Ringkasan dokumen tersebut adalah sebagai berikut:
1. Dokumen tersebut membahas tentang pelaksanaan program CSR oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, khususnya melalui program PKBL.
2. PT Bank Mandiri melaksanakan program CSR melalui kegiatan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan untuk mendukung tanggung jawab sosialnya.
3. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pelaksanaan praktik CSR PT Bank Mandiri,
1. BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tanggung jawab sosial dan kinerja ekonomi dari suatu perusahaan telah
menjadi perhatian dari para peneliti dan praktisi. Selama 6 dekade lebih,
ketertarikan di bidang tanggungjawab sosial dari suatu perusahaan telah
meningkat, khususnya pada dekade akhir-akhir ini.
Memahami bagaimana suatu organisasi berdampak pada masyarakat
menjadi potensi keuntungan bagi berbagai macam stakeholder termasuk,
konsumen, tenaga kerja dan anggota masyarakat. Beberapa perusahaan
menggambarkan tanggungjawab sosial sebagai suatu perilaku yang benar sebagai
bagian dari filosofi moral, sedangkan yang lainnya menggambarkan sebagai lebih
pada suatu strategi, sebagai daya pendongkrak antara tanggungjawab sosial
dilawankan dengan kinerja perusahaan, persepsi konsumen dan suatu harapan
masyarakat.
Pada Corporate Social Responsibility : Making Good Business Sense
(Holme & Watts, 2000),CSR di definisikan sebagai suatu komitmen yang
berkelanjutan oleh para pembisnis untuk berperilaku etis dan memberi kontribusi
pada pengembangan ekonomi, bahkan meningkatkan kualitas hidup bagi tenaga
kerja dan keluarganya sebagaimana hal nya pada komunitas lokal dan masyarakat
secara lebih luas.
2. Dalam penelitian ini, definisi operasional dari CSR adalah menggunakan
konsep yang dikemukakan oleh Archi Carrol dalam Wood (1991: 44) , yang
menggunakan 4 tanggungjawab dalam perusahaan yang harus dilakukan, yaitu
tanggungjawab secara ekonomi (economic), legal, etik, dan bebas untuk
menentukan (discretionary) pada masyarakat . Model Carrol ini dipilih untuk
menginvestigasi orientasi CSR, yang mana definisinya adalah orientasi individu
secara holistik terhadap perilaku economi, legal, etis, dan discretionary dari suatu
organisasi (Burton et al.,2000).
Menurut Kotler dan Lee kegiatan CSR bertujuan untuk menciptakan dan
memelihara hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitar lokasi produksi
dan bekerjasama dengan stakeholder untuk memberikan manfaat yang besar bagi
masyarakat sekitar. Perusahaan harus memiliki komitmen melaksanakan
tanggungjawab perusahaan di bidang sosial serta lingkungan sesuai dengan
prinsip pengembangan lingkungan yang berkelanjutan baik secara ekonomi, sosial
maupun lingkungan. Frank Welirang,dalam The Executive Network, 30 Januari
2007 hlm. 34 berpendapat kegiatan CSR tidak hanya pada saat perusahaan
menyumbang kepada korban bencana alam, melainkan juga dengan memberikan
beasiswa pada pelajar maupun mahasiswa dan menerima mereka untuk magang di
perusahaan tersebut hingga pada akhirnya membuat mereka menjadi mandiri.
Regulasi mewajibkan BUMN untuk menjalankan tanggung jawab sosialnya
melalui PKBL. PKBL adalah program CSR milik BUMN yang tertuang dalam
UU No.19 tahun 2003 tentang BUMN. Dalam UU BUMN disebutkan bahwa
peran BUMN selain mencari keuntungan juga aktif memberikan bimbingan
3. bantuan pengusaha golongan ekonomi lemah, koperasi dan mayrakat (Majalah
Bisnis & CSR halmn 141 2007)
Bisnis dan sosial pada hakikatnya adalah satu kesatuan yang tidak
terpisahkan. Bisnis dan sosial seperti hubungan antar manusia yang sifatnya
vertikal maupun horisontal. Keseimbangan hidup baru bisa tercapai jika mampu
menunaikan kedua tanggung jawab tersebut secara bersamaan. Wujud tanggung
jawab vertikal perusahaan adalah meningkatkan laba , sedangkan tanggung jawab
horizontalnya berupa kepedulian terhadap kesejahteraan masyarakat disekitarnya.
Dalam majalah bisnis & CSR (2007; 265) diungkapkan bahwa perbankan
tidak dapat lepas dari kewajiban melakukan pertanggung jawaban sosial dan
lingkungannya. Setiap perusahaan memiliki bentuk CSR yang berbeda-beda dan
tergantung dari kompetensi perusahaan serta kebutuhan masyarakat di sekitarnya.
Sebaiknya sebelum melaksanakan kegiatan CSR, perusahaan melakukan survei
terlebih dahulu untuk menampung aspirasi masyarakat sehingga CSR yang
dilakukan tepat guna dan tepat sasaran. Dalam upaya meningkatkan kepedulian
terhadap masyarakat sekitar sekitar, ada berbagai macam kegiatan yang dapat
dilakukan oleh perusahaan dengan memberdayakan masyarakat dalam bidang :
1. Pengembangan Ekonomi misalnya kegiatan di bidang pertanian, peternakan,
koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM).
2. Kesehatan dan Gizi Masyarakat misalnya penyuluhan, pengobatan, pemberian
gizi bagi balita, program sanitasi masyarakat dan sebagainya.
3. Pengelolaan Lingkungan misalnya penanganan limbah, pengelolaan sampah
rumah tangga, reklamasi dan penanganan dampak lingkungan lainnya.
4. 4. Pendidikan, Ketrampilan dan Pelatihan misalnya pemberian beasiswa bagi
siswa berprestasi dan siswa tidak mampu, magang atau job training, studi
banding, peningkatan ketrampilan, pelatihan dan pemberian sarana pendidikan.
5. Sosial, Budaya, Agama dan Infrastruktur misalnya kegiatan bakti sosial,
budaya dan keagamaan serta perbaikan infrastruktur di wilayah masyarakat
setempat.
Dengan kata lain tanggungjawab perusahaan secara sosial adalah
komitmen bisnis untuk kontribusi dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan.
Keberadaan suatu industri seringkali diikuti dengan manfaat dan dampak negatif
terhadap lingkungan sekitar maupun kehidupan sosial masyarakat yang
ditimbulkan dari produksi perusahaan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Jika dampak industri itu tidak dikelola dengan baik, dikhawatirkan
dapat membahayakan dan memberikan citra buruk bagi perusahaan tersebut.
Meskipun tujuan utama dari setiap perusahaan adalah memperoleh
keuntungan financial, namun sudah selayaknya setiap perusahaan memperhatikan
aspek sosial, ekonomi dan lingkungan masyarakat sekitarnya. Jika dampak negatif
itu dibiarkan, akan merugikan dan tidak mendukung kelancaran kegiatan produksi
dan bersifat kontra-produktif terhadap upaya peningkatan produktivitas dan
keuntungan.
Seiring dengan perkembangan produk dan layanan perbankan dalam usaha
meningkatkan keuntungan, berbagai strategi pemasaran pun dilakukan untuk
menarik nasabah sebanyak mungkin. Salah satunya adalah promosi melalui iklan.
Walaupun berbiaya mahal, namun cara ini dianggap efektif untuk mempopulerkan
5. suatu produk atau layanan. Karena itulah bank-bank semakin rajin beriklan, baik
melalui surat kabar, majalah, ataupun televisi. Disamping promosi melalui iklan,
bank-bank juga banyak menawarkan hadiah yang menarik karena ternyata besar
dan banyaknya hadiah menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan nasabah
untuk menempatkan dananya. Yang kemudian menjadi beban bagi bank adalah
biaya yang terhitung mahal untuk beriklan ataupun pemberian hadiah. Karena itu
para pemasar perbankan mulai memikirkan alternatif lain untuk menjajakan
produk dan layanan perbankan mereka. Salah satu cara yang ditempuh adalah
dengan menerapkan konsep cross selling, dimana bank akan memperkenalkan dan
menawarkan berbagai produk dan layanan yang dimiliki kepada nasabah, dengan
tujuan dan harapan agar nasabah bersedia menggunakan lebih dari satu produk
ataupun layanan. Konsep cross selling muncul sebagai upaya untuk menyiasati
mahalnya biaya yang dikeluarkan untuk menjaring nasabah baru. Melalui konsep
cross selling bank dapat memanfaatkan nasabah yang sudah ada untuk
meningkatkan penjualan produk atau layanan mereka.
Pada prakteknya, PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk menerapkan teknik cross
selling sebagai salah satu strategi pemasaran yang diimplementasikan oleh semua
unit kerja yang ada di dalamnya. Pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk terdapat 6
unit bisnis, yaitu : Unit Cabang, Unit Merchant, Unit Micro Business, unit
Mandiri Credit Card, unit Mandiri Prioritas, dan AXA Mandiri. Masing-masing
unit tersebut wajib melakukan cross selling saat menawarkan produknya kepada
nasabah. Cross selling yang dilakukan pun berbeda-beda, misalnya saat tim
marketing dari unit cabang akan melakukan presentasi pemasaran terhadap suatu
6. instansi maka mereka bekerja sama dengan AXA Mandiri untuk memasarkan
produk asuransi perlindungan kesehatan, Unit Merchant dan unit Credit Card
bekerja sama dalam membuat program promosi berupa discount di toko-toko,
restaurant, maupun di perusahaan tertentu, Unit Mandiri Prioritas yang turut
menawarkan produk dari Unit Credit Card kepada nasabahnya, dan Unit Micro
Business yang seharusnya memasarkan produk kreditnya (khususnya kredit usaha
hingga kredit kepemilikan rumah yang disegmentasikan kelas menengah ke
bawah) turut serta memasarkan produk dari Unit Cabang, yakni tabungan reguler.
Dari keenam unit diatas, Unit Micro Business merupakan unit yang bertugas
untuk melaksanan program CSR pada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Saat
melakukan kegiatan CSR, Unit Micro Business juga turut melakukan cross
selling. Cara yang dilakukan adalah hal tdengan menjual produk kreditnya
(khususnya kredit kelas menengah ke bawah) kepada calon nasabah yang dalam
hal ini dapat berupa objek dari kegiatan CSR mereka dengan memberikan
berbagai fasilitas khusus. Fasilitas khusus yang diberikan dapat berupa bunga
khusus maupun kemudahan syarat yang lebih dipermudah dibandingkan dari
nasabah lain pada umumnya.
Pada kaidahnya, kegiatan CSR yang seharusnya merupakan program
pertanggung jawaban sosial perusahaan kepada masyarakat kemudian bergeser
menjadi salah satu sarana marketing bagi perusahaan. Melihat adanya konsep
penjualan secara tidak langsung yang dilakukan oleh PT. Bank Mandiri (Persero)
Tbk melalui program CSR, maka peneliti merasa tertarik untuk menganalisis
persoalan tersebut dengan menggunakan metode studi kasus. Dengan mengangkat
7. permasalahan tersebut, peneliti berharap dapat memberikan gambaran yang jelas
bagaimana aplikasi dari program CSR PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dan
bagaimana batasannya dengan kegiatan pemasaran.
1.2 Rumusan Masalah
Salah satu perusahaan di luar industri yang dapat melaksanakan CSR adalah
perusahaan yang bergerak dibidang keuangan (institusi keuangan) seperti
perbankan. Selama ini yang terlihat praktik CSR pada perbankan di Indonesia
belum sepenuhnya sesuai dengan core business mereka, melainkan hanya terlihat
sebagai penggelembungan image terhadap stakeholder dan masyarakat luas.
Seharusnya ada suatu aturan yang mengatur tentang pelaksanaan program CSR
perbankan di Indonesia.
Pada penelitian ini, peneliti menggunakan BUMN yang bergerak dibidang
perbankan yaitu PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk. Penelitian ini dimaksudkan
untuk menganalisisbagaimana pelaksanaan praktik CSR pada PT. Bank Mandiri
(Persero) Tbk. PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk merupakan salah satu BUMN
yang bergerak dibidang perbankan dan telah menjadi salah satu bank nasional
yang terbesar di Indonesia.
Berdasarkan Undang-undang dan keputusan menteri Negara BUMN maka
PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk selaku BUMN telah menjalankan program CSR
yang lebih dikenal dengan PKBL (Program Kemitraan dan Bina Lingkungan).
PKBL Mandiri dilakukan dalam suatu rangkaian kegiatan yang terencana dan
terukur. Terdapat dua kegiatan utama untuk mendukung CSR PT. Bank Mandri
8. (Persero) Tbk yaitu melalui Program Kemitraan dan Bina Lingkungan atau yang
disingkat PKBL. Dalam Koran Tempo tanggal 07/08/10 disampaikan bahwa Bank
Mandiri telah menyuntikkan dana Rp5,8 miliar untuk kegiatan CSR di Jatim.
Dana tersebut terdiri atas Bina Lingkungan sebesar Rp1,4 miliar dan Program
Kemitraan sebesar Rp4,4 miliar.1 Khusus untuk tahun 2010 ini Bank Mandiri
telah menganggarkan dana 4% dari laba perusahaan atau senilai Rp173,85 milyar
untuk PKBL. Melalui Program Kemitraan yg tertera dalam Annual report Bank
Mandiri 2009, Bank Mandiri memiliki peran strategis dalam membantu
pengembangan usaha kecil yang belum bankable sehingga menjadi pengusaha
kecil yang tangguh dan mandiri. Sedangkan melalui Program Bina Lingkungan,
komitmen sosial kepada masyarakat diwujudkan dalam bidang pendidikan dan
pelatihan, pengembangan sarana ibadah, sarana dan prasarana umum,
pengembangan sarana kesehatan dan bantuan untuk korban bencana alam.
Atas dasar hal tersebut, penelitian ini tidak dimaksudkan untuk
menggeneralisasi temuan, melainkan dimaksudkan untuk memahami dan
menganalisis secara detail praktik CSR pada PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
Dengan menjawab pertanyan berikut ini:
1. Bagaimana prinsip-prinsip dan dasar hukum CSR dilaksanakan dalam
praktinya?
2. Apa saja program CSR yang telah dijalankan PT. Bank Mandiri (Persero)
Tbk?
1 Koran tempo tanggal 07 Agustus 2010 pada kabarbisnis.comtanggal 05 oktober 2010 pkl 19.05
9. 3. Apa saja jenis kegiatan marketing yang terdapat dalam kegiatan CSR PT.
Bank Mandiri (Persero) Tbk ?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Untuk menjelaskan prinsip-prinsip dan dasar hukum CSR yang diterapkan
dalam praktik PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
2. Untuk menjelaskan bagaimana dan apa saja program-program CSR PT.Bank
Mandiri (Persero) Tbk.
3. Untuk menjelaskan apa saja strategi marketing PT. Bank Mandiri (Persero)
Tbk. yang terkandung dalam kegiatan CSR perusahaan.
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Bagi pihak akademisi penelitian ini dapat memberikan gambaran bagaimana
pelaksanaan praktik CSR dilakukan dan apa motif perusahaan melakukan
CSR. Dalam hal pengembangan teori, hasil tinjauan pustaka dalam
penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi penelitian-
penelitian lainnya.
2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat dijadikan perbandingan bagi
perusahaan dalam menyusun, mengatur, dan mengimplementasi program-
program CSR-nya.
3. Bagi masyarakat (stakeholder) dapat melihat penelitian ini sebagai bagian
dari perusahaan yang membedakan PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk dengan
10. perusahaan lain, sehingga PT. Bank Mandiri (Persero), Tbk memiliki nilai
tambah di mata stakeholdernya.