isi
Kata pengantar dan daftar isiKata pengantar dan daftar isi
Kata pengantar dan daftar isisarinahongland
 
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukitSMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukitsekolah maya
 

Similar a Makalah Pengaruh Keluarga Broken Home |Diean Mantikha (20)

Makalah pengembangan diri
Makalah pengembangan diriMakalah pengembangan diri
Makalah pengembangan diri
 
Makalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluargaMakalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluarga
 
Makalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluargaMakalah sosiologi keluarga
Makalah sosiologi keluarga
 
Studi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionisStudi kasus anak perfeksionis
Studi kasus anak perfeksionis
 
Pengaruh sosialisasi terhadap pembentukan kepribaddian
Pengaruh sosialisasi terhadap pembentukan kepribaddianPengaruh sosialisasi terhadap pembentukan kepribaddian
Pengaruh sosialisasi terhadap pembentukan kepribaddian
 
Pengaruh sosialisasi terhadap pembentukan kepribaddian
Pengaruh sosialisasi terhadap pembentukan kepribaddianPengaruh sosialisasi terhadap pembentukan kepribaddian
Pengaruh sosialisasi terhadap pembentukan kepribaddian
 
SD-MI kelas02 ips tri dakir
SD-MI kelas02 ips tri dakirSD-MI kelas02 ips tri dakir
SD-MI kelas02 ips tri dakir
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Seni Mendengarkan Yang Hilang Bedah Buku
Seni Mendengarkan Yang Hilang   Bedah BukuSeni Mendengarkan Yang Hilang   Bedah Buku
Seni Mendengarkan Yang Hilang Bedah Buku
 
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
Tugas perkembangan peserta didik kelompok ahli1
 
Makalah kewarganegaraan
Makalah kewarganegaraanMakalah kewarganegaraan
Makalah kewarganegaraan
 
Makalah kenakalan remaha
Makalah kenakalan remahaMakalah kenakalan remaha
Makalah kenakalan remaha
 
BUKU AJAR ALI DAUD HASIBUAN.pdf
BUKU AJAR ALI DAUD HASIBUAN.pdfBUKU AJAR ALI DAUD HASIBUAN.pdf
BUKU AJAR ALI DAUD HASIBUAN.pdf
 
Ilmu pengetahuan sosial untuk kelas 2
Ilmu pengetahuan sosial untuk kelas 2Ilmu pengetahuan sosial untuk kelas 2
Ilmu pengetahuan sosial untuk kelas 2
 
Ilmu pengetahuan sosial
Ilmu pengetahuan sosialIlmu pengetahuan sosial
Ilmu pengetahuan sosial
 
Ilmu pengetahuan sosial kls2
Ilmu pengetahuan sosial kls2Ilmu pengetahuan sosial kls2
Ilmu pengetahuan sosial kls2
 
Ilmu pengetahuan sosial
Ilmu pengetahuan sosialIlmu pengetahuan sosial
Ilmu pengetahuan sosial
 
Contoh Makalah BK
Contoh Makalah BK Contoh Makalah BK
Contoh Makalah BK
 
Kata pengantar dan daftar isi
Kata pengantar dan daftar isiKata pengantar dan daftar isi
Kata pengantar dan daftar isi
 
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukitSMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
SMP-MTs kelas08 ips sanusi amin juli taukit
 

Último

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAAmmar Ahmad
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxsalmnor
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxnursariheldaseptiana
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxDedeRosza
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxwawan479953
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANwawan479953
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"baimmuhammad71
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxdeskaputriani1
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxJuliBriana2
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanAdePutraTunggali
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxSaujiOji
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024RoseMia3
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptnabilafarahdiba95
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfAndiCoc
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptxSusanSanti20
 

Último (20)

MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptxAKSI NYATA  Numerasi  Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
AKSI NYATA Numerasi Meningkatkan Kompetensi Murid_compressed (1) (1).pptx
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptxDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 CGP 10.pptx
 
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHANTUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
TUGAS RUANG KOLABORASI 1.3 PRAKARSA PERUBAHAN
 
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
power point bahasa indonesia "Karya Ilmiah"
 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptxPendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
Pendidikan-Bahasa-Indonesia-di-SD MODUL 3 .pptx
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptxMateri Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
Materi Sosialisasi US 2024 Sekolah Dasar pptx
 
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
DAFTAR PPPK GURU KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2024
 
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
7.PPT TENTANG TUGAS Keseimbangan-AD-AS .pptx
 

Makalah Pengaruh Keluarga Broken Home |Diean Mantikha

  • 1. PENGARUH KELUARGA BROKEN HOME TERHADAP PENDIDIKAN ANAK REMAJA (Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Filsafat Pendidikan) Bapak Slamet Triyadi,S.pd MAKALAH Disusun Oleh: Dian Mantika 1141172105099 1C FAKULTAS KEGURUAN dan ILMU PENDIDIKAN Pend. Matematika UNIVERSITAS SINGAPERBANGSA KARAWANG 2011/2012
  • 2. KATA PENGANTAR Yang dimaksud kasus broken home dapat dilihat dari dua aspek yaitu keluarga itu terpecah karena strukturnya tidak utuh sebab salah datu dari kepala keluarga itu meninggalkan dunia atau telah bercerai, dan orang tua tidak bercerai akan tetapi struktur keluarga itu tidak utuh lagi karena ayah dan ibu sering tidak dirumah, atau tidak memperlihatkan kasih sayang lagi. Dari keluarga yang digambarkan di atas tadi, akan lahir anak-anak yang mengalami krisis kepribadian sehingga perilakunya sering tidak sesuai. Mereka mengalami gangguan emosional bahkan neorotik. Kasus keluarga broken home ini sering kita temui di sekolah dengan penyesuaian diri yang kurang baik. Tidak dapat dipungkiri, jika dasar pendidikan yang menjadi landasan dan tongkat estafet pendidikan anak selanjutnya adalah pendidikan keluarga. Apabila pondasi pendidikan dibangun dengan kuat maka pembangunan pendidikan selanjutnya akan mudah dan berhasil dengan baik, sebaliknya jika pondasi pendidikan lemah dan berantakan, sulit kiranya membangun pendidikan selanjutnya. Saya sepenuhnya menyadari makalah ini tidak terlepas dari kekurangan. Untuk itu, saya mengharapkan saran dan tanggapan agar saya dapat menyempurnakan makalah ini. Saya berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Karawang, Nopember 2011 Penyusun Filsafat Pendidikan i
  • 3. DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ................................................................................ i DAFTAR ISI ....................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1 1.1 Latar Belakang ................................................................................ 1 1.2 Tujuan Penyusunan Makalah ............................................................. 2 1.3 Perumusan Masalah .......................................................................... 2 1.4 Batasan Masalah .............................................................................. 2 1.5 Sistematika Penyusunan Makalah ...................................................... 3 BAB II PEMBAHASAN .................................................................................. 5 2.1 Pengertian Remaja .......................................................................... 5 2.2 Pengertian Broken Home ................................................................. 6 2.3 Dampak Broken Home dan Pengembangan Remaja ............................ 6 2.3.1 Perkembangan Emosi ...................................................... 6 2.3.2 Perkembangan Sosial Remaja ........................................... 7 2.3.3 Perkembangan Kepribadian .............................................. 8 2.3.4 Dampak Positif Akibat Broken Home .................................. 8 2.4 Realita Remaja yang Mengalami Broken Home .................................. 9 2.5 Solusi Meminimalisir Dampak Negatif Terhadap Remaja Broken Home.............................................................................................. 10 A. Berbasis Pendidikan Formal ........................................................ 10 B. Berbasis Masyarakat atau Sosial ................................................... 10 Filsafat Pendidikan ii
  • 4. 2.6 Faktor-faktor Penyebab Broken Home ............................................... 11 2.6.1 Terjadinya Perceraian ...................................................... 11 2.6.2 Ketidakdewasaan Sikap Orang Tua ................................... 11 2.6.3 Orang Tua yang Kurang Memiliki Rasa Tanggungjawab ..... 11 2.6.4 Jauh dari Tuhan ............................................................... 12 2.6.5 Adanya Masalah Ekonomi ................................................ 12 2.6.6 Kehilangan Kehangatan Didalam Keluarga Antara Orang Tua dan Anak............................................................................... 12 2.6.7 Adanya Masalah Pendidikan ............................................. 13 BAB III PENUTUP .......................................................................................... 14 3.1 Kesimpulan ..................................................................................... 14 3.2 Rekomendasi .................................................................................. 14 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 15 Filsafat Pendidikan iii
  • 5. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sebagai makhluk sosial, mungkin tak jarang kita temui sebagai anak remaja yang frustasi atau depresi karena beragam masalah yang muncul dengan alasan, faktor utama adalah orang tua. Sebagai remaja, tentunya kita tak asing lagi dengan kata “Broken Home” atau keluarga yang tidak harmonis. Kata inilah yang biasanya menyelimuti rasa takut para remaja saat ini, ketika kedua orang tua mereka sedang berbeda pendapat atau berselisih paham. Maka remaja merupakan masa dimana seorang sedang mengalami saat kritis sebab ia akan menginjak ke masa dewasa. Remaja berada dalam masa peralihan. Dalam masa peralihan itu pula remaja sedang mencari identitasnya. Dalam proses perkembangan yang serba sulit dan masa-masa membingungkan dirinya, remaja membutuhkan perhatian dan bantuandari orang yang dicintai dan dekat dengannya terutama orang tua atau keluarganya. Seperti yang telah diketahui bahwa fungsi keluarga adalah memberi pengayoman sehingga menjamin rasa aman maka dalam masa kritisnya remaja sungguh-sungguh membutuhkan realisasi fungsi tersebut. Menurut WHO remaja adalah suatu masa ketika individu berkembang dari menunjukkan tanda-tanda seksual sekundernya sampai mencapai kematangan seksual, mengalami perkembangan psikologis danpola identifikasi dari anak-anak menjadi dewasa, serta peralihan dari ketergantungan sosial ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relative lebih mandiri. Filsafat Pendidikan 1
  • 6. 1.2 Tujuan Penyusunan Makalah Didalam penulisan makalah ini bertujuan supaya orang tua lebih memperhatikan perkembangan anak dan tidak hanya mementingkan egonya masing-masing seperti berpisah atau bercerai, karena sikap orang tua itu sangat berpengaruh pada perkembangan anak terutama remaja. Dan setiap anak akan selalu membutuhkan dukungan dari kedua orangtuanya dan ingin lengkap mendapatkan kasih sayang dari kedua orangtuanya langsung. Menurut Kartini Kartono, “Sikap dan perilaku orang tua dalam hubungan dengan anak-anak mempengaruhi setiap pertumbuhan dan perkembangan”. Tujuan utama dari penulisan makalh ini adalah untuk memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Pendidikan yang ditugaskan oleh Bapak Slamet Triyadi,S.pd. 1.3 Perumusan Masalah Perumusan masalahnya meliputi: 1. Apa itu remaja? 2. Apa itu Broken Home? 3. Dampak kejiwaan seperti apa akibat Broken Home? 4. Bagaimana realita remaja yang mengalami Broken Home? 5. Bagaimana untuk meminimalisir dampak negatif terhadap remaja Broken Home? 6. Apa saja faktor-faktor penyebab Broken Home? 1.4 Batasan Masalah Pembahasan masalah pada Pengaruh Keluarga Broken Home Terhadap Anak Remaja meliputi: Pengertian Remaja Pengertian Broken Home Dampak Broken Home dan Perkembangan Remaja Realita Remaja yang Mengalami Broken Home Solusi Meminimalisir Dampak Negatif Terhadap Remaja Broken Home Filsafat Pendidikan 2
  • 7. Faktor-faktor Penyebab Broken Home 1.5 Sistematika Penyusunan Makalah Sistematika yang terdapat dalam penyusunan makalah ini adalah: KATA PENGANTAR DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Penyusunan Makalah 1.3 Perumusan Masalah 1.4 Batasan Masalah 1.5 Sistematika Penyusunan Makalah BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Remaja 2.2 Pengertian Broken Home 2.3 Dampak Broken Home dan Perkembangan Remaja 2.3.1 Perkembangan Emosi 2.3.2 Perkembangan Sosial Remaja 2.3.3 Perkembangan Kepribadian 2.3.4 Dampak Positif Akibat Broken Home 2.4 Realita Remaja yang Mengalami Broken Home 2.5 Solusi Meminimalisir Dampak Negatif Terhadap Remaja Broken Home 2.6 Faktor-faktor Penyebab Broken Home 2.6.1 Terjadinya Perceraian 2.6.2 Ketidakdewasaan Sikap Orang Tua 2.6.3 Orang Tua yang Kurang Memiliki Rasa Tanggungjawab 2.6.4 Jauh Dari Tuhan 2.6.5 Adanya Masalah Ekonomi 2.6.6 Kehilangan Kehangatan Didalam Keluarga Antara Orang Tua dan Anak 2.6.7 Adanya Masalah Pendidikan Filsafat Pendidikan 3
  • 8. BAB II PENUTUP 3.1 Kesimpulan 3.2 Rekomendasi DAFTAR PUSTAKA Filsafat Pendidikan 4
  • 9. BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Remaja Kata remaja berasal dari kata latin yaitu adolescere yang berarti to grow atau to maturity. Definisi dari remaja adalah periode perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa. Perkembangan ini meliputi perubahan-perubahan yang berhubungan dengan perkembangan psikoseksual, dan juga terjadi pada perubahan dalam hubungannya dengan orang tua dan cita-cita mereka. Remaja merupakan masa yang labil, dimana mereka sedang mencari jatidiri mereka, dan merekalah yang menentukan mau ke arah mana mereka esok hari. Istilah remaja mengandung arti yang cukup luas, menurut Piaget (dalam Muhammad Ali dan M. Astori, mengatakan bahwa: Remaja masih suatu usia dimana individu menjadi terintegrasi kedalam masyarakat dewasa dan suatu usia dimana anak tidak merasa bahwa dirinya berada dibawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar. Masa remaja merupakan masa transisi yang menginginkan sesuatu yang baru. Sedangkan menurut Sarlito Wirawan Sarwono, “Remaja adalah periode peralihan kemasa dewasa” dimana mereka seyogyanya mulai mempersiapkan diri menuju kehidupan dewasa. Jadi remaja adalah individu yang berumur 12 sampai 21 tahun dimana seorang mengalami saat kritis sebab akan menginjak masa dewasa, remaja berada dalam masa peralihan dari anak-anak kemasa dewasa. Peningkatan emosional remaja yang terjadi secara cepat pada masa remaja awal yang dikenal sebagai masa storm dan stress. Filsafat Pendidikan 5
  • 10. 2.2 Pengertian Broken Home Istilah “Broken Home” biasanya digunakan untuk menggambarkan keluarga yang tidak harmonis dan tidak berjalan layaknya keluarga yang rukun dan sejahtera akibat sering terjadi konflik yang menyebabkan pada pertengkaran yang bahkan dapat berujung pada perceraian. Hal iniakan berdampak besar terhadap suasana rumah yang tidak lagi kondusif, orang tua tidak lagi perhatian terhadap anak-anaknya sehingga berdampak pada perkembangan anak khususnya anak remaja. Orang tua adalah panutan dan teladan bagi perkembangan remaja terutama pada perkembangan psikis dan emosi, orang tua adalah pembentukan karakter yang terdekat. Jika remaja diharapkan pada kondisi “broken home” dimana orang tua mereka tidak lagi menjadi panutan bagi dirinya maka akan berdampak besar pada perkembangan dirinya. Dampak psikis yang dialami oleh remaja yang mengalami broken home, remaja menjadi lebih pendiam, pemalu, bahkan despresi berkepanjangan. Faktor lingkungan tempat remaja bergaul adalah sarana lain jika orang tua sudah sibuk dengan urusannya sendiri. Jika remaja berada di lingkungan pergaulan yang negatif, karena keadaannya labil maka tidak menutup kemungkinan remaja akan tercebur dalam lembah pergaulan yang tidak baik. 2.3 Dampak Broken Home dan Perkembangan Remaja 2.3.1 Perkembangan Emosi Emosi merupakan situasi psikologi yang merupakan pengalaman subjektif yang dapat dilihat dari reaksi wajah dan tubuh. Perceraian adalah suatu hal yang harus dihindari, agar emosi anak tidak menjadi terganggu. Perceraian adalah suatu penderitaan atau pengalaman tramatis bagi anak. Adapun dampak pandangan keluarga broken home terhadap perkembangan emosi remaja: Filsafat Pendidikan 6
  • 11.  Perceraian orang tua membuat tempramen anak terpengaruh, pengaruh yang tampak secara jelas dalam perkembangan emosi itu membuat anak menjadi pemurung, pemalas (menjadi agresif) yang ingin mencari perhatian orang tua / orang lain. Mencari jati diri dalam suasana rumah tangga yang tumpang dan kurang serasi.  Peristiwa perceraian itu menimbulkan ketidakstabilan emosi.  Ketidakberartian pada diri remaja akan mudah timbul, sehingga dalam menjalani kehidupan remaja merasa bahwa dirinya adalah pihak yang tidak diharapkan dalam kehidupan ini.  Remaja yang kebutuhannya kurang dipenuhi oleh orang tua, emosi marahnya akan mudah terpancing. 2.3.2 Perkembangan Sosial Remaja Tingkah laku sosial kelompok yang memungkinkan seseorang berpartisipasi secara efektif dalam kelompok atau masyarakat. Dampak keluarga Broken Home terhadap perkembangan sosial remaja adalah:  Perceraian orang tua menyebabkan ketidakpercayaan diri terhadap kemampuan dan kedudukannya, dia merasa rendah diri menjadi takut untuk keluar dan bergaul dengan teman- teman.  Anak sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan. Anak yang dibesarkan dikeluarga pincang, cenderung sulit menyesuaikan diri dengan lingkungan, kesulitan itu datang secara alamiah dari diri anak tersebut.  Dampak bagi remaja putri yang tidak mempunyai ayah berperilaku dengan salah satu cara yang ekstrim terhadap laki-laki, mereka sangat menarik diri pasif dan minder kemungkinan yang kedua terlalu aktif, agresif dan genit. Filsafat Pendidikan 7
  • 12. 2.3.3 Perkembangan Kepribadian Perceraian ternyata memberikan dampak kurang baik terhadap perkembangan kepribadian remaja. Remaja yang orang tuannya bercerai cenderung menunjukan ciri-ciri:  Berperilaku nakal  Mengalami depresi  Melakukan hubungan seksual secara aktif  Kecenderungan pada obat-obat terlarang Keadaan keluarga yang tidak harmonis tidak stabil atau berantakan (broken home) merupakan faktor penentu bagi perkembangan kepribadian remaja yang tidak sehat. 2.3.4 Dampak Positif Akibat Broken Home Dalam hubungan nikah yang sudah sangat jelek, yang pertengkarannya sudah sangat parah, kebanyakan anak-anak akan memilih supaya mereka bercerai. Demi kesehatan jiwa anak-anak akan lebih tentram sewaktu dilepaskan dari suasana seperti itu. Pada waktu orang tua tidak tinggal bersama-sama dengan mereka rasanya lebih tenang karena tidak harus menyaksikan pertengkatan. Akhirnya, mereka lebih mantap, lebih damai hidupnya, dan lebih bisa berhubungan dengan orang tuanya sacara lebih sehat. Ada sisi positif dari anak korban perceraian, misalnya anak cepat dewasa, punya rasa tanggungjawab yang baik, bisa membantu ibunya. Memang ada anak yang bisa jadi nakal luar biasa, tapi ada yang kebalikannya justru menjadi anak yang sangat baik dan bertanggungjawab. Anak-anak ini akhirnya didorong kuat untuk mengambil alih peran orang tua yang tidak ada lagi dalam keluarganya. Secara luar kita melihat sepertinya baik menjadi dewasa, tapi sebetulnya secara Filsafat Pendidikan 8
  • 13. kedewasaan tidak terlalu baik karena dia belum siap untuk mengambil alih peran orang tuanya itu. 2.4 Realita Remaja yang Mengalami broken Home Beberapa penyebab broken home yang paling sering terjadi adalah kurangnya komunikasi antar keluarga sehingga menyebabkan adanya jarak dianatara mereka. Jarak tersebut semakin terasa ketika rasa ketidakpercayaan dan komitmen awal pernikahan mulai terkikis. Seiring berjalannya waktu, hal ini berkembang menjadi sebuah perselisihan dan ketidakharmonisan yang memuncak. Penyebab kedua yang sering menyebabkan terjadinya broken home adalah masalah ekonomi yang berujung pada kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Kedua penyebab tersebut paling banyak menghasilkan keluarga-keluarga broken home yang berakhir pada perceraian atau pertengkaran tanpa akhir. Sebagai korban, tentunya anak-anak akan merasakan hal-hal yang tidak mengenakan. Perasaan ini timbul dan berkembang dalam diri si anak hingga ia beranjak dewasa. Pada fase remaja, dimana jiwa remaja sedang bergelora, perasaan ini bercampur aduk menjadi satu baik depresi, malu, sedih, kecewa, kesal, sakit hati, bingung, merasa terbuang, dll. Cara para remaja menghilangkan kepenatan tersebut baik ke arah positif atau negatif ternyata bersifat relatif. Hal ini tergantung pada sikap dan perilaku remaja tersebut. Jika dia bisa mengarahkan ke arah positif, berarti dia berhasil mengurangi bahkan menghilangkan perasaan tersebut. Bila sebaliknya, berarti dia gagal. Cara-cara yang dilakukan untuk menghilangkan kepenatan tersebut pastinya akan melahirkan perubahan sikap dalam diri remaja yang mengalami broken home. Sebuah perubahan yang akan membawa mereka merasa lebih baik dari sebelumnya, sementara atau selamanya. Filsafat Pendidikan 9
  • 14. 2.5 Solusi Meminimalisir Dampak Negatif Terhadap Remaja Broken Home Agar para remaja yang sedang mencari jati diri tidak semakin terjerumus, tentunya diperlukan peranan orang tua. Selain itu, dibutuhkan pengawasan ketat dari pihaksekolah dan itu menjadi kunci keberhasilan pencegahan kenakalan remaja baik sebagai akibat broken home maupun akibat hal lainnya. Peran orang tua dirumah dan peran sekolah menjadi kunci keberhasilan pencegahan moral remaja akibat pengaruh pergaulan bebas. Kasih sayang dan perhatian orang tua adalah langkah pertama. A. Berbasis Pendidikan Formal Ruang kedua bagi anak/remaja adalah pendidikan formal. Disini mereka bergelut dengan waktu, menumpahkan sebagian besar energinya untuk mendalami berbagai ilmu pengetahuan, bekalnya di kemudian hari ketika terjun di masyarakat. Institusi pendidikan juga memiliki peran penting melanjutkan estapet orang tua dalam mendidik dan membimbing anak-anaknya. Karena itulah, pendidikan formal harus berjalan maksimal. B. Berbasis Masyarakat atau Sosial Masyarakat adalah tempat dimana orang-orang dengan berbagai latar belakang membentuk sebuah sistem. Mereka hidup bersama dalam satu komunitas yang teratur. Dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang berada dalam kelompok tersebut. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat adalah sebuah komunitas yang saling tergantung satu sama lain. Pencerahan berbasis masyarakat ini diharapkan dapat menggugah, mendorong dan menggerakkan masyarakat untuk sadar, peduli, dan aktif terhadap remaja yang mengalami broken home. Filsafat Pendidikan 10
  • 15. 2.6 Faktor-faktor Penyebab Broken Home Adapun faktor-faktor yang menyebabkan broken home adalah: 2.6.1 Terjadinya Perceraian Faktor yang menjadi penyebab perceraian adalah pertama adanya disorientasi tujuan suami istri dalam membangun mahligai rumah tangga; dan faktor kedewasaan yang mencakup intelektualitas, emosionalitas, kedua, kemampuan mengelola dan mengatasi berbagai masalah keluarga: ketiga, pengaruh perubahan dan norma yang berkembang di masyarakat. 2.6.2 Ketidakdewasaan Sikap Orang Tua Ketidakdewasaan sikap orang tua salah satunya dilihat dari sikap egoisme dan egosentrisme. Egoisme adalah suatu sifat buruk manusia yang mementingkan dirinya sendiri. Sedangkan egosentrisme adalah sikap yang menjadikan dirinya pusat perhatian yang diusahakan oleh seseorang dengan segala cara. Egoisme orang tua akan berdampak kepada anaknya, yaitu timbul sifat membandel, sulit di suruh dan suka bertengkar dengan saudaranya. Adapun sikap membandel adalah aplikasi dari rasa marah terhadap orang tua yang egosentrisme. Seharusnya orang tua memberi contoh yang baik seperti suka bekerjasama, saling membantu, bersahabat dan ramah. Sifat-sifat ini adalah lawan dari egoisme dan egosentrisme. 2.6.3 Orang Tua yang Kurang Memiliki Rasa Tanggungjawab Tidak bertanggungjawabnya ornag tua salah satunya masalah kesibukan. Kesibukan adalah satu kata yang telah melekat pada masyarakat modern di kota-kota. Kesibukannya terfokus pada pencarian materi yaitu harta dan uang. Mengapa demikian? Karena filsafat hidup mereka mengatakan uang adalah Filsafat Pendidikan 11
  • 16. harga diri, dan waktu adalah uang. Jika telah kaya berarti suatu keberhasilan, suatu kesuksesan. Di samping itu kesuksesan lain adalah jabatan tinggi. 2.6.4 Jauh dari Tuhan Segala sesuatu perilaku manusia disebabkan karena dia jauh dari Tuhan. Sebab, Tuhan mengajarkan agar manusia berbuat baik. Jika keluarga jauh dari Tuhan dan mengutamakan materi dunia semata maka kehancuran dalam keluarga itu akan terjadi. Karena dari keluarga tersebut akan lahir anak-anak yang tidak taat kepada Tuhan dan kedua orang tuanya. 2.6.5 Adanya Masalah Ekonomi Dalam suatu keluarga mengalami kesulitan dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga. Istri banyak menuntut hal- hal diluar makan dan minum. Padahal dengan penghasilan suami sebagai buruh lepas, hanya dapat memberikan makan dan rumah petak tempat berlindung yang sewanya terjangkau. Karena suami tidak sanggup memenuhi tuntutan istri dan anak-anaknya akan kebutuhan-kebutuhan yang disebutkan tadi, maka timbullah pertengkaran suami-istri yang sering menjurus ke arah perceraian. 2.6.6 Kehilangan Kehangatan Didalam Keluarga Antara Orang Tua dan Anak Kurang atau putus komunikasi diantara anggota keluarga menyebabkan hilangnya kehangatan di dalam keluarga antara orang tua dan anak. Faktor kesibukan biasanya sering dianggap penyebab utama dari kurangnya komunikasi. Dimana ayah dan ibu bekerja dari pagi hingga sore hari, mereka tidak punya waktu untuk makan siang bersama, shalat berjamaah di rumah dimana ayah menjadi imam, sedang anggota yang lain menjadi jamaah. Filsafat Pendidikan 12
  • 17. Dan anak-anak akan mengungkapkan pengalaman perasaan dan pemikiran-pemikiran tentang kebaikan keluarga termasuk kritik terhadap orang tua mereka. Yang sering terjadi adalah kedua orang tua pulang hampir malam karena jalanan macet, badan capek, sampai di rumah mata mengantuk dan tertidur. Tentu orang tidak mempunyai kesempatan untuk berdiskusi dengan anak-anaknya. 2.6.7 Adanya Masalah Pendidikan Masalah pendidikan sering menjadi penyebab terjadinya broken home. Jika pendidikan agak lumayan pada suami istri maka wawasan tentang kehidupan keluarga dapat dipahami oleh mereka. Sebaliknya pada suami istri yang pendidikannya rendah sering tidak dapat memahami lika-liku keluarga. Karena itu sering salah menyalahkan bila terjadi persoalan di keluarga. Akibatnya selalu terjadi pertengkaran yang mungkin akan menimbulkan perceraian. Jika pendidikan agama ada atau lumayan mungkin sekali kelemahan dibanding pendidikan akan di atasi. Artinya suami istri akan dapat mengekang nafsu masing- masing sehingga pertengkaran dapat dihindari. Filsafat Pendidikan 13
  • 18. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Dampaknya, banyak orang tua yang merasa dirinya paling berjasa karena telah melahirkan dan membesarkannya, berbuat tiran, tidak segan- segan menghakimi berbagai persoalan dan permasalahan yang dihadapu atau dilakukan anak. Bahkan, tidak jarang orang tua hanya berfungsi reproduksi, setelah itu proses pendidikan dan bimbingan dikuasakan kepada pembantu rumah tangga. Ini banyak terjadi pada keluarga- keluarga di kota besar yang sibuk di perbudak pekerjaan sehingga hak- hak anak atas kasih sayang, pendidikan, dan bimbingan terabaikan. Muncullah istilah Broken Home, dimana anak mencari tempat pelarian yang mereka tidak dapatkan dari orang tuanya. 3.2 Rekomendasi Bagi para orang tua, renungkanlah bunyi frase “Anakmu bukan anakmu”. Anakmu adalah amanah Allah SWT kepada kedua orang tuanya. Artinya, suatu saat pasti akan diminta dan kembali kepada-Nya sebagai Sang Pemilik Sejati. Orang tua berkewajiban mendidik dan membimbingnya. Mereka dilahirkan dalam keadaan fitrah, dan orang tuanyalah yang akan mengarahkannya menjdai nashrani, yahudi, majusi atau muslim sejati, yang tentu akan dimintai pertanggungjawabab kelak di akherat nanti. Filsafat Pendidikan 14
  • 19. DAFTAR PUSTAKA http://yogie-civil.blogspot.com/2010/11/broken-home.html Gunarsa,Singgih D.2004. Psikologi Praktis: Anak Remaja dan Keluarga. Jakarta: BPK Gunung Mulia Hurlock, Elizabeth B. 1978. Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga Wirawan, Sarlito. 1989. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada Syansu, Yusuf LN. 2005. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: Remaja Rosda Karya Filsafat Pendidikan 15