SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 52
i
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Alloh SWT, tuhan yang mengurus mahluk-Nya
yang ada di langit dan di bumi. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Alloh dan
aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Alloh. Sudah seharusnya
penulis berucap syukur kepada Alloh SWT karena atas karunia dan kasih sayang-
Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Salawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW . Tak lupa
kepada keluarganya, sahabatnya, thabi‟in dan thabi‟atnya serta sampai kepada kita
selaku umat yang selalu mengikuti ajarannya.
Dalam penulisan karya ilmiah ini mungkin masih banyak kekurangan.
Namun ini yang mampu penulis hasilkan. Dalam penulisan ini dirasa berat namun
dengan dorongan yang kuat, semangat dan kerja keras serta izin Alloh SWT pada
akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini.
Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada orang-orang yang telah
banyak memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis, mereka adalah :
1. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah banyak berkorban dan tak
lelah membimbing putrinya dalam segala urusan . “eni sayang kalian.
Semoga kalian semakin sayang dan disayang Alloh SWT”
2. Al-Ustadz K.H Aceng Zakaria selaku Mudir „Am Pesantren Persatuan
Islam 99 Rancabango yang telah memberikan ilmu yang sangat
bermanfaat.
ii
3. Al-Ustadz Lutfi Lukman Hakim,Lc selaku Mudir Muallimin Pesantren
Persatuan Islam 99 Rancabango.
4. Al-Ustadz Alamsyah dan Al-Ustadz Urip Hidayat selaku pembimbing
yang telah membimbing penulis dan teman-teman sehingga menambah
pengetahuan kami.
5. Al-Ustadz Amal Suwargana, S.pd selaku biro paper yang telah
membimbing penulis dan teman-teman.
6. Al-Ustadz Jajang Yusuf selaku wali kelas 3a IPA. Semoga apa yang
beliau berikan kepada kami menjadi amalan shaleh, amin .
7. Bu Lepi dan Bu Eneng selaku guru IPA yang telah sabar membimbing
dan mengajarkan banyak hal kepada kami “terima kasih bu, semoga
Alloh membalas kebaikan kalian, amin”
8. Seluruh asatidz yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Ilmu
yang kalian berikan sangat bermanfaat bagi penulis.
9. Hikaru 19, Banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari kalian.
10. Adikku tersayang, Falah yang selalu menjadi penghibur bagi
penulis.”Eni sayang Falah”
11. Sahabatku Abah Askur yang telah membantu dalam proses penulisan
dan membagi ilmunya kepada penulis.
12. Adik-adikku Silva, Amel Amalia, Jovinny dengan canda tawa kalian
menjadi kebahagiaan bagiku.
13. Teteh Olive yang tak bosan-bosannya mendengarkan keluh kesah ku
serta selalu memberikan semangat . “Hatur nuhun teteh”
iii
14. Teruntuk dia yang selalu menjadi inspirasi, memberi motivasi dan
semangat kepada penulis. “my world is full with u”
Tiada kata yang terucap melainkan maaf yang sebesar-besarnya atas segala
kekhilafan. Pada akhirnya penulis berserah diri kepada Alloh yang Maha Adil.
Rabbana laa tuzigh qulubana ba‟da idz hadaitana wa hablana min
ladunka rahmah innaka antal wahhab.
Garut, 21 Mei 2012
Dini Novia Lestari
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................................. i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1
B. Perumusan Masalah.................................................................................. 4
C. Tujuan Penulis.......................................................................................... 4
D. Manfaat Penulisan .................................................................................... 5
E. Metode dan Teknik Penulisan .................................................................. 5
F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 6
BAB IISTUDI ATAS QURAN SURAT AL-BAYYINAH ................................... 7
A. Karakteristik Surat.................................................................................... 7
A.1 Asal Usul Penamaan Surat....................................................................... 7
A.2 Jumlah Ayat, Kata dan Huruf................................................................... 8
A.3 Kandungan Surat...................................................................................... 8
A.4 Munasabah antara Surat sebelum dan sesudahnya................................... 9
A.5 Keutamaan Surat .................................................................................... 11
B. Pendapat Para Ahli Tafsir Tentang Surat ............................................... 20
v
B.1 Pendapat Imam Ibnu Katsir Al-Damsyiqi.............................................. 20
B.2 Pendapat Imam Musthafa Al-Maraghiy................................................. 20
B.3 Pendapat Imam Wahbah Zuhailiy .......................................................... 22
B.4 Pendapat Imam Ath-Thabariy ................................................................ 23
BAB IIISTUDI TAFSIR QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4 .......... 24
A. Tafsir surat Al-Bayyinah Ayat 1 ............................................................ 24
A.1 Tafsir Perkata (Al-Mufradat).................................................................. 24
A.2 Tafsir Lughawi (Al-I‟rabat) ................................................................... 24
A.3 Tafsir Ijmali............................................................................................ 25
A.4 Istifadah Ayat......................................................................................... 32
B. Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat 2............................................................ 33
B.1 Munasabah Ayat Sebelum dan Sesudahnya........................................... 33
B.2 tafsir Perkata (Al-Mufradat) ................................................................... 33
B.3 Tafsir Lughawi (Al-I‟rabat) ................................................................... 33
B.4 Tafsir Ijmali............................................................................................ 34
B.5 Istifadah Ayat...................................................................................... 34
C. Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat 3............................................................ 35
C.1 Tafsir Perkata (Al-Mufradat).................................................................. 35
C.2 Tafsir Lughawi (Al-I‟rabat) ................................................................... 36
C.3 Tafsir Ijmali............................................................................................ 37
vi
C.4 Istifadah.................................................................................................. 37
D. Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat 4 ................................................................. 39
D.1 Munasabah Ayat Sebelum dan Sesudahnya........................................... 39
D.2 Tafsir Perkata (Al-Mufradat).................................................................. 39
D.3 Tafsir Lughawi (Al-I‟rabat) ................................................................... 40
D.4 Tafsir Ijmali............................................................................................ 40
D.5 Istifadah Ayat ..................................................................................... 41
BAB IVPENUTUP ............................................................................................... 42
A. Kesimpulan............................................................................................. 42
B. Rekomendasi .......................................................................................... 44
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 45
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Nabi Muhammad merupakan nabi terakhir setelah Nabi Isa yang
membawa kitab injil. Sedangkan Nabi Muhammad datang dengan membawa Al-
Quran. “Al-Quran diturunkan Allah SWT untuk menjadi bukti kerosulan
Muhammad SAW terutama bagi orang yang menentang, mencela dan tidak
percaya terhadap dakwah dan ajaran yang dibawa olehnya.” (Taufik Nandang F,
2010:1)
Di kalangan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) maupun orang musyrik ada
yang menerima dan ada juga yang menolak ajaran yang dibawa oleh Nabi
Muhammad. Dari Kaum Yahudi, mereka mengingkari Nabi Isa, namun di dalam
kitab mereka terdapat keterangan yang menyatakan bahwa akan datangnya
seorang nabi. Sedangkan kaum Nasrani, mereka mengimani adanya Nabi Adam
sampai Nabi Isa. Hingga pada kitab yang sudah dirubah sekarang masih terdapat
ayat yang mengkhabarkan adanya nabi terakhir. Sehingga mereka mempercayai
adanya Alloh walaupun dalam hal ini terdapat kesalahan, yaitu terdapat bid‟ah
dan kemusyrikan. Seperti menyembah anak sapi. Selain itu, mereka juga cinta
dunia sehingga mereka enggan mati. Padahal merekalah yang beranggapan bahwa
mereka yang akan masuk surga. Seharusnya mereka tidak usah takut mati kalau
2
mereka beranggapan seperti itu. Allah SWT telah berfirman dalam QS. Al-
Baqoroh:94-96:
(
(
(
“Katakanlah, “Jika negri akhirat di sisi Allah, khusus untukmu saja bukan
untuk orang lain, maka mintalah kematian jika kamu orang yang benar.”
Tetapi mereka tidak menginginkan kematian itu sama sekali karena dosa-dosa
yang telah dilakukan tangan-tangan mereka. Dan Alloh Maha Mengetahui
orang-orang yang dzalim. Dan sungguh engkau (Muhammad)akan mendapati
mereka (orang-orang Yahudi), manusia yang tamak akan kehidupan (dunia),
bahkan lebih tamak dari orang-orang Musyrik. Masing-masing dari mereka
ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak dapat
menjauhkan mereka dari azab. Dan Alloh Maha Melihat apa yang mereka
kerjakan.”(Depag, 2006:15)
Sebelum Nabi Muhammad diutus, kaum Yahudi dan Nasrani pada saat itu
benar-benar berada pada puncak kesesatan karena mereka berani mengubah isi
kitab suci Injil dan Taurat dengan ajaran-ajaran yang menyesatkan. Begitu juga
kaum musyrik, mereka telah berani memasukan faham-faham sesat terhadap
ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.” (Aam Amirudin,
2003: 220)
Ahli kitab di bagi menjadi 2 golongan, yaitu Ahli kitab yang beriman dan
Ahli kitab yang ingkar. Ahli kitab yang beriman, mereka berkata seperti dalam
firman Allah dalam Al-Qosos: 53:
...
3
“...Sesungguhnya (Al-Quran) itu adalah suatu kebenaran dari tuhan kami,
sungguh sebelumnya kami adalah orang-orang muslim” (Depag, 2006: 392)
Sedangkan mereka yang ingkar tetap dalam kesesatan mereka hingga
kematian mereka.Firman Alloh dalam QS. Al-mu‟minun: 99-100 :
“(Demikian keadaan orang-orang kafir itu) hingga apabila datang kepada
seseorang dari mereka, dia berkata, “ Ya tuhanku, kembalikan aku (ke dunia).
Agar aku dapat berbuat kebajikanyang telah aku tinggalkan. “Sekali-kali
tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkan saja. Dan di hadapan
mereka ada barzakh sampai pada hari di bangkitkan.” (Depag, 2006:348)
Penyesalan mereka itu hanya sebatas ucapan saja setelah datang kepada
mereka, mereka tidak mengetahui bahwa hidup di dunia itu hanya sebentar. Akan
ada kehidupan yang kekal setelah itu. Allah menciptakan mahluk bukan tanpa
maksud. Kemudian Alloh akan mengembalikan mahluk kepada-Nya. Maka orang-
orang kafir itu sangat rugi karena mereka menyekutukan Allah.
Sebenarnya ahli kitab itu mengakui kebenaran Al-Quran, tetapi mereka
mengingkari. Hal itu dikarenakan mereka mengikuti hawa nafsu mereka. Mereka
ingin menyesatkan kaum muslimin, padahal merekalah yang telah sesat. Mereka
juga mengharapkan kehadiran Nabi Muhammad sebelum datangnya Al-Quran.
Sifat-sifat Nabi Muhammad juga disebutkan dalam kitab-kitab mereka.
Sebagaimana dalam firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah: 89:
4
“Dan setelah datang kepada mereka Al-Quran dari Allah yang membenarkan
yang ada pada mereka, padahal sebelumya mereka biasa memohon
(kedatangan nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka
setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketehui, mereka lalu
ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang inkar
itu.(Depag, 2006:14)
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis akan membahas paper
berjudul “STUDI TAFSIR Q.S AL-BAYYINAH: 1-4” supaya menjadi tambahan
pengetahuan mengenai Orang Kafir dan Musyrik, khususnya di zaman sekarang.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan merumuskan beberapa hal
yang perlu dijelaskan. Adapun permasalahan yang akan dibahas dirumuskan
sebagai berikut:
1. Faktor apa sajakah yang menyebabkan Ahli Kitab dan Orang Musyrik
tidak mau meninggalkan agama mereka?
2. Bagaimana sikap Nabi Muhammad dalam menghadapi Ahli Kitab dan
Orang Musyrik?
3. Bagaimana keadaan Ahli Kitab dan Orang Musyrik sebelum dan sesudah
didatangkan bukti nyata kepada mereka?
C. Tujuan Penulis
Adapun tujuan untuk membahas masalah ini antara lain:
1. Untuk mengetahui faktor Ahli Kitab dan Orang Musyrik tidak mau
meninggalkan agama mereka.
2. Untuk mengetahi sikap Nabi Muhammad terhadap Ahli Kitab dan Orang
Musyrik.
5
Untuk mengetahui keadaan Ahli Kitab dan Orang Musyrik sebelum dan
sesudah didatangkan bukti nyata kepada mereka
D. Manfaat Penulisan
Adapun dalam penulisan karya tulis ini diharapka dapat memberi manfaat
kepada :
1. Penulis :
penulisan karya ilmiah ini diharapkan menjadi pengalaman baru bagi
penulis dan dapat menambah wawasan bagi penulis dan memacu untuk
memperdalam isi kandungan Al-Quran.
2. Pembaca:
Penulisan karya ilmiah ini diharapkan menjadi bacaan yang bermanfaat
bagi seluruh pembaca.
E. Metode dan Teknik Penulisan
Untuk memperoleh informasi yang akan dibahas, metode yang dilakukan
adalah metode Historis , yaitu “Metode yang merekonstruksi kejadian-kejadian
pada masa lalu, secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan data-
data sehingga dapat ditetapkan fakta-fakta yang pada akhirnya dapat
diinterprestasikan atau ditafsirkan” (Usep, 2011:19)
Teknik penulisan yang dipakai adalah teknik studi kepustakaan, yaitu
“Pengumpulan keterangan-keterangan dan berbagai literatur sebagai bahan
perbandingan atau acuan yang relevan dengan peristiwa yang dikaji” (Usep,
2011:20)
6
F. Sistematika Penulisan
Untuk mendapatkan gambaran dari apa yang penulis buat, maka penulis
membuat sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN, meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumuan
Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika
Penulisan.
BAB II STUDI ATAS QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4,
meliputi: Karakteristik Surat, Asal Usul Penamaan Surat, Jumlah Ayat, Kata, dan
Huruf, Kandunghan Surat.
BAB III STUDI TAFSIR QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4
meliputi: Munasabah Antara Surat Sebelum dan Sesudahnya; Pendapat Para Ahli
Tafsir Tentang Surat: Pendapat Imam Ibnu Katsir Al-Damsyiqiy, Pendapat Imam
Musthafa Al-maraghy, Pendapat Imam Wahbah Zuhaily; Tafsir Surat Al-
Bayyinah Ayat: 1, Tafsir Surat Al-Bayyinah:2, Tafsir Surat Al-Bayyinah: 3,
Tafsir Surat Al-Bayyinah: 4.
BAB IV PENUTUP, meliputi: Kesimpulan, Saran-saran, dan Rekomendasi.
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
7
BAB II
STUDI ATAS QURAN SURAT AL-BAYYINAH
A. Karakteristik Surat
A.1 Asal Usul Penamaan Surat
1. Penamaan secara Tauqidiyyah
Dalam Nadzoh Jadidah (2007:363-364) Penamaan tauqidiyyah ada 2,
yaitu:
a. Surat Al-Bayyinah
Menurut kitab Nadzroh Jadidah (2007:363), penamaan surat Al-Bayyinah
ini sudah terkenal dan tertulis di dalam mushaf dan pada sebagian kitab tafsir.
Penamaannya dengan nama Al-Bayyinah karena terdapat lafadz Al-
Bayyinah pada permulaan ayat : (
) maksudnya adalah hujjah, yaitu Al-Quran yang diturunkan kepada
Nabi Muhammad SAW.
b. Surat Lam Yakunilladziina Kafaruu atau Surat Lam Yakun
Dinamakan surat Lam Yakunilladziina Kafaru karena di awal kalimat
dibuka dengan kalimat tersebut dan tidak diawali dengan surat yang lainnya dari
surat Al-Quran.
8
2. Penamaan menurut Ijtihad Para Ulama
Dalam Nadzoh Jadidah (2007:365-367) penamaan surat menurut para
ulama ini terdiri dari:
a. Surat Al-Qoyyimah
b. Surat Al-Bariyyah
c. Surat Munfakkin
d. Surat Ahli Kitab
A.2 Jumlah Ayat, Kata dan Huruf
Dalam kitab Nadzrah Jadidah Fi Al-Tafsir Al-Maudhu‟iy (2007:362)
jumlah ayat dalam surat Al-Bayyinah terdapat 2 pendapat yaitu 7 ayat menurut
ahli basory dan 8 ayat menurut pendapat lainnya. Sedangkan kalimatnya
berjumlah 74, dan hurufnya berjumlah 366.
A.3 Kandungan Surat
Isi dan tujuan surat ini menurut kitab Nadzoh jadidah (2007:362-363)
yaitu:
1. Surat Al-Bayyinah (surat lam yakun) termasuk surat madaniyah,yaitu
karena menangani perkara pengadilan. Ayat-ayat:
a. Posisi ahli kitab dari misi Nabi Muhammad SAW
b. Menempatkan ketulusan beribadah kepada Alloh SWT
c. Tempat kembali setiap yang bahagia dan celaka adalah di akhirat
9
2. Dimulai surat Al-Bayyinah ini dengan pembicaraan tentang “orang Yahudi
dan Nasrani” dan mereka berhenti dari ajakan (dakwah) Rosululloh SAW
setelah tampak jelas bagi mereka suatu kebenaran dan bersinar cahayanya.
Mereka menunggu dan menyambut diutusnya seorang nabi. Ketika
diutusnya seorang rosul terakhir, mereka berdusta, kafir dan menyimpang
dari kerosulan Muhammad.
3. Kemudian surat ini membicarakan unsur penting dari iman, yaitu
keikhlasan dalam beribadah hanya kepada Alloh yang diperintahkan untuk
semua pemeluk agama, tauhid yang dicatat dan dimaksud, pengarahan
dalam semua ucapan, perbuatan, dan amal.
4. Sebagaimana yang telah dibicarakan tentang tempat kembali orang-orang
yang berbuat kejahatan adalah sejelek-jeleknya tempat kembali untuk
orang kafir dari kalangan Ahli Kitab dan orang musyrik dan mereka kekal
di dalam neraka jahim dan mengenai tempat kembalinya orang mu‟min
adalah sebaik-baiknya tempat kembali dan mereka kekal di dalam surga
naim bersama para nabi, para sahabat, syuhada, orang-orang yang shaleh.
Itulah balasan atas ketaatan mereka dan keikhlasan mereka terhadap Alloh
SAW.
A.4 Munasabah antara Surat sebelum dan sesudahnya
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
10
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
11
A.5 Keutamaan Surat
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
12
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
13
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
14
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
15
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
16
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
17
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
18
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
19
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al-
Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya
Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan
kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa
lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti
surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr.
Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang
lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh,
yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar.
Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa
ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal
surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih
kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya.
Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT
menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti
yang sangat jelas.
20
Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam
surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan
kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
B. Pendapat Para Ahli Tafsir Tentang Surat
B.1 Pendapat Imam Ibnu Katsir Al-Damsyiqi
Yang dimaksud ahli kitab adalah orang-orang Yahudi, Nasrani serta
orang-orang musyrik penyembah patung dan api dari bangsa Arab dan non-Arab.
Mujahid berkata: mereka tidak akan meninggalkan agama mereka hingga
kebenaran telah menjadi jelas bagi mereka. Begitu juga pendapat Qatadah.
2007:299)
B.2 Pendapat Imam Musthafa Al-Maraghiy
Kaum ahli kitab, yakni kaum Yahudi dan Nasrani, hidup dalam kegelapan
dan kebodohan. Mereka sama sekali tidak mau menerima iman kepada apa yang
seharusnya diimani, yakni berjalan di atas dasar-dasar syariat nabi, kecuali
beberapa orang yang tidak larut di dalam arus. Mereka adalah orang-orang yang
mendapat pemeliharaan Alloh. Keingkaran mereka itu disebabkan karena nenek
moyang mereka telah berhasil merubah dan mengganti syariat tersebut dan
memasukan yang di luar agama ke dalam agama. Kenyataan tersebut mungkin
disebabkan karena kebodohan mereka dalam memahami agama atau karena sikap
21
menganggap baik terhadap berbagai bid‟ah yang mereka duga dapat memperkuat
ajaran agama. Padaha secara faktual bid‟ah-bid‟ah tersebut telah merusak sendi-
sendi agama mereka sendiri. Kadang-kadang kenyataan tersebut disebabkan
karena upaya penipuan yang dilakukan musuh-musuh mereka yang mempunyai
maksud menghancurkan agama dan ingin menguasai para pemeluknya.
Masa terus berputar dan setiap generasi berusaha memberikan berbagai
tambahan ke dalam ajaran agama tentang berbagai persoalan yang tidak tergarap
oleh generasi terdahulu. Sebagai akibatnya, garis-garis kebenaran menjadi pudar
dan nur keyakinan semakin terkubur.
Di samping mereka, terdapat pula kaum penyembah berhala yang terdiri
dari bangsa arab dan lainnya. Mereka ini sudah terbiasa menyembah berhala dan
tunduk kepada kekuatan wasani. Sehingga sulit mengalihkan merela dari wasani
ini. Sekalipun demikian mereka tetap berkeyakinan bahwa agama yang mereka
anut adalah agama Al-Khalil (kekasih Alloh), Nabi Ibrahim.
Sering sekali terjadi perdebatan antara kaum musyrikin dan Yahudi dan
antara mereka dengan kaum Nasrani. Kaum musyrik mengatakan, “Sesungguhnya
Alloh akan mengutus seorang nabi dari bangsa arab yang menduduki kota
Makkah”. Kemudian, bangsa Arab menceritakan ciri-ciri nabi yang dimaksud dan
berjanji akan membantunya jika nabi itu datang. Merekapun mendukung dan
membela sampai bisa menghancurkan kaum ahli kitab.
Demikian pernyataan dan janji mereka. Tetapi ketika Nabi Muhammad
SAW diutus, justru kaum musyrik yang bersikap oposisi terhadap Nabi SAW dan
22
secara terang-terangan memproklamirkan permusuhan. Bahkan secara lebih jauh
mereka menghasut kaum lainnya untuk terlibat dalam permusuhan kepada nabi.
Mereka menyakiti dan menyiksa setiap orang yang mengikuti dan setia terhadap
nabi, yaitu orang-orang yang Alloh beri hidayah dan kelapangan dada sehingga
mempu mengetahui kebenaran.
Demikian halnya setiap kaum Yahudi yang berbalik menentang. Padahal
mereka adalah kaum yang mengetahui akan datangnya seorang Nabi Muhammad
SAW. Mereka itu dapat mengetahui ciri-ciri dan sifat nabi yang akan datang
melalui Kitab Taurat yang dijadikan sebagai pegangan. Setelah nabi SAW datang,
mereka menuduh bahwa apa yang nabi SAW bawa bukanlah merupakan sesuatu
yang baru bagi mereka. Bahkan mereka beranggapan hal tersebut sudah dikenal
melalui kitab-kitab yang dibawa nabi-nabi mereka. Karenanya mereka
berpendapat tidak selayaknya mereka meninggalkan pegangan mereka hanya
karena ingin mengikuti Nabi Muhammad yang padanya belum tentu lebih baik
dibanding dengan yang ada pada mereka. Bahkan dalam hal ini mereka terlalu
berlebih-lebihan, karena sebelum kehadiran Nabi Muhammad, kaum musyrikin
menentang dan mengancam Kaum Yahudi dan berjanji akan mengikuti nabi dan
menolongnya. (1993:369-370)
B.3 Pendapat Imam Wahbah Zuhailiy
Surat madaniyah ini membicarakan tentang 3 perkara (2005:830-831),
yaitu:
23
1. Pernyataan hubungan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) dan orang musyrik
terhadap risalah Nabi Muhammad SAW dan yang bersangkutan dengan
sebab rusaknya risalah nabi itu dengan kekufuran mereka.
2. Penentuan tujuan dari agama dan iman, yaitu ikhlas beribadah kepada
Alloh, menunaikan zakat, yang demikian adalah agama yang lurus.
3. Penjelasan setiap dari orang kafir yang berdosa dan hina adalah seburuk-
buruknya mahluk, dan orang mu‟min yang mensucikan diri adalah sebaik-
baiknya mahluk (QS. Al-Bayyinah: 6-8)
B.4 Pendapat Imam Ath-Thabariy
Ahli kitab dan orang Musyrik tidak akan meninggalkan agama mereka
sebelum datangnya bukti nyata. Setelah Nabi Muhammad SAW datang dengan
membawa bukti nyata merekapun enggan menerimanya karena mereka
berpendapat bahwa bukti nyata seharusnya dari pihak mereka.
24
BAB III
STUDI TAFSIR QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4
A. Tafsir surat Al-Bayyinah Ayat 1
A.1 Tafsir Perkata (Al-Mufradat)
Dalam Kitab Al-Misbah (2010:513-514), dijelaskan bahwa kata ( )
Munfakkin adalah bentuk kata yang menunjukan subjek (pelaku). Ia terambil dari
kata ( ) Infakka yang berarti berpisah sedang sebelumnya menyatu dengan
kukuh.Sesuatu yang berpisah dari yang lain menjadikannya meninggalkan yang
lain itu. Dari sini, kata tersebut dipahami juga dalam arti meninggalkan. Dalam
konteks ayat ini adalah meninggalkan keyakinan dan pandangan hidup mereka.
Bisa juga kata Munfakkin bukan dalam arti subjek (pelaku) yang meninggalkan,
tetapi dalam arti objek, yakni yang ditinggalkan. Dari sini, mereka memahami
ayat di atas dalam arti ahli kitab dan kaum musyrikin itu tidak akan ditinggalkan
oleh Alloh terus-menerus dalam kekufuran tanpa diutus kepada mereka seorang
rosul yang memberikan mereka peringatan. Makna ini sejalan dengan pandangan
Thabathaba‟i yang disebut di atas dan oleh sementara ulama dinyatakan sejalan
juga dengan firman Alloh:
“Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja” (QS.Al-
Qiyamah:36)
A.2 Tafsir Lughawi (Al-I’rabat)
Lafadz yang terdapat pada awal surat ini merupakan huruf jazm.
Sedangkan lafadz merupakan fiil mudhore yang majzum karena adanya huruf
25
lam. merupakan isim kana. fiil madhi yang mabni dengan dommah dan
kedudukan huruf wau-nya menjadi fail. termasuk huruf jar yang memajrurkan
dan kedudukannya menjadi mudhof. adalah mudhof ilaih. merupakan
huruf athaf. ( ) ma‟tuf kepada . ( ) merupakan khobar kana. ( )
huruf nasab. ( ) fiil mudhore yang mansub dengan fathah dan kedudukan
adalah maf‟ul bih. ( ) adalah fail.
A.3 Tafsir Ijmali
Menurut Aam Amirudin dalam tafsir kontemporer (2003:218) , kalau kita
cermati, arti kafir yang paling dominan disebutkan dalam Al-Quran adalah
pengingkaran terhadap Allah dan Rasul-Nya, khususnya Muhammad SAW
dengan ajaran-ajaran yang dibawanya. Istilah kafir dalam pengertian yang terakhir
ini pertama kali digunakan dalam Al-Quran untuk menyebut para kafir Mekah.
Di dalamnya juga disebutkan bahwa orang kafir adalah mereka yang
menolak, menentang, mendustakan, mengingkari, dan anti kebenaran. Seseorang
disebut kafir apabila melihat sinar kebenaran, ia akan memejamkan matanya.
Apabila mendengar ajakan kebenaran, ia menutupi telinganya. Ia tidak mau
mempertimbangkan dalil apapun yang disampaikan padanya dan tidak bersedia
tunduk pada sebuah argumen meski telah mengusik nuraninya. (Aam Amirudin,
2003:218)
Secara garis besar, Orang kafir terbagi atas dua kelompok, yaitu kafir ahli
kitab dan kafir musyrik.
26
Ahli kitab adalah komunitas kafir yang meyakini kitab Injil dan Taurat
tetapi tidak mengimani Al-Quran, karenanya mereka suka disebut Nasrani
(Kristen) dan Yahudi. Sedangkan musyrik adalah komunitas kafir yang tidak
mengimani Injil, Taurat ataupun Al-Quran, misalnya yang beragama Hindu,
Budha, atau Konghucu. (Aam Amirudin, 2003:218-219)
“Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kamu hingga
kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah „Sesungguhnya petunjuk Allah itulah
petunjuk „. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah
pengetahuan datang kepadamu maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu.” . (Rahmat Blog)
Sejarah Berbicara, bentuk ketidakrelaan Yahudi dan Nasrani dapat
dibuktikan melalui fakta sejarah berlangsung dari “doloe” hingga kini kadang
tidak diperlukan analisa tinggi utk memahaminya masyarakat awam juga bisa
membaca fakta yg “kasat mata” itu. (Rahmat Blog)
Konflik hubungan Islam dgn Yahudi mulai memburuk terutama sejak
mereka melakukan konspirasi bersama pasukan kafir Mekah utk memusuhi kaum
Muslim di Madinah hingga akhirnya mereka diusir dari Madinah dan Khaibar.
Peristiwa Khaibar di kemudian hari menjadi satu peristiwa paling traumatis dan
mewariskan dendam kesumat orang Yahudi hingga berabad-abad. (Rahmat Blog)
Pada masa sahabat Yahudi melakukan infiltrasi dgn cara menyusup ke
tengah-tengah barisan Islam. Puncaknya mereka berhasil membunuh Khalifah
27
Amirul Mukminin Umar bin Khatthab. Mereka juga berhasil membangkitkan
fitnah atas diri Utsman bin Affan dan mempertajam pertentangan antara kubu Ali
bin Abi Thalib dgn Mu‟awiyah bin Abu Sofyan. Tidak hanya sampai di situ
mereka bahkan menyusup ke barisan Syi‟ah dan kelompok-kelompok militan
lainnya dgn pola provokasi agar kelompok-kelompok itu melakukan perlawanan
baik terhadap idiologi maupun institusi as-sawad al-a‟dham saat itu. (Rahmat
Blog)
Sedangkan konflik pertama kali dgn kaum Nasrani terjadi pada Perang
Mu‟tah dan Perang Tabuk melawan tentara Romawi . Perang Mu‟tah terjadi krn
al-Harits ibnu Umair al-Azady yg diutus Nabi utk membawa surat kepada
pemimpin Bushro namun dalam perjalanan dihadang Syurahbil bin Amr al-
Ghassany pemimpin al-Balqa‟ masuk wilayah Syam di bawah pemerintahan
Kaisar Romawi. Syurahbil mengikat al-Harits dan membawanya ke hadapan
Kaisar lalu dia memenggal lehernya. Padahal membunuh duta merupakan
kejahatan yg amat keji dan sama halnya mengumumkan perang. (Rahmat Blog)
Penasaran atas kekalahan mereka dalam perang Mu‟tah Nasrani dibawah
Komando Raja Romawi Hiraqla bermaksud menyerang Madinah. Namun mereka
buru-buru mundur teratur saat mendengar Rasulullah telah siap siaga menghadang
mereka di Tabuk dalam jumlah pasukan yg besar sebuah perbatasan antara Jazirah
Arab dan Syam. (Rahmat Blog)
Perang berikutnya terjadi pada masa kekhalifahan Abu Bakar yg dikenal
dgn perang Yarmuk. Di bawah pimpinan Khalid bin Walid umat Islam menang
28
telak hingga Raja Hiraqla melarikan diri ke Konstantinopel sambil berlinang air
mata. (Rahmat Blog)
Pada masa kekhalifahan Umar bin Khottob umat Islam berhasil
membebaskan Baitul Maqdis dari kekuasaan Nasrani Romawi buah dari paket
ekspansi terhadap yg menghalangi gerakan dakwah Islam. Jatuhnya Jerussalem yg
merupakan tanah kelahiran Nabi Isa as ditambah takluknya wilayah Balkan di
Eropa Timur oleh pasukan Bani Umayyah serta semenanjung Liberia Spanyol
pada awal 700-an M membuat masyarakat Nasrani marah dan selalu berusaha
merebutnya kembali maka lahirlah perang salib. Dengan memanfaatkam momen
konflik internal umat Islam Perang Salib berlangsung selama berabad-abad dan
baru reda pada abad ke-16. Alhamdulillah meski melalui perjuangan panjang dan
berliku umat Islam kembali memenangkan peperangan di bawah komando
Shalahuddin al-Ayyuby. (Rahmat Blog)
Dalam Tafsir Fhizilalil Quran (2004:50) disebutkan bahwa Kaum Yahudi
adalah orang-orang yang pertama kali menolak dan memerangi dakwah di
Madinah. Penolakan ini banyak sebabnya. Kaum Yahudi memiliki kedudukan
yang istimewa di Yastrib karena mereka adalah ahli kitab diantara bangsa Arab
yang buta tulis baca, seperti Aus dan Khazraj di samping orang-prang musyrik
Arab tidak menampakkan kecenderungan untuk memeluk agama Ahli Kitab itu.
Hanya saja bangsa Arab itu menganggap kaum Yahudi itu lebih pintar dan lebih
mengerti karena mereka karene mereka memiliki kitab. Kemudian disana terdapat
suatu kondisi yang mapan bagi kaum Yahudi diantara suku Aus dan Khazraj
29
karena terjadi perpecahan dan perseteruan diantara mereka yang dalam
lingkungan seperti inilah kaum Yahudi mendapatkan lahan pekerjaan.
Setelah Islam datang maka semua keistimewaan itu lepas dari mereka.
Islam datang dengan membawa kitab yang membenarkan kitab yang datang
sebelumnya dan menjaganya. Selanjutnya, Islam melenyapkan perpecahan yang
diembus-embuskan kaum Yahudi untuk menciptakan suasana yang keruh, tipu
daya, dan mengeruk keuntungan. (Sayyid Quthb,2004:50)
Dalam Kitab Al-Maraghiy (1993:370) dijelaskan, orang-orang yang
mengingkari risalah Muhammad SAW dan meragukan kenabiannya, yakni kaum
musyrikin, Yahudi dan Nasrani selamanya tidak akan mau meninggalkan
pegangan mereka karena kekafiran yang sudah keterlaluan. Mereka telah
meninggalkan kebenaran dan lebih menyukai pegangan yang diwariskan oleh
nenek moyang mereka. Sekalipun pada kenyataannya nenek moyang mereka itu
tidak mengerti sama sekali permasalahan agama.
Rosululloh hadir di tengah-tengah mereka dengan membawa ajaran yang
menggoncangkan tehadap ajaran yang sudah berakar di dalam keyakinan mereka,
di samping sudah menjadi kebiasaan yang membudaya. Karenanya, mereka
berupaya terus mencari alasan karena didorong oleh sikap ingkar mereka. Mereka
mengungkapkan hujjah yang mengatakan bahwa apa yang didatangkan
Muhammad adalah sama dengan apa yang ada di tangan mereka dan bukan
merupakan kebaikan jika apa yang didatangkan itu diikuti. Menurut mereka
dengan berpegang pada apa yang ada pada mereka dan berjalan sesuai dengan tata
30
aturan nenek moyang mereka adalah lebih baik dan patut bahkan disukai oleh
perasaan mereka, karena dianggap akan membawa keselamatan.(Ahmad Mustafa
Al-Maraghiy,2003:371)
Menurut Quraish Shihab (2010:511), Ayat di atas dapat dipahami dalam
arti: Orang-orang kafir yang menutupi kebenaran, yakni ahli kitab, yaitu orang-
orang Yahudi dan Nasrani, dan orang-orang musyrik mengatakan bahwa mereka
tidak akan meninggalkan agama dan kepercayaannya sebelum datang kepada
mereka bukti yang nyata, yaitu seorang rasul yang dijanjikan Alloh dan yang
tercantum sifat-sifatnya dalam kitab suci Yahudi dan Nasrani, ini bagi ahli kitab,
dan berupa mu‟jizat indriawi yang mereka lihat secara gamblang bagi orang-orang
musyrik.
Masyarakat umat manusia sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW
benar-benar berada dalam kegelapan. Kaum musyrikin mekkah, yang mengaku
mengikuti agama Nabi Ibrahim as menyembah berhala-berhala yang justru
diperangi oleh Nabi Ibrahim as. Kehidupan masyarakat mereka adalah penindasan
yang kuat atas yang lemah. Mereka saling berperang. Orang-orang Yahudi
mengaku mengikuti ajaran Musa as pun mengalami situasi serupa. Nilai-nilai
spiritual mereka abaikan, sambil membenarkan diri mereka menganiaya siapapun
selain kelompok mereka. Orang Nasrani yang mengaku mengikuti Nabi Isa as
telah tenggelam dalam pengkultusan nabi agung itu sehingga menjadikan anak
tuhan. Semua enggan meninggalkan agama dan kepercayaannya padahal keadaan
itu mengancam umat manusia seluruhnya. Alloh Yang Maha Pengasih dan
Penyayang enggan melihat umat manusia hidup dalam kesesatan itu, namun
31
dalam saat yang sama enggan pula mencabut kebebasan memilih yang telah
dianugerahkan-Nya kepada manusia. Karena itu, Dia mengutus seorang nabi,
dalam hal ini Nabi Muhammad SAW membawa ajaran yang meluruskan
kesesatan dan kekeliruan umat manusia. Tetapi sayang, sebagian mereka
menerimanya dan sebagian lainnya berlarut bahkan meningkat kesesatannya
justru setelah datang bukti yang nyata itu. (Quraish Shihab, 2010: 512)
Sikap Nabi Muhammad dalam menghadapi orang kafir saat itu adalah:
Pertama,Rasulullah saw bersikap baik terhadap kaum kafir quraisy pada
awal islam disebabkan karena mereka “ tidak tahu ”.Tidak tahu dalam artian
karena masyarakatnya belum tahu banyak tentang islam.Nabi saw berdo‟a :“ ya
Allah, ampunilah mereka, karena sesungguhnya mereka tidak tahu”. “Tidak tahu”
di sini bukan berarti tidak tahu jika islam itu ajaran yang benar. Karena, orang-
orang kafir sampai sekarang pun tidak tahu bahwa islam itu ajaran yg benar. Jika
mereka tahu, tentunya mereka langsung masuk islam.
Kedua,Rasulullah mendadak mengajak islam, tentu hal tersebut wajar sulit
diterima terlebih-lebih jauh dari ajaran mereka. Coba bayangkan, Wajar penduduk
mekkah pada awal islam menentang ajaran Rasulullah saw karena tidak mudah
untuk menerima sebuah ajaran baru yang datang tiba-tiba serta jauh dari
kebiasaan mereka dahulu. Dengan demikian wajar rasulullah tidak marah saat
mereka menentang dikarenakan mereka(orang-orang kafir quraisy) tidak tahu.
Ketiga,Ketika masyarakat Madinah islam sudah terbentuk, sikap nabi
sudah berbeda. Nabi bersikap keras terhadap orang yang menghina agama beliau,
32
dan terhadap para penghina beliau, halal darahnya.Mengapa demikian? Karena
warga saat itu “ sudah tahu”. Mereka sudah tahu banyak tentang ajaran islam
namun mereka dengan sengaja menghina dan mengejek rasulullah serta agama
islam, wajar saja Beliau marah.Dan hal tersebut berlaku hingga sekarang, karena
sekarang ini semua orang “sudah tahu”.
Keempat, sudah tidak wajar lagi jika penduduk madinah terkejut ataupun
mendadak mengetahui islam karena saat masyarakat madinah terbentuk tentunya
telah banyak yang memeluk islam.
Kelima, sungguh keterlaluan orang-orang yang menghina Nabi saw, jika
mereka tidak mengakui islam sebaiknya mereka jangan mengejek islam dan
rasulnya. Seharusnya mereka mempunyai sedikit sifat toleransi.
Keenam, Nabi saw adalah orang yang sangat mulia. Beliau adalah suri
teladan kita hingga akhir zaman. Siapa saja yang menghina beliau berarti
menghina agama islam, siapa yang menghina islam berarti beliau menghina Allah
SWT. Sebagai seorang muslim sejati… kita harus siap melawan siapa saja musuh
musuh Allah SWT.
A.4 Istifadah Ayat
Dalam ayat pertama ini dijelaskan bahwa Ahli Kitab dan orang musyrik
enggan meninggalkan agama mereka. Padahal mereka mengakui akan adanya
nabi terakhir dan hal ini tercantum dalam kitab mereka. Namun setelah
kedatangan Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir yang membawa kebenaran,
33
mereka malah mengingkarinya. Namun ada pula dari mereka yang
menerimaajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad .
B. Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat 2
B.1 Munasabah Ayat Sebelum dan Sesudahnya
Dalam Tafsir Al-Misbah disebutkan bahwa ayat ini menjelaskan ayat
sebelumnya. Ayat ini menjadikan sosok Rosululloh Muhammad SAW sebagai
bukti nyata. Yakni beliau bukan saja membawa bukti, tetapi kepribadian beliau
sendiri walau tanpa mu‟jizatdan bukti yang lain, telah cukup dijadikan bukti
tentang kebenaran beliau. Ini serupa dengan firman Alloh:
”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kamu bukti kebenaran dari
tuhan kamu, dan telah Kami turunkan kepada kamu cahaya yang terang
benderang” (QS. An- Nisa : 174)
B.2 tafsir Perkata (Al-Mufradat)
Kata ( ) yatluumembaca digunakan Al-Quran untuk bacaan yang
sifatnya benar dan hak. Karena itu, objek kata ini sering kali adalah wahyu Illahi.
Di sini pun kata yatlu mengisyaratkan bahwa yang dibaca oleh rosul adalah
wahyu Alloh yang tentu saja sifatnya benar dan hak.
B.3 Tafsir Lughawi (Al-I’rabat)
( ) adalah badal. ( ) huruf jar. ( ) majrur dengan huruf .( ) fiil
mudhore yang marfu dan failnya domir . ( ) maf‟ul bih. ( ) naat.
34
B.4 Tafsir Ijmali
Alloh menafsirkan pengertian Al-Bayyinah tersebut yang menunjukan kepada
kebenaran. Karenanya Alloh berfirman dalam ayat berikut :
Yang dimaksud dengan Al-Bayyinah adalah Nabi Muhammad SAW. Nabi
Muhammad SAW membacakan mushaf Al-Quran yang terbebas dari
pencampuradukan, penyimpangan dan pemalsuan kepada mereka. Dari Al-Quran
ini memancarlah sinar kebenaran, seperti firman Alloh yang berbunyi :
“Yang tidak datang kepadanya (Al-Quran) kebatilan, baik dari depan maupun dari
belakangnya...” (QS. Fushilat: 42)
B.5 Istifadah Ayat
Yang di maksud dengan bukti nyata adalah Nabi Muhammad SAW yang
merupakan nabi terakhir . Nabi Muhammad datang dengan membawa kebenaran
dan membawa kitab yang suci yaitu Al-Quran. Al-Quran merupakan salah satu
bukti kenabian Muhammad. Namun Al-Quran tidak menjadi bukti yang cukup
bagi mereka. Suatu hari, beliau ditantang orang-orang kafir untuk memberikan
bukti-bukti kenabiannya. “Ya Muhammad, kami tidak akan percaya kepadamu
dan kepada apapun yang engkau sampaikan, sebelum engkau bisa memancarkan
air dari bumi”.
Yang lain menantang lagi “atau di rumahmu ada sebuah kebun kurma dan
anggur yang di tengah-tengahnya mengalir sungai yang gemercik airnya”.
35
Ada lagi yang meminta agar rasululloh meruntuhkan langit, seperti kiamat
datang.
Mereka juga meminta bukti kenabiannya, yaitu supaya muhammad
merubah bahan bangunan rumahnya dari emas murni. Sebagian lagi meminta
buku mu‟jizat, supaya Nabi Muhammad naik ke langit dan pulangnya membawa
setumpuk surat dari tuhan yang ditujukan kepada masing-masing pemuka Quraisy
dan masih banyak lagi tantangan-tantangan mereka seperti yang lebih gila lagi,
meminta supaya Muhammad bisa mendatangkan Alloh dan malaikat-malaikatnya
berhadapan.
Itulah permintaan mereka yang aneh-aneh yang tidak mungkin dilakukan
oleh manusia siapapun juga. Dan oleh Alloh potret-potret bopeng semacam itu
sengaja diberitakan kembali di dalam Al-Quran diberbagai surat dan tempat.
C. Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat 3.
C.1 Tafsir Perkata (Al-Mufradat)
Kata ( ) kutub terambil dari kata ( ) kataba yang antara lain bermakna
menetapkan seperti dalam firman-Nya: ( ) kutiba „alaikumu ash-
shiyam/diwajibkan atas kamu berpuasa (QS. Al-Baqoroh:183). Dari sini, ada
yang memahami kata tersebut di sini dalam arti kitab-kitab yang diturunkan
kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, yakni bahwa Al-Quran
membenarkan kitab-kitab suci yang lalu sebelum diubah oleh manusia dan di
dalam Al-Quran terdapat sebagian dari kandungan kitab-kitab itu. Kata kitab
digunakan juga dalam arti kelompok bahasan tertentu, seperti misalnya yang
dikenal dalam buku-buku hukum islam, kitab At-thaharah, atau kitab Az-Zakat,
36
dan lain-lain, yakni satu kelompok bahasan yang berdiri sendiri. Makna ini
mengantar sementara ulama memahami kutubun qayyimah dalam arti bagian-
bagian tertentu, yakni surah-surah Al-Quran.
Kata ( ) qayyimah terambil dari kata ( ) qawwama yang berarti
berdiri tegak lurus. Kata tersebut digunakan dalam berbagai makna namun
kesimpulan maknanya adalah sempurna memenuhi semua kriteria yang
diperlukan. Al-Quran Al-Karim, demikian juga bagian-bagiannya dari yang
terkecil hingga yang terbesar, merupakan tuntunan yang sangat sempuna, lurus
tidak ada kebengkokan didalamnya. Ini serupa dengan maknanya dengan firman
Alloh:
“Segala puji bagi Alloh yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab (Al-
Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya” (Al-Kahfi: 1)
Yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan kitab suci itu lurus dan
sempurna bukan hanya pada redaksi atau makna-maknanya, tetapi juga tujuan dan
cara turunnya serta siapa yang membawanya turun (malaikat jibril) dan
menerimanya (Nabi Muhammad SAW).
C.2 Tafsir Lughawi (Al-I’rabat)
( ) jar majrur, kedudukannya khobar muqaddam. ( ) mubtada
muakhor. ( ) naat.
37
C.3 Tafsir Ijmali
Al-Quran adalah suatu kebenaran yang asli, yang disebut di dalam kitab-
kitab para nabi terdahulu, seperti kitab Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Ibrahim,
yang telah Alloh firmankan dalam sebuah ayat berikut ini :
“dan sesungguhnya Al-Quran itu benar-benar tersebut dalam kitab-kitab orang
yang terdahulu” (Asy-Syu‟ara: 196)
“Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang terdahulu, (yaitu)
kitab-kitab Ibrahim dan Musa” (Al-A‟la: 18-19)
Ada kemungkinan, yang dimaksud dengan Al-Kitab disini adalah surat-
surat dan ayat-ayat Al-Quran. Sebab, pada setiap surat Al-Quran, adalah
menunjukan kitab yang lurus, atau kalamullah yang mengandung hukum-hukum
syari‟at. Dengan hukum tersebut dapat dibedakan antara kebenaran dan kebatilan,
sebagaimana difirmankan Allah di dalam ayat berikut ini :
“Segala puji bagi Alloh yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab (Al-
Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan (penyelewengan) di dalamnya,
sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat
pedih dari sisi Alloh, dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang
beriman ...” (Al-Kahfi: 1-2)
C.4 Istifadah
Al-Quran merupakan salah satu mu‟jizat Nabi Muhammad SAW. Di
dalamnya terdapat perintah dan larangan, peringatan dan kabar gembira, kisah
38
zaman dahulu, dan lain-lain. Al-Quran merupakan kitab yang benar dan
membenarkan kitab-kitab yang lain.
3 golongan manusia dalam menghadapi Al-Quran:
1. Golongan orang mu‟min
“Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah
diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu,
serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.” (QS. Al-Baqarah:4)
2. Golongan orang kafir
“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri
peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman.”
(QS.Al-Baqarah:6-7)
3. Golongan orang munafik
“Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal
mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam
hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi
mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS.Al-Baqarah:
39
D. Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat 4
D.1 Munasabah Ayat Sebelum dan Sesudahnya
Ayat yang lalu menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak
akan meninggalkan kepercayaan mereka sampai datangnya nabi yang dijanjikan
oleh kitab suci mereka atau perlunya Allah mengutus nabi yang menurunkan kitab
suci agar manusia dapat terhindar dan meninggalkan kesesatan mereka. Ayat 4 ini
menjelaskan kenyataan dalam masyarakat yakni: Dan tidaklah berpecah belah
Ahl Al-Kitab, yakni Orang-orang Yahudi dan Nasrani itu,dalam kesepakatan
mereka untuk mendukung nabi yang diutus Alloh melainkan sesudah datang
kepada mereka bukti yang nyata yakni setelah datangnya rasul yang diutus itu,
dalam hal ini adalah Nabi Muhammad SAW. Perselisihan tersebut terbukti
dengan adanya diantara mereka yang beriman dan ada juga yang menolak.
(Quraish Shihab, 2001, 517)
D.2 Tafsir Perkata (Al-Mufradat)
(Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang
didatangkan Al-Kitab) kepada mereka sehubungan dengan masalah iman kepada
Nabi Muhammad saw. (melainkan sesudah datang kepada
mereka bukti yang nyata) yaitu setelah datang kepada mereka Nabi Muhammad
SAW, atau Al-Quran yang dibawa olehnya sebagai mukjizat baginya. Sebelum
kedatangan Nabi Muhammad SAW mereka adalah orang-orang yang sepakat
untuk beriman kepadanya Nabi Muhammad tetapi setelah Nabi Muhammad SAW
datang kepada mereka, tiba-tiba mereka mengingkarinya, terutama orang-orang
yang dengki dari kalangan mereka.
40
D.3 Tafsir Lughawi (Al-I’rabat)
( ) huruf athof. ( ) huruf nafi. ( ) fiil madhi mabni atas fathah. ( )
fail. ( ) fiil madhi yang mabni dengan dommah muqaddarah dengan membuang
huruf nun. ( ) maf‟ul bih. ( ) huruf ististna. ( ) huruf jar. ( ) majrur dengan
huruf . ( ) huruf masdariyah. ( ) fiil madhi denga ta ta‟nis dan kedudukan
menjadi maf‟ul bih. ( ) maf‟ul bih.
D.4 Tafsir Ijmali
Menurut Aam Amirudin dalam Tafsir Kontemporernya dikatakan bahwa
ayat ini menegaskan bahwa kafir ahli kitab dan musyrik terbelah menjadi dua
golongan setelah kehadiran Nabi SAW. Ada ahli kitab dan musyrik yang menjadi
pengikut Nabi SAW adapula yang memusuhi Islam. Mereka yang masuk islam
mengamalkan ajaran-ajaran islam dengan tekun dan istiqomah. Hal ini dijelaskan
dalam ayat berikut:
“Mereka itu tidak sama, diantara ahli kitab itu ada golongan yang berlaku lurus ,
mereka membaca ayat-ayat Alloh pada beberapa waktu di malam hari, sedang
mereka juga bersujud” (QS. Ali-Imran: 113)
Mereka yang memusuhi Islam mencurahkan seluruh tenaga dan pikirannya
untuk membungkam ajaran Rasulullah SAW. Mereka halalkan segala cara untuk
memurtadkan orang-orang Islam. Sikap mereka dijelaskan dalam ayat berikut:
41
“ Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu
mengikuti agama mereka. Katakanlah, “sesungguhnya petunjuk Alloh itulah
petunjuk yang benar. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka
setelah pengetahuan datang kepadamu, Alloh tidak lagi menjadi pelindung dan
penolong bagimu” (QS. Al-Baqarah: 120)
D.5 Istifadah Ayat
Ahli Kitab dan Orang Musyrik tidak berpecah-belah melainkan setelah
kedatangan Nabi Muhammad SAW. Padahal telah disebutkan dalam kitab mereka
mengenai kedatangan nabi terakhir. Sebenarnya mereka beriman kepada Alloh,
percaya adanya nabi dan rosul, walaupun keimanan mereka belum benar karena
terdapat musyrik dan bid‟ah.
42
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Akhirnya pembahasan dari awal sampaiakhir telah selesai. Untuk lebih
jelas, maka penulis mencoba melengkapi pembahasan ini dengan kesimpulan
sebagai berikut:
1. Orang kafir adalah mereka yang menolak, menentang, mendustakan,
mengingkari, dan anti kebenaran. Seseorang disebut kafir apabila
melihat sinar kebenaran, ia akan memejamkan matanya. Apabila
mendengar ajakan kebenaran, ia menutupi telinganya. Ia tidak mau
mempertimbangkan dalil apapun yang disampaikan padanya dan tidak
bersedia tunduk pada sebuah argumen meski telah mengusik
nuraninya.Secara garis besar, Orang kafir terbagi atas dua kelompok,
yaitu kafir ahli kitab dan kafir musyrik. Ahli kitab adalah komunitas
kafir yang meyakini kitab Injil dan Taurat tetapi tidak mengimani Al-
Quran, karenanya mereka suka disebut Nasrani (Kristen) dan Yahudi.
Sedangkan musyrik adalah komunitas kafir yang tidak mengimani
Injil, Taurat ataupun Al-Quran, misalnya yang beragama Hindu,
Budha, atau Konghucu. Ahli Kitab merupakan sebutan bagi orang
Yahudi dan Nasrani. Disebut Ahli Kitab karena mereka pernah
menerima kitab suci. Sebutan Ahli Kitab ini merupakan penghormatan
terhadap mereka.
43
2. Sikap Nabi Muhammad dalam menghadapi orang kafir saat itu adalah:
Pertama,Rasulullah saw bersikap baik terhadap kaum kafir quraisy
pada awal islam disebabkan karena mereka “ tidak tahu.
Kedua,Rasulullah mendadak mengajak islam, tentu hal tersebut
wajar sulit diterima terlebih-lebih jauh dari ajaran mereka.
Ketiga,Ketika masyarakat Madinah islam sudah terbentuk, sikap
nabi sudah berbeda. Nabi bersikap keras terhadap orang yang menghina
agama beliau, dan terhadap para penghina beliau, halal darahnya.
Keempat, sudah tidak wajar lagi jika penduduk madinah terkejut
ataupun mendadak mengetahui islam karena saat masyarakat madinah
terbentuk tentunya telah banyak yang memeluk islam.
Kelima, sungguh keterlaluan orang-orang yang menghina Nabi
saw, jika mereka tidak mengakui islam sebaiknya mereka jangan
mengejek islam dan rasulnya. Seharusnya mereka mempunyai sedikit
sifat toleransi.
Keenam, melawan mereka.
Keadaan umat manusia sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW
berada dalam kesesatan. Mereka menyembah berhala yang jelas-jelas
diperangi Nabi Ibrahim. Mereka pun menjadikan Nabi Isa sebagai anak
tuhan. Setelah diutusnya Nabi Muhammad, kesesatan mereka semakin
44
bertambah, namun ada sebagian mereka yang menerima ajaran yang
dibawa Nabi Muhammad SAW. Keadaan umat manusia setelah
didatangkan bukti nyata yaitu mereka mengingkari ajaran yang dibawa
Nabi Muhammad SAW .
B. Rekomendasi
1. Kepada lembaga hendaknnya melengkapi buku-buku mengenai sejarah,
kitab-kitab, dan buku-buku mengenai perkembangan zaman agar bacaan
santri lebih beragam lagi.
2. Kepada adik kelas diharapkan untuk kedepannya lebih banyak membaca
buku agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
45
DAFTAR PUSTAKA
Abu „Ubayah, Syekh Muhammad Fahim. (1998). Mu‟jam I‟rab Alfadzh Al-
Qur‟an Alkarim (Cetakan kelima). Beirut Libanon: Maktab Libnan
Nasyirin
Al- Maraghi, Ahmad Musthafa. (2001). Tafsir Al- Maraghiy (Jilid Sepuluh).
Beirut Libanon: Darul Fikri.
Al- Maraghi, Ahmad Musthafa. (1993). Terjemah Tafsir Al- Maraghi 30.
Semarang: PT. Karya Putra Toha.
At- Thabariy, Abi Ja‟far Muhammad bin Jarir. (1927). Jami‟ul Bayan Fi Tafsiril
Qur‟an (Jilid 12). Beirut Libanon: Darul Ma‟rifah..
Ibnu Katsir, Al- hafizh Imaduddin Abu Alfida Isma‟il. (1988). Tafsir Al- Qur‟an
Al- „Adzhim (Juz Empat). Beirut Libanon: Dar Alma‟rifah.
Ibnu Katsir, Al- hafizh Imaduddin Abu Alfida Isma‟il. (2007). Tafsir Juz „Amma
(Cetakan 11). Jakarta: Pustaka Azzam.
Qodir, Jum‟ah „Ali Abdul. (2007). Nadzroh Jadidah fi Tafsir Al- Maudlu‟i Juz 2.
Mesir: Dar Alkitab.
Shihab, M. Quraish. (2010). Tafsir Al- Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-
Qur‟an (Volume 15). Jakarta: Lentera Hati.
Usep. (2011). Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Makalah atau Paper.
Garut: Tidak diterbitkan.
Departemen Agama (2009).Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: PT.Sygma
Examedia Arkanleema (Syamil).
Hamka, Prof.Dr.(2002). Tafsir Al-Azhar. Bandung: Mizan
Munawwir, A.Warson.(2002). Kamus Al-Munawwir:Arab Indonesia terlengkap.
Surabaya: Pustaka Progresif.
Zuhaily.(2005).Tafsir Al-Munir.
Quthb, Sayyid.(2004).Tafsir Fi Zhilalil Quran.Jakarta.:Gema Insani.
46

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Affif koleksi soal lct pai
Affif koleksi soal lct paiAffif koleksi soal lct pai
Affif koleksi soal lct paiSejahtera Affif
 
Kumpulan soal-pend-agama-islam
Kumpulan soal-pend-agama-islamKumpulan soal-pend-agama-islam
Kumpulan soal-pend-agama-islamghozali27
 
Soal dta miftahul hidayah
Soal dta miftahul hidayahSoal dta miftahul hidayah
Soal dta miftahul hidayahMonyet Edan
 
Soal ganjil kelas 1
Soal ganjil kelas 1Soal ganjil kelas 1
Soal ganjil kelas 1Siti Sumiati
 
Soal cerdas cermat
Soal cerdas cermatSoal cerdas cermat
Soal cerdas cermatdzakyalfal12
 
REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIALREALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIALBaha Uddinnor
 
Soal uts kls 9 s1
Soal uts kls 9 s1Soal uts kls 9 s1
Soal uts kls 9 s1umi_rosidah
 
Soal semester 2 klas 10 al qur'an hadits
Soal semester 2 klas 10 al qur'an haditsSoal semester 2 klas 10 al qur'an hadits
Soal semester 2 klas 10 al qur'an haditsAbdullah Al-Hilaly
 
Soal uas kelas xi
Soal uas kelas xiSoal uas kelas xi
Soal uas kelas xi031296
 

La actualidad más candente (14)

Soal ukk btq
Soal ukk btqSoal ukk btq
Soal ukk btq
 
Affif koleksi soal lct pai
Affif koleksi soal lct paiAffif koleksi soal lct pai
Affif koleksi soal lct pai
 
Soal bta kls 8
Soal bta kls 8Soal bta kls 8
Soal bta kls 8
 
Kumpulan soal-pend-agama-islam
Kumpulan soal-pend-agama-islamKumpulan soal-pend-agama-islam
Kumpulan soal-pend-agama-islam
 
Soal dta miftahul hidayah
Soal dta miftahul hidayahSoal dta miftahul hidayah
Soal dta miftahul hidayah
 
Soal ganjil kelas 1
Soal ganjil kelas 1Soal ganjil kelas 1
Soal ganjil kelas 1
 
Soal cerdas cermat
Soal cerdas cermatSoal cerdas cermat
Soal cerdas cermat
 
REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIALREALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
REALISASI IMAN DALAM KEHIDUPAN SOSIAL
 
Soal uts kls 9 s1
Soal uts kls 9 s1Soal uts kls 9 s1
Soal uts kls 9 s1
 
Soal semester 2 klas 10 al qur'an hadits
Soal semester 2 klas 10 al qur'an haditsSoal semester 2 klas 10 al qur'an hadits
Soal semester 2 klas 10 al qur'an hadits
 
Soal uas agama SD
Soal uas agama SDSoal uas agama SD
Soal uas agama SD
 
Uas agama islam
Uas agama islamUas agama islam
Uas agama islam
 
Soal semester 1 & 2
Soal  semester 1 & 2Soal  semester 1 & 2
Soal semester 1 & 2
 
Soal uas kelas xi
Soal uas kelas xiSoal uas kelas xi
Soal uas kelas xi
 

Similar a Studi tafsir q.s al bayyinah ayat 1-4

Ringkasanhadistshahihimambukhari 130823110717-phpapp01
Ringkasanhadistshahihimambukhari 130823110717-phpapp01Ringkasanhadistshahihimambukhari 130823110717-phpapp01
Ringkasanhadistshahihimambukhari 130823110717-phpapp01Ukat Hidayat
 
Ebook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhari
Ebook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhariEbook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhari
Ebook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhariAGK_masoem
 
Ebook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhari
Ebook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhariEbook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhari
Ebook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhariSutan Müdô
 
Hadits Shahih Imam Bukhari
Hadits Shahih Imam BukhariHadits Shahih Imam Bukhari
Hadits Shahih Imam BukhariAnggit T A W
 
Ebook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhari
Ebook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhariEbook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhari
Ebook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukharismrtitin66
 
al jami'us shoghir
al jami'us shoghiral jami'us shoghir
al jami'us shoghirDefi Aisyah
 
Ringkasan hadist shahih Muslim
Ringkasan hadist shahih MuslimRingkasan hadist shahih Muslim
Ringkasan hadist shahih MuslimFppi Unila
 
! La tahzan dr. aidh al-qarni
! La tahzan   dr. aidh al-qarni! La tahzan   dr. aidh al-qarni
! La tahzan dr. aidh al-qarniNano Nani
 
BUKU SAKU DAKWAH SEKOLAH
BUKU SAKU DAKWAH SEKOLAHBUKU SAKU DAKWAH SEKOLAH
BUKU SAKU DAKWAH SEKOLAHandri zulfikar
 
SKRIPSI Bella Elpira.pdf
SKRIPSI Bella Elpira.pdfSKRIPSI Bella Elpira.pdf
SKRIPSI Bella Elpira.pdfehzadeArrzi
 
BAWALAH HATIKU BERSAMA CINTA [4]
BAWALAH HATIKU BERSAMA CINTA [4]BAWALAH HATIKU BERSAMA CINTA [4]
BAWALAH HATIKU BERSAMA CINTA [4]andri zulfikar
 
makalah aik Perkembangan Metodologi Pemikiran Islam dan Maanhaz Tarjih
makalah aik Perkembangan Metodologi Pemikiran Islam dan Maanhaz Tarjihmakalah aik Perkembangan Metodologi Pemikiran Islam dan Maanhaz Tarjih
makalah aik Perkembangan Metodologi Pemikiran Islam dan Maanhaz Tarjihplesdis
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantarplesdis
 
HADIS TENTANG ADZAN DITINJAU DARI SEGI SEJARA; KAJIAN ADZAN SUBUH DAN JUMAT D...
HADIS TENTANG ADZAN DITINJAU DARI SEGI SEJARA; KAJIAN ADZAN SUBUH DAN JUMAT D...HADIS TENTANG ADZAN DITINJAU DARI SEGI SEJARA; KAJIAN ADZAN SUBUH DAN JUMAT D...
HADIS TENTANG ADZAN DITINJAU DARI SEGI SEJARA; KAJIAN ADZAN SUBUH DAN JUMAT D...Hasaniahmadsaid
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. ”I” DENGAN BAYI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. ”I” DENGAN BAYI...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. ”I” DENGAN BAYI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. ”I” DENGAN BAYI...Warnet Raha
 
Sm4007 analisis pengaruh kualitas pelayanan
Sm4007 analisis pengaruh kualitas pelayananSm4007 analisis pengaruh kualitas pelayanan
Sm4007 analisis pengaruh kualitas pelayananMu'ah Masram
 

Similar a Studi tafsir q.s al bayyinah ayat 1-4 (20)

Ringkasanhadistshahihimambukhari 130823110717-phpapp01
Ringkasanhadistshahihimambukhari 130823110717-phpapp01Ringkasanhadistshahihimambukhari 130823110717-phpapp01
Ringkasanhadistshahihimambukhari 130823110717-phpapp01
 
Ebook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhari
Ebook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhariEbook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhari
Ebook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhari
 
Ebook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhari
Ebook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhariEbook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhari
Ebook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhari
 
Hadits Shahih Imam Bukhari
Hadits Shahih Imam BukhariHadits Shahih Imam Bukhari
Hadits Shahih Imam Bukhari
 
Ebook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhari
Ebook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhariEbook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhari
Ebook ringkasan-kitab-hadist-shahih-imam-bukhari
 
al jami'us shoghir
al jami'us shoghiral jami'us shoghir
al jami'us shoghir
 
Ringkasan hadist shahih Muslim
Ringkasan hadist shahih MuslimRingkasan hadist shahih Muslim
Ringkasan hadist shahih Muslim
 
! La tahzan dr. aidh al-qarni
! La tahzan   dr. aidh al-qarni! La tahzan   dr. aidh al-qarni
! La tahzan dr. aidh al-qarni
 
pembuatan yogurt
pembuatan yogurtpembuatan yogurt
pembuatan yogurt
 
Fix wasbang
Fix wasbangFix wasbang
Fix wasbang
 
BUKU SAKU DAKWAH SEKOLAH
BUKU SAKU DAKWAH SEKOLAHBUKU SAKU DAKWAH SEKOLAH
BUKU SAKU DAKWAH SEKOLAH
 
SKRIPSI Bella Elpira.pdf
SKRIPSI Bella Elpira.pdfSKRIPSI Bella Elpira.pdf
SKRIPSI Bella Elpira.pdf
 
BAWALAH HATIKU BERSAMA CINTA [4]
BAWALAH HATIKU BERSAMA CINTA [4]BAWALAH HATIKU BERSAMA CINTA [4]
BAWALAH HATIKU BERSAMA CINTA [4]
 
makalah aik Perkembangan Metodologi Pemikiran Islam dan Maanhaz Tarjih
makalah aik Perkembangan Metodologi Pemikiran Islam dan Maanhaz Tarjihmakalah aik Perkembangan Metodologi Pemikiran Islam dan Maanhaz Tarjih
makalah aik Perkembangan Metodologi Pemikiran Islam dan Maanhaz Tarjih
 
Kata pengantar
Kata pengantarKata pengantar
Kata pengantar
 
Makalah Qurdits
Makalah QurditsMakalah Qurdits
Makalah Qurdits
 
HADIS TENTANG ADZAN DITINJAU DARI SEGI SEJARA; KAJIAN ADZAN SUBUH DAN JUMAT D...
HADIS TENTANG ADZAN DITINJAU DARI SEGI SEJARA; KAJIAN ADZAN SUBUH DAN JUMAT D...HADIS TENTANG ADZAN DITINJAU DARI SEGI SEJARA; KAJIAN ADZAN SUBUH DAN JUMAT D...
HADIS TENTANG ADZAN DITINJAU DARI SEGI SEJARA; KAJIAN ADZAN SUBUH DAN JUMAT D...
 
SP19030.pdf
SP19030.pdfSP19030.pdf
SP19030.pdf
 
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. ”I” DENGAN BAYI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. ”I” DENGAN BAYI...MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. ”I” DENGAN BAYI...
MANAJEMEN DAN PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN PADA BAYI NY. ”I” DENGAN BAYI...
 
Sm4007 analisis pengaruh kualitas pelayanan
Sm4007 analisis pengaruh kualitas pelayananSm4007 analisis pengaruh kualitas pelayanan
Sm4007 analisis pengaruh kualitas pelayanan
 

Studi tafsir q.s al bayyinah ayat 1-4

  • 1. i KATA PENGANTAR Segala puji hanya milik Alloh SWT, tuhan yang mengurus mahluk-Nya yang ada di langit dan di bumi. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Alloh dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah utusan Alloh. Sudah seharusnya penulis berucap syukur kepada Alloh SWT karena atas karunia dan kasih sayang- Nya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Salawat serta salam senantiasa tercurah kepada Nabi Muhammad SAW . Tak lupa kepada keluarganya, sahabatnya, thabi‟in dan thabi‟atnya serta sampai kepada kita selaku umat yang selalu mengikuti ajarannya. Dalam penulisan karya ilmiah ini mungkin masih banyak kekurangan. Namun ini yang mampu penulis hasilkan. Dalam penulisan ini dirasa berat namun dengan dorongan yang kuat, semangat dan kerja keras serta izin Alloh SWT pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan karya ilmiah ini. Tak lupa penulis ucapkan terimakasih kepada orang-orang yang telah banyak memberikan dukungan dan motivasi kepada penulis, mereka adalah : 1. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah banyak berkorban dan tak lelah membimbing putrinya dalam segala urusan . “eni sayang kalian. Semoga kalian semakin sayang dan disayang Alloh SWT” 2. Al-Ustadz K.H Aceng Zakaria selaku Mudir „Am Pesantren Persatuan Islam 99 Rancabango yang telah memberikan ilmu yang sangat bermanfaat.
  • 2. ii 3. Al-Ustadz Lutfi Lukman Hakim,Lc selaku Mudir Muallimin Pesantren Persatuan Islam 99 Rancabango. 4. Al-Ustadz Alamsyah dan Al-Ustadz Urip Hidayat selaku pembimbing yang telah membimbing penulis dan teman-teman sehingga menambah pengetahuan kami. 5. Al-Ustadz Amal Suwargana, S.pd selaku biro paper yang telah membimbing penulis dan teman-teman. 6. Al-Ustadz Jajang Yusuf selaku wali kelas 3a IPA. Semoga apa yang beliau berikan kepada kami menjadi amalan shaleh, amin . 7. Bu Lepi dan Bu Eneng selaku guru IPA yang telah sabar membimbing dan mengajarkan banyak hal kepada kami “terima kasih bu, semoga Alloh membalas kebaikan kalian, amin” 8. Seluruh asatidz yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu. Ilmu yang kalian berikan sangat bermanfaat bagi penulis. 9. Hikaru 19, Banyak pelajaran yang bisa saya ambil dari kalian. 10. Adikku tersayang, Falah yang selalu menjadi penghibur bagi penulis.”Eni sayang Falah” 11. Sahabatku Abah Askur yang telah membantu dalam proses penulisan dan membagi ilmunya kepada penulis. 12. Adik-adikku Silva, Amel Amalia, Jovinny dengan canda tawa kalian menjadi kebahagiaan bagiku. 13. Teteh Olive yang tak bosan-bosannya mendengarkan keluh kesah ku serta selalu memberikan semangat . “Hatur nuhun teteh”
  • 3. iii 14. Teruntuk dia yang selalu menjadi inspirasi, memberi motivasi dan semangat kepada penulis. “my world is full with u” Tiada kata yang terucap melainkan maaf yang sebesar-besarnya atas segala kekhilafan. Pada akhirnya penulis berserah diri kepada Alloh yang Maha Adil. Rabbana laa tuzigh qulubana ba‟da idz hadaitana wa hablana min ladunka rahmah innaka antal wahhab. Garut, 21 Mei 2012 Dini Novia Lestari
  • 4. iv DAFTAR ISI KATA PENGANTAR ............................................................................................. i DAFTAR ISI.......................................................................................................... iv BAB I PENDAHULUAN....................................................................................... 1 A. Latar Belakang Masalah........................................................................... 1 B. Perumusan Masalah.................................................................................. 4 C. Tujuan Penulis.......................................................................................... 4 D. Manfaat Penulisan .................................................................................... 5 E. Metode dan Teknik Penulisan .................................................................. 5 F. Sistematika Penulisan .................................................................................. 6 BAB IISTUDI ATAS QURAN SURAT AL-BAYYINAH ................................... 7 A. Karakteristik Surat.................................................................................... 7 A.1 Asal Usul Penamaan Surat....................................................................... 7 A.2 Jumlah Ayat, Kata dan Huruf................................................................... 8 A.3 Kandungan Surat...................................................................................... 8 A.4 Munasabah antara Surat sebelum dan sesudahnya................................... 9 A.5 Keutamaan Surat .................................................................................... 11 B. Pendapat Para Ahli Tafsir Tentang Surat ............................................... 20
  • 5. v B.1 Pendapat Imam Ibnu Katsir Al-Damsyiqi.............................................. 20 B.2 Pendapat Imam Musthafa Al-Maraghiy................................................. 20 B.3 Pendapat Imam Wahbah Zuhailiy .......................................................... 22 B.4 Pendapat Imam Ath-Thabariy ................................................................ 23 BAB IIISTUDI TAFSIR QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4 .......... 24 A. Tafsir surat Al-Bayyinah Ayat 1 ............................................................ 24 A.1 Tafsir Perkata (Al-Mufradat).................................................................. 24 A.2 Tafsir Lughawi (Al-I‟rabat) ................................................................... 24 A.3 Tafsir Ijmali............................................................................................ 25 A.4 Istifadah Ayat......................................................................................... 32 B. Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat 2............................................................ 33 B.1 Munasabah Ayat Sebelum dan Sesudahnya........................................... 33 B.2 tafsir Perkata (Al-Mufradat) ................................................................... 33 B.3 Tafsir Lughawi (Al-I‟rabat) ................................................................... 33 B.4 Tafsir Ijmali............................................................................................ 34 B.5 Istifadah Ayat...................................................................................... 34 C. Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat 3............................................................ 35 C.1 Tafsir Perkata (Al-Mufradat).................................................................. 35 C.2 Tafsir Lughawi (Al-I‟rabat) ................................................................... 36 C.3 Tafsir Ijmali............................................................................................ 37
  • 6. vi C.4 Istifadah.................................................................................................. 37 D. Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat 4 ................................................................. 39 D.1 Munasabah Ayat Sebelum dan Sesudahnya........................................... 39 D.2 Tafsir Perkata (Al-Mufradat).................................................................. 39 D.3 Tafsir Lughawi (Al-I‟rabat) ................................................................... 40 D.4 Tafsir Ijmali............................................................................................ 40 D.5 Istifadah Ayat ..................................................................................... 41 BAB IVPENUTUP ............................................................................................... 42 A. Kesimpulan............................................................................................. 42 B. Rekomendasi .......................................................................................... 44 DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 45
  • 7. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nabi Muhammad merupakan nabi terakhir setelah Nabi Isa yang membawa kitab injil. Sedangkan Nabi Muhammad datang dengan membawa Al- Quran. “Al-Quran diturunkan Allah SWT untuk menjadi bukti kerosulan Muhammad SAW terutama bagi orang yang menentang, mencela dan tidak percaya terhadap dakwah dan ajaran yang dibawa olehnya.” (Taufik Nandang F, 2010:1) Di kalangan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) maupun orang musyrik ada yang menerima dan ada juga yang menolak ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad. Dari Kaum Yahudi, mereka mengingkari Nabi Isa, namun di dalam kitab mereka terdapat keterangan yang menyatakan bahwa akan datangnya seorang nabi. Sedangkan kaum Nasrani, mereka mengimani adanya Nabi Adam sampai Nabi Isa. Hingga pada kitab yang sudah dirubah sekarang masih terdapat ayat yang mengkhabarkan adanya nabi terakhir. Sehingga mereka mempercayai adanya Alloh walaupun dalam hal ini terdapat kesalahan, yaitu terdapat bid‟ah dan kemusyrikan. Seperti menyembah anak sapi. Selain itu, mereka juga cinta dunia sehingga mereka enggan mati. Padahal merekalah yang beranggapan bahwa mereka yang akan masuk surga. Seharusnya mereka tidak usah takut mati kalau
  • 8. 2 mereka beranggapan seperti itu. Allah SWT telah berfirman dalam QS. Al- Baqoroh:94-96: ( ( ( “Katakanlah, “Jika negri akhirat di sisi Allah, khusus untukmu saja bukan untuk orang lain, maka mintalah kematian jika kamu orang yang benar.” Tetapi mereka tidak menginginkan kematian itu sama sekali karena dosa-dosa yang telah dilakukan tangan-tangan mereka. Dan Alloh Maha Mengetahui orang-orang yang dzalim. Dan sungguh engkau (Muhammad)akan mendapati mereka (orang-orang Yahudi), manusia yang tamak akan kehidupan (dunia), bahkan lebih tamak dari orang-orang Musyrik. Masing-masing dari mereka ingin diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu tidak dapat menjauhkan mereka dari azab. Dan Alloh Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.”(Depag, 2006:15) Sebelum Nabi Muhammad diutus, kaum Yahudi dan Nasrani pada saat itu benar-benar berada pada puncak kesesatan karena mereka berani mengubah isi kitab suci Injil dan Taurat dengan ajaran-ajaran yang menyesatkan. Begitu juga kaum musyrik, mereka telah berani memasukan faham-faham sesat terhadap ajaran-ajaran yang dibawa oleh Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail.” (Aam Amirudin, 2003: 220) Ahli kitab di bagi menjadi 2 golongan, yaitu Ahli kitab yang beriman dan Ahli kitab yang ingkar. Ahli kitab yang beriman, mereka berkata seperti dalam firman Allah dalam Al-Qosos: 53: ...
  • 9. 3 “...Sesungguhnya (Al-Quran) itu adalah suatu kebenaran dari tuhan kami, sungguh sebelumnya kami adalah orang-orang muslim” (Depag, 2006: 392) Sedangkan mereka yang ingkar tetap dalam kesesatan mereka hingga kematian mereka.Firman Alloh dalam QS. Al-mu‟minun: 99-100 : “(Demikian keadaan orang-orang kafir itu) hingga apabila datang kepada seseorang dari mereka, dia berkata, “ Ya tuhanku, kembalikan aku (ke dunia). Agar aku dapat berbuat kebajikanyang telah aku tinggalkan. “Sekali-kali tidak! Sesungguhnya itu adalah dalih yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada barzakh sampai pada hari di bangkitkan.” (Depag, 2006:348) Penyesalan mereka itu hanya sebatas ucapan saja setelah datang kepada mereka, mereka tidak mengetahui bahwa hidup di dunia itu hanya sebentar. Akan ada kehidupan yang kekal setelah itu. Allah menciptakan mahluk bukan tanpa maksud. Kemudian Alloh akan mengembalikan mahluk kepada-Nya. Maka orang- orang kafir itu sangat rugi karena mereka menyekutukan Allah. Sebenarnya ahli kitab itu mengakui kebenaran Al-Quran, tetapi mereka mengingkari. Hal itu dikarenakan mereka mengikuti hawa nafsu mereka. Mereka ingin menyesatkan kaum muslimin, padahal merekalah yang telah sesat. Mereka juga mengharapkan kehadiran Nabi Muhammad sebelum datangnya Al-Quran. Sifat-sifat Nabi Muhammad juga disebutkan dalam kitab-kitab mereka. Sebagaimana dalam firman-Nya dalam QS. Al-Baqarah: 89:
  • 10. 4 “Dan setelah datang kepada mereka Al-Quran dari Allah yang membenarkan yang ada pada mereka, padahal sebelumya mereka biasa memohon (kedatangan nabi) untuk mendapat kemenangan atas orang-orang kafir, maka setelah datang kepada mereka apa yang telah mereka ketehui, mereka lalu ingkar kepadanya. Maka laknat Allah-lah atas orang-orang yang inkar itu.(Depag, 2006:14) Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis akan membahas paper berjudul “STUDI TAFSIR Q.S AL-BAYYINAH: 1-4” supaya menjadi tambahan pengetahuan mengenai Orang Kafir dan Musyrik, khususnya di zaman sekarang. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, penulis akan merumuskan beberapa hal yang perlu dijelaskan. Adapun permasalahan yang akan dibahas dirumuskan sebagai berikut: 1. Faktor apa sajakah yang menyebabkan Ahli Kitab dan Orang Musyrik tidak mau meninggalkan agama mereka? 2. Bagaimana sikap Nabi Muhammad dalam menghadapi Ahli Kitab dan Orang Musyrik? 3. Bagaimana keadaan Ahli Kitab dan Orang Musyrik sebelum dan sesudah didatangkan bukti nyata kepada mereka? C. Tujuan Penulis Adapun tujuan untuk membahas masalah ini antara lain: 1. Untuk mengetahui faktor Ahli Kitab dan Orang Musyrik tidak mau meninggalkan agama mereka. 2. Untuk mengetahi sikap Nabi Muhammad terhadap Ahli Kitab dan Orang Musyrik.
  • 11. 5 Untuk mengetahui keadaan Ahli Kitab dan Orang Musyrik sebelum dan sesudah didatangkan bukti nyata kepada mereka D. Manfaat Penulisan Adapun dalam penulisan karya tulis ini diharapka dapat memberi manfaat kepada : 1. Penulis : penulisan karya ilmiah ini diharapkan menjadi pengalaman baru bagi penulis dan dapat menambah wawasan bagi penulis dan memacu untuk memperdalam isi kandungan Al-Quran. 2. Pembaca: Penulisan karya ilmiah ini diharapkan menjadi bacaan yang bermanfaat bagi seluruh pembaca. E. Metode dan Teknik Penulisan Untuk memperoleh informasi yang akan dibahas, metode yang dilakukan adalah metode Historis , yaitu “Metode yang merekonstruksi kejadian-kejadian pada masa lalu, secara sistematis dan objektif dengan cara mengumpulkan data- data sehingga dapat ditetapkan fakta-fakta yang pada akhirnya dapat diinterprestasikan atau ditafsirkan” (Usep, 2011:19) Teknik penulisan yang dipakai adalah teknik studi kepustakaan, yaitu “Pengumpulan keterangan-keterangan dan berbagai literatur sebagai bahan perbandingan atau acuan yang relevan dengan peristiwa yang dikaji” (Usep, 2011:20)
  • 12. 6 F. Sistematika Penulisan Untuk mendapatkan gambaran dari apa yang penulis buat, maka penulis membuat sistematika sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN, meliputi: Latar Belakang Masalah, Rumuan Masalah, Tujuan Penelitian, Kegunaan Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan. BAB II STUDI ATAS QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4, meliputi: Karakteristik Surat, Asal Usul Penamaan Surat, Jumlah Ayat, Kata, dan Huruf, Kandunghan Surat. BAB III STUDI TAFSIR QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4 meliputi: Munasabah Antara Surat Sebelum dan Sesudahnya; Pendapat Para Ahli Tafsir Tentang Surat: Pendapat Imam Ibnu Katsir Al-Damsyiqiy, Pendapat Imam Musthafa Al-maraghy, Pendapat Imam Wahbah Zuhaily; Tafsir Surat Al- Bayyinah Ayat: 1, Tafsir Surat Al-Bayyinah:2, Tafsir Surat Al-Bayyinah: 3, Tafsir Surat Al-Bayyinah: 4. BAB IV PENUTUP, meliputi: Kesimpulan, Saran-saran, dan Rekomendasi. DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP
  • 13. 7 BAB II STUDI ATAS QURAN SURAT AL-BAYYINAH A. Karakteristik Surat A.1 Asal Usul Penamaan Surat 1. Penamaan secara Tauqidiyyah Dalam Nadzoh Jadidah (2007:363-364) Penamaan tauqidiyyah ada 2, yaitu: a. Surat Al-Bayyinah Menurut kitab Nadzroh Jadidah (2007:363), penamaan surat Al-Bayyinah ini sudah terkenal dan tertulis di dalam mushaf dan pada sebagian kitab tafsir. Penamaannya dengan nama Al-Bayyinah karena terdapat lafadz Al- Bayyinah pada permulaan ayat : ( ) maksudnya adalah hujjah, yaitu Al-Quran yang diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW. b. Surat Lam Yakunilladziina Kafaruu atau Surat Lam Yakun Dinamakan surat Lam Yakunilladziina Kafaru karena di awal kalimat dibuka dengan kalimat tersebut dan tidak diawali dengan surat yang lainnya dari surat Al-Quran.
  • 14. 8 2. Penamaan menurut Ijtihad Para Ulama Dalam Nadzoh Jadidah (2007:365-367) penamaan surat menurut para ulama ini terdiri dari: a. Surat Al-Qoyyimah b. Surat Al-Bariyyah c. Surat Munfakkin d. Surat Ahli Kitab A.2 Jumlah Ayat, Kata dan Huruf Dalam kitab Nadzrah Jadidah Fi Al-Tafsir Al-Maudhu‟iy (2007:362) jumlah ayat dalam surat Al-Bayyinah terdapat 2 pendapat yaitu 7 ayat menurut ahli basory dan 8 ayat menurut pendapat lainnya. Sedangkan kalimatnya berjumlah 74, dan hurufnya berjumlah 366. A.3 Kandungan Surat Isi dan tujuan surat ini menurut kitab Nadzoh jadidah (2007:362-363) yaitu: 1. Surat Al-Bayyinah (surat lam yakun) termasuk surat madaniyah,yaitu karena menangani perkara pengadilan. Ayat-ayat: a. Posisi ahli kitab dari misi Nabi Muhammad SAW b. Menempatkan ketulusan beribadah kepada Alloh SWT c. Tempat kembali setiap yang bahagia dan celaka adalah di akhirat
  • 15. 9 2. Dimulai surat Al-Bayyinah ini dengan pembicaraan tentang “orang Yahudi dan Nasrani” dan mereka berhenti dari ajakan (dakwah) Rosululloh SAW setelah tampak jelas bagi mereka suatu kebenaran dan bersinar cahayanya. Mereka menunggu dan menyambut diutusnya seorang nabi. Ketika diutusnya seorang rosul terakhir, mereka berdusta, kafir dan menyimpang dari kerosulan Muhammad. 3. Kemudian surat ini membicarakan unsur penting dari iman, yaitu keikhlasan dalam beribadah hanya kepada Alloh yang diperintahkan untuk semua pemeluk agama, tauhid yang dicatat dan dimaksud, pengarahan dalam semua ucapan, perbuatan, dan amal. 4. Sebagaimana yang telah dibicarakan tentang tempat kembali orang-orang yang berbuat kejahatan adalah sejelek-jeleknya tempat kembali untuk orang kafir dari kalangan Ahli Kitab dan orang musyrik dan mereka kekal di dalam neraka jahim dan mengenai tempat kembalinya orang mu‟min adalah sebaik-baiknya tempat kembali dan mereka kekal di dalam surga naim bersama para nabi, para sahabat, syuhada, orang-orang yang shaleh. Itulah balasan atas ketaatan mereka dan keikhlasan mereka terhadap Alloh SAW. A.4 Munasabah antara Surat sebelum dan sesudahnya Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al- Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan
  • 16. 10 agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr. Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh, yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar. Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya. Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti yang sangat jelas. Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura. Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”.
  • 17. 11 A.5 Keutamaan Surat Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al- Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr. Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh, yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar. Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya. Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti yang sangat jelas. Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura. Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena
  • 18. 12 kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”. Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al- Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr. Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh, yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar. Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya. Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti yang sangat jelas. Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura.
  • 19. 13 Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”. Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al- Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr. Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh, yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar. Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya. Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti yang sangat jelas. Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat
  • 20. 14 yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura. Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”. Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al- Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr. Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh, yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar. Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya. Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti yang sangat jelas.
  • 21. 15 Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura. Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”. Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al- Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr. Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh, yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar. Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya. Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti yang sangat jelas.
  • 22. 16 Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura. Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”. Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al- Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr. Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh, yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar. Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya. Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti yang sangat jelas.
  • 23. 17 Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura. Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”. Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al- Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr. Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh, yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar. Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya. Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti yang sangat jelas.
  • 24. 18 Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura. Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”. Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al- Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr. Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh, yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar. Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya. Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti yang sangat jelas.
  • 25. 19 Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura. Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”. Dalam kitab Nadzoh Jadidah (2007:362) dikatakan bahwa dalam Surat Al- Bayyinah dikatakan (lamyakunilladziina kafaruu...) seperti sebab diturunkannya Al-Quran. Sebagaimana dikatakan : Sesungguhnya kami telah menurunkan kepada mereka (Al-Quran) karena orang kafir dan musyrik enggan meninggalkan agama mereka sampai datang kepada mereka seorang rosul yang membawa lembaran yang suci. (Al-Quran). Dengan demikian surat ini terletak mengikuti surat yang lebih dulu, yaitu Surat Al-Qodr. Dalam Kitab Tafsir Al-Misbah (2010:511) dijelaskan bahwa surat yang lalu (Al-Qodr) menjelaskan bahwa ada malam mulia yang dirahasiakan Alloh, yaitu malam Lailatul Al-Qodr, dan bahwa dia berlangsung sampai terbitnya fajar. Pada malam itulah Al-Quran turun. Selanjutnya terlihat dalam kenyataan bahwa ada sementara orang yang enggan menerima petunjuk Al-Quran. Karena itu, awal surat ini menjelaskan siapakah mereka dan apa motivasi mereka. Demikian lebih kurang uraian Al-Biqa‟i yang menghubungkan surat ini dengan surat sebelumnya. Dapat juga dikatakan bahwa surat ini menjelaskan alasan mengapa Alloh SWT menurunkan Al-Quran dan menghadirkan Rosul SAW dengan membawa bukti yang sangat jelas.
  • 26. 20 Dalam kitab terjemahan Al-Maraghiy (1993:366) di katakan, di dalam surah ini, firman Alloh yang berbunyi: Lam yakunilladzina kafaru . . . sampai ayat yang berbunyi zalika liman khasyiya rabbah seperti diturunkanya Al-Qura. Seolah-olah dikatakan, “ Sesungguhnya Kami menurunkan Al-Quran karena kaum kafir masih tetap teguh dengan kekefirannya, hingga rasul membawakan kepada mereka suhuf (kitab suci) untuk dibacakan kepada mereka”. B. Pendapat Para Ahli Tafsir Tentang Surat B.1 Pendapat Imam Ibnu Katsir Al-Damsyiqi Yang dimaksud ahli kitab adalah orang-orang Yahudi, Nasrani serta orang-orang musyrik penyembah patung dan api dari bangsa Arab dan non-Arab. Mujahid berkata: mereka tidak akan meninggalkan agama mereka hingga kebenaran telah menjadi jelas bagi mereka. Begitu juga pendapat Qatadah. 2007:299) B.2 Pendapat Imam Musthafa Al-Maraghiy Kaum ahli kitab, yakni kaum Yahudi dan Nasrani, hidup dalam kegelapan dan kebodohan. Mereka sama sekali tidak mau menerima iman kepada apa yang seharusnya diimani, yakni berjalan di atas dasar-dasar syariat nabi, kecuali beberapa orang yang tidak larut di dalam arus. Mereka adalah orang-orang yang mendapat pemeliharaan Alloh. Keingkaran mereka itu disebabkan karena nenek moyang mereka telah berhasil merubah dan mengganti syariat tersebut dan memasukan yang di luar agama ke dalam agama. Kenyataan tersebut mungkin disebabkan karena kebodohan mereka dalam memahami agama atau karena sikap
  • 27. 21 menganggap baik terhadap berbagai bid‟ah yang mereka duga dapat memperkuat ajaran agama. Padaha secara faktual bid‟ah-bid‟ah tersebut telah merusak sendi- sendi agama mereka sendiri. Kadang-kadang kenyataan tersebut disebabkan karena upaya penipuan yang dilakukan musuh-musuh mereka yang mempunyai maksud menghancurkan agama dan ingin menguasai para pemeluknya. Masa terus berputar dan setiap generasi berusaha memberikan berbagai tambahan ke dalam ajaran agama tentang berbagai persoalan yang tidak tergarap oleh generasi terdahulu. Sebagai akibatnya, garis-garis kebenaran menjadi pudar dan nur keyakinan semakin terkubur. Di samping mereka, terdapat pula kaum penyembah berhala yang terdiri dari bangsa arab dan lainnya. Mereka ini sudah terbiasa menyembah berhala dan tunduk kepada kekuatan wasani. Sehingga sulit mengalihkan merela dari wasani ini. Sekalipun demikian mereka tetap berkeyakinan bahwa agama yang mereka anut adalah agama Al-Khalil (kekasih Alloh), Nabi Ibrahim. Sering sekali terjadi perdebatan antara kaum musyrikin dan Yahudi dan antara mereka dengan kaum Nasrani. Kaum musyrik mengatakan, “Sesungguhnya Alloh akan mengutus seorang nabi dari bangsa arab yang menduduki kota Makkah”. Kemudian, bangsa Arab menceritakan ciri-ciri nabi yang dimaksud dan berjanji akan membantunya jika nabi itu datang. Merekapun mendukung dan membela sampai bisa menghancurkan kaum ahli kitab. Demikian pernyataan dan janji mereka. Tetapi ketika Nabi Muhammad SAW diutus, justru kaum musyrik yang bersikap oposisi terhadap Nabi SAW dan
  • 28. 22 secara terang-terangan memproklamirkan permusuhan. Bahkan secara lebih jauh mereka menghasut kaum lainnya untuk terlibat dalam permusuhan kepada nabi. Mereka menyakiti dan menyiksa setiap orang yang mengikuti dan setia terhadap nabi, yaitu orang-orang yang Alloh beri hidayah dan kelapangan dada sehingga mempu mengetahui kebenaran. Demikian halnya setiap kaum Yahudi yang berbalik menentang. Padahal mereka adalah kaum yang mengetahui akan datangnya seorang Nabi Muhammad SAW. Mereka itu dapat mengetahui ciri-ciri dan sifat nabi yang akan datang melalui Kitab Taurat yang dijadikan sebagai pegangan. Setelah nabi SAW datang, mereka menuduh bahwa apa yang nabi SAW bawa bukanlah merupakan sesuatu yang baru bagi mereka. Bahkan mereka beranggapan hal tersebut sudah dikenal melalui kitab-kitab yang dibawa nabi-nabi mereka. Karenanya mereka berpendapat tidak selayaknya mereka meninggalkan pegangan mereka hanya karena ingin mengikuti Nabi Muhammad yang padanya belum tentu lebih baik dibanding dengan yang ada pada mereka. Bahkan dalam hal ini mereka terlalu berlebih-lebihan, karena sebelum kehadiran Nabi Muhammad, kaum musyrikin menentang dan mengancam Kaum Yahudi dan berjanji akan mengikuti nabi dan menolongnya. (1993:369-370) B.3 Pendapat Imam Wahbah Zuhailiy Surat madaniyah ini membicarakan tentang 3 perkara (2005:830-831), yaitu:
  • 29. 23 1. Pernyataan hubungan ahli kitab (Yahudi dan Nasrani) dan orang musyrik terhadap risalah Nabi Muhammad SAW dan yang bersangkutan dengan sebab rusaknya risalah nabi itu dengan kekufuran mereka. 2. Penentuan tujuan dari agama dan iman, yaitu ikhlas beribadah kepada Alloh, menunaikan zakat, yang demikian adalah agama yang lurus. 3. Penjelasan setiap dari orang kafir yang berdosa dan hina adalah seburuk- buruknya mahluk, dan orang mu‟min yang mensucikan diri adalah sebaik- baiknya mahluk (QS. Al-Bayyinah: 6-8) B.4 Pendapat Imam Ath-Thabariy Ahli kitab dan orang Musyrik tidak akan meninggalkan agama mereka sebelum datangnya bukti nyata. Setelah Nabi Muhammad SAW datang dengan membawa bukti nyata merekapun enggan menerimanya karena mereka berpendapat bahwa bukti nyata seharusnya dari pihak mereka.
  • 30. 24 BAB III STUDI TAFSIR QURAN SURAT AL-BAYYINAH AYAT 1-4 A. Tafsir surat Al-Bayyinah Ayat 1 A.1 Tafsir Perkata (Al-Mufradat) Dalam Kitab Al-Misbah (2010:513-514), dijelaskan bahwa kata ( ) Munfakkin adalah bentuk kata yang menunjukan subjek (pelaku). Ia terambil dari kata ( ) Infakka yang berarti berpisah sedang sebelumnya menyatu dengan kukuh.Sesuatu yang berpisah dari yang lain menjadikannya meninggalkan yang lain itu. Dari sini, kata tersebut dipahami juga dalam arti meninggalkan. Dalam konteks ayat ini adalah meninggalkan keyakinan dan pandangan hidup mereka. Bisa juga kata Munfakkin bukan dalam arti subjek (pelaku) yang meninggalkan, tetapi dalam arti objek, yakni yang ditinggalkan. Dari sini, mereka memahami ayat di atas dalam arti ahli kitab dan kaum musyrikin itu tidak akan ditinggalkan oleh Alloh terus-menerus dalam kekufuran tanpa diutus kepada mereka seorang rosul yang memberikan mereka peringatan. Makna ini sejalan dengan pandangan Thabathaba‟i yang disebut di atas dan oleh sementara ulama dinyatakan sejalan juga dengan firman Alloh: “Apakah manusia mengira bahwa ia akan dibiarkan begitu saja” (QS.Al- Qiyamah:36) A.2 Tafsir Lughawi (Al-I’rabat) Lafadz yang terdapat pada awal surat ini merupakan huruf jazm. Sedangkan lafadz merupakan fiil mudhore yang majzum karena adanya huruf
  • 31. 25 lam. merupakan isim kana. fiil madhi yang mabni dengan dommah dan kedudukan huruf wau-nya menjadi fail. termasuk huruf jar yang memajrurkan dan kedudukannya menjadi mudhof. adalah mudhof ilaih. merupakan huruf athaf. ( ) ma‟tuf kepada . ( ) merupakan khobar kana. ( ) huruf nasab. ( ) fiil mudhore yang mansub dengan fathah dan kedudukan adalah maf‟ul bih. ( ) adalah fail. A.3 Tafsir Ijmali Menurut Aam Amirudin dalam tafsir kontemporer (2003:218) , kalau kita cermati, arti kafir yang paling dominan disebutkan dalam Al-Quran adalah pengingkaran terhadap Allah dan Rasul-Nya, khususnya Muhammad SAW dengan ajaran-ajaran yang dibawanya. Istilah kafir dalam pengertian yang terakhir ini pertama kali digunakan dalam Al-Quran untuk menyebut para kafir Mekah. Di dalamnya juga disebutkan bahwa orang kafir adalah mereka yang menolak, menentang, mendustakan, mengingkari, dan anti kebenaran. Seseorang disebut kafir apabila melihat sinar kebenaran, ia akan memejamkan matanya. Apabila mendengar ajakan kebenaran, ia menutupi telinganya. Ia tidak mau mempertimbangkan dalil apapun yang disampaikan padanya dan tidak bersedia tunduk pada sebuah argumen meski telah mengusik nuraninya. (Aam Amirudin, 2003:218) Secara garis besar, Orang kafir terbagi atas dua kelompok, yaitu kafir ahli kitab dan kafir musyrik.
  • 32. 26 Ahli kitab adalah komunitas kafir yang meyakini kitab Injil dan Taurat tetapi tidak mengimani Al-Quran, karenanya mereka suka disebut Nasrani (Kristen) dan Yahudi. Sedangkan musyrik adalah komunitas kafir yang tidak mengimani Injil, Taurat ataupun Al-Quran, misalnya yang beragama Hindu, Budha, atau Konghucu. (Aam Amirudin, 2003:218-219) “Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan ridha kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah „Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk „. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” . (Rahmat Blog) Sejarah Berbicara, bentuk ketidakrelaan Yahudi dan Nasrani dapat dibuktikan melalui fakta sejarah berlangsung dari “doloe” hingga kini kadang tidak diperlukan analisa tinggi utk memahaminya masyarakat awam juga bisa membaca fakta yg “kasat mata” itu. (Rahmat Blog) Konflik hubungan Islam dgn Yahudi mulai memburuk terutama sejak mereka melakukan konspirasi bersama pasukan kafir Mekah utk memusuhi kaum Muslim di Madinah hingga akhirnya mereka diusir dari Madinah dan Khaibar. Peristiwa Khaibar di kemudian hari menjadi satu peristiwa paling traumatis dan mewariskan dendam kesumat orang Yahudi hingga berabad-abad. (Rahmat Blog) Pada masa sahabat Yahudi melakukan infiltrasi dgn cara menyusup ke tengah-tengah barisan Islam. Puncaknya mereka berhasil membunuh Khalifah
  • 33. 27 Amirul Mukminin Umar bin Khatthab. Mereka juga berhasil membangkitkan fitnah atas diri Utsman bin Affan dan mempertajam pertentangan antara kubu Ali bin Abi Thalib dgn Mu‟awiyah bin Abu Sofyan. Tidak hanya sampai di situ mereka bahkan menyusup ke barisan Syi‟ah dan kelompok-kelompok militan lainnya dgn pola provokasi agar kelompok-kelompok itu melakukan perlawanan baik terhadap idiologi maupun institusi as-sawad al-a‟dham saat itu. (Rahmat Blog) Sedangkan konflik pertama kali dgn kaum Nasrani terjadi pada Perang Mu‟tah dan Perang Tabuk melawan tentara Romawi . Perang Mu‟tah terjadi krn al-Harits ibnu Umair al-Azady yg diutus Nabi utk membawa surat kepada pemimpin Bushro namun dalam perjalanan dihadang Syurahbil bin Amr al- Ghassany pemimpin al-Balqa‟ masuk wilayah Syam di bawah pemerintahan Kaisar Romawi. Syurahbil mengikat al-Harits dan membawanya ke hadapan Kaisar lalu dia memenggal lehernya. Padahal membunuh duta merupakan kejahatan yg amat keji dan sama halnya mengumumkan perang. (Rahmat Blog) Penasaran atas kekalahan mereka dalam perang Mu‟tah Nasrani dibawah Komando Raja Romawi Hiraqla bermaksud menyerang Madinah. Namun mereka buru-buru mundur teratur saat mendengar Rasulullah telah siap siaga menghadang mereka di Tabuk dalam jumlah pasukan yg besar sebuah perbatasan antara Jazirah Arab dan Syam. (Rahmat Blog) Perang berikutnya terjadi pada masa kekhalifahan Abu Bakar yg dikenal dgn perang Yarmuk. Di bawah pimpinan Khalid bin Walid umat Islam menang
  • 34. 28 telak hingga Raja Hiraqla melarikan diri ke Konstantinopel sambil berlinang air mata. (Rahmat Blog) Pada masa kekhalifahan Umar bin Khottob umat Islam berhasil membebaskan Baitul Maqdis dari kekuasaan Nasrani Romawi buah dari paket ekspansi terhadap yg menghalangi gerakan dakwah Islam. Jatuhnya Jerussalem yg merupakan tanah kelahiran Nabi Isa as ditambah takluknya wilayah Balkan di Eropa Timur oleh pasukan Bani Umayyah serta semenanjung Liberia Spanyol pada awal 700-an M membuat masyarakat Nasrani marah dan selalu berusaha merebutnya kembali maka lahirlah perang salib. Dengan memanfaatkam momen konflik internal umat Islam Perang Salib berlangsung selama berabad-abad dan baru reda pada abad ke-16. Alhamdulillah meski melalui perjuangan panjang dan berliku umat Islam kembali memenangkan peperangan di bawah komando Shalahuddin al-Ayyuby. (Rahmat Blog) Dalam Tafsir Fhizilalil Quran (2004:50) disebutkan bahwa Kaum Yahudi adalah orang-orang yang pertama kali menolak dan memerangi dakwah di Madinah. Penolakan ini banyak sebabnya. Kaum Yahudi memiliki kedudukan yang istimewa di Yastrib karena mereka adalah ahli kitab diantara bangsa Arab yang buta tulis baca, seperti Aus dan Khazraj di samping orang-prang musyrik Arab tidak menampakkan kecenderungan untuk memeluk agama Ahli Kitab itu. Hanya saja bangsa Arab itu menganggap kaum Yahudi itu lebih pintar dan lebih mengerti karena mereka karene mereka memiliki kitab. Kemudian disana terdapat suatu kondisi yang mapan bagi kaum Yahudi diantara suku Aus dan Khazraj
  • 35. 29 karena terjadi perpecahan dan perseteruan diantara mereka yang dalam lingkungan seperti inilah kaum Yahudi mendapatkan lahan pekerjaan. Setelah Islam datang maka semua keistimewaan itu lepas dari mereka. Islam datang dengan membawa kitab yang membenarkan kitab yang datang sebelumnya dan menjaganya. Selanjutnya, Islam melenyapkan perpecahan yang diembus-embuskan kaum Yahudi untuk menciptakan suasana yang keruh, tipu daya, dan mengeruk keuntungan. (Sayyid Quthb,2004:50) Dalam Kitab Al-Maraghiy (1993:370) dijelaskan, orang-orang yang mengingkari risalah Muhammad SAW dan meragukan kenabiannya, yakni kaum musyrikin, Yahudi dan Nasrani selamanya tidak akan mau meninggalkan pegangan mereka karena kekafiran yang sudah keterlaluan. Mereka telah meninggalkan kebenaran dan lebih menyukai pegangan yang diwariskan oleh nenek moyang mereka. Sekalipun pada kenyataannya nenek moyang mereka itu tidak mengerti sama sekali permasalahan agama. Rosululloh hadir di tengah-tengah mereka dengan membawa ajaran yang menggoncangkan tehadap ajaran yang sudah berakar di dalam keyakinan mereka, di samping sudah menjadi kebiasaan yang membudaya. Karenanya, mereka berupaya terus mencari alasan karena didorong oleh sikap ingkar mereka. Mereka mengungkapkan hujjah yang mengatakan bahwa apa yang didatangkan Muhammad adalah sama dengan apa yang ada di tangan mereka dan bukan merupakan kebaikan jika apa yang didatangkan itu diikuti. Menurut mereka dengan berpegang pada apa yang ada pada mereka dan berjalan sesuai dengan tata
  • 36. 30 aturan nenek moyang mereka adalah lebih baik dan patut bahkan disukai oleh perasaan mereka, karena dianggap akan membawa keselamatan.(Ahmad Mustafa Al-Maraghiy,2003:371) Menurut Quraish Shihab (2010:511), Ayat di atas dapat dipahami dalam arti: Orang-orang kafir yang menutupi kebenaran, yakni ahli kitab, yaitu orang- orang Yahudi dan Nasrani, dan orang-orang musyrik mengatakan bahwa mereka tidak akan meninggalkan agama dan kepercayaannya sebelum datang kepada mereka bukti yang nyata, yaitu seorang rasul yang dijanjikan Alloh dan yang tercantum sifat-sifatnya dalam kitab suci Yahudi dan Nasrani, ini bagi ahli kitab, dan berupa mu‟jizat indriawi yang mereka lihat secara gamblang bagi orang-orang musyrik. Masyarakat umat manusia sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW benar-benar berada dalam kegelapan. Kaum musyrikin mekkah, yang mengaku mengikuti agama Nabi Ibrahim as menyembah berhala-berhala yang justru diperangi oleh Nabi Ibrahim as. Kehidupan masyarakat mereka adalah penindasan yang kuat atas yang lemah. Mereka saling berperang. Orang-orang Yahudi mengaku mengikuti ajaran Musa as pun mengalami situasi serupa. Nilai-nilai spiritual mereka abaikan, sambil membenarkan diri mereka menganiaya siapapun selain kelompok mereka. Orang Nasrani yang mengaku mengikuti Nabi Isa as telah tenggelam dalam pengkultusan nabi agung itu sehingga menjadikan anak tuhan. Semua enggan meninggalkan agama dan kepercayaannya padahal keadaan itu mengancam umat manusia seluruhnya. Alloh Yang Maha Pengasih dan Penyayang enggan melihat umat manusia hidup dalam kesesatan itu, namun
  • 37. 31 dalam saat yang sama enggan pula mencabut kebebasan memilih yang telah dianugerahkan-Nya kepada manusia. Karena itu, Dia mengutus seorang nabi, dalam hal ini Nabi Muhammad SAW membawa ajaran yang meluruskan kesesatan dan kekeliruan umat manusia. Tetapi sayang, sebagian mereka menerimanya dan sebagian lainnya berlarut bahkan meningkat kesesatannya justru setelah datang bukti yang nyata itu. (Quraish Shihab, 2010: 512) Sikap Nabi Muhammad dalam menghadapi orang kafir saat itu adalah: Pertama,Rasulullah saw bersikap baik terhadap kaum kafir quraisy pada awal islam disebabkan karena mereka “ tidak tahu ”.Tidak tahu dalam artian karena masyarakatnya belum tahu banyak tentang islam.Nabi saw berdo‟a :“ ya Allah, ampunilah mereka, karena sesungguhnya mereka tidak tahu”. “Tidak tahu” di sini bukan berarti tidak tahu jika islam itu ajaran yang benar. Karena, orang- orang kafir sampai sekarang pun tidak tahu bahwa islam itu ajaran yg benar. Jika mereka tahu, tentunya mereka langsung masuk islam. Kedua,Rasulullah mendadak mengajak islam, tentu hal tersebut wajar sulit diterima terlebih-lebih jauh dari ajaran mereka. Coba bayangkan, Wajar penduduk mekkah pada awal islam menentang ajaran Rasulullah saw karena tidak mudah untuk menerima sebuah ajaran baru yang datang tiba-tiba serta jauh dari kebiasaan mereka dahulu. Dengan demikian wajar rasulullah tidak marah saat mereka menentang dikarenakan mereka(orang-orang kafir quraisy) tidak tahu. Ketiga,Ketika masyarakat Madinah islam sudah terbentuk, sikap nabi sudah berbeda. Nabi bersikap keras terhadap orang yang menghina agama beliau,
  • 38. 32 dan terhadap para penghina beliau, halal darahnya.Mengapa demikian? Karena warga saat itu “ sudah tahu”. Mereka sudah tahu banyak tentang ajaran islam namun mereka dengan sengaja menghina dan mengejek rasulullah serta agama islam, wajar saja Beliau marah.Dan hal tersebut berlaku hingga sekarang, karena sekarang ini semua orang “sudah tahu”. Keempat, sudah tidak wajar lagi jika penduduk madinah terkejut ataupun mendadak mengetahui islam karena saat masyarakat madinah terbentuk tentunya telah banyak yang memeluk islam. Kelima, sungguh keterlaluan orang-orang yang menghina Nabi saw, jika mereka tidak mengakui islam sebaiknya mereka jangan mengejek islam dan rasulnya. Seharusnya mereka mempunyai sedikit sifat toleransi. Keenam, Nabi saw adalah orang yang sangat mulia. Beliau adalah suri teladan kita hingga akhir zaman. Siapa saja yang menghina beliau berarti menghina agama islam, siapa yang menghina islam berarti beliau menghina Allah SWT. Sebagai seorang muslim sejati… kita harus siap melawan siapa saja musuh musuh Allah SWT. A.4 Istifadah Ayat Dalam ayat pertama ini dijelaskan bahwa Ahli Kitab dan orang musyrik enggan meninggalkan agama mereka. Padahal mereka mengakui akan adanya nabi terakhir dan hal ini tercantum dalam kitab mereka. Namun setelah kedatangan Nabi Muhammad sebagai nabi terakhir yang membawa kebenaran,
  • 39. 33 mereka malah mengingkarinya. Namun ada pula dari mereka yang menerimaajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad . B. Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat 2 B.1 Munasabah Ayat Sebelum dan Sesudahnya Dalam Tafsir Al-Misbah disebutkan bahwa ayat ini menjelaskan ayat sebelumnya. Ayat ini menjadikan sosok Rosululloh Muhammad SAW sebagai bukti nyata. Yakni beliau bukan saja membawa bukti, tetapi kepribadian beliau sendiri walau tanpa mu‟jizatdan bukti yang lain, telah cukup dijadikan bukti tentang kebenaran beliau. Ini serupa dengan firman Alloh: ”Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepada kamu bukti kebenaran dari tuhan kamu, dan telah Kami turunkan kepada kamu cahaya yang terang benderang” (QS. An- Nisa : 174) B.2 tafsir Perkata (Al-Mufradat) Kata ( ) yatluumembaca digunakan Al-Quran untuk bacaan yang sifatnya benar dan hak. Karena itu, objek kata ini sering kali adalah wahyu Illahi. Di sini pun kata yatlu mengisyaratkan bahwa yang dibaca oleh rosul adalah wahyu Alloh yang tentu saja sifatnya benar dan hak. B.3 Tafsir Lughawi (Al-I’rabat) ( ) adalah badal. ( ) huruf jar. ( ) majrur dengan huruf .( ) fiil mudhore yang marfu dan failnya domir . ( ) maf‟ul bih. ( ) naat.
  • 40. 34 B.4 Tafsir Ijmali Alloh menafsirkan pengertian Al-Bayyinah tersebut yang menunjukan kepada kebenaran. Karenanya Alloh berfirman dalam ayat berikut : Yang dimaksud dengan Al-Bayyinah adalah Nabi Muhammad SAW. Nabi Muhammad SAW membacakan mushaf Al-Quran yang terbebas dari pencampuradukan, penyimpangan dan pemalsuan kepada mereka. Dari Al-Quran ini memancarlah sinar kebenaran, seperti firman Alloh yang berbunyi : “Yang tidak datang kepadanya (Al-Quran) kebatilan, baik dari depan maupun dari belakangnya...” (QS. Fushilat: 42) B.5 Istifadah Ayat Yang di maksud dengan bukti nyata adalah Nabi Muhammad SAW yang merupakan nabi terakhir . Nabi Muhammad datang dengan membawa kebenaran dan membawa kitab yang suci yaitu Al-Quran. Al-Quran merupakan salah satu bukti kenabian Muhammad. Namun Al-Quran tidak menjadi bukti yang cukup bagi mereka. Suatu hari, beliau ditantang orang-orang kafir untuk memberikan bukti-bukti kenabiannya. “Ya Muhammad, kami tidak akan percaya kepadamu dan kepada apapun yang engkau sampaikan, sebelum engkau bisa memancarkan air dari bumi”. Yang lain menantang lagi “atau di rumahmu ada sebuah kebun kurma dan anggur yang di tengah-tengahnya mengalir sungai yang gemercik airnya”.
  • 41. 35 Ada lagi yang meminta agar rasululloh meruntuhkan langit, seperti kiamat datang. Mereka juga meminta bukti kenabiannya, yaitu supaya muhammad merubah bahan bangunan rumahnya dari emas murni. Sebagian lagi meminta buku mu‟jizat, supaya Nabi Muhammad naik ke langit dan pulangnya membawa setumpuk surat dari tuhan yang ditujukan kepada masing-masing pemuka Quraisy dan masih banyak lagi tantangan-tantangan mereka seperti yang lebih gila lagi, meminta supaya Muhammad bisa mendatangkan Alloh dan malaikat-malaikatnya berhadapan. Itulah permintaan mereka yang aneh-aneh yang tidak mungkin dilakukan oleh manusia siapapun juga. Dan oleh Alloh potret-potret bopeng semacam itu sengaja diberitakan kembali di dalam Al-Quran diberbagai surat dan tempat. C. Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat 3. C.1 Tafsir Perkata (Al-Mufradat) Kata ( ) kutub terambil dari kata ( ) kataba yang antara lain bermakna menetapkan seperti dalam firman-Nya: ( ) kutiba „alaikumu ash- shiyam/diwajibkan atas kamu berpuasa (QS. Al-Baqoroh:183). Dari sini, ada yang memahami kata tersebut di sini dalam arti kitab-kitab yang diturunkan kepada nabi-nabi sebelum Nabi Muhammad SAW, yakni bahwa Al-Quran membenarkan kitab-kitab suci yang lalu sebelum diubah oleh manusia dan di dalam Al-Quran terdapat sebagian dari kandungan kitab-kitab itu. Kata kitab digunakan juga dalam arti kelompok bahasan tertentu, seperti misalnya yang dikenal dalam buku-buku hukum islam, kitab At-thaharah, atau kitab Az-Zakat,
  • 42. 36 dan lain-lain, yakni satu kelompok bahasan yang berdiri sendiri. Makna ini mengantar sementara ulama memahami kutubun qayyimah dalam arti bagian- bagian tertentu, yakni surah-surah Al-Quran. Kata ( ) qayyimah terambil dari kata ( ) qawwama yang berarti berdiri tegak lurus. Kata tersebut digunakan dalam berbagai makna namun kesimpulan maknanya adalah sempurna memenuhi semua kriteria yang diperlukan. Al-Quran Al-Karim, demikian juga bagian-bagiannya dari yang terkecil hingga yang terbesar, merupakan tuntunan yang sangat sempuna, lurus tidak ada kebengkokan didalamnya. Ini serupa dengan maknanya dengan firman Alloh: “Segala puji bagi Alloh yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab (Al- Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan di dalamnya” (Al-Kahfi: 1) Yakni segala sesuatu yang berkaitan dengan kitab suci itu lurus dan sempurna bukan hanya pada redaksi atau makna-maknanya, tetapi juga tujuan dan cara turunnya serta siapa yang membawanya turun (malaikat jibril) dan menerimanya (Nabi Muhammad SAW). C.2 Tafsir Lughawi (Al-I’rabat) ( ) jar majrur, kedudukannya khobar muqaddam. ( ) mubtada muakhor. ( ) naat.
  • 43. 37 C.3 Tafsir Ijmali Al-Quran adalah suatu kebenaran yang asli, yang disebut di dalam kitab- kitab para nabi terdahulu, seperti kitab Nabi Musa, Nabi Isa dan Nabi Ibrahim, yang telah Alloh firmankan dalam sebuah ayat berikut ini : “dan sesungguhnya Al-Quran itu benar-benar tersebut dalam kitab-kitab orang yang terdahulu” (Asy-Syu‟ara: 196) “Sesungguhnya ini benar-benar terdapat dalam kitab-kitab yang terdahulu, (yaitu) kitab-kitab Ibrahim dan Musa” (Al-A‟la: 18-19) Ada kemungkinan, yang dimaksud dengan Al-Kitab disini adalah surat- surat dan ayat-ayat Al-Quran. Sebab, pada setiap surat Al-Quran, adalah menunjukan kitab yang lurus, atau kalamullah yang mengandung hukum-hukum syari‟at. Dengan hukum tersebut dapat dibedakan antara kebenaran dan kebatilan, sebagaimana difirmankan Allah di dalam ayat berikut ini : “Segala puji bagi Alloh yang telah menurunkan kepada hamba-Nya Al-Kitab (Al- Quran) dan Dia tidak mengadakan kebengkokan (penyelewengan) di dalamnya, sebagai bimbingan yang lurus, untuk memperingatkan akan siksa yang sangat pedih dari sisi Alloh, dan memberi berita gembira kepada orang-orang yang beriman ...” (Al-Kahfi: 1-2) C.4 Istifadah Al-Quran merupakan salah satu mu‟jizat Nabi Muhammad SAW. Di dalamnya terdapat perintah dan larangan, peringatan dan kabar gembira, kisah
  • 44. 38 zaman dahulu, dan lain-lain. Al-Quran merupakan kitab yang benar dan membenarkan kitab-kitab yang lain. 3 golongan manusia dalam menghadapi Al-Quran: 1. Golongan orang mu‟min “Dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur'an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.” (QS. Al-Baqarah:4) 2. Golongan orang kafir “Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman.” (QS.Al-Baqarah:6-7) 3. Golongan orang munafik “Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, padahal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar. Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.” (QS.Al-Baqarah:
  • 45. 39 D. Tafsir Surat Al-Bayyinah Ayat 4 D.1 Munasabah Ayat Sebelum dan Sesudahnya Ayat yang lalu menjelaskan bahwa orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan meninggalkan kepercayaan mereka sampai datangnya nabi yang dijanjikan oleh kitab suci mereka atau perlunya Allah mengutus nabi yang menurunkan kitab suci agar manusia dapat terhindar dan meninggalkan kesesatan mereka. Ayat 4 ini menjelaskan kenyataan dalam masyarakat yakni: Dan tidaklah berpecah belah Ahl Al-Kitab, yakni Orang-orang Yahudi dan Nasrani itu,dalam kesepakatan mereka untuk mendukung nabi yang diutus Alloh melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata yakni setelah datangnya rasul yang diutus itu, dalam hal ini adalah Nabi Muhammad SAW. Perselisihan tersebut terbukti dengan adanya diantara mereka yang beriman dan ada juga yang menolak. (Quraish Shihab, 2001, 517) D.2 Tafsir Perkata (Al-Mufradat) (Dan tidaklah berpecah belah orang-orang yang didatangkan Al-Kitab) kepada mereka sehubungan dengan masalah iman kepada Nabi Muhammad saw. (melainkan sesudah datang kepada mereka bukti yang nyata) yaitu setelah datang kepada mereka Nabi Muhammad SAW, atau Al-Quran yang dibawa olehnya sebagai mukjizat baginya. Sebelum kedatangan Nabi Muhammad SAW mereka adalah orang-orang yang sepakat untuk beriman kepadanya Nabi Muhammad tetapi setelah Nabi Muhammad SAW datang kepada mereka, tiba-tiba mereka mengingkarinya, terutama orang-orang yang dengki dari kalangan mereka.
  • 46. 40 D.3 Tafsir Lughawi (Al-I’rabat) ( ) huruf athof. ( ) huruf nafi. ( ) fiil madhi mabni atas fathah. ( ) fail. ( ) fiil madhi yang mabni dengan dommah muqaddarah dengan membuang huruf nun. ( ) maf‟ul bih. ( ) huruf ististna. ( ) huruf jar. ( ) majrur dengan huruf . ( ) huruf masdariyah. ( ) fiil madhi denga ta ta‟nis dan kedudukan menjadi maf‟ul bih. ( ) maf‟ul bih. D.4 Tafsir Ijmali Menurut Aam Amirudin dalam Tafsir Kontemporernya dikatakan bahwa ayat ini menegaskan bahwa kafir ahli kitab dan musyrik terbelah menjadi dua golongan setelah kehadiran Nabi SAW. Ada ahli kitab dan musyrik yang menjadi pengikut Nabi SAW adapula yang memusuhi Islam. Mereka yang masuk islam mengamalkan ajaran-ajaran islam dengan tekun dan istiqomah. Hal ini dijelaskan dalam ayat berikut: “Mereka itu tidak sama, diantara ahli kitab itu ada golongan yang berlaku lurus , mereka membaca ayat-ayat Alloh pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud” (QS. Ali-Imran: 113) Mereka yang memusuhi Islam mencurahkan seluruh tenaga dan pikirannya untuk membungkam ajaran Rasulullah SAW. Mereka halalkan segala cara untuk memurtadkan orang-orang Islam. Sikap mereka dijelaskan dalam ayat berikut:
  • 47. 41 “ Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, “sesungguhnya petunjuk Alloh itulah petunjuk yang benar. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Alloh tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu” (QS. Al-Baqarah: 120) D.5 Istifadah Ayat Ahli Kitab dan Orang Musyrik tidak berpecah-belah melainkan setelah kedatangan Nabi Muhammad SAW. Padahal telah disebutkan dalam kitab mereka mengenai kedatangan nabi terakhir. Sebenarnya mereka beriman kepada Alloh, percaya adanya nabi dan rosul, walaupun keimanan mereka belum benar karena terdapat musyrik dan bid‟ah.
  • 48. 42 BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan Akhirnya pembahasan dari awal sampaiakhir telah selesai. Untuk lebih jelas, maka penulis mencoba melengkapi pembahasan ini dengan kesimpulan sebagai berikut: 1. Orang kafir adalah mereka yang menolak, menentang, mendustakan, mengingkari, dan anti kebenaran. Seseorang disebut kafir apabila melihat sinar kebenaran, ia akan memejamkan matanya. Apabila mendengar ajakan kebenaran, ia menutupi telinganya. Ia tidak mau mempertimbangkan dalil apapun yang disampaikan padanya dan tidak bersedia tunduk pada sebuah argumen meski telah mengusik nuraninya.Secara garis besar, Orang kafir terbagi atas dua kelompok, yaitu kafir ahli kitab dan kafir musyrik. Ahli kitab adalah komunitas kafir yang meyakini kitab Injil dan Taurat tetapi tidak mengimani Al- Quran, karenanya mereka suka disebut Nasrani (Kristen) dan Yahudi. Sedangkan musyrik adalah komunitas kafir yang tidak mengimani Injil, Taurat ataupun Al-Quran, misalnya yang beragama Hindu, Budha, atau Konghucu. Ahli Kitab merupakan sebutan bagi orang Yahudi dan Nasrani. Disebut Ahli Kitab karena mereka pernah menerima kitab suci. Sebutan Ahli Kitab ini merupakan penghormatan terhadap mereka.
  • 49. 43 2. Sikap Nabi Muhammad dalam menghadapi orang kafir saat itu adalah: Pertama,Rasulullah saw bersikap baik terhadap kaum kafir quraisy pada awal islam disebabkan karena mereka “ tidak tahu. Kedua,Rasulullah mendadak mengajak islam, tentu hal tersebut wajar sulit diterima terlebih-lebih jauh dari ajaran mereka. Ketiga,Ketika masyarakat Madinah islam sudah terbentuk, sikap nabi sudah berbeda. Nabi bersikap keras terhadap orang yang menghina agama beliau, dan terhadap para penghina beliau, halal darahnya. Keempat, sudah tidak wajar lagi jika penduduk madinah terkejut ataupun mendadak mengetahui islam karena saat masyarakat madinah terbentuk tentunya telah banyak yang memeluk islam. Kelima, sungguh keterlaluan orang-orang yang menghina Nabi saw, jika mereka tidak mengakui islam sebaiknya mereka jangan mengejek islam dan rasulnya. Seharusnya mereka mempunyai sedikit sifat toleransi. Keenam, melawan mereka. Keadaan umat manusia sebelum diutusnya Nabi Muhammad SAW berada dalam kesesatan. Mereka menyembah berhala yang jelas-jelas diperangi Nabi Ibrahim. Mereka pun menjadikan Nabi Isa sebagai anak tuhan. Setelah diutusnya Nabi Muhammad, kesesatan mereka semakin
  • 50. 44 bertambah, namun ada sebagian mereka yang menerima ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Keadaan umat manusia setelah didatangkan bukti nyata yaitu mereka mengingkari ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW . B. Rekomendasi 1. Kepada lembaga hendaknnya melengkapi buku-buku mengenai sejarah, kitab-kitab, dan buku-buku mengenai perkembangan zaman agar bacaan santri lebih beragam lagi. 2. Kepada adik kelas diharapkan untuk kedepannya lebih banyak membaca buku agar dapat menambah pengetahuan dan wawasan.
  • 51. 45 DAFTAR PUSTAKA Abu „Ubayah, Syekh Muhammad Fahim. (1998). Mu‟jam I‟rab Alfadzh Al- Qur‟an Alkarim (Cetakan kelima). Beirut Libanon: Maktab Libnan Nasyirin Al- Maraghi, Ahmad Musthafa. (2001). Tafsir Al- Maraghiy (Jilid Sepuluh). Beirut Libanon: Darul Fikri. Al- Maraghi, Ahmad Musthafa. (1993). Terjemah Tafsir Al- Maraghi 30. Semarang: PT. Karya Putra Toha. At- Thabariy, Abi Ja‟far Muhammad bin Jarir. (1927). Jami‟ul Bayan Fi Tafsiril Qur‟an (Jilid 12). Beirut Libanon: Darul Ma‟rifah.. Ibnu Katsir, Al- hafizh Imaduddin Abu Alfida Isma‟il. (1988). Tafsir Al- Qur‟an Al- „Adzhim (Juz Empat). Beirut Libanon: Dar Alma‟rifah. Ibnu Katsir, Al- hafizh Imaduddin Abu Alfida Isma‟il. (2007). Tafsir Juz „Amma (Cetakan 11). Jakarta: Pustaka Azzam. Qodir, Jum‟ah „Ali Abdul. (2007). Nadzroh Jadidah fi Tafsir Al- Maudlu‟i Juz 2. Mesir: Dar Alkitab. Shihab, M. Quraish. (2010). Tafsir Al- Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al- Qur‟an (Volume 15). Jakarta: Lentera Hati. Usep. (2011). Buku Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Makalah atau Paper. Garut: Tidak diterbitkan. Departemen Agama (2009).Al-Quran dan Terjemahnya. Bandung: PT.Sygma Examedia Arkanleema (Syamil). Hamka, Prof.Dr.(2002). Tafsir Al-Azhar. Bandung: Mizan Munawwir, A.Warson.(2002). Kamus Al-Munawwir:Arab Indonesia terlengkap. Surabaya: Pustaka Progresif. Zuhaily.(2005).Tafsir Al-Munir. Quthb, Sayyid.(2004).Tafsir Fi Zhilalil Quran.Jakarta.:Gema Insani.
  • 52. 46