SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 23
Descargar para leer sin conexión
SINDROMATOLOGI DEMAM
Salomo M. Messakh
0908012866
Pembimbing
dr. Heri Sutrisno, Sp.PD
Pendahuluan
• Pengaturan suhu dikendalikan oleh keseimbangan antara
pembentukan panas dan kehilangan panas.
• Bila laju pembentukan panas di dalam tubuh > laju hilangnya panas
maka panas panas akan timbul di dalam tubuh dan suhu tubuh akan
meningkat.
• Sebaliknya, bila kehilangan panas lebih besar maka panas tubuh dan
suhu tubuh akan menurun
demam
• Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal yang dapat
disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri maupun oleh bahan-
bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu
• Demam pada umumnya diartikan sebagai suhu tubuh diatas 37,2°C
diukur per aksila
Tempat
Pengukuran
Jenis Termometer Rentang suhu
tubuh normal (°C)
Demam (°C)
Aksila Air raksa, eletronik 34,7-37,2 37,3
sublingual Air raksa, elektronik 35,5-37,5 37,6
Rektal Air raksa, elektronik 36,6-37,9 38
Telinga Emisi infra merah 35,7-37,5 37,6
Demam cont..
• Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang
sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat
berasal dari mikroorganisme
• Keadaan demam sejak zaman Hippocrates sudah dianggap sebagai
pertanda penyakit
Etiologi demam
• Infeksi
• Toksemia
• Keganasan
• Obat-obatan
• Gangguan pada pusat regulasi suhu sentral
Patomekanisme demam
• Produk mikroba, toksin mikroba, M.O itu
sendiri
• Endotoksin bakteri gram negatif
• Enterotoksin bakteri gram positif
(stafilokokkus aureus, streptokokkus grup
A & B)
EKSOGEN
• Sitokin pirogenik
•IL-1α, 1β, IL 6, IL-8, IL-11, INF-α, INF-
γ, TNF-α, TNF-β
• Proses inflamasi, trauma, nekrosis jar,
kompleks Ag-Ab  produksi IL-1, TNF-α,
dan/atau IL-6
ENDOGEN
Klasifikasi demam
• Demam akut
Demam dalam waktu singkat, jarang melebihi dua minggu sebelum
diagnosis dibuat.
Influenza, demam reumatik, malaria, demam berdarah, tonsillitis,
pneumoni, hepatitis,dll.
Klasifikasi demam…
• Demam kronis
Demam intermitten atau kontinyu selama lebih dari dua minggu
tanpa banyak indikasi yang menunjukan etiologinya
Tuberkulosis, SLE, Infeksi ginjal, neoplasia, dll
tipe demam
• Demam remiten
Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak mencapai suhu
normal.
Contoh : infeksi saluran napas atas, otitis media, tonsillitis, faringitis
dan stomatitis
Tipe demam…
• Demam intermitten
Suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam
satu hari.
Contoh : malaria falciparum, limfoma dan endokarditis
Tipe demam…
• Demam kontinyu
Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari 1 derajat.
Contoh : malaria falciparum malignan
Tipe demam…
• Demam siklik
Kenaikan suhu badan terjadi selama beberapa hari diikuti periode
bebas demam beberapa hari lalu kenaikan suhu seperti semula.
Contoh : pola demam pada malaria vivax dan ovale
Tipe demam…
• Demam septik
Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tingkat tinggi pada malam
hari.Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.Bila demam yang
tinggi timbul kembali turun ke tingkat yang normal dinamakan juga
demam Hektik. Contoh : penyakit Kawasaki dan infeksi pyogenik
Demam belum terdiagnosis (fever of
unknown origin)
• Keadaan dimana pasien mengalami demam terus menerus selama 3
minggu tetapi belum diketahui penyebabnya walaupun telah diteliti
secara intensif selama satu minggu menggunakan sarana
laboratorium dan penunjang medis lainnya.
• FUO klasik : penderita telah diperiksa 3 hari berturut-turut tanpa
diketahui penyebab. Atau 3 minggu dengan diagnostik invasif maupun
non invasif tanpa hasil.
• FUO nosokomial : pasien dirawat dirumah sakit
tanpa infeksi, kemudian menderita demam dan
sudah diperiksa namun belum ada hasil jelas.
• FUO neutropenik : memiliki neutrofil <500 ul
dengan pemeriksaan intensif selama 3 hari tanpa
hasil jelas
• FUO HIV: penderita HIV yang menderita demam
selama 4 minggu rawat jalan atau lebih dari 3 hari
dirawat di RS dan dilakukan pemeriksaan tanpa
hasil yang jelas.
Algoritma diagnosis demam
Algoritma diagnosis FUO
Penatalaksanaan pasien degan demam
• sebagian demam ~ infeksi self limiting
(viral >>)
• prinsipnya  mengatasi penyebab primer
• Pada inf bakteri; penundaan antipiretik 
• evaluasi efektivitas AB
• memudahkan D/ pd penyakit dgn
demam yg tidak umum, seperti
disosiasi suhu-nadi (tifoid,
brucellosis, leptospirosis, dll)
Mekanisme anti piretik
• Prinsip: menurunkan kadar PGE2 pd
pusat termoregulasi
• Penghambatan enzim siklo oksigenase
(hambat asam arakhidonat  PGE2)
• Tujuan : menurunkan set point demam pd
hipotalamus & memfasilitasi heat loss
Daftar Pustaka
1. Guyton C.A., Hall E.J. 1996. Guyton Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit Edisi Revisi. Jakarta. EGC.
2. Nelwan, R.H.H. 2009. Demam: Tipe dan Pendekatan dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI
3. Bickley L.S, Szilagyi P.G. 2012.Bates Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Edisi VIII. Jakarta :
EGC.
4. Fauci, Braundwald, Kasper, Hauser, Longo, Jameson, et al. 2005. Harrison’s Principles of Internal Medicine.
Edisi 16. USA: The McGraw-Hill Companies.
5. David M, Charles S. 1993. Bedside Diagnosis. Edisi ketigabelas. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
6. Suhendro, Nainggolan L, Khie Chen, Pohan, HT. 2009. Demam Berdarah Dengue dalam Sudoyo, Aru W. et.al.
Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam
FKUI.
7. Nelwan R.H.H. 2007. Influenza dan Pencegahannya dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
8. Harijanto, Paul N. 2009. Malaria dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
9. Widodo, Djoko. 2009. Demam Tifoid dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
10. Sudjana, Primal. Demam Kuning dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
11. Zein, Umar. 2009. Leptospirosis dalam Sudoyo, Aru W. et.al Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V.
Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
12. Amin Z, Bahar A. 2009. Tuberkulosis Paru dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III
Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Terima Kasih

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

mekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinmekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinhanarisha
 
Fibro adenoma mamae (fam)
Fibro adenoma mamae (fam)Fibro adenoma mamae (fam)
Fibro adenoma mamae (fam)fikri asyura
 
case report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponiblecase report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponiblemuhammad ikhlas yakin
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisyudhasetya01
 
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...Robertus Arian Datusanantyo
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darahDina Awwe
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliAris Rahmanda
 
Penyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidPenyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidfikri asyura
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKPhil Adit R
 
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul HemiparesisLaporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul HemiparesisAulia Amani
 
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofreniaAnamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofreniaPhil Adit R
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHKharima SD
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgarisery putra
 

La actualidad más candente (20)

Bronko pneumonia
Bronko pneumoniaBronko pneumonia
Bronko pneumonia
 
Hemoroid
HemoroidHemoroid
Hemoroid
 
mekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubinmekanisme pembentukan bilirubin
mekanisme pembentukan bilirubin
 
Giovanni status bedah
Giovanni   status bedahGiovanni   status bedah
Giovanni status bedah
 
Fibro adenoma mamae (fam)
Fibro adenoma mamae (fam)Fibro adenoma mamae (fam)
Fibro adenoma mamae (fam)
 
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter IndonesiaStandar Kompetensi Dokter Indonesia
Standar Kompetensi Dokter Indonesia
 
Glaukoma
GlaukomaGlaukoma
Glaukoma
 
case report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponiblecase report of Hernia inguinalis lateralis reponible
case report of Hernia inguinalis lateralis reponible
 
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitisKolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
Kolelitiasis,kolestasis,kolesistitis
 
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...
Kegawatan Kardiovaskuler: Sindrom Koroner Akut, Henti Jantung, dan Syok Kardi...
 
transfusi darah
transfusi darahtransfusi darah
transfusi darah
 
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / MorbiliPresentasi Kasus - Campak / Morbili
Presentasi Kasus - Campak / Morbili
 
Tanatologi
TanatologiTanatologi
Tanatologi
 
Penyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroidPenyakit kelenjer tiroid
Penyakit kelenjer tiroid
 
SINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIKSINDROME NEFROTIK
SINDROME NEFROTIK
 
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul HemiparesisLaporan PBL 1 Modul Hemiparesis
Laporan PBL 1 Modul Hemiparesis
 
Demam reumatik
Demam reumatikDemam reumatik
Demam reumatik
 
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofreniaAnamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
Anamnesis ujiam psikiatri skizofrenia
 
Laporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPHLaporan Kasus BPH
Laporan Kasus BPH
 
Veruka vulgaris
Veruka vulgarisVeruka vulgaris
Veruka vulgaris
 

Destacado (9)

Giziburu
GiziburuGiziburu
Giziburu
 
Hypertensionhosppharm
HypertensionhosppharmHypertensionhosppharm
Hypertensionhosppharm
 
Ttv
TtvTtv
Ttv
 
MAKALAH UJI WIDAL
MAKALAH UJI WIDALMAKALAH UJI WIDAL
MAKALAH UJI WIDAL
 
Patofiologi SLE
Patofiologi SLE Patofiologi SLE
Patofiologi SLE
 
Algorithm febrile seizures
Algorithm febrile seizuresAlgorithm febrile seizures
Algorithm febrile seizures
 
Lupus eritematosus sistemik d&t gunadi
Lupus eritematosus sistemik d&t gunadiLupus eritematosus sistemik d&t gunadi
Lupus eritematosus sistemik d&t gunadi
 
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAIBuku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
Buku Pedoman Pelayanan Medis IDAI
 
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-pptkejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
kejang-demam-terbaru-presentasi-ppt
 

Similar a Demam: Tipe dan Pendekatan (20)

TEXTBOOK_Pendekatan Demam_Angeline Rana (4519111083).pptx
TEXTBOOK_Pendekatan Demam_Angeline Rana (4519111083).pptxTEXTBOOK_Pendekatan Demam_Angeline Rana (4519111083).pptx
TEXTBOOK_Pendekatan Demam_Angeline Rana (4519111083).pptx
 
Febris
FebrisFebris
Febris
 
Febris
FebrisFebris
Febris
 
Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
Anak
Anak Anak
Anak
 
Kejang abyi
Kejang abyiKejang abyi
Kejang abyi
 
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
Kejang abyi AKPER PEMKAB MUNA
 
Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
Makalah febris
Makalah febrisMakalah febris
Makalah febris
 
PPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptxPPT Termoregulasi.pptx
PPT Termoregulasi.pptx
 
Manusia dan panas
Manusia dan panasManusia dan panas
Manusia dan panas
 
128114958 lp-febris
128114958 lp-febris128114958 lp-febris
128114958 lp-febris
 
Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam Bab I k.anak pada kejang dan demam
Bab I k.anak pada kejang dan demam
 
7A_HUMAYRAH ISMAIL_1804034030_TUGAS KASUS ANALISIS KLINIK.pptx
7A_HUMAYRAH ISMAIL_1804034030_TUGAS KASUS ANALISIS KLINIK.pptx7A_HUMAYRAH ISMAIL_1804034030_TUGAS KASUS ANALISIS KLINIK.pptx
7A_HUMAYRAH ISMAIL_1804034030_TUGAS KASUS ANALISIS KLINIK.pptx
 
Askep anak kejang demam
Askep anak kejang demamAskep anak kejang demam
Askep anak kejang demam
 
Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 
Makalah kmb i bu mus golo
Makalah   kmb  i bu mus goloMakalah   kmb  i bu mus golo
Makalah kmb i bu mus golo
 

Demam: Tipe dan Pendekatan

  • 1. SINDROMATOLOGI DEMAM Salomo M. Messakh 0908012866 Pembimbing dr. Heri Sutrisno, Sp.PD
  • 2. Pendahuluan • Pengaturan suhu dikendalikan oleh keseimbangan antara pembentukan panas dan kehilangan panas. • Bila laju pembentukan panas di dalam tubuh > laju hilangnya panas maka panas panas akan timbul di dalam tubuh dan suhu tubuh akan meningkat. • Sebaliknya, bila kehilangan panas lebih besar maka panas tubuh dan suhu tubuh akan menurun
  • 3. demam • Demam berarti suhu tubuh diatas batas normal yang dapat disebabkan oleh kelainan dalam otak sendiri maupun oleh bahan- bahan toksik yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu • Demam pada umumnya diartikan sebagai suhu tubuh diatas 37,2°C diukur per aksila Tempat Pengukuran Jenis Termometer Rentang suhu tubuh normal (°C) Demam (°C) Aksila Air raksa, eletronik 34,7-37,2 37,3 sublingual Air raksa, elektronik 35,5-37,5 37,6 Rektal Air raksa, elektronik 36,6-37,9 38 Telinga Emisi infra merah 35,7-37,5 37,6
  • 4. Demam cont.. • Demam terjadi karena pelepasan pirogen dari dalam leukosit yang sebelumnya telah terangsang oleh pirogen eksogen yang dapat berasal dari mikroorganisme • Keadaan demam sejak zaman Hippocrates sudah dianggap sebagai pertanda penyakit
  • 5. Etiologi demam • Infeksi • Toksemia • Keganasan • Obat-obatan • Gangguan pada pusat regulasi suhu sentral
  • 7. • Produk mikroba, toksin mikroba, M.O itu sendiri • Endotoksin bakteri gram negatif • Enterotoksin bakteri gram positif (stafilokokkus aureus, streptokokkus grup A & B) EKSOGEN • Sitokin pirogenik •IL-1α, 1β, IL 6, IL-8, IL-11, INF-α, INF- γ, TNF-α, TNF-β • Proses inflamasi, trauma, nekrosis jar, kompleks Ag-Ab  produksi IL-1, TNF-α, dan/atau IL-6 ENDOGEN
  • 8. Klasifikasi demam • Demam akut Demam dalam waktu singkat, jarang melebihi dua minggu sebelum diagnosis dibuat. Influenza, demam reumatik, malaria, demam berdarah, tonsillitis, pneumoni, hepatitis,dll.
  • 9. Klasifikasi demam… • Demam kronis Demam intermitten atau kontinyu selama lebih dari dua minggu tanpa banyak indikasi yang menunjukan etiologinya Tuberkulosis, SLE, Infeksi ginjal, neoplasia, dll
  • 10. tipe demam • Demam remiten Suhu badan dapat turun setiap hari tetapi tidak mencapai suhu normal. Contoh : infeksi saluran napas atas, otitis media, tonsillitis, faringitis dan stomatitis
  • 11. Tipe demam… • Demam intermitten Suhu badan turun ke tingkat yang normal selama beberapa jam dalam satu hari. Contoh : malaria falciparum, limfoma dan endokarditis
  • 12. Tipe demam… • Demam kontinyu Variasi suhu sepanjang hari tidak berbeda lebih dari 1 derajat. Contoh : malaria falciparum malignan
  • 13. Tipe demam… • Demam siklik Kenaikan suhu badan terjadi selama beberapa hari diikuti periode bebas demam beberapa hari lalu kenaikan suhu seperti semula. Contoh : pola demam pada malaria vivax dan ovale
  • 14. Tipe demam… • Demam septik Suhu badan berangsur naik ke tingkat yang tingkat tinggi pada malam hari.Sering disertai keluhan menggigil dan berkeringat.Bila demam yang tinggi timbul kembali turun ke tingkat yang normal dinamakan juga demam Hektik. Contoh : penyakit Kawasaki dan infeksi pyogenik
  • 15. Demam belum terdiagnosis (fever of unknown origin) • Keadaan dimana pasien mengalami demam terus menerus selama 3 minggu tetapi belum diketahui penyebabnya walaupun telah diteliti secara intensif selama satu minggu menggunakan sarana laboratorium dan penunjang medis lainnya. • FUO klasik : penderita telah diperiksa 3 hari berturut-turut tanpa diketahui penyebab. Atau 3 minggu dengan diagnostik invasif maupun non invasif tanpa hasil.
  • 16. • FUO nosokomial : pasien dirawat dirumah sakit tanpa infeksi, kemudian menderita demam dan sudah diperiksa namun belum ada hasil jelas. • FUO neutropenik : memiliki neutrofil <500 ul dengan pemeriksaan intensif selama 3 hari tanpa hasil jelas • FUO HIV: penderita HIV yang menderita demam selama 4 minggu rawat jalan atau lebih dari 3 hari dirawat di RS dan dilakukan pemeriksaan tanpa hasil yang jelas.
  • 19. Penatalaksanaan pasien degan demam • sebagian demam ~ infeksi self limiting (viral >>) • prinsipnya  mengatasi penyebab primer • Pada inf bakteri; penundaan antipiretik  • evaluasi efektivitas AB • memudahkan D/ pd penyakit dgn demam yg tidak umum, seperti disosiasi suhu-nadi (tifoid, brucellosis, leptospirosis, dll)
  • 20. Mekanisme anti piretik • Prinsip: menurunkan kadar PGE2 pd pusat termoregulasi • Penghambatan enzim siklo oksigenase (hambat asam arakhidonat  PGE2) • Tujuan : menurunkan set point demam pd hipotalamus & memfasilitasi heat loss
  • 21.
  • 22. Daftar Pustaka 1. Guyton C.A., Hall E.J. 1996. Guyton Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit Edisi Revisi. Jakarta. EGC. 2. Nelwan, R.H.H. 2009. Demam: Tipe dan Pendekatan dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI 3. Bickley L.S, Szilagyi P.G. 2012.Bates Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat Kesehatan. Edisi VIII. Jakarta : EGC. 4. Fauci, Braundwald, Kasper, Hauser, Longo, Jameson, et al. 2005. Harrison’s Principles of Internal Medicine. Edisi 16. USA: The McGraw-Hill Companies. 5. David M, Charles S. 1993. Bedside Diagnosis. Edisi ketigabelas. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 6. Suhendro, Nainggolan L, Khie Chen, Pohan, HT. 2009. Demam Berdarah Dengue dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 7. Nelwan R.H.H. 2007. Influenza dan Pencegahannya dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 8. Harijanto, Paul N. 2009. Malaria dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 9. Widodo, Djoko. 2009. Demam Tifoid dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 10. Sudjana, Primal. Demam Kuning dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 11. Zein, Umar. 2009. Leptospirosis dalam Sudoyo, Aru W. et.al Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI. 12. Amin Z, Bahar A. 2009. Tuberkulosis Paru dalam Sudoyo, Aru W. et.al. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.