SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 15
Descargar para leer sin conexión
LAPORAN VERIFIKASI LAPANGAN
PEMBANGUNAN DESA PASKA DIBERLAKUKANNYA UU 6/2014 DESA
Jum’at, 28 April 2017
ARAH PEMBANGUNAN DESA DILAKUKAN SESUAI PERBUP YANG MENGACU PADA
PERMENDES, PERMENDAGRI, DAN PERMENKEU
2
74.754 DESA
LAPORAN/DATA
PENDAMPING DESA
MEMBANGUN
LAPORAN/DATA
PEMDAPUSAT
APBDAPBN
LSM /
Warga
P R O G R A M
DANADESA
ALOKASIDANADESA
BAGIHASILPAJAK&RETRIBUSI
PROGRAM PROGRAM
A N G G A R A N K / L
PRIORITAS PEMANFAATAN DANA DESA (PERMENDES, PERMENDAGRI)
ALOKASI PUSAT
DANA
PROGRAM / KEBIJAKAN
LAPORAN/DATA
PEDOMAN/JUKNISPEMBANGUNANDESA
(PERBUP)
PROGRAM 2015-2019
BIDANG SUMBER DAYA AIR
KONDISI PEMBANGUNAN DESA SAAT INI
PENINGKATAN DANA DESA KURANG BERDAMPAK PADA PENURUNAN KETIMPANGAN
3
LAJU KETIMPANGAN MENINGKAT PESAT
•  Tingkat ketimpangan tinggi dan naik lebih
pesat dibanding banyak negara Asia Timur
lain (Bank Dunia)
•  Sejak tahun 2010, 10 persen orang paling
kaya secara konsisten menguasai
seperempat total konsumsi, sementara 10
persen termiskin menguasai kurang dari
sepersepuluh
•  pada 2014 konsumsi dari 10 persen
penduduk terkaya setara dengan total
konsumsi dari 54 persen penduduk
termiskin(BPS)
Akibatnya, koefisien Gini naik pesat dalam
15 tahun – dari 0,30 pada tahun 2000
menjadi 0,41 pada tahun 2013.
NAMUN…
0.00%	
0.50%	
1.00%	
1.50%	
2.00%	
2.50%	
3.00%	
3.50%	
0	
10	
20	
30	
40	
50	
60	
70	
2015	 2016	 2017	
Alokasi dana desa terus meningkat dari tahun 2015 ke 2017 (Rp, Trilyun)
APBN	 Persentase	Dana	Desa	dengan	APBN	
40	T	
60	T	
EMPAT PENYEBAB KETIMPANGAN DI INDONESIA
1.  Ketimpangan peluang. Anak dari keluarga miskin tidak memiliki
akses kepada pendidikan dan kesehatan berkualitas yang sama
dengan anak dari keluarga yang tidak miskin.
2.  Ketimpangan pasar kerja. Pekerja dengan keterampilan tinggi
menerima gaji yang lebih besar sehingga tenaga kerja lainnya
terperangkap dalam pekerjaan informal dengan produktivitas
rendah dan pemasukan yang kecil, tanpa kepastian peluang naik
tingkat.
3.  Konsentrasi kekayaan. Kaum elit memiliki aset keuangan,
seperti properti atau saham, yang ikut mendorong ketimpangan
saat ini dan di masa depan.
4.  Ketimpangan dalam ketahanan menghadapi gejolak
ekonomi. Saat terjadi goncangan, masyarakat miskin dan rentan
akan lebih terkena dampak, menurunkan kemampuan mereka
untuk memperoleh pemasukan dan melakukan investasi
kesehatan dan pendidikan.
20	T
PROGRES FISIK PEMBANGUNAN DESA CUKUP BAIK NAMUN DAMPAKNYA KURANG
SIGNIFIKAN MENJAWAB KEBUTUHAN MASYARAKATNYA SECARA LANGSUNG
4
Laporan capaian program dan kegiatan
prioritas pantauan KSP menunjukkan
persentase capaian yang cukup baik,
namun ternyata dalam implementasi,
dampak pembangunan tidak terlihat.
Jalan	tanah	di	Desa	Sungai	Enau,	Kubu	Raya,	Kalbar	
Pos	Dokter	Pembantu	Puskesmas	di	Desa	Kenaman,	Sanggau,	Kalbar
TEMUAN UTAMA:
PEMBANGUNAN TERLALU FOKUS PADA INFRASTRUKTUR FISIK DESA
Kondisi di lapangan:
Pembangunan fisik di desa
terlaksana, tetapi pembangunan
manusia di desa (kesehatan,
pendidikan dan peningkatan ketrampilan
dasar) tidak terlaksana.
Penyebab:
•  Lemahnya kemampuan
perencanaan di desa.
•  Tidak berfungsinya peran
pendamping desa yang disediakan
Pemerintah Pusat.
Kesimpulan
MASALAH PEMBANGUNAN DI DESA:
1.  Akuntabilitas penggunaan Dana
Desa kurang maksimal
2.  Pembangunan hanya fokus di
bidang infrastruktur desa
3.  Pendamping Desa tidak
membantu kualitas perencanaan
dan pelaporan.
4.  Keberhasilan model
pembangunan terpadu di desa
beragam tingkatnya
5
Kalimantan Barat: 2 Desa di
Kab. Kubu Raya dan Kab.
Sanggau
DIY dan Jateng: 4 Desa di
Kab. Gunung Kidul, dan Kab.
Banyumas
Jambi: 4 Desa di Kab. Muaro
Jambi dan Kab. Tanjung
Jabung Timur
Sulawesi Selatan: 3 Desa di
Kab. Toraja Utara dan Kab.
Pangkajene Kepulauan
Bali: 2 Desa di Kab. Gianyar
dan Kab. Badung
NTB: 2 Desa di Kab. Lombok
Tengah
Lokasi Verifikasi Lapangan
TEMUAN I:
AKUNTABILITAS PENGGUNAAN DANA DESA KURANG MAKSIMAL
PENYEBAB:
Tidak
harmonisnya
pendekatan
pembangunan
bottom up dan
pendekatan top
down
Tata cara alokasi
Dana Desa yang
tidak berbasis
ekuitas (keadilan)
Pengawasan
penggunaan dana
desa yang tidak
tepat
6
Konflik peran regulator
perencanaan
(Kemdagri, Bappenas,
Kemendes, dan Pemda)
yang membingungkan
desa
DAMPAK:
Desa-desa menghindari resiko hukum dengan membelanjakan dana
tunainya hanya untuk belanja yang mudah dipertanggungjawabkan
seperti: mempercantik jembatan desa, memperbaiki estetika jalan, di saat
kebutuhan lain yang lebih mendesak;
DAMPAK:
•  Desa dengan penduduk yang besar akan menerima alokasi per kapita
lebih rendah dibandingkan dengan desa dengan penduduk yang kecil.
Perhitungan alokasi perkapita digunakan untuk memprediksi kualitas
belanja desa dan jenis pelayanan yang dapat ditingkatkan di desa
mengingat bahwa jumlah penduduk, angka kemiskinan, dan luas
wilayah adalah penentu utama besarnya biaya perbaikan pelayanan;
•  Ketimpangan dalam pendanaan kebutuhan, di mana desa yang
makmur akan menerima kelebihan alokasi dibandingkan dengan desa
yang miskin;
Alokasi Dana Desa
adalah:
90% alokasi prorata,
10% berikutnya
berdasarkan variabel
luas wilayah,
populasi, tingkat
kemiskinan, dan
jarak ke ibukota
kabupaten.
DAMPAK:
•  BPKP memperlakukan desa seperti instansi pemerintah dalam audit
dana desa, sehingga Desa mementingkan kerapihan LPJ dibandingkan
perbaikan pembangunan
•  Keterlibatan masyarakat dalam mengawasi penggunaan dana desa
tidak dirancang dengan baik, sehingga masyarakat tidak bisa ikut
mengawasi kendati LPJ rapi,
•  Pemda dan Pemerintah Pusat tidak mengetahui perkembangan di
desa sehingga Pemerintah tidak mengetahui kebutuhan desa
Pengawasan Dana
Desa yang tidak
tepat:
1
2
3
FAKTA LAPANGAN (1/3):
AKUNTABILITAS PENGGUNAAN DANA DESA KURANG MAKSIMAL
7
Lokasi: Desa Kerta,
Kab. Gianyar, Bali
Pembangunan pasar yang tidak operasional. Padahal Kabupaten Gianyar memiliki
angka stunting 20-30%, buta huruf perempuan sekitar 10-20%, dan desa sendiri tidak
mengenal stunting dan tidak memiliki data buta huruf perempuan.
Pembangunan fasilitas PAUD tidak terlaksana, padahal bersifat mendesak dan biaya
pembangunan relatif lebih kecil daripada pembangunan lain di desa Darek. Sebagai
kontradiksi, Kabupaten Lombok Tengah memiliki angka stunting diatas 40% (BPS), buta
huruf perempuan sekitar 30-40% (termasuk tertinggi di Indonesia), dan desa sendiri tidak
mengenal stunting dan tidak memiliki data buta huruf perempuan.
PENYEBAB:
Tidak
harmonisnya
pendekatan
pembangunan
bottom up dan
pendekatan top
down
Tata cara alokasi
Dana Desa yang
tidak berbasis
ekuitas (keadilan)
Pengawasan
penggunaan dana
desa yang tidak
tepat
1
2
3
Lokasi: Desa Darek, Kab. Lombok Tengah, NTB
FAKTA LAPANGAN (2/3) :
AKUNTABILITAS PENGGUNAAN DANA DESA RENDAH
8
Desa Birang, Kab. Berau, Kaltim
o  Tingkat kemiskinan Kabupaten (%): 4.8
o  Jumlah Penduduk: 286
o  Alokasi DD TA 2015 berdasar alokasi dasar 90 %: Rp.
266 juta
o  Alokasi per kapita: Rp. 932.000
Desa Senaru, Kab. Lombok Utara, NTB
o  Tingkat kemiskinan Kabupaten (%): 35.9
o  Jumlah Penduduk: 6,350
o  Alokasi DD TA 2015 berdasar alokasi dasar 90 %: Rp.
328 juta
o  Alokasi per kapita: Rp. 52,000
Contoh ketimpangan Alokasi yang
terjadi pada tahun 2015
(berdasarkan alokasi per kapita)
Desa Sungai Enau, Kab. Kubu Raya, Kalimantan
Barat
o  Tingkat kemiskinan Kabupaten (%): 13
o  Jumlah Penduduk: 5,861
o  Luas Wilayah : 7836Ha
o  Alokasi DD TA 2017 berdasar alokasi dasar 90
%: Rp. 720 juta
o  Alokasi per Ha: Rp. 91,940
Desa Losari, Kab. Banyumas, Jawa Tengah
o  Tingkat kemiskinan Kabupaten (%): 18
o  Jumlah Penduduk: 8,646
o  Luas Wilayah : 645 Ha
o  Alokasi DD TA 2017 berdasar alokasi dasar 90
%: Rp. 720 juta
o  Alokasi per Ha: Rp. 1,116,480
Desa Darek, Kab. Lombok Tengan, NTB
o  Tingkat kemiskinan Kabupaten (%): 13
o  Jumlah Penduduk: 9,197
o  Alokasi DD TA 2017 berdasar alokasi
dasar 90 %: Rp. 720 juta
o  Alokasi per kapita: Rp. 78,334
Desa Padang Lampe, Kab. Pangkajene &
Kepulauan, Sulawesi Selatan
o  Tingkat kemiskinan Kabupaten (%): 13
o  Jumlah Penduduk: 2015
o  Alokasi DD TA 2017 berdasar alokasi
dasar 90 %: Rp. 720 juta
o  Alokasi per kapita: Rp. 357,539
Contoh ketimpangan Alokasi yang
terjadi pada tahun 2017 (berdasarkan
alokasi per kapita dan luas wilayah)
PENYEBAB:
Tidak
harmonisnya
pendekatan
pembangunan
bottom up dan
pendekatan top
down
Tata cara alokasi
Dana Desa yang
tidak berbasis
ekuitas (keadilan)
Pengawasan
penggunaan dana
desa yang tidak
tepat
1
2
3
Contoh LPJ di Desa Baleharjo,
Kab. Gunungkidul, DIY, yang rapi
Contoh LPJ di Desa Kenaman,
Kab. Sanggau, Kalbar yang rapi
PENYEBAB:
Tidak
harmonisnya
pendekatan
pembangunan
bottom up dan
pendekatan top
down
Tata cara alokasi
Dana Desa yang
tidak berbasis
ekuitas (keadilan)
Pengawasan
penggunaan dana
desa yang tidak
tepat
1
2
3
NAMUN…
•  Keterlibatan pengawasan akuntabilitas keuangan oleh masyarakat tidak dirancang
dengan baik. Panduan implementasi Dana Desa dan pembangunan di desa (APBDes)
tidak mensyaratkan adanya papan pengumuman proyek di desa dan disertai informasi
biaya satuan. Informasi biaya satuan adalah format informasi yang dapat dipahami warga
dan dapat diawasi warga.
•  Kemajuan pembangunan di desa tidak tercatat dalam laporan apa pun, dan oleh
karenanya tidak otomatis diketahui Pemda maupun Pemerintah Pusat. Laporan
APBDes dan dana desa saat ini menyerupai laporan keuangan milik pemerintah, yang
berisi akun-akun keuangan, namun tidak berisi informasi yang bermanfaat untuk
FAKTA LAPANGAN (3/3):
AKUNTABILITAS PENGGUNAAN DANA DESA RENDAH
Pembangunan manusia (pendidikan, kesehatan, ketrampilan) tidak terlaksana, dan masalah
nasional (stunting, AKI) tidak tertanggulangi
PENYEBAB:
1.  Tidak sinkronnya perencanaan di pusat, di daerah. Bappenas, Kemendagri, Kemendesa PDT&T masing-masing
memiliki cara mengatur Pemda dan cara mengatur Desa dalam urusan membangun dan urusan penetapan prioritas.
2.  Aturan di desa masih bersifat instruktif dan tidak fokus kepada pemberdayaan masyarakat desa agar mampu
membangun
DAMPAK SISTEMIK:
10
Lokasi: Desa Kampung, Kab.
Gunungkidul, DIY.
Pembangunan Drainase pada
tahun 2017. Sejak tahun 2015,
fokus pembangunan tetap
pada pembangunan
infrastruktur.
Padahal tingkat stunting di
Kabupaten DIY adalah
30-40% (BPS), dan tingkat
kemiskinan 20-30% (BPS)
Lokasi: Desa Aikbual, Kab. Lombok
Tengah, NTB.
Pembangunan Posko Kamtibmas
pada tahun 2017. Sejak tahun
2015, fokus pembangunan
tetap pada pembangunan
infrastruktur.
Padahal tingkat stunting di
Kabupaten Lombok Tengah
diatas 40% (BPS), dan tingkat
kemiskinan 15-20% (BPS)
Lokasi: Desa Buntu Tagari, Kab. Toraja Utara, Sulawesi
Selatan.
Meskipun telah berfokus pada pembangunan
infrastruktur, kebutuhan infrastruktur desa tetap
tidak terpenuhi oleh dana desa, karena alokasi
yang tidak tepat. Jumlah Dana Desa yang diterima
tahun 2016 Rp. 800 juta padahal jarak ke ibu kota
Kabupaten adalah 27km dengan kondisi jalan jelek.
TEMUAN II:
PEMBANGUNAN HANYA FOKUS PADA BIDANG INFRASTRUKTUR FISIK DESA
TEMUAN III:
KEBERADAAN PENDAMPING DESA TIDAK BERDAMPAK PADA PERBAIKAN KUALITAS
PERENCANAAN DAN PELAPORAN DESA
11
1.  Pola rekrutmen tidak memperhatikan kebutuhan khusus desa. Pemda dan perangkat desa tidak
terlibat dalam menentukan keterampilan yang diperlukan untuk kebutuhan khusus desa.
2.  Distribusi pendamping belum sesuai dengan sasaran per desa. Saat ini, satu pendamping
membantu rata-rata empat desa, padahal kebutuhan pendamping sangat intens mengingat bahwa
pemahaman substansi seperti kesehatan, kewirausahaan, tidak dimiliki warga desa.
Contoh Pelaporan di
Desa Kampung, Kab.
Gunung Kidul, DIY.
Pelaporan tidak
menjelaskan manfaat
dan dampak
pembangunan desa.
Dampak:
Laporan tidak dapat
digunakan untuk
perencanaan oleh
pemerintah daerah dan
pusat.
Contoh Pelaporan di
Desa Cingebul, Kab.
Banyumas, Jateng.
Pembuatan laporan
administratif menyita
waktu Pendamping
Desa.
Akibat:
Pendampingan untuk
kebutuhan unik/
khusus desa tidak
berjalan.
0%	
50%	
100%	
%	belanja	desa	(rata-
rata)	
ALOKASI	RATA-RATA	UNTUK	EMPAT	KATEGORI	BELANJA	
(APBDES)	untuk	2015	dan	2016	(Bank	Dunia)	
Community	
empowerment	
Social	AcOviOes	
Village	
development	
Pemberdayaan	
Masyarakat	
	
Kegiatan	Sosial	
	
Pembangunan	
Desa	
	
Administrasi	Desa	
	
‘Latar	belakang	saya	guru	dan	
petani.	Saya	kesulitan	dalam	
membantu	untuk	membuat	rincian	
anggaran	untuk	pembuatan	jalan	
yang	dibutuhkan	desa.’	
-	Suryadi,	pendamping	lokal	Desa	
Kenaman-
TEMUAN IV:
MODEL PEMBANGUNAN DESA TERPADU BERAGAM TINGKATANNYA
12
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN MODEL PEMBANGUNAN TERPADU:
a.  Keterlibatan Pemda dan perangkat desa dalam perencanaan: semakin Pemda terlibat dalam perencanaan
program, maka peluang keberhasilan akan semakin baik dan sistematis.
b.  Relevansi program dengan masalah di desa: pada program yang relevan dengan masalah desa, terdapat
penyediaan in-kind dan kontribusi tunai dari desa. Sedangkan program yang relevansinya tidak terlalu tinggi, tetap
berjalan namun pemanfaatannya kecil.
c.  Koordinasi yang baik antara pihak pemerintah dan non-pemerintah: aktor program non-pemerintah memiliki
tingkat kesungguhan yang lebih baik daripada aktor program pemerintah, seperti: proses pengawasan, proses
identifikasi, proses evaluasi.
Model pembangunan desa terpadu seharusnya membantu desa dalam memenuhi
kebutuhan spesifik masyarakat desa-nya
Program Kampung KB di
Desa Darek, NTB. Belum
ada implementasi, tapi
dinyatakan berjalan
berhasil.
Program Desbumi, di Desa
Darek, NTB. Desbumi
adalah program LSM dan
sangat membantu warga
desa yang memiliki anggota
keluarga sebagai TKI di LN.
PAUD berjalan di Desa
Suka Maju, Kab. Tanjung
Jabung Timur, Jambi, namun
pelibatan mereka dalam
musrenbangdes masih
sangat terbatas.
Koperasi di Desa Kerta,
Kab. Gianyar, yang sudah
beroperasi sejak tahun
2000, dan setiap tahun
menerima bimbingan dari
Pemda, mampu
menghasilkan keuntungan
sebesar Rp. 1M
✗	 ?	✓ ✓
USULAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN DANA DESA (1/2):
UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN PEMBANGUNAN
13
1 Tata cara alokasi:
o  Kementerian Keuangan: memperbesar porsi Formula dan memperkecil porsi Alokasi Dasar,
agar lebih berbasis ekuitas (keadilan)
o  Kementerian Keuangan dan BPS: memperbaiki transparansi penentuan alokasi dengan
mempublikasikan basis data penentuan alokasi, agar Kabupaten/Kota dapat menggunakan
basis data yang sama dalam menentukan alokasi ADD.
2 Pencairan Dana:
o  Pemerintah Daerah: memasukkan Dana Desa ke dalam laporan penyerapan anggaran APBD.
o  Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Desa PDTT: menyederhanakan bentuk
pelaporan dan pengawasan Dana Desa agar menjadi lebih ringkas dan terpadu
o  Pemerintah Daerah: memastikan agar Sistem Informasi Keuangan Daerah merefleksikan
laporan Dana Desa.
USULAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN DANA DESA (2/2):
UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN PEMBANGUNAN
14
3 Perencanaan dan Belanja
4 Akuntabilitas
•  BPKP: menyesuaikan metode audit dana desa agar menjadi lebih sederhana
•  Pemda, Kemenkeu, dan Kemendes PDTT: menggunakan laporan Dana Desa dalam
perencanaan dan menunjukkan penggunaan tersebut.
•  Pemda dan Kemendes PDTT: memastikan transparansi dengan penggunaan papan informasi
kegiatan/proyek yang didanai Dana Desa dengan melampirkan informasi harga unit terkecil
pembelian
•  Kemendes PDTT: memastikan laporan dana desa mengedepankan laporan tentang hasil/
keluaran.
•  Kementerian Desa PDTT: memastikan tenaga pendamping memiliki keterampilan yang
mumpuni sesuai dengan kebutuhan desa
•  Kementerian Desa PDTT dan Kemendagri: mengubah tata kelola tenaga pendamping agar
Pemda dapat memberikan kontribusi atas penilaian kinerja tenaga pendamping
•  Kementerian Desa PDTT: memberikan pilihan menu tema penggunaan dana desa, disertai
rincian masing-masing tema.
CONTOH FOKUS:
o Penyediaan air bersih: fasilitas umum, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, rumah tangga
o Penyediaan listrik: penerangan rumah tangga, dsb
o Penyediaan fasilitas pendidikan & kesehatan : infrastruktur posyandu regular, pemberian makanan tambahan bergizi dari
pangan lokal, dan layanan PAUD yang menekankan pada peningkatan aspek kemampuan dasar yaitu kognitif, afeksi, dan
psikomotor.
TERIMA KASIH

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Simulasi pendapatan desa
Simulasi pendapatan desaSimulasi pendapatan desa
Simulasi pendapatan desa
deivie dedep
 

La actualidad más candente (20)

SISTEM INFORMASI KEUANGAN DESA
SISTEM INFORMASI KEUANGAN DESASISTEM INFORMASI KEUANGAN DESA
SISTEM INFORMASI KEUANGAN DESA
 
Sukasmanto ire potensi penyalahgunaan dana desa
Sukasmanto ire potensi penyalahgunaan dana desaSukasmanto ire potensi penyalahgunaan dana desa
Sukasmanto ire potensi penyalahgunaan dana desa
 
Rencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaRencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desa
 
Presentasi dana desa
Presentasi dana desaPresentasi dana desa
Presentasi dana desa
 
Administrasi dan pelaporan keuangan tpk
Administrasi dan pelaporan keuangan tpkAdministrasi dan pelaporan keuangan tpk
Administrasi dan pelaporan keuangan tpk
 
Pendirian BUM Desa
Pendirian BUM DesaPendirian BUM Desa
Pendirian BUM Desa
 
Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015
Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015 Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015
Bahan rakornas desa kemendagri 29 juli 2015
 
#Administrasi dan pelaporan
#Administrasi dan pelaporan#Administrasi dan pelaporan
#Administrasi dan pelaporan
 
Dana desa
Dana desaDana desa
Dana desa
 
Mekanisme kawasan perdesaaan
Mekanisme  kawasan perdesaaanMekanisme  kawasan perdesaaan
Mekanisme kawasan perdesaaan
 
Manajemen bum des
Manajemen bum desManajemen bum des
Manajemen bum des
 
Buku saku-dana-desa-ttd-menteri-final-cover opt
Buku saku-dana-desa-ttd-menteri-final-cover optBuku saku-dana-desa-ttd-menteri-final-cover opt
Buku saku-dana-desa-ttd-menteri-final-cover opt
 
Pengembangan kerjasama antar desa dalam mendukung pengembangan ekonomi unggul...
Pengembangan kerjasama antar desa dalam mendukung pengembangan ekonomi unggul...Pengembangan kerjasama antar desa dalam mendukung pengembangan ekonomi unggul...
Pengembangan kerjasama antar desa dalam mendukung pengembangan ekonomi unggul...
 
Pendamping Desa Konperensi Pers 16 Feberuasi 2021
Pendamping Desa Konperensi Pers 16 Feberuasi 2021Pendamping Desa Konperensi Pers 16 Feberuasi 2021
Pendamping Desa Konperensi Pers 16 Feberuasi 2021
 
Simulasi pendapatan desa
Simulasi pendapatan desaSimulasi pendapatan desa
Simulasi pendapatan desa
 
Peran Bpd Dalam Perencanaan Pembangunan Desa | Malming Desa 06 Feb 2021
Peran Bpd Dalam  Perencanaan Pembangunan Desa | Malming Desa 06 Feb 2021Peran Bpd Dalam  Perencanaan Pembangunan Desa | Malming Desa 06 Feb 2021
Peran Bpd Dalam Perencanaan Pembangunan Desa | Malming Desa 06 Feb 2021
 
Slide laporan kajian sistem pengelolaan keuangan desa kpk
Slide laporan kajian sistem pengelolaan keuangan desa  kpkSlide laporan kajian sistem pengelolaan keuangan desa  kpk
Slide laporan kajian sistem pengelolaan keuangan desa kpk
 
Pandangan Revisi UU 6 2014 Forum Sekdes
Pandangan Revisi UU 6 2014 Forum SekdesPandangan Revisi UU 6 2014 Forum Sekdes
Pandangan Revisi UU 6 2014 Forum Sekdes
 
Paparan bimtek pengelolaan dana desa 2015
Paparan bimtek pengelolaan dana desa 2015Paparan bimtek pengelolaan dana desa 2015
Paparan bimtek pengelolaan dana desa 2015
 
PENGUATAN DAN REGULASI BARU BUMDESA
PENGUATAN DAN REGULASI BARU BUMDESAPENGUATAN DAN REGULASI BARU BUMDESA
PENGUATAN DAN REGULASI BARU BUMDESA
 

Destacado

Pembukuan Ukm
Pembukuan UkmPembukuan Ukm
Pembukuan Ukm
iraf50
 
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-ias-1-240712
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-ias-1-240712Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-ias-1-240712
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-ias-1-240712
Nita Putri
 

Destacado (20)

03. pendapatan desa
03. pendapatan desa03. pendapatan desa
03. pendapatan desa
 
02. apb desa
02. apb desa02. apb desa
02. apb desa
 
Pemetaan desa untuk percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaan
Pemetaan desa untuk percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaanPemetaan desa untuk percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaan
Pemetaan desa untuk percepatan pembangunan desa dan kawasan perdesaan
 
Spesifikasi teknis penyajian peta desa
Spesifikasi teknis penyajian peta desaSpesifikasi teknis penyajian peta desa
Spesifikasi teknis penyajian peta desa
 
08. penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban apb desa
08. penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban apb desa08. penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban apb desa
08. penatausahaan, pelaporan dan pertanggungjawaban apb desa
 
07. pelaksanaan apb desa
07. pelaksanaan apb desa07. pelaksanaan apb desa
07. pelaksanaan apb desa
 
04. belanja desa
04. belanja desa04. belanja desa
04. belanja desa
 
01. asas & kekuasaan
01. asas & kekuasaan01. asas & kekuasaan
01. asas & kekuasaan
 
05. pembiayaan desa
05. pembiayaan desa05. pembiayaan desa
05. pembiayaan desa
 
06. perencanaan apb desa
06. perencanaan apb desa06. perencanaan apb desa
06. perencanaan apb desa
 
20. siklus keuangan desa
20. siklus keuangan desa20. siklus keuangan desa
20. siklus keuangan desa
 
23. persiapan pemilihan kepala desa
23. persiapan pemilihan kepala desa23. persiapan pemilihan kepala desa
23. persiapan pemilihan kepala desa
 
15. apbnp 2015
15. apbnp 201515. apbnp 2015
15. apbnp 2015
 
Akuntansi koperasi
Akuntansi koperasiAkuntansi koperasi
Akuntansi koperasi
 
14. prioritas pengajuan dana desa 2015
14. prioritas pengajuan dana desa 201514. prioritas pengajuan dana desa 2015
14. prioritas pengajuan dana desa 2015
 
Final peraturan pemerintah no.22.2015
Final peraturan pemerintah no.22.2015Final peraturan pemerintah no.22.2015
Final peraturan pemerintah no.22.2015
 
22. bumdes dalam alur regulasi
22. bumdes dalam alur regulasi22. bumdes dalam alur regulasi
22. bumdes dalam alur regulasi
 
Pembukuan Ukm
Pembukuan UkmPembukuan Ukm
Pembukuan Ukm
 
PPT koperasi
PPT koperasiPPT koperasi
PPT koperasi
 
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-ias-1-240712
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-ias-1-240712Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-ias-1-240712
Psak 1-penyajian-laporan-keuangan-ias-1-240712
 

Similar a Paparan verlap pembangunan desa paska diberlakukannya uu 6 2014 desa

MATERI PM DATA PEMANTAUAN & EVALUASI 03 MARET 2023 (SATGAS).pptx
MATERI PM DATA PEMANTAUAN & EVALUASI 03 MARET 2023 (SATGAS).pptxMATERI PM DATA PEMANTAUAN & EVALUASI 03 MARET 2023 (SATGAS).pptx
MATERI PM DATA PEMANTAUAN & EVALUASI 03 MARET 2023 (SATGAS).pptx
EkaFitriyawati1
 
04.-paparan-kemendes-eppy-lugiarti.pptx
04.-paparan-kemendes-eppy-lugiarti.pptx04.-paparan-kemendes-eppy-lugiarti.pptx
04.-paparan-kemendes-eppy-lugiarti.pptx
Ifan22
 
Brief Note-23-2016-dana desa
Brief Note-23-2016-dana desaBrief Note-23-2016-dana desa
Brief Note-23-2016-dana desa
primahendra
 
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR DESA DALAM PEMBINAAN ...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR DESA DALAM PEMBINAAN ...IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR DESA DALAM PEMBINAAN ...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR DESA DALAM PEMBINAAN ...
baroto0103
 
31 kebijakan pengembangan sid di jateng (tor sid kompak, 27 mei 2019)
31 kebijakan pengembangan sid di jateng (tor sid kompak, 27 mei 2019)31 kebijakan pengembangan sid di jateng (tor sid kompak, 27 mei 2019)
31 kebijakan pengembangan sid di jateng (tor sid kompak, 27 mei 2019)
syahrunNazil1
 

Similar a Paparan verlap pembangunan desa paska diberlakukannya uu 6 2014 desa (20)

MATERI PM DATA PEMANTAUAN & EVALUASI 03 MARET 2023 (SATGAS).pptx
MATERI PM DATA PEMANTAUAN & EVALUASI 03 MARET 2023 (SATGAS).pptxMATERI PM DATA PEMANTAUAN & EVALUASI 03 MARET 2023 (SATGAS).pptx
MATERI PM DATA PEMANTAUAN & EVALUASI 03 MARET 2023 (SATGAS).pptx
 
2017-03-03 Penyaluran Dana Desa
2017-03-03 Penyaluran Dana Desa2017-03-03 Penyaluran Dana Desa
2017-03-03 Penyaluran Dana Desa
 
Bahan tayang penjelasan rakornas dana desa 25 mei 2015
Bahan tayang penjelasan rakornas dana desa 25 mei 2015Bahan tayang penjelasan rakornas dana desa 25 mei 2015
Bahan tayang penjelasan rakornas dana desa 25 mei 2015
 
2017-03-05 Penyaluran Dana Desa
2017-03-05 Penyaluran Dana Desa2017-03-05 Penyaluran Dana Desa
2017-03-05 Penyaluran Dana Desa
 
04.-paparan-kemendes-eppy-lugiarti.pptx
04.-paparan-kemendes-eppy-lugiarti.pptx04.-paparan-kemendes-eppy-lugiarti.pptx
04.-paparan-kemendes-eppy-lugiarti.pptx
 
BAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptx
BAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptxBAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptx
BAHAN-kawasan-kota-banda-aceh-MISRIANI.pptx
 
Brief Note-23-2016-dana desa
Brief Note-23-2016-dana desaBrief Note-23-2016-dana desa
Brief Note-23-2016-dana desa
 
Kebijakan pengelolaan keuangan desa
Kebijakan pengelolaan keuangan desaKebijakan pengelolaan keuangan desa
Kebijakan pengelolaan keuangan desa
 
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desaAspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
Aspek – aspek pelayanan dasar dalam ipp dan spm desa
 
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR DESA DALAM PEMBINAAN ...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR DESA DALAM PEMBINAAN ...IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR DESA DALAM PEMBINAAN ...
IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PENGEMBANGAN KAPASITAS APARATUR DESA DALAM PEMBINAAN ...
 
Paparan KP2S BARITO SELATAN 16 SEPTEMBER 2020
Paparan  KP2S BARITO SELATAN 16 SEPTEMBER 2020Paparan  KP2S BARITO SELATAN 16 SEPTEMBER 2020
Paparan KP2S BARITO SELATAN 16 SEPTEMBER 2020
 
HASIL PERTEMUAN SEKBEN JANUARI 2019.pptx
HASIL PERTEMUAN SEKBEN JANUARI 2019.pptxHASIL PERTEMUAN SEKBEN JANUARI 2019.pptx
HASIL PERTEMUAN SEKBEN JANUARI 2019.pptx
 
31 kebijakan pengembangan sid di jateng (tor sid kompak, 27 mei 2019)
31 kebijakan pengembangan sid di jateng (tor sid kompak, 27 mei 2019)31 kebijakan pengembangan sid di jateng (tor sid kompak, 27 mei 2019)
31 kebijakan pengembangan sid di jateng (tor sid kompak, 27 mei 2019)
 
Bapermades prov jateng
Bapermades prov jatengBapermades prov jateng
Bapermades prov jateng
 
IPPD TA.2021
IPPD TA.2021IPPD TA.2021
IPPD TA.2021
 
Kampung kb wonosobo
Kampung kb wonosoboKampung kb wonosobo
Kampung kb wonosobo
 
PENGAMANAN SOCIAL Program Pamsimas III.pptx
PENGAMANAN SOCIAL Program Pamsimas III.pptxPENGAMANAN SOCIAL Program Pamsimas III.pptx
PENGAMANAN SOCIAL Program Pamsimas III.pptx
 
Buku saku dana desa
Buku saku dana desaBuku saku dana desa
Buku saku dana desa
 
PAPARAN KP2S KAB.GUNUG MAS
PAPARAN KP2S KAB.GUNUG MASPAPARAN KP2S KAB.GUNUG MAS
PAPARAN KP2S KAB.GUNUG MAS
 
Buku Informasi P3PD RMC-II SULAWESI SELATAN
Buku Informasi P3PD RMC-II SULAWESI SELATANBuku Informasi P3PD RMC-II SULAWESI SELATAN
Buku Informasi P3PD RMC-II SULAWESI SELATAN
 

Último

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
novibernadina
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
JarzaniIsmail
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
JuliBriana2
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Último (20)

Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).pptKenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
Kenakalan Remaja (Penggunaan Narkoba).ppt
 
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdfAksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
Aksi Nyata Sosialisasi Profil Pelajar Pancasila.pdf
 
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptxTEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
TEKNIK MENJAWAB RUMUSAN SPM 2022 - UNTUK MURID.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptxBAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
BAB 5 KERJASAMA DALAM BERBAGAI BIDANG KEHIDUPAN.pptx
 
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMAE-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
E-modul Materi Ekosistem untuk kelas X SMA
 
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
BAHAN PAPARAN UU DESA NOMOR 3 TAHUN 2024
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdfKanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
Kanvas BAGJA prakarsa perubahan Ahyar.pdf
 
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR IPAS KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
Panduan Memahami Data Rapor Pendidikan 2024
 
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
PELAKSANAAN (dgn PT SBI) + Link2 Materi Pelatihan _"Teknik Perhitungan TKDN, ...
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptxOPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
OPTIMALISASI KOMUNITAS BELAJAR DI SEKOLAH.pptx
 

Paparan verlap pembangunan desa paska diberlakukannya uu 6 2014 desa

  • 1. LAPORAN VERIFIKASI LAPANGAN PEMBANGUNAN DESA PASKA DIBERLAKUKANNYA UU 6/2014 DESA Jum’at, 28 April 2017
  • 2. ARAH PEMBANGUNAN DESA DILAKUKAN SESUAI PERBUP YANG MENGACU PADA PERMENDES, PERMENDAGRI, DAN PERMENKEU 2 74.754 DESA LAPORAN/DATA PENDAMPING DESA MEMBANGUN LAPORAN/DATA PEMDAPUSAT APBDAPBN LSM / Warga P R O G R A M DANADESA ALOKASIDANADESA BAGIHASILPAJAK&RETRIBUSI PROGRAM PROGRAM A N G G A R A N K / L PRIORITAS PEMANFAATAN DANA DESA (PERMENDES, PERMENDAGRI) ALOKASI PUSAT DANA PROGRAM / KEBIJAKAN LAPORAN/DATA PEDOMAN/JUKNISPEMBANGUNANDESA (PERBUP)
  • 3. PROGRAM 2015-2019 BIDANG SUMBER DAYA AIR KONDISI PEMBANGUNAN DESA SAAT INI PENINGKATAN DANA DESA KURANG BERDAMPAK PADA PENURUNAN KETIMPANGAN 3 LAJU KETIMPANGAN MENINGKAT PESAT •  Tingkat ketimpangan tinggi dan naik lebih pesat dibanding banyak negara Asia Timur lain (Bank Dunia) •  Sejak tahun 2010, 10 persen orang paling kaya secara konsisten menguasai seperempat total konsumsi, sementara 10 persen termiskin menguasai kurang dari sepersepuluh •  pada 2014 konsumsi dari 10 persen penduduk terkaya setara dengan total konsumsi dari 54 persen penduduk termiskin(BPS) Akibatnya, koefisien Gini naik pesat dalam 15 tahun – dari 0,30 pada tahun 2000 menjadi 0,41 pada tahun 2013. NAMUN… 0.00% 0.50% 1.00% 1.50% 2.00% 2.50% 3.00% 3.50% 0 10 20 30 40 50 60 70 2015 2016 2017 Alokasi dana desa terus meningkat dari tahun 2015 ke 2017 (Rp, Trilyun) APBN Persentase Dana Desa dengan APBN 40 T 60 T EMPAT PENYEBAB KETIMPANGAN DI INDONESIA 1.  Ketimpangan peluang. Anak dari keluarga miskin tidak memiliki akses kepada pendidikan dan kesehatan berkualitas yang sama dengan anak dari keluarga yang tidak miskin. 2.  Ketimpangan pasar kerja. Pekerja dengan keterampilan tinggi menerima gaji yang lebih besar sehingga tenaga kerja lainnya terperangkap dalam pekerjaan informal dengan produktivitas rendah dan pemasukan yang kecil, tanpa kepastian peluang naik tingkat. 3.  Konsentrasi kekayaan. Kaum elit memiliki aset keuangan, seperti properti atau saham, yang ikut mendorong ketimpangan saat ini dan di masa depan. 4.  Ketimpangan dalam ketahanan menghadapi gejolak ekonomi. Saat terjadi goncangan, masyarakat miskin dan rentan akan lebih terkena dampak, menurunkan kemampuan mereka untuk memperoleh pemasukan dan melakukan investasi kesehatan dan pendidikan. 20 T
  • 4. PROGRES FISIK PEMBANGUNAN DESA CUKUP BAIK NAMUN DAMPAKNYA KURANG SIGNIFIKAN MENJAWAB KEBUTUHAN MASYARAKATNYA SECARA LANGSUNG 4 Laporan capaian program dan kegiatan prioritas pantauan KSP menunjukkan persentase capaian yang cukup baik, namun ternyata dalam implementasi, dampak pembangunan tidak terlihat. Jalan tanah di Desa Sungai Enau, Kubu Raya, Kalbar Pos Dokter Pembantu Puskesmas di Desa Kenaman, Sanggau, Kalbar
  • 5. TEMUAN UTAMA: PEMBANGUNAN TERLALU FOKUS PADA INFRASTRUKTUR FISIK DESA Kondisi di lapangan: Pembangunan fisik di desa terlaksana, tetapi pembangunan manusia di desa (kesehatan, pendidikan dan peningkatan ketrampilan dasar) tidak terlaksana. Penyebab: •  Lemahnya kemampuan perencanaan di desa. •  Tidak berfungsinya peran pendamping desa yang disediakan Pemerintah Pusat. Kesimpulan MASALAH PEMBANGUNAN DI DESA: 1.  Akuntabilitas penggunaan Dana Desa kurang maksimal 2.  Pembangunan hanya fokus di bidang infrastruktur desa 3.  Pendamping Desa tidak membantu kualitas perencanaan dan pelaporan. 4.  Keberhasilan model pembangunan terpadu di desa beragam tingkatnya 5 Kalimantan Barat: 2 Desa di Kab. Kubu Raya dan Kab. Sanggau DIY dan Jateng: 4 Desa di Kab. Gunung Kidul, dan Kab. Banyumas Jambi: 4 Desa di Kab. Muaro Jambi dan Kab. Tanjung Jabung Timur Sulawesi Selatan: 3 Desa di Kab. Toraja Utara dan Kab. Pangkajene Kepulauan Bali: 2 Desa di Kab. Gianyar dan Kab. Badung NTB: 2 Desa di Kab. Lombok Tengah Lokasi Verifikasi Lapangan
  • 6. TEMUAN I: AKUNTABILITAS PENGGUNAAN DANA DESA KURANG MAKSIMAL PENYEBAB: Tidak harmonisnya pendekatan pembangunan bottom up dan pendekatan top down Tata cara alokasi Dana Desa yang tidak berbasis ekuitas (keadilan) Pengawasan penggunaan dana desa yang tidak tepat 6 Konflik peran regulator perencanaan (Kemdagri, Bappenas, Kemendes, dan Pemda) yang membingungkan desa DAMPAK: Desa-desa menghindari resiko hukum dengan membelanjakan dana tunainya hanya untuk belanja yang mudah dipertanggungjawabkan seperti: mempercantik jembatan desa, memperbaiki estetika jalan, di saat kebutuhan lain yang lebih mendesak; DAMPAK: •  Desa dengan penduduk yang besar akan menerima alokasi per kapita lebih rendah dibandingkan dengan desa dengan penduduk yang kecil. Perhitungan alokasi perkapita digunakan untuk memprediksi kualitas belanja desa dan jenis pelayanan yang dapat ditingkatkan di desa mengingat bahwa jumlah penduduk, angka kemiskinan, dan luas wilayah adalah penentu utama besarnya biaya perbaikan pelayanan; •  Ketimpangan dalam pendanaan kebutuhan, di mana desa yang makmur akan menerima kelebihan alokasi dibandingkan dengan desa yang miskin; Alokasi Dana Desa adalah: 90% alokasi prorata, 10% berikutnya berdasarkan variabel luas wilayah, populasi, tingkat kemiskinan, dan jarak ke ibukota kabupaten. DAMPAK: •  BPKP memperlakukan desa seperti instansi pemerintah dalam audit dana desa, sehingga Desa mementingkan kerapihan LPJ dibandingkan perbaikan pembangunan •  Keterlibatan masyarakat dalam mengawasi penggunaan dana desa tidak dirancang dengan baik, sehingga masyarakat tidak bisa ikut mengawasi kendati LPJ rapi, •  Pemda dan Pemerintah Pusat tidak mengetahui perkembangan di desa sehingga Pemerintah tidak mengetahui kebutuhan desa Pengawasan Dana Desa yang tidak tepat: 1 2 3
  • 7. FAKTA LAPANGAN (1/3): AKUNTABILITAS PENGGUNAAN DANA DESA KURANG MAKSIMAL 7 Lokasi: Desa Kerta, Kab. Gianyar, Bali Pembangunan pasar yang tidak operasional. Padahal Kabupaten Gianyar memiliki angka stunting 20-30%, buta huruf perempuan sekitar 10-20%, dan desa sendiri tidak mengenal stunting dan tidak memiliki data buta huruf perempuan. Pembangunan fasilitas PAUD tidak terlaksana, padahal bersifat mendesak dan biaya pembangunan relatif lebih kecil daripada pembangunan lain di desa Darek. Sebagai kontradiksi, Kabupaten Lombok Tengah memiliki angka stunting diatas 40% (BPS), buta huruf perempuan sekitar 30-40% (termasuk tertinggi di Indonesia), dan desa sendiri tidak mengenal stunting dan tidak memiliki data buta huruf perempuan. PENYEBAB: Tidak harmonisnya pendekatan pembangunan bottom up dan pendekatan top down Tata cara alokasi Dana Desa yang tidak berbasis ekuitas (keadilan) Pengawasan penggunaan dana desa yang tidak tepat 1 2 3 Lokasi: Desa Darek, Kab. Lombok Tengah, NTB
  • 8. FAKTA LAPANGAN (2/3) : AKUNTABILITAS PENGGUNAAN DANA DESA RENDAH 8 Desa Birang, Kab. Berau, Kaltim o  Tingkat kemiskinan Kabupaten (%): 4.8 o  Jumlah Penduduk: 286 o  Alokasi DD TA 2015 berdasar alokasi dasar 90 %: Rp. 266 juta o  Alokasi per kapita: Rp. 932.000 Desa Senaru, Kab. Lombok Utara, NTB o  Tingkat kemiskinan Kabupaten (%): 35.9 o  Jumlah Penduduk: 6,350 o  Alokasi DD TA 2015 berdasar alokasi dasar 90 %: Rp. 328 juta o  Alokasi per kapita: Rp. 52,000 Contoh ketimpangan Alokasi yang terjadi pada tahun 2015 (berdasarkan alokasi per kapita) Desa Sungai Enau, Kab. Kubu Raya, Kalimantan Barat o  Tingkat kemiskinan Kabupaten (%): 13 o  Jumlah Penduduk: 5,861 o  Luas Wilayah : 7836Ha o  Alokasi DD TA 2017 berdasar alokasi dasar 90 %: Rp. 720 juta o  Alokasi per Ha: Rp. 91,940 Desa Losari, Kab. Banyumas, Jawa Tengah o  Tingkat kemiskinan Kabupaten (%): 18 o  Jumlah Penduduk: 8,646 o  Luas Wilayah : 645 Ha o  Alokasi DD TA 2017 berdasar alokasi dasar 90 %: Rp. 720 juta o  Alokasi per Ha: Rp. 1,116,480 Desa Darek, Kab. Lombok Tengan, NTB o  Tingkat kemiskinan Kabupaten (%): 13 o  Jumlah Penduduk: 9,197 o  Alokasi DD TA 2017 berdasar alokasi dasar 90 %: Rp. 720 juta o  Alokasi per kapita: Rp. 78,334 Desa Padang Lampe, Kab. Pangkajene & Kepulauan, Sulawesi Selatan o  Tingkat kemiskinan Kabupaten (%): 13 o  Jumlah Penduduk: 2015 o  Alokasi DD TA 2017 berdasar alokasi dasar 90 %: Rp. 720 juta o  Alokasi per kapita: Rp. 357,539 Contoh ketimpangan Alokasi yang terjadi pada tahun 2017 (berdasarkan alokasi per kapita dan luas wilayah) PENYEBAB: Tidak harmonisnya pendekatan pembangunan bottom up dan pendekatan top down Tata cara alokasi Dana Desa yang tidak berbasis ekuitas (keadilan) Pengawasan penggunaan dana desa yang tidak tepat 1 2 3
  • 9. Contoh LPJ di Desa Baleharjo, Kab. Gunungkidul, DIY, yang rapi Contoh LPJ di Desa Kenaman, Kab. Sanggau, Kalbar yang rapi PENYEBAB: Tidak harmonisnya pendekatan pembangunan bottom up dan pendekatan top down Tata cara alokasi Dana Desa yang tidak berbasis ekuitas (keadilan) Pengawasan penggunaan dana desa yang tidak tepat 1 2 3 NAMUN… •  Keterlibatan pengawasan akuntabilitas keuangan oleh masyarakat tidak dirancang dengan baik. Panduan implementasi Dana Desa dan pembangunan di desa (APBDes) tidak mensyaratkan adanya papan pengumuman proyek di desa dan disertai informasi biaya satuan. Informasi biaya satuan adalah format informasi yang dapat dipahami warga dan dapat diawasi warga. •  Kemajuan pembangunan di desa tidak tercatat dalam laporan apa pun, dan oleh karenanya tidak otomatis diketahui Pemda maupun Pemerintah Pusat. Laporan APBDes dan dana desa saat ini menyerupai laporan keuangan milik pemerintah, yang berisi akun-akun keuangan, namun tidak berisi informasi yang bermanfaat untuk FAKTA LAPANGAN (3/3): AKUNTABILITAS PENGGUNAAN DANA DESA RENDAH
  • 10. Pembangunan manusia (pendidikan, kesehatan, ketrampilan) tidak terlaksana, dan masalah nasional (stunting, AKI) tidak tertanggulangi PENYEBAB: 1.  Tidak sinkronnya perencanaan di pusat, di daerah. Bappenas, Kemendagri, Kemendesa PDT&T masing-masing memiliki cara mengatur Pemda dan cara mengatur Desa dalam urusan membangun dan urusan penetapan prioritas. 2.  Aturan di desa masih bersifat instruktif dan tidak fokus kepada pemberdayaan masyarakat desa agar mampu membangun DAMPAK SISTEMIK: 10 Lokasi: Desa Kampung, Kab. Gunungkidul, DIY. Pembangunan Drainase pada tahun 2017. Sejak tahun 2015, fokus pembangunan tetap pada pembangunan infrastruktur. Padahal tingkat stunting di Kabupaten DIY adalah 30-40% (BPS), dan tingkat kemiskinan 20-30% (BPS) Lokasi: Desa Aikbual, Kab. Lombok Tengah, NTB. Pembangunan Posko Kamtibmas pada tahun 2017. Sejak tahun 2015, fokus pembangunan tetap pada pembangunan infrastruktur. Padahal tingkat stunting di Kabupaten Lombok Tengah diatas 40% (BPS), dan tingkat kemiskinan 15-20% (BPS) Lokasi: Desa Buntu Tagari, Kab. Toraja Utara, Sulawesi Selatan. Meskipun telah berfokus pada pembangunan infrastruktur, kebutuhan infrastruktur desa tetap tidak terpenuhi oleh dana desa, karena alokasi yang tidak tepat. Jumlah Dana Desa yang diterima tahun 2016 Rp. 800 juta padahal jarak ke ibu kota Kabupaten adalah 27km dengan kondisi jalan jelek. TEMUAN II: PEMBANGUNAN HANYA FOKUS PADA BIDANG INFRASTRUKTUR FISIK DESA
  • 11. TEMUAN III: KEBERADAAN PENDAMPING DESA TIDAK BERDAMPAK PADA PERBAIKAN KUALITAS PERENCANAAN DAN PELAPORAN DESA 11 1.  Pola rekrutmen tidak memperhatikan kebutuhan khusus desa. Pemda dan perangkat desa tidak terlibat dalam menentukan keterampilan yang diperlukan untuk kebutuhan khusus desa. 2.  Distribusi pendamping belum sesuai dengan sasaran per desa. Saat ini, satu pendamping membantu rata-rata empat desa, padahal kebutuhan pendamping sangat intens mengingat bahwa pemahaman substansi seperti kesehatan, kewirausahaan, tidak dimiliki warga desa. Contoh Pelaporan di Desa Kampung, Kab. Gunung Kidul, DIY. Pelaporan tidak menjelaskan manfaat dan dampak pembangunan desa. Dampak: Laporan tidak dapat digunakan untuk perencanaan oleh pemerintah daerah dan pusat. Contoh Pelaporan di Desa Cingebul, Kab. Banyumas, Jateng. Pembuatan laporan administratif menyita waktu Pendamping Desa. Akibat: Pendampingan untuk kebutuhan unik/ khusus desa tidak berjalan. 0% 50% 100% % belanja desa (rata- rata) ALOKASI RATA-RATA UNTUK EMPAT KATEGORI BELANJA (APBDES) untuk 2015 dan 2016 (Bank Dunia) Community empowerment Social AcOviOes Village development Pemberdayaan Masyarakat Kegiatan Sosial Pembangunan Desa Administrasi Desa ‘Latar belakang saya guru dan petani. Saya kesulitan dalam membantu untuk membuat rincian anggaran untuk pembuatan jalan yang dibutuhkan desa.’ - Suryadi, pendamping lokal Desa Kenaman-
  • 12. TEMUAN IV: MODEL PEMBANGUNAN DESA TERPADU BERAGAM TINGKATANNYA 12 FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN MODEL PEMBANGUNAN TERPADU: a.  Keterlibatan Pemda dan perangkat desa dalam perencanaan: semakin Pemda terlibat dalam perencanaan program, maka peluang keberhasilan akan semakin baik dan sistematis. b.  Relevansi program dengan masalah di desa: pada program yang relevan dengan masalah desa, terdapat penyediaan in-kind dan kontribusi tunai dari desa. Sedangkan program yang relevansinya tidak terlalu tinggi, tetap berjalan namun pemanfaatannya kecil. c.  Koordinasi yang baik antara pihak pemerintah dan non-pemerintah: aktor program non-pemerintah memiliki tingkat kesungguhan yang lebih baik daripada aktor program pemerintah, seperti: proses pengawasan, proses identifikasi, proses evaluasi. Model pembangunan desa terpadu seharusnya membantu desa dalam memenuhi kebutuhan spesifik masyarakat desa-nya Program Kampung KB di Desa Darek, NTB. Belum ada implementasi, tapi dinyatakan berjalan berhasil. Program Desbumi, di Desa Darek, NTB. Desbumi adalah program LSM dan sangat membantu warga desa yang memiliki anggota keluarga sebagai TKI di LN. PAUD berjalan di Desa Suka Maju, Kab. Tanjung Jabung Timur, Jambi, namun pelibatan mereka dalam musrenbangdes masih sangat terbatas. Koperasi di Desa Kerta, Kab. Gianyar, yang sudah beroperasi sejak tahun 2000, dan setiap tahun menerima bimbingan dari Pemda, mampu menghasilkan keuntungan sebesar Rp. 1M ✗ ? ✓ ✓
  • 13. USULAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN DANA DESA (1/2): UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN PEMBANGUNAN 13 1 Tata cara alokasi: o  Kementerian Keuangan: memperbesar porsi Formula dan memperkecil porsi Alokasi Dasar, agar lebih berbasis ekuitas (keadilan) o  Kementerian Keuangan dan BPS: memperbaiki transparansi penentuan alokasi dengan mempublikasikan basis data penentuan alokasi, agar Kabupaten/Kota dapat menggunakan basis data yang sama dalam menentukan alokasi ADD. 2 Pencairan Dana: o  Pemerintah Daerah: memasukkan Dana Desa ke dalam laporan penyerapan anggaran APBD. o  Kementerian Dalam Negeri dan Kementerian Desa PDTT: menyederhanakan bentuk pelaporan dan pengawasan Dana Desa agar menjadi lebih ringkas dan terpadu o  Pemerintah Daerah: memastikan agar Sistem Informasi Keuangan Daerah merefleksikan laporan Dana Desa.
  • 14. USULAN KEBIJAKAN PEMANFAATAN DANA DESA (2/2): UNTUK MENGATASI KETIMPANGAN PEMBANGUNAN 14 3 Perencanaan dan Belanja 4 Akuntabilitas •  BPKP: menyesuaikan metode audit dana desa agar menjadi lebih sederhana •  Pemda, Kemenkeu, dan Kemendes PDTT: menggunakan laporan Dana Desa dalam perencanaan dan menunjukkan penggunaan tersebut. •  Pemda dan Kemendes PDTT: memastikan transparansi dengan penggunaan papan informasi kegiatan/proyek yang didanai Dana Desa dengan melampirkan informasi harga unit terkecil pembelian •  Kemendes PDTT: memastikan laporan dana desa mengedepankan laporan tentang hasil/ keluaran. •  Kementerian Desa PDTT: memastikan tenaga pendamping memiliki keterampilan yang mumpuni sesuai dengan kebutuhan desa •  Kementerian Desa PDTT dan Kemendagri: mengubah tata kelola tenaga pendamping agar Pemda dapat memberikan kontribusi atas penilaian kinerja tenaga pendamping •  Kementerian Desa PDTT: memberikan pilihan menu tema penggunaan dana desa, disertai rincian masing-masing tema. CONTOH FOKUS: o Penyediaan air bersih: fasilitas umum, fasilitas pendidikan, fasilitas kesehatan, rumah tangga o Penyediaan listrik: penerangan rumah tangga, dsb o Penyediaan fasilitas pendidikan & kesehatan : infrastruktur posyandu regular, pemberian makanan tambahan bergizi dari pangan lokal, dan layanan PAUD yang menekankan pada peningkatan aspek kemampuan dasar yaitu kognitif, afeksi, dan psikomotor.