Mengizinkan Obama datang ke Indonesia bukan saja mendatangkan mudarat bagi Islam dan kaum Muslim, tetapi juga bagi Indonesia. Lebih dari itu, ini juga merupakan bentuk pengkhianatan terhadap negeri-negeri kaum Muslim yang dijajah oleh AS.
Menjalin kemitraan komprehensif dengan Amerika Serikat tidak hanya menimbulkan madlarah dan mafsadat bagi bangsa ini, namun juga menjadikan negara ini tunduk di bawah kendali dan kepemimpinan Amerika Serikat.
Maka, HARAM MEMBERIKAN IZIN (al-aman) dan MENERIMA KEDATANGAN OBAMA DAN MENJALIN KEMITRAAN KOMPREHENSIF DENGAN AS.
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Hukum Syariat Menerima (Syamsudin Ramadhan)
1. MENERIMA BARACK OBAMA &
MENJALIN KEMITRAAN KOMPREHENSIF
DENGAN NEGARA KAFIR HARBIY FI’LAN
Oleh : Ust. Syamsuddin Ramadhan an-Nawiy
2.
3. Larangan menampakkan loyalitas
dan kasih sayang kepada orang-orang
kafir, lebih-lebih lagi kafir imperialis
yang menghisap harta dan darah
kaum Muslim.
7. • Larangan menyakiti kaum Muslim.
• Penerimaan dan penyambutan Barack
Obama di negeri ini, tentu saja akan
menyebabkan bertambahnya penderitaan
dan rasa sakit kaum Muslim yang pada saat
ini tengah menghadapi invasi militer Amerika
Serikat dan sekutu-sekutunya, di Irak,
Afghanistan, Pakistan, Palestina, dan negeri-
negeri kaum Muslim lainnya
8. "Dan orang-orang yang menyakiti orang-orang
yang Mukmin dan Mukminat tanpa kesalahan
yang mereka perbuat, maka sesungguhnya
mereka telah memikul kebohongan dan dosa
yang nyata".[TQS Al Ahzab (33):58]
11. "Barangsiapa yang membela saudaranya saat
tidak ada di dekatnya, maka Allah akan
membelanya di dunia dan di akhirat". [HR. Imam
Asyi Syihab dari Anas bin Malik ra, dalam
Musnad Asy Syuihab]
12. "Barangsiapa yang melindungi kehormatan
saudaranya pada saat tidak berada di dekatnya,
maka Allah pasti akan membebaskannya dari api
neraka".[HR. Ishaq bin Rahwiyyah dari Asma'
binti Yazid]
13. Kategori Orang Kafir
Ahl al-harb (Kafir Harbi): Orang Kafir yang
memerangi/terlibat peperangan dengan
kaum Muslimin.
Ahl al-Ahd (Kafir Ahdi): Orang Kafir yang
mengadakan perjanjian dengan kaum
Muslimin. Mereka terdiri dari Ahl ad-
Dzimmah (Dzimmi), Ahl al-Hudnah
(Mu’ahad) dan Ahl al-Aman (Musta’min).
14. •
• Begitu juga Ahl al-Harb, mereka dilarang
datang ke negeri kaum Muslim untuk
berdagang”.[Imam Asy Syafi’iy ra, al Umm,
16. • Ahl al-Harb tidak boleh dibiarkan masuk negeri
kaum Muslim sebagai pedagang. Jika mereka
masuk tanpa jaminan keamanan (al-aman) dan
risalah (sebagai duta), maka mereka bisa
dirampas (hartanya). Jika mereka masuk dengan
al-aman, dengan syarat membayar 1/10 lebih
atau kurang dari harta mereka, maka boleh
diambil. Jika masuk tanpa al-aman dan syarat,
mereka harus dikembalikan ke negeri mereka.
Dan tidak boleh dibiarkan melenggang di negeri
kaum Muslim. (as-Syafi’i, al-Umm, juz IV, hal.
244)
17. Sebagai utusan/duta/konsul untuk menyampaikan
risalah kepada kepala negara Islam;
Bisnis atau berdagang;
Mencari kebutuhan, seperti kunjungan sanak kerabat,
dan lain-lai.
Mempelajari Islam dan al-Qur’an (Ibn al-Qayyim al-
Jauziyah, Ahkam Ahl ad-Dzimmah, juz II, hal. 873)
18. • Para fuqaha’ mensyaratkan, bahwa al-Aman tersebut
bisa diberikan dengan syarat, tidak menimbulkan
mudarat (bagi kepentingan Islam dan kaum Muslim).
•
• Imam dan yang lainnya harus terikat untuk
menunaikan jaminan (al-aman) tersebut, jika tidak
menyebabkan mudarat. (Qawanin al-Ahkam as-
Syar’iyyah, hal. 173)
19. Jumhur fuqaha’ menyatakan, hukum asal
hubungan Negara Islam dengan Negara Kafir –
baik fi’lan maupun hukman– adalah hubungan
perang.
Hubungan damai antara Negara Islam dengan
Negara Kafir bisa terjadi karena: perdamaian,
Negara Kafir menjadi Islam, atau tunduk
kepada Negara Islam. (Ibn Qudamah, al-
Mughni, juz X, hal. 387)
20. AS, termasuk Inggeris, dll. adalah negara Kafir Harbi
Fi’lan, karena secara nyata memerangi negeri kaum
Muslim, seperti Irak dan Afganistan, untuk dijajah.
Negeri kaum Muslim adalah satu, dengan begitu
hukum asal hubungan dengan AS, Inggeris, dll itu
adalah hubungan perang, bukan hubungan damai.
Konsekuensinya, tidak boleh ada hubungan
diplomatik dengan negara-negara Kafir Harbi Fi’lan
itu. Termasuk, tidak boleh ada konsul, duta dan
perwakilan mereka di negeri kaum Muslim.
21.
22. 1
• Larangan menjalin hubungan kerjasama dalam
bentuk apapun dengan negara kafir harbiy
fi’lan. Hubungan asal dengan mereka adalah
hubungan perang, bukan hubungan damai,
lebih-lebih lagi, bermitra dengan mereka
secara komprehensif
24. • “Keempat, negara-negara kafir harbi fi’lan, seperti
Israel, wajib bagi kita menjadikan hubungan perang
(keadaan perang) sebagai asas untuk mengatur seluruh
hubungan dengan negara-negara kafir harbiy fi’lan.
Interaksi antara kita dengan negara-negara kafir harbiy
fi’lan seperti dalam keadaan perang langsung, sama
saja apakah antara kita dengan negara-negara tersebut
ada perjanjian atau tidak. Seluruh warga negara duwal
al-muhaaribah fi’lan (negara kafir harbiy fi’lan) dilarang
masuk ke dalam negera Islam, dan seluruh harta dan
jiwa mereka adalah halal, kecuali kaum Muslim yang
tinggal di sana”.[Muqaddimah al-Dustur, hal.416]
25. 2
Kemitraan strategis termasuk dalam
perjanjian yang dilarang (al-
mu’aahidaat al-mamnuu’ah). Di
dalam Kitab Muqaddimah al-Dustur
disebutkan:
28. • ”Adapun hukum asal kedua adalah hukum asal
dari al-madlaar (sesuatu yang berbahaya) adalah
haram. Hal ini mengandung dua pembahasan,
pertama, pembahasan mengenai hakekat dlarar,
dan kedua, dalil yang menunjukkan haramnya
dlarar....Kedua, pembuktian dalil mengenai
haramnya dlarar. Dalil yang diakui dalam masalah
ini adalah sabda Rasulullah saw, ”Tidak ada
bahaya dan menimpakan bahaya dalam Islam”.
Pendapat untuk berpegang teguh dengan nash
ini, baik penjelasannya maupun jawabannya
telah masyhur di dalam masalah khilaafiyah”.[Al-
Mahshuul, juz 6, hal. 105 &108]
29. Al Hafidz As Suyuthi dalam Kitab Al-Asybaah wa
al-Nadzaair menyatakan:
•
30. 4
Larangan memberikan jalan kepada kaum kafir
untuk menguasai kaum Muslim.
“Dan sekali-kali Allah tidak akan pernah
menjadikan bagi orang-orang kafir jalan untuk
menguasai kaum Mukmin”.[TQS An Nisaa’
(4):141]
31. Di dalam Kitab Fath al-Qadir, Imam Asy
Syaukani menyitir beberapa pendapat
ulama ketika menafsirkan ayat di atas;
32. • “Dinyatakan bahwasanya, secara syar’iy, Allah swt
tidak akan pernah menjadikan jalan kepada
orang-orang kafir untuk menguasai kaum
Mukmin. Jika terjadi penguasaan kaum kafir atas
kaum Mukmin, maka hal tersebut menyelisihi
syariat (haram). Inilah ringkasan pendapat yang
dinyatakan oleh ahlu al-‘ilm berkenaan dengan
ayat ini. Dan ayat ini absah dijadikan hujjah
dalam berbagai masalah yang banyak”. [Imam Asy
Syaukani, Fath al-Qadir, juz 2, hal. 233]
33. 5
Pengkhianatan terhadap rakyat, khususnya
kaum Muslim. Pada dasarnya, kerjasama antara
pemerintah Indonesia dan Amerika Serikat
dalam bingkai ”kemitraan komprehensif ”,
merupakan bentuk pengkhianatan kepada
bangsa ini, khususnya kaum Muslim
34. “Tidaklah seorang hamba yang diserahi
mengatur urusan rakyat, kemudian ia meninggal
dunia dalam keadaan menipu rakyatnya, kecuali
Allah mengharamkan atas dirinya surga”.[HR.
Imam Bukhari dan Muslim]
35. • Mengizinkan Obama datang ke Indonesia bukan
saja mendatangkan mudarat bagi Islam dan kaum
Muslim, tetapi juga bagi Indonesia. Lebih dari itu,
ini juga merupakan bentuk pengkhianatan
terhadap negeri-negeri kaum Muslim yang dijajah
oleh AS.
• Menjalin kemitraan komprehensif dengan
Amerika Serikat tidak hanya menimbulkan
madlarah dan mafsadat bagi bangsa ini, namun
juga menjadikan negara ini tunduk di bawah
kendali dan kepemimpinan Amerika Serikat.
• Maka, HARAM MEMBERIKAN IZIN (al-aman) dan
MENERIMA KEDATANGAN OBAMA DAN
MENJALIN KEMITRAAN KOMPREHENSIF DENGAN
AS