SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 13
Descargar para leer sin conexión
KOLOID
Dwi Agustina Cindy Fajarwati (04)
Ferdiana Agustin (09)
Kharisma Perdana Setiawan (15)
Moudy Anisa Putri (21)
Robbi Aziis Ramadhan (30)
Tabita Yuni Susanto (35)
PENGERTIAN
Gel adalah emulsi dalam medium pendispersi zat padat atau emulsi padat,dapat juga di artikan
sebagai hasil bentukan dari penggumpalan sebagai sol cair
Sifat Larutan Koloid Suspensi
Ukuran 1 nm 1-100 nm > 100 nm
Pengyaringan Filter/membran Filter
Tidak dengan filter atau
membran
Ukuran partikel Tidak nampak
Tampak dengan mikroskop
elektron
Tampak dengan mikroskop
cahaya
Lintasan cahaya Transparan
Kadang tembus
cahaya/buram
Sering kali buram mungkin
tembus cahaya
Jumlah fasa satu dua dua
Contoh
Air teh,larutan
gula,larutan garam dll
Sabun,susu,keju,cat,kabut,
asap
Pasir dalam air
KOLOID LIOFIL DAN KOLOID LIOFOB
 Koloid Liofil
Sol liofil atau koloid liofil merupakan jenis koloid yang fase terdispersinya dapat mengikat atau
menarik medium pendispersinya. Jika medium pendispersinya air disebut hidrofil.
Contoh : protein, sabun, deterjen, agar-agar, kanji, dan gelatin.
 Koloid Liofob
Koloid liofob atau sol liofob merupakan koloid yang fase terdispersinya tidak dapat menarik medium
pendispersinya (tidak suka cairan). Jika medium pendispersinya air disebut hidrofob.Contoh : susu,
mayonaise, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol sulfida, dan sol-sol logam. Perbandingan sifat koloid liofil
dengan koloid liofob.
PERBANDINGAN SIFAT KOLOID LIOFIL
DENGAN KOLOID LIOFOB
Koloid Liofob
• Tidak mengadsorpsi mediumnya
• Hanya stabil pada konsentrasi kecil
• Mudah menggumpal pada penambahan
elektrolit
• Viskositas hampir sama dengan mediumnya
• Tidak reversibel
• Efek Tyndall lebih jelas
Koloid Liofil
• Mengadsorpsi mediumnya
• Dapat dibuat dengan konsentrasi yang relatif
besar
• Tidak mudah digumpalkan dengan
penambahan elektrolit
• Viskositas(kekentalan) lebih besar daripada
mediumnya
• Bersifat reversibel
• Efek Tyndall lemah
SIFAT-SIFAT KOLOID
 Efek Tyndall
Adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel dalam sistem koloid dapat
berupa molekul atau ion yang berukuran cukup besar akan menghamburkan cahaya ke segala arah.
 Gerak Brown
Adalah gerak acak (zig-zag) partikel koloid dalam medium pendispersinya. Gerak Brown dalam
sistem koloid menyebabkan partikel koloid tersebar merata dalam medium pendispersinya dan tidak
memisah meskipun didiamkan (stabil).
 Adsorpsi
Adalah proses penyerapan suatu zat di permukaan zat lain. Zat yang diserap disebut fase terserap dan
zat yang menyerap disebut adsorpen. Peristiwa adsorpsi disebabkan gaya tarik molekul-molekul
pada permukaan adsorpen.
 Koagulasi Koloid
Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan partikel koloid. Di mana partikel-partikel koloid mengendap sehingga
fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Peristiwa koagulasi pada koloid dapat terjadi diakibatkan
oleh peristiwa mekanis (pemanasan dan pendinginan) atau peristiwa kimia (pencampuran kolid yang berbeda
muatan). Contoh penerapan sifat koagulasi: penjernihan air, proses penggumpalan debu atau asap pabrik, dan
pengolahan karet dengan lateks.
 Koloid Pelindung
Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi stabil. Koloid pelindung
ini akan membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi mengelompok. Koloid pelindung
melindungi koloid lain agar tidak mengalami koagulasi (penggumpalan). Contoh penerapan sifat koloid pelindung:
penambahan minyak silikon pada cat, penambahan kasein pada susu, dan penambahan gelatin pada es krim.
CARA PEMBUATAN KOLOID (DISPERSI)
 Dispersi langsung (mekanik)
Cara ini dilakukan dengan memperkecil zat terdispersi sebelum didispersikan ke dalam medium pendispersi.
Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggiling atau menggerus partikel sampai ukuran tertentu. Sebagai
contoh adalah pembuatan sol belerang dalam air, serbuk belerang dihaluskan terlebih dahulu dengan
menggerus bersama kristal gula secara berulang–ulang. Campuran semen dengan air dapat membentuk koloid
secara langsung karena partikel–partikel semen sudah digiling sedemikian rupa sehingga ukuran partikelnya
menjadi ukuran koloid.
 Homogenisasi
Pembuatan susu kental manis yang bebas kasein dilakukan dengan mencampurkan serbuk susu skim ke dalam
air di dalam mesin homogenisasi sehingga partikel – partikel susu berubah menjadi seukuran partikel koloid.
Emulsi obat pada pabrik obat dilakukan dengan proses homogenisasi mengunakan mesin homogenisasi.
 Peptisasi
Proses peptisasi dilakukan dengan cara memecah partikel – partikel besar, misalnya suspensi, gumpalan, atau
endapan dengan menambahkan zat pemecah tertentu. Sebagai contoh, endapan Al(OH)3 akan berubah menjadi
koloid dengan menambahkan AlCl3 ke dalamnya. Endapan AgCl akan berubah menjadi koloid dengan
menambahkan larutan NH3 secukupnya. Contoh lain, karet bisa dipeptisasi oleh bensin, agar – agar oleh air,
nitroselulosa oleh aseton. Endapan NiS dapat dipeptisasi oleh H2S.
 Busur Bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam.
Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian
diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya.
Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi, sehingga
membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi.
CARA PEMBUATAN KOLOID (KONDENSASI)
 Reaksi Reduksi
Contoh 1: Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan melarutkan AuCl3 dalam
pereduksi organik formaldehida HCOH:
2AuCl3(aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) → 2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq)
Pada reaksi tersebut ion Au3+direduksi menjadi Au (logam). Au padat adalah parikel fase dispersi yang terbentuk dan
menyusun sol emas. Warna sol emas bergantung pada besarnya partikel Au, umumnya berwarna biru sampai merah.
 Reaksi Oksidasi
2H2S(g) + SO2 (aq) → 3S(s) + 2H2O(l)
 Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Contoh: Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam
air mendidih ditambahkan larutan FeCl3, maka akan terbentuk sol Fe(OH)3.
AlCl3 (aq) + 3H2O(l) →Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)
 Pergantian ion/Metatesis
Adalah reaksi pertukaran pasangan ion dari dua elektrolit. Pada reaksi ini, setidaknya satu produk reaksi
akan membentuk endapan, gas atau elektrolit lemah.
Contoh: Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S.
Sol As2S3 berwarna kuning dan bermuatan negatif, termasuk liofob.
2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq) → As2S3(koloid) + 6H2O(l)
Terbentuknya partikel berukuran koloid karena belerang yang terbentuk akan beragregat yang semakin
lama semakin besar sampai berukuran koloid. Bila konsentrasi pereaksi dan suhu reaksi tidak
dikendalikan, dispersi koloid tidak akan terbentuk, sebab partikel belerang akan tumbuh terus menjadi
endapan yang tidak larut dalam air.
 Penggantian Pelarut
Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi yang semula larut setelah diganti
pelarutanya menjadi berukuran koloid. Misalnya: untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air, tetapi mudah larut
dalam alkohol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlebih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru
kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga
belerang akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang dalam air.
 Reaksi Penggaraman
Pada pereaksi yang encer dapat membentuk partikel koloid dari beberapa sol garam yang sukar larut, seperti BaSO4, PbI2,
AgCl, PbSO4, AgBr.
Contoh:
AgNO3 + NaCl –> AgCl + NaNO3
 Pendinginan
Kelarutan zat sebanding dengan suhu sehingga pendinginan dapat menggumpalkan koloid. Contoh : pembuatan sol
belerang dapat dibuat dengan melarutkan belerang ke dalam air panas, kemudian didinginkan.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

La actualidad más candente (20)

Sistem koloid powerpoint
Sistem koloid powerpointSistem koloid powerpoint
Sistem koloid powerpoint
 
Koloid Kimia SACN
Koloid Kimia SACNKoloid Kimia SACN
Koloid Kimia SACN
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta
Sistem Koloid SMAN 81 JakartaSistem Koloid SMAN 81 Jakarta
Sistem Koloid SMAN 81 Jakarta
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Sistem Koloid (Pengertian)
Sistem Koloid (Pengertian)Sistem Koloid (Pengertian)
Sistem Koloid (Pengertian)
 
Bab 10 koloid
Bab 10 koloidBab 10 koloid
Bab 10 koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejatiDeskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
Deskripsi koloid, suspensi dan larutan sejati
 
Sistem koloid (presentasi)
Sistem koloid (presentasi)Sistem koloid (presentasi)
Sistem koloid (presentasi)
 
(Kimia) Sistem Koloid
(Kimia) Sistem Koloid(Kimia) Sistem Koloid
(Kimia) Sistem Koloid
 
koloid
 koloid koloid
koloid
 
PPT Kimia: Koloid
PPT Kimia: KoloidPPT Kimia: Koloid
PPT Kimia: Koloid
 
Koloid kimia
Koloid kimiaKoloid kimia
Koloid kimia
 
SISTEM KOLOID KIMIA SMA XI IPA
SISTEM KOLOID KIMIA SMA XI IPA SISTEM KOLOID KIMIA SMA XI IPA
SISTEM KOLOID KIMIA SMA XI IPA
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia PematangsiantarSistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
Sistem Koloid, Kelas 2 IPA 3 SMA Budimulia Pematangsiantar
 

Similar a Sistem Koloid (20)

Sistem koloid
Sistem koloidSistem koloid
Sistem koloid
 
koloid.pptx
koloid.pptxkoloid.pptx
koloid.pptx
 
Laporan Kimia Koloid
Laporan Kimia KoloidLaporan Kimia Koloid
Laporan Kimia Koloid
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
Sistem koloid veni 2013
Sistem koloid veni 2013Sistem koloid veni 2013
Sistem koloid veni 2013
 
Sistem koloid kimia kelas xi
Sistem koloid kimia kelas xiSistem koloid kimia kelas xi
Sistem koloid kimia kelas xi
 
Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
 
Koloid
KoloidKoloid
Koloid
 
SISTEM KOLOID SMA
SISTEM KOLOID SMASISTEM KOLOID SMA
SISTEM KOLOID SMA
 
Pembuatan koloid
Pembuatan koloidPembuatan koloid
Pembuatan koloid
 
Kimia - Sistem Koloid
Kimia - Sistem KoloidKimia - Sistem Koloid
Kimia - Sistem Koloid
 
Makalah koloid4
Makalah koloid4Makalah koloid4
Makalah koloid4
 
Makalah koloid3
Makalah koloid3Makalah koloid3
Makalah koloid3
 
Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)
Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)
Sistem Koloid (Pelajaran Kimia kelas XI Kurikulum K-13)
 
Koloid adi idam
Koloid adi idamKoloid adi idam
Koloid adi idam
 
Makalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 rahaMakalah koloid sma 1 raha
Makalah koloid sma 1 raha
 
Thara Nuha A - XI IPA 2_20231214_183620_0000.pdf
Thara Nuha A - XI IPA 2_20231214_183620_0000.pdfThara Nuha A - XI IPA 2_20231214_183620_0000.pdf
Thara Nuha A - XI IPA 2_20231214_183620_0000.pdf
 
Pembahasan koloid,,,
Pembahasan  koloid,,,Pembahasan  koloid,,,
Pembahasan koloid,,,
 
Pembahasan koloid,,,1
Pembahasan  koloid,,,1Pembahasan  koloid,,,1
Pembahasan koloid,,,1
 
Sistem koloid berhubungan dengan proses
Sistem koloid berhubungan dengan prosesSistem koloid berhubungan dengan proses
Sistem koloid berhubungan dengan proses
 

Más de Ferdiana Agustin

Skenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Skenario 3 Blok 8 Infeksi DentomaskilofasialSkenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Skenario 3 Blok 8 Infeksi DentomaskilofasialFerdiana Agustin
 
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan PeriodontalDefinisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan PeriodontalFerdiana Agustin
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiFerdiana Agustin
 
Struktur dan kelainan enamel
Struktur dan kelainan enamelStruktur dan kelainan enamel
Struktur dan kelainan enamelFerdiana Agustin
 
Anatomi gigi permanen premolar
Anatomi gigi permanen premolarAnatomi gigi permanen premolar
Anatomi gigi permanen premolarFerdiana Agustin
 
struktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigistruktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigiFerdiana Agustin
 
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)Ferdiana Agustin
 
Cairan Sulcus Gingiva (Gingival Crevicular Fluid)
Cairan Sulcus Gingiva (Gingival Crevicular Fluid)Cairan Sulcus Gingiva (Gingival Crevicular Fluid)
Cairan Sulcus Gingiva (Gingival Crevicular Fluid)Ferdiana Agustin
 
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuh
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuhFungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuh
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuhFerdiana Agustin
 
Laporan tutorial sistem cardiovascular
Laporan tutorial sistem cardiovascularLaporan tutorial sistem cardiovascular
Laporan tutorial sistem cardiovascularFerdiana Agustin
 
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaanLaporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaanFerdiana Agustin
 
Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)
Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)
Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)Ferdiana Agustin
 
Proses pencernaan pada usus besar
Proses pencernaan pada usus besarProses pencernaan pada usus besar
Proses pencernaan pada usus besarFerdiana Agustin
 

Más de Ferdiana Agustin (20)

Skenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Skenario 3 Blok 8 Infeksi DentomaskilofasialSkenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
Skenario 3 Blok 8 Infeksi Dentomaskilofasial
 
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan PeriodontalDefinisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
Definisi, Etiologi, dan Faktor Risiko Penyakit Jaringan Periodontal
 
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras GigiSkenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
Skenario 1 blok 8 Penyakit Jaringan Keras Gigi
 
Makalah Gingiva
Makalah GingivaMakalah Gingiva
Makalah Gingiva
 
Struktur dan kelainan enamel
Struktur dan kelainan enamelStruktur dan kelainan enamel
Struktur dan kelainan enamel
 
Makalah torus mandibula
Makalah torus mandibulaMakalah torus mandibula
Makalah torus mandibula
 
Struktur kelenjar limfe
Struktur kelenjar limfeStruktur kelenjar limfe
Struktur kelenjar limfe
 
Anatomi gigi permanen premolar
Anatomi gigi permanen premolarAnatomi gigi permanen premolar
Anatomi gigi permanen premolar
 
struktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigistruktur gigi dan karies gigi
struktur gigi dan karies gigi
 
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
Gingival crevicular fluid (caian Sulkus GIngiva)
 
Cairan Sulcus Gingiva (Gingival Crevicular Fluid)
Cairan Sulcus Gingiva (Gingival Crevicular Fluid)Cairan Sulcus Gingiva (Gingival Crevicular Fluid)
Cairan Sulcus Gingiva (Gingival Crevicular Fluid)
 
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuh
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuhFungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuh
Fungsi mukosa rongga mulut sebagai pertahanan pertama tubuh
 
Laporan tutorial sistem cardiovascular
Laporan tutorial sistem cardiovascularLaporan tutorial sistem cardiovascular
Laporan tutorial sistem cardiovascular
 
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaanLaporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
Laporan tutorial fisiologi sistem pencernaan
 
Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)
Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)
Gangguan sistem pernapasan manusia (asma)
 
Mikroskop cahaya
Mikroskop cahayaMikroskop cahaya
Mikroskop cahaya
 
Proses pencernaan pada usus besar
Proses pencernaan pada usus besarProses pencernaan pada usus besar
Proses pencernaan pada usus besar
 
Pencernaan di usus besar
Pencernaan di usus besarPencernaan di usus besar
Pencernaan di usus besar
 
Utang Piutang
Utang PiutangUtang Piutang
Utang Piutang
 
Berbakti pada orang Tua
Berbakti pada orang TuaBerbakti pada orang Tua
Berbakti pada orang Tua
 

Último

Rancangan Pengajaran Tahunan Geografi 24/25
Rancangan Pengajaran Tahunan Geografi 24/25Rancangan Pengajaran Tahunan Geografi 24/25
Rancangan Pengajaran Tahunan Geografi 24/25g33262447
 
LK1_Ruang Kolaborasi Komunitas belajar 2
LK1_Ruang Kolaborasi Komunitas belajar  2LK1_Ruang Kolaborasi Komunitas belajar  2
LK1_Ruang Kolaborasi Komunitas belajar 2cipsdm41h
 
TEMA 8 SUBTEMA 3 Kelas 6 Sekolah Dasar.pptx
TEMA 8 SUBTEMA 3 Kelas 6 Sekolah Dasar.pptxTEMA 8 SUBTEMA 3 Kelas 6 Sekolah Dasar.pptx
TEMA 8 SUBTEMA 3 Kelas 6 Sekolah Dasar.pptxlaluilhamsanjaya
 
Msteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlak
Msteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlakMsteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlak
Msteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlakAliAlBayuri
 
CONTOH AKSI NYATA TRANSISI PAUD SD.pptx
CONTOH AKSI NYATA TRANSISI PAUD  SD.pptxCONTOH AKSI NYATA TRANSISI PAUD  SD.pptx
CONTOH AKSI NYATA TRANSISI PAUD SD.pptxRiskaHariyanti6
 
Topik 1 Pembinaan Item Objektif dan Subjektif.pdf
Topik 1 Pembinaan Item Objektif dan Subjektif.pdfTopik 1 Pembinaan Item Objektif dan Subjektif.pdf
Topik 1 Pembinaan Item Objektif dan Subjektif.pdfNORLELABINTIZAKARIAH
 
Tugas DK Modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
Tugas DK Modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdfTugas DK Modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
Tugas DK Modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdfhikmahputrawan12
 
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Media Prompting
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Media PromptingSeminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Media Prompting
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Media PromptingSABDA
 
Cukup Seruuu... PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training _"Pembekalan VERIFIKATOR ...
Cukup Seruuu... PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training _"Pembekalan VERIFIKATOR ...Cukup Seruuu... PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training _"Pembekalan VERIFIKATOR ...
Cukup Seruuu... PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training _"Pembekalan VERIFIKATOR ...Kanaidi ken
 
RANCANGAN PENGAJARAN HARIAN (PENDIDIKAN ISLAM IBADAH TAHUN 1)
RANCANGAN PENGAJARAN HARIAN (PENDIDIKAN ISLAM IBADAH TAHUN 1)RANCANGAN PENGAJARAN HARIAN (PENDIDIKAN ISLAM IBADAH TAHUN 1)
RANCANGAN PENGAJARAN HARIAN (PENDIDIKAN ISLAM IBADAH TAHUN 1)gipgd23200385
 
PENGANTAR: INTGRATED MARKETING COMMUNICATION
PENGANTAR: INTGRATED MARKETING COMMUNICATIONPENGANTAR: INTGRATED MARKETING COMMUNICATION
PENGANTAR: INTGRATED MARKETING COMMUNICATIONAdePutraTunggali
 
PSIKOLOGI SOSIAL KONSEP DAYA TARIK INERPERSONAL DALAM BERPERILAKU
PSIKOLOGI SOSIAL KONSEP DAYA TARIK INERPERSONAL DALAM BERPERILAKUPSIKOLOGI SOSIAL KONSEP DAYA TARIK INERPERSONAL DALAM BERPERILAKU
PSIKOLOGI SOSIAL KONSEP DAYA TARIK INERPERSONAL DALAM BERPERILAKUWindaApriliasari
 
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdflaporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdfmrbajiyo
 
Panduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_sliseshare
Panduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_slisesharePanduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_sliseshare
Panduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_sliseshareBalqisM1
 
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdfASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdfTatthyZebua
 
AKSI NYATA MODUL 3.2 Guru Penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 3.2 Guru Penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 3.2 Guru Penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 3.2 Guru Penggerak.pptxAdiPerlente
 
Catatan Kepala Sekolah Penilaian Observasi Gur 2.pdf
Catatan Kepala Sekolah Penilaian Observasi Gur 2.pdfCatatan Kepala Sekolah Penilaian Observasi Gur 2.pdf
Catatan Kepala Sekolah Penilaian Observasi Gur 2.pdfDianIndrayanti2
 
AKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru Penggerak
AKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru PenggerakAKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru Penggerak
AKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru Penggeraklaodesupriono1
 
PROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdf
PROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdfPROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdf
PROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdfShaliniPoobalan
 
Komsas: Novel Jalan Ke Puncak (Tingkatan 2)
Komsas: Novel Jalan Ke Puncak (Tingkatan 2)Komsas: Novel Jalan Ke Puncak (Tingkatan 2)
Komsas: Novel Jalan Ke Puncak (Tingkatan 2)ChibiMochi
 

Último (20)

Rancangan Pengajaran Tahunan Geografi 24/25
Rancangan Pengajaran Tahunan Geografi 24/25Rancangan Pengajaran Tahunan Geografi 24/25
Rancangan Pengajaran Tahunan Geografi 24/25
 
LK1_Ruang Kolaborasi Komunitas belajar 2
LK1_Ruang Kolaborasi Komunitas belajar  2LK1_Ruang Kolaborasi Komunitas belajar  2
LK1_Ruang Kolaborasi Komunitas belajar 2
 
TEMA 8 SUBTEMA 3 Kelas 6 Sekolah Dasar.pptx
TEMA 8 SUBTEMA 3 Kelas 6 Sekolah Dasar.pptxTEMA 8 SUBTEMA 3 Kelas 6 Sekolah Dasar.pptx
TEMA 8 SUBTEMA 3 Kelas 6 Sekolah Dasar.pptx
 
Msteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlak
Msteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlakMsteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlak
Msteri Pesantren Ramadhan tema Akidah AKhlak
 
CONTOH AKSI NYATA TRANSISI PAUD SD.pptx
CONTOH AKSI NYATA TRANSISI PAUD  SD.pptxCONTOH AKSI NYATA TRANSISI PAUD  SD.pptx
CONTOH AKSI NYATA TRANSISI PAUD SD.pptx
 
Topik 1 Pembinaan Item Objektif dan Subjektif.pdf
Topik 1 Pembinaan Item Objektif dan Subjektif.pdfTopik 1 Pembinaan Item Objektif dan Subjektif.pdf
Topik 1 Pembinaan Item Objektif dan Subjektif.pdf
 
Tugas DK Modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
Tugas DK Modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdfTugas DK Modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
Tugas DK Modul 3.3 Guru Penggerak Angkatan 9 .pdf
 
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Media Prompting
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Media PromptingSeminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Media Prompting
Seminar Seri AI4GOD AI Talks - AI dan Media Prompting
 
Cukup Seruuu... PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training _"Pembekalan VERIFIKATOR ...
Cukup Seruuu... PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training _"Pembekalan VERIFIKATOR ...Cukup Seruuu... PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training _"Pembekalan VERIFIKATOR ...
Cukup Seruuu... PELAKSANAAN + Link2 MATERI Training _"Pembekalan VERIFIKATOR ...
 
RANCANGAN PENGAJARAN HARIAN (PENDIDIKAN ISLAM IBADAH TAHUN 1)
RANCANGAN PENGAJARAN HARIAN (PENDIDIKAN ISLAM IBADAH TAHUN 1)RANCANGAN PENGAJARAN HARIAN (PENDIDIKAN ISLAM IBADAH TAHUN 1)
RANCANGAN PENGAJARAN HARIAN (PENDIDIKAN ISLAM IBADAH TAHUN 1)
 
PENGANTAR: INTGRATED MARKETING COMMUNICATION
PENGANTAR: INTGRATED MARKETING COMMUNICATIONPENGANTAR: INTGRATED MARKETING COMMUNICATION
PENGANTAR: INTGRATED MARKETING COMMUNICATION
 
PSIKOLOGI SOSIAL KONSEP DAYA TARIK INERPERSONAL DALAM BERPERILAKU
PSIKOLOGI SOSIAL KONSEP DAYA TARIK INERPERSONAL DALAM BERPERILAKUPSIKOLOGI SOSIAL KONSEP DAYA TARIK INERPERSONAL DALAM BERPERILAKU
PSIKOLOGI SOSIAL KONSEP DAYA TARIK INERPERSONAL DALAM BERPERILAKU
 
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdflaporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
laporan praktikum analisis kation-10-3.pdf
 
Panduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_sliseshare
Panduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_slisesharePanduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_sliseshare
Panduan_Permohonan_PISMP_PPC2024_sliseshare
 
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdfASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
ASPEK - ASPEK PERSOALAN FILSAFAT HUKUM.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 3.2 Guru Penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 3.2 Guru Penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 3.2 Guru Penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 3.2 Guru Penggerak.pptx
 
Catatan Kepala Sekolah Penilaian Observasi Gur 2.pdf
Catatan Kepala Sekolah Penilaian Observasi Gur 2.pdfCatatan Kepala Sekolah Penilaian Observasi Gur 2.pdf
Catatan Kepala Sekolah Penilaian Observasi Gur 2.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru Penggerak
AKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru PenggerakAKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru Penggerak
AKSI NYATA MODUL 3.2.pdf Pendidikan Guru Penggerak
 
PROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdf
PROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdfPROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdf
PROGRAM MINGGU PERTAMA PERSEKOLAHAN 2024.pdf
 
Komsas: Novel Jalan Ke Puncak (Tingkatan 2)
Komsas: Novel Jalan Ke Puncak (Tingkatan 2)Komsas: Novel Jalan Ke Puncak (Tingkatan 2)
Komsas: Novel Jalan Ke Puncak (Tingkatan 2)
 

Sistem Koloid

  • 1. KOLOID Dwi Agustina Cindy Fajarwati (04) Ferdiana Agustin (09) Kharisma Perdana Setiawan (15) Moudy Anisa Putri (21) Robbi Aziis Ramadhan (30) Tabita Yuni Susanto (35)
  • 3. Gel adalah emulsi dalam medium pendispersi zat padat atau emulsi padat,dapat juga di artikan sebagai hasil bentukan dari penggumpalan sebagai sol cair
  • 4. Sifat Larutan Koloid Suspensi Ukuran 1 nm 1-100 nm > 100 nm Pengyaringan Filter/membran Filter Tidak dengan filter atau membran Ukuran partikel Tidak nampak Tampak dengan mikroskop elektron Tampak dengan mikroskop cahaya Lintasan cahaya Transparan Kadang tembus cahaya/buram Sering kali buram mungkin tembus cahaya Jumlah fasa satu dua dua Contoh Air teh,larutan gula,larutan garam dll Sabun,susu,keju,cat,kabut, asap Pasir dalam air
  • 5. KOLOID LIOFIL DAN KOLOID LIOFOB  Koloid Liofil Sol liofil atau koloid liofil merupakan jenis koloid yang fase terdispersinya dapat mengikat atau menarik medium pendispersinya. Jika medium pendispersinya air disebut hidrofil. Contoh : protein, sabun, deterjen, agar-agar, kanji, dan gelatin.  Koloid Liofob Koloid liofob atau sol liofob merupakan koloid yang fase terdispersinya tidak dapat menarik medium pendispersinya (tidak suka cairan). Jika medium pendispersinya air disebut hidrofob.Contoh : susu, mayonaise, sol belerang, sol Fe(OH)3, sol sulfida, dan sol-sol logam. Perbandingan sifat koloid liofil dengan koloid liofob.
  • 6. PERBANDINGAN SIFAT KOLOID LIOFIL DENGAN KOLOID LIOFOB Koloid Liofob • Tidak mengadsorpsi mediumnya • Hanya stabil pada konsentrasi kecil • Mudah menggumpal pada penambahan elektrolit • Viskositas hampir sama dengan mediumnya • Tidak reversibel • Efek Tyndall lebih jelas Koloid Liofil • Mengadsorpsi mediumnya • Dapat dibuat dengan konsentrasi yang relatif besar • Tidak mudah digumpalkan dengan penambahan elektrolit • Viskositas(kekentalan) lebih besar daripada mediumnya • Bersifat reversibel • Efek Tyndall lemah
  • 7. SIFAT-SIFAT KOLOID  Efek Tyndall Adalah peristiwa penghamburan cahaya oleh partikel koloid. Partikel dalam sistem koloid dapat berupa molekul atau ion yang berukuran cukup besar akan menghamburkan cahaya ke segala arah.  Gerak Brown Adalah gerak acak (zig-zag) partikel koloid dalam medium pendispersinya. Gerak Brown dalam sistem koloid menyebabkan partikel koloid tersebar merata dalam medium pendispersinya dan tidak memisah meskipun didiamkan (stabil).  Adsorpsi Adalah proses penyerapan suatu zat di permukaan zat lain. Zat yang diserap disebut fase terserap dan zat yang menyerap disebut adsorpen. Peristiwa adsorpsi disebabkan gaya tarik molekul-molekul pada permukaan adsorpen.
  • 8.  Koagulasi Koloid Koagulasi adalah peristiwa penggumpalan partikel koloid. Di mana partikel-partikel koloid mengendap sehingga fase terdispersi terpisah dari medium pendispersinya. Peristiwa koagulasi pada koloid dapat terjadi diakibatkan oleh peristiwa mekanis (pemanasan dan pendinginan) atau peristiwa kimia (pencampuran kolid yang berbeda muatan). Contoh penerapan sifat koagulasi: penjernihan air, proses penggumpalan debu atau asap pabrik, dan pengolahan karet dengan lateks.  Koloid Pelindung Koloid pelindung adalah koloid yang ditambahkan ke dalam sistem koloid agar menjadi stabil. Koloid pelindung ini akan membungkus partikel zat terdispersi, sehingga tidak dapat lagi mengelompok. Koloid pelindung melindungi koloid lain agar tidak mengalami koagulasi (penggumpalan). Contoh penerapan sifat koloid pelindung: penambahan minyak silikon pada cat, penambahan kasein pada susu, dan penambahan gelatin pada es krim.
  • 9. CARA PEMBUATAN KOLOID (DISPERSI)  Dispersi langsung (mekanik) Cara ini dilakukan dengan memperkecil zat terdispersi sebelum didispersikan ke dalam medium pendispersi. Ukuran partikel dapat diperkecil dengan menggiling atau menggerus partikel sampai ukuran tertentu. Sebagai contoh adalah pembuatan sol belerang dalam air, serbuk belerang dihaluskan terlebih dahulu dengan menggerus bersama kristal gula secara berulang–ulang. Campuran semen dengan air dapat membentuk koloid secara langsung karena partikel–partikel semen sudah digiling sedemikian rupa sehingga ukuran partikelnya menjadi ukuran koloid.  Homogenisasi Pembuatan susu kental manis yang bebas kasein dilakukan dengan mencampurkan serbuk susu skim ke dalam air di dalam mesin homogenisasi sehingga partikel – partikel susu berubah menjadi seukuran partikel koloid. Emulsi obat pada pabrik obat dilakukan dengan proses homogenisasi mengunakan mesin homogenisasi.
  • 10.  Peptisasi Proses peptisasi dilakukan dengan cara memecah partikel – partikel besar, misalnya suspensi, gumpalan, atau endapan dengan menambahkan zat pemecah tertentu. Sebagai contoh, endapan Al(OH)3 akan berubah menjadi koloid dengan menambahkan AlCl3 ke dalamnya. Endapan AgCl akan berubah menjadi koloid dengan menambahkan larutan NH3 secukupnya. Contoh lain, karet bisa dipeptisasi oleh bensin, agar – agar oleh air, nitroselulosa oleh aseton. Endapan NiS dapat dipeptisasi oleh H2S.  Busur Bredig Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam medium dispersi, kemudian diberi loncatan listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi, sehingga membentuk partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara kondensasi.
  • 11. CARA PEMBUATAN KOLOID (KONDENSASI)  Reaksi Reduksi Contoh 1: Sol emas atau sol Au dapat dibuat dengan mereduksi larutan garamnya dengan melarutkan AuCl3 dalam pereduksi organik formaldehida HCOH: 2AuCl3(aq) + HCOH(aq) + 3H2O(l) → 2Au(s) + HCOOH(aq) + 6HCl(aq) Pada reaksi tersebut ion Au3+direduksi menjadi Au (logam). Au padat adalah parikel fase dispersi yang terbentuk dan menyusun sol emas. Warna sol emas bergantung pada besarnya partikel Au, umumnya berwarna biru sampai merah.  Reaksi Oksidasi 2H2S(g) + SO2 (aq) → 3S(s) + 2H2O(l)  Hidrolisis Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air. Contoh: Pembuatan sol Fe(OH)3 dari hidrolisis FeCl3. Apabila ke dalam air mendidih ditambahkan larutan FeCl3, maka akan terbentuk sol Fe(OH)3. AlCl3 (aq) + 3H2O(l) →Al(OH) 3 (koloid) + 3HCl(aq)
  • 12.  Pergantian ion/Metatesis Adalah reaksi pertukaran pasangan ion dari dua elektrolit. Pada reaksi ini, setidaknya satu produk reaksi akan membentuk endapan, gas atau elektrolit lemah. Contoh: Sol As2S3 dapat dibuat dari reaksi antara larutan H3AsO3 dengan larutan H2S. Sol As2S3 berwarna kuning dan bermuatan negatif, termasuk liofob. 2H3AsO3(aq) + 3H2S(aq) → As2S3(koloid) + 6H2O(l) Terbentuknya partikel berukuran koloid karena belerang yang terbentuk akan beragregat yang semakin lama semakin besar sampai berukuran koloid. Bila konsentrasi pereaksi dan suhu reaksi tidak dikendalikan, dispersi koloid tidak akan terbentuk, sebab partikel belerang akan tumbuh terus menjadi endapan yang tidak larut dalam air.
  • 13.  Penggantian Pelarut Cara ini dilakukan dengan mengganti medium pendispersi sehingga fasa terdispersi yang semula larut setelah diganti pelarutanya menjadi berukuran koloid. Misalnya: untuk membuat sol belerang yang sukar larut dalam air, tetapi mudah larut dalam alkohol dengan medium pendispersi air, belarang harus terlebih dahulu dilarutkan dalam etanol sampai jenuh. Baru kemudian larutan belerang dalam etanol tersebut ditambahkan sedikit demi sedikit ke dalam air sambil diaduk. Sehingga belerang akan menggumpal menjadi pertikel koloid dikarenakan penurunan kelarutan belerang dalam air.  Reaksi Penggaraman Pada pereaksi yang encer dapat membentuk partikel koloid dari beberapa sol garam yang sukar larut, seperti BaSO4, PbI2, AgCl, PbSO4, AgBr. Contoh: AgNO3 + NaCl –> AgCl + NaNO3  Pendinginan Kelarutan zat sebanding dengan suhu sehingga pendinginan dapat menggumpalkan koloid. Contoh : pembuatan sol belerang dapat dibuat dengan melarutkan belerang ke dalam air panas, kemudian didinginkan.