Dokumen tersebut membahas tentang analisis konteks yang perlu dilakukan dalam pengembangan KTSP. Analisis konteks mencakup identifikasi standar, analisis kondisi satuan pendidikan dan lingkungan, serta tindak lanjut hasil analisis konteks untuk pengembangan KTSP.
2. ANALISIS KONTEKS
1. Mengidentifikasi Standar Isi, Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Pengelolaan, Standar Proses, dan
Standar Penilaian Pendidikan sebagai acuan dalam
penyusunan KTSP.
3. Menganalisis kondisi satuan pendidikan yang meliputi
peserta didik, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana
prasarana, biaya, dan program-program.
5. Menganalisis peluang dan tantangan yang ada di
masyarakat dan lingkungan sekitar misalnya komite
sekolah, dewan pendidikan, dinas pendidikan, asosiasi
profesi, dunia industri dan dunia kerja, sumber daya alam
dan sosial budaya.
2
3. • Standar Kompetensi Lulusan
IDENTIFIKASI • Standar Isi
SNP • Standar Pengelolaan
• Standar Proses
• Standar Penilaian
Kekuatan dan Kelemahan :
ANALISIS • Peserta Didik K
ANALISIS KONDISI • Pendidik dan Tendik T
KONTEKS SATUAN • Sarana Prasarana S
PENDIDIKAN • Biaya P
• Program
Peluang dan Tantangan :
Komite Sekolah,
ANALISIS
Dewpend, Dinpen,
KONDISI
Asprof,
LINGKUNGAN
DU/DK, SDA,
Sosbud, dsb
3
4. 1. IDENTIFIKASI SI & SKL
Standar Isi
- Kerangka Dasar
dan Struktur Kondisi di
Kurikulum Satuan
- Beban Belajar Pendidikan
- KTSP
- Kalender
Pendidikan
Bagaimana
Mengidentifikasi
? Standar Kompetensi
Lulusan Upaya pencapaian
– SKL Sat. disesuaikan
Pendidikan dengan kondisi
– SKL Kel. Mata Satuan
Pelajaran Pendidikan
– SKL Mata
Pelajaran
4
5. IDENTIFIKASI STANDAR PROSES DAN STANDAR
PENILAIAN PENDIDIKAN
Standar Proses
- Penyiapan peroses Kondisi di
pembelajaran Satuan
- Pelaksanaan proses Pendidikan
pembelajaran
- Penilaian Hsl Bel
Bagaimana - Pengawasan
Mengidentifikasi pembelajarn
? Standar Penilaian
Pendidikan Upaya pencapaian
– Perangkat penilaian disesuaikan
– Pelaksanaan dengan kondisi
penilaian Satuan
– Hasil penilaian Pendidikan
5
6. 2. ANALISIS KONDISI SATUAN PENDIDIKAN
Kekuatan (Strength):
Kondisi sumber daya (peserta
didik, pendidik & tendik, sarpras,
biaya, dan program-program)
yang baik dan terkendali
Apa yang
dianalisis
Kelemahan (Weakness):
? Kondisi sumber daya (peserta
didik, pendidik & tendik, sarpras,
biaya, dan program-program)
yang kurang baik dan tidak
terkendali
6
7. 3. Analisis Kondisi Lingkungan
Peluang (Opportunity)
Faktor-faktor lingkungan (Komite
Sek, Dewan Pendidikan, Dinas
Pendidikan, Asos. Profesi, DU/DK,
SDA, Sosbud, dsb) yang positif dan
mendukung
Apa yang
dianalisis
Tantangan/Ancaman (Threat)
? Faktor-faktor lingkungan (Komite
Sekolah, Dewan Pendidikan, Dinas
Pendidikan, Asosiasi Profesi,
DU/DK, SDA, Sosbud, dsb) yang
negatif dan kurang/tidak
nega
mendukung
7
8. CONTOH : IDENTIFIKASI STANDAR ISI
Kondisi
No Aspek Indikator Upaya pencapaian
Sat Pendd
3 KTSP Silabus seba- Banyak guru Mengadakan IHT/
gai lampiran yang belum workshop dan kegiatan
KTSP dikem- melakukan lain untuk meningkat-
bangkan pengkajian SI-SK- kan kemampuan guru
melalui KD dalam mengkaji SK-KD mata
pengkajian SK mengembangkan pelajaran dan membu-
dan KD silabus at pemetaan SI
sebagaimana
tercantum
pada Standar
Isi
8
9. CONTOH : IDENTIFIKASI STANDAR ISI
Lanjutan…
Kondisi
No Aspek Indikator Upaya pencapaian
Sat Pendd
Perumusan indi- Dalam meru- Mengadakan IHT/
kator pencapaian muskan indika- workshop dan
kompetensi tor pencapaian kegiatan lain untuk
menggunakan
kompetensi, meningkat-kan
Kata Kerja
Operasional (KKO)
guru kurang kemampuan guru
yg dimulai dari memperhati- merumuskan indikator
tingkat berpikir kan pencapaian
mudah ke sukar, penggunaan kompetensi, sehingga
sederhana ke KKO sesuai KKO pada KD
kompleks, dekat tingkatan terwakili dan teruji
ke jauh, konkrit berpikir dan akurasinya pada
ke abstrak kerumitan deskripsi yang ada di
KKO indikator
9
10. CONTOH : ANALISIS KONDISI SATUAN PENDIDIKAN
No Komponen Kekuatan Kelemahan
1 Peserta didik Kehadiran peserta didik Motivasi peserta didik
ke sekolah tinggi dalam belajar masih
rendah
2 Pendidik dan Semua guru berkualifi- Kompetensi pedagogik dan
tenaga kependi- kasi S-1 dan mengampu profesional guru masih
dikan mata pelajaran sesuai rendah
dengan latar belakang
pendidikannya
10
11. CONTOH : ANALISIS KONDISI LINGKUNGAN
Tantangan/
No Komponen Peluang Ancaman
5 Dunia Usaha/ Keberadaan DU/DK di Kepedulian DU/DK untuk
Dunia Kerja sekitar sekolah cukup mendukung program-
banyak program sekolah masih
rendah, karena tidak
memberikan
keuntungan (nirlaba/non
profitable )
11
12. TINDAK LANJUT
1. Hasil analisis konteks digunakan sebagai salah satu
pertimbangan untuk mengembangkan KTSP sebagai
kurikulum operasional yang harus dilaksanakan di
satuan pendidikan.
2. Satuan pendidikan harus berupaya untuk:
memenuhi standar nasional pendidikan, meningkatkan
kekuatan dan mengurangi kelemahan komponen-
komponen satuan pendidikan, serta memanfaatkan
peluang dan mengatasi tantangan/ ancaman
komponen/faktor-faktor yang ada di lingkungan,
sehingga dapat mewujudkan sekolah efektif yang
unggul dan siap berkompetisi secara global.
12
13.
14. KURIKULUM
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab I, Pasal 1 ayat (19)
Kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap
kelompok atau satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah dibawah koordinasi dan supervisi
dinas pendidikan atau kantor departemen Agama
Kabupaten/Kota untuk pendidikan dasar dan propinsi
untuk pendidikan menengah
UU Nomor 20 Tahun 2003 Bab X, Pasal 38 ayat (2)
15. (1) Kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan sesuai
dengan
satuan pendidikan,
potensi/karakteristik daerah,
sosial budaya masyarakat setempat dan
peserta didik.
(2) Sekolah dan komite sekolah, atau madrasah dan komite
madrasah, mengembangkan kurikulum tingkat satuan
pendidikan dan silabusnya berdasarkan
kerangka dasar kurikulum dan
standar kompetensi lulusan.
( Pasal 17 PP Nomor 19 Tahun 2005)
16. Kurikulum, pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai
dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik.
UU Nomor 20 Tahun 2003 BAB X, Pasal 36 ayat (2)
Kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah
kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan.
PP Nomor 19 Tahun 2005 BAB I, Pasal 1 ayat (15)
17. Berdasarkan aturan tersebut, maka:
Kurikulum disusun oleh satuan pendidikan dan
komite sekolah (Tidak ada kurikulum nasional yang
ada adalah ”Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan”)
Dimaksudkan untuk memungkinkan adanya
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di daerah.
18. KARAKTERISTIK SMK
p Mempersiapkan peserta didik terutama untuk
bekerja dalam bidang tertentu
d Didasarkan kebutuhan dunia kerja “Demand-
Market-Driven”
O Penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh
dunia kerja
t Kesuksesan siswa pada “Hands-On” atau
performa di dunia kerja
a Hubungan erat dengan Dunia Kerja merupakan
Kunci Sukses Pendidikan Kejuruan
d Responsif dan antisipatif terhadap kemajuan
Teknologi
t Learning By Doing dan Hands On Experience
g Membutuhkan fasilitas Mutakhir untuk praktik
l Memerlukan biaya investasi dan operasional
yang lebih besar dari pendidikan umum
19. K T S
P
KTSP adalah istilah generik dari kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di
masing-masing satuan pendidikan. Kurikulum yang
telah disusun sekolah disebut kurikulum sekolah
yang bersangkutan
Contoh : Penulisan Cover
KURIKULUM SMK NEGERI 5 BANDUNG
KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN
20. KOMPONEN KTSP
DOKUMEN I
Tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan,
Struktur dan muatan kurikulum tingkat satuan
pendidikan,
Kalender pendidikan
DOKUMEN II
Silabus.
21. ACUAN PENGEMBANGAN KTSP
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu
pada standar nasional pendidikan untuk mewujudkan
tujuan pendidikan nasional
UU Nomor 20 Tahun 2003 BAB X, Pasal 36 ayat (1)
Penyusunan kurikulum pada tingkat satuan pendidikan
berpedoman pada panduan yang disusun oleh BSNP.
PP Nomor 19 Tahun 2005 Pasal 16
Materi pembelajaran Dasar Kompetensi Kejuruan dan
Kompetensi Kejuruan disesuaikan dengan kebutuhan
kompetensi keahlian untuk memenuhi standar kompetensi
kerja di dunia kerja.
PERMENDIKNAS Nomor 22 Tahun 2006
Implikasi dari struktur kurikulum SMK butir (2)
22. UU SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 20 TAHUN 2003
BAB IX STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN
Pasal 35 Ayat (1) dan (2):
(1) Standar nasional pendidikan terdiri atas
1. standar isi,
2. standar proses,
3. standar kompetensi lulusan,
4. tenaga kependidikan,
5. sarana dan prasarana,
6. pengelolaan,
7. pembiayaan, dan
8. penilaian pendidikan
Yang harus ditingkatkan secara berencana dan berkala
(2) Standar nasional pendidikan digunakan sebagai acuan
pengembangan kurikulum, tenaga pendidikan, sarana
dan prasarana, pengelolaan dan pembiayaan
23. STANDAR ISI
SI mencakup lingkup materi minimal dan tingkat
kompetensi minimal untuk mencapai kompetensi
lulusan minimal pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu.
Termasuk dalam SI adalah :
- Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum,
- Standar Kompetensi (SK)
- Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran
pada setiap semester dari setiap jenis dan
jenjang pendidikan dasar dan menengah.
SK dan KD Kompetensi Keahlian ditetapkan menjadi
lampiran yang tidak terpisahkan dari Permendiknas
Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
24. Kerangka dasar kurikulum adalah rambu-rambu yang
ditetapkan dalam Peraturan Pemerintah ini untuk
dijadikan pedoman dalam penyusunan kurikulum
tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada setiap
satuan pendidikan.
PP Nomor 19 Tahun 2005 BAB I , Pasal 1 ayat(14)
25. Standar Kompetensi Lulusan
SKL merupakan kualifikasi kemampuan lulusan
yang mencakup sikap, pengetahuan dan
keterampilan sebagaimana yang ditetapkan
dengan Permendiknas Nomor 23 Tahun 2006.
26. PRINSIP-PRINSIP
PENGEMBANGAN KTSP SMK
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan,
serta kepentingan peserta didik dan lingkungannya
2. Beragam dan terpadu
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
6. Belajar sepanjang hayat
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan
kepentingan daerah
27. Acuan Operasional Penyusunan KTSP
a. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia
b. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan
tingkat perkembangan dan kemampuan peserta didik
c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
e. Tuntutan dunia kerja
f. Perkembangan IPTEKS
g. Agama
h. Dinamika perkembangan global
i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
k. Kesetaraan jender
l. Karakteristik satuan pendidikan
28. STRUKTUR KURIKULUM SMK
Struktur kurikulum SMK meliputi substansi pembelajaran
yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama tiga
tahun atau dapat diperpanjang hingga empat tahun, sesuai
dengan kebutuhan kompetensi keahlian.
Struktur kurikulum Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
dan Madrasah Aliyah Kejuruan (MAK) diarahkan untuk
mencapai tujuan Pendidikan Kejuruan. Kurikulum
SMK/MAK berisi mata pelajaran wajib, mata pelajaran
Kejuruan, Muatan Lokal, dan Pengembangan Diri.
29. Struktur Kurikulum
Komponen Durasi Waktu (Jam)
A. MATA PELAJARAN
1. Pendidikan Agama 192
2. Pendidikan Kewarganegaraan 192
3. Bahasa Indonesia 192
4. Bahasa Inggris 440 a)
5. Matematika
5.1 Matematika Bidang Studi Keahlian Seni, Kerajinan dan Pariwisata.
Pariwisata. 330 a)
5.2 Matematika Bidang Studi Keahlian Bisnis dan Manajemen 403 a)
5.3 Matematika Bidang Studi Keahlian Teknologi dan Rekayasa, Kesehatan, Agrobisnis dan Agroindustri,
Rekayasa,
516 a)
Teknologi Informasi dan Komunikasi
6. Ilmu Pengetahuan Alam 192 a)
6.1 IPA
6.2 Fisika
6.2.1 Fisika Bidang Studi Keahlian Agrobisnis dan Agroindustri
6.2.2 Fisika Bidang Studi Keahlian Teknologi dan Rekayasa, dan Teknologi Informasi dan Komunikasi. 192 a)
276 a)
6.3 Kimia
6.3.1 Kimia Bidang Studi Keahlian Agrobisnis dan Agroindustri 192 a)
6.3.2 Kimia Bidang Studi Keahlian Teknologi dan Rekayasa dan Kesehatan 192 a)
6.4 Biologi
6.4.1 Biologi Bidang Studi Keahlian Agrobisnis dan Agroindustri 192 a)
6.4.2 Biologi Bidang Studi Keahlian Kesehatan 192 a)
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 128 a)
8. Seni Budaya 128 a)
9. Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 192
30. B. Kelompok Program Produktif
1.Dasar Kompetensi Kejuruan
1.Dasar Kejuruan
a.…………….
a.……………. 140
b.……………
b.……………
2. Kompetensi Kejuruan
Kejuruan
a.…………………
a.………………… 1044
b.…………………
b.…………………
C. Muatan Lokal
f …………….
……………. 192
b……………
D. Pengembangan Diri (192)
Keterangan Struktur Kurikulum SMK
a) Durasi Waktu:
– Durasi waktu adalah jumlah jam minimal yang digunakan oleh setiap
Kompetensi Keahlian.
– Kompetensi Keahlian yang memerlukan waktu lebih, jam tambahannya
diintegrasikan ke dalam mata pelajaran yang sama di luar jumlah jam yang
dicantumkan. ( contoh: matematika untuk BSK Teknologi dan Rekayasa, jam
terstruktur = 516. karena kebutuhan pendalaman, dibutuhkan tambahan waktu
120 jam, maka jumlah jam tersruktur matematika menjadi 636)
31. Keterangan Struktur Kurikulum SMK lanjutan…
b)Kompetensi Kejuruan terdiri atas berbagai mata pelajaran yang ditentukan sesuai
dengan kebutuhan Kompetensi keahlian.
c)Jumlah jam terstruktur untuk kompetensi kejuruan sebagai hasil dari konversi
jumlah jam ril kebutuhan standar kompetensi kerja yang berlaku di dunia kerja tidak
boleh kurang dari 1044 jam.
Jumlah jam terstruktur untuk Dasar kompetensi kejuruan sebagai hasil
dari konversi jumlah jam ril, tetapi tidak boleh lebih dari 140 jam.
32. Keterangan Struktur Kurikulum SMK lanjutan…
d) Pengembangan Diri ekuivalen dengan 2 jam pembelajaran per
minggu.
Alokasi waktu untuk Praktik Kerja Industri (Prakerin) diambil dari
durasi waktu mata pelajaran Kompetensi Kejuruan (1044 jam).
Total beban belajar bagi SMK - 3 tahun tidak boleh lebih dari 5700
jam pembelajaran (mg efktf 114 x 50 jp/mg), dan 7700 Jam
pembelajaran bagi SMK- 4 tahun.
34. LANGKAH-LANGKAH
PERHITUNGAN JAM TERSTRUKTUR
1. Analisis silabus
2. Estimasi kebutuhan jam tatap muka, jam praktik di sekolah
dan jam praktik di industri
3. Konversi jam estimasi dengan perbandingan jam tatap
muka : jam praktik di sekolah : jam praktik di industri = 1 :
2:4
4. Hitung jumlah total jam terstruktur sbb:
Estimasi jam TM Estimasi jam PS Estimasi jam PI
+ +
1 2 4
35. Contoh:
Misalnya satu kompetensi dasar membutuhkan jam belajar sbb :
tatap muka (TM) = 8 jam
praktik di sekolah (PS) = 28 jam
praktik di industri (PI) = 20 jam
Maka :
Jumlah jam terstruktur : 8/1 + 28/2 + 20/4 = 27 jam
Jumlah jam di sekolah : 8 + 28 = 36 jam
jumlah jam di industri (dalam bentuk prakerin) = 20 jam
Total jam belajar yang tercantum dalam jadwal adalah:
8 + 28 + 20 = 56 jam pelajaran
37. BEBAN BELAJAR
Satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta didik untuk
mengikuti kegiatan pembelajaran dengan sistem:
Tatap Muka (TM)
Penugasan Terstruktur (PT)
Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur (KMTT)
38. TM : Kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik.
PT : Kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi untuk
siswa, dirancang guru untuk mencapai kompetensi. Waktu
penyelesaian penugasan ditentukan oleh guru.
KMTT : Kegiatan pembelajaran berupa pendalaman materi
untuk siswa, dirancang guru untuk mencapai kompetensi.
Waktu penyelesaian penugasan ditentukan oleh siswa.
39. PENGATURAN BEBAN BELAJAR
Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur untuk SMK 0% -
60% dari waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran
yang bersangkutan.
Pemanfaatan alokasi waktu tersebut
mempertimbangkan potensi dan kebutuhan peserta
didik dalam mencapai kompetensi.
40. MUATAN LOKAL
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler yang
berbentuk mata pelajaran, yang pengembangannya
disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah serta selaras dengan
program keahlian.
Tujuan mata pelajaran muatan lokal adalah untuk
memperkaya dan meningkatkan kualitas keahlian
sesuai dengan tuntutan lapangan kerja.
41. Muatan Lokal Lanjutan...
Standar kompetensi muatan lokal ditentukan oleh
satuan pendidikan, yang kompetensinya tidak dapat
diwadahi pada mata pelajaran yang telah ada.
Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan
minimal satu mata pelajaran muatan lokal setiap
semester. Atau dengan kata lain muatan lokal tidak
harus terus-menerus diajarkan setiap semester,
tetapi dapat diajarkan hanya dalam waktu tertentu.
42. KEGIATAN PENGEMBANGAN DIRI
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai
dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik
sesuai dengan kondisi sekolah.
Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga
kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuer.
43. Kegiatan Pengembangan Diri lanjutan ......
Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan melalui
kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik serta kegiatan
kepramukaan, kepemimpinan, dan kelompok ilmiah
remaja.
Khusus untuk sekolah menengah kejuruan
pengembangan diri terutama ditujukan untuk
pengembangan kreativitas dan bimbingan karier.
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran.
Penilaian kegiatan pengembangan diri dilakukan secara
kualitatif.
44. PENYUSUNAN KTSP
Mekanisme Penyusunan
KTSP SMK dikembangkan sekolah dan komite sekolah di
bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan
Tim Penyusun
- guru
- konselor
- kepala sekolah, ketua merangkap anggota
- komite sekolah (du/di, asosiasi, dunia kerja, dan
anggota institusi pasangan lainnya)
- nara sumber
- dinas pendidikan, sebagai koordinator dan supervisor.
45. KURIKULUM sebagai Produk,
KURIKULUM sebagai Program
KURIKULUM sebagai Hasil Belajar yang diinginkan
KURIKULUM sebagai Pengalaman Belajar
Analis
SWOT
TEACHING LEARNING ACTIVITIES
ANALISIS KONTEKS Visi,Misi,
Tujuan
Identifikasi SI dan SKL
TIM KERJA
Draft
REVISI
Review Validasi Dokumen KTSP
PENYUSUNAN
47. SPEKTRUM KEAHLIAN PENDIDIKAN
MENENGAH KEJURUAN
1. Memuat:
a. Bidang Studi Keahlian;
b. Program Studi Keahlian, dan
c. Kompetensi Keahlian.
Dilengkapi Deskripsi setiap Kompetensi Keahlian.
2. Acuan dalam pembukaan dan penyelenggaraan bidang
studi/program studi/kompetensi keahlian pada SMK.
3. Dapat dibuka konsentrasi keahlian berdasarkan komoditas
tertentu sesuai tuntutan kebutuhan dunia kerja, tanpa
mengabaikan kemampuan dasar kompetensi keahlian
yang bersangkutan.
48. 1. Pembukaan bidang/program studi/kompetensi keahlian
pada SMK baru mengacu pada ketentuan yang mengatur
pendirian SMK.
2. Penambahan/perubahan bidang/program/ kompetensi
keahlian dapat dilakukan setelah memenuhi persyaratan
pendirian SMK sesuai dengan peraturan perundangan
yang berlaku.
3. Penambahan perubahan kompetensi keahlian dalam
lingkup satu program studi keahlian ditetapkan oleh
kepala Dinas Pendidikan sesuai dengan kewenangannya.
4. Setiap usul penambahan/perubahan bidang/ program
studi/kompetensi keahlian disertai proposal dan alasan
tertulis.
49. 1. Pembukaan program studi keahlian kesehatan,
kehutanan, dan penyuluhan pertanian dapat
dilakukan setelah dikoordinasikan dengan direktorat
pembinaan SMK.
2. Surat edaran Direktur Jenderal Dikdasmen Nomor
5111/C.C4/MN/1999 tentang Kurikulum SMK
dinyatakan tidak berlaku.
3. Spektrum keahlian pendidikan menengah kejuruan
2008 berlaku sejak tahun pelajaran 2008/2009, mulai
kelas X.
4. Kelas XI, XII, dan XIII tetap dengan spektrum yang
sedang berjalan.
52. SPEKTRUM 1999/2004 (UN
SPEKTRUM 2008
2007/2008
1. TEKNOLOGI DAN REKAYASA
A. TEKNIK BANGUNAN 1.1 Teknik Bangunan
• Teknik Konstruksi Baja • Teknik Konstruksi Baja
• Teknik Konstruksi Kayu • Teknik Konstruksi Kayu
• Teknik Batu dan Beton • Teknik Konstruksi Batu dan Beton
• Teknik Gambar Bangunan • Teknik Gambar Bangunan
• Teknik Konstruksi Bangunan Sederhana • -
• Teknik Pekerjaan Finishing • -
B. PERABOT
• Perabot Kayu
• Teknik Furnitur
• Perabot Logam
1.2 Teknik Plambing dan Sanitasi
• Teknik Plumbing dan Sanitasi • Teknik Plambing dan Sanitasi
C. TEKNIK SURVEI DAN PEMETAAN 1.3 Teknik Survei dan Pemetaan
• Teknik Survei dan Pemetaan • Teknik Survei dan Pemetaan