1. Rasulullah saw memiliki sifat-sifat yang baik dalam bergaul dengan masyarakat, seperti penampilan luar dan cara berjalan, makan, bicara, serta berpoligami untuk menyebarkan agama dan mendekatkan hubungan antar suku.
2. Beliau menjaga penampilan luar agar tidak menyinggung masyarakat dan menunjukkan kemaskulinan. Cara berjalannya cepat namun tenang.
3. Rasulullah saw memperlakuk
2. • ْلاَوللَّهَ لاَو ْلاَو ا وجُ و رُْج يَ لاَو ْلاَونَ لاَو كناَ لاَو ْلاَونُْج مَ لاَو لِم ْلاَوةٌ لنَ لاَوسَ لاَو حَ لاَو ْلاَوةٌ ل وَ لاَو سُْج أُ و ْلاَوللَّهِم ْلاَو الِم س وُ و رَ لاَو ْلاَو يفِم ْلاَومُْج كُ و لَ لاَو ْلاَونَ لاَو كناَ لاَو ْلاَودُْج قَ لاَولَ لاَو
) ْلاَوارًا ثريِمكَ لاَو ْلاَوللَّهَ لاَو ْلاَو ارَ لاَو كَ لاَو ذَ لاَووَ لاَو ْلاَورَ لاَو خِم لُْج ْلاَو امَ لاَو وُْج ريَ لاَولُْجاوَ لاَو21(
• Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah
itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi
orang yang mengharap (rahmat) Allah dan
(kedatangan) hari kiamat dan dia banyak
menyebut Allah. (QS. Al Ahzab : 21)
3. Adalah tampilan luar yang tampak dalam diri Rasulullah
saw ketika bergaul dengan manusia, seperti
pakaiannya, perhiasannya dan sebagainya. Diantara
hak masyarakat dari setiap individu anggotanya
adalah tidak merusak kecenderungan umum dengan
bentuk penampilan luar mereka. Rasulullah saw
manusia yang paling menghormati kecenderungan
umum. Beliau tidak menampakkan penampilan yang
diingkari oleh masyarakat. Beliau salah seorang
manusia yang bernampilan paling bagus.
4. Janggutnya : Amr bin Syuaib, dari ayahnya, ayahnya
dari kakeknya, menyebutkan ,”Rasulullah saw
selalu memotong janggutnya, memotong lebar atau
panjangnya.” (HR. At Tirmidzi). Yang pasti ,
janggut Rasulullah tidak lebih dari segenggam
tangan. Ada dua tafsiran, pertama: beliau saw
memotong panjangnya tidak lebih dari segenggam
tangan sebagaimana hadits riwayat tirmidzi.
Kedua; pertumbuhan janggutnya berhenti ketika
seukuran dengan segenggam tangan dan tidak
melebihinya. Berdasarkan itu sebagian besar ahli
fiqih berpendapat sunnahnya panjang janggut itu
segenggam tangan.
5. Kumisnya : Rasulullah saw memotong kumisnya supaya
tidak sampai pada bibirnya sehingga tidak merusak
pandangan ketika makan. Rambut kepalanya :
sebagian besar panjangnya mencapai dua bahunya.
Kadang-kadang memotongnya hingga tidak sampai
sebahu. Selalu membersihkan dan menyisir. Beliau
mengurai rambut bagian depan, tetapi tidak lama
kemudian membereskannya setelah melihat ahli kitab
mengurai rambut bagian depan. Aisyah menyebutkan
cara beliau menyisir rambutnya ,”Jika aku menyisir
rambut Rasulullah saw , aku memulai dari ubun-
ubunnya dan menurunkan rambut bagian depan
diantara dua matanya.”
6. Pakaian beliau saw memiliki tiga karakter . Pertama :
ditujukan untuk mencari ridho Allah swt yaitu tidak
menyingkap aurontya dan tidak transparan, jauh dari
sifat berlebihan yang dicela Allah swt. Kedua : tidak
mengurangi maskulinitasnya. Pakaian yang mengurangi
kejantanan adalah pakaian yang meyerupai pakaian
perempuan dan orang kafir baik dari segi warna ataupun
jahitan, seperti warna merah yang selalu melekat dengan
orang kafir. Dalam Shahih Bukhari diriwayatkan ,”
Rasulullah saw melarang memakai celana berwarna
merah.” Tetapi beliau saw membolehkan wanita
berpakaian warna merah.
7. Ketiga ; tidak dipandang buruk oleh masyarakat.
Semua pakaian beliau adalah pakaian yang biasa
dipakai oleh masyarakat yang didiami Rasulullah
saw sehingga tidak tampak celaan masyarakat
terhadapnya. Juga tidak menetapkan odel khusus
yang disukainya; tiada lain untuk merealisasikan
persamaan yang dengannya Allah mengutus
beliau . Karena itulah ketika ada orang masuk,
sedang belaiu berada di tengah shahabatnya maka
orang tersebut tidak mengenalinya dan dia kan
berkata,” Mana orangnya yang bernama
Muhammad itu.”
8. • Mengandung sifat keseriusan, kekuatan, dan maskulinitas. Cepat dan
tenang. Abu Hurairah berkata,” Aku belum pernah melihat orang yang
lebih cepat jalannya daripada Rasulullah saw, seolah bumi akan
melibasnya. Kami bersusah payah mengikutinya tetapi beliau tidak
mempedulikannya.” (HR. At Tirmidzi).
• Postur tubuh beliau agak condong ke depan dan bergoyang. Ali ra
berkata : “Rasulullah saw jika berjalan beliau bergoyang dengan kuat, dan
jika berpindah langkah , beliau melangkah dengan kuat, yakni kakinya
terangkat dari bumi secara keseluruhan. Ini menunjukkan cara berjalan
orang yang memiliki keinginan dan keberanian yang kuat.” (HR. At
Tirmidzi)
• Diriwayatkan, Rasulullah saw jika berjalan, para shahabat berjalan di
depannya dan meninggalkan punggungnya bagi para malaikat. (HR. Ibnu
Majah).
3. Cara Rasulullah saw berjalan
9. 4. Cara Rasulullah saw buang hajat.
• Jika akan memasuki tempat buang hajat beliau membaca :
ثِ ئِبئاَئاخَئا لْخولاَئا ثوِ بُِثخُِث لْخنو لاْخ مِ كوَئا بِ ذوُِثعذوُِث أَئا ونأ يِّيإِ ومَّ هُِث لَّ للا
Dan jika sudah selesai beliau membaca :
كَئا نَئارلاَئا فْخغُِث
Beliau tidak menyingkapkan aurotnya hingga dengan bumi.tidak
kencing kecuali dalam keadaan duduk karena lebih tertutup.
Membersihkan najis dengan air , kecuali kalau sulit
mendapatkan air beliau menggunakan batu.
10. Rasulullah saw orang yang paling manis
ucapannya dan paling enak perkataannya.
Aisyah berkata : “ Rasulullah saw tidak pernah
berkata-kata dengan cepat seperti kalian
sekarang ini, akan tetapi , beliau berkata
dengan perkataan yang sangat jelas dan rinci,
yang bisa dipahami teman duduknya.” (HR At
Tirmidzi).
11. 6. Cara Rasulullah saw makan.
Senantiasa menyebut asma Allah ketika
memulai makan. Tidak pernah mencela
makanan. Menggunakan tiga jari. Memakan
makanan yang ada di depannya dan tidak
memakan makanan yang ada di depan orang
lain. Menydahi makannya tidak terlalu kenyang.
Jika selesai makan belaiu menjilati jari-jarinya,
ini termasuk sarana membersihkan, kemudian
memuji Allah.
12. Rasulullah saw sebagai seorang suami
1. Poligami
Beliau boleh menikahi perempuan lebih dari empat orang.
Sebab-sebab yang menuntut beliau saw berpoligami ada dua
jenis: sebab umum dan sebab khusus.
Sebab umum : poligami sudah dipandang hal biasa di
masyarakatnya. Jarang di dapati laki-laki yang hanya membatasi
satu istri. Sedangkan Allah swt telah menanamkan rasa cinta
dalam hati Rasul kepada wanita.
13. Beliau saw bersabda :
ةِلَِةا صَّ ال ف يِ ن يِيِْنعَِةا ةُ َعرَّ قُ َع لَِةا عِ جُ َع وَِةا بُ َع طيِّ والَِةا ءُ َع سءاَِةا نِّال يءاَِةانِْندُّال نِْن مِ يَّ لَِةاإِ بَِةا بِّحُ َع
Aku diciptakan dalam keadaan mencintai wanita dan menyukai
wewangian serta dijadikan mataku sejuk terhadap sholat. (HR An
Nasa’i)
Inilah yang mendorong beliau memperbanyak istri guna
merealisasikan dua manfaat : pertama , penyampaian dakwah
dikalangan wanita. Kedua, menciptakan hubungan perkawinan
antara quraisy dan kabilah arab lainnya untuk mendekatkan jarak
antara beliau dengan mereka, serta untuk merentangkan jemabatan
penghubung guna menghilangkan permusuhan.
14. Sebab khusus : Khadijah ra , bisa karena kemuliaan di tengah
kaumnya, atau kecerdasan akalnya, kekayaannya atau yang lain.
Aisyah ra , karena perintah Allah swt melalui mimpi. Saudah binti
Zam’ah, untuk menolong karena tidak punya penopang keluarga.
Zainab binti Jahsy , karena perintah Allah swt untuk menghapus
hukum anak angkat. Umu Salamah ra, karena Rasulullah kasihan
dengan kondisinya kemudian menikahinya guna menanggung
anak-anaknya. Hafshah binti Umar bin Khaththab, karena untuk
menghibur hati shahabatnya. Ummu Habibah (Ramlah) binti Abu
Shofyan, Rasulullah menikahinya untuk menyelamatkannya dari
keendiriannya dan agar menjadi jembatan antara dirinya dengan
ayahnya (Abu Shofyan pembesar Makkah). Zainab binti
Khuzaimah beliau saw menikahinya sebagai penghormatan
untuknya karena sifatnya yang terpuji (ummul masakin), dan
menolongnya atas dasar kebaikan. Maimunnah bin al Harits , untuk
menghormati perasaannya dan menikahinya. Juwairiyyah binti al
Harits, untuk mendorong kaum muslim membebaskan tawanan
perang mereka. Shofiyyah binti Huyay bin Akhthab, untuk
memuliakannya.
15. 2. Rasulullah saw di antara istri-istrinya
1. Rasulullah saw memiliki sembilan istri.
2. Membagi dua hal diantara para istrinya, waktu menginap dan nafkah.
3. Berkenaan dengan masalah jima’ beliau saw tidak menyamakan hal itu
diantara para istrimya.
4. Sangat memperhatihatikan keistimewaan individual para istrinya.
5. Tidak pernah terlihat kurang dalam membantu istrinya dalam pekerjaan
rumah tangga.
6. Jika pulang dari perjalanannya suka memberitahu keluarganya perihal
kedatangannya.
16. 3. Beberapa kesulitan yang dihadapi
Rasulullah saw sebagai seorang suami
Kategori pertama : permasalahan ekonomi
Kategori kedua : yang disebabkan kecemburuan
diantara para istrinya.
Kategori ketiga : yang disebabkan kedengkian
pada Islam dan Rasulullah saw.
17. • Rasulullah saw sebagai majikan
• Rasulullah saw di tengah-
tengah masyarakat.
• Pergaulan Rasulullah saw di
tengah masyarakat.
• Upaya Rasulullah saw meraih
dukungan masyarakat