SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 15
Asuhan
Keperawatan Pada
  Pasien GOUT
                 By :
        Resi efridor
Pengertian
 Gout berasal dari bahasa latin yaitu gutta yang artinya
  tetesan. Menurut kepercayaan kuno penyakit ini
  disebabkan oleh luka, yang jatuh tetes demi tetes
  kedalam sendi.
 Gout atau pirai adalah penyakit dimana terjadi
  penumpukan asam urat didalam tubuh secara
  berlebihan, dengan gejala utamanya berupa radang
  sendi atau atritis. (Vita Health : 2008).

 Gout juga dapat didefinisikan sebagai kerusakan
 metabolisme purin herediter yang menyebabkan
 Peningkatan asam urat yang terakumulasi dalam
 jaringan tubuh dan sendi.
Etiologi
 Alkohol, Makanan, Penyakit dan obat-obatan


      Dan juga disebabkan oleh adanya kelainan
  metabolik dalam pembentukan purin atau ekresi asam
  urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan
  hyperuricemia.

 Hyperuricemia pada penyakit ini disebabakan oleh :
   Kurang asam urat melalui ginjal.
   Pembentukan asam urat yang berlebih.
Patofisiologi
Mekanisme serangan gout akut berlangsung melalui
 beberapa fase secara berurutan:

   1.   Presipitasi kristal monosodium urat.
   2.   Respon leukosit polimorfonukuler
        (PMN)
   3.   Fagositosis
   4.   Kerusakan sel
   5.   Kerusakan lisosom
WOC
Gejala Klinik
1.     Fase akut

     Biasanya timbul tiba-tiba, tanda-tanda serangan gout adalah rasa sakit yang
     hebat dan peradangan lokal. Kulit diatasnya mengkilat dengan reaksi sistemik
     berupa demam, menggigil, malaise dan sakit kepala. Yang paling sering
     terserang mula-mula adalah ibu jari kaki (sendi metatarsofalangeal) tapi sendi
     lainnya juga dapat terserang. Serangan ini cenderung sembuh spontan dalam
     waktu 10-14 hari meskipun tanpa terapi.


2.     Fase kronis
     Timbul dalam jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri,
     kaku, dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan
     kronik. Sendi yang bengkak akibai gout kronik sering besar dan berbentuk
     noduler. Tanda yang mungkin muncul :
       Tampak deformitas dan tofus subkutan.
       Terjadi pemimbunan kristal urat pada sendi-sendi dan juga pada ginjal.
       Terjadi uremi akibat penimbunan urat pada ginjal.
       Mikroskofik tanpak kristal-kristal urat disekitar daerah nekrosisi.
Pemeriksaan diagnostik
1.   Serum asam urat
2.   Angka leukosit
3.   Eusinofil Sedimen rate (ESR)
4.   Urin spesimen 24 jam
5.   Pemeriksaan radiografi
Penatalaksaan Medik
 Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya
  dipakai untuk mengobati serangan gout akut, dan untuk
  mencegah serangan gout Akut di kemudian hari.
 Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga
  digunakan unluk mengobati artritis gout akut. Tetapi,
  karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka
  kolkisin   digunakan      sebagai terapi   pencegahan.
  Indometasin juga cukup efektif.
 Mungkin dianjurkan untuk menghindari makanan yang
  mengandung kadar purin yang tinggi. Di antara jenis
  makanan ini termasuk jerohan seperti hati, ginjal, roti
  manis dan otak. Sardin dan anchovy (ikan kecfi semacarn
  haring) sebaiknya dibatasi.
ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS
1.    Identitas
Meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, nomor
   register, tanggal MRS dan diagnose medis.

2.   Keluhan utama
Kemungkinan yang di temukan pada klien Gout yaitu nyeri pada sendi, bengkak pada jari, kaki.

3.    Riwayat penyakit sekarang
Biasanya mengeluh nyeri pada bagian sendi.

4.   Riwayat penyakit dahulu
Kemungkinan sebelumnya klien pernah mengalami penyakit yang sama dengan penyakit sekarang.

5.   Riwayat penyakit keluarga
Kemungkinan ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan klien.

6.    Data Spritual
Biasanya klien yang mengalami gout ibadahnya menjadi terganggu karna klian merasakan nyeri.

Data Ekonomi
7.    Biasanya klien penyakit gout bisa terjadi di kalangan ekonomi rendah maupun ekonnomi tinggi.

8.    Pola aktivitas
Biasanya pada klien yang mengalami penyakit gout aktivitas bias tergganggu
PEMERIKSAAAN FISIK
 Pemeriksaan Fisik
         B1 (Breathing)
      Inspeksi : biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada, tidak sesak napas dan tidak
       menggunakan alat bantu napas.
      Palpasi : traktil fremitus seimbang kanan dan kiri.
      Perkusi : suara resonan pada seluruh lapang paru.
      Auskultasi : suara napas hilang atau melemah pada sisi yang sakit. Biasanya mendapatkan
       suara ronkhi atau mengi
        B2 (Blood)
      CRT < 1 detik, keringat dingin, pusing karena nyeri,suara S1 dan S2 tunggal
        B3 ( Brain)
      Adanya sianosis, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis
        B4 (Bladder)
 Produksi urin dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system
  perkemihan kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal
  berupa pielonefritis, batu asam urat dan gagal ginjal kronik.
          B5 (Bowel)
 Kebutuhan eliminasi tidak terganggu tetapi perlu dikaji karakteristik dari
  feses. Klien biasanya mual, mengalami nyeri lambung dan tidak nafsu makan
  pada klien yang memakan obat analgesic dan anthiperurisemia.
          B6 (Bone)
 Adanya nyeri tekan pada sendi kaki yang membengkak, hambatan gerak sendi
  biasanya tambah berat.
DIAGNOSA
1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses inflamasi.

Tujuan : Rasa nyaman pasien terhindari dari nyeri.

Kriteria hasil :
   Nyeri Hilang atau nyeri terkontrol, Pasien terlihat rilex, Pasien dapat istirahat atau tidur dengan
   nyaman
Intervensi dan rasional
 I/ Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat
   dan tanda-tanda rasa sakit yang nonverbal.
   R/ Membantu dalam mengendalikan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program.
 I/ Berikan posisi yang nyaman, sendi yang nyeri (kaki) diistirahatkan dan diberikan bantalan.
   R / Istirahat dapat menurunkan metabolisme setempat dan mengurangi pergerakan pada sendi yang
   sakit.Bantalan yang empuk/lembut akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat dan
   menempatkan stress pada sendi yang sakit.
 I/ Berikan kompres hangat.
   R/ Pemiberian kompres dapat memberikan efek vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek
   vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek membantu pengeluaran endortin dan dingin dapat
   menghambat impuls-impuls nyeri.
 I/ Ajarkan klien untuk sering mengubah posisi tidur.Mencegah terjadinya kelelahan umum dan
   kekakuan sendi.
   R/ Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan atau rasa sakit pada sendi.
 I/ Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan colchille, Allopurinol (Zyloprin).
   R/ Menurunkan kristal asam urat yang mempunyai efek samping, nausea, vomitus, diare, oliguri,
   hematuri.Allopurinol menghambat asam urat.
2. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi.

Tujuan: Pasien dapat meningkatkan aktivitas sesuai kemampuan.

Kretaria Hasil: Kekuatan otot bertambah, tidak mengalami kontraktur sendi.

Intervensi dan Rasional
 I/ Kaji tingkat inflamasi atau rasa sakit pada sendi.
   R/ Tingkat aktifitas / latihan tergantung dari perkembangan atau resolusi dan proses inflamasi.
 I/ Ajarkan pada klien untuk latihan ROM pada sendi yang terkena gout jika memungkinkan.
 R/ Meningkatkan atau mempertahankan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Latihan
   yang tidak adekuat dapat menimbulkan kakakuan sendi dan aktifitas yang berlebihan dapat merusak
   sendi.
 I/ Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktifitas untuk memberikan
   periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu.
 R/ Istirahat yang sistemik selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk
   mencegah kelelahan, mempertahankan kekuatan.
 I/ Lakukan ambulasi dengan bantuan misal dengan menggunakan tongkat dan berikan lingkungan
   yang aman misalnya menggunakan pegangan tangga pada bak atau pancuran dan toilet.
 R/ Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh.
 I/ Kolaborasi
 Konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis vokasional.
 R/ Berguna dalam memformulasikan program latihan/aktifitas yang berdasarkan pada kebutuhan,
   individual dan dalam mengidentifikasi mobilisasi.
3. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh, tulang dan
    sendi

 Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1x24 jam klien dapat
    meningkatkan percaya diri nya dan mulai menerima keadaan patologisnya.

 Kreteria Hasil : Klien menyatakan penerimaan diri dalam situasi, bekerja sama dalam
    perubahan konsep diri tanpa pandangan negative harga diri

 Intervensi dan Rasional :
 I/ Kaji respon klien terhadap penyakit yang di alami.
 R/ Mengetahui keluhan klien dan mempermudah melakukan asuhan keperawatan
    selanjutnya.
 I/ Bersikap realistis dan positif selama pengobatan dan pada penyuluhan kesehatan.
 R/Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara pasien dan perawat.
 I/ Berikan harapan dalam parameter situasi individu, jangan memberikan keyakinan
    yang salah.
 R/ Meningkatkan perilaku positif dan memberikan kesempatan untuk menyusun tujuan
    dan rencana untuk masa depan berdasarkan realitas.
 I/ Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikut
    tujuan rehabilitasi.
 R/ Kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif.
 I/ Dorong interaksi keluarga dan dengan tim rehabilitasi.
 R/ Mempertahankan komunikasi dan memberikakn dukungan terus menerus pada
    pasien dan keluarga
Implementasi
 Implementasi merupakan    tindakan yang sudah
 direncanakan            dalam             rencana
 keperawatan,tindakan keperawatan mencakup
 tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi.

Evaluasi
 Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat
 dilihat dari hasilnya, tujuannya adalah untuk
 mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan
 dapat dicapai dan memberikan umpan balik
 terhadap asuhan keperawatan yang telah
 diberikan.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente (19)

Artritis Gout
Artritis GoutArtritis Gout
Artritis Gout
 
Ppt gout
Ppt goutPpt gout
Ppt gout
 
Artritis gout
Artritis goutArtritis gout
Artritis gout
 
Gout arthritis mine
Gout arthritis mineGout arthritis mine
Gout arthritis mine
 
Askep gout (asam urat)
Askep gout (asam urat)Askep gout (asam urat)
Askep gout (asam urat)
 
Osteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis GoutOsteoarthritis dan Artritis Gout
Osteoarthritis dan Artritis Gout
 
Gouth Athritis (Asam Urat)
Gouth Athritis (Asam Urat)Gouth Athritis (Asam Urat)
Gouth Athritis (Asam Urat)
 
Ppt
PptPpt
Ppt
 
Asam urat
Asam uratAsam urat
Asam urat
 
gout rie
gout riegout rie
gout rie
 
Makalah biokim kelompok 1
Makalah biokim kelompok 1Makalah biokim kelompok 1
Makalah biokim kelompok 1
 
Asam urat 2
Asam urat 2Asam urat 2
Asam urat 2
 
Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA
Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA
Bab i gout AKPER PEMKAB MUNA
 
Apa itu artritis gout
Apa itu artritis goutApa itu artritis gout
Apa itu artritis gout
 
Asam Urat
Asam UratAsam Urat
Asam Urat
 
Gout arhtritis
Gout arhtritis Gout arhtritis
Gout arhtritis
 
Referensi nilai kolesterol normal
Referensi nilai kolesterol normalReferensi nilai kolesterol normal
Referensi nilai kolesterol normal
 
Pp seminar asam urat
Pp seminar asam uratPp seminar asam urat
Pp seminar asam urat
 
Asam urat
Asam uratAsam urat
Asam urat
 

Similar a asuhan keperawatan pada pasien GOUT

nyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaa
nyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaanyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaa
nyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaaklinikanugerah2021
 
ASKEP Insufisiensi Adrenal.pptx
ASKEP Insufisiensi Adrenal.pptxASKEP Insufisiensi Adrenal.pptx
ASKEP Insufisiensi Adrenal.pptxastuti16
 
ASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdfASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdfMuhamadRazan
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brTeye Onti
 
Laporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien denganLaporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien denganYabniel Lit Jingga
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritisf' yagami
 
FARMAKOTERAPI II fixxxxx.pptx
FARMAKOTERAPI II fixxxxx.pptxFARMAKOTERAPI II fixxxxx.pptx
FARMAKOTERAPI II fixxxxx.pptxRodhiRestino
 
Askep pada pasien dengan Cushing Sindrom
Askep pada pasien dengan Cushing SindromAskep pada pasien dengan Cushing Sindrom
Askep pada pasien dengan Cushing SindromMarito Simanungkalit
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Operator Warnet Vast Raha
 
Nyeri Sendi (Revisi).pptx
Nyeri Sendi (Revisi).pptxNyeri Sendi (Revisi).pptx
Nyeri Sendi (Revisi).pptxGalihShift1
 
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1Aulia Amani
 
Penyakit Ginjal Kronis akibat Kegagalan Homeostastis(1).pptx
Penyakit Ginjal Kronis akibat Kegagalan Homeostastis(1).pptxPenyakit Ginjal Kronis akibat Kegagalan Homeostastis(1).pptx
Penyakit Ginjal Kronis akibat Kegagalan Homeostastis(1).pptxtimowidyanvolta1
 

Similar a asuhan keperawatan pada pasien GOUT (20)

Askep gout (asam urat)
Askep gout (asam urat)Askep gout (asam urat)
Askep gout (asam urat)
 
nyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaa
nyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaanyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaa
nyeri sendi pada dewasa dan tatalaksanaa
 
7 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-737 artritis-rhematoi-67-73
7 artritis-rhematoi-67-73
 
ASKEP Insufisiensi Adrenal.pptx
ASKEP Insufisiensi Adrenal.pptxASKEP Insufisiensi Adrenal.pptx
ASKEP Insufisiensi Adrenal.pptx
 
Askep kolik renal
Askep kolik renalAskep kolik renal
Askep kolik renal
 
ASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdfASKEP Osteoporosis_2.pdf
ASKEP Osteoporosis_2.pdf
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
Askep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen brAskep pasien colic abdomen br
Askep pasien colic abdomen br
 
Laporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien denganLaporan pendahuluan pasien dengan
Laporan pendahuluan pasien dengan
 
Askep gastritis
Askep gastritisAskep gastritis
Askep gastritis
 
FARMAKOTERAPI II fixxxxx.pptx
FARMAKOTERAPI II fixxxxx.pptxFARMAKOTERAPI II fixxxxx.pptx
FARMAKOTERAPI II fixxxxx.pptx
 
Nefritis
NefritisNefritis
Nefritis
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanusAskep pada klien dengan penyakit tetanus
Askep pada klien dengan penyakit tetanus
 
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pada pasien dengan Cushing Sindrom
Askep pada pasien dengan Cushing SindromAskep pada pasien dengan Cushing Sindrom
Askep pada pasien dengan Cushing Sindrom
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
Askep pada klien dengan penyakit tetanus AKPER PEMKAB MUNA
 
Nyeri Sendi (Revisi).pptx
Nyeri Sendi (Revisi).pptxNyeri Sendi (Revisi).pptx
Nyeri Sendi (Revisi).pptx
 
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
PBL GATROENTEROHEPATOLOGI MODUL 1
 
Penyakit Ginjal Kronis akibat Kegagalan Homeostastis(1).pptx
Penyakit Ginjal Kronis akibat Kegagalan Homeostastis(1).pptxPenyakit Ginjal Kronis akibat Kegagalan Homeostastis(1).pptx
Penyakit Ginjal Kronis akibat Kegagalan Homeostastis(1).pptx
 

Más de efridorkerinci (6)

Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
Woc stroke
Woc strokeWoc stroke
Woc stroke
 
Stroke
StrokeStroke
Stroke
 
Woc kista ovarium
Woc kista ovariumWoc kista ovarium
Woc kista ovarium
 
Woc GOUT
Woc GOUTWoc GOUT
Woc GOUT
 
Kista ovarium
Kista ovariumKista ovarium
Kista ovarium
 

asuhan keperawatan pada pasien GOUT

  • 1. Asuhan Keperawatan Pada Pasien GOUT By : Resi efridor
  • 2. Pengertian  Gout berasal dari bahasa latin yaitu gutta yang artinya tetesan. Menurut kepercayaan kuno penyakit ini disebabkan oleh luka, yang jatuh tetes demi tetes kedalam sendi.  Gout atau pirai adalah penyakit dimana terjadi penumpukan asam urat didalam tubuh secara berlebihan, dengan gejala utamanya berupa radang sendi atau atritis. (Vita Health : 2008).  Gout juga dapat didefinisikan sebagai kerusakan metabolisme purin herediter yang menyebabkan Peningkatan asam urat yang terakumulasi dalam jaringan tubuh dan sendi.
  • 3.
  • 4. Etiologi  Alkohol, Makanan, Penyakit dan obat-obatan Dan juga disebabkan oleh adanya kelainan metabolik dalam pembentukan purin atau ekresi asam urat yang kurang dari ginjal yang menyebakan hyperuricemia.  Hyperuricemia pada penyakit ini disebabakan oleh :  Kurang asam urat melalui ginjal.  Pembentukan asam urat yang berlebih.
  • 5. Patofisiologi Mekanisme serangan gout akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan: 1. Presipitasi kristal monosodium urat. 2. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN) 3. Fagositosis 4. Kerusakan sel 5. Kerusakan lisosom
  • 6. WOC
  • 7. Gejala Klinik 1. Fase akut Biasanya timbul tiba-tiba, tanda-tanda serangan gout adalah rasa sakit yang hebat dan peradangan lokal. Kulit diatasnya mengkilat dengan reaksi sistemik berupa demam, menggigil, malaise dan sakit kepala. Yang paling sering terserang mula-mula adalah ibu jari kaki (sendi metatarsofalangeal) tapi sendi lainnya juga dapat terserang. Serangan ini cenderung sembuh spontan dalam waktu 10-14 hari meskipun tanpa terapi. 2. Fase kronis Timbul dalam jangka waktu beberapa tahun dan ditandai dengan rasa nyeri, kaku, dan pegal. Akibat adanya kristal-kristal urat maka terjadi peradangan kronik. Sendi yang bengkak akibai gout kronik sering besar dan berbentuk noduler. Tanda yang mungkin muncul :  Tampak deformitas dan tofus subkutan.  Terjadi pemimbunan kristal urat pada sendi-sendi dan juga pada ginjal.  Terjadi uremi akibat penimbunan urat pada ginjal.  Mikroskofik tanpak kristal-kristal urat disekitar daerah nekrosisi.
  • 8. Pemeriksaan diagnostik 1. Serum asam urat 2. Angka leukosit 3. Eusinofil Sedimen rate (ESR) 4. Urin spesimen 24 jam 5. Pemeriksaan radiografi
  • 9. Penatalaksaan Medik  Kolkisin adalah suatu agen anti radang yang biasanya dipakai untuk mengobati serangan gout akut, dan untuk mencegah serangan gout Akut di kemudian hari.  Fenilbutazon, suatu agen anti radang, dapat juga digunakan unluk mengobati artritis gout akut. Tetapi, karena fenilbutazon menimbulkan efek samping, maka kolkisin digunakan sebagai terapi pencegahan. Indometasin juga cukup efektif.  Mungkin dianjurkan untuk menghindari makanan yang mengandung kadar purin yang tinggi. Di antara jenis makanan ini termasuk jerohan seperti hati, ginjal, roti manis dan otak. Sardin dan anchovy (ikan kecfi semacarn haring) sebaiknya dibatasi.
  • 10. ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS 1. Identitas Meliputi nama, jenis kelamin, usia, alamat, agama, status perkawinan, pendidikan, pekerjaan, nomor register, tanggal MRS dan diagnose medis. 2. Keluhan utama Kemungkinan yang di temukan pada klien Gout yaitu nyeri pada sendi, bengkak pada jari, kaki. 3. Riwayat penyakit sekarang Biasanya mengeluh nyeri pada bagian sendi. 4. Riwayat penyakit dahulu Kemungkinan sebelumnya klien pernah mengalami penyakit yang sama dengan penyakit sekarang. 5. Riwayat penyakit keluarga Kemungkinan ada anggota keluarga yang mengalami penyakit yang sama dengan klien. 6. Data Spritual Biasanya klien yang mengalami gout ibadahnya menjadi terganggu karna klian merasakan nyeri. Data Ekonomi 7. Biasanya klien penyakit gout bisa terjadi di kalangan ekonomi rendah maupun ekonnomi tinggi. 8. Pola aktivitas Biasanya pada klien yang mengalami penyakit gout aktivitas bias tergganggu
  • 11. PEMERIKSAAAN FISIK  Pemeriksaan Fisik  B1 (Breathing)  Inspeksi : biasanya ditemukan kesimetrisan rongga dada, tidak sesak napas dan tidak menggunakan alat bantu napas.  Palpasi : traktil fremitus seimbang kanan dan kiri.  Perkusi : suara resonan pada seluruh lapang paru.  Auskultasi : suara napas hilang atau melemah pada sisi yang sakit. Biasanya mendapatkan suara ronkhi atau mengi  B2 (Blood)  CRT < 1 detik, keringat dingin, pusing karena nyeri,suara S1 dan S2 tunggal  B3 ( Brain)  Adanya sianosis, sklera tidak ikterik, konjungtiva anemis  B4 (Bladder)  Produksi urin dalam batas normal dan tidak ada keluhan pada system perkemihan kecuali penyakit gout sudah mengalami komplikasi ke ginjal berupa pielonefritis, batu asam urat dan gagal ginjal kronik.  B5 (Bowel)  Kebutuhan eliminasi tidak terganggu tetapi perlu dikaji karakteristik dari feses. Klien biasanya mual, mengalami nyeri lambung dan tidak nafsu makan pada klien yang memakan obat analgesic dan anthiperurisemia.  B6 (Bone)  Adanya nyeri tekan pada sendi kaki yang membengkak, hambatan gerak sendi biasanya tambah berat.
  • 12. DIAGNOSA 1. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan proses inflamasi. Tujuan : Rasa nyaman pasien terhindari dari nyeri. Kriteria hasil : Nyeri Hilang atau nyeri terkontrol, Pasien terlihat rilex, Pasien dapat istirahat atau tidur dengan nyaman Intervensi dan rasional  I/ Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit yang nonverbal. R/ Membantu dalam mengendalikan kebutuhan manajemen nyeri dan keefektifan program.  I/ Berikan posisi yang nyaman, sendi yang nyeri (kaki) diistirahatkan dan diberikan bantalan. R / Istirahat dapat menurunkan metabolisme setempat dan mengurangi pergerakan pada sendi yang sakit.Bantalan yang empuk/lembut akan mencegah pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat dan menempatkan stress pada sendi yang sakit.  I/ Berikan kompres hangat. R/ Pemiberian kompres dapat memberikan efek vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek vasodilatasi dan keduanya mempunyai efek membantu pengeluaran endortin dan dingin dapat menghambat impuls-impuls nyeri.  I/ Ajarkan klien untuk sering mengubah posisi tidur.Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi. R/ Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan atau rasa sakit pada sendi.  I/ Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian obat-obatan colchille, Allopurinol (Zyloprin). R/ Menurunkan kristal asam urat yang mempunyai efek samping, nausea, vomitus, diare, oliguri, hematuri.Allopurinol menghambat asam urat.
  • 13. 2. Gangguan mobilisasi fisik berhubungan dengan kekakuan pada sendi. Tujuan: Pasien dapat meningkatkan aktivitas sesuai kemampuan. Kretaria Hasil: Kekuatan otot bertambah, tidak mengalami kontraktur sendi. Intervensi dan Rasional  I/ Kaji tingkat inflamasi atau rasa sakit pada sendi. R/ Tingkat aktifitas / latihan tergantung dari perkembangan atau resolusi dan proses inflamasi.  I/ Ajarkan pada klien untuk latihan ROM pada sendi yang terkena gout jika memungkinkan.  R/ Meningkatkan atau mempertahankan fungsi sendi, kekuatan otot dan stamina umum. Latihan yang tidak adekuat dapat menimbulkan kakakuan sendi dan aktifitas yang berlebihan dapat merusak sendi.  I/ Pertahankan istirahat tirah baring/duduk jika diperlukan. Jadwal aktifitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan tidur malam hari yang tidak terganggu.  R/ Istirahat yang sistemik selama eksaserbasi akut dan seluruh fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan, mempertahankan kekuatan.  I/ Lakukan ambulasi dengan bantuan misal dengan menggunakan tongkat dan berikan lingkungan yang aman misalnya menggunakan pegangan tangga pada bak atau pancuran dan toilet.  R/ Menghindari cedera akibat kecelakaan atau jatuh.  I/ Kolaborasi  Konsul dengan ahli terapi fisik/okupasi dan spesialis vokasional.  R/ Berguna dalam memformulasikan program latihan/aktifitas yang berdasarkan pada kebutuhan, individual dan dalam mengidentifikasi mobilisasi.
  • 14. 3. Gangguan citra diri berhubungan dengan perubahan bentuk tubuh, tulang dan sendi   Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 1x24 jam klien dapat meningkatkan percaya diri nya dan mulai menerima keadaan patologisnya.   Kreteria Hasil : Klien menyatakan penerimaan diri dalam situasi, bekerja sama dalam perubahan konsep diri tanpa pandangan negative harga diri   Intervensi dan Rasional :  I/ Kaji respon klien terhadap penyakit yang di alami.  R/ Mengetahui keluhan klien dan mempermudah melakukan asuhan keperawatan selanjutnya.  I/ Bersikap realistis dan positif selama pengobatan dan pada penyuluhan kesehatan.  R/Meningkatkan kepercayaan dan mengadakan hubungan antara pasien dan perawat.  I/ Berikan harapan dalam parameter situasi individu, jangan memberikan keyakinan yang salah.  R/ Meningkatkan perilaku positif dan memberikan kesempatan untuk menyusun tujuan dan rencana untuk masa depan berdasarkan realitas.  I/ Berikan penguatan positif terhadap kemajuan dan dorong usaha untuk mengikut tujuan rehabilitasi.  R/ Kata-kata penguatan dapat mendukung terjadinya perilaku koping positif.  I/ Dorong interaksi keluarga dan dengan tim rehabilitasi.  R/ Mempertahankan komunikasi dan memberikakn dukungan terus menerus pada pasien dan keluarga
  • 15. Implementasi  Implementasi merupakan tindakan yang sudah direncanakan dalam rencana keperawatan,tindakan keperawatan mencakup tindakan mandiri dan tindakan kolaborasi. Evaluasi  Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya, tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan keperawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang telah diberikan.