SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 20
Dian Avianto H0711033
Dian Rahmawati H0711034
Dian Susanti H0711035
Emma Femi P. H0711039
penyumbang ketiga terbesar ekspor
nasional
cocok dengan iklim Indonesia dan
mempunyai potensi peningkatan produksi
dan perluasan lahan perkebunan kakao
KAKAO
penyedia lapangan kerja, sumber
pendapatan dan devisa negara serta
mendorong pengembangan wilayah dan
pengembangan agroindustri.
Indonesia, saat ini merupakan negara ketiga pemasok produk
kakao terbesar dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Namun
nilai ekspor kakao Indonesia masih didominasi oleh biji kakao
mentah, sehingga pemerintah berkewajiban mendorong terjadinya
hilirisasi atau peningkatan nilai tambah komoditas kakao.
KAKAO DI INDONESIA
Jenis tanaman kakao yang
diusahakan sebagian besar
adalah jenis kakao lindak
dengan sentra produksi
utama adalah Sulawesi
Selatan, Sulawesi Tenggara
dan Sulawesi Tengah.
Di samping itu juga
diusahakan jenis kakao mulia
oleh perkebunan besar negara
di Jawa Timur dan Jawa
Tengah.
Keberhasilan perluasan areal telah
memberikan hasil nyata bagi
peningkatan pangsa pasar kakao
Indonesia di kancah perkakaoan
dunia. Indonesia berhasil
menempatkan diri sebagai produsen
kakao terbesar kedua dunia setelah
Pantai Gading pada tahun 2002,
walaupun kembali tergeser ke posisi
ketiga oleh Ghana pada tahun 2003.
Luas areal
kakao
MENINGKAT
Produksi
MENINGKAT
Produktivitas
dan mutu
MENURUN
TAPI
PENYEBAB:
• Menipisnya unsur hara tanah
• Serangan hama Penggerek Buah Kakao (PBK)
dan penyakit Vascular Streak Diebacks
(VSD), Menurunnya kualitas kebun
• Belum optimalnya pengembangan produk
hilir kakao.
Pengembangan agribisnis
kakao ke depan lebih
diprioritaskan pada upaya
rehabilitasi dan
peremajaan untuk
meningkatkan
produktivitas kebun
kakao, di samping terus
melakukan perluasan.
Pengembangan
usaha
perkebunan
kakao
• ketersediaan lahan yang
luas,
• tenaga kerja yang cukup,
• modal
• sarana dan prasarana
memadai
INDONESIA
Lahan
cukup
luas
Wilayah Kalimantan Timur
Kakao merupakan salah satu komoditi
unggulan di Provinsi ini. Pada tahun 2006,
luas areal kakao mencapai 41.312,50 ha
tersebar di hampir seluruh kabupaten dan
kota di Provinsi Kalimantan Timur dengan
produksi mencapai 26.774 ton
(produktivitas 1,02 ton/ha).
Wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang
luas berpotensi untuk dilakukannya
pengembangan kakao melalui perluasan
areal tanam.
KAKAO
Kakao diproduksi oleh lebih dari 50 negara yang
berada di kawasan tropis yang secara geografis
dapat dibagi dalam tiga wilayah yaitu Afrika, Asia
Oceania dan Amerika Latin.
• Produsen utama kakao dunia adalah Pantai
Gading.
• Produsen utama lainnya adalah Indonesia,
Ghana, Negeria dan Brazil dengan produksi pada
tahun 2002.
Perkembangan ekspor impor
mengisyaratkan bahwa peluang pasar
ekspor kakao Indonesia di masa-
masa mendatang masih terbuka
lebar.
Kakao di Indonesia
EKSPOR IMPOR
meningkat meningkat
 Biji kakao merupakan bahan baku produk pangan dan non
pangan. Untuk bahan baku pangan, diperlukan proses
fermentasi agar dapat diperoleh cita rasa yang baik, sedangkan
Biji kakao yang digunakan sebagai bahan baku non pangan tidak
memerlukan proses fermentasi.
 Biji kakao yang telah kering dipisahkan antara kulit (shell) dan
liquor-nya. Dari liquor akan diperoleh lemak (fat) dan cake. Dari
kulit biji dan liquor tersebut, lebih lanjut akan diperoleh
bermacam-macam produk
 Pangsa pasar biji kakao di dalam negeri masih relatif kecill, hal
ini disebabkan oleh belum berkembangnya industri pengolahan
biji kakao di Indonesia.
INDONESIA
90 % Ekspor
• 78,5% biji
kering
• 21,5 % hasil
olahan
Impor
• Asia Pasifik
• Eropa
• Afrika
• Amerika
• Pantai
Gading
• Ghana
• Papua
Neguenea
pencampur
bahan baku
industri
pengolahan
kakao
domestik.
Negara-negara di Eropa
Konsumen kakao
Permintaan tertinggi
berasal dari Negara
Belanda, Amerika
Serikat dan Jerman.
Tidak memproduksi
kakao
 Pasar ekspor produk kakao
Indonesia yang
kebutuhannya lebih dari
20.000 ton beberapa tahun
terakhir adalah China,
Malaysia, Singapura, Amerika
Serikat, Australia dan Brasil.
 Kakao yang diimpor Uni
Eropa dari negara
berkembang kemudian
diolah menjadi berbagai
komoditi berbeda. Produk
hasil olahan kakao tersebut
kemudian diekspor kembali
ke berbagai negara asal bahan
mentahnya termasuk
Indonesia.
 Hal terpenting yang
menentukan tingkat harga di
pasar internasional adalah
mutu biji kakao. Oleh
karenanya perhatian
produsen kakao Indonesia
terhadap kualitas biji kakao
yang diekspor sangat penting.
 Harga biji kakao di tingkat
internasional sering
mendapat potongan sampai
15 persen karena persyaratan
standar mutu biji dan
persyaratan fermentasi kakao
yang relatif rendah bila
dibandingkan dengan harga
produk yang sama dari negara
produsen lain.
Perkembangan harga yang
meningkat setiap tahun
merupakan peluang bagi
produsen kakao seperti
Indonesia maupun negara
lain untuk semakin giat
mengembangkan usaha
bidang agribisnis kakao.
Meningkatnya harga seiring
dengan meningkatnya
kebutuhan konsumsi dunia
terhadap produk-produk
berbahan dasar kakao yakni
cokelat.
Perkembangan Harga Kakao Indonesia dan Dunia
 Upaya rehabilitasi perlu dilakukan untuk meningkatkan potensi
kebun yang sudah ada melalui perbaikan bahan tanan dengan
teknologi sambung samping ataupun penyulaman dengan bibit
unggul. Tetapi apabila upaya rehabilitasi tidak memungkinkan,
maka perbaikan potensi kebun dapat dilakukan melalui
peremajaan. Kedua kegiatan tersebut bertujuan untuk
meningkatkan produktivitas kebun-kebun kakao petani yang
telah dibangun.
 Upaya perluasan areal perlu didukung dengan penyediaan bibit
unggul dan dukungan teknologi budidaya maju, sehingga
produktivitas kebun yang berhasil dibangun cukup tinggi.
 Dengan melakukan berbagai upaya perbaikan tersebut maka
perluasan areal perkebunan kakao diharapkan terus berlanjut.
• Rehabilitasi kebun dengan
menggunakan bibit unggul dengan
teknik sambung samping.
• Peremajaan kebun tua/rusak dengan
bibit unggul.
• Perluasan areal pada lahan-lahan
potensial dengan menggunakan bibit
unggul.
• Peningkatan upaya pengendalian
hama PBK.
• Perbaikan mutu produksi sesuai
dengan tuntutan pasar.
• Pengembangan industri pengolahan
hasil mulai dari hulu sampai hilir,
sesuai dengan kebutuhan.
• Pengembangan sub sistem
penunjang aggribisnis kakao yang
meliputi: bidang usaha pengadaan
sarana produksi, kelembagaan
petani dan lembaga keuangan
Arah
pengembangan
agribisnis
kakao
Indonesia berpotensi menjadi
produsen utama kakao dunia,
apabila berbagai permasalahan
utama yang dihadapi perkebunan
kakao dapat diatasi dan agribisnis
kakao dikembangkan dan dikelola
secara baik.
Indonesia masih memiliki lahan
potensial yang cukup besar untuk
pengembangan kakao.
Kebun yang telah di bangun masih
berpeluang untuk ditingkatkan
produktivitasnya karena
produktivitas rata-rata saat ini
kurang dari 50% potensinya. Di sisi
lain situasi perkakaoan dunia
beberapa tahun terakhir sering
mengalami defisit, sehingga harga
kakao dunia stabil pada tingkat
yang tinggi.
Dengan kondisi harga kakao
dunia yang relatif stabil dan
cukup tinggi maka perluasan areal
perkebunan kakao Indonesia
diperkirakan akan terus berlanjut
dan hal ini perlu mendapat
dukungan agar kebun yang
berhasil dibangun dapat
memberikan produktivitas yang
tinggi
Prospek kakao di Indonesia
Beban pajak ekspor kakao olahan (sebesar 30%) relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan beban pajak impor produk kakao (5%),
kondisi tersebut telah menyebabkan jumlah pabrik olahan kakao
Indonesia terus menyusut. Selain itu para pedagang (terutama
trader asing) lebih senang mengekspor dalam bentuk biji kakao.
KAKAO Ekspor
Biji
kering
Nilai tambah terhadap
perekonomian sedikit
Kualitas biji kakao
sangat rendah
pengelolaan
produk
masih
tradisional.
dikenai diskon
10%-15% dari harga
pasar internasional
Sebagian besar sentra-sentra produksi kakao nasional terdapat di
daerah yang jaraknya cukup terpencil dari kota besar tempat
penampungan ataupun pelabuhan. Padahal jalan dan khususnya
jembatan sebagai infrastruktur yang menghubungkan sentra-sentra
produksi kakao belum terbangun dengan baik.
Jumlah dan kualitas sarana gudang dan pelabuhan kurang
memenuhi syarat untuk menjangkau sentra-sentra produksi kakao.
Kondisi ini menjadi kendala bagi pengembangan agribisnis kakao
khususnya pada sentra produksi yang belum memiliki pelabuhan
ekspor.
Masih lambatnya penyebarluasan teknologi maju hasil penelitian.
Kondisi ini terutama disebabkan oleh terbatasnya tenaga penyuluh
dan pembina petani serta terbatasnya dana penyebarluasan
teknologi maju.
 Terdapat beberapa kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan
pengembangan kakao di Indonesia, yakni
(1) PPN 10 % terhadap transaksi lokal atas biji kakao;
(2) pembebasan tarif ekspor ke luar negeri;
(3) pajak ekspor kakao olahan (sebesar 30%) relatif lebih tinggi
dibandingkan dengan beban pajak impor produk kakao (5%);
(4) Kebijakan Pengendalian hama PBK secara nasional;
(5) diskon harga (automatic detention) yang dikenakan
terhadap ekspor biji kakao Indonesia oleh Amerika Serikat;
(6) Mulai tahun 2009 Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu
Kakao Nasional melalui program rehabilitasi, peremajaan
dan intensifikasi perkebunan rakyat.
Dengan mengetahui kapasitas terpasang industri dalam negeri
juga harga kakao yang semakin meningkat serta kebutuhan
dunia yang meningkat dan kebijakan pemerintah, maka investasi
usaha dan agribisnis kakao masih menjadi peluang bagi pelaku
ekonomi di Indonesia untuk dikembangkan.
Prospek tanaman kakao di Indonesia

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
badunkartvomit
 
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiteknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
Nurulia Dimitha
 
Teknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karetTeknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karet
Herry Mulyadie
 
Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianMateri penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanian
Herry Mulyadie
 
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Hari Prasetyo
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
AGROTEKNOLOGI
 

La actualidad más candente (20)

2. manajemen perbenihan dan produksi benih
2.  manajemen perbenihan dan produksi benih2.  manajemen perbenihan dan produksi benih
2. manajemen perbenihan dan produksi benih
 
Bioremediasi (limbah pertanian)
Bioremediasi (limbah pertanian)Bioremediasi (limbah pertanian)
Bioremediasi (limbah pertanian)
 
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopiteknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
teknis budidaya tanaman kopi dan komoditas kopi
 
Pestisida nabati
Pestisida nabatiPestisida nabati
Pestisida nabati
 
Teknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karetTeknologi budidaya karet
Teknologi budidaya karet
 
Hama dan penyakit cabai
Hama dan penyakit cabaiHama dan penyakit cabai
Hama dan penyakit cabai
 
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benihLaporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
Laporan praktikum pengujian daya tumbuh benih
 
Kacang tanah
Kacang tanahKacang tanah
Kacang tanah
 
Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanianMateri penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanian
 
Usaha pupuk organik cair
Usaha pupuk organik cairUsaha pupuk organik cair
Usaha pupuk organik cair
 
Laporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARETLaporan Budidaya KARET
Laporan Budidaya KARET
 
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
KEBIJAKAN PERLINDUNGAN TANAMAN
 
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik PengendaliannyaPenyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
Penyakit Pada Tanaman Kakao dan Teknik Pengendaliannya
 
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
Produksi bibit tebu metode budchip hariprasetyo 2013
 
Budidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman PadiBudidaya Tanaman Padi
Budidaya Tanaman Padi
 
Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung Laporan produksi tanaman jagung
Laporan produksi tanaman jagung
 
Kultur teknis
Kultur teknisKultur teknis
Kultur teknis
 
Ppt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptxPpt Budidaya Jagung.pptx
Ppt Budidaya Jagung.pptx
 
Ilmu Usahatani
Ilmu UsahataniIlmu Usahatani
Ilmu Usahatani
 
Ppt tanaman obat
Ppt tanaman obatPpt tanaman obat
Ppt tanaman obat
 

Destacado

Cacao orgánico
Cacao orgánicoCacao orgánico
Cacao orgánico
GUELFI
 
Water development strategies fro the agriculture sector in the lower jordan v...
Water development strategies fro the agriculture sector in the lower jordan v...Water development strategies fro the agriculture sector in the lower jordan v...
Water development strategies fro the agriculture sector in the lower jordan v...
menagov
 
Presentasi Gaharu Nusantara Indonesia Jateng
Presentasi Gaharu Nusantara Indonesia JatengPresentasi Gaharu Nusantara Indonesia Jateng
Presentasi Gaharu Nusantara Indonesia Jateng
Wirawan Azhar
 

Destacado (20)

Budidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usahaBudidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
Budidaya kakao dan perhitungan analisa usaha
 
Pasca panen kakao
Pasca panen kakaoPasca panen kakao
Pasca panen kakao
 
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
TANTANGAN BERBAGAI KOMODITAS PERKEBUNAN DALAM MEMENUHI TUJUAN DAN STANDAR BER...
 
Okulasi Kakao
Okulasi KakaoOkulasi Kakao
Okulasi Kakao
 
Manajemen perkebunan
Manajemen perkebunanManajemen perkebunan
Manajemen perkebunan
 
budidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawitbudidaya kelapa sawit
budidaya kelapa sawit
 
3.1. pedum kur 2012
3.1. pedum kur 20123.1. pedum kur 2012
3.1. pedum kur 2012
 
Teknologi pengolahan ekstrusi
Teknologi pengolahan ekstrusiTeknologi pengolahan ekstrusi
Teknologi pengolahan ekstrusi
 
Pasca panen
Pasca panenPasca panen
Pasca panen
 
Perubahan pada pati
Perubahan pada patiPerubahan pada pati
Perubahan pada pati
 
Cacao orgánico
Cacao orgánicoCacao orgánico
Cacao orgánico
 
Israeli Know How and Adaptation Technologies for Climate Change
Israeli Know How and Adaptation Technologies for Climate ChangeIsraeli Know How and Adaptation Technologies for Climate Change
Israeli Know How and Adaptation Technologies for Climate Change
 
Water development strategies fro the agriculture sector in the lower jordan v...
Water development strategies fro the agriculture sector in the lower jordan v...Water development strategies fro the agriculture sector in the lower jordan v...
Water development strategies fro the agriculture sector in the lower jordan v...
 
Teknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan Tito
Teknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan TitoTeknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan Tito
Teknologi pengolahan kelapa sawit - pengepresan kelapa sawit by Ryan Tito
 
Israel Agrotechnology “More With Less”
Israel Agrotechnology “More With Less”	Israel Agrotechnology “More With Less”
Israel Agrotechnology “More With Less”
 
Pest & disease of Cocoa
Pest & disease of CocoaPest & disease of Cocoa
Pest & disease of Cocoa
 
Pest and diseases of cocoa (presentation)
Pest and diseases of cocoa (presentation)Pest and diseases of cocoa (presentation)
Pest and diseases of cocoa (presentation)
 
Fenero_kakao 분석보고서
Fenero_kakao 분석보고서Fenero_kakao 분석보고서
Fenero_kakao 분석보고서
 
Diseases And Pests Of Pre Harvest Cocoa
Diseases And Pests Of  Pre Harvest CocoaDiseases And Pests Of  Pre Harvest Cocoa
Diseases And Pests Of Pre Harvest Cocoa
 
Presentasi Gaharu Nusantara Indonesia Jateng
Presentasi Gaharu Nusantara Indonesia JatengPresentasi Gaharu Nusantara Indonesia Jateng
Presentasi Gaharu Nusantara Indonesia Jateng
 

Similar a Prospek tanaman kakao di Indonesia

tahubungankualitasfisiklahandenganprrodduksikakao-170111074325.docx
tahubungankualitasfisiklahandenganprrodduksikakao-170111074325.docxtahubungankualitasfisiklahandenganprrodduksikakao-170111074325.docx
tahubungankualitasfisiklahandenganprrodduksikakao-170111074325.docx
bakhendri
 
PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...
PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...
PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...
firmanahyuda
 
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energiIndustri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Fawwaz Amirullah Shidiq
 
Proses pembuatan gula
Proses pembuatan gulaProses pembuatan gula
Proses pembuatan gula
Rudy Edwin
 
CKT08_INA_spread online
CKT08_INA_spread onlineCKT08_INA_spread online
CKT08_INA_spread online
Igor Rangga
 

Similar a Prospek tanaman kakao di Indonesia (20)

Its undergraduate
Its undergraduateIts undergraduate
Its undergraduate
 
Pkm kel.qu
Pkm  kel.quPkm  kel.qu
Pkm kel.qu
 
“KAKAO” Produk Superior Ekspor Indonesia
“KAKAO” Produk Superior Ekspor Indonesia                                “KAKAO” Produk Superior Ekspor Indonesia
“KAKAO” Produk Superior Ekspor Indonesia
 
N 4 damanik kakao-
N 4 damanik  kakao-N 4 damanik  kakao-
N 4 damanik kakao-
 
Makalah isu gula
Makalah isu gulaMakalah isu gula
Makalah isu gula
 
POST HARVEST TECNOLOGY CACAO
POST HARVEST TECNOLOGY CACAO POST HARVEST TECNOLOGY CACAO
POST HARVEST TECNOLOGY CACAO
 
Pkm fix
Pkm fixPkm fix
Pkm fix
 
koko
kokokoko
koko
 
tahubungankualitasfisiklahandenganprrodduksikakao-170111074325.docx
tahubungankualitasfisiklahandenganprrodduksikakao-170111074325.docxtahubungankualitasfisiklahandenganprrodduksikakao-170111074325.docx
tahubungankualitasfisiklahandenganprrodduksikakao-170111074325.docx
 
PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...
PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...
PDF PROPOSAL HUBUNGAN ANTARA KUALITAS FISIK LAHAN DENGAN PRODUKSI KAKAO (Theo...
 
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energiIndustri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
Industri kelapa sawit sebagai solusi alternatif penghasil energi
 
Draft prioritas bbihp 2020 2024
Draft prioritas bbihp 2020   2024Draft prioritas bbihp 2020   2024
Draft prioritas bbihp 2020 2024
 
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNGPROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
PROPOSAL "PEMBUATAN PABRIK GULA DEXTROSE di LAMPUNG
 
Penelitian tanaman cacao
Penelitian tanaman cacaoPenelitian tanaman cacao
Penelitian tanaman cacao
 
Penelitian tanaman cacao
Penelitian tanaman cacaoPenelitian tanaman cacao
Penelitian tanaman cacao
 
Proses pembuatan gula
Proses pembuatan gulaProses pembuatan gula
Proses pembuatan gula
 
Tugas studi kelayakan kebun jeruk limun
Tugas studi kelayakan kebun jeruk limunTugas studi kelayakan kebun jeruk limun
Tugas studi kelayakan kebun jeruk limun
 
CKT08_INA_spread online
CKT08_INA_spread onlineCKT08_INA_spread online
CKT08_INA_spread online
 
Industri pengolahannatadecoco
Industri pengolahannatadecocoIndustri pengolahannatadecoco
Industri pengolahannatadecoco
 
Pabrik Gula Mini
Pabrik Gula MiniPabrik Gula Mini
Pabrik Gula Mini
 

Prospek tanaman kakao di Indonesia

  • 1. Dian Avianto H0711033 Dian Rahmawati H0711034 Dian Susanti H0711035 Emma Femi P. H0711039
  • 2. penyumbang ketiga terbesar ekspor nasional cocok dengan iklim Indonesia dan mempunyai potensi peningkatan produksi dan perluasan lahan perkebunan kakao KAKAO penyedia lapangan kerja, sumber pendapatan dan devisa negara serta mendorong pengembangan wilayah dan pengembangan agroindustri. Indonesia, saat ini merupakan negara ketiga pemasok produk kakao terbesar dunia setelah Pantai Gading dan Ghana. Namun nilai ekspor kakao Indonesia masih didominasi oleh biji kakao mentah, sehingga pemerintah berkewajiban mendorong terjadinya hilirisasi atau peningkatan nilai tambah komoditas kakao.
  • 3. KAKAO DI INDONESIA Jenis tanaman kakao yang diusahakan sebagian besar adalah jenis kakao lindak dengan sentra produksi utama adalah Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Tengah. Di samping itu juga diusahakan jenis kakao mulia oleh perkebunan besar negara di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Keberhasilan perluasan areal telah memberikan hasil nyata bagi peningkatan pangsa pasar kakao Indonesia di kancah perkakaoan dunia. Indonesia berhasil menempatkan diri sebagai produsen kakao terbesar kedua dunia setelah Pantai Gading pada tahun 2002, walaupun kembali tergeser ke posisi ketiga oleh Ghana pada tahun 2003.
  • 4. Luas areal kakao MENINGKAT Produksi MENINGKAT Produktivitas dan mutu MENURUN TAPI PENYEBAB: • Menipisnya unsur hara tanah • Serangan hama Penggerek Buah Kakao (PBK) dan penyakit Vascular Streak Diebacks (VSD), Menurunnya kualitas kebun • Belum optimalnya pengembangan produk hilir kakao.
  • 5. Pengembangan agribisnis kakao ke depan lebih diprioritaskan pada upaya rehabilitasi dan peremajaan untuk meningkatkan produktivitas kebun kakao, di samping terus melakukan perluasan. Pengembangan usaha perkebunan kakao • ketersediaan lahan yang luas, • tenaga kerja yang cukup, • modal • sarana dan prasarana memadai INDONESIA Lahan cukup luas
  • 6. Wilayah Kalimantan Timur Kakao merupakan salah satu komoditi unggulan di Provinsi ini. Pada tahun 2006, luas areal kakao mencapai 41.312,50 ha tersebar di hampir seluruh kabupaten dan kota di Provinsi Kalimantan Timur dengan produksi mencapai 26.774 ton (produktivitas 1,02 ton/ha). Wilayah Provinsi Kalimantan Timur yang luas berpotensi untuk dilakukannya pengembangan kakao melalui perluasan areal tanam.
  • 7. KAKAO Kakao diproduksi oleh lebih dari 50 negara yang berada di kawasan tropis yang secara geografis dapat dibagi dalam tiga wilayah yaitu Afrika, Asia Oceania dan Amerika Latin. • Produsen utama kakao dunia adalah Pantai Gading. • Produsen utama lainnya adalah Indonesia, Ghana, Negeria dan Brazil dengan produksi pada tahun 2002.
  • 8. Perkembangan ekspor impor mengisyaratkan bahwa peluang pasar ekspor kakao Indonesia di masa- masa mendatang masih terbuka lebar. Kakao di Indonesia EKSPOR IMPOR meningkat meningkat
  • 9.  Biji kakao merupakan bahan baku produk pangan dan non pangan. Untuk bahan baku pangan, diperlukan proses fermentasi agar dapat diperoleh cita rasa yang baik, sedangkan Biji kakao yang digunakan sebagai bahan baku non pangan tidak memerlukan proses fermentasi.  Biji kakao yang telah kering dipisahkan antara kulit (shell) dan liquor-nya. Dari liquor akan diperoleh lemak (fat) dan cake. Dari kulit biji dan liquor tersebut, lebih lanjut akan diperoleh bermacam-macam produk  Pangsa pasar biji kakao di dalam negeri masih relatif kecill, hal ini disebabkan oleh belum berkembangnya industri pengolahan biji kakao di Indonesia.
  • 10.
  • 11. INDONESIA 90 % Ekspor • 78,5% biji kering • 21,5 % hasil olahan Impor • Asia Pasifik • Eropa • Afrika • Amerika • Pantai Gading • Ghana • Papua Neguenea pencampur bahan baku industri pengolahan kakao domestik. Negara-negara di Eropa Konsumen kakao Permintaan tertinggi berasal dari Negara Belanda, Amerika Serikat dan Jerman. Tidak memproduksi kakao
  • 12.  Pasar ekspor produk kakao Indonesia yang kebutuhannya lebih dari 20.000 ton beberapa tahun terakhir adalah China, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, Australia dan Brasil.  Kakao yang diimpor Uni Eropa dari negara berkembang kemudian diolah menjadi berbagai komoditi berbeda. Produk hasil olahan kakao tersebut kemudian diekspor kembali ke berbagai negara asal bahan mentahnya termasuk Indonesia.  Hal terpenting yang menentukan tingkat harga di pasar internasional adalah mutu biji kakao. Oleh karenanya perhatian produsen kakao Indonesia terhadap kualitas biji kakao yang diekspor sangat penting.  Harga biji kakao di tingkat internasional sering mendapat potongan sampai 15 persen karena persyaratan standar mutu biji dan persyaratan fermentasi kakao yang relatif rendah bila dibandingkan dengan harga produk yang sama dari negara produsen lain.
  • 13. Perkembangan harga yang meningkat setiap tahun merupakan peluang bagi produsen kakao seperti Indonesia maupun negara lain untuk semakin giat mengembangkan usaha bidang agribisnis kakao. Meningkatnya harga seiring dengan meningkatnya kebutuhan konsumsi dunia terhadap produk-produk berbahan dasar kakao yakni cokelat. Perkembangan Harga Kakao Indonesia dan Dunia
  • 14.  Upaya rehabilitasi perlu dilakukan untuk meningkatkan potensi kebun yang sudah ada melalui perbaikan bahan tanan dengan teknologi sambung samping ataupun penyulaman dengan bibit unggul. Tetapi apabila upaya rehabilitasi tidak memungkinkan, maka perbaikan potensi kebun dapat dilakukan melalui peremajaan. Kedua kegiatan tersebut bertujuan untuk meningkatkan produktivitas kebun-kebun kakao petani yang telah dibangun.  Upaya perluasan areal perlu didukung dengan penyediaan bibit unggul dan dukungan teknologi budidaya maju, sehingga produktivitas kebun yang berhasil dibangun cukup tinggi.  Dengan melakukan berbagai upaya perbaikan tersebut maka perluasan areal perkebunan kakao diharapkan terus berlanjut.
  • 15. • Rehabilitasi kebun dengan menggunakan bibit unggul dengan teknik sambung samping. • Peremajaan kebun tua/rusak dengan bibit unggul. • Perluasan areal pada lahan-lahan potensial dengan menggunakan bibit unggul. • Peningkatan upaya pengendalian hama PBK. • Perbaikan mutu produksi sesuai dengan tuntutan pasar. • Pengembangan industri pengolahan hasil mulai dari hulu sampai hilir, sesuai dengan kebutuhan. • Pengembangan sub sistem penunjang aggribisnis kakao yang meliputi: bidang usaha pengadaan sarana produksi, kelembagaan petani dan lembaga keuangan Arah pengembangan agribisnis kakao
  • 16. Indonesia berpotensi menjadi produsen utama kakao dunia, apabila berbagai permasalahan utama yang dihadapi perkebunan kakao dapat diatasi dan agribisnis kakao dikembangkan dan dikelola secara baik. Indonesia masih memiliki lahan potensial yang cukup besar untuk pengembangan kakao. Kebun yang telah di bangun masih berpeluang untuk ditingkatkan produktivitasnya karena produktivitas rata-rata saat ini kurang dari 50% potensinya. Di sisi lain situasi perkakaoan dunia beberapa tahun terakhir sering mengalami defisit, sehingga harga kakao dunia stabil pada tingkat yang tinggi. Dengan kondisi harga kakao dunia yang relatif stabil dan cukup tinggi maka perluasan areal perkebunan kakao Indonesia diperkirakan akan terus berlanjut dan hal ini perlu mendapat dukungan agar kebun yang berhasil dibangun dapat memberikan produktivitas yang tinggi Prospek kakao di Indonesia
  • 17. Beban pajak ekspor kakao olahan (sebesar 30%) relatif lebih tinggi dibandingkan dengan beban pajak impor produk kakao (5%), kondisi tersebut telah menyebabkan jumlah pabrik olahan kakao Indonesia terus menyusut. Selain itu para pedagang (terutama trader asing) lebih senang mengekspor dalam bentuk biji kakao. KAKAO Ekspor Biji kering Nilai tambah terhadap perekonomian sedikit Kualitas biji kakao sangat rendah pengelolaan produk masih tradisional. dikenai diskon 10%-15% dari harga pasar internasional
  • 18. Sebagian besar sentra-sentra produksi kakao nasional terdapat di daerah yang jaraknya cukup terpencil dari kota besar tempat penampungan ataupun pelabuhan. Padahal jalan dan khususnya jembatan sebagai infrastruktur yang menghubungkan sentra-sentra produksi kakao belum terbangun dengan baik. Jumlah dan kualitas sarana gudang dan pelabuhan kurang memenuhi syarat untuk menjangkau sentra-sentra produksi kakao. Kondisi ini menjadi kendala bagi pengembangan agribisnis kakao khususnya pada sentra produksi yang belum memiliki pelabuhan ekspor. Masih lambatnya penyebarluasan teknologi maju hasil penelitian. Kondisi ini terutama disebabkan oleh terbatasnya tenaga penyuluh dan pembina petani serta terbatasnya dana penyebarluasan teknologi maju.
  • 19.  Terdapat beberapa kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan pengembangan kakao di Indonesia, yakni (1) PPN 10 % terhadap transaksi lokal atas biji kakao; (2) pembebasan tarif ekspor ke luar negeri; (3) pajak ekspor kakao olahan (sebesar 30%) relatif lebih tinggi dibandingkan dengan beban pajak impor produk kakao (5%); (4) Kebijakan Pengendalian hama PBK secara nasional; (5) diskon harga (automatic detention) yang dikenakan terhadap ekspor biji kakao Indonesia oleh Amerika Serikat; (6) Mulai tahun 2009 Gerakan Peningkatan Produksi dan Mutu Kakao Nasional melalui program rehabilitasi, peremajaan dan intensifikasi perkebunan rakyat. Dengan mengetahui kapasitas terpasang industri dalam negeri juga harga kakao yang semakin meningkat serta kebutuhan dunia yang meningkat dan kebijakan pemerintah, maka investasi usaha dan agribisnis kakao masih menjadi peluang bagi pelaku ekonomi di Indonesia untuk dikembangkan.