SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 70
Pariwisata Bahari
Latar Belakang
Kondisi Umum Kepariwisataan Indonesia Saat Ini
2
Kegiatan Wisata Bahari
 Pada bentang laut dapat dilakukan kegiatan wisata antara lain
berenang (swimming), memancing (fishing), bersampan yang
meliputi mendayung (boating), atau berlayar (sailing), menyelam
yang meliputi diving dan snorkeling, berselancar yang meliputi
selancar air (wave surving) dan selancar angin (wind surving), serta
berperahu dengan parasit (paraseling).
Pada bentang darat pantai dapat dilakukan kegiatan rekreasi yang
berupa olahraga susur pantai, bola volley pantai, bersepeda pantai,
panjat tebing pada dinding terjal pantai (cliff), dan menelusuri gua
pantai. Disamping itu, pada bentang darat pantai dapat dilakukan
rekreasi dengan bermain laying-layang, berkemah, berjemur, jalan-
jalan melihat pemandangan, berkuda, atau naik dokar pantai.
6
Prinsip Utama Ekowisata
Low Choy dan Heillbronn (1996), merumuskan lima faktor batasan yang mendasar dalam
penentuan prinsip utama ekowisata, yaitu :
 Lingkungan; ecotourism bertumpu pada lingkungan alam, budaya yang relatif belum
tercemar atau terganggu.
Masyarakat; ecotourism harus memberikan manfaat ekologi, social dan ekonomi langsung
kepada masyarakat.
Pendidikan dan Pengalaman; ecotourism harus dapat meningkatkan pemahaman akan


lingkungan alam dan budaya dengan adanya pengalaman yang dimiliki.
Berkelanjutan; ecotourism dapat memberikan sumbangan positip bagi keberlanjutan
ekologi lingkungan baik jangka pendek maupun jangka panjang.
Manajemen; ecotourism harus dikelola secara baik dan menjamin sustainability lingkungan
alam, budaya yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan sekarang maupun
generasai mendatang.


7
Pelibatan Masyarakat
Rencana pengembangan kawasan bahari harus dikaitkan dengan berbagai
kepentingan yang mendasar, yaitu pemberdayaan masyarakat pesisir. Masyarakat
pesisir adalah masyarakat yang memiliki banyak pengetahuan tentang kondisi
obyektif wilayahnya, oleh Karena itu dalam pengembangan kawasan wisata bahari,
senantiasa hendaknya di mulai pendekatan terhadap masyarakat setempat sebagai
suatu model pendekatan perencanaan partisipatif yang menempatkan masyarakat
pesisir memungkinkan saling berbagi, meningkatkan dan menganalisa pengetahuan
mereka tentang bahari dan kehidupan pesisir, membuat rencana dan bertindak.
Pembangunan yang berpusat pada masyarakat lebih menekankan pada
pemberdayaan (empowerment), yang memandang potensi masyarakat sebagai
sumber daya utama dalam pembangunan dan memandang kebersamaan sebagai
tujuan yang akan dicapai dalam proses pembangunan. Masyarakat pesisir adalah
termasuk masyarakat hukum adat yang hidup secara tradisional di dalam kawasan
pesisir maupun di luar kawasan pasisir.
8
Prinsip Dasar Pengelolaan Kawasan Wisata Bahari
 Prinsip co-ownership yaitu bahwa kawasan wisata bahari
adalah milik bersama untuk itu ada hak-hak masyarakat di
dalamnya yang harus diakui namun juga perlindungan yang
harus dilakukan bersama.
Prinsip co-operation/co management yaitu bahwa
kepemilikan bersama mengharuskan, pengelolaan pesisir
untuk dilakukan bersama-sama seluruh komponen masyarakat
(stakeholder) yang terdiri dari pemerintah, masyarakat dan
organisasi non pemerintah (ORNOP) yang harus bekerja sama.
Prinsip co-responsibility yaitu bahwa keberadaan kawasan
wisata bahari menjadi tanggung jawab bersama karena
pengelolaan kawasan wisata bahari merupakan tujuan
bersama.
9
Pendekatan Pengembangan Wisata Bahari
 Pengembangan kawasan pariwisata bahari lebih diarahkan dan dipergunakan menuju upaya
pengembangan kawasan pariwisata ramah lingkungan. Pengembangan kawasan pariwisata bahari
harus menghindari pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dan pemborosan sumber daya alam
bahari.
Pengembangan kawasan pariwisata bahari perlu mengetengahkan faktor kewaspadaan terhadap
dampak lingkungan menjadi sangat penting, terutama dari kunjungan wisatawan yang tidak
terkendali guna memelihara keberlanjutan kualitas lingkungan hidup/sumber daya alam wisata
tropika khususnya dan menjamin pembangunan (ekonomi) berkelanjutan.
Analisis data potensi dan pemanfaatan sumber daya untuk mengidentifikasikan nilai-nilai yang
berpengaruh terhadap kelangsungan pemeliharaan dan pengembangan sumber stakeholder cakupan
identifikasi tersedia dan maupun untuk budi daya perairan, wisata pemukiman, bisnis rekreasi atau
industri.
Pengembangan kawasan pariwisata bahari memiliki keterkaitan luas dengan peran masyarakat pesisir,
oleh karena itu dalam pengembangan kawasan pariwisata bahari dibutuhkan penentuan zonasi yang
tepat dari setiap wilayah diperlukan untuk tidak menjadi benturan kepentingan antara zona
pertumbuhan pemukiman dengan zonasi kawasan pariwisata bahari yang dikelola dan dimanfaatkan
bagi kegiatan rekreasi.
Pengembangan prasarana yang dapat mendorong pertumbuhan antar wilayah melalui sistem prioritas
pengembangan kawasan pariwisata bahari berdasarkan tipe, potensi dan karakter alam yang dimiliki
oleh masing-masing kawasan.
10




Pemahaman Struktur Pengembangan Kepariwisataan
11
Aspek-Aspek Dalam Pembangunan KSPN
Destinasi Pariwisata Pemasaran Pariwisata Industri Pariwisata Kelembagaan
Kepariwisataan1. Daya Tarik Wisata
a. Daya Tarik Wisata Alam
b Daya Tarik Wisata
Budaya
c. Daya Tarik Wisata Hasil
Buatan Manusia
2. Aksesibilitas Pariwisata
3. Prasarana Umum, Fasilitas
Umum dan Fasilitas
Pariwisata
a. Prasarana Umum
b. Fasilitas Umum
c. Fasilitas Pariwisata
4. Keterlibatan Masyarakat
Dalam Kepariwisataan
5. Investasi di Bidang
Pariwisata
1. Pasar Wisatawan
2. Citra Pariwisata
3. Promosi Pariwisata
4. Kemitraan
Pemasaran
Pariwisata
1. Struktur Industri
a. Hotel/Penginapan
b. Restoran dan Rumah Makan
c. BPW/BPU
d. Sarana dan Prasarana
Komunikasi
e. Galeri Seni dan Toko
Cenderamata
f. Bank dan Penukaran Uang
g. Aksesibilitas
h. Paket Perjalanan Wisata
i. Informasi dan Sistem Informasi
2. Tanggung Jawab Terhadap
Lingkungan
3. Daya Saing
4. Kemitraan Usaha
5. Kredibilitas Bisnis
1. Organisasi
Kepariwisataan
2. SDM Pariwisata
3. Penelitian Dan
Pengembangan
Jenis Atraksi Wisata berdasarkan Jenis Wisata
12
Jenis Wisata Jenis Atraksi Wisata
Wisata Pesisir &
Pantai :
Kegiatan wisata
yang
menempatkan
pantai dan
lingkungan pesisir
sebagai daya tarik
dan beraktivitas
wisata.
Wisata Rekreasi
Kegiatan wisata yang memanfaatkan lingkungan obyek wisata pantai sebagai kegiatan rekreasi untuk tujuan berkunjung dan
menikmati keindahan alam. Contoh : jalan-jalan, berjemur, bermain, berkemah, dsb.
Wisata Olahraga
Kegiatan wisata yang memanfaatkan olahraga dan aktivitas luar sebagai daya tarik (olahraga pantai : volley pantai, dsb).
Wisata Budaya
Kegiatan wisata yang memanfaatkan aktivitas budaya di areal pantai sebagai tempat penyelenggaraan budaya sebagai daya
tarik wisata (mis: upacara adat, kampung nelayan dengan kehidupan penduduk asli, dsb).
Wisata Belanja
Kegiatan wisata yang memanfaatkan kawasan komersial perdagangan retail sebagai tempat rekreasi untuk tujuan berkunjung
dan beraktivitas berbelanja untuk kebutuhan berwisata (retail makanan khas & souvenier).
Wisata Makan
Kegiatan wisata yang memanfaatkan areal gerai makanan sebagai tempat berwisata untuk tujuan berkunjung selain untuk
kebutuhan pemenuhan makanan (daya tarik makanan khas daerah, daya tarik suasana tempat, atau daya tarik aglomerasi
tempat makanan).
Wisata Pendidikan
Kegiatan wisata yang memanfaatkan sumber daya ilmu pengetahuan sebagai atraksi wisata, yang diselenggarakan atau yang
memanfaatkan areal pantai atau pesisir sebagai tempat berwisata. (Mis: tambak, jenis-jenis museum bahari, kampung
nelayan dengan keaslian pola kehidupan penduduk nelayan, taman laut nasional ).
Wisata Laut :
Kegiatan wisata
yang
memanfaatkan
areal perairan laut
sebagai daya tarik
dan beraktivitas
wisata.
Wisata Rekreasi
Kegiatan wisata yang memanfaatkan lingkungan perairan laut sebagai obyek wisata menjadi kegiatan rekreasi untuk tujuan
berkunjung dan menikmati keindahan alam. (Mis: wisata observasi bawah air: taman laut nasional).
Wisata Olahraga
Kegiatan wisata yang memanfaatkan lingkungan perairan laut sebagai kegiatan olahraga dan aktivitas luar (Mis: berenang,
memancing, surving, diving, snorkeling, berlayar, jet ski).
Wisata Budaya
Kegiatan wisata yang memanfaatkan aktivitas budaya di daerah perairan laut sebagai tempat penyelenggaraan aktivitas
budaya sebagai daya tarik wisata (Mis: upacara adat, dsb).
Siklus Hidup Area Wisata
13
Perencanaan Tata Ruang Wilayah Perencanaan
•Apa visi wilayah perencanaan ?
•Apa yang perlu dilestarikan ?
•Apa yang perlu dikembangkan ?
•Apa yang perlu dimanfaatkan ?Visi
•Fungsi-fungsi apa yang perlu diwadahi di Wilayah perencanaan sesuai dengan visi ?
•Jenis apa ?
•Skala berapa ?
•Karakter bagaimana ?Fungsi
•Ruang-ruang seperti apa yang diperlukan untuk mewadahi fungsi ?
•Seberapa besar ?
•Lokasi dimana ?
•Karakter bagaimana ?Ruang
•Infrastruktur seperti apa yang diperlukan untuk melayani fungsi ?
•Infrastruktur apa ?
•Lokasi dimana ?
•Jenis dan karakter bagaimana ?Infrastruktur
•Manajemen seperti apa yang diperlukan untuk mengatur fungsi, ruang, dan infrastruktur di Wilayah perencanaan ?
•Lembaga pemerintah-swasta-masy. Apa ?
•Pembiayaan berapa dan dari mana ?
•Bagaimana mekanisme dan kontrol ?Manajemen
14
Alur Pikir Perencanaan Tata Ruang Wilayah Perencanaan
15
Satuan Ruang Wilayah Pariwisata
dan Unsur Pembentuknya
 Satuan ruang pariwisata pada hakekatnya akan bersifat hirarkis dan bergradasi menurut
luasan, ketersediaan akses, dan kompleksitas unsur pembentuknya. Konsep satuan ruang
pariwisata meliputi :



Ruang wilayah atau region;
Ruang destinasi; dan
Lokasi atau tapak (site) pariwisata.
 Satuan region atau wilayah pariwisata merupakan skala pembagi ruang destinasi wisata
nasional, lebih luas dari suatu provinsi dan dapat mencakup beberapa provinsi. Pada
satuan ruang tersebut, kepentingan pengelolaan pariwisata cenderung berada pada level
kebijakan dibandingkan kegiatan pengembangan lahan (land development).
Satuan wilayah atau region terbentuk melalui unsur-unsur :




Satu atau lebih destinasi pariwisata,
Satu atau lebih gerbang primer (entry),
Akses penghubung gerbang ke destinasi oleh prasarana transportasi, dan
Prasarana pendukung dan jasa wisata lainnya.
16
Sistem Pusat-Pusat dan Koridor Sirkulasi Dalam
Satuan Ruang Wilayah (Region) Pariwisata
 Satuan wilayah atau region pariwisata dapat melingkupi satu atau
beberapa kota besar, menengah, dan kecil serta hinterland yang
melayani satu atau lebih destinasi pariwisata yang terhubungkan
oleh prasarana transportasi dengan delineasi tidak terbatas dalam
satu satuan administratif.
Gerbang primer yang umumnya diwakili oleh kota utama atau kota
besar lainnya secara fungsional didukung oleh gerbang sekunder
dan berbagai moda transportasi.
17
Skema Satuan Ruang Wilayah (Region) Pariwisata
dan Unsur Pembentuknya
sts, recrea
DESTINATION ZONE
REGION
NON-ATTRACTION AREA
CIRCULATION CORRIDOR ENTRANCE
ACCESS
MARKETS
18
Satuan Ruang Zona Destinasi
 Dalam konteks Nasional, satuan ruang wilayah membagi wilayah kepariwisataan Nasional
dalam beberapa satuan ruang yang terdiri dari satu atau lebih wilayah Provinsi atau dalam
kebijakan pengembangan pariwisata Nasional relevan dengan DPN sebagaimana
dimaksudkan oleh perwilayahan pariwisata. Dalam kebijakan nasional tersebut
persyaratan pembentukan DPN adalah adanya daya tarik wisata yang bersifat unggulan;
gerbang internasional sebagai akses primer; kota-kota sebagai gerbang sekunder; akses
antara gerbang primer dan sekunder; serta adanya lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi
yang mendukung kegiatan pariwisata.
Satuan destinasi pariwisata dimaksudkan sebagai bagian dari suatu satuan wilayah
pariwisata yang mencakup satu atau lebih obyek dan atraksi wisata; dilengkapi prasarana
dan sarana penunjang, kelompok masyarakat, dan lingkungan pendukung pariwisata. Pada
satuan ruang tersebut, dibutuhkan peran berbagai pemangku kepentingan pariwisata,
seperti pengembang, perencana, pelaku usaha wisata, dan Pemerintah Daerah dalam
perencanaan dan pengelolaan pariwisata.
Satuan ruang destinasi pariwisata yang direpresentasikan oleh keberadaan obyek dan
atraksi wisata dalam suatu cluster atau lebih; akses atau koridor sirkulasi utama yang
diwakili oleh prasarana transportasi; komunitas yang menyelenggarakan jasa, pelayanan,
sarana, dan atraksi wisata; serta adanya linkages yang menghubungkan seluruh fungsi


yang ada. 19
Sistem Pusat-Pusat dan Koridor Sirkulasi Dalam
Satuan Ruang Wilayah (Region) Pariwisata
Secondary Destination Zona Primary Destination Zona
Medium or
Large City
Small
Town
Circulation
Corridor
Rural Area
20
Skema Satuan Ruang Zona Destinasi
DESTINATION ZONE
COMMUNITY
Service facilities, products,
atractions.
Limit of community influence
Withheld fromm travel
tourism, recrestion
development.
ACCESS
Circulation
corridor.
LINKAGE
ATTRACTION COMPLEX
Group of things to see and do
based upon research-design.
Gateway : direction,
information, impression.
SECTION
CIRCULATION COMMUNITY ATTRACTIONLINKAGEGATEWAY
21
Satuan Tapak atau Lokasi (Site) Pariwisata
 Satuan tapak atau lokasi (site) pariwisata merupakan satuan ruang destinasi wisata terkecil
dimana obyek dan atraksi wisata berlokasi.
Satuan tapak atau lokasi dapat mewakili fungsi nucleus. Pada skala ini bekerja faktor-
faktor fisik, ekologis, sosio-ekonomi, dan sosio-budaya secara intensif yang merupakan
interaksi lingkungan binaan dengan lingkungan alam. Dalam konteks tersebut, maka
kepentingan satuan tapak atau lokasi adalah berfungsinya sumberdaya setempat sebagai
potensi obyek dan atraksi wisata.
Daya tarik wisata adalah :
 Segala sesuatu yang dapat menarik pengunjung untuk datang berwisata ke suatu tempat tertentu
 Segala sumberdaya permanen yang telah ditentukan dan dikendalikan dan yang dikelola untuk
dinikmati, disenangi, menjadi tempat hiburan atau pendidikan bagi pengunjung umum
Secara luas hal ini diwakili oleh keindahan dan kekayaan alam; kondisi klimatologi;
lansekap; vegetasi; badan air permukaan; kehidupan satwa liar; biota akuatik; peninggalan
sejarah, budaya, dan agama; kehidupan tradisional; fasilitas hiburan, sosial, dan budaya;
produk kemajuan teknologi; atraksi spesifik yang diselenggarakan secara periodik; dan
sebagainya.


22
Konfigurasi Fungsional Zona Destinasi
NUCLEUS
THE PRINCIPAL ATTRACTION
FORCEINVIOLATE BELT
ESSENTIAL SETTING
ZONE OF CLOSURE
OUTER AREA OF INFLUENCE
(MUST INCLUDE A SERVICE CENTER OR A
COMMUNITY)
23
Pertimbangan dalam Perencanaan Destinasi Pariwisata
Posisi geografis.
Unsur Destinasi Pariwisata
24
Posisi Geografis Destinasi Pariwisata
 Posisi geografis destinasi pariwisata menjelaskan mengenai
hubungan antara segmen pasar dan destinasi pariwisata menurut
fungsi jarak, waktu, dan kemudahan akses.
Sebagaimana telah dijelaskan dalam konsep keruangan, maka
fungsi-fungsi tersebut diwakili oleh prasarana dan sarana
transportasi menuju dan dari gerbang primer (entry); sistem
penanganan (handling) wisatawan menuju destinasi; obyek dan
atraksi wisata yang ditawarkan dalam suatu cluster atau lebih;
koridor sirkulasi utama di dalam destinasi yang menghubungkan
antara obyek dan atraksi wisata dengan prasarana dan sarana
penunjang wisata; komunitas yang menyelenggarakan jasa,
pelayanan, sarana, dan atraksi wisata.

25
Posisi Geografis Destinasi Pariwisata
1 3
CAR ACESS
5
PLANE, SHIP ACESS
4
2
26
Pola Konfigurasi Spasial Destinasi Pariwisata
Pola keruangan destinasi pariwisata diwakili oleh 5 (lima) konfigurasi yang perlu
dipertimbangkan dalam perencanaan destinasi pariwisata, yaitu :
 Single destination, dimana sebagian besar kegiatan wisata berada dalam satu
destinasi
En route, dimana beberapa destinasi dapat dikunjungi dalam perjalanan ke
destinasi utama
Base camp, dimana destinasi yang lain dapat dikunjungi sewaktu berada dalam
destinasi utama
Regional tour, dimana beberapa destinasi dapat dikunjungi ketika berada dalam
sebuah wilayah target
Trip chaining, merupakan tur perjalanan keliling yang dapat melingkupi beberapa
destinasi




27
Pola Konfigurasi Spasial Destinasi Pariwisata
3. Base Camp
4. Regional Tour
2. En Route
ORIGIN
1. Single Destination 5. Trip Chaining
28
Unsur Destinasi Pariwisata
 Destinasi pariwisata terdiri atas 3 (tiga) unsur utama, yakni :
 Kompleks obyek dan atraksi wisata, dapat direpresentasikan oleh suatu cluster atau
gabungan beberapa cluster
Koridor sirkulasi di antara cluster
Area bukan obyek dan atraksi wisata, yang memiliki potensi untuk pengembangan
pariwisata pada masa mendatang


 Zonasi keruangan suatu destinasi pariwisata didelineasi ke dalam 3 (tiga) zona
utama, yakni :
 Nucleus yang merepresentasikan satuan ruang berupa kompleks atau cluster dimana
fitur obyek dan atraksi wisata utama berada
Inviolate belt yang direpresentasikan oleh kawasan di sekeliling nucleus yang secara
fungsional guna lahan dan estetikanya memberikan pengenalan bagi obyek dan
atraksi wisata yang dituju
Zone of closure direpresentasikan oleh kawasan terluar, dimana fungsi kepentingan
aksesibilitas, informasi, dan pelayanan masyarakat bagi pariwisata tersedia


29
Hubungan Koridor Sirkulasi Dalam Destinasi Pariwisata
1 + 1 > 2
Large attraction supported by
other similar atractions.
A. Compatibility
Disimilar attraction
demand separation.
B. Incompatibility
1 + 1 < 2
C. Distant Complementarity
30
Hubungan Koridor Sirkulasi Dalam Destinasi Pariwisata
 Koridor sirkulasi suatu destinasi pariwisata ditujukan untuk menciptakan akses di
dalam destinasi direpresentasikan oleh prasarana dan sarana transportasi.
Koridor sirkulasi menghubungkan obuek dan atraksi wisata dengan prasarana dan
sarana penunjang pariwisata, seperti lokasi air terjun, konservasi satwa dan
tumbuhan, diving, paralayang, sailing, dan lainnya dengan hotel, cottage,
penginapan, restoran, fasilitas kesehatan, dan lainnya.
Perencanaan koridor sirkulasi perlu mempertimbangkan pola keterhubungan
(linkage) antara unsur-unsur wisata dalam destinasi, yaitu :


 Compatibility atau saling melengkapi. Sirkulasi direncanakan dengan prinsip efisiensi
dan pelayanan jumlah wisatawan yang lebih besar
Incompatibility, jika obyek dan atraksi wisata memiliki karakteristik berbeda, sehingga
dalam perencanaan fisik dan manajemen perlu dipisahkan
Distant complementarity, jika obyek dan atraksi wisata terpisah jauh, sehingga perlu
dihubungkan melalui manajemen paket perjalanan


31
Konsep Zonasi Perencanaan Kawasan Pariwisata
 Tripartite Concept
 Core Zone atau Main Zone, merupakan zona inti atau atraksi sebuah kawasan
pariwisata yang harus tetap terjaga dan memberi khas atau tema kawasan pariwisata
tersebut. Building Rationya antara 10%-20% dari luas keseluruhan.
Buffer zone, merupakan zona penyangga berupa are natural yang berbentuk lanskap
yang berfungsi sebagai penyangga atau penyeimbang untuk aktifitas maupun fasilitas
yang ada dikawasan tersebut. Building Rationya antara 60%-80% dari luas
keseluruhan.
Service Zone atau Public Zone, merupakan zona pelayanan yang biasanya digunakan
untuk pengembangan fasilitas dan pelayanan untuk dikomersilkan. Building Rationya
20% dari luas keseluruhan


 Concept of Honey Pot
Konsep ini merupakan salah satu aplikasi dari Clustering Concept yang mengkonsentrasikan fasilitas,
prasarana, dan aktifitas pengunjung pada suatu area. Konsep ini diterapkan pada daerah yang
memiliki tingkat kepadatan yang tinggi baik penduduk, aktivitas, maupun bangunan dan lokasinya
berdekatan dengan pusat aksesibilitas.
32
33
Model Perencanaan Fasilitas Pada Kawasan Wisata
Komponen Daerah Tujuan Wisata
Komponen daerah tujuan wisata yang saling mendukung (Cooper et. al., 1993), yang
meliputi:
 Attractions, atau dayatarik wisata, yang secara umum dapat dipilah dalam
dayatarik alam, dayatarik budaya, dan dayatarik buatan
Amenities, atau fasilitas dan layanan pendukung wisata, yang antara lain meliputi
akomodasi dan jasa boga, serta aneka jasa lain, termasuk retail dan jasa
rekreasional lainnya
Access, atau pencapaian, baik menuju ke, maupun, di dalam daerah tujuan
Ancillary services, yang meliputi kegiatan pemasaran, pengembangan, serta
koordinasi



34
Komponen Dasar Pengembangan Wisata
Sumber: Hasil Analisis & modifikasi dari Chalid Fandelli & Mukhlison, 2002. 35
Daya Dukung Wisata Bahari
Daya dukung wisata bahari meliputi :
 Daya dukung ekologis; Pigram (1983) dalam Nurisyah, S dkk (2001)
mengemukakan bahwa daya dukung ekologis sebagai tingkat maksimal
penggunaan suatu kawasan.
Daya dukung fisik. Suatu kawasan wiasata merupakan jumlah maksimum
penggunaan atau kegiatan yang diakomodasikan dalam areal tanpa
menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas.
Daya dukung sosial. Suatu kawasan wisata dinyatakan sebagai batas tingkat
maksimum dalam jumlah dan tingkat penggunaan dimana melampauinya akan
menimbulkan penurunanan dalam tingkat kualitas pengalaman atau kepuasan.
Daya dukung rekreasi merupakan suatu konsep pengelolaan yang menempatkan
kegiatan rekreasi dalam berbagai objek yang terkait dengan kemampuan
kawasan.
36
Kebijakan Pemerintah Pusat
37
PEMBANGUNAN PARIWISATA MERUPAKAN BAGIAN INTEGRAL DARI
PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH
PARIWISATA DIKEMBANGKAN UNTUK BERPERAN SERTA
MENJAWAB/MENGATASI BERBAGAI PERMASALAHAN PEMBANGUNAN YANG
MENCAKUP DIMENSI EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA, LINGKUNGAN, PERTAHANAN
DAN KEAMANAN
DOKUMEN RIPPDA DAN MASTERPLAN MERUPAKAN SALAH SATU MASUKAN
BAGI PENYUSUNAN RIPPNAS
DOKUMEN RIPPDA DAN MASTERPLAN MERUPAKAN ACUAN BAGI SEMUA
STAKEHOLDER
(PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT).
PERSPEKTIF DASAR
AKTIVITAS SISTEMATIS UNTUK MENGELOLA MASA DEPAN
KEPARIWISATAAN SECARA KOMPREHENSIF, INTEGRAL DAN
BERKELANJUTAN,
DENGAN MENGOPTIMALKAN SUMBER DAYA ALAM DAN
BUDAYA,
UNTUK MERESPONS KEBUTUHAN MASYARAKAT DAN
AKTIVITAS PARIWISATA,
DALAM RANGKA :
MENCIPTAKAN KUALITAS PENGALAMAN WISAWATAN, DAN
MEMBERIKAN DAMPAK PEMERATAAN, DAN
MEMBERIKAN DAMPAK PERTUMBUHAN KEPADA DAERAH
DAN MASYARAKAT.
KONSEP PERENCANAAN PARIWISATA
HIERARKI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DALAM PENATAAN RUANG
PRINSIP DASAR PEMBANGUNAN
KEPARIWISATAAN
KARAKTERISTIK
PEMERINTAH
SWASTA
MASYARAKAT
41
SUBJEK PEMBANGUNAN
(DARI MASYARAKAT, OLEH MASYARAKAT
DAN UNTUK MASYARAKAT)
PELAKU/OPERATOR
FASILITATOR
REGULATOR
- LINTAS SEKTOR,
- LINTAS WILAYAH
- MULTI DIMENSI
DESTINASIPARIWISATAADALAHAARREEAAATAUKKAAWWAASSAANN
GGEEOOGGRRAAFFIISSYANGBERADADALAMSATUATAULEBIH
WILAYAH ADMINISTRATIF YANG DI DALAMNYA TERDAPAT
UNSUR :
GEOGRAFIS YANG
UNSUR :
BERADA DALAM SATU ATAU LEBIH
W
I
S
A
T
A
W
A
N
DAYA TARIK
FASILITAS
AKSESIBILITAS
MASYARAKAT
YANG SALING TERKAIT DAN MELENGKAPI UNTUK TERWUJUDNYA KEGIATAN
KEPARIWISATAAN DENGAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN REGULASI
DESTINASI PARIWISATA ADALAH AREA ATAU KAWASAN
WILAYAH ADMINISTRATIF YANG DI DALAMNYA TERDAPAT
KEBERHASILAN PEMBANGUNAN PARIWISATA SANGAT DIDUKUNG OLEH
PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA SECARA PROFESIONAL,
TERPADU SECARA SEKTORAL DAN KEWILAYAHAN, MEMILIKI KONSEP
YANG JELAS, DIDUKUNG OLEH SISTEM JASA DAN LAYANAN YANG
HANDAL SERTA DIPERKUAT OLEH SISTEM DAN STRATEGI PEMASARAN
YANG AKTIF, TERFOKUS DAN TERPADU.
3 .
DESTINASI PARIWISATA MERUPAKAN UNSUR VITAL SEKALIGUS
PENGGERAK UTAMA BAGI WISATAWAN DALAM MEMUTUSKAN
PERJALANAN DAN KUNJUNGAN KE SUATU DAERAH ATAU NEGARA
2 .
PENGEMBANGAN DESTINASI MERUPAKAN
BAGIAN INTEGRAL PEMBANGUNAN PARIWISATA NASIONAL
1 .
POSISI STRATEGIS PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA
Konsep Pembangunan Pariwisata Yang Berkelanjutan
(Sustainable Tourism Development)
LINGKUNGAN
Sustainable
Tourism
SOSIAL DANEKONOMI Menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi
dan dampak pertumbuhan ekonomi pada
nilai sosial dan budaya
BUDAYA
44
PP No.15/2010
PERDA P
PERDA KOTA
PERDA KAB
PERPRES
PP No.50/2011
PERDA P
PERDA KOTA
PERDA KAB
KEPPRES
PERDA P
PERDA P
PERDA P
Integrasi Dan Keterkaitan Kebijakan Perwilayahan
dan Tata Ruang
Kepariwisataan
Rencana Detil Rencana Detil
NAS
KEPPRESPP No.50/2011
RDA
Kota
PERDA KOTA PERDA KOTA
Kab
RIPPARDA
KSP KAB
PERDA P
PERDA KAB
RTRW Kab
PERDA KAB
RPJM
Kab/Kota
RDTR Kab
RTR KS Kab
KSP KOTA
PERDA P
RIPPA
Kot
RDTR Kota
RTR KS Kota
RTRW
RPJP
Kab/kota
RPJMP
RIPPARDA P KSP P
PERDA P PERDA P
RPJPP
RPJMN
KSPNRIPPARWN
PP No.15/2010
RTR Pulau
RTR KSN
PERPRES
RTR KSPRTRWP
PERDA P
RTRRPJPN
Perencanaan Kepariwisataan
Rencana Umum
Perencanaan Tata Ruang
Rencana Umum
Fokus Dan Upaya Pengembangan Destinasi
3 Tahun Mendatang
FOKUS PADA
MINAT KHUSUS
1. Wisata Budaya &
Sejarah
2. Wisata alam dan
ekowisata
3. Wisata Olah Raga
Rekreasi
(menyelam,
selancar, kapal layar,
treking dan
mendaki, golf,
bersepeda,
maraton)
4. Wisata kapal pesiar
5. Wisata kuliner dan
belanja
6. Wisata kesehatan
dan kebugaran
7. Wisata konvensi,
insentif, pameran,
dan even
FOKUS LOKASI
DESTINASI DENGAN
KRITERIA:
UPAYA PENGEMBANGAN PADA FOKUS LOKASI DESTINASI
YANG DIKEMBANGKAN
Fasilitas Pariwisata
Pemetaan dan Perancangan
Prasarana UmumMemperhatikan
sebaran lokasi
PEMDA dapat diajak
bekerja sama dengan
baik
Masuk dalam MP3Ei
Memiliki DMO
Mudah untuk
dikembangkan
Fasilitasi pembangunan fisik
Aksesibilitas
Fasilitasi tatakelola
Daya Tarik Wisata
Fasilitasi pengembangan
profil dan promosi investasiInvestasi Pariwisata
Sertifikasi, standarisasi, pola
perjalanan, paket wisataIndustri Pariwisata
Sadar wisata, desa wisata,
g nPemberdayaan
Masyarakat
erakan Indonesia Indah da
Bersih, Aktivasi ekonomi kreatif
Pencitraan & Promosi
Destinasi Wisata
komunikasi dan promosi
Kebijakan dan Regulasi Harmonisasi kebijakan antar
sektor, pusat dan daerah
FASILITASIKOORDINASI
Peta Pengembangan Destinasi Pariwisata Nasional
Menurut PP 50/2011 tentang RIPPARNAS
47
48
Daftar KSPN
1. KSPN. Kintamani–Danau Baturdskt 31. KSPN. Karimunjawadan sekitarnya 61. KSPN. Tomohon–Tondanodskt
2. KSPN. Komodo dan sekitarnya 32. KSPN. Tamboradan sekitarnya 62. KSPN. Danau Ranau dan sekitarnya
3. KSPN. Borobudurdan sekitarnya 33. KSPN. Tangkahan dansekitarnya 63. KSPN. Biak dan sekitarnya
4. KSPN. Rinjani dan sekitarnya 34. KSPN. Palembang Kota dskt ( Musi) 64. KSPN. Tangkuban Perahudskt
5. KSPN. Nongsa - Pulau Abang dskt 35. KSPN. Tanjung Kelayang dan sekitarnya 65. KSPN. Maninjau dan sekitarnya
6. KSPN. Toba dan sekitarnya 36. KSPN. Muaro Jambi dan sekitarnya 66. KSPN. Nemberala–Rotendaodskt
7. KSPN. Bukittinggi dan sekitarnya 37. KSPN. Kerinci Seblat dan sekitarnya 67. KSPN. Pantai Selatan Yogya dskt
8. KSPN. Bromo–Tengger–Semerudskt 38. KSPN. Trowulan dan sekitarnya 68. KSPN. Karst Gunung Kidul dskt
9. KSPN. Bunakendan sekitarnya 39. KSPN. Way Kambas dan sekitarnya 69. KSPN. Halimun dan sekitarnya
10. KSPN. Raja Ampat dan sekitarnya 40. KSPN. Prambanan–Kalasan dan sekitarnya 70. KSPN. Ijen–Balurandan sekitarnya
11. KSPN. Pangandaran dan sekitarnya 41. KSPN. Kuta–Sanur–Nusa Dua dskt 71. KSPN. Waikabubak–ManupehTanah Daru dskt
12. KSPN. Torajadan sekitarnya 42. KSPN. Morotai dan sekitarnya 72. KSPN. Karangasem– Amuk dskt
13. KSPN. Ende–Kelimutu dan sekitarnya 43. KSPN. Sentani dan sekitarnya 73. KSPN. Lagoi-Bintan dan sekitarnya
14. KSPN. Kota Tua–SundaKelapa dskt 44. KSPN. Sangiran dan sekitarnya 74. KSPN. Enggano dan sekitarnya
15. KSPN. TanjungPuting dan sekitarnya 45. KSPN. Takaboneratedansekitarnya 75. KSPN. BandungKota dan sekitarnya
16. KSPN. Teluk Dalam-Nias dskt 46. KSPN. Rupat dan sekitarnya 76. KSPN. Puncak–GedePangrango dskt
17. KSPN. Dieng dan sekitarnya 47. KSPN. Agats–Asmat dan sekitarnya 77. KSPN. Teluk Cenderawasih dskt
18. KSPN. Wakatobi dan sekitarnya 48. KSPN. Pagaralam dan sekitarnya 78. KSPN. Menjangan–Pemuterandskt
19. KSPN. Pantai Selatan Lombok dskt 49. KSPN. Krakatau dan sekitarnya 79. KSPN. Taman Nasional Bali Barat dskt
20. KSPN. Siberut dan sekitarnya 50. KSPN. Natunadan sekitarnya 80. KSPN. Tulamben–Ameddan sekitarnya
21. KSPN. Derawan–Sangalaki dskt 51. KSPN. Alor–Kalabahi dan sekitarnya 81. KSPN. Bedugul dan sekitarnya
22. KSPN. Bitung–Lembeh dan sekitarnya 52. KSPN. Yogyakarta Kota dan sekitarnya 82. KSPN. Nusa Penida dan sekitarnya
23. KSPN. Singkarak dan sekitarnya 53. KSPN. Lhoksado dan sekitarnya 83. KSPN. Ubud dan sekitarnya
24. KSPN. Sentarumdan sekitarnya 54. KSPN. Karst Pacitan dan sekitarnya 84. KSPN. Besakih–Gunung Agung dskt
25. KSPN. Bandaneiradan sekitarnya 55. KSPN. Bali Utara / Singaraja dan sekitarnya 85. KSPN. Long Bagun dan sekitarnya
26. KSPN. Weh dan sekitarnya 56. KSPN. Gili Tramena dan sekitarnya 86. KSPN. Sambas dan sekitarnya
27. KSPN. Kep Seribu dan sekitarnya 57. KSPN. Moyo dan sekitarnya 87. KSPN. GorontaloKota–Limboto dskt
28. KSPN. Ujung Kulon- Tj. Lesung dskt 58. KSPN. Kota Bangun–TanjungIsuy dskt 88. KSPN. Wazur–Meraukedan sekitarnya
29. KSPN. Togean–Tomini dan sekitarnya 59. KSPN. Kayan Mentarangdan sekitarnya
30. KSPN. Merapi–Merbabudan sekitarnya 60. KSPN. Ciwidey dan sekitarnya
Lokasi Destinasi Yang Akan Didorong Untuk Dikembangkan :
“Bali Beyond”
49
No DPN KPPN/KSPN Prop DAYA TARIK JENIS DT
1 MEDAN–TOBA, dskt (S) Toba dskt Sumut Geowisata Pmlhraan-Revitalisasi
2 JAKARTA–KEP SERIBU, dskt (S) Kep Seribu dskt DKI Jakarta Bahari Pmlhraan-Revitalisasi
(S) Kota Tua–Sunda Kelapa dskt Budaya-Pusaka Pmlhraan-Revitalisasi
3 BOROBUDUR–YOGYA, dskt (S) Borobudur dskt Jateng & DIY Budaya-Pusaka Pmlhraan-Revitalisasi
4 BROMO–MALANG, dskt (S) Bromo–Tengger–Semeru dskt Jatim Ekowisata Pmlhraan-Revitalisasi
5 BALI–NUSA LEMBONGAN,
dskt
(S) Kintamani-Danau Batur, dskt Bali Geowisata Pmlhraan-Revitalisasi
(S) Menjangan, Pemuteran, dskt Bahari Pmlhraan-Revitalisasi
(S) Kuta, Sanur, Nusadua, dskt (MP3EI) Bahari Pmlhraan-Revitalisasi
6 LOMBOK – GILI TRAMENA,
dskt
(S) Rinjani dskt NTB Ekowisata Pmlhraan-Revitalisasi
7 KOMODO–RUTENG, dskt (S) Komodo dskt NTT Ekowisata Pmlhraan-Revitalisasi
8 KELIMUTU–MEUMERE, dskt (S) Ende–Kelimutu dskt Ekowisata Pmlhraan-Revitalisasi
9 PALANGKARAYA–TANJUNG
PUTING, dskt
(S) Tanjung Puting dskt Kalteng Ekowisata Prntisan-Pmbngunan
10 TORAJA–LORELINDU, dskt (S) Toraja dskt Sulsel Budaya-Pusaka Pmlhraan-Revitalisasi
11 MANADO-BUNAKEN, dskt (S) Bunaken dskt Sulut Bahari Pmlhraan-Revitalisasi
12 KENDARI–WAKATOBI, dskt (S) Wakatobi dskt Sultra Bahari Prntisan-Pmbngunan
13 SORONG–RAJA AMPAT, dskt (S) Raja Ampat dskt Papua Barat Bahari Prntisan-Pmbngunan
13 DPN 16 KSPN 12 PROP
Bentuk Fasilitasi Kemenparekraf dalam Pembangunan KSPN
Koordinasi antara Dir.
Perancangan & investasi
pariwisata dan Dir.
Pengembangan daya tarik
Direktorat Direktorat Pengembangan Daya Tarik
Pengembangan Wisata
�---Minat Khusus
Koordlnasl
ngembanga
DTWDitjen
EKMDI &
EKSB
Ditjen
Pemasaran
Pariwisata Dir.
Perancangan
dan investasi
Pariwisata
Dit.lndustri
Pariwisata
Dir. Pemberdayaan Masyarakat
Kemenparekraf Sebagai Koordinator Pengembangan KSPN
(Perpres Sudah Diproses)
TATAN S
Pemerintah Sebagai Pemangku Kepentingan Terkait
CATATAN SIPIL
DINAS SOSIAL & TENAGA KERJA
DINAS PERINDUSTRIAN &
DINAS PERHUBUNGAN, DINAS PENDAPATAN DAERAH
BADAN PERENCANAAN DAERAH
PENANAMAN MODAL DAERAH
PEMERINTAH KOTA & KABUPATEN
BUPATI/ WALIKOTA & WAKIL, DINAS KEBERSIHAN & DINAS BINA MARGA &
CAMAT, LURAH PERTAMANAN PENGAIRAN
SEKRETARIAT DAERAH DINAS KOPERASI & UKM DINASKEBUDAYAAN
DINAS PARIWISATA DINAS PERTANIAN & BADAN LINGKUNGAN HIDUP
PERKEBUNAN
KOMINFO DINAS CIPTA KARYA
PERDAGANGAN DINAS PENDIDIKAN
DINAS KEPENDUDUKAN & BADAN KOORDINASI
CA IPIL
DINAS SOSIAL & TENAGA KERJA
DINAS PENDIDIKANPERDAGANGAN
DINAS PERHUBUNGAN,
DINAS KOPERASI & UKM
PENGAIRAN
DINAS KEBUDAYAAN
DINAS PENDAPATAN DAERAH
PENANAMAN MODAL DAERAH
PERTAMANAN
PEMERINTAH PROPINSI
GUBERNUR & WAKIL DINAS KEBERSIHAN & DINAS BINA MARGA &
SEKRETARIAT DAERAH
DINAS PARIWISATA DINAS PERTANIAN & BADAN LINGKUNGAN HIDUP
PERKEBUNAN
KOMINFO DINAS CIPTA KARYA
DINAS PERINDUSTRIAN & BADAN PERENCANAAN DAERAH
DINAS KEPENDUDUKAN & BADAN KOORDINASI
PEMERINTAH PUSAT
(KEMENTERIAN)
PARIWISATA & EKONOMI
KREATIF
PERHUBUNGAN
KOMINFO
PEKERJAAN UMUM
PENDIDIKAN &
KEBUDAYAAN
DALAM NEGERI
KEHUTANAN
KOPERASI & UKM
KELAUTAN & PERIKANAN
PERINDUSTRIAN BUMN
Tahapan Pengembangan KSPN
Pemetaan dan perencanaan Pendampingan, pemberdayaan, dan
pengembangan
t2 – t4
Exit strategy
t1 t5
IMPLEMENTASI
Perancangan
EXIT STRATEGY
PERSIAPAN
Pengguna
akhir
KeluaranPemantauan
& EvaluasiDokumen
Perencanaan
Masukan Inisiasi Closure
Manajemen
InformasiDokumentasi
Pemantauan
& Evaluasi
Implementasi
Pemantauan & Evaluasi secara
menyeluruh
54
Skenario
PENYEBARAN
PERTUMBUHAN
Skenario
PENINGKATAN DAYA
SAING
SKENARIO PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA NASIONAL
55
3. PEMBANGUNAN
Kegiatan pembangunan baru di lokasi/ destinasi pariwisata yang memiliki kelayakan potensi dan kapasitas
pengembangannya.
2. REVITALISASI
Rekonstruksi dan Revitalisasi destinasi pariwisata yang menurun kinerjanya
1. PEMELIHARAAN
Pemantapan/konsolidasi, peremajaan dan intensifikasi peningkatan kualitas destinasi pariwisata sehingga tetap
memiliki daya saing secara berkelanjutan
FOKUS PENGEMBANGAN :
Pola pengembangan yang ditujukan untuk mempercepat pencapaian target peningkatan kunjungan pasar utama
dan potensial mancanegara dalam rangka mendorong peningkatan devisa, positioning destinasi dalam peta
kepariwisataan internasional serta kompetisi regional
Skenario PENINGKATAN DAYA SAING
SKENARIO PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA NASIONAL
5
00
00
Yaitu skenario pengembangan yang dikaitkan dengan upaya mengejar target peningkatan kunjungan
pasar utama dan potensial mancanegara dalam mendorong peningkatan devisa, positioning dalam peta
kepariwisataan internasional serta kompetisi regional
Dasar pijakan pengembangan: 1.
2.
3.
4.
China
India
Timur Tengah
Rusia
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
Singapore
Malaysia
Jepang
Korea
Taiwan
Geermany
Belanda
USA
UK
Australia
•
•
•
15 negara Pasar strategis Indonesia
Provinsi yang menjadi destinasi kunjungan wisatawan dari 15 negara pasar strategis
Preferensi produk dari 15 negara pasar strategis Indonesia pada wilayah provinsi yang menjadi tujuan
kunjungan wisatawan dari pasar strategis tersebut.
1 , 8
1 , 6
1 , 4
-23,0 %
1 , 2
1 , 0
8
-3,4 %
6
4
2
120,000
1 102,5
76,8
%
%
2003
62004
2005 56
Fokus Pengembangan :
• PEMELIHARAAN
• REVITALISASI
• PEMBANGUNAN
Tema Pengembangan :
• MICE
• BELANJA
• EKOWISATA
• BUDAYA
• BAHARI
• ZIARAH
• NICHE PRODUCT
00,000
80,000
%
%60,0
40,0
24,5
%
21 7,4 17, - 6,18
20,000
0
%
7
%
%
30 12 %
%
CHINA INDIA MID EAST AFRIKA RUSIA
40,840 29,895 31,371 30,244 14,413
50,856 36,169 33,870 35,594 18,812
102,995 63,930 36,369 33,408 21,078
13 Wilayah provinsi yang menjadi tujuan kunjungan 15 pasar strategis:
1. Jakarta 4. Jatim 7. Batam - Bintan 10. Sumatera Utara
2. Bali 5. DIY 8. SulawesiUtara 11. Sumatera Barat
3. Jabar & 6. Jateng 9. SulawesiSelatan, 12. NTB
Banten 13. NTT
0 0 , 0 0 0
0 0 , 0 0 0
0 0 , 0 0 0
0 0 , 0 0 0
0 0 , 0 0 0
0 0 , 0 0 0
0 0 , 0 0 0
0 0 , 0 0 0
0 0 , 0 0 0
0
2 0 0 4 2 0 0 5
-8,9 %
-2,0 % -31,4 % -13,4 %
-3,4 % -18,0% -17,2% -1,5 %
S i n g a p o r e M a l a y s i a J a p a n K o r e a . R e p T a i w a n G e r m a n y N e t h e r l a n d U K U S A Au s t r a l i a
2 0 0 4 1 , 6 4 4 , 7 1 7 6 2 2 , 5 4 1 6 1 5 , 7 2 0 2 2 8 , 4 0 8 3 8 4 , 2 2 6 1 3 4 , 6 2 5 9 2 , 1 5 2 1 1 3 , 5 7 8 1 5 3 , 2 6 8 4 0 8 , 7 0 5
2 0 0 5 1 , 2 6 6 , 4 6 1 6 0 1 , 5 2 5 5 6 0 , 9 3 5 2 2 3 , 7 6 1 2 6 3 , 5 7 7 1 3 0 , 0 9 5 1 0 8 , 7 4 4 1 3 3 , 1 2 3 1 5 1 , 0 0 4 3 5 3 , 9 4 5
PASAR BERKEMBANGPASAR UTAMA
Skenario PENINGKATAN DAYA SAING
SKENARIO PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA NASIONAL
57
3. REVITALISASI
 Rekonstruksi dan Revitalisasi destinasi pariwisata yang menurun kinerjanya
2. PEMBANGUNAN
 Kegiatan pembangunan baru di lokasi/destinasi pariwisata yang memiliki kelayakan potensi dan kapasitas
pengembangannya.
1. PERINTISAN
 Kegiatan eksploratif dan perintisan pengembangan destinasi pariwisata yang potensial dan inovatif (baru)
FOKUS PENGEMBANGAN :
Skenario PENYEBARAN PERTUMBUHAN
Pola pengembangan yang ditujukan untuk pemerataan/penyebaran pembangunan kepariwisataan pada wilayah
yang memiliki sumber daya kepariwisataan potensial namun tertinggal (potensi kepariwisataan yang dimiliki belum
memberikan kontribusi/ manfaat yang signifikan).
SKENARIO PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA NASIONAL
Skenario yang dikaitkan dengan upaya pemerataan dan penyebaran
pertumbuhan kepariwisataan pada wilayah yang memiliki sumber daya kepariwisataan
potensial namun tertinggal (potensi kepariwisataan yang dimiliki belum mampu memberikan
kontribusi/ manfaat ekonomi signifikan bagi wilayah terkait).
:
2. Riau 7. Babel 16. Gorontalo12. Sulteng
4. Bengkulu 9. Kalteng 18. Irian Jaya Barat
Berdasarkan pemetaan data kunjungan wisatawan (wisman dan wisnus) di seluruh wilayah
provinsi di Indonesia, maka wilayah yang termasuk dalam kategori rendah perkembangan
kepariwisataannya meliputi 19 wilayah provinsi, yaitu:
NAD, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumsel, Lampung, Babel, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kalsel,
Sultra, Sulteng, Sulbar, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Irian Jaya Barat, Papua,
58 58
FOKUS Pengembangan:
• PERINTISAN
• PEMBANGUNAN
• REVITALISASI
Tema Pengembangan :
• BAHARI
• EKOWISATA
• BUDAYA
• BELANJA
• MICE ZIARAH
• NICHE PRODUCT
Wilayah provinsi yang dikembangkan berdasarkan pola ini adalah :
1. NAD 6. Lampung 11. Kaltim 15. Maluku Utara
3. Jambi 8. Kalbar 13.Sultra 17. Maluku
5. Sumsel 10. Kalsel
14. Banten
19. Papua
Skenario PENYEBARAN PERTUMBUHAN
SKENARIO PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA NASIONAL
PROFIL PASAR TERHADAP FOKUS DAYA TARIK WISATA
FOKUS DAYA TARIK/
59
DAYA
TARIK
NEGARA
60
DESTINASI
NEGARA
TAHAPAN PERKEMBANGAN PARIWISATA
1. TAHAP I
Kepariwisataan dipandang sebagai sektor yang dapat memberikan keuntungan ekonomis. Untuk itu pemerintah menawarkan insentif
kepada pengusaha hotel. Pada tahap ini spekulasi tanah belum terjadi dan upah buruh masih murah.
2. TAHAP II
Pada tahap yang berlangsung sekitar antara 5 – 10 tahun ini, pengusaha hotel mulai membangun dan mengoperasikan hotel. Penyediaan
produk lokal berlangsung dengan harga yang masuk diakal. Keuntungan mulai dapat diterima kalangan pengusaha.
3. TAHAP III
Pada tahap ini mulai ada kesenjangan antara penduduk setempat dengan wisatawan, khususnya dalam hal pendapatan. Pemerintah
setempat mulai mengambil kebijakan yang tegas di bidang kepariwisataan, ketika biaya-biaya yang berhubungan dengan pembangunan
kepariwisataan mulai meningkat (seperti kebocoran investasi kepariwisataan, kompetisi antar sektor). Spekulator tanah mulai menjadi
semain kaya.
4. TAHAP IV
Pengusaha hotel mulai berhadapan dengan biaya tinggi/terus meningkat. Masa pembebasan pajak berakhir, harga makanan laut dan produk
lokal terus meningkat. Buruh semakin mahal dan efisiensinya menurun. Wisatawan mendapat layanan yang buruk. Dampaknya, kunjungan
ulang wisatawan berakhir. Pemerintah bereaksi dengan meningkatkan anggaran pemasaran/promosi. Karyawan asing mulai tidak mendapat
ijin untuk bekerja di industri perhotelan. Usaha untuk melatih karyawan lokal dilakukan, tetapi tidak sepenuhnya berhasil. Perkembangan
pariwisata mulai mencapai titik jenuh. Resesi pada pasar pariwisata menyebabkan keuntuhan keberadaansektor pariwisata di wilayah
tersebut.
5. TAHAP V
Pengusaha hotel berada pada masa-masa sulit, dengan terlalu banyaknya hotel yang dibangun pada maa sebelumnya. Hotel baru dibangun
di atas lahan yang harganya lebih mahal, dibangun dalam wujud bangunan bertingkat, dibangun dengan biaya yang mahal, berdampingan
dengan bangunan bertingkat lainnya. Investor hotel baru menyadari adanya kesulitan untuk membangun dan mengoperasikan hotel,
sehingga harus menggandengkan pengoperasiannya dengan international chains hotel, memanfaatkan fasilitas pemasaran yang lebih luas.
6. TAHAP VI
Pengusaha hotel harus berhadapan dengan sejumlah persoalan politik dan lainnya, yang timbul dengan semakin berkembangnya kawasan.
Ada kemungkinan terjadi kerusuhan massal. Adanya perencanaan dari pemerintah yang baik akan dapat mencegah hal ini.
ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN
PARIWISATA BAHARI
1. WISATA BAHARI DIKEMBANGKAN DALAM RANGKA MENUMBUHKAN BUDAYA BAHARI
DAN PEMAHAMAN WAWASAN NUSANTARA
WISATABAHARI TERKAIT DENGAN PENGEMBANGAN WILAYAH, DIMAKSUDKAN
KEGIATAN DAPAT MEMPERCEPAT PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DAERAH, SERTA
UPAYAPEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR EKONOMI DAN SOSIAL DASAR MASYARAKAT
WISATABAHARI BERTUMPU PADA DAYATARIK ALAM DAN BUDAYAMASYARAKAT
SETEMPAT
PENGEMBANGAN BUDAYA SETEMPAT BAIK SENI PERTUNJUKKAN MAUPUN INDUSTRI
KERJAINAN PERLU DITINGKATKAN SEBAGAI SATU KESATUAN DAYA TARIK WISATA
SEKALIGUS MEMPERKUAT EKONOMI RAKYAT
PENGEMBANGAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI AGAR DAPAT MENARIK INVESTOR
ASING DAN LOKAL DALAM PENGEMBANGAN KEGIATAN WISATA BAHARI
PENGEMBANGAN MANAJEMEN, SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI WISATA BAHARI
YANG MEMADUKAN KEMAMPUAN LOKAL DENGAN PERKEMBANGAN MODERN DUNIA
GLOBAL
KOORDINASI LINTAS SEKTOR DIKEMBANGKAN BERKAITAN DENGAN KUALITAS
PELAYANAN YANG MAMPU MERESPON KEBUTUHAN PASAR
2.
3.
4.
5.
6.
7.
62
RENCANA PENGEMBANGAN
PARIWISATA BAHARI
KELEMBAGAAN
PEMASARAN
BAHARI
PELABUHAN, KAPAL PHINISI & SEAPORT
63
- PENGEMBANGAN SDM &
- PENGEMBANGAN INVESTASI &
- PENGEMBANGAN PRODUK WISATA
- PENGEMBANGAN HUBUNGAN
- PENGEMBANGAN KAWASAN
PRIORITAS PENGEMBANGAN PARIWISATA BAHARI
- Kepulauan Togean
11 135 3
6
9 1
dan
212
7 4
10 8
U
Kawasan Prioritas
Pengembangan
64
Pariwisata Bahari
Pulau Komodo
Kepulauan Selayar
- Take Bone Rate
Kepulauan Bali
dan Lombok
Kepulauan Wakatobi
Kepulauan Padaido - Biak
Ujung Kulon
dan Anak Krakatau
Pulau Nias
Kepulauan Mentawai
Kepulauan Raja Empat
Kepulauan Bunaken
Teluk Tomini
Barelang dan
Riau Kepulauan
Kepulauan Derawan -Maratua
-Sangalaki - Kakaban
KRITERIA PENENTUAN
PRIORITAS KAWASAN YANG
AKAN DIKEMBANGKAN,
DITENTUKAN OLEH:
• POTENSI KAWASAN
• VARIASI KEGIATAN
WISATA BAHARI
• VARIASI TEMA
PENGEMBANGAN
• VARIASI LOKASI,
TERUTAMA
MENDUKUNG
PENGEMBANGAN
KAWASAN TIMUR
INDONESIA
• KESIAPAN PEMERINTAH
DAERAH
PENYEBARAN DESTINASI SURFING DI INDONESIA
65
PULAU LOKASI
SUMATERA NIAS, BAWA, P. ASU, P. SORAKE, P. MENTAWAI
JAWA P. PANAITAN, P. DELI, BAYA, PELABUHAN RATU, TG. GENTENG,
TANJUNG KUNCUR
BALI MADEWI, BALIAN, CANGGU, PADMA, KUTA, BALANGAN,
ULUWATU, NYANGNYANG, NUSA DUA TANDJUNG SANUR,
PADANG GALAK, KETEWEEL, LEBIH, NUSA LEMBONGAN,
PADANG BAI
NUSA TENGGARA P. SAFARI, BANGKO-BANGKO, BELONGAS, SELONGAS, SELONG
BELANAK, A’AN, GRUPUK, GILI INUS, EKAS, LABUHAN HAJI,
SENGGIGI, GILI (TRAWANGAN DAN MENO), SILUNG BELANAK,
PASONA
66
PENYEBARAN DESTINASI DIVING
PULAU LOKASI
SUMATERA BINTAN
JAWA UJUNG KULON, KRAKATAU, P. SERIBU
BALI MENJANGAN, TULAMBEN, CEMELUK, CANDI DASA, PADANG BAI,
NUSA DUA, NUSA PENIDA, SANUR, PEMUTERAN
SULAWESI MANADO TUA, BUNAKEN, MONTEHAGE, BITUNG, SANGIHE
TALAUD, UJUNG PANDANG, TUKANG BESI
(WAKATOBI), P. TOGIAN, SANGALAKI, KAKABAN, P.
SIAUMALUKU AMBON, BANDA, PINDITO
IRIAN AYU, ASIA, MAPIA, PADAIDO, SORONG, MANOKWARI,
CENDRAWASIH, WAIGEO-BATANTA
NUSA TENGGARA GILI (TRAWANGAN, MENO, AIR), KOMODO, LEMBATA, KUPANG,
ROTI, MAUMERE, ALOR
DESTINASI FISHINGPENYEBARAN
67
DAERAH LOKASI
NAD PULAU WEH
SUMATERA BARAT PULAU SIBERUT MENTAWAI
KEPPRI KEPULAUAN NATUNA
BENGKULU PULAU ENGGANO
LAMPUNG PULAU KRAKATAU
JAWA BARAT PULAU KULON TAMAN NASIONAL UJUNG KULON
JAWA TENGAH PULAU KARIMUN JAWA
NTB PULAU MOYO
NTT PULAU ROTI
SULAWESI UTARA BITUNG
SULAWESI
SELATAN
KEPULAUAN TAKABONERATE
PENYEBARAN DESTINASI KAPAL PESIAR (CRUISE SHIPS)
68
DAERAH LOKASI
SUMATERA
UTARA
BELAWAN
SUMATERA
BARAT
TELUK BAYUR
JAWA TENGAH TANJUNG EMAS
BALI BENOA, PADANG BAI
SULAWESI UTARA BITUNG
SULAWESI
SELATAN
PARE-PARE, MAKASSAR
NTT KOMODO, KUPANG, ALOR, RIUNG, LARANTUKA
PAPUA BIAK, JAYA PURA
DUKUNGAN PENGEMBANGAN WISATA BAHARI
PRASARANA LINGKUNGAN
FASILITAS WISATA DASAR
FASILITAS PENUNJANG KEGIATAN WISATA
DUKUNGAN PENGEMBANGAN WISATA BAHARI
PRASARANA LINGKUNGAN
1-
2-
Akses masuk.
Penyediaan sistem air bersih :
4- Penyediaan sistem pengolahan
limbah :
a.
b.
c.
IPAL cair.
Terminal limbah padat/TPS.
Saluran air limbah.
a.
b.
c.
Jaringan air bersh.
Instalasi pengelolaan air bersih.
Bak penampungan air bersih.
5- Administrasi : penyediaan kantor
administrasi.
Penyediaan gedung fasilitas
telekomunikasi.
Penyediaan sistem saluran
drainase : saluran drainase.
3- Penyediaan sistem tenaga listrik
:
a. PLN.
b. Generator.
6-
7-
DUKUNGAN PENGEMBANGAN WISATA BAHARI
FASILITAS WISATA DASAR
1-
2-
Area publik : plaza.
Informasi :
4-
5-
6-
Penginapan.
Peribadatan.
Pengamanan :a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
Pusat informasi pengunjung.
Miniatur obyek.
Rambu-rambu penunjuk arah.
Papan informasi utama.
Papan informasi khusus.
Pramuwisata.
Brosur, leaflet, dan legenda.
a.
b.
c.
Pos keamanan.
Pagar pengamanan.
Hidran/alat pemadam kebakaran.
7-
8-
Keselamatan : Pos P3K.
Kebersihan :
a.
b.
c.
Kamar mandi/WC umum.
Tempat sampah.
Gerobak sampah.
3- Perbelanjaan :
a.
b.
c.
d.
Penjualan cenderamata.
Warung makanan.
Restoran/rumah makan/kafetaria.
Kios kebutuhan pribadi
wisatawan.
DUKUNGAN PENGEMBANGAN WISATA BAHARI
FASILITAS PENUNJANG KEGIATAN WISATA
1- Renang : e.
f.
g.
h.
Ruang reservasi.
Penunjuk arah angin.
Lajur ke luar-masuk perahu.
Menara pengawas.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Tempat bilas.
Penyewaan alat.
Kamar ganti/locker.
Kamar mandi/WC.
Menara pengawas.
Rambu batas aman renang.
5- Olahraga pantai :
a.
b.
Panggung/tribun penonton.
Ruang peralatan olahraga.
2- Berjemur : 6- Mengamati flora dan fauna laut :
a.
b.
Tenda.
Sewa tikar.
a.
b.
c.
Oseanorium.
Menara pandang.
Glass bottom boat.3- Snorkling, wind surfing :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
Sewa alat/pakaian.
Area snorkling, wind surfing.
Ruang tunggu.
Ruang reservasi.
Tower/menara pengamat.
Kantor penjaga pantai.
Penjaga pantai.
Alat-alat komunikasi.
7- Menikmati pemandangan untuk fotografi :
a.
b.
c.
d.
Promenade.
Papan informasi.
Shelter.
Titik pengambilan foto.
8- Jalan-jalan, joging :
a.
b.
Jalur untuk berjalan kaki.
Jogging track.
4- Berlayar, memancing : 9- Bermain, rekreasi keluarga :
a.
b.
c.
Penyewaan perahu.
Alat pancing.
Dermaga.
a.
b.
c.
Shelter/bangku dan meja piknik.
Areal piknik.
Areal bermain.
Metodologi Penyusunan Rencana Detil KSPN
73

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Pengembangan Pariwisata Daerah
Pengembangan Pariwisata Daerah Pengembangan Pariwisata Daerah
Pengembangan Pariwisata Daerah Dadang Solihin
 
Geosfer sebagai sumberdaya wisata
Geosfer sebagai sumberdaya wisataGeosfer sebagai sumberdaya wisata
Geosfer sebagai sumberdaya wisataRichie Rafsanjani
 
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya PariwisataPPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya PariwisataDoris Agusnita
 
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
4. 5. & 6.  Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...4. 5. & 6.  Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...Irwan Haribudiman
 
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - PartisipasiPrinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasifcsari
 
Strategi pengembangan pariwisata daerah
Strategi pengembangan pariwisata daerahStrategi pengembangan pariwisata daerah
Strategi pengembangan pariwisata daerahUmpungeng
 
Peningkatan Kapasitas Pokdarwis Desa Wisata Pupuan.pptx
Peningkatan Kapasitas Pokdarwis Desa Wisata Pupuan.pptxPeningkatan Kapasitas Pokdarwis Desa Wisata Pupuan.pptx
Peningkatan Kapasitas Pokdarwis Desa Wisata Pupuan.pptxNyoman Arto Suprapto
 
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Eko Efendi
 
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...bramantiyo marjuki
 
Kebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisataKebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisataJabalan Perang
 
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)risyaop
 
Konsep waktu luang, rekreasi dan Kegiatan Wisata
Konsep waktu luang, rekreasi dan Kegiatan WisataKonsep waktu luang, rekreasi dan Kegiatan Wisata
Konsep waktu luang, rekreasi dan Kegiatan WisataRichie Rafsanjani
 
Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptx
Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptxMateri Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptx
Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptxNurAnnuhaMuniroh
 
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point KepariwisataaanPresentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point Kepariwisataaantopik16
 

La actualidad más candente (20)

Urban tourism vs rural tourism
Urban tourism vs rural tourismUrban tourism vs rural tourism
Urban tourism vs rural tourism
 
Pengembangan Pariwisata Daerah
Pengembangan Pariwisata Daerah Pengembangan Pariwisata Daerah
Pengembangan Pariwisata Daerah
 
Pengembangan Eko Wisata
Pengembangan Eko WisataPengembangan Eko Wisata
Pengembangan Eko Wisata
 
Ekowisata bahari
Ekowisata bahariEkowisata bahari
Ekowisata bahari
 
Konsep Ekowisata
Konsep EkowisataKonsep Ekowisata
Konsep Ekowisata
 
Kuliah 3 motif dan-atraksi-wisata-atraksi
Kuliah 3 motif dan-atraksi-wisata-atraksiKuliah 3 motif dan-atraksi-wisata-atraksi
Kuliah 3 motif dan-atraksi-wisata-atraksi
 
Geosfer sebagai sumberdaya wisata
Geosfer sebagai sumberdaya wisataGeosfer sebagai sumberdaya wisata
Geosfer sebagai sumberdaya wisata
 
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya PariwisataPPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
PPT Potensi dan Pengelolaan Sumber Daya Pariwisata
 
Penataan ruang kepariwisataan
Penataan ruang kepariwisataanPenataan ruang kepariwisataan
Penataan ruang kepariwisataan
 
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
4. 5. & 6.  Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...4. 5. & 6.  Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
4. 5. & 6. Geografi Pariwisata - Peran Kajian Geografi Dalam Kegiatan Kepari...
 
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - PartisipasiPrinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
Prinsip Pariwisata Berkelanjutan - Partisipasi
 
Strategi pengembangan pariwisata daerah
Strategi pengembangan pariwisata daerahStrategi pengembangan pariwisata daerah
Strategi pengembangan pariwisata daerah
 
Peningkatan Kapasitas Pokdarwis Desa Wisata Pupuan.pptx
Peningkatan Kapasitas Pokdarwis Desa Wisata Pupuan.pptxPeningkatan Kapasitas Pokdarwis Desa Wisata Pupuan.pptx
Peningkatan Kapasitas Pokdarwis Desa Wisata Pupuan.pptx
 
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019Panduan praktikum ekowisata bahari2019
Panduan praktikum ekowisata bahari2019
 
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
Review Perencanaan Desain Tapak Pengelolaan Pariwisata Pada Zona Pemanfaatan ...
 
Kebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisataKebijakan pengembangan pariwisata
Kebijakan pengembangan pariwisata
 
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)
Transportasi Perjalanan Wisata (Tourism Module)
 
Konsep waktu luang, rekreasi dan Kegiatan Wisata
Konsep waktu luang, rekreasi dan Kegiatan WisataKonsep waktu luang, rekreasi dan Kegiatan Wisata
Konsep waktu luang, rekreasi dan Kegiatan Wisata
 
Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptx
Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptxMateri Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptx
Materi Seminar Online MSP Seri 8 - Dr. Frans Teguh, M.A.pptx
 
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point KepariwisataaanPresentasi Power Point Kepariwisataaan
Presentasi Power Point Kepariwisataaan
 

Similar a 05 pengembangan pariwisata bahari

Konsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptx
Konsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptxKonsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptx
Konsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptxamrin syahrafi
 
kawasan dan daya tarik wisata.pdf
kawasan dan daya tarik wisata.pdfkawasan dan daya tarik wisata.pdf
kawasan dan daya tarik wisata.pdfsaydewiknow
 
Pariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten Bintan
Pariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten BintanPariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten Bintan
Pariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten BintanShahril Budiman Png
 
MIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdf
MIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdfMIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdf
MIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdfDewiSyamsul
 
Sukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis PariwisataSukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis PariwisataNoersal Samad
 
Peran Laut Sebagai Rekreasi
Peran Laut Sebagai RekreasiPeran Laut Sebagai Rekreasi
Peran Laut Sebagai RekreasiFikri Azhari
 
10. Ruang Lingkup Ekoiwisata Laut.pptx
10. Ruang Lingkup Ekoiwisata Laut.pptx10. Ruang Lingkup Ekoiwisata Laut.pptx
10. Ruang Lingkup Ekoiwisata Laut.pptxAmirullahBaso2
 
ekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdf
ekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdfekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdf
ekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdfRohanaJuitaRamahLumb
 
INDUSTRI_PARIWISATA(1).pptx
INDUSTRI_PARIWISATA(1).pptxINDUSTRI_PARIWISATA(1).pptx
INDUSTRI_PARIWISATA(1).pptxRenDyBoShe1
 
Digital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptxDigital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptxssuserd99934
 
Analisis potensi-wisata-alam-bahari
Analisis potensi-wisata-alam-bahariAnalisis potensi-wisata-alam-bahari
Analisis potensi-wisata-alam-baharimoharifbahtiar
 
Desa dayak pampang.docx
Desa dayak pampang.docxDesa dayak pampang.docx
Desa dayak pampang.docxSILVI VIA
 
Potensi dan daya tarik wisata kelas X
Potensi dan daya tarik wisata kelas XPotensi dan daya tarik wisata kelas X
Potensi dan daya tarik wisata kelas XAde Ela Pratiwi
 
Strategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasanStrategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasanpra_yoga2305
 
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptx
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptxPENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptx
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptxEdwinKusuma9
 
MAJENE_POKDARWIS.pptx
MAJENE_POKDARWIS.pptxMAJENE_POKDARWIS.pptx
MAJENE_POKDARWIS.pptxjenalabidin17
 
Tugas 4 parwis khonsa 15211019
Tugas 4 parwis   khonsa 15211019Tugas 4 parwis   khonsa 15211019
Tugas 4 parwis khonsa 15211019Khonsa Irfani
 

Similar a 05 pengembangan pariwisata bahari (20)

Konsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptx
Konsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptxKonsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptx
Konsep_Pengembangan_Kawasa_Pariwisata.pptx
 
kawasan dan daya tarik wisata.pdf
kawasan dan daya tarik wisata.pdfkawasan dan daya tarik wisata.pdf
kawasan dan daya tarik wisata.pdf
 
Pariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten Bintan
Pariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten BintanPariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten Bintan
Pariwisata Maritim Berbasis Masyarakat di Kabupaten Bintan
 
MIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdf
MIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdfMIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdf
MIFTAHUL HUDA - PENGELOLAAN SDL UNTUK WISATA BAHARI.pdf
 
Sukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis PariwisataSukses Mengelola Bisnis Pariwisata
Sukses Mengelola Bisnis Pariwisata
 
Peran Laut Sebagai Rekreasi
Peran Laut Sebagai RekreasiPeran Laut Sebagai Rekreasi
Peran Laut Sebagai Rekreasi
 
10. Ruang Lingkup Ekoiwisata Laut.pptx
10. Ruang Lingkup Ekoiwisata Laut.pptx10. Ruang Lingkup Ekoiwisata Laut.pptx
10. Ruang Lingkup Ekoiwisata Laut.pptx
 
Makalah
MakalahMakalah
Makalah
 
ekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdf
ekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdfekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdf
ekowil_A_Rohana juita ramah lumban tobing.pdf
 
INDUSTRI_PARIWISATA(1).pptx
INDUSTRI_PARIWISATA(1).pptxINDUSTRI_PARIWISATA(1).pptx
INDUSTRI_PARIWISATA(1).pptx
 
Digital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptxDigital Sustainable Tourism.pptx
Digital Sustainable Tourism.pptx
 
Analisis potensi-wisata-alam-bahari
Analisis potensi-wisata-alam-bahariAnalisis potensi-wisata-alam-bahari
Analisis potensi-wisata-alam-bahari
 
Pariwisata dan olahraga
Pariwisata dan olahragaPariwisata dan olahraga
Pariwisata dan olahraga
 
Desa dayak pampang.docx
Desa dayak pampang.docxDesa dayak pampang.docx
Desa dayak pampang.docx
 
Potensi dan daya tarik wisata kelas X
Potensi dan daya tarik wisata kelas XPotensi dan daya tarik wisata kelas X
Potensi dan daya tarik wisata kelas X
 
Strategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasanStrategi peningkatan dan pengawasan
Strategi peningkatan dan pengawasan
 
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptx
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptxPENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptx
PENGEMBANGAN WISATA BAHARI BERBASIS MASYARAKAT.pptx
 
MAJENE_POKDARWIS.pptx
MAJENE_POKDARWIS.pptxMAJENE_POKDARWIS.pptx
MAJENE_POKDARWIS.pptx
 
Tugas 4 parwis khonsa 15211019
Tugas 4 parwis   khonsa 15211019Tugas 4 parwis   khonsa 15211019
Tugas 4 parwis khonsa 15211019
 
3.BAB_II (1).pdf
3.BAB_II (1).pdf3.BAB_II (1).pdf
3.BAB_II (1).pdf
 

Más de Eko Efendi

05 mekanisme adaptasi
05 mekanisme adaptasi05 mekanisme adaptasi
05 mekanisme adaptasiEko Efendi
 
Sistem karbonat
Sistem karbonatSistem karbonat
Sistem karbonatEko Efendi
 
Co2 di air laut
Co2 di air lautCo2 di air laut
Co2 di air lautEko Efendi
 
Asam Basa Air Laut_Pertemuan 6
Asam Basa Air Laut_Pertemuan 6Asam Basa Air Laut_Pertemuan 6
Asam Basa Air Laut_Pertemuan 6Eko Efendi
 
Kimia Air Laut_Pertemuan 5
Kimia Air Laut_Pertemuan 5Kimia Air Laut_Pertemuan 5
Kimia Air Laut_Pertemuan 5Eko Efendi
 
Pertemuan 05 upwelling
Pertemuan 05 upwellingPertemuan 05 upwelling
Pertemuan 05 upwellingEko Efendi
 
Pertemuan 07 citra
Pertemuan 07 citraPertemuan 07 citra
Pertemuan 07 citraEko Efendi
 
Pertemuan 06 el nino climate change
Pertemuan 06 el nino climate changePertemuan 06 el nino climate change
Pertemuan 06 el nino climate changeEko Efendi
 
Pertemuan 04 eddies dan biogeokimia
Pertemuan 04 eddies dan biogeokimiaPertemuan 04 eddies dan biogeokimia
Pertemuan 04 eddies dan biogeokimiaEko Efendi
 
Pertemuan 03 front
Pertemuan 03 frontPertemuan 03 front
Pertemuan 03 frontEko Efendi
 
Pertemuan 02 global klorofil
Pertemuan 02 global klorofilPertemuan 02 global klorofil
Pertemuan 02 global klorofilEko Efendi
 
Pertemuan 01 produktivity
Pertemuan 01 produktivityPertemuan 01 produktivity
Pertemuan 01 produktivityEko Efendi
 
Modul perkuliahan
Modul perkuliahanModul perkuliahan
Modul perkuliahanEko Efendi
 
Kontrak kuliah
Kontrak kuliahKontrak kuliah
Kontrak kuliahEko Efendi
 
6 7 8_merencanakan pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakat
6 7 8_merencanakan pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakat6 7 8_merencanakan pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakat
6 7 8_merencanakan pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakatEko Efendi
 
03 perkembangan parisata kelautan indonesia
03 perkembangan parisata kelautan indonesia03 perkembangan parisata kelautan indonesia
03 perkembangan parisata kelautan indonesiaEko Efendi
 
FISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumFISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumEko Efendi
 
FISIKA DASAR_05 energi
FISIKA DASAR_05 energiFISIKA DASAR_05 energi
FISIKA DASAR_05 energiEko Efendi
 

Más de Eko Efendi (20)

05 mekanisme adaptasi
05 mekanisme adaptasi05 mekanisme adaptasi
05 mekanisme adaptasi
 
Alkalinitas
AlkalinitasAlkalinitas
Alkalinitas
 
Sistem karbonat
Sistem karbonatSistem karbonat
Sistem karbonat
 
Co2 di air laut
Co2 di air lautCo2 di air laut
Co2 di air laut
 
Asam Basa Air Laut_Pertemuan 6
Asam Basa Air Laut_Pertemuan 6Asam Basa Air Laut_Pertemuan 6
Asam Basa Air Laut_Pertemuan 6
 
Kimia Air Laut_Pertemuan 5
Kimia Air Laut_Pertemuan 5Kimia Air Laut_Pertemuan 5
Kimia Air Laut_Pertemuan 5
 
Pertemuan 05 upwelling
Pertemuan 05 upwellingPertemuan 05 upwelling
Pertemuan 05 upwelling
 
Pertemuan 07 citra
Pertemuan 07 citraPertemuan 07 citra
Pertemuan 07 citra
 
Pertemuan 06 el nino climate change
Pertemuan 06 el nino climate changePertemuan 06 el nino climate change
Pertemuan 06 el nino climate change
 
Pertemuan 04 eddies dan biogeokimia
Pertemuan 04 eddies dan biogeokimiaPertemuan 04 eddies dan biogeokimia
Pertemuan 04 eddies dan biogeokimia
 
Pertemuan 03 front
Pertemuan 03 frontPertemuan 03 front
Pertemuan 03 front
 
Pertemuan 02 global klorofil
Pertemuan 02 global klorofilPertemuan 02 global klorofil
Pertemuan 02 global klorofil
 
Pertemuan 01 produktivity
Pertemuan 01 produktivityPertemuan 01 produktivity
Pertemuan 01 produktivity
 
Modul perkuliahan
Modul perkuliahanModul perkuliahan
Modul perkuliahan
 
Kontrak kuliah
Kontrak kuliahKontrak kuliah
Kontrak kuliah
 
6 7 8_merencanakan pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakat
6 7 8_merencanakan pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakat6 7 8_merencanakan pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakat
6 7 8_merencanakan pariwisata berkelanjutan berbasis masyarakat
 
04 ecotourism
04 ecotourism04 ecotourism
04 ecotourism
 
03 perkembangan parisata kelautan indonesia
03 perkembangan parisata kelautan indonesia03 perkembangan parisata kelautan indonesia
03 perkembangan parisata kelautan indonesia
 
FISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentumFISIKA DASAR_06 momentum
FISIKA DASAR_06 momentum
 
FISIKA DASAR_05 energi
FISIKA DASAR_05 energiFISIKA DASAR_05 energi
FISIKA DASAR_05 energi
 

Último

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxsyahrulutama16
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptxSirlyPutri1
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASbilqisizzati
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfChananMfd
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7IwanSumantri7
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfNurulHikmah50658
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...MetalinaSimanjuntak1
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...Kanaidi ken
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxNurindahSetyawati1
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptAgusRahmat39
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdfanitanurhidayah51
 

Último (20)

Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
(NEW) Template Presentasi UGM 2 (2).pptx
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITASMATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
MATEMATIKA EKONOMI MATERI ANUITAS DAN NILAI ANUITAS
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdfMAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
MAKALAH KELOMPOK 7 ADMINISTRASI LAYANAN KHUSUS.pdf
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
CAPACITY BUILDING Materi Saat di Lokakarya 7
 
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdfMODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
MODUL 1 Pembelajaran Kelas Rangkap-compressed.pdf
 
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
1.3.a.3. Mulai dari Diri - Modul 1.3 Refleksi 1 Imajinasiku tentang Murid di ...
 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
RENCANA + Link2 Materi Pelatihan/BimTek "PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) &...
 
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docxMembuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
Membuat Komik Digital Berisi Kritik Sosial.docx
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.pptppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
ppt-akhlak-tercela-foya-foya-riya-sumah-takabur-hasad asli.ppt
 
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdfModul Projek  - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
Modul Projek - Batik Ecoprint - Fase B.pdf
 

05 pengembangan pariwisata bahari

  • 2. Latar Belakang Kondisi Umum Kepariwisataan Indonesia Saat Ini 2
  • 3. Kegiatan Wisata Bahari  Pada bentang laut dapat dilakukan kegiatan wisata antara lain berenang (swimming), memancing (fishing), bersampan yang meliputi mendayung (boating), atau berlayar (sailing), menyelam yang meliputi diving dan snorkeling, berselancar yang meliputi selancar air (wave surving) dan selancar angin (wind surving), serta berperahu dengan parasit (paraseling). Pada bentang darat pantai dapat dilakukan kegiatan rekreasi yang berupa olahraga susur pantai, bola volley pantai, bersepeda pantai, panjat tebing pada dinding terjal pantai (cliff), dan menelusuri gua pantai. Disamping itu, pada bentang darat pantai dapat dilakukan rekreasi dengan bermain laying-layang, berkemah, berjemur, jalan- jalan melihat pemandangan, berkuda, atau naik dokar pantai. 6
  • 4. Prinsip Utama Ekowisata Low Choy dan Heillbronn (1996), merumuskan lima faktor batasan yang mendasar dalam penentuan prinsip utama ekowisata, yaitu :  Lingkungan; ecotourism bertumpu pada lingkungan alam, budaya yang relatif belum tercemar atau terganggu. Masyarakat; ecotourism harus memberikan manfaat ekologi, social dan ekonomi langsung kepada masyarakat. Pendidikan dan Pengalaman; ecotourism harus dapat meningkatkan pemahaman akan   lingkungan alam dan budaya dengan adanya pengalaman yang dimiliki. Berkelanjutan; ecotourism dapat memberikan sumbangan positip bagi keberlanjutan ekologi lingkungan baik jangka pendek maupun jangka panjang. Manajemen; ecotourism harus dikelola secara baik dan menjamin sustainability lingkungan alam, budaya yang bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan sekarang maupun generasai mendatang.   7
  • 5. Pelibatan Masyarakat Rencana pengembangan kawasan bahari harus dikaitkan dengan berbagai kepentingan yang mendasar, yaitu pemberdayaan masyarakat pesisir. Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang memiliki banyak pengetahuan tentang kondisi obyektif wilayahnya, oleh Karena itu dalam pengembangan kawasan wisata bahari, senantiasa hendaknya di mulai pendekatan terhadap masyarakat setempat sebagai suatu model pendekatan perencanaan partisipatif yang menempatkan masyarakat pesisir memungkinkan saling berbagi, meningkatkan dan menganalisa pengetahuan mereka tentang bahari dan kehidupan pesisir, membuat rencana dan bertindak. Pembangunan yang berpusat pada masyarakat lebih menekankan pada pemberdayaan (empowerment), yang memandang potensi masyarakat sebagai sumber daya utama dalam pembangunan dan memandang kebersamaan sebagai tujuan yang akan dicapai dalam proses pembangunan. Masyarakat pesisir adalah termasuk masyarakat hukum adat yang hidup secara tradisional di dalam kawasan pesisir maupun di luar kawasan pasisir. 8
  • 6. Prinsip Dasar Pengelolaan Kawasan Wisata Bahari  Prinsip co-ownership yaitu bahwa kawasan wisata bahari adalah milik bersama untuk itu ada hak-hak masyarakat di dalamnya yang harus diakui namun juga perlindungan yang harus dilakukan bersama. Prinsip co-operation/co management yaitu bahwa kepemilikan bersama mengharuskan, pengelolaan pesisir untuk dilakukan bersama-sama seluruh komponen masyarakat (stakeholder) yang terdiri dari pemerintah, masyarakat dan organisasi non pemerintah (ORNOP) yang harus bekerja sama. Prinsip co-responsibility yaitu bahwa keberadaan kawasan wisata bahari menjadi tanggung jawab bersama karena pengelolaan kawasan wisata bahari merupakan tujuan bersama. 9
  • 7. Pendekatan Pengembangan Wisata Bahari  Pengembangan kawasan pariwisata bahari lebih diarahkan dan dipergunakan menuju upaya pengembangan kawasan pariwisata ramah lingkungan. Pengembangan kawasan pariwisata bahari harus menghindari pencemaran dan perusakan lingkungan hidup dan pemborosan sumber daya alam bahari. Pengembangan kawasan pariwisata bahari perlu mengetengahkan faktor kewaspadaan terhadap dampak lingkungan menjadi sangat penting, terutama dari kunjungan wisatawan yang tidak terkendali guna memelihara keberlanjutan kualitas lingkungan hidup/sumber daya alam wisata tropika khususnya dan menjamin pembangunan (ekonomi) berkelanjutan. Analisis data potensi dan pemanfaatan sumber daya untuk mengidentifikasikan nilai-nilai yang berpengaruh terhadap kelangsungan pemeliharaan dan pengembangan sumber stakeholder cakupan identifikasi tersedia dan maupun untuk budi daya perairan, wisata pemukiman, bisnis rekreasi atau industri. Pengembangan kawasan pariwisata bahari memiliki keterkaitan luas dengan peran masyarakat pesisir, oleh karena itu dalam pengembangan kawasan pariwisata bahari dibutuhkan penentuan zonasi yang tepat dari setiap wilayah diperlukan untuk tidak menjadi benturan kepentingan antara zona pertumbuhan pemukiman dengan zonasi kawasan pariwisata bahari yang dikelola dan dimanfaatkan bagi kegiatan rekreasi. Pengembangan prasarana yang dapat mendorong pertumbuhan antar wilayah melalui sistem prioritas pengembangan kawasan pariwisata bahari berdasarkan tipe, potensi dan karakter alam yang dimiliki oleh masing-masing kawasan. 10    
  • 8. Pemahaman Struktur Pengembangan Kepariwisataan 11 Aspek-Aspek Dalam Pembangunan KSPN Destinasi Pariwisata Pemasaran Pariwisata Industri Pariwisata Kelembagaan Kepariwisataan1. Daya Tarik Wisata a. Daya Tarik Wisata Alam b Daya Tarik Wisata Budaya c. Daya Tarik Wisata Hasil Buatan Manusia 2. Aksesibilitas Pariwisata 3. Prasarana Umum, Fasilitas Umum dan Fasilitas Pariwisata a. Prasarana Umum b. Fasilitas Umum c. Fasilitas Pariwisata 4. Keterlibatan Masyarakat Dalam Kepariwisataan 5. Investasi di Bidang Pariwisata 1. Pasar Wisatawan 2. Citra Pariwisata 3. Promosi Pariwisata 4. Kemitraan Pemasaran Pariwisata 1. Struktur Industri a. Hotel/Penginapan b. Restoran dan Rumah Makan c. BPW/BPU d. Sarana dan Prasarana Komunikasi e. Galeri Seni dan Toko Cenderamata f. Bank dan Penukaran Uang g. Aksesibilitas h. Paket Perjalanan Wisata i. Informasi dan Sistem Informasi 2. Tanggung Jawab Terhadap Lingkungan 3. Daya Saing 4. Kemitraan Usaha 5. Kredibilitas Bisnis 1. Organisasi Kepariwisataan 2. SDM Pariwisata 3. Penelitian Dan Pengembangan
  • 9. Jenis Atraksi Wisata berdasarkan Jenis Wisata 12 Jenis Wisata Jenis Atraksi Wisata Wisata Pesisir & Pantai : Kegiatan wisata yang menempatkan pantai dan lingkungan pesisir sebagai daya tarik dan beraktivitas wisata. Wisata Rekreasi Kegiatan wisata yang memanfaatkan lingkungan obyek wisata pantai sebagai kegiatan rekreasi untuk tujuan berkunjung dan menikmati keindahan alam. Contoh : jalan-jalan, berjemur, bermain, berkemah, dsb. Wisata Olahraga Kegiatan wisata yang memanfaatkan olahraga dan aktivitas luar sebagai daya tarik (olahraga pantai : volley pantai, dsb). Wisata Budaya Kegiatan wisata yang memanfaatkan aktivitas budaya di areal pantai sebagai tempat penyelenggaraan budaya sebagai daya tarik wisata (mis: upacara adat, kampung nelayan dengan kehidupan penduduk asli, dsb). Wisata Belanja Kegiatan wisata yang memanfaatkan kawasan komersial perdagangan retail sebagai tempat rekreasi untuk tujuan berkunjung dan beraktivitas berbelanja untuk kebutuhan berwisata (retail makanan khas & souvenier). Wisata Makan Kegiatan wisata yang memanfaatkan areal gerai makanan sebagai tempat berwisata untuk tujuan berkunjung selain untuk kebutuhan pemenuhan makanan (daya tarik makanan khas daerah, daya tarik suasana tempat, atau daya tarik aglomerasi tempat makanan). Wisata Pendidikan Kegiatan wisata yang memanfaatkan sumber daya ilmu pengetahuan sebagai atraksi wisata, yang diselenggarakan atau yang memanfaatkan areal pantai atau pesisir sebagai tempat berwisata. (Mis: tambak, jenis-jenis museum bahari, kampung nelayan dengan keaslian pola kehidupan penduduk nelayan, taman laut nasional ). Wisata Laut : Kegiatan wisata yang memanfaatkan areal perairan laut sebagai daya tarik dan beraktivitas wisata. Wisata Rekreasi Kegiatan wisata yang memanfaatkan lingkungan perairan laut sebagai obyek wisata menjadi kegiatan rekreasi untuk tujuan berkunjung dan menikmati keindahan alam. (Mis: wisata observasi bawah air: taman laut nasional). Wisata Olahraga Kegiatan wisata yang memanfaatkan lingkungan perairan laut sebagai kegiatan olahraga dan aktivitas luar (Mis: berenang, memancing, surving, diving, snorkeling, berlayar, jet ski). Wisata Budaya Kegiatan wisata yang memanfaatkan aktivitas budaya di daerah perairan laut sebagai tempat penyelenggaraan aktivitas budaya sebagai daya tarik wisata (Mis: upacara adat, dsb).
  • 10. Siklus Hidup Area Wisata 13
  • 11. Perencanaan Tata Ruang Wilayah Perencanaan •Apa visi wilayah perencanaan ? •Apa yang perlu dilestarikan ? •Apa yang perlu dikembangkan ? •Apa yang perlu dimanfaatkan ?Visi •Fungsi-fungsi apa yang perlu diwadahi di Wilayah perencanaan sesuai dengan visi ? •Jenis apa ? •Skala berapa ? •Karakter bagaimana ?Fungsi •Ruang-ruang seperti apa yang diperlukan untuk mewadahi fungsi ? •Seberapa besar ? •Lokasi dimana ? •Karakter bagaimana ?Ruang •Infrastruktur seperti apa yang diperlukan untuk melayani fungsi ? •Infrastruktur apa ? •Lokasi dimana ? •Jenis dan karakter bagaimana ?Infrastruktur •Manajemen seperti apa yang diperlukan untuk mengatur fungsi, ruang, dan infrastruktur di Wilayah perencanaan ? •Lembaga pemerintah-swasta-masy. Apa ? •Pembiayaan berapa dan dari mana ? •Bagaimana mekanisme dan kontrol ?Manajemen 14
  • 12. Alur Pikir Perencanaan Tata Ruang Wilayah Perencanaan 15
  • 13. Satuan Ruang Wilayah Pariwisata dan Unsur Pembentuknya  Satuan ruang pariwisata pada hakekatnya akan bersifat hirarkis dan bergradasi menurut luasan, ketersediaan akses, dan kompleksitas unsur pembentuknya. Konsep satuan ruang pariwisata meliputi :    Ruang wilayah atau region; Ruang destinasi; dan Lokasi atau tapak (site) pariwisata.  Satuan region atau wilayah pariwisata merupakan skala pembagi ruang destinasi wisata nasional, lebih luas dari suatu provinsi dan dapat mencakup beberapa provinsi. Pada satuan ruang tersebut, kepentingan pengelolaan pariwisata cenderung berada pada level kebijakan dibandingkan kegiatan pengembangan lahan (land development). Satuan wilayah atau region terbentuk melalui unsur-unsur :     Satu atau lebih destinasi pariwisata, Satu atau lebih gerbang primer (entry), Akses penghubung gerbang ke destinasi oleh prasarana transportasi, dan Prasarana pendukung dan jasa wisata lainnya. 16
  • 14. Sistem Pusat-Pusat dan Koridor Sirkulasi Dalam Satuan Ruang Wilayah (Region) Pariwisata  Satuan wilayah atau region pariwisata dapat melingkupi satu atau beberapa kota besar, menengah, dan kecil serta hinterland yang melayani satu atau lebih destinasi pariwisata yang terhubungkan oleh prasarana transportasi dengan delineasi tidak terbatas dalam satu satuan administratif. Gerbang primer yang umumnya diwakili oleh kota utama atau kota besar lainnya secara fungsional didukung oleh gerbang sekunder dan berbagai moda transportasi. 17
  • 15. Skema Satuan Ruang Wilayah (Region) Pariwisata dan Unsur Pembentuknya sts, recrea DESTINATION ZONE REGION NON-ATTRACTION AREA CIRCULATION CORRIDOR ENTRANCE ACCESS MARKETS 18
  • 16. Satuan Ruang Zona Destinasi  Dalam konteks Nasional, satuan ruang wilayah membagi wilayah kepariwisataan Nasional dalam beberapa satuan ruang yang terdiri dari satu atau lebih wilayah Provinsi atau dalam kebijakan pengembangan pariwisata Nasional relevan dengan DPN sebagaimana dimaksudkan oleh perwilayahan pariwisata. Dalam kebijakan nasional tersebut persyaratan pembentukan DPN adalah adanya daya tarik wisata yang bersifat unggulan; gerbang internasional sebagai akses primer; kota-kota sebagai gerbang sekunder; akses antara gerbang primer dan sekunder; serta adanya lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi yang mendukung kegiatan pariwisata. Satuan destinasi pariwisata dimaksudkan sebagai bagian dari suatu satuan wilayah pariwisata yang mencakup satu atau lebih obyek dan atraksi wisata; dilengkapi prasarana dan sarana penunjang, kelompok masyarakat, dan lingkungan pendukung pariwisata. Pada satuan ruang tersebut, dibutuhkan peran berbagai pemangku kepentingan pariwisata, seperti pengembang, perencana, pelaku usaha wisata, dan Pemerintah Daerah dalam perencanaan dan pengelolaan pariwisata. Satuan ruang destinasi pariwisata yang direpresentasikan oleh keberadaan obyek dan atraksi wisata dalam suatu cluster atau lebih; akses atau koridor sirkulasi utama yang diwakili oleh prasarana transportasi; komunitas yang menyelenggarakan jasa, pelayanan, sarana, dan atraksi wisata; serta adanya linkages yang menghubungkan seluruh fungsi   yang ada. 19
  • 17. Sistem Pusat-Pusat dan Koridor Sirkulasi Dalam Satuan Ruang Wilayah (Region) Pariwisata Secondary Destination Zona Primary Destination Zona Medium or Large City Small Town Circulation Corridor Rural Area 20
  • 18. Skema Satuan Ruang Zona Destinasi DESTINATION ZONE COMMUNITY Service facilities, products, atractions. Limit of community influence Withheld fromm travel tourism, recrestion development. ACCESS Circulation corridor. LINKAGE ATTRACTION COMPLEX Group of things to see and do based upon research-design. Gateway : direction, information, impression. SECTION CIRCULATION COMMUNITY ATTRACTIONLINKAGEGATEWAY 21
  • 19. Satuan Tapak atau Lokasi (Site) Pariwisata  Satuan tapak atau lokasi (site) pariwisata merupakan satuan ruang destinasi wisata terkecil dimana obyek dan atraksi wisata berlokasi. Satuan tapak atau lokasi dapat mewakili fungsi nucleus. Pada skala ini bekerja faktor- faktor fisik, ekologis, sosio-ekonomi, dan sosio-budaya secara intensif yang merupakan interaksi lingkungan binaan dengan lingkungan alam. Dalam konteks tersebut, maka kepentingan satuan tapak atau lokasi adalah berfungsinya sumberdaya setempat sebagai potensi obyek dan atraksi wisata. Daya tarik wisata adalah :  Segala sesuatu yang dapat menarik pengunjung untuk datang berwisata ke suatu tempat tertentu  Segala sumberdaya permanen yang telah ditentukan dan dikendalikan dan yang dikelola untuk dinikmati, disenangi, menjadi tempat hiburan atau pendidikan bagi pengunjung umum Secara luas hal ini diwakili oleh keindahan dan kekayaan alam; kondisi klimatologi; lansekap; vegetasi; badan air permukaan; kehidupan satwa liar; biota akuatik; peninggalan sejarah, budaya, dan agama; kehidupan tradisional; fasilitas hiburan, sosial, dan budaya; produk kemajuan teknologi; atraksi spesifik yang diselenggarakan secara periodik; dan sebagainya.   22
  • 20. Konfigurasi Fungsional Zona Destinasi NUCLEUS THE PRINCIPAL ATTRACTION FORCEINVIOLATE BELT ESSENTIAL SETTING ZONE OF CLOSURE OUTER AREA OF INFLUENCE (MUST INCLUDE A SERVICE CENTER OR A COMMUNITY) 23
  • 21. Pertimbangan dalam Perencanaan Destinasi Pariwisata Posisi geografis. Unsur Destinasi Pariwisata 24
  • 22. Posisi Geografis Destinasi Pariwisata  Posisi geografis destinasi pariwisata menjelaskan mengenai hubungan antara segmen pasar dan destinasi pariwisata menurut fungsi jarak, waktu, dan kemudahan akses. Sebagaimana telah dijelaskan dalam konsep keruangan, maka fungsi-fungsi tersebut diwakili oleh prasarana dan sarana transportasi menuju dan dari gerbang primer (entry); sistem penanganan (handling) wisatawan menuju destinasi; obyek dan atraksi wisata yang ditawarkan dalam suatu cluster atau lebih; koridor sirkulasi utama di dalam destinasi yang menghubungkan antara obyek dan atraksi wisata dengan prasarana dan sarana penunjang wisata; komunitas yang menyelenggarakan jasa, pelayanan, sarana, dan atraksi wisata.  25
  • 23. Posisi Geografis Destinasi Pariwisata 1 3 CAR ACESS 5 PLANE, SHIP ACESS 4 2 26
  • 24. Pola Konfigurasi Spasial Destinasi Pariwisata Pola keruangan destinasi pariwisata diwakili oleh 5 (lima) konfigurasi yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan destinasi pariwisata, yaitu :  Single destination, dimana sebagian besar kegiatan wisata berada dalam satu destinasi En route, dimana beberapa destinasi dapat dikunjungi dalam perjalanan ke destinasi utama Base camp, dimana destinasi yang lain dapat dikunjungi sewaktu berada dalam destinasi utama Regional tour, dimana beberapa destinasi dapat dikunjungi ketika berada dalam sebuah wilayah target Trip chaining, merupakan tur perjalanan keliling yang dapat melingkupi beberapa destinasi     27
  • 25. Pola Konfigurasi Spasial Destinasi Pariwisata 3. Base Camp 4. Regional Tour 2. En Route ORIGIN 1. Single Destination 5. Trip Chaining 28
  • 26. Unsur Destinasi Pariwisata  Destinasi pariwisata terdiri atas 3 (tiga) unsur utama, yakni :  Kompleks obyek dan atraksi wisata, dapat direpresentasikan oleh suatu cluster atau gabungan beberapa cluster Koridor sirkulasi di antara cluster Area bukan obyek dan atraksi wisata, yang memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata pada masa mendatang    Zonasi keruangan suatu destinasi pariwisata didelineasi ke dalam 3 (tiga) zona utama, yakni :  Nucleus yang merepresentasikan satuan ruang berupa kompleks atau cluster dimana fitur obyek dan atraksi wisata utama berada Inviolate belt yang direpresentasikan oleh kawasan di sekeliling nucleus yang secara fungsional guna lahan dan estetikanya memberikan pengenalan bagi obyek dan atraksi wisata yang dituju Zone of closure direpresentasikan oleh kawasan terluar, dimana fungsi kepentingan aksesibilitas, informasi, dan pelayanan masyarakat bagi pariwisata tersedia   29
  • 27. Hubungan Koridor Sirkulasi Dalam Destinasi Pariwisata 1 + 1 > 2 Large attraction supported by other similar atractions. A. Compatibility Disimilar attraction demand separation. B. Incompatibility 1 + 1 < 2 C. Distant Complementarity 30
  • 28. Hubungan Koridor Sirkulasi Dalam Destinasi Pariwisata  Koridor sirkulasi suatu destinasi pariwisata ditujukan untuk menciptakan akses di dalam destinasi direpresentasikan oleh prasarana dan sarana transportasi. Koridor sirkulasi menghubungkan obuek dan atraksi wisata dengan prasarana dan sarana penunjang pariwisata, seperti lokasi air terjun, konservasi satwa dan tumbuhan, diving, paralayang, sailing, dan lainnya dengan hotel, cottage, penginapan, restoran, fasilitas kesehatan, dan lainnya. Perencanaan koridor sirkulasi perlu mempertimbangkan pola keterhubungan (linkage) antara unsur-unsur wisata dalam destinasi, yaitu :    Compatibility atau saling melengkapi. Sirkulasi direncanakan dengan prinsip efisiensi dan pelayanan jumlah wisatawan yang lebih besar Incompatibility, jika obyek dan atraksi wisata memiliki karakteristik berbeda, sehingga dalam perencanaan fisik dan manajemen perlu dipisahkan Distant complementarity, jika obyek dan atraksi wisata terpisah jauh, sehingga perlu dihubungkan melalui manajemen paket perjalanan   31
  • 29. Konsep Zonasi Perencanaan Kawasan Pariwisata  Tripartite Concept  Core Zone atau Main Zone, merupakan zona inti atau atraksi sebuah kawasan pariwisata yang harus tetap terjaga dan memberi khas atau tema kawasan pariwisata tersebut. Building Rationya antara 10%-20% dari luas keseluruhan. Buffer zone, merupakan zona penyangga berupa are natural yang berbentuk lanskap yang berfungsi sebagai penyangga atau penyeimbang untuk aktifitas maupun fasilitas yang ada dikawasan tersebut. Building Rationya antara 60%-80% dari luas keseluruhan. Service Zone atau Public Zone, merupakan zona pelayanan yang biasanya digunakan untuk pengembangan fasilitas dan pelayanan untuk dikomersilkan. Building Rationya 20% dari luas keseluruhan    Concept of Honey Pot Konsep ini merupakan salah satu aplikasi dari Clustering Concept yang mengkonsentrasikan fasilitas, prasarana, dan aktifitas pengunjung pada suatu area. Konsep ini diterapkan pada daerah yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi baik penduduk, aktivitas, maupun bangunan dan lokasinya berdekatan dengan pusat aksesibilitas. 32
  • 30. 33 Model Perencanaan Fasilitas Pada Kawasan Wisata
  • 31. Komponen Daerah Tujuan Wisata Komponen daerah tujuan wisata yang saling mendukung (Cooper et. al., 1993), yang meliputi:  Attractions, atau dayatarik wisata, yang secara umum dapat dipilah dalam dayatarik alam, dayatarik budaya, dan dayatarik buatan Amenities, atau fasilitas dan layanan pendukung wisata, yang antara lain meliputi akomodasi dan jasa boga, serta aneka jasa lain, termasuk retail dan jasa rekreasional lainnya Access, atau pencapaian, baik menuju ke, maupun, di dalam daerah tujuan Ancillary services, yang meliputi kegiatan pemasaran, pengembangan, serta koordinasi    34
  • 32. Komponen Dasar Pengembangan Wisata Sumber: Hasil Analisis & modifikasi dari Chalid Fandelli & Mukhlison, 2002. 35
  • 33. Daya Dukung Wisata Bahari Daya dukung wisata bahari meliputi :  Daya dukung ekologis; Pigram (1983) dalam Nurisyah, S dkk (2001) mengemukakan bahwa daya dukung ekologis sebagai tingkat maksimal penggunaan suatu kawasan. Daya dukung fisik. Suatu kawasan wiasata merupakan jumlah maksimum penggunaan atau kegiatan yang diakomodasikan dalam areal tanpa menyebabkan kerusakan atau penurunan kualitas. Daya dukung sosial. Suatu kawasan wisata dinyatakan sebagai batas tingkat maksimum dalam jumlah dan tingkat penggunaan dimana melampauinya akan menimbulkan penurunanan dalam tingkat kualitas pengalaman atau kepuasan. Daya dukung rekreasi merupakan suatu konsep pengelolaan yang menempatkan kegiatan rekreasi dalam berbagai objek yang terkait dengan kemampuan kawasan. 36
  • 35. PEMBANGUNAN PARIWISATA MERUPAKAN BAGIAN INTEGRAL DARI PEMBANGUNAN NASIONAL DAN DAERAH PARIWISATA DIKEMBANGKAN UNTUK BERPERAN SERTA MENJAWAB/MENGATASI BERBAGAI PERMASALAHAN PEMBANGUNAN YANG MENCAKUP DIMENSI EKONOMI, SOSIAL, BUDAYA, LINGKUNGAN, PERTAHANAN DAN KEAMANAN DOKUMEN RIPPDA DAN MASTERPLAN MERUPAKAN SALAH SATU MASUKAN BAGI PENYUSUNAN RIPPNAS DOKUMEN RIPPDA DAN MASTERPLAN MERUPAKAN ACUAN BAGI SEMUA STAKEHOLDER (PEMERINTAH, SWASTA, DAN MASYARAKAT). PERSPEKTIF DASAR
  • 36. AKTIVITAS SISTEMATIS UNTUK MENGELOLA MASA DEPAN KEPARIWISATAAN SECARA KOMPREHENSIF, INTEGRAL DAN BERKELANJUTAN, DENGAN MENGOPTIMALKAN SUMBER DAYA ALAM DAN BUDAYA, UNTUK MERESPONS KEBUTUHAN MASYARAKAT DAN AKTIVITAS PARIWISATA, DALAM RANGKA : MENCIPTAKAN KUALITAS PENGALAMAN WISAWATAN, DAN MEMBERIKAN DAMPAK PEMERATAAN, DAN MEMBERIKAN DAMPAK PERTUMBUHAN KEPADA DAERAH DAN MASYARAKAT. KONSEP PERENCANAAN PARIWISATA
  • 37. HIERARKI PERENCANAAN PEMBANGUNAN DALAM PENATAAN RUANG
  • 38. PRINSIP DASAR PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN KARAKTERISTIK PEMERINTAH SWASTA MASYARAKAT 41 SUBJEK PEMBANGUNAN (DARI MASYARAKAT, OLEH MASYARAKAT DAN UNTUK MASYARAKAT) PELAKU/OPERATOR FASILITATOR REGULATOR - LINTAS SEKTOR, - LINTAS WILAYAH - MULTI DIMENSI
  • 39. DESTINASIPARIWISATAADALAHAARREEAAATAUKKAAWWAASSAANN GGEEOOGGRRAAFFIISSYANGBERADADALAMSATUATAULEBIH WILAYAH ADMINISTRATIF YANG DI DALAMNYA TERDAPAT UNSUR : GEOGRAFIS YANG UNSUR : BERADA DALAM SATU ATAU LEBIH W I S A T A W A N DAYA TARIK FASILITAS AKSESIBILITAS MASYARAKAT YANG SALING TERKAIT DAN MELENGKAPI UNTUK TERWUJUDNYA KEGIATAN KEPARIWISATAAN DENGAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN REGULASI DESTINASI PARIWISATA ADALAH AREA ATAU KAWASAN WILAYAH ADMINISTRATIF YANG DI DALAMNYA TERDAPAT
  • 40. KEBERHASILAN PEMBANGUNAN PARIWISATA SANGAT DIDUKUNG OLEH PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA SECARA PROFESIONAL, TERPADU SECARA SEKTORAL DAN KEWILAYAHAN, MEMILIKI KONSEP YANG JELAS, DIDUKUNG OLEH SISTEM JASA DAN LAYANAN YANG HANDAL SERTA DIPERKUAT OLEH SISTEM DAN STRATEGI PEMASARAN YANG AKTIF, TERFOKUS DAN TERPADU. 3 . DESTINASI PARIWISATA MERUPAKAN UNSUR VITAL SEKALIGUS PENGGERAK UTAMA BAGI WISATAWAN DALAM MEMUTUSKAN PERJALANAN DAN KUNJUNGAN KE SUATU DAERAH ATAU NEGARA 2 . PENGEMBANGAN DESTINASI MERUPAKAN BAGIAN INTEGRAL PEMBANGUNAN PARIWISATA NASIONAL 1 . POSISI STRATEGIS PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA
  • 41. Konsep Pembangunan Pariwisata Yang Berkelanjutan (Sustainable Tourism Development) LINGKUNGAN Sustainable Tourism SOSIAL DANEKONOMI Menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dan dampak pertumbuhan ekonomi pada nilai sosial dan budaya BUDAYA 44
  • 42. PP No.15/2010 PERDA P PERDA KOTA PERDA KAB PERPRES PP No.50/2011 PERDA P PERDA KOTA PERDA KAB KEPPRES PERDA P PERDA P PERDA P Integrasi Dan Keterkaitan Kebijakan Perwilayahan dan Tata Ruang Kepariwisataan Rencana Detil Rencana Detil NAS KEPPRESPP No.50/2011 RDA Kota PERDA KOTA PERDA KOTA Kab RIPPARDA KSP KAB PERDA P PERDA KAB RTRW Kab PERDA KAB RPJM Kab/Kota RDTR Kab RTR KS Kab KSP KOTA PERDA P RIPPA Kot RDTR Kota RTR KS Kota RTRW RPJP Kab/kota RPJMP RIPPARDA P KSP P PERDA P PERDA P RPJPP RPJMN KSPNRIPPARWN PP No.15/2010 RTR Pulau RTR KSN PERPRES RTR KSPRTRWP PERDA P RTRRPJPN Perencanaan Kepariwisataan Rencana Umum Perencanaan Tata Ruang Rencana Umum
  • 43. Fokus Dan Upaya Pengembangan Destinasi 3 Tahun Mendatang FOKUS PADA MINAT KHUSUS 1. Wisata Budaya & Sejarah 2. Wisata alam dan ekowisata 3. Wisata Olah Raga Rekreasi (menyelam, selancar, kapal layar, treking dan mendaki, golf, bersepeda, maraton) 4. Wisata kapal pesiar 5. Wisata kuliner dan belanja 6. Wisata kesehatan dan kebugaran 7. Wisata konvensi, insentif, pameran, dan even FOKUS LOKASI DESTINASI DENGAN KRITERIA: UPAYA PENGEMBANGAN PADA FOKUS LOKASI DESTINASI YANG DIKEMBANGKAN Fasilitas Pariwisata Pemetaan dan Perancangan Prasarana UmumMemperhatikan sebaran lokasi PEMDA dapat diajak bekerja sama dengan baik Masuk dalam MP3Ei Memiliki DMO Mudah untuk dikembangkan Fasilitasi pembangunan fisik Aksesibilitas Fasilitasi tatakelola Daya Tarik Wisata Fasilitasi pengembangan profil dan promosi investasiInvestasi Pariwisata Sertifikasi, standarisasi, pola perjalanan, paket wisataIndustri Pariwisata Sadar wisata, desa wisata, g nPemberdayaan Masyarakat erakan Indonesia Indah da Bersih, Aktivasi ekonomi kreatif Pencitraan & Promosi Destinasi Wisata komunikasi dan promosi Kebijakan dan Regulasi Harmonisasi kebijakan antar sektor, pusat dan daerah FASILITASIKOORDINASI
  • 44. Peta Pengembangan Destinasi Pariwisata Nasional Menurut PP 50/2011 tentang RIPPARNAS 47
  • 45. 48 Daftar KSPN 1. KSPN. Kintamani–Danau Baturdskt 31. KSPN. Karimunjawadan sekitarnya 61. KSPN. Tomohon–Tondanodskt 2. KSPN. Komodo dan sekitarnya 32. KSPN. Tamboradan sekitarnya 62. KSPN. Danau Ranau dan sekitarnya 3. KSPN. Borobudurdan sekitarnya 33. KSPN. Tangkahan dansekitarnya 63. KSPN. Biak dan sekitarnya 4. KSPN. Rinjani dan sekitarnya 34. KSPN. Palembang Kota dskt ( Musi) 64. KSPN. Tangkuban Perahudskt 5. KSPN. Nongsa - Pulau Abang dskt 35. KSPN. Tanjung Kelayang dan sekitarnya 65. KSPN. Maninjau dan sekitarnya 6. KSPN. Toba dan sekitarnya 36. KSPN. Muaro Jambi dan sekitarnya 66. KSPN. Nemberala–Rotendaodskt 7. KSPN. Bukittinggi dan sekitarnya 37. KSPN. Kerinci Seblat dan sekitarnya 67. KSPN. Pantai Selatan Yogya dskt 8. KSPN. Bromo–Tengger–Semerudskt 38. KSPN. Trowulan dan sekitarnya 68. KSPN. Karst Gunung Kidul dskt 9. KSPN. Bunakendan sekitarnya 39. KSPN. Way Kambas dan sekitarnya 69. KSPN. Halimun dan sekitarnya 10. KSPN. Raja Ampat dan sekitarnya 40. KSPN. Prambanan–Kalasan dan sekitarnya 70. KSPN. Ijen–Balurandan sekitarnya 11. KSPN. Pangandaran dan sekitarnya 41. KSPN. Kuta–Sanur–Nusa Dua dskt 71. KSPN. Waikabubak–ManupehTanah Daru dskt 12. KSPN. Torajadan sekitarnya 42. KSPN. Morotai dan sekitarnya 72. KSPN. Karangasem– Amuk dskt 13. KSPN. Ende–Kelimutu dan sekitarnya 43. KSPN. Sentani dan sekitarnya 73. KSPN. Lagoi-Bintan dan sekitarnya 14. KSPN. Kota Tua–SundaKelapa dskt 44. KSPN. Sangiran dan sekitarnya 74. KSPN. Enggano dan sekitarnya 15. KSPN. TanjungPuting dan sekitarnya 45. KSPN. Takaboneratedansekitarnya 75. KSPN. BandungKota dan sekitarnya 16. KSPN. Teluk Dalam-Nias dskt 46. KSPN. Rupat dan sekitarnya 76. KSPN. Puncak–GedePangrango dskt 17. KSPN. Dieng dan sekitarnya 47. KSPN. Agats–Asmat dan sekitarnya 77. KSPN. Teluk Cenderawasih dskt 18. KSPN. Wakatobi dan sekitarnya 48. KSPN. Pagaralam dan sekitarnya 78. KSPN. Menjangan–Pemuterandskt 19. KSPN. Pantai Selatan Lombok dskt 49. KSPN. Krakatau dan sekitarnya 79. KSPN. Taman Nasional Bali Barat dskt 20. KSPN. Siberut dan sekitarnya 50. KSPN. Natunadan sekitarnya 80. KSPN. Tulamben–Ameddan sekitarnya 21. KSPN. Derawan–Sangalaki dskt 51. KSPN. Alor–Kalabahi dan sekitarnya 81. KSPN. Bedugul dan sekitarnya 22. KSPN. Bitung–Lembeh dan sekitarnya 52. KSPN. Yogyakarta Kota dan sekitarnya 82. KSPN. Nusa Penida dan sekitarnya 23. KSPN. Singkarak dan sekitarnya 53. KSPN. Lhoksado dan sekitarnya 83. KSPN. Ubud dan sekitarnya 24. KSPN. Sentarumdan sekitarnya 54. KSPN. Karst Pacitan dan sekitarnya 84. KSPN. Besakih–Gunung Agung dskt 25. KSPN. Bandaneiradan sekitarnya 55. KSPN. Bali Utara / Singaraja dan sekitarnya 85. KSPN. Long Bagun dan sekitarnya 26. KSPN. Weh dan sekitarnya 56. KSPN. Gili Tramena dan sekitarnya 86. KSPN. Sambas dan sekitarnya 27. KSPN. Kep Seribu dan sekitarnya 57. KSPN. Moyo dan sekitarnya 87. KSPN. GorontaloKota–Limboto dskt 28. KSPN. Ujung Kulon- Tj. Lesung dskt 58. KSPN. Kota Bangun–TanjungIsuy dskt 88. KSPN. Wazur–Meraukedan sekitarnya 29. KSPN. Togean–Tomini dan sekitarnya 59. KSPN. Kayan Mentarangdan sekitarnya 30. KSPN. Merapi–Merbabudan sekitarnya 60. KSPN. Ciwidey dan sekitarnya
  • 46. Lokasi Destinasi Yang Akan Didorong Untuk Dikembangkan : “Bali Beyond” 49 No DPN KPPN/KSPN Prop DAYA TARIK JENIS DT 1 MEDAN–TOBA, dskt (S) Toba dskt Sumut Geowisata Pmlhraan-Revitalisasi 2 JAKARTA–KEP SERIBU, dskt (S) Kep Seribu dskt DKI Jakarta Bahari Pmlhraan-Revitalisasi (S) Kota Tua–Sunda Kelapa dskt Budaya-Pusaka Pmlhraan-Revitalisasi 3 BOROBUDUR–YOGYA, dskt (S) Borobudur dskt Jateng & DIY Budaya-Pusaka Pmlhraan-Revitalisasi 4 BROMO–MALANG, dskt (S) Bromo–Tengger–Semeru dskt Jatim Ekowisata Pmlhraan-Revitalisasi 5 BALI–NUSA LEMBONGAN, dskt (S) Kintamani-Danau Batur, dskt Bali Geowisata Pmlhraan-Revitalisasi (S) Menjangan, Pemuteran, dskt Bahari Pmlhraan-Revitalisasi (S) Kuta, Sanur, Nusadua, dskt (MP3EI) Bahari Pmlhraan-Revitalisasi 6 LOMBOK – GILI TRAMENA, dskt (S) Rinjani dskt NTB Ekowisata Pmlhraan-Revitalisasi 7 KOMODO–RUTENG, dskt (S) Komodo dskt NTT Ekowisata Pmlhraan-Revitalisasi 8 KELIMUTU–MEUMERE, dskt (S) Ende–Kelimutu dskt Ekowisata Pmlhraan-Revitalisasi 9 PALANGKARAYA–TANJUNG PUTING, dskt (S) Tanjung Puting dskt Kalteng Ekowisata Prntisan-Pmbngunan 10 TORAJA–LORELINDU, dskt (S) Toraja dskt Sulsel Budaya-Pusaka Pmlhraan-Revitalisasi 11 MANADO-BUNAKEN, dskt (S) Bunaken dskt Sulut Bahari Pmlhraan-Revitalisasi 12 KENDARI–WAKATOBI, dskt (S) Wakatobi dskt Sultra Bahari Prntisan-Pmbngunan 13 SORONG–RAJA AMPAT, dskt (S) Raja Ampat dskt Papua Barat Bahari Prntisan-Pmbngunan 13 DPN 16 KSPN 12 PROP
  • 47. Bentuk Fasilitasi Kemenparekraf dalam Pembangunan KSPN Koordinasi antara Dir. Perancangan & investasi pariwisata dan Dir. Pengembangan daya tarik Direktorat Direktorat Pengembangan Daya Tarik Pengembangan Wisata �---Minat Khusus Koordlnasl ngembanga DTWDitjen EKMDI & EKSB Ditjen Pemasaran Pariwisata Dir. Perancangan dan investasi Pariwisata Dit.lndustri Pariwisata Dir. Pemberdayaan Masyarakat
  • 48. Kemenparekraf Sebagai Koordinator Pengembangan KSPN (Perpres Sudah Diproses)
  • 49. TATAN S Pemerintah Sebagai Pemangku Kepentingan Terkait CATATAN SIPIL DINAS SOSIAL & TENAGA KERJA DINAS PERINDUSTRIAN & DINAS PERHUBUNGAN, DINAS PENDAPATAN DAERAH BADAN PERENCANAAN DAERAH PENANAMAN MODAL DAERAH PEMERINTAH KOTA & KABUPATEN BUPATI/ WALIKOTA & WAKIL, DINAS KEBERSIHAN & DINAS BINA MARGA & CAMAT, LURAH PERTAMANAN PENGAIRAN SEKRETARIAT DAERAH DINAS KOPERASI & UKM DINASKEBUDAYAAN DINAS PARIWISATA DINAS PERTANIAN & BADAN LINGKUNGAN HIDUP PERKEBUNAN KOMINFO DINAS CIPTA KARYA PERDAGANGAN DINAS PENDIDIKAN DINAS KEPENDUDUKAN & BADAN KOORDINASI CA IPIL DINAS SOSIAL & TENAGA KERJA DINAS PENDIDIKANPERDAGANGAN DINAS PERHUBUNGAN, DINAS KOPERASI & UKM PENGAIRAN DINAS KEBUDAYAAN DINAS PENDAPATAN DAERAH PENANAMAN MODAL DAERAH PERTAMANAN PEMERINTAH PROPINSI GUBERNUR & WAKIL DINAS KEBERSIHAN & DINAS BINA MARGA & SEKRETARIAT DAERAH DINAS PARIWISATA DINAS PERTANIAN & BADAN LINGKUNGAN HIDUP PERKEBUNAN KOMINFO DINAS CIPTA KARYA DINAS PERINDUSTRIAN & BADAN PERENCANAAN DAERAH DINAS KEPENDUDUKAN & BADAN KOORDINASI PEMERINTAH PUSAT (KEMENTERIAN) PARIWISATA & EKONOMI KREATIF PERHUBUNGAN KOMINFO PEKERJAAN UMUM PENDIDIKAN & KEBUDAYAAN DALAM NEGERI KEHUTANAN KOPERASI & UKM KELAUTAN & PERIKANAN PERINDUSTRIAN BUMN
  • 50. Tahapan Pengembangan KSPN Pemetaan dan perencanaan Pendampingan, pemberdayaan, dan pengembangan t2 – t4 Exit strategy t1 t5 IMPLEMENTASI Perancangan EXIT STRATEGY PERSIAPAN Pengguna akhir KeluaranPemantauan & EvaluasiDokumen Perencanaan Masukan Inisiasi Closure Manajemen InformasiDokumentasi Pemantauan & Evaluasi Implementasi Pemantauan & Evaluasi secara menyeluruh
  • 52. 55 3. PEMBANGUNAN Kegiatan pembangunan baru di lokasi/ destinasi pariwisata yang memiliki kelayakan potensi dan kapasitas pengembangannya. 2. REVITALISASI Rekonstruksi dan Revitalisasi destinasi pariwisata yang menurun kinerjanya 1. PEMELIHARAAN Pemantapan/konsolidasi, peremajaan dan intensifikasi peningkatan kualitas destinasi pariwisata sehingga tetap memiliki daya saing secara berkelanjutan FOKUS PENGEMBANGAN : Pola pengembangan yang ditujukan untuk mempercepat pencapaian target peningkatan kunjungan pasar utama dan potensial mancanegara dalam rangka mendorong peningkatan devisa, positioning destinasi dalam peta kepariwisataan internasional serta kompetisi regional Skenario PENINGKATAN DAYA SAING SKENARIO PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA NASIONAL
  • 53. 5 00 00 Yaitu skenario pengembangan yang dikaitkan dengan upaya mengejar target peningkatan kunjungan pasar utama dan potensial mancanegara dalam mendorong peningkatan devisa, positioning dalam peta kepariwisataan internasional serta kompetisi regional Dasar pijakan pengembangan: 1. 2. 3. 4. China India Timur Tengah Rusia 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. Singapore Malaysia Jepang Korea Taiwan Geermany Belanda USA UK Australia • • • 15 negara Pasar strategis Indonesia Provinsi yang menjadi destinasi kunjungan wisatawan dari 15 negara pasar strategis Preferensi produk dari 15 negara pasar strategis Indonesia pada wilayah provinsi yang menjadi tujuan kunjungan wisatawan dari pasar strategis tersebut. 1 , 8 1 , 6 1 , 4 -23,0 % 1 , 2 1 , 0 8 -3,4 % 6 4 2 120,000 1 102,5 76,8 % % 2003 62004 2005 56 Fokus Pengembangan : • PEMELIHARAAN • REVITALISASI • PEMBANGUNAN Tema Pengembangan : • MICE • BELANJA • EKOWISATA • BUDAYA • BAHARI • ZIARAH • NICHE PRODUCT 00,000 80,000 % %60,0 40,0 24,5 % 21 7,4 17, - 6,18 20,000 0 % 7 % % 30 12 % % CHINA INDIA MID EAST AFRIKA RUSIA 40,840 29,895 31,371 30,244 14,413 50,856 36,169 33,870 35,594 18,812 102,995 63,930 36,369 33,408 21,078 13 Wilayah provinsi yang menjadi tujuan kunjungan 15 pasar strategis: 1. Jakarta 4. Jatim 7. Batam - Bintan 10. Sumatera Utara 2. Bali 5. DIY 8. SulawesiUtara 11. Sumatera Barat 3. Jabar & 6. Jateng 9. SulawesiSelatan, 12. NTB Banten 13. NTT 0 0 , 0 0 0 0 0 , 0 0 0 0 0 , 0 0 0 0 0 , 0 0 0 0 0 , 0 0 0 0 0 , 0 0 0 0 0 , 0 0 0 0 0 , 0 0 0 0 0 , 0 0 0 0 2 0 0 4 2 0 0 5 -8,9 % -2,0 % -31,4 % -13,4 % -3,4 % -18,0% -17,2% -1,5 % S i n g a p o r e M a l a y s i a J a p a n K o r e a . R e p T a i w a n G e r m a n y N e t h e r l a n d U K U S A Au s t r a l i a 2 0 0 4 1 , 6 4 4 , 7 1 7 6 2 2 , 5 4 1 6 1 5 , 7 2 0 2 2 8 , 4 0 8 3 8 4 , 2 2 6 1 3 4 , 6 2 5 9 2 , 1 5 2 1 1 3 , 5 7 8 1 5 3 , 2 6 8 4 0 8 , 7 0 5 2 0 0 5 1 , 2 6 6 , 4 6 1 6 0 1 , 5 2 5 5 6 0 , 9 3 5 2 2 3 , 7 6 1 2 6 3 , 5 7 7 1 3 0 , 0 9 5 1 0 8 , 7 4 4 1 3 3 , 1 2 3 1 5 1 , 0 0 4 3 5 3 , 9 4 5 PASAR BERKEMBANGPASAR UTAMA Skenario PENINGKATAN DAYA SAING SKENARIO PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA NASIONAL
  • 54. 57 3. REVITALISASI  Rekonstruksi dan Revitalisasi destinasi pariwisata yang menurun kinerjanya 2. PEMBANGUNAN  Kegiatan pembangunan baru di lokasi/destinasi pariwisata yang memiliki kelayakan potensi dan kapasitas pengembangannya. 1. PERINTISAN  Kegiatan eksploratif dan perintisan pengembangan destinasi pariwisata yang potensial dan inovatif (baru) FOKUS PENGEMBANGAN : Skenario PENYEBARAN PERTUMBUHAN Pola pengembangan yang ditujukan untuk pemerataan/penyebaran pembangunan kepariwisataan pada wilayah yang memiliki sumber daya kepariwisataan potensial namun tertinggal (potensi kepariwisataan yang dimiliki belum memberikan kontribusi/ manfaat yang signifikan). SKENARIO PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA NASIONAL
  • 55. Skenario yang dikaitkan dengan upaya pemerataan dan penyebaran pertumbuhan kepariwisataan pada wilayah yang memiliki sumber daya kepariwisataan potensial namun tertinggal (potensi kepariwisataan yang dimiliki belum mampu memberikan kontribusi/ manfaat ekonomi signifikan bagi wilayah terkait). : 2. Riau 7. Babel 16. Gorontalo12. Sulteng 4. Bengkulu 9. Kalteng 18. Irian Jaya Barat Berdasarkan pemetaan data kunjungan wisatawan (wisman dan wisnus) di seluruh wilayah provinsi di Indonesia, maka wilayah yang termasuk dalam kategori rendah perkembangan kepariwisataannya meliputi 19 wilayah provinsi, yaitu: NAD, Riau, Jambi, Bengkulu, Sumsel, Lampung, Babel, Kalbar, Kalteng, Kaltim, Kalsel, Sultra, Sulteng, Sulbar, Gorontalo, Maluku Utara, Maluku, Irian Jaya Barat, Papua, 58 58 FOKUS Pengembangan: • PERINTISAN • PEMBANGUNAN • REVITALISASI Tema Pengembangan : • BAHARI • EKOWISATA • BUDAYA • BELANJA • MICE ZIARAH • NICHE PRODUCT Wilayah provinsi yang dikembangkan berdasarkan pola ini adalah : 1. NAD 6. Lampung 11. Kaltim 15. Maluku Utara 3. Jambi 8. Kalbar 13.Sultra 17. Maluku 5. Sumsel 10. Kalsel 14. Banten 19. Papua Skenario PENYEBARAN PERTUMBUHAN SKENARIO PENGEMBANGAN DESTINASI PARIWISATA NASIONAL
  • 56. PROFIL PASAR TERHADAP FOKUS DAYA TARIK WISATA FOKUS DAYA TARIK/ 59 DAYA TARIK NEGARA
  • 58. TAHAPAN PERKEMBANGAN PARIWISATA 1. TAHAP I Kepariwisataan dipandang sebagai sektor yang dapat memberikan keuntungan ekonomis. Untuk itu pemerintah menawarkan insentif kepada pengusaha hotel. Pada tahap ini spekulasi tanah belum terjadi dan upah buruh masih murah. 2. TAHAP II Pada tahap yang berlangsung sekitar antara 5 – 10 tahun ini, pengusaha hotel mulai membangun dan mengoperasikan hotel. Penyediaan produk lokal berlangsung dengan harga yang masuk diakal. Keuntungan mulai dapat diterima kalangan pengusaha. 3. TAHAP III Pada tahap ini mulai ada kesenjangan antara penduduk setempat dengan wisatawan, khususnya dalam hal pendapatan. Pemerintah setempat mulai mengambil kebijakan yang tegas di bidang kepariwisataan, ketika biaya-biaya yang berhubungan dengan pembangunan kepariwisataan mulai meningkat (seperti kebocoran investasi kepariwisataan, kompetisi antar sektor). Spekulator tanah mulai menjadi semain kaya. 4. TAHAP IV Pengusaha hotel mulai berhadapan dengan biaya tinggi/terus meningkat. Masa pembebasan pajak berakhir, harga makanan laut dan produk lokal terus meningkat. Buruh semakin mahal dan efisiensinya menurun. Wisatawan mendapat layanan yang buruk. Dampaknya, kunjungan ulang wisatawan berakhir. Pemerintah bereaksi dengan meningkatkan anggaran pemasaran/promosi. Karyawan asing mulai tidak mendapat ijin untuk bekerja di industri perhotelan. Usaha untuk melatih karyawan lokal dilakukan, tetapi tidak sepenuhnya berhasil. Perkembangan pariwisata mulai mencapai titik jenuh. Resesi pada pasar pariwisata menyebabkan keuntuhan keberadaansektor pariwisata di wilayah tersebut. 5. TAHAP V Pengusaha hotel berada pada masa-masa sulit, dengan terlalu banyaknya hotel yang dibangun pada maa sebelumnya. Hotel baru dibangun di atas lahan yang harganya lebih mahal, dibangun dalam wujud bangunan bertingkat, dibangun dengan biaya yang mahal, berdampingan dengan bangunan bertingkat lainnya. Investor hotel baru menyadari adanya kesulitan untuk membangun dan mengoperasikan hotel, sehingga harus menggandengkan pengoperasiannya dengan international chains hotel, memanfaatkan fasilitas pemasaran yang lebih luas. 6. TAHAP VI Pengusaha hotel harus berhadapan dengan sejumlah persoalan politik dan lainnya, yang timbul dengan semakin berkembangnya kawasan. Ada kemungkinan terjadi kerusuhan massal. Adanya perencanaan dari pemerintah yang baik akan dapat mencegah hal ini.
  • 59. ARAH KEBIJAKAN PENGEMBANGAN PARIWISATA BAHARI 1. WISATA BAHARI DIKEMBANGKAN DALAM RANGKA MENUMBUHKAN BUDAYA BAHARI DAN PEMAHAMAN WAWASAN NUSANTARA WISATABAHARI TERKAIT DENGAN PENGEMBANGAN WILAYAH, DIMAKSUDKAN KEGIATAN DAPAT MEMPERCEPAT PERKEMBANGAN PEMBANGUNAN DAERAH, SERTA UPAYAPEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR EKONOMI DAN SOSIAL DASAR MASYARAKAT WISATABAHARI BERTUMPU PADA DAYATARIK ALAM DAN BUDAYAMASYARAKAT SETEMPAT PENGEMBANGAN BUDAYA SETEMPAT BAIK SENI PERTUNJUKKAN MAUPUN INDUSTRI KERJAINAN PERLU DITINGKATKAN SEBAGAI SATU KESATUAN DAYA TARIK WISATA SEKALIGUS MEMPERKUAT EKONOMI RAKYAT PENGEMBANGAN IKLIM USAHA DAN INVESTASI AGAR DAPAT MENARIK INVESTOR ASING DAN LOKAL DALAM PENGEMBANGAN KEGIATAN WISATA BAHARI PENGEMBANGAN MANAJEMEN, SISTEM INFORMASI DAN TEKNOLOGI WISATA BAHARI YANG MEMADUKAN KEMAMPUAN LOKAL DENGAN PERKEMBANGAN MODERN DUNIA GLOBAL KOORDINASI LINTAS SEKTOR DIKEMBANGKAN BERKAITAN DENGAN KUALITAS PELAYANAN YANG MAMPU MERESPON KEBUTUHAN PASAR 2. 3. 4. 5. 6. 7. 62
  • 60. RENCANA PENGEMBANGAN PARIWISATA BAHARI KELEMBAGAAN PEMASARAN BAHARI PELABUHAN, KAPAL PHINISI & SEAPORT 63 - PENGEMBANGAN SDM & - PENGEMBANGAN INVESTASI & - PENGEMBANGAN PRODUK WISATA - PENGEMBANGAN HUBUNGAN - PENGEMBANGAN KAWASAN
  • 61. PRIORITAS PENGEMBANGAN PARIWISATA BAHARI - Kepulauan Togean 11 135 3 6 9 1 dan 212 7 4 10 8 U Kawasan Prioritas Pengembangan 64 Pariwisata Bahari Pulau Komodo Kepulauan Selayar - Take Bone Rate Kepulauan Bali dan Lombok Kepulauan Wakatobi Kepulauan Padaido - Biak Ujung Kulon dan Anak Krakatau Pulau Nias Kepulauan Mentawai Kepulauan Raja Empat Kepulauan Bunaken Teluk Tomini Barelang dan Riau Kepulauan Kepulauan Derawan -Maratua -Sangalaki - Kakaban KRITERIA PENENTUAN PRIORITAS KAWASAN YANG AKAN DIKEMBANGKAN, DITENTUKAN OLEH: • POTENSI KAWASAN • VARIASI KEGIATAN WISATA BAHARI • VARIASI TEMA PENGEMBANGAN • VARIASI LOKASI, TERUTAMA MENDUKUNG PENGEMBANGAN KAWASAN TIMUR INDONESIA • KESIAPAN PEMERINTAH DAERAH
  • 62. PENYEBARAN DESTINASI SURFING DI INDONESIA 65 PULAU LOKASI SUMATERA NIAS, BAWA, P. ASU, P. SORAKE, P. MENTAWAI JAWA P. PANAITAN, P. DELI, BAYA, PELABUHAN RATU, TG. GENTENG, TANJUNG KUNCUR BALI MADEWI, BALIAN, CANGGU, PADMA, KUTA, BALANGAN, ULUWATU, NYANGNYANG, NUSA DUA TANDJUNG SANUR, PADANG GALAK, KETEWEEL, LEBIH, NUSA LEMBONGAN, PADANG BAI NUSA TENGGARA P. SAFARI, BANGKO-BANGKO, BELONGAS, SELONGAS, SELONG BELANAK, A’AN, GRUPUK, GILI INUS, EKAS, LABUHAN HAJI, SENGGIGI, GILI (TRAWANGAN DAN MENO), SILUNG BELANAK, PASONA
  • 63. 66 PENYEBARAN DESTINASI DIVING PULAU LOKASI SUMATERA BINTAN JAWA UJUNG KULON, KRAKATAU, P. SERIBU BALI MENJANGAN, TULAMBEN, CEMELUK, CANDI DASA, PADANG BAI, NUSA DUA, NUSA PENIDA, SANUR, PEMUTERAN SULAWESI MANADO TUA, BUNAKEN, MONTEHAGE, BITUNG, SANGIHE TALAUD, UJUNG PANDANG, TUKANG BESI (WAKATOBI), P. TOGIAN, SANGALAKI, KAKABAN, P. SIAUMALUKU AMBON, BANDA, PINDITO IRIAN AYU, ASIA, MAPIA, PADAIDO, SORONG, MANOKWARI, CENDRAWASIH, WAIGEO-BATANTA NUSA TENGGARA GILI (TRAWANGAN, MENO, AIR), KOMODO, LEMBATA, KUPANG, ROTI, MAUMERE, ALOR
  • 64. DESTINASI FISHINGPENYEBARAN 67 DAERAH LOKASI NAD PULAU WEH SUMATERA BARAT PULAU SIBERUT MENTAWAI KEPPRI KEPULAUAN NATUNA BENGKULU PULAU ENGGANO LAMPUNG PULAU KRAKATAU JAWA BARAT PULAU KULON TAMAN NASIONAL UJUNG KULON JAWA TENGAH PULAU KARIMUN JAWA NTB PULAU MOYO NTT PULAU ROTI SULAWESI UTARA BITUNG SULAWESI SELATAN KEPULAUAN TAKABONERATE
  • 65. PENYEBARAN DESTINASI KAPAL PESIAR (CRUISE SHIPS) 68 DAERAH LOKASI SUMATERA UTARA BELAWAN SUMATERA BARAT TELUK BAYUR JAWA TENGAH TANJUNG EMAS BALI BENOA, PADANG BAI SULAWESI UTARA BITUNG SULAWESI SELATAN PARE-PARE, MAKASSAR NTT KOMODO, KUPANG, ALOR, RIUNG, LARANTUKA PAPUA BIAK, JAYA PURA
  • 66. DUKUNGAN PENGEMBANGAN WISATA BAHARI PRASARANA LINGKUNGAN FASILITAS WISATA DASAR FASILITAS PENUNJANG KEGIATAN WISATA
  • 67. DUKUNGAN PENGEMBANGAN WISATA BAHARI PRASARANA LINGKUNGAN 1- 2- Akses masuk. Penyediaan sistem air bersih : 4- Penyediaan sistem pengolahan limbah : a. b. c. IPAL cair. Terminal limbah padat/TPS. Saluran air limbah. a. b. c. Jaringan air bersh. Instalasi pengelolaan air bersih. Bak penampungan air bersih. 5- Administrasi : penyediaan kantor administrasi. Penyediaan gedung fasilitas telekomunikasi. Penyediaan sistem saluran drainase : saluran drainase. 3- Penyediaan sistem tenaga listrik : a. PLN. b. Generator. 6- 7-
  • 68. DUKUNGAN PENGEMBANGAN WISATA BAHARI FASILITAS WISATA DASAR 1- 2- Area publik : plaza. Informasi : 4- 5- 6- Penginapan. Peribadatan. Pengamanan :a. b. c. d. e. f. g. Pusat informasi pengunjung. Miniatur obyek. Rambu-rambu penunjuk arah. Papan informasi utama. Papan informasi khusus. Pramuwisata. Brosur, leaflet, dan legenda. a. b. c. Pos keamanan. Pagar pengamanan. Hidran/alat pemadam kebakaran. 7- 8- Keselamatan : Pos P3K. Kebersihan : a. b. c. Kamar mandi/WC umum. Tempat sampah. Gerobak sampah. 3- Perbelanjaan : a. b. c. d. Penjualan cenderamata. Warung makanan. Restoran/rumah makan/kafetaria. Kios kebutuhan pribadi wisatawan.
  • 69. DUKUNGAN PENGEMBANGAN WISATA BAHARI FASILITAS PENUNJANG KEGIATAN WISATA 1- Renang : e. f. g. h. Ruang reservasi. Penunjuk arah angin. Lajur ke luar-masuk perahu. Menara pengawas. a. b. c. d. e. f. Tempat bilas. Penyewaan alat. Kamar ganti/locker. Kamar mandi/WC. Menara pengawas. Rambu batas aman renang. 5- Olahraga pantai : a. b. Panggung/tribun penonton. Ruang peralatan olahraga. 2- Berjemur : 6- Mengamati flora dan fauna laut : a. b. Tenda. Sewa tikar. a. b. c. Oseanorium. Menara pandang. Glass bottom boat.3- Snorkling, wind surfing : a. b. c. d. e. f. g. h. Sewa alat/pakaian. Area snorkling, wind surfing. Ruang tunggu. Ruang reservasi. Tower/menara pengamat. Kantor penjaga pantai. Penjaga pantai. Alat-alat komunikasi. 7- Menikmati pemandangan untuk fotografi : a. b. c. d. Promenade. Papan informasi. Shelter. Titik pengambilan foto. 8- Jalan-jalan, joging : a. b. Jalur untuk berjalan kaki. Jogging track. 4- Berlayar, memancing : 9- Bermain, rekreasi keluarga : a. b. c. Penyewaan perahu. Alat pancing. Dermaga. a. b. c. Shelter/bangku dan meja piknik. Areal piknik. Areal bermain.