SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 31
PROPOSAL PENELITIAN
SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN
 BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA
 MENCIPTAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL

 PENELITIAN DALAM RANGKA GELAR INOVASI SISWA SMA




                     Disusun Oleh:
            Ana Aminatul Aliyah (9946373435)
               Maya Masita (9950358598)
            Deni Rahmat Faisal (9946373403)

                   Guru Pendamping
                    Suhadi, S. Pd
                   Drs. Daryoto Eko


     DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH
              SEPTEMBER, TAHUN 2011


                                                   0
HALAMAN PENGESAHAN
                         PROPOSAL

1. a. Judul Penelitian              SETUP JAMBU METE SEBAGAI
                                    MINUMAN KEMASAN BERBASIS
                                    KEUNGGULAN LOKAL DALAM
                                    RANGKA MENCIPTAKAN
                                    KETAHANAN PANGAN NASIONAL
2 Bidang Ilmu Penelitian            Terapan
3. Ketua Peneliti
   a. Nama Lengkap dan Gelar        Ana Aminatul Aliyah
   b. Jenis Kelamin                  Perempuan
   c. NISN                          9946373435
   d. Instansi                      SMA N 1 Pamotan Rembang
   e. J u r u s a n                 IPA
   f. Alamat                        Ds. Pancur Rt.1/I Kec. Pancur Kab.
                                    Rembang Jawa Tengah
4. Jumlah Tim Peneliti              2 Orang
5. Lokasi Penelitian                DesaPragen Pamotan Rembang Jawa Tengah
6. Waktu Penelitian                 1 Bulan (September –November )
7. Biaya yang diperlukan
   a. Sumber dari Sarplas           Rp. 5.500.000,-
   Dikmen Prov. Jawa Tengah                        +
   b. Sumber Lain, Sebutkan         Rp. 5.500.000,-
                     Jumlah         (Lima Juta Lima Ratus Ribu Rupiah)

                                              Pamotan, 30 September 2011

Mengetahui,                                   Ketua
Peneliti, Guru Pembimbing



Suhadi, S. Pd.                                Ana Aminatul Aliyah
NIP. 19820403 200903 1 005                    NISN: 9946373435


                            Mengetahui
                     Kepala SMA Negeri 1 Pamotan



                              Dra. Pusmi Indiyati
                         NIP. 19570725 197903 2 004


                                                                         1
SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS
     KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN
              KETAHANAN PANGAN NASIONAL

 Ana Aminatul Aliyah (9946373435), Maya Masita (9950358598), Deni Rahmat
         Faisal (9946373403), Suhadi, S. Pd, dan Drs. Daryoto Eko



                                ABSTRAK


Penelitian ini berangkat bahwa dalam kenyataannya setiap musim panen jambu
mete, petani selalu membuang-buang daging buah jambu mete. Dengan demikian
penelitian ini mengangkat masalah penting bagaimana daging jambu mete dapat
bermanfaat dalam mendukung ketahanan tanaman pangan lokal, pengetahuan
lokal, sistem ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat Pamotan Rembang Jawa
Tengah.

Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan gabungan (kualitatif dan
kuantitatif) ini menggunakan perspektif konflik fungsional dan ekonomi
lingkungan.


Kata Kunci: setup jambu mete, minuman kemasan, ketahanan pangan nasional




                                                                           2
BAB I

                               PENDAHULUAN


A. Latar Belakang

          Suatu negara yang berdaulat, salah satu elemen penting yang perlu

   dijaga adalah ketersediaan pangan nasional yang cukup. Ketergantungan

   pangan nasional hanyalah akan menjadi pencipta suatu kehancuran suatu

   negara bangsa. Agar tidak tercipta ketergantungan pangan nasional terhadap

   stok pangan dari luar, perlu adanya gerakan kemandirian pangan nasional.

          Hal mendasak yang perlu dilakukan diantaranya adalah studi

   ketersediaan bahan pangan     nasional. Selanjutnya yang dilakukan adalah

   melakukan rekayasa bahan pangan nasional menjadi suguhan pangan siap saji.

          Dengan demikian, maka akan tercipta diversitas ketahanan pangan

   nasional, terciptalah penguatan sistem ekonomi nasional, terciptalah tatanan

   kualitas hidup masyarakat nasional, hingga kemudian terciptanya masyarakat

   yang adil, makmur, dan sejahtera.

          Studi awal diversitas bahan pangan endemik di tiap-tiap daerah perlu

   dilakukan. Studi terdahulu yang relevan tentang hasil olahan pada tanaman

   pangan endemik juga menjadi hal penting yang tidak dapat ditinggalkan.

   Terdapat beragam alasan dan pemilihan salah satu bahan tanaman pangan

   untuk diolah menjadi makanan kemasan.

          Pemilihan    bahan   tanaman     pangan   untuk   menjadi   makanan

   kemasanpun perlu diperhatikan. Beberapa hal diantaranya; ketersediaan bahan

   baku di lapangan, kandungan gizi dalam tanaman pangan sesuai standar,
                                                                              3
keunggulan khasiat kandungan dalam tanaman pangan, mampu menghidupkan

kajian relevan dengan kurikulum sekolah di berbagai jenjang, melibatkan dan

memanfaatkan     pemilik   pengetahun    dan    ketrampilan   lokal   sebagai

pengolahnya, ketersediaan teknologi tepat guna, terbukanya peluang pasar

hasil produk olahan, hingga syarat tentang penopang pelestarian jenis varietas

tanaman pangan nasional.


             Gambar 1. Harga Domestik Jambu Mete 1990-1996
             (dalam mata uang Indonesia - 1 US $ = Rp 2.400).




           Sumber: httpwww.fao.orgdocrep005ac451eac451e00.jpg

       Berdasarkan kunjungan lapangan pada bulan Juli 2011, kawasan

Rembang memiliki produksi buah jambu mete, tepatnya di daerah kecamatan

Pamotan. Buah jambu mete yang telah menjadi tenaman endemik di kawasan

Pamotan Rembang Jawa Tengah ini, hingga saat ini hanya metenya saja yang

dimanfaatkan untuk memiliki nilai ekonomi tinggi, sedangkan daging buah

jambu mete belum bernilai ekonomi tinggi. Terbukti, pada kunjungan

lapangan pada bulan Agustus hingga November, daging buang jambu mete di

buang di lahan perkebunan. Berangkat dari kondisi lapangan di atas, dalam

studi ini memfokuskan diri pada rekayasa pengolahan daging jambu mete.


                                                                            4
Rekayasa pengolahan daging jambu mete ini kemudian menghasilkan produk

dalam bentuk minuman kemasan, yaitu dalam bentuk minuman setup jambu

mete kemasan.

             Tabel. Tabel Produksi Jambu Mete di Indonesia
                      Tahun Luas (Ha) Produksi
                                          (tons)
                      1978      82 511       8 800
                      1983     193 583      18 047
                      1988     253 777      23 305
                      1993     400 593      69 751
                      1996     465 758      77 663
                 Sumber: Nogoseno (1997, dalam FAO, 1998)
         Dalam studinya Anwar dkk (2006) menemukan bahwa ada

kecenderungan masyarakat pada kawasan perkebunan jambu mete beralih

aktivitasnya dari pertanian ke industri. Padahal jambu mete (Anacardium

occidentale L.) memiliki permintaan tinggi di pasar dunia karena berbagai

aplikasi. Jambu mete shell cair (CNSL) memiliki berbagai macam sifat

biologis (Botany Research International, (2009:253). Kesadaran potensi

produk dan informasi mete antara petani pasar dalam beberapa kawasan dalam

keadaan bermasalah. Dalam jurnal Agricultural and Biological Science

(2008:10), dilaporkan bahwa produksi jambu mete dalam keadaan melimpah,

namun kesadaran potensi produk dan informasi mete antara petani pasar,

lemah.

         Dengan demikian langkah studi yang menghasilkan jenis makanan

kemasan jelas dinanti-nantikan.      Guna menciptakan keseimbangan akan

kelestarian tanaman pangan lokal, pengetahuan lokal, sistem ekonomi, dan

kualitas hidup masyarakat sekitar.


                                                                        5
B. Masalah Penelitian

           Berdasarkan studi latar belakang di atas, permasalah yang dipilih

   dalam penelitian ini yaitu;

   1. Bagaimana proses produksi stup jambu mete?

   2. Apa saja kandungan gizi dalam setup jambu mete?

   3. Bagaimana proses produksi pengemasan setup jambu mete?

   4. Bagaimana proses membangun kesadaran potensi produk dan informasi

      mete antara petani dan pasar, dalam rangka menciptakan lapangan kerja

      berbasis masyarakat sekitar?


C. Tujuan Penelitian

           Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu;

   1. Menciptakan proses produksi stup jambu mete.

   2. Mengetahui kandungan gizi dalam setup jambu mete.

   3. Menciptakan minnuman kemasan setup jambu mete.

   4. Menciptakan model membangun kesadaran potensi produk dan informasi

      mete antara petani dan pasar, dalam rangka menciptakan lapangan kerja

      berbasis masyarakat sekitar.

D. Produk Hasil Penelitian

           Untuk mewujudkan tujuan penelitian di atas, dalam penelitian ini

   menghasilkan produk penelitian sebagai berikut;

   1. Laporan penelitian tertulis

   2. Produk miniman setup mete kemasan

   3. Film dokumenter pembuatan setup mete
                                                                              6
E. Manfaat Penelitian

              Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil penelitian di atas, manfaat

   penelitian bagi kelompok akademis dan kelompok masyarakat adalah sebagai

   berikut;


   1. Kelompok akademis

      Untuk kalangan akademis, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan

      literatur untuk penyusunan penelitian lanjutan dan penyempurnaan tentang

      rekayasa jambu mete, kandungan gizi jambu mete, dan model

      pemberdayaan ekonomi pemulia jambu mete dalam rangka menciptakan

      diversitas ketahanan pangan nasional berbasis lokal.


   2. Kelompok masyarakat

      Selanjutnya, untuk kalangan masyarakat, penelitian ini bermanfaat sebagai

      media untuk meningkatkan diversitas pengolahan daging jambu mete

      sekaligus menciptakan kesejahteraan sosial melalui penciptaan lapangan

      kerja berbasis bahan baku lokal.




                                                                               7
BAB II

                            STUDI PUSTAKA

A. Jambu Mete

  1. Mengenal Buah Jambu Mete

         Dari asal-usulnya di timur laut Brasil, jambu mete (Yunani:

  Anacardium Occidentale) menyebar ke Amerika Selatan dan Tengah. Cerita

  singkat, orang India dari Amerika Selatan membawa spesies ini ke Hindia

  Barat pada pra-Columbus. Portugis diperkenalkan ke India dan Afrika Timur,

  yang kemudian menyebar ke Sri Lanka, Malaysia dan Indonesia. Orang-orang

  Spanyol membawa jambu mete ke Filipina pada abad ke-17. Sebagian besar,

  jambu mete sekarang dibudidayakan di banyak negara tropis.

         Jambu mete tersebar di seluruh Nusantara dengan nama berbeda-beda.

  Di sumatera Barat jambu mete dinamai dengan mete jambu erang/jambu

  monyet, di Lampung dijuluki gayu, di daerah Jawa Barat dijuluki jambu mede,

  di Jawa Tengah dan Jawa Timur diberi nama jambu monyet, di Bali jambu

  jipang atau jambu dwipa, dan di Sulawesi Utara disebut buah yaki.

         Adapun penyebutan nama jambu mete di dunia, dapat dilihat sebagai

  berikut. Kaju untuk di Hindi, jambu mede atau jambu monyet untuk

  Indonesia, jambu mede atau jambu monyet untuk Jawa, kasjoe atau mereke

  untuk Belanda, Gajus atau jambu monyet untuk Melayu, hingga cay Dieu atau

  dao lon panas untuk Vietnam.




                                                                           8
Gambar. Jambu mete dengan varieras warna merah
       Sumber: Menegristek, Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu
                       Pengetahuan dan Teknologi.

        Tanaman jambu mete banyak tumbuh di Jawa Tengah (Jepara,

Wonogiri), Jawa Timur (Bangkalan, Sampang, Sumenep, Pasuruan, dan

Ponorogo), dan di Yogyakarta (Gunung Kidul, Bantul, dan Sleman). Di luar

Pulau Jawa, Jambu mete banyak ditanam di Bali (Karangasem), Sulawesi

Selatan (Kepulauan Pangkajene, Sidenreng, Soppeng, Wajo, Maros, Sinjai,

Bone, dan Barru), Sulawesi Tenggara (Muna). dan NTB (Sumbawa Besar,

Dompu, dan Bima).

        Waktu panen bervariasi dari daerah ke daerah, tetapi biasanya

dilakukan pada musim kemarau dari Juli sampai November. Di Sulawesi

Tenggara, bulan panen dari bulan Juli sampai September, sedangkan

orchardists di Barat dan Timur Nusa Tenggara panen tanaman mete mereka

dari September-November. Perbedaan ini terutama karena iklim mikro variasi

antar daerah.




                                                                        9
Gambar. Perempuan desa sedang memanen jambu mete
         Sumber: http://ureport.vivanews.com/news/read/108355-
                 desa_ilepadung_penghasil_mete_organik

2. Kandungan Gizi Buah Jambu Mete

                  Tabel. Komposisi buah sernu jambu mete




Sumber: Haendler and Duverneil, 1970 dalam Mulyono dkk (BBP4:660)




                                                                    10
Tabel. Karakter varietas unggul jambu mete




Sumber: Hadad, Usman Daras, dan Agus Wahyudi (2007:04)




                                                             11
Tabel. Kandungan kimia jambu mete
                    dengan menggunakan pelarut yang berbeda




Sumber: Botany Research International, (2009:254)


   3. Manfaat Buah Jambu Mete

           Menurut Menegristek, tanaman jambu mete merupakan komoditi

   ekspor yang banyak manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya.

   Selain itu juga biji mete (kacang mete) dapat digoreng untuk makanan bergizi

   tinggi. Buah mete semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti

   sari buah mete, anggur mete, manisan kering, selai mete, buah kalengan, dan

   jem jambu mete. Kulit kayu jambu mete mengandung cairan berwarna coklat.

   Apabila terkena udara, cairan tersebut berubah menjadi hitam. Cairan ini dapat

   digunakan untuk bahan tinta,bahan pencelup, atau bahan pewarna. Selain itu,

   kulit batang pohon jambu mete juga berkhasiat sebagai obat kumur atau obat

   sariawan. Batang pohon mete menghasilkan gum atau blendok untuk bahan

                                                                              12
perekat buku. Selain daya rekatnya baik, gum juga berfungsi sebagai anti

gengat yang sering menggerogoti buku. Akar jambu mete berkhasiat sebagai

pencuci perut. Daun Jambu mete yang masih muda dimanfaatkan sebagai

lalap, terutama di daerah Jawa Barat. Daun yang tua dapat digunakan untuk

obat luka bakar.

        Selanjutnya menurut Mulyono dkk (BBP4:658) menemukan berbagai

macam teknologi pengolahan yang dihasilkan buah mete jambu mete dapat

menghasilkan berbagai jenis produk olahan. Jenis produk olahan jambu

mete adalah sebagai berikut; sari buah (sari buah jernih, sari buah keruh, sari

buah dengan C02, anggur, cuka makan, jelly, nata de cashew), selai, pasta,

buah kaleng dalam sirup, manisan basah dan kering (candy), acar dan asinan

(pickle), sambal (chutney), lauk pauk (abon), dan pakan ternak.

           Tabel. Produk-produk olahan buah semu jambu mete




Sumber: Mulyono dkk (BBP4:660)
                                                                            13
B. Relevansi Penelitian Terdahulu

           Dalam studi terdahulu yang dilakukan oleh Zaubin, Suryadi, dan

   Yuhono (2004:53) menekankan bahwa permasalahan jambu mete adalah pada

   rendahnya pendapatan petani pemulia jambu mete. Dengan rendahnya

   pendapatan pemulian jambu mete itu, berdampak pada runtuhnya derajat

   budidaya dan diversifikasi produk olahan berbahan dasar jambu mete. Dalam

   studi Zaubin, Suryadi, dan Yudono, memberi solusi untuk melakukan upaya

   jangka pendek dan upaya jangka panjang.

           Upaya jangka pendek mencakup pemeliharaan kebun yang baik agar

   produksi dan kualitas gelondong meningkat serta diversifikasi produk baik

   diversifikasi horizontal maupun vertikal. Upaya jangka panjang (5–10 tahun)

   ditempuh melalui rehabilitasi dan peremajaan kebun-kebun mete. Inovasi

   teknologi untuk melaksanakan perbaikan tersebut telah tersedia, namun

   sosialisasinya masih menghadapi berbagai kendala. Oleh karena itu,

   kemampuan petani perlu ditingkatkan, agroindustri dibenahi agar dapat

   menunjang kegiatan produksi, dan pemerintah daerah mengkoordinasi dan

   memfasilitasi semua sektor agar agribisnis mete dapat berjalan lebih baik.

           Namun studi Zaubin, Suryadi, dan Yudono di atas, belum secara jelas

   dan tajam memberikan solusi tentang bagaimana model meningkatkan derajat

   pendapatan petani dengan cara diversifikasi produk dan rehabilitasi kebun

   jambu mete. Dalam studi Zaubin, Suryadi, dan Yudono ini juga belum

   mengusung isu tentang ketahanan pangan nasional dan kearifan lokal dalam

   diversitas produk berbahan dasar jambu mete.


                                                                                14
Dalam hal diversifikasi produk berbahan dasar jambu mete, dapat

dilihat studi Hadad, Daras, dan Wahyudi (2007: 18), dimana dalam studi

tersebut telah melangsir beberapa diversifikasi produk berbahan dasar jambu

mete sebagai berikut; Pengolahan Gelondong, Kacang Mete, CNSL (cashew

nut shell liquid), Sirup, Anggur, Abon, Selai, Dodol, Nata de Cashew, dan

Pakan Ternak. Jelas, dalam studi tersebut, belum melangsir diversifikasi

produk dalam bentuk setup jambu mete. Dengan demikian, studi tentang setup

jambu mete ini menjadi studi terkini yang perlu dilakukan.

       Studi terkini tentang jambu mete juga relatif banyak menyingkap

tentang bagaimana meningkatkan produktivitas jambu mete. Studi yang

dilakukan oleh Guemaeni (2010:7) berangkat dari produktivitas tanaman

jambu mete yang rendah, antara lain disebabkan karena pengembangannya

menggunakan biji yang berasal dari pohon-pohon dengan potensi genetik

rendah atau bukan unggul. Dalam studi Gusmaeni ini memberi solusi agar

masyarakat Indonesia hendaknya dapat memanfaatkan plasma nutfah jambu

mete yang ada untuk men-dapatkan pohon-pohon dengan potensi produksi

tinggi, dan selanjutnya diperbanyak secara klonal dengan cara penyambungan

(grafting). Namun Gusmaeni terkesan mengesampingkan diversitas produksi

olah jambu mete yang tersedia melimpah ruah. Hal ini dapat dilihat pada tahun

2007, Indonesia telah mencapai 570.409 ha dengan produksi 350 kg

gelondong/ha dan total produksi 146.148 ton gelondong (Ditjenbun, 2008).

       Dalam http://www.pdii.lipi.go.id/?p=1145, Selai (jelly) yang terbuat dari

jambu mete, adalah hasil olahan/pengawetan yang mempunyai bentuk/ tekstur


                                                                             15
setengah padat (intermediate moistured food) atau seperti bubur kental.

Penggunaan selai/jelly biasanya dimakan bersama roti. Hasil olahan buah

jambu mete menjadi selai/jelly mempunyai rasa manis dengan aroma serta

citarasa yang hampir sama dengan buah aslinya.

          Roti memang makanan pokok masyarakat luar negeri, untuk itulah

produk olahan selai/jelly selalu dibutuhkan dalam jumlah yang besar untuk

memenuhi permintaan pasar luar negeri. Sedangkan permintaan untuk

konsumsi dalam negeri sendiri relatif sedikit. Selai/jelly buah jambu mete

menyerupai bubur kental berwarna jernih/transparan dengan aroma asli buah

jambu mete sangat mengundang selera untuk mencicipinya. Kandungan gizi

dan kalori yang terkandung di dalam buah jambu mete cukup banyak dan

lengkap, Energi (kal), Air, Protein, Lemak, Karbohidrat, Mineral (g), kalsium

(mg), Fosfor (mg), Zat besi (mg), Vitamin A (mcg), Vitamin B (mg), Vitamin

C (mg).

          Menurut Kendriyanto (2005) Jambu mete adalah salah satu komoditas

perkebunanan yang memiliki nilai ekonomi cukup besar yaitu menghasilkan

kacang mete dan produk olahan dari buah semu. Di Desa Pelemsengir

Kecamatan Todanan Kabupaten Blora pada tahun 2005 telah dilakukan

kegiatan yang mengkaji alat pengupas kulit ari dan pengolahan buah semu

jambu mete. Produk olah dari buah semu yang dicoba adalah sirup dan dodol

mete, namun hasilnya perlu diperbaiki supaya kualitas lebih baik.

          Pemanfaatan briket jambu mete dan tongkol sebagai bahan abakar

alternatif (Sinurat, 2011)


                                                                          16
Dalam studi Sinurat (2011:ii) tentang pemanfaatan briket kulit jambu

mete dan tongkol jagung sebagai bahan bakar alternatif. Dalam studinya

tersebut bertujuan untuk membuat briket kulit jambu mete dan tongkol jagung,

melakukan pengujian proksimasi, menentukan kuat tekan dan kerapatan,

membandingkan briket kulit jambu mete dan tongkol jagung dengan standar

mutu briket yang ada yang meliputi nilai kalor, kadar air, kadar abu, fixed

carbon, volatile matter, kerapatan, dan kuat tekan, dan mengetahui efisiensi

thermal briket kulit jambu mete dan tongkol jagung. Studi Sinurat

menghasilkan bahwa efisiensi tertinggi dan nilai kalor tertinggi diperoleh pada

pembakaran briket kulit jambu mete 100% dengan perekat kanji (tepung

tapioka).

        Menurut Pratiwi (2011:v) dalam studinya kajian formulasi dodol

jambu mete rendah tanin, menyimpulkan berdasarkan hasil analisa kimia,

fisik dan sensoris, dodol jambu mete yang dapat diterima oleh konsumen

adalah dodol yang dibuat dengan penambahan bubur jambu mete dan tepung

beras ketan 75% :25%. Dodol tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut

kadar air (17.18%), abu (1,42%), serat kasar (1,05%) yang telah memenuhi

syarat SNI dan vitamin C (0.036%).

        Studi yang dilakukan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali,

limbah jambu mete dapat digunakan sebagai pakan ternak. Hasil pengkajian

BPTP Bali menunjukkan, pemberian limbah mete fermentasi pada kambing

dapat meningkatkan bobot badan secara nyata. Penimbangan pertama pada 24

ekor kambing memperoleh bobot awal rata-rata untuk P1: 15,67 kg/ekor dan


                                                                            17
P2: 15,55 kg/ ekor. Setelah diberi pakan limbah 12 minggu (84 hari), bobot

badan rata-rata menjadi 18,49 kg untuk P1 dan 20,56 kg untuk P2. Dengan

demikian pada P1 diperoleh pertambahan bobot badan rata-rata 33,58 g dan

P2 59,65 g/ekor/hari. Hasil analisis ekonomi menunjukkan, pemberian limbah

mete fermentasi dapat meningkatkan keuntungan sebesar Rp31.950 per 12

minggu atau Rp10.650 per bulan untuk setiap ekor anak kambing

dibandingkan dengan pola pemeliharaan tradisional. Analisis tersebut sudah

memperhitungkan biaya bahan baku dan pengolahan.

        Upe dan Ishak (1997) juga pernah melakukan studi tentang

pengembangan pemanfaatan dan pengolahan buah semu jambu mete menjadi

selai dan jam di sulawesi tenggara. Dalam studinya tersebut menghasilkan

pembuatan selai didapatkan bahwa perlakuan buah yang dimasak dengan

perbandingan gula dan sari 1:1 menghasilkan selai yang terbaik dengan kadar

pektin 0,505 persen, sedangkan pada pembuatan jam didapatkan bahwa

perlakuan perbandingan gula dengan pulp buah 0,5:1 menghasilkan jam yang

memenuhi SII 0173-78. Pemasakan buah semu jambu mete selama 15 menit

pada suhu lebih kurang 80 derajat C sebelum diolah lebih lanjut dapat

mengekstraksi lebih banyak kadar pektin.

        Peneliti yang sama, Upe dan shak (1997), juga melakukan penelitian

tentang bagaimana model pengembangan penghilangan rasa sepet (astringent)

dan rasa gatal (acrid) buah semu jambu mete untuk produk minuman. Tujuan

penelitian   untuk   mendapatkan   perlakuan   yang   tepat   dari   metode

penghilangan/pengurangan rasa sepat dan rasa gatal yang terkandung dalam


                                                                        18
buah semu jambu mete. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perlakuan

buah yang disayat kulitnya dengan lama perendaman 12 jam, sudah

menghasilkan sari buah yang mempunyai nilai rasa sepat, rasa gatal, dan kadar

tanin yang tidak berbeda nyata dengan yang didapat dari perlakuan buah yang

dikupas dengan lama perendaman 18 jam. Sari buah jambu mete yang dikupas

kulitnya mempunyai rasa sepat yang kurang dibanding yang disayat dan

dibelah. Semakin lama buah direndam dalam larutan garam 3 persen, maka

kadar tanin sari buah yang dihasilkan semakin rendah




                                                                          19
BAB III

                           METODE PENELITIAN


A. Pendekatan Penelitian

           Penelitian ini akan lakukan dengan pendekatan metode penelitian

   campuran. Penggunaan metode campuran diselaraskan terhadap tipe

   pertanyaan dalam penelitian. Utuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana

   proses produksi stup jambu mete, dilakukan pendekatan kualitatif dan

   literatur. Untuk menjawab pertanyaan tentang apa saja kandungan gizi dan

   keungguan stup jambu mete, akan dilakukan pendekatan kuantitatif.

   Selanjutnya untuk mengetahui tentang bagaimana menyusun model pemasaran

   dalam penciptaan lapangan kerja berbasis masyarakat sekitar, dilakukan

   pendekatan studi pustaka.


B. Lokasi Penelitian

           Penelitian ini akan dilakukan di kecamatan Pamotan kabupaten

   Rembang provinsi Jawa Tengah.


C. Waktu Penelitian

           Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, yaitu bulan September

   2011.


D. Sumber Data Penelitian

           Penelitian ini akan menggunan dua sumber data penelitian, yaitu data

   primer dan data sekunder. Data primer meliputi data tentang model produksi


                                                                            20
stup buah jambu mete, kandungan gizi, dan kandungan standarisasi minuman

  kemasan. Selanjutnya data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

  yaitu model produksi stup buah, keunggulan stup buah, dan model pemasaran

  stup buah.

E. Teknik Pengumpulan Data

  1. Bagaimana proses produksi stup jambu mete

         Untuk menjawab pertanyaan bagaimana proses produksi stup jambu

  mete, peneliti akan melakukan hal-hal sebagai berikut;

     -   Mendatangi masyarakat sekitar apakah telah ada teknik produksi

         jambu mete

     -   Jika ada, teknik prosuksi berbasis lokal itu dijadikan sumber dalam

         proses penyusunan produksi stup jambu mete

     -   Melakukan studi literatur tentang bagaimana memproduksi stup jambu

         mete

     -   Jika ada, teknik produksi berbasis literatur itu dijadikan sumber dalam

         proses penyusunan produksi stup jambu mete

     -   Memadukan teknik masyarakat dan studi literatur tentang produksi

         stup buah jambu mete

     -   Jika masyarakat dan studi literatur tidak ada, maka peneliti melakukan

         ujicoba teknik produksi stup buah jambu mete

     -   Teknik produksi stup buah jambu mete akan dilakukan berulang-ulang

         hingga terciptakan suatu hasil stu pyang berkualitas




                                                                               21
2. Apa saja kandungan gizi dan keungguan stup jambu mete

              Untuk menjawab pertanyaan tentang apa saja kandungan gizi pada

      stup buah jambu mete, peneliti akan membawa stup buah jambu mete ke

      laboratorium terpercaya untuk diuji kandungan             gizinya. Untuk

      mengetahui kandungan gizi secara akurat, akan dilakkan minimal tiga kali

      uji laboratorium. Adapun untuk menjawab keunggulan stup buah jambu

      mete, peneliti melakukan analisis hasil kandungan gizi terhadap kajian

      literatur tentang kegunaan dari tiap-tiap elemen yang dimiliki pada stup

      buah jambu mete. Jika perlu, akan dilakukan uji laboratorium tentang

      standarisasi SNI minuman kemasan.


   3. Bagaimana model pemasaran dalam penciptaan lapangan kerja berbasis

      masyarakat sekitar

              Dalam menciptakan model pemasaran produk stup buah jambu

      mete, peneliti akan menggunakan suatu model pemasaran berdasar kajian

      literatur. Model pemasaran yang bersumber dari kajian literatur itu

      kemudian diadaptaasikan dengan potensi dan kelemahan dari masyarakat

      lokal, sehingga tercipta suatu model pemasaran berbasis penciptaan

      lapangan kerja penduduk lokal.


F. Penentuan Sampel, Populasi, dan Informan Penelitian

          Berdasarkan data yang digunakan dalam menjawab pertanyaan di

   atas, berikut ini penjelasan tentang penggunaan sample, populasi dan informan

   dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini yaitu varietas buah jambu mete


                                                                              22
sejumlah sembilan buah. Adapun sembilan buah ini akan diambil sebanyak

   sembilan pohon yang ada pada habibat pohon jambu mete di lokasi terpilih.

   Tiap-tiap buah jambu mete akan dikemas menjadi satu gelas stup buah jambu

   mete. Dengan demikian terdapat sembilan gelas stup jambu mete. adapun

   informan dalam penelitian ini yaitu beberapa anggota masyarakat sekitar

   lokasi yang terdapat kebun jambu mete.


G. Teknik Analisi Data

   1. Bagaimana proses produksi stup jambu mete

   2. Apa saja kandungan gizi dan keungguan stup jambu mete

   3. Bagaimana model pemasaran dalam penciptaan lapangan kerja berbasis

      masyarakat sekitar



           Teknik analisis data pada penelitian melalui delapan langkah. Adapun

   delapan langkah dalam teknik analisis data eksplanatoris yaitu sebagai berikut:

   1) pengumpulan data; 2) reduksi data; 3) peragaan data/ visualisasi data; 4)

   transformasi data; 5) perbandingan data; 6) interpretasi data; 7) legitimasi; dan

   8) pengampilan kesimpulan atau laporan akhir.




                                                                                 23
Gambar. Alur Teknik Analisis Data Campuran


                                    Peragaan Data

                                                           Transformasi
                                                               data
                   Reduksi Data


                                                           Perbandingan
                                    Pengumpulan                Data
                                        Data




                                                            Interpretasi
            Pengambilan            Legitimasi                   data
             simpulan/
             Pelaporan
      ;         akhir



Sumber: Diadaptasikan dari Miles dan Huberman, 2007; Onwuegbuzie dan
        Teddie, 2010; Tashakkory dan Teddlie, 2010 dengan modivikasi
        seperlunya.

          Berikut ini merupakan definisi operasional dari delapan tahapan dalam

teknik analisis data eksplanatoris dari penelitian ini.

   1) Tahap pengumpulan data yaitu mengumpulkan data dari lapangan dengan

          teknik wawancara, observasi, serta studi arsip dan dokumen.

   2) Tahap reduksi data yaitu mengolah data dengan cara memilah-milah,

          membuang data sampah, dan menambah yang perlu.

   3) Tahap peragaan data/ visualisasi data yaitu meragakan data kualitatif

          menjadi matriks, bahan, grafis, jarigan, daftar, rubrik, diagram venn, dan

          tabel.


                                                                                 24
4) Tahap      transformasi    data    yaitu    mengkualifikasikan     dan    atau

       mengkuantifikasikan data.

   5) Tahap perbandingan data yaitu memperbandingkan data dari sumber-

       sumber daya yang berbeda.

   6) Tahap interpretasi data yaitu memaknai data menurut peneliti

   7) Tahap legitimasi yaitu melakukan penguatan validitas data dengan

       pendekatan deskripsi teoritik dan data lapangan.

   8) Tahap pengampilan simpulan atau laporan akhir yaitu menjawab

       pertanyaan penelitian dan memberikan rekomendasi dalam bentuk

       pelaporan akhir penelitian.


H. Desain Penelitian

       Penelitian ini akan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu; tahap pra

penelitian, tahap proses penelitian, dan tahap pasca penelitian. Melakukan studi

literatur pendahuluan, studi pendahuluan lapangan yang digunakan dalam

menyusun proposal penelitian, dan melengkapi berbagai surat perijinan

merupakan beberapa kegiatan dalam pra penelitian. Selanjutnya peneliti terjun ke

lapangan mengumpulkan data penelitian, uji laboratorium, mereduksi data,

visualisasi data, analisis data, pelengkapan data lapangan, analisis data penelitian,

hingga penyusunan simpulan dalam peneltian, merupakan kegiatan dalam proses

penelitian. Tahap terakhir yaitu melakukan penyunan laporan, penjilidan,

penggandaan hasil penelitian, hingga publikasi dari hasil penelitian.

       Berdasarkan sistemasika penyusunan laporan penelitian, penelitian ini

terdiri dari lima bab. Bab satu memuat tentang pendahuluan penelitian. Bab dua
                                                                                  25
memuat tentang kajian pustaka penelitian. Bab tiga memuat tentang metode

penelitian. Bab empat memuat tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hingga

bab lima memuat tentang simpulan dan rekomendasi yang dianggap penting pasca

penelitian.




                                                                         26
BAB IV




         27
BAB V

                             DAFTAR PUSTAKA


Agbongiarhuoyi Anthony E., Aigbekaen E.O.1 and Akinbile L.A. 2008.
     Awareness Of Cashew Products Potentials And Market Information Among
     Farmers In Kogi State, Nigeria. ARPN Journal of Agricultural and
     Biological Science. VOL. 3, NO. 4, JULY 2008 ISSN 1990-6145.
Anwar; Dipokusumo, Bambang ; Nurjannah, Siti. 2006. Studi Transformasi
     Pertanian Kearah Industri Pada Kawasan Perkebunan Jambu Mete Di
     Propinsi Nusa Tenggara Barat : Kasus Rumahtangga Petani Lahan Kering
     : Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian Universitas Mataram.
Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali. Tanpa tahun. Pakan Ternak dari
     Limbah Jambu Mete. Dalam http://www.smallcrab.com/others/425-pakan-
     ternak-dari-limbah-jambu-mete. diunduh pada tanggal 03 November 2011.
Budi Utami. Pengetahuan Umum dan Peraturan Kemasan. Balai Besar Kimia dan
     Kemasan. Dalam http://www.bbik-litbang.or.id. Diunduh pada tanggal 08
     November 2011.
Cara pembuatan setup buah rempah. Dalam http://anekakuliner.com/tag/cara-
     pembuatan-setup-buah. diunduh pada tanggal 08 November 2011.
Deptan. 2009. Standar Prosedur Operasional Pengolahan Mangga. Direktorat
     Pengolahan Hasil Pertanian. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran
     Hasil Pertanian. Jakarta.
Direktorat Jenderal Perkebunan. 2008. Statistik Perkebunan Indonesia 2007-2008.
     Jambu Mete. Departemen Kehutanan dan Perkebunan, Jakarta.
Edy Mulyono, Abubakar dan Djajeng Sumangat. Teknologi Inovatif Pengolanan
     Buah Semu Jambu Mete untuk Mendukung Agrolndustri. Dalam Prosiding
     Seminar Nasional Teknologi lnovatif Pascapanen untuk Pengembangan
     Industri Berbasis Pertanian. Balai Besar Penelitian dun Pengembangan
     Pascapanen Pertanian. Hal: 658



                                                                             28
Elna Karmawati. 2008. Perkembangan Jambu Mete dan Strategi Pengendalian
     Hama Utamanya. Jurnal Perspektif Vol. 7 No. 2 / Desember 2008. Hlm 102
     - 111. ISSN: 1412-8004. 102.
Gusmaini. 2010. Peningkatan Produktivitas Jambu Mete Melalui Teknologi
     Penyambungan (Grafting) dan Rejuvenasi Tanaman Jambu Mete. Jurnal
     Perkembangan Teknologi TRO 22 (1) Juni 2010 Hlm. 7-17. ISSN 1829-
     62897.
Hadad, Usman Daras, dan Agus Wahyudi. 2007. Teknologi Unggulan Jambu
     Mete Perbenihan dan Budidaya Pendukung Varietas Unggul. Badan
     Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Pusat Penelitian dan
     Pengembangan Perkebunan.
Julianti, Elisa. 2006. Teknologi Pengemasan. Departemen Teknologi Pertanian.
     Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara
Kendriyanto, Dwi Nugraheni, Antonius Priyanto. 2005. Kajian Diversifikasi
     Produk           Olahan             Jambu            Mete.           Dalam
     http://jateng.litbang.deptan.go.id/eng/index.php?option=com_content&view=art
     icle&id=117&Itemid=42. Diunduh pada tanggal 03 November 2011.
Menegristek. Tanpa Tahun. Jambu Mete ( Anacardium Occidentale L. ) TTG
     Budidaya Pertanian. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan
     dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
Minas K. Papademetriou; Edward M. 1998. Integrated Production Practices of
     Cashew in Asia. Food and Agriculture Organization of The United Nations
     Regional Office For Asia and The Pacific Bangkok, Thailand
Mustofa, Akhmad. 2011.      Studi Tentang Aktivitas Zymomonas Mobilis Pada
     Produksi Etanol Dari Buah Semu Jambu Mete (Anacardium Occidentale)
     Dengan Variasi Sumber Nitrogen. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil
     Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Pengemasan. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Pengemasan. diunduh pada tanggal
     09 November 2011.




                                                                              29
Pratiwi, Niken   2011. Kajian Formulasi Dodol Jambu Mete (Anacardium
     Occidentale.L) Rendah Tanin. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil
     Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Robber Zaubin, Rudi Suryadi, dan Y.T. Yuhono. 2004. Diversifikasi Produk dan
     Rehabilitasi Perkebunan Jambu Mete Untuk Meningkatkan Pendapatan
     Petani. Dalam Jurnal Litbang Pertanian, 23(2), 2004.
Sinurat, Erikson. 2011. Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jambu Mete Dan Tongkol
     Jagung Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Skripsi. Unhas.
Tutuk Budiati. 1990. Isolasi, Identifikasi dan Konversi Asam Anakardat dari
     Minyak Kulit Biji Jambu Mete (Anacardium occidentale L.). Dalam Sri
     Sugati Sjamsuhidajat, dkk. 1992. Penelitian Tanaman Obat di Beberapa
     Perguruan Tinggi di Indonesia IV. Jakarta. Pusat Penelitian Dan
     Pengembangan Farmasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
     Departemen Kesehatan RI.
Upe, Ishak Ambo. 1997. Pengembangan Pemanfaatan Dan Pengolahan Buah
     Semu Jambu Mete Menjadi Selai Dan Jam Di Sulawesi Tenggara. Balai
     Industri Ujung Pandang
Upe, Ishak Ambo. 1991. Pengembangan Penghilangan Rasa Sepet (astringent)
     Dan Rasa Gatal (acrid) Buah Semu Jambu Mete Untuk Produk Minuman.
     Balai Industri Ujung Pandang.
V. Rajesh Kannan, C.S. Sumathi, V. Balasubramanian and N. Ramesh. 2009.
     Elementary Chemical Profiling and Antifungal Properties of Cashew
     (Anacardium occidentale L.) Nuts. Jurnal Botany Research International 2
     (4): 253-257, 2009. ISSN 1995-8951.




                                                                          30

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

02 pengolahan & pengawetan hijauan i 2
02 pengolahan & pengawetan hijauan i 202 pengolahan & pengawetan hijauan i 2
02 pengolahan & pengawetan hijauan i 2
Nurul Sholehuddin
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
Riva Anggraeni
 
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
VanyWardani
 

La actualidad más candente (20)

Manajemen perkebunan
Manajemen perkebunanManajemen perkebunan
Manajemen perkebunan
 
Akromegali
AkromegaliAkromegali
Akromegali
 
Mentega
MentegaMentega
Mentega
 
Pertanian Modern
Pertanian Modern Pertanian Modern
Pertanian Modern
 
02 pengolahan & pengawetan hijauan i 2
02 pengolahan & pengawetan hijauan i 202 pengolahan & pengawetan hijauan i 2
02 pengolahan & pengawetan hijauan i 2
 
Budidaya tanaman pepaya
Budidaya tanaman pepayaBudidaya tanaman pepaya
Budidaya tanaman pepaya
 
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipasPenyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
Penyakit kelapa sawit karat jelaga hawar kipas
 
Produksi Tanaman Kentang
Produksi Tanaman KentangProduksi Tanaman Kentang
Produksi Tanaman Kentang
 
Legum
LegumLegum
Legum
 
Tanaman tomat
Tanaman tomatTanaman tomat
Tanaman tomat
 
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
Sistem Pertanian Terpadu (Integrasi Tanaman - Ternak)
 
Pengendalian hama dan penyakit penting pada tanaman jagung
Pengendalian hama dan penyakit penting pada tanaman jagungPengendalian hama dan penyakit penting pada tanaman jagung
Pengendalian hama dan penyakit penting pada tanaman jagung
 
pendahuluan Ilmu Tanaman Pakan
pendahuluan Ilmu Tanaman Pakanpendahuluan Ilmu Tanaman Pakan
pendahuluan Ilmu Tanaman Pakan
 
Pedoman pengendalian hama terpadu
Pedoman pengendalian hama terpaduPedoman pengendalian hama terpadu
Pedoman pengendalian hama terpadu
 
contoh laporan uji benih
contoh laporan uji benihcontoh laporan uji benih
contoh laporan uji benih
 
gula semut
gula semutgula semut
gula semut
 
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
225366239 laporan-praktiku-uji-vigor-asli
 
Soal semester ganjil farmakologi kelas xi
Soal semester ganjil farmakologi kelas xiSoal semester ganjil farmakologi kelas xi
Soal semester ganjil farmakologi kelas xi
 
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
LAPORAN PRAKTIKUM TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN DI PERSEMAIAN PERMANEN BALAI PEN...
 
Pendahuluan 1
Pendahuluan 1Pendahuluan 1
Pendahuluan 1
 

Destacado

Skripsi ekstraksi antioksidan_(_likopen_)_dari_buah_tomat_dengan_menggunakan_...
Skripsi ekstraksi antioksidan_(_likopen_)_dari_buah_tomat_dengan_menggunakan_...Skripsi ekstraksi antioksidan_(_likopen_)_dari_buah_tomat_dengan_menggunakan_...
Skripsi ekstraksi antioksidan_(_likopen_)_dari_buah_tomat_dengan_menggunakan_...
Beby Offduty
 
Proposal usaha jenang tape anggung
Proposal usaha jenang tape anggungProposal usaha jenang tape anggung
Proposal usaha jenang tape anggung
Arma Wati
 
Ppwp 1a
Ppwp 1aPpwp 1a
Ppwp 1a
gunjul
 

Destacado (7)

Makalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten munaMakalah jambu mete di kabupaten muna
Makalah jambu mete di kabupaten muna
 
Skripsi ekstraksi antioksidan_(_likopen_)_dari_buah_tomat_dengan_menggunakan_...
Skripsi ekstraksi antioksidan_(_likopen_)_dari_buah_tomat_dengan_menggunakan_...Skripsi ekstraksi antioksidan_(_likopen_)_dari_buah_tomat_dengan_menggunakan_...
Skripsi ekstraksi antioksidan_(_likopen_)_dari_buah_tomat_dengan_menggunakan_...
 
Proposal usaha jenang tape anggung
Proposal usaha jenang tape anggungProposal usaha jenang tape anggung
Proposal usaha jenang tape anggung
 
Ppwp 1a
Ppwp 1aPpwp 1a
Ppwp 1a
 
Pemerintahan transisi kabupaten muna
Pemerintahan transisi kabupaten munaPemerintahan transisi kabupaten muna
Pemerintahan transisi kabupaten muna
 
cara pembuatan tape singkong
cara pembuatan tape singkongcara pembuatan tape singkong
cara pembuatan tape singkong
 
Proposal budidaya-cabe
Proposal budidaya-cabeProposal budidaya-cabe
Proposal budidaya-cabe
 

Similar a Proposal penelitian

PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
UNESA
 
Laporan pemeliharaan benih jati di kabupaten muna
Laporan pemeliharaan benih jati di kabupaten munaLaporan pemeliharaan benih jati di kabupaten muna
Laporan pemeliharaan benih jati di kabupaten muna
Operator Warnet Vast Raha
 
MODIFIKASI ZEOLIT MELALUIINTERAKSI DENGAN Fe(OHh lINTUK MENINGKATKAN KAPASITA...
MODIFIKASI ZEOLIT MELALUIINTERAKSI DENGAN Fe(OHh lINTUK MENINGKATKAN KAPASITA...MODIFIKASI ZEOLIT MELALUIINTERAKSI DENGAN Fe(OHh lINTUK MENINGKATKAN KAPASITA...
MODIFIKASI ZEOLIT MELALUIINTERAKSI DENGAN Fe(OHh lINTUK MENINGKATKAN KAPASITA...
Repository Ipb
 
3401411182pengembanganwirausahadonesarumputlautuntukmeningkatkanekonomidanpot...
3401411182pengembanganwirausahadonesarumputlautuntukmeningkatkanekonomidanpot...3401411182pengembanganwirausahadonesarumputlautuntukmeningkatkanekonomidanpot...
3401411182pengembanganwirausahadonesarumputlautuntukmeningkatkanekonomidanpot...
Cgates Agoeng Pratities
 
Pengetahuan bahan bagian 1
Pengetahuan bahan bagian 1Pengetahuan bahan bagian 1
Pengetahuan bahan bagian 1
Adha Wardanu
 
Daya Hambat Ekstrak Air dan Etanol Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme) Ter...
Daya Hambat Ekstrak Air dan Etanol Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme) Ter...Daya Hambat Ekstrak Air dan Etanol Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme) Ter...
Daya Hambat Ekstrak Air dan Etanol Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme) Ter...
Repository Ipb
 
Daya Hambat Ekstrak Air dan Etanol Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme) Ter...
Daya Hambat Ekstrak Air dan Etanol Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme) Ter...Daya Hambat Ekstrak Air dan Etanol Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme) Ter...
Daya Hambat Ekstrak Air dan Etanol Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme) Ter...
Repository Ipb
 
PENGEMBANGAN PISANG KEPOK UNGGUL SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONAL
PENGEMBANGAN PISANG KEPOK UNGGUL SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONALPENGEMBANGAN PISANG KEPOK UNGGUL SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONAL
PENGEMBANGAN PISANG KEPOK UNGGUL SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONAL
Repository Ipb
 

Similar a Proposal penelitian (20)

konservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfahkonservasi plasma nutfah
konservasi plasma nutfah
 
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docxPengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
Pengembangan kripik ubi Putri Azzaraa.docx
 
EKONOMI TUGAS
EKONOMI TUGASEKONOMI TUGAS
EKONOMI TUGAS
 
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
PKM: Efektivitas Teripang Hitam (Holothuria atra) Sebagai Suplemen Pakan Ikan...
 
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptxGANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
GANGGA. BAHAN PERSENTSI UP.pptx
 
Laporan pemeliharaan benih jati di kabupaten muna
Laporan pemeliharaan benih jati di kabupaten munaLaporan pemeliharaan benih jati di kabupaten muna
Laporan pemeliharaan benih jati di kabupaten muna
 
Proposal pkm beasiswa bbm universitas palangka raya kalimantan tengah
Proposal pkm beasiswa bbm universitas palangka raya kalimantan tengahProposal pkm beasiswa bbm universitas palangka raya kalimantan tengah
Proposal pkm beasiswa bbm universitas palangka raya kalimantan tengah
 
MODIFIKASI ZEOLIT MELALUIINTERAKSI DENGAN Fe(OHh lINTUK MENINGKATKAN KAPASITA...
MODIFIKASI ZEOLIT MELALUIINTERAKSI DENGAN Fe(OHh lINTUK MENINGKATKAN KAPASITA...MODIFIKASI ZEOLIT MELALUIINTERAKSI DENGAN Fe(OHh lINTUK MENINGKATKAN KAPASITA...
MODIFIKASI ZEOLIT MELALUIINTERAKSI DENGAN Fe(OHh lINTUK MENINGKATKAN KAPASITA...
 
Koko bp
Koko bpKoko bp
Koko bp
 
PKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah Naga
PKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah NagaPKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah Naga
PKM-K tentang Pemanfaatan Kulit Buah Naga
 
MATERI PANGAN LOKAL.ppt
MATERI PANGAN LOKAL.pptMATERI PANGAN LOKAL.ppt
MATERI PANGAN LOKAL.ppt
 
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...
Aplikasi magot sebagai pakan merupakan materi pelatihan budidaya magot yang b...
 
Ex situ periuk kera
Ex situ periuk keraEx situ periuk kera
Ex situ periuk kera
 
3401411182pengembanganwirausahadonesarumputlautuntukmeningkatkanekonomidanpot...
3401411182pengembanganwirausahadonesarumputlautuntukmeningkatkanekonomidanpot...3401411182pengembanganwirausahadonesarumputlautuntukmeningkatkanekonomidanpot...
3401411182pengembanganwirausahadonesarumputlautuntukmeningkatkanekonomidanpot...
 
Pengaruh Konsentrasi Pakan Hijauan Sorghum (Sorghum bicolor) Terhadap Kandung...
Pengaruh Konsentrasi Pakan Hijauan Sorghum (Sorghum bicolor) Terhadap Kandung...Pengaruh Konsentrasi Pakan Hijauan Sorghum (Sorghum bicolor) Terhadap Kandung...
Pengaruh Konsentrasi Pakan Hijauan Sorghum (Sorghum bicolor) Terhadap Kandung...
 
Pengetahuan bahan bagian 1
Pengetahuan bahan bagian 1Pengetahuan bahan bagian 1
Pengetahuan bahan bagian 1
 
Daya Hambat Ekstrak Air dan Etanol Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme) Ter...
Daya Hambat Ekstrak Air dan Etanol Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme) Ter...Daya Hambat Ekstrak Air dan Etanol Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme) Ter...
Daya Hambat Ekstrak Air dan Etanol Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme) Ter...
 
Daya Hambat Ekstrak Air dan Etanol Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme) Ter...
Daya Hambat Ekstrak Air dan Etanol Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme) Ter...Daya Hambat Ekstrak Air dan Etanol Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme) Ter...
Daya Hambat Ekstrak Air dan Etanol Keladi Tikus (Typhonium flagelliforme) Ter...
 
JOURNAL_keanekaragaman_kelelawar_Ciampe.pdf
JOURNAL_keanekaragaman_kelelawar_Ciampe.pdfJOURNAL_keanekaragaman_kelelawar_Ciampe.pdf
JOURNAL_keanekaragaman_kelelawar_Ciampe.pdf
 
PENGEMBANGAN PISANG KEPOK UNGGUL SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONAL
PENGEMBANGAN PISANG KEPOK UNGGUL SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONALPENGEMBANGAN PISANG KEPOK UNGGUL SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONAL
PENGEMBANGAN PISANG KEPOK UNGGUL SEBAGAI PENOPANG KETAHANAN PANGAN NASIONAL
 

Más de Suhadi Rembang

Ucapan terimasih kepada donasi buku
Ucapan terimasih kepada donasi bukuUcapan terimasih kepada donasi buku
Ucapan terimasih kepada donasi buku
Suhadi Rembang
 
Sinematografi sma pamotan 2012
Sinematografi sma pamotan 2012Sinematografi sma pamotan 2012
Sinematografi sma pamotan 2012
Suhadi Rembang
 
Kemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru maluku
Kemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru malukuKemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru maluku
Kemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru maluku
Suhadi Rembang
 
Membangun beranda depan indonesia
Membangun beranda depan indonesiaMembangun beranda depan indonesia
Membangun beranda depan indonesia
Suhadi Rembang
 
Perubahan makna tanah yang melampaui batas
Perubahan makna tanah yang melampaui batasPerubahan makna tanah yang melampaui batas
Perubahan makna tanah yang melampaui batas
Suhadi Rembang
 

Más de Suhadi Rembang (20)

Pawon Batik Ramah Lingkungan
Pawon Batik Ramah Lingkungan Pawon Batik Ramah Lingkungan
Pawon Batik Ramah Lingkungan
 
Instrumen Penelitian Rempah Rempah
Instrumen Penelitian Rempah Rempah Instrumen Penelitian Rempah Rempah
Instrumen Penelitian Rempah Rempah
 
Membaca Kebenaran Dalam Video Dokumenter
Membaca Kebenaran Dalam Video DokumenterMembaca Kebenaran Dalam Video Dokumenter
Membaca Kebenaran Dalam Video Dokumenter
 
Membaca kebenaran dalam video dokumenter
Membaca kebenaran dalam video dokumenterMembaca kebenaran dalam video dokumenter
Membaca kebenaran dalam video dokumenter
 
Wakaf Buku
Wakaf Buku Wakaf Buku
Wakaf Buku
 
The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...
The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...
The portrait of women resistance towards patriarchy system in the movie of di...
 
Membaca Pembangkang Jawa
Membaca Pembangkang JawaMembaca Pembangkang Jawa
Membaca Pembangkang Jawa
 
Seragam keamanan sekolah
Seragam keamanan sekolahSeragam keamanan sekolah
Seragam keamanan sekolah
 
TRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTAN
TRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTANTRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTAN
TRANSKIPPEMBELAJARAN BERBASIS PENELITIAN SMA N 1 PAMOTAN
 
Ucapan terimasih kepada donasi buku dina
Ucapan terimasih kepada donasi buku   dinaUcapan terimasih kepada donasi buku   dina
Ucapan terimasih kepada donasi buku dina
 
Ucapan terimasih kepada donasi buku
Ucapan terimasih kepada donasi bukuUcapan terimasih kepada donasi buku
Ucapan terimasih kepada donasi buku
 
Pantai caruban rembang
Pantai caruban rembangPantai caruban rembang
Pantai caruban rembang
 
Majalah bangkit rembang
Majalah bangkit rembangMajalah bangkit rembang
Majalah bangkit rembang
 
Galangan kapal sarang rembang
Galangan kapal sarang rembangGalangan kapal sarang rembang
Galangan kapal sarang rembang
 
Batik tulis lasem rembang
Batik tulis lasem rembangBatik tulis lasem rembang
Batik tulis lasem rembang
 
Perajin kepang sarang rembang
Perajin kepang sarang rembangPerajin kepang sarang rembang
Perajin kepang sarang rembang
 
Sinematografi sma pamotan 2012
Sinematografi sma pamotan 2012Sinematografi sma pamotan 2012
Sinematografi sma pamotan 2012
 
Kemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru maluku
Kemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru malukuKemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru maluku
Kemah wilayah perbatasan tahun 2012 di kepulauan aru maluku
 
Membangun beranda depan indonesia
Membangun beranda depan indonesiaMembangun beranda depan indonesia
Membangun beranda depan indonesia
 
Perubahan makna tanah yang melampaui batas
Perubahan makna tanah yang melampaui batasPerubahan makna tanah yang melampaui batas
Perubahan makna tanah yang melampaui batas
 

Proposal penelitian

  • 1. PROPOSAL PENELITIAN SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL PENELITIAN DALAM RANGKA GELAR INOVASI SISWA SMA Disusun Oleh: Ana Aminatul Aliyah (9946373435) Maya Masita (9950358598) Deni Rahmat Faisal (9946373403) Guru Pendamping Suhadi, S. Pd Drs. Daryoto Eko DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA TENGAH SEPTEMBER, TAHUN 2011 0
  • 2. HALAMAN PENGESAHAN PROPOSAL 1. a. Judul Penelitian SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL 2 Bidang Ilmu Penelitian Terapan 3. Ketua Peneliti a. Nama Lengkap dan Gelar Ana Aminatul Aliyah b. Jenis Kelamin Perempuan c. NISN 9946373435 d. Instansi SMA N 1 Pamotan Rembang e. J u r u s a n IPA f. Alamat Ds. Pancur Rt.1/I Kec. Pancur Kab. Rembang Jawa Tengah 4. Jumlah Tim Peneliti 2 Orang 5. Lokasi Penelitian DesaPragen Pamotan Rembang Jawa Tengah 6. Waktu Penelitian 1 Bulan (September –November ) 7. Biaya yang diperlukan a. Sumber dari Sarplas Rp. 5.500.000,- Dikmen Prov. Jawa Tengah + b. Sumber Lain, Sebutkan Rp. 5.500.000,- Jumlah (Lima Juta Lima Ratus Ribu Rupiah) Pamotan, 30 September 2011 Mengetahui, Ketua Peneliti, Guru Pembimbing Suhadi, S. Pd. Ana Aminatul Aliyah NIP. 19820403 200903 1 005 NISN: 9946373435 Mengetahui Kepala SMA Negeri 1 Pamotan Dra. Pusmi Indiyati NIP. 19570725 197903 2 004 1
  • 3. SETUP JAMBU METE SEBAGAI MINUMAN KEMASAN BERBASIS KEUNGGULAN LOKAL DALAM RANGKA MENCIPTAKAN KETAHANAN PANGAN NASIONAL Ana Aminatul Aliyah (9946373435), Maya Masita (9950358598), Deni Rahmat Faisal (9946373403), Suhadi, S. Pd, dan Drs. Daryoto Eko ABSTRAK Penelitian ini berangkat bahwa dalam kenyataannya setiap musim panen jambu mete, petani selalu membuang-buang daging buah jambu mete. Dengan demikian penelitian ini mengangkat masalah penting bagaimana daging jambu mete dapat bermanfaat dalam mendukung ketahanan tanaman pangan lokal, pengetahuan lokal, sistem ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat Pamotan Rembang Jawa Tengah. Penelitian ini akan dilakukan dengan pendekatan gabungan (kualitatif dan kuantitatif) ini menggunakan perspektif konflik fungsional dan ekonomi lingkungan. Kata Kunci: setup jambu mete, minuman kemasan, ketahanan pangan nasional 2
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu negara yang berdaulat, salah satu elemen penting yang perlu dijaga adalah ketersediaan pangan nasional yang cukup. Ketergantungan pangan nasional hanyalah akan menjadi pencipta suatu kehancuran suatu negara bangsa. Agar tidak tercipta ketergantungan pangan nasional terhadap stok pangan dari luar, perlu adanya gerakan kemandirian pangan nasional. Hal mendasak yang perlu dilakukan diantaranya adalah studi ketersediaan bahan pangan nasional. Selanjutnya yang dilakukan adalah melakukan rekayasa bahan pangan nasional menjadi suguhan pangan siap saji. Dengan demikian, maka akan tercipta diversitas ketahanan pangan nasional, terciptalah penguatan sistem ekonomi nasional, terciptalah tatanan kualitas hidup masyarakat nasional, hingga kemudian terciptanya masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Studi awal diversitas bahan pangan endemik di tiap-tiap daerah perlu dilakukan. Studi terdahulu yang relevan tentang hasil olahan pada tanaman pangan endemik juga menjadi hal penting yang tidak dapat ditinggalkan. Terdapat beragam alasan dan pemilihan salah satu bahan tanaman pangan untuk diolah menjadi makanan kemasan. Pemilihan bahan tanaman pangan untuk menjadi makanan kemasanpun perlu diperhatikan. Beberapa hal diantaranya; ketersediaan bahan baku di lapangan, kandungan gizi dalam tanaman pangan sesuai standar, 3
  • 5. keunggulan khasiat kandungan dalam tanaman pangan, mampu menghidupkan kajian relevan dengan kurikulum sekolah di berbagai jenjang, melibatkan dan memanfaatkan pemilik pengetahun dan ketrampilan lokal sebagai pengolahnya, ketersediaan teknologi tepat guna, terbukanya peluang pasar hasil produk olahan, hingga syarat tentang penopang pelestarian jenis varietas tanaman pangan nasional. Gambar 1. Harga Domestik Jambu Mete 1990-1996 (dalam mata uang Indonesia - 1 US $ = Rp 2.400). Sumber: httpwww.fao.orgdocrep005ac451eac451e00.jpg Berdasarkan kunjungan lapangan pada bulan Juli 2011, kawasan Rembang memiliki produksi buah jambu mete, tepatnya di daerah kecamatan Pamotan. Buah jambu mete yang telah menjadi tenaman endemik di kawasan Pamotan Rembang Jawa Tengah ini, hingga saat ini hanya metenya saja yang dimanfaatkan untuk memiliki nilai ekonomi tinggi, sedangkan daging buah jambu mete belum bernilai ekonomi tinggi. Terbukti, pada kunjungan lapangan pada bulan Agustus hingga November, daging buang jambu mete di buang di lahan perkebunan. Berangkat dari kondisi lapangan di atas, dalam studi ini memfokuskan diri pada rekayasa pengolahan daging jambu mete. 4
  • 6. Rekayasa pengolahan daging jambu mete ini kemudian menghasilkan produk dalam bentuk minuman kemasan, yaitu dalam bentuk minuman setup jambu mete kemasan. Tabel. Tabel Produksi Jambu Mete di Indonesia Tahun Luas (Ha) Produksi (tons) 1978 82 511 8 800 1983 193 583 18 047 1988 253 777 23 305 1993 400 593 69 751 1996 465 758 77 663 Sumber: Nogoseno (1997, dalam FAO, 1998) Dalam studinya Anwar dkk (2006) menemukan bahwa ada kecenderungan masyarakat pada kawasan perkebunan jambu mete beralih aktivitasnya dari pertanian ke industri. Padahal jambu mete (Anacardium occidentale L.) memiliki permintaan tinggi di pasar dunia karena berbagai aplikasi. Jambu mete shell cair (CNSL) memiliki berbagai macam sifat biologis (Botany Research International, (2009:253). Kesadaran potensi produk dan informasi mete antara petani pasar dalam beberapa kawasan dalam keadaan bermasalah. Dalam jurnal Agricultural and Biological Science (2008:10), dilaporkan bahwa produksi jambu mete dalam keadaan melimpah, namun kesadaran potensi produk dan informasi mete antara petani pasar, lemah. Dengan demikian langkah studi yang menghasilkan jenis makanan kemasan jelas dinanti-nantikan. Guna menciptakan keseimbangan akan kelestarian tanaman pangan lokal, pengetahuan lokal, sistem ekonomi, dan kualitas hidup masyarakat sekitar. 5
  • 7. B. Masalah Penelitian Berdasarkan studi latar belakang di atas, permasalah yang dipilih dalam penelitian ini yaitu; 1. Bagaimana proses produksi stup jambu mete? 2. Apa saja kandungan gizi dalam setup jambu mete? 3. Bagaimana proses produksi pengemasan setup jambu mete? 4. Bagaimana proses membangun kesadaran potensi produk dan informasi mete antara petani dan pasar, dalam rangka menciptakan lapangan kerja berbasis masyarakat sekitar? C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu; 1. Menciptakan proses produksi stup jambu mete. 2. Mengetahui kandungan gizi dalam setup jambu mete. 3. Menciptakan minnuman kemasan setup jambu mete. 4. Menciptakan model membangun kesadaran potensi produk dan informasi mete antara petani dan pasar, dalam rangka menciptakan lapangan kerja berbasis masyarakat sekitar. D. Produk Hasil Penelitian Untuk mewujudkan tujuan penelitian di atas, dalam penelitian ini menghasilkan produk penelitian sebagai berikut; 1. Laporan penelitian tertulis 2. Produk miniman setup mete kemasan 3. Film dokumenter pembuatan setup mete 6
  • 8. E. Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian dan hasil penelitian di atas, manfaat penelitian bagi kelompok akademis dan kelompok masyarakat adalah sebagai berikut; 1. Kelompok akademis Untuk kalangan akademis, penelitian ini bermanfaat sebagai bahan literatur untuk penyusunan penelitian lanjutan dan penyempurnaan tentang rekayasa jambu mete, kandungan gizi jambu mete, dan model pemberdayaan ekonomi pemulia jambu mete dalam rangka menciptakan diversitas ketahanan pangan nasional berbasis lokal. 2. Kelompok masyarakat Selanjutnya, untuk kalangan masyarakat, penelitian ini bermanfaat sebagai media untuk meningkatkan diversitas pengolahan daging jambu mete sekaligus menciptakan kesejahteraan sosial melalui penciptaan lapangan kerja berbasis bahan baku lokal. 7
  • 9. BAB II STUDI PUSTAKA A. Jambu Mete 1. Mengenal Buah Jambu Mete Dari asal-usulnya di timur laut Brasil, jambu mete (Yunani: Anacardium Occidentale) menyebar ke Amerika Selatan dan Tengah. Cerita singkat, orang India dari Amerika Selatan membawa spesies ini ke Hindia Barat pada pra-Columbus. Portugis diperkenalkan ke India dan Afrika Timur, yang kemudian menyebar ke Sri Lanka, Malaysia dan Indonesia. Orang-orang Spanyol membawa jambu mete ke Filipina pada abad ke-17. Sebagian besar, jambu mete sekarang dibudidayakan di banyak negara tropis. Jambu mete tersebar di seluruh Nusantara dengan nama berbeda-beda. Di sumatera Barat jambu mete dinamai dengan mete jambu erang/jambu monyet, di Lampung dijuluki gayu, di daerah Jawa Barat dijuluki jambu mede, di Jawa Tengah dan Jawa Timur diberi nama jambu monyet, di Bali jambu jipang atau jambu dwipa, dan di Sulawesi Utara disebut buah yaki. Adapun penyebutan nama jambu mete di dunia, dapat dilihat sebagai berikut. Kaju untuk di Hindi, jambu mede atau jambu monyet untuk Indonesia, jambu mede atau jambu monyet untuk Jawa, kasjoe atau mereke untuk Belanda, Gajus atau jambu monyet untuk Melayu, hingga cay Dieu atau dao lon panas untuk Vietnam. 8
  • 10. Gambar. Jambu mete dengan varieras warna merah Sumber: Menegristek, Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Tanaman jambu mete banyak tumbuh di Jawa Tengah (Jepara, Wonogiri), Jawa Timur (Bangkalan, Sampang, Sumenep, Pasuruan, dan Ponorogo), dan di Yogyakarta (Gunung Kidul, Bantul, dan Sleman). Di luar Pulau Jawa, Jambu mete banyak ditanam di Bali (Karangasem), Sulawesi Selatan (Kepulauan Pangkajene, Sidenreng, Soppeng, Wajo, Maros, Sinjai, Bone, dan Barru), Sulawesi Tenggara (Muna). dan NTB (Sumbawa Besar, Dompu, dan Bima). Waktu panen bervariasi dari daerah ke daerah, tetapi biasanya dilakukan pada musim kemarau dari Juli sampai November. Di Sulawesi Tenggara, bulan panen dari bulan Juli sampai September, sedangkan orchardists di Barat dan Timur Nusa Tenggara panen tanaman mete mereka dari September-November. Perbedaan ini terutama karena iklim mikro variasi antar daerah. 9
  • 11. Gambar. Perempuan desa sedang memanen jambu mete Sumber: http://ureport.vivanews.com/news/read/108355- desa_ilepadung_penghasil_mete_organik 2. Kandungan Gizi Buah Jambu Mete Tabel. Komposisi buah sernu jambu mete Sumber: Haendler and Duverneil, 1970 dalam Mulyono dkk (BBP4:660) 10
  • 12. Tabel. Karakter varietas unggul jambu mete Sumber: Hadad, Usman Daras, dan Agus Wahyudi (2007:04) 11
  • 13. Tabel. Kandungan kimia jambu mete dengan menggunakan pelarut yang berbeda Sumber: Botany Research International, (2009:254) 3. Manfaat Buah Jambu Mete Menurut Menegristek, tanaman jambu mete merupakan komoditi ekspor yang banyak manfaatnya, mulai dari akar, batang, daun, dan buahnya. Selain itu juga biji mete (kacang mete) dapat digoreng untuk makanan bergizi tinggi. Buah mete semu dapat diolah menjadi beberapa bentuk olahan seperti sari buah mete, anggur mete, manisan kering, selai mete, buah kalengan, dan jem jambu mete. Kulit kayu jambu mete mengandung cairan berwarna coklat. Apabila terkena udara, cairan tersebut berubah menjadi hitam. Cairan ini dapat digunakan untuk bahan tinta,bahan pencelup, atau bahan pewarna. Selain itu, kulit batang pohon jambu mete juga berkhasiat sebagai obat kumur atau obat sariawan. Batang pohon mete menghasilkan gum atau blendok untuk bahan 12
  • 14. perekat buku. Selain daya rekatnya baik, gum juga berfungsi sebagai anti gengat yang sering menggerogoti buku. Akar jambu mete berkhasiat sebagai pencuci perut. Daun Jambu mete yang masih muda dimanfaatkan sebagai lalap, terutama di daerah Jawa Barat. Daun yang tua dapat digunakan untuk obat luka bakar. Selanjutnya menurut Mulyono dkk (BBP4:658) menemukan berbagai macam teknologi pengolahan yang dihasilkan buah mete jambu mete dapat menghasilkan berbagai jenis produk olahan. Jenis produk olahan jambu mete adalah sebagai berikut; sari buah (sari buah jernih, sari buah keruh, sari buah dengan C02, anggur, cuka makan, jelly, nata de cashew), selai, pasta, buah kaleng dalam sirup, manisan basah dan kering (candy), acar dan asinan (pickle), sambal (chutney), lauk pauk (abon), dan pakan ternak. Tabel. Produk-produk olahan buah semu jambu mete Sumber: Mulyono dkk (BBP4:660) 13
  • 15. B. Relevansi Penelitian Terdahulu Dalam studi terdahulu yang dilakukan oleh Zaubin, Suryadi, dan Yuhono (2004:53) menekankan bahwa permasalahan jambu mete adalah pada rendahnya pendapatan petani pemulia jambu mete. Dengan rendahnya pendapatan pemulian jambu mete itu, berdampak pada runtuhnya derajat budidaya dan diversifikasi produk olahan berbahan dasar jambu mete. Dalam studi Zaubin, Suryadi, dan Yudono, memberi solusi untuk melakukan upaya jangka pendek dan upaya jangka panjang. Upaya jangka pendek mencakup pemeliharaan kebun yang baik agar produksi dan kualitas gelondong meningkat serta diversifikasi produk baik diversifikasi horizontal maupun vertikal. Upaya jangka panjang (5–10 tahun) ditempuh melalui rehabilitasi dan peremajaan kebun-kebun mete. Inovasi teknologi untuk melaksanakan perbaikan tersebut telah tersedia, namun sosialisasinya masih menghadapi berbagai kendala. Oleh karena itu, kemampuan petani perlu ditingkatkan, agroindustri dibenahi agar dapat menunjang kegiatan produksi, dan pemerintah daerah mengkoordinasi dan memfasilitasi semua sektor agar agribisnis mete dapat berjalan lebih baik. Namun studi Zaubin, Suryadi, dan Yudono di atas, belum secara jelas dan tajam memberikan solusi tentang bagaimana model meningkatkan derajat pendapatan petani dengan cara diversifikasi produk dan rehabilitasi kebun jambu mete. Dalam studi Zaubin, Suryadi, dan Yudono ini juga belum mengusung isu tentang ketahanan pangan nasional dan kearifan lokal dalam diversitas produk berbahan dasar jambu mete. 14
  • 16. Dalam hal diversifikasi produk berbahan dasar jambu mete, dapat dilihat studi Hadad, Daras, dan Wahyudi (2007: 18), dimana dalam studi tersebut telah melangsir beberapa diversifikasi produk berbahan dasar jambu mete sebagai berikut; Pengolahan Gelondong, Kacang Mete, CNSL (cashew nut shell liquid), Sirup, Anggur, Abon, Selai, Dodol, Nata de Cashew, dan Pakan Ternak. Jelas, dalam studi tersebut, belum melangsir diversifikasi produk dalam bentuk setup jambu mete. Dengan demikian, studi tentang setup jambu mete ini menjadi studi terkini yang perlu dilakukan. Studi terkini tentang jambu mete juga relatif banyak menyingkap tentang bagaimana meningkatkan produktivitas jambu mete. Studi yang dilakukan oleh Guemaeni (2010:7) berangkat dari produktivitas tanaman jambu mete yang rendah, antara lain disebabkan karena pengembangannya menggunakan biji yang berasal dari pohon-pohon dengan potensi genetik rendah atau bukan unggul. Dalam studi Gusmaeni ini memberi solusi agar masyarakat Indonesia hendaknya dapat memanfaatkan plasma nutfah jambu mete yang ada untuk men-dapatkan pohon-pohon dengan potensi produksi tinggi, dan selanjutnya diperbanyak secara klonal dengan cara penyambungan (grafting). Namun Gusmaeni terkesan mengesampingkan diversitas produksi olah jambu mete yang tersedia melimpah ruah. Hal ini dapat dilihat pada tahun 2007, Indonesia telah mencapai 570.409 ha dengan produksi 350 kg gelondong/ha dan total produksi 146.148 ton gelondong (Ditjenbun, 2008). Dalam http://www.pdii.lipi.go.id/?p=1145, Selai (jelly) yang terbuat dari jambu mete, adalah hasil olahan/pengawetan yang mempunyai bentuk/ tekstur 15
  • 17. setengah padat (intermediate moistured food) atau seperti bubur kental. Penggunaan selai/jelly biasanya dimakan bersama roti. Hasil olahan buah jambu mete menjadi selai/jelly mempunyai rasa manis dengan aroma serta citarasa yang hampir sama dengan buah aslinya. Roti memang makanan pokok masyarakat luar negeri, untuk itulah produk olahan selai/jelly selalu dibutuhkan dalam jumlah yang besar untuk memenuhi permintaan pasar luar negeri. Sedangkan permintaan untuk konsumsi dalam negeri sendiri relatif sedikit. Selai/jelly buah jambu mete menyerupai bubur kental berwarna jernih/transparan dengan aroma asli buah jambu mete sangat mengundang selera untuk mencicipinya. Kandungan gizi dan kalori yang terkandung di dalam buah jambu mete cukup banyak dan lengkap, Energi (kal), Air, Protein, Lemak, Karbohidrat, Mineral (g), kalsium (mg), Fosfor (mg), Zat besi (mg), Vitamin A (mcg), Vitamin B (mg), Vitamin C (mg). Menurut Kendriyanto (2005) Jambu mete adalah salah satu komoditas perkebunanan yang memiliki nilai ekonomi cukup besar yaitu menghasilkan kacang mete dan produk olahan dari buah semu. Di Desa Pelemsengir Kecamatan Todanan Kabupaten Blora pada tahun 2005 telah dilakukan kegiatan yang mengkaji alat pengupas kulit ari dan pengolahan buah semu jambu mete. Produk olah dari buah semu yang dicoba adalah sirup dan dodol mete, namun hasilnya perlu diperbaiki supaya kualitas lebih baik. Pemanfaatan briket jambu mete dan tongkol sebagai bahan abakar alternatif (Sinurat, 2011) 16
  • 18. Dalam studi Sinurat (2011:ii) tentang pemanfaatan briket kulit jambu mete dan tongkol jagung sebagai bahan bakar alternatif. Dalam studinya tersebut bertujuan untuk membuat briket kulit jambu mete dan tongkol jagung, melakukan pengujian proksimasi, menentukan kuat tekan dan kerapatan, membandingkan briket kulit jambu mete dan tongkol jagung dengan standar mutu briket yang ada yang meliputi nilai kalor, kadar air, kadar abu, fixed carbon, volatile matter, kerapatan, dan kuat tekan, dan mengetahui efisiensi thermal briket kulit jambu mete dan tongkol jagung. Studi Sinurat menghasilkan bahwa efisiensi tertinggi dan nilai kalor tertinggi diperoleh pada pembakaran briket kulit jambu mete 100% dengan perekat kanji (tepung tapioka). Menurut Pratiwi (2011:v) dalam studinya kajian formulasi dodol jambu mete rendah tanin, menyimpulkan berdasarkan hasil analisa kimia, fisik dan sensoris, dodol jambu mete yang dapat diterima oleh konsumen adalah dodol yang dibuat dengan penambahan bubur jambu mete dan tepung beras ketan 75% :25%. Dodol tersebut memiliki karakteristik sebagai berikut kadar air (17.18%), abu (1,42%), serat kasar (1,05%) yang telah memenuhi syarat SNI dan vitamin C (0.036%). Studi yang dilakukan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali, limbah jambu mete dapat digunakan sebagai pakan ternak. Hasil pengkajian BPTP Bali menunjukkan, pemberian limbah mete fermentasi pada kambing dapat meningkatkan bobot badan secara nyata. Penimbangan pertama pada 24 ekor kambing memperoleh bobot awal rata-rata untuk P1: 15,67 kg/ekor dan 17
  • 19. P2: 15,55 kg/ ekor. Setelah diberi pakan limbah 12 minggu (84 hari), bobot badan rata-rata menjadi 18,49 kg untuk P1 dan 20,56 kg untuk P2. Dengan demikian pada P1 diperoleh pertambahan bobot badan rata-rata 33,58 g dan P2 59,65 g/ekor/hari. Hasil analisis ekonomi menunjukkan, pemberian limbah mete fermentasi dapat meningkatkan keuntungan sebesar Rp31.950 per 12 minggu atau Rp10.650 per bulan untuk setiap ekor anak kambing dibandingkan dengan pola pemeliharaan tradisional. Analisis tersebut sudah memperhitungkan biaya bahan baku dan pengolahan. Upe dan Ishak (1997) juga pernah melakukan studi tentang pengembangan pemanfaatan dan pengolahan buah semu jambu mete menjadi selai dan jam di sulawesi tenggara. Dalam studinya tersebut menghasilkan pembuatan selai didapatkan bahwa perlakuan buah yang dimasak dengan perbandingan gula dan sari 1:1 menghasilkan selai yang terbaik dengan kadar pektin 0,505 persen, sedangkan pada pembuatan jam didapatkan bahwa perlakuan perbandingan gula dengan pulp buah 0,5:1 menghasilkan jam yang memenuhi SII 0173-78. Pemasakan buah semu jambu mete selama 15 menit pada suhu lebih kurang 80 derajat C sebelum diolah lebih lanjut dapat mengekstraksi lebih banyak kadar pektin. Peneliti yang sama, Upe dan shak (1997), juga melakukan penelitian tentang bagaimana model pengembangan penghilangan rasa sepet (astringent) dan rasa gatal (acrid) buah semu jambu mete untuk produk minuman. Tujuan penelitian untuk mendapatkan perlakuan yang tepat dari metode penghilangan/pengurangan rasa sepat dan rasa gatal yang terkandung dalam 18
  • 20. buah semu jambu mete. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa perlakuan buah yang disayat kulitnya dengan lama perendaman 12 jam, sudah menghasilkan sari buah yang mempunyai nilai rasa sepat, rasa gatal, dan kadar tanin yang tidak berbeda nyata dengan yang didapat dari perlakuan buah yang dikupas dengan lama perendaman 18 jam. Sari buah jambu mete yang dikupas kulitnya mempunyai rasa sepat yang kurang dibanding yang disayat dan dibelah. Semakin lama buah direndam dalam larutan garam 3 persen, maka kadar tanin sari buah yang dihasilkan semakin rendah 19
  • 21. BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan Penelitian Penelitian ini akan lakukan dengan pendekatan metode penelitian campuran. Penggunaan metode campuran diselaraskan terhadap tipe pertanyaan dalam penelitian. Utuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana proses produksi stup jambu mete, dilakukan pendekatan kualitatif dan literatur. Untuk menjawab pertanyaan tentang apa saja kandungan gizi dan keungguan stup jambu mete, akan dilakukan pendekatan kuantitatif. Selanjutnya untuk mengetahui tentang bagaimana menyusun model pemasaran dalam penciptaan lapangan kerja berbasis masyarakat sekitar, dilakukan pendekatan studi pustaka. B. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di kecamatan Pamotan kabupaten Rembang provinsi Jawa Tengah. C. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan selama satu bulan, yaitu bulan September 2011. D. Sumber Data Penelitian Penelitian ini akan menggunan dua sumber data penelitian, yaitu data primer dan data sekunder. Data primer meliputi data tentang model produksi 20
  • 22. stup buah jambu mete, kandungan gizi, dan kandungan standarisasi minuman kemasan. Selanjutnya data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model produksi stup buah, keunggulan stup buah, dan model pemasaran stup buah. E. Teknik Pengumpulan Data 1. Bagaimana proses produksi stup jambu mete Untuk menjawab pertanyaan bagaimana proses produksi stup jambu mete, peneliti akan melakukan hal-hal sebagai berikut; - Mendatangi masyarakat sekitar apakah telah ada teknik produksi jambu mete - Jika ada, teknik prosuksi berbasis lokal itu dijadikan sumber dalam proses penyusunan produksi stup jambu mete - Melakukan studi literatur tentang bagaimana memproduksi stup jambu mete - Jika ada, teknik produksi berbasis literatur itu dijadikan sumber dalam proses penyusunan produksi stup jambu mete - Memadukan teknik masyarakat dan studi literatur tentang produksi stup buah jambu mete - Jika masyarakat dan studi literatur tidak ada, maka peneliti melakukan ujicoba teknik produksi stup buah jambu mete - Teknik produksi stup buah jambu mete akan dilakukan berulang-ulang hingga terciptakan suatu hasil stu pyang berkualitas 21
  • 23. 2. Apa saja kandungan gizi dan keungguan stup jambu mete Untuk menjawab pertanyaan tentang apa saja kandungan gizi pada stup buah jambu mete, peneliti akan membawa stup buah jambu mete ke laboratorium terpercaya untuk diuji kandungan gizinya. Untuk mengetahui kandungan gizi secara akurat, akan dilakkan minimal tiga kali uji laboratorium. Adapun untuk menjawab keunggulan stup buah jambu mete, peneliti melakukan analisis hasil kandungan gizi terhadap kajian literatur tentang kegunaan dari tiap-tiap elemen yang dimiliki pada stup buah jambu mete. Jika perlu, akan dilakukan uji laboratorium tentang standarisasi SNI minuman kemasan. 3. Bagaimana model pemasaran dalam penciptaan lapangan kerja berbasis masyarakat sekitar Dalam menciptakan model pemasaran produk stup buah jambu mete, peneliti akan menggunakan suatu model pemasaran berdasar kajian literatur. Model pemasaran yang bersumber dari kajian literatur itu kemudian diadaptaasikan dengan potensi dan kelemahan dari masyarakat lokal, sehingga tercipta suatu model pemasaran berbasis penciptaan lapangan kerja penduduk lokal. F. Penentuan Sampel, Populasi, dan Informan Penelitian Berdasarkan data yang digunakan dalam menjawab pertanyaan di atas, berikut ini penjelasan tentang penggunaan sample, populasi dan informan dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini yaitu varietas buah jambu mete 22
  • 24. sejumlah sembilan buah. Adapun sembilan buah ini akan diambil sebanyak sembilan pohon yang ada pada habibat pohon jambu mete di lokasi terpilih. Tiap-tiap buah jambu mete akan dikemas menjadi satu gelas stup buah jambu mete. Dengan demikian terdapat sembilan gelas stup jambu mete. adapun informan dalam penelitian ini yaitu beberapa anggota masyarakat sekitar lokasi yang terdapat kebun jambu mete. G. Teknik Analisi Data 1. Bagaimana proses produksi stup jambu mete 2. Apa saja kandungan gizi dan keungguan stup jambu mete 3. Bagaimana model pemasaran dalam penciptaan lapangan kerja berbasis masyarakat sekitar Teknik analisis data pada penelitian melalui delapan langkah. Adapun delapan langkah dalam teknik analisis data eksplanatoris yaitu sebagai berikut: 1) pengumpulan data; 2) reduksi data; 3) peragaan data/ visualisasi data; 4) transformasi data; 5) perbandingan data; 6) interpretasi data; 7) legitimasi; dan 8) pengampilan kesimpulan atau laporan akhir. 23
  • 25. Gambar. Alur Teknik Analisis Data Campuran Peragaan Data Transformasi data Reduksi Data Perbandingan Pengumpulan Data Data Interpretasi Pengambilan Legitimasi data simpulan/ Pelaporan ; akhir Sumber: Diadaptasikan dari Miles dan Huberman, 2007; Onwuegbuzie dan Teddie, 2010; Tashakkory dan Teddlie, 2010 dengan modivikasi seperlunya. Berikut ini merupakan definisi operasional dari delapan tahapan dalam teknik analisis data eksplanatoris dari penelitian ini. 1) Tahap pengumpulan data yaitu mengumpulkan data dari lapangan dengan teknik wawancara, observasi, serta studi arsip dan dokumen. 2) Tahap reduksi data yaitu mengolah data dengan cara memilah-milah, membuang data sampah, dan menambah yang perlu. 3) Tahap peragaan data/ visualisasi data yaitu meragakan data kualitatif menjadi matriks, bahan, grafis, jarigan, daftar, rubrik, diagram venn, dan tabel. 24
  • 26. 4) Tahap transformasi data yaitu mengkualifikasikan dan atau mengkuantifikasikan data. 5) Tahap perbandingan data yaitu memperbandingkan data dari sumber- sumber daya yang berbeda. 6) Tahap interpretasi data yaitu memaknai data menurut peneliti 7) Tahap legitimasi yaitu melakukan penguatan validitas data dengan pendekatan deskripsi teoritik dan data lapangan. 8) Tahap pengampilan simpulan atau laporan akhir yaitu menjawab pertanyaan penelitian dan memberikan rekomendasi dalam bentuk pelaporan akhir penelitian. H. Desain Penelitian Penelitian ini akan dilakukan melalui tiga tahap, yaitu; tahap pra penelitian, tahap proses penelitian, dan tahap pasca penelitian. Melakukan studi literatur pendahuluan, studi pendahuluan lapangan yang digunakan dalam menyusun proposal penelitian, dan melengkapi berbagai surat perijinan merupakan beberapa kegiatan dalam pra penelitian. Selanjutnya peneliti terjun ke lapangan mengumpulkan data penelitian, uji laboratorium, mereduksi data, visualisasi data, analisis data, pelengkapan data lapangan, analisis data penelitian, hingga penyusunan simpulan dalam peneltian, merupakan kegiatan dalam proses penelitian. Tahap terakhir yaitu melakukan penyunan laporan, penjilidan, penggandaan hasil penelitian, hingga publikasi dari hasil penelitian. Berdasarkan sistemasika penyusunan laporan penelitian, penelitian ini terdiri dari lima bab. Bab satu memuat tentang pendahuluan penelitian. Bab dua 25
  • 27. memuat tentang kajian pustaka penelitian. Bab tiga memuat tentang metode penelitian. Bab empat memuat tentang hasil penelitian dan pembahasan. Hingga bab lima memuat tentang simpulan dan rekomendasi yang dianggap penting pasca penelitian. 26
  • 28. BAB IV 27
  • 29. BAB V DAFTAR PUSTAKA Agbongiarhuoyi Anthony E., Aigbekaen E.O.1 and Akinbile L.A. 2008. Awareness Of Cashew Products Potentials And Market Information Among Farmers In Kogi State, Nigeria. ARPN Journal of Agricultural and Biological Science. VOL. 3, NO. 4, JULY 2008 ISSN 1990-6145. Anwar; Dipokusumo, Bambang ; Nurjannah, Siti. 2006. Studi Transformasi Pertanian Kearah Industri Pada Kawasan Perkebunan Jambu Mete Di Propinsi Nusa Tenggara Barat : Kasus Rumahtangga Petani Lahan Kering : Laporan Penelitian. Fakultas Pertanian Universitas Mataram. Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali. Tanpa tahun. Pakan Ternak dari Limbah Jambu Mete. Dalam http://www.smallcrab.com/others/425-pakan- ternak-dari-limbah-jambu-mete. diunduh pada tanggal 03 November 2011. Budi Utami. Pengetahuan Umum dan Peraturan Kemasan. Balai Besar Kimia dan Kemasan. Dalam http://www.bbik-litbang.or.id. Diunduh pada tanggal 08 November 2011. Cara pembuatan setup buah rempah. Dalam http://anekakuliner.com/tag/cara- pembuatan-setup-buah. diunduh pada tanggal 08 November 2011. Deptan. 2009. Standar Prosedur Operasional Pengolahan Mangga. Direktorat Pengolahan Hasil Pertanian. Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian. Jakarta. Direktorat Jenderal Perkebunan. 2008. Statistik Perkebunan Indonesia 2007-2008. Jambu Mete. Departemen Kehutanan dan Perkebunan, Jakarta. Edy Mulyono, Abubakar dan Djajeng Sumangat. Teknologi Inovatif Pengolanan Buah Semu Jambu Mete untuk Mendukung Agrolndustri. Dalam Prosiding Seminar Nasional Teknologi lnovatif Pascapanen untuk Pengembangan Industri Berbasis Pertanian. Balai Besar Penelitian dun Pengembangan Pascapanen Pertanian. Hal: 658 28
  • 30. Elna Karmawati. 2008. Perkembangan Jambu Mete dan Strategi Pengendalian Hama Utamanya. Jurnal Perspektif Vol. 7 No. 2 / Desember 2008. Hlm 102 - 111. ISSN: 1412-8004. 102. Gusmaini. 2010. Peningkatan Produktivitas Jambu Mete Melalui Teknologi Penyambungan (Grafting) dan Rejuvenasi Tanaman Jambu Mete. Jurnal Perkembangan Teknologi TRO 22 (1) Juni 2010 Hlm. 7-17. ISSN 1829- 62897. Hadad, Usman Daras, dan Agus Wahyudi. 2007. Teknologi Unggulan Jambu Mete Perbenihan dan Budidaya Pendukung Varietas Unggul. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Bogor. Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Julianti, Elisa. 2006. Teknologi Pengemasan. Departemen Teknologi Pertanian. Fakultas Pertanian. Universitas Sumatera Utara Kendriyanto, Dwi Nugraheni, Antonius Priyanto. 2005. Kajian Diversifikasi Produk Olahan Jambu Mete. Dalam http://jateng.litbang.deptan.go.id/eng/index.php?option=com_content&view=art icle&id=117&Itemid=42. Diunduh pada tanggal 03 November 2011. Menegristek. Tanpa Tahun. Jambu Mete ( Anacardium Occidentale L. ) TTG Budidaya Pertanian. Kantor Deputi Menegristek Bidang Pendayagunaan dan Pemasyarakatan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi. Minas K. Papademetriou; Edward M. 1998. Integrated Production Practices of Cashew in Asia. Food and Agriculture Organization of The United Nations Regional Office For Asia and The Pacific Bangkok, Thailand Mustofa, Akhmad. 2011. Studi Tentang Aktivitas Zymomonas Mobilis Pada Produksi Etanol Dari Buah Semu Jambu Mete (Anacardium Occidentale) Dengan Variasi Sumber Nitrogen. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Pengemasan. Dalam http://id.wikipedia.org/wiki/Pengemasan. diunduh pada tanggal 09 November 2011. 29
  • 31. Pratiwi, Niken 2011. Kajian Formulasi Dodol Jambu Mete (Anacardium Occidentale.L) Rendah Tanin. Skripsi. Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret, Surakarta. Robber Zaubin, Rudi Suryadi, dan Y.T. Yuhono. 2004. Diversifikasi Produk dan Rehabilitasi Perkebunan Jambu Mete Untuk Meningkatkan Pendapatan Petani. Dalam Jurnal Litbang Pertanian, 23(2), 2004. Sinurat, Erikson. 2011. Studi Pemanfaatan Briket Kulit Jambu Mete Dan Tongkol Jagung Sebagai Bahan Bakar Alternatif. Skripsi. Unhas. Tutuk Budiati. 1990. Isolasi, Identifikasi dan Konversi Asam Anakardat dari Minyak Kulit Biji Jambu Mete (Anacardium occidentale L.). Dalam Sri Sugati Sjamsuhidajat, dkk. 1992. Penelitian Tanaman Obat di Beberapa Perguruan Tinggi di Indonesia IV. Jakarta. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Farmasi. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan RI. Upe, Ishak Ambo. 1997. Pengembangan Pemanfaatan Dan Pengolahan Buah Semu Jambu Mete Menjadi Selai Dan Jam Di Sulawesi Tenggara. Balai Industri Ujung Pandang Upe, Ishak Ambo. 1991. Pengembangan Penghilangan Rasa Sepet (astringent) Dan Rasa Gatal (acrid) Buah Semu Jambu Mete Untuk Produk Minuman. Balai Industri Ujung Pandang. V. Rajesh Kannan, C.S. Sumathi, V. Balasubramanian and N. Ramesh. 2009. Elementary Chemical Profiling and Antifungal Properties of Cashew (Anacardium occidentale L.) Nuts. Jurnal Botany Research International 2 (4): 253-257, 2009. ISSN 1995-8951. 30