SlideShare una empresa de Scribd logo
1 de 8
56
KATEGORI 6. FOKUS PADA
OPERASI
6.1 Proses Kerja
6.1.a Perancangan Produk dan Proses
6.1.a.(1) Konsep Perancangan
Sebagai lembaga keuangan dibawah regulator
yang berkepentingan untuk melindungi
kepentingan konsumen dan industry, setiap
perkembangan produk dan proses kerja harus
memperhatikan regulasi yang relevan dengan
produk dan proses kerjanya. Kecukupan organ
dan komponen organisasi pendukung produk
harus dipenuhi. Kebijakan, SOP dan petunjuk
pelaksanaan harus lengkap tersedia untuk
setiap produk dan proses kerjanya.
Unit Product Management pada Perusahaan
menerima permintaan/usulan untuk membuat
produk baru. Permintaan akan produk baru
tersebut akan dibahas bersama oleh Marketing,
Unit Bisnis, dan Divisi Terkait. Unit Product
Management akan mengajukan usulan untuk
simulasi perhitungan produk baru kepada
Investment Management. Setelah simulasi
dibuat oleh Investment Management maka Unit
Product Management akan menyiapkan usulan
produk baru untuk disampaikan ke Komite
Produk. Komite Produk akan menelaah apakah
produk baru tersebut bisa direalisasi. Apabila
disetujui oleh Komite Produk, unit Product
Management akan menyiapkan dokumen
produk dan MER (Memo Evaluasi Resiko).
Kelengkapan dokumen akan ditelaah oleh tim
Legal dan Compliance perusahaan. Apabila
dokumen sudah lengkap, maka dokumen
tersebut diserahkan kepada OJK untuk ditelaah
dan disetujui, dan Perusahaan akan menerima
Surat Efektif/Surat Tanda Terdaftar dari OJK.
Produk baru diluncurkan setelah dilakukan
finalisasi informasi dan dokumentasi. Produk
baru dipasarkan ke nasabah melalui distribusi
channel yang sesuai dengan target segmen
untuk produk tersebut.
Di dalam skema Bisnis Proses Model (Gambar
6.1-1 Pengelolaan Proses Bisnis),
Perusahaan menggunakan suatu alat/metode
dalam tahapan mendesain produk dan proses
dari inovasi yang dievaluasi, termasuk
diantaranya melakukan analisa kelayakan
berdasarkan strategi atau kebutuhan pasar dan
persyaratan regulator serta ketersediaan
sumber daya (Langkah 1) dan penyusunan MER
(Langkah 2). Untuk memastikan proses telah
dilakukan dan secara kontinyu memenuhi
persyaratan, pemilik proses serta Internal Audit,
Compliance, Risk Management, dan pihak
eksternal (regulator ataupun eksternal auditor)
melakukan review secara periodik dan proses
disesuaikan dengan proses stakeholder
(Langkah 3, Langkah 4, dan Langkah 5).
Setelah itu proses pengembangan dan
perbaikan dilakukan (Langkah 6, dan 7). Ketika
suatu proses baru diperlukan, atau suatu proses
perlu untuk diperbaharui, Perusahaan
melakukan review silang antar tim fungsional
Perusahaan menggunakan standar sistem mutu
ISO 9001/2008 untuk kegiatan bisnis dan
operasional. Tim fungsional yang berkaitan
memenuhi detail dari langkah-langkah Bisnis
Proses Model. Pada langkah 1, tim
mengumpulkan bervariasi informasi agar bisa
mendefinisikan objek proses secara jelas,
mendefinisikan proses utama stakeholder,
menganalisa persyaratan proses, dan
mendefinisikan langkah-langkah utama di dalam
proses untuk memenuhi persyaratan
stakeholder. Sebagai bagian dari research,
benchmark dapat dilakukan dan mendefinisikan
praktek terbaik yang akan dimasukan ke dalam
desain proses baru tersebut. Penerapan proses
baru tersebut didukung dengan Teknologi
Informasi di Langkah 1. Proses baru/proses
yang dikembangkan diuji coba, dievaluasi
hasilnya, dan langkah-langkah prosesnya
dimodifikasi sesuai kebutuhan untuk memenuhi
implementasi yang lengkap, serta dilakukan
monitoring untuk memastikan efektifitas.
Didalam langkah 1 yang dimaksud, Penciptaan
produk atau layanan selalu mengedepankan
untuk penggunaan Teknologi yang terbaru
seperti penerapan fitur advanced/automated
order (smart order-eksekusi order nasabah
secara otomatis system pada harga terbaik yang
diinginkan oleh nasabah) pada sistem mobile,
57
pengembangan pada fitur/fasilitas pada sistem
Institutional Trading, perluasan jaringan Fix
Connectivity, migrasi office automation system
menggunakan layanan Microsoft Office 365,
sistem pembayaran secara online dan realtime,
dan mulai melakukan proses pengadaan
middleware. Pada Langkah 2, proses identifikasi
dan pemilihan alat pengukuran hasil, identifikasi
dan pemilihan alat pengukuran proses,
identifikasi poin-poin yang akan mengkontrol
proses, mengembangkan pengukuran, dan
menentukan batas minimum
kinerja yang dapat diterima, dan menentukan
limit minimum atau limit maksimum untuk
mengkontrol proses. Semua itu terangkum
dalam MER (Memorandum Evaluasi Risiko).
Setelah proses desain telah terpenuhi, kegiatan
review kinerja atas proses yang dipilih.
Pengukuran dilakukan dengan cara periodik.
Pembaharuan proses hasil review
didistribusikan dan dapat diakses di aplikasi
EDMS dan Intradana Prosedur oleh semua
pemilik proses dan kepala divisi masing-masing.
6.1.a.(2) Persyaratan Produk dan Proses
Persyaratan Produk dan Proses telah melalui
beberapa siklus perbaikan untuk meyesuaikan
dengan dinamika kegiatan usaha, tuntutan dan
harapan pelanggan serta pemangku
kepentingan lainnya. Persyaratan-persyaratan
utama mengalami perbaikan dengan adanya
penyesuaian struktur organisasi, perubahan
peraturan eksternal, masukan dari pelanggan,
pemasok, mitra, dan kolaborator yang relevan.
Proses kepemimpinan telah mengidentifikasi
dan bertanggung jawab untuk merancang,
mengelola, dan meningkatkan proses-proses
kerja, menggabungkan masukan dari nasabah,
supplier, dan rekanan. Proses-proses ini terjadi
di dalam divisi-divisi yang ada pada perusahaan
dan didistribusikan kepada nasabah melalui
sistem cabang ataupun sistem pemasaran yang
ada, dan online trading sehingga produk dan
jasa yang diberikan kepada nasabah sesuai
dengan persyaratan yang diminta. Penentuan
prasyarat-prasyarat utama terjadi seiring dengan
proses kerja di dalam sistem kerja (Tabel
2.1.4.3. Proses Utama)
Persyaratan-persyaratan utama untuk Proses
kerja utama tersebut adalah:
• Tepat waktu
• Akurat, ketepatan, dan kesesuaian
• Efektifitas
• Kualitas
• Kewajaran
• Biaya yang wajar
• Efisiensi
• Keamanan
• Kerahasiaan
6.1.b.(1) Implementasi Proses
Danareksa menerapkan dan mengelola proses
kerja untuk memastikan persyaratan desain
sudah terpenuhi dengan mengeksekusi langkah
3 dan 4 dari Bisnis Proses Model (Gambar 6.1
Pengelolaan Proses Bisnis). Pada Langkah 3,
pemilik proses dan Compliance melakukan
monitoring, serta Risk Management dan Internal
Audit melakukan review kinerja proses,
pelaksanaan analisa kinerja proses, dan
mengawasi sesuai limit/paramater
minimum/maksimum yang sudah ditentukan.
58
Pada Langkah 4, verifikasi kesesuaian pada
prosedur, perbaikan masalah, identifikasi sebab
dan menghilangkan proses yang dapat
menyebabkan masalah pontensial, menentukan
kinerja proses yang diterapkan, serta
memverifikasi apakah proses dalam
pengawasan dan hasil dapat diprediksi. Kinerja
dan indikator pengukuran untuk proses utama
dapat dilihat pada Tabel 2.1.4.3. Proses
Utama. Input tenaga kerja digunakan untuk
mengelola proses kerja agar selaras dan
adanya keterkaitan strategi dan tujuan antara
manager tingkat awal dengan tim. Manager atau
tim kerja mengevaluasi kinerja mereka dengan
melihat rencana kerja dan tindakan yang
dilakukan beserta hasilnya sesuai yang tertulis
pada KPI (kriteria Penilaian Individu). Data KPI
tersebut didistribusikan ke tingkat high level,
kinerja dengan action plan dapat
dievaluasi/direview oleh berbagai tingkat.
Masukan yang didapat dari proses nasabah,
pemasok, partner, dan kolaborator digunakan
untuk menentukan prasyarat dan menentukan
pengukuran proses serta hasil proses (Langkah
3 dan 4), pengukuran proses yang spesifik
digunakan oleh pemilik proses untuk
mengevaluasi kinerja keseluruhan proses.
Pengukuran kinerja proses berkorelasi/berujung
pada dicapainya kualitas produk dan kinerja
perusahaan dengan adanya Service Level
Agreement (SLA). Masing-masing Divisi
membuat Service Level Agreement untuk
pengukuran kinerja Divisi. Pembuatan Service
level Agreement Divisi dibuat berdasarkan
Kebijakan Pembuatan SLA dari Divisi Support
dan Operasional. SLA tersebut dimasukan ke
dalam indikator pada CSI (Customer
Satisfaction Index). Kinerja proses sesuai SLA
akan menghasilkan produk dan kinerja yang
berkualitas. Produk dan Kinerja dinilai dengan
CSI (berkaitan dengan Kat.3.2.a.(1). Produk
yang ditawarkan).
6.1.b.(2) Proses Pendukung
Perusahaan menentukan proses-proses
pendukung utama dengan melakukan kajian
terhadap sistem kerja dan Kebijakan, SOP,
serta Alur Proses Kerja. Proses pendukung
ditentukan sesuai sistem kerja yang diinginkan
(Tabel 2.1.4.2. Proses Kerja). Untuk
memastikan bahwa proses pendukung sudah
sesuai dengan persyaratan maka dilakukan
verifikasi dan observasi. Hasil verifikasi dan
observasi divalidasikan ke dalam pembuatan
Pedoman/SOP/SK/RJPP/RKAP.
Proses-proses pendukung utama Perusahaan
antara lain:
a. Pengelolaan SDM
b. Pengelolaan IT
c. Pengelolaan Sumber Keuangan
d. Pengelolaan Fasilitas
e. Pengelolaan Pengetahuan dan Perbaikan
f. Pengelolaan ERM
Analisa kelayakan dilakukan oleh Perusahaan
berdasarkan strategi atau kebutuhan pasar
untuk memastikan bahwa proses-proses
pendukung yang sehari-hari dilakukan telah
memenuhi persyaratan utama untuk mendukung
bisnis perusahaan. Hasil analisa kelayakan
dituangkan ke dalam MER (Memorandum
Evaluasi Resiko). Evaluasi dilakukan untuk
penyempurnaan proses pendukung. Proses
disesuaikan dengan perkembangan regulator,
pasar, kompetitor, dan nasabah.
6.1.b.(3).Perbaikan/Peningkatan
Kualitas/Kinerja Produk dan Proses
Perbaikan proses kerja dilakukan dengan
evaluasi melalui audit internal, penerapan ISO
dan audit ISO, audit oleh eksternal auditor, audit
oleh regulator, serta monitoring oleh
Compliance. Perbaikan proses kerja dilakukan
guna meningkatkan produk dan kinerja serta
mengurangi variabilitas.
Metode peningkatan proses seiring dengan
sistem Peningkatan Kinerja (P.2.c. Sistem
Peningkatan Kinerja). Perusahaan melakukan
perbaikan dengan terobosan dan
pengembangan yang berkelanjutan (Gambar
6.4 Proses Evaluasi dan Perbaikan).
Perusahaan meningkatkan proses kerja untuk
mencapai kinerja yang lebih baik, mengurangi
variabilitas, dan meningkatkan kualitas produk
dengan menerapkan standard ISO 9001/2008,
59
mengelola Manajemen Risiko Perusahaan,
melakukan benchmark dan memenuhi
perkembangan pasar dengan didukung
teknologi informasi yang memadai.
Untuk mengurangi variabilitas yang dapat
menghambat dalam peningkatan
pengembangan proses maka perusahaan telah
mengembangkan dan menerapkan beberapa
Teknologi Informasi pendukung, diantaranya :
1. Sistem pembayaran BCA Klikpay dan
Mandiri Clickpay dalam rangka
memberikan kemudahan dan kecepatan
pelayanan kepada nasabah.
2. Migrasi Office Automation System
menggunakan layanan Microsoft Office
365, berdampak pada efisiensi biaya
infrastruktur dan operasional IT,
sedangkan dari sisi user, mendapatkan
fasilitas dengan memanfaatkan fitur-fitur
kolaborasi (Chat, video conference,
online meeting, dll)
3. Sistem S-Invest KSEI (Sistem Investasi
Terpadu) yang mengintegrasikan
seluruh instruksi dan transaksi (order
routing) baik dari agen penjual,
Kustodian, dan Manajemen Investasi
dengan KSEI.
4. Integrasi seluruh sistem dan sub sistem
yang ada di Danareksa Group serta
dengan pihak eksternal yang bekerja
sama dengan Danareksa menggunakan
teknologi Middleware yang berbasis
Service Oriented Architecture (SOA).
5. Data Warehouse dan Business
Intelligence untuk mengkonsolidasi
data dan informasi dari seluruh proses
bisnis pada Danareksa Group maupun
diluar Danareksa. Dimana data dan
informasi tersebut dapat digunakan
untuk monitoring dan analisis terhadap
kinerja serta strategi bisnis Danareksa,
6. Tools Financial Planner (FinPlan) di
website reksadana online yang
membantu pelanggan untuk
merencanakan masa depan
keuangannya.
7. Integrasi seluruh proses bisnis dan
operasional Brokerage dan Kustodian
dengan mengimplementasikan
Integrated Backoffice System (S21Plus).
8. Fitur advanced/automated order pada
sistem Mobile Trading Danareksa. Fitur
ini sangat memudahkan nasabah dalam
melakukan eksekusi order secara
otomatis untuk mendapatkan hasil
terbaik sesuai keinginan nasabah.
6.2 Efektivitas Operasional
6.2. a. Pengendalian Biaya
Sesuai dengan Aspirasi Pemegang Saham,
pengendalian biaya menjadi salah satu ukuran
yang harus diperhatikan dalam penyusunan
anggaran maupun realuisasinya.
Danareksa mengendalikan biaya secara
keseluruhan berdasarkan sistem kerja dengan
menentukan syarat utama proses (Tabel
2.1.4.3. Proses Utama), mengacu pada
Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan
(RKAP), dan menetapkan matrix limit untuk
setiap pengeluaran biaya yang tertulis pada
SOP/Kebijakan/Surat Keputusan yang berlaku.
Pengendalian biaya terpusat di Unit Cost Center
dan Budget Control. Setiap pengeluaran biaya
dari suatu Divisi dan/atau unit kerja harus
berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan (RKAP) yang telah mendapat
persetujuan dari Dewan Komisaris/pemegang
saham. Setiap Divisi mengajukan biaya dengan
format Formulir RKAP yang sudah dibagikan
oleh Cost Center. Cost Center akan merekap
pengajuan biaya yang ada, kemudian
diserahkan kepada Budget Control untuk
dikompilasi menjadi anggaran yang akan
digunakan sebagai bahan RKAP. Rencana
Kerja dan Anggaran Perusahaan yang sudah
terkompilasi ini yang akan diajukan untuk
mendapatkan persetujuan dari Dewan
Komisaris/Pemegang Saham setelah dilakukan
penelaahan dan pembahasan yang melibatkan
seluruh unit, baik bisnis maupun pendukung
dengan Direksi Induk Perusahaan.
Perusahaan mencegah cacat produksi (defect),
kesalahan layanan, dan pengerjaan ulang
dengan mengacu dan berpedoman pada
syarat-syarat utama dalam penerapan proses
60
kerja yang sudah ditetapkan, peraturan-
peraturan yang berlaku, dan kompetensi inti
perusahaan dan pengawasan oleh atasan di
tiap-tiap proses kerja. Biaya kompensasi/garansi
atau biaya kerugian produktivitas yang timbul
diminimalisasi dengan adanya negosiasi antara
cost center dengan pihak ketiga yang berkaitan
berdasarkan SLA yang ada.
Kasus cacat produksi/ layanan yang terjadi di
Danareksa misalnya berkaitan dengan
penyediaan layanan transaksi brokerage, baik
secara offline maupun online dalam bentuk
kesalahan menyampaikan pesanan nasabah
atau pesanan tidak dapat disampaikan karena
kendala teknis. Danareksa berusaha
meminimalkan perselisihan dengan nasabah
untuk permasalahan ini dengan secara disiplin
merekam order nasabah dan mencatat
permasalahan teknis yang terjadi dan segera
memberikan penjelasan atau solusi kepada
nasabah untuk menghindari risiko reputasi dan
tetap menjaga pemenuhan tuntutan dan
harapan Nasabah.
Untuk kasus-kasus terkait penafsiran kontrak,
mitigasi dilakukan dengan meminta pendapat
dari konsultan hukum independen agar tidak
terjadi salah interpretasi mengenai hak-dan
kewajiban yang diperjanjikan oleh para pihak
Perusahaan meminimalkan biaya inspeksi,
pengujian, dan audit proses maupun audit
kinerja yang relevan dengan pembanding biaya-
biaya tahun sebelumnya, benchmarking, dan
negosiasi.
Perusahaan menyeimbangkan antara
kebutuhan pengendalian biaya dengan
kebutuhan pelanggan dengan RKAP Indikator
Kriteria Individu. Indikator Actual vs Budget
dimasukan sebagai indicator untuk KPI tahunan.
6.2. b. Pengelolaan Rantai Pasokan
Pengelolaan rantai pasokan dilakukan melalui
koordinasi antara Tim Pengadaan Barang dan
Jasa dengan unit-unit yang memperoleh
pasokan, mulai dari penetapan syarat dan
ketentuan untuk pemilihan pemasok sampai ke
proses pengadaan yang spesifik. Pengadaan
Barang dan Jasa berpedoman pada Kebijakan
Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa.
Pengadaan barang dan/atau jasa dapat dalam
bentuk kepemilikan atau sewa. Khusus untuk
pengadaan barang dan jasa dalam bentuk
sewa, perusahaan menunjuk grup perusahaan
yaitu Kopedana dan PT Reksasentosa
Dinamika. Pengadaan barang dan/atau jasa
berawal dari kebutuhan Divisi (user/cost center)
di lingkungan Perusahaan. Permintaan tersebut
harus sudah mendapatkan persetujuan dari
Kepala Divisi sebelum diteruskan kepada Cost
Center. Permintaan tersebut akan dicek oleh
Cost Center berkaitan dengan sisa saldo
anggaran. Cost Center akan memberikan
disposisi beserta penyertaan dalam memo
pengajuan barang dan/atau jasa tersebut. Memo
pengajuan akan dimintakan persetujuan dari
pejabat yang berwenang sesuai dengan
Wewenang Limit Persetujuan Biaya PT
Danareksa dan Anak Perusahaan. Setelah
mendapatkan persetujuan, Divisi PPR akan
menentukan metode dan proses pengadaan
berdasarkan nilai pengadaan serta membentuk
tim pengadaan/panitia. Metode pengadaan
terdiri dari pembelian langsung, penunjukan
langsung, pemilihan langsung, penawaran
terbatas, atau penawaran umum. Divisi PPR
akan melakukan proses pengadaan dan Unit
Kerja Legal Perusahaan menyiapkan SPK,
Perjanjian Kerja Sama, atau Kontrak Kerja.
Cost Center dan PPR melakukan fungsi
pengawasan untuk memastikan Penyedia
Barang/jasa memenuhi kontrak. Pada akhir
kontrak dan penyelesaian pekerjaan, Cost
Center dan PPR melakukan review barang
dan/atau jasa sesuai perjanjian dan evaluasi
kinerja Penyedia Barang dan/atau jasa.
Pembayaran dapat diproses oleh Cost Center
berdasarkan hasil review disertai dokumen
pendukung yang dipersyaratkan. Cost Center
akan menerbitkan Permintaan Barang Jasa
(PBJ) dan Nota Permintaan Pembayaran (NPP).
PBJ dan NPP akan diserahkan kepada Unit
Kerja Budget Control untuk proses pembayaran.
Metode pengadaan barang dan/atau jasa bisa
dilakukan dengan cara pembelian langsung,
penunjukan langsung, pemilihan langsung,
penawaran terbatas, atau penawaran umum.
61
Perusahaan menentukan standard kriteria dan
prasyarat yang harus dipenuhi dalam memilih
penyedia barang dan/atau jasa agar sesuai
persyaratan dan diberdayakan untuk
meningkatkan kinerja perusahaan serta
kepuasan pelanggan. Dalam pengadaan barang
dan/atau jasa terdapat 3 metode dalam
mengevaluasi penawaran yang diberikan oleh
penyedia barang dan/atau jasa, yaitu metode
Quality and Cost Based Selection, Quality
Based Selection, dan Cost Based Selection.
Kinerja pemasok dievaluasi setelah barang
dan/atau jasa sudah diterima atau sudah selesai
pelaksanaannya dan sebelum dilakukan
pembayaran. Cost Center dan PPR melakukan
review barang dan/atau jasa apakah sudah
sesuai perjanjian dan mengevaluasi kinerja dari
pemasok. Tim PPR akan melakukan diskusi
untuk evaluasi dan mengumpulkan masukan-
masukan saran dan kritik dari user yang
melakukan permintaan barang dan/atau jasa
tersebut. Proses pengelolaan pemasok
mengusahakan agar pemasok yang terpilih
mampu berkinerja dengan baik, pemasok yang
terpilih dan dalam prosesnya berkinerja buruk
akan diberi masukan untuk meningkatkan
kinerjanya. Di dalam perjanjian terdapat SLA
dan prasyarat yang menjaga agar pemasok
yang berkinerja buruk tidak merugikan
perusahaan dalam pelaksanaanya.
6.2. c. Keselamatan dan Kesiapan
Menghadapi Keadaan Darurat
6.2.c.(1). Keselamatan
Perusahaan menyediakan lingkungan operasi
yang aman dengan membuat Kebijakan
Keamanan dan Keselamatan. Kebijakan
tersebut disesuaikan dengan Peraturan
Pemerintah dan Kebijakan Internal. Perusahaan
menerapkan apa yang tertuang pada Kebijakan
Keamanan dan Keselamatan demi terciptanya
lingkungan operasi yang aman.
Sistem keamanan mencakup pencegahan
kecelakaan, inspeksi, analisis akar-masalah dari
kegagalan, dan pemulihannya dengan
menyesuaikan criteria-kriteria yang ada pada
peraturan internal maupun eksternal.
6.2.c.(2). Kesiapan Menghadapi Keadaan
Darurat
Perusahaan memiliki Business Continuity Plan
(BCP) yang mengatur langkah-langkah apabila
keadaan darurat/bencana terjadi, penentuan tim
operasi di saat krisis dan pemulihan krisis, tim
tanggap darurat, tim pemulihan krisis, tim
kepatuhan saat krisis, petugas yang ditetapkan
untuk memimpin proses evakuasi di setiap
lantai,dan petugas yang mengumumkan
informasi ke penghuni gedung. BCP juga
mengatur tata cara pemulihan operasional
(Gambar 6.2 Prosedur Pemulihan
Operasional ke BCP Office), tata cara
pemulihan infrastruktur yang rusak akibat
bencana(Gambar 6.3 Prosedur Pemulihan
Infrastruktur), dan tata cara penyampaian
informasi kepada eksternal bahwa Perusahaan
terkena bencana atau dalam keadaan darurat.
6.2.d. Pengelolaan Inovasi
Pengelolaan inovasi perusahaan dengan
melakukan penilaian terhadap kondisi yang ada
dengan melakukan review atas kondisi yang
sedang berjalan. Analisa tren dilakukan dengan
mengacu pada publikasi riset yang dilakukan
oleh lembaga/organisasi dunia untuk mengamati
tren teknologi dan bisnis yang dijadikan inovasi.
Hasil peninjauan tersebut diformulasikan ke
bentuk strategi dengan melihat kebutuhan dan
prioritas perusahaan. Penyusunan roadmap dan
melakukan analisa kesenjangan serta prioritas
dari hasil perbandingan kondisi saat ini versus
inovasi yang diharapkan membuat Perusahaan
dapat mengelola inovasi sesuai kebutuhan
(Gambar 6.5 Metodologi Garis Besar).
Didalam pelaksanaan pembentukan produk dan
layanan perusahaan selalu mengacu kepada
Inovasi dan Risk Appetite sesuai dengan
gambar P.1.2. Produk Layanan VS Pelanggan.
Perusahaan membuat Sumber Daya Keuangan
dan lainnya tersedia untuk mengejar peluang
dengan pembuatan program kerja di mana
program kerja tersebut menjadi pedoman
pelaksanaan target-target yang telah ditetapkan
pada RJPP. Program kerja yang dibuat terdiri
dari perolehan sumber daya yang diperlukan,
62
pengalokasian sumber daya, dan program
tenaga kerja. Pengalokasian sumber daya
tersebut direalisasikan dengan mengacu pada
RKAP tiap tahun (Gambar 2.1.1 Proses
Perencanaan Strategis).
Apabila suatu kondisi terjadi perubahan materiil
yang bersumber pada kondisi eksternal dan
perubahan strategi dan kebijakan internal,
kemudian perubahan ini diusulkan kepada
Manajemen atau diusulkan oleh Pemegang
Saham. Apabila berdampak pada perubahan
RJPP, maka dilakukan prosedur perubahan
RJPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Inovasi dipahami sebagai prasyarat untuk dapat
menjaga kesinambungan dan memperoleh
keunggulan. Inovasi yang dilakukan di dalam
Perusahaan mencakup inovasi produk dan juga
proses kerja. Inovasi produk ditujukan untuk
memenuhi kebutuhan nasabah yang seiring
dinamika perkembangan beragam aspek
kehidupan juga mengalami perkembangan.
Inovasi produk hanya dapat dilakukan bila
ditopang dengan infrastruktur yang dapat
mengimbangi dan mendukung terjadinya proses
inovasi. Infrastruktur utama seperti TI telah
disusun dan dikembangkan dengan mengacu
kepada arsitektur dan blue print yang
berorientasi ke kebutuhan di masa depan.
Selain itu, seiring dengan perkembangn mashab
tata kelola yang tercermin dari dinamika
regulasi, maka struktur dan proses organisasi
juga disiapkan untuk dapat mendukung dan
kondusif untuk proses inovasi. Kompetensi One
Stop Solution yang didukung dengan
mekanisme interaksi yang cair antar entitas
dalam grup, baik secara formal (melalui BOD
meeting) maupun informal yang memudahkan
terjadinya proses inovasi yang mendukung
pemenuhan kebutuhan nasabah.
Proses perencanaan jangka panjang yang
dilakukan dengan mempertimbangkan beragam
variabel eksternal dan internal, merupakan
mekanisme untuk memperkuat dukiungan
terhadap inovasi, karena dalam proses ini
diambil atau ditetapkan langkah-langkah
strategis dengan konsekuensi keuangan yang
signifikan, termasuk didalamnya mengantisipasi
capital Expenditures untuk pengadaan sarana
dan prasarana atau rencana akuisisi yang akan
dilakukan. Rencana pengalokasian sumber daya
tersebut direalisasikan dengan mengacu pada
proses perencanan jangka panjang dan jangka
panjang tiap tahun (Gambar 2.1.1 Proses
Perencanaan Strategis).
Suatu program yang ditetapkan untuk masuk
sebagai bagian dari rencana jangka panjang
yang bersifat strategis, dilakukan berdasarkan
kajian awal yang memadai yang mencakup
aspek finansial maupun non finansial dan
dampak sinergi dengan kepentingan grup
secara keseluruhan untuk menetapkan bahwa
program tersebut memang layak ditetapkan
sebagai bagian dari target untuk rencana jangka
panjang. Kajian yang dilakukan juga mencakup
identifikasi pemenuhan dan kecukupan sumber
daya keuangan dan non keuangan yang
diperlukan untuk merealisasi rencana strategis
tersebut.
63
Kajian secara berkala dilakukan, baik terhadap
produk yang sudah diluncurkan atau rencana
strategis yang ada. Acuan untuk melakukan
kajian utamanya adalah asas manfaat dan biaya
serta kepentingan strategis dari produk atau
rencana strategis yang ditelaah. Dengan
demikian sumber daya yang dialokasikan atau
direncanakan untuk dialokasikan pada produk
yang sedang berjalan atau rencana strategis
yang akn dilakukan dapat direalokasi ke prioritas
lainnya.

Más contenido relacionado

La actualidad más candente

Audit dalam ms iso
Audit dalam ms isoAudit dalam ms iso
Audit dalam ms iso
nurulina
 
Internal audit training
Internal audit trainingInternal audit training
Internal audit training
Toyo Gustaman
 
Chapter 13 Building Information System
Chapter 13 Building Information SystemChapter 13 Building Information System
Chapter 13 Building Information System
Lily Herliana
 
Training audit mutu internal iso 9001
Training audit mutu internal iso 9001Training audit mutu internal iso 9001
Training audit mutu internal iso 9001
Devi Triyadi
 

La actualidad más candente (20)

D014468741
D014468741D014468741
D014468741
 
Klausul 8 iso 9001 2015
Klausul 8 iso 9001 2015Klausul 8 iso 9001 2015
Klausul 8 iso 9001 2015
 
Dokumentasi iso 9001:2015
Dokumentasi iso 9001:2015 Dokumentasi iso 9001:2015
Dokumentasi iso 9001:2015
 
Manajemen mutu
Manajemen mutuManajemen mutu
Manajemen mutu
 
Perubahan iso 9001 2008 ke iso 9001 2015 dis
Perubahan iso 9001 2008 ke iso 9001 2015 disPerubahan iso 9001 2008 ke iso 9001 2015 dis
Perubahan iso 9001 2008 ke iso 9001 2015 dis
 
Management of document control
Management of document controlManagement of document control
Management of document control
 
Dokumen wajib iso 9001 2015
Dokumen wajib iso 9001 2015Dokumen wajib iso 9001 2015
Dokumen wajib iso 9001 2015
 
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja ManajemenAudit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
Audit sistem kepastian kualitas (bab 8), Audit Kinerja Manajemen
 
Audit sistem kepastian kualitas
Audit sistem kepastian kualitasAudit sistem kepastian kualitas
Audit sistem kepastian kualitas
 
dokumen wajib Iso 9001:2015
dokumen wajib Iso 9001:2015dokumen wajib Iso 9001:2015
dokumen wajib Iso 9001:2015
 
Kelompok 10 mpb analisis implementasi manajemen mutu dan dampaknya pada kual...
Kelompok 10 mpb  analisis implementasi manajemen mutu dan dampaknya pada kual...Kelompok 10 mpb  analisis implementasi manajemen mutu dan dampaknya pada kual...
Kelompok 10 mpb analisis implementasi manajemen mutu dan dampaknya pada kual...
 
Audit produksi dan operasi (bab 7), Audit Kinerja Manajemen
Audit produksi dan operasi (bab 7), Audit Kinerja ManajemenAudit produksi dan operasi (bab 7), Audit Kinerja Manajemen
Audit produksi dan operasi (bab 7), Audit Kinerja Manajemen
 
Persiapan ISO 9001
Persiapan ISO 9001Persiapan ISO 9001
Persiapan ISO 9001
 
Perencanaan penerapan iso 9001
Perencanaan penerapan iso 9001Perencanaan penerapan iso 9001
Perencanaan penerapan iso 9001
 
Audit dalam ms iso
Audit dalam ms isoAudit dalam ms iso
Audit dalam ms iso
 
Audit Fungsi Produksi dan Operasi
Audit Fungsi Produksi dan OperasiAudit Fungsi Produksi dan Operasi
Audit Fungsi Produksi dan Operasi
 
Internal audit training
Internal audit trainingInternal audit training
Internal audit training
 
Chapter 13 Building Information System
Chapter 13 Building Information SystemChapter 13 Building Information System
Chapter 13 Building Information System
 
ISO 9001:2015 QMS Awareness
ISO 9001:2015 QMS AwarenessISO 9001:2015 QMS Awareness
ISO 9001:2015 QMS Awareness
 
Training audit mutu internal iso 9001
Training audit mutu internal iso 9001Training audit mutu internal iso 9001
Training audit mutu internal iso 9001
 

Similar a Kategori 6 (thenissa) update 241116

Materi Diskusi Forum Ahli ISO 9001 Versi Terbaru - Rev 03 - 21Oct15.pptx
Materi Diskusi Forum Ahli ISO 9001 Versi Terbaru - Rev 03 - 21Oct15.pptxMateri Diskusi Forum Ahli ISO 9001 Versi Terbaru - Rev 03 - 21Oct15.pptx
Materi Diskusi Forum Ahli ISO 9001 Versi Terbaru - Rev 03 - 21Oct15.pptx
mukidi5
 
Makalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-doc
Makalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-docMakalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-doc
Makalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-doc
EkaDeny
 
Pemanfaatan informasi kinerja
Pemanfaatan informasi kinerjaPemanfaatan informasi kinerja
Pemanfaatan informasi kinerja
R Khairil Adi
 
Panduan audit sistem informasi
Panduan audit sistem informasiPanduan audit sistem informasi
Panduan audit sistem informasi
Kecebong Kenyot
 

Similar a Kategori 6 (thenissa) update 241116 (20)

AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI.pptx
AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI.pptxAUDIT PRODUKSI DAN OPERASI.pptx
AUDIT PRODUKSI DAN OPERASI.pptx
 
2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.ppt2321118 presentation.ppt
2321118 presentation.ppt
 
1 sistem-manajemen-mutu
1 sistem-manajemen-mutu1 sistem-manajemen-mutu
1 sistem-manajemen-mutu
 
Materi Diskusi Forum Ahli ISO 9001 Versi Terbaru - Rev 03 - 21Oct15.pptx
Materi Diskusi Forum Ahli ISO 9001 Versi Terbaru - Rev 03 - 21Oct15.pptxMateri Diskusi Forum Ahli ISO 9001 Versi Terbaru - Rev 03 - 21Oct15.pptx
Materi Diskusi Forum Ahli ISO 9001 Versi Terbaru - Rev 03 - 21Oct15.pptx
 
ISO 9001:2015 Quality Management System Versi Indonesia
ISO 9001:2015 Quality Management System Versi IndonesiaISO 9001:2015 Quality Management System Versi Indonesia
ISO 9001:2015 Quality Management System Versi Indonesia
 
3. Modul ISO 9001 & 14001.pdf
3. Modul ISO 9001 & 14001.pdf3. Modul ISO 9001 & 14001.pdf
3. Modul ISO 9001 & 14001.pdf
 
PPT DAFA Chp 5 & Chp 6.pdf
PPT DAFA Chp 5 & Chp 6.pdfPPT DAFA Chp 5 & Chp 6.pdf
PPT DAFA Chp 5 & Chp 6.pdf
 
Operasi SMM.pdf
Operasi SMM.pdfOperasi SMM.pdf
Operasi SMM.pdf
 
Proses manajemen berkualitas
Proses manajemen berkualitasProses manajemen berkualitas
Proses manajemen berkualitas
 
Six sigma
Six sigmaSix sigma
Six sigma
 
Six sigma
Six sigmaSix sigma
Six sigma
 
Makalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-doc
Makalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-docMakalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-doc
Makalah audit-internal-manajemen-kualitas-mutu-doc
 
Analisis Implementasi Manajemen Mutu dan Dampaknya pada Kualitas Produk atau ...
Analisis Implementasi Manajemen Mutu dan Dampaknya pada Kualitas Produk atau ...Analisis Implementasi Manajemen Mutu dan Dampaknya pada Kualitas Produk atau ...
Analisis Implementasi Manajemen Mutu dan Dampaknya pada Kualitas Produk atau ...
 
Prosedur Pengendalian Dokumen.pdf
Prosedur Pengendalian Dokumen.pdfProsedur Pengendalian Dokumen.pdf
Prosedur Pengendalian Dokumen.pdf
 
Bab ii ani
Bab ii aniBab ii ani
Bab ii ani
 
Pemanfaatan informasi kinerja
Pemanfaatan informasi kinerjaPemanfaatan informasi kinerja
Pemanfaatan informasi kinerja
 
Mpo 1-2
Mpo 1-2Mpo 1-2
Mpo 1-2
 
Klausul-dalam-ISO-9001.pdf
Klausul-dalam-ISO-9001.pdfKlausul-dalam-ISO-9001.pdf
Klausul-dalam-ISO-9001.pdf
 
AWARENESS ISO 9001.ppt
AWARENESS ISO 9001.pptAWARENESS ISO 9001.ppt
AWARENESS ISO 9001.ppt
 
Panduan audit sistem informasi
Panduan audit sistem informasiPanduan audit sistem informasi
Panduan audit sistem informasi
 

Último

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
nabilafarahdiba95
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
furqanridha
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
IvvatulAini
 

Último (20)

HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.pptHAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA ppkn i.ppt
 
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.pptPenyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
Penyuluhan DM Tipe II Kegiatan Prolanis.ppt
 
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdfAksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
Aksi Nyata PMM Topik Refleksi Diri (1).pdf
 
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR MATEMATIKA KELAS 3 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL AJAR BAHASA INGGRIS KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, FigmaPengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
Pengenalan Figma, Figma Indtroduction, Figma
 
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan BerkelanjutanTopik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
Topik 4_Eksplorasi Konsep LK Kelompok_Pendidikan Berkelanjutan
 
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptxMemperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
Memperkasakan Dialog Prestasi Sekolah.pptx
 
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsxvIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
vIDEO kelayakan berita untuk mahasiswa.ppsx
 
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx.....................Swamedikasi 2-2.pptx
.....................Swamedikasi 2-2.pptx
 
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
Intellectual Discourse Business in Islamic Perspective - Mej Dr Mohd Adib Abd...
 
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdfMODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
MODUL PENDIDIKAN PANCASILA KELAS 6 KURIKULUM MERDEKA.pdf
 
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
Aksi Nyata Menyebarkan (Pemahaman Mengapa Kurikulum Perlu Berubah) Oleh Nur A...
 
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptxContoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
Contoh PPT Seminar Proposal Teknik Informatika.pptx
 
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - PerencanaanProgram Kerja Public Relations - Perencanaan
Program Kerja Public Relations - Perencanaan
 
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMKAksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
Aksi Nyata Disiplin Positif Keyakinan Kelas untuk SMK
 
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusiaKonseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
Konseptual Model Keperawatan Jiwa pada manusia
 
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKAKELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
KELAS 10 PERUBAHAN LINGKUNGAN SMA KURIKULUM MERDEKA
 
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTXAKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
AKSI NYATA TOPIK 1 MERDEKA BELAJAR. PPTX
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
PELAKSANAAN + Link2 Materi BimTek _PTK 007 Rev-5 Thn 2023 (PENGADAAN) & Perhi...
 

Kategori 6 (thenissa) update 241116

  • 1. 56 KATEGORI 6. FOKUS PADA OPERASI 6.1 Proses Kerja 6.1.a Perancangan Produk dan Proses 6.1.a.(1) Konsep Perancangan Sebagai lembaga keuangan dibawah regulator yang berkepentingan untuk melindungi kepentingan konsumen dan industry, setiap perkembangan produk dan proses kerja harus memperhatikan regulasi yang relevan dengan produk dan proses kerjanya. Kecukupan organ dan komponen organisasi pendukung produk harus dipenuhi. Kebijakan, SOP dan petunjuk pelaksanaan harus lengkap tersedia untuk setiap produk dan proses kerjanya. Unit Product Management pada Perusahaan menerima permintaan/usulan untuk membuat produk baru. Permintaan akan produk baru tersebut akan dibahas bersama oleh Marketing, Unit Bisnis, dan Divisi Terkait. Unit Product Management akan mengajukan usulan untuk simulasi perhitungan produk baru kepada Investment Management. Setelah simulasi dibuat oleh Investment Management maka Unit Product Management akan menyiapkan usulan produk baru untuk disampaikan ke Komite Produk. Komite Produk akan menelaah apakah produk baru tersebut bisa direalisasi. Apabila disetujui oleh Komite Produk, unit Product Management akan menyiapkan dokumen produk dan MER (Memo Evaluasi Resiko). Kelengkapan dokumen akan ditelaah oleh tim Legal dan Compliance perusahaan. Apabila dokumen sudah lengkap, maka dokumen tersebut diserahkan kepada OJK untuk ditelaah dan disetujui, dan Perusahaan akan menerima Surat Efektif/Surat Tanda Terdaftar dari OJK. Produk baru diluncurkan setelah dilakukan finalisasi informasi dan dokumentasi. Produk baru dipasarkan ke nasabah melalui distribusi channel yang sesuai dengan target segmen untuk produk tersebut. Di dalam skema Bisnis Proses Model (Gambar 6.1-1 Pengelolaan Proses Bisnis), Perusahaan menggunakan suatu alat/metode dalam tahapan mendesain produk dan proses dari inovasi yang dievaluasi, termasuk diantaranya melakukan analisa kelayakan berdasarkan strategi atau kebutuhan pasar dan persyaratan regulator serta ketersediaan sumber daya (Langkah 1) dan penyusunan MER (Langkah 2). Untuk memastikan proses telah dilakukan dan secara kontinyu memenuhi persyaratan, pemilik proses serta Internal Audit, Compliance, Risk Management, dan pihak eksternal (regulator ataupun eksternal auditor) melakukan review secara periodik dan proses disesuaikan dengan proses stakeholder (Langkah 3, Langkah 4, dan Langkah 5). Setelah itu proses pengembangan dan perbaikan dilakukan (Langkah 6, dan 7). Ketika suatu proses baru diperlukan, atau suatu proses perlu untuk diperbaharui, Perusahaan melakukan review silang antar tim fungsional Perusahaan menggunakan standar sistem mutu ISO 9001/2008 untuk kegiatan bisnis dan operasional. Tim fungsional yang berkaitan memenuhi detail dari langkah-langkah Bisnis Proses Model. Pada langkah 1, tim mengumpulkan bervariasi informasi agar bisa mendefinisikan objek proses secara jelas, mendefinisikan proses utama stakeholder, menganalisa persyaratan proses, dan mendefinisikan langkah-langkah utama di dalam proses untuk memenuhi persyaratan stakeholder. Sebagai bagian dari research, benchmark dapat dilakukan dan mendefinisikan praktek terbaik yang akan dimasukan ke dalam desain proses baru tersebut. Penerapan proses baru tersebut didukung dengan Teknologi Informasi di Langkah 1. Proses baru/proses yang dikembangkan diuji coba, dievaluasi hasilnya, dan langkah-langkah prosesnya dimodifikasi sesuai kebutuhan untuk memenuhi implementasi yang lengkap, serta dilakukan monitoring untuk memastikan efektifitas. Didalam langkah 1 yang dimaksud, Penciptaan produk atau layanan selalu mengedepankan untuk penggunaan Teknologi yang terbaru seperti penerapan fitur advanced/automated order (smart order-eksekusi order nasabah secara otomatis system pada harga terbaik yang diinginkan oleh nasabah) pada sistem mobile,
  • 2. 57 pengembangan pada fitur/fasilitas pada sistem Institutional Trading, perluasan jaringan Fix Connectivity, migrasi office automation system menggunakan layanan Microsoft Office 365, sistem pembayaran secara online dan realtime, dan mulai melakukan proses pengadaan middleware. Pada Langkah 2, proses identifikasi dan pemilihan alat pengukuran hasil, identifikasi dan pemilihan alat pengukuran proses, identifikasi poin-poin yang akan mengkontrol proses, mengembangkan pengukuran, dan menentukan batas minimum kinerja yang dapat diterima, dan menentukan limit minimum atau limit maksimum untuk mengkontrol proses. Semua itu terangkum dalam MER (Memorandum Evaluasi Risiko). Setelah proses desain telah terpenuhi, kegiatan review kinerja atas proses yang dipilih. Pengukuran dilakukan dengan cara periodik. Pembaharuan proses hasil review didistribusikan dan dapat diakses di aplikasi EDMS dan Intradana Prosedur oleh semua pemilik proses dan kepala divisi masing-masing. 6.1.a.(2) Persyaratan Produk dan Proses Persyaratan Produk dan Proses telah melalui beberapa siklus perbaikan untuk meyesuaikan dengan dinamika kegiatan usaha, tuntutan dan harapan pelanggan serta pemangku kepentingan lainnya. Persyaratan-persyaratan utama mengalami perbaikan dengan adanya penyesuaian struktur organisasi, perubahan peraturan eksternal, masukan dari pelanggan, pemasok, mitra, dan kolaborator yang relevan. Proses kepemimpinan telah mengidentifikasi dan bertanggung jawab untuk merancang, mengelola, dan meningkatkan proses-proses kerja, menggabungkan masukan dari nasabah, supplier, dan rekanan. Proses-proses ini terjadi di dalam divisi-divisi yang ada pada perusahaan dan didistribusikan kepada nasabah melalui sistem cabang ataupun sistem pemasaran yang ada, dan online trading sehingga produk dan jasa yang diberikan kepada nasabah sesuai dengan persyaratan yang diminta. Penentuan prasyarat-prasyarat utama terjadi seiring dengan proses kerja di dalam sistem kerja (Tabel 2.1.4.3. Proses Utama) Persyaratan-persyaratan utama untuk Proses kerja utama tersebut adalah: • Tepat waktu • Akurat, ketepatan, dan kesesuaian • Efektifitas • Kualitas • Kewajaran • Biaya yang wajar • Efisiensi • Keamanan • Kerahasiaan 6.1.b.(1) Implementasi Proses Danareksa menerapkan dan mengelola proses kerja untuk memastikan persyaratan desain sudah terpenuhi dengan mengeksekusi langkah 3 dan 4 dari Bisnis Proses Model (Gambar 6.1 Pengelolaan Proses Bisnis). Pada Langkah 3, pemilik proses dan Compliance melakukan monitoring, serta Risk Management dan Internal Audit melakukan review kinerja proses, pelaksanaan analisa kinerja proses, dan mengawasi sesuai limit/paramater minimum/maksimum yang sudah ditentukan.
  • 3. 58 Pada Langkah 4, verifikasi kesesuaian pada prosedur, perbaikan masalah, identifikasi sebab dan menghilangkan proses yang dapat menyebabkan masalah pontensial, menentukan kinerja proses yang diterapkan, serta memverifikasi apakah proses dalam pengawasan dan hasil dapat diprediksi. Kinerja dan indikator pengukuran untuk proses utama dapat dilihat pada Tabel 2.1.4.3. Proses Utama. Input tenaga kerja digunakan untuk mengelola proses kerja agar selaras dan adanya keterkaitan strategi dan tujuan antara manager tingkat awal dengan tim. Manager atau tim kerja mengevaluasi kinerja mereka dengan melihat rencana kerja dan tindakan yang dilakukan beserta hasilnya sesuai yang tertulis pada KPI (kriteria Penilaian Individu). Data KPI tersebut didistribusikan ke tingkat high level, kinerja dengan action plan dapat dievaluasi/direview oleh berbagai tingkat. Masukan yang didapat dari proses nasabah, pemasok, partner, dan kolaborator digunakan untuk menentukan prasyarat dan menentukan pengukuran proses serta hasil proses (Langkah 3 dan 4), pengukuran proses yang spesifik digunakan oleh pemilik proses untuk mengevaluasi kinerja keseluruhan proses. Pengukuran kinerja proses berkorelasi/berujung pada dicapainya kualitas produk dan kinerja perusahaan dengan adanya Service Level Agreement (SLA). Masing-masing Divisi membuat Service Level Agreement untuk pengukuran kinerja Divisi. Pembuatan Service level Agreement Divisi dibuat berdasarkan Kebijakan Pembuatan SLA dari Divisi Support dan Operasional. SLA tersebut dimasukan ke dalam indikator pada CSI (Customer Satisfaction Index). Kinerja proses sesuai SLA akan menghasilkan produk dan kinerja yang berkualitas. Produk dan Kinerja dinilai dengan CSI (berkaitan dengan Kat.3.2.a.(1). Produk yang ditawarkan). 6.1.b.(2) Proses Pendukung Perusahaan menentukan proses-proses pendukung utama dengan melakukan kajian terhadap sistem kerja dan Kebijakan, SOP, serta Alur Proses Kerja. Proses pendukung ditentukan sesuai sistem kerja yang diinginkan (Tabel 2.1.4.2. Proses Kerja). Untuk memastikan bahwa proses pendukung sudah sesuai dengan persyaratan maka dilakukan verifikasi dan observasi. Hasil verifikasi dan observasi divalidasikan ke dalam pembuatan Pedoman/SOP/SK/RJPP/RKAP. Proses-proses pendukung utama Perusahaan antara lain: a. Pengelolaan SDM b. Pengelolaan IT c. Pengelolaan Sumber Keuangan d. Pengelolaan Fasilitas e. Pengelolaan Pengetahuan dan Perbaikan f. Pengelolaan ERM Analisa kelayakan dilakukan oleh Perusahaan berdasarkan strategi atau kebutuhan pasar untuk memastikan bahwa proses-proses pendukung yang sehari-hari dilakukan telah memenuhi persyaratan utama untuk mendukung bisnis perusahaan. Hasil analisa kelayakan dituangkan ke dalam MER (Memorandum Evaluasi Resiko). Evaluasi dilakukan untuk penyempurnaan proses pendukung. Proses disesuaikan dengan perkembangan regulator, pasar, kompetitor, dan nasabah. 6.1.b.(3).Perbaikan/Peningkatan Kualitas/Kinerja Produk dan Proses Perbaikan proses kerja dilakukan dengan evaluasi melalui audit internal, penerapan ISO dan audit ISO, audit oleh eksternal auditor, audit oleh regulator, serta monitoring oleh Compliance. Perbaikan proses kerja dilakukan guna meningkatkan produk dan kinerja serta mengurangi variabilitas. Metode peningkatan proses seiring dengan sistem Peningkatan Kinerja (P.2.c. Sistem Peningkatan Kinerja). Perusahaan melakukan perbaikan dengan terobosan dan pengembangan yang berkelanjutan (Gambar 6.4 Proses Evaluasi dan Perbaikan). Perusahaan meningkatkan proses kerja untuk mencapai kinerja yang lebih baik, mengurangi variabilitas, dan meningkatkan kualitas produk dengan menerapkan standard ISO 9001/2008,
  • 4. 59 mengelola Manajemen Risiko Perusahaan, melakukan benchmark dan memenuhi perkembangan pasar dengan didukung teknologi informasi yang memadai. Untuk mengurangi variabilitas yang dapat menghambat dalam peningkatan pengembangan proses maka perusahaan telah mengembangkan dan menerapkan beberapa Teknologi Informasi pendukung, diantaranya : 1. Sistem pembayaran BCA Klikpay dan Mandiri Clickpay dalam rangka memberikan kemudahan dan kecepatan pelayanan kepada nasabah. 2. Migrasi Office Automation System menggunakan layanan Microsoft Office 365, berdampak pada efisiensi biaya infrastruktur dan operasional IT, sedangkan dari sisi user, mendapatkan fasilitas dengan memanfaatkan fitur-fitur kolaborasi (Chat, video conference, online meeting, dll) 3. Sistem S-Invest KSEI (Sistem Investasi Terpadu) yang mengintegrasikan seluruh instruksi dan transaksi (order routing) baik dari agen penjual, Kustodian, dan Manajemen Investasi dengan KSEI. 4. Integrasi seluruh sistem dan sub sistem yang ada di Danareksa Group serta dengan pihak eksternal yang bekerja sama dengan Danareksa menggunakan teknologi Middleware yang berbasis Service Oriented Architecture (SOA). 5. Data Warehouse dan Business Intelligence untuk mengkonsolidasi data dan informasi dari seluruh proses bisnis pada Danareksa Group maupun diluar Danareksa. Dimana data dan informasi tersebut dapat digunakan untuk monitoring dan analisis terhadap kinerja serta strategi bisnis Danareksa, 6. Tools Financial Planner (FinPlan) di website reksadana online yang membantu pelanggan untuk merencanakan masa depan keuangannya. 7. Integrasi seluruh proses bisnis dan operasional Brokerage dan Kustodian dengan mengimplementasikan Integrated Backoffice System (S21Plus). 8. Fitur advanced/automated order pada sistem Mobile Trading Danareksa. Fitur ini sangat memudahkan nasabah dalam melakukan eksekusi order secara otomatis untuk mendapatkan hasil terbaik sesuai keinginan nasabah. 6.2 Efektivitas Operasional 6.2. a. Pengendalian Biaya Sesuai dengan Aspirasi Pemegang Saham, pengendalian biaya menjadi salah satu ukuran yang harus diperhatikan dalam penyusunan anggaran maupun realuisasinya. Danareksa mengendalikan biaya secara keseluruhan berdasarkan sistem kerja dengan menentukan syarat utama proses (Tabel 2.1.4.3. Proses Utama), mengacu pada Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), dan menetapkan matrix limit untuk setiap pengeluaran biaya yang tertulis pada SOP/Kebijakan/Surat Keputusan yang berlaku. Pengendalian biaya terpusat di Unit Cost Center dan Budget Control. Setiap pengeluaran biaya dari suatu Divisi dan/atau unit kerja harus berdasarkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) yang telah mendapat persetujuan dari Dewan Komisaris/pemegang saham. Setiap Divisi mengajukan biaya dengan format Formulir RKAP yang sudah dibagikan oleh Cost Center. Cost Center akan merekap pengajuan biaya yang ada, kemudian diserahkan kepada Budget Control untuk dikompilasi menjadi anggaran yang akan digunakan sebagai bahan RKAP. Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan yang sudah terkompilasi ini yang akan diajukan untuk mendapatkan persetujuan dari Dewan Komisaris/Pemegang Saham setelah dilakukan penelaahan dan pembahasan yang melibatkan seluruh unit, baik bisnis maupun pendukung dengan Direksi Induk Perusahaan. Perusahaan mencegah cacat produksi (defect), kesalahan layanan, dan pengerjaan ulang dengan mengacu dan berpedoman pada syarat-syarat utama dalam penerapan proses
  • 5. 60 kerja yang sudah ditetapkan, peraturan- peraturan yang berlaku, dan kompetensi inti perusahaan dan pengawasan oleh atasan di tiap-tiap proses kerja. Biaya kompensasi/garansi atau biaya kerugian produktivitas yang timbul diminimalisasi dengan adanya negosiasi antara cost center dengan pihak ketiga yang berkaitan berdasarkan SLA yang ada. Kasus cacat produksi/ layanan yang terjadi di Danareksa misalnya berkaitan dengan penyediaan layanan transaksi brokerage, baik secara offline maupun online dalam bentuk kesalahan menyampaikan pesanan nasabah atau pesanan tidak dapat disampaikan karena kendala teknis. Danareksa berusaha meminimalkan perselisihan dengan nasabah untuk permasalahan ini dengan secara disiplin merekam order nasabah dan mencatat permasalahan teknis yang terjadi dan segera memberikan penjelasan atau solusi kepada nasabah untuk menghindari risiko reputasi dan tetap menjaga pemenuhan tuntutan dan harapan Nasabah. Untuk kasus-kasus terkait penafsiran kontrak, mitigasi dilakukan dengan meminta pendapat dari konsultan hukum independen agar tidak terjadi salah interpretasi mengenai hak-dan kewajiban yang diperjanjikan oleh para pihak Perusahaan meminimalkan biaya inspeksi, pengujian, dan audit proses maupun audit kinerja yang relevan dengan pembanding biaya- biaya tahun sebelumnya, benchmarking, dan negosiasi. Perusahaan menyeimbangkan antara kebutuhan pengendalian biaya dengan kebutuhan pelanggan dengan RKAP Indikator Kriteria Individu. Indikator Actual vs Budget dimasukan sebagai indicator untuk KPI tahunan. 6.2. b. Pengelolaan Rantai Pasokan Pengelolaan rantai pasokan dilakukan melalui koordinasi antara Tim Pengadaan Barang dan Jasa dengan unit-unit yang memperoleh pasokan, mulai dari penetapan syarat dan ketentuan untuk pemilihan pemasok sampai ke proses pengadaan yang spesifik. Pengadaan Barang dan Jasa berpedoman pada Kebijakan Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa. Pengadaan barang dan/atau jasa dapat dalam bentuk kepemilikan atau sewa. Khusus untuk pengadaan barang dan jasa dalam bentuk sewa, perusahaan menunjuk grup perusahaan yaitu Kopedana dan PT Reksasentosa Dinamika. Pengadaan barang dan/atau jasa berawal dari kebutuhan Divisi (user/cost center) di lingkungan Perusahaan. Permintaan tersebut harus sudah mendapatkan persetujuan dari Kepala Divisi sebelum diteruskan kepada Cost Center. Permintaan tersebut akan dicek oleh Cost Center berkaitan dengan sisa saldo anggaran. Cost Center akan memberikan disposisi beserta penyertaan dalam memo pengajuan barang dan/atau jasa tersebut. Memo pengajuan akan dimintakan persetujuan dari pejabat yang berwenang sesuai dengan Wewenang Limit Persetujuan Biaya PT Danareksa dan Anak Perusahaan. Setelah mendapatkan persetujuan, Divisi PPR akan menentukan metode dan proses pengadaan berdasarkan nilai pengadaan serta membentuk tim pengadaan/panitia. Metode pengadaan terdiri dari pembelian langsung, penunjukan langsung, pemilihan langsung, penawaran terbatas, atau penawaran umum. Divisi PPR akan melakukan proses pengadaan dan Unit Kerja Legal Perusahaan menyiapkan SPK, Perjanjian Kerja Sama, atau Kontrak Kerja. Cost Center dan PPR melakukan fungsi pengawasan untuk memastikan Penyedia Barang/jasa memenuhi kontrak. Pada akhir kontrak dan penyelesaian pekerjaan, Cost Center dan PPR melakukan review barang dan/atau jasa sesuai perjanjian dan evaluasi kinerja Penyedia Barang dan/atau jasa. Pembayaran dapat diproses oleh Cost Center berdasarkan hasil review disertai dokumen pendukung yang dipersyaratkan. Cost Center akan menerbitkan Permintaan Barang Jasa (PBJ) dan Nota Permintaan Pembayaran (NPP). PBJ dan NPP akan diserahkan kepada Unit Kerja Budget Control untuk proses pembayaran. Metode pengadaan barang dan/atau jasa bisa dilakukan dengan cara pembelian langsung, penunjukan langsung, pemilihan langsung, penawaran terbatas, atau penawaran umum.
  • 6. 61 Perusahaan menentukan standard kriteria dan prasyarat yang harus dipenuhi dalam memilih penyedia barang dan/atau jasa agar sesuai persyaratan dan diberdayakan untuk meningkatkan kinerja perusahaan serta kepuasan pelanggan. Dalam pengadaan barang dan/atau jasa terdapat 3 metode dalam mengevaluasi penawaran yang diberikan oleh penyedia barang dan/atau jasa, yaitu metode Quality and Cost Based Selection, Quality Based Selection, dan Cost Based Selection. Kinerja pemasok dievaluasi setelah barang dan/atau jasa sudah diterima atau sudah selesai pelaksanaannya dan sebelum dilakukan pembayaran. Cost Center dan PPR melakukan review barang dan/atau jasa apakah sudah sesuai perjanjian dan mengevaluasi kinerja dari pemasok. Tim PPR akan melakukan diskusi untuk evaluasi dan mengumpulkan masukan- masukan saran dan kritik dari user yang melakukan permintaan barang dan/atau jasa tersebut. Proses pengelolaan pemasok mengusahakan agar pemasok yang terpilih mampu berkinerja dengan baik, pemasok yang terpilih dan dalam prosesnya berkinerja buruk akan diberi masukan untuk meningkatkan kinerjanya. Di dalam perjanjian terdapat SLA dan prasyarat yang menjaga agar pemasok yang berkinerja buruk tidak merugikan perusahaan dalam pelaksanaanya. 6.2. c. Keselamatan dan Kesiapan Menghadapi Keadaan Darurat 6.2.c.(1). Keselamatan Perusahaan menyediakan lingkungan operasi yang aman dengan membuat Kebijakan Keamanan dan Keselamatan. Kebijakan tersebut disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah dan Kebijakan Internal. Perusahaan menerapkan apa yang tertuang pada Kebijakan Keamanan dan Keselamatan demi terciptanya lingkungan operasi yang aman. Sistem keamanan mencakup pencegahan kecelakaan, inspeksi, analisis akar-masalah dari kegagalan, dan pemulihannya dengan menyesuaikan criteria-kriteria yang ada pada peraturan internal maupun eksternal. 6.2.c.(2). Kesiapan Menghadapi Keadaan Darurat Perusahaan memiliki Business Continuity Plan (BCP) yang mengatur langkah-langkah apabila keadaan darurat/bencana terjadi, penentuan tim operasi di saat krisis dan pemulihan krisis, tim tanggap darurat, tim pemulihan krisis, tim kepatuhan saat krisis, petugas yang ditetapkan untuk memimpin proses evakuasi di setiap lantai,dan petugas yang mengumumkan informasi ke penghuni gedung. BCP juga mengatur tata cara pemulihan operasional (Gambar 6.2 Prosedur Pemulihan Operasional ke BCP Office), tata cara pemulihan infrastruktur yang rusak akibat bencana(Gambar 6.3 Prosedur Pemulihan Infrastruktur), dan tata cara penyampaian informasi kepada eksternal bahwa Perusahaan terkena bencana atau dalam keadaan darurat. 6.2.d. Pengelolaan Inovasi Pengelolaan inovasi perusahaan dengan melakukan penilaian terhadap kondisi yang ada dengan melakukan review atas kondisi yang sedang berjalan. Analisa tren dilakukan dengan mengacu pada publikasi riset yang dilakukan oleh lembaga/organisasi dunia untuk mengamati tren teknologi dan bisnis yang dijadikan inovasi. Hasil peninjauan tersebut diformulasikan ke bentuk strategi dengan melihat kebutuhan dan prioritas perusahaan. Penyusunan roadmap dan melakukan analisa kesenjangan serta prioritas dari hasil perbandingan kondisi saat ini versus inovasi yang diharapkan membuat Perusahaan dapat mengelola inovasi sesuai kebutuhan (Gambar 6.5 Metodologi Garis Besar). Didalam pelaksanaan pembentukan produk dan layanan perusahaan selalu mengacu kepada Inovasi dan Risk Appetite sesuai dengan gambar P.1.2. Produk Layanan VS Pelanggan. Perusahaan membuat Sumber Daya Keuangan dan lainnya tersedia untuk mengejar peluang dengan pembuatan program kerja di mana program kerja tersebut menjadi pedoman pelaksanaan target-target yang telah ditetapkan pada RJPP. Program kerja yang dibuat terdiri dari perolehan sumber daya yang diperlukan,
  • 7. 62 pengalokasian sumber daya, dan program tenaga kerja. Pengalokasian sumber daya tersebut direalisasikan dengan mengacu pada RKAP tiap tahun (Gambar 2.1.1 Proses Perencanaan Strategis). Apabila suatu kondisi terjadi perubahan materiil yang bersumber pada kondisi eksternal dan perubahan strategi dan kebijakan internal, kemudian perubahan ini diusulkan kepada Manajemen atau diusulkan oleh Pemegang Saham. Apabila berdampak pada perubahan RJPP, maka dilakukan prosedur perubahan RJPP sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Inovasi dipahami sebagai prasyarat untuk dapat menjaga kesinambungan dan memperoleh keunggulan. Inovasi yang dilakukan di dalam Perusahaan mencakup inovasi produk dan juga proses kerja. Inovasi produk ditujukan untuk memenuhi kebutuhan nasabah yang seiring dinamika perkembangan beragam aspek kehidupan juga mengalami perkembangan. Inovasi produk hanya dapat dilakukan bila ditopang dengan infrastruktur yang dapat mengimbangi dan mendukung terjadinya proses inovasi. Infrastruktur utama seperti TI telah disusun dan dikembangkan dengan mengacu kepada arsitektur dan blue print yang berorientasi ke kebutuhan di masa depan. Selain itu, seiring dengan perkembangn mashab tata kelola yang tercermin dari dinamika regulasi, maka struktur dan proses organisasi juga disiapkan untuk dapat mendukung dan kondusif untuk proses inovasi. Kompetensi One Stop Solution yang didukung dengan mekanisme interaksi yang cair antar entitas dalam grup, baik secara formal (melalui BOD meeting) maupun informal yang memudahkan terjadinya proses inovasi yang mendukung pemenuhan kebutuhan nasabah. Proses perencanaan jangka panjang yang dilakukan dengan mempertimbangkan beragam variabel eksternal dan internal, merupakan mekanisme untuk memperkuat dukiungan terhadap inovasi, karena dalam proses ini diambil atau ditetapkan langkah-langkah strategis dengan konsekuensi keuangan yang signifikan, termasuk didalamnya mengantisipasi capital Expenditures untuk pengadaan sarana dan prasarana atau rencana akuisisi yang akan dilakukan. Rencana pengalokasian sumber daya tersebut direalisasikan dengan mengacu pada proses perencanan jangka panjang dan jangka panjang tiap tahun (Gambar 2.1.1 Proses Perencanaan Strategis). Suatu program yang ditetapkan untuk masuk sebagai bagian dari rencana jangka panjang yang bersifat strategis, dilakukan berdasarkan kajian awal yang memadai yang mencakup aspek finansial maupun non finansial dan dampak sinergi dengan kepentingan grup secara keseluruhan untuk menetapkan bahwa program tersebut memang layak ditetapkan sebagai bagian dari target untuk rencana jangka panjang. Kajian yang dilakukan juga mencakup identifikasi pemenuhan dan kecukupan sumber daya keuangan dan non keuangan yang diperlukan untuk merealisasi rencana strategis tersebut.
  • 8. 63 Kajian secara berkala dilakukan, baik terhadap produk yang sudah diluncurkan atau rencana strategis yang ada. Acuan untuk melakukan kajian utamanya adalah asas manfaat dan biaya serta kepentingan strategis dari produk atau rencana strategis yang ditelaah. Dengan demikian sumber daya yang dialokasikan atau direncanakan untuk dialokasikan pada produk yang sedang berjalan atau rencana strategis yang akn dilakukan dapat direalokasi ke prioritas lainnya.