Dokumen tersebut membahas tentang pengembangan dan penataan ruang kepariwisataan. Beberapa poin penting yang diangkat antara lain konsep zonasi dan peletakan zona dalam pengembangan kawasan wisata, serta sistem pusat-pusat dan koridor sirkulasi dalam satuan ruang wilayah pariwisata.
3. Konsep Ruang dan Pengembangan Kepariwisataan
Manusia dapat bergerak dari suatu tempat ke tempat yang lain karena adanya
dorongan serta keinginan untuk mengetahui sesuatu ataupula ada sesuatu yang
dirasakan membosankan/tidak menyenangkan sehingga mengarahkan
perhatiannya untuk mememperoleh sesuatu yang dinginkannya. Oleh karena itu
perencanaan kawasan wisata didasarkan pada konsep ruang dan sirkulasi serta
tapak yang ideal dapat memberikan kenyamanan dan kesenangan bagi
pengunjung untuk merasakan sesuatu yang ingin diperolehnnya.
3
4. Komponen Daerah Tujuan Wisata
Komponen daerah tujuan wisata yang saling mendukung (Cooper et. al.,
1993), yang meliputi:
1. Attractions, atau dayatarik wisata, yang secara umum dapat dipilah
dalam dayatarik alam, dayatarik budaya, dan dayatarik buatan
2. Amenities, atau fasilitas dan layanan pendukung wisata, yang antara
lain meliputi akomodasi dan jasa boga, serta aneka jasa lain,
termasuk retail dan jasa rekreasional lainnya
3. Access, atau pencapaian, baik menuju ke, maupun, di dalam daerah
tujuan
4. Ancillary services, yang meliputi kegiatan pemasaran,
pengembangan, serta koordinasi
4
7. Pertimbangan Pengembangan Kawasan Pariwisata
1. Jarak atau rute yang praktis di mana semua objek dan elemen sepanjang rute
terfasilitasi dan tergambarkan. Ruang sebagai tempat pergerakan manusia hendaknya
menunjukkan keharmonisan dan terintegrasi antara satu dengan yang lainnya.
2. Kondisi lingkungan merupakan objek dalam pergerakan harus sesuai dengan
persepsi pengunjung. Kawasan wisata bahari yang dibuat bukan hanya
mempertimbangkan objek dengan ruang saja tetapi juga objek dengan pengunjung.
3. Rangkaian unsur–unsur dalam ruang harus tertata dengan baik dan dalam suatu
rangkaian yang dapat diintepretasikan oleh pengunjung. Kaitannya dengan tapak
yang ideal dari suatu kawasan wisata bahari maka fungsi suatu tapak harus serasi
dengan kondisi dari tapak itu sendiri. Ada 3 aspek utama yang harus diperhatikan
dalam perencanaan tapak wisata bahari yaitu :
a. Keterpaduan rencana dan desain; aspek ini mencakup profesionalisme dalam pengembangan
kawasan pemilik, pengembang, bank, industri, partisipasi masyarakat dan sebagainya.
b. Kriteria desain yang digunakan mencakup criteria fungsional, keterpaduan dengan
perencanaan lannya, pengalaman pengunjung, otentik, kepuasan, estetika
c. Sustainability dari tapak; aspek ini mencakup eco desaign ethics, tempat–tempat kultural,
proteksi sumberdaya alam, peraturan pemerintah dan sebagainya.
7
8. Pertimbangkan Keseimbangan dalam Perencanaan
1. Pelestarian, yang harus dilakukan terhadap berbagai sumberdaya budaya
dan alam (cultural and natural resources), terutama yang tidak tergantikan
dan tidak terbalikkan (irreversible). Hal ini bukan hanya meliputi kawasan
inti di wilayah perencanaan, melainkan juga karakter alam pedesaan serta
sungai, bukit, dan pepohonan di wilayah perencanaan.
2. Pemanfaatan dan optimalisasi, yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
dayaguna berbagai asset yang masih belum termanfaatkan secara optimal.
Hal ini meliputi banyaknya objek dayatarik yang memiliki potensi namun
belum banyak dikunjungi, fasilitas pendukung yang masih belum
termanfaatkan secara optimal, serta kegiatan yang belum dapat
dimanfaatkan sebagai dayatarik bagi kawasan ini.
3. Pembangunan dan eksploitasi, yang dapat dilakukan terhadap bagian-
bagian kawasan untuk memperoleh keuntungan, baik dari sisi sosial-
budaya-kemasyarakatan, maupun dari sisi ekonomi-finansial. Aspek terakhir
ini juga digunakan untuk melakukan subsidi terhadap tindakan pelestarian
dan optimalisasi. 8
10. Perencanaan Tata Ruang Wilayah Perencanaan
10
Visi
•Apa visi wilayah perencanaan ?
•Apa yang perlu dilestarikan ?
•Apa yang perlu dikembangkan ?
•Apa yang perlu dimanfaatkan ?
Fungsi
•Fungsi-fungsi apa yang perlu diwadahi di Wilayah perencanaan sesuai dengan visi ?
•Jenis apa ?
•Skala berapa ?
•Karakter bagaimana ?
Ruang
•Ruang-ruang seperti apa yang diperlukan untuk mewadahi fungsi ?
•Seberapa besar ?
•Lokasi dimana ?
•Karakter bagaimana ?
Infrastruktur
•Infrastruktur seperti apa yang diperlukan untuk melayani fungsi ?
•Infrastruktur apa ?
•Lokasi dimana ?
•Jenis dan karakter bagaimana ?
Manajemen
•Manajemen seperti apa yang diperlukan untuk mengatur fungsi, ruang, dan infrastruktur di Wilayah perencanaan ?
•Lembaga pemerintah-swasta-masy. Apa ?
•Pembiayaan berapa dan dari mana ?
•Bagaimana mekanisme dan kontrol ?
12. Kriteria dan Destinasi Pariwisata Unggulan
Peraturan Menteri Kebudayaan dan Pariwisata No.
37/UM.001/MKP/07 tentang Kriteria dan Penetapan Destinasi
Pariwisata Unggulan menguraikan sebagai berikut :
1. Ketersediaan sumber daya dan daya tarik wisata;
2. Fasilitas pariwisata dan fasilitas umum;
3. Aksesebilitas;
4. Kesiapan dan Keterlibatan masyarakat;
5. Potensi pasar; dan
6. Posisi strategis pariwisata dalam pembangunan daerah.
12
14. Konsep Zonasi Perencanaan Kawasan Pariwisata
1. Tripartite Concept
a. Core Zone atau Main Zone, merupakan zona inti atau atraksi sebuah kawasan
pariwisata yang harus tetap terjaga dan memberi khas atau tema kawasan
pariwisata tersebut. Building Rationya antara 10%-20% dari luas keseluruhan.
b. Buffer zone, merupakan zona penyangga berupa are natural yang berbentuk
lanskap yang berfungsi sebagai penyangga atau penyeimbang untuk aktifitas
maupun fasilitas yang ada dikawasan tersebut. Building Rationya antara 60%-80%
dari luas keseluruhan.
c. Service Zone atau Public Zone, merupakan zona pelayanan yang biasanya
digunakan untuk pengembangan fasilitas dan pelayanan untuk dikomersilkan.
Building Rationya 20% dari luas keseluruhan
2. Concept of Honey Pot
Konsep ini merupakan salah satu aplikasi dari Clustering Concept yang mengkonsentrasikan
fasilitas, prasarana, dan aktifitas pengunjung pada suatu area. konsep ini diterapkan pada daerah
yang memiliki tingkat kepadatan yang tinggi baik penduduk, aktivitas, maupun bangunan dan
lokasinya berdekatan dengan pusat aksesibilitas.
14
15. Konsep Perancangan Tapak (Site) Pariwisata
1. Tapak (site) pariwisata adalah satuan ruang terkecil
tempat berlokasinya obyek, atraksi, prasarana dan
sarana penunjang pariwisata.
2. Tapak pariwisata dapat mewakili fungsi nucleus yang
merepresentasikan kompleks atau cluster obyek, atraksi,
atau prasarana pariwisata.
15
16. Pertimbangan Perancangan Tapak (Site) Pariwisata
Pertimbangan perancangan tapak meliputi :
1. Jenis dan fungsi masing-masing kompleks atau cluster
2. Ketersediaan dan kebutuhan ruang bagi pengembangan kompleks atau cluster
3. Penggunaan lahan disesuaikan dengan rencana tata ruang, alokasi ruang untuk kegiatan perikanan, pertanian, perkebunan,
permukiman, dan sebagainya
4. Kondisi morfologi dan kelerengan (slope) disesuaikan dengan kebutuhan fungsional dan kriteria kesesuaian suatu kompleks
atau cluster
5. Kestabilan lereng terhadap kemungkinan longsoran dan erosi
6. Kondisi geologi terkait dengan bencana geologi, amblesan (landsubsidence), perosokan (settlement), kemungkinan sumber
air bersih, dan keberadaan akuifer dan pencemaran airtanah
7. Kondisi hidrologi terkait dengan aliran sungai, rawa-rawa, kemungkinan terjadinya banjir dan genangan, kepentingan
penyediaan air bersih, dan kepentingan perencanaan drainase
8. Kondisi hidrooseanografi terkait dengan batimetri, pasang-surut, arah dan kecepatan arus, dan gelombang bagi perencanaan
prasarana dermaga dan pendaratan kapal dan perahu serta keamanan bagi wisata bahari
9. Kualitas perairan meliputi kualitas air sungai dan laut secara fisik, kimiawi, dan biologis
10. Kualitas biota akuatik dalam perairan laut sebagai obyek wisata bahari
11. Landsekap dan estetika untuk mendukung aktivitas wisata dan akomodasi wisata, termasuk penyediaan ruang terbuka hijau
12. Keberadaan spesies langka dan dilindungi serta obyek sejarah dan budaya yang dilindungi (cultural heritage)
13. Dukungan masyarakat sebagai unsur destinasi pariwisata menurut kondisi sosio-ekonomi dan sosio -budaya
14. Ketersediaan dan potensi kelistrikan dan telekomunikasi
15. Ketersediaan lahan bagi evakuasi, termasuk akses menuju lokasi evakuasi
16. Aksesibilitas terhadap pasokan dan logisitik barang dan jasa selama konstruksi dan masa operasional kompleks atau cluster
wisata
16
17. Peletakan Zonasi
1. Zona Inti
Lokasi dimana atraksi atau daya tarik utama wisata berada. Aktivitas
utama berwisata didaerah ini harus dilengkapi dengan fasilitas
utama.
2. Zona Penyangga (Buffer Zone)
Merupakan daerah antara atau buffer antara dua kegiatan yang
berbeda, yaiyu aktivitas utama dan fasilitas pendukung. Fungsi
utama daerah ini adalah menjaga citra ODTW dan kenyamanan
pengunjung.
3. Zona Pelayanan
Suatu area dimana seluruh aktivitas dan fasilitas pendukung
ditempatkan.
17
19. Peletakan Zonasi
19
Zona Pelayanan
Buffer Zone
Zona Inti
Suatu area di mana seluruh aktifitas dan
fasilitas pendukung ditempatkan atau
dikelompokkan, termasuk pusat jaringan
infrastruktur dasar, fasilitas akses, pelayanan
pengunjung dan pengelola
Di mana atraksi/daya tarik utama berada.
Aktifitas utama berwisata di area ini harus
dilengkapi dengan fasilitas wisata utama.
Suatu area yang memisahkan daya tarik
utama dengan kelompok-kelompok aktifitas
dan fasilitas pendukung.
Beberapa fasilitas dasar dapat tersedia di
area ini.
Fungsi utama : memisahkan aktifitas yang
ada di antara jedua zona lainnya yang tidak
sepadan dengan citra daya tarik wisata dan
kenyamanan pengunjung.
20. Zona Wisata
Pengembangan kawasan wisata alam harus mengikuti
prinsip-prinsip pengembangan dan perencanaan
pemanfatan kawasan terdiri dari subsistem tata ruang atau
pendaerahan (zoning). Penzoningan tersebut digambarkan
dalam 4 (empat) zona (Lawson dan Bovy, 1977).
22. Konsep Struktur Ruang
22
Keterangan :
Kota Pusat Pelayanan Pariwisata Provinsi (Kendari)
Kota Pusat Pelayanan Pariwisata Sub-Wilayah(WPP)
Kota Pusat Pelayanan Pariwisata Kawasan Pengembanga
Pariwisata (KPP)
ODTW Alam Jalur Wisata Provinsi
ODTW Budaya Jalur Wisata Lokal
ODTW Minat Khusus
Batas WilayahPengembangan Pariwisata (WPP)
Batas Kawasan PengembangaPariwisata (KPP)
23. Satuan Ruang Wilayah Pariwisata
dan Unsur Pembentuknya
1. Satuan ruang pariwisata pada hakekatnya akan bersifat hirarkis dan
bergradasi menurut luasan, ketersediaan akses, dan kompleksitas unsur
pembentuknya. Konsep satuan ruang pariwisata meliputi :
a. Ruang wilayah atau region;
b. Ruang destinasi; dan
c. Lokasi atau tapak (site) pariwisata.
2. Satuan region atau wilayah pariwisata merupakan skala pembagi ruang
destinasi wisata nasional, lebih luas dari suatu provinsi dan dapat
mencakup beberapa provinsi. Pada satuan ruang tersebut, kepentingan
pengelolaan pariwisata cenderung berada pada level kebijakan
dibandingkan kegiatan pengembangan lahan (land development).
3. Satuan wilayah atau region terbentuk melalui unsur-unsur :
a. Satu atau lebih destinasi pariwisata,
b. Satu atau lebih gerbang primer (entry),
c. Akses penghubung gerbang ke destinasi oleh prasarana transportasi, dan
d. Prasarana pendukung dan jasa wisata lainnya.
23
25. Sistem Pusat-Pusat dan Koridor Sirkulasi Dalam
Satuan Ruang Wilayah (Region) Pariwisat
1. Satuan wilayah atau region pariwisata dapat melingkupi
satu atau beberapa kota besar, menengah, dan kecil
serta hinterland yang melayani satu atau lebih destinasi
pariwisata yang terhubungkan oleh prasarana
transportasi dengan delineasi tidak terbatas dalam satu
satuan administratif.
2. Gerbang primer yang umumnya diwakili oleh kota utama
atau kota besar lainnya secara fungsional didukung oleh
gerbang sekunder dan berbagai moda transportasi.
25
26. Sistem Pusat-Pusat dan Koridor Sirkulasi Dalam
Satuan Ruang Wilayah (Region) Pariwisata
26
Small
Town
Rural Area
Secondary Destination Zona Primary Destination Zona
Medium or
Large City
Circulation
Corridor
27. Satuan Ruang Zona Destinasi
1. Dalam konteks Nasional, satuan ruang wilayah membagi wilayah kepariwisataan Nasional
dalam beberapa satuan ruang yang terdiri dari satu atau lebih wilayah Provinsi atau dalam
kebijakan pengembangan pariwisata Nasional relevan dengan DPN sebagaimana
dimaksudkan oleh perwilayahan pariwisata. Dalam kebijakan nasional tersebut persyaratan
pembentukan DPN adalah adanya daya tarik wisata yang bersifat unggulan; gerbang
internasional sebagai akses primer; kota-kota sebagai gerbang sekunder; akses antara
gerbang primer dan sekunder; serta adanya lingkungan fisik, sosial, dan ekonomi yang
mendukung kegiatan pariwisata.
2. Satuan destinasi pariwisata dimaksudkan sebagai bagian dari suatu satuan wilayah
pariwisata yang mencakup satu atau lebih obyek dan atraksi wisata; dilengkapi prasarana
dan sarana penunjang, kelompok masyarakat, dan lingkungan pendukung pariwisata. Pada
satuan ruang tersebut, dibutuhkan peran berbagai pemangku kepentingan pariwisata,
seperti pengembang, perencana, pelaku usaha wisata, dan Pemerintah Daerah dalam
perencanaan dan pengelolaan pariwisata.
3. Satuan ruang destinasi pariwisata yang direpresentasikan oleh keberadaan obyek dan
atraksi wisata dalam suatu cluster atau lebih; akses atau koridor sirkulasi utama yang
diwakili oleh prasarana transportasi; komunitas yang menyelenggarakan jasa, pelayanan,
sarana, dan atraksi wisata; serta adanya linkages yang menghubungkan seluruh fungsi
yang ada. 27
28. Skema Satuan Ruang Zona Destinasi
COMMUNITY
DESTINATION ZONE
ACCESS
ATTRACTION COMPLEX
Limit of community influence Service
facilities, products, atraction
s.
Group of things to see and
do based upon research-
design.
Gateway :
direction, information, impre
ssion.
Circulation
corridor.
Withheld fromm
travel
tourism, recrestion
development.
SECTION
CIRCULATION GATEWAY COMMUNITY LINKAGE ATTRACTION
LINKAGE
28
29. Konfigurasi Fungsional Zona Destinasi
Gunn et al (2002) menjelaskan lebih lanjut bahwasanya satuan destinasi
pariwisata sebagai satuan geografis merupakan konfigurasi dari :
1. Nucleus yang mengakomodasikan seluruh fitur atraksi wisata alam
dan binaan utama yang menjadi tujuan dan kepentingan wisatawan;
2. Inviolate Belt yang merupakan suatu area atau kawasan yang
berfungsi sebagai penyangga bagi nucleus agar daya tarik
estetikanya tidak menurun oleh invasi pembangunan non-pariwisata
serta berfungsi menghadirkan pengenalan obyek wisata secara lebih
tepat melalui penggunaan lahan dan estetikanya; serta zone of
closure yang merupakan kawasan terluar dimana terdapat prasarana
akses dan komunitas yang menyelenggarakan fungsi pelayanan dan
jasa wisata.
30. Konfigurasi Fungsional Zona Destinasi
INVIOLATE BELT
NUCLEUS
ZONE OF CLOSURE
THE PRINCIPAL
ATTRACTION FORCE
ESSENTIAL SETTING
OUTER AREA OF INFLUENCE
(MUST INCLUDE A SERVICE CENTER
OR A COMMUNITY)
30
31. Satuan Tapak atau Lokasi (Site) Pariwisata
1. Satuan tapak atau lokasi (site) pariwisata merupakan satuan ruang destinasi wisata
terkecil dimana obyek dan atraksi wisata berlokasi.
2. Satuan tapak atau lokasi dapat mewakili fungsi nucleus. Pada skala ini bekerja faktor-
faktor fisik, ekologis, sosio-ekonomi, dan sosio-budaya secara intensif yang
merupakan interaksi lingkungan binaan dengan lingkungan alam. Dalam konteks
tersebut, maka kepentingan satuan tapak atau lokasi adalah berfungsinya
sumberdaya setempat sebagai potensi obyek dan atraksi wisata.
3. Daya tarik wisata adalah :
a. Segala sesuatu yang dapat menarik pengunjung untuk datang berwisata ke suatu tempat
tertentu
b. Segala sumberdaya permanen yang telah ditentukan dan dikendalikan dan yang dikelola untuk
dinikmati, disenangi, menjadi tempat hiburan atau pendidikan bagi pengunjung umum
Secara luas hal ini diwakili oleh keindahan dan kekayaan alam; kondisi klimatologi;
lansekap; vegetasi; badan air permukaan; kehidupan satwa liar; biota akuatik;
peninggalan sejarah, budaya, dan agama; kehidupan tradisional; fasilitas hiburan,
sosial, dan budaya; produk kemajuan teknologi; atraksi spesifik yang
diselenggarakan secara periodik; dan sebagainya.
31
33. Posisi Geografis Destinasi Pariwisata
1. Posisi geografis destinasi pariwisata menjelaskan mengenai
hubungan antara segmen pasar dan destinasi pariwisata menurut
fungsi jarak, waktu, dan kemudahan akses.
2. Sebagaimana telah dijelaskan dalam konsep keruangan, maka
fungsi-fungsi tersebut diwakili oleh prasarana dan sarana
transportasi menuju dan dari gerbang primer (entry); sistem
penanganan (handling) wisatawan menuju destinasi; obyek dan
atraksi wisata yang ditawarkan dalam suatu cluster atau lebih;
koridor sirkulasi utama di dalam destinasi yang menghubungkan
antara obyek dan atraksi wisata dengan prasarana dan sarana
penunjang wisata; komunitas yang menyelenggarakan jasa,
pelayanan, sarana, dan atraksi wisata.
33
35. Pola Konfigurasi Spasial Destinasi Pariwisata
Pola keruangan destinasi pariwisata diwakili oleh 5 (lima) konfigurasi
yang perlu dipertimbangkan dalam perencanaan destinasi pariwisata,
yaitu :
1. Single destination, dimana sebagian besar kegiatan wisata berada
dalam satu destinasi
2. En route, dimana beberapa destinasi dapat dikunjungi dalam
perjalanan ke destinasi utama
3. Base camp, dimana destinasi yang lain dapat dikunjungi sewaktu
berada dalam destinasi utama
4. Regional tour, dimana beberapa destinasi dapat dikunjungi ketika
berada dalam sebuah wilayah target
5. Trip chaining, merupakan tur perjalanan keliling yang dapat
melingkupi beberapa destinasi
35
36. Pola Konfigurasi Spasial Destinasi Pariwisata
5. Trip Chaining1. Single Destination
4. Regional Tour
3. Base Camp
2. En Route
ORIGIN
36
37. Unsur Destinasi Pariwisata
1. Destinasi pariwisata terdiri atas 3 (tiga) unsur utama, yakni :
a. Kompleks obyek dan atraksi wisata, dapat direpresentasikan oleh suatu cluster
atau gabungan beberapa cluster
b. Koridor sirkulasi di antara cluster
c. Area bukan obyek dan atraksi wisata, yang memiliki potensi untuk pengembangan
pariwisata pada masa mendatang
2. Zonasi keruangan suatu destinasi pariwisata didelineasi ke dalam 3 (tiga)
zona utama, yakni :
a. Nucleus yang merepresentasikan satuan ruang berupa kompleks atau cluster
dimana fitur obyek dan atraksi wisata utama berada
b. Inviolate belt yang direpresentasikan oleh kawasan di sekeliling nucleus yang
secara fungsional guna lahan dan estetikanya memberikan pengenalan bagi
obyek dan atraksi wisata yang dituju
c. Zone of closure direpresentasikan oleh kawasan terluar, dimana fungsi
kepentingan aksesibilitas, informasi, dan pelayanan masyarakat bagi pariwisata
tersedia
37
38. Hubungan Koridor Sirkulasi Dalam Destinasi Pariwisata
1. Koridor sirkulasi suatu destinasi pariwisata ditujukan untuk menciptakan
akses di dalam destinasi direpresentasikan oleh prasarana dan sarana
transportasi.
2. Koridor sirkulasi menghubungkan obuek dan atraksi wisata dengan
prasarana dan sarana penunjang pariwisata, seperti lokasi air terjun,
konservasi satwa dan tumbuhan, diving, paralayang, sailing, dan lainnya
dengan hotel, cottage, penginapan, restoran, fasilitas kesehatan, dan
lainnya.
3. Perencanaan koridor sirkulasi perlu mempertimbangkan pola
keterhubungan (linkage) antara unsur-unsur wisata dalam destinasi, yaitu :
a. Compatibility atau saling melengkapi. Sirkulasi direncanakan dengan prinsip
efisiensi dan pelayanan jumlah wisatawan yang lebih besar
b. Incompatibility, jika obyek dan atraksi wisata memiliki karakteristik berbeda,
sehingga dalam perencanaan fisik dan manajemen perlu dipisahkan
c. Distant complementarity, jika obyek dan atraksi wisata terpisah jauh, sehingga
perlu dihubungkan melalui manajemen paket perjalanan
38
39. Hubungan Koridor Sirkulasi Dalam Destinasi Pariwisata
39
C. Distant Complementarity
B. Incompatibility
A. Compatibility
1 + 1 > 2
1 + 1 < 2
Large attraction
supported by
other similar
atractions.
Disimilar
attraction
demand
separation.
42. Jalur Wisata Sumatera Barat
Panti
Bonjo
l
Bukittinggi
Lembah Harau
Payakumbu
h
Padang Panjang
Kawasan
D. Maninjau
Pariaman
Padang
Batusangkar
Kawasan D. Singkarak
Solok
Kawasan L. Anai
Sawahlunto
Kawasan Mande
Painan
Kawasan
D.Diatas
Dan Dibawah
Mentawai
Kawasan
TNKS
Sijunjun
g
Ketaping
42
43. Jalur Wisata Sumatera Barat
Bukittinggi and Surrounding Tour
Panti
Bonjo
l
Bukittinggi
Lembah Harau
Payakumbu
h
Padang Panjang
Kawasan
D. Maninjau
Pariaman
Padang
Batusangkar
Kawasan D. Singkarak
Solok
Kawasan L. Anai
Sawahlunto
Kawasan Mande
Painan
Kawasan D. Diatas
Dan Dibawah
Mentawai
PalupuhKoto Gadang
Pandai Sikek
Padang Luar
Sijunjung
Kawasan TNKS
Kt. Baru
Ketaping
43
44. Jalur Wisata Sumatera Barat
Minangkabau Culture Tour
Panti
Bonjo
l
Bukittinggi
Lembah Harau
Payakumbu
h
Padang Panjang
Kawasan
D. Maninjau
Pariaman
Padang
Batusangkar
Kawasan D. Singkarak
Solok
Kawasan L. Anai
Sawahlunto
Kawasan Mande
Painan
Kawasan D. Diatas
Dan Dibawah
Mentawai
Pagaruyung
Pariangan
Desa Balimbing
Rao-rao
Sungayang
Limo Kaum
PDIKM
Koto Gadang
Sungai Batang
Rumah Godang
Sijunjung
Kawasan TNKS
Ketaping
44
45. Jalur Wisata Sumatera Barat
Minangkabau Jungle Tour
Panti
Bonjol
Bukittinggi
Lembah Harau
Payakumbuh
Padang Panjang
Kawasan
D. Maninjau
Pariaman
Padang
Batusangkar
Kawasan D. Singkarak
Solok
Kawasan L. Anai
Sawahlunto
Kawasan Mande
Painan Kawasan TNKS
Mentawai
Sijunjung
THR Bung Hatta
Kawasan D.
Diatas
Dan Dibawah
Ketaping
45
46. Jalur Wisata Sumatera Barat
Minangkabau Special Interest
Panti
Bonjol
Bukittinggi
Lembah Harau
Payakumbuh
Padang Panjang
Kawasan
D. Maninjau
Pariaman
Padang
Batusangkar
Kawasan D. Singkarak
Solok
Kawasan L. Anai
Sawahlunto
Kawasan Mande
Painan
Kawasan D. Diatas
Dan Dibawah
Mentawai
Puncak Lawang
Panjat Tebing
Paralayang
Selancar
Liki
Sijunjung
Kawasan TNKS
Arung Jeram
Panjat Tebing
Arung Jeram
Arung Jeram
Arung Jeram
Ketaping
46
47. Jalur Wisata Sumatera Barat
Minangkabau Marine Tour
Panti
Bonjol
Bukittinggi
Lembah Harau
Padang
Panjang
Kawasan
D. Maninjau
Pariaman
Padang
Batusangkar
Kawasan D.
Singkarak
Solok
Kawasan L.
Anai
Sawahlunto
Kawasan
Mande
Painan
Kwasan
D.Diatas
Dan Dibawah
Mentawai
Kawasan
TNKS
Sijunjung
Pantai
Sasak
Pantai
A.Bangis
Pantai
Tj. Mutiara
Pantai
Arta
Pantai
Kata
Pulau
Angso Duo
Pulau
Pandan
Siberut
Sipora
Pagai Utara
Pagai
Selatan
P.Sikuai
P.Cubadak
Simp.
Empat
Ketaping
47
48. Jalur Wisata Sumatera Barat
Minangkabau Railway Tour
Panti
Bonjol
Bukittinggi
Lembah Harau
Payakumbuh
Padang Panjang
Kawasan D. Maninjau
Pariaman
Padang
Batusangkar
Kawasan D. Singkarak
Solok
Kawasan L. Anai
Sawahlunto
Kawasan Mande
Painan
Kawasan D.Diatas dan Di
bawah
Mentawai
Kawasan
TNKS
Sijunjung
Batu
Taba
Ketaping
Keterangan:
Rel Bergigi
48
49. Jalur Wisata Sumatera Barat
Padang and Surrounding Tour
PUSAT
KOTA
BUNGUS
Malin Kundang
PANORAMA
LUBUK MINTURUN
Manasik Haji
Museum Adityawarman
Taman Budaya
Pantai Padang
PADANG LAMA
Batang Arau
Pasa Mudiak
Pasa Gadang
Pasa Batipuah (Kamp. Keling)
Pondok (Kamp. Cina)
THR. BUNGHATTA
PASIR JAMBAK
AIR MANIS
SIMPANG HARU
Musium Kereta Api
INDARUNG
49
50. Jalur Wisata Sumatera Barat
Explore Mentawai Tour
Siberut
Sipora
Pagai Utara
Pagai Selatan
PADANG
&
ð
Ѓ
Keterangan :
= Flora
= Fauna
= Seni dan Budaya
= Petualangan
= Pantai
= Flora
& = Fauna
ð = Seni dan Budaya
Ѓ = Petualangan
= Pantai
= Olah Raga /
Minat Khusus
50
52. Struktur Ruang
Kepariwisatan Kawasan
Mandeh
2
13 4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
18
16
17
19
20
1
16
2
Lokasi Yang Dikembangkan
Lokasi Yang Tidak Dikembangkan
Cluster Yang Juga Menjadi Lokasi
Padang
Kota Orde 1
Kota Orde 2
Kota Orde 3
55. Potential travelers, tourists, recreationals.
Potential
travelers, touris
ts, recreational
s.
CIRCULATION CORRIDOR
Aplikasi Skema Satuan
Ruang Wilayah
(Region) Pariwisata
Dan Unsur
Pembentuknya
57. 1. Padang:
– Pusat distribusi
Wisata Bahari di
Sumatera
Bagian Barat
2. Carocok:
– Pusat distribusi
wisata kawasan
Mandeh
3. Sungai Nyalo:
– Pusat pelayanan
pariwisata
kawasan
Mandeh
Padang
Sungai Nyalo
Carocok
Rencana Pusat-pusat
Utama Pengembangan
58. Sungai Pisang
Fasilitas : Dermaga, penginapan, restoran, air
bersih, air kotor, drainase, sampah, listrik
Jenis Wisatawan : Terbatas
Pulau Sikuai
Fasilitas : Dermaga, penginapan, restoran, air
bersih, air kotor, drainase, sampah, listrik
Jenis Wisatawan : Khusus
Pulau Pagang
Fasilitas : Dermaga, penginapan, restoran, air
bersih, air kotor, drainase, sampah, listrik
Jenis Wisatawan : Khusus
Sungai Nyalo
Fasilitas : Dermaga orde
3, penginapan, restoran, air bersih, air
kotor, drainase, sampah, listrik
Jenis Wisatawan : Terbatas
Sungai Pisang
Pulau Sikuai
Pulau Pagang
Sungai Nyalo
Pulau Marak
Pulau Cubadak
Batu Kalang
Mandeh
Carocok
Pulau Pinang
Sungai Pinang
Fasilitas : Dermaga, penginapan, restoran, air
bersih, air kotor, drainase, sampah, listrik
Jenis Wisatawan : Terbatas
Rencana Pengembangan
Wisata Kawasan Mandeh
59. Mandeh
Fasilitas : Penginapan (desa
wisata), warung, parkir, souvenir
shop, PKL, air bersih, air
kotor, drainase, sampah, listrik
Jenis Wisatawan : Umum
Pulau Cubadak
Fasilitas : Dermaga, penginapan, restoran, air
bersih, air kotor, drainase, sampah, listrik
Jenis Wisatawan : Khusus
Carocok
Fasilitas : Dermaga Orde 2
Batu Kalang
Atraksi : sepanjang pantai ke arah darat
Fasilitas : Penginapan, warung / restoran, air
bersih, air kotor, drainase, sampah, listrik
listrik
Jenis Wisatawan : Umum
Pulau Marak
Fasilitas : Dermaga, penginapan, restoran, air
bersih, air kotor, drainase, sampah, listrik
Jenis Wisatawan : Khusus MandehPulau Marak
Pulau Cubadak
Carocok
Batu Kalang
Sungai Pisang
Pulau Sikuai
Pulau Pagang
Sungai Nyalo
Pulau Pinang
Rencana Pengembangan
Wisata Kawasan Mandeh
62. Sasaran Karakteristik Wisatawan
No. Jenis ODTW
Rincian Jenis
ODTW
Sasaran Wisatawan Keterangan
1 Alam Taman laut Wisatawan mancanegara Perpanjangan dari Medan
2 Pantai Wisatawan mancanegara Perpanjangan dari Medan
Wisatawan nusantara dari
Medan
Wisatawan nusantara lokal
3 Gua Wisatawan nusantara dari
Medan
Wisatawan nusantara lokal
4 Sumber air
panas mineral
Wisatawan nusantara lokal Wisatawan yang hanya menyempatkan berkunjung untuk satu hari
(ekskursional), yaitu yang membutuhkan kenyamanan berwisata untuk
kegiatan wisata yang bersifat ingin menikmati perubahan suasana.
5 Olahraga air Wisatawan mancanegara Perpanjangan dari Medan
Wisatawan minat khusus penggemar selancar, golongan pemula.
Wisatawan minat khusus penggemar selancar, golongan expert.
6 Budaya Peninggalan
purbakala
Wisatawan nusantara dari
Medan
Wisatawan nusantara lokal
7 Rumah adat Wisatawan mancanegara Perpanjangan dari Medan
Wisatawan nusantara dari
Medan
Wisatawan nusantara lokal
8 Desa Wisatawan mancanegara Perpanjangan dari Medan.
tradisional Wisatawan yang ingin menikmati kehidupan masyarakat yang berbeda,
misalnya dengan melakukan live in di desa-desa.
Wisatawan yang hanya menyempatkan berkunjung untuk satu hari
(ekskursional), yaitu yang membutuhkan kenyamanan berwisata untuk
kegiatan wisata yang bersifat ingin menikmati perubahan suasana.
Wisatawan yang hanya menyempatkan berkunjung untuk satu hari
(ekskursional), yaitu yang membutuhkan kenyamanan berwisata untuk
kegiatan wisata yang bersifat ingin menikmati perubahan suasana.
Wisatawan yang hanya menyempatkan berkunjung untuk satu hari
(ekskursional), yaitu yang membutuhkan kenyamanan berwisata untuk
kegiatan wisata yang bersifat ingin menikmati perubahan suasana.
Wisatawan yang hanya menyempatkan berkunjung untuk satu hari
(ekskursional), yaitu yang membutuhkan kenyamanan berwisata untuk
kegiatan wisata yang bersifat ingin menikmati perubahan suasana.
62
63. Dimensi Ruang Pengembangan :
Struktur Ruang
Sub Kota Pusat Zona Kota Pusat
No. Kawasan Sub Pengembangan Zona
Pariwisata Kawasan Pariwisata Pengembangan
1 Gunung Gunung Gunung Sitoli Gunung Sitoli
2 Sitoli Sitoli Idano Gawo Idano Gawo
3 Tuhemberua Tuhemberua
4 Teluk Teluk Teluk Dalam Teluk Dalam
5 Dalam Dalam Gomo Gomo
6 Moale Lolowau
7 Lahewa Lahewa Afulu Afulu
8 Lahewa Lahewa
9 Alasa Alasa
10 Sirombu Sirombu Sirombu Sirombu
11 Hinako Hinako
12 Lolofitu Moi Lolofitu Moi
13 Kepulauan Pini P. Pini P. Pini
14 Batu P. Tello Batan
15 P. Tanahbala Hilibafunua
63
64. Skenario Pengembangan
Pariwisata Kepulauan Nias
Aspek Tahapan Pengembangan
No. Pengembangan Jangka Jangka Jangka
Pariwisata Pendek Menengah Panjang
1 SDM
2 Kelembagaan
3 Produk Pariwisata
4 1- Gunung Sitoli
5 1) Gunung Sitoli
6 2) Idano Gawo
7 3) Tuhemberua
8 2- Teluk Dalam
9 1) Teluk Dalam
10 2) Gomo
11 3) Moale
12 3- Lahewa
13 1) Afulu
14 2) Lahewa
15 3) Alasa
16 4- Sirombu
17 1) Sirombu
18 2) Hinako
19 3) Lolofitu Moi
20 5- Kepulauan Batu
21 1) P. Pini
22 2) P. Tello
23 3) P. Tanahbala
24 Pemasaran
Keterangan :
Diutamakan
Tidak Terlalu Diutamakan
Tidak Diutamakan
64
71. Jadual Pengembangan Jenis Kegiatan Wisata di Tiap WPP
71
Wilayah Lingkup Jenis Kegiatan Wisata Posisi Kegiatan Wisata Tahapan Pengembangan
No. Pengembangan Pusat WPP Wilayah Yang Berpeluang Keg. Wisata Keg. Wisata Jk. Pndk. Jangka Menengah Jangka Panjang 2020 - 2024 2025 - 2029
Pariwisata Administrasi Dkembangkan Utama Pendukung 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
1 WPP A Lasusua Kabupaten Kegiatan Bersenang-Senang m m m m m m m m m m m m
Kolaka Utara 1. Daya Tarik Pariwisata Utama m m m m m m m
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung m m m m m
Petualangan
1. Daya Tarik Pariwisata Utama
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung
Kesehatan
1. Daya Tarik Pariwisata Utama
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung
2 WPP B Kolaka Kabupaten Kegiatan Bersenang-Senang m m m m m m m m
Kolaka 1. Daya Tarik Pariwisata Utama m m m m m m m m
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung
Pendidikan m
1. Daya Tarik Pariwisata Utama
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung m
Petualangan m
1. Daya Tarik Pariwisata Utama
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung m
3 WPP C Kasipute Kabupaten Kegiatan Bersenang-Senang m m m m m m m m
Bombana 1. Daya Tarik Pariwisata Utama m m m m m m m m
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung
Petualangan m
1. Daya Tarik Pariwisata Utama
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung m
4 WPP D Unaaha Kabupaten Pendidikan m m m m m m m m m m m m
Konawe (dan 1. Daya Tarik Pariwisata Utama m m m m m m m
Kabupaten 2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung m m m m m
Konawe Utara) Warisan Seni-Budaya
1. Daya Tarik Pariwisata Utama
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung
Kegiatan Bersenang-Senang
1. Daya Tarik Pariwisata Utama
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung
72. Jadual Pengembangan Jenis Kegiatan Wisata di Tiap WPP
72
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung
5 WPP E Kendari 1. Kota Kegiatan Bersenang-Senang m m
Kendari 1. Daya Tarik Pariwisata Utama
2. Kabupaten 2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung m m
Konawe Warisan Seni-Budaya m m m m m m
Selatan 1. Daya Tarik Pariwisata Utama m m m m m
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung m
Petualangan m m
1. Daya Tarik Pariwisata Utama m
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung m
6 WPP F Raha Kabupaten Kegiatan Bersenang-Senang m m m m m m m m
Muna (dan 1. Daya Tarik Pariwisata Utama m m m m m m m m
kabupaten 2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung
Buton Utara) Warisan Seni-Budaya m
1. Daya Tarik Pariwisata Utama
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung m
Petualangan m
1. Daya Tarik Pariwisata Utama
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung m
7 WPP G Bau-Bau 1. Kota Warisan Seni-Budaya m m
Bau-Bau 1. Daya Tarik Pariwisata Utama
2. Kabupaten 2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung m m
Buton. Kegiatan Bersenang-Senang m m m m m m
1. Daya Tarik Pariwisata Utama m m m m m
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung m
Petualangan m m
1. Daya Tarik Pariwisata Utama m
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung m
8 WPP H Wangi- Kabupaten Kegiatan Bersenang-Senang m m
Wangi Wakatobi 1. Daya Tarik Pariwisata Utama
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung m m
Warisan Seni-Budaya m m m m m m
1. Daya Tarik Pariwisata Utama m m m m m
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung m
Petualangan m m
1. Daya Tarik Pariwisata Utama m
2. Daya Tarik Pariwisata Pendukung m
Keterangan :
Kegiatan Utama
m Kegiatan Pendukung
Pengembangan Diprioritaskan pada Kurun Waktu Tersebut
Pengembangan Tidak Diprioritaskan pada Kurun Waktu Tersebut
79. KONSEP STRUKTUR RUANG KEPARIWISATAAN
KSPN KEPULAUAN SERIBU
79
NO.
WILAYAH
ADMINISTRASI
PENYEBUTAN
WILAYAH
PUSAT
PELAYANAN
LOKASI
PUSAT
PELAYANAN
1 KEPULAUAN SERIBU KSPN PUSAT
PELAYANAN
PARIWISATA
P.
PRAMUKA
2 SEBAGIAN WILAYAH
KECAMATAN P.
KELAPA DAN P.
HARAPAN
KLASTER
UTARA
SUB PUSAT
PELAYANAN
PARIWISATA
P. SEBARU
BESAR
3 SEBAGIAN WILAYAH
KECAMATAN P.
PANGGANG
KLASTER
TENGAH
SUB PUSAT
PELAYANAN
PARIWISATA
P. HARAPAN
4 WILAYAH
KECAMATAN
KEPULAUAN SERIBU
SELATAN
KLASTER
SELATAN
SUB PUSAT
PELAYANAN
PARIWISATA
P. TIDUNG
82. ANALISIS POTENSI DAYA TARIK WISATA KLASTER UTARA
82
Daya Tarik Wisata
Luas Alam Budaya Minat Khusus
No. Pulau Pulau Peman- Pantai Flora TN & Kawasan Budaya Aktivitas Hotel
(Ha) dangan dan dan Kawasan Budaya, Daerah Ekonomi dan
Alam Laut Fauna Lindung Sejarah & Kawasan
Pariwisata Arkeologis Wisata
1 P. Sebaru Besar 37.70 Mangrove
1 P. Gosong Laga Besar 0.70 Habitat peneluran
penyu sisik
2 P. Hantu Barat 10.56 Habitat peneluran
penyu sisik,
mangrove
4 P. Nyamplung 6.58 Mangrove
5 P. Hantu Timur 10.95 Mangrove
6 P. Dua Timur 18.48 Mangrove
7 P. Sebira 8.82
8 P. Lipan 6.26
9 P. Pabelokan 11.77
10 P. Laga 4.25
11 P. Gosong Laga Kecil 0.50
12 P. Sebaru Kecil 16.60
Keterangan :
Pusat Pelayanan Kepariwisataan Lingkup Klaster
Pulau Yang Sudah Terdapat Daya Tarik Wisata
Pulau Yang Belum Terdapat Daya Tarik Wisata dan Berpeluang Dikembangkan
84. ANALISIS SASARAN WISATAWAN KLASTER UTARA
84
Sasaran Wisatawan
Luas Menurut Asal Menurut Volume Menurut Tingkat
No. Pulau Pulau Pendapatan
(Ha) Wisatawan Wisatawan Massal Terbatas Menengah Menengah
Manca- Nusan- ke Bawah ke Atas
negara tara
1 P. Sebaru Besar 37.70
1 P. Gosong Laga Besar 0.70
2 P. Hantu Barat 10.56
4 P. Nyamplung 6.58
5 P. Hantu Timur 10.95
6 P. Dua Timur 18.48
7 P. Sebira 8.82
8 P. Lipan 6.26
9 P. Pabelokan 11.77
10 P. Laga 4.25
11 P. Gosong Laga Kecil 0.50
12 P. Sebaru Kecil 16.60
Keterangan :
Pusat Pelayanan Kepariwisataan Lingkup Klaster
Pulau Yang Sudah Terdapat Daya Tarik Wisata
Pulau Yang Belum Terdapat Daya Tarik Wisata dan Berpeluang Dikembangkan
85. ANALISIS POTENSI DAYA TARIK WISATA KLASTER TENGAH
85
Daya Tarik Wisata
Luas Alam Budaya Minat Khusus
No. Pulau Pulau Peman- Pantai Flora TN & Budaya Aktivitas Kawasan Kesukuan, Pertemuan, Fasilitas Hotel
(Ha) dangan dan dan Kawasan Daerah Ekonomi Perkotaan Agama Konferensi Rekreasi & dan
Alam Laut Fauna Lindung dan dan Olah Kawasan
Pariwisata Nostalgia Konvensi Raga Wisata
1 P. Pramuka 16.00 Pelestarian penyu
sisik, habitat elang,
habitat peneluran
penyu sisik, lamun,
mangrove
Kuliner
nusa
karamba
resto
2 P. Kelapa 13.09 Lamun, mangrove
3 P. Harapan 6.70 Lamun, mangrove Taman
interaktif
4 P. Opak Besar 9.75 Habitat elang, lamun
5 P. Karya 7.38 Habitat elang,
lamun, mangrove
6 P. Gosong Pramuka 0.08
7 P. Jukung 11.08
8 P. Kayu Angin Puteri 0.98
9 P. Kayu Angin Genteng 0.69
10 P. Kapas 0.70
11 P. Kayu Angin Melintang 0.77
12 P. Kuburan Cina (Rose) 0.46
13 P. Panjang Besar 12.92 Lamun
14 P. Karang Bongkok 0.50 Lamun
15 P. Karang Congkak 11.20 Lamun
16 P. Semak Daun 0.75 Lamun
17 P. Kaliage Besar 6.46 Lamun
18 P. Kaliage Kecil 1.05 Lamun
19 P. Panggang 9.00 Lamun, mangrove
20 P. Kelapa Dua 1.90 Lamun, mangrove
21 P. Melintang Besar 16.48 Mangrove
Keterangan :
Pusat Pelayanan Kepariwisataan Lingkup Klaster
Pulau Yang Sudah Terdapat Daya Tarik Wisata
Pulau Yang Belum Terdapat Daya Tarik Wisata dan Berpeluang Dikembangkan
BuatanManusia
86. ANALISIS POTENSI DAYA TARIK WISATA KLASTER TENGAH
86
Daya Tarik Wisata
Luas Alam Budaya Minat Khusus
No. Pulau Pulau Peman- Pantai Flora TN & Budaya Aktivitas Kawasan Kesukuan, Pertemuan, Fasilitas Hotel
(Ha) dangan dan dan Kawasan Daerah Ekonomi Perkotaan Agama Konferensi Rekreasi & dan
Alam Laut Fauna Lindung dan dan Olah Kawasan
Pariwisata Nostalgia Konvensi Raga Wisata
22 P. Genteng Besar 24.70 Mangrove
23 P. Melintang Kecil 6.54 Mangrove
24 P. Sepa Barat 5.68 Lelestarian penyu
sisik, habitat
peneluran penyu
sisik, lamun
25 P. Putri Barat 8.24 Habitat elang,
lamun, mangrove
26 P. Macan Kecil 0.82 Mangrove
27 P. Kotok Besar 20.75 Habitat elang,
rehabilitasi &
translokasi elang,
habitat peneluran
penyu sisik, lamun,
mangrove
28 P. Tondan Barat 11.20
29 P. Tondan Timur 7.38
30 P. Kotok Kecil 1.30
31 P. Panjang/Panjang Bawah 9.00
32 P. Genteng Kecil 5.58
33 P. Semut Besar 6.50
34 P. Puteri Timur Kecil 6.70
35 P. Gosong Sekati 1.61
36 P. Air 2.90
37 P. Kelor Timur 3.73
38 P. Kelor Barat 2.30
Keterangan :
Pusat Pelayanan Kepariwisataan Lingkup Klaster
Pulau Yang Sudah Terdapat Daya Tarik Wisata
Pulau Yang Belum Terdapat Daya Tarik Wisata dan Berpeluang Dikembangkan
BuatanManusia
88. ANALISIS SASARAN WISATAWAN KLASTER TENGAH
88
Daya Tarik Wisata
Luas Alam Budaya Minat Khusus
No. Pulau Pulau Peman- Pantai Flora TN & Budaya Aktivitas Kawasan Kesukuan, Pertemuan, Fasilitas Hotel
(Ha) dangan dan dan Kawasan Daerah Ekonomi Perkotaan Agama Konferensi Rekreasi & dan
Alam Laut Fauna Lindung dan dan Olah Kawasan
Pariwisata Nostalgia Konvensi Raga Wisata
22 P. Genteng Besar 24.70 Mangrove
23 P. Melintang Kecil 6.54 Mangrove
24 P. Sepa Barat 5.68 Lelestarian penyu
sisik, habitat
peneluran penyu
sisik, lamun
25 P. Putri Barat 8.24 Habitat elang,
lamun, mangrove
26 P. Macan Kecil 0.82 Mangrove
27 P. Kotok Besar 20.75 Habitat elang,
rehabilitasi &
translokasi elang,
habitat peneluran
penyu sisik, lamun,
mangrove
28 P. Tondan Barat 11.20
29 P. Tondan Timur 7.38
30 P. Kotok Kecil 1.30
31 P. Panjang/Panjang Bawah 9.00
32 P. Genteng Kecil 5.58
33 P. Semut Besar 6.50
34 P. Puteri Timur Kecil 6.70
35 P. Gosong Sekati 1.61
36 P. Air 2.90
37 P. Kelor Timur 3.73
38 P. Kelor Barat 2.30
Keterangan :
Pusat Pelayanan Kepariwisataan Lingkup Klaster
Pulau Yang Sudah Terdapat Daya Tarik Wisata
Pulau Yang Belum Terdapat Daya Tarik Wisata dan Berpeluang Dikembangkan
BuatanManusia
89. ANALISIS SASARAN WISATAWAN KLASTER TENGAH
89
Sasaran Wisatawan
Luas Menurut Asal Menurut Volume Menurut Tingkat
No. Pulau Pulau Pendapatan
(Ha) Wisatawan Wisatawan Massal Terbatas Menengah Menengah
Manca- Nusan- ke ke Atas
negara tara Bawah
22 P. Genteng Besar 24.70
23 P. Melintang Kecil 6.54
24 P. Sepa Barat 5.68
25 P. Putri Barat 8.24
26 P. Macan Kecil 0.82
27 P. Kotok Besar 20.75
28 P. Tondan Barat 11.20
29 P. Tondan Timur 7.38
30 P. Kotok Kecil 1.30
31 P. Panjang/Panjang Bawah 9.00
32 P. Genteng Kecil 5.58
33 P. Semut Besar 6.50
34 P. Puteri Timur Kecil 6.70
35 P. Gosong Sekati 1.61
36 P. Air 2.90
37 P. Kelor Timur 3.73
38 P. Kelor Barat 2.30
Keterangan :
Pusat Pelayanan Kepariwisataan Lingkup Klaster
Pulau Yang Sudah Terdapat Daya Tarik Wisata
Pulau Yang Belum Terdapat Daya Tarik Wisata dan Berpeluang Dikembangkan
90. ANALISIS POTENSI DAYA TARIK WISATA KLASTER SELATAN
90
Daya Tarik Wisata
Luas Alam Budaya Minat Khusus
No. Pulau Pulau Peman- Pantai Flora TN & Kesehatan Kawasan Budaya Aktivitas Kawasan Kesukuan, Pertemuan, Fasilitas Hotel
(Ha) dangan dan dan Kawasan Budaya, Daerah Ekonomi Perkotaan Agama Konferensi Rekreasi & dan
Alam Laut Fauna Lindung Sejarah & dan dan Olah Kawasan
Pariwisata Arkeologis Nostalgia Konvensi Raga Wisata
1 P. Tidung Besar 50.13 Jembatan
cinta
2 P. Rambut 20.00 Bird
watching
3 P. Untung Jawa 40.10 Hutan
bakau
Kuliner
4 Gundul 0.48
5 Kudus Lempeng 1.63
6 P. Bidadari 6.03 Dolphin
therapy
Outbond &
olahraga
7 P. Kelor 2.00
8 P. Cipir 1.60
9 P. Onrust 12.00
10 P. Lancang Besar 15.13 Kuliner
rajungan
dan ikan
teri
11 P. Ayer Besar 6.50
12 P. Pari 41.32 Camping
ground
13 P. Bokor 18.00
14 P. Karang Kudus 0.90 Fotografi
15 P. Kongsi 0.76 Fotografi
16 P. Tikus 1.20 Fotografi
17 P. Lancang Kecil 11.03
18 P. Payung Kecil 0.46
19 P. Payung Besar 20.86
20 P. Laki 14.25
21 P. Tengah 5.40
22 P. Biawak 0.24
23 P. Damar Kecil (Monyet) 2.15
24 P. Damar Besar (Edam) 24.30
Keterangan :
Pusat Pelayanan Kepariwisataan Lingkup Klaster
Pulau Yang Sudah Terdapat Daya Tarik Wisata
Pulau Yang Belum Terdapat Daya Tarik Wisata dan Berpeluang Dikembangkan
BuatanManusia
92. ANALISIS SASARAN WISATAWAN KLASTER SELATAN
92
Sasaran Wisatawan
Luas Menurut Asal Menurut Menurut Tingkat
No. Pulau Pulau Volume Pendapatan
(Ha) Wisatawan Wisatawan Massal Terbatas Menengah Menengah
Manca- Nusan- ke ke Atas
negara tara Bawah
1 P. Tidung Besar 50.13
2 P. Rambut 20.00
3 P. Untung Jawa 40.10
4 Gundul 0.48
5 Kudus Lempeng 1.63
6 P. Bidadari 6.03
7 P. Kelor 2.00
8 P. Cipir 1.60
9 P. Onrust 12.00
10 P. Lancang Besar 15.13
11 P. Ayer Besar 6.50
12 P. Pari 41.32
13 P. Bokor 18.00
14 P. Karang Kudus 0.90
15 P. Kongsi 0.76
16 P. Tikus 1.20
17 P. Lancang Kecil 11.03
18 P. Payung Kecil 0.46
19 P. Payung Besar 20.86
20 P. Laki 14.25
21 P. Tengah 5.40
22 P. Biawak 0.24
23 P. Damar Kecil (Monyet) 2.15
24 P. Damar Besar (Edam) 24.30
Keterangan :
Pusat Pelayanan Kepariwisataan Lingkup Klaster
Pulau Yang Sudah Terdapat Daya Tarik Wisata
Pulau Yang Belum Terdapat Daya Tarik Wisata dan Berpeluang Dikembangkan
97. POLA PERJALANAN SPASIAL DARI MUARA ANGKE
PULAU SEBARU BESAR DAN SEKITARNYA
97
Luas Pola Perjalanan
No. Klaster Kecamatan Kelurahan Pulau Pulau DayaTarik Wisata pada Sasaran
(Ha) Pola Perjalanan Wisatawan
1 Sebaru Kep. Seribu P. Harapan P. Sebaru Besar 37,70 Pemandangan Alam TN &Kawasan Lindung Wisman Menengah ke Bawah Studi
Besar Utara Pantai dan Laut Pariwisata Wisnus Menengah ke Atas Remaja
Mangrove Terbatas Berlibur
2 Kep. Seribu P. Kelapa P. Hantu Barat 10,56 Pantai dan Laut Wisman Menengah ke Bawah Remaja
Utara Habitat peneluran penyu sisik, mangrove Wisnus Menengah ke Atas
Terbatas Studi
Hotel dan Kawasan Wisata Wisman Menengah ke Atas Dewasa
Wisnus Berlibur
Massal Remaja
3 Kep. Seribu P. Harapan P. Nyamplung 6,58 Mangrove Wisman Menengah ke Bawah Remaja
Utara Wisnus Menengah ke Atas
Terbatas Studi
4 Kep. Seribu P. Kelapa P. Hantu Timur 10,95 Mangrove Wisman Terbatas Berlibur
Utara Wisnus Menengah ke Bawah Studi
Massal Menengah ke Atas Remaja
Hotel dan Kawasan Wisata Wisman Menengah ke Atas Dewasa
Wisnus Berlibur
Massal Remaja
5 Kep. Seribu P. Harapan P. Dua Timur 18,48 Pemandangan Alam Mangrove Wisman Menengah ke Bawah Studi
Utara TN & Kawasan Lindung Pariwisata Wisnus Menengah ke Atas Remaja
Terbatas Berlibur
98. POLA PERJALANAN SPASIAL DARI MUARA ANGKE
PULAU SEBARU BESAR DAN SEKITARNYA
98
Luas Pola Perjalanan
No. Klaster Kecamatan Kelurahan Pulau Pulau Daya Tarik Wisata pada Sasaran
(Ha) Pola Perjalanan Wisatawan
6 Sebaru Kep. Seribu P. Harapan P. Sebira 8,82 Pantai dan Laut Aktivitas Ekonomi Wisman Menengah ke Bawah Dewasa
Besar Utara Kawasan Budaya, Budaya Daerah Wisnus Berlibur
Sejarah & Arkeologis Massal Remaja
7 Kep. Seribu P. Kelapa P. Lipan 6,26 Pantai dan Laut Wisnus Menengah ke Bawah Remaja
Utara Massal Berlibur
8 Kep. Seribu P. Kelapa P. Pabelokan 11,77 Pantai dan Laut Wisnus Menengah ke Bawah Remaja
Utara Massal Berlibur
9 Kep. Seribu P. Harapan P. Laga 4,25 Pantai dan Laut Wisnus Menengah ke Bawah Remaja
Utara Massal Berlibur
10 Kep. Seribu P. Harapan P. Gosong Laga Kecil 0,50 Pantai dan Laut Wisnus Menengah ke Bawah Remaja
Utara Massal Berlibur
11 Kep. Seribu P. Kelapa P. Sebaru Kecil 16,60 Pantai dan Laut Wisnus Menengah ke Bawah Remaja
Utara Massal Berlibur
100. POLA PERJALANAN SPASIAL DARI MUARA ANGKE
PULAU HANTU DAN SEKITARNYA
100
Luas Pola Perjalanan
No. Klaster Kecamatan Kelurahan Pulau Pulau Daya Tarik Wisata pada Sasaran
(Ha) Pola Perjalanan Wisatawan
1 Sebaru Besar Kep. P. Kelapa P. Hantu Barat 10.56 Pantai dan Laut Wisman
Seribu Habitat peneluran Wisnus
Utara penyu sisik, mangrove Terbatas
Menengah ke Bawah
Menengah ke Atas
Studi
Remaja
2 Kep. P. Kelapa P. Hantu Timur 10.95 Mangrove Wisman
Seribu Wisnus
Utara Massal
Terbatas
Menengah ke Bawah
Menengah ke Atas
Berlibur
Studi
Remaja
103. POLA PERJALANAN SPASIAL DARI MUARA ANGKE
PULAU HARAPAN DAN SEKITARNYA
103
Luas Pola Perjalanan
No. Klaster Kecamatan Kelurahan Pulau Pulau Daya Tarik Wisata pada Sasaran
(Ha) Pola Perjalanan Wisatawan
1 Harapan Kep. P. Kelapa P. Kelapa 13.09 Pantai dan Laut Wisman Berlibur
Seribu Lamun, mangrove Wisnus Studi
Utara Budaya Daerah Terbatas Remaja
Aktivitas Ekonomi Menengah ke Bawah Dewasa
Menengah ke Atas
2 Kep. P. Harapan P. Harapan 6.70 Pantai dan Laut Wisman Berlibur
Seribu Lamun, mangrove Wisnus Studi
Utara Budaya Daerah Terbatas Remaja
Aktivitas Ekonomi Menengah ke Bawah Dewasa
Taman interaktif Menengah ke Atas
3 Kep. P. Kelapa P. Opak Besar 9.75 Pantai dan Laut Wisman Menengah ke Atas
Seribu Habitat elang, lamun Wisnus Berlibur
Utara Terbatas Studi
Menengah ke Bawah Remaja
4 Kep. P. Kelapa P. Kayu Angin Puteri 0.98 Pantai dan Laut Wisman Berlibur
Seribu Flora dan Fauna Wisnus Studi
Utara TN & Kawasan Lindung Terbatas Remaja
Pariwisata Menengah ke Bawah Dewasa
Menengah ke Atas
5 Kep. P. PanggangP. Kaliage Besar 6.46 Pantai dan Laut Wisman Menengah ke Atas
Seribu Lamun Wisnus Berlibur
Utara Terbatas Studi
Menengah ke Bawah Remaja
6 Kep. P. Kelapa P. Kaliage Kecil 1.05 Pantai dan Laut Wisman Menengah ke Atas
Seribu Lamun Wisnus Berlibur
Utara Terbatas Studi
Menengah ke Bawah Remaja
105. POLA PERJALANAN SPASIAL DARI MUARA ANGKE
PULAU PRAMUKA DAN SEKITARNYA
105
Luas Pola Perjalanan
No. Klaster Kecamatan Kelurahan Pulau Pulau Daya Tarik Wisata pada Sasaran
(Ha) Pola Perjalanan Wisatawan
1 Harapan Kep. P. Panggang P. Pramuka 16.00 Pantai dan Laut Wisman Dewasa
Seribu Pelestarian penyu sisik, habitat Wisnus Orang Tua
Utara elang, habitat peneluran penyu Terbatas
sisik, lamun, mangrove Menengah ke Bawah
Budaya Daerah Berlibur
Aktivitas Ekonomi Studi
Kuliner nusa karamba resto Remaja
2 Kep. P. Panggang P. Karya 7.38 Pantai dan Laut Wisman Menengah ke Atas
Seribu Habitat elang, lamun, mangrove Wisnus Berlibur
Utara Terbatas Studi
Menengah ke Bawah Remaja
3 Kep. P. Panggang P. Gosong 0.08 Pantai dan Laut Wisman Menengah ke Atas
Seribu Pramuka Flora dan Fauna Wisnus Berlibur
Utara TN & Kawasan Lindung Pariwisata Terbatas Studi
Menengah ke Bawah Remaja
4 Kep. P. Kelapa P. Panggang 9.00 Pantai dan Laut Wisman Berlibur
Seribu Lamun, mangrove Wisnus Studi
Utara Budaya Daerah Terbatas Remaja
Aktivitas Ekonomi Menengah ke Bawah Dewasa
Kesukuan, Agama dan Nostalgia Menengah ke Atas Orang Tua
5 Kep. P. Kelapa P. Gosong 1.61 Pantai dan Laut Wisnus Berlibur
Seribu Sekati Massal Remaja
Utara Menengah ke Bawah
6 Kep. P. Kelapa P. Air 2.90 Pantai dan Laut Wisnus Berlibur
Seribu Massal Remaja
Utara Menengah ke Bawah
107. POLA PERJALANAN SPASIAL DARI MUARA ANGKE
PULAU SEPA DAN SEKITARNYA
107
Luas Pola Perjalanan
No. Klaster Kecamatan Kelurahan Pulau Pulau Daya Tarik Wisata pada Sasaran
(Ha) Pola Perjalanan Wisatawan
1 Harapan Kep. P. Kelapa P. Kayu Angin Puteri 0.98 Pantai dan Laut Wisman Berlibur
Seribu Flora dan Fauna Wisnus Studi
Utara TN & Kawasan Lindung Terbatas Remaja
Pariwisata Menengah ke Bawah Dewasa
Menengah ke Atas
2 Kep. P. Harapan P. Kuburan Cina 0.46 Pantai dan Laut Wisman Menengah ke Atas
Seribu (Rose) Flora dan Fauna Wisnus Berlibur
Utara TN & Kawasan Lindung Terbatas Studi
Pariwisata Menengah ke Bawah Remaja
3 Kep. P. Kelapa P. Panjang Besar 12.92 Pantai dan Laut Wisman Menengah ke Atas
Seribu Lamun Wisnus Berlibur
Utara Terbatas Studi
Menengah ke Bawah Remaja
4 Kep. P. Kelapa P. Karang Congkak 11.20 Pantai dan Laut Wisman Menengah ke Atas
Seribu Lamun Wisnus Berlibur
Utara TN & Kawasan Lindung Terbatas Studi
Pariwisata Menengah ke Bawah Remaja
5 Kep. P. Kelapa P. Kelor Timur 3.73 Pantai dan Laut Wisnus Berlibur
Seribu Massal Remaja
Utara Menengah ke Bawah
6 Kep. P. Harapan P. Kelor Barat 2.30 Pantai dan Laut Wisnus Berlibur
Seribu Massal Remaja
Utara Menengah ke Bawah
110. POLA PERJALANAN SPASIAL DARI MUARA ANGKE
PULAU TIDUNG DAN SEKITARNYA
110
Luas Pola Perjalanan
No. Klaster Kecamatan Kelurahan Pulau Pulau Daya Tarik Wisata pada Sasaran
(Ha) Pola Perjalanan Wisatawan
1 Tidung Kep. P. Tidung P. Tidung Besar 50.13 Pantai dan Laut Wisman
Seribu Kesukuan, Agama dan Wisnus
Selatan Nostalgia Massal
Jembatan cinta Menengah
Berlibur
Remaja
Dewasa
2 Kep. P. Tidung P. Payung Kecil 0.46 Pantai dan Laut Wisnus
Seribu Massal
Selatan Menengah ke Bawah
Berlibur
Remaja
3 Kep. P. Tidung P. Payung Besar 20.86 Pantai dan Laut Wisnus
Seribu Massal
Selatan Menengah ke Bawah
Berlibur
Remaja
112. POLA PERJALANAN SPASIAL DARI MARINA ANCOL
PULAU BIDADARI DAN SEKITARNYA 1
112
Luas Pola Perjalanan
No. Klaster Kecamatan Kelurahan Pulau Pulau Daya Tarik Wisata pada Sasaran
(Ha) Pola Perjalanan Wisatawan
1 Tidung Kep. P. P. Rambut 20.00 Bird watching Wisman
Seribu Untung TN & Kawasan Lindung Pariwisata Wisnus
Selatan Jawa Terbatas
Menengah ke Bawah
Menengah ke Atas
Studi
Remaja
2 Kep. P. Pari P. Untung 40.10 Pantai dan Laut Wisman
Seribu Jawa Hutan bakau Wisnus
Selatan Budaya Daerah Terbatas
Aktivitas Ekonomi Menengah ke Bawah
Kuliner Menengah ke Atas
Berlibur
Studi
Remaja
3 Kep. P. Pari P. Bidadari 6.03 Pantai dan Laut Wisman
Seribu Dolphin therapy Wisnus
Selatan Kawasan Budaya, Sejarah & Arkeologis Massal
Pertemuan, Konferensi dan Konvensi Menengah ke Atas
Outbond & olahraga Studi
Hotel dan Kawasan Wisata Remaja
114. POLA PERJALANAN SPASIAL DARI MARINA ANCOL
PULAU BIDADARI DAN SEKITARNYA 2
114
Luas Pola Perjalanan
No. Klaster Kecamatan Kelurahan Pulau Pulau Daya Tarik Wisata pada Sasaran
(Ha) Pola Perjalanan Wisatawan
1 Tidung Kep. Seribu P. Pari P. Bidadari 6.03 Pantai dan Laut Wisman
Selatan Dolphin therapy Wisnus
Kawasan Budaya, Sejarah & Arkeologis Massal
Pertemuan, Konferensi dan Konvensi Menengah ke Atas
Outbond & olahraga
Hotel dan Kawasan Wisata
2 Kep. Seribu P. Untung P. Kelor 2.00 Pantai dan Laut Wisnus
Selatan Jawa Kawasan Budaya, Sejarah & Arkeologis Massal
Menengah ke Bawah
Studi
Remaja
3 Kep. Seribu P. Untung P. Cipir 1.60 Pantai dan Laut Wisnus
Selatan Jawa Kawasan Budaya, Sejarah & Arkeologis Massal
Menengah ke Bawah
Studi
Remaja
4 Kep. Seribu P. Untung P. Onrust 12.00 Pantai dan Laut Wisnus
Selatan Jawa Kawasan Budaya, Sejarah & Arkeologis Massal
Menengah ke Bawah
Studi
Remaja
116. POLA PERJALANAN SPASIAL DARI MARINA ANCOL
PULAU UNTUNG JAWA DAN SEKITARNYA
116
Luas Pola Perjalanan
No. Klaster Kecamatan Kelurahan Pulau Pulau Daya Tarik Wisata pada Sasaran
(Ha) Pola Perjalanan Wisatawan
1 Tidung Kep. Seribu P. Untung P. Rambut 20.00 Bird watching Wisman
Selatan Jawa TN & Kawasan Lindung Wisnus
Pariwisata Terbatas
Menengah ke Bawah
Menengah ke Atas
Studi
Remaja
2 Kep. Seribu P. Pari P. Untung Jawa 40.10 Pantai dan Laut Wisman
Selatan Hutan bakau Wisnus
Budaya Daerah Terbatas
Aktivitas Ekonomi Menengah ke Bawah
Kuliner Menengah ke Atas
Berlibur
Studi
Remaja
3 Kep. Seribu P. Tidung P. Ayer Besar 6.50 Pantai dan Laut Wisman
Selatan Hotel dan Kawasan Wisata Wisnus
Massal
Menengah ke Atas
Berlibur
Remaja
Dewasa
Orang Tua
118. POLA PERJALANAN SPASIAL DARI MUARA ANGKE
PULAU PARI DAN SEKITARNYA
118
Luas Pola Perjalanan
No. Klaster Kecamatan Kelurahan Pulau Pulau Daya Tarik Wisata pada Sasaran
(Ha) Pola Perjalanan Wisatawan
1 Tidung Kep. P. Pari Gundul 0.48 Pantai dan Laut Wisnus Studi
Seribu Flora dan Fauna Massal Remaja
Selatan TN & Kawasan Lindung Menengah ke Bawah
Pariwisata
2 Kep. P. Pari Kudus Lempeng 1.63 Pantai dan Laut Wisnus Studi
Seribu Flora dan Fauna Massal Remaja
Selatan TN & Kawasan Lindung Menengah ke Bawah
Pariwisata
3 Kep. P. Untung P. Pari 41.32 Pantai dan Laut Wisnus Remaja
Seribu Jawa Budaya Daerah Massal Dewasa
Selatan Aktivitas Ekonomi Menengah ke Bawah
Camping ground Berlibur
4 Kep. P. Pari P. Karang Kudus 0.90 Fotografi Wisnus Berlibur
Seribu Pantai dan Laut Massal Remaja
Selatan Menengah ke Bawah
5 Kep. P. Pari P. Kongsi 0.76 Fotografi Wisnus Berlibur
Seribu Pantai dan Laut Massal Remaja
Selatan Menengah ke Bawah
6 Kep. P. Untung P. Tikus 1.20 Fotografi Wisnus Berlibur
Seribu Jawa Pantai dan Laut Massal Remaja
Selatan Menengah ke Bawah
7 Kep. P. Pari P. Tengah 5.40 Pantai dan Laut Wisnus Berlibur
Seribu Massal Remaja
Selatan Menengah ke Bawah
120. POLA PERJALANAN SPASIAL DARI MUARA ANGKE
PULAU LANCANG BESAR DAN SEKITARNYA
120
Luas Pola Perjalanan
No. Klaster Kecamatan Kelurahan Pulau Pulau Daya Tarik Wisata pada Sasaran
(Ha) Pola Perjalanan Wisatawan
1 Tidung Kep. P. Pari P. Lancang Besar 15.13 Pantai dan Laut Wisman Menengah ke Atas
Seribu Kuliner rajungan dan Wisnus Remaja
Selatan ikan teri Terbatas Dewasa
Menengah ke Bawah
2 Kep. P. Untung P. Pari 41.32 Pantai dan Laut Wisnus Remaja
Seribu Jawa Budaya Daerah Massal Dewasa
Selatan Aktivitas Ekonomi Menengah ke Bawah
Camping ground Berlibur
3 Kep. P. Pari P. Bokor 18.00 TN & Kawasan Lindung Wisnus Remaja
Seribu Pariwisata Terbatas
Selatan Menengah ke Bawah
4 Kep. P. Pari P. Lancang Kecil 11.03 Pantai dan Laut Wisnus Berlibur
Seribu Massal Remaja
Selatan Menengah ke Bawah
5 Kep. P. Untung P. Laki 14.25 Pantai dan Laut Wisnus Berlibur
Seribu Jawa Massal Remaja
Selatan Menengah ke Bawah
122. POLA PERJALANAN SPASIAL DARI MARINA ANCOL
PULAU AYER BESAR DAN SEKITARNYA
122
Luas Pola Perjalanan
No. Klaster Kecamatan Kelurahan Pulau Pulau Daya Tarik Wisata pada Sasaran
(Ha) Pola Perjalanan Wisatawan
1 Tidung Kep. Seribu P. Untung P. Kelor 2.00 Pantai dan Laut Wisnus
Selatan Jawa Kawasan Budaya, Sejarah & Massal
Arkeologis Menengah ke Bawah
Studi
Remaja
2 Kep. Seribu P. Untung P. Cipir 1.60 Pantai dan Laut Wisnus
Selatan Jawa Kawasan Budaya, Sejarah & Massal
Arkeologis Menengah ke Bawah
Studi
Remaja
3 Kep. Seribu P. Untung P. Onrust 12.00 Pantai dan Laut Wisnus
Selatan Jawa Kawasan Budaya, Sejarah & Massal
Arkeologis Menengah ke Bawah
Studi
Remaja
4 Kep. Seribu P. Tidung P. Ayer Besar 6.50 Pantai dan Laut Wisman
Selatan Hotel dan Kawasan Wisata Wisnus
Massal
Menengah ke Atas
Berlibur
Remaja
Dewasa
Orang Tua
124. POLA PERJALANAN TEMATIK
124
No. Klaster Pola Perjalanan No. Klaster Pola Perjalanan
1 Selatan S 1 S 10 S 19 S 28 13 Tengah T 4 T 16 T 28 T 40
2 S 2 S 11 S 20 S 29 14 T 5 T 17 T 29 T 41
3 S 3 S 12 S 21 S 30 15 T 6 T 18 T 30 T 42
4 S 4 S 13 S 22 S 31 16 T 7 T 19 T 31 T 43
5 S 5 S 14 S 23 S 32 17 T 8 T 20 T 32 T 44
6 S 6 S 15 S 24 S 33 18 T 9 T 21 T 33 T 45
7 S 7 S 16 S 25 S 34 19 T 10 T 22 T 34 T 46
8 S 8 S 17 S 26 S 35 20 T 11 T 23 T 35
9 S 9 S 18 S 27 S 36 21 T 12 T 24 T 36
10 Tengah T 1 T 13 T 25 T 37 22 Utara U 1 U 6 U 11 U 16
11 T 2 T 14 T 26 T 38 23 U 2 U 7 U 12 U 17
12 T 3 T 15 T 27 T 39 24 U 3 U 8 U 13 U 18
126. RANGKUMAN POLA PERJALANAN
SPASIAL DAN TEMATIK
126
Jenis Jenis
No. Pola Klaster Pola Perjalanan No. Pola Klaster Pola Perjalanan
Perjalanan Perjalanan
1 Spasial Selatan Muara Angke - Tidung 19 Tematik Selatan S 7 S 16 S 25 S 34
2 Muara Angke - Pari 20 S 8 S 17 S 26 S 35
3 Muara Angke - Lancang Besar 21 S 9 S 18 S 27 S 36
4 Marina - Bidadari - Rambut 22 Tengah T 1 T 13 T 25 T 37
5 Marina - Bidadari (Sejarah) 23 T 2 T 14 T 26 T 38
6 Marina - Ayer Besar (Sejarah) 24 T 3 T 15 T 27 T 39
7 Marina - Ayer Besar 25 T 4 T 16 T 28 T 40
8 Tengah Muara Angke - Sepa 26 T 5 T 17 T 29 T 41
9 Muara Angke - Pramuka 27 T 6 T 18 T 30 T 42
10 Muara Angke - Harapan 28 T 7 T 19 T 31 T 43
11 Utara Muara Angke - Sebaru 29 T 8 T 20 T 32 T 44
12 Muara Angke - Hantu 30 T 9 T 21 T 33 T 45
13 Tematik Selatan S 1 S 10 S 19 S 28 31 T 10 T 22 T 34 T 46
14 S 2 S 11 S 20 S 29 32 T 11 T 23 T 35
15 S 3 S 12 S 21 S 30 33 T 12 T 24 T 36
16 S 4 S 13 S 22 S 31 34 Utara U 1 U 6 U 11 U 16
17 S 5 S 14 S 23 S 32 35 U 2 U 7 U 12 U 17
18 S 6 S 15 S 24 S 33 36 U 3 U 8 U 13 U 18
128. Pembangunan Klaster Utara Pulau Sebira sebagai
Gerbang Utara Kepulauan Seribu
1. Posisi Pulau Sebira lebih dekat dengan wilayah Provinsi Lampung
dibandingkan dengan daratan DKI Jakarta.
2. Kondisi kawasan perairan dan pantai masih sangat terjaga, dimana
hamparan pasir putih bersih terbentang di sepanjang bibir
pantainya.
3. Merupakan salah satu dari 11 pulau permukiman di Kepulauan
Seribu dengan mayoritas penghuninya merupakan penduduk etnis
Bugis yang bermata pencaharian sebagai nelayan. Oleh karenanya,
kegiatan jual beli ikan, pengolahan ikan hingga pembuatan kapal
merupakan salah satu kegiatan yang kental di Pulau Sebira.
4. Keindahan alam dan pantainya yang tidak jarang dijadikan destinasi
snorkling oleh wisatawan.
5. Memiliki bangunan peninggalan sejarah yakni mercusuar
Noordwachter yang menjulang di bagian pesisir pulau.
128
130. 130
Pada bagian depan akan dibangun Land Mark berupa Gates yang
tinggi sebagai icon Pulau Sebira yang menjadi Gerbang Utara
Kepulauan Seribu. Hal ini sekaligus sebagai land mark atau ciri
khas penanda Pulau Sebira yang tidak ada pada pulau-pulau
lainnya.
Di malam hari, land mark tulisan Pulau Sebira ini disinari lampu
warna warni sehingga menjadi wisata malam yang menarik bagi
pengunjung untuk berfoto dan hangging out (nongkrong) di
sekitarnya. Demikian pula tenda-tenda (canopy) dari serat fiber akan
disinari dengan lampu warna-warni sehingga menambah keindahan
Pulau Harapan di malam hari.
Adapun Konsep Gates sendiri mengambil ide dasar dari layar kapal
yang berkibar.
Atap dermaga terbuat dari serat fiber dan rangka dari stainless
steel. Peggunaan serat fiber ini agar mudah perawatannya. Umur
pakainya sekitar 15 tahun ,dan saat itu kita tinggal mengganti layar
fiber nya saja.
PEMBANGUNAN KLASTER UTARA PULAU SEBIRA
136. 136
FOKUS / KUNCI
PERANCANGAN PEMBANGUNAN
PULAU PRAMUKA
WISATA KULINER
TANJUNG
PENGANTIN
FOKUS PERANCANGAN PEMBANGUNAN
137. WISATA KULINER TANJUNG PENGANTIN
137
Pembangunan food court atau wisata kuliner yang
berlokasi Pulau Pramuka ini berlokasi di sekitar Taman
Tanjung Pengantin, untuk memudahkan wisatawan
untuk mencari aneka masakan seperti ikan bakar/
seafood, aneka makanan ringan tradisional Pulau
Pramuka dan sebagainya.
Model bangunan food court atau wisata kuliner ini masih
mengadopsi bangunan tradisional betawi yaitu dengan
menambahkan ornamen sisir gantung/gigi balang dan
langkan.
141. Pengembangan Wisata Outbound
Terdapat potensi yang dapat dikembangkan sehingga pengembangan pada
kawasan ini dapat lebih berkembang dengan menambahkan fasilitas berupa
sarana dan prasarana yang belum ada yaitu berupa:
1. Pembangunan Zona Outbond dan falitasnya berupa area flying folk,
penuh tantangan dan lebih menarik karena menggunakan media laut
sebagai wahananya, ditambahkan adanya fasilita spendukung berupa
area bermain anak, gazebo, jalur pedestrian yang diberikan kanopi;
2. Pembangunan wahana budidaya bakau yang ditambahkan fasilitas jalur
pedestrian sehingga pengunjung dapat menggunakan fasilitas ersebut
untuk menikmati wahana pohon bakau;
3. Peningkatan fasilitas berupa sarana dan prasarana dengan menambah
fasiltas untuk ruang tunggu bagi pengunjung, dan adanya
sign/penunjuk arah serta billboard untu menggambarkan kondisi wisata
di Pulau Pari. Juga adanya Ruang Wista untuk melayani fasilitas wisata
yang dibutuhkan di Pulau Pari.
141