SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 19
FASILITAS DI BIDANG PPN
DAN PPnBM
OLEH KELOMPOK IV
JANUARDI HARSIL
NURFITRIANI
PITRIANI
Jenis fasilitas PPN dan PPnBM
 Kegiatan di kawasan atau tempat tertentu di dalam daerah pabean;
 Penyerahan BKP atau JKP tertentu;
 Impor BKP tertentu;
 Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar daerah pabean
di dalam daerah pabean.
 Pemanfaatan JKP tertentu dari luar Daerah Pabean di dalam
Daerah Pabean
Pasal 16 B UU PPN
Penyerahan Terutang
tidak dipungut PPN
Penyerahan
Dibebaskan PPN
Tujuan fasilitas PPN dan PPnBM
• Mendorong ekspor
• Menampung kemungkinan perjanjian dengan Negara lain di
bidang perdaganan investasi
• Mendorong peningkatan kesehatan masyarakat melalui
pengadaaan vaksin
• Menjamin tersediannya peralatan TNI/Polri yang memadai
untuk melindungi wilyah Republik Indonesia
• Menjamin tersedianya data batas dan foto udara wilayah
republic Indonesia yang dilakukan oleh TNI untuk
mendukung Pertahanan Nasional
• Menjamin tersedianya perumahan yang terjangkau oleh
masyarakat kalangan bawah
Pajak yang terutang tidak dipungut
Impor BKP tertentu yang dibebaskan dari bea masuk
• Barang perwakilan Negara asing beserta pejabatnya yang bertugas
di Indonesia berdasarkan asas timbal balik
• Barang untuk keperluan badan internasional
• Barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, social
, atau kebudayaan
• Barang untuk keperluan museum, kebun binatang, dan tempat lain
semacam itu yang terbuka untuk umum
• Barang untuk keperluan penenlitian dan pengembangan ilmu
pengetahuan
Pelaksanaan Proyek Milik Pemerintah yang dananya
berasal dari hibah atau pinjaman dari luar negeri
Impor Barang Operasional oleh Mitra Kerja Pertamina untuk
membangun kilang
impor barang operasi yang dilakukan oleh Badan Usaha
swasta selaku mitra kerja Pertamina untuk membangun kilang,
PPN dan PPnBM-nya tidak dipungut sepanjang barang
tersebut berupa barang dan perlatan yang digunakan secara
langsung untuk operasi pemurnian dan pengolahan migas.
Fasilitas tersebut berlaku selama masa pembangunan kilang
sampai saat berproduksi komersial.
Impor barang berdasarkan kontrak bagi hasil minyak dan gas
bumi
Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET)
fasilitas PPN dan PPnBM tidak dipungut diberikan kepada
pengusaha di Kawasan Berikat yang selanjutnya disebut
“PDKB” di dalam KAPET.
ditetapkan bahwa PPN dan PPnBM terhadap KAPET tidak dipungut
atas:
• Impor barang modal atau peralatan untuk pembangunan/konstruksi/
perluasan Kawasan Berikat dan peralatan perkantoran yang semata-
mata dipakai oleh Pelenggara Kawasan Berikat(PKB)
• Impor barang modal atau peralatan lain yang berhubungan langsung
dengan kegiatan produksi pengusaha di kawasan berikat yang
semata-mata di pakai di PDKB
• Impr BKP untuk diolah di PDKB
• Pemasukan BKP dari daerah pabean lainnya (DPIL) untuk diolah ke
PDKB
• Pengiriman barang hasil produksi PDKB ke PDKB lain untuk diolah
• Pengeluaran barang atau bahan dari PDKB ke perusahaan industri
dari DPIL atau PDKB lain dalam rangka subkontrak
• Penyerahan kembali BKP hasil pekerjaan subkontrak oleh PKP di
DPIL atau PDKB lainnya kepada PKP PDKB asal
• Peminjaman mesin atau peralatan pabrik dalam rangka subkontrak
dari PDKB kepada perusahaan industri DPIL atau PDKB lainnya
dan pengembaliannya ke PDKB asal
Ketentuan fasilitas PPN dan PPnBM yang tidak dipungut
a. Faktur Pajak Standar diterbitkan paling lama pada saat
pengiriman barang
b.Faktur Pajak Dicap : “PPN TIDAK DIPUNGUT
BERDASARKAN PP NO.2/2009”;
c. Mendapatkan Pemberitahuan Pabean FTZ-03 yang telah di-
Endorse oleh Petugas DJP dengan catatan “DAPAT
DIBERIKAN FASILITAS PPN TIDAK DIPUNGUT”.
Pembebasan dari pengenaan pajak
Impor/Penyerahan BKP Tertentu yg dibebaskan dari PPN
1. Senjata, amunisi, alat angkutan di air/di bawah air/di udara, kendaraan
lapis baja, kendaraan patroli, dan kendaraan angkutan khusus lainnya,
serta suku cadangnya, yang diimpor oleh atau diserahkan kpd Dephan,
TNI, Polri;
2. Komponen/bahan yang belum dibuat di dlm negeri, yang diimpor oleh PT
PINDAD untuk pembuatan senjata/amunisi utk keperluan Dephan, TNI,
Polri;
3. Vaksin Polio dalam rangka PIN;
4. Buku pelajaran umum, kitab suci dan buku pelajaran agama;
5. Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal
angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap
ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran
atau keselamatan manusia yang diimpor atau diserahkan kepada dan
digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional, Perusahaan
Penangkapan Ikan Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa
Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan
Sungai, Danau dan Penyeberangan Nasional, sesuai dengan kegiatan
usahanya;
6. Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan
atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau
pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan
Udara Niaga Nasional, dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan
atau pemeliharaan pesawat udara yang diimpor atau diperoleh oleh pihak
yang ditunjuk oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional yang
digunakan dalam rangka pemberian jasa perawatan atau reparasi
pesawat udara kepada Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional;
7. Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau
pemeliharaan serta prasarana yang diimpor dan digunakan oleh PT
(PERSERO) Kereta Api Indonesia, dan komponen atau bahan yang
diimpor atau diserahkan oleh pihak yang ditunjuk oleh PT (PERSERO)
Kereta Api Indonesia, yang digunakan untuk pembuatan kereta api, suku
cadang, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan, serta prasarana
yang akan digunakan oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia; dan
8. Peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan oleh Departemen
Pertahanan atau TNI untuk penyediaan data batas dan photo udara
wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan untuk mendukung
pertahanan Nasional, yang diimpor atau diserahkan oleh Departemen
Pertahanan, TNI atau pihak yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan
atau TNI.
Penyerahan BKP Tertentu yg dibebaskan PPN
Rumah sederhana, rumah sangat sederhana, rumah susun sederhana, pondok boro,
asrama mahasiswa dan pelajar serta perumahan lainnya, yang batasannya ditetapkan
dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.03/2007.
Penyerahan JKP Tertentu yg dibebaskan dari pengenaan PPN
1. Jasa yang diterima oleh Perusahaan Angkutan Laut Nasional, Perusahaan
Penangkapan Ikan Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa
Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan
Sungai, Danau, dan Penyeberangan Nasional, yang meliputi: Jasa
persewaan kapal; Jasa kepelabuhan meliputi jasa tunda, jasa pandu, jasa
tambat, dan jasa labuh; Jasa perawatan atau reparasi (docking) kapal;
2. Jasa yang diterima oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional
yang meliputi: Jasa persewaan pesawat udara; Jasa perawatan atau
reparasi pesawat udara;
3. Jasa perawatan atau reparasi kereta api yang diterima oleh PT
(PERSERO) Kereta Api Indonesia;
4. Jasa yang diserahkan oleh kontraktor untuk pemborongan bangunan
Rumah sederhana, rumah sangat sederhana, rumah susun sederhana,
pondok boro, asrama mahasiswa dan pelajar serta perumahan lainnya,
dan pembangunan tempat yang semata-mata untuk keperluan ibadah;
5. Jasa persewaan rumah susun sederhana, rumah sederhana, dan rumah
sangat sederhana; dan
6. Jasa yang diterima oleh Departemen Pertahanan atau TNI yang
dimanfaatkan dalam rangka penyediaan data batas dan photo udara
wilayah NKRI untuk mendukung pertahanan nasional.
Ketentuan terhadap Fasilitas PPN dan PPnBM
• Surat Keterangan Bebas, Permohonan untuk memperoleh SKB PPN diajukan
kepada Direktur Jenderal
• Dephan, TNI/POLRI atau orang atau badan yang mengimpor harus
menyerahkan SKB PPN beserta PIB (Pemberitahun Impor Barang) kepada
Dirjen Bea dan Cukai Dirjen Bea dan Cukai setelah menerima dokumen SKB
dan PIB, membubuhkan cap "PPN DIBEBASKAN SESUAI PP NOMOR 146
TAHUN 2000 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PP NOMOR 38
TAHUN 2003" serta mencantumkan Nomor dan Tanggal SKB PPN pada setiap
lembar PIB pada saat penyelesaian dokumen impor
• PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP tertentu yang dibebaskan dari
pengenaan PPN, wajib menerbitkan Faktur Pajak dan membubuhkan cap "PPN
DIBEBASKAN SESUAI PP NOMOR 146 TAHUN 2000 SEBAGAIMANA
TELAH DIUBAH DENGAN PP NOMOR 38 TAHUN 2003“ Pembubuhan cap
pada Faktur Pajak dilakukan setelah menerima SKB PPN kecuali tidak wajib
SKB
• BKP Tertentu Digunakan Tidak Sesuai Tujuan atau Dipindahtangankan PPN
Harus Disetor ke Kas Negara Jika tidak dipenuhi, DJP Dapat Menerbitkan
SKPKB sebesar PPN terutang ditambah sanksi bunga 2% per bulan maks. 24
bulan Dalam Jk. Waktu 5 Tahun Sejak Impor atau Perolehan Dalam Jk. Waktu 1
bulan sejak dijual
• Pajak Masukan yang tercantum dalam PIB atau dalam Faktur Pajak yang
PPNnya dibebaskan, tidak dapat dikreditkan
Penyerahan Rumah yang dibebaskan dari pengenaan Pajak
Pertambahan Nilai
Rumah Sederhana / Sangat Sederhana
 Rumah Sederhana Sehat dan Rumah Inti Tumbuh;
 Perolehannya secara tunai atau kredit;
 Harga Jual < Rp.70.000.000,00;
 Rumah pertama yang dimiliki;
 Sebagai Tempat Tinggal;
 Tidak dipindahtangankan selama 5 Tahun;
Rumah Sederhana / Sangat Sederhana
 Bangunan bertingkat sebagai tempat hunian/tempat
tinggal;
 Perolehannya secara tunai atau kredit;
 Harga Jual < Rp.75.000.000,00;
 Luas bangunan < 21 m2
 Unit hunian pertama yang dimiliki;
 Tidak dipindahtangankan selama 5 tahun;
Pondok Boro
 Bangunan sederhana (bertingkat atau tidak);
 Tidak dipindahtangankan selama 5 tahun.
Diperuntukkan bagi para
buruh tidak tetap atau
pekerja sektor informal
berpenghasilan rendah
dengan biaya sewa yang
disepakati;
Diperuntukkan untuk
pemondokan pelajar atau
mahasiswa
Asrama Mahasiwa /
Pelajar
Fasilitas PPN Ditanggung Pemerintah
Fasilitas PPN atas Penyerahan Minyak Goreng
• PPN ditanggung pemerintah atas penyerahan minyak goreng sawit oleh
PKP dalam bentuk
Minyak goreng curah
Minyak goreng sawit kemasan sederhana dengan merek
MINYAKITA
Yang diproduksi oleh produsen yang didaftarkan di Depag dengan
model dan desain dan spesifikasi kemasan yang ditetapkan oleh
Menpag
• PKP yang melakukan penyerahan wajib membuat Faktur Pjak dengan
memubuhkan cap “PPN DITANGGUNG PEMERINTAH EKS PMK
231/PMK.001/2008”
Fasilitas PPN Atas Impor Barang Modal Di Bidang
Pertambangan Migas
FREE TRADE ZONE
Dasar Hukum :
 PP No.2/2009;
 PMK No.45/PMK.03/2009
Kawasan Bebas
Suatu kawasan yang berada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan
RI yang terpisah dari Daerah Pabean sehingga bebas dari pengenaan
Bea Masuk, PPN, PPnBM dan Cukai. Kawasan bebas berfungsi
sebagai tempat untuk mengembangkan usaha di bidang perdagangan,
jasa, industry, pertambangan dan energi, asuransi, transportasi,
maritim dan perikanan dan bidang-bidang lainnya.
Pulau sabang, Pulau Bintan, Pulau Karimun, dan Pulau Batam
Tempat Penimbunan Berikat
bangunan, tempat, atau kawasan yang memenuhi
persyaratan tertentu di dalam daerah pabean yang digunakan
untuk menimbun, mengolah, memamerkan, dan
menyediakan barang untuk dijual dengan mendapatkan
perlakuan khusus di bidang kepabean, cukai dan perpajakan
yang dapat berbentuk kawasan berikat, pergudangan berikat,
entrepot untuk tujuan pameran
Adapun perlakuan perpajakan yang berkaitan dengan Tempat
Penimbuanan Berikat ditentukan sebagai berikut:
• Barang atau bahan impor yang dimasukan ke Tempat
Penimbunan Berikat diberikan fasilitas di bidang perpajakan
• Atas penyerahan BKP dari dalam Daerah Pabean Indonesia
Lainnya (PDIL) ke tempat penimbunan berikat tidak
dipungut PPN dan PPnBM
• Barang asal impor yang dikeluarkan dari tempat
Penimbunan Berikat dengan tujuan diimpor untuk dipakai,
sepanjang tidak ditunjukan kepada pihak yang memperoleh
fasilitas pembebasan atau penangguhan bea masuk, cukai
atau pajak dalam rangka impor maka dikenakan PPN dan
PPnBM
• Barang yang dimasukan ke Tempat Penimbunan Berikat
berupa barang untuk dikonsumsi seperti barang untuk
keperluan sehari-hari berupa minuman dan makanan tidak
memperoleh fasilitas perpajakan
Kawasan Berikat
suatu bangunan, tempat atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang
di dalamnya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan barang dan
bahan, kegiatan rancangan bangun, perekayasaan, penyortiran,
pemeriksaan awal, pemerikasaan akhir, dan pengepakan atas barang dan
bahan asal impor atau barang dan bahan dari dalam DPIL, yang hasilnya
terutama untuk tujuan ekspor, dan usaha kegiatan pergudangan atau
penimbunan barang
Pegudangan berikat
Gudang berikat adalah suatu banguan atau tempat dengan batas-batas
tertentu yang didalamnya dilakukan kegiatan usaha penimbunan,
pengemasan, penyortiran, pengepakan, pemberian merek/label,
pemotongan, atau kegiatan lain dalam rangka fungsinya sebagai pusat
distribusi barang-barang asal impor untuk tujuan dimasukan ke daerah
pabean Indonesia lainnnya, kawasan berikat, atau reekspor tanpa
adanya pengolahan.
Enterpot Untuk Tujuan Pameran
Entropot untuk tujuan pameran (ETP) adalah suatau banguan atau
kawasan dengan batas-batas tertentu yang di dalamnya dilakukan
kegiatan usaha penyelenggaraan pameran barang hasil industri asal
impor atau barang hasil industri dari dalam daerah pabaen yang
penyelenggaraannya bersifat internasional
Toko Bebas Bea
Toko bebas Bea (TBB) adalah bangunan dengan batas-batas tertentu
yang dipergunakan untuk melakuan kegiatan usaha menjual barang asal
impor dan atau barang asal daerah pabean kepada warga Negara asing
tertentu yang bertugas di Indonesia , yang berangkat ke luar negeri atau
orang yang tiba dari luar negeri denagn mendapatkan pembebasan Bea
masuk, cukai, dan pajak

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanSujatmiko Wibowo
 
Studi kasus teori akuntansi
Studi kasus teori akuntansiStudi kasus teori akuntansi
Studi kasus teori akuntansiHasunah
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Manik Ryad
 
Siklus penggajian, sia, deatianasiva,suryani,institut stiami
Siklus penggajian, sia, deatianasiva,suryani,institut stiamiSiklus penggajian, sia, deatianasiva,suryani,institut stiami
Siklus penggajian, sia, deatianasiva,suryani,institut stiamideatianasiva
 
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingAsep suryadi
 
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1EnvaPya
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Rose Meea
 
Contoh kasus audit etika profesi
Contoh kasus audit etika profesiContoh kasus audit etika profesi
Contoh kasus audit etika profesiWahyu Hidayat
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASAndiErwinGhozali
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikJunianto Junianto
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Livi Pungus
 
Penyusunan Anggaran Konvensional
Penyusunan Anggaran KonvensionalPenyusunan Anggaran Konvensional
Penyusunan Anggaran Konvensional9elevenStarUnila
 
Contoh ngisi spt ppn 1111
Contoh ngisi spt ppn 1111Contoh ngisi spt ppn 1111
Contoh ngisi spt ppn 1111Tobagus Makmun
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaNony Saraswati Gendis
 

La actualidad más candente (20)

Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi PemerintahanKerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan
 
Perubahan akuntansi dan analisis kesalahan
Perubahan akuntansi dan analisis kesalahanPerubahan akuntansi dan analisis kesalahan
Perubahan akuntansi dan analisis kesalahan
 
Surat perikatan-audit
Surat perikatan-auditSurat perikatan-audit
Surat perikatan-audit
 
Studi kasus teori akuntansi
Studi kasus teori akuntansiStudi kasus teori akuntansi
Studi kasus teori akuntansi
 
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
Transaksi mata uang asing pertemuan ke 7
 
Siklus penggajian, sia, deatianasiva,suryani,institut stiami
Siklus penggajian, sia, deatianasiva,suryani,institut stiamiSiklus penggajian, sia, deatianasiva,suryani,institut stiami
Siklus penggajian, sia, deatianasiva,suryani,institut stiami
 
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditingPengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
Pengendalian internal perusahaan bab 5 auditing
 
Siklus pendapatan
Siklus pendapatanSiklus pendapatan
Siklus pendapatan
 
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
Contoh SOAL Akuntansi Sektor Publik 1
 
Bab 21 Management Letter
Bab 21 Management LetterBab 21 Management Letter
Bab 21 Management Letter
 
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
Kuliah 2 3 siklus pendapatan 1
 
Contoh kasus audit etika profesi
Contoh kasus audit etika profesiContoh kasus audit etika profesi
Contoh kasus audit etika profesi
 
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITASBab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
Bab 18 PEMERIKSAAN EKUITAS
 
Standar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publikStandar akuntansi keuangan sektor publik
Standar akuntansi keuangan sektor publik
 
Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham Contoh perhitungan deviden saham
Contoh perhitungan deviden saham
 
Bab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko auditBab 8 materialitas dan risiko audit
Bab 8 materialitas dan risiko audit
 
Penyusunan Anggaran Konvensional
Penyusunan Anggaran KonvensionalPenyusunan Anggaran Konvensional
Penyusunan Anggaran Konvensional
 
Contoh ngisi spt ppn 1111
Contoh ngisi spt ppn 1111Contoh ngisi spt ppn 1111
Contoh ngisi spt ppn 1111
 
Analisis teknikal
Analisis teknikalAnalisis teknikal
Analisis teknikal
 
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan PersonaliaAudit Siklus Penggajian dan Personalia
Audit Siklus Penggajian dan Personalia
 

Similar a Fasilitas di bidang PPN dan PPnBM

PPN Dibebaskan Atas BKP Tertentu
PPN Dibebaskan Atas BKP TertentuPPN Dibebaskan Atas BKP Tertentu
PPN Dibebaskan Atas BKP TertentuDudi Wahyudi
 
PPN Fasilitas
PPN  FasilitasPPN  Fasilitas
PPN Fasilitaskaromah95
 
PPN Fasilitas
PPN   FasilitasPPN   Fasilitas
PPN Fasilitaskaromah95
 
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptx
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptxPPt PPh Pasal 22 Part 2.pptx
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptxREFALDIRIHSAN
 
Akt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, Stiami
Akt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, StiamiAkt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, Stiami
Akt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, Stiamiromi romi
 
Akt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANGAkt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANGHabibie Reza
 
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGromi romi
 
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGromi romi
 
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,StiamiAkt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiamiromi romi
 
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerangAkt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerangromi romi
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasineoxyline
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiKppkp Bangil
 
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2) AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2) Habibie Reza
 
PMK 70 tentang Kawasan Pabean dan Tempat Penimbunan Sementara
PMK 70 tentang Kawasan Pabean dan Tempat Penimbunan SementaraPMK 70 tentang Kawasan Pabean dan Tempat Penimbunan Sementara
PMK 70 tentang Kawasan Pabean dan Tempat Penimbunan SementaraRaden Mas Mahardipa
 

Similar a Fasilitas di bidang PPN dan PPnBM (20)

PPN Dibebaskan Atas BKP Tertentu
PPN Dibebaskan Atas BKP TertentuPPN Dibebaskan Atas BKP Tertentu
PPN Dibebaskan Atas BKP Tertentu
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
PPh Pot-Put 22.pptx
PPh Pot-Put 22.pptxPPh Pot-Put 22.pptx
PPh Pot-Put 22.pptx
 
PPN Fasilitas
PPN  FasilitasPPN  Fasilitas
PPN Fasilitas
 
PPN Fasilitas
PPN   FasilitasPPN   Fasilitas
PPN Fasilitas
 
PPN-PPnBM-27022017.pptx
PPN-PPnBM-27022017.pptxPPN-PPnBM-27022017.pptx
PPN-PPnBM-27022017.pptx
 
PMK 146 2013
PMK 146 2013PMK 146 2013
PMK 146 2013
 
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptx
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptxPPt PPh Pasal 22 Part 2.pptx
PPt PPh Pasal 22 Part 2.pptx
 
Akt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, Stiami
Akt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, StiamiAkt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, Stiami
Akt_Pajak, Muhtaromi, Suryanih, Stiami
 
Pph 22
Pph 22Pph 22
Pph 22
 
Akt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANGAkt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,MUHTAROMI,SURYANIH,STIAMI TANGERANG
 
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akutansi_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
 
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANGAkt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
Akt_Pajak,Muhtaromi,Suryanih,STIAMI TANGERANG
 
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,StiamiAkt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
Akt_Pajak,PPH Pasal 23 dan PPH Pasal 4 (2),Romi,Suryanih,Stiami
 
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerangAkt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
Akt_Pajak,romi pulampaz,suryanih,stiami tangerang
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasi
 
Materi perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasiMateri perpajakan koperasi
Materi perpajakan koperasi
 
Mat brev-a
Mat brev-aMat brev-a
Mat brev-a
 
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2) AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
AKT_Pajak,Maghfury,Suryanih,STIAMI PPh23PPh4(2)
 
PMK 70 tentang Kawasan Pabean dan Tempat Penimbunan Sementara
PMK 70 tentang Kawasan Pabean dan Tempat Penimbunan SementaraPMK 70 tentang Kawasan Pabean dan Tempat Penimbunan Sementara
PMK 70 tentang Kawasan Pabean dan Tempat Penimbunan Sementara
 

Último

BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxFrida Adnantara
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okegaluhmutiara
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanHakamNiazi
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisGallynDityaManggala
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5SubhiMunir3
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121tubagus30
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSriHandayani820917
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsunghaechanlee650
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptzulfikar425966
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh Cityjaanualu31
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianHALIABUTRA1
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptpebipebriyantimdpl
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptmuhammadarsyad77
 

Último (20)

BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptxBAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
BAB 18_PENDAPATAN57569-7854545gj-65.pptx
 
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah okebsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
bsc ekonomi balance scorecard bahan tayang paparan presentasi sudah oke
 
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaanReview Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
Review Kinerja sumberdaya manusia pada perusahaan
 
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnisMemahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
Memahami Terkait Perilaku Konsumen untuk bisnis
 
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
K5-Kebijakan Tarif & Non Tarif kelompok 5
 
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121kasus audit PT KAI 121212121212121212121
kasus audit PT KAI 121212121212121212121
 
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptxPEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
PEREKONIMIAN EMPAT SEKTOR (PEREKONOMIAN TERBUKA).pptx
 
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdfSlide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
Slide-AKT-102-PPT-Chapter-10-indo-version.pdf
 
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsungSaham dan hal-hal yang berhubungan langsung
Saham dan hal-hal yang berhubungan langsung
 
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.pptPresentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
Presentasi Pengertian instrumen pasar modal.ppt
 
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptxMETODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
METODE TRANSPORTASI NORTH WEST CORNERWC.pptx
 
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptxTEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
TEORI DUALITAS TENTANG (PRIM AL-DUAL).pptx
 
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotecAbortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
Abortion pills in Dammam (+966572737505) get cytotec
 
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh CityAbortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
Abortion Pills For Sale in Jeddah (+966543202731))Get Cytotec in Riyadh City
 
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE LEAST COST.pptx
 
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanianpresentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
presentasi pertemuan 2 ekonomi pertanian
 
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.pptsejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
sejarah dan perkembangan akuntansi syariah.ppt
 
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.pptKarakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
Karakteristik dan Produk-produk bank syariah.ppt
 
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get CytotecAbortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
Abortion pills in Jeddah |+966572737505 | Get Cytotec
 
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptxMODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
MODEL TRANSPORTASI METODE VOGEL APPROXIMATIONAM.pptx
 

Fasilitas di bidang PPN dan PPnBM

  • 1. FASILITAS DI BIDANG PPN DAN PPnBM OLEH KELOMPOK IV JANUARDI HARSIL NURFITRIANI PITRIANI
  • 2. Jenis fasilitas PPN dan PPnBM  Kegiatan di kawasan atau tempat tertentu di dalam daerah pabean;  Penyerahan BKP atau JKP tertentu;  Impor BKP tertentu;  Pemanfaatan BKP tidak berwujud atau JKP dari luar daerah pabean di dalam daerah pabean.  Pemanfaatan JKP tertentu dari luar Daerah Pabean di dalam Daerah Pabean Pasal 16 B UU PPN Penyerahan Terutang tidak dipungut PPN Penyerahan Dibebaskan PPN
  • 3. Tujuan fasilitas PPN dan PPnBM • Mendorong ekspor • Menampung kemungkinan perjanjian dengan Negara lain di bidang perdaganan investasi • Mendorong peningkatan kesehatan masyarakat melalui pengadaaan vaksin • Menjamin tersediannya peralatan TNI/Polri yang memadai untuk melindungi wilyah Republik Indonesia • Menjamin tersedianya data batas dan foto udara wilayah republic Indonesia yang dilakukan oleh TNI untuk mendukung Pertahanan Nasional • Menjamin tersedianya perumahan yang terjangkau oleh masyarakat kalangan bawah
  • 4. Pajak yang terutang tidak dipungut Impor BKP tertentu yang dibebaskan dari bea masuk • Barang perwakilan Negara asing beserta pejabatnya yang bertugas di Indonesia berdasarkan asas timbal balik • Barang untuk keperluan badan internasional • Barang kiriman hadiah untuk keperluan ibadah umum, amal, social , atau kebudayaan • Barang untuk keperluan museum, kebun binatang, dan tempat lain semacam itu yang terbuka untuk umum • Barang untuk keperluan penenlitian dan pengembangan ilmu pengetahuan Pelaksanaan Proyek Milik Pemerintah yang dananya berasal dari hibah atau pinjaman dari luar negeri
  • 5. Impor Barang Operasional oleh Mitra Kerja Pertamina untuk membangun kilang impor barang operasi yang dilakukan oleh Badan Usaha swasta selaku mitra kerja Pertamina untuk membangun kilang, PPN dan PPnBM-nya tidak dipungut sepanjang barang tersebut berupa barang dan perlatan yang digunakan secara langsung untuk operasi pemurnian dan pengolahan migas. Fasilitas tersebut berlaku selama masa pembangunan kilang sampai saat berproduksi komersial. Impor barang berdasarkan kontrak bagi hasil minyak dan gas bumi Kawasan Pengembangan Ekonomi Terpadu (KAPET) fasilitas PPN dan PPnBM tidak dipungut diberikan kepada pengusaha di Kawasan Berikat yang selanjutnya disebut “PDKB” di dalam KAPET.
  • 6. ditetapkan bahwa PPN dan PPnBM terhadap KAPET tidak dipungut atas: • Impor barang modal atau peralatan untuk pembangunan/konstruksi/ perluasan Kawasan Berikat dan peralatan perkantoran yang semata- mata dipakai oleh Pelenggara Kawasan Berikat(PKB) • Impor barang modal atau peralatan lain yang berhubungan langsung dengan kegiatan produksi pengusaha di kawasan berikat yang semata-mata di pakai di PDKB • Impr BKP untuk diolah di PDKB • Pemasukan BKP dari daerah pabean lainnya (DPIL) untuk diolah ke PDKB • Pengiriman barang hasil produksi PDKB ke PDKB lain untuk diolah • Pengeluaran barang atau bahan dari PDKB ke perusahaan industri dari DPIL atau PDKB lain dalam rangka subkontrak • Penyerahan kembali BKP hasil pekerjaan subkontrak oleh PKP di DPIL atau PDKB lainnya kepada PKP PDKB asal • Peminjaman mesin atau peralatan pabrik dalam rangka subkontrak dari PDKB kepada perusahaan industri DPIL atau PDKB lainnya dan pengembaliannya ke PDKB asal
  • 7. Ketentuan fasilitas PPN dan PPnBM yang tidak dipungut a. Faktur Pajak Standar diterbitkan paling lama pada saat pengiriman barang b.Faktur Pajak Dicap : “PPN TIDAK DIPUNGUT BERDASARKAN PP NO.2/2009”; c. Mendapatkan Pemberitahuan Pabean FTZ-03 yang telah di- Endorse oleh Petugas DJP dengan catatan “DAPAT DIBERIKAN FASILITAS PPN TIDAK DIPUNGUT”.
  • 8. Pembebasan dari pengenaan pajak Impor/Penyerahan BKP Tertentu yg dibebaskan dari PPN 1. Senjata, amunisi, alat angkutan di air/di bawah air/di udara, kendaraan lapis baja, kendaraan patroli, dan kendaraan angkutan khusus lainnya, serta suku cadangnya, yang diimpor oleh atau diserahkan kpd Dephan, TNI, Polri; 2. Komponen/bahan yang belum dibuat di dlm negeri, yang diimpor oleh PT PINDAD untuk pembuatan senjata/amunisi utk keperluan Dephan, TNI, Polri; 3. Vaksin Polio dalam rangka PIN; 4. Buku pelajaran umum, kitab suci dan buku pelajaran agama; 5. Kapal laut, kapal angkutan sungai, kapal angkutan danau dan kapal angkutan penyeberangan, kapal pandu, kapal tunda, kapal penangkap ikan, kapal tongkang, dan suku cadang serta alat keselamatan pelayaran atau keselamatan manusia yang diimpor atau diserahkan kepada dan digunakan oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional, Perusahaan Penangkapan Ikan Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan Nasional, sesuai dengan kegiatan usahanya;
  • 9. 6. Pesawat udara dan suku cadang serta alat keselamatan penerbangan atau alat keselamatan manusia, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan yang diimpor dan digunakan oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional, dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan pesawat udara yang diimpor atau diperoleh oleh pihak yang ditunjuk oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional yang digunakan dalam rangka pemberian jasa perawatan atau reparasi pesawat udara kepada Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional; 7. Kereta api dan suku cadang serta peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan serta prasarana yang diimpor dan digunakan oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia, dan komponen atau bahan yang diimpor atau diserahkan oleh pihak yang ditunjuk oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia, yang digunakan untuk pembuatan kereta api, suku cadang, peralatan untuk perbaikan atau pemeliharaan, serta prasarana yang akan digunakan oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia; dan 8. Peralatan berikut suku cadangnya yang digunakan oleh Departemen Pertahanan atau TNI untuk penyediaan data batas dan photo udara wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan untuk mendukung pertahanan Nasional, yang diimpor atau diserahkan oleh Departemen Pertahanan, TNI atau pihak yang ditunjuk oleh Departemen Pertahanan atau TNI.
  • 10. Penyerahan BKP Tertentu yg dibebaskan PPN Rumah sederhana, rumah sangat sederhana, rumah susun sederhana, pondok boro, asrama mahasiswa dan pelajar serta perumahan lainnya, yang batasannya ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 36/PMK.03/2007. Penyerahan JKP Tertentu yg dibebaskan dari pengenaan PPN 1. Jasa yang diterima oleh Perusahaan Angkutan Laut Nasional, Perusahaan Penangkapan Ikan Nasional, Perusahaan Penyelenggara Jasa Kepelabuhan Nasional atau Perusahaan Penyelenggara Jasa Angkutan Sungai, Danau, dan Penyeberangan Nasional, yang meliputi: Jasa persewaan kapal; Jasa kepelabuhan meliputi jasa tunda, jasa pandu, jasa tambat, dan jasa labuh; Jasa perawatan atau reparasi (docking) kapal; 2. Jasa yang diterima oleh Perusahaan Angkutan Udara Niaga Nasional yang meliputi: Jasa persewaan pesawat udara; Jasa perawatan atau reparasi pesawat udara; 3. Jasa perawatan atau reparasi kereta api yang diterima oleh PT (PERSERO) Kereta Api Indonesia; 4. Jasa yang diserahkan oleh kontraktor untuk pemborongan bangunan Rumah sederhana, rumah sangat sederhana, rumah susun sederhana, pondok boro, asrama mahasiswa dan pelajar serta perumahan lainnya, dan pembangunan tempat yang semata-mata untuk keperluan ibadah; 5. Jasa persewaan rumah susun sederhana, rumah sederhana, dan rumah sangat sederhana; dan 6. Jasa yang diterima oleh Departemen Pertahanan atau TNI yang dimanfaatkan dalam rangka penyediaan data batas dan photo udara wilayah NKRI untuk mendukung pertahanan nasional.
  • 11. Ketentuan terhadap Fasilitas PPN dan PPnBM • Surat Keterangan Bebas, Permohonan untuk memperoleh SKB PPN diajukan kepada Direktur Jenderal • Dephan, TNI/POLRI atau orang atau badan yang mengimpor harus menyerahkan SKB PPN beserta PIB (Pemberitahun Impor Barang) kepada Dirjen Bea dan Cukai Dirjen Bea dan Cukai setelah menerima dokumen SKB dan PIB, membubuhkan cap "PPN DIBEBASKAN SESUAI PP NOMOR 146 TAHUN 2000 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PP NOMOR 38 TAHUN 2003" serta mencantumkan Nomor dan Tanggal SKB PPN pada setiap lembar PIB pada saat penyelesaian dokumen impor • PKP yang melakukan penyerahan BKP/JKP tertentu yang dibebaskan dari pengenaan PPN, wajib menerbitkan Faktur Pajak dan membubuhkan cap "PPN DIBEBASKAN SESUAI PP NOMOR 146 TAHUN 2000 SEBAGAIMANA TELAH DIUBAH DENGAN PP NOMOR 38 TAHUN 2003“ Pembubuhan cap pada Faktur Pajak dilakukan setelah menerima SKB PPN kecuali tidak wajib SKB • BKP Tertentu Digunakan Tidak Sesuai Tujuan atau Dipindahtangankan PPN Harus Disetor ke Kas Negara Jika tidak dipenuhi, DJP Dapat Menerbitkan SKPKB sebesar PPN terutang ditambah sanksi bunga 2% per bulan maks. 24 bulan Dalam Jk. Waktu 5 Tahun Sejak Impor atau Perolehan Dalam Jk. Waktu 1 bulan sejak dijual • Pajak Masukan yang tercantum dalam PIB atau dalam Faktur Pajak yang PPNnya dibebaskan, tidak dapat dikreditkan
  • 12. Penyerahan Rumah yang dibebaskan dari pengenaan Pajak Pertambahan Nilai Rumah Sederhana / Sangat Sederhana  Rumah Sederhana Sehat dan Rumah Inti Tumbuh;  Perolehannya secara tunai atau kredit;  Harga Jual < Rp.70.000.000,00;  Rumah pertama yang dimiliki;  Sebagai Tempat Tinggal;  Tidak dipindahtangankan selama 5 Tahun; Rumah Sederhana / Sangat Sederhana  Bangunan bertingkat sebagai tempat hunian/tempat tinggal;  Perolehannya secara tunai atau kredit;  Harga Jual < Rp.75.000.000,00;  Luas bangunan < 21 m2  Unit hunian pertama yang dimiliki;  Tidak dipindahtangankan selama 5 tahun;
  • 13. Pondok Boro  Bangunan sederhana (bertingkat atau tidak);  Tidak dipindahtangankan selama 5 tahun. Diperuntukkan bagi para buruh tidak tetap atau pekerja sektor informal berpenghasilan rendah dengan biaya sewa yang disepakati; Diperuntukkan untuk pemondokan pelajar atau mahasiswa Asrama Mahasiwa / Pelajar
  • 14. Fasilitas PPN Ditanggung Pemerintah Fasilitas PPN atas Penyerahan Minyak Goreng • PPN ditanggung pemerintah atas penyerahan minyak goreng sawit oleh PKP dalam bentuk Minyak goreng curah Minyak goreng sawit kemasan sederhana dengan merek MINYAKITA Yang diproduksi oleh produsen yang didaftarkan di Depag dengan model dan desain dan spesifikasi kemasan yang ditetapkan oleh Menpag • PKP yang melakukan penyerahan wajib membuat Faktur Pjak dengan memubuhkan cap “PPN DITANGGUNG PEMERINTAH EKS PMK 231/PMK.001/2008” Fasilitas PPN Atas Impor Barang Modal Di Bidang Pertambangan Migas
  • 15. FREE TRADE ZONE Dasar Hukum :  PP No.2/2009;  PMK No.45/PMK.03/2009 Kawasan Bebas Suatu kawasan yang berada dalam wilayah hukum Negara Kesatuan RI yang terpisah dari Daerah Pabean sehingga bebas dari pengenaan Bea Masuk, PPN, PPnBM dan Cukai. Kawasan bebas berfungsi sebagai tempat untuk mengembangkan usaha di bidang perdagangan, jasa, industry, pertambangan dan energi, asuransi, transportasi, maritim dan perikanan dan bidang-bidang lainnya. Pulau sabang, Pulau Bintan, Pulau Karimun, dan Pulau Batam
  • 16. Tempat Penimbunan Berikat bangunan, tempat, atau kawasan yang memenuhi persyaratan tertentu di dalam daerah pabean yang digunakan untuk menimbun, mengolah, memamerkan, dan menyediakan barang untuk dijual dengan mendapatkan perlakuan khusus di bidang kepabean, cukai dan perpajakan yang dapat berbentuk kawasan berikat, pergudangan berikat, entrepot untuk tujuan pameran
  • 17. Adapun perlakuan perpajakan yang berkaitan dengan Tempat Penimbuanan Berikat ditentukan sebagai berikut: • Barang atau bahan impor yang dimasukan ke Tempat Penimbunan Berikat diberikan fasilitas di bidang perpajakan • Atas penyerahan BKP dari dalam Daerah Pabean Indonesia Lainnya (PDIL) ke tempat penimbunan berikat tidak dipungut PPN dan PPnBM • Barang asal impor yang dikeluarkan dari tempat Penimbunan Berikat dengan tujuan diimpor untuk dipakai, sepanjang tidak ditunjukan kepada pihak yang memperoleh fasilitas pembebasan atau penangguhan bea masuk, cukai atau pajak dalam rangka impor maka dikenakan PPN dan PPnBM • Barang yang dimasukan ke Tempat Penimbunan Berikat berupa barang untuk dikonsumsi seperti barang untuk keperluan sehari-hari berupa minuman dan makanan tidak memperoleh fasilitas perpajakan
  • 18. Kawasan Berikat suatu bangunan, tempat atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang di dalamnya dilakukan kegiatan usaha industri pengolahan barang dan bahan, kegiatan rancangan bangun, perekayasaan, penyortiran, pemeriksaan awal, pemerikasaan akhir, dan pengepakan atas barang dan bahan asal impor atau barang dan bahan dari dalam DPIL, yang hasilnya terutama untuk tujuan ekspor, dan usaha kegiatan pergudangan atau penimbunan barang Pegudangan berikat Gudang berikat adalah suatu banguan atau tempat dengan batas-batas tertentu yang didalamnya dilakukan kegiatan usaha penimbunan, pengemasan, penyortiran, pengepakan, pemberian merek/label, pemotongan, atau kegiatan lain dalam rangka fungsinya sebagai pusat distribusi barang-barang asal impor untuk tujuan dimasukan ke daerah pabean Indonesia lainnnya, kawasan berikat, atau reekspor tanpa adanya pengolahan.
  • 19. Enterpot Untuk Tujuan Pameran Entropot untuk tujuan pameran (ETP) adalah suatau banguan atau kawasan dengan batas-batas tertentu yang di dalamnya dilakukan kegiatan usaha penyelenggaraan pameran barang hasil industri asal impor atau barang hasil industri dari dalam daerah pabaen yang penyelenggaraannya bersifat internasional Toko Bebas Bea Toko bebas Bea (TBB) adalah bangunan dengan batas-batas tertentu yang dipergunakan untuk melakuan kegiatan usaha menjual barang asal impor dan atau barang asal daerah pabean kepada warga Negara asing tertentu yang bertugas di Indonesia , yang berangkat ke luar negeri atau orang yang tiba dari luar negeri denagn mendapatkan pembebasan Bea masuk, cukai, dan pajak