SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 54
BAB 1

                                     PENDAHULUAN




1.1 Pengertian Baja.

       Baja adalah suatu bahan homogen yang terdiri dari bahan campuran Ferrum (Fe) dan
Carbon (C). Besarnya Carbon adalah 0,04-1,6 %. Baja berasal dari bijih besi yang berasal
dari dapur tinggi, pembuatan baja dilakukan dalam temperatur yang sangat tinggi yang
setelah melalia proses pengolaha atau tempa hingga mencapai zat arang dibawah 1,7 %.

       Baja yang dipergunakan untuk bangunan dalai bahan baja yang berupa batangan dan
plat yang dipergunakan untuk keperluan seperti rumah tinggal, bangunan pabrik,jembatan
dan lain-lain.

1.2 Proses Pembuatan Baja.

       Pembuatan baja dilakukan dengan proses dapur tinggi dengan bahan utamanya adalah
Fe dan bahan campuran yang terdiri dari Si,mn,C,P dan serta O untuk pembakarannya. Yang
dimaksud dengan dapur tinggi adalah corong yang tingginya 20-30 meter dan bawahnya
dilapisi batu yang tahan panas. Didalam dapur ini besi tersebut dipecahkan dari
persenyawaannya dan sebanyak mungkin di pisahkan dari mineral-mineral lain.

       Bahan reduksi utama digunakan kokas (arang kayu) agar berbentuk terak yang agak
lumer yang dapat menghisap bagian –bagian yang tidak diinginkan maka diperlukan bahan-
bahan tambahan seperti batu kapur atau dolomit. Dari bawah dimasukkan suhu sebesar 2000
c dan diatas keluar gas denga suhu tinggi yang dipergunakan untuk memenaskan udara yang
akan ditiupkan dari bawah. Kapasitas dapur tinggi tersebut adalah 2400 ton besi mentah. Besi
lumer yang keluar dari lubang tinggi dalai terak. Terak tersebut dibuat batu ramuan,batu
jalan,semen besi,semen dapur tinggi,dan lain-lain.

       Besi      mentah   tersebut   mengandung      C   sebanyak   3-5   %   tidak    dapat
ditempa,digiling,dipalu,atau tidk dapat memikul perubahan bentuk dengan cara bagaimana
pun dalam keadaan dingin ataupun panas. Kebanyakan masih mengandung cairan dalam suhu
relatif rendah yaitu 1075-1275 C.



Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                       Page 1
Ada tiga macam besi mentah diantaranya :

      1. Besi mentah putih
              Dalam bahan C terikat bahan kimia pada sebagian besi yang merupakan
          Fecarbide,bahan ini getas,keras dan cairannya kental. Jadi tidak baik untuk
          pembuatan besi tuang,hanya hasil peralihan untuk mendapatkan besi yang
          ditempa, strukturnya berbentuk sinar,warnanya putih perak,titik lebur     11000C
          dan berat jenis 7,25.




      2. Besi mentah kelabu
          Karbon sebagian karbite, yang memberikan warna kelabu padanya, yang mudah
          mencapai kelabu tua namun bahan ini lembek tetapi lebih kenyal dan dalam
          keadaan cair akan lebih encer. Karena itu akan lebih baik digunakan untuk besi
          tuang. Titik leburnya     12000 C sedangkan berat jenisnya adalah 7,25.




      3. Besi mentah bentuk antara
          Bahan ini memiliki sifat dan warna yang merupakan peralihan antara besi mentah
          putih dan besi mentah kelabu. Besi mentah tersebut bisa didinginkan dalam
          cetakan dari pasir dan merupakan balok-balok yang mudah untuk di angkut. Dapat
          diangkut dlam keadaan cair dengan menggunakan kancah dari besi yang bagian
          dalamnya diisi lpisan yang tahan panas dan menggunakan roda.

          Ada beberapa cara atau metoda dalam pelakanaan pembuatan baja menurut proses
          dapur tinggi, antara lain :




          a. Proses Bassemer (1855 )
              Baja ini diberi tanda B. Dapurnya seperti sebuah per yang dinamakan
              Converton yang sebelah dalamnya berlapis bahan-bahan yang asam. Bahan
              dasar yang digunakan berupa besi mentah yang kadar P-nya rendah, dan
              kapasitasnya kecil.




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                     Page 2
b. Proses Thomas (1879)
             Baja ini diberi tanda Th. Dapurnya disebut Concerthothomas dan lapisan
             dalamnya terdiri dari bahan-bahan basa dan kapur.

             Bahan dasar yang digunakan adalah besi mentah yang mempunyai kadar P
             tinggi (1,8 %). Proses ini hanya dapat memberikan jumlah baja yang kecil
             (kapasitas kecil). Untuk mengeluarkan bahan yang tidak dari bawah ditiup
             udara 2 atm, oksigen dalam udara membakar bahan-bahan yang tidak berguna
             tersebut. Setelah dikeluarkan kemudian ditambahkan bahan-bahan tambahan
             yaitu Ferromangan + besr cermin. Dengan kadar C tinggi (6-7,5 %), kadar Mn
             tinggi (30-80 %), kadar C tinggi (4-5 %) dan kadar Mn tinggi (5-30 %).

             Sebagai keuntungan ialah harga yang murah, sedangkan kerigiannya adalah
             kontrol baru dapat dilakukan pada tahap akhir.




          c. Proses dengan Dapur Elektro
             Pada proses ini baja diberi simbol M. Melalui lubang tertentu di masukan gas
             generator dengan suhu     13000 C dan hawa udara. Selain gas generator dan
             udara juga dapat digunakan gas dapur tinggi.

             Bahandasar yang digunakan merupakan besi mentah dengan kadar P kecil atau
             dapat juga Schroot, yaitu sisa potongan besi yang tidak terpakai, karena
             Schroot digunakan sebagai bahan dasar maka temperatur sampai        20000 C.
             jika dapur proses I kapasitas satu pengisian (Charge) 20-50 ton dan proses II
             50-200 ton, maka pada proses III ini bahan yang keluar lebih mahal tetapi
             memiliki keuntungan-keuntungan sebagai berikut :

                Kontrol bahan-bahan dapat dilakukan tiap waktu dan tiap tingkatan proses,
                oleh karena itu susunan kimia lebih diatur dan dijaga jadi hasilnya
                berkualitas.
                Besi mentah berkadar P tinggi pada proses ini hilang.
                Besi mentah yang berkadar P tidak bisa digunakan dalam proses Thomas,
                disini dapat digunakan.




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                       Page 3
Besi tua dan potongan-potongan baja dapat digunakan sebagai bahan
                 dasar.



          d. Proses dengan Dapur Elektro
             Baja ini diberi tanda E. Proses ini menggunakan busur cahaya atau induksi.
             Dimana besi mentah tertutuprapat dari hawa luar. Juga pada suhu-suhu ynag
             sangat tinggi, pengontrolan dilakukan dengan cepat dan tepat,serta tidak
             menggunakan bahan yang tidak menimbulkan gelombang. Oleh karena itu
             hasil baja diperoleh sangat kuat dan kenyal.




          e. Proses dengan menggunakan Sneltkrees
             Proses ini sudah digunakan     200 tahun untuk pembuatan baj luar biasa dan
             bernilai tinggi, tapi karena adanya dapur elektro maka proses ini terdesak.

             Pembuatan baja menurut proses dilakukan dalam cawan kiri yang tingginya 4-
             5 meter,yang terdiri dari grafiet yang ditutup dengan tudung grafiet pula.
             Bahan dasar proses ini merupakan baja yang sudah ditempa (bukan baja
             mentah).

             Pemanasan dilakukan dalam dapur gas pelebur (Smeet Oven)yang tujuan
             utamanya melumerkan baja dan tertutup dari udara luar, sehingga didapatkan
             sifat-sifat yang merata, misalnya baja untuk kabel jembatan gantung.




          f. Proses aduk (Pudlle Procesa)
             Proses ini diketemukan pada tahun 1784. Di sini yang dibuat adalah besi
             tempa. Bahan dasar yang digunakan berupa besi mentah dan Schoot. Bahan
             dasar ini dimasukkan kedalam dapur nyala api dengan volume 300-500 kg dan
             disana dilumerkan dengan terak sehingga Osygenium terlepas untuk
             memberikan bahan yang tidak perlu.

             Bahan dasar dihubungkan langsung dengan bahan arang batu, dengan
             senantiasa diaduk, maka bahan lumer itu dibiarkan kontak dengan udara
             hingga membakar bahan C yang lebih. Dengan berkurangnya kadar C, titik

Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                       Page 4
lebur meningkat lebih tinggi dan berbentuk lebih kental. Akhinya dalam
               bentuk tepung adonan dapat di angkat dengan palu uap, terak-terak yang
               masih ada dipukul keluar. Selanjutnya bahan ini ditempa, digiling dan
               dijadikan profil tertentu.




1.3 Sifat –sifat Baja

       sifat yang dimiliki baja yaitu kekakuanya dalam berbagai macam keadaan
pembebanan atu muatan. Terutama tergantung dari :

               Cara peleburannya
               Jenis dan banyaknya logam campuran
               Proses yang digunakan dalam pembuatan.
           Berikut ini ada beberapa dalil yang menyangkut sifat-sifat baja :




                                            Dalil I




Besi murni tidak mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan untuk dipergunakan sebagai bahan
                                    penanggung konstruksi.




                                            Dalil II




 Peningkatan nilai dari sifat-sifat tertentu, lazim dengan tidak dapat dihindarkan senantiasa
   mengakibatkan pengurangan dari nilai sifat-sifat lain, misalnya baja dengan keteguhan
                           tinggi, istimewa lazimnya kurang kenyal.




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                        Page 5
Dalam praktek terdapat satu hal yang sangat penting bahwa sifai-sifat konstruksi dapat
berarti runtuhnya seluruh konstruksi, oleh karena itu :




           1. Penentuan syarat minimum harus dimuat didalam deluruh kontrak pemesanan,
               pembelian, atau penyerahan bahan.
           2. Garansi tentang meratanya sifat-sifat itu harus didapatkan dengan dilakukanya
               pengujian pada waktu penyerahan bahan.
           3. Tuntutan yang tinggi tetapi tidak perlu benar, sebab beban tidak bernilai
               tinggi itu lebih mahal atau ekonomis.
           4. Sifat –sifat ynag kita kehendaki harus ada, bukan saja pada waktu sudah
               dikerjakan, yaitu setelah dipotong, digergaji, di bor, ditempa, dibengkokan ,
               dan lain-lain.
           5. Sifat-sifat yang kita kehendaki harus ada bukan saja merugikan dengan cara-
               cara yang tidak dapat dipertanggung jawabkan .
           6. bentuk-bentuk dari bagian-bagian bangunan dan sambungannya harus di
               terapkan.



1.4 Bentuk-bentuk baja dalam perdagangan




       bahan baja yang dipergunakan untuk bangunan berupa bahan batangan dan plat.
Penampang dari bahn baja biasanya disebut profil. Dalam perdagangan baik profil maupun
panjang batang sudah memilikistandarrisasi. Mengingat terbatasnya panjang terbatasnya
panjang batang yang hanya maksimal 18 meter, maka untuk keperluan batng konstruksi yang
lebih dari itu perlu dibuatkan sambungan.




       Selain untuk menambah panjang konstruksi sambungan diperlukan pula untuk
menyatukan bagian-bagian konstruksi yang harus disatukan. Addpun macam-macam profil
yang terdapat di pasaran antara lain sebagai berikut :




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                      Page 6
1. Profil baja tunggal
               Baja siku-siku sama kaki
               Baja siku tidak sama kaki (baja T)
               Baja siku tidak sama kaki (baja L)
               Baja I
               Baja Canal
               Baja



       2. Profil Gabungan

               Dua baja L sama kaki
               Dua baja L tidak sama kaki
               Dua baja I



       3. Profil susun

               Dua baja I atau lebih



1.5.   Percobaan pada baja

1.5.1 Percobaan tarik



       Percobaan tarik dilakukan diatas bangku penerik denag menggunakan suatu batang
percobaan yang bentuk atau ukurannya telah ditetapkan.

       Btang percobaan dena panjang awal L dan penampang F pada batang ini di beri gaya
tarik P secatra berangsur-angsur sampai terjadi patah. Batang yang ditarik akan memberikan
perpanjangan sebasar     L dan pada setiap penampang batang akan terjadi tegangan. Hasil
percobaan tarik dapat dibuat diagram tarik yang menunjukkan hubungan antara tegangan dan
regangaan.




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                    Page 7
1.5.2. Percobaan Geser




       Percobaan geser dilakukan pada dua batang yang disambungkan denga rigi-rigi las
denag menempatkan dua batang lainnya.

1.5.3. Percobaan Lentur

       Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kekenyalan suatu bahan. Batang yang
diletakan diatas rol dan tengah-tengahnya di beri gaya yang berangsur-angsur secara perlaha-
lahan diperbesar.

1.5.4. Percobaan Takik Pukul

       Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pakah suatu batang mempunyai takik yang
cukup kuat sebelum putus merubah bentuk secara plastis. Percobaan dilakukan dengan mesin
pukul dari Charpy. Mesin berputar pada as palu, lalu diangkat dan dilepaskan hingga jatuh
sampai memukul putus batang percobaan. Palu akan melewati batang lalu berhenti berhenti
sehingga beda tinggi menjadi suatu ukuran untuk daya kerja dalam memutuskan batang
percobaan dan dapat diketahui dengan mudah pada mesin dengan jarum yang digeserkan oleh
palu tersebut.

1.5.5. percobaan Tarik Pukul

       Percobaan ini dilakukan pula oleh mesin percobaan Charpy. Palu dimesin dibuat
lubang dimana batang-batang perobaan diulir masuk. Plat tidak masuk dan batang akan
tertarik dan karena palu dijatuhkan maka terjadi kejutan. Percobaan penting untuk bahan
konstruksi yang nantinya akan memikul kejutan dan tumpuan.

1.6 Macam-macam bentuk kuda-kuda Baja

a.     Pratt Truss

       Kemiringan atap = tg    ,dimana h: tinggi kuda-kuda

                                        L: Bentang kuda-kuda

                     b.    Hows Truss
                     c.    Pink Truss


Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                      Page 8
d.    Modified Pink Truss
                     e.    Mansarde Truss
                     f.    Modified Pratt Truss
                     g.    Crescent Truss



1.7 Keuntungan dan kerugian Pengunaan Baja.



       Dibandigkan dengan bahan konstruksi lain seperti beton atau kayu pemakaian baja
sebagai bahan konstruksi mempunyai keuntungan dan kerugian, sebagai berikut:




       Keuntungan:
       1.   Bila dibandingkan dengan beton maka baja lebih ringan.
       2.   Apabila suatu saat konstruksi harus diubah,maka bahan baja akan lebih mudah
            untuk dipindahkan.
       3.   Bila konstruksi harus dibongkar, baja akan dapt dipergunakan lagi sedangkan
            konstruksi dengan beton tidak dapt digunakan lagi.
       4.   Pekerjaan konstruksi baja dapat dilakukan di bengkel sehingga pelaksanaannya
            tidak membutuhkan waktu lama.
       5.   Bahan baja sudah mempunyai ukuran dan mutu tertentu dari pabrik.



         Kerugian:
       1.   Biala konstruksi terbakar, maka kekuatannya akan berkurang, pada batas yang
            besar juga dapat merubah konstruksi.
       2.   Bahan baja dapat terkena karat, sehingga memerlukan perawatan.
       3.   Karena memiliki berat yang cukup besar, dalam melakukan pengangkutan
            memerlukan biaya yang besar.
       4.   Dalam pelaksanaan konstruksi diperlikan tenaga ahli dan berpengalaman dalam
            hal konstruksi baja.




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                  Page 9
1.8 Jenis-jenis alat Penyambung baja




         Alat penyambung baja yang biasa digunakanuntuk menyambung bagian-bagian
konstruksi baja berupa|

    a.      Baut
    b.      Paku keling
    c.      Las lumer



1.8.1 Baut
         Pemakaian baut diperlukan bila:

    1. Tidak cukup tempat untuk pekerjaan paku keling
    2. Jumlah plat yang akan disambung> 5d (d diameter baut)
    3. Dipergunakan untuk pegangn sementara
    4. Konstruksi yang dapat dibongkar pasang
    Bentuk baut dan bagian-bagiannya

1.8.2 Paku Keling

         Sambungan paku keling dipergunakan pada konstruksi yang tetap, berarti tidak dapt
dibongkar pasang.Jumlah tebal pelat yang akan disambung tidak boleh>6d ( diameter paku
keling).Beberapa bentuk kepala paku keling:




         Paku yang dipergunakan pada tiap pertemuan minimal menggunakan 2 paku dan
maksimal 5 paku dalam satu baris.Penempatan paku pada plat ialah:

Jarak dari tepi plat el

1.8.3

         Ada 2 macam las lumer menurut bentuknya, yaitu:

    1. Las tumpul
    2. Las sudut


Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                   Page 10
BAB II

                             DASAR-DASAR PERHITUNGAN




2.1 Macam-macam pembebanan
   Pembebanan pada kuda-kuda terdiri dari:

           a.     Beban mati,yang terdiri dari:
                    1. Berat sendiri kuda-kuda
                    2. Berat penutup atap
                    3. beban berguna
           b.     Beban angin
                    1.Angin tekan

                    2.Angin hisap

           c.     Beban plafond

2.2 Perhitungan dimensi gording
       Gording diletakan diatas beberapa kuda-kuda dengan fungsinya menahan beban atap
   dan perkayuannya,yang kemudian beban tersebut disalurkan pada kuda-kuda.

   Pembebanan pada gording berat sendiri gording dan penutup atap

       Dimana: a = jarak gording

                L = jarak kuda-kuda

                G = (1/2a+1/2a)x L meter x berat per m² penutup atap per m² gording

                  = ax berat penutup atap per m²

       catatan: Berat penutup atap tergantung dari jenis penetup atap

Berat jenis gording diperoleh dengan menaksirkan terlebih dahulu dimensi gording, biasanya
gording menggunakan profil I, C, dan [setelah ditaksir dimensi gording dari tabel profil di
dapat berat per m, gording

       Berat sendiri gording = g2 kg/m


Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                   Page 11
Berat mati                = b.s penutup atap + b.s gording

                                 = (g1 + g2) kg/m




       Gording di letakkan tegak
lurus bidang penutup atap, beban
mati (g) bekerja vertikal.

       gx      = g cos

       gy      = g sin




Gording diletakkan diatas beberapa kuda-kuda, jadi merupakan balik penerus diatas beberapa
balok tumpuan (continuous beam ). Untuk memudahkan perhitungan dapat dianggap sebagai
balok diatas dua tumpuan statis tertentu dengan mereduksi momen lentur.

       Mmax              = 1/8 gl2

       Ambil M           = 20 % (1/8 gl2)

       Mmax              = 80 % (1/8 gl2)

       Mmax              = 0,80 (1/8 gl2)

       Dmax              = 1/2 gl




       akibat gx          Mgl          = 0,80 (1/8 gx l2)

                                        = 0,80 (1/8 sin      l2 )

       akibat gy          Myl          = 0,8 (1/8 gy l2)

                                        = 0,80 (1/8 g cos       l2 )




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                  Page 12
2.2.1. Beban berguna ( P = 100 kg )
       Beban berguna P = 100 kg bekerja di tengah-tengah gording




       Mmax = 80 % ( ¼ PL)




       Akibat Px  Mx2      = 0,80 ( ¼ PxL )

                            = 0,80 ( ¼ P sin      L)

       Akibat Py  My2      = 0,80 ( ¼ Py L )

                            = 0,80 ( ¼ P cos      L)




2.2.2. Beban angin W
       Beban angin dianggap bekerja tegak lurus bidang atap

       Beban angin yang di tahan gording

       W = a . x tekanan angin per meter = ……….kg/m2

       Mmax = 80 % ( 1/8 WL2 )

              = 0,80 ( 1/8 WL2 )




       Akibat Wx  Mx3      =0

       Akibat Wy  My3      = 0,80 ( 1/8 WyL2 )

                            = 0,80 ( 1/8 W L2 )




2.2.3. kombinasi pembebanan
       I      Mx total      = Mx1 + Mx2

              My total      = My1 + My2

Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                    Page 13
II      Beban mati + Beban berguna + Beban angin

              Mx total           = Mx1 + Mx2

              My total           = My1 + My2 + My3




2.2.4 kontrol tegangan
      kombinasi I




                      Mxtotal    Mytotal
                                               :       1600 kg / cm2
                       Wy         Wx




      catatan: jika     :    , maka dimensi gording diperbesar




      kombinasi II




                      Mxtotal    Mytotal
                                                   : 1,25
                       Wy         Wx




      catatan :jika         1,25 , maka di mensi gording di perbasar




2.2.5 Kontol lendutan
              Akibat beban mati:

                        5q x L4                          5q y L4
              Fxl               cm                 F               cm
                       384EI y                          384EI x



Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                         Page 14
Akibat beban berguna

                        Px L3                                 5W y L3
                Fx 2          cm                       Fy 2             cm
                       48EI x                                 48EI y

                Akibat beban angin



                                                              5W y L4
                Fx 3   0cm                             Fy 3             cm
                                                              384EI x




                Fx total = (Fx1+Fx2),      F

                Fy total = (Fy1+Fy2+Fy3),          F




                        F1      f x2    f y2   f




                catatan : jika F>F maka dimensi gording di perbesar




2.3.   Perhitungan Dimensi Tracstan (Batang Tarik)
       Batang tarik berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah sumbu x
       (kemiringan atap dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur pada arah sumbu x




       Batang                                                                       tarik
       menahan                                                                gaya tarik
       Gx dan Px, maka :

       Gx       = berat sendiri gording + penutup atap arah sumbu x

Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                 Page 15
Px     = beban berguna arah sumbu x

       Pbs    =Gx + Px

       Karena batang tarik di pasang dua buah, per batang tarik :




             Gx Px
       Pts
               2




             F
                       ambil
             Fn




           Gx Px                 Gx Px
       =                    Fn
             2                     2
             Fn




       Fbr    =125 % Fn

       Fbr    = ¼ п d2




       Dimana :        Fn        = luas netto

                       Fbr       = luas brutto

                       A         = diameter batang tarik (diper oleh dari tabel baja )

2.4.   Perhitungan Ikatan Angin
       Ikatan angin hanya menahan gaya normal atau axial saja. Cara bekerjanya, jika satu
       bekerja sebagai batang tarik maka yang lainnya tidak menahan apa-apa sebaliknya
       kalau arah angin berubah, maka secara berganti batang tersebut bekerja sebagai
       batang tarik.

       Rumus umum :

Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                          Page 16
P
                           ambil
              Fn

       Fbr         = 125 % Fn

       Fbr         =¼пd

               N          P
       Fn
                         cos

2.5.   Perhitungan Dimensi Batang
       Untuk kuda-kuda yang relatif kecil, biasanya dimensi batang disamakan yaitu untuk
       batang tepi bawah satu dimensi, demikian pula untuk batang tegak atau batang
       diagonal. Hal ini berguna untuk dapat mempermudah pengadaan bahan pemasangan.

2.5.1. Batang Tarik
               p
       Fn =


       Dimana: Fn = Luas penampang netto

                    P = Gaya batang

                         = Tegangan yang diijinkan

       Fbr = Fn + ∆ F           Fbr = 125%




2.5.2. Batang Tekan
       Imin = 1,69 P.Lk²

       Dimana: Imin = momen inersia minimum cm4

                    P     = gaya batang tekan, Kg

                    Lk    = panjang tekuk, cm

       Setelah diperoleh Imin lihat tabel propil maka diperoleh dimensi/ukuran propil.

       Kontrol:

          1.       terhadap sumbu bahan

Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                     Page 17
2.   terhadap sumbu bebas bahan
       Untuk profil rangkap dipasang kopel plat atau plat kopling

       Catatan:

       a. Konstruksi rangka baja kuda-kuda biasanya dipakai prfil C
       b. Pada batang tarik yang menggunakan profil rangkap perlu dipasang kopel plat
          satu buah ditengah-tengah bentang
       c. Pada batang tekan pemasangan kopel plat mulai mulai dari ujung batang tengah ke
          tengah bentang dengan jumlah ganjil
2.6.   Perhitungan Gaya-gaya Batang
       Besarnya gaya batang tidak dapat langsung tidak dapat langsung dicari dengan cara
       cremona, karena ada momen lentur pada kolom.Perhitungan dapat diselesaikan
       dengan membuat batang-batang tambahan(fiktif)

       Selanjutnya dapat diselesaikan dengan cara cremona.

       Ada dua cara untuk mencari besarnya gaya batang yaitu dengan cara :

               1. Grafis, yaitu dengan cara cremona dan car cullman
               2. Analistis, yaitu dengan cara ritter, cara Henenberg, cara keseimbangan titik
                  kumpul.
       Untuk mencari gaya batang pada konstuksi kuda-kuda, biasanya dipakai dengan cara
       cremona kemudian di kontrol dengan cara ritter. Selisih kesalahan cara cremona ddan
       cara ritter maksimum 3 %jika lebih maka perhitungan harus di ulang.

       Ada beberapa asumsi yang di ambil dalam penyelesaian konsrtuksi rangka batang,
       terutama untuk mencari besarnya gaya batang, yaitu :

       1. Titik simpul dianggap sebagai sendi (M=o)
       2. Tiap batang hanya memikulgaya normal atau axial tarik atau tekan
       3. Beban dianggap bekerja pada titik simpul
               a. Beban mati dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik simpul batang
                  tepi atas
               b. Beban angin, dianggap bekerja tegak lurus bidang atap pada tiap-tiap
                  simpul batang tepi atas



Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                      Page 18
c. Bahan flapon, dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik simpul batang
                   tepi bawah
       4. Gaya batang tekan arahnya mendekati titik simpul dan gaya batang tarik arahnya
           menjauhi titik simpul



2.6.1. Cara Cremona ( Cara Grafis )
       Dalam menyelesaikan cara cremona perlu diperhatikan beberapa patokan sebagai
       berikut:

       1. Ditetapkan segala gaya ,yaitu dari satuan Kg/ton menjadi satuan cm.
       2. Penggambaran gaya batang dimulai dari titik simpul yang hanya terdapat
           maksimum dua gaya batang yang belum diketahui.
       3. Urutan penggambaran dapat searah jarum jam atau berlawanan arah jarum
           jam.Keduanya jangan dikombinasikan.
       4. Akhir dari penggambaran gaya batang harus kembali pada titik ,dimana dimulai
           penggambaran gaya batang.
       Prosedure penyelesaian cara cremona:

       1. Gambar bentuk kuda-kuda rencana dengan skala yang benar,lengkap dengan
            ukuran gaya-gaya yang bekerja.
       2. Tetapkan skala gaya dari Kg atau ton menjadi cm.
       3. Cari besar resultan dari gaya yang bekerja.
       4. Cari besar arah dan titik tangkap dari reaksi perletakan.
       5. Tetapkan perjanjian arah urutan penggambarandari masing-masing gaya batang
            pada titik simpul searah jarum jam atau berlawanan jarum jam.
       6. Gambar masing-masing gaya batang sesuai ketentuan pada patokan yang berlaku.
       7. Ukuran panjang gaya batangn dan tetapkan tandanya, tarik (+),atau tekan (-).
       8. Besarnya gaya yang dicari adalah panjang gaya batang dikalikan skala gaya.
2.6.2. Cara Ritter ( Analisis )
       Mencari gaya-gaya dengan cara ritter bersifat analitis dan perlu diperhatikan
       ketentuan berikut:

       a. Membuat garis potong yang memotong beberapa batang yang akan dicari.
       b. Batang yang terpotong diasumsikan sebagai batang tarik.Arah gaya menjauhi
           titik simpul.

Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                    Page 19
Catatan :

        Sebaikanya ditinjau bagian konstruksi yangterdapat gaya lebih sedikit, hal ini untuk
        mempercepat perhitungan

        Urutan cara penggambaran:

        1. Gambar bentuk konstruksi rangka batang yang akan dicari ,gaya batang lengkap
           dengan ukuran dan gaya-gaya yang bekerja.
        2. Cari besar reaksi perletakan
        3. buat garis potong yang memotong batang yang akan dicari gaya batangnya.
        4. Tinjau bagian konstruksi yang terpotong tersebut dimana terdapat gaya-gaya yang
           lebih sedikit.
        5. Tandai arah gaya dari batang yang terpotong tersebut dimana terdapat gaya yang
           lebih sedikit.
        6. Cari jarak gaya trhadap titik yang ditinjau.
        7. Selanjutnya didapat gaya batang yang dicari.
2.6.3. Daftar Gaya Batang
        Hasil dari perhitungan panjang batang dan gaya batang disusun dalam bentuk
        daftar.Daftar gaya batang ini berguna untuk menentukan gaya batang rencana ,yang
        selanjutnya digunakan untuk keperluan mendimensi batang dan perhitungan
        sambungan titik simpul.

        Contoh daftar gaya batang

 Nama           Berat sendiri             Plafond           Maksimum               Rencana
                                Berat               Gaya                 Gaya
 batang Tekan         Tarik     Tekan     Tarik     Tekan   Tarik (+)    Tekan     Tarik
          (-)         (+)       (-)       (+)       (-)                  (-)       (+)




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                    Page 20
2.7.   Sambungan Paku Keling
       Dalam perhitungan konstruksi baja dengan menggunakan paku keling yang perlu
       dipeerhitungkan adalah terhadap tegangan geser dan tegangan tumpu.

       Adapun besar tegangan adalah:

               gs    0,8. geser dan

               tp    2.     tumpu

       Daya pikul satu paku keling adalah:

              Ngs     2.1 / 4. d ² , geser dan

              Ntp     d .S min . tp ,tumpu

       Sehingga akan didapat Nmin,dimana akan ditentukan dari hasil terkecil.Apakah itu
       dari geser ataupun tumpu.Kemudian menghitung jumlah paku keling diambil dari
       gaya maksimum dibagi dengan Nmin

                      p
              n
                    N min

       Perhitungan dilakukan pada beberapa titik simpul saja sebagai perwakilan.Dan
       biasanya perencanaan dianggap sama.Setelah semua data diketahui maka dapat
       dimulai penggambaran ganbar kerja konstruksi baja sesuai skala.




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                Page 21
BAB III

                              RANCANGAN KONSTRUKSI BAJA




                                                                         A5           A6



                                                      A4                                         A7



                                         A3                                                                 A8



                             A2                                                                                         A9
                              D1         D2          D3             D4                     D5         D6     D7        D8

                   A1   V1         V2           V3             V4             V5            V6         V7         V8         V9   A10


                   B1        B2           B3              B4             B5           B6         B7         B8         B9         B10

                                                                              1500
                                                                               1500




Ketentuan-Ketentuan :

Type konstruksi atap                    =A

Bahan penutup atap                      = Seng

Bentang kap (L)                         = 15 m

Kemiringan atap                         = 350

Jarak gading-gading kap                 =4m


Beban angin kiri                        = 55 Kg/m2

Beban angin kanan                       = 40 Kg/m2

Beban plafon                            = 10 Kg/m2

Beban berguna                           = 100 Kg/m

Alat sambungan                          = Paku keling

Tegangan baja yang diijinkan = 1600 Kg/cm2


Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                                                                         Page 22
BAB VI

                          PERHITUNGAN PANJANG BATANG




A. PANJANG BATANG TEPI ATAS (A)
   A=β/cosα =1,5/cos 35o
    A1=A2 = A3 = A4 = A4 = A5 = A6 = A7 = A8 = A9 = A10 a = 1,83 m




B. MENGHITUNG BATANG TEPI BAWAH (B)
    15/10 = B1 = B2 = B3 =……………B10 = b = 1,5 m

C. MENGHITUNG BATANG DIAGONAL (D)

    D1 = D8 = V 12      B2 2 = (1,5) 2    (2,1) 2 ) = 2,58 m
    D2 = D7 = V 2 2     B3 2 = (1,5) 2 (3,15) 2 ) = 3,49 m
    D3 = D6 = V 3 2     B4 2 = (1,5) 2 (4,2) 2 ) = 4,46 m

    D4 = D5 = V 3 2   B4 2 = (1,5) 2   (5,25) 2 ) = 5,46



D. MENGHITUNG BATANG VERTIKAL (V)
   V1 = V9 = B1 tan 30° = 1,5 tan 35° = 1,05 m
   V2 = V8 = 2B1 tan 30° = 2. 1,5 tan 35° = 2,1m
   V3 = V7 = 3B1 tan 30° = 3. 1,5 tan 35° = 3,15 m
   V4 = V6 = 3B1 tan 30° = 4. 1,5 tan 35° = 4,2 m
   V5 = 4B1 tan 30° = 5. 1,5 tan 35° = 5,25 m




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                      Page 23
DAFTAR PANJANG BATANG



                                          BATANG
           NO
                      A             B                V        D

            1      1,83 m         1,5 m            1,05 m   2,58 m

            2      1,83 m         1,5 m            2,1 m    3,49 m

            3      1,83 m         1,5 m            3,15 m   4,46 m

            4      1,83 m         1,5 m            4,2 m    5,46 m

            5      1,83 m         1,5 m            5,25 m   5,46 m

            6      1,83 m         1,5 m            4,2 m    4,46 m

            7      1,83 m         1,5 m            3,15 m   3,49 m

            8      1,83 m         1,5 m            2,1 m    2,58 m

            9      1,83 m         1,5 m            1,05 m     -

           10      1,83 m         1,5 m              -        -




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                      Page 24
BAB V

                           PERHITUNGAN DIMENSI
                     GORDING, TRAKSTANG & IKATAN ANGIN


A. GORDING DIPENGARUHI OLEH:
            Muatan mati, yaitu: -berat sendiri gording (kg/m)
                                  -berat sendiri penutup atap (kg/m2)

            Muatan hidup, yaitu berat orang dengan berat P = 100 Kg
            Muatan angin (kg/m2)
    Ketentuan :

            Jarak antara gording : 1,83 m
            Sudut kemiringan       : 350
            Jarak gading-gading kap : 4 m
            Berat seng             : 11 Kg/m2
B. PERHITUNGAN BERAT PENUTUP ATAP
    Beban yang dilakukan gording akibat berat sendiri atap dan berat sendiri gording :

            Karena satuannya tidak sama maka disamakan dahulu dengan jarak gording.
               Berat yang didukung gording          : 1,83 x 11   = 20,13 Kg/m

            Berat sendiri gording ditaksir         : C -8        = 8,64 Kg/m
                                                    P             = 28,77 Kg/m

    Gording ditempatkan tegak lurus bidang penutup atap dan beban mati Px bekerja
    vertical, P diuraikan pada sumbu X dan sumbu Y, sehingga diperoleh:




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                     Page 25
Dengan jarak gading-gading 3,5 m dan kemiringan sudut 37,50




            Px = P sin 350                              Py = P cos 350

                = 28,77 sin 350                           = 28,77 cos 350

                = 16,50 Kg/m                               = 23,57 Kg/m

    Momen akibat Beban mati
   Karena dianggap sebagai balok menerus di atas beberapa tumpuan (continous beam)
   maka untuk memperoleh perhitungan dapat diasumsikan sebagai berat bertumpuan di
   ujung.

            Mx = 1/8 . Px . (l/2)2 . 80%                  My = 1/8 . Py . (l)2 . 80%

                = 1/8 . 16,50 . (4/2)2 .0,8                   = 1/8 . 23,57 . (4)2 .0,8

                = 6,6 Kg m                                        = 37,712 Kg m




PERHITUNGAN BEBAN BERGUNA
    Beban berguna atau beban hidup adalah beban terpusat yang bekerja di tengah-tengah
    bentang gording, beban ini diperhitungkan kalau ada orang yang bekerja di atas gording.
    Diambil beban orang Po = 100 Kg

            Pox = Po sin 350                             Poy = Po cos 37,50

                 = 100 sin 350                                = 100 cos 350

                 = 57,375 Kg                                  = 81,915 Kg

    Momen yang timbul akibat beban terpusat dianggap Continous Beam.

    Momen akibat beban hidup
            Mox = ¼ . Pox . l /2. 80 %                    Moy = ¼ . Poy . l . 80 %

                 = ¼ . 57,375 . (4/2) .0,8                     = ¼ . 81,915 . (4) . 0,8

                 = 22,94 Kg m                                 = 65,53 Kg m


Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                      Page 26
PERHITUNGAN MUATAN ANGIN

    Beban angin dianggap bekerja tegak lurus bidang atap




    Ketentuan :

          Koefisien angin tekan ( c ) = (0,02 .     - 0,4)
          Koefisien angin hisap ( c’ ) = - 0,4
          Beban angin kiri (q1)         = 55 Kg/m2
          Beban angin kanan (q2)        = 40Kg/m2
          Kemiringan atap ( )           = 350
            Kefisien Angin
          Angin tekan ( c ) = (0,02 .    - 0,4)
                             = (0,02 . 350 - 0,4)

                             = 0,3

          Angin hisap ( c1) = -0,4
     1      . Angin kiri-
            Tekan (w)        = c .q . 1 (jarak gording)

                             = 0,3 . 55. (1,83)

                             = 30,195Kg/m

              Hisap (w1)     = c1 .q . 1 (jarak gording)

                             = -0,4 . 55. (1,83)

                             = - 40,26 Kg/m



Ubaidilla Indah Putri (0900550)                               Page 27
2. Angin kanan
            Tekan (w)         = c .q . l (jarak gording)

                              = 0,3 . 40. (1,83)

                              = 21,96 Kg/m

             Hisap (w1)       = c1 .q . i(jarak gording)

                              = -0,4 . 40. (1,83) = - 29,28 Kg/m

    Dalam perhitungan diambil harga w (tekan terbesar)

            W max = 30,195 Kg/m

            Wx        =0

            Wy        = 30,195 Kg/m




    Jadi momen akibat beban angin adalah :

        MWx = 1/8 . Wx . (I/2)2 . 80 %                MWy = 1/8 . Wy . (I)2 . 80 %

              = 1/8 . 0 . (4/2)2 .0,8                      = 1/8 . 30,195. (4)2 . 0,8

              = 0 Kg m                                     = 48,312 Kg m




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                         Page 28
Atap + Gording      Beban Orang
             P dan M                                              Angin

                             (Beban Mati)       (Beban Hidup)


                              28,77 Kg/m            100 Kg      30,195 Kg/m
                 P



                Px            16,50 Kg/m          57,357 Kg         0


                Py            23,57 Kg/m          81,915 Kg     30,195 Kg/m


                Mx              6,6 Kgm           22,94 Kgm         0


                My            37,712 Kgm          65,53 Kgm     48,312 Kgm




KONTROL GORDING
    Kontrol gording terhadap tegangan

    Dari tebel profil baja dapat diketahui bahwa C – 8

    Wx        = 26,5 cm3

    Wy        = 6,36 cm3




          Kombinasi 1
              Mx total = beban mati + beban hidup

                       = 6,6 + 22,94

                       = 29,54 Kg m = 2954 Kgcm



Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                               Page 29
My total = beban mati + beban hidup

                     = 37,712 + 65,53

                     = 103,24 Kgm = 10324 Kgcm

                 Mx total   My total
                  Wy         Wx

                 2954 Kg cm 10324 Kg cm
                  6,36 cm 3   26 ,5cm 3

               = 854,05 Kg/cm2

             Sehingga didapat     = 854,05 Kg/cm2 ≤    = 1600 Kg/cm2………Ok

         Kombinasi 2
             Mx total = (beban mati + beban hidup )+ Beban angin

                     = (6,6 + 22,94) + 0

                     = 29,54 Kgm = 2954 Kgcm

             My total = (beban mati + beban hidup) + beban angin

                     = (37,712+ 65,53) + 48,312

                     = 151,55 Kgm = 15155 Kgcm

                 Mx total   My total
                  Wy         Wx

                 2956 Kg cm 15155 Kg cm
                  6,36 cm 3   26 ,5cm 3

               = 1036,67 Kg/cm2

             Sehingga didapat     = 1036,67 Kg/cm2 ≤   = 1400 Kg/cm2………Ok




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                             Page 30
KONTROL TERHADAP BEBAN LENDUTAN
    Diketahui :

          E = 2,1 . 106 Kg/cm2
          l = 4 m = 400 cm
          Ix = 106 cm4
          Iy = 19,4 cm4
    Syarat lendutan yang diizinkan akibat berat sendiri dan muatan hidup adalah :

    f = 1 /250 . l = 1 / 250 x 400 cm = 1,6 cm

      1. Kontrol terhadap beban atap dan beban gording
                                                           4
                   5.Px.(l / 2) 4   5. 0,1650. 400 / 2
         Fx1 =                                                 0,084 cm
                    384..E.Iy        384. 2,1.106 .19,4

                                                   4
                   5.Py.L4 5. 0,2357 400
         Fy1 =                                0,389 cm
                  384..E.Ix 384. 2,1.106 .106

      2. Kontrol terhadap beban berguna
                                                       3
                    P.x.l 3     0,57357. 400 / 2
         Fx2 =                                             0,002346cm
                   48..E.Iy      48. 2,1.106 .19,4

                                               3
                    P. y.l 3 0,81915. 400
         Fy2 =                               0,004906 cm
                   48..E.Ix 48. 2,1.106 .106

      3. Kontrol terhadap beban angin
         Px = 0

                                                   4
                   5.Wy.l 4 5.0,30195 400
         Py =                                  0,452 cm
                  384..E.Ix 384. 2,1.106 ..106

         Jadi pelenturan adalah sebagai berikut :

         Fx total = Fx1 + Fx2 + Fx3

                    = 0,084 + 0,002346 + 0

                    = 0,086346 cm < F = 1,6cm …………..Ok

         Fy total = Fy1 + Fy2 + Fy3
Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                     Page 31
= 0,389 + 0,004906 + 0,452

                     = 0,845906 cm < F = 1,6 cm …………..Ok

                          2          2
         F1 =        Fx         Fy

                                     2              2
              =      0,086346            0,845906

              =0,8955 cm < F = 1,6 cm …………..Ok




MENDIMENSI BATANG TARIK (TRAKSTANG)
    Trakstang berfungsi untuk menahan atau mengurangi lendutan pada gording arah x dan
    sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur yang timbul pada arah sumbu x batang
    trakstang dipasang dua buah.

    qx =sin 35. ( beban gording. Jarak gording) +sin 35( beban seng . jarak gording.jarak

        kuda-kuda)

        qx = 54,90 Kg / m

        Px = 54,90.sin 35 = 38,83 Kg / m

        Pts = qx + Px

            = 54,90+ 38,83

            = 96,18 Kg

    Karena batang tarik yang dipakai double, jadi perbatang tarik.

                Pts 96,18
          P               48,09Kg
                 2    2

                P                          2 m2          P 48,09
                              1600 Kg / m           fn           0,03cm 2
                fn                                         1600




        Fbr = 1,25 Fn

Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                      Page 32
= 1,25 x 0,03

            = 0,0375 cm2




        Fbr = ¼ π . d2

                  Fbr     0,0375
          d2 =                       0,048 cm
                 1/ 4    1 / 4 .3,14

           d = 0,218 cm ………………= 2,18 mm = 3 mm

    Karena dalam tabel nilai d yang paling kecil adalah d = 6 mm, maka dimbil d = 6 mm.




PERHITUNGAN DIMENSI IKATAN ANGIN
    Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal atau gaya axial tarik saja. Cara
    kerjanya kalau yang satu bekerjanya sebagai batang tarik, maka yang lainnya tidak
    menahan apa-apa. Sebaliknya kalau arah anginya berubah, maka secara berganti-ganti
    batang tersebut bekerja sebagai batang tarik.

    Perubahan pada ikatan angin ini datang dari arah depan atau belakang kuda-kuda. Beban
    angin yang diperhitungkan adalah beban angin terbesar yang disini adalah angin sebelah
    kanan yaitu:55 Kg/ m2




    P   = Gaya / Tekan angin

Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                  Page 33
N = Dicari dengan syarat keseimbangan
    ΣH = 0

    Nx = P

    N cos β = P …… tan β = 1,83/4 = 0,4575=24,58kg/m2




            P          55
    N=                              60 ,48
          cos       cos 24 ,58

    Rumus umum

          P
             .......... .......... .......... P angin 55 Kg / cm 2
          fn

    Luas kuda-kuda = ½ . L . h

                        = ½ 15 . 5,25

                        = 39,375 m2

    Jumlah titk simpul (n) = 11 buah

              N x luas kuda kuda
      P
                      n 1

              60,48.39,375
          =                238,14 Kg
                 11 1

              P                                     P 238 ,14
                       1600 Kg / m2           fn              0,149 cm 2
              fn                                       1600




    Fbr = 1,25 Fn

          = 1,25 x 0,149

          = 0,186 cm2

    Fbr = ¼ π . d2


Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                            Page 34
Fbr     0,186
    d2   =                      0,237 cm
             1/ 4   1 / 4 .3,14

    d    = 0,487………………= 4,85 mm = 5 mm

    Karena dalam tabel nilai d yang paling kecil adalah d = 5 mm, maka dimbil ikatan angin

    d = 5 mm




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                    Page 35
BAB VI

                                     PERHITUNGAN

                          KONSTRUKSI RANGKA BATANG



AKIBAT BERAT SENDIRI
  Gaya-gaya berat sendiri bekerja pada titik simpul batang tepi atas berat sendiri itu
  diakibatkan oleh:

   1. Berat Sendiri Penutup Atap
      Diketahui :

         Penutup atap seng          = 11 Kg /m
         Jarak gording (A)          = 1,83 m
         Jarak gading-gading kap = 4 m
      Pa = A . berat atap . gading-gading kap

         = 1,83 .11 . 4

         = 80,52 Kg

   2. Berat akibat beban berguna (beban hidup)
      Berat sendiri orang (Po) =100 Kg

   3. Berat sendiri gording
      Dari tabel profil baja berat C – 8 adalah = 8,64Kg / m

      Pq = gading-gading kap x berat gording

         = 4 x 8,64

         = 34,56 Kg

   4. Berat sendiri kuda-kuda
      Rumus dasar:

      Gk = (L – 2) . l s/d (L + 4)

      Pkl = (L – 2) l

Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                               Page 36
= ( 15– 2). 4

          = 52 Kg / m

      Pk2 = ( L + 4) l

          = ( 15 + 4) 4

          = 76 Kg /m

              52 76
      Pk =
                2

          = 64 Kg /m

      Dikarenakan bentangnya 14 m, jumlah titik simpul pada batang tepi atas 11 (buah),
      maka berat total kuda-kuda adalah 15 x 64= 960 Kg / m.

       sedangkan pada titik simpul adalah

              berat total kuda kuda
      Gk =
                       11 1

              960
          =
              10

          = 96 Kg

   5. Berat sendiri ikatan angin
      Diketahui :

          C = 0,3              q1 = 55 kg /m2

          C’ = - 0,4           q2 = 40 kg /m2

         Angin kiri
          W = C . A . l . q1                             W’     = C . A . l . q1

               = (0,3) . 1,83. 4 . 55                           =(-0,4) . 1,83 . 4 . 55

               = 120,78 Kg                                      = - 161,04Kg




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                     Page 37
 Angin kanan
            W = C . A . l . q2                            W’ = C . A . l . q2

               = (0,3) . 1,83 . 4 . 40                             = (-0,4). 1,83 . 4 . 40

               = 87,84 Kg                           = -117,12 Kg




      Untuk ikatan angin (brancing) diperhitungkan sebagai berikut:

      Brancing = 20% x Berat sendiri kuda-kuda

                 = 20% x 96 Kg

                 = 24 Kg




      Jadi berat total pada titik simpul adalah :

      G = Pa + Po + Pq + Pk + Brancing

        = 80,52 + 100 + 34,56 + 96 + 24

        = 335,08 Kg




   6. Akibat berat plafon
      Diketahui :

         Berat sendiri Plafon asbes + penggantunya (qf) = 10 Kg / m
         Jarak gading-gading kap (l) = 4 m
              (angka kelangsingan) = 1,5




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                       Page 38
Gaya pada titik simpul adalah :

      Pf1 = λ . l . qf

          = 1,5 . 4. 10

          = 60 kg




Ubaidilla Indah Putri (0900550)         Page 39
BAB VII
                          DIMENSIORING DAN SAMBUNGAN


A. Dimensi batang atas (A)
   a. Batang terdiri dari batang A1 sampai dengan batang A10
   b. Diketahui :
    Gaya batang maksimum                  = 3211,3 kg     = 3,2113 ton
    Panjang batang                 = 1,83 m       = 183 cm
    Tegangan ijin        (τ)              = 1600 kg/cm2
    Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki
   c. perhitungan
           Imin      = 1,69.P.lk2

                     = 1,69 . 3,2113 (1,83)2

                     = 18,175cm4

      Batang A merupakan batang tekan ; dipakai profil rangkap.

                   Imin         18,175
      I Profil =                         9,0875cm 4
                    2              2

      Dari table profil diambil ∟ 55.55.8

           Iη        = 9,35 cm4 = I min

           Ix = Iy = 22,1 cm4

           ix=iy     = 1,64 cm

           F         = 8,23 cm2

           e         = 1,64 cm

           iη        = 1,07cm

      Kontrol :
       1. Terhadap sumbu bahan (x)
                     Lk    183
                λx                  111,585    111,6     Tabel       = 0,337
                     ix    1,64



Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                Page 40
1       1
                x=                     2,97
                             0,337

                     x. p     2,97 .3211,3
                                                 579 ,44 kg/cm2
                    Ftot         2.8,23

                    579 ,44 kg / cm 2           1600 kg/cm2

       2. Terhadap sumbu bebas bahan (Y)
           Dipasang 4 plat kopling




                183
           L=              61cm cm
                4 1

            Potongan I-I tebal pelat kopling t = 10 mm =1 cm

                                                  e0 = e + ½. t

                                                       = 1,64 + ½ .1

                                                       = 2,14 cm

              Iy tot = 2 (ΣIy + ΣF .e02 )

                     = 2 {22,1 + 8,23.(2,14)2}

                     = 119,58 cm4


                       Iy          119,58
             iy =                             2,7 cm
                      Ftot         2.8,23

                     Lk      183
                y                    67 ,78     Tabel          1,46
                     iy      2,7




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                        Page 41
Syarat pemasangan kopling:

                                               .P
              l       1             4 3
                                           y
                          2    x
                                          F.


              61       1 .111,6(4 3 1,46 .3211,3 ) = 193,4cm ≥ 61cm              61 cm memenuhi
                        2           2.8,23 .1600
              syarat.....Ok!!!

B. Dimensi batang bawah ( B )
   a. Batang terdiri dari batang B1 sampai dengan batang B10
   b. Diketahui :
    Gaya batang maksimum (P)                       = 3335,16 kg = 3,33516 ton
    Panjang batang                   = 1,5 m               = 150 cm
    Tegangan ijin            (τ)                   = 1600 kg/cm2
    Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki
   c. perhitungan
                      P                                            P
                  =                 = 1600 kg/cm2           Fn =
                      Fn

                       3335,16 kg
           Fn =                                 2,08 cm 2
                      1600 kg / cm 2

          Fbr = Fn + F                     F = 20 %

                  = (2,08 + (20 % x 2,08)) cm2

                  = 2,496 cm2

      Batang B merupakan batang tarik

      digunakan profil rangkap

                              2,496
                  Fbr =             cm 2 = 1,248 cm2
                                2

      Tabel Profil             ∟ 25.25.3.           F = 1,42 cm2

      Karena Profil minimum yang diijinkan untuk konstruksi ringan adalah ∟ 45.45.5

      Jadi dimensi Profil yang didapat F table = 4,30 cm2 > Fbr = 1,182 cm2, jadi konstruksi yang
      digunakan adalah ∟ 45.45.5.


Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                         Page 42
Fn = Fbr - F                F = 20 %

      Fn = 4,3 – (20 % x 4,3)

      Fn = 3,44 cm2

                 P
             =             = 1600 kg/cm2
                 Fn

              3335,16
         =                   969 ,52 kg / cm 2              1600 kg / cm 2
                3,44

             969 ,52 kg / cm 2           1600 kg / cm 2 .......... .......... .......... .......... .......... ..Ok !!!




C. Dimensi batang diagonal ( D )
   a. batang terdiri dari batang D1 sampai dengan batang D8
   b. diketahui
    Gaya batang maksimum                     = 1410,55kg = 1,41055ton
    Panjang batang maks                      = 5,46 m                = 546 cm
    Tegangan ijin         (τ)                = 1600 kg/cm        2


    Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki
          o Perhitungan
                      P                                               P
                  =               = 1600 kg/cm2             Fn =
                      Fn

                       1410,55 kg
             Fn =                         0,88 cm 2
                      1600 kg / cm 2

          Fbr = Fn + F                  F = 20 %

                  = 0,88+ (20 % x 0,88) cm2

                  = 1,056 cm2

      Batang B merupakan batang tarik ; digunakan profil rangkap

                           1,056
                  Fbr =          cm 2 = 0,528 cm2
                             2

      Tabel Profil               ∟ 15.15.3        F = 0,82 cm2

Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                                                           Page 43
Karena Profil minimum yang diijinkan untuk konstruksi ringan adalah ∟ 45.45.5

         Maka dimensi Profil yang didapat F tabel = 4,30 cm2 > Fbr = 0,4812 cm2, jadi
         konstruksi yang digunakan adalah ∟ 45.45.5.

         Fn = Fbr - F                F = 20 %

         Fn = 4,3 – (20 % x 4,3)

         Fn = 3,44 cm2

                     P
                 =            = 1600 kg/cm2
                     Fn

                  1410,55
             =                 410 ,04              1600 kg / cm 2
                    3,44

    410 ,04 kg / cm 2              1600 kg / cm 2 .......... .......... .......... .......... .......... ..Ok !!!

D. Dimensi batang vertikal ( V )
    1.
   a. Batang terdiri dari batang V5
   b. Diketahui :
                    Gaya batang maksimum (P) = 1296,38 kg = 1,29638 ton
                    Panjang batang maks                        = 5,25 m                           = 525 cm
                    Tegangan ijin (τ)                          = 1600 kg/cm2
                    Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki
   c. Perhitungan
                 Imin      = 1,69.P.lk2

                           = 1,69 . 1,29638 (5,25)2

                           = 60,386 cm4

         Batang V merupakan batang tekan ; dipakai profil rangkap.

                          60,386
         I profil =                  30,193cm 4
                             2

         Dari table profil diambil ∟ 75.75.12



Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                                                     Page 44
Iη       = 34,7 cm4 = Imin

          Ix = Iy = 82,4 cm4

          dimana :

          ix = iy = 2,22 cm4

          F        = 16,7 cm2

          e        = 2,29 cm

          iη       = 1,44 cm

      Kontrol :
       1. Terhadap sumbu bahan (x)
                       525
               λx =            236 ,49    Tabel            = 9,43
                       2,22

                       x. p   9,43 .1296,38                      2
                                                   366 ,01 kg/cm
                      Ftot        2.16 ,7


                      366 ,01kg / cm 2        1600 kg/cm2




       2. Terhadap sumbu bebas bahan (Y)
           Dipasang 4 plat kopling




                                                   525
                                              L=       175 cm
                                                   4 1

               Potongan I-I tebal pelat kopling t = 10 mm =1 cm

                                                      e0 = e + ½. t

                                                        = 2,29 + ½ .1 = 2,79 cm


Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                   Page 45
Iy tot = 2 ( Iy + F .e02 )

                        = 2 [82,4 + 2 . 16,7 (2,79)2]

                        = 684,777 cm4

                             Iy         684,777
             iy =                                  4,53 cm
                            Ftot         2.16,7

                    lk           525
                                        115 ,89    Tabel         3,185
                    iy           4,53

            Syarat pemasangan kopling:

                                             .P
             l      1             4 3
                                         y
                        2    x
                                        F.


             175        1 236 ,49 (4 3 3,185 .1296 ,38 )
                         2               2.16 ,7.1600

             175 118,245(4 0,077)

             175cm               463,875 cm       175 cm memenuhi syarat……………Ok



                                        DAFTAR DIMENSI BATANG

                                             DAFTAR DIMENSI BATANG



NO      NAMA BATANG                               DIMENSI BATANG         KETERANGAN

1.          A1- A10                                  ∟ 55.55.8             Tekan

2.          B1- B10                                 ∟ 45.45.5               Tarik

3.           D1-D8                                  ∟ 45.45.5.              Tarik

4.           V1-V9                                  ∟ 75.75.12             Tekan




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                                     Page 46
PERHITUNGAN SAMBUNGAN PAKU KELING


         Perhitungan Kekuatan Paku Keling



   Tebal pelat diambil 5 mm diameter paku 17 mm

   Jadi s = dp = 5 mm = 0,5 cm= s min.




   Ngs = 2. 1         .d 2 .              0,8.   1280 kg / cm 2
                  4

              2. 1 .3,14.(1,7) 2 cm 2 x1280kg / cm 2
                  4

          = 5813,03 kg

   Ntp    = d .s min .    tp         tp    2.    3200 kg / cm 2


              1,7 cm.0,5 cm.3200 kg / cm 2

          = 2720 kg

   Nmin = 2720 kg

   Jadi kekutan sebuah paku = 2720 kg

          Pn
   n
         N m in




   Jumlah paku pada titik simpul A

          Batang A1
              3126,76
         n=                    1,15 2 buah
               2720

          Batang B1
              3335,16
         n=                    1,23 2 buah
               2720



Ubaidilla Indah Putri (0900550)                                   Page 47
Jumlah paku pada titik simpul B

              Batang A1 & A2
                  3126,76- 3211,3
             n=                   0,031 2 buah
                       2720

              Batang V1
                  482,51
             n=          0,1277    2 buah
                   2720

Jumlah paku pada titik simpul C

    Batang A2 dan A3
        3211,3 2822,83
   n=                  0,143 2 buah
             2720

    Batang D1
        666,69
   n=          0,245 2 buah
         2720

    Batang V2
             753,77
        n=            0.277   2 buah
              2720
   Jumlah paku pada titik simpul D

    Batang A3 dan A4
        2822,83 2434,36
   n=                   0,43 2 buah
              2720

    Batang D2
        901,32
   n=          0,33 2 buah
         2720

    Batang V3
        1025,02
   n=           0,38      2 buah
         2720




Jumlah paku pada titik simpul E



Ubaidilla Indah Putri (0900550)                  Page 48
 Batang A4 dan A5
        2434,36 2066,81
   n=                   0,135 2 buah
              2720

    Batang D3
        1152,14
   n=           0,424 2 buah
         2720

    Batang V4
        1296,38
   n=           0,48   2 buah
         2720

Jumlah paku pada titik simpul F

    Batang A5
        2066,81
   n=           0,76   2 buah
         2720

    ` Batang A6
        2066,81
   n=           0,76 2 buah
         2720

    Batang D4
        1410,55
   n=           0,52   2 buah
         2720

    Batang D5
        1305,99
   n=           0,48   2 buah
         2720

    Batang V5
         60
   n=          0,022 2 buah
        2720

Jumlah paku pada titik simpul G

    Batang A6 dan A7
        2428,14 2066,81
   n=                   0,13 2 buah
              2720



    Batang D6

Ubaidilla Indah Putri (0900550)        Page 49
1066,74
   n=           0,392       2 buah
         2720

    Batang V6
        1195,75
   n=           0,44      2 buah
         2720

Jumlah paku pada titik simpul H

    Batang A7 dan A8
        2804,6 2428,14
   n=                  0,14           2 buah
             2720

    Batang D7
        834,51
   n=          0,30      2 buah
         2720

    Batang V7
        944,6
   n=            0,35    2 buah
        2720

Jumlah paku pada titik simpul I

    Batang A8 dan A9
        3181,07 2804,6
   n=                       0,138 2 buah
             2720

    Batang D8
        617,27
   n=             0,23    2 buah
         2720

    Batang V8
             693,45
        n=          0.26     2 buah
              2720
Jumlah paku pada titik simpul J

    Batang A9 dan A10
        3119,59 3181,07
   n=                        0,03 2 buah
              2720



     Batang V9


Ubaidilla Indah Putri (0900550)                Page 50
442,3
   n=         0,163 2 buah
        2720

   Jumlah paku pada titik simpul K

         Batang A10
             3119,59
        n=              1,14   2 buah
              2720

         Batang B10
             2539,8
        n=             0,93 2 buah
              2720

Jumlah paku pada titik simpul L

    Batang B1 dan B2
        3335,16 2947,65
   n=                   0,14            2 buah
              2720

     Batang V1
                  482,51
             n=          0,1277     2 buah
                   2720

    Batang D1
        666,69
   n=          0,245 2 buah
         2720

Jumlah paku pada titik simpul M

    Batang B2 dan B3
        2947,65- 2560,14
   n=                    0,14        2 buah
             2720

    Batang V2
             753,77
        n=             0.277   2 buah
              2720
    Batang D2
        901,32
   n=          0,33 2 buah
         2720




Ubaidilla Indah Putri (0900550)                  Page 51
Jumlah paku pada titik simpul N

    Batang B3 dan B4
        2560,14- 2172,63
   n=                    0,14     2 buah
             2720

    Batang V3
        1025,02
   n=           0,38 2 buah
         2720

    Batang D3
        1152,14
   n=           0,424 2 buah
         2720

Jumlah paku pada titik simpul O

    Batang B4 dan B5
        2172,63- 1785,13
   n=                    0,14     2 buah
             2720

    Batang D4
        1410,55
   n=           0,52   2 buah
         2720

    Batang V4
        1296,38
   n=           0,48   2 buah
         2720

Jumlah paku pada titik simpul P

    Batang B5 dan B6
        1785,13- 1785,13
   n=                    0, 2 buah
             2720

    Batang V5
         60
   n=          0,022 2 buah
        2720

Jumlah paku pada titik simpul Q

    Batang B6 dan B7
        1926,92- 1785,13
   n=                    0,052 2 buah
             2720

Ubaidilla Indah Putri (0900550)            Page 52
 Batang D5
        1305,99
   n=           0,48    2 buah
         2720

    Batang V6
        1195,75
   n=           0,44    2 buah
         2720

Jumlah paku pada titik simpul R

    Batang B7dan B8
        2068,71- 1975,4
   n=                   0,034        2 buah
             2720

    Batang V7
        944,6
   n=           0,35   2 buah
        2720

    Batang D6
        1066,74
   n=           0,392      2 buah
         2720

Jumlah paku pada titik simpul S

    Batang B8dan B9
        2257,6- 2068,71
   n=                   0,069 2 buah
             2720

    Batang D7
        834,51
   n=          0,30    2 buah
         2720

    Batang V8
             693,45
        n=          0.26    2 buah
              2720



Jumlah paku pada titik simpul T

    Batang B9 dan B10
        2539,8 2257,6
   n=                      0,103 2 buah
            2720


Ubaidilla Indah Putri (0900550)               Page 53
 Batang V8
             693,45
        n=          0.26   2 buah
              2720
     Batang V9
        442,3
   n=         0,163 2 buah
        2720




Ubaidilla Indah Putri (0900550)     Page 54

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

makalah-aluminium
makalah-aluminiummakalah-aluminium
makalah-aluminium
Intan Sari
 
pengolahan bijih besi dengan itmk3
pengolahan bijih besi dengan itmk3pengolahan bijih besi dengan itmk3
pengolahan bijih besi dengan itmk3
Agung Perdana
 
Presentasi Baja/Steel "Civil Engineering"
Presentasi Baja/Steel "Civil Engineering"Presentasi Baja/Steel "Civil Engineering"
Presentasi Baja/Steel "Civil Engineering"
Besar Dharma
 

La actualidad más candente (20)

Aluminium
AluminiumAluminium
Aluminium
 
Jenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nyaJenis besi cor dan kandungan nya
Jenis besi cor dan kandungan nya
 
Pp 3 seleksi bahan mesin dan bangunan
Pp 3 seleksi bahan mesin dan bangunanPp 3 seleksi bahan mesin dan bangunan
Pp 3 seleksi bahan mesin dan bangunan
 
jurnal aluminium
jurnal aluminiumjurnal aluminium
jurnal aluminium
 
makalah-aluminium
makalah-aluminiummakalah-aluminium
makalah-aluminium
 
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
Pengetahuan Bahan Teknik Cast Iron (Besi Tuang)
 
pengolahan bijih besi dengan itmk3
pengolahan bijih besi dengan itmk3pengolahan bijih besi dengan itmk3
pengolahan bijih besi dengan itmk3
 
Besi cor presen
Besi cor presenBesi cor presen
Besi cor presen
 
Besi tuang
Besi tuangBesi tuang
Besi tuang
 
Presentasi Baja/Steel "Civil Engineering"
Presentasi Baja/Steel "Civil Engineering"Presentasi Baja/Steel "Civil Engineering"
Presentasi Baja/Steel "Civil Engineering"
 
Dokumen.tips makalah uji-tarik-al-2024-t3
Dokumen.tips makalah uji-tarik-al-2024-t3Dokumen.tips makalah uji-tarik-al-2024-t3
Dokumen.tips makalah uji-tarik-al-2024-t3
 
Makalah tambang bijih
Makalah tambang bijihMakalah tambang bijih
Makalah tambang bijih
 
Logam ferro
Logam ferroLogam ferro
Logam ferro
 
Presentasi aluminium
Presentasi aluminiumPresentasi aluminium
Presentasi aluminium
 
Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)
Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)
Bahan Logan Non-Ferro (Non-Besi)
 
Makalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiMakalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besi
 
Baja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinyaBaja dan klasifikasinya
Baja dan klasifikasinya
 
Penelitian Proses Produksi pada pembuatan industri priuk dari limbah besi (Te...
Penelitian Proses Produksi pada pembuatan industri priuk dari limbah besi (Te...Penelitian Proses Produksi pada pembuatan industri priuk dari limbah besi (Te...
Penelitian Proses Produksi pada pembuatan industri priuk dari limbah besi (Te...
 
Baja ppt kelompok 6 hilman
Baja ppt kelompok 6 hilmanBaja ppt kelompok 6 hilman
Baja ppt kelompok 6 hilman
 
Makalah proses manufaktur
Makalah proses manufakturMakalah proses manufaktur
Makalah proses manufaktur
 

Destacado (14)

Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
9. ppbbi 1984
9. ppbbi 19849. ppbbi 1984
9. ppbbi 1984
 
kuliah kolom panjang
kuliah kolom panjangkuliah kolom panjang
kuliah kolom panjang
 
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2
Struktur Baja: Desain dan Perilaku Jilid 2
 
Konstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-bajaKonstruksi gudang-baja
Konstruksi gudang-baja
 
Tahapan perenc kuda-kuda-02
Tahapan perenc kuda-kuda-02Tahapan perenc kuda-kuda-02
Tahapan perenc kuda-kuda-02
 
Perancangan-gable-pdf
 Perancangan-gable-pdf Perancangan-gable-pdf
Perancangan-gable-pdf
 
Wide flange-shape-jisg3192
Wide flange-shape-jisg3192Wide flange-shape-jisg3192
Wide flange-shape-jisg3192
 
Garis dan sudut
Garis dan sudutGaris dan sudut
Garis dan sudut
 
Bab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gordingBab 2 perencanaan gording
Bab 2 perencanaan gording
 
Atap
AtapAtap
Atap
 
SD-MI kelas05 gemar matematika sumanto heny nur
SD-MI kelas05 gemar matematika sumanto heny nurSD-MI kelas05 gemar matematika sumanto heny nur
SD-MI kelas05 gemar matematika sumanto heny nur
 
Menggambar teknik
Menggambar teknikMenggambar teknik
Menggambar teknik
 
perhitungan-atap
perhitungan-atapperhitungan-atap
perhitungan-atap
 

Similar a Baja masih belajar

Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)
Abrianto Akuan
 
Tugas 2 material teknik
Tugas 2 material teknikTugas 2 material teknik
Tugas 2 material teknik
Zul Abidin
 
METALURGI BASIC FOR GRADE ANNUAL, AND FOR READING PERFORMER
METALURGI BASIC FOR GRADE ANNUAL, AND FOR READING PERFORMERMETALURGI BASIC FOR GRADE ANNUAL, AND FOR READING PERFORMER
METALURGI BASIC FOR GRADE ANNUAL, AND FOR READING PERFORMER
ssuserb5d70c
 
A.c matrial. ferrous mtl genap
A.c matrial. ferrous mtl genapA.c matrial. ferrous mtl genap
A.c matrial. ferrous mtl genap
Katoning Wetan
 
Pembuatan Baja Proses Martin
Pembuatan Baja Proses MartinPembuatan Baja Proses Martin
Pembuatan Baja Proses Martin
Fani Nur Hidayah
 

Similar a Baja masih belajar (20)

Dapur kupola
Dapur kupolaDapur kupola
Dapur kupola
 
Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)Pengantar proses manufaktur (AA)
Pengantar proses manufaktur (AA)
 
Tugas 2 material teknik
Tugas 2 material teknikTugas 2 material teknik
Tugas 2 material teknik
 
1. pengecoran logam
1. pengecoran logam1. pengecoran logam
1. pengecoran logam
 
Material Baja
Material Baja Material Baja
Material Baja
 
METALURGI BASIC FOR GRADE ANNUAL, AND FOR READING PERFORMER
METALURGI BASIC FOR GRADE ANNUAL, AND FOR READING PERFORMERMETALURGI BASIC FOR GRADE ANNUAL, AND FOR READING PERFORMER
METALURGI BASIC FOR GRADE ANNUAL, AND FOR READING PERFORMER
 
BAB_3_KIMIA_UNSUR.ppt
BAB_3_KIMIA_UNSUR.pptBAB_3_KIMIA_UNSUR.ppt
BAB_3_KIMIA_UNSUR.ppt
 
Makalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besiMakalah logam bukan besi
Makalah logam bukan besi
 
Kelompok kimia
Kelompok kimiaKelompok kimia
Kelompok kimia
 
Keramik temperatur tinggi (refractory ceramics)
Keramik temperatur tinggi (refractory ceramics)Keramik temperatur tinggi (refractory ceramics)
Keramik temperatur tinggi (refractory ceramics)
 
Komposisi Material S35C
Komposisi Material S35CKomposisi Material S35C
Komposisi Material S35C
 
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
PENINGKATAN SIFAT MEKANIK DAN OBSERVASI STRUKTUR MIKRO PADA BAJA LATERIT HASI...
 
Itm3
Itm3Itm3
Itm3
 
Pt krakatau steel,
Pt krakatau steel, Pt krakatau steel,
Pt krakatau steel,
 
A.c matrial ferrous metal
A.c matrial ferrous metalA.c matrial ferrous metal
A.c matrial ferrous metal
 
A.c matrial. ferrous mtl genap
A.c matrial. ferrous mtl genapA.c matrial. ferrous mtl genap
A.c matrial. ferrous mtl genap
 
Mpam.smk
Mpam.smkMpam.smk
Mpam.smk
 
Mpam
MpamMpam
Mpam
 
Proses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanasProses perlakuanpanas
Proses perlakuanpanas
 
Pembuatan Baja Proses Martin
Pembuatan Baja Proses MartinPembuatan Baja Proses Martin
Pembuatan Baja Proses Martin
 

Baja masih belajar

  • 1. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Pengertian Baja. Baja adalah suatu bahan homogen yang terdiri dari bahan campuran Ferrum (Fe) dan Carbon (C). Besarnya Carbon adalah 0,04-1,6 %. Baja berasal dari bijih besi yang berasal dari dapur tinggi, pembuatan baja dilakukan dalam temperatur yang sangat tinggi yang setelah melalia proses pengolaha atau tempa hingga mencapai zat arang dibawah 1,7 %. Baja yang dipergunakan untuk bangunan dalai bahan baja yang berupa batangan dan plat yang dipergunakan untuk keperluan seperti rumah tinggal, bangunan pabrik,jembatan dan lain-lain. 1.2 Proses Pembuatan Baja. Pembuatan baja dilakukan dengan proses dapur tinggi dengan bahan utamanya adalah Fe dan bahan campuran yang terdiri dari Si,mn,C,P dan serta O untuk pembakarannya. Yang dimaksud dengan dapur tinggi adalah corong yang tingginya 20-30 meter dan bawahnya dilapisi batu yang tahan panas. Didalam dapur ini besi tersebut dipecahkan dari persenyawaannya dan sebanyak mungkin di pisahkan dari mineral-mineral lain. Bahan reduksi utama digunakan kokas (arang kayu) agar berbentuk terak yang agak lumer yang dapat menghisap bagian –bagian yang tidak diinginkan maka diperlukan bahan- bahan tambahan seperti batu kapur atau dolomit. Dari bawah dimasukkan suhu sebesar 2000 c dan diatas keluar gas denga suhu tinggi yang dipergunakan untuk memenaskan udara yang akan ditiupkan dari bawah. Kapasitas dapur tinggi tersebut adalah 2400 ton besi mentah. Besi lumer yang keluar dari lubang tinggi dalai terak. Terak tersebut dibuat batu ramuan,batu jalan,semen besi,semen dapur tinggi,dan lain-lain. Besi mentah tersebut mengandung C sebanyak 3-5 % tidak dapat ditempa,digiling,dipalu,atau tidk dapat memikul perubahan bentuk dengan cara bagaimana pun dalam keadaan dingin ataupun panas. Kebanyakan masih mengandung cairan dalam suhu relatif rendah yaitu 1075-1275 C. Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 1
  • 2. Ada tiga macam besi mentah diantaranya : 1. Besi mentah putih Dalam bahan C terikat bahan kimia pada sebagian besi yang merupakan Fecarbide,bahan ini getas,keras dan cairannya kental. Jadi tidak baik untuk pembuatan besi tuang,hanya hasil peralihan untuk mendapatkan besi yang ditempa, strukturnya berbentuk sinar,warnanya putih perak,titik lebur 11000C dan berat jenis 7,25. 2. Besi mentah kelabu Karbon sebagian karbite, yang memberikan warna kelabu padanya, yang mudah mencapai kelabu tua namun bahan ini lembek tetapi lebih kenyal dan dalam keadaan cair akan lebih encer. Karena itu akan lebih baik digunakan untuk besi tuang. Titik leburnya 12000 C sedangkan berat jenisnya adalah 7,25. 3. Besi mentah bentuk antara Bahan ini memiliki sifat dan warna yang merupakan peralihan antara besi mentah putih dan besi mentah kelabu. Besi mentah tersebut bisa didinginkan dalam cetakan dari pasir dan merupakan balok-balok yang mudah untuk di angkut. Dapat diangkut dlam keadaan cair dengan menggunakan kancah dari besi yang bagian dalamnya diisi lpisan yang tahan panas dan menggunakan roda. Ada beberapa cara atau metoda dalam pelakanaan pembuatan baja menurut proses dapur tinggi, antara lain : a. Proses Bassemer (1855 ) Baja ini diberi tanda B. Dapurnya seperti sebuah per yang dinamakan Converton yang sebelah dalamnya berlapis bahan-bahan yang asam. Bahan dasar yang digunakan berupa besi mentah yang kadar P-nya rendah, dan kapasitasnya kecil. Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 2
  • 3. b. Proses Thomas (1879) Baja ini diberi tanda Th. Dapurnya disebut Concerthothomas dan lapisan dalamnya terdiri dari bahan-bahan basa dan kapur. Bahan dasar yang digunakan adalah besi mentah yang mempunyai kadar P tinggi (1,8 %). Proses ini hanya dapat memberikan jumlah baja yang kecil (kapasitas kecil). Untuk mengeluarkan bahan yang tidak dari bawah ditiup udara 2 atm, oksigen dalam udara membakar bahan-bahan yang tidak berguna tersebut. Setelah dikeluarkan kemudian ditambahkan bahan-bahan tambahan yaitu Ferromangan + besr cermin. Dengan kadar C tinggi (6-7,5 %), kadar Mn tinggi (30-80 %), kadar C tinggi (4-5 %) dan kadar Mn tinggi (5-30 %). Sebagai keuntungan ialah harga yang murah, sedangkan kerigiannya adalah kontrol baru dapat dilakukan pada tahap akhir. c. Proses dengan Dapur Elektro Pada proses ini baja diberi simbol M. Melalui lubang tertentu di masukan gas generator dengan suhu 13000 C dan hawa udara. Selain gas generator dan udara juga dapat digunakan gas dapur tinggi. Bahandasar yang digunakan merupakan besi mentah dengan kadar P kecil atau dapat juga Schroot, yaitu sisa potongan besi yang tidak terpakai, karena Schroot digunakan sebagai bahan dasar maka temperatur sampai 20000 C. jika dapur proses I kapasitas satu pengisian (Charge) 20-50 ton dan proses II 50-200 ton, maka pada proses III ini bahan yang keluar lebih mahal tetapi memiliki keuntungan-keuntungan sebagai berikut : Kontrol bahan-bahan dapat dilakukan tiap waktu dan tiap tingkatan proses, oleh karena itu susunan kimia lebih diatur dan dijaga jadi hasilnya berkualitas. Besi mentah berkadar P tinggi pada proses ini hilang. Besi mentah yang berkadar P tidak bisa digunakan dalam proses Thomas, disini dapat digunakan. Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 3
  • 4. Besi tua dan potongan-potongan baja dapat digunakan sebagai bahan dasar. d. Proses dengan Dapur Elektro Baja ini diberi tanda E. Proses ini menggunakan busur cahaya atau induksi. Dimana besi mentah tertutuprapat dari hawa luar. Juga pada suhu-suhu ynag sangat tinggi, pengontrolan dilakukan dengan cepat dan tepat,serta tidak menggunakan bahan yang tidak menimbulkan gelombang. Oleh karena itu hasil baja diperoleh sangat kuat dan kenyal. e. Proses dengan menggunakan Sneltkrees Proses ini sudah digunakan 200 tahun untuk pembuatan baj luar biasa dan bernilai tinggi, tapi karena adanya dapur elektro maka proses ini terdesak. Pembuatan baja menurut proses dilakukan dalam cawan kiri yang tingginya 4- 5 meter,yang terdiri dari grafiet yang ditutup dengan tudung grafiet pula. Bahan dasar proses ini merupakan baja yang sudah ditempa (bukan baja mentah). Pemanasan dilakukan dalam dapur gas pelebur (Smeet Oven)yang tujuan utamanya melumerkan baja dan tertutup dari udara luar, sehingga didapatkan sifat-sifat yang merata, misalnya baja untuk kabel jembatan gantung. f. Proses aduk (Pudlle Procesa) Proses ini diketemukan pada tahun 1784. Di sini yang dibuat adalah besi tempa. Bahan dasar yang digunakan berupa besi mentah dan Schoot. Bahan dasar ini dimasukkan kedalam dapur nyala api dengan volume 300-500 kg dan disana dilumerkan dengan terak sehingga Osygenium terlepas untuk memberikan bahan yang tidak perlu. Bahan dasar dihubungkan langsung dengan bahan arang batu, dengan senantiasa diaduk, maka bahan lumer itu dibiarkan kontak dengan udara hingga membakar bahan C yang lebih. Dengan berkurangnya kadar C, titik Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 4
  • 5. lebur meningkat lebih tinggi dan berbentuk lebih kental. Akhinya dalam bentuk tepung adonan dapat di angkat dengan palu uap, terak-terak yang masih ada dipukul keluar. Selanjutnya bahan ini ditempa, digiling dan dijadikan profil tertentu. 1.3 Sifat –sifat Baja sifat yang dimiliki baja yaitu kekakuanya dalam berbagai macam keadaan pembebanan atu muatan. Terutama tergantung dari : Cara peleburannya Jenis dan banyaknya logam campuran Proses yang digunakan dalam pembuatan. Berikut ini ada beberapa dalil yang menyangkut sifat-sifat baja : Dalil I Besi murni tidak mempunyai sifat-sifat yang dibutuhkan untuk dipergunakan sebagai bahan penanggung konstruksi. Dalil II Peningkatan nilai dari sifat-sifat tertentu, lazim dengan tidak dapat dihindarkan senantiasa mengakibatkan pengurangan dari nilai sifat-sifat lain, misalnya baja dengan keteguhan tinggi, istimewa lazimnya kurang kenyal. Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 5
  • 6. Dalam praktek terdapat satu hal yang sangat penting bahwa sifai-sifat konstruksi dapat berarti runtuhnya seluruh konstruksi, oleh karena itu : 1. Penentuan syarat minimum harus dimuat didalam deluruh kontrak pemesanan, pembelian, atau penyerahan bahan. 2. Garansi tentang meratanya sifat-sifat itu harus didapatkan dengan dilakukanya pengujian pada waktu penyerahan bahan. 3. Tuntutan yang tinggi tetapi tidak perlu benar, sebab beban tidak bernilai tinggi itu lebih mahal atau ekonomis. 4. Sifat –sifat ynag kita kehendaki harus ada, bukan saja pada waktu sudah dikerjakan, yaitu setelah dipotong, digergaji, di bor, ditempa, dibengkokan , dan lain-lain. 5. Sifat-sifat yang kita kehendaki harus ada bukan saja merugikan dengan cara- cara yang tidak dapat dipertanggung jawabkan . 6. bentuk-bentuk dari bagian-bagian bangunan dan sambungannya harus di terapkan. 1.4 Bentuk-bentuk baja dalam perdagangan bahan baja yang dipergunakan untuk bangunan berupa bahan batangan dan plat. Penampang dari bahn baja biasanya disebut profil. Dalam perdagangan baik profil maupun panjang batang sudah memilikistandarrisasi. Mengingat terbatasnya panjang terbatasnya panjang batang yang hanya maksimal 18 meter, maka untuk keperluan batng konstruksi yang lebih dari itu perlu dibuatkan sambungan. Selain untuk menambah panjang konstruksi sambungan diperlukan pula untuk menyatukan bagian-bagian konstruksi yang harus disatukan. Addpun macam-macam profil yang terdapat di pasaran antara lain sebagai berikut : Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 6
  • 7. 1. Profil baja tunggal Baja siku-siku sama kaki Baja siku tidak sama kaki (baja T) Baja siku tidak sama kaki (baja L) Baja I Baja Canal Baja 2. Profil Gabungan Dua baja L sama kaki Dua baja L tidak sama kaki Dua baja I 3. Profil susun Dua baja I atau lebih 1.5. Percobaan pada baja 1.5.1 Percobaan tarik Percobaan tarik dilakukan diatas bangku penerik denag menggunakan suatu batang percobaan yang bentuk atau ukurannya telah ditetapkan. Btang percobaan dena panjang awal L dan penampang F pada batang ini di beri gaya tarik P secatra berangsur-angsur sampai terjadi patah. Batang yang ditarik akan memberikan perpanjangan sebasar L dan pada setiap penampang batang akan terjadi tegangan. Hasil percobaan tarik dapat dibuat diagram tarik yang menunjukkan hubungan antara tegangan dan regangaan. Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 7
  • 8. 1.5.2. Percobaan Geser Percobaan geser dilakukan pada dua batang yang disambungkan denga rigi-rigi las denag menempatkan dua batang lainnya. 1.5.3. Percobaan Lentur Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui kekenyalan suatu bahan. Batang yang diletakan diatas rol dan tengah-tengahnya di beri gaya yang berangsur-angsur secara perlaha- lahan diperbesar. 1.5.4. Percobaan Takik Pukul Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui pakah suatu batang mempunyai takik yang cukup kuat sebelum putus merubah bentuk secara plastis. Percobaan dilakukan dengan mesin pukul dari Charpy. Mesin berputar pada as palu, lalu diangkat dan dilepaskan hingga jatuh sampai memukul putus batang percobaan. Palu akan melewati batang lalu berhenti berhenti sehingga beda tinggi menjadi suatu ukuran untuk daya kerja dalam memutuskan batang percobaan dan dapat diketahui dengan mudah pada mesin dengan jarum yang digeserkan oleh palu tersebut. 1.5.5. percobaan Tarik Pukul Percobaan ini dilakukan pula oleh mesin percobaan Charpy. Palu dimesin dibuat lubang dimana batang-batang perobaan diulir masuk. Plat tidak masuk dan batang akan tertarik dan karena palu dijatuhkan maka terjadi kejutan. Percobaan penting untuk bahan konstruksi yang nantinya akan memikul kejutan dan tumpuan. 1.6 Macam-macam bentuk kuda-kuda Baja a. Pratt Truss Kemiringan atap = tg ,dimana h: tinggi kuda-kuda L: Bentang kuda-kuda b. Hows Truss c. Pink Truss Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 8
  • 9. d. Modified Pink Truss e. Mansarde Truss f. Modified Pratt Truss g. Crescent Truss 1.7 Keuntungan dan kerugian Pengunaan Baja. Dibandigkan dengan bahan konstruksi lain seperti beton atau kayu pemakaian baja sebagai bahan konstruksi mempunyai keuntungan dan kerugian, sebagai berikut: Keuntungan: 1. Bila dibandingkan dengan beton maka baja lebih ringan. 2. Apabila suatu saat konstruksi harus diubah,maka bahan baja akan lebih mudah untuk dipindahkan. 3. Bila konstruksi harus dibongkar, baja akan dapt dipergunakan lagi sedangkan konstruksi dengan beton tidak dapt digunakan lagi. 4. Pekerjaan konstruksi baja dapat dilakukan di bengkel sehingga pelaksanaannya tidak membutuhkan waktu lama. 5. Bahan baja sudah mempunyai ukuran dan mutu tertentu dari pabrik. Kerugian: 1. Biala konstruksi terbakar, maka kekuatannya akan berkurang, pada batas yang besar juga dapat merubah konstruksi. 2. Bahan baja dapat terkena karat, sehingga memerlukan perawatan. 3. Karena memiliki berat yang cukup besar, dalam melakukan pengangkutan memerlukan biaya yang besar. 4. Dalam pelaksanaan konstruksi diperlikan tenaga ahli dan berpengalaman dalam hal konstruksi baja. Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 9
  • 10. 1.8 Jenis-jenis alat Penyambung baja Alat penyambung baja yang biasa digunakanuntuk menyambung bagian-bagian konstruksi baja berupa| a. Baut b. Paku keling c. Las lumer 1.8.1 Baut Pemakaian baut diperlukan bila: 1. Tidak cukup tempat untuk pekerjaan paku keling 2. Jumlah plat yang akan disambung> 5d (d diameter baut) 3. Dipergunakan untuk pegangn sementara 4. Konstruksi yang dapat dibongkar pasang Bentuk baut dan bagian-bagiannya 1.8.2 Paku Keling Sambungan paku keling dipergunakan pada konstruksi yang tetap, berarti tidak dapt dibongkar pasang.Jumlah tebal pelat yang akan disambung tidak boleh>6d ( diameter paku keling).Beberapa bentuk kepala paku keling: Paku yang dipergunakan pada tiap pertemuan minimal menggunakan 2 paku dan maksimal 5 paku dalam satu baris.Penempatan paku pada plat ialah: Jarak dari tepi plat el 1.8.3 Ada 2 macam las lumer menurut bentuknya, yaitu: 1. Las tumpul 2. Las sudut Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 10
  • 11. BAB II DASAR-DASAR PERHITUNGAN 2.1 Macam-macam pembebanan Pembebanan pada kuda-kuda terdiri dari: a. Beban mati,yang terdiri dari: 1. Berat sendiri kuda-kuda 2. Berat penutup atap 3. beban berguna b. Beban angin 1.Angin tekan 2.Angin hisap c. Beban plafond 2.2 Perhitungan dimensi gording Gording diletakan diatas beberapa kuda-kuda dengan fungsinya menahan beban atap dan perkayuannya,yang kemudian beban tersebut disalurkan pada kuda-kuda. Pembebanan pada gording berat sendiri gording dan penutup atap Dimana: a = jarak gording L = jarak kuda-kuda G = (1/2a+1/2a)x L meter x berat per m² penutup atap per m² gording = ax berat penutup atap per m² catatan: Berat penutup atap tergantung dari jenis penetup atap Berat jenis gording diperoleh dengan menaksirkan terlebih dahulu dimensi gording, biasanya gording menggunakan profil I, C, dan [setelah ditaksir dimensi gording dari tabel profil di dapat berat per m, gording Berat sendiri gording = g2 kg/m Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 11
  • 12. Berat mati = b.s penutup atap + b.s gording = (g1 + g2) kg/m Gording di letakkan tegak lurus bidang penutup atap, beban mati (g) bekerja vertikal. gx = g cos gy = g sin Gording diletakkan diatas beberapa kuda-kuda, jadi merupakan balik penerus diatas beberapa balok tumpuan (continuous beam ). Untuk memudahkan perhitungan dapat dianggap sebagai balok diatas dua tumpuan statis tertentu dengan mereduksi momen lentur. Mmax = 1/8 gl2 Ambil M = 20 % (1/8 gl2) Mmax = 80 % (1/8 gl2) Mmax = 0,80 (1/8 gl2) Dmax = 1/2 gl akibat gx  Mgl = 0,80 (1/8 gx l2) = 0,80 (1/8 sin l2 ) akibat gy  Myl = 0,8 (1/8 gy l2) = 0,80 (1/8 g cos l2 ) Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 12
  • 13. 2.2.1. Beban berguna ( P = 100 kg ) Beban berguna P = 100 kg bekerja di tengah-tengah gording Mmax = 80 % ( ¼ PL) Akibat Px  Mx2 = 0,80 ( ¼ PxL ) = 0,80 ( ¼ P sin L) Akibat Py  My2 = 0,80 ( ¼ Py L ) = 0,80 ( ¼ P cos L) 2.2.2. Beban angin W Beban angin dianggap bekerja tegak lurus bidang atap Beban angin yang di tahan gording W = a . x tekanan angin per meter = ……….kg/m2 Mmax = 80 % ( 1/8 WL2 ) = 0,80 ( 1/8 WL2 ) Akibat Wx  Mx3 =0 Akibat Wy  My3 = 0,80 ( 1/8 WyL2 ) = 0,80 ( 1/8 W L2 ) 2.2.3. kombinasi pembebanan I Mx total = Mx1 + Mx2 My total = My1 + My2 Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 13
  • 14. II Beban mati + Beban berguna + Beban angin Mx total = Mx1 + Mx2 My total = My1 + My2 + My3 2.2.4 kontrol tegangan kombinasi I Mxtotal Mytotal : 1600 kg / cm2 Wy Wx catatan: jika : , maka dimensi gording diperbesar kombinasi II Mxtotal Mytotal : 1,25 Wy Wx catatan :jika 1,25 , maka di mensi gording di perbasar 2.2.5 Kontol lendutan Akibat beban mati: 5q x L4 5q y L4 Fxl cm F cm 384EI y 384EI x Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 14
  • 15. Akibat beban berguna Px L3 5W y L3 Fx 2 cm Fy 2 cm 48EI x 48EI y Akibat beban angin 5W y L4 Fx 3 0cm Fy 3 cm 384EI x Fx total = (Fx1+Fx2), F Fy total = (Fy1+Fy2+Fy3), F F1 f x2 f y2 f catatan : jika F>F maka dimensi gording di perbesar 2.3. Perhitungan Dimensi Tracstan (Batang Tarik) Batang tarik berfungsi untuk mengurangi lendutan gording pada arah sumbu x (kemiringan atap dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur pada arah sumbu x Batang tarik menahan gaya tarik Gx dan Px, maka : Gx = berat sendiri gording + penutup atap arah sumbu x Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 15
  • 16. Px = beban berguna arah sumbu x Pbs =Gx + Px Karena batang tarik di pasang dua buah, per batang tarik : Gx Px Pts 2 F ambil Fn Gx Px Gx Px = Fn 2 2 Fn Fbr =125 % Fn Fbr = ¼ п d2 Dimana : Fn = luas netto Fbr = luas brutto A = diameter batang tarik (diper oleh dari tabel baja ) 2.4. Perhitungan Ikatan Angin Ikatan angin hanya menahan gaya normal atau axial saja. Cara bekerjanya, jika satu bekerja sebagai batang tarik maka yang lainnya tidak menahan apa-apa sebaliknya kalau arah angin berubah, maka secara berganti batang tersebut bekerja sebagai batang tarik. Rumus umum : Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 16
  • 17. P ambil Fn Fbr = 125 % Fn Fbr =¼пd N P Fn cos 2.5. Perhitungan Dimensi Batang Untuk kuda-kuda yang relatif kecil, biasanya dimensi batang disamakan yaitu untuk batang tepi bawah satu dimensi, demikian pula untuk batang tegak atau batang diagonal. Hal ini berguna untuk dapat mempermudah pengadaan bahan pemasangan. 2.5.1. Batang Tarik p Fn = Dimana: Fn = Luas penampang netto P = Gaya batang = Tegangan yang diijinkan Fbr = Fn + ∆ F Fbr = 125% 2.5.2. Batang Tekan Imin = 1,69 P.Lk² Dimana: Imin = momen inersia minimum cm4 P = gaya batang tekan, Kg Lk = panjang tekuk, cm Setelah diperoleh Imin lihat tabel propil maka diperoleh dimensi/ukuran propil. Kontrol: 1. terhadap sumbu bahan Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 17
  • 18. 2. terhadap sumbu bebas bahan Untuk profil rangkap dipasang kopel plat atau plat kopling Catatan: a. Konstruksi rangka baja kuda-kuda biasanya dipakai prfil C b. Pada batang tarik yang menggunakan profil rangkap perlu dipasang kopel plat satu buah ditengah-tengah bentang c. Pada batang tekan pemasangan kopel plat mulai mulai dari ujung batang tengah ke tengah bentang dengan jumlah ganjil 2.6. Perhitungan Gaya-gaya Batang Besarnya gaya batang tidak dapat langsung tidak dapat langsung dicari dengan cara cremona, karena ada momen lentur pada kolom.Perhitungan dapat diselesaikan dengan membuat batang-batang tambahan(fiktif) Selanjutnya dapat diselesaikan dengan cara cremona. Ada dua cara untuk mencari besarnya gaya batang yaitu dengan cara : 1. Grafis, yaitu dengan cara cremona dan car cullman 2. Analistis, yaitu dengan cara ritter, cara Henenberg, cara keseimbangan titik kumpul. Untuk mencari gaya batang pada konstuksi kuda-kuda, biasanya dipakai dengan cara cremona kemudian di kontrol dengan cara ritter. Selisih kesalahan cara cremona ddan cara ritter maksimum 3 %jika lebih maka perhitungan harus di ulang. Ada beberapa asumsi yang di ambil dalam penyelesaian konsrtuksi rangka batang, terutama untuk mencari besarnya gaya batang, yaitu : 1. Titik simpul dianggap sebagai sendi (M=o) 2. Tiap batang hanya memikulgaya normal atau axial tarik atau tekan 3. Beban dianggap bekerja pada titik simpul a. Beban mati dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik simpul batang tepi atas b. Beban angin, dianggap bekerja tegak lurus bidang atap pada tiap-tiap simpul batang tepi atas Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 18
  • 19. c. Bahan flapon, dianggap bekerja vertikal pada tiap-tiap titik simpul batang tepi bawah 4. Gaya batang tekan arahnya mendekati titik simpul dan gaya batang tarik arahnya menjauhi titik simpul 2.6.1. Cara Cremona ( Cara Grafis ) Dalam menyelesaikan cara cremona perlu diperhatikan beberapa patokan sebagai berikut: 1. Ditetapkan segala gaya ,yaitu dari satuan Kg/ton menjadi satuan cm. 2. Penggambaran gaya batang dimulai dari titik simpul yang hanya terdapat maksimum dua gaya batang yang belum diketahui. 3. Urutan penggambaran dapat searah jarum jam atau berlawanan arah jarum jam.Keduanya jangan dikombinasikan. 4. Akhir dari penggambaran gaya batang harus kembali pada titik ,dimana dimulai penggambaran gaya batang. Prosedure penyelesaian cara cremona: 1. Gambar bentuk kuda-kuda rencana dengan skala yang benar,lengkap dengan ukuran gaya-gaya yang bekerja. 2. Tetapkan skala gaya dari Kg atau ton menjadi cm. 3. Cari besar resultan dari gaya yang bekerja. 4. Cari besar arah dan titik tangkap dari reaksi perletakan. 5. Tetapkan perjanjian arah urutan penggambarandari masing-masing gaya batang pada titik simpul searah jarum jam atau berlawanan jarum jam. 6. Gambar masing-masing gaya batang sesuai ketentuan pada patokan yang berlaku. 7. Ukuran panjang gaya batangn dan tetapkan tandanya, tarik (+),atau tekan (-). 8. Besarnya gaya yang dicari adalah panjang gaya batang dikalikan skala gaya. 2.6.2. Cara Ritter ( Analisis ) Mencari gaya-gaya dengan cara ritter bersifat analitis dan perlu diperhatikan ketentuan berikut: a. Membuat garis potong yang memotong beberapa batang yang akan dicari. b. Batang yang terpotong diasumsikan sebagai batang tarik.Arah gaya menjauhi titik simpul. Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 19
  • 20. Catatan : Sebaikanya ditinjau bagian konstruksi yangterdapat gaya lebih sedikit, hal ini untuk mempercepat perhitungan Urutan cara penggambaran: 1. Gambar bentuk konstruksi rangka batang yang akan dicari ,gaya batang lengkap dengan ukuran dan gaya-gaya yang bekerja. 2. Cari besar reaksi perletakan 3. buat garis potong yang memotong batang yang akan dicari gaya batangnya. 4. Tinjau bagian konstruksi yang terpotong tersebut dimana terdapat gaya-gaya yang lebih sedikit. 5. Tandai arah gaya dari batang yang terpotong tersebut dimana terdapat gaya yang lebih sedikit. 6. Cari jarak gaya trhadap titik yang ditinjau. 7. Selanjutnya didapat gaya batang yang dicari. 2.6.3. Daftar Gaya Batang Hasil dari perhitungan panjang batang dan gaya batang disusun dalam bentuk daftar.Daftar gaya batang ini berguna untuk menentukan gaya batang rencana ,yang selanjutnya digunakan untuk keperluan mendimensi batang dan perhitungan sambungan titik simpul. Contoh daftar gaya batang Nama Berat sendiri Plafond Maksimum Rencana Berat Gaya Gaya batang Tekan Tarik Tekan Tarik Tekan Tarik (+) Tekan Tarik (-) (+) (-) (+) (-) (-) (+) Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 20
  • 21. 2.7. Sambungan Paku Keling Dalam perhitungan konstruksi baja dengan menggunakan paku keling yang perlu dipeerhitungkan adalah terhadap tegangan geser dan tegangan tumpu. Adapun besar tegangan adalah: gs 0,8. geser dan tp 2. tumpu Daya pikul satu paku keling adalah: Ngs 2.1 / 4. d ² , geser dan Ntp d .S min . tp ,tumpu Sehingga akan didapat Nmin,dimana akan ditentukan dari hasil terkecil.Apakah itu dari geser ataupun tumpu.Kemudian menghitung jumlah paku keling diambil dari gaya maksimum dibagi dengan Nmin p n N min Perhitungan dilakukan pada beberapa titik simpul saja sebagai perwakilan.Dan biasanya perencanaan dianggap sama.Setelah semua data diketahui maka dapat dimulai penggambaran ganbar kerja konstruksi baja sesuai skala. Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 21
  • 22. BAB III RANCANGAN KONSTRUKSI BAJA A5 A6 A4 A7 A3 A8 A2 A9 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 D8 A1 V1 V2 V3 V4 V5 V6 V7 V8 V9 A10 B1 B2 B3 B4 B5 B6 B7 B8 B9 B10 1500 1500 Ketentuan-Ketentuan : Type konstruksi atap =A Bahan penutup atap = Seng Bentang kap (L) = 15 m Kemiringan atap = 350 Jarak gading-gading kap =4m Beban angin kiri = 55 Kg/m2 Beban angin kanan = 40 Kg/m2 Beban plafon = 10 Kg/m2 Beban berguna = 100 Kg/m Alat sambungan = Paku keling Tegangan baja yang diijinkan = 1600 Kg/cm2 Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 22
  • 23. BAB VI PERHITUNGAN PANJANG BATANG A. PANJANG BATANG TEPI ATAS (A) A=β/cosα =1,5/cos 35o A1=A2 = A3 = A4 = A4 = A5 = A6 = A7 = A8 = A9 = A10 a = 1,83 m B. MENGHITUNG BATANG TEPI BAWAH (B) 15/10 = B1 = B2 = B3 =……………B10 = b = 1,5 m C. MENGHITUNG BATANG DIAGONAL (D) D1 = D8 = V 12 B2 2 = (1,5) 2 (2,1) 2 ) = 2,58 m D2 = D7 = V 2 2 B3 2 = (1,5) 2 (3,15) 2 ) = 3,49 m D3 = D6 = V 3 2 B4 2 = (1,5) 2 (4,2) 2 ) = 4,46 m D4 = D5 = V 3 2 B4 2 = (1,5) 2 (5,25) 2 ) = 5,46 D. MENGHITUNG BATANG VERTIKAL (V) V1 = V9 = B1 tan 30° = 1,5 tan 35° = 1,05 m V2 = V8 = 2B1 tan 30° = 2. 1,5 tan 35° = 2,1m V3 = V7 = 3B1 tan 30° = 3. 1,5 tan 35° = 3,15 m V4 = V6 = 3B1 tan 30° = 4. 1,5 tan 35° = 4,2 m V5 = 4B1 tan 30° = 5. 1,5 tan 35° = 5,25 m Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 23
  • 24. DAFTAR PANJANG BATANG BATANG NO A B V D 1 1,83 m 1,5 m 1,05 m 2,58 m 2 1,83 m 1,5 m 2,1 m 3,49 m 3 1,83 m 1,5 m 3,15 m 4,46 m 4 1,83 m 1,5 m 4,2 m 5,46 m 5 1,83 m 1,5 m 5,25 m 5,46 m 6 1,83 m 1,5 m 4,2 m 4,46 m 7 1,83 m 1,5 m 3,15 m 3,49 m 8 1,83 m 1,5 m 2,1 m 2,58 m 9 1,83 m 1,5 m 1,05 m - 10 1,83 m 1,5 m - - Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 24
  • 25. BAB V PERHITUNGAN DIMENSI GORDING, TRAKSTANG & IKATAN ANGIN A. GORDING DIPENGARUHI OLEH:  Muatan mati, yaitu: -berat sendiri gording (kg/m) -berat sendiri penutup atap (kg/m2)  Muatan hidup, yaitu berat orang dengan berat P = 100 Kg  Muatan angin (kg/m2) Ketentuan :  Jarak antara gording : 1,83 m  Sudut kemiringan : 350  Jarak gading-gading kap : 4 m  Berat seng : 11 Kg/m2 B. PERHITUNGAN BERAT PENUTUP ATAP Beban yang dilakukan gording akibat berat sendiri atap dan berat sendiri gording :  Karena satuannya tidak sama maka disamakan dahulu dengan jarak gording. Berat yang didukung gording : 1,83 x 11 = 20,13 Kg/m  Berat sendiri gording ditaksir : C -8 = 8,64 Kg/m P = 28,77 Kg/m Gording ditempatkan tegak lurus bidang penutup atap dan beban mati Px bekerja vertical, P diuraikan pada sumbu X dan sumbu Y, sehingga diperoleh: Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 25
  • 26. Dengan jarak gading-gading 3,5 m dan kemiringan sudut 37,50 Px = P sin 350 Py = P cos 350 = 28,77 sin 350 = 28,77 cos 350 = 16,50 Kg/m = 23,57 Kg/m Momen akibat Beban mati Karena dianggap sebagai balok menerus di atas beberapa tumpuan (continous beam) maka untuk memperoleh perhitungan dapat diasumsikan sebagai berat bertumpuan di ujung. Mx = 1/8 . Px . (l/2)2 . 80% My = 1/8 . Py . (l)2 . 80% = 1/8 . 16,50 . (4/2)2 .0,8 = 1/8 . 23,57 . (4)2 .0,8 = 6,6 Kg m = 37,712 Kg m PERHITUNGAN BEBAN BERGUNA Beban berguna atau beban hidup adalah beban terpusat yang bekerja di tengah-tengah bentang gording, beban ini diperhitungkan kalau ada orang yang bekerja di atas gording. Diambil beban orang Po = 100 Kg Pox = Po sin 350 Poy = Po cos 37,50 = 100 sin 350 = 100 cos 350 = 57,375 Kg = 81,915 Kg Momen yang timbul akibat beban terpusat dianggap Continous Beam. Momen akibat beban hidup Mox = ¼ . Pox . l /2. 80 % Moy = ¼ . Poy . l . 80 % = ¼ . 57,375 . (4/2) .0,8 = ¼ . 81,915 . (4) . 0,8 = 22,94 Kg m = 65,53 Kg m Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 26
  • 27. PERHITUNGAN MUATAN ANGIN Beban angin dianggap bekerja tegak lurus bidang atap Ketentuan :  Koefisien angin tekan ( c ) = (0,02 . - 0,4)  Koefisien angin hisap ( c’ ) = - 0,4  Beban angin kiri (q1) = 55 Kg/m2  Beban angin kanan (q2) = 40Kg/m2  Kemiringan atap ( ) = 350 Kefisien Angin  Angin tekan ( c ) = (0,02 . - 0,4) = (0,02 . 350 - 0,4) = 0,3  Angin hisap ( c1) = -0,4 1 . Angin kiri- Tekan (w) = c .q . 1 (jarak gording) = 0,3 . 55. (1,83) = 30,195Kg/m Hisap (w1) = c1 .q . 1 (jarak gording) = -0,4 . 55. (1,83) = - 40,26 Kg/m Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 27
  • 28. 2. Angin kanan Tekan (w) = c .q . l (jarak gording) = 0,3 . 40. (1,83) = 21,96 Kg/m Hisap (w1) = c1 .q . i(jarak gording) = -0,4 . 40. (1,83) = - 29,28 Kg/m Dalam perhitungan diambil harga w (tekan terbesar) W max = 30,195 Kg/m Wx =0 Wy = 30,195 Kg/m Jadi momen akibat beban angin adalah : MWx = 1/8 . Wx . (I/2)2 . 80 % MWy = 1/8 . Wy . (I)2 . 80 % = 1/8 . 0 . (4/2)2 .0,8 = 1/8 . 30,195. (4)2 . 0,8 = 0 Kg m = 48,312 Kg m Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 28
  • 29. Atap + Gording Beban Orang P dan M Angin (Beban Mati) (Beban Hidup) 28,77 Kg/m 100 Kg 30,195 Kg/m P Px 16,50 Kg/m 57,357 Kg 0 Py 23,57 Kg/m 81,915 Kg 30,195 Kg/m Mx 6,6 Kgm 22,94 Kgm 0 My 37,712 Kgm 65,53 Kgm 48,312 Kgm KONTROL GORDING Kontrol gording terhadap tegangan Dari tebel profil baja dapat diketahui bahwa C – 8 Wx = 26,5 cm3 Wy = 6,36 cm3  Kombinasi 1 Mx total = beban mati + beban hidup = 6,6 + 22,94 = 29,54 Kg m = 2954 Kgcm Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 29
  • 30. My total = beban mati + beban hidup = 37,712 + 65,53 = 103,24 Kgm = 10324 Kgcm Mx total My total Wy Wx 2954 Kg cm 10324 Kg cm 6,36 cm 3 26 ,5cm 3 = 854,05 Kg/cm2 Sehingga didapat = 854,05 Kg/cm2 ≤ = 1600 Kg/cm2………Ok  Kombinasi 2 Mx total = (beban mati + beban hidup )+ Beban angin = (6,6 + 22,94) + 0 = 29,54 Kgm = 2954 Kgcm My total = (beban mati + beban hidup) + beban angin = (37,712+ 65,53) + 48,312 = 151,55 Kgm = 15155 Kgcm Mx total My total Wy Wx 2956 Kg cm 15155 Kg cm 6,36 cm 3 26 ,5cm 3 = 1036,67 Kg/cm2 Sehingga didapat = 1036,67 Kg/cm2 ≤ = 1400 Kg/cm2………Ok Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 30
  • 31. KONTROL TERHADAP BEBAN LENDUTAN Diketahui :  E = 2,1 . 106 Kg/cm2  l = 4 m = 400 cm  Ix = 106 cm4  Iy = 19,4 cm4 Syarat lendutan yang diizinkan akibat berat sendiri dan muatan hidup adalah : f = 1 /250 . l = 1 / 250 x 400 cm = 1,6 cm 1. Kontrol terhadap beban atap dan beban gording 4 5.Px.(l / 2) 4 5. 0,1650. 400 / 2 Fx1 = 0,084 cm 384..E.Iy 384. 2,1.106 .19,4 4 5.Py.L4 5. 0,2357 400 Fy1 = 0,389 cm 384..E.Ix 384. 2,1.106 .106 2. Kontrol terhadap beban berguna 3 P.x.l 3 0,57357. 400 / 2 Fx2 = 0,002346cm 48..E.Iy 48. 2,1.106 .19,4 3 P. y.l 3 0,81915. 400 Fy2 = 0,004906 cm 48..E.Ix 48. 2,1.106 .106 3. Kontrol terhadap beban angin Px = 0 4 5.Wy.l 4 5.0,30195 400 Py = 0,452 cm 384..E.Ix 384. 2,1.106 ..106 Jadi pelenturan adalah sebagai berikut : Fx total = Fx1 + Fx2 + Fx3 = 0,084 + 0,002346 + 0 = 0,086346 cm < F = 1,6cm …………..Ok Fy total = Fy1 + Fy2 + Fy3 Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 31
  • 32. = 0,389 + 0,004906 + 0,452 = 0,845906 cm < F = 1,6 cm …………..Ok 2 2 F1 = Fx Fy 2 2 = 0,086346 0,845906 =0,8955 cm < F = 1,6 cm …………..Ok MENDIMENSI BATANG TARIK (TRAKSTANG) Trakstang berfungsi untuk menahan atau mengurangi lendutan pada gording arah x dan sekaligus untuk mengurangi tegangan lentur yang timbul pada arah sumbu x batang trakstang dipasang dua buah. qx =sin 35. ( beban gording. Jarak gording) +sin 35( beban seng . jarak gording.jarak kuda-kuda) qx = 54,90 Kg / m Px = 54,90.sin 35 = 38,83 Kg / m Pts = qx + Px = 54,90+ 38,83 = 96,18 Kg Karena batang tarik yang dipakai double, jadi perbatang tarik. Pts 96,18 P 48,09Kg 2 2 P 2 m2 P 48,09 1600 Kg / m fn 0,03cm 2 fn 1600 Fbr = 1,25 Fn Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 32
  • 33. = 1,25 x 0,03 = 0,0375 cm2 Fbr = ¼ π . d2 Fbr 0,0375 d2 = 0,048 cm 1/ 4 1 / 4 .3,14 d = 0,218 cm ………………= 2,18 mm = 3 mm Karena dalam tabel nilai d yang paling kecil adalah d = 6 mm, maka dimbil d = 6 mm. PERHITUNGAN DIMENSI IKATAN ANGIN Ikatan angin hanya bekerja menahan gaya normal atau gaya axial tarik saja. Cara kerjanya kalau yang satu bekerjanya sebagai batang tarik, maka yang lainnya tidak menahan apa-apa. Sebaliknya kalau arah anginya berubah, maka secara berganti-ganti batang tersebut bekerja sebagai batang tarik. Perubahan pada ikatan angin ini datang dari arah depan atau belakang kuda-kuda. Beban angin yang diperhitungkan adalah beban angin terbesar yang disini adalah angin sebelah kanan yaitu:55 Kg/ m2 P = Gaya / Tekan angin Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 33
  • 34. N = Dicari dengan syarat keseimbangan ΣH = 0 Nx = P N cos β = P …… tan β = 1,83/4 = 0,4575=24,58kg/m2 P 55 N= 60 ,48 cos cos 24 ,58 Rumus umum P .......... .......... .......... P angin 55 Kg / cm 2 fn Luas kuda-kuda = ½ . L . h = ½ 15 . 5,25 = 39,375 m2 Jumlah titk simpul (n) = 11 buah N x luas kuda kuda P n 1 60,48.39,375 = 238,14 Kg 11 1 P P 238 ,14 1600 Kg / m2 fn 0,149 cm 2 fn 1600 Fbr = 1,25 Fn = 1,25 x 0,149 = 0,186 cm2 Fbr = ¼ π . d2 Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 34
  • 35. Fbr 0,186 d2 = 0,237 cm 1/ 4 1 / 4 .3,14 d = 0,487………………= 4,85 mm = 5 mm Karena dalam tabel nilai d yang paling kecil adalah d = 5 mm, maka dimbil ikatan angin d = 5 mm Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 35
  • 36. BAB VI PERHITUNGAN KONSTRUKSI RANGKA BATANG AKIBAT BERAT SENDIRI Gaya-gaya berat sendiri bekerja pada titik simpul batang tepi atas berat sendiri itu diakibatkan oleh: 1. Berat Sendiri Penutup Atap Diketahui :  Penutup atap seng = 11 Kg /m  Jarak gording (A) = 1,83 m  Jarak gading-gading kap = 4 m Pa = A . berat atap . gading-gading kap = 1,83 .11 . 4 = 80,52 Kg 2. Berat akibat beban berguna (beban hidup) Berat sendiri orang (Po) =100 Kg 3. Berat sendiri gording Dari tabel profil baja berat C – 8 adalah = 8,64Kg / m Pq = gading-gading kap x berat gording = 4 x 8,64 = 34,56 Kg 4. Berat sendiri kuda-kuda Rumus dasar: Gk = (L – 2) . l s/d (L + 4) Pkl = (L – 2) l Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 36
  • 37. = ( 15– 2). 4 = 52 Kg / m Pk2 = ( L + 4) l = ( 15 + 4) 4 = 76 Kg /m 52 76 Pk = 2 = 64 Kg /m Dikarenakan bentangnya 14 m, jumlah titik simpul pada batang tepi atas 11 (buah), maka berat total kuda-kuda adalah 15 x 64= 960 Kg / m. sedangkan pada titik simpul adalah berat total kuda kuda Gk = 11 1 960 = 10 = 96 Kg 5. Berat sendiri ikatan angin Diketahui : C = 0,3 q1 = 55 kg /m2 C’ = - 0,4 q2 = 40 kg /m2  Angin kiri W = C . A . l . q1 W’ = C . A . l . q1 = (0,3) . 1,83. 4 . 55 =(-0,4) . 1,83 . 4 . 55 = 120,78 Kg = - 161,04Kg Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 37
  • 38.  Angin kanan W = C . A . l . q2 W’ = C . A . l . q2 = (0,3) . 1,83 . 4 . 40 = (-0,4). 1,83 . 4 . 40 = 87,84 Kg = -117,12 Kg Untuk ikatan angin (brancing) diperhitungkan sebagai berikut: Brancing = 20% x Berat sendiri kuda-kuda = 20% x 96 Kg = 24 Kg Jadi berat total pada titik simpul adalah : G = Pa + Po + Pq + Pk + Brancing = 80,52 + 100 + 34,56 + 96 + 24 = 335,08 Kg 6. Akibat berat plafon Diketahui :  Berat sendiri Plafon asbes + penggantunya (qf) = 10 Kg / m  Jarak gading-gading kap (l) = 4 m  (angka kelangsingan) = 1,5 Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 38
  • 39. Gaya pada titik simpul adalah : Pf1 = λ . l . qf = 1,5 . 4. 10 = 60 kg Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 39
  • 40. BAB VII DIMENSIORING DAN SAMBUNGAN A. Dimensi batang atas (A) a. Batang terdiri dari batang A1 sampai dengan batang A10 b. Diketahui :  Gaya batang maksimum = 3211,3 kg = 3,2113 ton  Panjang batang = 1,83 m = 183 cm  Tegangan ijin (τ) = 1600 kg/cm2  Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki c. perhitungan Imin = 1,69.P.lk2 = 1,69 . 3,2113 (1,83)2 = 18,175cm4 Batang A merupakan batang tekan ; dipakai profil rangkap. Imin 18,175 I Profil = 9,0875cm 4 2 2 Dari table profil diambil ∟ 55.55.8 Iη = 9,35 cm4 = I min Ix = Iy = 22,1 cm4 ix=iy = 1,64 cm F = 8,23 cm2 e = 1,64 cm iη = 1,07cm Kontrol : 1. Terhadap sumbu bahan (x) Lk 183 λx 111,585 111,6 Tabel = 0,337 ix 1,64 Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 40
  • 41. 1 1 x= 2,97 0,337 x. p 2,97 .3211,3 579 ,44 kg/cm2 Ftot 2.8,23 579 ,44 kg / cm 2 1600 kg/cm2 2. Terhadap sumbu bebas bahan (Y) Dipasang 4 plat kopling 183 L= 61cm cm 4 1 Potongan I-I tebal pelat kopling t = 10 mm =1 cm e0 = e + ½. t = 1,64 + ½ .1 = 2,14 cm Iy tot = 2 (ΣIy + ΣF .e02 ) = 2 {22,1 + 8,23.(2,14)2} = 119,58 cm4 Iy 119,58 iy = 2,7 cm Ftot 2.8,23 Lk 183 y 67 ,78 Tabel 1,46 iy 2,7 Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 41
  • 42. Syarat pemasangan kopling: .P l 1 4 3 y 2 x F. 61 1 .111,6(4 3 1,46 .3211,3 ) = 193,4cm ≥ 61cm 61 cm memenuhi 2 2.8,23 .1600 syarat.....Ok!!! B. Dimensi batang bawah ( B ) a. Batang terdiri dari batang B1 sampai dengan batang B10 b. Diketahui :  Gaya batang maksimum (P) = 3335,16 kg = 3,33516 ton  Panjang batang = 1,5 m = 150 cm  Tegangan ijin (τ) = 1600 kg/cm2  Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki c. perhitungan P P = = 1600 kg/cm2 Fn = Fn 3335,16 kg Fn = 2,08 cm 2 1600 kg / cm 2 Fbr = Fn + F F = 20 % = (2,08 + (20 % x 2,08)) cm2 = 2,496 cm2 Batang B merupakan batang tarik digunakan profil rangkap 2,496 Fbr = cm 2 = 1,248 cm2 2 Tabel Profil ∟ 25.25.3. F = 1,42 cm2 Karena Profil minimum yang diijinkan untuk konstruksi ringan adalah ∟ 45.45.5 Jadi dimensi Profil yang didapat F table = 4,30 cm2 > Fbr = 1,182 cm2, jadi konstruksi yang digunakan adalah ∟ 45.45.5. Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 42
  • 43. Fn = Fbr - F F = 20 % Fn = 4,3 – (20 % x 4,3) Fn = 3,44 cm2 P = = 1600 kg/cm2 Fn 3335,16 = 969 ,52 kg / cm 2 1600 kg / cm 2 3,44 969 ,52 kg / cm 2 1600 kg / cm 2 .......... .......... .......... .......... .......... ..Ok !!! C. Dimensi batang diagonal ( D ) a. batang terdiri dari batang D1 sampai dengan batang D8 b. diketahui  Gaya batang maksimum = 1410,55kg = 1,41055ton  Panjang batang maks = 5,46 m = 546 cm  Tegangan ijin (τ) = 1600 kg/cm 2  Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki o Perhitungan P P = = 1600 kg/cm2 Fn = Fn 1410,55 kg Fn = 0,88 cm 2 1600 kg / cm 2 Fbr = Fn + F F = 20 % = 0,88+ (20 % x 0,88) cm2 = 1,056 cm2 Batang B merupakan batang tarik ; digunakan profil rangkap 1,056 Fbr = cm 2 = 0,528 cm2 2 Tabel Profil ∟ 15.15.3 F = 0,82 cm2 Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 43
  • 44. Karena Profil minimum yang diijinkan untuk konstruksi ringan adalah ∟ 45.45.5 Maka dimensi Profil yang didapat F tabel = 4,30 cm2 > Fbr = 0,4812 cm2, jadi konstruksi yang digunakan adalah ∟ 45.45.5. Fn = Fbr - F F = 20 % Fn = 4,3 – (20 % x 4,3) Fn = 3,44 cm2 P = = 1600 kg/cm2 Fn 1410,55 = 410 ,04 1600 kg / cm 2 3,44 410 ,04 kg / cm 2 1600 kg / cm 2 .......... .......... .......... .......... .......... ..Ok !!! D. Dimensi batang vertikal ( V ) 1. a. Batang terdiri dari batang V5 b. Diketahui :  Gaya batang maksimum (P) = 1296,38 kg = 1,29638 ton  Panjang batang maks = 5,25 m = 525 cm  Tegangan ijin (τ) = 1600 kg/cm2  Digunakan profil rangkap baja siku sama kaki c. Perhitungan Imin = 1,69.P.lk2 = 1,69 . 1,29638 (5,25)2 = 60,386 cm4 Batang V merupakan batang tekan ; dipakai profil rangkap. 60,386 I profil = 30,193cm 4 2 Dari table profil diambil ∟ 75.75.12 Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 44
  • 45. = 34,7 cm4 = Imin Ix = Iy = 82,4 cm4 dimana : ix = iy = 2,22 cm4 F = 16,7 cm2 e = 2,29 cm iη = 1,44 cm Kontrol : 1. Terhadap sumbu bahan (x) 525 λx = 236 ,49 Tabel = 9,43 2,22 x. p 9,43 .1296,38 2 366 ,01 kg/cm Ftot 2.16 ,7 366 ,01kg / cm 2 1600 kg/cm2 2. Terhadap sumbu bebas bahan (Y) Dipasang 4 plat kopling 525 L= 175 cm 4 1 Potongan I-I tebal pelat kopling t = 10 mm =1 cm e0 = e + ½. t = 2,29 + ½ .1 = 2,79 cm Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 45
  • 46. Iy tot = 2 ( Iy + F .e02 ) = 2 [82,4 + 2 . 16,7 (2,79)2] = 684,777 cm4 Iy 684,777 iy = 4,53 cm Ftot 2.16,7 lk 525 115 ,89 Tabel 3,185 iy 4,53 Syarat pemasangan kopling: .P l 1 4 3 y 2 x F. 175 1 236 ,49 (4 3 3,185 .1296 ,38 ) 2 2.16 ,7.1600 175 118,245(4 0,077) 175cm 463,875 cm 175 cm memenuhi syarat……………Ok DAFTAR DIMENSI BATANG DAFTAR DIMENSI BATANG NO NAMA BATANG DIMENSI BATANG KETERANGAN 1. A1- A10 ∟ 55.55.8 Tekan 2. B1- B10 ∟ 45.45.5 Tarik 3. D1-D8 ∟ 45.45.5. Tarik 4. V1-V9 ∟ 75.75.12 Tekan Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 46
  • 47. PERHITUNGAN SAMBUNGAN PAKU KELING Perhitungan Kekuatan Paku Keling Tebal pelat diambil 5 mm diameter paku 17 mm Jadi s = dp = 5 mm = 0,5 cm= s min. Ngs = 2. 1 .d 2 . 0,8. 1280 kg / cm 2 4 2. 1 .3,14.(1,7) 2 cm 2 x1280kg / cm 2 4 = 5813,03 kg Ntp = d .s min . tp tp 2. 3200 kg / cm 2 1,7 cm.0,5 cm.3200 kg / cm 2 = 2720 kg Nmin = 2720 kg Jadi kekutan sebuah paku = 2720 kg Pn n N m in Jumlah paku pada titik simpul A  Batang A1 3126,76 n= 1,15 2 buah 2720  Batang B1 3335,16 n= 1,23 2 buah 2720 Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 47
  • 48. Jumlah paku pada titik simpul B  Batang A1 & A2 3126,76- 3211,3 n= 0,031 2 buah 2720  Batang V1 482,51 n= 0,1277 2 buah 2720 Jumlah paku pada titik simpul C  Batang A2 dan A3 3211,3 2822,83 n= 0,143 2 buah 2720  Batang D1 666,69 n= 0,245 2 buah 2720  Batang V2 753,77 n= 0.277 2 buah 2720 Jumlah paku pada titik simpul D  Batang A3 dan A4 2822,83 2434,36 n= 0,43 2 buah 2720  Batang D2 901,32 n= 0,33 2 buah 2720  Batang V3 1025,02 n= 0,38 2 buah 2720 Jumlah paku pada titik simpul E Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 48
  • 49.  Batang A4 dan A5 2434,36 2066,81 n= 0,135 2 buah 2720  Batang D3 1152,14 n= 0,424 2 buah 2720  Batang V4 1296,38 n= 0,48 2 buah 2720 Jumlah paku pada titik simpul F  Batang A5 2066,81 n= 0,76 2 buah 2720  ` Batang A6 2066,81 n= 0,76 2 buah 2720  Batang D4 1410,55 n= 0,52 2 buah 2720  Batang D5 1305,99 n= 0,48 2 buah 2720  Batang V5 60 n= 0,022 2 buah 2720 Jumlah paku pada titik simpul G  Batang A6 dan A7 2428,14 2066,81 n= 0,13 2 buah 2720  Batang D6 Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 49
  • 50. 1066,74 n= 0,392 2 buah 2720  Batang V6 1195,75 n= 0,44 2 buah 2720 Jumlah paku pada titik simpul H  Batang A7 dan A8 2804,6 2428,14 n= 0,14 2 buah 2720  Batang D7 834,51 n= 0,30 2 buah 2720  Batang V7 944,6 n= 0,35 2 buah 2720 Jumlah paku pada titik simpul I  Batang A8 dan A9 3181,07 2804,6 n= 0,138 2 buah 2720  Batang D8 617,27 n= 0,23 2 buah 2720  Batang V8 693,45 n= 0.26 2 buah 2720 Jumlah paku pada titik simpul J  Batang A9 dan A10 3119,59 3181,07 n= 0,03 2 buah 2720  Batang V9 Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 50
  • 51. 442,3 n= 0,163 2 buah 2720 Jumlah paku pada titik simpul K  Batang A10 3119,59 n= 1,14 2 buah 2720  Batang B10 2539,8 n= 0,93 2 buah 2720 Jumlah paku pada titik simpul L  Batang B1 dan B2 3335,16 2947,65 n= 0,14 2 buah 2720  Batang V1 482,51 n= 0,1277 2 buah 2720  Batang D1 666,69 n= 0,245 2 buah 2720 Jumlah paku pada titik simpul M  Batang B2 dan B3 2947,65- 2560,14 n= 0,14 2 buah 2720  Batang V2 753,77 n= 0.277 2 buah 2720  Batang D2 901,32 n= 0,33 2 buah 2720 Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 51
  • 52. Jumlah paku pada titik simpul N  Batang B3 dan B4 2560,14- 2172,63 n= 0,14 2 buah 2720  Batang V3 1025,02 n= 0,38 2 buah 2720  Batang D3 1152,14 n= 0,424 2 buah 2720 Jumlah paku pada titik simpul O  Batang B4 dan B5 2172,63- 1785,13 n= 0,14 2 buah 2720  Batang D4 1410,55 n= 0,52 2 buah 2720  Batang V4 1296,38 n= 0,48 2 buah 2720 Jumlah paku pada titik simpul P  Batang B5 dan B6 1785,13- 1785,13 n= 0, 2 buah 2720  Batang V5 60 n= 0,022 2 buah 2720 Jumlah paku pada titik simpul Q  Batang B6 dan B7 1926,92- 1785,13 n= 0,052 2 buah 2720 Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 52
  • 53.  Batang D5 1305,99 n= 0,48 2 buah 2720  Batang V6 1195,75 n= 0,44 2 buah 2720 Jumlah paku pada titik simpul R  Batang B7dan B8 2068,71- 1975,4 n= 0,034 2 buah 2720  Batang V7 944,6 n= 0,35 2 buah 2720  Batang D6 1066,74 n= 0,392 2 buah 2720 Jumlah paku pada titik simpul S  Batang B8dan B9 2257,6- 2068,71 n= 0,069 2 buah 2720  Batang D7 834,51 n= 0,30 2 buah 2720  Batang V8 693,45 n= 0.26 2 buah 2720 Jumlah paku pada titik simpul T  Batang B9 dan B10 2539,8 2257,6 n= 0,103 2 buah 2720 Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 53
  • 54.  Batang V8 693,45 n= 0.26 2 buah 2720  Batang V9 442,3 n= 0,163 2 buah 2720 Ubaidilla Indah Putri (0900550) Page 54