Berisikan perlawanan yang terjadi saat masa penjajahan Belanda, antara lain:
* Perlawanan Kerajaan Siak Sri Indrapura
* Perlawanan orang tionghoa
* Tondano 2
* Perlawanan Pattimura
* Perang Padri
lihat juga: https://www.youtube.com/channel/UCIdrehXHuOV1dmrtVcx9tpQ
2. Perlawanan Kerajaan Siak Sri Indrapura
Kerajaan ini didirikan pada 1723 oleh
Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah. Ayahnya
adalah Sultan Mahmud II, penguasa
kerajaan Johor, Malaysia. Kerajaan ini
Berada di Negeri Buantan sebelah timur
laut Pekanbaru.
3. Raja Siak, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah
mangkat pada tahun 1746 ia digantikan
oleh Abdul Jalil Muzhafar . Pada masa
pemerintahannya kerajaan Siak memerangi
VOC pada tahun 1752. dan berhasil
memukul pasukan VOC
4. Ketika masa pemerintahan Muzhafar syah, di
siak muncul seorang ulama dari jazirah arab
Bernama Sayid Usman. Ia menikahi putri Sultan
Aminuddin yang masih kerabat kerajaan Siak.
Pada tahun 1760 Abdul jalil Muzhafar syah turun
takhta, lalu kerajaan nya itu diteruskan oleh
Sayid Usman. Dan pemerintahan di siak adalah
Dinasti Usman
5. Pada masa dinasti sayid belanda menyerang siak
untuk kedua kalinya, pada tahun 1751. pada
tahun 1784 Siak mencapai kejayaan nya pada
saat itu pemimpinnya yaitu Sultan Sayid Ali
Abdul jalil Saefudin. Hingga tahun 1811.
6. Sepeninggalan Sultan Sayid Siak mengalami
Kemunduran karena para penerusnya ketika
menghadapi belanda terlalu lemah. Pada tahun
1858, terjadi kesepakatan antara Siak dan
Belanda. Kedua pihak menandatangani Traktat
Siak. Isi dari Traktat ini adalah otonomi kerajaan
Siak tetap diakui Belenda, namun beberapa
daerah Siak harus diserahkan kepada Belanda.
Akibatnya Siak mengalami kemunduran
7. Awal mula datangnya orang – orang
china
1) Orang tionghoa datang pada abad ke-5 dan sudah mengadakan
hubungan dagang ke pulau jawa
2) Pada masa kerajaan – kerajaan , banyak pedagang tionghoa yang
tinggal di Indonesia di daerah pesisir dan bahkan banyak juga yang
menikah dengan penduduk jawa
3) Pada masa VOC banyak juga orang tionghoa yang datang ke jawa
4) VOC sengaja mendatangkan orang china karena untuk
mendukung ekonomi
5) Tidak semua orang tionghoa yang datang adalah orang kaya ,
diantara mereka ada golongan orang miskin
8. Cara VOC untuk membatasi
kedatangannya orang tionghoa
Pembatasan rakyat tionghoa terjadi pada tanggal 21 mei
1690, yaitu dengan :
• 1) VOC mengeluarkan bahwa setiap orang china harus
memiliki surat izin atau disebut “pemissiebriefes”
•
2) Apabila tidak memiliki surat izin maka akan ditangkap
dan dibuag ke sri langka atau dikembalikan
•
3) Orang tionghoa diberi waktu 6 bulan untuk
mendapatkan surat izin
•
4) Biaya untuk mendapatkan surat izin yang resmi
harganya 2 ringgit per orang
9. Penyebab orang tionghoa melawan
/ memberontak VOC
• 1) Orang VOC menyelewengkan surat izin
dengan membayar harga lebih mahal
akibatnya banyak orang china yang tidak
mampu membeli surat izin tersebut
•
2) Orang china yang tidak memiliki surat
izin yang bermukim akan di tangkap, oleh
karena itu orang china membentuk
gerombolan untuk memberontak VOC
10. Perlawanan orang tionghoa kepada
VOC
• 1) Pada tahun 1740 terjadi kebakaran di Batavia, VOC menafsirkan
kebakaran tersebut disebabkan pemberontakan oleh orang china
•
2) Orang china melakukan perlawanan dijawa tengah salah satu tokoh
yang terkenal adalah Oey panko
•
3) Orang china mulai meluas dengan melakukan perlawanan dan
kekacuan terutama di daerah pesisir jawa
•
4) Perlawanan di jawa mendapatkan bantuan dari bupati
•
5) Raja paku Buwana II juga ikut melakukan perlawanan
•
6) Pada tahun 1741 benteng VOC kartasura di serang hingga jatuh
11. Cara VOC untuk mengatasi
pemberontakan orang tionghoa
• 1) Serdadu VOC melakukan sweeping
memasuki rumah – rumah orang china dan
melakukan pembunuhan
•
2) VOC segera meningkatkan kekuatan
tentaranya
•
3) VOC juga meningkatkan persenjataannya
12. TONDANO 2
• dipimpin : Sarapung dan Korengkeng, serta
Matulandi, Tewu, Lumngkewas, Sepang, Kepel
termasuk Lontoh dari Tombulu dan Mamahit dari
Remboken.
• Latar belakang : Sumber sengketa waktu itu
muncul ketika Belanda membutuhkan bantuan
tenaga pemuda-pernuda Minahasa untuk dikirim
melawan Inggris yang sudah mengancam pulau
Jawa dan menolak
• Lokasi : tepi danau tondano
• Akhir : Tondano kalah
13. Berjalannya perperangan : Pasukan militer Belanda yang lebih
kuat persenjataannya beberapa kali datang menyerang namun
benteng pertahanan Tondano ternyata kuat sekali, bahkan
Residen Belanda bernama Prediger dilaporkan tertembak dunia.
la diganti oleh Residen Balfour yang mendatangkan bala bantuan
lebih besar dengan persenjataan lebih lengkap.
Awal Agustus 1809 pertahanan utama orang Tondano berhasil
dikepung dari arah daratan maupun dari arah danau. Pusat
kekuatan Tondano di tempat yang kemudian dinamakan
Minawanua menjadi ajang pertempuran sengit beberapa hari
lamanya.
14. • Pada siang tanggal 4 Agustus 1809 pertahanan itu
bobol dan pertempuran belangsung dari rumah ke
rumah. Dini hari tanggal 5 Agustus 1809 pertahanan
dan perkampunganTondano dibumihanguskan musuh.
Semua penghuninya mulai dari anggota pasukan
perlawanan Tondano hingga orang-orang tua
perempuan dan anak-anak tidak ada yang tersisa.
Semuanya tewas terbunuh. Sampai waktu itu, belum
pernah ada perlawanan yang seluruh warganya
dimusnakan musuh, seperti halnya yang terjadi
dalam Perang Tondano
16. Serangan pertama
dilakukan pada tanggal
18 Mei 1817.
Berhasil membakar perahu
– perahu pos di Porto.
Keesokan harinya menyerang
Benteng Duurstede.
Berhasil merebut Benteng
Duurstede dan menewaskan
Residen Van den Berg.
17. Pasukan yang dipimpin
oleh Mayor Beetjes datang
dari Ambon
Kekuatan dipusatkan di
Benteng Zeelandia
Pasukan yang dipimpin
Pattimura berusaha
menggagalkan bantua itu.
Pada tanggal 19 Mei 1817,
Belanda berusaha merebut
kembali Benteng Duurstede
dengan bantuan dari Ambon.
18. Raja Maluku mengerahkan
rakyatnya untuk menyerang
Benteng Zeelandia
Belanda berusaha menerobos
kepungan rakyat dan
melanjutkan perjalanan ke
Saparua
Terjadi perang sengit di
Saparua
Berhasil menewaskan Mayor
Beetjes dan Benteng
Duurstede berhasil di
pertahankan
19. Kemenangan yang gemilang ini menambah semangat
juang rakyat Maluku, sehingga perlawanan meluas ke
daerah lain seperti Seram, Hitu dan lain-lain.
Perlawanan rakyat di Hitu, ditangani oleh Ulupaha (80
tahun). Karena pengkhianatan terhadap bangsa sendiri,
akhirnya Ulupaha terdesak dan tertangkap oleh Belanda.
20. Sebab-sebab Terjadinya
Perang Padri1. Pada awal abad ke-19, muncul
kelompok gerakan wahabi di
Sumatra Barat yang bertujuan
memurnikan kehidupan Islam.
Kelompok pendudung gerakan ini
dikenal sebagai Kaum Padri.
2. Gerakan Kaum Padri mendapat
tentanngan dari kelompok Kaum
Adat.
3. Pemerintah kolonial Belanda
berpihak pada Kaum Adat. Pada
tanggal 10 Februari 1821, diadakan
perjanjian antara Residen De Puy
dan Tuanku Suruaso ( pimpianan
21. Pemimpin kaum padri
Datuk Malim Basa (TuankuImam Bonjol ),
Tuankunan Cerdik,
TuankuTambusai,
Tuankunan Alahan,
Datuk Bandoro,
TuankuPasaman,
Tuankunan Renceh.
22. Kronologis perang
• Pada awal abad 19, banyak orang minangkabau
pulang dari menunaikan ibadah haji. Saat pulang
mereka terpengaruh oleh kaum wahabi di arab saudi
yang mengajarkan ajaran islam secara murni yang
berasal dari al-quran dan hadis. Pengikut ajaran
tersebut adalah kaum padri.
• Pertentangan dilatarbelakangi oleh kaum padri yang
ingin menghilangkan tradisi minangkabau yang
bertentangan dengan ajaran islam.
• Kaum adat melawan terhadap usaha kaum padri dan
meminta bantuan terhadap belanda.
23. • Perang Paderi meletus di Minangkabau antara tahun
1821 hingga 1837. Kaum Paderi dipimpin Tuanku Imam
Bonjol melawan penjajah Hindia Belanda.
• Gerakan Paderi menentang perbuatan-perbuatan yang
marak waktu itu di masyarakat Minang, seperti
perjudian, penyabungan ayam, penggunaan madat
(opium), minuman keras, tembakau, sirih, juga aspek
hukum adat matriarkat mengenai warisan dan
umumnya pelaksanaan longgar kewajiban ritual formal
agama Islam.
24. • Perang baru berhenti tahun 1838 setelah
seluruh bumi Minang ditawan Belanda dan
setahun sebelumnya, 1837, Imam Bonjol
ditangkap.
• Meskipun secara resmi Perang Paderi berakhir
pada tahun kejatuhan benteng Bonjol, tetapi
benteng terakhir Paderi, Dalu-Dalu, di bawah
pimpinan Tuanku Tambusai, baru jatuh tahun
1838.