SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 11
Descargar para leer sin conexión
Transformasi Laplace
Dwi Prananto
June 26, 2015
Daftar isi
1 Transformasi Laplace 1
1.1 Teorema dalam transformasi Laplace . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2
1.2 Transformasi Laplace dari turunan dan integral . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2 Solusi persamaan diferensial biasa dengan transformasi Laplace 6
2.1 Solusi persamaan diferensial biasa dengan transformasi Laplace . . . . . . . . . 6
2.2 Konvolusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8
3 Tabel transformasi Laplace 10
1 Transformasi Laplace
Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa
adalah dengan mengubah persamaan diferensial menjadi persamaan aljabar sehingga lebih mu-
dah untuk diselesaikan. Proses pengubahan bentuk persamaan ini dapat dilakukan dengan
menggunakan Transformasi Laplace. Dengan menggunakan transformasi Laplace, proses penye-
lesaian persamaan diferensial biasa dapat disederhanakan dengan menyelesaikan persamaan
aljabar. Metode ini dicetuskan oleh matematikawan asal Perancis Pierre Simon Marquis De
Laplace (1749–1827).
Jika f(t) adalah sebuah fungsi untuk semua t 0, transformasi Laplace adalah integral
fungsi f(t) dikalikan dengan e−st
dengan batas integral dari t = 0 sampai dengan t = ∞.
Transformasi Laplace mengubah fungsi domain t menjadi fungsi domain s. Transformasi
Laplace direpresentasikan sebagai F(s) atau L (f),
F(s) = L (f) =
∞
0
e−st
f(t)dt. (1)
Transformasi Laplace disebut juga sebagai transformasi integral karena operasi ini mengubah
fungsi dalam satu domain ke domain lain dengan melibatkan proses integrasi yang melibatkan
fungsi kernel. Fungsi kernel adalah sebuah fungsi yang di dalamnya mengandung dua variabel
yang merupakan domain dari kedua fungsi yang ditransformasikan, dalam transformasi Laplace
fungsi kernel yang dimaksud adalah e−st
.
Jika dalam persamaan (1) F(s) adalah transformasi Laplace, f(t) dalam persamaan (1)
adalah balikan transformasi Laplace yang direpresentasikan dalam
f(t) = L −1
(F). (2)
1
Contoh 1 Jika f(t) = 1 ketika t 0, transformasi Laplace dari fungsi tersebut adalah
L (f) = L (1) =
∞
0
e−st
1dt
= −
1
s
e−st ∞
0
L (1) =
1
s
Contoh 2 Sebuah fungsi eksponensial f(t) = eat
(t 0), dengan a sebuah konstanta.
Transformasi Laplace dari fungsi tersebut adalah
L (eat
) =
∞
0
e−st
eat
dt
=
(a−s)t
0
dt
=
1
a − s
e(a−s)t ∞
0
L (eat
) =
1
s − a
1.1 Teorema dalam transformasi Laplace
• Teorema 1: Linieritas
L [af(t) + bg(t)] = aL [f(t)] + bL [g(t)]. (3)
Teorema ini dapat dibuktikan sebagai berikut
L [af(t) + bg(t)] =
∞
0
e−st
[af(t) + bg(t)]dt
= a
∞
0
e−st
f(t)dt + b
∞
0
e−st
g(t)dt
= aL [f(t)] + bL [g(t)].
Contoh 1 Jika cosh at = 1
2
(eat
+ e−at
), transformasi Laplace dari cosh at adalah;
L (cosh at) =
1
2
[L (eat
) + L (e−at
)]
=
1
2
1
s − a
+
1
s + a
L (cosh at) =
s
s2 − a2
Contoh 2 Jika f(t) = cos ωt, transformasi Laplace dari fungsi tersebut adalah;
L (cos ωt) =
∞
0
e−st
cos ωtdt
2
Kita dapat menyelesaikan integral ini dengan mengambil u = cos ωt dan dv = e−st
,
sehingga du = −ω sin ωtdt dan v = 1
−s
e−st
. Dengan menggunakan rumusan praktis
integrasi parsial
udv = uv − vdu, (4)
L (cos ωt) = −
1
s
e−st
cos ωt
∞
0
−
ω
s
∞
0
e−st
sin ωtdt
=
1
s
−
ω
s
∞
0
e−st
sin ωtdt.
Dengan cara yang sama, integral di sisi kanan tanda sama dengan dapat diselesaikan
sehingga diperoleh
L (cos ωt) =
1
s
−
ω2
s2
∞
0
e−st
cos ωtdt
=
1
s
−
ω2
s2
L (cos ωt).
Dengan memindahkan bagian dari persamaan di sisi kanan tanda sama dengan yang
mengandung L (cos ωt) ke sisi kiri tanda sama dengan, akan diperoleh
L (cos ωt) +
ω2
s2
L (cos ωt) =
1
s
s2
+ ω2
s2
L (cos ωt) =
1
s
L (cos ωt) =
s
s2 + ω2
.
• Teorema 2: pergeseran s
Transformasi Laplace dari perkalian fungsi eksponensial eat
dan fungsi f(t) adalah trans-
formasi Laplace dari fungsi f(t) yang digeser sebesar a
L [eat
f(t)] = F(s − a), (5)
dengan balikan transformasi Laplace
eat
f(t) = L −1
[F(s − a)]. (6)
Teorema ini dapat dibuktikan sebagai berikut;
Jika
F(s) =
∞
0
e−st
f(t)dt,
pergeseran s sebesar a menghasilkan
F(s − a) =
∞
0
e−(s−a)t
f(t)dt
=
∞
0
e−st
[eat
f(t)]dt
F(s − a) = L [eat
f(t)].
3
Contoh Jika
L (cos ωt) =
s
s2 + ω2
,
Transformasi Laplace dari cos ωt dikalikan dengan eat
adalah
L [eat
cos ωt] =
s − a
(s − a)2 + ω2
1.2 Transformasi Laplace dari turunan dan integral
Untuk dapat menemukan solusi dari persamaan diferensial bisa dengan menggunakan transfor-
masi Laplace, kita harus mengetahui bagaimana transfromasi Laplace dari turunan dan juga
integral. Transformasi ini akan mengubah persamaan yang di dalamnya mengandung turunan
atau integral menjadi persamaan aljabar.
Transformasi Laplace dari turunan
Jika f (t) adalah turunan pertama dari fungsi f(t), transformasi Laplace-nya dituliskan sebagai
L [f (t)] =
∞
0
e−st
f (t)dt.
Jika kita ambil u = e−st
dan dv = f (t)dt, diperoleh du = −se−st
dan v = f(t). Integrasi
parsial akan menghasilkan
L [f (t)] = e−st
f(t)
∞
0
+ s
∞
0
e−st
f(t)dt
L [f (t)] = −f(0) + sL [f(t)].
Jadi, transformasi Laplace dari turunan pertama fungsi adalah
L [f (t)] = sL [f(t)] − f(0). (7)
Transformasi Laplace dari turunan kedua fungsi dapat diperoleh dengan mengembangkan per-
samaan (7),
L [f (t)] = sL [f (t)] − f (0)
= s [sL [f(t)] − f(0)] − f (0)
L [f (t)] = s2
L [f(t)] − sf(0) − f (0)
Secara umum transformasi Laplace dari turunan dengan orde tinggi dinyatakan dalam
L (f(n)
) = sn
L (f) − sn−1
f(0) − sn−2
f (0) − · · · − f(n−1)
(0) (8)
Contoh Jika diketahui,
f(t) = t sin ωt, f(0) = 0,
f (t) = sin ωt + ωt cos ωt, f (0) = 0,
f (t) = 2ω cos ωt − ω2
t sin ωt,
tentukan transformasi Laplace dari t sin ωt dengan menggunakan transformasi Laplace dari
turunan.
4
Solusi untuk memperoleh transformasi Laplace dari t sin ωt, kita gunakan transfor-
masi Laplace dari turunan kedua fungsi,
L [f (t)] = s2
L [f(t)] − sf(0) − f (0) (9)
L [f (t)] = s2
L [t sin ωt]. (10)
Sisi kanan dari tanda sama dengan dari persamaan tersebut akan kita cari dengan trans-
formasi Laplace dari turunan kedua fungsi yang sudah diketahui dalam soal,
L [f (t)] =
∞
0
e−st
[2ω cos ωt − ω2
t sin ωt]dt (11)
= 2ω
∞
0
e−st
cos ωtdt − ω2
∞
0
e−st
t sin ωtdt (12)
= 2ωL (cos ωt) − ω2
L (t sin ωt) (13)
L [f (t)] =
2ωs
s2 + ω2
− ω2
L (t sin ωt). (14)
Menyamakan persamaan (10) dengan persamaan (14) dan merombaknya secara aljabar akan
menghasilkan transformasi Laplace dari t sin ωt,
L (t sin ωt) =
2ωs
(s2 + ω2)2
.
Transformasi Laplace dari Integral
Jika fungsi g(t) adalah integral dari fungsi f(τ),
g(t) =
t
0
f(τ)dτ, (15)
f(τ) =
dg(t)
dτ
,
atau
f(τ) = g (t). (16)
Transformasi Laplace persamaan (16) menghasilkan,
L [f(τ)] = L [g (t)] = sL [g(t)] − g(0),
memindah ruaskan g(0) menghasilkan,
sL [g(t)] = L [g (t)] + g(0).
Jika g(0) = 0,
sL [g(t)] = L [g (t)],
sehingga
L [g(t)] =
L [g (t)
s
,
atau jika permaan (15) kita substitusikan akan diperoleh transformasi Laplace dari integral
fungsi sebagai transformasi Laplace fungsi di dalam integral yang dikalikan dengan 1
s
,
L
t
0
f(τ)dτ =
1
s
F(s). (17)
5
Balikan transformasi Laplace-nya dituliskan sebagai
t
0
f(τ)dτ = L −1 1
s
F(s) . (18)
Contoh Jika F(s) = 1
s(s2+ω2)
, transformasi baliknya dapat diperoleh dengan menggu-
nakan persamaan (18),
L −1 1
s
1
(s2 + ω2)
=
t
0
sin ωτ
ω
dτ
= −
1
ω2
[cos ωτ]t
0
L −1 1
s
1
(s2 + ω2)
= −
1
ω2
(cos ωt − 1)
2 Solusi persamaan diferensial biasa dengan transfor-
masi Laplace
Proses dalam penyelesaian persamaan diferensial biasa dengan menggunakan transformasi Laplace
adalah sebagai berikut:
Langkah 1 Persamaan diferensial biasa ditransformasikan ke dalam persamaan aljabar
dengan menggunakan transformasi Laplace.
Langkah 2 Persamaan aljabar ini diselesaikan dengan manipulasi aljabar.
Langkah 3 Solusi dari langkah 2 ditransformasi balikkan sehingga dihasilkan solusi per-
samaan diferensial biasa.
2.1 Solusi persamaan diferensial biasa dengan transformasi Laplace
Persamaan diferensial biasa dengan bentuk
y + ay + by = r(t), y(0) = k1, y (0) = k1 (19)
dapat diselesaikan dengan menggunakan transformasi Laplace. Hal pertama yang harus di-
lakukan untuk memperoleh solusi persamaan diferensial biasa tersebut adlah dengan mengubah
persamaan tersebut ke dalam persamaan transformasi Laplace (persamaan dalam domain s),
yaitu
s2
L (y) − sy(0) − y (0) + a(sL (y) − y(0)) + bL (y) = L [r(t)].
Jika kita gantikan L (y) dengan Y dan L [r(t)] dengan R kita dapat membuatnya menjadi
lebih terlihat sederhana dan mudah untuk diselesaikan,
s2
Y − sy(0) − y (0) + asY − ay(0) + bY = R.
6
Mengumpulkan bagian yang mengandung Y dan memindah ruaskan selebihnya ke sisi kanan
tanda sama dengan, diperoleh
(s2
+ as + b)Y = (s + a)y(0) + y (0) + R.
Penyelesaian persamaan aljabar tersebut adalah
Y = (s + a)y(0)Q + y (0)Q + RQ, (20)
yang disebut sebagai Persamaan Pembantu, dimana
Q =
1
s2 + as + b
dan disebut sebagai Fungsi Transfer. Persamaan Pembantu inilah yang harus kita transformasi
balikkan untuk memperoleh solusi persamaan diferensial biasa (19),
y = L −1
(Y ) = L −1
[(s + a)y(0)Q + y (0)Q + RQ].
Jika diketahui y(0) = y (0) = 0, persamaan pembantu dinyatakan sebagai
Y = RQ, (21)
dan fungsi transfer Q dituliskan sebagai
Q =
Y
R
. (22)
Fungsi transfer ini menyatakan rasio antara transformasi Laplace fungsi keluaran (output) dan
tarnsformasi Laplace fungsi masukan (input),
Q =
L (output)
L (input)
Contoh Tentukan solusi persamaan diferensial
y − y = t, y(0) = 1, y (0) = 1.
Solusi Transformasi Laplace dari persamaan diferensial tersebut adalah
s2
Y − sy(0) − y (0) − Y =
1
s2
.
Persamaan transformasi Laplace ini akan kita selesaikan untuk memperoleh persamaan
pembantu,
(s2
− 1)Y =
1
s2
+ sy(0) + y (0)
Y =
1
s2
1
(s2 − 1)
+
s
s2 − 1
+
1
s2 − 1
Y =
1
s2 − 1
−
1
s2
+
s
s2 − 1
+
1
s2 − 1
Y = 2
1
s2 − 1
−
1
s2
+
s
s2 − 1
.
7
Transformasi balik persamaan pembantu akan menghasilkan solusi persamaan diferensial,
L −1
(Y ) = y = L −1
2
1
s2 − 1
− L −1 1
s2
+ L −1 s
s2 − 1
y = 2 sinh t − t + cosh t
y = et
− e−t
− t +
1
2
(et
+ e−t
)
y = et
+
1
2
et
−
1
2
e−t
− t
y = et
+ sinh t − t
2.2 Konvolusi
Jika terdapat dua fungsi F dan G yang merupakan transformasi Laplace dari fungsi f(t) dan
g(t), perkalian antaran F dan G adalah H yang dinyatakan dalam hubungan
H = FG.
Transformasi balik dari H tidak dapat langsung diperoleh dengan mengalikan fungsi f(t) dan
g(t) secara langsung namun harus menggunakan konvolusi yang dinyatakan dalam
h(t) = f(t) ∗ g(t) =
t
0
f(τ)g(t − τ)dτ. (23)
Beberapa sifat-sifat konvolusi adalah sebagai berikut;
1) Komutatif f ∗ g = g ∗ f
2) Distributif f ∗ (g1 + g2) = f ∗ g1 + f ∗ g2
3) Asosiatif (f ∗ g) ∗ v = f ∗ (g ∗ v)
4) f ∗ 0 = 0 ∗ f = 0
Contoh Jika H(s) = 1
(s−a)s
, fungsi H(s) dapat dianggap sebagai perkalian dua fungsi
transformasi Laplace F(s) = 1
s−a
dan G(s) = 1
s
. Transformasi Laplace balik dari kedua
fungsi tersebut adalah f(t) = eat
dan g(t) = 1, sehingga f(τ) = eaτ
dan f(t − τ) = 1. h(t)
dapat diperoleh dengan menggunakan konvolusi
h(t) =
t
0
f(τ)g(t − τ)dτ
=
t
0
eaτ
1dτ
h(t) =
1
a
(eat
− 1)
8
Aplikasi konvolusi pada persamaan diferensial linier homogen
Konvolusi dapat digunakan untuk mencari solusi dari persamaan diferensial. Jika sebelumnya
persamaan pembantu dinyatakan dalam persamaan (21) sebagai
Y = RQ.
Dengan mentransformasi balikkan R dan Q, solusi persamaan diferensial dapat diperoleh
melalui konvolusi
y(t) =
t
0
q(t − τ)r(τ)dτ (24)
Contoh Tentukan solusi persamaan diferensial berikut dengan konvolusi
y + 3y + 2y = r(t),
r(t) =
1 , 1 < t < 2
0 , lainnya
,
y(0) = y (0) = 0.
Solusi Transformasi Laplace dari persamaan diferensial adalah
s2
Y − sy(0) − y (0) + 3(sY − y(0)) + 2Y =
1
s
,
(s2
+ 3s + 2)Y =
1
s
.
Jadi persamaan pembantu dapat dituliskan sebagai
Y =
1
s
1
(s2 + 3s + 2)
.
Jika mengacu pada persamaan (21), diketahui R = 1
s
dan Q = 1
s2+3s+2
. Q dapat dijabarkan
lebih lanjut ke dalam pecahan parsial sebagai
Q =
1
s + 1
−
1
s + 2
.
Mentransformasi balikkan R dan Q menghasilkan
r(t) = 1,
dan
q(t) = e−t
− e−2t
.
Dengan menggunakan konvolusi, solusi persamaan diferensial dapat diperoleh
y(t) =
t
1
q(t − τ)t(τ)dτ
=
t
1
e−(t−τ)
− e−2(t−τ)
1dτ
= e−t
t
1
eτ
dτ − e−2t
t
1
e2τ
dτ
= e−t
(et
− e1
) −
e−2t
2
(e2t
− e2
)
y(t) =
1
2
− e−(t−1)
+
1
2
e−2(t−1)
9
3 Tabel transformasi Laplace
Table 1: Tabel transformasi Laplace beberapa fungsi dalam domain t
No. F(s) = L [f(t)] f(t)
1 1/s 1
2 1/s2
t
3 1/sn
(n = 1, 2, . . . ) tn−1
/(n − 1)!
4 1/
√
s 1/
√
πt
5 1/s3/2
2 t/π
6 1/sa
(a > 0) ta−1
/Γ(a)
7 1
s−a
eat
8 1
(s−a)2 teat
9 1
(s−a)n (n = 1, 2, . . . ) 1
(n−1)!
tn−1
eat
10 a
(s−a)k (k > 0) 1
Γ(k)
tk−1
eat
11 1
(s−a)(s−b)
(a = b) 1
a−b
(eat
− ebt
)
12 s
(s−a)(s−b)
(a = b) 1
a−b
(aeat
− bebt
)
13 1
s2+ω2
1
ω
sin ωt
14 s
s2+ω2 cos ωt
15 1
s2−a2
1
a
sinh at
16 s
s2−a2 cosh at
17 1
(s−a)2+ω2
1
ω
eat
sinh ωt
18 s−a
(s−a)2+ω2 eat
cos ωt
19 1
s(s2+ω2)
1
ω2 (1 − cos ωt)
20 1
s2(s2+ω2)
1
ω3 (ωt − sin ωt)
21 1
(s2+ω2)2
1
2ω3 (sin ωt − ωt cos ωt)
22 s
(s2+ω2)2
t
2ω
sin ωt
23 s2
(s2+ω2)2
1
2ω
(sin ωt + ωt cos ωt)
24 s
(s2+a2)(s2+b2)
(a2
= b2
) 1
b2−a2 (cos at − cos bt)
25 1
s4+4k4
1
4k3 (sin kt cos kt − cos kt sin kt)
10
No. F(s) = L [f(t)] f(t)
26 s
s4+4k4
1
2k2 sin kt sinh kt
27 1
s4−k4
1
2k3 (sinh kt − sin kt)
28 s
s4−k4
1
2k2 (cosh kt − cos kt)
29
√
s − a −
√
s − b 1
2
√
πt3
(ebt
− eat
)
30 1√
s+a
√
s+b
e−(a+b)t/2
I0
a−b
2
t
31 1√
s2+a2 J0(at)
32 s
(s−a)3/2
1√
πt
eat
(1 + 2at)
33 1
(s2−a2)k (k > 0)
√
pi
Γ(k)
t
2a
k−1/2
Ik−1/2(at)
34 e−as
/s u(t − a)
35 e−as
δ(t − a)
36 1
s
e−k/s
J0(2
√
kt)
37 1√
s
e−k/s 1√
πt
cos 2
√
kt
38 1
s3/2 ek/s 1√
πk
sinh 2
√
kt
39 e−k
√
s
(k > 0) k
2
√
πt3
e−k2/4t
40 1
s
ln s − ln t − γ (γ ≈ 0, 5772)
41 ln s−a
s−b
1
t
(ebt
− eat
)
42 ln s2+ω2
s2
2
t
(1 − cos ωt)
43 ln s2−a2
s2
2
t
(1 − cosh at)
44 arctan ω
s
1
t
sin ωt
45 1
s
arccots Si(t)
Referensi
[1] E. Kreyszig, Advanced engineering mathematics, (John Willey & Sons, Inc., USA, 2011)
11

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Metode Numerik Trapesium
Metode Numerik TrapesiumMetode Numerik Trapesium
Metode Numerik TrapesiumWahyu Priyanti
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Heni Widayani
 
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Kelinci Coklat
 
persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iiFaried Doank
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Transformasi z
Transformasi zTransformasi z
Transformasi zIbnu Hakim
 
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan MatlabSimon Patabang
 
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Khubab Basari
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangokti agung
 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATyuni dwinovika
 
Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial ParsialRose Nehe
 

La actualidad más candente (20)

Metode Numerik Trapesium
Metode Numerik TrapesiumMetode Numerik Trapesium
Metode Numerik Trapesium
 
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
Integral Lipat Dua ( Kalkulus 2 )
 
Deret Fourier
Deret FourierDeret Fourier
Deret Fourier
 
Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)Transformasi Laplace (bag.1)
Transformasi Laplace (bag.1)
 
Turunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi KompleksTurunan Fungsi Kompleks
Turunan Fungsi Kompleks
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi Laplace
 
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
Fungsi Gamma dan Beta (Kalkulus Peubah Banyak)
 
persamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-iipersamaan-diferensial-orde-ii
persamaan-diferensial-orde-ii
 
Polar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar CurvesPolar Coordinates & Polar Curves
Polar Coordinates & Polar Curves
 
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
Barisan dan Deret ( Kalkulus 2 )
 
2. galat
2. galat2. galat
2. galat
 
Transformasi z
Transformasi zTransformasi z
Transformasi z
 
Modul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde nModul 2 pd linier orde n
Modul 2 pd linier orde n
 
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
4 Menggambar Grafik Fungsi Dengan Matlab
 
Medan vektor
Medan vektorMedan vektor
Medan vektor
 
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
Metode numerik pada persamaan diferensial (new)
 
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
Fungsi Dua Peubah ( Kalkulus 2 )
 
Teorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidangTeorema green dalam bidang
Teorema green dalam bidang
 
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKATDERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
DERET PANGKAT & METODE DERET PANGKAT
 
Diferensial Parsial
Diferensial ParsialDiferensial Parsial
Diferensial Parsial
 

Destacado

Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi LaplaceYosefh Gultom
 
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodikKuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodikdwiprananto
 
Kuliah 2 sistem linier
Kuliah 2 sistem linierKuliah 2 sistem linier
Kuliah 2 sistem linierdwiprananto
 
fungsi transfer single input
fungsi transfer single inputfungsi transfer single input
fungsi transfer single inputNisa Imoet
 
27 transformasi-laplace
27 transformasi-laplace27 transformasi-laplace
27 transformasi-laplaceeko dnero
 
ΟΔΟΣ Δ. ΜΙΤΣΗ ΛΕΜΕΣΟΣ
ΟΔΟΣ Δ. ΜΙΤΣΗ ΛΕΜΕΣΟΣΟΔΟΣ Δ. ΜΙΤΣΗ ΛΕΜΕΣΟΣ
ΟΔΟΣ Δ. ΜΙΤΣΗ ΛΕΜΕΣΟΣnicolaidoumarina
 
κάστρο του κολοσσιού
κάστρο του κολοσσιούκάστρο του κολοσσιού
κάστρο του κολοσσιούnicolaidoumarina
 
Κωνσταντίνος Καβάφης
Κωνσταντίνος  Καβάφης  Κωνσταντίνος  Καβάφης
Κωνσταντίνος Καβάφης nicolaidoumarina
 
Senarai nama tahun 1 (linus)
Senarai nama tahun 1 (linus)Senarai nama tahun 1 (linus)
Senarai nama tahun 1 (linus)Ross Aaron
 
Κωνσταντίνος Καβάφης
Κωνσταντίνος ΚαβάφηςΚωνσταντίνος Καβάφης
Κωνσταντίνος Καβάφηςnicolaidoumarina
 
Μασάι Ελευθέριος
Μασάι   ΕλευθέριοςΜασάι   Ελευθέριος
Μασάι Ελευθέριοςnicolaidoumarina
 

Destacado (20)

Transformasi laplace1
Transformasi laplace1Transformasi laplace1
Transformasi laplace1
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi Laplace
 
Sifat laplace
Sifat laplaceSifat laplace
Sifat laplace
 
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodikKuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
Kuliah 4 sistem linier: Representasi deret Fourier sinyal periodik
 
Kuliah 2 sistem linier
Kuliah 2 sistem linierKuliah 2 sistem linier
Kuliah 2 sistem linier
 
Metode transformasi fourier
Metode transformasi fourierMetode transformasi fourier
Metode transformasi fourier
 
fungsi transfer single input
fungsi transfer single inputfungsi transfer single input
fungsi transfer single input
 
27 transformasi-laplace
27 transformasi-laplace27 transformasi-laplace
27 transformasi-laplace
 
ΟΔΟΣ Δ. ΜΙΤΣΗ ΛΕΜΕΣΟΣ
ΟΔΟΣ Δ. ΜΙΤΣΗ ΛΕΜΕΣΟΣΟΔΟΣ Δ. ΜΙΤΣΗ ΛΕΜΕΣΟΣ
ΟΔΟΣ Δ. ΜΙΤΣΗ ΛΕΜΕΣΟΣ
 
RENNIE COWAN - DIRECTOR REEL
RENNIE COWAN - DIRECTOR REEL RENNIE COWAN - DIRECTOR REEL
RENNIE COWAN - DIRECTOR REEL
 
RENNIE COWAN - COMMERCIAL REEL
RENNIE COWAN - COMMERCIAL REEL RENNIE COWAN - COMMERCIAL REEL
RENNIE COWAN - COMMERCIAL REEL
 
κάστρο του κολοσσιού
κάστρο του κολοσσιούκάστρο του κολοσσιού
κάστρο του κολοσσιού
 
RENNIE COWAN - FILMS
RENNIE COWAN - FILMSRENNIE COWAN - FILMS
RENNIE COWAN - FILMS
 
Καβάφης
ΚαβάφηςΚαβάφης
Καβάφης
 
RENNIE COWAN PHOTOGRAPHY
RENNIE COWAN PHOTOGRAPHYRENNIE COWAN PHOTOGRAPHY
RENNIE COWAN PHOTOGRAPHY
 
Κωνσταντίνος Καβάφης
Κωνσταντίνος  Καβάφης  Κωνσταντίνος  Καβάφης
Κωνσταντίνος Καβάφης
 
Senarai nama tahun 1 (linus)
Senarai nama tahun 1 (linus)Senarai nama tahun 1 (linus)
Senarai nama tahun 1 (linus)
 
Κωνσταντίνος Καβάφης
Κωνσταντίνος ΚαβάφηςΚωνσταντίνος Καβάφης
Κωνσταντίνος Καβάφης
 
Antena array
Antena arrayAntena array
Antena array
 
Μασάι Ελευθέριος
Μασάι   ΕλευθέριοςΜασάι   Ελευθέριος
Μασάι Ελευθέριος
 

Similar a Transformasi laplace

Buku laplace-2-new
Buku laplace-2-newBuku laplace-2-new
Buku laplace-2-newSilvia M
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi Laplaceyusufbf
 
03 transformasi-laplace
03 transformasi-laplace03 transformasi-laplace
03 transformasi-laplaceAde Try
 
Anto 2 .pendiferensialan transform
Anto 2 .pendiferensialan transformAnto 2 .pendiferensialan transform
Anto 2 .pendiferensialan transformAriy Anto
 
Transformasi Laplace (1).pptx
Transformasi Laplace (1).pptxTransformasi Laplace (1).pptx
Transformasi Laplace (1).pptxDikyAnggoro2
 
Transformasi-fourier.pdf
Transformasi-fourier.pdfTransformasi-fourier.pdf
Transformasi-fourier.pdfJohnSaltow
 
Persamaan Diferensial Orde 2 Variasi Parameter
Persamaan Diferensial  Orde 2 Variasi ParameterPersamaan Diferensial  Orde 2 Variasi Parameter
Persamaan Diferensial Orde 2 Variasi ParameterDian Arisona
 
Kalkulus diferensial integral
Kalkulus diferensial integralKalkulus diferensial integral
Kalkulus diferensial integraldwiprananto
 
Rangkaian listrik power
Rangkaian listrik powerRangkaian listrik power
Rangkaian listrik powerAgus Rohim
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi LaplaceFebri Arianti
 
4 Transformasi Laplace.pdf
4 Transformasi Laplace.pdf4 Transformasi Laplace.pdf
4 Transformasi Laplace.pdfyusufbf
 
Persamaan Diferensial
Persamaan DiferensialPersamaan Diferensial
Persamaan DiferensialDian Arisona
 
Aplikasi dari turunannya
Aplikasi dari turunannyaAplikasi dari turunannya
Aplikasi dari turunannyachairudin pebri
 

Similar a Transformasi laplace (20)

TRANSFORMASI LAPLACE 2021.pdf
TRANSFORMASI LAPLACE 2021.pdfTRANSFORMASI LAPLACE 2021.pdf
TRANSFORMASI LAPLACE 2021.pdf
 
Buku laplace-2-new
Buku laplace-2-newBuku laplace-2-new
Buku laplace-2-new
 
MATA4432-M1.pdf
MATA4432-M1.pdfMATA4432-M1.pdf
MATA4432-M1.pdf
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi Laplace
 
Bab iv mtk 1
Bab iv mtk 1Bab iv mtk 1
Bab iv mtk 1
 
03 transformasi-laplace
03 transformasi-laplace03 transformasi-laplace
03 transformasi-laplace
 
Anto 2 .pendiferensialan transform
Anto 2 .pendiferensialan transformAnto 2 .pendiferensialan transform
Anto 2 .pendiferensialan transform
 
Transformasi Laplace (1).pptx
Transformasi Laplace (1).pptxTransformasi Laplace (1).pptx
Transformasi Laplace (1).pptx
 
Transformasi-fourier.pdf
Transformasi-fourier.pdfTransformasi-fourier.pdf
Transformasi-fourier.pdf
 
Persamaan Diferensial Orde 2 Variasi Parameter
Persamaan Diferensial  Orde 2 Variasi ParameterPersamaan Diferensial  Orde 2 Variasi Parameter
Persamaan Diferensial Orde 2 Variasi Parameter
 
Kalkulus diferensial integral
Kalkulus diferensial integralKalkulus diferensial integral
Kalkulus diferensial integral
 
Bab 2 sistem kontrol
Bab 2 sistem kontrolBab 2 sistem kontrol
Bab 2 sistem kontrol
 
Rangkaian listrik power
Rangkaian listrik powerRangkaian listrik power
Rangkaian listrik power
 
Rangkaian listrik power
Rangkaian listrik powerRangkaian listrik power
Rangkaian listrik power
 
Transformasi Laplace
Transformasi LaplaceTransformasi Laplace
Transformasi Laplace
 
Atom hidrogen-final-doc2
Atom hidrogen-final-doc2Atom hidrogen-final-doc2
Atom hidrogen-final-doc2
 
4 Transformasi Laplace.pdf
4 Transformasi Laplace.pdf4 Transformasi Laplace.pdf
4 Transformasi Laplace.pdf
 
Persamaan Diferensial
Persamaan DiferensialPersamaan Diferensial
Persamaan Diferensial
 
Risa
RisaRisa
Risa
 
Aplikasi dari turunannya
Aplikasi dari turunannyaAplikasi dari turunannya
Aplikasi dari turunannya
 

Más de dwiprananto

Spin dynamics in diamond NV center
Spin dynamics in diamond NV centerSpin dynamics in diamond NV center
Spin dynamics in diamond NV centerdwiprananto
 
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-keduaPersamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-keduadwiprananto
 
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamadwiprananto
 
Kuliah 5 sistem linier
Kuliah 5 sistem linierKuliah 5 sistem linier
Kuliah 5 sistem linierdwiprananto
 
Kuliah 3 sistem linier
Kuliah 3 sistem linierKuliah 3 sistem linier
Kuliah 3 sistem linierdwiprananto
 
Kuliah1 sistem linier
Kuliah1 sistem linierKuliah1 sistem linier
Kuliah1 sistem linierdwiprananto
 

Más de dwiprananto (6)

Spin dynamics in diamond NV center
Spin dynamics in diamond NV centerSpin dynamics in diamond NV center
Spin dynamics in diamond NV center
 
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-keduaPersamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
Persamaan diferensial biasa: persamaan diferensial orde-kedua
 
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertamaPersamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
Persamaan diferensial biasa: Persamaan diferensial orde-pertama
 
Kuliah 5 sistem linier
Kuliah 5 sistem linierKuliah 5 sistem linier
Kuliah 5 sistem linier
 
Kuliah 3 sistem linier
Kuliah 3 sistem linierKuliah 3 sistem linier
Kuliah 3 sistem linier
 
Kuliah1 sistem linier
Kuliah1 sistem linierKuliah1 sistem linier
Kuliah1 sistem linier
 

Último

Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)ratnawijayanti31
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumfebrie2
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxresidentcardio13usk
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 

Último (10)

Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
Sistem Bilangan Riil (Pertidaksamaan linier)
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratpriumkekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
kekeruhan tss, kecerahan warna sgh pada laboratprium
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptxCASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
CASE REPORT ACUTE DECOMPENSATED HEART FAILURE 31 Desember 23.pptx
 
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 

Transformasi laplace

  • 1. Transformasi Laplace Dwi Prananto June 26, 2015 Daftar isi 1 Transformasi Laplace 1 1.1 Teorema dalam transformasi Laplace . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 2 1.2 Transformasi Laplace dari turunan dan integral . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 2 Solusi persamaan diferensial biasa dengan transformasi Laplace 6 2.1 Solusi persamaan diferensial biasa dengan transformasi Laplace . . . . . . . . . 6 2.2 Konvolusi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 8 3 Tabel transformasi Laplace 10 1 Transformasi Laplace Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial biasa adalah dengan mengubah persamaan diferensial menjadi persamaan aljabar sehingga lebih mu- dah untuk diselesaikan. Proses pengubahan bentuk persamaan ini dapat dilakukan dengan menggunakan Transformasi Laplace. Dengan menggunakan transformasi Laplace, proses penye- lesaian persamaan diferensial biasa dapat disederhanakan dengan menyelesaikan persamaan aljabar. Metode ini dicetuskan oleh matematikawan asal Perancis Pierre Simon Marquis De Laplace (1749–1827). Jika f(t) adalah sebuah fungsi untuk semua t 0, transformasi Laplace adalah integral fungsi f(t) dikalikan dengan e−st dengan batas integral dari t = 0 sampai dengan t = ∞. Transformasi Laplace mengubah fungsi domain t menjadi fungsi domain s. Transformasi Laplace direpresentasikan sebagai F(s) atau L (f), F(s) = L (f) = ∞ 0 e−st f(t)dt. (1) Transformasi Laplace disebut juga sebagai transformasi integral karena operasi ini mengubah fungsi dalam satu domain ke domain lain dengan melibatkan proses integrasi yang melibatkan fungsi kernel. Fungsi kernel adalah sebuah fungsi yang di dalamnya mengandung dua variabel yang merupakan domain dari kedua fungsi yang ditransformasikan, dalam transformasi Laplace fungsi kernel yang dimaksud adalah e−st . Jika dalam persamaan (1) F(s) adalah transformasi Laplace, f(t) dalam persamaan (1) adalah balikan transformasi Laplace yang direpresentasikan dalam f(t) = L −1 (F). (2) 1
  • 2. Contoh 1 Jika f(t) = 1 ketika t 0, transformasi Laplace dari fungsi tersebut adalah L (f) = L (1) = ∞ 0 e−st 1dt = − 1 s e−st ∞ 0 L (1) = 1 s Contoh 2 Sebuah fungsi eksponensial f(t) = eat (t 0), dengan a sebuah konstanta. Transformasi Laplace dari fungsi tersebut adalah L (eat ) = ∞ 0 e−st eat dt = (a−s)t 0 dt = 1 a − s e(a−s)t ∞ 0 L (eat ) = 1 s − a 1.1 Teorema dalam transformasi Laplace • Teorema 1: Linieritas L [af(t) + bg(t)] = aL [f(t)] + bL [g(t)]. (3) Teorema ini dapat dibuktikan sebagai berikut L [af(t) + bg(t)] = ∞ 0 e−st [af(t) + bg(t)]dt = a ∞ 0 e−st f(t)dt + b ∞ 0 e−st g(t)dt = aL [f(t)] + bL [g(t)]. Contoh 1 Jika cosh at = 1 2 (eat + e−at ), transformasi Laplace dari cosh at adalah; L (cosh at) = 1 2 [L (eat ) + L (e−at )] = 1 2 1 s − a + 1 s + a L (cosh at) = s s2 − a2 Contoh 2 Jika f(t) = cos ωt, transformasi Laplace dari fungsi tersebut adalah; L (cos ωt) = ∞ 0 e−st cos ωtdt 2
  • 3. Kita dapat menyelesaikan integral ini dengan mengambil u = cos ωt dan dv = e−st , sehingga du = −ω sin ωtdt dan v = 1 −s e−st . Dengan menggunakan rumusan praktis integrasi parsial udv = uv − vdu, (4) L (cos ωt) = − 1 s e−st cos ωt ∞ 0 − ω s ∞ 0 e−st sin ωtdt = 1 s − ω s ∞ 0 e−st sin ωtdt. Dengan cara yang sama, integral di sisi kanan tanda sama dengan dapat diselesaikan sehingga diperoleh L (cos ωt) = 1 s − ω2 s2 ∞ 0 e−st cos ωtdt = 1 s − ω2 s2 L (cos ωt). Dengan memindahkan bagian dari persamaan di sisi kanan tanda sama dengan yang mengandung L (cos ωt) ke sisi kiri tanda sama dengan, akan diperoleh L (cos ωt) + ω2 s2 L (cos ωt) = 1 s s2 + ω2 s2 L (cos ωt) = 1 s L (cos ωt) = s s2 + ω2 . • Teorema 2: pergeseran s Transformasi Laplace dari perkalian fungsi eksponensial eat dan fungsi f(t) adalah trans- formasi Laplace dari fungsi f(t) yang digeser sebesar a L [eat f(t)] = F(s − a), (5) dengan balikan transformasi Laplace eat f(t) = L −1 [F(s − a)]. (6) Teorema ini dapat dibuktikan sebagai berikut; Jika F(s) = ∞ 0 e−st f(t)dt, pergeseran s sebesar a menghasilkan F(s − a) = ∞ 0 e−(s−a)t f(t)dt = ∞ 0 e−st [eat f(t)]dt F(s − a) = L [eat f(t)]. 3
  • 4. Contoh Jika L (cos ωt) = s s2 + ω2 , Transformasi Laplace dari cos ωt dikalikan dengan eat adalah L [eat cos ωt] = s − a (s − a)2 + ω2 1.2 Transformasi Laplace dari turunan dan integral Untuk dapat menemukan solusi dari persamaan diferensial bisa dengan menggunakan transfor- masi Laplace, kita harus mengetahui bagaimana transfromasi Laplace dari turunan dan juga integral. Transformasi ini akan mengubah persamaan yang di dalamnya mengandung turunan atau integral menjadi persamaan aljabar. Transformasi Laplace dari turunan Jika f (t) adalah turunan pertama dari fungsi f(t), transformasi Laplace-nya dituliskan sebagai L [f (t)] = ∞ 0 e−st f (t)dt. Jika kita ambil u = e−st dan dv = f (t)dt, diperoleh du = −se−st dan v = f(t). Integrasi parsial akan menghasilkan L [f (t)] = e−st f(t) ∞ 0 + s ∞ 0 e−st f(t)dt L [f (t)] = −f(0) + sL [f(t)]. Jadi, transformasi Laplace dari turunan pertama fungsi adalah L [f (t)] = sL [f(t)] − f(0). (7) Transformasi Laplace dari turunan kedua fungsi dapat diperoleh dengan mengembangkan per- samaan (7), L [f (t)] = sL [f (t)] − f (0) = s [sL [f(t)] − f(0)] − f (0) L [f (t)] = s2 L [f(t)] − sf(0) − f (0) Secara umum transformasi Laplace dari turunan dengan orde tinggi dinyatakan dalam L (f(n) ) = sn L (f) − sn−1 f(0) − sn−2 f (0) − · · · − f(n−1) (0) (8) Contoh Jika diketahui, f(t) = t sin ωt, f(0) = 0, f (t) = sin ωt + ωt cos ωt, f (0) = 0, f (t) = 2ω cos ωt − ω2 t sin ωt, tentukan transformasi Laplace dari t sin ωt dengan menggunakan transformasi Laplace dari turunan. 4
  • 5. Solusi untuk memperoleh transformasi Laplace dari t sin ωt, kita gunakan transfor- masi Laplace dari turunan kedua fungsi, L [f (t)] = s2 L [f(t)] − sf(0) − f (0) (9) L [f (t)] = s2 L [t sin ωt]. (10) Sisi kanan dari tanda sama dengan dari persamaan tersebut akan kita cari dengan trans- formasi Laplace dari turunan kedua fungsi yang sudah diketahui dalam soal, L [f (t)] = ∞ 0 e−st [2ω cos ωt − ω2 t sin ωt]dt (11) = 2ω ∞ 0 e−st cos ωtdt − ω2 ∞ 0 e−st t sin ωtdt (12) = 2ωL (cos ωt) − ω2 L (t sin ωt) (13) L [f (t)] = 2ωs s2 + ω2 − ω2 L (t sin ωt). (14) Menyamakan persamaan (10) dengan persamaan (14) dan merombaknya secara aljabar akan menghasilkan transformasi Laplace dari t sin ωt, L (t sin ωt) = 2ωs (s2 + ω2)2 . Transformasi Laplace dari Integral Jika fungsi g(t) adalah integral dari fungsi f(τ), g(t) = t 0 f(τ)dτ, (15) f(τ) = dg(t) dτ , atau f(τ) = g (t). (16) Transformasi Laplace persamaan (16) menghasilkan, L [f(τ)] = L [g (t)] = sL [g(t)] − g(0), memindah ruaskan g(0) menghasilkan, sL [g(t)] = L [g (t)] + g(0). Jika g(0) = 0, sL [g(t)] = L [g (t)], sehingga L [g(t)] = L [g (t) s , atau jika permaan (15) kita substitusikan akan diperoleh transformasi Laplace dari integral fungsi sebagai transformasi Laplace fungsi di dalam integral yang dikalikan dengan 1 s , L t 0 f(τ)dτ = 1 s F(s). (17) 5
  • 6. Balikan transformasi Laplace-nya dituliskan sebagai t 0 f(τ)dτ = L −1 1 s F(s) . (18) Contoh Jika F(s) = 1 s(s2+ω2) , transformasi baliknya dapat diperoleh dengan menggu- nakan persamaan (18), L −1 1 s 1 (s2 + ω2) = t 0 sin ωτ ω dτ = − 1 ω2 [cos ωτ]t 0 L −1 1 s 1 (s2 + ω2) = − 1 ω2 (cos ωt − 1) 2 Solusi persamaan diferensial biasa dengan transfor- masi Laplace Proses dalam penyelesaian persamaan diferensial biasa dengan menggunakan transformasi Laplace adalah sebagai berikut: Langkah 1 Persamaan diferensial biasa ditransformasikan ke dalam persamaan aljabar dengan menggunakan transformasi Laplace. Langkah 2 Persamaan aljabar ini diselesaikan dengan manipulasi aljabar. Langkah 3 Solusi dari langkah 2 ditransformasi balikkan sehingga dihasilkan solusi per- samaan diferensial biasa. 2.1 Solusi persamaan diferensial biasa dengan transformasi Laplace Persamaan diferensial biasa dengan bentuk y + ay + by = r(t), y(0) = k1, y (0) = k1 (19) dapat diselesaikan dengan menggunakan transformasi Laplace. Hal pertama yang harus di- lakukan untuk memperoleh solusi persamaan diferensial biasa tersebut adlah dengan mengubah persamaan tersebut ke dalam persamaan transformasi Laplace (persamaan dalam domain s), yaitu s2 L (y) − sy(0) − y (0) + a(sL (y) − y(0)) + bL (y) = L [r(t)]. Jika kita gantikan L (y) dengan Y dan L [r(t)] dengan R kita dapat membuatnya menjadi lebih terlihat sederhana dan mudah untuk diselesaikan, s2 Y − sy(0) − y (0) + asY − ay(0) + bY = R. 6
  • 7. Mengumpulkan bagian yang mengandung Y dan memindah ruaskan selebihnya ke sisi kanan tanda sama dengan, diperoleh (s2 + as + b)Y = (s + a)y(0) + y (0) + R. Penyelesaian persamaan aljabar tersebut adalah Y = (s + a)y(0)Q + y (0)Q + RQ, (20) yang disebut sebagai Persamaan Pembantu, dimana Q = 1 s2 + as + b dan disebut sebagai Fungsi Transfer. Persamaan Pembantu inilah yang harus kita transformasi balikkan untuk memperoleh solusi persamaan diferensial biasa (19), y = L −1 (Y ) = L −1 [(s + a)y(0)Q + y (0)Q + RQ]. Jika diketahui y(0) = y (0) = 0, persamaan pembantu dinyatakan sebagai Y = RQ, (21) dan fungsi transfer Q dituliskan sebagai Q = Y R . (22) Fungsi transfer ini menyatakan rasio antara transformasi Laplace fungsi keluaran (output) dan tarnsformasi Laplace fungsi masukan (input), Q = L (output) L (input) Contoh Tentukan solusi persamaan diferensial y − y = t, y(0) = 1, y (0) = 1. Solusi Transformasi Laplace dari persamaan diferensial tersebut adalah s2 Y − sy(0) − y (0) − Y = 1 s2 . Persamaan transformasi Laplace ini akan kita selesaikan untuk memperoleh persamaan pembantu, (s2 − 1)Y = 1 s2 + sy(0) + y (0) Y = 1 s2 1 (s2 − 1) + s s2 − 1 + 1 s2 − 1 Y = 1 s2 − 1 − 1 s2 + s s2 − 1 + 1 s2 − 1 Y = 2 1 s2 − 1 − 1 s2 + s s2 − 1 . 7
  • 8. Transformasi balik persamaan pembantu akan menghasilkan solusi persamaan diferensial, L −1 (Y ) = y = L −1 2 1 s2 − 1 − L −1 1 s2 + L −1 s s2 − 1 y = 2 sinh t − t + cosh t y = et − e−t − t + 1 2 (et + e−t ) y = et + 1 2 et − 1 2 e−t − t y = et + sinh t − t 2.2 Konvolusi Jika terdapat dua fungsi F dan G yang merupakan transformasi Laplace dari fungsi f(t) dan g(t), perkalian antaran F dan G adalah H yang dinyatakan dalam hubungan H = FG. Transformasi balik dari H tidak dapat langsung diperoleh dengan mengalikan fungsi f(t) dan g(t) secara langsung namun harus menggunakan konvolusi yang dinyatakan dalam h(t) = f(t) ∗ g(t) = t 0 f(τ)g(t − τ)dτ. (23) Beberapa sifat-sifat konvolusi adalah sebagai berikut; 1) Komutatif f ∗ g = g ∗ f 2) Distributif f ∗ (g1 + g2) = f ∗ g1 + f ∗ g2 3) Asosiatif (f ∗ g) ∗ v = f ∗ (g ∗ v) 4) f ∗ 0 = 0 ∗ f = 0 Contoh Jika H(s) = 1 (s−a)s , fungsi H(s) dapat dianggap sebagai perkalian dua fungsi transformasi Laplace F(s) = 1 s−a dan G(s) = 1 s . Transformasi Laplace balik dari kedua fungsi tersebut adalah f(t) = eat dan g(t) = 1, sehingga f(τ) = eaτ dan f(t − τ) = 1. h(t) dapat diperoleh dengan menggunakan konvolusi h(t) = t 0 f(τ)g(t − τ)dτ = t 0 eaτ 1dτ h(t) = 1 a (eat − 1) 8
  • 9. Aplikasi konvolusi pada persamaan diferensial linier homogen Konvolusi dapat digunakan untuk mencari solusi dari persamaan diferensial. Jika sebelumnya persamaan pembantu dinyatakan dalam persamaan (21) sebagai Y = RQ. Dengan mentransformasi balikkan R dan Q, solusi persamaan diferensial dapat diperoleh melalui konvolusi y(t) = t 0 q(t − τ)r(τ)dτ (24) Contoh Tentukan solusi persamaan diferensial berikut dengan konvolusi y + 3y + 2y = r(t), r(t) = 1 , 1 < t < 2 0 , lainnya , y(0) = y (0) = 0. Solusi Transformasi Laplace dari persamaan diferensial adalah s2 Y − sy(0) − y (0) + 3(sY − y(0)) + 2Y = 1 s , (s2 + 3s + 2)Y = 1 s . Jadi persamaan pembantu dapat dituliskan sebagai Y = 1 s 1 (s2 + 3s + 2) . Jika mengacu pada persamaan (21), diketahui R = 1 s dan Q = 1 s2+3s+2 . Q dapat dijabarkan lebih lanjut ke dalam pecahan parsial sebagai Q = 1 s + 1 − 1 s + 2 . Mentransformasi balikkan R dan Q menghasilkan r(t) = 1, dan q(t) = e−t − e−2t . Dengan menggunakan konvolusi, solusi persamaan diferensial dapat diperoleh y(t) = t 1 q(t − τ)t(τ)dτ = t 1 e−(t−τ) − e−2(t−τ) 1dτ = e−t t 1 eτ dτ − e−2t t 1 e2τ dτ = e−t (et − e1 ) − e−2t 2 (e2t − e2 ) y(t) = 1 2 − e−(t−1) + 1 2 e−2(t−1) 9
  • 10. 3 Tabel transformasi Laplace Table 1: Tabel transformasi Laplace beberapa fungsi dalam domain t No. F(s) = L [f(t)] f(t) 1 1/s 1 2 1/s2 t 3 1/sn (n = 1, 2, . . . ) tn−1 /(n − 1)! 4 1/ √ s 1/ √ πt 5 1/s3/2 2 t/π 6 1/sa (a > 0) ta−1 /Γ(a) 7 1 s−a eat 8 1 (s−a)2 teat 9 1 (s−a)n (n = 1, 2, . . . ) 1 (n−1)! tn−1 eat 10 a (s−a)k (k > 0) 1 Γ(k) tk−1 eat 11 1 (s−a)(s−b) (a = b) 1 a−b (eat − ebt ) 12 s (s−a)(s−b) (a = b) 1 a−b (aeat − bebt ) 13 1 s2+ω2 1 ω sin ωt 14 s s2+ω2 cos ωt 15 1 s2−a2 1 a sinh at 16 s s2−a2 cosh at 17 1 (s−a)2+ω2 1 ω eat sinh ωt 18 s−a (s−a)2+ω2 eat cos ωt 19 1 s(s2+ω2) 1 ω2 (1 − cos ωt) 20 1 s2(s2+ω2) 1 ω3 (ωt − sin ωt) 21 1 (s2+ω2)2 1 2ω3 (sin ωt − ωt cos ωt) 22 s (s2+ω2)2 t 2ω sin ωt 23 s2 (s2+ω2)2 1 2ω (sin ωt + ωt cos ωt) 24 s (s2+a2)(s2+b2) (a2 = b2 ) 1 b2−a2 (cos at − cos bt) 25 1 s4+4k4 1 4k3 (sin kt cos kt − cos kt sin kt) 10
  • 11. No. F(s) = L [f(t)] f(t) 26 s s4+4k4 1 2k2 sin kt sinh kt 27 1 s4−k4 1 2k3 (sinh kt − sin kt) 28 s s4−k4 1 2k2 (cosh kt − cos kt) 29 √ s − a − √ s − b 1 2 √ πt3 (ebt − eat ) 30 1√ s+a √ s+b e−(a+b)t/2 I0 a−b 2 t 31 1√ s2+a2 J0(at) 32 s (s−a)3/2 1√ πt eat (1 + 2at) 33 1 (s2−a2)k (k > 0) √ pi Γ(k) t 2a k−1/2 Ik−1/2(at) 34 e−as /s u(t − a) 35 e−as δ(t − a) 36 1 s e−k/s J0(2 √ kt) 37 1√ s e−k/s 1√ πt cos 2 √ kt 38 1 s3/2 ek/s 1√ πk sinh 2 √ kt 39 e−k √ s (k > 0) k 2 √ πt3 e−k2/4t 40 1 s ln s − ln t − γ (γ ≈ 0, 5772) 41 ln s−a s−b 1 t (ebt − eat ) 42 ln s2+ω2 s2 2 t (1 − cos ωt) 43 ln s2−a2 s2 2 t (1 − cosh at) 44 arctan ω s 1 t sin ωt 45 1 s arccots Si(t) Referensi [1] E. Kreyszig, Advanced engineering mathematics, (John Willey & Sons, Inc., USA, 2011) 11