Dokumen tersebut membahas tentang perlindungan keluarga di dunia maya khususnya terkait anak-anak. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain cara mengamankan akun media sosial dan search engine agar tidak terpapar konten dewasa, serta tips untuk mengontrol durasi penggunaan gadget dan meningkatkan pengawasan orang tua.
2. Search engine
Sekarang sudah embedded alias nempel
sama web browser
Google pada Chrome
Google pada Safari (lazim di iPhone)
Bing pada Internet Explorer
Atau pencarian di situs tertentu
Bing pada Facebook
Bisa jadi boomerang, mempermudah pencarian bagi para emak
VS meluaskan ruang jelajah anak yang (maunya) dibatasi
2
3. Search engine (cont’d)
Contoh: Google Chrome
Terintegrasi dengan Google
Selain bisa langsung ngetik kata kunci di
kolom alamat, Chrome juga bisa
memberi pilihan kata/frase/kalimat yang
pernah kita cari sebelumnya
3
4. Search engine (cont’d)
Yang patut diwaspadai adalah kemampuan
search engine (bukan hanya Google)
memberi suggestion alias memberi
rekomendasi pencarian sehingga bisa
muncul kata/ frase/ kalimat yang tidak
dimaksudkan pencari
Bisa berbahaya jika anak beraksi sebagai
pencari tersebut
4
5. (1) Berdamai dengan “si Mbah”
A. Menyaring konten dewasa
B. Laporkan konten tidak senonoh (anonoh)
Buka https://www.google.com/preferences
klik untuk mengunci agar
setelan Anda tidak diubah
orang lain (harus log in)
ketikkan alamat yang
ingin dilaporkan di sini
Buka
https://www.google.com/
webmasters/tools/safese
arch
5
6. (2) Mengamankan data
A. Hindari mengklik sesuatu
sembarangan
Sesuatu ini bisa berupa tautan /
URL, tombol download, iklan-
iklan yang nyempil di pinggir
kanan/ kiri/ atas/ bawah halaman
situs atau aplikasi (kalo di
smartphone / tablet)
Jika ada link mencurigakan,
lebih baik diketik ulang
alamatnya di browser, jangan
langsung diklik di link itu.
Mengawasi lebih baik daripada
“mengobati” gadget yang rusak
Di dunia maya,
ancaman terhadap
data bisa juga dipicu
oleh perilaku
pengguna. Selain
Anda sendiri, edukasi
juga keluarga untuk
menghindari kode
jahat (virus, trojan,
dsb.) maupun orang
jahat (pencuri
password, hacker,
dsb.)
6
7. (2) Mengamankan data (cont’d)
B. Jauhkan email dari jangkauan anak
Mereka belum membutuhkan
Mengandung banyak resiko, misalnya salah menghapus,
salah mengirim, atau adanya tautan dari pengirim palsu
yang mengarahkan Anda pada hal berbahaya
C. Buatlah password yang bagus
Kriteria bagus: panjang, kombinasi huruf dan angka atau
karakter, huruf besar dan kecil, tidak berhubungan
dengan identitas diri Anda seperti tanggal ultah, nama
keluarga, alamat, dsb.
7
9. Facebook (www.facebook.com)
Bocornya informasi personal yang rahasia
Unduhan / tautan mencurigakan
“Predator” online menjurus ke kejahatan seksual
Media atau bacaan yang tidak senonoh
Iklan-iklan kolom di samping kanan
Everyone VS Friends VS Friends of Friends
Bisa dicari
dari Google
dkk, kecuali
users 13-
17thn
Hanya
teman
Bisa dilihat
temannya teman,
temannya teman
bisa mengirimi
pesan
9
10. Facebook (www.facebook.com)
Studi kasus Eropa
FB kehilangan puluhan juta
pengguna anak-anak karena ortu
mereka jadi teman mereka di sana /
mengirim friend request
Global Social Media Impact Study - 2013
(http://gsmis.org/)
10
Facebook dan media
sosial lain umumnya
membatasi usia minimal
penggunanya adalah 13
tahun (usia SMP) yang
dikonfirmasi dari tanggal
lahir pada saat
pendaftaran jadi
sebenarnya sudah ada
usaha preventif dari
produsen agar anak-anak,
yang belum bijak
menggunakan jaringan
sosial, tidak terjebak
didalamnya
11. Grooming (memperdaya)
Kegiatan seksual secara online
Penawaran (berujung pada penipuan)
Eksploitasi gambar-gambar anak
Perdagangan manusia
11
12. Game online
12
Game online ada yang dimainkan langsung di
browser, ada juga yang harus diunduh (download)
dulu baru bisa dimainkan dan masih
membutuhkan internet
Game di browser lebih bahaya karena hampir
pasti ada iklan dan aplikasi chatting yang bisa
diedit (copy, click) sehingga memungkinkan
tautan (link) ke halaman antah berantah terakses
bocah
Game unduhan tidak semuanya beriklan dan
chatting-nya tak bisa disalin
13. Kunci Master
TIPS
GLOBAL
#1
Miliki account di semua lapak karena
Banyak pengaturan yang hanya bisa dilakukan
setelah log in
Memungkinkan untuk menelusuri riwayat
aktivitas barangkali perlu mengecek orang
lain habis buka apa
Mengamankan identitas Anda dari
disalahgunakan oleh orang lain
Sinkronisasi dengan berbagai devices lebih
mudah
13
14. Kunci Master (cont’d)
TIPS
GLOBAL
#2
Disiplin dalam membatasi durasi
Membatasi durasi berselancar dapat melalui dua
cara:
Membuat perjanjian dengan anak, contoh nyata
dari keluarga yang berhasil menerapkan:
Main iPad hanya Sabtu dan Minggu
Main game hanya Sabtu dan Minggu
Sehari nonton video maksimal 30 menit
Menggunakan software khusus untuk mengatur
batas waktu (biasanya sudah satu paket juga
dengan software untuk parental controls yang
dapat memblokir situs-situs atau kata kunci
tertentu)
14
15. Kunci Master (cont’d)
TIPS
GLOBAL
#3
Mengunduh yang diperlukan saja
ketimbang membuka langsung di
browser
Hemat kuota dan bandwidth internet, tidak
berkali-kali streaming
Waktu untuk memanfaatkan lebih fleksibel, bisa
diatur jadwalnya atau bahkan bisa mix and match
beberapa bahan untuk materi tertentu yang ingin
disampaikan
15
16. Kunci Master (cont’d)
TIPS
GLOBAL
#4
Upgrade kemampuan diri
Masalah klasik yang dihadapi ortu adalah kalah
pintar dengan anak dalam hal teknologi
Tingkatkan kesadaran dan pengetahuan tentang
teknologi komunikasi sehingga mampu
melakukan kontrol dan pendidikan terhadap
anak-anak
Ekstrimnya ingat pepatah:
Jika Anda punya 10 cara memblokir konten,
anak Anda akan punya 11 cara untuk membuka
blokirnya
16
17. Kunci Master (cont’d)
TIPS
GLOBAL
#4
Upgrade kemampuan diri (cont’d)
“Ibarat antivirus, kalau database-nya tidak di-
upgrade, virus baru tidak akan bisa dilawannya”
(Dhanank Perdhana – founder Soerabaia Networks)
Semua informasi ada
di internet dan bisa
dipelajari ortu agar
bisa mengimbangi
‘pintarnya’ anak,
hanya ortu kadang
terlalu sibuk untuk
mempelajarinya
17
18. Kunci Master (cont’d)
TIPS
GLOBAL
#5
Proteksi fisik
Menunggui anak saat berselancar di internet
Sembari menunggu, pelajari juga apa yang
diaksesnya dan lakukan eksplorasi yang sama di
kesempatan yang berbeda
Ibu-ibu tidak akan bisa bebas dari bohongnya anak,
kalau dia kalah experience dari anak-anak
18
19. Kunci Master (cont’d)
TIPS
GLOBAL
#6
Perbanyak konten positif
Para ahli sepakat bahwa konten negatif tidak
akan bisa dibendung
Yang bisa diusahakan adalah memperbanyak
konten positif dan menarik perhatian anak
sebanyak-banyaknya pada konten positif itu
(Abimanyu Wachjoewidajat – Pakar IT)
19
20. Kunci Master (cont’d)
TIPS
GLOBAL
#7
Menunjukkan ketimbang memberikan
Sebelum memberi gadget perlu dipikirkan apakah
anak sudah benar-benar membutuhkannya atau
sebenarnya dia hanya butuh diberikan informasi
melalui gadget itu (emaknya yang butuh :P)
Gadget menjadi bermanfaat sebagai media
pembelajaran apabila orang tua yang
mengendalikan, mengarahkan, dan memilihkan
kontennya, bukan memberikan gadget-nya begitu
saja ke anak
Kini lazim kita temukan balita bahkan bayi sudah
mahir memainkan gadget sendiri ini perlu
diwaspadai karena belum waktunya dan cepat
merangsang ketergantungan mereka terhadap gadget
20
23. (1) Iklan di game, bisakah dihindari?
Anak saya suka main game
online, lalu saya pernah
menemukan iklan yang
muncul pada game tsb.
mengandung unsur
pornografi. Iklan-iklan itu bisa
nggak dihilangkan?
Sejauh ini saya wanti-wanti
anak dan minta dia berjanji
untuk tidak membukanya
Sayangnya jawabannya:
Tidak. Iklan sulit dibatasi,
tidak bisa diblokir dan
sebenarnya bukan hanya di
game, tetapi juga aplikasi
online lain. Software-nya
mungkin saja bagus dan
bermanfaat, tapi belum tentu
mereka selektif memasukkan
iklan. Produsen game
terutama yang gratisan tentu
mengambil untung dari
adanya iklan.
Tanya Jawab
23
25. (2) Double accounts di Facebook
Adik saya rada bandel, FB-
nya isinya nggak jelas, lalu
ketika saya tegur dan sudah
ketahuan keluarga lainnya,
dia rupanya membuat satu
akun lagi dengan nama alay
yang saya ketahui kemudian
setelah melacak teman-
temannya. Di akun baru itulah
dia melanjutkan kebebasan
ekspresinya.
Seperti kutipan hasil penelitian di
halaman 10 bahwa “banyak anak
yang meninggalkan FB setelah
ortunya menjadi teman mereka”,
memang ada kecenderungan
anak muda untuk ke sana, tidak
ingin di-kepo / dimata-matai
kakak / ortunya. Solusinya ya
harus menjaga kepercayaannya
biar nggak resisten sama kita
dan miliki akun semua media
sosial biar tetap bisa
mengawasi :P
Curcol :P Tanggapan
25