Dokumen tersebut membahas sejarah dan perkembangan Bahasa Indonesia, mulai dari asal usulnya dari Bahasa Melayu hingga menjadi bahasa resmi Indonesia melalui Undang-Undang Dasar 1945. Dibahas pula berbagai ejaan yang pernah digunakan seperti Ejaan Van Ophuijsen, Ejaan Republik, hingga Ejaan Yang Disempurnakan.
1. SEJARAH DAN BATASAN BAHASA
INDONESIA
Auliya Silfiana (A420120004)
Firlita Nurul Kharisma (A420120008)
Ine Yuliana Sari Kusumah (A420120026)
Eka Wahyu Fitriani (A420120031)
Ana Widiyanti (A420120034)
Nela Annofi Kusuma (A420120035)
2. Apa itu BAHASA?
Bahasa apa saja yang Anda kuasai?
Seberapa dekatnya Anda dengan
Bahasa Indonesia?
3. Bahasa Indonesia dinyatakan lahir pada 28 Oktober 1928
Adanya bulan bahasa di bulan Oktober
Awalnya dari bahasa Melayu, serumpun dengan
Malaysia
Ingatkah Anda dengan pernyataan ini:
Kami poetera dan poeteri Indonesia
Mengakoe bertoempah darah satoe,
Tanah Air Indonesia
Kami poetera dan poeteri Indonesia
Mengakoe berbangsa satoe,
Bangsa Indonesia
Kami poetera dan poeteri Indonesia
Mendjoendjoeng bahasa persatoean,
Bahasa Indonesia
4. • Bahasa Indonesia berasal dari bahasa Melayu.
Bahasa Melayu merupakan sebuah bahasa
Austronesia yang digunakan sebagai lingua franca
(bahasa pergaulan) di nusantara.
• Bahasa melayu tidak hanya digunakan di
Kepulauan Nusantara, tetapi juga digunakan
hampir diseluruh Asia Tenggara. Hal ini diperkuat
dengan ditemukannya Prasasti-prasasti kuno dari
kerajaan di indonesia yang ditulis dengan
menggunakan Bahasa Melayu.
SEJARAH BAHASA INDONESIA
5. • Bahasa Melayu memiliki dua bentuk, yaitu melayu pasar dan
melayu tinggi.
• Melayu Pasar sering dipakai dalam kehidupan sehari-hari. Bentuk ini
mudah dimengerti, memiliki toleransi kesalahan yang tinggi, dan
fleksibel dalam menyerap istilah dari bahasa lain.
• Melayu Tinggi merupakan bentuk yang lebih resmi. Pada masa lalu
bentuk ini digunakan kalangan keluarga kerajaan di sekitar
Sumatera, Malaya, dan Jawa. Bentuk ini lebih sulit karena
penggunaannya sangat halus, penuh sindiran, agak sulit dimengerti
di banding Melayu Pasar, tingkat toleransi kesalahan yang rendah,
dan tidak ekspresif seperti bahasa Melayu Pasar.
SEJARAH BAHASA INDONESIA
6. • Bahasa Indonesia dianggap lahir atau diterima
keberadaannya pada Sumpah Pemuda 28
Oktober 1928 yang menyebut sebagai bahasa
persatuan. Namun, secara resmi, bahasa
Indonesia baru diakui keberadaannya pada
tanggal 18 Agustus 1945. Undang-Undang
Dasar RI 1945 Pasal 36 menyebut bahasa
Indonesia sebagai bahasa resmi.
8. 1. Sebelum Masa Kolonial
• Bahasa Melayu merupakan bahasa
perhubungan/komunikasi sejak abad VII yaitu masa awal
bangkitnya kerajaan Sriwijaya. Bukti yang tertulis mengenai
pemakaian bahasa Melayu dapat ditemukan pada penulisan
batu prasasti
• Masuknya agama Islam ke kepulauan nusantara
9. 2. Masa Kolonial
• Abad XVIII, saat Belanda memasuki
Nusantara,pemerintah Belanda membuat
keputusan bahwa pengajaran di sekolah-sekolah
bumi putera diberikan dalam bahasa Melayu.
• Tersusunnya Ejaan Van Ophyusen (tahun 1901)
yang merupakan ejaan resmi bahasa Melayu
10. Ejaan van ophuisjen (1901)
• Huruf ï yang berfungsi sebagai huruf i, seperti
mulaï dengan ramai, juga digunakan untuk
menulis huruf y seperti dalam Soerabaïa.
• Huruf j untuk menuliskan kata-kata jang, pajah,
sajang, dsb.
• Huruf oe untuk menuliskan kata-kata goeroe,
itoe, oemoer, dsb.
• Tanda baca, seperti koma ain, untuk menuliskan
kata-kata ma’moer, ’akal, ta’, pa’, dsb.
11. 3. Masa Pergerakan
• Setelah Sumpah Pemuda, perkembangan Bahasa
Indonesia tidak berjalan dengan mulus. Adanya
pengaruh politik dari bangsa Belanda membuat
banyak pemuda pelajar berlomba-lomba
mempelajari bahasa Belanda
• Pada masa pendudukan Dai Nippon, bahasa
Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.
Karena tentara pendudukan Jepang sangat
membenci semua yang berbau Belanda
12. 4. Zaman Kemerdekaan
• Setelah Bangsa Indonesia menyatakan
kemerdekaannya pada tanggal 17 Agustus 1945,
Keesokan harinya tanggal 18 Agustus ditetapkan
Undang-Undang Dasar 1945. Dalam pasal 36 bab XV
UUD ‘45 berbunyi: “Bahasa negara ialah bahasa
Indonesia.”
• Pada tanggal 19 Maret 1947 diresmikan penggunaan
Ejaan Republik (Ejaan Soewandi) sebagai pengganti
Ejaan van Ophuijsen yang berlaku sebelumnya.
13. Ejaan Republik/ Soewandi (1947)
• Huruf oe diganti dengan u pada kata-kata
guru, itu, umur, dsb.
• Bunyi hamzah dan bunyi sentak ditulis dengan
k pada kata-kata tak, pak, rakjat, dsb.
• Kata ulang boleh ditulis dengan angka 2
seperti pada kanak2, ber-jalan2, ke-barat2-an.
• Awalan di- dan kata depan di kedua-duanya
ditulis serangkai dengan kata yang
mendampinginya.
14. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional
berfungsi sebagai:
lambang kebanggaan nasional,
lambang identitas nasional,
alat pemersatu masyarakat yang berbeda-
beda latar belakang sosial, budaya, dan
bahasanya, dan
alat perhubungan antarbudaya, antardaerah.
15. Bahasa Indonesia sebagai bahasa negara befungsi
sebagai:
• bahasa resmi kenegaraan,
• bahasa pengantar resmi di lembaga-lembaga
pendidikan,
• bahasa resmi di dalam perhubungan pada tingkat
nasional untuk kepentingan perencanaan dan
pelaksanaan pembangunan serta pemerintah, dan
• bahasa resmi di dalam pengembangan kebudayaan dan
pemanfaatan ilmu pengetahuan serta teknologi
modern.
16. Ejaan melindo (Melayu Indonesia)
• Konsep ejaan ini dikenal pada akhir tahun
1959. Karena perkembangan politik selama
tahun-tahun berikutnya, diurungkanlah
peresmian ejaan ini.
17. Ejaan Bahasa Indonesia yang
Disempurnakan (EYD)
Ejaan ini diresmikan pemakaiannya pada
tanggal 16 Agustus 1972 oleh Presiden
Republik Indonesia.
Peresmian itu berdasarkan Putusan Presiden
No. 57, Tahun 1972.
18. Hasil perumusan “Seminar Politik Bahasa
Nasional” yang diselenggarakan di Jakarta
pada tanggal 25-28 Februari 1975,
antara lain menegaskan bahwa dalam
kedudukannya sebagai bahasa nasional dan
sebagai bahasa negara.
19. Apa Pengertian dari
bahasa?
Bahasa adalah alat komunikasi
antaranggota masyarakat, yang
berupa bunyi suara atau
tanda/isyarat atau lambang yang
dikeluarkan oleh manusia untuk
menyampaikan isi hatinya kepada
manusia yang lain.
20. Bahasa adalah sistem lambang bunyi berartikulasi
yang sewenang-wenang dan konvensional yang
dipakai sebagai alat komunikasi untuk melahirkan
perasaan dan pikiran.
(KBBI, Depdikbud)
Sistem lambang bunyi yang arbitrer yang
dipergunakan oleh para anggota masyarakat untuk
bekerjasama, berinteraksi, dan mengidentifikasikan
diri.
(Harimurti Kridalaksana)
21. ASPEK BAHASA
Bunyi juga merupakan
getaran yang merangsang
alat pendengar kita (=yang
diserap oleh panca indra
kita, sedangkan arti adalah
isi yang terkandung di
dalam arus bunyi yang
menyebabkan reaksi atau
tanggapan dari orang lain).
Bahasa mencakup dua
bidang, yaitu vokal yang
dihasilkan oleh alat ucap
manusia, dan arti atau
makna yaitu hubungan
antara rangkaian bunyi
vokal dengan barang atau
hal yang diwakilinya itu.
23. Bahasa adalah sebuah sistem, artinya, bahasa itu
dibentuk oleh sejumlah komponen yang berpola
secara tetap dan dapat dikaidahkan (Chaer,
2004:11).
Sebagai sebuah sistem, bahasa selain bersifat
sistematis juga bersifat sistemis.
Dengan sistematis maksudnya, bahasa itu tersusun menurut
suatu pola tertentu, tidak tersusun secara acak atau
sembarangan.
24. Sedangkan sistemis artinya,
sistem bahasa itu bukan
merupakan sebuah sistem
tunggal, melainkan terdiri
dari sejumlah subsistem,
yakni subsistem fonologi,
subsistem morfologi,
subsistem sintaksis, dan
subsistem leksikon. Setiap
bahasa memiliki sistem
yang berbeda dari bahasa
lainnya.
25. Lambang bunyi bahasa itu bersifat
arbitrer. Artinya, hubungan antara
lambang dengan yang
dilambangkannya tidak bersifat wajib,
bisa berubah, dan tidak dapat
dijelaskan mengapa lambang tersebut
mengonsepi makna tertentu.
Secara konkret,
mengapa
lambang [kuda]
digunakan untuk
menyatakan
‘sejenis binatang
berkaki empat
yang biasa
dikendarai’
adalah tidak
dapat dijelaskan.
Meskipun lambang-lambang itu bersifat arbitrer,
tetapi juga bersifat konvensional. Artinya, setiap
penutur suatu bahasa akan mematuhi hubungan
antara lambang dengan yang dilambangkannya.
26. Bahasa itu bersifat produktif,
artinya dengan sejumlah unsur
yang terbatas, namun dapat
dibuat satuan-satuan ujaran yang
hampir tak terbatas.
Umpamanya, menurut Kamus
Umum Bahasa Indonesia susunan
W.J.S. Purwadarminta bahasa
Indonesia hanya mempunyai lebih
kurang 23.000 buah kata; tetapi
dengan 23.000 buah kata ittu dapat
dibuat jutaan kalimat yang tidak
terbatas.
27. Bahasa itu dinamis, maksudnya, bahasa itu tidak
terlepas dari berbagai kemungkinan perubahan yang
sewaktu-waktu dapat terjadi. Perubahan itu dapat
terjadi pada tataran apa saja: fonologis, morfologis,
sintaksis, semantik, dan leksikon.
Yang tampak jelas biasanya adalah pada tataran leksikon.
Pada setiap waktu mungkin saja ada kosakata baru yang
muncul, tetapi juga ada kosakata lama yang tenggelam,
tidak digunakan lagi.
28. Bahasa itu beragam, artinya, meskipun sebuah bahasa mempunyai
kaidah atau pola tertentu yang sama, namun karena bahasa itu
digunakan oleh penutur yang heterogen yang mempunyai latar belakang
sosial dan kebiasaan yang berbeda, maka bahasa itu menjadi beragam,
baik dalam tataran fonologis, morfologis, sintaksis, maupun pada tataran
leksikon.
29. Bahasa itu bersifat manusiawi. Artinya, bahasa sebagai alat
komunikasi verbal hanya dimiliki oleh manusia. Hewan tidak
mempunyai bahasa.
30. FUNGSI BAHASA
• Untuk menyatakan ekspresi diri
• Sebagai alat komunikasi
• Bahasa sebagai alat integrasi dan adaptasi
sosial
• Bahasa sebagai alat kontrol sosial
31. FUNGSI BAHASA SECARA KHUSUS
1. Pergaulan, bahasa untuk berinteraksi
2. Seni, bahasa untuk mengekspresikan seni.
3. Pengetahuan, bahaa untuk mengeksploitasi
Pengetahuan.
4. Sejarah, bahasa untuk mempelajai naskah-
naskah kuno.
32. FUNGSI BAHASA SECARA UMUM
1. Bahasa adalah alat untuk berekspresi.
2. Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi.
3. Bahasa adalah alat kontrol sosial.
4. Bahasa adalah alat integrasi dan adaptasi
sosial