1. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim I
Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral
Badan Kebijakan Fiskal
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
2019
B U K U P E D O M A N
Penandaan Anggaran Daerah
untuk Perubahan Iklim
BADAN KEBIJAKAN FISKAL
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
WƵƐĂƚĞďŝũĂŬĂŶWĞŵďŝĂLJĂĂŶWĞƌƵďĂŚĂŶ/ŬůŝŵĚĂŶDƵůƟůĂƚĞƌĂů
Badan Kebijakan Fiskal
Kementerian Keuangan Republik Indonesia
2019
B U K U P E D O M A N
Penandaan Anggaran Daerah
untuk Perubahan Iklim
BADAN KEBIJAKAN FISKAL
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA
7. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim VII
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI...................................................................................................................... VII
DAFTAR TABEL................................................................................................................ VIII
DAFTAR GAMBAR........................................................................................................... VIII
DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM............................................................................... IX
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................................................................3
1.1. Latar Belakang................................................................................................... 3
1.2. Tujuan Penandaan Perubahan Iklim.................................................................. 7
1.3. Peraturan terkait Climate Budget Tagging (CBT)............................................... 8
BAB 2 KERANGKA KERJA PENELAAHAN DOKUMEN...................................................11
2.1. Penelaahan Dokumen Perencanaan.................................................................. 12
2.2. Analisis Organisasi Perangkat Daerah................................................................ 14
2.3. Alur Penandaan Anggaran................................................................................. 17
BAB 3 PEDOMAN PRAKTIS PENANDAAN ANGGARAN...............................................23
3.1. Tahapan Persiapan Penandaan Anggaran.......................................................... 23
3.2. Tahapan Penandaan Anggaran.......................................................................... 24
3.3. Rekapitulasi Hasil............................................................................................... 25
BAB 4 PEDOMAN ANALISIS HASIL PENANDAAN........................................................29
4.1. Analisis Capaian RPJMD..................................................................................... 29
4.2. Analisis capaian Climate Budget Tagging (CBT)................................................. 30
DAFTAR REFERENSI PEMILIHAN KEGIATAN..................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................... 35
Lampiran 1 Kodifikasi Anggaran .................................................................................... 39
Lampiran 2 Identifikasi Anggaran Perubahan Iklim ....................................................... 40
Lampiran 3 Identifikasi Belanja Barang dan Jasa............................................................ 42
Lampiran 4 Identifikasi Belanja Modal........................................................................... 45
Lampiran 5 Identifikasi Belanja Langsung dan Tidak Langsung terhadap
Perubahan Iklim............................................................................................................. 46
8. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim
VIII
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Target Penurunan Emisi GRK dan Institusi Pelaksana Upaya Mitigasi
Perubahan Iklim Indonesia di Dalam RAN GRK dan Dokumen NDC
Berdasarkan Sektor....................................................................................5
Tabel 2.1 Analisis Organisasi Perangkat Daerah dalam penelaahan kegiatan
mencapai sasaran perubahan iklim dengan menggunakan
Penganggaran Berbasis Kinerja .................................................................16
Tabel 3.1 Rekapitulasi Hasil Penandaan Anggaran....................................................25
Tabel 3.2 Contoh Rekapitulasi Hasil Penandaan Anggaran
(Kabupaten Kutai Barat 2016)....................................................................25
Tabel 4.1.1 Indikator Kinerja pada RPJMD terkait Perubahan Iklim.............................29
Tabel 4.1.2 Contoh Indikator Kinerja pada RPJMD terkait Perubahan Iklim
(Kabupaten Kutai Barat, 2011)...................................................................30
Tabel 4.2.1 Capaian Pelaksanaan Perubahan Iklim dalam RPJMD................................30
Tabel 4.2.2 Contoh Capaian Pelaksanaan Perubahan Iklim dalam RPJMD
(Kabupaten Kutai Barat, 2011)...................................................................30
Tabel 4.2.3 Aktivitas pendukung perubahan iklim.......................................................30
Tabel 4.2.4 Contoh Aktivitas pendukung perubahan iklim
(Kabupaten Kutai Barat, 2011)...................................................................31
Tabel 4.2.5 Evaluasi dan Rekomendasi Indikator Perubahan Iklim...............................31
Tabel 4.2.6 Contoh Evaluasi dan Rekomendasi Indikator Perubahan Iklim
(Kabupaten Kutai Barat, 2011)...................................................................31
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Peraturan Dan Perundangan Climate Budget Tagging (CBT).....................8
Gambar 2.1 Analisis Kelembagaan dan Analisis Pengeluaran Publik untuk
Perubahan Iklim.........................................................................................11
Gambar 2.2 Kerangka Kerja Penelaahan Dokumen Untuk Penandaan Anggaran.........12
Gambar 2.3 Penelaahan Perubahan Iklim Pada Dokumen Perencanaan......................13
Gambar 2.4 Pembagian Urusan Pemerintahan.............................................................15
Gambar 2.5 Alur Skematis Perencanaan Dan Penganggaran Daerah............................19
Gambar 3.1 Dokumen Untuk Dipersiapkan...................................................................23
Gambar 3.2 Langkah Penandaan Anggaran...................................................................24
9. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim IX
DAFTAR SINGKATAN DAN AKRONIM
SINGKATAN AKRONIM
AFOLU Agriculture, Forestry and Other Land Use
APBN Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
APBD Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Bappenas
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional Republik
Indonesia/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional
BKF Badan Kebijakan Fiskal
CBT Climate Budget Tagging
CPEIR Climate Public Expenditure Institutional Review
DPA Dokumen Pelaksanaan Anggaran
DPRD Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
GRK Gas Rumah Kaca
K/L Kementerian/Lembaga
KUA Kebijakan Umum APBD
KLHK Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
KLHS Kajian Lingkungan Hidup Strategis
LESS Low Emission Budget Tagging and Scoring System
LH Lingkungan Hidup
NDC Nationally Determined Contribution
OPD Organisasi Perangkat Daerah
PAD Pendapatan Asli Daerah
PBB Perserikatan Bangsa-Bangsa
PBK Penganggaran Berbasis Kinerja
Pemda Pemerintah Daerah
Pergub Peraturan Gubernur
Permendagri Peraturan Menteri Dalam Negeri
Permen KLHK Peraturan Menteri Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Perpres Peraturan Presiden
10. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim
X
PKPPIM
Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral
Kementerian Keuangan
PPAS Prioritas dan Plafon Anggaran Sementara
RAD GRK Rencana Aksi Daerah Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
RAN API Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim
RAN GRK Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
Renja K/L Rencana Kerja Kementerian/Lembaga
Renja OPD Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah
Renja SKPD Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah
Renstra SKPD Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah
Renstra OPD Rencana Strategis Organisasi Perangkat Daerah
RKA K/L Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian dan Lembaga
RKA OPD Rencana Kerja dan Anggaran Organisasi Perangkat Daerah
RKPD Rencana Kerja Pemerintah Daerah
RPJMD Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
RPJPD Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Satker Satuan Kerja
SKPD Satuan Kerja Perangkat Daerah
SDA Sumber Daya Alam
SDF Sustainable Development Financing
TPA Tempat Pembuangan Akhir
TPB Tujuan Pembangunan Berkelanjutan
UNDP United Nations Development Programme
13. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim 3
B A B 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perubahan iklim merupakan perubahan komposisi atmosfer secara global yang
disebabkan secara langsung ataupun tidak langsung oleh aktivitas manusia. Perubahan
ini berdampak pada berubahnya pola cuaca yang berimbas pada meningkatnya potensi
bencana. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki kerentanan terhadap
bencana seperti banjir, kekeringan dan peningkatan tinggi permukaan air laut. USAID
(2016) menyatakan bahwa nilai kerugian ekonomi yang akan ditanggung oleh masyarakat
Indonesia pada tahun 2050 akibat bencana mencapai Rp. 132 triliun atau setara dengan
1,4% dari nilai PDB Indonesia saat ini (USAID, 2016).
Dalam mendukung upaya pengendalian perubahan iklim, Pemerintah Indonesia telah
mencanangkan komitmen penurunan emisi GRK yang dituangkan pada peraturan baik di
tingkat pusat, melalui Peraturan Presiden No. 61 Tahun 2011 (Perpres 61/2011) Tentang
Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK), maupun di tingkat
daerah melalui Peraturan Gubernur (Pergub) tentang Rencana Aksi Daerah Penurunan
Emisi Gas Rumah Kaca (RAD-GRK). Disebutkan dalam Pasal 11 Perpres 61/2011 bahwa
sumber pendanaan rencana aksi perubahan iklim merupakan Anggaran Pendapatan
Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) dan sumber-
sumber lain yang sah dan tidak mengikat sesuai peraturan perundang-undangan. Untuk
mengetahui besaran anggaran perubahan iklim pada APBN, Kementerian Keuangan
melalui Badan Kebijakan Fiskal (BKF) yang bekerja sama dengan United Nations
Development Programme (UNDP) telah melakukan Climate Budget Tagging (CBT) sejak
tahun 2016 (Kementerian Keuangan, 2017).
Pemerintah Daerah turut berperan dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosial masyarakat, menjaga kualitas lingkungan hidup serta memastikan pembangunan
yang inklusif dan tata kelola yang mampu menjaga peningkatan kualitas kehidupan dari
satu generasi ke generasi berikutnya. Upaya tersebut dilakukan dengan penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dengan juga memperhatikan
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB) (Sustainable Development Goals/SDGs)
yang tercantum di dalam Peraturan Presiden No. 59 Tahun 2017 tentang Pelaksanaan
Pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Perpres 59/2017). Hal ini sejalan
dengan Tujuan ke-13 dalam TPB yang terkait dengan pengendalian terhadap dampak
perubahan iklim.
14. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim
4
Sejalan dengan hal tersebut, pengendalian terhadap dampak perubahan iklim
juga menjadi salah satu sasaran dalam TPB, yang kemudian diatur secara rinci dalam
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 2018 (Permendagri 7/2018) tentang
Pembuatan dan Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup Strategis dalam Penyusunan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (KLHS-RPJMD). Pada pasal 20 ayat
(1) dalam Permendagri 7/2018 menyebutkan bahwa tim penyusun RPJMD melakukan
penelaahan dan memastikan laporan KLHS-RPJMD sebagaimana dimaksud dalam pasal
16 dimuat dalam rancangan awal RPJMD.
Mitigasi dan Adaptasi Perubahan Iklim
Berdasarkan Perpres No. 61/2011, mitigasi perubahan iklim adalah upaya
pengendalian untuk mengurangi risiko akibat perubahan iklim melalui kegiatan yang
dapat menurunkan emisi atau meningkatkan penyerapan GRK dari berbagai sumber
emisi. Upaya pengendalian perubahan iklim, terbagi ke dalam dua kegiatan yaitu kegiatan
inti dan kegiatan pendukung. Kegiatan inti adalah kegiatan yang berdampak langsung
pada penurunan emisi GRK dan penyerapan GRK. Sedangkan kegiatan pendukung adalah
kegiatan yang tidak berdampak langsung pada penurunan emisi GRK tetapi mendukung
pelaksanaan kegiatan inti.
Berdasarkan Buku Pedoman Penandaan Mitigasi Perubahan Iklim1
, untuk
menentukan kesesuaian suatu kegiatan pemerintah dengan aksi mitigasi perubahan
iklim, maka diperlukan kriteria, indikator dan bukti fisik, dengan definisi sebagai berikut:
1. Kriteria adalah kondisi yang ingin dicapai dari suatu aksi mitigasi perubahan iklim
pada kegiatan sektor pembangunan;
2. Indikator adalah komponen atau variabel yang mengindikasikan pelaksanaan
aksi mitigasi yang ingin dicapai sesuai dengan kriteria;
3. Bukti fisik indikator adalah data atau informasi yang diperlukan untuk
memberikan bukti capaian indikator dari pelaksanaan suatu aksi mitigasi.
Kriteria, indikator dan bukti fisik indikator diperlukan untuk mendukung pencapaian
target penurunan emisi gas rumah kaca sesuai Nationally Determined Contribution
(NDC) Indonesia. Di dalam dokumen tersebut dicantumkan target Pemerintah Indonesia
untuk menurunkan emisi pada tahun 2030 sebesar 29% dari tahun dasar 2010 yaitu
834 juta ton CO2
e. Target ini akan dicapai melalui aksi mitigasi dari 5 sektor utama yaitu
pertanian, kehutanan dan penggunaan lahan lainnya (AFOLU), energi, proses industri dan
penggunaan produk (IPPU), serta limbah.
1
Pedoman Penandaan Mitigasi Perubahan Iklim 2018. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian
Perubahan Iklim, KLHK. http://ditjenppi.menlhk.go.id/reddplus/images/adminppi/dokumen/
Pedoman_penentuan_aksi_mitigasi_perubahan_iklim_FINAL.pdf
15. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim 5
Tabel 1.1 Target Penurunan Emisi GRK dan Institusi Pelaksana Upaya Mitigasi Perubahan Iklim
Indonesia di Dalam RAN GRK dan Dokumen NDC Berdasarkan Sektor
Sektor
Target Penurunan Emisi GRK
RAN-GRK NDC
Target 26% Target 41% Skenario CM1* Skenario CM2**
Juta ton
CO2e
% dari
BaU
Juta ton
CO2e
% dari
BaU
Juta ton
CO2e
% dari
BaU
Juta ton
CO2e
% dari
BaU
Kehutanan dan
lahan gambut
672 22,78 1.039 35,83 497 17,2 650 23
Pengelolaan
limbah
48 1,63 78 2,69 11 0,38 26 1
Energi dan
transportasi
38 1,29 56 1,93 314 11 398 14
Pertanian 8 0,27 11 0,38 9 0,32 4 0,13
Industri 1 0,03 5 0,17 2,75 0,1 3,25 0,11
TOTAL 767 26 1.189 41 834 29 1.081 38
• Sumber: Naskah Akademis Rencana Aksi Nasional Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca
2010-2020 dan Dokumen NDC Pertama Indonesia (Direktorat Jenderal Pengendalian
Perubahan Iklim, 2017)
• Keterangan:
*CM1 (Counter Measure 1) : skenario emisi dengan skenario mitigasi dan
mempertimbangkan target pembangunan sektoral (un-conditional)
**CM2 (Counter Measure 2) : skenario emisi yang lebih ambisius dan
mempertimbangkan target pembangunan sektoral, jika dukungan internacional tersedia
(conditional)
Adaptasi perubahan iklim adalah upaya yang dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan dalam menyesuaikan diri terhadap perubahan iklim, termasuk keragaman
iklimdankejadianekstrem,sehinggapotensikerusakanakibatperubahaniklimberkurang,
peluang yang ditimbulkan oleh perubahan iklim dapat dimanfaatkan dan konsekuensi
yang timbul akibat perubahan iklim dapat diatasi (Permen KLHK No. 72 Tahun 2017).
Upaya Adaptasi Perubahan Iklim di Indonesia saat ini mengacu pada dokumen
Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim (RAN-API) (Kementerian PPN/Bappenas,
2014), sebagai berikut:
1. Upaya penyesuaian dalam bentuk strategi, kebijakan, pengelolaan/manajemen,
teknologi dan sikap agar dampak (negatif) perubahan iklim dapat dikurangi
seminimal mungkin, dan bahkan jika memungkinkan dapat dimanfaatkan dan
memaksimalkan dampak positifnya.
16. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim
6
2. Untuk mengurangi dampak (akibat) yang disebabkan oleh perubahan iklim, baik
langsung maupun tidak langsung, baik kontinu maupun diskontinu dan permanen
serta dampak menurut tingkatnya.
Dalam memastikan pencapaian sasaran pembangunan nasional dengan adanya
dampak perubahan iklim, diperlukan ketahanan di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan.
Oleh karena itu, sasaran strategis RAN-API diarahkan untuk: (i) membangun ketahanan
ekonomi, (ii) membangun tatanan kehidupan (sosial) yang tangguh terhadap dampak
perubahan iklim (ketahanan sistem kehidupan), (iii) menjaga keberlanjutan layanan
jasa ekosistem (ketahanan ekosistem) dan (iv) penguatan ketahanan wilayah khusus di
perkotaan, pesisir dan pulau-pulau kecil.
Untuk mendukung hal tersebut, diperlukan mekanisme penandaan anggaran pada
APBD agar memenuhi unsur efektivitas dan efisiensi alokasi anggaran, khususnya untuk
anggaran perubahan iklim maupun anggaran di sektor lingkungan hidup. Penandaan
anggaran diartikan sebagai suatu proses memberikan tanda dalam dokumen anggaran
yang berguna untuk menelusuri dan mengidentifikasi output suatu kegiatan beserta
anggarannya yang tercantum dalam Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja-K/L)
maupun Rencana Kerja Anggaran Kementerian/Lembaga (RKA-K/L). Penandaan anggaran
perubahan iklim merupakan proses untuk mengidentifikasi anggaran yang digunakan
untuk membiayai output yang secara khusus ditujukan untuk perubahan iklim yaitu
mitigasi dan adaptasi (Kementerian Keuangan, 2018). Dengan demikian Climate Budget
Tagging (CBT) pada APBD adalah suatu proses memberikan tanda dalam dokumen
anggaran yang berguna untuk menelusuri dan mengidentifikasi output suatu kegiatan
beserta anggarannya yang tercantum dalam Rencana Kerja Organisasi Perangkat Daerah
(Renja-OPD) maupun Rencana Kerja Anggaran Organisasi Perangkat Daerah (RKA-OPD)
terkait perubahan iklim.
17. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim 7
1.2. Tujuan Penandaan Perubahan Iklim
Buku pedoman ini disusun sebagai dasar acuan bagi Pemerintah Daerah
dalam:
1. Identifikasi misi RPJMD yang mendukung sasaran pencapaian perubahan iklim;
2. Memilih Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang mendukung target pencapaian
perubahan iklim dan pembangunan daerah;
3. Menentukan output kegiatan pada OPD yang sesuai dengan target pencapaian
perubahan iklim;
4. Memilih komponen aksi mitigasi dan adaptasi yang dapat digunakan sebagai
dasar dalam penandaan anggaran untuk mengidentifikasi aksi perubahan iklim;
5. Menilai kinerja aksi perubahan iklim pada output kegiatan OPD terhadap target
pembangunan dan perubahan iklim;
6. Mencatat besaran anggaran yang digunakan untuk mencapai sasaran aksi
penanganan perubahan iklim;
7. Menjadirujukandalamperencanaankegiatanyangmendukungaksipengendalian
perubahan iklim di daerah dengan dukungan APBD.
18. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim
8
1.3. Peraturan terkait Climate Budget Tagging (CBT)
Rujukan peraturan dan perundangan yang berkaitan dengan penandaan anggaran
perubahan iklim dapat dilihat pada gambar berikut.
• Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara
• Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintah Daerah
• Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2016
tentang Persetujuan Paris atas Konvensi
Kerangka Kerja Perserikatan Bangsa-Bangsa
Mengenai Perubahan Iklim
UNDANG - UNDANG
UNDANG
UNDANG
• Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2011
tentang Rencana Aksi Nasional Penurunan
Emisi Gas Rumah Kaca
PERATURAN PRESIDEN
RI 1
PERATURAN MENTERI
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan
Keuangan Daerah
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang
Tata Cara Penyusunan, Pengendalian dan
Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 33
Tahun 2017 tentang Pedoman Penyusunan
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2018
• Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 7
Tahun 2018 tentang Pembuatan dan
Pelaksanaan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis dalam Penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah
PERATURAN PEMERINTAH
• Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005
tentang Pengelolaan Keuangan Daerah
• Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
(PP 8/2008) tentang Tahapan Tata Cara
Penyusunan Pengendalian Dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah.
• Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2016
tentang Tata Cara Penyelenggaraan Kajian
Lingkungan Hidup Strategis
• Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2017
tentang Instrumen Ekonomi Lingkungan
Hidup
Peraturan Dan Perundangan
Climate Budget Tagging (CBT)
Gambar 1.1 Peraturan Dan Perundangan Climate Budget Tagging (CBT)
21. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim 11
B A B 2
KERANGKA KERJA
PENELAAHAN DOKUMEN
Salahsatualatuntukmenilaipeluangdankendalauntukpengarusutamaanperubahan
iklim ke dalam perencanaan dan penganggaran baik di tingkat pusat maupun daerah
adalah Climate Public Expenditure Institutional Review (CPEIR) (UNDP, 2015). Kerangka
analitik CPEIR ini memiliki tiga pilar utama yaitu: Analisis Kebijakan, Analisis Kelembagaan
dan Analisis Pengeluaran Publik untuk Perubahan Iklim.
• Analisis peran dan tanggung jawab
lembaga dan kapasitasnya dalam
merumuskan, melaksanakan dan
melakukan koordinasi perubahan iklim
• Tinjauan proses perencanaan dan
penganggaran serta kaitannya dengan
pembiayaan kebijakan dan program
perubahan iklim (mitigasi dan adaptasi),
yang melibatkan anggaran baik dari
pemerintah maupun non-pemerintah
Analisis
Kelembagaan
• Tinjauan kerangka kebijakan
perubahan iklim dan kerangka
pemantauannya serta bagaimana
tujuan kebijakan diterjemahkan ke
dalam program dan instrumen
Analisis
Kebijakan
• Proses kuantifikasi pengeluaran terkait
iklim terhadap total anggaran dan
mengukur kebijakan fiskal
Analisis
Pengeluaran
Publik untuk
Perubahan
Iklim
Gambar 2.1 Analisis Kelembagaan dan Analisis Pengeluaran Publik untuk Perubahan Iklim
22. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim
12
Berdasarkan pendekatan tersebut, maka kerangka kerja dalam penelaahan dokumen
untuk penandaan anggaran dapat terbagi menjadi tiga langkah berikut:
Penelaahan
Dokumen
Perencanaan
Analisis Organisasi
Perangkat Daerah
Alur Penandaan
Anggaran Perubahan
Iklim Di Daerah
Gambar 2.2 Kerangka Kerja Penelaahan Dokumen Untuk Penandaan Anggaran
2.1. Penelaahan Dokumen Perencanaan
Perencanaan pembangunan daerah seperti tertuang dalam Peraturan Pemerintah
No. 8 Tahun 2008 (PP 8/2008) tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah merupakan suatu proses
penyusunan tahapan-tahapan kegiatan yang melibatkan berbagai unsur pemangku
kepentingan di dalamnya, guna pemanfaatan dan pengalokasian sumber daya yang ada
dalam rangka meningkatkan kesejahteraan sosial dalam suatu wilayah/daerah.
Adapun dokumen perencanaan tersebut terdiri atas:
(i) Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) untuk periode 20 tahun;
(ii) RPJMD untuk periode lima tahun;
(iii) Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) untuk periode satu tahun;
(iv) Rencana Kerja Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD) untuk
periode lima tahun; dan
(v) Rencana Kerja-Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD) untuk periode satu
tahun.
Secara rinci, keseluruhan dokumen perencanaan tersebut diperlihatkan dalam
Gambar 2.3 di bawah ini.
23. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim 13
Gambar 2.3 Penelaahan Perubahan Iklim Pada Dokumen Perencanaan
Pembiayaan tahunan untuk perencanaan tersebut dituangkan dalam dokumen
Kebijakan Umum APBD (KUA) yang memuat kebijakan pendapatan, belanja, pembiayaan
serta asumsi yang mendasarinya untuk periode satu tahun. Adapun Prioritas dan Plafon
Anggaran Sementara (PPAS) adalah rancangan program prioritas dan patokan batas
maksimal anggaran yang diberikan kepada Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) untuk
setiap program, sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran SKPD
(RKA-SKPD) sebelum disepakati dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) seperti
tertuang dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
24. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim
14
Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang Tata Cara Penyusunan, Pengendalian
dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah (Permendagri 54/2010).
Untuk memudahkan proses penandaan anggaran, maka proses penelaahan
dokumen perencanaan untuk perubahan iklim, sebagai berikut:
a. Apakah terdapat Visi, Misi, Tujuan atau Sasaran dalam RPJMD yang menyebutkan
mengenai perubahan iklim?
Jawaban atas pertanyaan tersebut bisa tersurat (tertulis secara langsung) ataupun
tersirat (tidak tertulis langsung dan memerlukan pemahaman). Untuk memahami
hal tersebut, dapat digunakan dokumen terkait perubahan iklim seperti RAD-GRK,
dokumen Strategi Perencanaan dan Penganggaran Pembangunan Hijau untuk
Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia 2015-2019 ataupun dokumen lainnya yang
disusun dengan tujuan untuk memberikan respon perubahan iklim.
b. Selain itu, diperlukan penelaahan lebih detail pada kebijakan umum dan program
pembangunan daerah.
Kebijakan umum tersebut memberikan arah perumusan rencana program prioritas
pembangunan disertai dengan kerangka pengeluaran jangka menengah daerah
dan menjadi pedoman SKPD dalam menyusun program dan kegiatan Renstra SKPD.
Untuk mencapai sasaran maka akan diturunkan pada indikasi program prioritas yang
dilengkapi dengan pendanaan. Untuk melakukan evaluasi ini dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa pedoman seperti Pedoman Umum, Petunjuk Teknis dan
Manual Perhitungan Pemantauan Evaluasi dan Pelaporan (PEP) Pelaksanaan RAN
dan RAD-GRK Bidang Berbasis Energi (Kementerian PPN/Bappenas, Oktober 2015),
Bidang Berbasis Lahan (Kementerian PPN/Bappenas, 2015) serta Bidang Pengelolaan
Limbah (Kementerian PPN/Bappenas, 2015).
c. Berdasarkan pada poin b di atas, maka dapat diketahui SKPD yang terlibat dalam
pencapaian sasaran perubahan iklim yang secara umum adalah SKPD yang memiliki
urusan kehutanan, pertanian, energi dan sumber daya mineral, perindustrian,
perhubungan dan lingkungan hidup. Secara rinci peran dan tanggung jawab tersebut
dilakukan melalui analisis OPD seperti dijelaskan pada sub bab berikutnya.
2.2. Analisis Organisasi Perangkat Daerah
Undang-Undang No.23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (UU 23/2014)
dimaksudkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan dan peran serta masyarakat serta peningkatan
daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan, keadilan dan
kekhasan. Dalam pelaksanaannya, UU 23/2014 mengklasifikasikan urusan pemerintahan
ke dalam dua urusan, yaitu urusan pemerintahan absolut (kewenangan pemerintah
25. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim 15
pusat) dan konkuren (kewenangan pemerintah pusat dan daerah). Urusan pemerintahan
yang dimaksud terbagi atas:
Absolut (Kewenangan
Pemerintah Pusat)
Konkuren (Kewenangan
Pemerintah Pusat Dan
Daerah)
Urusan
Pemerintah Wajib
Urusan
Pemerintahan
Pendidikan; Kesehatan; Pekerjaan
Umum Dan Penataan Ruang;
Perumahan Rakyat Dan Kawasan
Permukiman; Ketenteraman,
Ketertiban Umum Dan Perlindungan
Masyarakat
Kelautan Dan Perikanan, Pariwisata,
Pertanian, Kehutanan, Energi Dan
Sumber Daya Mineral; Perdagangan,
Perindustrian Dan Transmigrasi.
Tenaga Kerja; Pemberdayaan
Perempuan Dan Anak; Pangan;
Pertanahan; Lingkungan Hidup;
Administrasi Penduduk Dan
Pencatatan Sipil; Pemberdayaan
Masyarakat Desa; Pengendalian
Penduduk Dan Keluarga
Berencana; Perhubungan,
Komunikasi Dan Informatika;
Koperasi, Usaha Kecil Dan
Menengah, Penanaman
Modal, Kepemudaan Dan Olahraga,
Statistik, Persandian, Kebudayaan,
Perpustakaan, Kearsipan
Urusan Pemerintahan
Wajib Non Pelayanan
Dasar
Urusan
Pemerintahan
Gambar 2.4 Pembagian Urusan Pemerintahan
Berdasarkan urusan pemerintahan konkuren bagi pemerintah daerah, maka dilakukan
evaluasi peran OPD dengan menggunakan mekanisme Penganggaran Berbasis Kinerja
(PBK). Pelaksanaan PBK ini mengacu pada Undang-Undang No. 17 Tahun 2003 tentang
Keuangan Negara (UU 17/2003) dan Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (UU 25/2004) yang pelaksanaannya diatur dengan
Peraturan Pemerintah No. 21 Tahun 2004 (PP 21/2004) tentang Penyusunan Rencana
Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga. Ciri utama dari PBK adalah anggaran
yang disusun dengan memperhatikan keterkaitan antara pendanaan (input) dan hasil
yang diharapkan (outcome) sehingga dapat memberikan informasi tentang efektivitas
dan efisiensi kegiatan (Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas, 2009)
Proses PBK ini dimulai dengan memetakan urusan sesuai dengan UU 23/2014,
kemudian disandingkan dengan visi, misi, sasaran, arah kebijakan dan indikator pada
dokumen RPJMD. Setelah hal-hal tersebut diketahui, kemudian dilanjutkan dengan
identifikasi customer yaitu pelaksana dan target kegiatan. Langkah selanjutnya adalah
melihat perubahan konkret yang diinginkan (outcome) dan identifikasi output yang
tepat agar kondisi yang diinginkan tersebut dapat dicapai. Identifikasi selanjutnya adalah
26. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim
16
aktivitas untuk mencapai output tersebut agar bisa diterima oleh customer. Dari sini dapat
ditemukan input yang diperlukan untuk menjalankan aktivitas yang telah ditentukan
tersebut.
Pada proses ini diperlukan pemahaman mengenai tingkatan dari proses perencanaan
dan penganggaran dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun
2006 (Permendagri 13/2006) tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Proses analisis OPD
dengan PBK dapat dilihat pada Tabel di bawah ini dengan contoh yang sudah dilakukan di
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.
Tabel 2.1 Analisis Organisasi Perangkat Daerah dalam penelaahan kegiatan mencapai sasaran
perubahan iklim dengan menggunakan Penganggaran Berbasis Kinerja
Urusan Input Aktivitas Output Customer Outcome Kondisi
Contoh Perencanaan Ekonomi Hijau Kabupaten Kutai Barat
(Kelompok Kerja Pembangunan Ekonomi Hijau, 2017)
Urusan
Lingkungan
Hidup Sub
Urusan Per-
sampahan
Program
Pengemban-
gan Teknik
Mengolah
Sampah Ru-
mah Tangga
Sosialisa-
si Teknik
Mengelola
Sampah Ru-
mah Tangga
Jumlah Ru-
mah Tangga
yang Menge-
lola Sampah
Dinas
Lingkungan
Hidup dan
Rumah
Tangga
Volume
sampah yang
diangkut ke
TPA berku-
rang
Misi 4
Sasaran: Mewu-
judkan fungsi SDA
LH yang serasi
Arah Kebijakan:
Peningkatan upa-
ya pengendalian
pencemaran
Indikator: Tingkat
kualitas lingkun-
gan hidup
output tersebut agar bisa diterima oleh customer. Dari sini dapat
ditemukan input
tersebut.
dan penganggaran dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun
2006 (Permendagri 13/2006) tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Proses analisis OPD
dengan PBK dapat dilihat pada Tabel di bawah ini dengan contoh yang sudah dilakukan di
output tersebut agar bisa diterima oleh customer. Dari sini dapat
ditemukan input
tersebut.
dan penganggaran dengan mengacu pada Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun
2006 (Permendagri 13/2006) tentang Pengelolaan Keuangan Daerah. Proses analisis OPD
dengan PBK dapat dilihat pada Tabel di bawah ini dengan contoh yang sudah dilakukan di
Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur.
Tabel 2.1 Analisis Organisasi Perangkat Daerah dalam penelaahan kegiatan mencapai sasaran
perubahan iklim dengan menggunakan Penganggaran Berbasis Kinerja
Urusan Input Output Customer Outcome Kondisi
1. Tentukan
urusan/sub
urusan
-
input
yang diper-
lukan untuk
menjalankan
-
untuk men-
capai output
tersebut
-
kasi output
yang tepat
bagi cus-
tomer agar
-
si pelaksana
dan target
7. Perubah-
an konkret
yang diing-
inkan
1. Misi diharap
kan
2. Sasaran
3. Arah Kebijakan
Perubahan konkret yang
diinginkan
Langkah 3
Identifikasi pelaksana
dan target
Langkah 4
Tentukan:
1. Misi diharapkan
2. Sasaran
3. Arah Kebijakan
4. Indikator
Langkah 2
Identifikasi output yang tepat bagi
customer, agar kondisi yang
diinginkan tercapai
Langkah 5
Identifikasi aktivitas untuk
mencapai output tersebut sampai
pada customer
Langkah 6
Identifikasi input yang diperlukan
untuk menjalankan aktivitas yang
telah ditentukan
Langkah 7
Tentukan urusan/sub urusan
Langkah 1
27. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim 17
Urusan
Lingkungan
Hidup Sub
Urusan Pe
ngendalian
Pencemaran
dan/atau
Kerusakan
Lingkungan
Hidup
Program Per-
lindungan
dan konser-
vasi SDA
Perlindun-
gan dan
Pengelolaan
Danau di Ku-
tai Barat
Meningkat-
nya Perlind-
ungan dan
Konservasi
Sumber
Daya Alam
Dinas
Lingkungan
Hidup dan
Masyarakat
Lokasi dan
luas tutupan
lahan yang
diintervensi,
tahun pe
nanaman,
jumlah dan
jenis pohon
yang di
tanam, per-
tumbuhan
pohon
Misi 4
Sasaran: Mewu-
judkan fungsi SDA
LH yang serasi
Arah Kebijakan:
Peningkatan upa-
ya pengendalian
pencemaran
Indikator: Tingkat
kualitas lingkun-
gan hidup
Contoh RKA Dinas kelautan dan Perikanan, Kabupaten Maluku Tenggara
Urusan
Pilihan Ke-
lautan dan
Perikanan
Program
pengem-
bangan
perikanan
tangkap
Pembinaan
dan Pen-
dampingan
Proyek
Pengemban-
gan Mas-
yarakat Pesi-
sir / CCDP
Perlu didefi-
nisikan lebih
lanjut
Dinas ke-
lautan Dan
Perikanan
Perlu didefi-
nisikan lebih
lanjut
Misi:
1. Akselerasi
pemberdayaan
masyarakat,
2. Peningkatan
pelayanan
masyarakat.
3. Peningkatan
daya saing
daerah
Hasil analisis OPD dengan PBK ini akan digunakan untuk identifikasi kegiatan-kegiatan
yang mendukung perubahan iklim dalam dokumen DPA SKPD yang alur selengkapnya
dapat dilihat pada sub bab berikutnya.
2.3. Alur Penandaan Anggaran
Permendagri No.13/2006 menyebutkan bahwa RKA-SKPD adalah dokumen
perencanaan dan penganggaran yang berisi rencana pendapatan, rencana belanja
program dan kegiatan SKPD serta rencana pembiayaan sebagai dasar penyusunan APBD.
Dokumen tersebut memuat kinerja SKPD yaitu keluaran/hasil dari kegiatan/program yang
akan atau telah dicapai sehubungan dengan penggunaan anggaran dengan kuantitas dan
kualitas yang terukur.
28. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim
18
Penjelasan mengenai masing-masing nomenklatur untuk program, kegiatan, sasaran,
keluaran dan hasil adalah sebagai berikut:
1. Program adalah penjabaran kebijakan SKPD dalam bentuk upaya yang berisi satu
atau lebih kegiatan dengan menggunakan sumber daya yang disediakan untuk
mencapai hasil yang terukur sesuai dengan misi SKPD
2. Kegiatan adalah bagian dari program yang dilaksanakan oleh satu atau lebih
unit kerja pada SKPD sebagai bagian dari pencapaian sasaran terukur pada suatu
program dan terdiri dari sekumpulan tindakan pengerahan sumber daya baik
yang berupa personil (sumber daya manusia), barang modal termasuk peralatan
dan teknologi, dana, atau kombinasi dari beberapa atau kesemua jenis sumber
daya tersebut sebagai masukan (input) untuk menghasilkan keluaran (output)
dalam bentuk barang/jasa
3. Sasaran (target) adalah hasil yang diharapkan dari suatu program atau keluaran
yang diharapkan dari suatu kegiatan
4. Keluaran (output) adalah barang atau jasa yang dihasilkan oleh kegiatan yang
dilaksanakan untuk mendukung pencapaian sasaran dan tujuan program dan
kebijakan
5. Hasil (outcome) adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya keluaran
dari kegiatan-kegiatan dalam satu program.
29. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim 19
Berdasarkan analisis PBK sebelumnya, maka dapat dilihat bahwa pencapaian target
penurunan emisi GRK ditempatkan pada tingkatan outcome (beberapa SKPD), namun
penandaan anggaran dilakukan pada tingkatan output (satu SKPD).
Penandaan anggaran akan dilakukan pada dokumen DPA-SKPD pada masing-masing
OPD yang memberikan kontribusi dalam mencapai target perubahan iklim. DPA-SKPD
yang merupakan dokumen yang memuat pendapatan, belanja dan pembiayaan yang
digunakan sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh pengguna anggaran.
Secara rinci urutan perencanaan sampai penandaan anggaran diperlihatkan pada
gambar di bawah ini.
Renstra
SKPD
Renja
SKPD
DPA-SKPD
RPJPD
RPJMD
RKPD
KUA PPA
Rancangan
APBD
APBD
RKA-SKPD
Gambar 2.5 Alur Skematis Perencanaan Dan Penganggaran Daerah
33. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim 23
B A B 3
PEDOMAN PRAKTIS
PENANDAAN ANGGARAN
Proses penandaan anggaran ini dilakukan untuk mengidentifikasi mulai dari program,
komponen, hasil, keluaran dan jenis belanja yang terdiri atas belanja pegawai, belanja
barang dan jasa serta belanja modal pada beberapa dokumen penganggaran dengan
mengacu pada Permendagri No. 13 Tahun 2010 (WWF, 2017). Adapun tahapannya
dijelaskan pada sub bab berikut:
3.1. Tahapan Persiapan Penandaan Anggaran
Sebelum melakukan penandaan anggaran, dokumen yang perlu disiapkan
adalah:
RKA-SKPD
Tabel
Penandaan
Anggaran
DPA-SKPD
Gambar 3.1 Dokumen Untuk Dipersiapkan
34. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim
24
3.2. Tahapan Penandaan Anggaran
Langkah Penandaan Anggaran secara rinci adalah sebagai berikut:
Menemukenali nama program dan
kegiatan pada dokumen RKA-SKPD
(Formulir SKPD 2.2) yang secara rinci
dijelaskan pada dokumen DPA-SKPD
(Formulir SKPD 2.2) berdasarkan hasil
penelaahan pada dokumen: RPJMD, RKPD,
Renstra-SKPD dan renja SKPD.
Adapun tata cara identifikasi kode anggaran
tersebut dapat dilihat pada Lampiran 1.
Langkah 1
Pengisian jumlah:
- Belanja Pegawai (Kode Akun 5.2.1) pada
kolom 8
- Belanja Barang dan Jasa (Kode Akun
5.2.2) pada kolom 9
- Belanja Modal (Kode Akun 5.2.3) pada
kolom 11
- Sumber Dana pada kolom 11
Dari setiap kegiatan yang terdapat pada
dokumen DPA-SKPD Formulir 2.2.1 yang
merupakan penjelasan detail dokumen
RKA-SKPD formulir SKPD 2.2.1 pada
Lampiran 2.
Langkah 4
Pengisian jumlah:
- Belanja Modal Pengadaan Alat-alat
Pengolahan Pertanian dan Peternakan
(5.2.3.09)
- Belanja Modal Pengadaan Alat-alat
Laboratorium (5.2.2.20)
- Belanja Modal Pengadaan Konstruksi
Jaringan Air (5.2.3.23)
- Belanja Modal Pengadaaan Penerangan
Jalan, Taman dan Hutan Kota (5.2.3.24)
pada Lampiran 4.
Identifikasi belanja modal lain yang memiliki
kontribusi terhadap perubahan iklim
disesuaikan dengan program dan kegiatan
yang dilakukan oleh pemerintah daerah.
Khususnya laboratorium pengujian lingku-
ngan seperti Laboratorium Kualitas Air
menggunakan Energi Baru dan Terbarukan
seperti Panel Surya.
Langkah 6
Pengisian kode dan nama program dan
kegiatan pada kolom yang tersedia pada
Tabel Penandaan Anggaran, yaitu kolom 2
dan 3 pada Lampiran 2.
Langkah 2
Pengisian kolom:
- Kolom 4 (capaian)
- Kolom 5 (hasil)
- Kolom 7 (jumlah anggaran)
Dari setiap kegiatan dengan mengacu pada
Formulir SKPD 2.2.1 pada Lampiran 2.
Langkah 3
Memeriksa lebih detail Kode Akun Belanja
Barang dan Jasa (5.2.2):
- Belanja Bahan/Material (5.2.2.02)
- Belanja Makanan dan Minuman
(5.2.2.11)
- Belanja Perjalanan Dinas (5.2.2.15)
- Belanja Kursus, Pelatihan, Sosisalisasi dan
Bimbingan Teknis PNS (5.2.2.17)
- Biaya Jasa Konsultasi (5.2.2.21)
- Belanja Barang yang akan diserahkan ke
masyarakat (5.2.2.24)
pada lampiran 3
Identifikasi belanja barang dan jasa lain yang
memiliki kontribusi terhadap perubahan
iklim, disesuaikan dengan program dan
kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah
daerah.
Langkah 5
Menghitung jumlah anggaran kegiatan
yang memberikan dampak langsung dan
tidak langsung berdasarkan kriteria yang
dapat memberikan kontribusi menurunkan
emisi GRK dan meningkatkan ketahanan
seperti pada Lampiran 4.
Langkah 7
Gambar 3.2 Langkah Penandaan Anggaran
35. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim 25
3.3. Rekapitulasi Hasil
Rekapitulasi hasil penandaan anggaran perubahan iklim dilaksanakan dengan
menggunakan Tabel yang terdapat dalam Tabel 3.1. Tabel berikut memberikan gambaran
hasil dari penandaan anggaran pada setiap OPD. Hasil tersebut kemudian dikumpulkan
dalam Tabel di bawah ini untuk melihat kontribusi masing-masing OPD terhadap
pembangunan daerah maupun penanganan perubahan iklim.
Tabel 3.1 Rekapitulasi Hasil Penandaan Anggaran
No. OPD
Kegiatan
Langsung
Kegiatan Tidak
Langsung
Capaian
Pembangunan2
Kontribusi
Perubahan
Iklim3
Tabel 3.2 Contoh Rekapitulasi Hasil Penandaan Anggaran
(Kabupaten Kutai Barat 2016)
OPD
Kegiatan
Langsung
Kegiatan Tidak
Langsung
Capaian Pembangunan4
Kontribusi
Perubahan
Iklim5
Dinas
Lingkungan
Hidup
Rp
5.957.688.000
Sumber: APBD
2016
Rp
4.434.087.489
Sumber: APBD
2016
Misi: Pembangunan
ekonomi berbasis ekonomi
kerakyatan dan sektor
ekonomi potensial dalam
upaya penciptaan lapan-
gan kerja dan peningkatan
pendapatan masyarakat
dengan tetap memperhati-
kan lingkungan hidup.
Arah Kebijakan: Peningka-
tan upaya pengendalian
pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup serta
efektivitas pengelolaan dan
konservasi SDA
Sumber: RPJMD 2016-2020
Kab Kutai Barat
Mitigasi dan
Adaptasi
2
Diisi dengan misi, sasaran atau kebijakan
3
Diisi dengan mitigasi, adaptasi atau mitigasi dan adaptasi
4
Diisi dengan misi, sasaran atau kebijakan
5
Diisi dengan mitigasi, adaptasi atau mitigasi dan adaptasi
39. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim 29
B A B 4
PEDOMAN ANALISIS HASIL
PENANDAAN
Bab ini menjelaskan proses analisis hasil penandaan anggaran dengan tujuan
pembangunan serta evaluasi atas belanja di setiap SKPD berdasarkan jenis belanja.
Besaran anggaran untuk perubahan iklim dapat memberikan gambaran komitmen
pemerintahdaerahdalammenghadapiperubahaniklimdanselarasdenganpembangunan
di daerahnya. Oleh karena itu, analisis hasil penandaan anggaran dapat dilakukan melalui
indikator kinerja yang merupakan urusan dan kewenangan pemerintah daerah.
4.1. Analisis Capaian RPJMD
Dalam Lampiran Permendagri 13/2006 disebutkan bahwa perencanaan dan
penganggaran dimaksudkan untuk memenuhi indikator kinerja dari fungsinya. Adapun
fungsi tersebut adalah (1) pelayanan umum, (2) pertahanan (kewenangan Pemerintah
Pusat), (3) ketertiban dan ketentraman, (4) ekonomi, (5) lingkungan hidup, (6) perumahan
dan fasilitas umum, (7) kesehatan, (8) pariwisata dan budaya, (9) agama (kewenangan
Pemerintah Pusat), (10) Pendidikan dan (11) perlindungan sosial.
Untuk memastikan bahwa fungsi tersebut memiliki kontribusi terhadap perubahan
iklim maka dapat dilakukan melalui analisis indikator kinerja OPD yang tercantum dalam
dokumen RPJMD, seperti diperlihatkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.1.1 Indikator Kinerja pada RPJMD terkait Perubahan Iklim
Indikator Kinerja Satuan
Tahun
ke-1
Tahun
ke-2
Tahun
ke-3
Tahun
ke-4
Tahun
ke-5
Indikator kinerja tersebut kemudian ditelusuri pada setiap OPD terkait seperti
dijelaskan pada bagian berikutnya.
40. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim
30
Tabel 4.1.2 Contoh Indikator Kinerja pada RPJMD terkait Perubahan Iklim
(Kabupaten Kutai Barat, 2011)
Indikator Kinerja Satuan
Tahun
ke-1
Tahun
ke-2
Tahun
ke-3
Tahun
ke-4
Tahun
ke-5
Tingkat kerusakan dan
pencemaran lingkungan
% 10 10 7
4.2. Analisis capaian Climate Budget Tagging (CBT)
Analisis capaian penandaan anggaran untuk perubahan iklim ini dimulai dengan
identifikasi kesesuaian antara misi, urusan dengan target capaian perubahan iklim seperti
diperlihatkan pada Tabel 4.2.1 di bawah ini.
Tabel 4.2.1 Capaian Pelaksanaan Perubahan Iklim dalam RPJMD
Capaian Perubahan Iklim Misi Urusan
Tabel 4.2.2 Contoh Capaian Pelaksanaan Perubahan Iklim dalam RPJMD
(Kabupaten Kutai Barat, 2011)
Capaian Perubahan Iklim Misi Urusan
Penurunan emisi gas
rumah kaca
Pembangunan ekonomi berbasis ekonomi
kerakyatan dan sektor ekonomi potensial
dalam upaya penciptaan lapangan kerja
dan peningkatan pendapatan masyarakat
dengan tetap memperhatikan lingkungan
hidup
Urusan Lingkungan
Hidup
Berdasarkan tabel tersebut maka dapat dilihat peran RPJMD dalam upaya pencapaian
target penanganan perubahan iklim sesuai dengan urusan dan kewenangannya. Adapun
rincian sasaran RPJMD tersebut diturunkan dalam program dapat menggunakan Tabel
4.2.3 dibawah ini.
Tabel 4.2.3 Aktivitas pendukung perubahan iklim
Strategi Arah Kebijakan Program
41. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim 31
Tabel 4.2.4 Contoh Aktivitas pendukung perubahan iklim
(Kabupaten Kutai Barat, 2011)
Strategi Arah Kebijakan Program
Mewujudkan fungsi
sumber daya alam dan
lingkungan hidup yang
serasi dalam mendukung
fungsi ekonomi, sosial dan
budaya masyarakat secara
berkesinambungan
Peningkatan upaya pengendalian
pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup serta efektifitas
pengelolaan dan konservasi SDA
Program pengendalian
pencemaran dan kerusakan
lingkungan hidup
Identifikasi program dan kegiatan yang berkontribusi terhadap perubahan iklim
dilakukan dengan menyandingkan input, aktivitas dengan outcome (target kinerja)
perubahan iklim dengan mengacu pada pedoman yang diterbitkan oleh Bappenas
maupun KLHK. Tabel analisis yang digunakan diperlihatkan dalam Tabel 4.2.5 di bawah
ini.
Tabel 4.2.5 Evaluasi dan Rekomendasi Indikator Perubahan Iklim
Input (Program)
Aktivitas
(Kegiatan)
Output
Rekomendasi
Indikator
Outcome
Perubahan
Iklim
Tabel 4.2.6 Contoh Evaluasi dan Rekomendasi Indikator Perubahan Iklim
(Kabupaten Kutai Barat, 2011)
Input (Program)
Aktivitas
(Kegiatan)
Output
Rekomendasi
Indikator
Outcome
Perubahan
Iklim
Program
Pengembangan
Teknologi Ramah
Lingkungan
Sosialisasi Teknik
Mengelola
Sampah Rumah
Tangga
Meningkatnya
kualitas air
Jumlah Sampah
yang dikelola
(ton/hari)
GRK-Limbah
42.
43. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim 33
DAFTAR REFERENSI
PEMILIHAN KEGIATAN
Pedoman Penandaan Mitigasi Perubahan Iklim 2018. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pengendalian Perubahan Iklim, KLHK.
http://ditjenppi.menlhk.go.id/reddplus/images/adminppi/dokumen/Pedoman_
penentuan_aksi_mitigasi_perubahan_iklim_FINAL.pdf
Pedoman Penandaan Tematik Adaptasi Perubahan Iklim pada Rencana Kerja
Kementerian/Lembaga (K/L) 2016. Jakarta: Sekretariat RAN API, Bappenas.
http://sekretariat-ranapi.org/storage/app/media/Panduan_Penandaan.pdf
44.
45. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim 35
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok Kerja Pembangunan Ekonomi Hijau. (2017). Perencanaan Ekonomi Hijau
Kabupaten Kutai Barat: Pengarusutamaan Pembangunan Ekonomi Hijau ke dalam
Kerangka Pembangunan Kabupaten Kutai Barat. Sendawar: Kabupaten Kutai Barat
dan WWF.
Kementerian Dalam Negeri (2018). Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun
2018 Tentang Pembuatan dan Pelaksanaan KLHS dalam Penyusunan Dokumen
Perencanaan. Jakarta: Kemendagri.
Kementerian Dalam Negeri (2018). Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 13 Tahun 2006
Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Jakarta: Kemendagri.
Kementerian Keuangan. (2017). Laporan Penandaan Anggaran Mitigasi Perubahan Iklim.
Jakarta: Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan.
Kementerian Keuangan. (2018). Pedoman Penandaan Anggaran Perubahan Iklim.
Jakarta: Badan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan.
Kementerian Keuangan dan Kementerian PPN/Bappenas. (2009). Pedoman Penerapan
Penganggaran Berbasis Kinerja (PBK): Buku 2. Jakarta: Kementerian Keuangan dan
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2018). Pedoman Penandaan Mitigasi
Perubahan Iklim. Jakarta: Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Iklim, KLHK.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. (2017). Peraturan Menteri Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan No. 72 Tahun 2017. Jakarta: KLHK.
Kementerian PPN/Bappenas. (2014). Rencana Aksi Nasional Adaptasi Perubahan Iklim.
Jakarta: Kementerian PPN/Bappenas.
Kementerian PPN/Bappenas. (2015). Pedoman Umum, Petunjuk Teknis dan Manual
Perhitungan Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) Pelaksanaan RAN dan RAD-
GRK: Bidang Berbasis Lahan. Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas.
46. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim
36
Kementerian PPN/Bappenas. (2015). Pedoman Umum, Petunjuk Teknis dan Manual
Perhitungan Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) Pelaksanaan RAN dan RAD-
GRK: Bidang Pengelolaan Limbah. Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas.
Kementerian PPN/Bappenas. (Oktober 2015). Pedoman Umum, Petunjuk Teknis dan
Manual Perhitungan Pemantauan, Evaluasi dan Pelaporan (PEP) Pelaksanaan RAN-
RAD GRK: Bidang Berbasis Energi. Jakarta: Kementerian Perencanaan Pembangunan
Nasional/Bappenas.
Kementerian PPN/Bappenas. (2016) Pedoman Penandaan Tematik Adaptasi Perubahan
Iklim pada Rencana Kerja Kementerian/ Lembaga (K/L) Jakarta: Sekretariat RAN API,
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/ Bappenas. http://sekretariat-
ranapi.org/storage/app/media/Panduan_Penandaan.pdf
PemerintahRepublikIndonesia.(2011).PeraturanPresidenNomor.61Tahun2011Tentang
Rencana Aksi Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca (RAN-GRK). Jakarta: Sekretariat
Kabinet RI. Diakses dari https://www.bappenas.go.id/files/6413/5228/2167/
perpres-indonesia-ok__20111116110726__5.pdf
Pemerintah Republik Indonesia. (2017). Peraturan Presiden Nomor. 59 Tahun 2017
Tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Jakarta: Sekretariat Kabinet RI.
Pemerintah Republik Indonesia. (2008). Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
Tentang Tahapan Tata Cara Penyusunan Pengendalian Dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah. Jakarta: Sekretariat Kabinet RI.
UNDP. (2015). A methodological guidebook: Climate Public Expenditure and Institutional
Review. Bangkok: UNDP.
WWF. (2017). Pedoman Penandaan Anggaran Hijau (Green Budgeting) di Daerah. Jakarta:
WWF.
49. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim 39
Lampiran
1
Kodifikasi
Anggaran
Sesuai
dengan
Lampiran
A.VII.a
Permendagri
No.
59
Tahun
2007,
pemerintah
daerah
dapat
mengembangkan
program
dan
kegiatan
beserta
kode
rekeningnya
sesuai
kebutuhan
obyektif,
nyata
dan
sesuai
karakteristik
daerah.
Urutan
kode
rekening
tersebut
mengikuti
ketentuan
sebagai
berikut:
Kolom
1
Kode
Urusan
Wajib/Pilihan
Kolom
2
Kode
Urusan
Kolom
3
Kode
Organisasi
Kolom
4
Kode
Program
Kolom
5
Kode
Kegiatan
Daftar
program
dan
kegiatan
dibagi
menjadi
2
pengelompokan
kode
sebagai
berikut
:
1.
Program
yang
diberi
kode
1
–
14
untuk
menampung
program-program
yang
bersifat
umum
dan
terdapat
di
setiap
SKPD.
2.
Program
yang
diberi
kode
15
–
dst.
untuk
menampung
program-program
yang
bersifat
spesifik
untuk
setiap
urusan.
50. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim
40
Lampiran
2
Identifikasi
Anggaran
Perubahan
Iklim
No.
Kode
Akun
Nama
Program
dan
Kegiatan
Capaian
Keluaran
Hasil
Total
Anggaran
Belanja
Pegawai
5.2.1
Belanja
Barang
dan
Jasa
5.2.2
Belanja
Moda
5.2.3l
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Dokumen
yang
digunakan
untuk
mengisi
Tabel
di
atas
adalah
bagian
atas
dari
Lampiran
C4.a3.
Permendagri
Formulir
Permendagri
Nomor
59
Tahun
2007
di
bawah
ini
51. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim 41
Pada
Kode
rekening
(kolom
1)
berisi
nomor
kode
rekening
kelompok/jenis/objek/
rincian
objek
belanja
langsung,
dengan
penjelasan
kode
rekening
tersebut
seperti
pada
Tabel
di
bawah
ini
.
Kode
rekening
Uraian
5
2
Belanja
Langsung
5
2
1
Belanja
Pegawai
5
2
2
Belanja
Barang
dan
Jasa
5
2
3
Belanja
Modal
52. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim
42
Lampiran
3
Identifikasi
Belanja
Barang
dan
Jasa
No.
Kode
Akun
Nama
Program
dan
Kegiatan
Belanja
Bahan/
Material
(5.2.2.02)
Belanja
Makanan
dan
Minuman
(5.2.2.11)
Belanja
Perjalanan
Dinas
(5.2.2.15)
Belanja
Kursus,
Pelatihan,
Sosialisasi
dan
Bimbingan
Teknis
PNS
(5.2.2.17)
Biaya
Jasa
Konsultansi
(5.2.2.21)
Belanja
Barang
yang
akan
diserahkan
ke
masyarakat
(5.2.2.23)
Belanja
Barang
yang
akan
Dijual
kepada
masyarakat
(5.2.2.24)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kode
detail
untuk
hal
Belanja
Barang
dan
Jasa
mengacu
Lampiran
A8.a1.
Permendagri
Formulir
Permendagri
Nomor
59
Tahun
2007
di
bawah
ini
Kode
rekening
Uraian
5
2
2
Belanja
Barang
dan
Jasa
5
2
2
02
Belanja
Bahan
Material
5
2
2
02
01
Belanja
bahan
baku
bangunan
5
2
2
02
02
Belanja
bahan/bibit
tanaman
5
2
2
04
Belanja
Premi
Asuransi
5
2
2
04
02
Belanja
Premi
Asuransi
Barang
Milik
Daerah
5
2
2
04
03
Belanja
Premi
Asuransi
Nelayan
5
2
2
11
Belanja
Makan
Minuman
5
2
2
11
01
Belanja
makanan
dan
minuman
harian
pegawai
5
2
2
11
02
Belanja
makanan
dan
minum
rapat
53. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim 43
Kode
rekening
Uraian
5
2
2
15
Belanja
Perjalanan
Dinas
5
2
2
15
01
Belanja
perjalanan
dinas
dalam
daerah
5
2
2
15
02
Belanja
perjalanan
dinas
luar
daerah
5
2
2
17
Belanja
kursus,
pelatihan,
sosialisasi
dan
bimbingan
teknis
PNS
5
2
2
17
01
Belanja
kursus-kursus
singkat/pelatihan
5
2
2
17
02
Belanja
sosialisasi
5
2
2
21
Biaya
Jasa
Konsultansi
5
2
2
21
01
Biaya
Jasa
Konsultansi
Penelitian
5
2
2
21
02
Biaya
Jasa
Konsultansi
Perencanaan
5
2
2
21
03
Biaya
Jasa
Konsultansi
Pengawasan
5
2
2
23
Belanja
Barang
yang
akan
diserahkan
kepada
masyarakat
5
2
2
23
01
Belanja
barang
yang
akan
diserahkan
kepada
masyarakat
5
2
2
24
Belanja
Barang
yang
akan
diserahkan
kepada
masyarakat
5
2
2
24
01
Belanja
Barang
yang
akan
diserahkan
kepada
masyarakat
Untuk
Dinas
tertentu
seperti
Pekerjaan
Umum
dapat
menambahkan
Biaya
Pemeliharaan
dengan
kode
akun
5.2.2.20.
54. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim
44
Belanja
lain
yang
mendukung
adalah
belanja
hibah
seperti
pada
tabel
di
bawah
ini.
Kode
rekening
Uraian
5
1
4
Belanja
Hibah
5
1
4
01
Belanja
Hibah
kepada
Pemerintah
Pusat
5
1
4
01
01
Pemerintah
Pusat
5
1
4
02
Belanja
hibah
kepada
Pemerintah
Daerah
lainnya
5
1
4
02
01
Pemerintah
Provinsi
……
5
1
4
02
02
Pemerintah
Kabupaten/Kota…..
5
1
4
03
Belanja
Hibah
kepada
Pemerintah
Desa
5
1
4
03
01
Pemerintahan
Desa….
5
1
4
04
Belanja
Hibah
kepada
Perusahaan
Daerah/BUMD/BUMN
5
1
4
04
01
Perusahaan
Daerah/BUMD/BUMN…..
5
1
4
05
Belanja
Hibah
kepada
Badan/Lembaga/Organisasi
5
1
4
05
01
Badan/Lembaga/Organisasi……….
5
1
4
06
Belanja
Hibah
kepada
Kelompok/Anggota
Masyarakat
5
1
4
06
01
Kelompok/anggota
masyarakat……
55. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim 45
Lampiran
4
Identifikasi
Belanja
Modal
No.
Kode
Akun
Nama
Program
dan
Kegiatan
Belanja
Modal
Pengadaan
Alat-alat
Pengolahan
Pertanian
dan
Peternakan
(5.2.3.09)
Belanja
Modal
Pengadaan
Alat-alat
Laboratorium
(5.2.2.20)
7
Belanja
Modal
Pengadaan
Konstruksi
Jaringan
Air
(5.2.3.23)
Belanja
Modal
Pengadaan
Penerangan
Jalan,
Taman
dan
Hutan
Kota
(5.2.3.24)
8
1
2
3
4
5
6
7
Kode
detail
untuk
hal
Belanja
Barang
dan
Jasa
mengacu
Lampiran
A8.a1.
Permendagri
Formulir
Permendagri
Nomor
59
Tahun
2007
di
bawah
ini
Kode
rekening
Uraian
5
2
3
Belanja
Barang
dan
Jasa
5
2
3
09
Belanja
Modal
Pengadaan
Alat-alat
Pengolahan
Pertanian
dan
Peternakan
5
2
3
09
01
Belanja
modal
pengadaan
penggiling
hasil
pertanian
5
2
3
09
02
Belanja
modal
pengadaan
alat
pengering
gabah
5
2
3
20
Belanja
Modal
Pengadaan
Alat-alat
Laboratorium
5
2
3
20
01
Belanja
Modal
Pengadaan
Alat-alat
Laboratorium
Lingkungan
5
2
3
23
Belanja
Modal
Pengadaan
Konstruksi
Jaringan
Air
5
2
3
23
01
Belanja
modal
pengadaan
konstruksi
bendungan
5
2
3
23
02
Belanja
modal
pengadaan
konstruksi
waduk
5
2
3
24
Belanja
Modal
Pengadaan
Penerangan
Jalan,
Taman
dan
Hutan
Kota
5
2
3
24
01
Belanja
modal
pengadaan
lampu
hias
jalan
5
2
3
24
02
Belanja
modal
pengadaan
lampu
hias
taman
7
Khususnya
laboratorium
pengujian
lingkungan
seperti
Laboratorium
Kualitas
Air
8
Menggunakan
Energi
Baru
dan
Terbarukan
seperti
panel
surya
56. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim
46
Lampiran
5
Identifikasi
Belanja
Langsung
dan
Tidak
Langsung
terhadap
Perubahan
Iklim
No.
Kode
Akun
Nama
Program
dan
Kegiatan
Total
Anggaran
Belanja
Kegiatan
Inti
9
Belanja
Kegiatan
Pendukung
10
Persentase
Belanja
Inti
Persentase
Belanja
Pendukung
Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
9
Belanja
kegiatan
inti
adalah
belanja
kegiatan
yang
memberikan
dampak
langsung
dalam
penanganan
perubahan
iklim
seperti
Belanja
Bibit
dan
Belanja
Modal
10
Belanja
kegiatan
pendukung
adalah
belanja
kegiatan
yang
tidak
memberikan
dampak
langsung
dalam
penanganan
perubahan
iklim
seperti
Belanja
Perjalanan
Dinas
57.
58. UNTUK INFORMASI LEBIHLANJUT:
MITRA PEMBANGUNAN:
United Nations DevelopmentProgramme
UNDP Indonesia – Sustainable Development
Financing Phase 2 Project
Menara Thamrin Lantai 8−9
Jl. MH Thamrin Kav. 3 Jakarta10250
Email: muhammad.hardiana@undp.org
Tel: +62−21−2980 2300
Fax: +62−21−39838941
http://www.id.undp.org
INISIATIF INI DIDUKUNG OLEH:
World Wide Fund for Nature-Indonesia
Graha Simatupang Tower 2 Unit C Lt 7th
-11th
,
Jl. Tahi Bonar Simatupang
Kota Jakarta Selatan, DKI Jakarta 12540
Phone: +62 21-7829461
Email: info@wwf.id
Fax: +62 21-7829462
https://www.wwf.id/
European
Union
Norwegian
Ministry of Foreign Affairs
Swedish International
Development Cooperation Agency
Austrian
Development
Agency
MITRA PEMBANGUNAN :
59.
60. Buku Pedoman Penandaan Anggaran Daerah untuk Perubahan Iklim
50
PUSAT KEBIJAKAN PEMBIAYAAN
PERUBAHAN IKLIM DAN MULTILATERAL
BADAN KEBIJAKAN FISKAL
KEMENTERIAN KEUANGAN RI
Gd. R.M. Notohamiprodjo Lt. 5
Jl. Dr. Wahidin Raya No. 1 Jakarta, Indonesia
Tel: +62-21 3483 1676
htttp://www.fiskal.kemenkeu.go.id/pkppim/id